ANALISIS KOMPOSISI BATUBARA MUTURENDAH TERHADAP PEMBENTUKAN SLAGGING DAN FOULING PADA BOILER
|
|
- Erlin Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROS ID I NG HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS KOMPOSISI BATUBARA MUTURENDAH TERHADAP PEMBENTUKAN SLAGGING DAN FOULING PADA BOILER Novriany Amaliyah & Muhammad Fachry Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea - Makassar, Telp/Fax: (0411) /(0411) novri_amaliah@yahoo.com Abstrak Efektifitas penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga bergantung dari kemampuan peralatan pembangkit uap untuk mengakomodasi sisa pembakaran tak aktif yang umumnya disebut ash (abu). Kuantitas dan karakteristik dari ash tidak dapat dipisahkan dari bahan bakar yang merupakan perhatian utama dari desain dan operasi dari peralatan pembangkit listrik. PT. Semen Tonasa saat ini telah menggunakan batubara mutu tinggi dan campuran batubara mutu tinggi dan rendah, namun karena cadangan batu bara kualitas tinggi semakin berkurang maka perlu dilakukan pengkajian tentang karakteristik kualitas batubara campuran sebagai bahan bakar pembangkit tenaga dan bagaimana efek dari ash (abu) yang dihasilkan terhadap potensi timbulnya slagging & fouling dari pembakaran batubara campuran tersebut. Metode yang dilakukan adalah Menganalisa karakteristik batubara campuran melalui analisis proksimasi (kadar air, zat terbang & kadar abu), pengujian nilai kalor, ketergerusan (HGI), titik leleh abu, dan analisis ultimasi (C, H, S, N, Cl dan O), serta analisis komposisi ash batubara (SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, CaO, MgO, K 2 O, Na 2 O, TiO 2, MnO 2 & LOI), pengujian ini menggunakan peralatan Gas Chromatography Mass Spectrophotometer (GCMS), kemudian mengklasifikasikan jenis ash untuk menentukan indeks slagging dan fouling, kemudian menganalisa performa boiler dengan menggunakan Btu-Method. Dari analisis kualitas batu bara, setelah dilakukan coal blending (pencampuran) maka kualitas batu bara campuran menjadi sub bituminous dengan hasil analisis proksimasi : nilai kalor (11,160 Btu/lb), kandungan zat terbang (44.61%), karbon padat (31.16%), kadar air (19.23%), kandungan ash (5.0%) serta hasil analisis ultimasi : Sulfur (0.7%), Karbon (49.38%), Nitrogen (1.40%), Hidrogen (5.12%) dan Oksigen (19.17%). Dari analisis komposis ash dan Ash Fusion Temperature (AFT), terlihat bahwa batu bara Tonasa diklasifikasikan sebagai ash lignit dengan potensi slagging yang sedang (R s * = ) dan potensi fouling yang rendah - sedang (R f = 0.25). Berdasarkan perhitungan performa furnace, fraksi absorbsi sesudah dilakukan pembersihan (sootblowing) mengalami peningkatan dari 46.4 % menjadi 49.1 %. Hal ini menunjukkan bahwa potensi munculnya slagging terbukti terjadi pada daerah furnace. Berdasarkan perhitungan efisiensi dengan Btu method, absorbsi panas pada tiap komponen mengalami kenaikan setelah dilakukan sootblowing, sehingga efisiensinya menjadi semakin meningkat dari % menjadi %. Kata Kunci: Batubara, Mutu rendah, Boiler PENDAHULUAN Latar Belakang Efektifitas penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga bergantung dari kemampuan peralatan pembangkit uap untuk mengakomodasi sisa pembakaran tak aktif yang umumnya disebut ash (abu). Kuantitas dan karakteristik dari ash tidak dapat dipisahkan dari bahan bakar yang merupakan perhatian utama dari desain dan operasi dari peralatan pembangkit listrik. Pada umumnya bahan bakar komersial mengandung sejumlah ash yang menjadi pertimbangan dalam desain dan operasi yang spesifik. Ash akan menurunkan nilai kalor bahan bakar dan membuat fuel storage menjadi berat, maka diperlukan peralatan yang besar untuk mengumpulkan, memindahkan dan membuang ash. Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Mesin ISBN : TM10-1
2 Analisis Komposisi Batu Bara NovrianyAmaliyah & Muhammad Fachry Peralatan tersebut mengindikasikan biaya yang juga dibutuhkan dan secara langsung berhubungan dengan ash dalam batubara. Dalam boiler pembakaran batu bara pulverized, umumnya ash batubara terbawa ke furnace oleh produk gas hasil pembakaran (flue gas). Partikel gas yang terbawa dalam aliran gas dapat menimbulkan masalah erosi dan korosi pada permukaan yang dilalui panas konveksi. Namun, masalah utama dari ash adalah endapannya. Selama proses pembakaran, material mineral yang membentuk ash dilepaskan dari batubara pada temperatur ± 3000 o F (1649 o C). Ash dapat dilepaskan dalam bentuk leburan atau dalam keadaan plastis. Akibatnya akan berpengaruh pada dinding furnace dan permukaan panas lainnya. Walaupun dalam porsi kecil, namun dapat menjadi besar pengaruhnya terhadap kerja boiler. Akumulasi dari endapan ash pada dinding furnace akan mempengaruhi perpindahan panas, menurunkan absorbsi panas, menunda pendinginan flue gas dan meningkatkan temperatur keluar furnace. Yurismono dkk. (1999) meneliti potensi slagging & fouling dari beberapa jenis batubara di Indonesia dengan menggunakan LSDE Boiler simulator. Hasilnya menunjukkan bahwa untuk batubara dengan tipe ash lignit, hanya nilai indeks slagging yang mendekati hasil dari simulator, sedangkan untuk batubara dengan tipe ash bituminous, indeks slagging maupun fouling mendekati hasil dari simulator. Rumusan Masalah 1. Bagaimana komposisi Batubara Mutu rendah yang ada di Indonesia 2. Bagaimana pengaruh ash yang terkandung dalam batubara terhadap potensi timbulnya slagging & fouling pada boiler. 3. Bagaimana pengaruh slagging & fouling terhadap performa furnace Batasan Masalah 1. Penelitian ini dibatasi pada campuran batubara mutu tinggi dan rendah yang digunakan pada boiler. 2. Penelitian ini difokuskan pada operasi yang berhubungan dengan boiler pembakaran batubara pulverized. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kualitas batubara yang dapat digunakan pada boiler melalui analisis proksimasi yang terdiri atas : kandungan zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed Carbon), kadar air (moisture), kandungan abu (ash analysis) dan nilai kalor (calorific value) & analisisi ultimasi yang terdiri atas : Sulfur (S), Karbon (C), Nitrogen (N 2 ), Hidrogen (H 2 ) dan Oksigen (O 2 ). 2. Mengetahui pengaruh ash dari batubara campuran terhadap potensi timbulnya slagging & fouling pada boiler. 3. Menghitung Performa Boiler saat timbul slagging dan setelah slagging dibersihkan melalui proses sootblowing 4. Menghitung kesetimbangan kalor batubara campuran untuk digunakan pada boiler dengan sistem Btu- Method. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat : 1. Memberikan kontribusi yang berarti dalam pengetahuan tentang potensi terbentuknya slagging & fouling pada boiler, sehingga selanjutnya dapat digunakan untuk pemilihan jenis batubara yang tepat pada pembangkit tenaga. 2. Mendukung program pemerintah yang saat ini sedang menggalakkan penggunaan batubara untuk keperluan operasi PLTU Percepatan di beberapa daerah. 3. Memanfaatkan sumber daya batubara yang cadangannya masih banyak di Indonesia. ISBN : Group Teknik Mesin Volume 5 : Desember 2011 TM10-2
3 PROS ID I NG HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK METODE PENELITIAN Analisis Kualitas Batubara a. Karakterisasi batubara campura diperoleh melalui analisis proksimasi (kadar air, zat terbang & kadar abu), pengujian nilai kalor, ketergerusan (HGI), titik leleh abu, dan analisis ultimasi (C, H, S, N, Cl dan O), serta analisis komposisi ash batubara (SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, CaO, MgO, K 2 O, Na 2 O, TiO 2, MnO 2 & LOI), pengujian ini menggunakan peralatan Gas Chromatography Mass Spectrophotometer (GCMS). b. Metode pengukuran temperatur fusibilitas ash (AFT) untuk memprediksi ash pada temperatur elevasi menggunakan prosedur ASTM standar D1857 Fusibility of Coal & Coke Ash dimana elemen yang muncul dalam ash diukur secara kuantitatif menggunakan kombinasi dari Spektroskopi emisi & Photometri nyala dan dinyatakan dalam persen berat dari oksidasinya, prosedurnya adalah sebagai berikut : Sampel ash disiapkan dalam cetakan untuk membentuk piramid segitiga (cone) 0,75 inci tingginya dengan 0,25 inci segitiga dasarnya. Segitiga ini dipanaskan pada furnace dengan mengoksidasi atmosfir pada temperatur o F ( o C) pada laju yang dikontrol untuk menyediakan peningkatan temperatur 15 o setiap menit. Lingkungan dari furnace diatur agar dapat berada pada kondisi oksidasi dan reduksi. Saat sampel dipanaskan, temperatur pada segitiga berubah menjadi bentuk tertentu seperti gambar 1 di bawah ini : Gambar 1. Bentuk tertentu berupa fusi ash yang berubah seiring temperature ~ Initial Deformation Temperature (IT atau ID) : temperatur awal pembentukan dimana puncak dari piramid mulai terbentuk atau menunjukkan tanda pembentukan. ~ Softening Temperature (ST) : temperatur dimana sampel telah terbentuk menjadi membulat dimana tinggi puncak sama dengan lebarnya (H = W). Softening Temperature biasanya mengarah pada Temperature Fusion. ~ Hemispherical Temperature (HT) : temperatur dimana segitiga telah terbentuk menjadi gumpalan hemispherical dan tingginya sama dengan setengah dari lebarnya (H = ½ W). ~ Fluid Temperature (FT) : temperatur dimana segitiga ash telah mencair sampai rata dengan batas maksimum 0,0625 inci. Klasifikasi Ash Karena karakteristik dari ash bituminous dan lignit bervariasi secara signifikan, langkah pertama dalam menghitung indikasi slagging & fouling adalah menentukan jenis ash. Ash diklasifikasikan sebagai bituminous jika : Fe 2 O 3 > CaO + MgO (1) Sedangkan Ash diklasifikasikan sebagai lignit jika : Fe 2 O 3 < CaO + MgO (2) Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Mesin ISBN : TM10-3
4 Analisis Komposisi Batu Bara NovrianyAmaliyah & Muhammad Fachry Indeks Slagging Ash Bituminous Perhitungan Slagging Indeks (R s ) untuk Ash Bituminous dibawa ke perhitungan base untuk rasio asam dan persen berat pada dry basis dari sulfur dalam batu bara. Kandungan sulfur mengindikasikan jumlah besi yang muncul dalam bentuk pyrite. Perhitungannya sebagai berikut : B R s x S (3) A dimana : B = CaO + MgO + Fe 2 O 3 + Na 2 O + KO 2 = senyawa asam, % A = SiO 2 + Al 2 O 3 + TiO 2 = senyawa basa, % S = % berat sulfur pada dry basis batu bara Klasifikasi potensi slagging dengan menggunakan R s adalah : R s < 0,6 = Rendah 0,6 < R s < 2,0 = Sedang 2,0 < R s < 2,6 = Tinggi 2,6 < R s = Tinggi sekali Ash Lignit Indeks slagging untuk ash lignit berdasarkan temperatur pembentukan Ash ASTM, seperti dijelaskan sebelumnya bahwa temperatur fusibilitas mengindikasikan range dimana temperatur saat plastis slag mulai muncul. Indeks ini adalah rata-rata dari temperatur Hemispherical Maximum (HT) dan temperatur minimum awal pembentukan (IT) : R s (Max HT) 4(Min IT) * 5 (4) dimana : Max HT = Temperatur maksimum dari resuksi atau oksidasi Hemispherical Softening ( o F). Min IT = Temperatur pembentukan (Initial Deformation) awal dari reduksi atau oksidasi yang terendah ( o F). Klasifikasi potensi slagging dengan R * s adalah : < R s * = Rendah < R s * < = Sedang < R s *< = Tinggi R s * < = Tinggi Sekali Indeks Fouling Ash bituminous (R f ) Indeks fouling untuk ash bituminous didapatkan dari karakteristik kekuatan sintering menggunakan kandungan sodium dari ash batubara dan rasio dasar dari asam: B x Na O A Rf 2 ( 5) dimana : B = CaO + MgO + Fe 2 O 3 + Na 2 O + KO 2 A = SiO 2 + Al 2 O 3 + TiO 2 Na 2 O = % berat alkali dari analisis ash batu bara Klasifikasi potensi fouling menggunakan R f adalah : R f < 0,2 = Rendah 0,2 < R f < 0,5 = Sedang ISBN : Group Teknik Mesin Volume 5 : Desember 2011 TM10-4
5 PROS ID I NG HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK 0,5 < R f < 1,0 = Tinggi 1,0 < R f = Tinggi Sekali Ash Lignit Klasifikasi fouling untuk ash batubara lignit adalah berdasarkan kandungan sodium dalam ash sebagai berikut: Jika CaO + MgO + Fe 2 O 3 > 20 % berat ash batubara Na 2 O < 3 = Rendah Sedang 3 < Na 2 O < 6 = Tinggi 6 < Na 2 O = Tinggi Sekali Jika CaO + MgO + Fe 2 O 3 < 20 % berat ash batubara Na 2 O < 1,2 = Rendah Sedang 1,2 < Na 2 O < 3 = Tinggi Na 2 O > 3 = Tinggi Sekali HASIL DAN BAHASAN Dari analisis kualitas batubara dengan melakukan pengujian analisis ultimasi & proksimasi, didapatkan data hasil kualitas batubara sebagai berikut, Batu Bara Mutu Tinggi / Bituminous (Bontang, Kalimantan Timur) BONTANG, KALIMANTAN TIMUR ULTIMATE (%) PROXIMATE (%) Carbon (C) 58,79 Moisture 15,01 Sulfur (S) 0,41 Volatile matter, dry 46,85 Hydrogen (H 2 ) 2,39 Fixed Carbon, dry 30,94 Water (H 2 O) 15,01 Ash, dry 7,20 Nitrogen (N 2 ) 1,10 Higher Heating value, Btu/lb Ash 7,20 Oxygen (O 2 ) 15,10 Batu Bara Mutu Rendah / Lignite (Sarongga, Kalimantan Selatan) SARONGGA, KALIMANTAN SELATAN ULTIMATE (%) PROXIMATE (%) Carbon (C) 45,30 Moisture 29,40 Sulfur (S) 0,40 Volatile matter, dry 37,00 Hydrogen (H 2 ) 4,10 Fixed Carbon, dry 30,90 Water (H 2 O) 29,40 Ash, dry 2,70 Nitrogen (N 2 ) 1,10 Higher Heating value, Btu/lb Ash 2, Oxygen (O 2 ) 17,00 Data analisis proksimasi & Ultimasi Batubara, setelah mengalami pencampuran (Coal blending) dimana pada penerapan dilapangan, proses pencampuran batubara dilakukan di coal yard dengan menggunakan excavator, hasil analisis kualitas batubara setelah dicampur adalah sebagai berikut : Batubara campuran BATU BARA CAMPURAN ULTIMATE (%) PROXIMATE (%) Carbon (C) 49,38 Moisture 19,23 Sulfur (S) 0,70 Volatile matter, dry 44,61 Hydrogen (H 2 ) 5,12 Fixed Carbon, dry 31,16 Water (H 2 O) 19,23 Ash, dry 5,00 Nitrogen (N 2 ) 1,40 Higher Heating value, Btu/lb Ash 5,00 Oxygen (O 2 ) 19,17 Perhitungan Indeks Slagging dan Fouling Data analisis Ash dari Batubara campuran untuk digunakan pada boiler adalah sebagai berikut : Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Mesin ISBN : TM10-5
6 Analisis Komposisi Batu Bara NovrianyAmaliyah & Muhammad Fachry No. Nama unsur /senyawa Persentase dalam Batubara 1. TiO 2 (Titanium dioksida) 2,27 % 2. SiO 2 (Silika dioksida) 48,96 % 3. Al 2 O 3 (Alminium oksida) 29,26 % 4. Fe 2 O 3 (Iron oksida) 6,83 % 5. CaO (Kalsium oksida) 6,08 % 6. MgO (Magnesium oksida) 1,13 % 7. SO 3 (Sulfur trioksida) 4,17 % 8. Na 2 O (Sodium oksida) 0,25 % Klasifikasi ash dari batubara campuran adalah ash lignit karena, Fe 2 O 3 < CaO + MgO 6,83% < 6,08% + 1,13% 6,83% < 7,21 % ash lignit Indeks Slagging Indeks Slagging (R s * ) untuk ash lignit berdasarkan Temperatur Pembentukan Ash ASTM. * R s (Max HT) 4(Min IT) 5 Dimana : Max HT = Temperatur Hemispherical Softening maksimum dari reduksi atau oksidasi = o C = o F Min IT = Temperatur pembentukan awal (Initial Deformation) dari reduksi atau oksidasi yang terendah = o C = o F Sehingga : = 2375,6 o F Jadi, karena < R s * < 2.450, maka potensi slagging untuk batubara campuran dikategorikan Sedang. Jika dibawa dalam perhitungan berdasarkan base untuk rasio asam dan persen berat pada dry basis dari sulfur dalam batu bara, maka Indeks slagging (R s * ) dihitung dengan : * R s B A x S dimana : B = CaO + MgO + Fe 2 O 3 + Na 2 O + KO 2 = 6,08 + 1,13 + 6,83 + 0, = 14,29 A = SiO 2 + Al 2 O 3 + TiO 2 = 48, ,26 + 2,27 = 80,49 S = % berat sulfur pada dry basis batu bara = 0,70 Sehingga, diperoleh nilai Indeks Slagging untuk ash lignit : ISBN : Group Teknik Mesin Volume 5 : Desember 2011 TM10-6
7 PROS ID I NG HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK R s * x 0.70 = 0, Karena nilai R s * yang didapatkan berada dalam range 0,6 < R s * < 2,0, maka potensi slaggingnya dikategorikan sedang. Sedangkan untuk perhitungan tiap komponen untuk kondisi sebelum dan sesudah sootblowing, hasilnya diringkaskan pada tabel berikut : Tabel hasil perhitungan perpindahan panas untuk tiap komponen Keterangan Satuan Sebelum Sesudah Sootblowing Sootblowing Energi Output Btu/h 117,8 x ,0 x10 6 Energi Input Btu/h 146,0 x ,2 x10 6 Furnace Exit Gas Temperature o F 1265,3 1105,0 Heat Release Rate Btu/h 21,0 x ,0 x10 3 Panas yang diabsorb di Furnace Btu/h 59,0 x ,8 x10 6 SUPERHEATER : * Kalor Radiasi yang diterima Superheater (q r ) * Temperatur gas meninggalkan Superheater * Perbedaan temperatur ratarata logaritmik (LMTD) Btu/h 17,8 x ,8 x10 6 o F ,6 o F * Flux massa uap (G s ) lb/h.ft 2 46,660 49,133 * Flux massa gas (G g ) lb/h.ft 2 62,2 62,8 * Koefisien Perpindahan panas Total Btu/h.ft 2. o F 2,02 2,54 * Laju perpindahan panas total Btu/h 27,5 x ,9 x10 6 ECONOMIZER : * Temperatur gas keluar Economizer * Perbedaan temperatur ratarata logaritmik (LMTD) o F 887,0 769,0 o F * Flux massa gas (G g ) lb/h.ft 2 115,82 116,95 * Koefisien perpindahan panas Total (U) Btu/h.ft 2. o F 3,08 5,99 * Laju perpindahan panas total Btu/h 31,3 x ,0 x10 6 AIR HEATER : * Temperatur gas keluar Air Heater * Perbedaan temperatur ratarata logaritmik (LMTD) o F 500,0 360,0 o F * Flux massa gas (G g ) lb/h.ft ,0 1288,0 * Flux massa udara (G a ) lb/h.ft * Koefisien Perpindahan panas Total (U) Btu/h.ft 2. o F 1,43 0,78 * Laju perpindahan panas total Btu/h 26,7 x ,6 x10 6 Indeks Fouling Klasifikasi fouling untuk ash batubara lignit adalah berdasarkan kandungan sodium dalam ash sebagai berikut : CaO + MgO + Fe 2 O 3 < 20 % 6,08 % + 1,13 % + 6,83 % 14,04 % < 20 % Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Mesin ISBN : TM10-7
8 Analisis Komposisi Batu Bara NovrianyAmaliyah & Muhammad Fachry Jika CaO + MgO + Fe 2 O 3 < 20 % berat ash batubara, maka untuk Na 2 O = 0.25 % berarti Na 2 O < 1.2 maka potensi fouling untuk batubara campuran adalah rendah sedang. Pengaruh ash batubara terhadap potensi timbulnya slagging & fouling Berdasarkan analisis kandungan ash dan ash fusion temperature, klasifikasi ash batubara campuran adalah ash lignit dengan potensi slagging yang dapat dikategorikan sedang berdasarkan temperatur pembentukan ash ASTM, diperoleh R s * = 2375,6 o F dimana 2250 < R s * < Sedangkan indeks foulingnya adalah 0,25 dengan potensi timbulnya fouling rendah-sedang. Juga kontribusi dari Alkali khususnya Na 2 O juga menunjukkan ada potensi munculnya fouling. Karena bentuk cair dari elemen alkali ini akan menguap dalam burner pada saat temperatur pembakaran dan juga dapat bereaksi dengan sulfur dan elemen ash lainnya membentuk suatu ikatan yang memberikan kontribusi untuk terjadinya fouling di daerah konveksi. Tabel 1. Indeks dan Potensi Slagging Batubara Tonasa Klasifikasi Indeks Batu Bara Campuran Nilai Potensi Nilai Potensi * 2400 < R s Rendah < R * s < 2450 Sedang 2375,6 Sedang 2100 < R * s < 2250 Tinggi - - R * s < 2100 Tinggi Sekali - - Tabel.2 Indeks dan Potensi Fouling Batubara Tonasa Klasifikasi Indeks Batu Bara Tonasa Nilai Potensi Nilai Potensi Na 2 O < 1,2 Rendah Sedang 0,25 Rendah Sedang 1,2 < Na 2 O < 3 Tinggi - - Na 2 O > 3 Tinggi Sekali - - Pengaruh Temperatur Gas Keluar Furnace (FEGT) terhadap performa Furnace Tabel 3. Tabel hasil perhitungan performa furnace sebelum dan sesudah sootblowing Beban (MW) FEGT (K) f ab Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah sebelum sootblow ing Linear (sesudah sootblowing) sesudah sootblow ing Gambar 2. Temperatur gas keluar furnace (FEGT) sebagai fungsi dari Fraksi absorbsi (f ab ) ISBN : Group Teknik Mesin Volume 5 : Desember 2011 TM10-8
9 PROS ID I NG HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Dari gambar 2 terlihat bahwa semakin tinggi temperatur gas keluar furnace (FEGT) maka fraksi absorbsi akan semakin kecil. Tingginya FEGT disebabkan oleh adanya slagging yang menempel pada furnace sehingga menghambat penyerapan panas pada pipa-pipa di dalam furnace. Pada kondisi sebelum sootblowing, dimana diindikasikan terjadi slagging FEGT-nya lebih besar dibandingkan sesudah sootblowing. Sedangkan fraksi absorbsi akan mengalami peningkatan sesudah dilakukan sootblowing, karena slag yang menghambat proses absorbsi panas telah dibersihkan. Batubara Campuran dengan indeks slagging yang berpotensi sedang untuk menimbulkan slag terlihat dari adanya peningkatan temperatur gas keluar furnace (FEGT). Dan setelah dilakukan sootblowing, untuk membersihkan slag, terlihat adanya penurunan FEGT dan peningkatan fraksi absorbsi. Hal ini menunjukkan peningkatan beban yang dapat dicapai oleh boiler sesudah dilakukan proses sootblowing Sebelum sootblow ing Linear (Sebelum sootblow ing) sesudah sootblow ing Linear (sesudah sootblow ing) Gambar 3. Beban yang dapat dicapai boiler (MW) sebagai fungsi dari fraksi absorbsi (f ab ) sebelum dan sesudah sootblowing Dari gambar 3 di atas memperlihatkan hubungan antara fraksi absorbsi dengan beban yang dihasilkan boiler untuk kondisi sebelum dan sesudah sootblowing. Pada kondisi sebelum sootblowing, akibat adanya slagging yang menurunkan fraksi absorbsi sehingga boiler hanya dapat mencapai beban antara 14.9 MW MW. Setelah melalui proses sootblowing, dimana slag yang menempel telah dibersihkan, fraksi absorbsi akan meningkat dan beban yang dicapai juga mengalami peningkatan antara 16.2 MW sampai 16.7 MW. SIMPULAN 1. Dari analisis kualitas batu bara, setelah dilakukan coal blending (pencampuran) maka kualitas batu bara campuran menjadi sub bituminous dengan hasil analisis proksimasi : nilai kalor (11160 Btu/lb), kandungan zat terbang (44,61%), karbon padat (31,16%), kadar air (19,23%), kandungan ash (5,0%) serta hasil analisis ultimasi : Sulfur (0,7%), Karbon (49,38%), Nitrogen (1,40%), Hidrogen (5,12%) dan Oksigen (19,17%). 2. Dari analisis komposis ash dan Ash Fusion Temperature (AFT), terlihat bahwa batu bara campuran diklasifikasikan sebagai ash lignit dengan potensi slagging yang sedang (R s * = 2735,6) dan potensi fouling yang rendah - sedang (R f = 0,25) 3. Berdasarkan perhitungan btu-method, nilai heat release rate mengalami peningkatan yaitu dari 20,0 x 10 3 Bt/hr ft 2 menjadi 30,7 x 10 3 Btu/hr ft 2 sesudah proses sootbowing. Hal ini menunjukkan bahwa potensi munculnya slagging terbukti terjadi pada daerah furnace. 4. Berdasarkan perhitungan efisiensi dengan Btu method, absorbsi panas pada tiap komponen mengalami kenaikan setelah dilakukan sootblowing, sehingga efisiensinya menjadi semakin meningkat dari 80,68 % menjadi 83,46 %. Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Mesin ISBN : TM10-9
10 Analisis Komposisi Batu Bara NovrianyAmaliyah & Muhammad Fachry DAFTAR PUSTAKA Culp Archie W, Prinsip Prinsip Konversi Energi, Erlangga, Jakarta, Folsom, B. A., M. P. Heap dan J. H. Pohl, Effects of Coal Quality on Power Plant Performance and Costs, Volume 1. research Project California Hatt, Rod, Influence of Coal Quality and Boiler Operating Conditions on Slagging of Utility Boilers. Coal Combustion Inc. Holman, J.P., Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta, Kasim, Hasni, Studi Titik Leleh Abu Batubara untuk Tiga Komponen Oksida. Master thesis Teknik Pertambangan ITB, 2000 Muin Syamsir, A., Pesawat Pesawat Konversi Energi I (Ketel Uap), Rajawali Press, Jakarta, P.K. Nag Power Plant Engineering. Second edition. McGraw Hill. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Online, diakses 20 Agustus RWE npower plc Windmill Hill Business Park Whitehill Way Swindon Wiltshire SN5 6PB, Reducing Slagging and Fouling Constraints, Imperial College of Science, Technology and Medicine, 2005 Schulz, Kent.W. Analyzing the Use of Chemical Technology for Controlling and Influencing Opacity, Fouling and Slagging in Coal-Fired Boilers. Online. Diakses 15 Desember Sorensen Harry, A., Energy Conversion System, John Wiley & Sons, Spliethoff,H. Characterization of Slagging and Fouling in Biomass Combustion (Bioslag). Energy Technology TU Delft. Stultz Steven C, Kitto John B,. Steam It s Generation and Use. Ed. 40th. Babcock & Wilcox Company. Ohio, United State of America, Sven Unterberger, Jörg Maier, Klaus R.G. Hein, Overcoming Technical Barriers Related to Biomass Co-combustion in Large-Scale Power Plants, Institute of Process Engineering and Power Plant Technology Universitaet Stuttgart, Germany, The coal resource, Wakil, EL, M, Instalasi Pembangkit Daya, Jilid 1, Erlangga, Jakarta,1992. Wood Bernard D, Penerapan Termodinamika, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, Yurismono,H, Cahyadi, Panaka, Petrus, Slagging & Fouling Potential of Indonesian Coal Tested at LSDE Boiler Simulator, Proceedings International Conference on Clean & Efficient Coal Technology in Power Generation, ISBN : Group Teknik Mesin Volume 5 : Desember 2011 TM10-10
FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2
FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 F Gatot Sumarno (1), Wahyono (2), Ova Imam Aditya (3), (1), (2) Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP 4.1 Analisis dan Pembahasan Kinerja boiler mempunyai parameter seperti efisiensi dan rasio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Kemasan Cipta Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Kemasan Cipta Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha pembuatan atau produksi styropor, yang berlokasi di kawasan Industri Makassar. Hasil produksi
Lebih terperinciPERHITUNGAN EFISIENSI BOILER
1 of 10 12/22/2013 8:36 AM PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja
Lebih terperinciANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW
ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW Andrea Ramadhan ( 0906488760 ) Jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia email : andrea.ramadhan@ymail.com ABSTRAKSI Pulverized Coal (PC)
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat
81 BAB V PEMBAHASAN Pada pengujian kualitas batubara di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, menggunakan conto batubara yang diambil setiap ada pengiriman dari pabrik. Conto diambil sebanyak satu sampel
Lebih terperinciANALISIS VARIASI NILAI KALOR BATUBARA DI PLTU TANJUNG JATI B TERHADAP ENERGI INPUT SYSTEM
ANALISIS VARIASI NILAI KALOR BATUBARA DI PLTU TANJUNG JATI B TERHADAP ENERGI INPUT SYSTEM Abstrak M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto,S.H.,Tembalang, KotakPos
Lebih terperinciA. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR
A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL PT. Globalindo Inti Energi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan sumberdaya alam yang melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang melimpah adalah batubara. Cadangan batubara
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 1 No. 1 Januari 016; 1-6 ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT Sudjito, Program Studi Teknik Konversi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batubara Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
Lebih terperinciEfisiensi PLTU batubara
Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi
Lebih terperinciOLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN UDARA- BAHAN BAKAR TERHADAP KUALITAS API PADA GASIFIKASI REAKTOR DOWNDRAFT DENGAN SUPLAI BIOMASSA SERABUT KELAPA SECARA KONTINYU OLEH : SHOLEHUL HADI (2108 100 701) DOSEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Penyediaan energi listrik secara komersial yang telah dimanfaatkan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA Subroto, Tri Tjahjono, Andrew MKR Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang tahap-tahap yang dilakukan dalam suatu penelitian. Metode harus ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan bertambah nya jumlah penduduk, seperti pembangunan perumahan dan sarana sarana lain pada
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 3.1 Tujuan Tugas Akhir Pelaksanaan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi besarnya bilangan excess air boiler metode perhitungan menggunakan O 2 content pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. KARAKTERISTIK BATUBARA Sampel batubara yang digunakan dalam eksperimen adalah batubara subbituminus. Dengan pengujian proksimasi dan ultimasi yang telah dilakukan oleh
Lebih terperinciAnalisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik
SKRIPSI LOGO Januari 2011 Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik PUTRA IS DEWATA 4206.100.061 Contents BAB I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang sangat tinggi pada saat ini menimbulkan suatu pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu mengurangi pemakaian bahan
Lebih terperinciUJI ULTIMAT DAN PROKSIMAT SAMPAH KOTA UNTUK SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA
UJI ULTIMAT DAN PROKSIMAT SAMPAH KOTA UNTUK SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA Agung Sudrajad 1), Imron Rosyadi 1), Diki Muhammad Nurdin 1) (1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C
NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C Makalah Seminar Tugas Akhir ini disusun sebagai
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS
ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS Tri Tjahjono, Subroto, Abidin Rachman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciGambar 7.1 Sketsa Komponen Batubara
BAB VII ANALISA TOTAL MOISTURE 7.1. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum analisa total moisture adalah untuk mengerti, mampu melaksanakan, menganalisa serta membandingkan cara kerja total moisture batubara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ANALISIS KARAKTERISTIK SAMPEL Salah satu sampel yang digunakan pada eksperimen ini adalah batubara jenis sub bituminus yang berasal dari Kalimantan. Analisis proksimasi
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciMANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT
MANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT Fly Ash dan Bottom Ash Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.
Lebih terperinciOleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.
Karakterisasi Proses Gasifikasi Downdraft Berbahan Baku Sekam Padi Dengan Desain Sistem Pemasukan Biomassa Secara Kontinyu Dengan Variasi Air Fuel Ratio Oleh : Dimas Setiawan (2105100096) Pembimbing :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.
Lebih terperinciOPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR
OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR Grata Patisarana 1, Mulfi Hazwi 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBab II Teknologi CUT
Bab II Teknologi CUT 2.1 Peningkatan Kualitas Batubara 2.1.1 Pengantar Batubara Batubara merupakan batuan mineral hidrokarbon yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah mati dan terkubur di dalam bumi
Lebih terperinciDAMPAK PEMBAKARAN BATUBARA INDONESIA TERKAIT KANDUNGAN PRODUK GAS BUANG
DAMPAK PEMBAKARAN BATUBARA INDONESIA TERKAIT KANDUNGAN PRODUK GAS BUANG Nur Aryanto Aryono Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) nuraryantoaryono@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI
BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI Waste-to-energy (WTE) merupakan konsep pemanfaatan sampah menjadi sumber energi. Teknologi WTE itu sendiri sudah dikenal di dunia sejak
Lebih terperinciPENGARUH UNJUK KERJA AIR HEATER TYPE LJUNGSTORM TERHADAP PERUBAHAN BEBAN DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT I BERDASARKAN PERHITUNGAN ASME PTC 4.
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 9 No. 3 September 2013; 97-103 PENGARUH UNJUK KERJA AIR HEATER TYPE LJUNGSTORM TERHADAP PERUBAHAN BEBAN DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT I BERDASARKAN PERHITUNGAN ASME PTC 4.3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini akan mempengaruhi pada jumlah konsumsi bahan bakar. Permintaan konsumsi bahan bakar ini akan
Lebih terperinciBAB III PROSES PEMBAKARAN
37 BAB III PROSES PEMBAKARAN Dalam pengoperasian boiler, prestasi yang diharapkan adalah efesiensi boiler tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara kalor yang diterima air / uap air terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari total sumber daya batubara Indonesia sebesar lebih kurang 90,452 miliar ton, dengan cadangan terbukti 5,3 miliar ton [Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Boiler Boiler berfungsi untuk merubah air menjadi uap superheat yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Alat yang digunakan untuk membuat uap disebut Boiler (Boiler) atau
Lebih terperinciPENGARUH HEATING RATE PADA PROSES SLOW PYROLISIS SAMPAH BAMBU DAN SAMPAH DAUN PISANG
PENGARUH HEATING RATE PADA PROSES SLOW PYROLISIS SAMPAH BAMBU DAN SAMPAH DAUN PISANG Dwi Aries Himawanto 1), Indarto 2), Harwin Saptoadi 2), Tri Agung Rohmat 2) 1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA 3.1 Analisis dan Pembahasan Kehilangan panas atau juga bisa disebut kehilangan energi merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam mengidentifikasi
Lebih terperinciMaterial dengan Kandungan Karbon Tinggi dari Pirolisis Tempurung Kelapa untuk Reduksi Bijih Besi
Material dengan Kandungan Karbon Tinggi dari Pirolisis Tempurung Kelapa untuk Reduksi Bijih Besi Anton Irawan, Ristina Puspa dan Riska Mekawati *) Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Sultan
Lebih terperinciMODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN
MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara
1 Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara Afrizal Tegar Oktianto dan Prabowo Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciFarel H. Napitupulu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin FT USU. m& = konsumsi bahan bakar (kg/s) LHV = low heating value (nilai kalor bawah) (kj/kg)
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006 PENGARUH NILAI KALOR (HEATING VALUE) SUATU BAHAN BAKAR TERHADAP PERENCANAAN VOLUME RUANG BAKAR KETEL UAP BERDASARKAN METODE PENENTUAN NILAI KALOR
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA, AMPAS TEBU DAN JERAMI
KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA, AMPAS TEBU DAN JERAMI Subroto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura ABSTRAK
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat buah kelapa sawit (mesocarp), seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya digunakan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Pada masa mendatang, produksi batubara
Lebih terperinciSulfur dan Asam Sulfat
Pengumpulan 1 Rabu, 17 September 2014 Sulfur dan Asam Sulfat Disusun untuk memenuhi Tugas Proses Industri Kimia Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Chandrawati Cahyani, M.S. Ayu Diarahmawati (135061101111016)
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proksimat Analisis proksimat adalah salah satu teknik analisis yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik biobriket. Analisis proksimat adalah analisis bahan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI
TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI KARAKTERISASI GASIFIKASI BIOMASSA SERPIHAN KAYU PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH DENGAN VARIASI AIR FUEL RATIO (AFR) DAN UKURAN BIOMASSA OLEH : FERRY ARDIANTO (2109 105 039)
Lebih terperinciPENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak
PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP Rusnoto Abstrak Ketel uap adalah suatu pesawat yang fungsinya mengubah air menjadi uap dengan proses pemanasan melalui pembakaran bahan bakar di dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit mengalami kemajuan yang sangat
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN JERAMI
KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN JERAMI Subroto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura ABSTRAK Dewasa ini,
Lebih terperinciBAB V EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA
BAB V EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA 5.1. Evaluasi Fuel Ratio Hubungan antara kadar fixed carbon dengan volatile matter dapat menunjukkan tingkat dari batubara, yang lebih dikenal sebagai fuel ratio. Nilai
Lebih terperincimeningkatan kekuatan, kekerasan dan keliatan produk karet. Kata kunci : bahan pengisi; komposisi kimia; industri karet
PENGGUNAAN BAHAN PENGISI ABU TERBANG DALAM INDUSTRI KARET Stefano Munir Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jl. Jenderal Sudirman No. 623, Bandung 40211 Tel. : (022) 6030483,
Lebih terperinciANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM
PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciTekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI PARTIKEL BATUBARA DAN PROSENTASE UDARA PRIMER PADA PEMBAKARAN BATUBARA SERBUK (PULVERIZED COAL)
PENGARUH KOMPOSISI PARTIKEL BATUBARA DAN PROSENTASE UDARA PRIMER PADA PEMBAKARAN BATUBARA SERBUK (PULVERIZED COAL) Heru Kuncoro 1, Samun Triyoko 2, Andreas Wahyu Hartono 3, Asmarani Eka Setiawan 3 1 )PT
Lebih terperinciRagil Darmawan SAC 1), Nita Aryanti 2), Danny Soetrisnanto 2) Jl. Prof Sudharto Tembalang Semarang, Abstract
CO-COMBUSTION SLUDGE IPAL PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1&2 DENGAN BATUBARA : TINJAUAN ENERGI TERMAL PEMBAKARAN DAN PENGARUH TERHADAP EMISI SOX DAN SLAGGING PADA BOILER Ragil Darmawan SAC 1), Nita Aryanti 2),
Lebih terperinciBEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 1. Kontaminan Adalah semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih. 2. Cemaran (Pollutant) Adalah kontaminan
Lebih terperinciSTUDI EXPERIMENT KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA TERHADAP VARIASI SUDUT BLADE PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER.
TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI STUDI EXPERIMENT KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA TERHADAP VARIASI SUDUT BLADE PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER. DOSEN PEMBIMBING: Dr. Eng. Ir. PRABOWO, M. Eng. AHMAD SEFRIKO
Lebih terperinciKarakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio
Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio Oleh : Rada Hangga Frandika (2105100135) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. Kebutuhan
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN EFISIENSI BOILER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP TANJUNG JATI B UNIT 1 DAN 2, 2X660 MEGAWATT
ANALISIS PERUBAHAN EFISIENSI BOILER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP TANJUNG JATI B UNIT 1 DAN 2, 2X660 MEGAWATT M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin/Prodi Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Semarang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA
KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA Amin Sulistyanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A.Yani Tromol Pos1 Pabelan Kartasura ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS PERFORMA BOILER BASUKI BERDASARKAN RASIO ANTARA BAHAN BAKAR DAN STEAM DI PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
ANALISIS PERFORMA BOILER BASUKI BERDASARKAN RASIO ANTARA BAHAN BAKAR DAN STEAM DI PT. INDO ACIDATAMA Tbk. JURNAL Oleh : MAEDANU FASOLA PUTRA K2512077 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korosi merupakan proses terdegradasinya suatu material karena pengaruh lingkungan. Sebagai contoh adalah baja yang akan habis karena berkarat saat dibiarkan
Lebih terperinciANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT
ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT Oleh : Harit Sukma (2109.105.034) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO
PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO ABSTRAK Ketel uap/boiler adalah suatu pesawat yang mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan dan uap tersebut
Lebih terperinciBAB V CAMPURAN BEREAKSI : PEMBAKARAN
BAB V CAMPURAN BEREAKSI : PEMBAKARAN Pembakaran Bahan Bakar Padat Pembakaran pada bahan bakar adalah kombinasi kimia dengan oksigen. Hal-hal yang penting pada pembakaran: 1. Jika karbon dibakar dengan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION
LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION (Interpretasi Saturated Burning Zone ditinjau dari Flame Temperatur pada Steam Power Generation Closed Cycle System) Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan
Lebih terperinciANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU
SNTMUT - 214 ISBN: 978-62-712--6 ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU Eddy Elfiano, M. Natsir. D, Doni Indra Program Studi Teknik Mesin FakultasTeknik Universitas
Lebih terperinciKandungan batubara. Air Material batubara (coal matter) Material bukan batubara (mineral matter)
Analisa parameter Sifat kimia batubara Analisa proksimat Calori value Analisa komposisi abu Titik leleh abu Sifat fisik batubara HGI Nilai muai bebas (Free Sweeling Index) Gray king Index dilatometri Kandungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA
BAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA 4.1 KOMPOSISI MASERAL BATUBARA Komposisi maseral batubara ditentukan dengan melakukan analisis petrografi sayatan sampel batubara di laboratorium (dilakukan oleh PT
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH
PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH Oleh : ASHARI HUTOMO (2109.105.001) Pembimbing : Dr. Bambang
Lebih terperinciGambar 4.1 Grafik nilai densitas briket arang ampas tebu
Densitas (gr/cmᵌ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Densitas Briket Densitas merupakan tingkat kerapatan suatu bahan bakar yang telah mengalami tekanan. Densitas didapatkan melalui perbandingan antar berat
Lebih terperinciPENELITIAN NILAI KALOR BRIKET TONGKOL JAGUNG DENGAN BERBAGAI PERBANDINGAN SEKAM PADI
PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENELITIAN NILAI KALOR BRIKET TONGKOL JAGUNG DENGAN BERBAGAI PERBANDINGAN SEKAM PADI Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-86 Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik
Lebih terperinciDasar Teori Tambahan. Pengadukan sampel dilakukan dengan cara mengaduk sampel untuk mendapatkan sampel yang homogen.
Dasar Teori Tambahan Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai suatu cebakan sedimenter yang berasal dari penimbunan dan pengendapan hancuran bahan berselulosa yang bersal dari tumbuhtumbuhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.
Lebih terperinciPRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Kode Unit : JPI.KE01.001.01 STANDAR KOMPETENSI Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciPROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISA KUALITAS BATUBARA
PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISA KUALITAS BATUBARA Disusun oleh : MUHAMMAD ZAINAL ILMI NIM. DBD 108 055 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi merupakan faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis industri didirikan guna memenuhi
Lebih terperinciDESULFURISASI BATUBARA MENGGUNAKAN UDARA DAN AIR
DESULFURISASI BATUBARA MENGGUNAKAN UDARA DAN AIR Nana Dyah Siswati dan Aretna Festiani Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya, 60294. Email: nanadyah22@yahoo.com
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK
ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/13.43-22 PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM
Lebih terperinciSCALE UP PROTOTYPE SCREW PYROLYSER UNTUK PIROLISIS SAMPAH KOTA TERSELEKSI
SCALE UP PROTOTYPE SCREW PYROLYSER UNTUK PIROLISIS SAMPAH KOTA TERSELEKSI Dwi Aries Himawanto 1), Indarto 2), Harwin Saptoadi 2), Tri Agung Rohmat 2) 1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR
PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) dan gas merupakan bahan bakar yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi
Lebih terperinci4.1. TERMODINAMIKA ARSEN DALAM LELEHAN TEMBAGA DAN TERAK
BAB IV PEMBAHASAN Dalam pemurnian anoda, unsur-unsur pengotor dihilangkan dengan cara memisahkan mereka ke dalam terak melalui proses pemurnian oksidasi. Untuk mengetahui seberapa baik proses pemisahan,
Lebih terperinciFORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA
FORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA I. DATA UMUM Record Jenis Laporan* DIP DIKS Judul Laporan KERJA SAMA TRIWULAN TAHUNAN BIMTEK Lainlain Instansi Pelapor Penyelidik Penulis Laporan Tahun Laporan
Lebih terperinciRECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)
RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC) Ninik Lintang Edi Wahyuni Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds Ciwaruga, Bandung 40012
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinci