BEBAN KOGNITIF SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI INTERDISIPLIN BERBASIS DIMENSI BELAJAR.
|
|
- Harjanti Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding BEBAN Mathematics KOGNITIF and SISWA Sciences Forum SMA 2014 PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI... ISBN BEBAN KOGNITIF SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI INTERDISIPLIN BERBASIS DIMENSI BELAJAR Adi Rahmat 1,3, Soesy Asiah Soesilawaty 1, Rifka Fachrunnisa 1, Susanti Wulandari 1, Yati Suryati 2, Heni Rohaeni 2 1 Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia 2 SMA Negeri 24 Bandung adirahmat_upi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi interdisiplin berbasis dimensi belajar. Strategi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada lima dimensi belajar, yaitu sikap dan persepsi positif, perolehan dan integrasi pengetahuan, perluasan dan penghalusan pengetahuan, menggunakan pengetahuan secara bermakna, dan kebiasaan berfikir produktif. Pembelajaran dilakukan pada satu kelas II IPA di SMAN Negeri 24 Bandung selama empat pertemuan (@ 2 x 45 menit) pada materi sistem ekresi yang dihubungkan dengan materi fisika dan kimia pada konsep-konsep terkait. Beban kognitif siswa diukur pada tiga komponen, yaitu kemampuan analisis informasi untuk menggambarkan instrisic cognitive load (ICL), usaha mental siswa untuk menggambarkan extraneous cognitive load (ECL), dan kemampuan berfikir interdisiplin siswa untuk menggambarkan germane cognitive load (GCL). Kemampuan analisis informasi diukur dengan instrumen task complexity yang disusun dalam bentuk pertanyaan dalam LKS (student worksheet). Usaha mental diukur dengan angket berbentuk subjective rating scale menggunakan skala Likert. Kemampuan berfikir interdisiplin diukur pada dua komponen interdisiplin, yaitu kesadaran kritis dengan tes uraian dan kemampuan integrasi pengetahuan dengan tes pilihan ganda. Pengembangan tes kemampuan berfikir interdisiplin didasarkan pada indikator standar berfikir kompleks (Marzano et al. 1993). Data penelitian menunjukkan bahwa kemampuan analisis informasi sangat tinggi yang berarti ICL berada pada rentang memori kerja, usaha mental siswa rendah yang berarti ECL juga rendah, dan kemampuan berfikir interdisiplin cukup tinggi dan menggambarkan besarnya GCL. Hasil perhitungan korelasi antara ketiga komponen yang diukur menunjukkan suatu korelasi negatif antara ICL dengan ECL (r 2 =-0,225) dan antara ECL dengan GCL (r 2 =-0,542), sedangkan antara ICL dengan GCL korelasinya positif (r2=0,314). Hasil ini menggambarkan bahwa GCL yang diperoleh siswa lebih diakibatkan ICL, bukan karena sebagai akibat ECL, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa berada pada beban kognitif rendah pada saat mengikuti pembelajaran biologi interdisiplin dengan belajar. Kata Kunci: beban kognitif, pembelajaran biologi interdisiplin, dimensi belajar I. PENDAHULUAN Teori belajar merupakan bagian penting dalam bidang psikologi dan pendidikan agar dapat maju dan berkembang serta menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan dalam lingkup kedua bidang tersebut. Bidang pendidikan menjadikan teori belajar sebagai dasar untuk membentuk suatu kurikulum maupun suatu asesmen. Teori-teori yang berkembang dalam bidang pendidikan tidak terlepas dari kajian teori dalam bidang psikologi. Bahkan hampir semua teori-teori yang berkembang dalam bidang pendidikan merupakan hasil adaptasi dari bidang psikologi, mulai dari teori behavioristic atau disebut juga sebagai teori belajar tradisional hingga teori cognitivistic atau yang disebut juga sebagai teori belajar modern, yang banyak dikaji sampai saat ini. Penelitian ini mengkaji dua teori yang merupakan hasil adaptasi dari kajian bidang psikologi. Kedua teori tersebut adalah teori beban kognitif dan teori meta-analisis. Teori beban kognitif merupakan teori yang pertama kali dikembangkan dalam dunia psikologi. Namun penerapannya dalam bidang pendidikan mulai mendapat banyak mendapat perhatian pakar pendidikan sejak tahun tahun Sweller (1988) menyebutkan bahwa jika dalam suatu pembelajaran terdapat tugas-tugas yang membebani sistem kognitif siswa maka akan menimbulkan beban kognitif. Teori beban kognitif terdiri atas tiga komponen yang saling berkaitan. Ketiga komponen tersebut adalah intrinsic cognitive load (ICL), extraneous cognitive load (ECL) dan germane cognitive load (GCL). ICL berkaitan dengan pemrosesan internal dalam sistem
2 476 [PENDIDIKAN BIOLOGI] kognitif, sedangkan ECL berkaitan dengan usaha mental yang dilakukan seseorang. Kedua komponen ini sangat terkait erat dengan besarnya GCL yang diperoleh seoranag peserta didik. Besarnya ICL dan ECL yang dimiliki seseorang sangat terkait erat dengan baik buruknya suatu strategi pembelajaran (Paas et al, 2003; Kalyuga, 2010). Beban kognitif seorang peserta didik dapat dikatakan turun atau rendah apabila pembelajaran dapat memfasilitasi siswa dalam mengatur ketiga komponen beban (Paas et al, 2003). ICL merupakan beban yang terbentuk akibat kompleksitas materi ajar yang tinggi serta materi tersebut memiliki interkoneksi yang tinggi. Suatu strategi pembelajaran dapat dikatakan baik apabila ketika pembelajaran berlangsung apabila level ICL berada pada kategori cukup (Meissner & Bogner, 2013). Keberadaan ICL ini dapat ditelusuri dengan melakukan pengukuran terhadap kemampuan peserta didik dalam menganalisis informasi yang tersaji dalam materi ajar (Hindriana & Rahmat, 2012). Semakin tinggi kemampuan peserta didik dalam menganalisis informasi, semakin rendah ICL yang dimiliki peserta didik tersebut. Rendahnya ICL ini sebagai akibat kapasitas memori kerja yang dimiliki peserta didik tersebut telah mencukupi untuk mengolah informasi yang diberikan, sehingga dapat membentuk skema-skema kognitif untuk disimpan dalam memori jangka panjangnya (Sweller 2005). Jika materi pembelajaran berada dalam kapasitas memori kerja peserta didik maka intrinsic processing (pemrosesan internal) akan berada dalam keadaan normal, sehingga peserta didik menganggap bahwa pembelajaran yang disampaikan mudah. Besar memori kerja seseorang sangat ada hubungannya dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki (Moreno & Park, 2010). Penggunaan pengetahuan awal bersamasama dengan intelegensi yang optimal bermanfaat dalam memroses informasi (Plass et al., 2010) ECL merupakan beban kognitif yang terbentuk akibat faktor lain dalam pembelajaran, selain dari materi ajar, misalnya iklim kelas maupun strategi pembelajaran yang diberikan (Sweller, 2010). Meissner & Bogner (2013) mengungkapkan bahwa beban ini merupakan beban yang tidak berguna bagi pembelajaran, sehingga level keberadannya seharusnya dikurangi. Menurut Hindriana & Rahmat(2012) ECL dapat ditelusuri dengan pengukuran usaha mental karena usaha mental merupakan suatu usaha yang dilakukan selain dari menggunakan kapasistas sistem kognitif. Contoh nyata usaha mental dalam pembelajaran adalah bertanya, mencontek dan menjawab asal. Semakin tinggi usaha mental yang dilakukan siswa maka semakin tinggi pula ECLnya. GCL merupakan beban yang penting pada proses belajar. Beban ini disebut juga sebagai beban efektif karena beban yang dihasilkan merupakan beban untuk mengkontruksi skema kognitif. Skema kognitif berisi informasi-informasi yang saling berhubungan. Skema ini merupakan modal yang digunakan peserta didik, misalnya dalam memecahkan masalah dan menganalisis sistem. GCL dapat dipengaruhi oleh ICL maupun ECL. ICL memiliki pengaruh yang langsung terhadap pembentukan GCL sedangkan ECL tidak berpengaruh langsung. Keberadaan GCL dapat ditelusuri dengan tes penalaran (Hindriana & Rahmat, 2012). Salah satu jenis tes penalaran yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes untuk kemampuan berpikir interdisipliner. Haslam dan Hamilton (2009) menjelaskan bahwa salah satu yang dapat menurunkan beban kognitf peserta didik adalah pembelajaran terintegrasi. Pembelajaran terintegrasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkoneksikan materi ajar biologi dengan materi bilogi lainnya, fisika dan kimia, sehingga menjadi suatu pembelajaran biologi interdisiplin. Strategi pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan karangka instruksional berbasis dimensi belajar dari Marzano (1992). Dimensi belajar dikembangkan dari teori meta-analisis yang juga merupakan pengembangan dari tahapan proses berfikir (Marzano, 1994). Terdapat lima dimensi yang seharusnya dilalui oleh siswa dalam suatu pembelajaran. Kelima dimensi tersebut adalah 1) sikap dan persepsi yang positif, 2) memeroleh dan mengintegrasikan pengetahuan, 3) memperluas dan memperhalus pengetahuan, 4) menggunakan pengetahuan secara bermakna, dan 5) kebiasaan berpikir produktif. Kelima dimensi-dimensi belajar
3 BEBAN KOGNITIF SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI tersebut saling berhubungan dengan dimensi 1 dan dimensi 5 dapat menjadi dasar terbentuknya dimensi-dimensi berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran besarnya beban kognitif peserta didik dalam sebuah pembelajaran biologi interdisiplin yang dikembangkan atas dasar teori psikologi kognitif dan teori pembelajaran terintegrasi yang berbasis pada meta-kognitif. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskripsif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi interdisiplin dengan belajar. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 24 Bandung, sebagai salah satu SMA favorit yang masuk ke dalam cluster 1 di Kota Bandung. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA. Materi biologi interdisiplin yang diajarkan dikembangkan dari materi sistem eksresi yang dihubungkan dengan konsep-konsep fisika, kimia, dan biologi lain yang terkait sistem ekstresi. Pembelajaran dilaksanakan selama 4 x 90 menit. Langkah pembelajaran terdiri atas empat tahap yang diakomodasi dari lima dimensi belajar yang dikembangankan Marzano (1992). Keempat tahap tersebut adalah 1) penyajian informasi untuk mengakomodasi dimension 1 (sikap dan persepsi positif) dan dimensi 2 (memeroleh dan mengintegrasikan pengetahuan), 2) stimulasi pengetahuan awal untuk mengelaborasi dimensi 2 (memeroleh dan mengintegrasikan pengetahuan), 3) analisis dan tranformasi pengetahuan untuk mengelaborasi dimensi 3 (memperluas dan menghaluskan pengetahuan), dan 4) internalisasi pengetahuan untuk mengakomodasi dimensi 4 (menggunakan pengetahuan secara bermakna). Tahap satu sampai dengan tiga dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, pemodelan, dan penugasan, sedangkan pada tahap keempat dilaksanakan melalui kegiatan praktikum dengan open ended inquiry agar siswa memiliki lebih banyak kesempatan dalam menggunakan pengetahuannya. Beban kognitif siswa diukur berdasarkan indikator komponen beban kognitif. ICL diukur dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan analisis informasi yang menggambarkan suatu bentuk task complexity (Bruenken et al, 2010). Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikemas dalam bentuk lembar kerja siswa. ECL diukur melalui angket subjective rating scale (Bruenken, et al, 210) berbasis skala Likert yang menggambarkan usaha mental siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Penyataan-pernyataan dalam angket disesuaikan dengan task complexity yang digunakan untuk mengukur ICL. GCL diukur melalui soal-soal kemampuan berfikir interdisiplin dengan menggunakan dua aspek dari tiga aspek berfikir interdisiplin yang kembangkan Golding (2009). Kedua indikator kemampuan berfikir interdisiplin yang digunakan adalah kemampuan memutahirkan pengetahuan melalui integrasi konsep (advancement through integration) dan kesadaran kritis (criticcal awareness) terhadap suatu permasalahan untuk diselesaikan secara interdisiplin. Data hasil pengukuran dianalis melalui uji korelasi dan dinterpretasikan sesuai karakter komponen beban kognitif (Rahmat & Hindriana, 2014). III. HASIL DAN DISKUSI Sesuai teori beban kognitif terdapat tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu ICL, ECL dan GCL. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kemampuan siswa dalam melakukan analisis informasi dari materi ajar yang dibahas selama pembelajaran berlangsung diperoleh skor rata-rata yang cukup tinggi, hampir mendekati 90 (Gambar 1). Tingginya kemampuan siswa dalam melakukan analisis informasi menunjukkan besarnya proses kognitif (instrinsic processing) yang terjadi dalam diri siswa. Oleh karena besarnya ICL berbanding terbalik dengan kemampuan analisis informasi (Sweller, 1994; Moreno & Park, 2010; Sweller, 2010), maka kemampuan analisis informasi yang cukup tinggi ini menunjukkan rendahnya ICL yang dimiliki siswa. Rendahnya ICL ini menunjukkan bahwa proses-proses kognitif yang dilakukan masih berada dalam rentang kapasitas memori kerja siswa. Rendahnya ICL ini ada kaitannya dengan strategi pembelajaran yang digunakan. Dalam penelitian ini penggunaan stimulasi pengetahuan awal pada tahap 2 dapat membuka long term memory, sehingga siswa dapat memperlebar kapasitas memori
4 478 [PENDIDIKAN BIOLOGI] kerja. Dampaknya, siswa dapat dengan mudah mencerna materi yang disampaikan karena telah memiliki pengetahuan awal yang sebelumnya tersimpan dalam long term memory. Stimulasi pengetahuan awal melalui pertanyaan dan tugas, khususnya untuk membuka kembali konsep-konsep fisika, kimia, dan biologi yang pernah diajarkan guru, sangat membantu siswa dalam melakukan analisis informasi materi ajar baru dalam pembelajaran biologi interdisiplin. Hasil pengukuran terhadap ICL di atas tampaknya telah berbanding terbalik dengan hasil pengukuran terhadap ECL yang digambarkan melalui usaha mental siswa. Dari gambar 4 terlihat bahwa besarnya ratarata skor usaha mental siswa dalam mahami materi ajar interdisiplin yang diberikan berada jauh di bawah rata-rata skor kemampuan analisis informasi. Besarnya skor usaha mental ini menggambarkan besarnya ECL. Suatu pembelajaran yang baik akan menghasilkan besarnya usaha mental yang berbanding terbalik dengan besarnya kemampuan analisis informasi (Sweller, 1994). ECL yang besar akan sangat penting bila dalam pembelajaran siswa memiliki ICL yang tinggi atau kemampuan analisis yang rendah. Sebaliknya, bila ICL rendah maka ECL menjadi kurang berarti karena total beban kognitif siswa tidak akan melebihi kapasitas memori kerjanya (Paas et al, 2003). Berdasarkan penyataan ini, maka pembelajaran biologi interdisiplin dengan belajar yang dilaksanakan dalam penelitian ini telah dapat menghasilkan ICL yang berada pada rentang kapasitas memori kerja siswa dengan ECL yang rendah Kemampuan Menganalisis Informasi Usaha mental Kemampuan Berpikir Interdisipliner Gbr 1. Komponen beban kognitif siswa SMA pada pembelajaran biologi interdisiplin dengan strategi pembelajaran berbasis dimensi belajar Pada gambar 1 tampak bahwa GCL siswa sudah cukup tinggi untuk menggambarkan kemampuan berfikir interdisiplin pada dua aspek yang diukur, karena dalam penelitian ini besarnya GCL siswa sama dengan besarnya kemampuan berfikir interdisiplin. Besarnya rata-rata kemampuan berfikir interdisiplin siswa sudah berada diatas skor 75 atau jauh di atas batas minimal 60 yang telah ditentukan. Tingginya kemampuan berfikir interdisiplin siswa ini tidak terlepas dari dimensi-dimensi belajar yang diterapkan pada setiap tahap pembelajaran, yang bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang menghasilkan pengetahuanpengetahuan yang bermakna. Selanjutnya, untuk melihat hubungan ketiga komponen beban kognitf dalam pembelajarn biologi interdisiplin ini dilakukan uji korelasi non parametrik dengan Spearman Rho karena data tidak berdistribusi normal. Hasil uji statistik Spearman Rho yang pertama menunjukkan adanya korelasi negatif antara usaha mental terhadap kemampuan analisis informasi dengan koefisien korelasi sebesar 0,225 dengan signifikansi rendah (Tabel 1). Sekalipun demikian, hasil uji korelasi ini menggambarkan kecenderungan yang sejalan dengan teori beban kognitif yang
5 BEBAN KOGNITIF SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI menyebutkan bahwa ECL memiliki pengaruh terhadap ICL namun pengaruhnya terjadi dengan arah yang berlawanan. Jika hasil kemampuan menganalisis informasi pada siswa mencapai level tinggi maka usaha mentalnya akan rendah (Sweller, 1994) atau apabila ICL rendah maka ECL menjadi kurang berarti dalam menghasilkan GCL (Paas et al, 2003). Korelasi negatif dengan signifikasi rendah juga terjadi antara usaha mental terhadap kemampuan berpikir interdisiplin dengan koefisien korelasi sebesar 0,542 (Tabel 1). Hasil uji korelasi ini menggambarkan kecenderungan bahwa semakin tinggi kemampuan berfikir interdisiplin akan diikuti dengan semakin rendahnya usaha mental siswa. Hasil ini secara tidak langsung juga menggambarkan bahwa kemampuan berfikir interdisiplin yang dimiliki siswa sebagian besar bukan karena usaha mental (ECL) yang dilakukannya, tetapi lebih dikarena kemampuan siswa dalam menganalis informasi (ICL). Hal ini ditunjang dengan hasil uji korelasi antara kemampuan analisis terhadap kemampuan berfikir interdisiplin siswa yang menunjukkan adanya korelasi pisitif dengan koefisien korelasi sebesar 0,314, sekalipun signifikansinya masih rendah (Tabel 1). Dengan demikian, pembelajaran biologi interdisiplin yang dilaksanakan dengan belajar telah dapat mengakomodasi bagaimana seharusnya siswa memproses pengetahuan melalui sistem kognitifnya (Marzano, 1992). Sesuai dengan teori beban kognitif, suatu pembelajaran yang efektif dan efisien harus dapat membangun suatu kondisi belajar dimana memori kerja siswa terjaga dalam batas-batas kapasitasnya (Kalyuga, 2011). Berdasarkan data hasil penelitian sebagaimana diuraikan di atas, tampaknya tuntutan teori beban kognitif tersebut sudah dapat terakomodasi dengan implementasi belajar. Hasil penelitian telah menunjukan bahwa interferensi dengan kerangka instruksional berperan dalam mengendalikan dua komponen beban kognitif, yaitu ECL dan ICL. Implementasi strategi pembelajaran berbasis dimensi belajar telah dapat memfasilitasi terjadi instrinsic processingyang lebih besar dalam sistem kognitif siswa, sehingga dapat mengurangi usaha-usaha mental lain diluar proses kognitif. Stimulasi pengetahuan awal yang dilaksanakan pada tahap 2 diduga telah menjadi kunci utama dalam membuka ruang memori kerja siswa sehingga batas-batas kapasitasnya memadai untuk mencerna informasi interdisiplin yang diberikan. Kemampuan interdisiplin siswa yang tinggi dapat terjadi lebih karena peran ICL dari pada ECL yang dimiliki siswa, sehingga dapat dikatakan siswa telah belajar dengan beban kognitif yang rendah. Tabel 1. Hasil uji korelasi Spearman Rho antar komponen beban kognitif No Hubungan antar Komponen. 1 Usaha mental terhadap kemampuan menganalisis informasi 2 Kemampuan menganalisis informasi terhadap kemampuan berpikir interdisipliner 3 Usaha mental terhadap kemampuan berpikir interdisipliner Koefisien Signifikansi Korelasi (r 2 ) Rendah; p 0, Rendah; p 0, Rendah; p 0,05
6 480 [PENDIDIKAN BIOLOGI] IV. KESIMPULAN Pembelajaran biologi interdisiplin berbasis dimensi belajar telah dapat mengoptimalkan ICL sesuai kapsitas memori kerja dan mengurangi ECL siswa. Kemampuan berfikir interdisiplin yang dimiliki siswa terjadi karenakan instrinsic processing yang tinggi dalam sistem kognitif siswa, bukan karena besarnya ECL. Stimulasi pengetahuan awal telah menjadi kunci dalam membuka ruang memori kerja siswa yang dapat memfasilitasi terjadinya proses kognitif. Implementasi dimensi belajar pada setiap tahap pembelajaran telah memberikan peluang kepada siswa untuk dapat mengatur komponen-komponen beban kognitif yang dapat mendukung keberhasilan dalam pembelajaran biologi interdisiplin, berdampak pada rendahnya beban kognitif siswa selama pembelajaran berlangsung. PUSTAKA RUJUKAN Brünken, R., Seufert, T., & Paas, F Measuring Cognitive Load. Dalam Plass J. L. Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive Load Theory (hlm ). Golding, C. (2009). Intergrating the disciplines: Successful interdisciplinary subjects. Melbourne: Centre for the Study of Higher Education. Haslam, C. Y., & Hamilton, R. J Investigating the Use of Integrated Instructions to Reduce the Cognitive Load Associated with Doing Praktical Work in Secondary School Science. International Journal of Science Education. 32 (13): Hindriana, A. F. & Rahmat, A Model pengintegrasian struktur tumbuhan pada fungsi tumbuhan untuk menurunkan beban kognitif dan mengembangkan pemanfaatan sumber daya alam alternatif dalam praktikum transpirasi tumbuhan. Prosiding SEMIRATA. BKS-PTN MIPA. FMIPA UNIMED Mei Kalyuga S. (2010). Schema Acquisition and Source of Cognitive Load. Dalam Plass J. L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive Load Theory (hlm ). Kalyuga, S Informing: A Cognitive Load Perspective. Informing Science: the International Journal of an Emerging Transdiscipline. 14 (1): Marzano, R. J A Different Kind of Classroom, Teaching with Dimension of Learning. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Meissner, B., & Bogner, F. X Towards Cognitive Load Theory as Guideline for Instructional Design in Science Education. World of Journal Education. 3 (2): Moreno R., & Park, B Cognitive Load Theory: Historical Development and Relation to Other Theories, Dalam Plass J.L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive Load Theory (hlm. 9 28), Paas, F., Tuovinen, J.E., Tabbers, H., Gerven, P. W. M. V Cognitive Load Measurement as a Means to Advance Cognitive Load Theory. Educational Psychologist 28 (1): Plass, J.L., Kalyuga, S., & Leutner, D Individual Differences and Cognitive Load Theory, Dalam Plass J.L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive Load Theory (hlm 65 90). Cambridge: Cambride University Press. Rahmat, A. & Hindriana, A.F Beban Kognitif Mahasiswa dalam Pembelajaran Fungsi Terintegrasi Struktur Tumbuhan Berbasis Dimensi Belajar, Jurnal Ilmu Pendidikan, dalam proses. Sweller, J. (1988). Cognitive Load during Problem Solving: Effects on Learning. Journal of Cognitive Science. 12: Sweller, J Cognitive Load Theory: Learning Difficulty and Instructional Design. Journal of Learning and Instruction. 4: Sweller, J Implications of cognitive load theory for multimedia learning. Dalam Mayer, R.E. (Ed.), The Cambridge Handbook of Multimedia Learning (hlm ). New York: Cambridge University Press. Sweller, J Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances, Dalam Plass J. L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.), Cognitive Load Theory (hlm ).
Susanto, Munandar/ PEDAGONAL Vol 1 No 2 (2017) VOL 1 NO 2 (2017) E-ISSN : P E D A G O N A L
VOL NO 2 (207) 00-09 E-ISSN : 2550-0406 P E D A G O N A L Jurnal Ilmiah Pendidikan http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal MODEL PROJECT BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA MENGELOLA COGNITIVE LOAD MAHASISWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi antar siswa, antar siswa dan guru, dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Pada lingkungan belajar yang menjadi tujuan utama
Lebih terperinciBEBAN KOGNITIF MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN FUNGSI TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS DIMENSI BELAJAR
BEBAN KOGNITIF MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN FUNGSI TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS DIMENSI BELAJAR Adi Rahmat 1 & Anna Fitri Hindriana 2 1 FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi
Lebih terperinciPenggunaan Framing pada Praktikum Klasifikasi Tumbuhan untuk Menurunkan Beban Kognitif Siswa SMA
SP-010-10 Septiana et al. Framing pada Klasifikasi Tumbuhan untuk Menurunkan Beban Kognitif Penggunaan Framing pada Praktikum Klasifikasi Tumbuhan untuk Menurunkan Beban Kognitif Siswa SMA Practical Plants
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan usaha sengaja, terarah dan
Lebih terperinciReduksi Didaktik Bahan Ajar Spermatophyta untuk Mempermudah Information Processing dan Menurunkan Usaha Mental Siswa SMA
SP-003-4 Prajayanti et al. Reduksi Didaktik Bahan Ajar Spermatophyta Reduksi Didaktik Bahan Ajar Spermatophyta untuk Mempermudah Information Processing dan Menurunkan Usaha Mental Siswa SMA Didactical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang paling penting dalam mewujudkan sumber daya manusia supaya memiliki kompetensi yang dinginkan, salah satu kegiatan yang paling
Lebih terperinci2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama terlaksananya sasaran pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah sangat sulit dihindarkan maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian deskriptif dan merupakan penelitian dengan menggunakan metode atau pendekatan studi kasus (Arikunto,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini: 1. Beban
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, S. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. Handout Perkuliahan Pengolahan Bahan Ajar Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia Pemerintah telah menerapkan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan di dunia pendidikan
Lebih terperinci2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Biologi seringkali dianggap sebagai mata pelajaran hafalan. Dimana siswa-siswa hanya sekedar menghafal materi-materi biologi. Hal itu membuat para siswa cenderung
Lebih terperinciISBN: ANALISIS BEBAN KOGNITIF DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
ANALISIS BEBAN KOGNITIF DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Aries Tejamukti STKIP PGRI Tulungagung Email: ariestejam@gmail.com Abstrak Teori beban kognitif merupakan teori yang digunakan untuk mempelajari
Lebih terperinci2015 REDUKSI DIDAKTIK BAHAN AJAR SPERMATOPHYTA SEBAGAI UPAYA MENGENDALIKAN BEBAN KOGNITIF SISWA SMA SESUAI GAYA BELAJAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara tropis dimana di dalamnya begitu beranekaragam makhluk hidup. Sebetulnya ini akan sangat memudahkan
Lebih terperinciJurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Juni 2017, Vol. 2, No.1. ISSN:
BEBAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL DENGAN KOEFISIEN LINIER DI IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2016/2017 Novi Mayasari IKIP PGRI Bojonegoro mahiraprimagrafika@gmail.com Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kiki Santriana, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuhan menciptakan bumi dengan segala isinya ini untuk kita pelajari dan kita pelihara. Dalam mempelajari bumi beserta isinya kita diharuskan untuk belajar.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model Conceptual Change Model Conceptual Change dalam penelitian ini berupa model perubahan konseptual (Novics model) yang digunakan dalam setiap satuan
Lebih terperinciEfektivitas Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Upaya Menurunkan Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar Siswa
SP-009-8 Munandar et al. Efektivitas Pembelajaran Two Stay Two Stray Efektivitas Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Upaya Menurunkan Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar Siswa The Effectiveness of Learning
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI BERDASARKAN TEORI BEBAN KOGNITIF
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI BERDASARKAN TEORI BEBAN KOGNITIF Restu Ria Wantika Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya resturiawantika89@gmail.com ABSTRACT The purpose
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Profil beban kognitif siswa SMA wilayah Bandung merupakan deskripsi hasil pengukuran tiga komponen beban kognitif. Komponen beban kognitif terdiri dari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk memberikan arahan pada siswa agar siswa dapat menerapkan keterampilan dan pengetahuan dalam kehidupannya dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengkaji tentang pengembangan pembelajaran terintegrasi untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang struktur
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Statistika 2 Mengacu Pada Teori Beban Kognitif Pada Mahasiswa Matematika Universitas Kaltara Tahun Ajaran 2015/2016
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 14 Penerapan Pembelajaran Statistika 2 Mengacu Pada Teori Beban Kognitif Pada Mahasiswa Matematika Universitas Kaltara Tahun Ajaran 2015/2016
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Creswell, J. W.(2008). Educational Research. New Jersey: Person Education.Inc.
DAFTAR PUSTAKA Ahriani, F. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Bantaeng. Jurnal Chemica. Vol. 14 Nomor 1. Halaman,
Lebih terperinciTabel 3.1 Desain Penelitian Posttes Only Design Kelompok Perlakuan Posttest Eksperimen X1 T1 Kontrol X2 T2 Sumber: (Creswell, 2008).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk quasy experimental dengan desain penelitian posttes only design (Creswell, 2008). Pembelajaran
Lebih terperinci2015 PROFIL BEBAN KOGNITIF SISWA SMA WILAYAH BANDUNG PADA PEMBELAJARAN KONSEP SYARAF
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Para penganut teori belajar kognitif berpendapat bahwa perilaku yang tidak dapat diamati pun dapat dipelajari secara ilmiah. Salah satu dari teori tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mohammad Rahdian Raksabrata, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebelum memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMA, siswa SMP telah memiliki pengetahuan awal tentang beberapa gejala-gejala kehidupan yang mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rosinta Septiana, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keinggintahuan manusia tentang dirinya, lingkungannya dan kelestarian jenisnya. Dalam pembelajaran biologi sering
Lebih terperinciMultimedia telah banyak digunakan dalam
Damayanti, Pembelajaran Berbantuan Multimedia Berdasarkan Teori Beban... 133 Pembelajaran Berbantuan Multimedia Berdasarkan Teori Beban Kognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Program
Lebih terperinciDesain Worked Example untuk Mengajarkan Matematika pada Siswa Disabilitas Netra
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Desain Worked Example untuk Mengajarkan Matematika pada Siswa Disabilitas Netra Nur Azizah 1, Endah Retnowati 2 Universitas Negeri Yogyakarta 1,2 izulazizah.susilo@gmail.com
Lebih terperinciPRINSIP- PRINSIP TEORI BEBAN KOGNITIF DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PRINSIP- PRINSIP TEORI BEBAN KOGNITIF DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Vivin Nur Afidah Guru SMP Negeri 1 Lumajang email: vivin.afida@gmail.com Abstrak: Media pembelajaran merupakan salah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada kelas XIIPA 2 di SMA pasundan 8 Bandung dan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini tidak menggunakan
Lebih terperinciImplikasi Teori Beban Kognitif dalam Merancang Pembelajaran Matematika Bermakna
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Implikasi Teori Beban Kognitif dalam Merancang Pembelajaran Matematika Bermakna M-101 Sumbaji Putranto 1, Khomarudin Fahuzan 2 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinci2014 PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Biologi ialah ilmu alam tentang makhluk hidup atau kajian saintifik tentang kehidupan. Sebagai ilmu, biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan berbagai
Lebih terperinciKata kunci: Peningkatan, Pemahaman, Berbantuan The multimedia, Teori Beban Kognitif, Teorema Pythagoras.
PEMBELAJARAN BERBANTUAN MULTIMEDIA BERDASARKAN TEORI BEBAN KOGNITIF YANG DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BLITAR PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS Lilis Indiani,Subanji, dan Sisworo
Lebih terperinciDescey Natalia Simbolon* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan. * ABSTRACT
PERKEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DALAM PENGAJARAN STOIKIOMETRI THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING MODULE
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Desain yang menggambarkan jalannya penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif deskriptif noneksperimen studi kasus. Studi kasus pada penelitian ini termasuk kedalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya pada tingkat SMP berdasarkan Kurikulum 2006, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika memegang peranan penting dalam pendidikan nasional. Melalui pendidikan matematika, siswa dapat dilatih untuk berpikir logis dalam memecahkan
Lebih terperinciMenurunkan Beban Kognitif Intrinsik Siswa MA dalam Pembelajaran Klasifikasi Spermatophyta Menggunakan Tayangan Video Keanekaragaman Tumbuhan
SP-003-9 Garnasih, et al. Menurunkan Beban Intrinsic Melalui Video Keanekaragaman Tumbuhan Menurunkan Beban Kognitif Intrinsik Siswa MA dalam Pembelajaran Klasifikasi Spermatophyta Menggunakan Tayangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi ini. Setiap negara berlomba-lomba dalam kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan (Knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ keterampilan (Skills development), sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan harus dapat mengarahkan peserta didik menjadi manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan manusia terdidik
Lebih terperinciPENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Mahesa Kale 1), Sri Astutik 2), Rif ati Dina 2) 1) Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciMATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBI (PROBLEM BASED INSTRUCTION) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TEORI BEBAN KOGNITIF PADA MATERI GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN DI KELAS VIII-F SMP NEGERI 1 PASURUAN Nur
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERSTANDAR NCTM BERNUANSA COGNITIVE LOAD THEORY UNTUK SMK KELAS X
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERSTANDAR NCTM BERNUANSA COGNITIVE LOAD THEORY UNTUK SMK KELAS X Arika Indah Kristiana 11 Abstrak. Belajar matematika adalah belajar konsep dan teknik penyelesaian,
Lebih terperinciBIBLIOGRAPHY. Allfred, S., Duffy, S., Smith, J. (2013). Cognitive Load and Strategic Sophistication. Munchen: University of München.
63 BIBLIOGRAPHY Allfred, S., Duffy, S., Smith, J. (2013). Cognitive Load and Strategic Sophistication. Munchen: University of München. Amin, M.E. (2005). Social Science Research: Conception, methodology
Lebih terperinciPERAN ASESMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN HABITS OF MIND SISWA
PERAN ASESMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN HABITS OF MIND SISWA Siti Sriyati, Nukhbatul Bidayati Haka Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI siti_sriyati@yahoo.com ABSTRAK Habits of mind diklaim sebagai
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:
KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMROSES INFORMASI PADA PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kasus di SMA Negeri 8 Bandung) Annisa Setya Rini 1), Meilia Gemilawati 2), Dida Firgiawan 2),Adi Rahmat 3), Topik
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: PM-23 PROSES KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERMAKNA
PM-23 PROSES KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERMAKNA Nilza Humaira Salsabila Universitas Negeri Yogyakarta nilzahumaira@gmail.com Abstrak Belajar merupakan proses perubahan susunan pengetahuan yang telah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN Rahma Widiantie 1, Lilis Lismaya 2 1,2 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan Email: rahmawidiantie@gmail.com
Lebih terperinciKEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN
KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN Abstrak Ana Ratna Wulan FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Studi deskriptif telah dilakukan di Jurusan
Lebih terperinciPengembangan Media Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia Berbasis Multimedia
Wacana Didaktika Pengembangan Media Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia Berbasis Multimedia Oleh Sugianto ABSTRAK Salah satu faktor yang penghambat proses belajar mengajar adalah adanya hambatan psikologis,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap atau prosedur ilmiah (Trianto, 2012: 137). Pembelajaran Ilmu
Lebih terperinciPAKET SUMBER BELAJAR (PSB) DENGAN ANALISIS FOTO KEJADIAN FISIKA (AFKF) PADA MATERI USAHA ENERGI. Fika Maulani Rahmah
PAKET SUMBER BELAJAR (PSB) DENGAN ANALISIS FOTO KEJADIAN FISIKA (AFKF) PADA MATERI USAHA ENERGI Fika Maulani Rahmah fikamaulani94@gmail.com Sutarto sutarto.prof.dr.mpd@gmail.com I Ketut Mahardika ketut.fkip@unej.ac.id
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Insani Mahardika, 2) Sutarto, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com
Lebih terperinciKORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 DAWARBLANDONG, MOJOKERTO
KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 DAWARBLANDONG, MOJOKERTO (CORRELATION BETWEEN METACOGNITIVE SKILLS WITH STUDENT LEARNING OUTCOMES AT SMAN 1 DAWARBLANDONG,
Lebih terperinciPENURUNAN BEBAN KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS KONSEPTUAL. Anna Fitri Hindriana Universitas Kuningan
PENURUNAN BEBAN KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS KONSEPTUAL Anna Fitri Hindriana Universitas Kuningan Anna_fitri22@yahoo.com Abstrak Analisis konseptual melalui elaborasi dapat memperluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DAN PENILAIAN PORTOFOLIO
236 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 236-243 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DAN PENILAIAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. O X O Pretes Perlakuan Postes
A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan tipe weak experiment. Penerapan penggunaan asesmen portofolio
Lebih terperinciProsiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENILAIAN HASIL BELAJAR IPA
PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA Makalah disusun untuk Lingkungan Terbatas FPMIPA & Program Pascasarjana Prof. Dr. Nuryani Y. Rustaman NIP 130780 132 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2003 1 PENILAIAN HASIL
Lebih terperinciEfek Cognitive Load Theory dalam Mendesain Bahan Ajar Geometri
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM -165 Efek Cognitive Load Theory dalam Mendesain Bahan Ajar Geometri Fitraning Tyas Puji Pangesti (Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana,
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.1 (2016) : 47-52
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.1 (2016) : 47-52 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP Rifda Mardian Arif Program
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI SMA MAZRAATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING MODEL
Lebih terperinciMuhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi
PENGEMBANGAN SIMULASI MODEL TIGA DIMENSI STRUKTUR KRISTAL DAN SIMETRI KRISTAL BERBASIS SKETCHUP UNTUK MENUNJANG PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT DI JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Muhammad Amil Busthon
Lebih terperinci*keperluan korespondensi, tel/fax : ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 196-203 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia KOMPARASI MODEL
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v vii ix x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Rumusan Masalah Penelitian...
Lebih terperinciIPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY
Pengembangan LKPD IPA... (Titik Wulandari) 1 PENGEMBANGAN LKPD IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMP
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 32-37 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM
Lebih terperinciPENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU
PENGARUH PRBLEM SLVING LABRATRY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KNFLIK KGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KNSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU Sitti Hadija, Nurjannah dan Jusman Mansyur Khadijaamatullah221@yahoo.com Program
Lebih terperinciKemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 54 Makalah Pendamping
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Nafisah Hanim Program
Lebih terperinciBEBAN KOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI GEOMETRI
Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 2 Bulan Februari Tahun 2016 Halaman: 187 195 BEBAN KOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI
Lebih terperinciWardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI MTs 1) Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1)
Lebih terperinciProfil Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Ditinjau dari Gaya Belajar (Learning Style)
Profil Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Ditinjau dari Gaya Belajar (Learning Style) Fai q Unaifah, Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinci*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 117-122 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENINGKATAN AKTIVITAS
Lebih terperinciDiterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006
Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau ISSN : 1829-5460 UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP PADA
Lebih terperinciAfandi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura. Abstrak
Pembelajaran Biologi Menggunakan (Afandi) 1 Pembelajaran Biologi Menggunakan Pendekatan Metakognitif melalui Model Reciprocal Taching dan Problem Based Learning Ditinjau dari Kemandirian Belajar dan Kemampuan
Lebih terperinciMardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43
HUBUNGAN ANTARA STRATEGI GURU DALAM PENGEMBANGAN DISAIN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BIOLOGI DENGAN AKTIVITAS DAN CAPAIAN HASIL BELAJAR PRAKTIKUM SISWA (KELAS XI SMAN DI KABUPATEN BONDOWOSO) Mardiatul Hasanah
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : VERA IRAWAN WINDIATMOJO NIM K4308058
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA
PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA Adelia Alfama Zamista 1*), Ida Kaniawati 2 1 Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, 40154
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa X SMA Negeri 2 Sigi Dita Puspitasari,Marungkil Pasaribu, dan Yusuf Kendek e-mail: ditaphysic@gmail.com
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK
Lebih terperinci2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk biologi berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis.
Lebih terperinciKata Kunci : Discovery Learning, LKS, Prestasi Belajar, Hidrolisis Garam
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 32-40 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 32 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning Melda Ariyanti Dosen Teknik Perminyakan Universitas
Lebih terperinciDESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH Betty Marisi Turnip dan Mariati Purnama Simanjuntak Jurusan Fisika
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA
Jurnal EduBio Tropika, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, hlm. 51-97 Ida Safitri Prodi Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Muhibbuddin Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Lebih terperinciUSING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT
0 USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT La Sahara 1), Agus Setiawan 2), dan Ida Hamidah 2) 1) Department of Physics Education, FKIP, Haluoleo University,
Lebih terperinciPengembangan Media Pembelajaran dengan GeoGebra untuk Visualisasi Penggunaan Integral pada Siswa SMA
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM -41 Pengembangan Media Pembelajaran dengan GeoGebra untuk Visualisasi Penggunaan Integral pada Siswa SMA Chairun Nisa Zarkasyi Prodi Pendidikan
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.2, pp , May 2015
KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUMENEP STUDENT METACOGNITIVE SKILLS THROUGH
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMA Raden Raisa Wulandari 1*), Siswoyo 1, Fauzi Bakri 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No.10
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) PADA MATERI KARAKTERISTIK GELOMBANG UNTUK SMA KELAS XI
PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) PADA MATERI KARAKTERISTIK GELOMBANG UNTUK SMA KELAS XI Ria Asih Mulyani 1*), Vina Serevina 1, Raihanati 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S PROCESS SKILL IN
Lebih terperinci