BAB V STABILITAS BENDUNG
|
|
- Leony Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V STABILITAS BENDUNG 5.1 Kriteria Perencanaan Stabilitas perlu dianalisis untuk mengetahui apakah konstruksi bangunan ini kuat atau tidak, agar diperoleh bendung yang benar-benar stabil, kokoh dan aman dari berbagai gaya-gaya yang bekerja pada tubuh bending maupun oleh berat tubuh bendung itu sendiri. Perhitungan stabilitas bendung perlu dicari besarnya gaya-gaya yang berusaha mengangkat dan mendorong bendung dari kedudukannya, perhitungan dilakukan dengan meninjau keamanan dari pasangan tubuh bendung terhadap adanya bahaya guling, geser dan daya dukung tanah. Anggapan-anggapan dalam perhitungan stabilitas : 1. Peninjauan potongan vertikal adalah pada potongan yang lemah. 2. Titik guling pada peninjauan vertikal adalah pada potongan yang paling lemah. 3. Konstruksi bagian depan bendung mengandung lumpur setinggi mercu bendung. 4. Perhitungan ditinjau pada dua bagian yaitu pada saat air banjir dan saat muka air normal. Jenis gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi bendung antara lain : 1. Berat sendiri konstruksi 2. Gaya akibat gempa 3. Tekanan akibat lumpur 4. Tekanan hidrostatis normal 5. Tekanan hidrostatis banjir 6. Tekanan tanah 7. Uplift pressure Bagian hulu bendung dibuat pada endapan sungai. Karakteristik tanah diperkirakan dari hasil tes di laboratorium, untuk endapan sungai (asumsi lapisan aluvial kondisi pasir padat) diambil harga, ϕ = 35 0 dan kohesi C = 0 kn/m 2, permeabilitas adalah 10-3 cm/dt. Stabilitas bendung dapat dicek : 1. Selama debit sungai rendah, pada waktu muka air hulu hanya mencapai elevasi mercu m dan pada waktu bak dikeringkan. 2. Selama terjadi debit banjir rencana. V - 1
2 Tabel 5.1 Sudut Gesekan Dalam ϕ dan Kohesi c Jenis Tanah Pasir lepas Pasir padat Pasir lempungan Lempung ϕ ( 0 ) C (kn/m 2 ) C (kgf/cm 2 ) Sumber : KP-02, Tabel Stabilitas Bendung Stabilitas Bendung Selama Kondisi Air Normal Muka air hulu adalah m (elevasi mercu) dan muka air hilir m (elevasi ambang kolam olak). Gaya-gaya yang bekerja pada bendung (Gambar 5.1) adalah : 1. Tekanan air (W1 W20) 2. Tekanan tanah (S1) 3. Beban mati bendung (G1 G15) Gaya-gaya yang bekerja pada bendung diringkas dalam Tabel 5.2. V - 2
3 W1 W20 G1 G2 G W W W2 A G6 B C D G4 E F G7 G G5 RH G8 G9 G12 P G11 G10 S W5 W6 W W8 RV H R I J G14 K L G13 M G15 h W v N O W10 W11 W12 W13 W14 W15 W16 W17 W18 W Gambar 5.1 V - 3
4 Gaya-Gaya yang Bekerja pada Bendung Selama Debit Rendah V - 4
5 Tabel 5.2 Stabilitas Bendung Selama Debit Rendah V - 5
6 SEKITAR TITIK O GAYA GAYA LUAS TEKANAN LENGAN MOMEN kn m knm HORIZONTAL W1 ½ W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W9 ½ S1 ½ 0.27 ( ) ΣH ΣMH VERTIKAL G1 ½ G G3 ½ G G5 ½ G ½ G G G9 ½ G10 ½ G G G G ½ G ½ W10 ½ ( ) W ½ ( ) W12 ½ ( ) W13 ½ ( ) W14 ½ ( ) W15 ½ ( ) W ½ ( ) W17 ½ ( ) W ½ ( ) W19 ½ ( ) W20 ½ ΣV ΣMV V - 6
7 Gaya-gaya resultan adalah (tidak termasuk tekanan tanah vertikal dan gesekan) : R V = kn R H = kn M O = knm Garis tangkap (line of action) gaya resultan sekarang dapat ditentukan sehubungan dengan titik 0 (nol). h M m R v M m R Stabilitas bendung tanpa gempa Tekanan tanah di bawah bendung dapat dihitung sebagai berikut : Panjang telapak pondasi (L) = m Eksentrisitas : e = (L/2) (M/Rv) < 1/6 L = (12.90/2) ( /502.57) < 1/ = 0.56 < OK Bangunan aman terhadap bahaya guling selama terjadi debit rendah. Tekanan tanah : σ R 6e 1 L L σ σ kn m pada titik B σ kn m pada titik O Daya dukung tanah (qu) yang diizinkan untuk pasir dan kerikil adalah kn/m 2 sehingga tanah, Ok. V - 7
8 Tabel 5.3 Harga-Harga Perkiraan Daya Dukung yang Diizinkan Jenis 1. Batu sangat keras 2. Batu kapur/batu pasir keras 3. Kerikil berkerapatan sedang atau pasir dan kerikil 4. Pasir berkerapatan sedang 5. Lempung kenyal 6. Lempung teguh 7. Lempung lunak dan lumpur Daya Dukung kn/m 2 Kgf/cm < < 0.75 Sumber : KP-02, Tabel 6.1 Keamanan terhadap gelincir meliputi bagian tekanan tanah pasif di ujung hilir konstruksi. Karena perkembangan tekanan tanah pasif memerlukan gerak, maka hanya separuh dari tekanan yang benar-benar berkembang yang dihitung. Juga, dengan memepertimbangkan gerusan yang mungkin terjadi sampai setengah kedalaman pondasi, tekanan tanah pasif e p1 menjadi : t = 1.8 kn/m 2 (lumpur dan pasir) w = 1.0 kn/m 2 ϕ = 35 0 g = 9.8 m/dt 2 h = 7.09 m Maka : e p1 = 0.5 (t w) g 0.5 h tg 2 (45 o + /2) = 0.5 ( ) 9.8 ( ) tg 2 (45 o + 35 o /2) = kn/m Tekanan tanah pasif menjadi : E p1 = ½ (0.5 h e p1 ) = ½ ( ) = kn V - 8
9 Tekanan tanah pasif juga berkembang pada koperan C-D dan K-L (termasuk beban) sebesar : Koperan C-D (h = 1.26 m) e p1 = 0.5 (t w) g 0.5 h tg 2 (45 o + /2) = 0.5 ( ) 9.8 ( ) tg 2 (45 o + 35 o /2) = 9.11 kn/m Tekanan tanah pasif menjadi : E p1 = ½ (0.5 h ep1 ) = ½ ( ) = kn Koperan K-L (h = 1.39 m) e p1 = 0.5 (t w) g 0.5 h tg 2 (45 o + /2) = 0.5 ( ) 9.8 ( ) tg 2 (45 o + 35 o /2) = kn/m Tekanan tanah pasif menjadi : E p1 = ½ (0.5 h e p1 ) = ½ ( ) = kn Maka jumlah total Ep menjadi : Σep = = kn S f Keamanan terhadap guling sekarang dengan koefisien gesekan (f) = 0.50 menjadi : R OK R ΣE Tanpa tekanan tanah pasif, keamanan terhadap guling menjadi : S f R OK R V - 9
10 Tabel 5.4 Harga-Harga Perkiraan Untuk Koefisien Gesekan Bahan Pasangan batu pada pasangan batu Batu keras berkualitas baik Kerikil Pasir Lempung f Sumber : KP-02, Tabel 6.4 Keamanan terhadap erosi bawah tanah (piping) Untuk mencegah pecahnya bagian hilir bangunan, harga keamanan terhadap erosi tanah sekurang-kurangnya 2. Keamanan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Di mana : S = Faktor tekanan (S = 2) a = Tebal lapisan lindung = 0.60 m S s = Kedalaman tanah = = 6.49 m s 1 a s h h s = Tekanan air pada titik 0, m tekanan air, ( = 1.39 m) S Keamanan terhadap erosi bawah tanah menjadi : s 1 a s h OK 1.39 Keamanan terhadap gempa Dari peta daerah-daerah gempa, dapat dihitung koefisien gempa (lihat KP-06 Parameter Bangunan). a d = n (a c z) m Di mana : a d = Percepatan gempa rencana (cm/det 2 ) E a g V - 10
11 n, m = Koefisien jenis tanah, 1.56 dan 0.89 untuk jenis tanah aluvium a c = Percepatan gempa dasar, 160 cm/det 2 E = Koefisien gempa g = Percepatan gravitasi, 9.8 m/det 2 z = Faktor yang bergantung pada letak geografis, z = 0.56 (KP-06, Gambar 3.12) Sumber : KP-06, Tabel 3.8 Tabel 5.5 Koefisien Jenis Tanah Jenis n m Batu Diluvium Aluvium Aluvium lunak Tabel 5.6 Periode Ulang dan Percepatan Gempa Dasar, a c Peride Ulang (tahun) A c (Gal = cm/det 2 ) Sumber : KP-06, Tabel 3.9 a d = n (a c z) m = 1.56 ( ) 0.89 = cm/det 2 E < 0.10 ambil E = 0.10 Gaya horizontal tambahan ke arah hilir adalah : ΣG = kn H e = E ΣG = = kn Dan akan bekerja dari pusat gravitasi yang telah dihitung di atas. Momen tambahan yang dipakai adalah : H e h = = knm V - 11
12 Jumlah momen sekarang menjadi : M = = knm Stabilitas bendung dengan gempa Stabilitas bendung sekarang menjadi : Eksentrisitas (Guling) : e = (L/2) (M/Rv) < 1/6 L = (12.90/2) ( /502.57) < 1/ = 1.78 < OK Tekanan tanah : σ kn m 200 kn m.. OK Gelincir : S f R R He ΣE OK V - 12
13 5.2.2 Stabilitas Selama Debit Banjir Rencana Selama terjadi banjir rencana (Q 100 = m3/det), muka air di hulu bendung adalah m dan di hilir bendung m (dengan asumsi h 1 = H 1 ). Tekanan air pada tubuh bendung dihitung seperti selama debit rendah, tetapi dalam hal ini H w = = 3.80 m dan oleh karena itu C w = Tabel 5.7 Tekanan Air Selama Terjadi Banjir Rencana (Lane) A A-B 2.65 B B-C C C-D 1.26 D D-E E E-F 1.50 F F-G G G-H 1.50 H H-I I I-J 1.50 J J-K K K-L 1.39 L L-M M M-N 4.00 N N-O O O-P 7.09 P Gaya-gaya yang bekerja pada bendung dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan untuk perhitungannya diringkas pada Tabel 5.8. Berat air di atas bendung tidak dihitung, karena tekanan airnya hampir nol. Diandaikan bahwa air yang memancar bertambah cepat sampai elevasi m. Dari titik tersebut tekanan air dianggap sebagai hidrostatik dan tebal pancaran air dianggap konstan. Tekanan air pada bak bertambah akibat gaya sentifugal dan sama dengan : V - 13
14 p d g v r tekanan Di mana : p = Tekanan air (kn/m 2 ) d = Tebal pancaran air (m) v = Kecepatan pancaran air (m/det) r = Jari-jari bak (m) g = Percepatan gravitasi bak (m/det 2 ) Tanpa menghitung gesekan, kecepatan air pada elevasi m adalah : v 2. g. H z m/det d q v Tebal pancaran air : m p d g Tekanan sentrifugal pada bak : v r ton m kn m Gaya sentrifugal resultan Fc = p (π/4) R = (π/4) 4.00 = kn dan hanya bekerja pada arah vertikal saja. Berat air dalam bak berkurang sampai 75%, karena udara yang terhisap ke dalam air tersebut. V - 14
15 MAB W W W1 W2 G1 A G6 B C G2 D G4 G3 E F W22 G5 G7 G8 G G9 G12 W21 P G11 G10 W W4 S W H W6 W I L G14 J K G13 M G15 W W8 N O W10 W11 W12 W13 W14 W15 W16 W17 W18 W Gambar 5.2 Gaya-Gaya yang Bekerja pada Bendung Selama Debit Rendah V - 15
16 V - 16
17 Tabel 5.8 Stabilitas Bendung Selama Debit Rendah V - 17
18 SEKITAR TITIK O GAYA GAYA LUAS TEKANAN LENGAN MOMEN kn m knm HORIZONTAL W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W ½ ( ) W20 ½ S1 ½ 0.27 ( ) ΣH ΣMH VERTIKAL G1 ½ G G3 ½ G G5 ½ G ½ G G G9 ½ G10 ½ G G G G ½ G ½ W10 ½ ( ) W ½ ( ) W12 ½ ( ) W13 ½ ( ) W14 ½ ( ) W15 ½ ( ) W ½ ( ) W17 ½ ( ) W ½ ( ) W19 ½ ( ) W W W23 ½ ( ) Fc ΣV ΣMV Gaya-gaya resultan yang bekerja pada bendung adalah : Gaya-gaya resultan adalah (tidak termasuk tekanan tanah vertikal dan gesekan) : V - 18
19 R V = kn R H = kn M O = knm di sekitar titik O (+) Garis tangkap (line of action) gaya resultan sekarang dapat ditentukan sehubungan dengan titik 0 (nol). h M m R v M m R Eksentrisitas : e = (L/2) (M/Rv) < 1/6 L = (12.90/2) ( /412.98) < 1/ = 1.84 < OK Tekanan tanah : σ R 6e 1 L L σ σ kn m pada titik B σ kn m pada titik O Daya dukung tanah (qu) yang diizinkan untuk psir dan kerikil adalah kn/m 2 sehingga tanah, Ok. Keamanan S untuk daya dukung adalah : S S K S Keamanan terhadap gelincir tanpa tekanan tanah pasif : V - 19
20 S f R OK R S f Keamanan terhadap gelincir dengan tekanan tanah pasif : R OK R ΣE V - 20
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi pada Proyek Detail Desain Bendung D.I.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi pada Proyek Detail Desain Bendung D.I. Bajayu Kabupaten Serdang Bedagai yang berada di Kabupaten Serdang
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
35 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Perencanaan Stabilitas Bendung 4.1.1 Perencanaan Tubuh Bendung Berdasarkan perhitungan elevasi dari Profil memanjang daerah irigasi maka di peroleh elevasi mercu
Lebih terperinciBAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
BAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA 6.1 UMUM Bendung direncanakan untuk mengairi areal seluas 1.32700 ha direncanakan dalam 1 (satu) sistem jaringan irigasi dengan pintu pengambilan di bagian kiri bendung.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Perhitungan Gaya-Gaya yang Bekerja Perhitungan stabilitas bendung harus ditinjau pada saat kondisi normal dan kondisi ekstrim seperti kondisi saat banjir. Ada beberapa gaya
Lebih terperinciBAB VI EVALUASI BENDUNG KALI KEBO
VI 1 BAB VI 6.1 Data Teknis Bendung Tipe Bendung Mercu bendung : mercu bulat dengan bagian hulu miring 1:1 Jari jari mercu (R) : 1,75 m Kolam olak : Vlugter Debit rencana (Q100) : 165 m 3 /dtk Lebar total
Lebih terperinciANALISIS DAN PERENCANAAN PENGAMAN DASAR SUNGAI DIHILIR BENDUNG CIPAMINGKIS JAWA BARAT
ANALISIS DAN PERENCANAAN PENGAMAN DASAR SUNGAI DIHILIR BENDUNG CIPAMINGKIS JAWA BARAT Prima Stella Asima Manurung Nrp. 9021024 NIRM : 41077011900141 Pembimbing : Endang Ariani, Ir, Dipl, HE FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinci6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO
6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO 6.1 EVALUASI BENDUNG JUWERO Badan Bendung Juwero kondisinya masih baik. Pada bagian hilir bendung terjadi scouring. Pada umumnya bendung masih dapat difungsikan secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Abutmen merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Adapun fungsi abutmen ini antara lain : Sebagai perletakan
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
26 BAB III METODE ANALISIS Perencanaan teknis bendung dilakukan untuk menentukan kekuatan dari tubuh bendung untuk mampu menahan gaya yang bekerja pada tubuh bendung tersebut. Proses perencanaan atau analisis
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK
PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK Penyusun Triyono Purwanto Nrp. 3110038015 Bambang Supriono Nrp. 3110038016 LATAR BELAKANG Desa Ngetos Areal baku sawah 116 Ha
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNG. dapat memutar turbin generator. Dari pernyataan diatas maka didapat : - Panjang Sungai (L) = 12.
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNG 5.1 Perencanaan Hidrolis Bendung 5.1.1 Menentukan Elevasi Mercu Bendung Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung Mongango disesuaikan dengan kebutuhan
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam suatu perencanaan bendungan, terlebih dahulu harus dilakukan survey dan investigasi dari lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data perencanaan yang lengkap
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNG. Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung cikopo
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNG 5.1 Perencanaan Hidrolis Bendung 5.1.1 Menentukan Elevasi Mercu Bendung Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung cikopo disesuaikan dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. batu yang berfungsi untuk tanggul penahan longsor. Langkah perencanaan yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Talud Bronjong Perencanaan talud pada embung memanjang menggunakan bronjong. Bronjong adalah kawat yang dianyam dengan lubang segi enam, sebagai wadah batu yang berfungsi
Lebih terperinciTinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee
Tinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee Oleh : Tati Indriyani I.8707059 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNG TIPE MERCU BULAT UNTUK MENDUKUNG DAERAH IRIGASI PEMATANG GUBERNUR KOTA BENGKULU
PERENCANAAN BENDUNG TIPE MERCU BULAT UNTUK MENDUKUNG DAERAH IRIGASI PEMATANG GUBERNUR KOTA BENGKULU Rizky Humaira Putri 1, Besperi 2), Gusta Gunawan 2) 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Daerah penelitian merupakan daerah yang memiliki karakteristik tanah yang mudah meloloskan air. Berdasarkan hasil borring dari Balai Wilayah
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM
PERENCANAAN BENDUNG. Perencanaan Hidrolis Bendung. Lebar dan Tinggi Bendung Lebar bendung adalah jarak antara kedua pangkal bendung (Abutment). Lebar bendung sebaiknya diambil sama dengan lebar rata-rata
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN KONTRUKSI BENDUNG. Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung Cimandiri
BAB V PERENCANAAN KONTRUKSI BENDUNG 5.1 Perencanaan Hidrolis Bendung 5.1.1 Menentukan Elevasi Mercu Bendung Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung Cimandiri disesuaikan dengan kebutuhan
Lebih terperinci7 BAB VII PERENCANAAN BENDUNG
7 BAB VII PERENCANAAN BENDUNG 7.1 PERENCANAAN POLA TANAM 7.1.1 Perhitungan Pola Tanam Untuk mengatasi masalah kekurangan air,maka perlu dilakukan modifikasi pola tanam dengan mengatur bulan-bulan masa
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :
PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR DISAMPAIKAN OLEH : KHAIRUL RAHMAN HARKO PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciBAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)
VIII-1 BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY) 8.1. Tinjauan Umum Bangunan pelimpah berfungsi untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam embung agar tidak membahayakan keamanan tubuh embung.
Lebih terperinciBAB IV KRITERIA PERENCANAAN PLTM
BAB IV KRITERIA PERENCANAAN PLTM 4.1. KRITERIA PERENCANAAN BANGUNAN AIR Dalam mendesain suatu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) diperlukan beberapa bangunan utama. Bangunan utama yang umumnya
Lebih terperinciBAB V DESAIN RINCI PLTM
BAB V DESAIN RINCI PLTM 5.1. UMUM Dalam Bab ini akan dibahas mengenai perencanaan dan perhitungan untuk setiap bangunan utama pada pekerjaan sipil yang membentuk PLTM Santong serta penentuan spesifikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Penahan Tanah Bangunan dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong dan menahan tekanan tanah. Baik akibat beban hujan,berat tanah itu sendiri maupun akibat beban
Lebih terperinciBAB VI PERENCANAAN CHECK DAM
VI- BAB VI PERENCANAAN CHECK DAM 6.. Latar Belakang Perencanaan pembangunan check dam dimulai dari STA. yang terletak di Desa Wonorejo, dan dilanjutkan dengan STA berikutnya. Dalam perencanaan ini, penulis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Bendung 1.1.1 Pengertian Bendung Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi meninggikan muka air sungai agar bisa di sadap. Bendung merupakan salah satu dari bagian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN 4.1 Pemilihan Tipe Dinding Penahan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menganalisis dinding penahan tipe gravitasi yang terbuat dari beton yang
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
STABILITAS TALUD DAN BENDUNG UNTUK EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU, KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN ANALISIS STABILITAS BENDUNG TETAP (STUDI KASUS BENDUNG NJAEN PADA SUNGAI BRAMBANGAN SUKOHARJO)
TINJAUAN ANALISIS STABILITAS BENDUNG TETAP (STUDI KASUS BENDUNG NJAEN PADA SUNGAI BRAMBANGAN SUKOHARJO) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Program D-III Teknik
Lebih terperinciPerencanaan Bangunan Air. 1. Umum
. Umum Pada saat memilih suatu bangunan air, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, baik dari segi kriteria tujuan, tinjauan hidraulika, adanya sedimentasi, ketersediaan material pembuatnya, maupun
Lebih terperinciStenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK
STUDI PERENCANAAN TEKNIS BENDUNG DI SUNGAI INGGE DAERAH IRIGASI BONGGO KABUATEN SARMI PAPUA Stenly Mesak Rumetna NRP : 0721017 Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : 210049 ABSTRAK Daerah Irigasi
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN
BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN 5.1 Tinjauan Umum Sistem infrastruktur merupakan pendukung fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).
BAB III METODOLOGI 3.1 Tinjauan Umum Dalam suatu perencanaan embung, terlebih dahulu harus dilakukan survey dan investigasi dari lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data yang berhubungan dengan perencanaan
Lebih terperinciKONTROL STABILITAS GROUNDSILL BANTAR DI KALI PROGO KABUPATEN BANTUL
KONTROL STABILITAS GROUNDSILL BANTAR DI KALI PROGO KABUPATEN BANTUL PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan yang dikehendaki. Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian Teori 2.1.1 Pendahuluan Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai dengan yang dikehendaki. Pada bendung gerak, elevasi muka air
Lebih terperinciUntuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) :
TEKANAN TANAH LATERAL Tekanan tanah lateral ada 3 (tiga) macam, yaitu : 1. Tekanan tanah dalam keadaan diam atau keadaan statis ( at-rest earth pressure). Tekanan tanah yang terjadi akibat massa tanah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciBab KRITERIA PERENCANAAN 4.1 PARAMETER BANGUNAN Tanah
Bab 4 KRITERIA PERENCANAAN 4.1 PARAMETER BANGUNAN 4.1.1 Tanah Unified Soil Classification System diperkenalkan oleh US Soil Conservation Service (Dinas Konservasi Tanah di A.S). Sistem ini digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dasar-dasar teori yang telah kami rangkum untuk perencanaan ini adalah :
TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum Dalam suatu perencanaan pekerjaan, diperlukan pemahaman terhadap teori pendukung agar didapat hasil yang maksimal. Oleh karena itu, sebelum memulai
Lebih terperinciBAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN
BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN 8.1 IDENTIFIKASI PROGRAM Program/software ini menggunakan satuan kn-meter dalam melakukan perencanaan pondasi sumuran. Pendekatan yang digunakan dalam menghitung daya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Uraian Umum
BAB III METODOLOGI 3.1. Uraian Umum Metodologi adalah suatu cara atau langkah yang ditempuh dalam memecahkan suatu persoalan dengan mempelajari, mengumpulkan, mencatat dan menganalisa semua data-data yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar Isi... 1
DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis data tanah Data tanah yang digunakan peneliti dalam peneltian ini adalah menggunakan data sekunder yang didapat dari hasil penelitian sebelumnya. Data properties
Lebih terperinci9/14/2016. Jaringan Aliran
Jaringan Aliran Jaringan aliran merupakan kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis ekipotensial. Garis aliran adalah suatu garis sepanjang mana butir butir air akan bergerak dari bagian hulu kebagian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM
III 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Metodologi adalah suatu cara atau langkah yang ditempuh dalam memecahkan suatu persoalan dengan mempelajari, mengumpulkan, mencatat dan menganalisa semua data-data
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab sebelumnya telah dibahas mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, pembatasan masalah dan sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini. Dalam bab ini akan dibahas mengenai
Lebih terperinciANALISA DESAIN BENDUNG D.I KAWASAN SAWAH LAWEH TARUSAN (3.273 HA) KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT
ANALISA DESAIN BENDUNG D.I KAWASAN SAWAH LAWEH TARUSAN (3.273 HA) KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT Syofyan. Z 1), Frizaldi 2) 1) DosenTeknik Sipil 2) Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN
BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap akan tetapi merupakan bagian penting yang harus diadakan untuk pengaman konstruksi jalan itu sendiri dan petunjuk
Lebih terperinciKAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU
KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU Sih Andayani 1, Arif Andri Prasetyo 2, Dwi Yunita 3, Soekrasno 4 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG
BAB V PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG 5.1. PERENCANAAN SABO DAM 5.1.1. Pemilihan Jenis Material Konstruksi Dalam pemilihan jenis material konstruksi perlu dipertimbangkan beberapa aspek sebagai berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN BENDUNG (STUDI KASUS BENDUNG BOTUNG) Sadewa Sabihi ), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)
ANALISIS PERENCANAAN BENDUNG (STUDI KASUS BENDUNG BOTUNG) Sadewa Sabihi ), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciOPTIMASI BENDUNG PUCANG GADING
5-1 5 BAB V OPTIMASI BENDUNG PUCANG GADING 5.1 URAIAN UMUM Bendung Pucang Gading telah dibangun pada sistem sungai Dolok Penggaron. Bendung tersebut mendapat supply air dari Sungai Penggaron dan Sungai
Lebih terperinciPERENCANAAN DINDING PENAHAN PASANGAN BATU KALI PADA SUNGAI CELAKET DESA GADING KULON KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG
106 Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017 PERENCANAAN DINDING PENAHAN PASANGAN BATU KALI PADA SUNGAI CELAKET DESA GADING KULON KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Suhudi 1), Andreas 2),
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL l HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK jl1 v v111 x xi xu BAB I PENDAHULUAN1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah
Lebih terperinciKuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya
Kuliah kedua STATIKA Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya Pendahuluan Pada bagian kedua dari kuliah Statika akan diperkenalkan
Lebih terperinciBAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PANTAI
145 BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PANTAI 6.1. Perhitungan Struktur Revetment dengan Tumpukan Batu Perhitungan tinggi dan periode gelombang signifikan telah dihitung pada Bab IV, data yang didapatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM Dalam rangka melakukan evaluasi suatu konstruksi bendung, langkah awal yang perlu dilakukan adalah meliputi berbagai kegiatan antara lain survey lapangan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM
BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM Metodologi adalah suatu cara atau langkah yang ditempuh dalam memecahkan suatu persoalan dengan mempelajari, mengumpulkan, mencatat dan menganalisa semua data-data yang
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN BENDUNG MRICAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN EVALUASI DAN PERENCANAAN BENDUNG MRICAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Disusun oleh : Apriyanti Indra.F L2A 303 005 Hari Nugroho L2A 303 032 Semarang, April 2006
Lebih terperinciSOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m
SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG 0. 0.4 ± 0.0 0. 0.8 30 KN I 3. m.0 0.3 30 KN.0.7 m m 9 m II II 0.7 m. m Panjang abutment tegak lurus bidang gambar = 0. m. Tiang pancang dari beton
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR/SKRIPSI... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Tinjauan Umum
BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Sebelum memulai perencanaan suatu waduk diperlukan adanya metodologi sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah dalam perencanaan. Adapun metodelogi penyusunan
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS BENDUNG (Studi Kasus: Bendung Tamiang)
ANALISIS STABILITAS BENDUNG (Studi Kasus: Bendung Tamiang) Afrian Firnanda 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Setiap kasus tanah yang tidak rata, terdapat dua permukaan
Lebih terperinci4 BAB VIII STABILITAS LERENG
4 BAB VIII STABILITAS LERENG 8.1 Tinjauan Umum Pada perhitungan stabilitas lereng disini lebih ditekankan apakah terjadi longsoran baik di lereng bawah maupun di tanggulnya itu sendiri. Pengecekannya disini
Lebih terperinciEVALUASI PANJANG KOLAM OLAK (Ld) DAN PANJANG LONCATAN (Lj) PADA PEREDAM ENERGI BENDUNG,JL. TERUSAN KECUBUNG, KOTA MALANG. Oleh:
EVALUASI PANJANG KOLAM OLAK (Ld) DAN PANJANG LONCATAN (Lj) PADA PEREDAM ENERGI BENDUNG,JL. TERUSAN KECUBUNG, KOTA MALANG JURNAL Oleh: NELSON PINA MAU NIM. 2012520035 Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1. UMUM
BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM Dalam rangka perencanaan suatu konstruksi bendung, langkah awal yang perlu dilakukan adalah meliputi berbagai kegiatan antara lain survey lapangan. Pengumpulan data-data serta
Lebih terperinciPerencanaan teknis bendung pengendali dasar sungai
Konstruksi dan Bangunan Perencanaan teknis bendung pengendali dasar sungai Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN
Lebih terperinciSTRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI
Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 2006: 50-59 STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Peredam energi merupakan suatu bagian dari bangunan air yang berguna
Lebih terperinci4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.
Sebelumnya perlu Dari perhitungan tabel.1 di atas, curah hujan periode ulang yang akan digunakan dalam perhitungan distribusi curah hujan daerah adalah curah hujan dengan periode ulang 100 tahunan yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Energi merupakan kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini lebih dari 90% pembangkit listrik di Indonesia masih mengandalkan bahan bakar minyak bumi, batu bara, dan gas yang merupakan sumber energi tidak terbarukan.
Lebih terperinciPembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa
Konstruksi dan Bangunan Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI
BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI 7.. Perhitungan Struktur Seawall Perhitungan tinggi dan periode gelombang signifikan telah dihitung pada Bab IV, data yang didapatkan adalah sebagai
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-4 SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA HIDROLIKA TERAPAN. Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
PERTEMUAN KE-4 SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA HIDROLIKA TERAPAN Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Bangunan Pengatur Overflow Weir Side Weir PERENCANAAN HIDROLIS OVERFLOW WEIR Bangunan dapat digolongkan
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNG UNTUK DAERAH IRIGASI SULU
PERENCANAAN BENDUNG UNTUK DAERAH IRIGASI SULU Vicky Richard Mangore E. M. Wuisan, L. Kawet, H. Tangkudung Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: vicky_mangore@yahoo.com
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH (CIV -205)
MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE : Tipe lereng, yaitu alami, buatan Dasar teori stabilitas lereng Gaya yang bekerja pada bidang runtuh lereng Profil tanah bawah permukaan Gaya gaya yang menahan keruntuhan
Lebih terperinciBAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI
BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI Perencanaan Sistem Suplai Air Baku 4.1 PERENCANAAN SALURAN PIPA Perencanaan saluran pipa yang dimaksud adalah perencanaan pipa dari pertemuan Sungai Cibeet dengan Saluran
Lebih terperinciKampus USU Medan 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
PERHITUNGAN STABILITAS BENDUNG PADA PROYEK PLTM AEK SILANG II DOLOKSANGGUL Tumpal Alexander Pakpahan 1, Ahmad Perwira Mulia 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1
Lebih terperinciSOAL B: PERENCANAAN TURAP. 10 KN/m m. 2 m m. 4 m I. 2 m. 6 m. do =?
SOAL B: PERENCANAAN TURAP 10 KN/m 4 m I m m 0.75 m Blok Angkur.5 m 6 m do =? II Diketahui suatu konstruksi turap dengan angkur yang digunakan untuk menahan tanah pada suatu pelabuhan. Dalam pembahasan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di Sungai Cimandiri terletak di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Lokasi Penelitian
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DI KALI JOMPO SKRIPSI
PERENCANAAN BENDUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DI KALI JOMPO SKRIPSI Oleh. ACHMAD BAHARUDIN DJAUHARI NIM 071910301048 PROGRAM STUDI STRATA I TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 KATA PENGANTAR
BAB 1 KATA PENGANTAR Sebagai negara agraria tidaklah heran jika pemerintah senantiasa memberikan perhatian serius pada pembangunan di sector pertanian. Dalam hal ini meningkatkan produksi pertanian guna
Lebih terperinciDesain bangunan penahan sedimen
SNI 85:05 Standard Nasional Indonesia Desain bangunan penahan sedimen ICS 9.00 Badan Standardisasi Nasional BSN 05 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
Lebih terperinciPERHITUNGAN STABILITAS BENDUNG PADA PROYEK PLTM AEK SIBUNDONG SIJAMAPOLANG TUGAS AKHIR
PERHITUNGAN STABILITAS BENDUNG PADA PROYEK PLTM AEK SIBUNDONG SIJAMAPOLANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh :
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH SAMPING (SIDE CHANNEL SPILLWAY) BENDUNGAN BUDONG-BUDONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT
PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH SAMPING (SIDE CHANNEL SPILLWAY) BENDUNGAN BUDONG-BUDONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT Warid Muttafaq 1, Mohammad Taufik 2, Very Dermawan 2 1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciI. Tegangan Efektif. Pertemuan I
Pertemuan I I. Tegangan Efektif I.1 Umum. Bila tanah mengalami tekanan yang diakibatkan oleh beban maka ; Angka pori tanah akan berkurang Terjadinya perubahan-perubahan sifat mekanis tanah (tahanan geser
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bangunan ini dapat digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi, seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali, bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan ini dapat digunakan
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL Niken Silmi Surjandari 1), Bambang Setiawan 2), Ernha Nindyantika 3) 1,2 Staf Pengajar dan Anggota Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN DESAIN TEKNIS REHABILITASI GROUNDSILL KRETEK DI SUNGAI OPAK DISAMPAIKAN KEPADA BIDANG BINA MARGA DINAS KIMPRASWIL PROVINSI DAERAH
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI 5.. Peil Utama Sebagai Dasar Perhitungan Sebagai peil dasar pembuatan bendung Pegadis diambil dan diukur dari peil utama yang ada pada bendung Kaiti. Dari hasil pengukuran
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR BENDUNGAN (STUDI KASUS KONSTRUKSI EMBUNG GAMANG)
ANALISIS STRUKTUR BENDUNGAN (STUDI KASUS KONSTRUKSI EMBUNG GAMANG) Raka Setiyanto 1), Noegroho Djarwanti 2), 3) A.P. Rahmadi 1) Mahasiswa S1 Reguler Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) Dosen
Lebih terperinciANALISA GRAVITY WALL DAN CANTILIVER WALL DITINJAU DARI SEGI EKONOMIS TERHADAP TINGGI YANG VARIATIF
ANALISA GRAVITY WALL DAN CANTILIVER WALL DITINJAU DARI SEGI EKONOMIS TERHADAP TINGGI YANG VARIATIF Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap
5 BAB II ANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap tahapan yang dilakukan dalam sistem, termasuk didalamnya teori yang mendukung setiap analisis yang dilakukan terhadap
Lebih terperinciIII. KUAT GESER TANAH
III. KUAT GESER TANAH 1. FILOSOFI KUAT GESER Kuat geser adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan. Kegunaan kuat geser Stabilitas lereng σ γ γ γ Daya dukung
Lebih terperinciDESAIN SABO DAM DI PA-C4 KALI PABELAN MERAPI
DESAIN SABO DAM DI PA-C4 KALI PABELAN MERAPI Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil diajukan oleh : ENGGAR DYAH ANDHARINI NIM : D 100 090 035 NIRM : 09.6.106.03010.50035
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Tujuan Lokasi proyek Analisis Curali Hujan Rata-rata Rerata Aljabar 12
DAI TAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR GAMBAR x DAFTAR TABEL xii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Tujuan 2 1.3 Manfaat
Lebih terperinciKAJIAN ULANG STABILITAS GESER DAN GULING PARAFET DI SUNGAI GRINDULU KABUPATEN PACITAN PROYEK AKHIR
KAJIAN ULANG STABILITAS GESER DAN GULING PARAFET DI SUNGAI GRINDULU KABUPATEN PACITAN PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinci