Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Jeruk Siam Banjar. Disusun oleh : Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Jeruk Siam Banjar. Disusun oleh : Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura"

Transkripsi

1 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Oktober 2014

2 Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Jeruk Siam Banjar Disusun oleh : Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014

3 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Jeruk Siam Banjar Provinsi Kalimantan Tengah, yang merupakan salah satu upaya teknis dalam rangka peningkatan produksi dan mutu produk tanaman buah yang penyebarannya cukup luas di wilayah Provinsi Kalimantan tengah. SOP ini memuat tentang teknis budidaya jeruk siam banjar yang baik dan benar, mulai dari penetapan lokasi, pemilihan benih, penanaman, pemeliharaan hingga panen dan pasca panen. Materi ini disusun sebagai acuan dalam budidaya jeruk siam banjar bagi petugas, petani dan pelaku usaha agribisnis hortikultura di Provinsi Kalimantan Tengah guna memperoleh produk yang bermutu, ramah lingkungan dan aman konsumsi, khususnya bagi petani yang akan mendaftarkan kebunnya untuk diregistrasi sebagai lahan usaha yang telah menerapkan Good Agriculture Practices (GAP). Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak. Saran dan masukan yang bersifat membangun guna penyempurnaannya sangat diharapkan, karena revisi dapat dilakukan untuk menyesuaikan pedoman dengan kondisi lapangan dan perkembangan teknologi pertanian di waktu yang akan datang. Semoga buku ini bermanfaat untuk pengembangan hortikultura khususnya komoditas jeruk siam banjar di Provinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya, Oktober 2014 KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, Ir. TUTE LELO, MMA Pembina Utama Madya NIP i

4 BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia, negara Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varietas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varietas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut. Tanaman jeruk banyak dibudidayakan oleh masyarakat luas karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Jeruk siam digemari karena, kombinasi rasa asam dan manis menyegarkan yang terkandung pada buahnya. Adapun beberapa manfaat dari buah jeruk antara lain sebagai berikut : 1. Memilliki kandungan vitamin C yang tinggi, dapat dimakan langsung sebagai buah segar atau menjadi produk pangan olahan 2. Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue. Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi : Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat), Banjar (Kalimantan Selatan) dan Medan (Sumatera Utara). Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration), beberapa sentra penanaman mengalami penurunan produksi yang diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yang saat ini tidak berlaku lagi. Jeruk Siam Banjar merupakan komoditi hortikultura unggulan Provinsi Kalimantan Selatan dan telah dikukuhkan menjadi varietas buah unggul nasional melalui SK. Menteri Pertanian Nomor : 862/Kpts/TP.240/II/1998 tanggal 4 November Varietas jeruk ini merupakan tumbuhan lokal yang telah dibudidayakan secara luas di Kabupaten Banjar, luas penanamannya sekitar 95% dari total populasi jeruk di wilayah tersebut. Hanya sebagian kecil petani membudidayakan jeruk varietas lain (seperti varietas lokal dengan nama daerah limau kuit dan limau nipis). 1

5 Untuk dapat membudidayakan Jeruk siam banjar secara intensif diperlukan pengetahuan dan ketrampilan dari petugas, petani serta pelaku usaha agribisnis Jeruk siam banjar tentang teknologi budidaya Jeruk siam banjar yang baik dan benar. Melalui penerapan Good Agriculture Practices (GAP) dengan menggunakan Standard Operational Procedure (SOP) yang spesifik lokasi, spesifik komoditas dan spesifik sasaran pasarnya, akan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan petani/pelaku usaha Jeruk siam banjar sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan memiliki daya saing tinggi dibandingkan dengan produk padanannya dari luar. B. TARGET Target yang akan dicapai dengan penerapan SOP ini adalah tercapainya produksi optimal, mutu produksi sesuai standar mutu yang telah ditetapkan serta akan mampu meningkatkan ekspor buah Jeruk Siam Banjar. 1. Target produksi buah per pohon yang akan dicapai adalah buah per tahun. 2. Target mutu buah yang akan dicapai dengan penerapan SOP ini antara lain adalah : - Bentuk buah bulat atau oval - Kulit buah megkilat dan berwarna hijau muda kekuningan - Buah bebas dari memar dan kontaminasi OPT - Ukuran buah besar, seragam dengan kematangan serentak Kelas A : diameter > 7,1 cm atau > 151 gram/buah Kelas B : diameter 6,1 7,0 cm atau gram/buah - Aroma khas jeruk siam dengan rasa daging buah manis segar - Tingkat kemanisan buah (kadar gula terlarut/mass SUCROSE) pada saat petik minimum 8º Brix (tingkat kematangan 85 %) C. KEGIATAN Untuk peningkatan produksi dan mutu buah Jeruk Siam Banjar, diperlukan penanganan khusus meliputi perbaikan manajemen dan aplikasi budidaya pra panen dan pasca panen di lapangan. Pada tanaman Jeruk siam banjar usia produktif, sub kegiatan yang dinilai berkaitan erat pada tujuan dan target yang ditetapkan adalah pada tahap pemangkasan, pemupukan, pengairan, penyerbukan buatan, penjarangan buah, pembungkusan buah, pengendalian hama dan penyakit, panen serta penanganan pasca panen. 2

6 D. KLASIFIKASI TANAMAN JERUK SIAM Ditinjau dari segi taksonominya yang mengacu pada Cronquist (1981) tanaman jeruk siam dapat diklasifikasikan ke dalam golongan tumbuhan, yaitu : Regnum : Plantae Divisio : Magnoliophyta Clasis : Magnoliopsida Sub Clasis : Diileniidae Ordo : Sapindales Famillia : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Citrus nobilis Varietas : Citrus nobilis Lour var.microcarpa Hassk E. SYARAT TUMBUH DAN PENYEBARANNYA 1. Iklim a. Kecepatan angin yang lebih dari 40 48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin. b. Tergantung pada spesiesnya, pada umumnya berbagai varietas jeruk memerlukan 5 6, 6 7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia, tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli Agustus. c. Temperatur optimal antara 250C - 300C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 380C. Jenis jeruk siam memerlukan temperatur 200C. d. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. e. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%. 2. Media Tanam a. Tanaman ini menyukai tanah yang gembur dan mengandung cukup air, tetapi aerasi dan drainasenya harus baik. Jeruk siam banjar bisa ditanam di tanah tegalan, tanah sawah yang kering, atau tanah rawa pasang surut yang kering pula. 3

7 b. Struktur tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 727%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik. c. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk, sedangkan untuk penanaman pada jenis tanah lainnya diperlukan perlakuan agronomis yang spesifik lokasi agar dapat berproduksi baik dan rasa buahnya tidak menjadi masam. d. Derajat keasaman tanah (ph tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk siam banjar adalah 5,5 6,5 dengan ph optimum berada pada kisaran nilai 6. e. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk pada umumnya menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. f. Jeruk siam banjar pada umumnya dibudidayakan pada kontur lahan yang datar, namun tanaman ini masih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan maksimal < Ketinggian Tempat Tinggi tempat dimana tanaman jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi, tergantung pada daya adaptasi masing-masing spesies : a. Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: m dpl. b. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: m dpl. c. Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: m dpl. d. Jenis Siem: m dpl. e. Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: m dpl. f. Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: m dpl. g. Jenis Purut: m dpl. Di wilayah asalnya yaitu Provinsi Kalimantan Selatan, jeruk siam banjar berkembang di daerah dataran rendah yaitu antara meter dpl. Jeruk siam banjar memiliki potensi penyebaran yang luas hampir di seluruh wilayah Indonesia, karena bisa ditanam di mana saja, baik di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Pada daerah yang lebih tinggi lagi, jeruk siam banjar masih dapat tumbuh dan mampu menghasilkan buah, tetapi rasa buahnya sering asam. 4

8 BAB II. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BUDIDAYA JERUK SIAM BANJAR Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP.JR-SB.KT I Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Persiapan Lahan 4 Revisi ke... Tanggal... Disyahkan... I. PERSIAPAN LAHAN A. Definisi : Kegiatan penyiapan lahan untuk digunakan sebagai media pertumbuhan optimal bagi tanaman. B. Tujuan : Mempersiapkan lahan yang baik agar tanaman mendapatkan zone/ruang perakaran yang baik. C. Alat dan Bahan a. Kertas/alat tulis/penggaris b. Bambu/golok/pisau/palu besar c. Cangkul/sekop/garpu d. Meteran e. Tali f. Sprayer g. Herbisida h. Pupuk kandang i. Dolomit/kapur tanah 5

9 D. Fungsi Bahan dan Alat a. Kertas/alat tulis/penggaris, digunakan sebagai alat tulis dalam rangka pembuatan desain kebun b. Bambu/golok/pisau/palu besar, digunakan sebagai bahan dan alat membuat ajir c. Cangkul/sekop/garpu digunakan sebagai alat dalam proses pengolahan tanah d. Meteran digunakan sebagai alat pengukur luas lahan dan jarak tanam e. Tali digunakan sebagai alat untuk meluruskan lubang tanam f. Sprayer digunakan untuk mengendalikan rumput liar g. Herbisida digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan rumput liar h. Pupuk kandang digunakan sebagai bahan untuk menggemburkan tanah i. Dolomit digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan ph tanah E. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pemetaan dan pengukuran luas kebun b. Lakukan pengkaplingan sesuai dengan kontur dan arah sinar matahari c. Lakukan perencanaan denah kebun, yakni menentukan lokasi pengairan/irigasi, bak penampung air, jalan masuk dan keluar kebun serta tempat pengumpulan buah. d. Buat sketsa kebun e. Lakukan penebangan pada pohon besar/kecil f. Lakukan pembersihan lahan g. Lakukan pencincangan pada pohon besar/kecil menjadi bagian bagian kecil untuk memudahkan pengangkutan. h. Lakukan pembabatan dan pendongkelan akar pada lahan bersemak belukar i. Hasil pembersihan dikumpulkan diluar lokasi kebun dan kayu yang telah dipotong ditumpuk memanjang garis kontur. j. Buat teras apabila kemiringan lahan >10º 6

10 k. Tetapkan titik-titik calon lubang tanam dengan jarak antar lubang sekitar 5x5 meter dan buat lubang tanam berukuran 60x60x60 cm. l. Bedengan (guludan) berukuran 1x1x1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah. m. Gali lubang tanam, letakkan lapisan atas tanah (± 25 cm) secara terpisah dengan lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya. n. Biarkan lubang tanam terbuka selama ± 2 minggu sebelum penanaman dilaksanakan. o. Campurkan pupuk kandang kg dan kapur dolomit 1 kg per lubang tanam sebelum tanah dikembalikan pada lubang tanam. p. Catat setiap kegiatan persiapan lahan yang telah dilaksanakan. Pupuk kandang kg Dolomit 1 kg/lubang Pupuk NPK 250 gram Gambar 1. Pembuatan lubang tanam 7

11 Gambar 2. Penanaman jeruk siam banjar di lahan sawah Gambar 3. Penanaman jeruk siam banjar di lahan pasang surut Di daerah rawa pasang surut, untuk menanam jeruk siem terlebih dahulu dibuat bedengan-bedengan. Di atas bedengan kemudian di buat lagi gundukan, dan di atas gundukan inilah bibit jeruk ditanam. Pembuatan gundukan dimaksudkan agar nantinya tanaman jeruk tidak terkena air pasang (Gambar 2). Di sawah dibuat gundukan dari tanah sawah setinggi cm dan luasnya 1m² (Gambar 3). Setelah gundukan agak mengering, bibit jeruk ditanam. Sebelum tanaman berproduksi, di sekeliling gundukan masih dapat ditanami padi. Seiring dengan pertumbuhan tanaman, gundukan ditinggikan dan diperbesar. Ketika tanaman mulai berproduksi tidak ada lagi padi yang ditanam, yang ada hanyalah hamparan tanaman jeruk. Di sawah, parit-parit drainase harus dibuat untuk membuang kelebihan air bila musim hujan, dan menampung air bila musim kemarau. 8

12 Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP.JR-SB.KT II Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Persiapan Benih 2 Revisi ke... Tanggal... Disyahkan... II. PERSIAPAN BENIH (BIBIT) A. Definisi : Persiapan benih merupakan rangkaian kegiatan menyediakan benih jeruk siam banjar bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat. B. Tujuan : a. Menyediakan benih bermutu varietas unggul sesuai dengan kebutuhan b. Menjamin benih bebas dari hama dan penyakit agar dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal C. Bahan dan Alat a. Benih b. Pisau/gunting c. Gerobak doron D. Fungsi Bahan dan Alat a. Benih digunakan sebagai bahan tanaman b. Pisau/gunting untuk memotong polybag c. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut benih ke lokasi lahan. d. Cangkul/sekop/garpu digunakan sebagai alat bantu dalam penanaman 9

13 E. Prosedur Pelaksanaan : a. Sediakan benih sesuai dengan luas lahan (80 pohon/ha) ditambah 10% cadangan untuk penyulaman b. Gunakan benih bermutu, bersertifikat dan berlabel biru dengan spesifikasi sebagai berikut : - Benih jeruk yg biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif (okulasi/grafting) - Tinggi benih cm dan diameter batang 2-3 cm - Warna batang hijau kecoklatan, batang lurus dengan permukaan batang halus - Benih yang dipilih sebaiknya telah berumur 12 bulan atau lebih setelah diokulasi - Benih bebas dari serangan hama dan penyakit - Memiiki banyak akar serabut dan akar tunggang berukuran sedang c. Jaminan mutu dan produk (label/sertifikat) harus dicatat dan disimpan. d. Catat setiap kegiatan persiapan benih yang telah dilaksanakan Gambar 4. Benih/bibit jeruk siam banjar siap tanam 10

14 Standar Operasional Prosedur Penanaman Nomor : SOP.JR-SB.KT III 3 Revisi ke... Tanggal... Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Disyahkan... III. PENANAMAN A. Definisi : Merupakan rangkaian kegiatan menanam hingga tanaman berdiri tegak dan siap tumbuh di lapangan. B. Tujuan : Menjamin benih yang ditanam tumbuh optimal C. Bahan dan Alat a. Benih jeruk siam banjar bermutu, bersertifikat dan berlabel biru b. Cangkul/Sekop/garpu c. Gerobak dorong d. Pupuk kandang dan pupuk pabrik (an organik) e. Pisau/gunting f. Ajir g. Daun kelapa/pakis/pelepah salak D. Fungsi Bahan dan Alat a. Benih jeruk siam banjar bermutu/berlabel, digunakan sebagai bahan yang akan ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan b. Cangkul/Sekop/Garpu digunakan pada saat pengolahan lahan 11

15 c. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut benih dan sisa-sisa kotoran pada saat penanaman. d. Pupuk kandang/pupuk anorganik digunakan sebagai nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan awal tanaman. e. Pisau/gunting digunakan untuk memotong kantong plastik/polybag. f. Ajir digunakan sebagai bahan untuk menopang tanaman g. Daun kelapa/pakis/pelepah salak digunakan untuk naungan E. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan penanaman pada awal musim hujan pada sore hari agar benih mempunyai kesempatan memperoleh udara sejuk pada malam hari dan tidak langsung mendapat cahaya matahari. b. Periksa kondisi lubang tanam c. Hitung jumlah benih yang akan ditanam d. Benih diangkut ke lokasi penanaman (dekat lubang tanam) e. Buka polybag dengan cara menggunting terlebih dahulu bagian samping setelah itu bagian bawah secara hati-hati. f. Pilih dan periksi benih yang tumbuh lurus dan perakarannya banyak. Atur posisi akar agar jangan ada yang terlipat, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong saja g. Letakkan benih tegak lurus dan hadapkan ke arah datangnya angin agar tunas tempelan tidak patah. Bila benih sambung, arahkan celah sambungan tegak lurus dengan arah angin h. Tanam benih + 5 cm di atas pangkal batang. Khususnya untuk bibit okulasi, sebaiknya tanah tidak sampai menutupi batang pada sambungan okulasinya. i. Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian topsoil yang dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu sebelumnya dan tekan sedikit disamping tanah bekas polybag j. Setelah benih ditanam, tancapkan batang kayu/bambu disisi tanaman sebagai ajir, agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus ke atas. 12

16 k. Ikat antara batang tanaman dan ajir dengan tali. Ikatan diusahakan tidak tidak terlalu kencang. l. Lakukan pengurangan daun dan cabang yang berlebihan m Buat naungan dari daun kelapa/pakis/pelepah salak, rumput kering atau anyaman bambu sebagai pelindung tanaman n. Lakukan penyiraman setelah penanaman o. Catat proses kegiatan penanaman benih. Gambar 5. Cara penanaman benih jeruk siam banjar 13

17 Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP.JR-SB.KT IV Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Pemangkasan 6 Revisi ke... Tanggal... Disyahkan... IV. PEMANGKASAN Pemangkasan tanaman jeruk siam banjar ada dua jenis yaitu : 1. Pemangkasan bentuk 2. Pemangkasan pemeliharaan 3. Pemangkasan pengaturan produksi Pemangkasan Bentuk A. Definisi Kegiatan memotong bagian tanaman yang itdak diiginkan agar tanaman mempunyai bentuk yang ideal sesuai yang diinginkan. B. Tujuan : Bertujuan untuk mendapatkan bentuk tanaman seperti yang diinginkan (tajuk rendah dan melebar). C. Bahan dan Alat a. Gunting pangkas/gergaji pangkas b. Meni/pupuk daun (PPC) c. Kuas halus/tangga 14

18 D. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong tunas, ranting dan cabang kecil. b. Gergaji pangkas digunakan untuk memotong cabang besar. c. Meni digunakan sebagai pelapis/penutup luka bekas pangkasan. d. Pupuk daun PPC digunakan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif e. Kuas halus digunakan untuk mengoleskan meni pada bekas bagian tanaman yang dipangkas f. Tangga digunakan untuk mencapai bagian tanaman yang tidak bisa dijangkau oleh tangan untuk melakukan pemangkasan. E. Prosedur Pelaksanaan: Pemangkasan dengan sistem 1,3,9 adalah suatu rekayasa teknologi dengan cara pengaturan pertumbuhan ranting yaitu, batang utama yang dipelihara hanya 1 batang, cabang utama kedua hanya 3 cabang, dan masing-masing cabang hanya mengembangkan 3 ranting, sehingga menjadi 9 ranting. a. Pemangkasan bertujuan untuk mengatur tinggi tanaman, memudahkan perawatan, membentuk percabangan (1,3,9) agar tanaman kokoh dan seimbang, memudahkan sinar matahari masuk ke seluruh permukaan daun, sehingga pertumbuhan normal, memperbaiki kualitas buah, baik ukuran, warna, maupun jumlah. Selain itu juga untuk memperbanyak tunas baru yang memunculkan bunga, buah dan mengurangi kerimbunan pohon untuk mencegah tumbuhnya jamur dan penyakit. b. Waktu pemangkasan dilakukan secara berkala saat tanaman tumbuh sehat untuk pembentukan percabangan pertama, setelah pemupukan, saat penjarangan buah dan setelah panen. c. Ketika batang utama tanaman sudah tumbuh sekitar 70 cm (umur 4-6 bulan), semua cabang yang tumbuh di atasnya harus dipangkas. 15

19 d. Setelah tumbuh cabang pada batang utama, pilih hanya 3 cabang yang akan dikembangkan. Pemilihan cabang dilihat berdasarkan jarak yang simetris, artinya tidak terlalu berdekatan antara cabang yang satu dengan lainnya> Cabang lain yang tidak dipelihara agar dipotong. e. Setelah cabang mencapai ukuran sekitar cm (satu depa) lakukan pemilihan masing-masing cabang hanya 3 ranting, dan ranting lainnya di potong. Dengan demikian sudah terbentuk tanaman dengan sistem 1 batang, 3 cabang dan 9 ranting. f. Bagian tanaman yang dipangkas diolesi dengan meni. g. Catat setiap kegiatan pemangkasan yang telah dilaksanakan Gambar 6. Model pemangkasan bentuk sistem 1,3,9 Kelebihan pemangkasan sistem 1,3,9 antara lain : a. Produktivitas buah tinggi, karena sinar matahari masuk kesemua pori-pori dan merangsang fotosintesis, sehingga mempercepat pembuahan. b. Ukuran dan kualitas jeruk lebih seragam, c. Kulit jeruk tipis dan buahnya banyak. 16

20 d. Tanaman bisa terhindar dari penyakit Diplodia yang menyebabkan pengeringan dan pelayuan tanaman, karena terlalu lembab. Hal ini bisa terjadi, karena sinar matahari bisa menyinari tanaman secara merata. Yang menyebabkan kelembaban dibawah kanopi menjadi berkurang Dengan demikian tanaman akan berumur lebih panjang. e. Pemeliharaan relatif lebih mudah dan murah, karena yang dipelihara hanya 1 batang, 3 cabang dan 9 ranting. f. Batang lebih kokoh dan tidak mudah roboh, karena tumbuh secara simetris menyerupai bonsai, sehingga antara batang, cabang dan ranting saling menopang Pemangkasan Pemeliharaan A. Definisi Merupakan rangkaian kegiatan membuang cabang/ranting yang tidak bermanfaat dan mengendalikan pertumbuhan tanaman yang berlebihan. B. Tujuan Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan menghambat perkembangbiakan OPT. C. Alat dan Bahan a. Gunting pangkas b. Gergaji pangkas c. Meni/parafin d. Kuas halus e. Tangga f. Pupuk daun PPC 17

21 D. Fungsi a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong tunas, ranting dan cabang kecil b. Gergaji pangkas diguanakan untuk memotong cabang besar c. Meni/parafin digunakan sebagai pelapis/penutup luka bekas pangkasan d. Kuas halus digunakan untuk mengoleskan meni/parafin pada bekas bagian tanaman yang dipangkas. e. Tangga digunakan untuk mencapai bagian tanaman yang tidak bisa dijangkau oleh tangan untuk dilakukan pemangkasan. E. Prosedur Pelaksanaan: a. Pemangkasan ini disebut juga pemangkasan rutin, dilakukan setiap tahun baik terhadap tanaman jeruk yang belum menghasilkan maupun yang sudah menghasilkan. b. Pemangkasan dilaksanakan pada setiap permulaan musim hujan, bekas pemangkasan dilumuri dengan Meni agar tidak terkena infeksi bakteri. c. Bagian-bagian tanaman yang haru dipangkas adalah : - Tunas yang tumbuh searah batang pokok. - Ranting yang tumbuh ke dalam. - Ranting yang bertumpang tindih. - Ranting yang mulai mengering dan sudah mati. - Ranting yang sudah tumbuh pada batang bawah. - Cabang yang tumbuh dekat dengan tanah. - Cabang yang menunduk ke bawah. d. Apabila tanaman telah mencapai tinggi 3-5 meter, ujung tanaman selalu dipangkas supaya tingginya tetap. e. Apabila tajuk sudah saling bertemu, ujung cabang juga perlu dipangkas pada batas yang kulitnya berwarna hijau keabu-abuan agar tumbuh ranting yang sehat. f. Catat setiap kegiatan pemangkasan yang telah dilaksanakan 18

22 Pemangkasan Pengaturan Produksi A. Definisi 1. Kegiatan membuang cabang/ranting, daun dan akar yang tumbuh terlalu lebat untuk pengoptimalkan produksi. 2. Perlakuan teknis untuk megurangi aktivitas vegetatif tanaman sehingga menstimulir pembentukan bunga. B. Tujuan Mengatur keseimbangan seluruh bagian tanaman sehingga produksi buah dapat optimal. C. Alat dan Bahan a. Gunting pangkas b. Gergaji pangkas c. Meni/Parafin d. Kuas halus e. Tangga f. Cangkul D. Fungsi a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong tunas, ranting dan cabang kecil serta penjarangan buah b. Gergaji pangkas diguanakan untuk memotong cabang besar c. Meni/Parafin digunakan sebagai pelapis/penutup luka bekas pangkasan d. Kuas halus digunakan untuk mengoleskan meni/parafin pada bekas bagian tanaman yang dipangkas. e. Tangga digunakan untuk mencapai bagian tanaman yang tidak bisa dijangkau oleh tangan untuk dilakukan pemangkasan. 19

23 f. Cangkul digunakan untuk menggali tanah di sekitar perakaran tanaman g. Pemangkasan terhadap tepi akar guna merangsang pembungaan tanaman dapat dilakukan dengan gunting pangkas. E. Prosedur Pelaksanaan: a. Apabila tanaman jeruk terlalu cepat tumbuh, tetapi kurang/tidak berbunga dapat diperbaiki dengan cara memangkas akar. b. Pemangkasan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan dibatasi hanya akarakar yang kecil saja. c. Pemangkasan akar yang besar dan dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tanaman kurang baik tumbuhnya atau bahkan mengakibatkan kematian. d. Tanaman yang sangat rindang tumbuhnya biasanya produksinya kurang, untuk itu selain pemangkasan akar perlu dilakukan pemangkasan terhadap batang, cabang dan daun. e. Untuk memperoleh buah jeruk yang berukuran besar perlu dilakukan pemangkasan buah atau penjarangan buah, karena pohon yang berbuah terlalu lebat akan mengakibatkan ukuran buahnya kecil dan dapat merusak dahan. f. Pada kegiatan pemangkasan ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memperoleh hasil yang baik. g. Dahan yang besar jangan sampai terbelah karena kan menjadi sarang penyakit. Pemangkasan dilakukan dengan alat yang tajam (sebaiknya gunting pangkas). h. Luka bekas potongan gergaji sebaiknya dilicinkan dengan pisau tajam. i. Luka yang besar harus dilumuri dengan meni/parafin. j. Selanjutnya dahan dan daun sisa pemangkasan sebaiknya dibakar agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. f. Catat setiap kegiatan pemangkasan yang telah dilaksanakan 20

24 Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP.JR-SB.KT V Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Pemupukan 7 Revisi ke... Tanggal... Disyahkan... V. PEMUPUKAN Pemupukan pada tanaman jeruk siam banjar dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan (fase juvenil) dan Pemupukan untuk tanaman sudah menghasilkan Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan : A. Definisi Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman yang belum menghasilkan agar kondisi unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dapat memenuhi kebutuhan. B. Tujuan Untuk mendapatkan pertumbuhan optimal tanaman serta mempertahankan status hara tanah. C. Bahan dan Alat a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk pabrik (pupuk anorganik) b. Cangkul c. Ember/gayung d. Gerobak dorong e. Alat ukur 21

25 D. Fungsi : a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk pabrik (pupuk anorganik), digunakan sebagai unsur tambahan hara/nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Cangkul berfungsi untuk menggali tanah c. Ember/gayung sebagai tempat/wadah air d. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut bahan dan alat ke lokasi pemupukan. e. Alat ukur digunakan untuk mengukur jumlah/dosis pupuk yang diberikan E. Prosedur Pelaksanaan: a. Hitung jumlah pupuk berdasarkan dosis pupuk dan jumlah tanaman b. Sediakan bahan/pupuk yang akan digunakan, sesuai kebutuhan c. Cara memupuknya, tanah di bawah tajuk daun terluar digali melingkar dibuat parit kecil sedalam cm, lalu pupuk ditaburkan dalam parit sekeliling di bawah tajuk daun terluar dan ditutup kembali dengan tanah. d. Untuk tanaman yang belum berbuah, pemupukan dilakukan 2x setahun pada awal dan akhir musim hujan, masing-masing setengah dosis yang ditentukan. e. Waktu pemupukan sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. f. Lakukan penyiraman setelah pemupukan g. Untuk mendapatkan rasa buah yang manis dan kulit buah yang mulus, pada pemupukan pertama dan kedua, urea diganti dengan ZA, dan KCI diganti ZK. Tetapi selanjutnya memakai urea dan KCI lagi. Pupuk kandang diberikan sekali dalam setahun, waktu pemberiannya bersama pemupukan ketiga (bagi tanaman yang sudah berbuah). Untuk tanaman yang belum berbuah, pupuk kandang diberikan pada awal musim hujan. h. Catat setiap kegiatan pemupukan yang telah dilaksanakan. 22

26 Tabel 1. Pedoman perkiraan dosis pemupukan jeruk siam banjar Umur Tanaman (Tahun) Pupuk Kandang (Blek/Tahun) Urea TSP KCI (Gram/Tahun) Saat Tanam Gambar 7. Pembuatan alur pemberian pupuk 23

27 Pemupukan untuk tanaman sudah menghasilkan : A. Definisi Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman yang telah menghasilkan agar kondisi unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dapat memenuhi kebutuhan. B. Tujuan a. Untuk mendapatkan pertumbuhan optimal tanaman b. Mempertahankan status hara tanah. c. Meningkatkan mutu buah (bentuk, rasa dan ukuran) d. Meningkatkan produktivitas tanaman/pohon C. Bahan dan Alat a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk pabrik (pupuk anorganik) b. Cangkul c. Ember/Gayung/ Gerobak dorong D. Fungsi : a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk pabrik (pupuk anorganik), digunakan sebagai unsur tambahan hara/nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Cangkul berfungsi untuk menggali tanah c. Ember/gayung sebagai tempat/wadah air d. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut bahan dan alat ke lokasi pemupukan. 24

28 E. Prosedur Pelaksanaan : Lakukan penyiraman secukupnya pada permukaan tanah (hindari genangan air) sebelum dilakukan pemupukan a. untuk tanaman yang sudah berbuah, pemupukan dilakukan 3x setahun. Pemupukan pertama dilakukan sebelum bunga muncul, sebanyak 2/5 bagian dari dosis per tahunnya. Pemupukan kedua pada saat pemasakan buah sebanyak 1/5 bagian, dan sisanya diberikan beberapa saat setelah panen. b. Lakukan pemberian pupuk dengan cara pupuk diberikan dibawah ujung sampai sepertiga bagian ujung tajuk tanaman dengan cara menabur di dalam alur dangkal atau beberapa lobang dangkal (5-7 cm) melingkar tajuk tanaman, bisa juga dengan cara ditugal, kemudian ditutup. c. Waktu pemupukan sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. d. Lakukan penyiraman setelah pemupukan e. Selain pupuk organik dan anorganik, tanaman boleh diberi zat pengatur tumbuh, misalnya Atonik, Dekamon atau Dharmasri. Penyemprotan zat perangsang ini dilakukan sebelum tanah berbunga hingga pentil buah mulai terbentuk f. Catat semua kegiatan pemupukan yang telah dilaksanakan. Gambar 8. Panduan pertambahan jarak pemberian pupuk setiap tahun 25

29 Gambar 9. Alur pemberian pupuk yang sesuai dengan tajuk tanaman Gejala tanaman kekurangan unsur hara N adalah bentuk daun tidak normal, warna menguning dimulai dari tulang daun dan akhirnya menjalar ke seluruh daun. Gejala mula-mula tampak pada daun yang sudah tua kemudian dengan cepat menjalar ke daun yang lebih muda. Adapun gejala tanaman kekurangan unsur hara P adalah tanaman kerdil, daun berwarna hijau tua, berukuran kecil dan berdiri tegak. Bila berlanjut, daun akan berwarna perunggu dan ranting-ranting mati. Buahnya sedikit, berukuran kecil, berkulit tebal, berwarna tua, rasanya sangat masam. Sedangkan gejala tanaman kekurangan unsur hara K adalah daun menguning dimulai dari tepi-tepinya dan menjalar ke arah tulang daun, bagian yang menguning kemudian mengering dan berubah warna menjadi kecoklatan, dan tulang daun tetap hijau. Pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman kerdil dan tangkai daun terkulai. Buah kerdil, rasa masam, dan cepat gugur. 26

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

E U C A L Y P T U S A.

E U C A L Y P T U S A. E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27 Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asal dan Penyebaran Tanaman Murbei Usaha persuteraan alam merupakan suatu kegiatan agroindustri yang memiliki rangkaian kegiatan yang panjang. Kegiatan tersebut meliputi penanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep) HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA MELON

MODUL BUDIDAYA MELON MODUL BUDIDAYA MELON PENDAHULUAN Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

KURSUS GRATIS. Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP

KURSUS GRATIS. Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP KURSUS GRATIS Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT MAKALAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT Disusun oleh: WIDYA ALMAIDA (0910440215) JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan apabila tidak dipangkas tanaman ini dapat mencapai tinggi 12 m. Tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci