PROFIL GAYA BELAJAR (LEARNING STYLE) DAN IPK MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNNES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL GAYA BELAJAR (LEARNING STYLE) DAN IPK MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNNES"

Transkripsi

1 PROFIL GAYA BELAJAR (LEARNING STYLE) DAN IPK MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNNES skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Oleh Fista Nihayah JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i

2 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Profil Gaya Belajar (Learning Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unnes ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Semarang, 12 Agustus 2011 Fista Nihayah ii

3 PENGESAHAN Skripsi dengan judul: Profil Gaya Belajar (Learning Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unnes. Disusun oleh : Nama : Fista Nihayah NIM : Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Jumat Tanggal : 12 Agustus 2011 Panitia Ujian: Ketua Sekretaris Dr. Kasmadi Imam S., M.S Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP NIP Penguji Utama Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP Anggota Penguji/ Pembimbing I Anggota Penguji/ Pembimbing II Dra. Retno Sri Iswari, SU Drs. Nugroho Edi K., M. Si NIP NIP iii

4 ABSTRAK Nihayah, Fista Profil Gaya Belajar (Learning Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unnes. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dra. Retno Sri Iswari, SU dan Drs. Nugroho Edi K., M. Si Gaya belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar, akan tetapi sampai saat ini faktor gaya belajar sering terlupakan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya oleh guru/dosen yang mengajar tetapi juga oleh individu yang belajar. Hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan 40 mahasiswa jurusan biologi yang menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya memahami gaya belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya belajar, tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya, ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar mahasiswa Biologi yang ada, dan korelasi antara tingkat keseriusan dengan hasil belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional, sampel ditentukan secara purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan sebanyak dua kali (kuesioner gaya belajar kemudian kuesioner tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar), wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode deskriptif menurut Arikunto (2006), uji korelasi, dan untuk menguji ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar yang ada digunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga macam gaya belajar pada mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dengan jumlah berturutturut dari yang terbanyak adalah gaya belajar auditori (44 mahasiswa), visual (29 mahasiswa), dan kinestetik (17 mahasiswa). Tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajarnya sebagian besar mahasiswa tergolong dalam kategori serius. Hasil analisis ada tidaknya perbedaan hasil belajar pada masing-masing kelompok gaya belajar dengan uji Kruskal-Wallis (nilai signifikansi 0,061). Hasil uji korelasi tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar dengan hasil belajar diperoleh korelasi yang positif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa terdapat tiga macam gaya belajar pada mahasiswa prodi pendidikan Biologi (visual, auditori, dan kinestetik) yang semuanya dalam melaksanakan gaya belajarnya tergolong dalam kategori serius. Tidak ada perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di antara kelompok mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik serta ada korelasi positif antara tingkat keseriusan gaya belajar dengan hasil belajar. Kata Kunci : profil, gaya belajar (learning style), mahasiswa jurusan biologi iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul Profil Gaya Belajar (Learning Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unnes. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pelaksanaan penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata 1 di Jurusan Biologi FMIPA Unnes 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unnes yang telah memberikan ijin penelitian dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unnes yang telah memberikan ijin, kemudahan, dan kelancaran administrasi dalam penyusunan skripsi ini 4. Ibu Dra. Retno Sri Iswari, SU dan Bapak Drs. Nugroho Edi K., M. Si selaku dosen pembimbing I dan II atas bimbingan, kritik, dan saran dalam penyusunan skripsi ini 5. Ibu Dra. Aditya Marianti, M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk dan masukan untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini 6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Biologi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama menempuh pendidikan di jurusan Biologi 7. Adik-adik mahasiswa jurusan Biologi FMIPA Unnes angkatan 2008 yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini 8. Bapak, Ibu, Mas Hamid, dan keluarga besar yang senantiasa memberikan doa dan restunya serta menjadi motivasi utama peneliti dalam melakukan segala sesuatunya selama ini 9. Sahabatku Mala, Nurin, Anis, Ayu, Zubed dan seluruh teman-temanku v

6 angkatan 2007 khususnya I-mhere class yang telah memberikan dorongan, doa, dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian 10. Keluarga besar Hima Biologi 2009, yang telah membimbing dan memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi 11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik material maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini Semoga amal baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis tak lupa mohon maaf bila dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini terdapat kesalahan-kesalahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan sarannya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin. Semarang, 12 Agustus 2011 Penulis vi

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN..... PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.. B. Rumusan Masalah... C. Penegasan Istilah.. D. Tujuan Penelitian.. E. Manfaat Penelitian Halaman i ii iii iv v vii viii ix x BAB II BAB III BAB IV BAB V LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar... B. Gaya Belajar (Learning Style).... C. Manfaat Memahami Gaya Belajar D. Cara Belajar yang Efektif Sesuai Gaya Belajar E. Memanfaatkan Gaya Belajar METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian.. B. Populasi dan Sampel... C. Faktor yang Diteliti D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data... E. Prosedur Penelitian... F. Metode Analisis Data... HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... B. Pembahasan.. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan.. B. Saran DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN-LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data. 2. Persentase dan Kriteria Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Jumlah Mahasiswa pada Masing-masing Gaya Belajar yang Diteliti Jumlah Mahasiswa pada Masing-masing Gaya Belajar Berdasarkan Empat Kriteria Tingkat Keseriusan Melaksanakan Gaya Belajarnya Data IPK pada Masing-masing Kelompok Gaya Belajar Hasil Uji Kruskal-Wallis tentang Ada Tidaknya Perbedaan Hasil Belajar (IPK) di antara 3 Macam Gaya Belajar yang Diteliti Hasil Belajar (IPK) pada Masing-Masing Kriteria Tingkat Keseriusan Ringkasan Hasil Wawancara Mahasiswa Visual, Auditori, dan Kinestetik... Halaman viii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Diagram Jumlah Mahasiswa pada Tiga Macam Gaya Belajar yang Diteliti... Halaman 23 ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kisi-Kisi Kuesioner Penentuan Gaya Belajar Mahasiswa. 2. Contoh Lembar Kuesioner Penentuan Gaya Belajar Mahasiswa Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Visual Contoh Lembar Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Visual Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Auditori Contoh Lembar Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Auditori Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Kinestetik Contoh Lembar Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Kinestetik.. 9. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penentuan Gaya Belajar Mahasiswa Lembar Pedoman Wawancara Penentuan Gaya Belajar Mahasiswa Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Visual Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Auditori Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Kinestetik Hasil analisis uji Kruskal-Wallis Hasil analisis korelasi PEARSON Dokumentasi penelitian Surat penetapan dosbing. 18. Surat ijin observasi ke Ketua Jurusan Biologi Surat ijin observasi ke BAAKK. Halaman x

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurusan biologi adalah salah satu jurusan yang ada di Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan termasuk dalam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Jurusan ini memiliki dua program studi yaitu program studi S1 Pendidikan Biologi dan program studi S1 Biologi. Masingmasing program studi memiliki visi dan misi. Salah satu misi dari kedua program studi adalah menyelenggarakan pendidikan akademik di bidang biologi dan kependidikaan biologi serta meningkatkan kualitasnya secara berkelanjutan. Salah satunya melalui kegiatan pembelajaran. Salah satu faktor belajar yang berpengaruh besar dalam pencapaian prestasi belajar adalah gaya belajar. Secara teori, ada dua kategori tentang bagaimana individu belajar. Pertama, adalah cara individu dapat menyerap informasi dengan mudah, konsep ini disebut modalitas belajar. Kedua adalah bagaimana cara individu mengatur dan mengelola informasi tersebut, konsep ini disebut dominasi otak. Sementara gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana individu menyerap, mengatur, dan mengelola informasi. Gaya belajar berdasarkan modalitas menurut Grinder (diacu dalam De Porter & Hernacki 2004) dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu gaya belajar visual (lebih peka terhadap indera penglihatan), gaya belajar auditory (lebih peka terhadap indera pendengaran), dan gaya belajar kinesthetic (lebih peka dengan bergerak, bekerja, dan menyentuh). Berbagai macam gaya belajar tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap individu namun ada salah satu yang lebih dominan. Setiap individu memiliki kecenderungan pada satu gaya belajar tertentu yang memudahkannya dalam menyerap pelajaran. Individu yang mengetahui kecenderungan gaya belajarnya dan mampu menerapkan strategi belajar yang sesuai maka individu tersebut akan berhasil dalam belajarnya. Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang melihat apa yang sedang dipelajari. Gambar atau visualisasi akan membantu 1

12 2 mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih mudah memahami ide atau informasi daripada ide atau informasi tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan. Sementara itu, individu yang cenderung memiliki gaya belajar auditori akan belajar lebih baik dengan mendengarkan. Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan orang lain. Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan belajar lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Mereka akan belajar sangat baik apabila mereka dilibatkan secara fisik dalam pembelajaran. Mereka akan berhasil dalam belajar apabila mereka mendapatkan kesempatan memanipulasi media untuk mempelajari informasi baru. Gaya belajar juga penting untuk diketahui oleh guru yang mengajar, termasuk dosen. Hal itu dikarenakan hasil belajar optimal menurut Cutt (diacu dalam Ardi 2007) akan diperoleh apabila beragam perbedaan seperti kebiasaan, minat, dan gaya belajar pada peserta didik diakomodasi oleh guru melalui pilihan metode mengajar dan materi ajar yang sesuai dengan gaya belajar (learning style) peserta didik. Gaya belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar, akan tetapi sampai saat ini faktor gaya belajar sering terlupakan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya oleh guru/dosen yang mengajar tetapi juga oleh individu yang belajar. Hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan 40 mahasiswa jurusan biologi yang menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya memahami gaya belajar. Untuk itu, penelitian ini akan mengkaji profil gaya belajar mahasiswa jurusan biologi dan mengetahui korelasinya dengan IPK. Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi dosen dalam pemilihan metode, teknik atau jenis bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mahasiswa sehingga diharapkan kualitas pembelajaran di jurusan biologi menjadi lebih baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

13 3 1. Bagaimana profil gaya belajar (learning style) mahasiswa jurusan biologi FMIPA Unnes? 2. Bagaimana tingkat keseriusan mahasiswa biologi dalam melaksanakan gaya belajarnya? 3. Adakah perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar yang diteliti? 4. Bagaimana korelasi antara tingkat keseriusan gaya belajar mahasiswa dengan hasil belajarnya? C. Penegasan Istilah 1. Profil Gaya Belajar Profil gaya belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah macam gaya belajar yang dimiliki mahasiswa jurusan Biologi FMIPA Unnes. 2. Mahasiswa Biologi FMIPA Unnes Mahasiswa biologi FMIPA Unnes yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi pendidikan biologi angkatan D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui profil gaya belajar mahasiswa jurusan Biologi 2. Untuk mengetahui tingkat keseriusan mahasiswa Biologi dalam melaksanakan gaya belajarnya 3. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar yang diteliti 4. Bagaimana korelasi antara tingkat keseriusan gaya belajar mahasiswa dengan hasil belajarnya E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai sumbangan informasi bagi mahasiswa dalam belajarnya khususnya tentang gaya belajar

14 4 2. Dapat dijadikan sumber data bagi jurusan Biologi untuk meningkatkan kualitas lulusan melalui kegiatan pembelajaran khususnya yang berhubungan dengan gaya belajar mahasiswa.

15 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar Menurut De Porter & Hernacki (2010), belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis, penuh resiko, dan menggairahkan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2010). Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang meliputi banyak hal baik sifat maupun jenisnya, oleh sebab itu tidak semua perubahan pada seseorang merupakan hasil dari proses belajar. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut: 1. Perubahan terjadi secara sadar Artinya seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya telah merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis, artinya satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan yang terjadi senantiasa bertambah untuk memperoleh suatu hal yang lebih baik dari sebelumnya. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Artinya perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku hasil belajar merupakan perbuatan yang terarah dan sudah mempunyai tujuan yang ingin dicapai sebelumnya. 5

16 6 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Selain itu, seseorang yang belajar juga memerlukan teknik dan keterampilan tertentu yang memudahkannya dalam menyerap informasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari. Menurut De Porter & Hernacki (2010), ada lima keterampilan yang merangsang belajar sehingga lebih cepat dan efektif, antara lain: a. Konsentrasi terfokus b. Cara mencatat c. Organisasi dan persiapan tes d. Membaca cepat e. Teknik mengingat B. Gaya Belajar (Learning Style) Gaya belajar yaitu cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsangperangsang yang diterimanya dalam proses belajar (Nasution 2003). Visser, et all (2006) berpendapat bahwa gaya belajar mengacu pada pendekatan yang lebih disukai seseorang dalam belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Berikut ini pengertian gaya belajar oleh para ahli (diacu dalam Ardi 2007): 1. Drummond mendefinisikan gaya belajar sebagai, an individual s preferred mode and desired conditions of learning. Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar. 2. Willing mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. 3. Keefe memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. 4. Dunn dan Griggs memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan. Secara umum, gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal. Tidak semua orang memiliki gaya yang sama. Masing-masing menunjukkan perbedaan namun para peneliti dapat menggolong-

17 7 golongkannya. Gaya belajar ini terkait erat dengan pribadi seseorang, yang dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya. Sebagaimana hasil penelitian Garcia, et all (2008) yang menyatakan bahwa mahasiswa baru yang belum menerima latihan dan pelajaran dari pengajar memiliki perbedaan latar belakang gaya belajar yang berbeda. Banyak ilmuan yang menggolongkan gaya belajar menjadi beberapa macam, namun yang paling sering digunakan adalah penggolongan menurut Grinder (diacu dalam De Porter & Hernacki 2004) yang membagi gaya belajar menjadi 3 macam, yaitu: 1. Gaya Belajar Visual Visual menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah dapat dilihat dengan mata. Berarti gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat. Karakteristik gaya belajar visual ini berhubungan dengan visualitas. Pertama, adalah kebutuhan melihat sesuatu baik informasi maupun pelajaran secara visual, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan, dan yang terakhir adalah anak akan lebih mudah mengingat jika dibantu gambar serta lebih suka membaca daripada dibacakan. Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum memahaminya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, dan mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Tetapi memilki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan. Selain itu, orang yang menyukai gaya belajar visual senang membuat catatan-catatan yang sangat baik dan rapi. Gaya belajar ini dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan beberapa pendekatan: menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi/materi

18 8 pelajaran berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan. Menurut De Porter & Hernacki (2004), ciri-ciri siswa dengan gaya belajar visual adalah: a. Rapi dan teratur b. Berbicara dengan cepat c. Mementingkan penampilan dalam berpakaian maupun presentasi d. Biasanya tidak terganggu oleh keributan e. Lebih suka membaca daripada dibacakan f. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau kuliah g. Lebih suka demonstrasi daripada berpidato h. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat (ya atau tidak) i. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering meminta bantuan orang untuk mengulanginya j. Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar 2. Gaya Belajar Auditori Auditorial berasal dari kata audio yang berarti sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran. Gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar dengan cara mendengar. Karakteristik gaya belajar seperti ini menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, harus mendengar, baru kemudian dapat mengingat dan memahami informasi tertentu. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk belajar. Pertama, adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah dosen di depan kelas untuk kemudian didengarkan kembali. Pendekatan kedua, yang bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi. Ketiga, adalah dengan mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam kemudian didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan review secara verbal dengan teman atau dosen. Menurut De Porter & Hernacki (2004), ciri-ciri siswa dengan gaya belajar auditori sebagai berikut:

19 9 a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja b. Mudah terganggu oleh keributan c. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku saat membaca d. Merasa kesulitan untuk menulis namun pandai dalam bercerita e. Lebih suka gurauan lisan daripada komik f. Berbicara dalam irama terpola g. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat h. Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar i. Dapat menirukan warna, irama, nada suara, dan lain-lain 3. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar ini mengharuskan individu menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar dapat mengingatnya. Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tidak semua orang dapat melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar dapat terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini dapat menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tidak tahan duduk berlama-lama mendengarkan penyampaian pelajaran. Individu yang memiliki gaya belajar ini merasa dapat belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara melihat gambar atau kata kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Untuk menerapkannya dalam pembelajaran, kepada siswa yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai model peraga, misalnya bekerja di laboratorium atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.

20 10 Menurut De Porter & Hernacki (2004), ciri-ciri siswa dengan gaya belajar kinestetik sebagai berikut: a. Berbicara dengan perlahan b. Menanggapi perhatian fisik c. Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat g. Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca h. Banyak menggunakan isyarat tubuh i. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar j. Sulit mengingat peta kecuali jika dirinya pernah berada di tempat itu k. Kemungkinan tulisannya jelek l. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama C. Manfaat Memahami Gaya Belajar Memahami gaya belajar adalah cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas. Setelah menemukan gaya belajar dan mengetahui metode terbaik untuk membantu diri sendiri dalam belajar melalui gaya itu, maka seseorang dapat berkembang dan berprestasi dengan baik di dalam kelas bahkan di mata pelajaran yang sebelumnya dianggap sulit dan tidak menyenangkan. Gaya belajar peserta didik tidak dapat diubah namun setelah peserta didik mengerti gaya belajarnya diharapkan peserta didik dapat memaksimalkan gaya belajar yang dimiliki dengan cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar masingmasing. Dengan memahami dan menekuni gaya belajarnya maka prestasi belajar dapat tercapai dengan mudah. Hal yang sama telah dikemukakan oleh beberapa peneliti, antara lain: 1. Hidayana (2009) yang berjudul Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Balikpapan diperoleh kesimpulan bahwa sebaiknya siswa dapat mengenali gaya belajar yang dimilikinya dengan mengenali konsep diri terkait dengan kesulitan belajar yang dialami

21 11 karena dengan mengenali gaya belajar sendiri, siswa mampu menentukan bagaimana atau seperti apa cara belajar yang optimal bagi dirinya, dan guru hendaknya memperhatikan gaya belajar siswa yang berbeda-beda pada saat proses belajar mengajar. Karena hal tersebut dapat membantu serta memudahkan guru dalam menentukan metode pengajaran yang tepat serta penyampaian materi yang dapat diterima oleh siswa. Sehingga siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda juga dapat dengan mudah menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, 2. Pallapu (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Effects of Visual and Verbal Learning Styles on Learning mengatakan bahwa perbedaan gaya belajar mempengaruhi pembelajaran dan karenanya jika ditangani dengan tepat, akan ada peningkatan besar dalam pencapaian hasil belajar. Sekali seseorang telah mengenali gaya belajar yang dimiliki, maka dapat menerapkan cara belajar yang terbaik yang sesuai dengan gaya belajar untuk memaksimalkan prestasi pendidikan. Penting untuk diingat bahwa seorang individu adalah pembelajar yang unik. Tidak ada dua orang yang persis sama dan tidak ada dua orang yang bisa belajar dengan cara yang persis sama. Ada banyak keuntungan untuk memahami gaya belajar yang dimiliki agar dalam belajar dapat memproses informasi dengan lebih efisien dan efektif. Beberapa manfaat tersebut (diacu dalam Anonim 2010), meliputi: a. Keuntungan Akademik 1) Memaksimalkan potensi belajar 2) Berprestasi pada semua tingkat pendidikan 3) Memahami cara belajar terbaik dan bisa mendapatkan nilai lebih baik pada ujian dan tes 4) Mengatasi keterbatasan belajar di dalam kelas 5) Mengurangi frustasi dan tingkat stres siswa 6) Mengembangkan strategi belajar yang efisien dan efektif b. Keuntungan Pribadi 1) Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri 2) Mempelajari cara terbaik menggunakan keunggulan otak

22 12 3) Mendapatkan wawasan kekuatan serta kelemahan diri 4) Mempelajari bagaimana menikmati belajar dengan lebih dalam 5) Mengembangkan motivasi untuk belajar 6) Mempelajari bagaimana memaksimalkan kemampuan serta keterampilan alami c. Keuntungan Profesional 1) Tetap up to date mengenai topik-topik profesional 2) Unggul dalam kompetisi/persaingan 3) Mengelola tim dengan cara yang lebih efektif 4) Mempelajari bagaimana cara memberikan presentasi dengan lebih efektif 5) Meningkatkan keterampilan dalam menjual 6) Meningkatkan produktifitas Perlu diingat bahwa tidak ada cara yang benar atau salah dalam belajar. Setiap orang adalah unik dan setiap gaya belajar menawarkan keuntungan serta kekurangan masing-masing. Memahami gaya belajar diri sendiri dapat membantu untuk belajar serta bekerja secara lebih efisien. D. Cara Belajar yang Efektif Sesuai Gaya Belajar Setelah mengetahui kecenderungan gaya belajar, maka terbentuklah tipe belajar diri sendiri, yaitu: 1. visual otak kiri 2. visual otak kanan 3. auditori otak kiri 4. auditori otak kanan 5. kinestesik otak kiri 6. kinestesik otak kanan Berikut adalah cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai dengan masing-masing gaya belajar (diacu dalam Anonim 2011):

23 13 1. Tipe Visual Otak Kiri a. mempercepat proses belajar dengan membaca dan melihat materi visual dalam bentuk bahasa, surat, kata, angka, dan membuat kontak mata dengan lawan bicara b. lebih mudah mempelajari dengan membaca buku dan catatan yang diberikan secara jelas dan rapi c. dapat belajar baik dengan diiringi musik maupun tidak, karena mereka tidak terlalu peduli dengan stimuli auditori di sekelilingnya dan juga sangat sensitif terhadap stimuli visual dan mudah terganggu bila ada gangguan visual d. dapat belajar dan mengingat tulisan pengucapan bahasa dan pengejaan jika materinya disajikan dalam bentuk cetak dan terlihat rapi e. sangat terjadwal dan disiplin waktu f. untuk mempercepat membaca, tipe ini harus mengingat detail kata dan angka yang dibaca. Instruksi yang Sesuai Untuk Gaya Visual Otak Kiri: 1) Tipe ini hanya perlu mengingat setiap detail yang dibaca dari pada harus mencari yang tersirat 2) Meminta instruktur untuk memilih point-point yang penting dan menuliskannya di papan tulis 2. Tipe Visual Otak Kanan a. mempercepat proses belajar dengan alat bantu visual seperti grafik dan gambar b. adanya kontak mata dengan guru atau pengajar daripada harus mendengarkan saja c. diberi penjelasan secara deskriptif agar memiliki bayangan yang jelas tentang materi yang dibicarakan d. disediakan media, slide, video disertai dengan gambar-gambar yang menarik dan imajinatif e. bisa belajar baik diiringi dengan musik maupun tidak, kebisingan dan suara disekitar tidak akan menggoyahkan konsentrasi f. mengingat setiap objek yang mereka lihat dalam kehidupan nyata

24 14 g. memahami bacaan dengan lebih cepat dengan membayangkan semua yang dibaca h. sangat tertarik pada seni rupa dan desain grafik, arsitektur. Instruksi yang sesuai dengan Gaya Visual Otak Kanan: 1) Memberikan gambaran-gambaran sekilas dari materi yang akan dipelajari 2) Membuat gambar/alat bantu visual 3. Tipe Auditori Otak Kiri a. auditori otak kiri dapat mempecepat proses belajar dengan mendengar, berbicara dan berdiskusi b. menyerap makna komunikasi verbal dengan cepat c. mengikuti perkuliahan, pelatihan verbal d. menggunakan media yang sesuai seperti film, video, komputer dan lain-lain e. melalui teknik manual dan pedoman instruksional yang dibaca f. menyenangi tempat yang sunyi dan tenang untuk belajar g. membaca dengan suara keras, suara pelan atau membaca dalam hati Instruksi yang sesuai dengan Gaya Auditori Otak Kiri: 1) Disajikan materi dalam bentuk auditori melalui penjelasan dan diskusi 2) Membaca materi dengan suara yang keras atau merekamnya, serta belajar berkelompok 4. Tipe Auditori Otak Kanan a. mempercepat proses belajar dengan mendengarkan musik, mendengarkan orang lain belajar b. merekam suara c. menghubungkan materi dengan irama musik d. menghubungkan kata dan angka-angka dengan musik e. tipe ini tidak peduli pada simbol dan bahasa yang abstrak f. berpikir intuitif, tanpa kata-kata g. memahami bacaan jika dibaca dengan suara keras atau membaca dalam hati h. mempelajari strategi yang tepat Instruksi yang sesuai dengan Gaya Auditori Otak Kanan:

25 15 1) Menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, dengan diiringi musik atau sound effect, disertai dengan contoh alur pikir, objek nyata atau demonstrasi 5. Tipe Kinestetik Otak Kiri a. menggunakan pendekatan yang terorganisir, sistematis dan bertahap yang melibatkan tubuh dan otot mereka b. bergerak bebas agar nyaman dan relaks dan merasa tersiksa jika duduk diam c. mendiskusikan atau merekam prestasi yang telah dicapai d. memberikan kebebasan bergerak saat mempelajari materi e. membuat catatan tersendiri dan menggunakan alat bantu 6. Tipe Kinestetik Otak Kanan a. belajar dengan gerakan yang tidak terstruktur, imajinatif dan bebas b. belajar secara Trial and error, eksplorasi dan mencoba menentukan hal-hal baru c. pengalaman yang aktif berupa simulasi d. memberikan contoh-contoh, buku-buku petunjuk praktek e. gambaran global, bahasa sensoris f. memberi catatan atau bahan bacaan g. gambar yang berhubungan dengan topik h. demonstrasi E. Memanfaatkan Gaya Belajar Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh seorang guru untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing. Pertama, menjelaskan kepada mereka (siswa) bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Selanjutnya, membantu siswa agar menyadari gaya belajar masing-masing. Setelah siswa mengetahui gaya belajar mereka kemudian memberikan tips-tips sebagaimana menurut De Porter & Hernacki (2010) berikut ini: 1. Pelajar visual Mendorong pelajar visual untuk membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka. Dalam matematika dan ilmu pengetahuan alam, tabel dan

26 16 grafik akan memperdalam pemahaman mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi pelajar visual dalam mata pelajaran apapun karena para pelajar visual belajar terbaik saat mereka mulai dengan gambar keseluruhan, melakukan tinjauan umum mengenai bahan pelajaran. Membaca bahan secara sekilas, misalnya memberikan gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum ke perinciannya. 2. Pelajar auditori Mendengarkan kuliah, contoh, dan cerita serta mengulang informasi adalah cara-cara utama belajar mereka. Jika guru melihat mereka kesulitan dalam memahami suatu konsep, maka membantunya dengan mengajak mereka berbicara dengan diri mereka sendiri untuk memahaminya atau mengubah fakta panjang menjadi sebuah lagu yang mudah diingat oleh siswa. 3. Pelajar kinestetik Pelajar-pelajar ini menyukai proyek terapan. Lakon-lakon pendek dan lucu terbukti dapat membantu mereka. Para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.

27 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kampus jurusan biologi FMIPA Unnes. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan biologi FMIPA Unnes prodi pendidikan biologi angkatan 2008 dengan alasan bahwa mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa yang masih aktif kuliah di kampus dan telah menempuh 5 semester (sebagian besar mata kuliah telah ditempuh) yang berjumlah 119 mahasiswa. Sampel yang diambil sebesar 75% dari populasi sehingga didapatkan sampel sebanyak 90 mahasiswa. C. Faktor yang Diteliti Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: 1. Gaya belajar mahasiswa jurusan biologi FMIPA Unnes 2. Tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya 3. Ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar yang diteliti 4. Korelasi antara tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar dengan hasil belajarnya D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Data diambil dari mahasiswa prodi pendidikan biologi FMIPA Unnes angkatan 2008 melalui 3 macam metode pengambilan data, meliputi: 1. Metode Kuesioner Metode kuesioner merupakan metode pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri atas sejumlah pernyataan/pertanyaan yang logis dan berhubungan dengan masalah penelitian. Kuesioner dalam penelitian ini ada dua macam. 17

28 18 Kuesioner yang pertama, digunakan untuk menentukan gaya belajar yang dominan pada diri mahasiswa sedangkan kuesioner yang kedua, digunakan untuk menentukan seberapa tinggi tingkat keseriusan mahasiswa dalam menekuni gaya belajarnya. 2. Metode Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara. Metode wawancara dalam penelitian ini ada dua macam. Pertama, digunakan untuk menentukan gaya belajar mahasiswa apabila tidak dapat ditentukan melalui kuesioner. Kedua, digunakan untuk meneliti lebih mendalam harapan mahasiswa terhadap proses pembelajaran di jurusan biologi sesuai gaya belajarnya masing-masing (diambil satu orang perwakilan dari mahasiswa yang memiliki IPK tertinggi pada masing-masing kelompok gaya belajar). 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh datadata pendukung berupa IPK dari bagian BAAKK Unnes. tabel 1. Sumber data dan teknik pengumpulan data, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1 Sumber data dan teknik pengumpulan data Tujuan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 1. Menentukan gaya belajar mahasiswa Mahasiswa 1. Kuesioner gaya belajar 2. Wawancara (apabila tidak dapat ditentukan melalui kuesioner) 2. Menentukan tingkat keseriusan gaya belajar 3. Memperoleh data IPK 4. Mengetahui harapan mahasiswa Mahasiswa BAAKK Unnes Mahasiswa Kuesioner tingkat keseriusan gaya belajar Dokumentasi Wawancara

29 19 E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini melalui tahapan yang dijabarkan secara rinci dalam uraian berikut: 1. Persiapan Penelitian a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi dan memperoleh data jumlah mahasiswa prodi pendidikan biologi angkatan b. Menyusun instrumen penelitian yaitu kuesioner dan pedoman wawancara. Kuesioner untuk menentukan gaya belajar yang dominan pada mahasiswa, diadopsi dari kuesioner standar De Porter & Hernacki (2010) yang sudah teruji reliabilitasnya dan sudah digunakan oleh peneliti sebelumnya (Nugraheni & Nurmala 2006) yang dimodifikasi pada segi stuktur dan bahasa. Kuesioner untuk menentukan tingkat keseriusan gaya belajar, disusun berdasarkan ciri-ciri perilaku belajar yang sesuai dengan masing-masing gaya belajar. c. Melakukan validasi instrumen penelitian melalui dua macam validitas yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Kuesioner divalidasi dengan melakukan penelusuran teori yang sesuai dan mendukung variabel yang diteliti. Selanjutnya membuat kisi-kisi instrumen dan mengkonsultasikan kepada dosen-dosen pembimbing untuk mendapatkan saran dan perbaikan. 2. Pelaksanaan Penelitian a. Membagikan kuesioner penentuan gaya belajar kepada responden kemudian dianalisis untuk menemukan gaya belajar yang dominan pada diri mahasiswa b. Apabila dari hasil kuesioner belum dapat menentukan gaya belajar yang dominan, maka dilakukan pengecekan ulang sampai menemukan gaya belajar yang dominan dengan membagikan kuesioner gaya belajar dan dilakukan wawancara c. Pada saat berikutnya, membagikan kuesioner tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya kepada responden yang sama sesuai jenis gaya belajarnya masing-masing

30 20 d. Mengambil data IPK mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dari bagian BAAKK Unnes e. Melakukan analisis data gaya belajar dan tingkat keseriusannya secara deskriptif, untuk menganalisis hubungan antara masing-masing gaya belajar dengan IPK dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis dengan bantuan program SPSS 18, dan untuk mengetahui korelasi tingkat keseriusan dengan hasil belajar dilakukan uji korelasi PEARSON. f. Melakukan pembahasan dan menyimpulkan secara deskriptif g. Melakukan pengambilan gambar/foto sebagai bukti fisik yang mendukung penelitian F. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif menurut Arikunto (2006), uji anava non parametrik (Kruskal-Wallis Test), dan uji korelasi PEARSON. Apabila data telah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata. Berikut ini adalah tahap-tahap analisis data: 1. Untuk kuesioner pertama (kuesioner untuk menentukan gaya belajar mahasiswa yang paling dominan) yang terdiri dari 3 tabel. a. Dilakukan dengan mengkonversi tiap jawaban dari 18 pernyataan setiap tabel pada skala likert ke dalam bentuk numerik: 1) Bila responden menjawab Sering diberi skor 3 2) Bila responden menjawab Kadang-kadang diberi skor 2 3) Bila responden menjawab Jarang diberi skor 1 4) Bila responden menjawab Tidak pernah diberi skor 0 b. Melakukan penghitungan skor yang diperoleh dari tiap-tiap kategori respon/jawaban c. Mencari jumlah total yang paling tinggi dari 3 tabel d. Mengambil kesimpulan gaya belajar yang dominan pada responden dengan kriteria sebagai berikut:

31 21 1) Jika total paling tinggi adalah tabel A berarti gaya belajar yang dominan adalah visual 2) Jika total paling tinggi adalah tabel B berarti gaya belajar yang dominan adalah auditori 3) Jika total paling tinggi adalah tabel C berarti gaya belajar yang dominan adalah kinestetik 2. Wawancara dianalisis secara deskriptif 3. Untuk kuesioner kedua (kuesioner untuk menentukan tingkat keseriusan mahasiswa dalam menekuni gaya belajarnya) a. Dilakukan dengan mengkonversi tiap jawaban dari 15 pernyataan pada skala likert ke dalam bentuk numerik: 1) Bila responden menjawab Sering diberi skor 4 2) Bila responden menjawab Kadang-kadang diberi skor 3 3) Bila responden menjawab Jarang diberi skor 2 4) Bila responden menjawab Tidak pernah diberi skor 1 b. Melakukan penghitungan skor tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya c. Untuk memperoleh persentase dari skor yang telah didapatkan, dilakukan penghitungan dengan rumus deskriptif persentase (Ali 1993). n Dp = 100% N Keterangan: Dp = persentase tingkat keseriusan gaya belajar yang diteliti N = jumlah skor maksimum tingkat keseriusan gaya belajar n = jumlah skor yang diperoleh d. Selanjutnya membuat keputusan dari hasil analisis deskriptif, bagaimana tingkat keseriusan mahasiswa dalam menekuni gaya belajarnya. Penentuan tersebut berdasarkan kriteria yang tersaji pada tabel 2.

32 22 Tabel 2 Persentase dan kriteria tingkat keseriusan gaya belajar Persentase Tingkat Keseriusan Kriteria 81,25% < % 100% sangat serius 62,5% < % 81,25% Serius 43,75% < % 62,5% kurang serius 25% < % 43,75% tidak serius 4. Sedangkan untuk menganalisis adakah perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar: a. Dilakukan uji homogenitas b. Selanjutnya uji normalitas, karena hasilnya berupa data tidak normal maka selanjutnya dilakukan uji anava non parametrik (Kruskal-Wallis Test) dengan bantuan program SPSS 18. Dipilih uji Kruskal-Wallis dikarenakan teknik ini merupakan suatu teknik statistik non-parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antara 3 kelompok data atau lebih yang berasal dari 1 variabel bebas dengan data berbentuk peringkat, rangking, atau ordinal dengan jumlah sampel untuk masing-masing kelompok data berbeda. 5. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar dengan hasil belajarnya dilakukan uji korelasi PEARSON. 6. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian secara deskriptif.

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian meliputi gaya belajar mahasiswa, tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya, ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga kelompok gaya belajar, dan korelasi hasil belajar dengan tingkat keseriusan gaya belajar. Untuk lebih lengkapnya dapat disajikan sebagai berikut: 1. Gaya Belajar Mahasiswa Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 90 mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 3. Tabel 3 Jumlah mahasiswa pada masing-masing gaya belajar yang diteliti No Macam Gaya Belajar Jumlah Mahasiswa 1. Visual Auditori Kinestetik 17 Untuk lebih jelasnya, jumlah mahasiswa biologi pada masing-masing gaya belajar yang diteliti disajikan pada gambar 1.!"!# "$$" Gambar 1 Diagram jumlah mahasiswa pada tiga macam gaya belajar yang diteliti 23

34 24 Berdasarkan tabel 3 dan gambar 1 di atas, diketahui bahwa terdapat tiga macam gaya belajar pada mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008, meliputi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, dan jumlah terbanyak adalah mahasiswa yang bergaya belajar auditori. Hal ini dapat dilihat dari jumlah mahasiswa secara berturut-turut yang bergaya belajar auditori sebanyak 44 mahasiswa, sedangkan visual berjumlah 29, dan kinestetik ada 17 mahasiswa. 2. Tingkat Keseriusan Melaksanakan Gaya Belajar Berdasarkan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui tingkat keseriusan gaya belajar mahasiswa yang dilakukan pada 90 mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 4. Tabel 4 Jumlah mahasiswa pada masing-masing gaya belajar berdasarkan empat kriteria tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajarnya No Gaya Belajar Jumlah Mahasiswa Sangat Serius Serius Kurang Serius Tidak Serius 1. Visual % 79,31% 20,69% 0% 2. Auditori % 77,27% 22,73% 0% 3. Kinestetik % 64,70% 35,30% 0% Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa tingkat keseriusan mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dalam melaksanakan gaya belajarnya baik visual, auditori, dan kinestetik sebagian besar tergolong dalam kategori serius, dengan persentase berturut-turut 79,31%, 77,27%, dan 64,70%. 3. Hasil Belajar (IPK) pada Masing-Masing Gaya Belajar Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh dari BAAKK, didapatkan data IPK mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 yang menjadi subyek dalam penelitian ini yang disajikan pada tabel 5.

35 25 Tabel 5 Data IPK mahasiswa pada masing-masing kelompok gaya belajar IPK Mahasiswa pada Masing-Masing Gaya Belajar Visual Auditori Kinestetik 3,32 3,04 2,93 3,12 3,01 2,86 3,31 3,01 2,83 2,41 3,20 3,14 3,29 3,20 3,30 3,02 3,11 3,17 3,19 3,11 2,62 3,34 3,04 3,04 3,00 3,04 3,03 3,05 3,26 2,89 3,12 3,14 3,15 3,49 3,29 3,25 2,82 3,23 2,72 3,45 2,91 2,84 3,05 3,09 3,05 3,03 2,56 3,06 3,12 3,45 3,36 2,85 3,17 3,55 3,21 3,07 3,30 3,26 3,35 3,51 3,41 3,45 3,19 3,32 3,29 3,30 3,42 3,04 3,08 3,22 3,50 3,09 2,73 3,13 3,29 3,24 3,17 3,27 2,91 3,10 3,08 3,12 3,23 2,99 1,50 3,12 2,52 3,02 3,00 2,89

36 26 Setelah dilakukan uji anava non parametrik (Kruskal-Wallis Test) dengan bantuan program SPSS 18, hasilnya disajikan pada tabel 6. Tabel 6 Hasil analisis uji Kruskal-Wallis tentang ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara 3 macam gaya belajar yang diteliti Variabel bebas: macam gaya belajar Variabel terikat: hasil belajar (IPK) Macam Gaya Belajar Jumlah Mahasiswa Rata-rata Jenjang db Chisquare Asymp. sig Visual 29 52,47 2 5,582 0,061 Auditori 44 45,50 Kinestetik 17 33,62 Total 90 Berdasarkan tabel tersebut di atas, didapatkan hasil nilai signifikansi sebesar yang artinya tidak ada perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di antara kelompok mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. 4. Hubungan Tingkat Keseriusan Melaksanakan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Berdasarkan hasil dokumentasi berupa data IPK yang diperoleh dari BAAKK Unnes, kemudian dihubungkan dengan masing-masing kriteria tingkat keseriusan gaya belajar, maka didapatkan hasil sebagaimana tersaji pada tabel 7. Tabel 7 Hasil belajar (IPK) pada masing-masing kriteria tingkat keseriusan gaya belajar Macam Gaya Belajar Kriteria Tingkat Keseriusan Rentang IPK Visual Sangat Serius - Serius 3 3,55 Kurang serius 2,41 3,13 Tidak serius - Auditori Sangat Serius - Serius 3 3,5 Kurang serius 1,5 3,21 Tidak serius - Kinestetik Sangat Serius - Serius 2,86 3,36 Kurang serius 2,62 3,05 Tidak serius -

37 27 Setelah dianalisis menggunakan uji korelasi PEARSON, didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang erat antara tingkat keseriusan gaya belajar visual dengan hasil belajar sebesar 0,817 dan besarnya pengaruh sebesar 66,81%, ada hubungan antara tingkat keseriusan gaya belajar auditori dengan hasil belajarnya sebesar 0,752 dan besarnya pengaruh sebesar 56,51%, dan ada hubungan tingkat keseriusan gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar sebesar 0,837 dan besarnya pengaruh sebesar 70,16%. Dengan demikian tingkat keseriusan mahasiswa prodi pendidikan biologi dalam melaksanakan gaya belajarnya menentukan tingginya hasil belajar (IPK) yang diperolehnya. 5. Hasil Wawancara Sebagai data pelengkap, dilakukan wawancara pada perwakilan mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memiliki IPK tertinggi pada masing-masing kelompok gaya belajar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui harapan mereka terhadap proses pembelajaran di jurusan biologi agar dosen dapat memfasilitasi gaya belajar mereka sehingga dapat menunjang hasil belajar (IPK) yang maksimal. Hasil wawancara pada mahasiswa yang bergaya belajar visual, auditori, dan kinestetik disajikan pada tabel 8.

38 28 No Tabel 8 Ringkasan hasil wawancara dengan mahasiswa visual, auditori, dan kinestetik Faktor yang diungkap 1. Dukungan proses pembelajaran di jurusan biologi terhadap gaya belajar 2. Saran yang diajukan a. Penggunaan power point (ppt) dimaksimalkan secara lebih menarik b. Buku diktat perkuliahan lebih disempurnakan c. Perlu adanya tugas membuat reflektif jurnal di akhir perkuliahan setiap mata kuliah Tanggapan Mahasiswa Visual Auditori Kinestetik Belum cukup Belum cukup Belum cukup mendukung mendukung mendukung a. Dosen tetap menerapkan metode ceramah walaupun hanya sekedar menjelaskan konsep dan hal-hal yang penting b. Metode presentasi kelompok diperbanyak c. Tugas dan soal ulangan dibagikan kembali dan dibahas bersama a. Buku diktat praktikum lebih diperbaiki dengan lebih memberi kesempatan bereksperimen b. Penggunaan metode pembelajaran yang lebih bervariasi c. Jumlah SKS mata kuliah praktikum ditambah B. Pembahasan 1. Gaya Belajar Mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan data bahwa terdapat tiga macam gaya belajar pada mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008, meliputi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, dengan jumlah terbanyak adalah mahasiswa yang bergaya belajar auditori. Hal ini dapat dilihat dari jumlah mahasiswa secara berturut-turut yang bergaya belajar auditori sebanyak 44 mahasiswa sedangkan visual berjumlah 29 dan kinestetik ada 17 mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa seorang individu adalah pembelajar yang unik.

39 29 Tidak ada dua orang yang persis sama dan tidak ada dua orang yang bisa belajar dengan cara yang sama. Adanya variasi gaya belajar pada mahasiswa biologi tersebut juga menunjukkan bahwa gaya belajar merupakan suatu karakter biologis bawaan, sehingga akan berbeda antara individu satu dengan yang lainnya (Dunn dan Griggs dalam Ardi 2007). Gaya belajar pada masing-masing individu tidak dapat diubah, akan tetapi hanya dapat ditingkatkan dengan menerapkan cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar yang ada pada dirinya. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tiga macam gaya belajar yang diteliti semuanya ada pada mahasiswa jurusan Biologi angkatan 2008, maka hendaknya menjadi perhatian bagi jurusan untuk menjadikan faktor gaya belajar sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melaksanakan proses pembelajaran di jurusan Biologi yang dapat memfasilitasi ketiga macam gaya belajar tersebut. Sebagaimana pendapat Cutt (diacu dalam Ardi 2007) hasil belajar yang optimal akan diperoleh apabila beragam perbedaan seperti kebiasaan, minat, dan gaya belajar pada peserta didik diakomodasi oleh guru/dosen melalui pilihan metode mengajar dan materi ajar yang sesuai dengan gaya belajar (learning style) peserta didik. Perlu ditegaskan bahwa seseorang bukan berarti hanya memiliki salah satu karakteristik gaya belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik gaya belajar yang lain, pada dasarnya seseorang mempunyai ketiga modalitas tersebut namun biasanya ada salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Sehubungan dengan hal ini maka perlu kiranya bagi mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan segala macam situasi, kondisi, maupun teknik mengajar dosen yang cenderung berbeda-beda dengan spesifikasi bidang ilmu yang diampunya. 2. Tingkat Keseriusan Melaksanakan Gaya Belajar Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat keseriusan gaya belajar mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dalam melaksanakan gaya belajarnya baik yang visual, auditori, dan kinestetik sebagian besar tergolong dalam kategori serius. Kategori serius ini menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan

40 30 Biologi dalam melaksanakan strategi belajar sudah sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jumlah mahasiswa dengan tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajarnya termasuk kategori serius secara berturut-turut visual, auditori, dan kinestetik adalah sebesar 79,31%, 77,27%, dan 64,70%. Tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar visual dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini: selalu membuat catatan untuk mengingat informasi, sering membuat simbol-simbol, gambar, tabel, grafik dan peta konsep, senang belajar dengan membaca, dalam mempelajari buku, senang membaca ringkasannya terlebih dahulu sebelum membaca lebih detailnya, sering membaca sambil menandai dengan warna yang mencolok, ketika mengeja sambil melihat kata yang dieja, senang duduk di bangku paling depan dan menulis penjelasan dengan rapi dan teratur. Tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar auditori terlihat dari beberapa indikator, yaitu mengingat melalui mendengar, selalu berusaha mengikuti perkuliahan, senang melakukan diskusi dengan teman dan dosen, sering merekam penjelasan dosen dengan alat perekam, sering menciptakan lagu pada beberapa materi pelajarannya, membaca buku dengan suara yang keras, senang berpidato/presentasi. Tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar kinestetetik ditunjukkan oleh beberapa indikator, yaitu senang belajar melalui praktik, membaca sambil melakukan gerakan fisik, tidak tahan duduk berjam-jam, senang belajar dengan eksplorasi langsung di lapangan, menghafal sambil berjalan-jalan, selalu memberi alokasi waktu untuk istirahat di sela belajarnya, selalu aktif di kelas, senang dan berani mencoba-coba. Selain itu, dari analisis hasil penelitian yang berupa alasan-alasan yang mendukung dalam menjawab pertanyaan kuesioner, didapatkan hasil bahwa alasan-alasan mereka sesuai dengan apa yang mereka rasakan tentang kenyamanan dalam melaksanakan gaya belajar tersebut sehingga semakin menegaskan bahwa tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajarnya adalah tergolong serius. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa prodi pendidikan

41 31 Biologi angkatan 2008 telah cukup memahami gaya belajarnya masing-masing. Menurut teori, memahami gaya belajar sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas. Setelah menemukan gaya belajar dan mengetahui metode terbaik untuk membantu diri sendiri dalam belajar melalui gaya itu, maka seseorang dapat berkembang dan berprestasi dengan baik di dalam kelas, bahkan di mata pelajaran yang sebelumnya dianggap sulit dan tidak menyenangkan. Sesuai pendapat De Porter & Hernacki (2004) bahwa jika seseorang akrab dengan gaya belajar sendiri, seseorang tersebut dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu diri sendiri dalam belajar lebih cepat dan lebih mudah. Hal ini sangat membantu belajar mahasiswa yang cenderung lebih menuntut belajar mandiri. 3. Hasil belajar (IPK) pada masing-masing gaya belajar Berdasarkan hasil analisis Kruskal-Wallis Test, didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di antara kelompok mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar di jurusan Biologi relatif cukup baik dalam memfasilitasi ketiga macam gaya belajar tersebut dan mahasiswa dengan masing-masing gaya belajarnya relatif mampu beradaptasi dengan proses belajar mengajar yang ada. 4. Hasil Belajar (IPK) pada Masing-Masing Kriteria Tingkat Keseriusan Berdasarkan hasil analisis uji korelasi PEARSON, didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang erat antara tingkat keseriusan gaya belajar visual dengan hasil belajar sebesar 0,817 dan besarnya pengaruh sebesar 66,81%, ada hubungan antara tingkat keseriusan gaya belajar auditori dengan hasil belajar sebesar 0,752 dan besarnya pengaruh sebesar 56,51%, dan ada hubungan tingkat keseriusan gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar sebesar 0,837 dan besarnya pengaruh sebesar 70,16%. Hasil ini menunjukkan bahwa ada korelasi yang positif antara tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya dengan hasil belajar yang dicapainya. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

42 32 memahami gaya belajar sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas. Setelah menemukan gaya belajar dan mengetahui metode terbaik untuk membantu diri sendiri dalam belajar melalui gaya itu, maka seseorang dapat berkembang dan berprestasi dengan baik (De Porter 2004). Sehubungan dengan hal ini maka perlu kiranya bagi mereka yang kurang serius dalam melaksanakan gaya belajarnya untuk meningkatkan tingkat keseriusannya agar hasil belajar yang dicapai lebih optimal. 5. Hasil Wawancara Hasil wawancara untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap dukungan proses pembelajaran di jurusan Biologi yang sudah ada selama ini dan harapan mahasiswa pada masing-masing gaya belajarnya, secara rinci tersaji sebagai berikut: a. Mahasiswa dengan gaya belajar visual Mahasiswa kelompok ini mengemukakan bahwa selama ini hampir semua dosen sudah menggunakan power point dalam proses pembelajaran akan tetapi sebagian besar masih sangat sederhana. Mahasiswa yang bergaya belajar visual ini berharap, tampilan power point dibuat lebih menarik dengan banyak variasi warna, khususnya pada bagian yang penting agar ditebalkan atau diberi warna yang lebih mencolok. Selain itu, ia juga berharap diktat kuliah disempurnakan dengan memperbanyak gambar yang jelas, tabel, grafik, dan berwarna. Hal ini sesuai dengan pendapat De Porter & Hernacki (2004) yang menyatakan bahwa gaya belajar visual memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, tabel, dan grafik serta lebih senang membaca daripada dibacakan. Saran berikutnya yang diberikan mahasiswa ini adalah perlu adanya reflektif jurnal di akhir perkuliahan pada setiap mata kuliah, seperti yang sudah diterapkan pada pembelajaran Biologi Molekuler. Hal ini menurutnya sangat membantu karena ada tuntutan untuk mencatat hal-hal penting terkait materi yang baru saja diajarkan bahkan kegiatan pada waktu itu juga dicatat, sehingga untuk dapat mengingatnya dengan cepat, cukup membaca jurnal tersebut. Bentuk reflektif

43 33 jurnal yang dibuat disarankan bebas sesuai tingkat kreatifitas mahasiswa. Hal ini sesuai dengan teori cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai dengan masing-masing gaya belajar yang menyatakan bahwa instruksi yang sesuai untuk gaya belajar visual adalah hanya perlu mengingat setiap detail, menulis pointpoint yang penting, membuat gambaran sekilas pada materi yang akan atau sudah dipelajari (Anonim 2011). b. Mahasiswa dengan gaya belajar auditori Mahasiswa ini menyatakan cukup merasa kesulitan belajar dikarenakan sebagian besar dosen sudah sangat jarang menerapkan metode ceramah, sedangkan mahasiswa yang bergaya belajar auditori adalah mahasiswa yang lebih menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan (De Porter & Hernacki 2004). Mahasiswa ini menyampaikan saran atau harapan agar dosen hendaknya menjelaskan hal-hal yang penting atau setidaknya memberikan kesimpulan dari tiap-tiap sub bab materi, karena bagaimanapun juga mahasiswa adalah seorang pembelajar dengan segala kekurangannya dimana pembelajar auditori akan cepat paham setelah mendengarkan. Saran berikutnya adalah agar lebih diperbanyak metode presentasi kelompok, dimana yang menjelaskan di depan kelas adalah teman sendiri dengan bahasa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Selanjutnya, adanya sesi pertanyaan akan dapat memicu mahasiswa untuk lebih antusias mendengarkan, menyusun pertanyaan, dan bahkan menjawab pertanyaan, apalagi jika dosen pengampu memberikan penguatan berupa tambahan hal-hal penting dan meluruskan jawaban yang dianggap kurang tepat. Mahasiswa ini menghendaki tugas maupun soal ulangan dibagikan kembali kemudian dibahas bersama, dengan harapan dosen dapat menjelaskan hal-hal yang salah dan yang benar. c. Mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa yang bergaya belajar kinestetik, mahasiswa ini menyatakan bahwa pembelajaran di jurusan biologi belum sepenuhnya mendukung bagi pembelajar kinestetik, dengan alasan praktikum hanya mendapat alokasi waktu satu SKS saja, padahal menurut De

44 34 Porter & Hernacki (2004) ciri-ciri pembelajar kinestetik adalah senang belajar di laboratorium dan akan cepat paham jika sudah melakukan. Mahasiswa ini menyampaikan saran atau harapan, untuk menunjang praktikum sebaiknya buku diktat petunjuk praktikum dibuat lebih umum. Selama ini diktat petunjuk praktikum sudah sangat terarah sehingga tidak memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencoba-coba atau bereksperimen untuk membuktikan sendiri teori yang sudah ada. Sebagai contoh, pada praktikum morfologi tumbuhan, mahasiswa sudah terlebih dulu diberi tugas untuk membawa tumbuh-tumbuhan yang sudah tercantum dan sudah dikelompokkan ke dalam golongannya masing-masing. Sebaiknya, menurut pembelajar kinestetik, dia senang jika diberi kebebasan membawa aneka macam tumbuhan sesuai keinginannya. Hal ini sesuai dengan teori cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai dengan masing-masing gaya belajar yang menyatakan bahwa instruksi yang sesuai untuk gaya belajar kinestetik adalah belajar secara Trial and error, eksplorasi dan mencoba menentukan hal-hal baru (Anonim 2011). Harapan lainnya adalah hendaknya dosen menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, misalnya jigsaw, dan lain-lain karena pembelajar kinestetik tidak tahan duduk lama-lama atau cepat bosan. Selanjutnya untuk jumlah SKS mata kuliah praktikum diusulkan untuk ditambah. Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, masing-masing mahasiswa sesuai gaya belajarnya memberikan tanggapan dan saran atau harapan berdasarkan latar belakang gaya belajarnya masing-masing, sehingga pihak jurusan diharapkan mampu mengambil kebijakan yang tidak hanya memperhatikan salah satu gaya belajar saja, akan tetapi sedapat mungkin mampu memfasilitasi ketiga macam gaya belajar yang ada sehingga dapat memenuhi semua harapan mahasiswanya. Selain itu, seperti yang dijelaskan dari hasil penelitian di muka yang menunjukkan bahwa tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar maka mahasiswa hendaknya lebih menekankan tingkat keseriusannya. Mahasiswa juga diharapkan mampu menyadari pada dasarnya semua orang memiliki ketiga modalitas yang ada, sehingga seseorang akan lebih survive jika mampu beradaptasi dengan segala macam situasi dan

45 35 kondisi. Jika seseorang mampu melakukan hal yang tepat dan efektif dalam banyak situasi maka seseorang tersebut dapat mencapai banyak hal yang diinginkannya. Ditambah lagi, bahwa mahasiswa lebih dituntut untuk belajar mandiri sehingga akan lebih baik jika mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan tipe mengajar dosen yang berbeda dan mampu mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi situasi-situasi tertentu.

46 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Gaya belajar mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 meliputi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, berturut-turut dengan jumlah mahasiswa terbanyak adalah gaya belajar auditori (44 mahasiswa), visual (29 mahasiswa), dan kinestetik (17 mahasiswa). 2. Tingkat keseriusan mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dalam melaksanakan gaya belajarnya sebagian besar tergolong dalam kategori serius baik visual, auditori, dan kinestetik dengan persentase berturut-turut 79,31%, 77,27%, dan 64,70% 3. Tidak ada perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di antara kelompok mahasiswa jurusan biologi angkatan 2008 yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik 4. Ada korelasi positif antara tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajar dengan hasil belajarnya (IPK) B. Saran 1. Jurusan perlu memberikan informasi kepada mahasiswa tentang pentingnya memahami gaya belajar masing-masing dan mendorong untuk dapat menerapkan strategi belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya 2. Jurusan hendaknya memberikan pengetahuan atau pelatihan untuk memaksimalkan ketiga modalitas yang pada dasarnya dipunyai oleh masingmasing mahasiswa sehingga mahasiswa memiliki kemampuan beradaptasi dengan segala macam situasi, kondisi, maupun teknik mengajar dosen yang berbeda-beda 36

47 DAFTAR PUSTAKA Anonim Pedoman Akademik Universitas Negeri Semarang. Semarang: Unnes Tes Gaya Belajar. On line at. [diakses tanggal 26 April 2011] Cara Belajar Mudah, Cepat, dan Efektif. On line at. [diakses tanggal 26 April 2011] Ali, M Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa Ardi, H Profil Gaya Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA N 7 Kota Padang. On line at. [diakses tanggal 3 September 2010] Arikunto, S Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta De Porter, B. & Hernacki M Quantum Learning. Jakarta: Kaifa Quantum Teaching. Jakarta: Kaifa Garcia, R., Francisco P., & Isabel T New University Student Instructional Preferences and How These Relate to Learning Styles and Motivational Strategies. Elektronic Journal of Research in Educational Psychology. 16 (3): Hidayana, H Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Balikpapan. Malang. On line at. [diakses tanggal 24 Januari 2011] 37

48 38 Nasution, S Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nugraheni, E. & Nurmala P Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 7 (1): Pallapu, P Effects of Visual and Verbal Learning Styles on Learning. Institute for Learning Style Journal. 1 (3): Pratama, D Prestasi Belajar. Jakarta: On line at. [diakses tanggal 27 Juli 2010] Visser, S., McChlery, & Vreken Teaching Style Versus Learning Style in the Accounting Sciences in the United Kingdom and South Africa: A Comparative Analysis. Meditari Accountancy Research 14 (2):

49 39

50 Lampiran 1 40 KISI-KISI KUESIONER PENENTUAN GAYA BELAJAR MAHASISWA Variabel Indikator Pernyataan No. Soal Gaya belajar visual - Pola berbicara cepat - Pola mengingat melalui informasi tertulis/membaca - Cara belajar dengan membaca - Cara bekerja mengikuti petunjuk gambar dan termasuk perencana jangka panjang yang baik - Cara berkomunikasi langsung/melihat ekspresi wajah - Kegiatan yang lebih disukai adalah demonstrasi Tabel A 1, 2, 3 4, 5, 6 7, 8, 9 10, 11, 12 13, 14, 15 16, 17, 18 Gaya belajar auditori - Pola berbicara sedang dan berirama - Pola mengingat melalui penjelasan dan diskusi - Cara belajar dengan mendengar - Cara bekerja sambil berbicara dan mampu menirukan perubahan suara - Cara berkomunikasi senang lewat telepon - Kegiatan yang lebih disukai adalah diskusi/berbicara Tabel B 1, 2, 3 4, 5, 6 7, 8, 9 10, 11, 12 13, 14, 15 16, 17, 18 Gaya belajar kinestetik - Pola berbicara lambat - Pola mengingat dengan menulis informasi berkali-kali - Cara belajar senang menggunakan model dan praktik - Cara bekerja sambil mencari tahu dan pandai menyusun potongan gambar - Cara berkomunikasi memperhatikan gerakan badan - Kegiatan yang lebih disukai adalah olah raga/kegiatan fisik lainnya Tabel C 1, 2, 3 4, 5, 6 7, 8, 9 10, 11, 12 13, 14, 15 16, 17, 18 Sumber ini dimodifikasi dari De Porter (2010)

51 41 41

52 42 42

53 43 43

54 44 44

55 45 45

56 46 Lampiran 3 KISI-KISI LEMBAR KUESIONER TINGKAT KESERIUSAN GAYA BELAJAR VISUAL Variabel Indikator No. Soal Gaya belajar visual - Selalu membuat catatan untuk mengingat informasi - Sering membuat simbol-simbol, gambar, tabel, grafik dan peta konsep - Senang belajar dengan membaca - Dalam mempelajari buku, senang membaca ringkasannya terlebih dahulu sebelum membaca lebih detailnya - Sering membaca sambil menandai dengan warna yang mencolok - Ketika mengeja sambil melihat kata yang dieja - Senang duduk di bangku paling depan dan menulis penjelasan dengan rapi dan teratur 12, 13, 14 1, 2, 3, 11 7, 8 4 6, , 10

57 47 Lampiran 4 47

58 48 48

59 49 49

60 Lampiran 5 50 KISI-KISI LEMBAR KUESIONER TINGKAT KESERIUSAN GAYA BELAJAR AUDITORI Variabel Indikator No. Soal Gaya belajar auditori - Mengingat melalui mendengar - Selalu berusaha mengikuti perkuliahan - Senang melakukan diskusi dengan teman dan dosen - Sering merekam penjelasan dosen dengan alat perekam - Sering menciptakan lagu pada beberapa materi pelajarannya - Membaca buku dengan suara yang keras - Senang berpidato/presentasi 7, 14, 13 1, 2 3, 4, , 9, , 12

61 Lampiran

62 52 52

63 53 53

64 54 Lampiran 7 KISI-KISI LEMBAR KUESIONER TINGKAT KESERIUSAN GAYA BELAJAR KINESTETIK Variabel Indikator No. Soal Gaya belajar kinestetik (C) - Senang belajar melalui praktik - Membaca sambil melakukan gerakan fisik, tidak tahan duduk berjam-jam - Senang belajar dengan eksplorasi langsung di lapangan - Menghafal sambil berjalan-jalan - Selalu memberi alokasi waktu untuk istirahat di sela belajarnya - Selalu aktif di kelas - Senang dan berani mencoba-coba 1, 10, 13, 14 4, 9 5, 7, 8, ,

65 55 55

66 56 56

67 57 57

68 58 Lampiran 9 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PENENTUAN GAYA BELAJAR MAHASISWA Variabel Indikator No. Soal Gaya belajar visual - Pola berbicara cepat - Pola mengingat melalui informasi tertulis/membaca - Cara belajar dengan membaca - Cara bekerja mengikuti petunjuk gambar dan termasuk perencana jangka panjang yang baik - Cara berkomunikasi langsung/melihat ekspresi wajah - Kegiatan yang lebih disukai adalah demonstrasi 1, 2 3, 4, 5 6, 7, 8 9, 10, 11 12, 13, 14 15, 16, 17 Gaya belajar auditori - Pola berbicara sedang dan berirama - Pola mengingat melalui penjelasan dan diskusi - Cara belajar dengan mendengar - Cara bekerja sambil berbicara dan mampu menirukan perubahan suara - Cara berkomunikasi senang lewat telepon - Kegiatan yang lebih disukai adalah diskusi/berbicara 1, 2 3, 4, 5 6, 7, 8 9, 10, 11 12, 13, 14 15, 16, 17 Gaya belajar kinestetik - Pola berbicara lambat - Pola mengingat dengan menulis informasi berkali-kali - Cara belajar senang menggunakan model dan praktik - Cara bekerja sambil mencari tahu dan pandai menyusun potongan gambar - Cara berkomunikasi memperhatikan gerakan badan - Kegiatan yang lebih disukai adalah olah raga/kegiatan fisik lainnya 1, 2 3, 4, 5 6, 7, 8 9, 10, 11 12, 13, 14 15, 16, 17 Sumber ini dimodifikasi dari De Porter (2010)

69 Lampiran LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA PENENTUAN GAYA BELAJAR MAHASISWA 1. Apa kebiasaan Saudara saat mendengarkan orang lain berbicara? (Sambil mencoret-coret kertas/mendengarkan dengan seksama/sambil menggerak-gerakkan anggota tubuh, misalnya tangan/kaki) 2. Bagaimana cara kebiasaan Saudara dalam berbicara? (Senang mendengarkan pembicaraan panjang/berbicara sambil melakukan gerakan dan isyarat/singkat dan tidak senang mendengarkan pembicaraan panjang) 3. Bagaimana cara yang Saudara gunakan agar mudah mengingat? (Melalui penjelasan dan diskusi/melalui informasi tertulis/dengan menuliskan berkali-kali) 4. Bagaimana cara Saudara untuk menghafal? (Dengan cara membayangkan/menghafal sambil berjalan dan melakukan sesuatu/dengan cara mengucapkan) 5. Apa yang menjadi kesulitan Saudara? (Mengingat info lisan dan berpidato/menulis suatu karya ilmiah/duduk diam dalam waktu yang cukup lama) 6. Bagaimana cara belajar yang paling Saudara suka? (Menggunakan model dan praktek/mendengar/membaca) 7. Saudara merasa mudah belajar dengan kegiatan apa? (Mendengar dan diskusi/membaca/praktikum) 8. Hal apa yang paling mudah mengganggu konsentrasi Saudara? (Ketidakteraturan/Suara dan keributan/kegiatan di sekeliling) 9. Kemampuan apa yang Saudara miliki? (Menyusun potongan gambar dengan cepat/merencanakan jangka panjang dengan baik/menirukan, mengulang nada dan perubahan suara) 10. Bagaimana cara Saudara mengerjakan suatu pekerjaan?

70 60 (Mengikuti petunjuk gambar terlebih dahulu/bekerja sambil berbicara dengan diri sendiri atau orang lain/mencari tahu sambil melakukan pekerjaan tersebut) 11. Bagaimana cara Saudara menggunakan program komputer yang belum Saudara kuasai? (Langsung mencobanya sendiri/melihat petunjuk gambar dan diagram yang ada/bertanya kepada orang lain) 12. Bagaimana cara Saudara mengetahui suasana hati seseorang? (Melalui nada suara/dengan hanya melihat ekspresi wajah/dengan memerhatikan gerakan badan) 13. Bagaimana cara Saudara saat menjelaskan dan mengajarkan sesuatu kepada orang lain? (Dengan cara menunjukkan/dengan cara menceritakan/dengan cara mempraktikkan) 14. Hal apa yang Saudara ingat jika bertemu kembali dengan seseorang? (Ingat dengan semua yang dia kerjakan/lupa wajahnya tapi ingat namanya/lupa namanya tapi ingat wajahnya) 15. Kegiatan apa yang paling Saudara suka? (Demonstrasi/Diskusi dan berbicara/kegiatan fisik) 16. Jenis seni apa yang Saudara suka? (Seni musik/seni gerak atau olah raga, dll/seni rupa) 17. Bagaimana cara Saudara mengisi waktu luang? (Menonton tv atau film/mendengarkan radio atau musik/melakukan permainan dan jenis pekerjaan tangan yang lain)

71 61 Lampiran 11 HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA VISUAL Pada hari Kamis tanggal 14 bulan Juli 2011, peneliti melakukan wawancara dengan mahasiswa prodi pendidikan biologi FMIPA Unnes yang memiliki IPK tertinggi di antara kelompok mahasiswa yang bergaya belajar visual. Wawancara ini dilakukan di kampus FMIPA Unnes. Hasil wawancara tersebut secara rinci tersaji pada tabel berikut. No Pertanyaan Tanggapan 1. Bagaimana pendapat Saudara terhadap proses pembelajaran di jurusan Biologi, apakah sudah mendukung gaya belajar Saudara? Menurut saya hampir semua dosen sudah menggunakan ppt akan tetapi belum cukup mendukung bagi mahasiswa yang bergaya belajar visual, karena ppt yang disajikan masih 2. Apa saran yang dapat Saudara berikan kepada dosen untuk pembelajaran di jurusan Biologi agar dapat memfasilitasi gaya belajar Saudara sehingga menunjang IPK? sangat sederhana a. Saya mengharapkan ppt yang menarik, banyak variasi warna, khususnya pada bagian yang penting. Perlu diperbanyak gambar yang jelas yang sesuai dengan materi. b. Karena saya lebih cenderung senang membaca, maka sebaiknya buku diktat lebih diperbaiki lagi dengan diperbanyak gambar, tabel, dan berwarna agar menarik minat membaca c. Sebaiknya ada reflektif jurnal tiap akhir kegiatan kuliah tiap mata kuliah karena dengan adanya tugas itu maka menuntut mahasiswa untuk membuat ringkasan

72 62 Lampiran 12 HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA AUDITORI Pada hari Kamis tanggal 14 bulan Juli 2011, peneliti melakukan wawancara dengan mahasiswa prodi pendidikan biologi FMIPA Unnes yang memiliki IPK tertinggi di antara kelompok mahasiswa yang bergaya belajar auditori. Wawancara ini dilakukan di kampus jurusan Biologi FMIPA Unnes. Hasil wawancara tersebut secara rinci tersaji pada tabel berikut. No Pertanyaan Tanggapan 1. Bagaimana pendapat Saudara terhadap proses pembelajaran di jurusan Biologi, apakah sudah mendukung gaya belajar Saudara? Menurut saya belum cukup mendukung. Sebagian besar dosen beranggapan mahasiswa adalah anak dewasa yang sudah mampu belajar sendiri padahal seharusnya ada point-point penting yang perlu dijelaskan terlebih dahulu agar tidak salah 2. Apa saran yang dapat Saudara berikan kepada dosen untuk pembelajaran di jurusan Biologi agar dapat memfasilitasi gaya belajar Saudara sehingga menunjang IPK? konsep. a. Saya mengharapkan dosen menjelaskan hal-hal yang penting atau setidaknya kesimpulan dari tiap-tiap sub bab materi, karena mahasiswa auditori seperti saya baru akan paham setelah mendengarkan b. Lebih diperbanyak metode presentasi kelompok karena mendengarkan teman sendiri biasanya lebih mudah dipahami c. Sebaiknya tugas maupun soal ulangan dibagikan kembali kemudian dibahas bersama agar saya dan teman-teman mengetahui mana yang benar dan mana yang salah

73 63 Lampiran 13 HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA KINESTETIK Pada hari Kamis tanggal 14 bulan Juli 2011, peneliti melakukan wawancara dengan mahasiswa prodi pendidikan biologi FMIPA Unnes yang memiliki IPK tertinggi di antara kelompok mahasiswa yang bergaya belajar kinestetik. Wawancara ini dilakukan di kampus jurusan Biologi FMIPA Unnes. Hasil wawancara tersebut secara rinci tersaji pada tabel berikut. No Pertanyaan Tanggapan 1. Bagaimana pendapat Saudara terhadap proses pembelajaran di jurusan Biologi, apakah sudah mendukung gaya belajar Saudara? Menurut saya belum cukup mendukung. Hal ini dikarenakan praktikum hanya satu SKS, ini cukup merugikan mahasiswa kinestetik yang lebih senang praktikum seperti 2. Apa saran yang dapat Saudara berikan kepada dosen untuk pembelajaran di jurusan Biologi agar dapat memfasilitasi gaya belajar Saudara sehingga menunjang IPK? saya a. Model praktikum yang selama ini sudah ada, perlu diperbaiki. Buku panduan praktikum sebaiknya lebih memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bereksperimen (tidak terpaku pada alur-alur kerja yang sudah ada) b. Lebih diperbanyak metode pembelajaran yang bervariasi, misalnya jigsaw, dll sehingga tidak membosankan c. Sebaiknya jumlah SKS untuk mata kuliah praktikum ditambah

74 64 Lampiran 14 Oneway IPK Visual Auditori Kinertetik Total Model Fixed Effects Random Effects Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error IPK Descriptives Visual Auditori Kinertetik Total Model Fixed Effects Random Effects 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Between- Component Variance Test of Homogeneity of Variances IPK Levene Statistic df1 df2 Sig

75 65 Homogeneous Subsets Tukey HSD a,b Duncan a,b IPK Gaya Belajar Kinertetik Auditori Visual Sig. Kinertetik Auditori Visual Sig. Subset for alpha =.05 N Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. Kruskal-Wallis Test Ranks IPK Gaya Belajar Visual Auditori Kinertetik Total N Mean Rank Test Statistics a,b IPK Chi-Square df 2 Asymp. Sig..061 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Gaya Belajar

76 Lampiran 15 66, "'( %&"'(!"!# )"!* %&"'(!"!# *%"&$", "'(, "'( %&"'(!"!# ("+!&&"( -./ 3,32. / 3,04. / 2,86.0-/ 3,12 -/ 3,01..-./ 2,93 / 3,31. / 3,01 -./ 3,14.0-/ 3,29..-./ 3,2 -./ 3,3./ 3,19. / 3,2 -/ 3,17 -/ 3,34 -./ 3,11 -./ 3,04 / 3,05 -/ 3,11..-./ 3,03 / 3,49. / 3,04. / 3,15 -/ 3,45 -./ 3,04. / 3,25. / 3,05 -/ 3,26..-./ 3,06. / 3,03. / 3,14 / 3,36 -./ 3,12 -/ 3,29 61,60% -0 / 3,55 -/ 3,23 51,60% -. -/ 3,26.-/ 3,09 58,30% -0.-./ 3,51 / 3,45 51,60% - / 3,32 -./ 3,17 61,60% -0 / 3,3 / 3,3 61,60% -.-/ 3,22 / 3,35.0-/ 3,07.-./ 3, / / 3,12.0-/ 3,19.-/ 3.-/ 3,29 / 3,45.0-/ 3,42 -/ 3,09 / 3,5 48,30% -.-./ 3,29 58,30% -.-./ 3,24 48,30% -0 -./ 3,17 51,60% -0.0-/ 3,27 62,50% - / 3,1 62,50% -.-/ 3,08.-/ 3, /.-./ 3,23.-/ 3,12 66

77 / 3,02..-./ 3 51,60% - 51,60% -. 58,30% - 61,60% -0 48,30% - 51,60% - 58,30% - 44,60% - 48,30% - 51,60% /

78 68

79 Lampiran 16 DOKUMENTASI PENELITIAN Peneliti saat menjelaskan petunjuk pengisian angket/kuesioner Suasana ketika mahasiswa sedang mengisi angket/kuesioner tahap 1 69

80 70 Pengisian angket tahap II (tingkat keseriusan gaya belajar) Pelaksanaan wawancara dengan salah satu mahasiswa

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemodelan Matematika Model sebagai kata benda dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita 8 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Analisis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika perlu dilakukan, agar kesalahan-kesalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah

Lebih terperinci

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan,

Lebih terperinci

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

Available online at  Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and

Lebih terperinci

Belajar yang Efektif dan Kreatif

Belajar yang Efektif dan Kreatif Belajar yang Efektif dan Kreatif http://staff.uny.ac.id/dosen/agus-triyanto-mpd Pertanyaan-Pertanyaan Apa yang Anda harapkan sebelum memasuki SMKN 6 Yogyakarta? Apakah harapan Anda sudah sebagian atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI

Lebih terperinci

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan : 1 MODALITAS BELAJAR Nama : Faridatul Fitria NIM : 152071200008 Prodi/SMT : PGMI A1/ V Email Ringkasan : : faridatulfitria05@gmail.com Artikel ini membahas tentang modalitas belajar. Definisi model belajar

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY

Lebih terperinci

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

This study entitled Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang" Guslaini) Elni Yakub 2) Prof. Dr. H. Zulfan Saam, Ms)Email:gusliani@gmail.com 1)Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit PENDAHULUAN 1 Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2 Setiap siswa memproses informasi secara berbeda Jika guru hanya menggunakan satu gaya belajar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

Lebih terperinci

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 1 Linda Sekar Utami 1 Dosen Progran Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3 ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3 DAFTAR ABSEN XI IPS-4 No Kode Nama 1 A01 2 A02 3 A03 4 A04 5 A05 6 A06 7 A07 8 A08 9 A09 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19

Lebih terperinci

JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia

JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah nafas kehidupan dari sebuah lembaga pendidikan. Dapatkan saudara membayangkan sebuah universitas tanpa adanya kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI Nurhasanah 1 Universitas Papua 1 Hasanahnur705@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Belajar 1.1 Defenisi Menurut Winardi A (2008) Gaya belajar adalah cara yang digunakan seseorang dalam menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkosentrasi, memperoses

Lebih terperinci

sampai dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

sampai dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Mutu pendidikan atau kualitas pendidikan yang diwakili oleh hasil belajar siswa tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

LAMPIRAN A. Angket Penelitian LAMPIRAN A Angket Penelitian PENILAIAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK Identitas Responden Nama : Kelas : Petunjuk 1. Perhatikan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan rumpun mata

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA PELAJARAN TUNE UP MOTOR BENSIN KELAS X JURUSAN MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMMADIYAH CAWAS KLATEN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu keharusan bagi setiap insan manusia, baik itu dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah pengalaman dan

Lebih terperinci

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR 19 BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah sikap, tingkah laku, ragam dan cara melakukan. 1 Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh

Lebih terperinci

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko No. Kode Nama 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19 20 A20 21

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai KUESIONER PENELITIAN Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai A. Isi lah kolom dibawah ini dengan menggunakan tanda ceklist ( ) Inisial : NIM : Semester

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Belajar dan Tipe Belajar 1.1 Defenisi Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar, 2011), hlm Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar, 2011), hlm Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai latar belakang, rumusan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Mahasiswa, pada tingkat perguruan tinggi adalah orangorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.

Lebih terperinci

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Prestasi belajar listrik otomotif a. Pengertian prestasi belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Perbedaan Tingkat Prestasi... (Pertiwi) 1 THE COMPARATIVE OF LEARNING ACHIEVEMENT REVIEW FROM LEARNING STYLE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Masalah pada umumnya merupakan sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Siswono (dalam Ilmiyah dan Masriyah: 2013) mengemukakan bahwa masalah

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ELEKTRO DAN MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tim Peneliti: Dr. Istanto

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Sailatul Ilmiyah 1, Masriyah 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya email : sailatul@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Insight Institute Memulai Pengajaran/ pelatihan Kunci Mulailah tepat waktu Perlakuan dengan semua audience Membangun Hubungan baik Bangun kredibilitas anda.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Munandar (2009), kreativitas merupakan kemampuan umum

Lebih terperinci

PROFIL GAYA BELAJAR SISWA SMP AL MA MUR JAKARTA PUSAT

PROFIL GAYA BELAJAR SISWA SMP AL MA MUR JAKARTA PUSAT 20 Profil Gaya Belajar Siswa SMP Al Ma mur Jakarta Pusat PROFIL GAYA BELAJAR SISWA SMP AL MA MUR JAKARTA PUSAT Oleh: Arini Handayani 1) Prof. Dr. Dr. dr Theodorus Immanuel Setiawan 2) Karsih, M.Pd 3) Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori Untuk memudahkan pemahaman, perlu dijelaskan beberapa teori terkait penelitian ini yang berjudul: Gaya Belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (Wawancara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diambil oleh peneliti, Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dimana data-data penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Meliputi jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk lebih memperjelas maksud penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional variabel-variabel beberapa istilah: 1. Gaya Belajar Menurut Nasution

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Perkuliahan D II PGKSD Oleh : Nama : Rifatul

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Abstraksi Menurut Grey & Tall (2007) abstraction mempunyai dua arti, pertama sebagai proses melukiskan suatu situasi, dan kedua merupakan konsep

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Vivi Nida Azizah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Vivi Nida Azizah PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN) DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari: KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA Dina Amelia 702011094 Mario da Costa 702011901 A. ANALISIS PEMBELAJARAN Analisis pembelajaran adalah: langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005: 105),

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005: 105), 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005: 105), Pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu kata majemuk yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 1 (2016) 90-100 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jppi PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Gaya Belajar Visual terhadap Prestasi Belajar Pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Gaya Belajar Visual terhadap Prestasi Belajar Pendidikan BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari analisis data penelitian, maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut : A. Pengaruh Gaya Belajar Visual terhadap Prestasi Belajar Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi teori, kajian pustaka dan hipotesis. Deskripsi teori dalam skripsi meliputi deskripsi tipe gaya belajar, pencapaian prestasi akademik, cara

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 3, September - Desember 2016 STKIP PGRI Banjarmasin PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Hidayatulloh Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA. Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan. Abstract. Abstrak

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA. Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan. Abstract. Abstrak IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan FKIP, Universitas Pattimura Kampus B - PGSD Unpatti Jl. Dr. Tamaela Ambon anneth_op@yahoo.com Abstract The objective of this

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : 4101409138 Prodi : Pendidikan matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar 1.1. Definisi Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan pendidikan lanjutan, hal ini menyebabkan beberapa mahasiswa baru mengalami kegagalan dalam belajar.

Lebih terperinci

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran 1 Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Nama : Dinatus Solichah NIM : 152071200011 Prodi/SMT : PGMI A1/V Email : dinadelisha16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membangun bangsa dan negara. Dengan demikian dalam program pembangunan masalah pendidikan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan, dengan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seseorang secara optimal,

Lebih terperinci

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar ANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KINESTETIK KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Irawati*, Zulfaneti**, Ratulani Juwita*** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Gaya Belajar merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum SMA Mutiara Natar Lampung Selatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum SMA Mutiara Natar Lampung Selatan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum SMA Mutiara Natar Lampung Selatan 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di SMA Mutiara Natar yang terletak di Desa Pemanggilan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian dilakukan POPS (014 : 1). Suatu penelitian memerlukan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH

BAB III ANALISA MASALAH BAB III ANALISA MASALAH Dari data dan fakta yang ada, penulis melihat beberapa hal yang menjadi masalah pembelajaran ekstrakurikuler di St. Aloysius. Permasalahan itu antara lain berkaitan dengan kurikulum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 SINJAI TIMUR. Reski. P Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 SINJAI TIMUR. Reski. P Pendidikan Sosiologi FIS-UNM PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 SINJAI TIMUR Reski. P Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian Dari hasil penelitian diperoleh 63 data berupa hasil belajar siswa pada pelajaran PAI. Data tersebut tersebar dalam dua kelas perlakuan dengan perincian

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : TRI WULANDARI F 100 030 247 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

Oleh FENI TRISTANTI NIM

Oleh FENI TRISTANTI NIM ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENURUT POLYA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 2 BLAMBANGAN BANYUWANGI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

RIAN YOKI HERMAWAN NIM

RIAN YOKI HERMAWAN NIM PENERAPAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KEBONSARI 04 JEMBER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh : STUDI ANALISIS BUTIR-BUTIR SOAL OBJEKTIF BERBENTUK MULTIPLE CHOICE MATA PELAJARAN PAI DALAM UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PETARUKAN TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda sebagai post test. Sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar instrumen

Lebih terperinci

KORELASI TINGKAT KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIOLOGI TERHADAP MINAT DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA DI SMA SE-KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

KORELASI TINGKAT KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIOLOGI TERHADAP MINAT DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA DI SMA SE-KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER SKRIPSI KORELASI TINGKAT KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIOLOGI TERHADAP MINAT DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA DI SMA SE-KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah

Lebih terperinci

ISSN Imam Hadi Mulyono Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang

ISSN Imam Hadi Mulyono Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang PENERAPAN RESITASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG Imam Hadi Mulyono Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci