Bleaching Treatment in Young Permanent Teeth
|
|
- Erlin Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 The image cannot be displayed. Your computer may not have en ough memory to open Bleaching Treatment in Young Permanent Teeth Dr. Hj. Yetty Herdiyati, drg., Sp. KGA the image, or the image may have been corrupted. Restart you r computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may hav e to delete the image and then insert it again. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2009
2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I : PENDAHULUAN... 2 BAB II : ETIOLOGI PERUBAHAN WARNA GIGI.. 3 BAB III : BAHAN-BAHAN DAN MEKANISME BLEACHING... 6 BAB IV : TEKNIK BLEACHING (PEMUTIHAN) GIGI... 8 BAB V : KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA. 13 i
3 BAB I PENDAHULUAN Perubahan warna gigi terutama gigi anterior dapat menimbulkan suatu problema estetika yang mempunyai dampak psikologi yang cukup besar bagi penderitanya. Pada saat ini, perkembangan cosmetic dentistry sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut yaitu dengan cara restoratif misalnya pelapisan mahkota atau dengan cara bleaching, yaitu suatu cara pemulihan kembali gigi yang berubah warna, sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi dan tujuannya mengembalikan faktor estetik penderita. Tehnik bleaching ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik karena tidak mengambil jaringan keras gigi dan tehnik perawatan relatif lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan suatu mahkota tiruan. Bleaching dapat dilakukan pada gigi vital maupun gigi non vital yang mengalami perubahan warna (Tarigan, 1994).
4 BAB II ETIOLOGI PERUBAHAN WARNA GIGI Menurut Grossman (1995), perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan sebagai ekstrinsik atau intrinsik. Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak-anak. Perubahan warna intrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh noda yang terdapat di dalam dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin,yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi . Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis. Menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahan warna dapat terjadi pada saat atau setelah terbentuknya dan dentin. Penyebab perubahan warna gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan pewarnaan iatrogenik. Perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan di dalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek atau karena cedera trauma. Contoh penyebab noda alamiah adalah sebagai berikut : 1. Pulpa nekrosis Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk kedalam tulubus dentin dan mewarnai dentin di sekitarnya. 2.Perdarahan intrapulpa Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan dan lisis
5 eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida, masuk ke dalam tulubus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin lama makin meningkat. 3. Metamorfosis kalsium Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif di dalam kamar pulpa atau pada dinding saluran akar menyebabkan translusensi mahkota gigi berkurang atau warna gigi berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan. Pada pasien yang sudah tua,perubahan warna gigi terjadi secara fisiologis sebagai akibat aposisi dentin secara berlebihan disamping karena penipisan dan perubahan optik dalam Defek perkembangan Perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi. 1) Fluorosis endemik Masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan kerusakan struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan terjadinya hipoplasia. Permukaan gigi menjadi porus dan akan menyerap warna di dalam rongga mulut. 2) Obat-obatan sistemik Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang menyebabkan perubahan warna gigi paling berat adalah tetrasiklin, menyebabkan gigi berwarna kuning kecoklatan sampai abu-abu tua. Hal ini tergantung kepada jumlah, frekwensi, jenis tetrasiklin dan umur pasien saat meminum obat. 3) Defek dalam pembentukan gigi Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas berupa hipoplasia atau hipokalsifikasi,terlihat warna gigi kecoklatan. 4) Kelainan darah dan faktor-faktor lain (a) Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas. Produk kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin dan mewarnai gigi. (b) Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan perubahan warna beebentuk pita pada . (c) Porfiria penyakit metabolisme menyebabkan menyebabkan gigi susu
6 ataugigi permanen berubah warna menjadi kemerahan atau kecoklatan. (d) Penyakit sistemik dan masuknya bahan obat-obatan, merupakan kejadian yang jarang dan tidak dapat diidentifikasi. Perubahan warna sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan oleh berbagai bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang kedokteran gigi. Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh beberapa hal tersebut dibawah ini (Walton & Torabinejab, 1996) : 1. Bahan obturasi Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah semen Saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan komponen logam. 2. Sisa-sisa jaringan pulpa Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya dalam Tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan. 3. Obat-obatan intra kanal Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi, misalnya Obat intrakanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam waktu yang lamamemungkinkan obat berpenetrasi ke dalam dentin sehingga akan menyebabkan perubahan warna gigi. Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe, yaitu (Walton & Torabinejab,1996): 1. Restorasi logam Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap. 2. Restorasi komposit Kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan kimia yang mewarnai dentin.
7 BAB III BAHAN-BAHAN DAN MEKANISME BLEACHING Bahan pemutih gigi dapat berperan sebagai oksidator atau reduktor, kebanyakan preparat yang tersedia adalah oksidator. Macam-macam bahan-bahan pemutih gigi adalah sebagai berikut ( Grossman, 1998 ;Walton & Torabinejab, 1996) : 1. Hidrogen peroksida Hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat dan tersedia dalam berbagai konsentrasi, yang paling umum di pakai adalah konsentrasi %. Contoh larutan hidrogen peroksida adalah superoxol, perhidrol. Cairan ini merupakan cairan bening tidak berwarna dan tidak berbau. 2. Pirozon Pirozon adalah larutan hidrogen peroksida 25 % dalam eter 75 %. Larutan ini bersifat kaustik, mudah menguap juga baunya merangsang menyebabkan rasa mual pada pasien. 3. Natrium perborat Natrium perborat dapat diperoleh dalam bentuk bubuk. Bahan yang masih baru mengandung kira-kira 95 % perborat dalam 9,9 % oksigen. Bahan ini bersifat alkali,lebih mudah dikontrol dan lebih aman daripada cairan hidrogen pekat. 4. Karbamid peroksida Karbamid peroksida dikenal sebagai urea hidrogen peroksida, dapat diperoleh dalam berbagai konsentrasi antara 3-15 %. Umumnya preparat ini mempunyai ph5-6,5% dan mengandung kira-kira 10 % karbamid peroksida, biasanya mengandung gliserin atau propilen glikol, natrium stannat, asam fosfat atau asam sitrat dan aroma. 5. Larutan Mc. Innes Larutan ini terdiri atas 5 bagian asam klorida 36 %, 5 bagian hidrogen peroksida 30 % dan 1 bagian eter, biasanya digunakan untuk menghilangkan noda pada kasus fluorosis.
8 6. Natrium peroksiborat monohidrat Contoh bahan ini adalah amosan, yang melepaskan oksigen lebih banyak daripada natrium perborat, diindikasikan untuk pemutihan gigi secara internal. Mekanisme Bleaching Hidrogen peroksida merupakan suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk Menembu mencapai dan dentin yang terkena pewarnaan.penembusan ini terjadi karena berat molekul hidrogen peroksida yang rendah dan mempunyai kemampuan denaturasi protein sehingga dapat meningkatkan gerakan ion-ion melalui gigi.menurut beberapa peneliti, terjadinya pemutihan gigi ini disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi. Noda-noda yang ada di dan dentin akan dioksidasi oleh hidrogen peroksida yang bersifat sebagai oksidator kuat. Bahan oksidator ini mempunyai kemampuan untuk merusak molekul-molekul zat warna, melalui reaksinya dengan oksigen bebas yang dilepaskan, sehingga warna menjadi netral dan menyebabkan terjadinya efek pemutihan. Hidrogen peroksida merupakan suatu bahan yang dapat menghasilkan radikal bebas, HO2* + O* yang sangat reaktif. Pada proses pemutihan gigi, hidrogen peroksida berdifusi melalui matriks organik dan dentin. Radikal bebas bermuatan merupaka radikal yang tidak stabil dan akan bereaksi dengan molekul organik atau radikal bebas lainnya terutama molekul-molekul zat warna di dalam gigi setelah zat warna dirusak sehingga terjadi efek pemutihan (Feinman, 1987; Goldstein and Garber, 1995).
9 BAB IV TEHNIK BLEACHING (PEMUTIHAN) GIGI Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching secara internal, dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik. Tehnik Bleaching secara Eksternal Pewarnaan pada gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan faktor ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial. Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warna karena Tetrasiklin Bleaching secara eksternal dilakukan pada gigi vital yang berubah warna karena tetrasillin yang belum parah yaitu gigi berwarna kuning. Tehniknya bleaching secara eksternal, sebagai berikut (Walton & Torabinejab, 1996) : 1. Bersihkan gigi, lindungi jaringan lunak dengan mengulaskan pasta pelindung mulut, pasang karet isolator (rubberdam), ikat dengan benang (dental floss) pada gigi yang akan dirawat. 2. Letakkan sepotong kapas yang telah dibasahi larutan hidrogen peroksida pada Bagian labial dan palatinal gigi. 3. Pemanasan dilakukan dengan cara memakai lampu reostat controlled photoflood yang diletakan sekitar 30 cm dari gigi selama menit atau dengan hand-held thermostatically controlled yaitu dengan menempelkan ujung alat ini pada permukaan gigi yang telah diberi gulungan kapas yang dibasahi dengan superoxol. 4. Pemutihan gigi dilakukan selama detik. Ulangi prosedur ini sebanyak 3 kali. 5. Kapas dilepas, gigi dibilas dengan air hangat, buka ikatan dental floss, lepaskan Karet isolator, bersihkan sisa pasta pelindung mulut. 6. Suruh pasien menyikat gigi kemudian lakukan pemolesan.
10 7. Pasien disuruh datang 1 minggu kemudian, bila belum memuaskan prosedur bleaching diulang Bleaching Tehnik Mouthguard Tehnik ini biasanya dipakai pada perubahan yang ringan, dianjurkan sebagai tehnik pemutihan di rumah, biasa disebut juga tehnik pemutihan dengan matriks. Tehnik ini dapat dilakukan pada malam hari saat tidur disebut nightguard vital bleaching atau dipakai pada siang hari. Prosedur mouthguard bleaching adalah sebagai berikut (Walton & Torabinejab, 1996) : 1. Pasien diberi penjelasan, lakukan profilaksis, dibuat foto permulaan dan selama perawatan. 2. Gigi dicetak, dibuat model lengkung rahang dari gips batu. Dua lapis relief die diulaskan pada bagian bukal cetakan gigi untuk membentuk reservoir bagi bahan pemutih. 3. Matriks plastik lunak setebal 2 mm dibuat dan dirapikan dengan gunting sampai 1mm melewati tepi ginggiva. 4. Mouthguard dicoba pada mulut, lalu diangkat dan bahan pemutih dimasukkan kedalam ruangan dari setiap gigi yang akan diputihkan. Kemudian mouthguard dipasang atas gigi dalam mulut dan kelebihan bahan pemutih gigi dibuang. 5. Pasien harus dibiasakan menggunakan prosedur ini, biasanya 3-4 jam sehari danbahan pemutih diisi kembali setiap menit. 6. Perawatan dilanjutkan selama 4-24 minggu, pasien diperiksa setiap 2 minggu. Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warng karena Fluorosis Untuk memperbaiki pewarnaan karena fluorosis ini, cara yang lebih efektif adalah tehnik asam hidroklorik-pumis yang terkontrol atau disebut tehnik pumis asam. Sebetulnya cara ini bukan cara pemutihan gigi murni (oksidasi), melainkan suatu tehnik dekalsifikasi dan pembuangan selapis tipis yang berubah warna (Walton &Torabinejab, 1996)
11 Tehnik Bleaching secara Internal (Intrakoronal) Pemutihan gigi secara intrakoronal dilakukan pada gigi yang telah dirawat Endodontik dengan baik. Metode bleaching yang umum dilakukan untuk gigi ini adalah tehnik walking bleach, termokatalitik dan kombinasi. Tehnik Walking Bleach Tehnik ini memakai campuaran superoxol dan natrium perborat, prosedurnya adalah sebagai berikut (Grossman, 1998; Walton & Torabinejab, 1996) : 1. Jaringan sekitar gigi yang akan dirawat dilindungi dengan vaselin. 2. Isolasi gigi dengan karet isolator (rubberdam). 3. Kamar pulpa dan tanduk pulpa dibersihkan, kemudian dentin bagian labial dalam kamar pulpa dikurangi 0,5 mm dengan bor kecepatan rendah. 4. Kurangi gutaperca dengan plugger panas sebanyak 2 mm ke arah apikal. 5. Daerah orifis ditutup dengan semen seng oksida eugenol setebal 1 mm. 6. Bersihkan kamar pulpa dengan xylene atau isopropil alkohol 70 %, Kemudian keringkan dengan aliran udara. Menurut Hyess (1986) dapat juga dipakai asam fosfat 37 % yang dioleskan dalam kamar pulpa selama 1 menit, kemudian bilas dengan air dan keringkan. 7. Letakkan pasta campuran natrium perborat dengan superoxol di dalam kamar pulpa, tekan dengan kapas ke arah dinding labial kemudian tutup dengan tumpatan sementara seng oksida eugenol. 8. Kujungan berikutnya dilakukan 3-7 hari kemudian. Bila pemutihan gigi Belum berhasil, ulangi prosedur di atas, tetapi bila sudah berhasil, bersihkan gigi kemudianlakukan tumpatan tetap dengan resin komposit. Tehnik Kombinasi Tehnik kombinasi ialah cara bleaching yang menggabungkan tehnik walking bleach dengan tehnik termokatalitik secara bergantian, sehingga hasilnya lebih cepat dan memuaskan.prosedur tehnik kombinasi adalah langkah pertama sama dengan tehnik termokatalitik, setelah dilakukan pemanasan, kapas yang telah dibasahi hidrogen peroksida dalam kamar pulpa dikeluarkan lalu gigi dikeringkan.
12 Kemudian pasta hasil pencampuran superoxol dengan bubuk natrium perborat diletakkan dalam kamar pulpa. Tindakan selanjutnya seperti tehnik walking bleach (Walton & Torabinejab, 1996). Tehnik Foto Oksidasi Ultra Violet Lampu ultraviolet diletakkan pada permukaan labial gigi yang akan diputihkan. Cairan hidrogen peroksida % diletakkan di dalam kamar pulpa dengan kapas, lalu disinari dengan lampu ultraviolet selama 2 menit. Diduga hal ini mengakibatkan penglepasan oksigen sama dengan pemutihan tehnik termokatalitik. Cara ini kurang efektif dibandingkan dengan tehnik walking bleach serta memerlukan waktu yang lebihbanyak (Walton & Torabinejab, 1996).
13 BAB V KESIMPULAN Proses bleaching (pemutihan) gigi, merupakan suatu tindakan yang cukup efektif dan sederhana dalam menanggulangi perubahan warna gigi, baik pada gigi vital maupun pada gigi non vital yang telah dirawat endodontik. Sebaiknya dokter gigi mempertimbangkan cara bleaching yang mana yang akan dikerjakan untuk memutihkan gigi sesuai dengan indikasinya sehingga akan memberikan hasil yang memuaskan.
14 DAFTAR PUSTAKA Feinman R.A. et all Bleaching Teeth. Chicago, London, Berlin, Tokyo, Sao paulo,hongkong : Quintessence Publishing Co., Inc. Goldstein, R.E. and Garber D.A Complete Dental Bleaching. Chicago, Berlin,London, Sao Paulo, Moscow, Prague, Warsaw : Quintessence Publishing Co.,Inc. Grossman, L.I. et all, Endodontic Practice. Eleventh Edition. Philadelphia, Pennsylvania, U.S.A : Lea & Febiger. Tarigan, R Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Cetakan I. Jakarta : Widya Medika. Walton, R. & Torabinejab, M Principles and Practice of Endodontics. Second Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Co.
PEMUTIHAN GIGI (BLEACHING)
PEMUTIHAN GIGI (BLEACHING) Warna gigi sangat bergantung pada warna dentin, sedangkan email karena sifatnya yang translusen akan memancarkan warna dentin. Perubahan pada jaringan dentin akan mempengaruhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna yang terjadi pada gigi sering menimbulkan masalah estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan karena banyak orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan pemutihan gigi (bleaching) dan cara restoratif yaitu pembuatan mahkota jaket / pelapisan (veneer).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan penampilan terus meningkat saat ini, tuntutan pasien akan penampilan gigi yang baik juga sangat tinggi. Salah satu perawatan gigi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah estetika yang berpengaruh terhadap penampilan dan menimbulkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna yang terjadi pada gigi depan seringkali menimbulkan masalah estetika yang berpengaruh terhadap penampilan dan menimbulkan dampak psikologis berupa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gigi a. Anatomi gigi Struktur gigi terdiri dari mahkota dan akar. Mahkota merupakan struktur yang terdapat di atas gingiva dan akar gigi merupakan strukur yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Diskolorisasi Gigi a. Warna gigi Warna normal gigi permanen adalah kuning keabu-abuan, putih keabu-abuan, atau putih kekuning-kuningan yang ditentukan oleh
Lebih terperinciPemutihan kembali gigi yang berubah warna pada anak Dental bleaching on children with discolored teeth
Roedy Budirahardjo:Pemutihan kembali gigi yang berubah warna pada anak 105 Pemutihan kembali gigi yang berubah warna pada anak Dental bleaching on children with discolored teeth Roedy Budirahardjo Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan putih kekuning-kuningan. Warna gigi ditentukan oleh ketebalan ,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih keabu-abuan, dan putih kekuning-kuningan. Warna gigi ditentukan oleh ketebalan email, ketebalan dentin, warna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Estetik gigi geligi dewasa ini sangat diperhatikan dalam menunjang penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek yang diperhatikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika gigi (Ferreira dkk., 2011). Salah satu perawatan yang diminati masyarakat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan terkini perawatan gigi masyarakat lebih mengarah pada bidang estetika gigi (Ferreira dkk., 2011). Salah satu perawatan yang diminati masyarakat adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penampilan gigi berpengaruh dalam interaksi sosial manusia karena
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penampilan gigi berpengaruh dalam interaksi sosial manusia karena menjadi penentu daya tarik seseorang dan merupakan bagian dari estetika. Faktor yang mempengaruhi penampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih keabuabuan, dan putih kekuning-kuningan yang ditentukan oleh transluensi dan ketebalan email, ketebalan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susunan gigi yang rapi serta warna gigi yang putih merupakan faktor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estetika menjadi faktor terpenting dalam mendukung kepercayaan diri. Susunan gigi yang rapi serta warna gigi yang putih merupakan faktor yang berpengaruh terdadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seseorang (Herdiyati, 2006 dalam Syafriadi dan Noh, 2014). Diskolorasi gigi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi yang mengalami perubahan warna, atau dikenal dengan diskolorasi merupakan salah satu alasan pasien datang ke klinik dokter gigi (Perdigȃo, 2010 dalam Torres dkk.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estetika sudah menjadi kebutuhan utama, terutama bagi orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estetika sudah menjadi kebutuhan utama, terutama bagi orang yang bidang pekerjaannya membutuhkan penampilan wajah yang menarik. Dalam hal ini, kerapian rangkaian serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pemutihan gigi adalah prosedur yang telah digunakan pada bidang kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin banyak dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan merestorasi gigi tidak hanya untuk menghilangkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya (Ford, 1993).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gigi a. Struktur gigi Gigi secara anatomis, dibagi menjadi mahkota dan akar mahkota dilapisi oleh enamel, yang terdiri dari 95% volume dari Kristal hydroxyapathite.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka yang bidang pekerjaannya sangat menuntut penampilan seperti pramugari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estetika adalah salah satu hal yang diperhatikan masyarakat terutama mereka yang berkecimpung di bidang hiburan seperti bintang film, model, penyanyi, serta mereka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan gigi merupakan salah satu aspek yang penting dalam menentukan keindahan senyum seseorang, selain memainkan peran kunci dalam interaksi sosial manusia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gigi a. Email Email atau email adalah jaringan keras terluar dari anatomi mahkota gigi. Komposisi email manusia (menurut berat) mengandung 95% zat anorganik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain dan merupakan aspek penting dari komunikasi non verbal (Graham dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estetika sudah menjadi kebutuhan utama, terutama bagi orang yang bidang pekerjaannya membutuhkan penampilan wajah menarik. Dalam hal ini, kerapian susunan serta warna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka 1. Gigi a. Struktur Gigi Secara mikroskopis gigi manusia terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan keras terdiri dari jaringan email, dentin,
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah estetik pada gigi banyak ditemukan saat ini. Diskolorasi gigi merupakan salah satu masalah estetik yang membuat pasien terdorong untuk memutihkan gigi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan pasien untuk meningkatkan estetika semakin tinggi. Bagi kebanyakan orang, gigi yang putih dan bersih menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya (Ibiyemi et
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu bagian tubuh terpenting yang harus dijaga keindahannya. Dalam bidang kedokteran gigi terdapat berbagai macam perawatan, salah satunya bertujuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Semen ionomer kaca telah digunakan secara luas dibidang kedokteran gigi. Sejak diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971. Ionomer
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resin Komposit Istilah komposit adalah kombinasi dua bahan atau lebih yang memiliki sifat berbeda untuk mendapatkan sifat yang lebih baik 7. Contoh bahan komposit alamiah adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senyum yang sehat adalah senyum yang terbentuk dari jaringan mulut yang sehat. Setiap orang mendambakan memiliki gigi yang sehat dan putih berseri karena selain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan restorasi gigi ada dua macam, yaitu restorasi langsung dan restorasi tidak langsung. Restorasi langsung adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pulpa. Gigi manusia dapat berubah warna, itu dinamakan diskolorisasi gigi. (perubahan warna) (Grossman dkk, 1995)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih keabuabuan, dan putih kekuning-kuningan. Warna gigi ditentukan oleh ketebalan email, ketebalan dentin, warna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir, ketertarikan pasien meningkat terhadap perawatan gigi estetik termasuk pemutihan gigi yang mengalami perubahan warna. Perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan dalam interaksi sosial manusia (Tin-Oo dkk., 2011). Sebuah survei yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penampilan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh masyarakat di zaman modern ini. Penampilan gigi merupakan aspek penting yang berperan dalam interaksi sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki estetik penampilan seseorang. Gigi yang bersih dan warna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri. Dalam bidang kedokteran gigi terdapat
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Alur Pikir
LAMPIRAN 1 Alur Pikir - Masa sekarang estetika menjadi pertimbangan utama dalam segala aspek kehidupan. Salah satu aplikasi estetika di kedokteran gigi adalah dental bleaching. (Subhaini, 2009). - Dental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lebih percaya diri karena memiliki nilai estetika yang tinggi.perubahan warna gigi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi yang sehat, putih dan rapi adalah keinginan setiap orang, karena adalah salah satu elemen penting penunjang estetika.gigi yang putih membuat seseorang lebih percaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang esthetic dentistry (Ibiyemi dan Taiwo, 2011). Salah satu masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi yang putih dan bersih akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang, alasan tersebut menjadi satu dari berbagai faktor semakin meningkatnya keinginan dan kebutuhan
Lebih terperinciPerawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46
Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH KONSENTRASI JUS BUAH TOMAT. (Lycopersicon esculentum Mill) TERHADAP PERUBAHAN WARNA GIGI
LAPORAN AKHIR KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH KONSENTRASI JUS BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill) TERHADAP PERUBAHAN WARNA GIGI DALAM PROSES PEMUTIHAN GIGI SECARA IN VITRO Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI II.1 Tinjauan Pustaka Bahan tumpat gigi merupakan material kedokteran gigi yang digunakan untuk menumpat gigi yang telah berlubang. Bahan tumpat gigi yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan merupakan warna gigi normal manusia. Warna gigi ini ditentukan oleh warna dentin yang melapisi di
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan perubahan warna email gigi pada sampel yang diberi bahan pemutih gigi yaitu hidrogen peroksida
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan restorasi resin komposit pertama sekali diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1962. 1 Resin komposit merupakan suatu bahan restorasi yang memiliki banyak kelebihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang menyebabkan infeksi pada jaringan pulpa gigi dan jaringan periapikal. Perawatan saluran akar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Restorasi gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki tujuan mengembalikan bentuk, fungsi, dan penampilan gigi (Harty dan Ogston, 1995). Restorasi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1
BAB V HASIL PENELITIAN Survei ini berlangsung selama periode bulan April hingga Juli 2008. Keseluruhan pengambilan data sekunder dari kartu status pasien dilakukan di RSGMP FKG UI dengan subyek survei
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Mulut terdiri dari bibir atas dan bawah, gusi, lidah, pipi bagian dalam, langit-langit dan gigi. Lapisan gusi, pipi dan langit - langit selalu basah berlendir 7 oleh karena
Lebih terperinciPerlukah Bagi Siswa?
PERENCANAAN KARIR Perlukah Bagi Siswa? Nitya Wismaningsih Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada awalnya kegiatan bimbingan untuk merencanakan karir lebih ke arah pemberian informasi tentang pekerjaan,
Lebih terperinciPENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.
PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG OLAH RAGA ADALAH SERANGKAIAN GERAK TUBUH YANG TERATUR DAN TERENCANA SERTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keindahan dari penampilan dari diri seseorang (Istianah et al, 2015). Terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan warna pada gigi merupakan masalah estetik pertama bagi sebagian besar masyarakat yang dapat menurunkan kepercayaan diri dan dapat mengurangi keindahan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar merupakan perawatan endodontik yang paling banyak dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan keberhasilannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian tumpatan sementara sangat diperlukan dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan tumpatan sementara adalah menutup rongga jalan masuk saluran akar, mencegah
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa
BAB IV PEMBAHASAN Menurut Roberson (2006) tujuan dari restorasi adalah membentuk gigi seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa restorasi setelah perawatan endodontik yang
Lebih terperinciBAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai
BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK Dokter gigi saat merawat endodontik membutuhkan pengetahuan tentang anatomi dari gigi yang akan dirawat dan kondisi jaringan gigi setelah perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erosi merupakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang umumnya disebabkan oleh zat asam. Asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies
Lebih terperinciKIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )
KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik
Lebih terperinciKIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,
Lebih terperinciCROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang
CROSSBITE ANTERIOR 1. Crossbite anterior Crossbite anterior disebut juga gigitan silang, merupakan kelainan posisi gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang bawah. Istilah
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciI. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)
I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa) Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan dan plak, terutama pada daerah sayap bukal atau bagian-bagian yang sukar dibersihkan (David dan MacGregor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan masyarakat. Obat kumur digunakan untuk membunuh bakteri rongga mulut, menghilangkan bau mulut, mencegah
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah gigi yang paling sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ditandai sebagai nyeri akibat dentin yang terbuka jika
Lebih terperinciMAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA
MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP.19720202 200501 2 001 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 I. Pendahuluan Pemutihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan karena adanya aktivitas suatu jasad renik yang ditandai dengan demineralisasi atau hilangnya mineral
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam ekstrinsik maupun intrinsik yang tidak diproduksi oleh bakteri (Balogh dan Fehrenbach,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk mempertahankan gigi dalam rongga mulut serta mengembalikan keadaan gigi agar dapat diterima secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama restorasi pada daerah yang tidak mendapat tekanan besar (Zoergibel dan Illie, 2012). Terlepas dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Estetika dalam bidang kedokteran gigi tidak dapat dilepaskan dari estetika secara universal. Samra dkk. (2007) mengatakan bahwa warna, bentuk dan tekstur permukaan
Lebih terperinciumumnya, termasuk kesehatan gigi dan mulut, mengakibatkan meningkatnya jumlah anak-anak
Penatalaksanaan Dentinogenesis Imperfecta pada Gigi Anak Abstract Winny Yohana Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Dentinogenesis imperfecta adalah suatu kelainan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi desidui berada pada rongga mulut dalam waktu yang singkat tetapi ketika terjadi karies, gigi desidui perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dalam
Lebih terperinciNurbaetty Rochmah, Dwi Merry Ch.R, Sri Lestari Potensi Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dalam Memutihkan Gigi yang Mengalami Diskolorasi
78 Nurbaetty Rochmah, Dwi Merry Ch.R, Sri Lestari Potensi Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dalam Memutihkan Email Gigi yang Mengalami Diskolorasi Potensi Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dalam Memutihkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai Negara berkembang memiliki berbagai macam masalah kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T Indonesia pada Riset
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. suatu infeksi ulang (Namrata dkk., 2011). Invasi mikroorganisme terjadi melalui
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keberhasilan perawatan saluran akar bergantung pada teknik dan kualitas instrumentasi, irigasi, disinfeksi dan obturasi tiga dimensi pada sistem saluran akar.
Lebih terperinciAsam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam
Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam A Sifat Asam, Basa, dan Garam 1. Sifat asam Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh faktor etiologi yang kompleks. Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resin komposit adalah bahan restorasi yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi karena memiliki estetis yang baik, bebas merkuri, kuat dan melekat secara mekanis ke struktur
Lebih terperinciPengaruh Kebiasaan Minum Air Mineral Terhadap Perubahan Warna Gigi Sulung
Pengaruh Kebiasaan Minum Air Mineral Terhadap Perubahan Warna Gigi Sulung Yetty Herdiyati, Eka Chemiawan, Fikeu Syahtania Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinci2.2 Indikasi dan Kontra Indikasi Mahkota Jaket a. Indikasi Mahkota jaket dapat dipakai untuk memugar gigi gigi anterior yang :
1.1 Latar Belakang Mahkota jaket akrilik merupakan restorasi yang meliputi seluruh permukaan gigi anterior yang di buat dari bahan akrilik sesuai dengan warna gigi. Biasanya mahkota jaket dari akrilik
Lebih terperinciLaporan praktikum kimia logam dan non logam
Laporan praktikum kimia logam dan non logam natrium peroksoborat Nama Anggota Kelompok Ebsya Serashi James Marisi Yeshinta Risky Priasmara Putri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit 2.1.1 Definisi Resin Komposit Resin Komposit merupakan gabungan atau kombinasi dua atau lebih bahan kimia berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari
Lebih terperinciIII. TEKNIK PEWARNAAN GRAM IDENTIFIKASI BAKTERI
III. TEKNIK PEWARNAAN GRAM IDENTIFIKASI BAKTERI Tujuan: 1. Mempelajari cara menyiapkan olesan bakteri dengan baik sebagai prasyarat untuk memeplajari teknik pewarnaan 2. Mempelajari cara melakukan pewarnaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis bahan restorasi di bidang kedokteran gigi semakin banyak tersedia dengan berbagai macam karakteristik, yaitu komposisi, sifat, struktur, kelebihan dan kekurangan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Resin komposit merupakan salah satu material yang paling populer dalam dunia kedokteran gigi karena sifat estetisnya yang sangat baik, kekuatan yang adekuat, dan kemampuannya
Lebih terperinciREAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut, sehingga fungsi dalam lengkung gigi dapat terjaga dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemutihan gigi adalah usaha untuk mencerahkan warna gigi dengan mengaplikasikan bahan kimia untuk mengoksidasi pewarnaan organik. Proses pencerahan atau eliminasi noda permukaan
Lebih terperinciUJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL
UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana R merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciPRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014
Lebih terperinciRestorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit. Nevi Yanti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit Nevi Yanti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan ini, penggunaan resin komposit telah
Lebih terperinciBUKU AJAR ILMU KONSERVASI GIGI IV. Oleh : drg. Sri Daradjati S., SU, Sp.KG drg. Tunjung Nugraheni, M. Kes.
BUKU AJAR ILMU KONSERVASI GIGI IV Oleh : drg. Sri Daradjati S., SU, Sp.KG drg. Tunjung Nugraheni, M. Kes. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2004 Pokok Bahasan I: Operative Dentistry
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer digunakan oleh dokter gigi, terutama untuk merestorasi gigi anterior karena memiliki
Lebih terperinciStruktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.
Kamu tentunya pernah menyaksikan berita tentang penyalah gunaan formalin. Formalin merupakan salah satu contoh senyawa aldehid. Melalui topik ini, kamu tidak hanya akan mempelajari kegunaan aldehid yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga
13 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Tujuan
Lebih terperinci