PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI KOHESI TANAH MENGEMBANG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT
|
|
- Yohanes Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 16
2 17
3 PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI KOHESI TANAH MENGEMBANG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT Surta Ria N. Panjaitan Jurussan Teknik Sipil Institut Teknologi Medan Abstrak Tanah mengembang merupakan jenis tanah berbutir halus yang mempunyai daya dukung tanah yang rendah dan sensitif terhadap perubahan kadar air sehingga tanah bersifat labil. Hal ini sangat merugikan apabila tanah lempung digunakan sebagai tanah dasar untuk menopang suatu konstruksi bangunan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan suatu perbaikan atau stabilisasi tanah sebagai tanah dasar. Salah satu cara stabilisasi yaitu dengan menambahkan abu cangkang sawit pada tanah lempung. Tanah lempung yang diteliti berasal dari daerah Sungai Serdang Batang Kuis, Deli Serdang. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian pendahuluan untuk mendapatkan sifat fisis dan mekanis dari tanah asli dan pengujian lanjutan dengan penambahan abu cangkang sawit. Pengujian yang dilakukan uji geser langsung dengan alat direct shear test untuk mengetahui nilai kohesi dan sudut geser dengan kadar abu cangkang sawit 0%, 3%, 6%, 9% serta waktu pemeraman 0, 1, 4, 7 dan 14. Dari penelitian yang dilakukan bahwa campuran abu cangkang sawit dapat meningkatkan daya dukung tanah lempung dengan meningkatnya nilai kohesi pada variasi campuran 6% dan 9% dengan masa pemeraman 14. Pada variasi 6% nilai kohesi kg/cm 2 dan sudut geser 16.16º sedangkan pada variasi 9% bahwa nilai kohesi kg/cm 2 dan sudut geser 18.23º, dimana pada variasi ini tidak diikuti peningkatan nilai kohesi. Maka dapat diketahui bahwa variasi campuran abu cangkang sawit yang paling efektif adalah pada variasi campuran 6% dan masa pemeraman 14. Kata kunci : Tanah mengembang, abu cangkang sawit, pemeraman, kohesi dan sudut geser 1. PENDAHULUAN Tanah mengembang merupakan tanah dengan indeks plastisitas tinggi dan mempunyai daya dukung yang rendah untuk suatu landasan kontruksi, sehingga perlu adanya stabilisasi. Stabilisasi tanah merupakan cara untuk memperbaiki nilai kohesi tanah yang ada dengan tujuan untuk mendapatkan perubahan fisik tanah ke arah yang lebih baik. Seiring dengan hal tersebut sektor agribisnis kelapa sawit di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari luas areal kelapa sawit dari produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil, CPU ) yang terus mengalami peningkatan sejak tahun 1968 dengan tahun 1997, pada priode tersebut, luas areal kelapa sawit meningkat hampir 21 kali lipat, yaitu dari ha pada tahun 1968 menjadi ha pada tahun Oil World memproyeksikan bahwa produksi CPO Indonesia hampir sama dengan Malaysia pada tahun 2005 dan kini Indonesia telah menjadi produsen nomor satu dunia Perkembangan industri kelapa sawit yang terus meningkat berdampak pada limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan tandan buah segar ( TBS ). Limbah ini adalah sisa produksi sawit kasar tandan kosong, sabut dan cangkang (batok) sawit. Limbah padat berupa cangkang digunakan sebagai bahan bakar ketel ( boiler ) untuk menghasilkan energi mekanik dan panas. Masalah yang kemudian timbul adalah dari sisa pembakaran pada ketel ( boiler ) berupa abu cangkang dengan jumlah yang terus meningkat sepanjang tahun yang sampai sekarang masih kurang termanfaatkan. Upaya dalam memanfaatkan limbah tersebut dengan cara melakukan penelitian di laboratorium. Penelitian yang dilakukan adalah metode stabilisasi. Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah abu cangkang kelapa sawit dengan variasi 0%, 3%, 6%, 9%, terhadap berat sampel tanah dan menggunakan variasi pemeraman 1, 4, 7, dan 14. Pemeraman ini dilakukan dalam upaya meningkatkan nilai kohesi tanah lempung sekaligus mengetahui pengaruh abu cangkang sawit terhadap tanah lempung dengan harapan limbah abu cangkang dapat dimanfaatkan dengan baik 2. TINJAUAN PUSTAKA Tanah Lempung Lempung merupakan tanah berbutir halus koloidal yang tersusun dari mineral-mineral yang dapat mengembang. Lempung expansif memiliki sifat khusus yaitu kapasitas pertukaran ion yang tinggi yang akan mengakibatkan lempung jenis ini memiliki potensi pengembangan yang cukup tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Upaya 18
4 stabilisasi tanah lempung sudah banyak dilakukan dengan stabilisasi yang beraneka ragam seperti kapur, semen, kombinasi semen dan abu terbang, aspal dan lain lain. Alasan penggunaan bahan bahan tersebut adalah kesesuainnya dengan jenis tanah, mudah didapat dan tidak mencemari lingkungan Rohayati Kurniasih (2004), melakukan penelitian terhadap pengaruh lamanya masa pemeraman pada stabilisasa tanah lempung dengan kapur akan meningkatkan berat isi kering, nilai kohesi, dan nilai kuat gesernya. Deskripsi dan Klasifikasi Tanah Sebuah deskripsi yang lengkap harus menyebutkan karakteristik material tanah ataupun masa tanah di lapangan. Karakteristikkarakteristik material dapat ditentukan dari contoh tanah terganggu yaitu contoh-contoh yang distribusi ukuran partikelnya sama dengan di lapangan. Deskripsi dan klasifikasi tanah perlu dibedakan. Deskripsi tanah termasuk karakteristik-karakteristik, baik massa maupun material tanah, tanah itu tidak akan ada dua jenis dengan deskripsi yang benar-benar sama. Pada klasifikasi tanah sebaliknya tanah ditempatkan dalam salah satu dari beberapa kelompok berdasarkan hanya pada karakteristik material saja (yaitu distribusi ukuran partikel dan plstisitas). Klasifikasi tanah dibedakan menurut sistem AASHTO dan USCS.. Sistem Klasifikasi Tanah AASHTO Sistem klasifikasi Bereau of Public Raods (BPR) yang asli pada akhir tahun 1920-an telah direvisi beberapa kali, sehingga diambil sistem AASHTO (American Assocation of State Highway and Transportation Officials). Menurut AASHTO tanah diklarifikasikan ke dalam tujuh kelompok besar, yaitu A-1, A-2 dan A-3 adalah tanah berbutir yaitu 35% atau kurang jumlah butiran tanah tersebut lolos ayakan No.200, sedangkan tanah dengan klasifikasi A-4, A-5, A- 6, dan A-7 adalah tanah yang lebih dari 35% dari butiran lolos ayakan No.200. Sistem Klasifikasi menurut USCS Sistem klasifikasi tanah menurut USCS ( Unified Soil Clasification System ) diuraikan sebagai berikut: a. Tanah berbutir kasar ( Coarse Grained Soil ), yaitu tanah kerikil dan pasir, dimana kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan No.200 simbol dari kelompok ini G ( Gravel ) atau tanah berkerikil dan S ( sand ) atau tanah berpasir. b. Tanah berbutir halus (Fine Grained Soi ), yaitu lebih dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan No.200 Kekuatan Geser Tanah S.A. Naeni dan A.Mahdavi (2009) telah melakukan penelitian stabilisasi tanah pasir dengan menggunakan polimer sebagai bahan stabilisasinya. Pengaruh penambahan polimer mengakibatkan terjadinya peningkatan pada nilai kohesi tetapi terjadi penurunan pada nilai sudut gesernya. Gambar 1 menunjukkan hubungan antara pengaruh penambahan polimer terhadap nilai kohesi dan gambar 2 menunjukkan pengaruh penambahan polimer terhadap nilai sudut geser. Gambar 1. Grafik pengaruh penambahan polimer terhadap nilai kohesi tanah pasir Sumber : Pengaruh polimer terhadap kuat geser tanah dan pasir, S.A. Naeni dan A. Mahdavi, (2009) Gambar 2. Grafik pengaruh penambahan polimer terhadap nilai kohesi tanah pasir Sumber : Pengaruh polimer terhadap kuat geser tanah dan pasir, S.A. Naeni dan A. Mahdavi, (2009) Stabilisasi Tanah Lempung John Tri Hatmoko (2007), stabilisasi tanah mengembang sampai saat ini selalu diupayakan baik menyangkut bahan stabilisasi maupun teknologi, hal ini merupakan suatu cara untuk memperbaiki perilaku tanah yang ada dengan tujuan untuk mendapatkan perubahan sifat-sifat fisis kearah yang lebih baik. Asrurifak M ( 2005 ), contah tanah lempung yang akan diuji di buat dengan kadar air optimum dan jenis bahan stabilisasi yang digunakan adalah pupuk urea kemudian dillakukan pemeraman dengan masa pemeraman 0, 3, 7, 14, hasil yang 2
5 diproleh dari penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya bahan stabilisai dalam tanah telah mempengaruhi plastisitas dan kuat geser tanah. Menurut Ingles dan Metcalf (1972) stabilisasi kapur dapat mengubah menjadi gumpalangumpalan partikel. Banyaknya kapur yang digunakan berkisar antara 5-10% sehingga menghasilkan konsentrasi ion kalsium lebih besar dari yang diperlukan sebenarnya. Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Abu Cangkang Sawit. Abu cangkang sawit merupakan salah satu limbah dari pengolahan kelapa sawit. Abu sawit merupakan sisa dari pembakaran cangkang kelapa sawit didalam dapur atau tungku pembakaran yang disebut boiler dengan suhu 7000C-8000C. Abu sawit berasal dari unit pengolahan kelapa sawit yang penanganan limbah tersebut ditangani secara baik. Abu cangkang sawit merupakan limbah hasil pembakaran cangkang sawit yang mengandung banyak silikat. Selain itu, abu sawit tersebut juga mengandung Kation Anorganik seperti Kalium dan Natrium Berdasarkan pengamatan secara visual, abu sawit memiliki berbagai karakteristik diantaranya, bentuk partikel abu sawit tidak beraturan ada yang memiliki butiran bulat panjang dan bersegi dengan ukuran butiran 0-2,3 mm serta warna abu-abu kehitaman. Komposisi senyawa kimia cangkang sawit hasil pembakaran dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Komposisi cangkang pembakaran Unsur/Senyawa sawit hasil Abu cangkang sawit Kalium ( K ) 7.5 Natrium ( Na ) 1.1 Kalsium ( Ca ) 1.5 Magnesium ( Mg ) 2.8 Klor ( Cl ) 1.3 Karbonat ( CaO3 ) 1.9 Nitrogen ( N ) 0.05 Pospat ( P ) 0.9 Silika (SiO2) 61 (sumber: Utama dan Sentosa,2005) 3. METODE PENELITIAN Kegiatan Penelitian. Metodologi dan prosedur penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian awal untuk menentukan kadar air optimum pada tanah lempung, pengujian awal meliputi, pengujian analisa saringan, pemadatan, batas susut, specifik gravity dan uji Atterberg limit setelah diketahui maka dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah abu cangkang kelapa sawit yang kemudian diuji dengan menambah abu cangkang kelapa sawit, pengujian lanjutan meliputi pengujian kepadatan dan uji geser langsung dengan masa pemeraman 1, 4, 7, 14. Pelaksanaan Penelitian Adapun tahapan pelaksanaan penelitian ini meliputi : a. Tahapan persiapan b. Tahapan Pengujian Pendahuluan c. Tahapan Pengujian Utama. Tahapan Persiapan Pada tahapan ini dilakukan persiapan contoh tanah yang akan digunakan seperti penentuan lokasi terpilih, prosedur tanah dilapangan, serta pembuatan benda uji. 1. Lokasi Pengambilan Contoh. Contoh tanah lempung yang digunakan dalam penelitian ini yaitu contoh tanah lempung yang berasal dari sungai serdang Batang kuis Deli Serdang. Contoh abu cangkang yang digunakan dalam penelitian in yaitu abu cangkang sawit yang berasal dari (PT. BAKRIE SUMATERA PLANTATION ) Tbk. Kisaran. 2. Contoh Tanah. Contoh tanah yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tanah tak terganggu (Undisturb Sample) dan tanah terganggu (Disturb Sample). Tahapan Pengujian Pendahuluan Pengujian yang dilakukan pada tahapan pendahuluan ini yaitu antara lain : - Berat Jenis Perbandingan antara volume butiran tanah dengan volume air disebut Berat Jenis. Pedoman yang dipakai adalah ASTM D Batas Konsistensi (Atterberg Limit) Pedoman yang dipakai adalah ASTM D Alat yang dipakai adalah Grooving Tool Cassagrande. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan Liquid Limit, Plastis Limit dan juga Shrinkage Limit terhadap tanah asli dan abu cangkang sawit yang dicampur dengan tanah asli. - Analisa Saringan ( Sieve Analysis ) Alat yang dipakai adalah saringan. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui ukuran butir dan susunan butir (gradasi) tanah yang tertahan saringan No Pengujian ini 3
6 dilakukan terhadap tanah asli dan abu cangkang sawit yang dicampur dengan tanah asli Tahapan Pengujian Utama Dalam tahapan ini pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat geser langsung (Direct Shear). Alat yang dipakai adalah alat geser langsung dimana pengujian ini bertujuan untuk untuk memperoleh nilai sudut geser dan kohesi untuk tanah terganggu ataupun tak terganggu. B E R A T I S I K E R I N G ( g r / c m 3 ) y = x x HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Tanah Asli Tanah yang dipakai untuk percobaan adalah tanah daerah sungai serdang batang kuis yang memiliki karakteristik yang dapat dilihat dari hasil uji laboratorium pada kondisi tanah asli pada tabel 2. Tabel 2. Hasil uji Laboratorium pada kondisi Tanah Asli Batas Cair 65.94% Batas Plastis 34.72% Batas Susut 48.22% Indeks Plastisitas 31.22% Berat Jenis 2.68% Kadar Air 67.11% Specifik grafity 2.68 Kadar Air Optimum 35.05% Berat Isi Kering 1.282gr/cm³ Berdasarkan hasil uji sifat fisis, maka menurut klasifikasi tanah USCS pada dapat disimpulkan tanah tersebut termasuk dalam kelompok CH (clay high) yaitu lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung gemuk. Menurut American Assosiation of State Highway and Transportation Officials (ASSHTO), berdasarkan persentase lolos saringan No. 200 adalah 58,20% lebih dari 35% dan batas cair 65,60% diperoleh Indeks plastis 32,14% lebih dari 20,12% maka dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut termasuk dalam kelompok A-7-5. Dari hasil pengujian pemadatan pada tanah asli yang ditunjuk pada gambar 3, diperoleh kadar air optimum sebesar % dan berat isi kering gr/cm KADAR AIR (%) Gambar 3. Hasil uji pemadatan pada tanah asli. Pada pengujian kuat geser langsung pada tanah asli diperoleh nilai kohesi adalah 0,111 kg/cm 2 dan nilai sudut geser sebesar 10,13 0. Hasil pengujian kuat geser langsung dapat dilihat pada gambar 4. Shear Stres s, τ (kg/cm 2 ) y = x Normal Stress, σ n (kg/cm 2 ) Gambar 4. Hasil uji kuat geser langsung pada tanah asli. Dari hasil-hasil pengujian sifat fisis tanah diatas maka dapat dikatakan bahwa pada tanah asli mempunyai potensi mengembang sangat tinggi. Maka dapat kita simpulkan bahwa kodisi tanah asli tidak baik sebagai dasar pondasi baik konstruksi jalan raya maupun bangunan gedung. Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Sawit Terhadap Sifat Fisis Tanah Hasil uji batas Atterberg terhadap penambahan abu cangkang sawit dapat dilihat pada tabel 3 dan grafik hubungan batas Atterberg dan persentase abu cangkang sawit dapat dilihat pada gambar 5. 4
7 Tabel 3. Hasil uji Atterberg terhadap penambahan abu cangkang sawit No. Abu Cangkang Indeks Sawit Batas Cair Batas Plastis Batas Susut Plastisitas (%) (%) (%) (%) (%) , A t t e r b e r g L i m i t s ( % ) Kadar Abu Cangkang Sawit (%) Liquid Limit (%) Plastic Limit (%) Plastis Index (%) Shrinkage Limit (%) Gambar 5. Grafik Hubungan batas Atterberg dan persentase Abu cangkang sawit. Dari hasil uji batas Atterberg untuk nilai batas susut pada gambar 5 terjadi penurunan. Pada penambahan 3% abu cangkang sawit terjadi penurunan sebesar 1,61%, pada 6% sebesar 2,12%, pada 9% sebesar 2,22% dan pada12% sebesar 0,95%. Berkurangnya nilai batas susut sangat berpengaruh pada sifat tanah karena dapat meminimalkan kerusakan. Pada gambar 5 menunjukkan hasil uji indeks plastis dimana terjadi penurunan akibat penambahan abu cangkang sawit. Selisih penurunan 0% dan 3% penambahan abu cangkang sawit sebesar 10,04%, pada 5% dan 10% sebesar 7,48%, pada 10% dan 15% sebesar 4,54% dan selisih pada penambahan 15% dan 20% sebesar 4,08%. Penurunan ini menyebabkan penurunan nilai potensial pengembangan pada tanah lempung. Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Sawit Terhadap Berat Jenis, Pemadatan dan Analisa saringan Hasil uji berat jenis, pemadatan, dan analisa saringan terhadap penambahan abu cangkang sawit dapat dilihat pada tabel 4. dan grafik hubungan berat jenis dan persentase abu cangkang sawit dapat dilihat pada gambar 6. Tabel 4. Hasil uji Berat Jenis, Pemadatan, dan Analisa Saringan cangkang sawit terhadap penambahan Abu Pemadatan Analisa Saringan Komposisi Campuran Berat Jenis Kadar Air Berat Isi Kering persaen lolos saringan Optimum (gr/cm³) No.200 (% ) Tanah +0% Cangkang sawit Tanah +3% Cangkang sawit Tanah +6% Cangkang sawit Tanah +9% Cangkang sawit Tanah +12% Cangkang sawit Tanah +15% Cangkang sawit
8 Berat Jenis Cangkang Sawit (%) Gambar 6. Grafik hubungan persentase abu cangkang sawit terhadap berat jenis Dari gambar 6 menunjukkan terjadinya penurunan berat jenis akibat penambahan abu cangkang sawit. Peningkatan ini diakibatkan karena bercampurnya antara dua bahan dengan berat jenis yang berbeda. Penurunan penambahan 3% abu cangkang sawit dengan selisih sebesar 0.12 terhadap berat jenis 0%. Pada penambahan 6% abu cangkang sawit penurunan terjadi sebesar 0.22, penambahan 9% abu cangkang sawit sebesar 0.31, penambahan 12% abu cangkang sawit terjadi penurunan sebesar 0.39, penambahan 15% abu cangkang sawit terjadi penurunan sebesar 0.46 masing-masing terhadap 0% abu cangkang sawit. Hubungan persentase kadar air dengan berat isi kering pada setiap penambahan abu cangkang sawit dapat dilihat pada gamabar 7. Hasil uji analisa saringan terhadap penambahan abu cangkang sawit dapat dilihat pada gambar 8. Pemeriksaan gradasi butiran menunjukkan bahwa penambahan abu cangkang sawit menyebabkan perubahan komposisi fraksi tanah yaitu berkurangnya fraksi tertahan saringan No Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Sawit Terhadap Kuat Geser Langsung Variasi 0,3,6,9 % Pemeraman 1,4,7,14 Pengujian kuat geser dilakukan untuk mengetahui nilai kohesi dan sudut geser yang terjadi pada tanah. Pengujian dilaboratorium sangat dipengaruhi dengan metode pembuatan contoh tanah selain jenis, dan kepadatan tanah. Pengaruh penambahan abu cangkang sawit dapat dilihat pada tabel 5, menunjukkan hubungan nilai kohesi dan sudut geser terhadap penambahan abu cangkang sawit. Hasil penelitian kuat geser langsung yang dilakukan menunjukkan peningkatan nilai kohesi yang signifikan untuk penambahan 6% masa pemeraman 14 sebesar kg/cm². Akibat penambahan abu cangkang sawit menunjukkan peningkatan sudut geser, kenaikan sudut geser yang signifikan terjadi pada penambahan 9% masa pemeraman 14 sebesar 18.23º.Grafik hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser untuk variasi 6% dan 9% masa pemeraman 14 dapat dilihat pada gambar 9 dan 10. B e r a t I s i K e r i n g ( g r / c m 3 ) Gambar 7. persentase lolos saringan no Kadar Air (%) Grafik hubungan persentase kadar air dengan berat isi kering dengan variasi campuran 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, 15% Cangkang Sawit Gambar 8. variasi abu cangkang sawit (%) Grafik hubungan persentase abu cangkang sawit dengan persentase lolos No % 3% 6% 9% 12% 15% 2
9 Tabel 5. Hasil pengujian kuat geser langsung terhadap penambahan abu cangkang sawit (Nilai Kohesi dan Sudut Geser) Terhadap Waktu Pemeraman Kohesi ( kg/cm²) Sudut Geser (Φ) Komposisi Campuran Pemeraman Pemeraman Tanah + 0% Cangkang Sawit Tanah + 3% Cangkang Sawit Tanah + 6% Cangkang Sawit Tanah + 9% Cangkang Sawit T e g a n g n g e s e r T e g a n g a n g e s e r Tegangan normal 6% 1 6% 4 6% 7 6 % 14 Gambar 9. Grafik hubungan Tegangan normal dengan Tegangan geser variasi 6% masa pemeraman 1, 4, 7, Tegangan normal 9% 1 9 % 4 9% 7 9% 14 Gambar 10. Grafik hubungan Tegangan normal dengan Tegangan geser variasi 9% masa pemeraman 1, 4, 7, 14 Penambahan abu cangkang sawit mengakibatkan terjadinya perubahan nilai kohesi pada tanah lempung. Peningkatan terbesar nilai kohesi terjadi pada penambahan 6% dan 9% waktu pemeraman 14 abu cangkang sawit sebesar Kg/cm 2 sedangkan sudut geser pada penambahan 9% 14 mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini menunjuk kan bahwa lamanya waktu pemeraman berpengaruh terhadap sudut geser. Peningkatan ini diakibatkan oleh adanya ikatan-ikatan antar butiran tanah terhadap pembebanan atau gaya-gaya yang bekerja pada tanah tersebut. Hubungan antara nilai kohesi dan sudut geser pada tanah lempung untuk variasi 0%, 3%, 6%, dan 9% abu cangkang sawit masa pemeraman 14 dapat dilihat pada gambar 11 dan 12. K o h e s i Grafik Pengaruh Abu Cangkang Sawit Terhadap Nilai Kohesi Tanah Abu Cangkang Sawit ( % ) 0% 1, 4, 7, 14 3% 1, 4, 7, 14 6% 1, 4, 7, 14 9% 1, 4, 7, 14 Gambar 11. Grafik pengaruh abu cangkang sawit terhadap nilai kohesi masa pemeraman 1, 4, 7, 14 2
10 S u d u t G e s e r Grafik Pengaruh Abu cangkang sawit Terhadap sudut geser Abu Cangkang Sawit (%) 0% 1, 4, 7, 14 3% 1, 4, 7, 14 6% 1, 4, 7, 14 9% 1,4, 7, 14 Gambar 12. Grafik pengaruh abu cangkang terhadap sudut geser masa pemeraman 1, 4, 7, 14 Gambar 11 dan 12 menunjukkan perubahan peningkatan nilai kohesi pada variasi 0% sampai 6% abu cangkang sawit. Namun pada variasi 9% abu cangkang sawit kenaikan yang terjadi tidak signifikan terhadap nilai kohesi. Hal ini terjadi akibat penambahan abu cangkang sawit, tanah menjadi lebih nonkohesif sehingga menurunkan nilai kohesi partikel dan meningkatkan nilai sudut geser. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Tanah lempung Batang Kuis, mempunyai indeks plastisitas sebesar 31,22%. Menurut Unified Soil Classification System (USCS), tanah asli ini termasuk tanah kelompok CH yaitu lempung anorganik dengan plastisitas tinggi (high plasticity clay), sedangkan menurut American of Stat Highway and Transportation Official (AASHTO) tanah tersebut dalam kelompok A-7-5, merupakan tanah berlempung yang tidak baik atau buruk apabila digunakan sebagai dasar pondasi. 2. Hasil uji nilai kuat geser langsung yang dicampur dengan abu cangkang sawit mengalami kenaikan, kenaikan nilai kohesi tanah yang cukup signifikan dan efektif terlihat pada kadar campuran 6% abu cangkang sawit masa pemeraman 14 sebesar terhadap 3% abu cangkang sawit masa pemeraman 14. Sedangkan pada sudut geser mengalami kenaikan yang signifikan pada kadar campuran 6% abu cangkang sawit masa pemeraman 14 sebesar terhadap 3% abu cangkang sawit masa pemeraman Peningkatan pada kekuatan geser disebabkan oleh reaksi panas hidrasi yang dihasilkan oleh abu cangkang sawit, reaksi ini menyebabkan nilai kadar air berkurang karena penguapan, sehingga angka pori semakin kecil dan tanah menjadi padat. DAFTAR PUSTAKA Asrurifak,M, 2005, Studi pengaruh kandungan pupuk kimia dalam tanah terhadap kekuatan geser tanah lempung Indramayu, ITB central library, Departemen of civil Enginering Institut Teknologi Bandung Braja M. Das, 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geotekni), Jilid I dan II, Penerbit Erlangga,Jakarta. Chen,F,H, 1975, Fondation on Expansive Soil, Elsevier Scientifik Publishing Company, New York Hapsro, STU, 1996, Stabilitas Tanah Lempung dengan abu terbang dan GEOSTA, Media teknik Edisi Desember, Ingles, O.G. and Metcalf, J.B, 1972, Soil Stabilization Principles and Practice, Butterworths, Sidney. K.Mallikajuna Rao dan G.V,Rama Subba Rao, 2008, Influence of Fly Ash on Compaction Charakteristics of Exspansive Soil Using 2² Factorial Exsperimentation, University Tirupati, Andhra Pradesh, India.EJGE Lambe, T.W, and Whitman, R.V, 1962, Soil Stabilization Foundation Engineering, Ed.G.A, Leonards, Mc. Graw Hill, New York. Rohayati Kurniasih,(2004),Pengaruh kadar kapur dan lama pemeraman pada stabilisasi tanah dengan kapur tohor dan kapur padam (Kajian kuat geser dan daya dukung tanah ) UMS digital library Universitas Muhammadiyah Surakarta S.A.Naeini dan A. Mahdavi, 2009, Effec of polimer shear strength of silty sand, Imam Khomeini Internatonal University, Qazvin, Iran. EJGE. 2
BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting, karena tanah dasar akan mendukung seluruh beban lalulintas atau beban konstruksi diatasnya. Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Kebanyakan para peneliti telah bereksperimen dengan penambahan suatu bahan lain
Lebih terperinciSeminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :
Institut Teknologi Medan (ITM) 222 Institut Teknologi Medan (ITM) 223 TINJAUAN PEMANFAATAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN STRUKTUR TANAH Ramlan Tambunan Surta Ria N. Panjaitan Jurusan Teknik Sipil - Institut
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN
Simposium Nasional RAPI XIII - 214 FT UMS ISSN 1412-9612 PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN Qunik Wiqoyah 1, Renaningsih
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG
ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG Jupriah Sarifah, Bangun Pasaribu Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir
TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR PADA INFRASTRUKTUR JALAN
PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR PADA INFRASTRUKTUR JALAN Oleh: Misbah 1, Ali Syamsu Akbar 2 1 Dosen Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi.
Lebih terperinciA.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012
PENINGKATAN NILAI CBR AKIBAT PEMERAMAN PADA TANAH LEMPUNG DENGAN PENAMBAHAN CORNICE ADHESIVE Aazokhi Waruwu *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan, Jalan
Lebih terperinciPENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)
PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10) Ilham Idrus Staf Pengajar Dosen pada Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai peranan penting dalam ilmu teknik sipil, karena tanah sebagai pendukung kekuatan konstruksi dasar bangunan. Berdasarkan letak geografis suatu
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Sampel tanah yang disiapkan adalah tanah
Lebih terperinciSeminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :
Institut Teknologi Medan (ITM) 278 Institut Teknologi Medan (ITM) 279 PENGARUH PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH MENGEMBANG YANG DISTABILISASI DENGAN FLY ASH Surta Ria N. Panjaitan Teknik Sipil - Institut
Lebih terperinciTINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)
TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi L, Lintang Bayu P 3 1,,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu tahapan paling awal dalam perencanaan pondasi pada bangunan adalah penyelidikan tanah. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang
Lebih terperinciPERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data.
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU
PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU Herman 1), Sarumaha E. 2) 1) Dosen Teknik Sipil 2) Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dasar (subgrade) Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan, baik perkerasan yang terdapat pada alur lalu lintas maupun bahu. Dengan demikian tanah dasar merupakan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)
PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT Hasoloan H P Sinaga 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciKORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 99 KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN Aazokhi Waruwu Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH
PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen) Disusun sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciPENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT
PENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT Surta Ria Nurliana Panjaitan Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Medan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)
PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G) Agus Susanto 1, Dhamis Tri Ratna Puri 2 dan Jalu Choirudin 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009
1 PENGARUH PEMAKAIAN KAPUR DAN SERBUK BATA TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : Purnomosidi
Lebih terperinciKLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I
KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I 1 Pembagian Kelompok Tanah Tanah Khusus: Quick Clay: Tanah yang sangat peka terhadap gangguan. Apabila terganggu kekuatannya berkurang drastis. Kadar kepekaan
Lebih terperinciSTUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)
STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2) Abstract The tested soil sample in this research is organic soil that derived
Lebih terperinciKAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK
KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG Frengky Alexander Silaban 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciSTABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 1 STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE Surta Ria N. Panjaitan, Ade Sapta, Deni kurniawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda
STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Stabilisasi
Lebih terperinci2 Sifat Fisis dan Kuat Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi Dengan Kapur dan Abu Ampas Tebu
PHYSICAL CHARACTERISTICS AND SHEAR STRENGTH OF CLAY STABILIZED USING LIME AND BAGASSE ASH SIFAT FISIS DAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN ABU AMPAS TEBU Agus Susanto 1), Renaningsih
Lebih terperinciPOTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF Surta Ria Nurliana Panjaitan* 1, Ramlan Tambunan 2, Suheri
Lebih terperinciINVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )
INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen ) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi 2 Beny Ariyanto 3 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Tanah lempung
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Sifat-sifat teknis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perencanaan suatu konstruksi maka tanah menjadi komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan konstruksi dengan
Lebih terperinciPENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK
VOLUME 6 NO. 2, OKTOBER 2010 PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG Abdul Hakam 1 ABSTRAK Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa pengujian sifat-sifat fisik
Lebih terperinciTINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI
TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Heru Dwi Jatmoko Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAKSI Tanah merupakan material
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Abdul Jalil 1), Khairul Adi 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah Asli Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil : 1. Hasil Pengujian Kadar Air (ω) Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)
Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR) Mahesa Hidayat, Arief Rachmansyah, Yulvi Zaika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl.
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG
PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG Melisa Haras, Turangan A. E., Roski R.I. Legrans Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tanah secara umum terdiri
Lebih terperinciEFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG
EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG Yulindasari Sutejo 1, Ratna Dewi 1, Mirka Pataras 1 dan Putra Anugrah 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciKARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH
KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH Reffanda Kurniawan Rustam 1 dan Amiwarti 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas PGRI Palembang E-mail: reffandakurniawan@yahoo.com Abstrak. Tanah lunak
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Arie Wahyu Aprilian, Yulvi Zaika, Arief Rachmansyah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Material Uji Model Pengujian karakteristik fisik dan mekanis tanah dilakukan untuk mengklasifikasi jenis tanah yang digunakan pada penelitian. Berdasarkan
Lebih terperinciKAJIAN KUAT TEKAN BEBAS STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN STABIIZING AGENTS SERBUK KACA DAN SEMEN
KAJIAN KUAT TEKAN BEBAS STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN STABIIZING AGENTS SERBUK KACA DAN SEMEN Sri Wahyuni Hutagalung Mahasiswa S1,Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Medan Roesyanto
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR oleh : Yenny Nurcahasanah, ST., MT. Agus Susanto, ST., MT. Dibiayai Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan material, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tanah asli dan tanah campuran dengan semen yang dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciYanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan
Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 6% Abu Sekam Padi Dan 4% Semen Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo Jurusan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.
24 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro. 2. Abu ampas tebu (baggase ash)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan bagian penting dalam suatu konstruksi yang mempunyai fungsi menyangga konstruksi di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan bagian penting dalam suatu konstruksi yang mempunyai fungsi menyangga konstruksi di atasnya. Bahan penyusun tanah berupa himpunan mineral, bahan
Lebih terperinciNaskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh :
TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI DENGAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek jalan tambang Kota Berau Kalimantan Timur, maka pada bab ini akan diuraikan hasil
Lebih terperinciTINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH
TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciVol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X
PENGARUH ABU BATUBARA DAN KAPUR TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG PADA KONDISI BASAH OPTIMUM Oleh : Herman *), Syahroni **) *) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Tanah merupakan pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang berkaitan dengan pembangunan jalan, jembatan, landasan, gedung, dan lain-lain. Tanah yang akan dijadikan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF (Studi Kasus di Desa Tanah Awu, Lombok Tengah)
KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF (Studi Kasus di Desa Tanah Awu, Lombok Tengah) I GUSTI AGUNG AYU ISTRI LESTARI Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar Mataram ABSTRAK Tanah merupakan material
Lebih terperinciPERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )
PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN ) Qunik Wiqoyah 1, Purnomosidi 2 1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Upaya stabilisasi yang dapat diambil salah satunya adalah dengan menstabilisasi tanah lempung dengan cara kimia sehingga kekuatan dan daya dukung tanah dapat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada awal musim penghujan namun
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pengujian tanah tanpa bahan tambah dan pengujian tanah menggunakan bahan tambah, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2
STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN
PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)
PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G) Nafisah Al-Huda 1, dan Hendra Gunawan 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Jl. Tgk.Syeh Abdul
Lebih terperinciPENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN
PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN Renaningsih 1, Tedi Agung S 2 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai
Bagan Alir Penelitian : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Pengambilan sampel tanah dan abu vulkanik Persiapan bahan : 1. Tanah 2. Abu vulkanik Pengujian kadar material abu vulkanik Pengujian sifat dan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Vemmy Kurniawan, Yulvi Zaika, Harimurti Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)
PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun
Lebih terperinciTanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa
1.1 Umum Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik dapat didefenisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat
Lebih terperinciOleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )
PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI BAHAN KIMIA (FLY ASH, KAPUR DAN BIO-BAKTERI) TERHADAP PARAMETER FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK AKIBAT SIKLUS PEMBASAHAN-PENGERINGAN PADA TANAH RESIDUAL DI DAERAH LERENG Oleh:
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI ABU CANGKANG SAWIT TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG
PENGARUH VARIASI ABU CANGKANG SAWIT TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG Oleh : Ahmad Refi 1), Elvanisa 2) 1) Dosen Teknik Sipil 2) Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Hasil Penelitian Tanah Asli Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek Perumahan Elysium, maka pada bab ini akan diuraikan hasil penelitiannya.
Lebih terperinci2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI hal LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...xiv DAFTAR DOKUMENTASI... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro
Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Prakosa Adi Nugraha, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH MODUL 3. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH MODUL 3 KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KLASIFIKASI TANAH Pada awalnya, metode klasifikasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT
TUGAS AKHIR PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan memenuhi syarat
Lebih terperinciAnas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284
Jurnal aintis Volume 9 Nomor, April, pp. - ISSN: -8 Stabilisasi Lempung Plastisitas Tinggi dengan Menggunakan Abu Pembakaran Batu-bata Stabilization of High Plasticity Clay By Using Concrete Brick Burning
Lebih terperinciPENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla
PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR Hairulla e-mail: hasanhairulla84@gmail.com Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil olahan sesuai dengan SNI 03-6820-2002. Riyadi (2013) pada penelitian
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT
JURNAL LOGIC. VOL. 18. NO. 1. MARET 2018 26 PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT Muhammad Yunus, Irwan Rauf Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciBAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH
BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH KLASIFIKASI UMUM TANAH BERDASARKAN UKURAN BUTIR Secara Umum Tanah Dibagi Menjadi 4 : Gravel (Kerikil) Sand (Pasir) Silt (Lanau) Clay (Lempung) Tanah Sulit : Peats (Gambut)
Lebih terperinciPENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT
PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT Shinta Pramudya Wardani 1), R. M. Rustamaji 2), Aprianto 2) Abstrak Perubahan cuaca mengakibatkan terjadinya siklus pembasahan
Lebih terperinciABSTRAK
KORELASI KUAT GESER UNDRAINED TANAH KELEMPUNGAN PADA KONDISI NORMALLY CONSOLIDATED DAN OVER CONSOLIDATED Sitti Hijraini Nur 1, Asad Abdurrahman 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Makassar,
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA
PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA Veronika Miana Radja 1 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Flores
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN KOLOM KAPUR DENGAN VARIASI JARAK PENGAMBILAN SAMPEL
STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN KOLOM KAPUR DENGAN VARIASI JARAK PENGAMBILAN SAMPEL Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi L 2, Dicky Luthfiarta 3 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Tanah Pada sistem klasifikasi Unified, tanah diklasifikasikan kedalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200, dan
Lebih terperinciterhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Rangkuman hasil penelitian tentang "Pengaruh Garam pada Karakteristik Subgrade Tanah Lempung yang distabilisasi dengan Kapur " yang dilakukan di Laboratorium Mekanika
Lebih terperinciPEMAKAIAN GARAM DAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG
PEMAKAIAN GARAM DAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG (Studi Kasus Tanah Lempung di Kecamatan Sukodono KabupatenSragen) Disusun sebagai salah satu syarat menyalesaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pegujian yang telah dilakukan terhadap tanah yang berasal dari proyek jalan tambang di Berau Kalimantan Timur,maka pada kesempatan ini penulis akan memaparkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan
Lebih terperinci