PERANAN RANTING MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN RANTING MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM"

Transkripsi

1 PERANAN RANTING MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul Tahun 2011) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Oleh: JOKO NUGROHO NIM: G FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

2 ii

3 iii

4 ABSTRAK Peranan Ranting Muhammadiyah dalam Pendidikan Islam (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul Tahun 2011) Oleh: Joko Nugroho Muhammadiyah adalah suatu gerakan yang bernafaskan Islam yang mengajak kepada umat Islam pada khususnya dan masyarakat semua pada umumnya untuk mengamalkan ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur an dan As-Sunnah dengan dakwah amar ma ruf nahi munkar. Muhammadiyah memiliki amal usaha yang beraneka ragam, meliputi bidang-bidang pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan, sosial keagamaan dan lain sebagainya. Berkenaan dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa peranan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dalam pendidikan Islam dan apa faktor pendukung dan faktor penghambat peranan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dalam pendidikan Islam. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan Ranting Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di masyarakat Ngestiharjo Selatan Bantul beserta faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambatnya. Kegunaan penelitian ini adalah: (a) diharapkan dapat menjadi salah satu karya tulis ilmiah yang mampu memperkaya wawasan pengetahuan mengenai peranan Ranting Muhammadiyah dalam pendidikan Islam. (b) diharapkan dapat memberi masukan, sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan pendidikan, terutama di Ranting Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan Islam di desa Ngestiharjo Selatan Bantul. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang menggunakan studi deskriptif, yaitu dengan menggunakan gambaran secara faktual, akurat dan sistematis mengenai kasus dan peristiwa serta fenomena yang diteliti. Subjek penelitian ini adalah pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa keberadaan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul mempunyai peranan sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, yaitu berdakwah amar ma ruf nahi munkar dengan mengajak masyarakat untuk kembali kepada ajaran yang sesuai dengan Al-Qur an dan As-Sunnah yang ditempuh melalui kegiatan yang diselenggarakan pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul bekerja sama dengan Takmir Masjid setempat. Adapun faktor pendukung yang paling pokok adalah aspirasi warga masyarakat pendatang yang sejalan dengan tujuan Muhammadiyah yaitu dakwah amar ma ruf nahi munkar dan banyaknya masjid yang didirikan sehingga dapat digunakan sebagai alat dakwah guna mencapai tujuan pendidikan Islam. Faktor penghambat yang paling pokok adalah adanya pengurus sendiri yang menunjukkan kurang semangat dalam menjalankan pendidikan Islam. Kata Kunci: Peranan, Muhammadiyah, Pendidikan Islam

5 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri manusia. Tidak seorangpun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung pandai dan terampil memecahkan masalah dalam kehidupannya tanpa melalui proses pendidikan. Untuk itulah pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengembangkan misi yang cukup luas, yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, keterampilan, pikiran, perasaan, kemampuan sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian utama tersebut sering disebut dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilainilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilainilai Islam, dan bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam (Marimba dalam Uhbiyati, 2005: 9). Pendidikan Islam merupakan salah satu bidang yang mendapat banyak perhatian dari para ilmuwan. Hal ini karena di samping peranannya yang amat strategis dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, juga karena di dalam pendidikan Islam terdapat berbagai masalah yang kompleks dan memerlukan penanganan segera. Bagi mereka yang akan terjun ke dalam bidang pendidikan Islam harus memiliki wawasan yang cukup tentang pendidikan Islam dan memiliki kemampuan untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan zaman (Nata, 2009: 333). Pendidikan telah menjadi ikon gerakan Muhammadiyah. Tidak sulit untuk menemukan lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan dalam naungan payung Persyarikatan Muhammadiyah. Dalam konteks Indonesia sejak tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan dengan organisasi Muhammadiyah telah menjawab dan memulai pembaruan Islam, dengan menggarap bidang sosial, dakwah dan pendidikan. Gagasan dan gerakan pembaruan yang dilakukan Muhammadiyah terutama lewat institusi-institusi pendidikannya,

6 berlangsung begitu memikat dan mengesankan. Keberanian KH. Ahmad Dahlan mampu melahirkan bentuk, corak, jati diri Islam di Indonesia pada masa depan. Kegelisahan KH. Ahmad Dahlan terhadap realitas bangsa Indonesia yang terzhalimi tidak berhenti begitu saja, dan beliaupun juga tidak menggerakkan emosi massa untuk membakar sekolah-sekolah sekuler kaum kolonial, namun yang dilakukannya adalah memberikan alternatif solutif dan cerdas, yaitu dengan mencetuskan sekolah yang berciri khusus, yaitu integrasi antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum. Revolusi pendidikan KH. Ahmad Dahlan tidak hanya pada substansi materi namun juga pada teknis dan metodologi mengajar, misalnya desain tempat yang dibuat klasikal, dialogis, guru memakai kapur sebagai alat tulis di papan tulis, dan hubungan guru dan murid yang tidak berjarak. Gebrakan tersebut tidak jarang menuai pro dan kontra dari kalangan internal ummat Islam sendiri, berbagai macam tuduhan dan fitnah dialamatkan kepada KH. Ahmad Dahlan. Namun perjalanan waktu membuktikan bahwa dalam revolusi pemikiran KH. Ahmad Dahlan dahulu menjadi pilar penting dan relevan untuk pengembangan pendidikan dalam kondisi kekinian. Muhammadiyah telah menunjukkan kiprahnya di seluruh aspek kehidupan, seperti sosial, budaya, keagamaan politik dan pendidikan dalam membangun masyarakat Indonesia termasuk masyarakat yang berada di Ngestiharjo Selatan Bantul. Di bidang pendidikan, kiprah Muhammadiyah Ranting Ngestiharjo Selatan Bantul dapat dilihat dari dari betapa banyaknya lembaga pendidikan yang diselenggarakan mulai dari pengajian Ahad pagi, pengajian Bapak-bapak Kamis dan Jum at malam, pengajian rutin Ibu-ibu Selasa dan Rabu malam,dan tadarusan rutin Ibu-ibu ba da magrib. Dari latar belakang masalah di atas dapat diambil pengertian bahwa organisasi Muhammadiyah sangat berperan aktif terhadap pendidikan Islam dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan Islam guna menghadapi tantangan zaman yang selalu berkembang terutama di masyarakat Ngestiharjo Selatan Bantul. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang

7 berjudul Peranan Ranting Muhammadiyah dalam Pendidikan Islam (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul Tahun 2011). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka yang menjadi topik permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa peranan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dalam pendidikan Islam? 2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat peranan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dalam pendidikan Islam? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan peranan Ranting Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di desa Ngestiharjo Selatan Bantul. 2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat peranan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dalam pendidikan Islam.

8 TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang penulis jadikan dasar di antaranya adalah: 1. Ene Junaedi (UMS, 2007) dalam skripsinya yang berjudul Peranan Cabang Muhammadiyah terhadap Pendidikan Islam di Ketanggungan Brebes, menyimpulkan bahwa Muhammadiyah Cabang Ketanggungan dengan dakwah amar ma ruf nahi munkar mempunyai peranan penting dalam mewujudkan cita-citanya mengajak warga Muhammadiyah dan masyarakat Ketanggungan pada umumnya untuk kembali kepada ajaran Islam yang berdasarkan pada al-qur an dan al-hadits agar terwujud suatu masyarakat Islam yang diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta ala. 2. Sri Ikhtiari Lestari (UMS, 2004) dalam skripsinya yag berjudul Peranan Pondok Pesantren Nurul Hidayah dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Pangen Juru Tengah Purworejo, menyimpulkan bahwa peranan Pondok Pesantren Nurul Hidayah dalam pengembangan pendidikan Islam yaitu berupa membimbing santrinya untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam. 3. Titik Mulyati (UMS, 2005) dalam skripsinya yang berjudul Peranan Yayasan Solo Peduli tentang Optimalisasi Dana Zakat Terhadap Pembinaan Pendidikan, menyimpulkan bahwa secara umum lembaga semacam yayasan solo peduli sangat dibutuhkan dalam permasalahan pendidikan. Berdasarkan karya tulis skripsi di atas memang telah ada penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, akan tetapi ada perbedaan substansi yang sangat mendasar yaitu penelitian dari Sri Ikhtiari Lestari dan Titik Mulyanti, di mana kedua peneliti tersebut mengungkap tentang pembinaan pendidikan di lingkup formal, sementara peneliti akan meneliti tentang pembinaan pendidikan Islam nonformal. Pada penelitian Ene Junaedi tentang Peranan Cabang Muhammadiyah terhadap Pendidikan Islam di Ketanggungan Brebes memang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, akan tetapi ada perbedaan tempat. Oleh karena itu, penelitian ini memenuhi kriteria kebaruan.

9 METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), karena dilakukan secara langsung di lapangan sebagai objek penelitian. Adapun pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2007: 4). 2. Subjek Penelitian Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Untuk memperjelas subjek penelitian, maka penulis kemukakan bahwa data akan diperoleh dari pengurus harian Ranting dan anggota Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode wawancara (interview) Metode wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2008: 180). Dalam hal ini penulis menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan menurut keinginan penulis, tetapi masih berpedoman pada ketentuanketentuan atau garis-garis yang menjadi pengontrol relevan tidaknya isi wawancara. Metode interview atau wawancara ini digunakan untuk menggali tentang peranan Ranting Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di masyarakat Ngestiharjo Selatan Bantul dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam tersebut.

10 b. Metode observasi (pengamatan) Metode observasi adalah pengamatan yang memungkinkan peneliti mencatat semua peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data (Moleong, 2007: 174). Data yang dikumpulkan dengan metode ini adalah letak dan keadaan geografis, sarana prasarana serta peranan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dalam pendidikan Islam. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah teknik atau cara pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden (Fathoni, 2006: 112). Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang tidak bisa diungkap oleh metode yang lainnya. Dalam pelaksanaannya penulis melihat arsip-arsip dan catatan-catatan yang diperlukan, di antaranya tentang: sejarah singkat berdirinya Ranting Muhammadiyah, inventaris Ranting, dan struktur organisasi. 4. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan. Dalam menganalisis data tersebut, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pada saat ini atau saat yang lampau, dari seluruh data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi (Sukmadinata, 2010: 54).

11 HASIL PENELITIAN Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul mempunyai peranan sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul. Peranan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam diwujudkan dalam kegiatankegiatan yang diselenggarakan oleh pimpinan Ranting Muhammadiyah bekerja sama dengan Takmir Masjid yang ada di lingkup Ngestiharjo Selatan Bantul. Pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam yang diselenggarakan di tiga tempat, yang masing-masing dikelola oleh Takmir Masjid setempat, yaitu Masjid Labbaik Sonopakis Lor, Masjid Sela Universitas PGRI Yogyakarta, dan Masjid Nurul Huda Sonosewu Baru. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul mengadakan pendidikan Islam bekerja sama dengan Takmir setempat dengan menggunakan konsep GJDJ. Pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul berdasarkan kepada Al-Qur an dan As-Sunnah, sehingga Persyarikatan atau organisasi kemasyarakatan ini bernafaskan Islam. Nafas tersebut terlihat pada gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar, yang berupa seruan dan ajakan kepada masyarakat Ngestiharjo Selatan Bantul dan umat Islam pada umumnya untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam yang benar sesuai dengan Al-Qur an dan As-Sunnah serta bersih dari segala bentuk perbuatan syirik, bid ah, dan khurafat. Hal itu dilakukan untuk terwujudnya masyarakat yang sebenarbenarnya serta diridhai oleh Allah subhanahu wa ta ala. Adapun pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Kegiatan Pendidikan Islam Formal Pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam formal di Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul dikembangkan melalui TK ABA (Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal), dengan jumlah siswa-siswi yang berjumlah 60 anak, meliputi kelas A dengan jumlah siswa 29 anak putra/putri dan kelas B dengan jumlah siswa 31 anak putra/putri.

12 2. Kegiatan Pendidikan Islam Nonformal Dalam kegiatan pendidikan Islam nonformal di Ngestiharjo Selatan Bantul, pimpinan Ranting Muhammadiyah mengadakan pelaksanaan pendidikan Islam yang diwujudkan dengan kajian Islam yang bekerja sama dengan Takmir Masjid setempat yang digunakan sebagai tempat kegiatan pendidikan Islam. 3. Kegiatan Pendidikan Islam Informal Pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam informal yang dilakukan pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul yaitu dengan pembinaan secara langsung tidak terjadwal kepada pengurus Aisyiyah melalui kegiatan-kegiatan yang memberikan kontribusi bagi pengurus Aisyiyah dan warganya. Mengenai faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan pendidikan Islam di Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul, bahwa faktor-faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Faktor Pendukung Dalam pelaksanaan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul terdapat beberapa faktor pendukung bagi pimpinan Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul, di antaranya: a. Faktor alam sekitar/lingkungan Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul, faktor lingkunganlah yang memberikan dukungan kepada Persyarikatan Muhammadiyah dalam menjalankan tujuannya, yaitu para pendatang yang sesuai dengan aspirasi Muhammadiyah di Ranting Ngestiharjo Selatan Bantul, memberikan dukungan dakwah amar ma ruf nahi munkar dengan menyeru dan mengajak umat Islam dan warga masyarakat Ngestiharjo Selatan untuk memahami ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur an dan As-Sunnah. b. Faktor alat-alat

13 Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan, alat-alat yang sangat mendukung berjalannya kegiatan pendidikan Islam adalah banyaknya masjid yang didirikan sehingga dapat digunakan sebagai alat dakwah guna mencapai tujuan pendidikan Islam. 2. Faktor Penghambat Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam tidak semua berjalan seperti apa yang diharapkan. Begitu juga dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul. Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul, yaitu dari faktor pendidik. Pendidik dalam Muhammadiyah yang dimaksud di sini adalah pengurus Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul. Namun, di kalangan pengurus sendiri ada yang menunjukkan kurang semangat dalam menjalankan kegiatan yang diselenggarakan, yaitu belum semua pengurus mau mengikuti pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan, serta adanya beberapa pengurus yang belum mampu mengelola sebagian dari kegiatan keagamaan di masyarakat.

14 PENUTUP A. Kesimpulan Dari rumusan masalah dan uraian tentang peran Ranting Muhammadiyah dalam pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Muhammadiyah Ranting Ngestiharjo Selatan Bantul mempunyai peran sosial yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul, yaitu mengajak masyarakat Ngestiharjo Selatan Bantul untuk kembali kepada ajaran Islam yang sebenarbenarnya berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah dengan jalan dakwah amar ma ruf nahi munkar. 2. Pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam di masyarakat Ngestiharjo Selatan Bantul dikoordinasi oleh Takmir Masjid masing-masing yang berada di bawah pengarahan dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul. 3. Dalam melaksanakan pendidikan Islam, Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul mengembangkan pendidikan melalui tiga jalur, yaitu: pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal diselenggarakan melalui TK ABA. Pendidikan nonformal berupa pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh pimpinan Ranting Muhammadiyah bekerja sama dengan Takmir Masjid setempat. Pendidikan informal diwujudkan melalui pembinaan Ranting Muhammadiyah kepada pimpinan Ranting Aisyiyah, yang tentu memberikan kontribusi pada pengurus Aisyiyah dan warganya. 4. Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh Ranting Muhammadiyah Ranting Ngestiharjo Selatan Bantul yaitu: a. Banyaknya masyarakat pendatang yang memiliki aspirasi sesuai dengan Muhammadiyah. b. Banyaknya masjid yang didirikan, sehingga bisa digunakan sebagai ajang GJDJ (Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah).

15 5. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul yaitu: a. Pengurus kurang semangat dalam menjalankan kegiatan yang diselenggarakan, yaitu tidak semua pengurus ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan. b. Sosio-kultural masyarakat yang masih melakukan ajaran yang bukan dari Islam. c. Tidak semua kegiatan keagamaan dapat dikendalikan/dikelola oleh pengurus, namun justru beberapa dikelola oleh orang luar Muhammadiyah. B. Saran Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada pengurus Ranting Muhammadiyah serta warga Muhammadiyah dan umat Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul. 1. Kepada pengurus Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul: a. Seyogyanya lebih meningkatkan kualitas pribadi sebagai pengurus dengan segala konsekuensinya, yaitu antara lain ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. b. Seyogyanya lebih meningkatkan kegiatan pendidikan Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul agar warga Muhammadiyah dan umat Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul pada umumnya lebih memahami arti penting pendidikan Islam. c. Seyogyanya meningkatkan persyarikatan sebagai alat/media dakwah dengan memegang posisi dalam kegiatan keagamaan di masyarakat supaya kegiatan pendidikan Islam yang dilaksanakan sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, bukan dari ajaran agama selain Islam. 2. Kepada warga Muhammadiyah dan umat Islam di Ngestiharjo Selatan Bantul:

16 a. Seyogyanya lebih memanfaatkan pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam yang dilaksanakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul yang bekerja sama dengan takmir masjid dan Ranting Aisyiyah yang ada di lingkup Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul. b. Perlu upaya untuk menghilangkan sedikit demi sedikit tradisi ritualritual yang dianggap sebagai suatu ibadah, sementara tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

17 DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bakry, Sama un Menggagas Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Perspektif Pendidikan dalam Era Modernisasi. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Al-Hilali, Syaikh Salim Bin Ied Syarah Riyadhush Shalihin 1. Jakarta: Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi i. Depag Syamil Al-Qur an. Bandung: Syamil. Djamas, Nurhayati Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Santoso, M. Abdul Fattah Studi Islam 3. UMS: LPID. Fathoni, Abdurrahmat Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdan Paradigma Pendidikan Muhammadiyah. Yogyakarta: Ar-Ruz Media. Joesoef, Soelaiman Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Junaedi, Ene Peranan Cabang Muhammadiyah terhadap Pendidikan Islam di Ketanggungan Brebes. UMS: Skripsi. Lestari, Sri Ikhtiari Peranan Pondok Pesantren Nurul Hidayah dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Pangen Juru tengah Purworejo. UMS: Skripsi. Mahis, Ahmad Zakki Pemikiran Pendidikan Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Implementasinya dalam Pendidikan Muhammadiyah (Studi di Madrasah Mu allimin Muhammadiyah Yogyakarta). UII: Skripsi. Moleong, Lexy. J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

18 Muhaimin Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Dedy Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyati, Titik Peranan Yayasan Solo Peduli Tentang Optimalisasi Dana Zakat Terhadap Pembinaan Pendidikan. UMS: Skripsi. Pasha, Musthafa Kamal, dan Darban, Ahmad Adaby Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri. Nata, Abuddin Metodologi Studi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Poerwadarminta, WJS Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Qomar, Mujamil Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Erlangga. Shobahiya, Mahasri Studi Kemuhammaiyahan. UMS: Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar. Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sutama Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Kurnia Offset. Tafsir, Ahmad Filsafat Pendidikan Islami. Bandung: Remaja Rosdakarya Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. Umar, Bukhari Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. Uhbiyanti, Nur Ilmu Pendidikan Islam (IPI) 1. Bandung: Pustaka Setia. Zubaedi Pendidikan Berbasis Masyarakat. Jogja: Pustaka Pelajar.

PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2005-2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat dan Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma ruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah. Sebagai gerakan dakwah Islam Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Dari sanalah seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi, politik,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan Masjid adalah perangkat masyarakat pertama yang didirikan oleh Rasul SAW ketika beliau sampai di Madinah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma ruf nahi munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1 Organisasi ini didirikan

Lebih terperinci

PERANAN RANTING MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM

PERANAN RANTING MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM PERANAN RANTING MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul Tahun 2011) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī munkar berasas Islam bersumber Al-Qur an dan As-Sunnah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal

Lebih terperinci

PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL. (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011

PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL. (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011 PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Dedy Mulyana metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam penelitian. 1 Sedangkan menurut Sukardi, penelitian berarti usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum muslimin untuk meyampaikan, menyeru serta mengajak umat manusia kepada jalan kebenaran dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman dimana kualitas kehidupan semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Islam Pati merupakan Rumah sakit yang didirikan oleh Yayasan Kesejahteraan Muslimat (YKM). Rumah Sakit ini dalam memberikan pelayanan kesehatan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang universal yang memuat banyak nilai-nilai kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk dan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat agar mau menerima sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di MA Islamiyah Senori Tuban dengan alasan bahwa di MA Islamiyah Senori menggunakan kitab Adab Islamiyah sebagai mata pelajaran akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah

Lebih terperinci

SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA (Studi Filosofis Sejarah Berdiri)

SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA (Studi Filosofis Sejarah Berdiri) SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA (Studi Filosofis Sejarah Berdiri) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 0 KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan. Dalam arti luas, pendidikan baik yang formal maupun yang nonformal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis

Lebih terperinci

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Pengantar Diskusi REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Oleh: Muhammad Purwana PENGERTIAN 1) kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyimpulkan data dengan menggunakan metode atau teknik tertentu guna. mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.

BAB III METODE PENELITIAN. menyimpulkan data dengan menggunakan metode atau teknik tertentu guna. mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi. 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Tanpa penelitian ilmu pengetahuan tidak akan bertambah, karena pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Penelitian sebenarnya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak

Lebih terperinci

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Masjid At-Taqwa Ngares, Kadireso, Teras, Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami perkembangan. Mulanya jama

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dan menggunakan pendekatan kualitatif. Di dalam rancangan penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN Setelah penelitian mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data dokumentasi maka selanjutnya peneliti akan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penentuan jenis penelitian merupakan model dasar bagi seorang peneliti.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penentuan jenis penelitian merupakan model dasar bagi seorang peneliti. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penentuan jenis penelitian merupakan model dasar bagi seorang peneliti. Dilihat dari jenis tempatnya 1, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung

Lebih terperinci

PERAN MASJID BAGI WARGA MUHAMMADIYAH SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDIDIKAN ISLAM. (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Randu,

PERAN MASJID BAGI WARGA MUHAMMADIYAH SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDIDIKAN ISLAM. (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Randu, PERAN MASJID BAGI WARGA MUHAMMADIYAH SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Randu, Kec. Pecalungan, Kab. Batang) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

PERAN RANTING AISYIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI KARANGASEM LAWEYAN SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

PERAN RANTING AISYIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI KARANGASEM LAWEYAN SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI PERAN RANTING AISYIYAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI KARANGASEM LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2005 2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III KRITERIA MEMILIH CALON MENANTU DI KALANGAN WARGA MUHAMMADIYAH KELURAHAN SEMOLOWARU KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA.

BAB III KRITERIA MEMILIH CALON MENANTU DI KALANGAN WARGA MUHAMMADIYAH KELURAHAN SEMOLOWARU KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA. BAB III KRITERIA MEMILIH CALON MENANTU DI KALANGAN WARGA MUHAMMADIYAH KELURAHAN SEMOLOWARU KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan monografi di Kelurahan Semolowaru.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan penelitian seperti pendekatan kualitatif dan kuantitatif. 17 Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian. 58 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat dan tidaknya metode yang digunakan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan yang ada di

Lebih terperinci

PERANAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM (Studi Empiris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Colomadu Karanganyar Tahun )

PERANAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM (Studi Empiris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Colomadu Karanganyar Tahun ) PERANAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM (Studi Empiris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Colomadu Karanganyar Tahun 2010-2015) NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK

POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK 1 POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK (Studi Kasus di TK Aisyiyah Cabang Blimbing, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD DAHLAN DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD DAHLAN DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD DAHLAN DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ika Sari Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Ushuluddin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok keagamaan atau jama ah Islamiyah, 1 seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama (NU), Persis, Ahmadiyah,

Lebih terperinci

PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH. (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2. Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014)

PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH. (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2. Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014) PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ISKANDAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan 56 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berperan penting untuk menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan penelitian (meliputi kegiatan-kegiatan mencari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Putra, 2012), hlm Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki

BAB I PENDAHULUAN. Putra, 2012), hlm Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam merupakan suatu proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pendidikan. Untuk itu setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat menjalankan nilai-nilai sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya karena ukuran wilayahnya yang luas dan kondisi kekayaan alamnya yang melimpah melainkan juga bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research). 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi Islam

BAB I PENDAHULUAN. kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi Islam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi Islam di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dipelajari, mengingat bahwa organisasi Islam merupakan representasi dari umat Islam

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN FIQIH DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN AMALAN IBADAH SHALAT FARDHU (STUDI EMPIRIS DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN FIQIH DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN AMALAN IBADAH SHALAT FARDHU (STUDI EMPIRIS DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN FIQIH DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN AMALAN IBADAH SHALAT FARDHU (STUDI EMPIRIS DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015) NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranannya di masa yang akan datang (Sudjana, 2004: 1). Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No.

BAB I PENDAHULUAN. peranannya di masa yang akan datang (Sudjana, 2004: 1). Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pembelajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian field research yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. 1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat

BAB V PENUTUP. 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat terbelenggu oleh kolonialisasi Belanda. Semua aktifitas pendidikan Islam dibatasi dan diawasi. Kondisi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENDUKUNGPELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (MBM)DI SD MA ARIF JOGOSARI PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENDUKUNGPELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (MBM)DI SD MA ARIF JOGOSARI PANDAAN KABUPATEN PASURUAN PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENDUKUNGPELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (MBM)DI SD MA ARIF JOGOSARI PANDAAN KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pendayagunaan potensi mahasiswa di masyarakat yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Program pendayagunaan potensi mahasiswa di masyarakat yang dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN Program pendayagunaan potensi mahasiswa di masyarakat yang dikenal dengan nama Kuliah Kerja Nyata (selanjutnya disingkat KKN) dan dilaksanakan oleh kalangan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MODEL HALAQAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Pendidikan Nonformal di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab.

PENDIDIKAN MODEL HALAQAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Pendidikan Nonformal di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab. PENDIDIKAN MODEL HALAQAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Pendidikan Nonformal di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab. Sragen) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM BAHAN DISKUSI KELAS MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM Oleh Kelompok 1 Muhammad Arifin (201410070311086); Arista Mutiara Risa (201410070311087) M. Prayogi Anggoro (201410070311089); Paksindra Agustina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, dan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, dan juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, dan juga merupakan pahlawan perjuangan sebelum kemerdekaan. Beliau adalah seorang revolusioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana upaya kepala madrasah dalam meningkatkan keprofesionalitas guru, melalui manajemen kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jika dilihat dari salah satu fungsi diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap terjaga. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Tahap-tahap Penelitian. Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masjid merupakan tempat sangat penting bagi umat Islam. Masjid memiliki fungsi banyak. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah mahdah shalat dan i`tikaf.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research). Yang mana penelitian ini, menggunakan objek penelitian sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan tentang "Aplikasi Ta'zir Dengan Pola Ritual Keagamaan (Studi Kasus di Pondok Pesantren Raudlotul Qur'an Mangkang Kulon Tugu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masjid adalah sebagai pusat kegiatan keagamaan dan keberadaannya tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah menjadi institusi terpenting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr. Wb

Assalamualaikum Wr. Wb Assalamualaikum Wr. Wb Ysh. Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah; Ysh. Koordinator Pimpinan Daerah Aisyiyah se-eks Karesidenan Pekalongan; Ysh. Ketua beserta segenap jajaran pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian dan pengembangan pengetahuan karena mempunyai beberapa fungsi, antara lain adalah untuk menambah kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa macam metode untuk mengumpulkan informasi maupun data berkaitan erat dengan masalah peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, kemudian

Lebih terperinci

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERAN WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KEISLAMAN DAN KEMUHAMMADIYAHAN TERHADAP KEGIATAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA (TAHUN AJARAN 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Dibuat untuk Memenuhi

Lebih terperinci