OPERASI BILANGAN DENGAN MATHEMAGICS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPERASI BILANGAN DENGAN MATHEMAGICS"

Transkripsi

1 OPERASI BILANGAN DENGAN MATHEMAGICS Rozi Fitriza Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang Abstract: Mastery of the basic concepts of number operations which include addition, subtraction, multiplication and division, our students are still low. Teachers of primary and secondary schools mentioned that constraints our students in solving mathematical problems and counting in other subjects, are the low capability of basic of number operations. So far, Learning has not provided an effective ways for students to understand the basic operations of numbers. The drill method and mechanistic calculation tends to make students memorize, without understand the meaning and do. Mathemagics is a new approach in learning of mathematics, that takes attention the psychological aspects, how the brain works and the personality of students. With Mathemagics, basic calculations will be easier and simpler, so create the atmosphere of learning math fun. Key words: number operations, mathemagics, fun Abstrak: Penguasaan konsep dasar operasi bilangan yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, siswa masih rendah. Guru-guru sekolah dasar dan menengah menyebutkan bahwa kendala siswasiswa dalam menyelesaikan persoalan matematika dan persoalan hitungan di bidang lain, adalah rendahnya kemampuan operasi dasar bilangan KaBaTaKu (Kali, Bagi, Tambah, Kurang). Pembelajaran selama ini, belum memberikan cara yang efektif untuk siswa menguasai operasi dasar bilangan. Pembelajaran dengan metode drill dan perhitungan mekanistik membuat siswa cendrung menghafal, tanpa tahu makna yang dihafal dan dilakukan. Mathemagics adalah cara pandang baru dalam pembelajaran matematika, yang memperhatikan aspek-aspek psikologis, cara kerja otak dan kepribadian siswa. Dengan Mathemagics pengerjaan hitungan dasar akan menjadi lebih mudah dan sederhana, sehinggga tercipta suasana pembelajaran matematika yang menyenangkan. Kata kunci: operasi bilangan, mathemagics, menyenangkan A. Pendahuluan Bilangan dan operasinya adalah materi dasar yang wajib dikuasi siswa dengan baik. Bila konsep dasar matematika ini belum terkuasai dengan baik maka akan kesulitan untuk memahami materi matematika selanjutnya. Hasil survei pendahuluan terhadap guru-guru sekolah menengah, kebanyakan guru mengeluh tentang banyaknya siswa yang tidak bisa operasi pada bilangan. Bahkan siswa tidak hafal perkalian bilangan asli satuan. Sehingga hal ini menghambat dalam proses kegiatan belajar mengajar matematika (Mujib, 2013). Proses pembelajaran matematika yang ba-ik mempunyai tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan perkembang anak. Pada level dasar, pembelajaran harus dimulai dari sesuatu yang konkret dan perlahan-lahan menuju pemahaman yang abstrak atau yang simbolis. Selain itu, unsur-unsur psikologi pembelajaran juga perlu diperhatikan. Untuk itu seyogyanyalah guru-guru melaksanakan pembelajaran yang mampu memberikan efek yang baik bagi penguasaan konsep siswa dengan tetap memperhatikan kenyamanan belajar. Mathemagics ditawarkan untuk menciptakan pembelajaran matematika yang gembira dan menyenangkan. Dalam Mathemagics siswa diajarkan trik-trik cepat perhitungan dasar, sehingga mengatasi kesulitan siswa dalam pengerjaan operasi hitung. Cara ini tetap memperhatikan konsep-konsep bilangan dan operasinya, yang disajikan secara sederhana dan menarik. B. Pembahasan Menurut Setyono (2007: 8) mathemagics adalah suatu metode dan cara pandang baru terhadap matematika, terutama dalam cara penyampaian materi. Materi disajikan dengan cara yang gembira, konkret dan memperhatikan aspek-aspek psikologis, cara kerja otak, gaya belajar, dan keperibadian anak didik. 336

2 337 Jurnal Tarbiyah al-awlad, Volume IV, Edisi 1, hlm Setyono (2007: 8) mengungkapkan bahwa mathemagics juga merupakan metode pengerjaan hitungan dasar, yaitu perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, pecahan, perpangkatan serta penarikan akar yang diberikan dengan cara yang sederhana sehingga bisa dikerjakan dengan cepat. Dengan mathemagics, pengerjaan hitungan dasar akan menjadi jauh lebih mudah dan sederhana sehingga akan tertanam suatu kesan awal bahwa matematika itu mudah dan menyenangkan. Tujuan mathemagics menurut Setyono (2007: 5-9) adalah: 1. Meningkatkan kecintaan siswa untuk belajar matematika. 2. Menghilangkan prasangka bahwa matematika itu sulit dan tidak bisa ditaklukan. 3. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. 4. Mempermudah siswa dalam berhitung. Dalam mathemagics ada beberapa teknik yang bisa dipakai diantaranya sebagai berikut: 1. Penjumlahan a. Menjumlah dengan menggunakan bilangan referensi (basis) Menjumlah sederetan angka dengan menggunakan suatu bilangan sebagai referensi dan menghitung penyimpangan bilangan lainnya terhadap bilangan referensi tersebut. Sepasang bilangan yang penyimpangannya sama tetapi berlawanan tanda, dicoret (22=2 lebihnya dari 20) (23=3 lebihnya dari 20) 19-1 (19=1 kurangnya dari 20) (24=4 lebihnya dari 20) 17-3 (17=3 kurangnya dari 20) (23=3 lebihnya dari 20) 16-4 (16=4 kurangnya dari 20) 18-2 (18=2 kurangnya dari 20) = = Ada 8 angka yang harus dijumlah dengan bilangan referensi 20. Penyimpangan yang sama besar tetapi berlawanan tanda dicoret (Setyono, 2007: 65). b. Menjumlah dengan konsep penjumlahan bilangan ganjil 1+ 3 = 4 = = 9 = = 16 = = 25 = 5 2 (Setyono, 2007: 68) Perhatikan contoh berikut! Soal di samping bisa dituliskan kembali dengan urutan seperti ini : = =25 20 = Pengurangan dengan menjumlahkan Tentukan selisih pengurang dan yang akan dikurangkan terhadap bilangan referensi (basis) tertentu dan jumlahkan hasil selisih tersebut (Setyono, 2007: 72). Contoh a = Langkah 1: pilih angka 100 sebagai basisnya. Langkah 2: cari selisih antara 144 dengan 100, maka = 44 Langkah 3: cari selisih antara 98 dengan 100, maka = 2 Langkah 4: jumlahkan hasil selisihnya, maka = 46 Jadi = 46 b = Langkah 1: pilih angka 200 sebagai basisnya.

3 Rozi Fitriza: Operasi Bilangan dengan Mathemagics 338 Langkah 2: cari selisih antara 245 dengan 100, maka = 45 Langkah 3: cari selisih antara 189 dengan 100, maka = 11 Langkah 4: jumlahkan hasil selisihnya, maka = 56 Jadi = Perkalian a. Perkalian angka nol (0) dan angka satu (1) Semua bilangan, dikalikan 0 (nol) hasilnya pasti nol. Nol (0), dikalikan berapapun hasilnya nol (0) (Pramono dan Tara, 2009: 3). 5 0 = = 0 Perkalian angka satu (1) Semua bilangan yang dikalikan satu hasilnya adalah bilangan itu sendiri (Pramono dan Tara, 2009: 5) = x 1 = b. Perkalian dengan satuan 1 Perkalian dengan satuan 1, yaitu dengan mengalikan angka puluhan dan menambahkan dengan bilangan (Pramono dan Tara, 2009: 13). 1) 5 11 =... Langkah 1: Kalikan 5 dengan puluhan pengali yaitu 10, jadi 5 10 = 50 Langkah 2: Jumlahkan hasil cara pertama dengan angka yang dikali, yaitu = 55 Jadi 5 11 = 55 2) 7 x 21 = Langkah 1: Kalikan 7 dengan puluhan pengali yaitu 20, jadi 7 20 = 140 Langkah 2: Jumlahkan hasil cara pertama dengan angka yang dikali, yaitu = 147 Jadi 7 21 = 147 c. Perkalian dengan angka ajaib 10, 100, ) 5 10 =... Langkah 1: Kalikan 5 dengan angka puluhan pengali, yaitu 5 1 = 5 Langkah 2: Tambahkan 1 buah angka 0 di belakang hasil langkah pertama. Jadi 5 10 = 50 2) =... Langkah 1: Kalikan 789 dengan angka puluhan pengali, yaitu = 789 Langkah 2: Tambahkan 2 buah angka 0 di belakang hasil langkah pertama. Jadi = (Pramono dan Tara, 2009: 19). Perkalian dengan banyak angka 0 1) 20 x 30 = Langkah 1: Kalikan angka puluhan yang dikali dengan puluhan pengali, yaitu 2 3 = 6 Langkah 2: Tambahkan 2 buah angka 0 di belakang hasil cara pertama. Jadi = 600 2) =... Langkah 1: Kalikan angka puluhan yang dikali dengan ratusan yang pengali, yaitu 4 2 = 8 Langkah 2: Tambahkan 3 buah angka 0 di belakang hasil cara pertama. Jadi = 8000 (Pramono dan Tara, 2009: 23). 1) Langkah yang sama dapat dilakukan untuk perkalian yang melibatkan banyak angka 0. Perkalian decimal dengan banyak angka 0 Caranya dengan menggeser koma ke kanan sebanyak angka nol yang ada (Pramono dan Tara 2009: 25).

4 339 Jurnal Tarbiyah al-awlad, Volume IV, Edisi 1, hlm ,23 10 = 22,3 (geser koma ke kanan 1 kali) 3,75 10 = 37,5 (geser koma ke kanan 1 kali) 6, = 675,41 (geser koma ke kanan 2 kali) 0, = 754,1 (geser koma ke kanan 3 kali) d. Perkalian bilangan 1000-an Langkah 1: tambahkan bilangan pertama dengan satuan bilangan kedua dan kalikan dengan Langkah 2: cari selisihnya dari 1000 dan kalikan. Langkah 3: jumlahkan hasil langkah 1 dan langkah 2 (Pramono dan Tara, 2009: 103). 1 2 = = = = = = = = = = = 8 = e. Perkalian bilangan kembar dengan bilangan lain yang angka penyusunnya berjumlah 10. Contohnya bilangan 73, bilangan penyusunnya adalah 7 dan 3. Jumlah 7 dan 3 adalah 10. Caranya, bulatkan bilangan berjumlah 10 ke atas (puluhan terdekat), kemudian kalikan nilai puluhan dengan puluhan dan satuan dengan satuan (Pramono dan Tara, 2009: ) 1) = Kalikan 4 pertama dengan 8 (pembulatan ke atas 7) = 32. Kemudian kalikan 4 kedua dengan 3 (nilai satuan 73) = 12. Sehingga = ) = Kalikan 5 pertama dengan 9 (pembulatan ke atas 8) = 45. Kemudian kalikan 5 kedua dengan 2 (nilai satuan 82) = 10. Sehingga = 4510 f. Perkalian bilangan yang puluhannya sama dan satuannya berjumlah 10. 1) = Kalikan 3 pertama dengan 4 (pembulatan ke atas 3) = 12. Kemudian kalikan 4 kedua dengan 6 (nilai satuan 36) = 24. Sehingga = ) =. Kalikan 6 pertama dengan 7 (pembulatan ke atas 6) = 42. Kemudian kalikan 3 kedua dengan 7 (nilai satuan 67) = 21. Sehingga = 4221 g. Perkalian dengan bilangan mendekati 100 Ide dasar: menetapkan suatu bilangan sebagai referensi dan menghitung selisihnya ke bilangan yang dicari, dengan cara ini cukup diperlukan kemampuan perkalian 2,3, dan 4 (Setyono, 2007: 76) = = = 2 Langkah 1: Karena soalnya maka kita memilih 100 sebagai basis yang terdekat. Langkah 2: Lalu tentukan berapa kurangnya 99 dari 100 dan 98 dari 100 yaitu -1 dan -2 Langkah 3: Setelah itu lakukan penjumlahan/pengurangan secara menyilang, misal 99-2 = 97. Atau 98-1 = 97. Lakukan salah satu, hasilnya pasti sama. Langkah 4: kalikan 97 dengan 100 (angka referensi) = 9700

5 Rozi Fitriza: Operasi Bilangan dengan Mathemagics 340 Langkah terakhir -1 (-2) = +2, tambahkan angka ini dengan 9700 yaitu 9702 h. Perkalian angka 11 dengan angka sembarang 1) Perkalian tiga digit angka dengan angka 11 a) =. Langkah 1: Perhatikan angka soalnya yaitu 245 Langkah 2: Maka tulislah lagi angka soal tersebut dengan diberi angka 0 (nol) sebagai satuan. Jadi tertulis 2450 Langkah 3: Kemudian jumlahkan dengan angka soal itu sendiri. Jadi formulanya adalah = 2695 b) = Langkah 1: Perhatikan angka soalnya! Angka soalnya adalah 749 Langkah 2: Tambahkan 0 (nol), maka berubah menjadi 7490 Langkah 3: Jumlahkan dengan angka soal. Jadi = ) Perkalian empat digit angka dengan angka x 11 =. Langkah 1: Tulis kembali angka soalnya. Angka soalnya adalah 3456 Langkah 2: Tambahkan 0 (nol) sebagai satuan. Menjadi Langkah 3: Jumlahkan dengan angka soal = ) Perkalian lima digit angka dengan angka =. Langkah 1: Tulis kembali angka soalnya. Angka soalnya adalah Langkah 2: Tambahkan 0 (nol) sebagai satuan. Menjadi Langkah 3: Jumlahkan dengan angka soal = ) Perkalian angka 11 dengan dua digit angka yang sama Perkalian angka 11 dengan dua digit angka yang sama ada 2 cara, yaitu: a) Cara pertama Khusus untuk dua digit angka pengali 11, 22, 33, dan x 22 = Langkah 1: Pertama jumlahkan dua digit angka pengali tersebut. Angka 22, terbangun dari dua angka yang sama yaitu angka 2. Berarti, = 4 Langkah 2: Setelah itu, tulis kembali dua digit angka pengali tersebut, tetapi sisipkan hasil penjumlahannya di tengah-tengah angka. Jadi, hasilnya 242. b) Cara yang kedua Khusus untuk dua digit pengali 55, 66, 77, 88, dan =.. Langkah 1: Pertama lakukan teknik perkalian seperti di atas, = 10. Berarti langsung ditulis Tetapi ini bukanlah hasil akhirnya. Langkah 2: Perhatikan deret angka yang tercipta, Jumlahkan angka-angka pada deret pertama dan kedua. Dalam hal ini adalah angka 5 dan 1. Penjumlahan = 6. Langkah 3: Angka 6 langsung menggantikan posisi angka 5 dan 1. Maka hasil akhirnya adalah ) Perkalian angka 11 dengan tiga digit angka sama a) =.. Langkah 1: Tulis kembali angka pengali tersebut. Dalam hal ini 222. Langkah 2: Lalu tulislah lagi dua angka dari tiga digit angka pengali tersebut. Yaitu 2. Kemudian jum-

6 341 Jurnal Tarbiyah al-awlad, Volume IV, Edisi 1, hlm lahkan angka-angka tersebut Hasilya adalah 244. Ini bukanlah hasil akhir. Langkah 3: Untuk hasil akhirnya tuliskan lagi satu angka dari angka pengali pada hasil penjumlahan tersebut sebagai satuan. Dalam hal ini berarti agka 2. Jadi hasil akhirnya adalah b) = Langkah 1: Jumlahkan = 366 Langkah 2: Kemudian tulislah lagi satu digit angka pengali pada hasil penjumlahan sebagai satuan. Yaitu angka 3. Hingga menjadi Maka = 3663 (Nugroho, 2008: 22-30) i. Perkalian dua digit angka puluhan 1) Perkalian antara 11 sampai 19 a) =.. Langkah 1: Pastikan meletakkan angka terbesar di sisi sebelah kiri atau posisi paling atas dari ingatan kita. Dalam contoh kali ini adalah angka 14. Langkah 2: Jumlahkan angka terbesar dengan angka satuan dari angka pengalinya. Dengan contoh, berarti = 16 Langkah 3: Hasil dari langkah kedua tadi kalikan dengan 10, maka = 160 Langkah 4: Kalikan angka satuan dari angka terkecil dengan angka satuan angka terbesar, yaitu 2 4 = 8 Langkah 5: Selanjutnya, jumlahkan hasil dari langkah 3 dan langkah 4. Berarti, = 168 Jadi 14 x 12 = 168 b) = Langkah 1: Tempatkan angka 15 di posisi paling atas, karena dalam contoh ini angka 15 merupakan angka terbesar. Langkah 2: = 18 Langkah 3: = 180 Langkah 3: 3 5 = 15 Langkah 4: = 195 Maka hasil akhir perkalian = 195 (Nugroho, 2008: 31-33). j. Perkalian angka 20-an = Langkah 1: Tambahkan angka kali dengan angka satuan angka pengali. Seperti contoh, maka = 28 Langkah 2: Hasilnya dikalikan dengan 20. Maka = 560 Langkah 3: Kemudian kalikan angka satuan dengan angka satuan. 4 4 = 16 Langkah terakhir adalah jumlahkan hasil pada langkah ke-2 dan ke-3. Maka = 576 (Nugroho, 2008: 52-53) k. Perkalian bilangan dengan 101 1) Perkalian 101 dengan 3 digit angka Untuk perkalian 101 dengan 3 digit angka, rumus yang dipakai adalah: x = ( a + a1 ) sambung a2 Keterangan: x = hasil perkalian a = bilangan yang dikalikan dengan 101 a1 = angka digit pertama a2 = gabungan antara digit 2 dan 3 (Premadi, 2008: 48) =. a a1 a Masukkan ke dalam rumus x = ( a + a1 ) sambung a2 = ( ) sambung 42 = 345 sambung 42 = Jadi = ) Perkalian 101 dengan 4 digit angka Untuk perkalian 101 dengan 4 digit angka, rumus yang dipakai adalah:

7 Rozi Fitriza: Operasi Bilangan dengan Mathemagics 342 x = ( a + a1 ) sambung a2 Keterangan: x = hasil perkalian a = bilangan yang dikalikan dengan 101 a1 = gabungan digit 1 dan 2 a2 = gabungan digit 3 dan 4 (Premadi, 2008: 52) =. A a1 a Masukkan ke dalam rumus x = ( a + a1 ) sambung a2 = ( ) sambung 29 = 3463 sambung 29 = Jadi = Pembagian a : 9 = Langkah 1: Digit pertama bilangan yang dibagi menjadi hasil bagi untuk digit pertama yaitu 1. Langkah 2: Tambahkan 2 dengan 1 hasilnya 3. Langkah 3: Tambahkan 3 dengan 3 hasilnya 6. Langkah 4: Tambahkan 1 dengan 6 hasilnya 7, yang merupakan sisa pembagian. Jadi, 1231 : 9 = 136, sisa 7 (Agustina, 2008: 67) b. 259 : 11 = / Langkah 1: Digit pertama bilangan yang dibagi menjadi hasil bagi untuk digit pertama yaitu 2. Langkah 2: Kurangkan 5 dengan 2 hasilnya 3. Langkah 3: Kurangkan 9 dengan 3 hasilnya 6, yang merupakan sisa pembagian Jadi, 259 : 11 = 23, sisa 6 (Agustina, 2008: 70) 5. Kuadrat a = 12 x 12 =... Cara: Langkah 1: Tambahkan bilangan pertama dengan satuan bilangan kedua. Hasilnya dikalikan dengan puluhan, yaitu 1 berarti 10. Langkah 2: Kuadratkan satuannya saja. Langkah 3: Jumlahkan hasil pada langkah 1 dan langkah 2. Langkah 1 : 10 (12 + 2) = 140 Langkah 2 : 2 2 = 4 Jumlah 1 dan b = 35 x 35 =... Cara: Langkah 1: Tambahkan bilangan pertama ke satuan bilangan kedua. Hasilnya dikalikan dengan puluhan, yaitu 3 berarti 30. Langkah 2: Kuadratkan satuannya saja. Langkah 3: Jumlahkan hasil pada langkah 1 dan langkah 2. Langkah 1 : 30 (35 + 5) = Langkah 2 : 5 2 = 25 Jumlah 1 dan Kuadrat khusus dengan satuan 1 atau 9 n 2 = (n-1) (n+1) = = = = = 48 x = 2401 (Pramono dan Tara, 2009: ) 2 3 / 6

8 343 Jurnal Tarbiyah al-awlad, Volume IV, Edisi 1, hlm Akar Kuadrat Pola Umum Pangkat 2 Angka yang Dipangkatkan S D T E L 1 2 = 1 1 = = 2 2 = = 3 3 = = 4 4 = = 5 5 = = 6 6 = = 7 7 = = 8 8 = = 9 9 = 81 atu embilan ua elapan iga ujuh mpat nam ima iima Satuan Hasil Pangkat Berdasarkan konsep di atas, dapat dengan mudah menentukan nilai akar kuadrat suatu bilangan. =. Karena akar dari 6 yang mendekati adalah 2, (2 2 ) = 4, akar yang satuannya 6 adalah atau 6, sehingga kemungkinan jawabannya adalah 24 atau 26. Cara menentukannya dengan menggunakan keistimewaan kuadrat dengan satuan 5, 25 2 = 625, karena , maka = 26 (Pramono dan Tara, 2009: ) 7. Akar pangkat tiga Cara cepat mencari akar pangkat 3 a. Ambil tiga angka dari belakang b. Tarik akar bilangan sisanya sebagai angka puluhan = 12 Karena setelah diambil 3 dari kanan, sisa 1 akar pangkat tiganya adalah 1. Dari tiga angka tersisa 728, kemungkinan akar pangkat tiganya hanya 2, sehingga = 12 (Pramono dan Tara, 2009: ) C. Penutup Mathemagics adalah suatu metode pembelajaran matematika yang menyenangkan, sehingga siswa tidak beranggapan lagi bahwa matematika itu mata pelajaran yang menakutkan. Dengan mathemagics siswa dapat dengan mudah menyelesaikan operasi hitung bilangan, dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap konsep bilangan dan operasinya. Mathemagics secara tidak langsung telah mengajarkan siswa konsep tentang bilangan referensi (basis), nilai tempat, unsur identitas dan istilah pembulatan. Keterkaitan konsepkonsep ini yang kadang kala terlupa oleh guru saat mengajarkan operasi hitung bilangan. Semisal konsep basis dan nilai tempat, sangat membantu siswa dalam mengerjakan hitung bilangan dengan cepat, sehingga kemampuan mencongak siswa terasah. Cara pandang yang digunakan oleh mathemagics ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran matematika, khususnya dalam materi operasi hitung bilangan. Kecintaan dan motivasi belajar matematika siswa meningkat, dengan diterapkannya mathemagics, sebagai salah satu metode pembelajaran.

9 Rozi Fitriza: Operasi Bilangan dengan Mathemagics 344 Referensi Agustina, Magic Matic s: 2 Cara Kreatif Matematika, Yogyakarta, Mujib, Abdul dkk, Upaya Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Operasi Perkalian dengan Metode Latis, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika UNY, 9 November Nugroho, dkk, Trik Cepat Berhitung, Surabaya: Lingua Kata, 2008 Pramono dan Tara, Magic Math 100 Series, Jakarta: Alex Madia Komputindo, Setyono, Ariesandi, Mathemagics: Cara Genius Belajar Matematika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh. TRIK PENJUMLAHAN DENGAN BERPIKIR LANGSUNG HASILNYA Penjumlahan merupakan salah satu dari proses berpikir dan menghapal. Keahlian menjumlahkan secara cepat tidak bisa didapat begitu saja melainkan harus

Lebih terperinci

Kuadrat Umum. Modul Kuadrat Bilangan 2 Angka. 1.1 Pangkat Dua atau Kuadrat

Kuadrat Umum. Modul Kuadrat Bilangan 2 Angka. 1.1 Pangkat Dua atau Kuadrat Modul 1 Kuadrat Umum 1.1 Pangkat Dua atau Kuadrat Pangkat dua atau kuadrat adalah perkalian dari 2 buah bilangan yang sama. Pangkat 2 atau kuadrat dilambangkan dengan angka 2 yang posisinya agak naik ke

Lebih terperinci

Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA. Aris

Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA. Aris Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA (arisman_wijaya@yahoo.com) Aris _^M@thLover^ TRIK BERHITUNG CEPAT ( MATHMAGIC ) 1. Perkalian dengan angka 11 Perkalian dengan angka 11 atau (11, 110, 1,1 dan seterusnya) bisa

Lebih terperinci

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati Operasi hitung perkalian sudah diajarkan sejak di sekolah dasar (SD) kelas II semester 2, namun kadang siswa masih mengalami kesulitan apabila

Lebih terperinci

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) 2 Belajar Matematika SD Kelas 1 6 dalam 6 bulan GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) Alokasi Waktu: Cepat : 13 hari Sedang : 18 hari Lambat : 26 hari 1. Pelajaran 26 Materi : Arti Perkalian

Lebih terperinci

UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM OPERASI PERKALIAN DENGAN METODE LATIS

UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM OPERASI PERKALIAN DENGAN METODE LATIS UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM OPERASI PERKALIAN DENGAN METODE LATIS P - 1 Abdul Mujib 1, Erik Suparingga 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah 1 mujib_umnaw@yahoo.co.id, 2 erik_umnaw@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal: Solusi Pengayaan Matematika Edisi 4 April Pekan Ke-, 006 Nomor Soal: 3-40 3. Manakah yang paling besar di antara bilangan-bilangan 0 9 b, 5 c, 0 d 5, dan 0 e 4 3? A. e B. d C. c D. b E. a Solusi: [E] 5

Lebih terperinci

BILANGAN. Bilangan Satu Bilangan Prima Bilangan Komposit. Bilangan Asli

BILANGAN. Bilangan Satu Bilangan Prima Bilangan Komposit. Bilangan Asli BILANGAN A. Sistem Bilangan Dalam matematika mempelajari urutan dan keberaturan di antara bilangan-bilangan merupakan suatu bagian yang sangat fundamental. Dengan ditemukannya pola dalam suatu bilangan,

Lebih terperinci

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat

Lebih terperinci

Mengenal Bilangan Bulat

Mengenal Bilangan Bulat Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada

Lebih terperinci

Perpangkatan dan Akar

Perpangkatan dan Akar Bab 4 Perpangkatan dan Akar Pada kehidupan sehari-hari kamu sering menemukan angka berpangkat seperti 2 2, 2 3, 2 4, dan seterusnya. Bilangan berpangkat ini memiliki makna tersendiri nilainya. Apakah kamu

Lebih terperinci

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai BILANGAN PECAHAN A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a b dengan a, b bilangan bulat dan b 0. Bilangan a disebut pembilang dan

Lebih terperinci

BILANGAN DAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT

BILANGAN DAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT BILANGAN DAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT A. Sistem Bilangan Dalam matematika mempelajari urutan dan keberaturan di antara bilangan-bilangan merupakan suatu bagian yang sangat fundamental. Dengan ditemukannya

Lebih terperinci

2. 7,5 : 2,5 (2/4 x ¾) = : 25 = 3. ½ x ¾ = 3/8. 3 3/8 adalah 3 kurang atau mendekati 3. Jadi jawabannya adalah 2,625. [d]

2. 7,5 : 2,5 (2/4 x ¾) = : 25 = 3. ½ x ¾ = 3/8. 3 3/8 adalah 3 kurang atau mendekati 3. Jadi jawabannya adalah 2,625. [d] TES HITUNGAN BIASA (ARITMATIKA) Bagian I 1. 2,20 x 0,75 + 3/5 : 1/8 =... Pikir yang mudah, jangan yang sulit-sulit! Ingat, anda tidak harus menyelesaikan dengan hasil yang teliti! Cari nilai pendekatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran. Kesuksesan sebuah pendidikan dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran. Kesuksesan sebuah pendidikan dapat dilihat dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran. Kesuksesan sebuah pendidikan dapat dilihat dari penyelenggaraan proses pembelajaran. Daryanto (2014: 1)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN (IDENTIFICATION OF STUDENT CREATIVITY JUDGING FROM THE DIFFERENCE OF PERSONALITY AND ABILITY IN MATERIAL

Lebih terperinci

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEBI.

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEBI. βeta p-issn: 2085-5893 / e-issn: 2541-0458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 5 No. 2 (Nopember) 2012, Hal. 149-165 βeta 2012 MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)

Lebih terperinci

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING Apa itu notasi ilmiah? Apa itu angka penting? Dalam fisika, sering dijumapi bilangan yang sangat kecil atau sangat besar. Misalnya jari-jari atom hidrogen 0,000000000053

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

KESULITAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI NILAI TEMPAT MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS I SD

KESULITAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI NILAI TEMPAT MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS I SD KESULITAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI NILAI TEMPAT MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS I SD Dessi Selvianiresa Pendidikan Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia dessiselvianiresa92@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH Yunni Arnidha Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: s2arnidha@gmail.com Abstract This study aims to

Lebih terperinci

Mencari Akar Pangkat Dua dari... (Khairudin) 147 MENCARI AKAR PANGKAT DUA DARI SUATU BILANGAN DENGAN PENGURANGAN BILANGAN GANJIL

Mencari Akar Pangkat Dua dari... (Khairudin) 147 MENCARI AKAR PANGKAT DUA DARI SUATU BILANGAN DENGAN PENGURANGAN BILANGAN GANJIL Mencari Pangkat Dua dari..... (Khairudin) 17 MENCARI AKAR PANGKAT DUA DARI SUATU BILANGAN DENGAN PENGURANGAN BILANGAN GANJIL Khairudin Dosen Universitas Bung Hatta Abstract This paper will discuss how

Lebih terperinci

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 4 (1), (2017) 22-27

Available online at  Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 4 (1), (2017) 22-27 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 4 (1), (2017) 22-27 GAMBARAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR MATEMATIKA SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM BIMBINGAN KONSELING Septi Primakuria*

Lebih terperinci

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR 1. Bilangan Berpangkat Sederhana Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui perkalian bilangan-bilangan dengan faktorfaktor yang sama. Misalkan kita temui perkalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, bidang pendidikan sebagai upaya yang bernilai sangat models bagi

BAB I PENDAHULUAN. demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, bidang pendidikan sebagai upaya yang bernilai sangat models bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi di abad XXI ini, diperlukan persiapan sumber daya manusia yang merupakan kunci utama untuk memetik kemenangan dalam persaingan era globalisasi

Lebih terperinci

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University 1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani

Lebih terperinci

PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6

PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6 PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6 Putut Sriwasito Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Semarang, 50275 Abstract. In this paper we

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA K1 Kelas X matematika PEMINATAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami bentuk-bentuk persamaan

Lebih terperinci

PELATIHA OPERASI DASAR MATEMATIKA SISWA SMK SWASTA DI KARAWANG

PELATIHA OPERASI DASAR MATEMATIKA SISWA SMK SWASTA DI KARAWANG PELATIHA OPERASI DASAR MATEMATIKA SISWA SMK SWASTA DI KARAWANG Kiki Nia Sania Effendi, Indrie Noor Aini Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang qqeffendi@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

A. Kuadrat bilangan dua angka dengan karakter. angka satuannya

A. Kuadrat bilangan dua angka dengan karakter. angka satuannya DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------- 2 Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Teknologi Terpadu e-issn Vol. 2, No. 2, Desember, 2016

ISSN Jurnal Teknologi Terpadu e-issn Vol. 2, No. 2, Desember, 2016 PERHITUNGAN MATEMATIKA DASAR BERBASIS MULTIMEDIA MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA Novitasari Ballo 1 Teknik Informatika Strata Satu STIKOM Uyelindo Kupang Email: novitasaribalo@gmail.com 1 Menhya Snae 2 Teknik

Lebih terperinci

Efektivitas Media Timbangan Bilangan Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 01 Sukoharjo Indonesia

Efektivitas Media Timbangan Bilangan Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 01 Sukoharjo Indonesia Efektivitas Media Timbangan Bilangan Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 01 Sukoharjo Indonesia Dwi Anggraeni Siwi dan Para Mitta Purbosari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I Oleh: Sri Subiyanti NIP 19910330 201402 2 001 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PATI KECAMATAN JAKEN SEKOLAH DASAR NEGERI MOJOLUHUR 2015 I. Tinjauan Umum A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V BILANGAN PECAHAN

BAB V BILANGAN PECAHAN BAB V BILANGAN PECAHAN Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut ; a pembilang dan b penyebut 1. Macam-macam bilangan Pecahan a. Pecahan Biasa pembilangnya lebih kecil dari penyebut ; a < b,,

Lebih terperinci

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEBI

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEBI MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEBI Suci Yuniati (Jurusan Pendidikan Matematika UIN Suska Riau Email: suciyuniati_mlg@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN GARIS BILANGAN

STRATEGI PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN GARIS BILANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN GARIS BILANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN GARIS BILANGAN Muhammad Nuh Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 200 MODUL BILANGAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP

Lebih terperinci

Pemanfaatan Monograf dan Batang Napier sebagai Media Pembelajaran Berhitung Matematika Dasar

Pemanfaatan Monograf dan Batang Napier sebagai Media Pembelajaran Berhitung Matematika Dasar Pemanfaatan Monograf dan Batang Napier sebagai Media Pembelajaran Berhitung Matematika Dasar Siti Aminatun Abstract: This study was aimed at finding other variation in learning whole number multiplication,

Lebih terperinci

METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 6 PENGAKARAN Setelah anda berkenalan dengan metode-metode dalam operasi tambah, kurang,

Lebih terperinci

DOBEL STELD MEMPERMUDAH OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

DOBEL STELD MEMPERMUDAH OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DOBEL STELD MEMPERMUDAH OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN Sardjana Jurdik Matematika, FMIPA, UNY PENDAHULUAN Matematika telah dikenal sebagai mata pelajaran yang sangat sulit bagi sebagian siswa baik

Lebih terperinci

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian. Glosarium A Akar pangkat dua : akar pangkat dua suatu bilangan adalah mencari bilangan dari bilangan itu, dan jika bilangan pokok itu dipangkatkan dua akan sama dengan bilangan semula; akar kuadrat. Asosiatif

Lebih terperinci

Nasrullah Idris. Mari Bermain Angka

Nasrullah Idris. Mari Bermain Angka Mari Bermain Angka Nasrullah Idris Mari Bermain Angka MARI BERMAIN ANGKA Oleh: Nasrullah Idris Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2007 Hak Cipta 2007 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PROBLEM CENTERED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PROBLEM CENTERED LEARNING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PROBLEM CENTERED LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN MAPAT TUNGGUL Putri Dewina, Susi Herawati, Puspa Amelia Jurusan

Lebih terperinci

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bilangan Bulat 133 134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bab 5 Bilangan Bulat Mari menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah. Bilangan Bulat 135 136 Ayo Belajar

Lebih terperinci

PEMBAGIAN KELAS HOMOGEN MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING

PEMBAGIAN KELAS HOMOGEN MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING PEMBAGIAN KELAS HOMOGEN MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING Nurhayadi Program Studi Pendidikan Matematika Email: nurhayadi@gmail.com Abstrak: Kelas heterogen berisi siswa dengan kemampuan yang beragam. Bila

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN GARIS BILANGAN

STRATEGI PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN GARIS BILANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN GARIS BILANGAN Muhammad Nuh Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN - SU Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, 20371

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN DENGAN BENDA KONKRIT

STRATEGI PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN DENGAN BENDA KONKRIT UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 3, November 2017 STRATEGI PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN DENGAN BENDA KONKRIT Suwarto STMIK Raharja Tangerang Jurusan Sistem Informasi Jl. Jendral Sudirman No

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika Dasar Disusun Oleh : Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Kumpulan

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED DENGAN TAHAP CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 10 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 10 PADANG PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 10 PADANG Rosi Mellisa Rullis 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas keguruan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BILANGAN KELAS IX

PEMBELAJARAN BILANGAN KELAS IX MAKALAH PEMBELAJARAN BILANGAN KELAS IX Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika SMP Dosen Pengampu : UMMU SHOLIHAH, M.Si. Oleh: KELOMPOK 4 TMT 1-E 1. MARIA ULFA 1724143152

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT

PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT Syarifah Fadillah 1, Utin Desy Susiaty 2, Yadi Ardiawan 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bagian yang terpenting dalam bidang ilmu pengetahuan, dalam bidang ini matematika termasuk ke dalam ilmu eksakta yang lebih memerlukan

Lebih terperinci

POLA PENERIMAAN SISWA TUNANETRA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPLB. Keywords: reception pattern, blind students, mathematics learning

POLA PENERIMAAN SISWA TUNANETRA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPLB. Keywords: reception pattern, blind students, mathematics learning POLA PENERIMAAN SISWA TUNANETRA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPLB Nurmitasari Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Email: mitha_adza@ymail.com Abstract The blind students have limitations

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR Salah satu alat dalam kehidupan sehari-hari kita yang menggunakan sistem digital yang paling mudah ditemui adalah kalkulator. Alat yang kelihatannya

Lebih terperinci

Kemampuan Number Sense Siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VII pada Materi Bilangan

Kemampuan Number Sense Siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VII pada Materi Bilangan Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 270-277 p-issn: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 270 Kemampuan Number Sense Siswa Sekolah Menengah

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI LANGKAH MUNDUR DAN BERNALAR LOGIS DALAM MENENTUKAN BILANGAN DAN NILAINYA. Landyasari Riffyanti 1), Rubono Setiawan 2)

ANALISIS STRATEGI LANGKAH MUNDUR DAN BERNALAR LOGIS DALAM MENENTUKAN BILANGAN DAN NILAINYA. Landyasari Riffyanti 1), Rubono Setiawan 2) ANALISIS STRATEGI LANGKAH MUNDUR DAN BERNALAR LOGIS DALAM MENENTUKAN BILANGAN DAN NILAINYA Landyasari Riffyanti 1), Rubono Setiawan 2) 1), 2) Pendidikan Matematika, FKIP, Univ. Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III Nurul Masitoch dkk. Gemar MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III Nurul Masitoch Siti Mukaromah Zaenal Abidin Siti Julaeha Gemar MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III 3 Unit 1 BILANGAN Standar Kompetensi Melakukan

Lebih terperinci

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN PERTIDAKSAMAAN PECAHAN LESSON Pada topik sebelumnya, kalian telah mempelajari topik tentang konsep pertidaksamaan dan nilai mutlak. Dalam topik ini, kalian akan belajar tentang masalah pertidaksamaan pecahan.

Lebih terperinci

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK ABSTRAK Marlina, 2013. Penelitian ini berangkat dari permasalahan kurangnya prestasi belajar siswa pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat SDN Paniis Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Lebih terperinci

Mengenal Bilangan Bulat

Mengenal Bilangan Bulat Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada

Lebih terperinci

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi ABSTRAK Skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V MI Al Irsyad Karangbendo

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

Arsitektur dan Organisasi

Arsitektur dan Organisasi Arsitektur dan Organisasi Komputer 6-2 Aditya Wikan M, S.Kom & Samuel Gandang G, S.Kom, S.Si Week 10 Computer Arithmetic (2) Operasi Pecahan [Floating Point Operation] Representasi Pecahan (1) Bilangan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERKALIAN PECAHAN DESIMAL PADA SISWA KELAS V

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERKALIAN PECAHAN DESIMAL PADA SISWA KELAS V ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERKALIAN PECAHAN DESIMAL PADA SISWA KELAS V Md Suwariyasa 1, I Md Suarjana 2, Luh Putu Putrini Mahadewi 3 1,2 Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

MEMAHAMKAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN DESIMAL MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL KOMA BERJALAN

MEMAHAMKAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN DESIMAL MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL KOMA BERJALAN MEMAHAMKAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN DESIMAL MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL KOMA BERJALAN Lutfi Fatkhurrohman Progam Studi Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung e-mail : lutfidt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 7 METODE PENGECEKAN Pada bab-bab sebelumnya anda sudah mempelajari metode menjumlahkan,

Lebih terperinci

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) 1 B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN Bilangan Kompleks Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) Bilangan Rasional Bilangan Irrasional Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Bulat

Lebih terperinci

Atau, kita dapat menyusun semua bersebelahan agar menghemat tempat menjadi :

Atau, kita dapat menyusun semua bersebelahan agar menghemat tempat menjadi : Atau, kita dapat menyusun semua bersebelahan agar menghemat tempat menjadi : 3 5 7, 1 2 1 x 24 24 29 232 239 x 10 0 1 x 232 x 0 1 1 3 1 5 0,15 10 357,1 239, 15 10 Contoh : Dengan cara yang sama, selesaikanlah,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN Oleh: Widhi Astuti, Rusdiana Indianto PLB FKIP UNS ABSTRACT The purpose is this

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK ALJABAR. Herna* ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK ALJABAR. Herna* ABSTRAK ANALISIS KESALAHAN MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK ALJABAR Herna* ABSTRAK This qualitative research was conducted at Junior High School students and aimed to

Lebih terperinci

Permainan Kartu (Card Game) Untuk Menghafal Perkalian Melalui Bimbingan Belajar Gratis Pada Usia Sekolah Dasar di Desa Kunci

Permainan Kartu (Card Game) Untuk Menghafal Perkalian Melalui Bimbingan Belajar Gratis Pada Usia Sekolah Dasar di Desa Kunci Jurnal Bagimu Negeri, Volume 1 No.2 (2017) Hlm. 79-83 ISSN Cetak : 2548-8651 ISSN Online : 2548-866X DOI: https://doi.org/ 10.26638/jbn.484.8651 Permainan Kartu (Card Game) Untuk Menghafal Perkalian Melalui

Lebih terperinci

C. OpenOffice Calc. 1. Mengatur Spreadsheet a) Mengatur Halaman Klik menu Format-Page. Atur halaman pada tab Page.

C. OpenOffice Calc. 1. Mengatur Spreadsheet a) Mengatur Halaman Klik menu Format-Page. Atur halaman pada tab Page. C. OpenOffice Calc OpenOffice Calc adalah aplikasi untuk pengolahan angka dari OpenOffice, Calc mirip dengan Microsoft Excel dari Microsoft Windows. Sehingga anda yang sebelumnya telah terbiasa dengan

Lebih terperinci

Cerdik Matematika. Bambang Triatma. Matematika. Cerdik Pustaka [Type the phone number] [Type the fax number]

Cerdik Matematika. Bambang Triatma. Matematika. Cerdik Pustaka   [Type the phone number] [Type the fax number] Cerdik Matematika Bambang Triatma 2011 Matematika Cerdik Pustaka e-mail: kombucha2000@yahoo.co.uk [Type the phone number] [Type the fax number] 1. Himpunan Cerdik Matematika 2011 Himpunan adalah kumpulan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG Oleh: YOSEP RIANTI NPM : 1210013411037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA Latihan 1 1. A. NOTASI SIGMA 1. Pengertian Notasi Sigma Misalkan jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah S n = U 1 + U 2 + U 3 + + U

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014 NUMBER SENSE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA Nur Farida Mala Sari Z Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, email : farida_jgst@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan dan perhitungan

Lebih terperinci

Sistem Bilangan. Desimal Biner Oktal Heksadesimal

Sistem Bilangan. Desimal Biner Oktal Heksadesimal Sistem Bilangan Desimal Biner Oktal Heksadesimal Apa itu Sistem Bilangan? Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik Atau Suatu sistem yang digunakan untuk menyatakan sesuatu secara kuantitatif

Lebih terperinci

Lomba dan seminar matematika XXV

Lomba dan seminar matematika XXV NASKAH SOAL Lomba dan seminar matematika XXV Take a real mathematics adventure, make a better future. KODE NASKAH 002 HIMATIKA FMIPA UNY Sekretariat : Gelanggang Ormawa FMIPA UNY, Karangmalang, Depok,

Lebih terperinci

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4. BILANGAN A. BILANGAN BULAT Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari himpunan bilangan positif (bilangan asli), bilangan nol, dan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebenarnya tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, hal ini sesuai dengan pendapat Abdurrahman (2003, hlm. 199) dalam buku Pendidikan Bagi Anak

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika Pada Perhitungan Perkalian Berbasis Metode Trachtenberg

Implementasi Algoritma Genetika Pada Perhitungan Perkalian Berbasis Metode Trachtenberg Implementasi Algoritma Genetika Pada Perhitungan Perkalian Berbasis Metode Trachtenberg Sendi Novianto Abstract : The calculation of multiplication is one part of the world of mathematics, theoretical

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA Silvia Yanirawati 1), Nilawasti ZA 2), Mirna 3) 1) FMIPA UNP 2,3) Staf Pengajar

Lebih terperinci

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh Ayu Ostyaningsih 202013020 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING(BBL) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP ISLAM RAUDHATUL JANNAH PAYAKUMBUH

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING(BBL) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP ISLAM RAUDHATUL JANNAH PAYAKUMBUH PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING(BBL) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP ISLAM RAUDHATUL JANNAH PAYAKUMBUH Rahmi Syarwan 1), Mukhni 2), Dewi Murni 3) 1) FMIPA UNP, email:

Lebih terperinci

PERTIDAKSAMAAN RASIONAL. Tujuan Pembelajaran

PERTIDAKSAMAAN RASIONAL. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 1 Kelas matematika PEMINATAN PERTIDAKSAMAAN RASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi pertidaksamaan rasional..

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA p-issn 2086-6356 e-issn 2614-3674 Vol. 9, No. 1, April 2018, Hal. 30-36 ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA Asri Dwi Kusumawati 1, Sutriyono

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat.

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat. Silabus Jenjang : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII Semester : 1 Standar Kompetensi : BILANGAN 1. Memahami sifat-sifat dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar Materi

Lebih terperinci

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357. 2.Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Sistem bilangan desimal merupakan sistem

Lebih terperinci

Penggunaan Vedics Mathematics Dalam Operasi Pemangkatan Bilangan

Penggunaan Vedics Mathematics Dalam Operasi Pemangkatan Bilangan Penggunaan Vedics Mathematics Dalam Operasi Pemangkatan Bilangan Dewi Murni 1), Vivi Angriani 2) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Padang 1) Dosen Jurusan Matematika FMIPA UNP 2)Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI SARANA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATISPADA MATAKULIAH MATEMATIKA DASAR

IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI SARANA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATISPADA MATAKULIAH MATEMATIKA DASAR IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI SARANA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATISPADA MATAKULIAH MATEMATIKA DASAR Martyana Prihaswati 1), Eko Andy P. 2), Sukestiarno 3), Mulyono 4) 1,2) FMIPA

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V Ni Wyn Suaryani 1, I Md Suarjana 2, I Kdk Suartama 3 1,2 Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

Christina Khaidir1, Rahmi1

Christina Khaidir1, Rahmi1 PENERAPAN STRATEGI PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 PARIANGAN Christina Khaidir1, Rahmi1 1 Jurusan Tadris

Lebih terperinci

DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal. 97 DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Hamdan Sugilar Pendidikan matematika UIN Sunan Gunung Djati Bandung hamdansugilar@uinsgd,ac,id Dikirim: 28

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU Miftha Huljannah Email: mifthajn37@gmail.com Gandung Sugita

Lebih terperinci

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran :

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran : 1.Tentukan solusi dari : 1 7 1 Rubrik Penskoran : Skor Kriteria Langkah langkah untuk membentuk persamaan kuadrat telah benar. 4 Langkah pemfaktoran telah benar. (jika digunakan) Terdapat dua solusi yang

Lebih terperinci