BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 Bab III. Metodologi Penelitian 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Sebelum memulai pembuatan benda uji untuk pengetesan perlu dipilihpilih terlebih dahulu bahan-bahan yang sesuai, dicampur dan digunakan sedemikian rupa untuk menghasilkan beton dengan sifat-sifat khusus yang diinginkan untuk tujuan tertentu dengan cara yang paling ekonomis. Pemilihan dari bahan dan cara konstruksi tidak mudah untuk dikerjakan, karena terdapat banyak variasi yang akan mempengaruhi kualitas dari beton yang dihasilkan. Disini kualitas dan faktor ekonomis, kedua-duanya harus diperhatikan. Langkah pertama dalam pelaksanaan analisa beton daur ulang ini adalah menentukan kekuatan tekan beton yang dirancang. Berdasarkan kekuatan ini, dicari beton lama yang dijadikan bahan untuk rancangan selanjutnya. Setelah beton lama ini didapat maka dilakukan proses penghancuran sesuai dengan gradasi yang diinginkan dan banyaknya sesuai dengan yang dibutuhkan, kemudian dilanjutkan dengan percobaan pendahuluan. Percobaan pendahuluan yang dilakukan disini sama seperti percobaan pendahuluan yang dilakukan pada agregat biasa (alam), demikian juga dengan agregat halus (pasir). Selanjutnya dilakukan perancangan campuran yang akan menghasilkan komposisi dari masing-masing bahan campuran beton. Setelah komposisi tersebut didapat maka

2 Bab III. Metodologi Penelitian 25 dilakukan pencampuran, pengujian slump dan diakhiri dengan pengecoran pada cetakan benda uji sampai pada saat pengujian. Untuk lebih jelasnya prosedur pelaksanaan dapat dilihat pada gambar 3.1.

3 Bab III. Metodologi Penelitian 26 Gambar 3.1. Bagan Rencana Kerja Studi Literatur Persiapan di Laboratorium Pencarian dan Penghancuran Beton Lama Pengujian Material Percobaan Pendahuluan Mix Design I - Kerikil Daur Ulang - Pasir - Air - Semen Mix Design II - Kerikil Daur Ulang - Kerikil Natural - Pasir - Air - Semen Mix Design III - Kerikil Natural - Pasir - Air - Semen Mix Design IV - Kerikil Daur Ulang - Pasir - Air - Semen Uji Kuat Tekan dan Lentur Data Hasil Pengujian Analisa dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran

4 Bab III. Metodologi Penelitian Beton Lama Beton lama pada percobaan ini berupa bongkahan-bongkan yang didapat dari hasil buangan dari perkerasan Jalan Tol Serang Merak yang sedang dalam perbaikan. Berdasarkan keterangan dari PT. Jasa Marga, kekuatan beton lama ini sebesar K-600. Beton lama ini kemudian dihancurkan dan menjadi agregat pengganti pada campuran beton baru yang akan diuji sifat-sifatnya. Penghancuran Beton Lama Beton lama yang terlebih dahulu dibersihkan kemudian dipecahkan secara manual dengan menggunakan martil dengan beban 7,5 kg. Pemecahan beton ini dilakukan secara sekaligus dengan pemukulan yang dilakukan berulang-ulang kali, kemudian bagian yang masih berbentuk bongkahan besar dipecah lagi hingga ukuran bongkahan yang paling besar kira-kira 20 mm. Kemudian pecahan beton tersebut dibersihkan dari sisa-sisa kotoran yang masih melekat. 3.2 Persiapan Alat dan Bahan Sebelum memulai pencampuran dan pengujian ini terlebih dahulu disiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penyiapan alat yang baik akan menunjang efektifitas pekerjaan dan waktu yang diharapkan sesuai rencana, demikian juga dengan pemilihan bahann yang akan dipakai untuk campuran tersebut.

5 Bab III. Metodologi Penelitian 28 Persiapan Alat Di tempat yang akan dilakukan pencampuran beton ini yaitu Laboratorium Pengujian Bahan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Banten telah tersedia beberapa alat yang dibutuhkan. Alat-alat yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel Persiapan Bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk campuran ini adalah pasir, agregat kasar dari beton lama, agregat alami, air dan semen. Semua bahan-bahan tersebut sudah tersedia ditempat pengujian beton. Kemudian benda uji dilakukan pemecahan di sesuai gradasi yang diinginkan dan diuji di Laboratorium untuk digunakan sebagai agregat kasar. Sedangkan untuk bahan-bahan lainnya seperti semen, pasir dan kerikil alami sudah dibawa dan disimpan di laboratorium sebelumnya. Untuk air, baru akan dipakai pada saat pencampuran saja, jadi setelah berat air didapat dari hasil perhitungan. Pada saat pencampuran air dialirkan dari keran yang terdapat di laboratorium dan ditempatkan dalam sebuah ember plastik yang kemudian diukur (dengan gelas ukur) sesuai dengan hasil perhitungan. Tabel 3.1. Daftar alat yang digunakan di Laboratorium No Nama Alat Jumlah Kapasitas Kegunaan 1 Oven 1 buah 200 o C Mengeringkan agregat 2 Timbangan 3 buah - Menimbang bahan 3 Piknometer 1 buah 500 gr Analisa SG Pasir 4 Gelas ukur 1 buah 1000 ml Uji Kadar Lumpur 5 Cawan 5 buah - Wadah agregat 6 Refle sampler 1 buah - Membagi contoh agregat untuk percobaan ayakan 7 Keranjang besi 1 buah - Analisa SG Agregat Kasar

6 Bab III. Metodologi Penelitian 29 8 Saringan agregat halus 1 set - Analisa Gradasi agregat halus 9 Saringan agregat kasar 1 set - Analisa Gradasi agregat kasar 10 Sikat 1 buah - Membersihkan ayakan dari sisa agregat 11 Bohler 1 buah 2,5 kg Berat Isi agregat 3 12 Mixer 1 buah 0,058 m Pencampuran beton 3 13 Bak Penampung 1 buah 0,058 m Menampung beton segar 14 Kerucut Abrams 1 buah - Pengujian Slump 15 Tumbukan 1 buah - Pemadatan benda uji 3 16 Cetakan Kubus 15 buah 15x15x15 cm Cetakan benda uji kubus 3 17 Cetakan Balok 5 buah 15x15x60 cm Cetakan benda uji balok 18 Sekop 3 buah - Mengaduk 19 Lap 2 buah - Pengeringan agregat 2 20 Kolam 1 buah 2 x 3 m Perawatan beton 21 MesinTes Tekan 1 buah - Test Tekan 22 Mesin Tes Lentur 1 buah - Test Lentur 3.3. Pengujian Material Sebelum dilakukan perancangan campuran beton, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap material-material yang digunakan. Untuk pengujian bahan material dilakukan di Laboratorium Beton Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Banten. Pengujian yang akan dilakukan meliputi pengujian kadar air, gradasi, kadar lumpur, keausan agregat, berat jenis dan penyerapan, kadar butir halus dan berat volume, seperti pada Tabel 3.2.

7 Bab III. Metodologi Penelitian 30 Tabel Karakteristik Pengujian Material SPISIFIK PENGUJIAN PASIR KERIKIL DAUR ULANG KERIKIL ALAMI STANDAR - Berat Jenis (kering Permukaan) kg/m3 2,0 2,7-2,0 2,7 SK SNI M F SK SNI M F - Penyerapan Air % 1,0 3,0 - AGREGAT 1,0 3,0 SK SNI M F SK SNI M F - Kadar Air % 1-1,0 3,0 SK SNI M F - Kadar Lumpur % Modulus Kehalusan 1,5 3,8-6,0-7,1 SK SNI M F - Keausan Agregat % SK SNI M F 3 - Berat Isi kg/m > > Agregat Halus Kadar Air Agregat Halus Prosedur pelaksanaan pengujian : 1. Mengambil contoh pasir dengan kelembaban alami 2. Membagi contoh pasir sampai diperoleh ± 400 gr (A gram) 3. Mengeringkan dalam oven bersuhu 105 ± 5 C sampai berat tetap (B gram) 4. Menghitung kandungan air dengan rumus : W = A - B B x 100 %, dimana W = Kadar Air

8 Bab III. Metodologi Penelitian Pengujian Analisa Ayak (Gradasi) Prosedur pelaksanaan pekerjaan : 1. Menyiapkan contoh pasir kering oven sebanyak ± 500 gram (A gram) 2. Menyiapkan seperangkat ayakan, dengan ukuran lubang : 0,15 ; 0,30 ; 0,60 ; 1,2 ; 2,4 ; 4,8 ; 9,6 dan 19 mm, berikut tutup dan alasnya. 3. Menuangkan contoh pasir pada ayakan teratas dan menggoyangkan dengan mesin atau tangan selama 10 menit. 4. Masing-masing contoh yang tertinggal pada ayakan diambil dan ditimbang, Misal Wi gram 5. Menjumlahkan seluruh bahan yang tertinggal W gram 6. Menghitung presentasi pada masing-masing ayakan, = Wi W x 100 % 7. Menghitung prosentase kumulatif bahan yang tertinggal pada ayakan 8. Menghitung prosentase kumulatif bahan yang lewat ayakan 9. Menghitung Modulus Kehalusan Modulus kehalusan dapat dihitung dengan rumus : MK = X 100, dimana X = Jumlah Kumulatif bahan yang tertinggal pada ayakan s.d ayakan 0,15 mm Pengujian Kadar Lumpur Prosedur pelaksanaan pengujian : 1. Menyiapkan contoh pasir kering oven sebanyak ± 100 gram (A gram) 2. Menyiapkan ayakan standar berlubang 0,075 mm

9 Bab III. Metodologi Penelitian Menuangkan contoh pasir di atas ayakan dan menyiram dengan air bersih perlahan-lahan sambil disikat ringan dengan kuas 4. Pengucuran air dan penyikatan baru berhenti apabila air cuciannya telah jernih 5. Sisa butiran yang tertinggal di atas ayakan ditampung dan dikeringkan dalam oven sampai berat tetap 6. Menimbang sisa cucian ini (B gram) 7. Menghitung bagian yg hilang sebagai kandungan lumpur dengan rumus : = A - B A x 100 % Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Prosedur pelaksanaan pengujian : 1. Menyiapkan contoh pasir kondisi alami dan merendamnya dalam baki selama 24 jam. 2. Membuang air dan menebarkan pasir tipis-tipis di atas karung goni dan mengangin-anginkan hingga permukaan pasir terlihat kering. 3. Memasukan pasir ke dalam kerucut abrahm sebanyak 3 lapis dan ditumbuk perlapis sebanyak 8 kali. 4. Mengangkat kerucut dengan hati-hati, jika pasir runtuh bagian luarnya saja berarti pasir memenuhi syarat atau dalam kondisi SSD. 5. Membagi pasir tersebut menjadi 2 bagian masing-masing 100 gram (A).

10 Bab III. Metodologi Penelitian Salah satu contoh dikeringkan dalam oven sampai berat tetap (B). Hitung penyerapan air dengan rumus : W = A - B A x 100 % 7. Contoh yang lain ditimbang dalam air (C), Menghitung berat jenis dengan rumus : S = B (A-C) gr/cc Pengujian Berat Isi Prosedur pelaksanaan pengujian 1. Menyiapkan contoh pasir kondisi kering oven 2. Mengisi pasir kira-kira 1/3 nya dan mampatkan dengan mesin pemadat sebanyak 50 ketukan, berikutnya isi kembali lapisan ke 2 dan ke 3 dan masing-masing dimampatkan sebanyak 25 ketukan. 3. Meratakan permukaannya dengan penyipat dan menimbang beratnya ( A gram ) 4. Mengosongkan literan dan mengisinya dengan air kemudian ditimbang (B gram) 5. Menimbang literan kosong (C gram) 6. Menghitung bobot isi dengan rumus : Gp = A - C B - C gr/cm 3

11 Bab III. Metodologi Penelitian Agregat Kasar Pengujian Kadar Air 1. Mengambil contoh pasir dengan kelembaban alami 2. Membagi contoh pasir sampai diperoleh ± 200 gr (A gram) 3. Mengeringkan dalam oven bersuhu 105 ± 5 C sampai berat tetap (B gram) 4. Menghitung kandungan air dengan rumus : W = A - B B x 100 %, dimana W = Kadar Air Pengujian Analisa Ayak (Gradasi) Prosedur pelaksanaan pekerjaan : 1. Menyiapkan contoh kerikil kering oven sebanyak ± 1000 gram (A gram) 2. Menyiapkan seperangkat ayakan, dengan ukuran lubang : 38,10 ; 19,00 ; 9,60 ; 4,80 ; 2,40 ; 1,20 dan 0,60 mm, berikut tutup dan alasnya. 3. Menuangkan contoh kerikil pada ayakan teratas dan menggoyangkan dengan mesin atau tangan selama 10 menit. 4. Masing-masing contoh yang tertinggal pada ayakan diambil dan ditimbang, Misal Wi gram 7. Menjumlahkan seluruh bahan yang tertinggal W gram 8. Menghitung presentasi pada masing-masing ayakan, = Wi W x 100 % 7. Menghitung prosentase kumulatif bahan yang tertinggal pada ayakan

12 Bab III. Metodologi Penelitian Menghitung prosentase kumulatif bahan yang lewat ayakan 9. Menghitung Modulus Kehalusan Modulus kehalusan dapat dihitung dengan rumus : MK = X 100, dimana X = Jumlah Kumulatif bahan yang tertinggal pada ayakan s.d ayakan 0,60 mm Pengujian Kadar Lumpur Prosedur pelaksanaan pengujian : 1. Menyiapkan contoh kerikil kering oven sebanyak ± 500 gram (A gram) 2. Menyiapkan ayakan standar berlubang 0,075 dan 4,76 mm 3. Menuangkan contoh kerikil di atas ayakan dan menyiram dengan air bersih perlahan-lahan sambil disikat ringan dengan kuas 4. Pengucuran air dan penyikatan baru berhenti apabila air cuciannya telah jernih 5. Sisa butiran yang tertinggal di atas ayakan ditampung dan dikeringkan dalam oven sampai berat tetap 6. Menimbang sisa cucian ini (B gram) 7. Menghitung bagian yg hilang sebagai kandungan lumpur dengan rumus : C= A - B A x 100 %

13 Bab III. Metodologi Penelitian Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Prosedur pelaksanaan pengujian : 1. Menyiapkan contoh pasir kondisi alami dan merendamnya dalam baki selama 24 jam. 2. Membuang air dan mengeringkan permukaan agregat dengan menggunakan kain lap. 3. Membagi kerikil tersebut menjadi 2 bagian masing-masing 200 gram (A). 4. Salah satu contoh dikeringkan dalam oven sampai berat tetap (B). 5. Menimbang contoh yang sudah kering (B gram). 6. Hitung penyerapan air dengan rumus : P = A - B A x 100 % 7. Contoh yang lain ditimbang dalam air (C), Menghitung berat jenis dengan rumus : G = B (A-C) gr/cc Pengujian Berat Isi Prosedur pelaksanaan pengujian 1. Menyiapkan contoh kerikil kondisi kering oven 2. Mernuangkan kerikil kira-kira 1/3 nya dan mampatkan dengan mesin pemadat sebanyak 50 ketukan, berikutnya isi kembali lapisan ke 2 dan ke 3 dan masing-masing dimampatkan sebanyak 25 ketukan.

14 Bab III. Metodologi Penelitian Meratakan permukaannya dengan penyipat dan menimbang beratnya ( A gram ) 4. Mengosongkan literan dan mengisinya dengan air kemudian ditimbang (B gram) 5. Menimbang literan kosong (C gram) 6. Menghitung bobot isi dengan rumus : Gp = A - C B - C gr/cm Pengujian Keausan Agregat Mesin Abrasi Los Angeles Prosedur Pelaksanaan Pengujian : 1. Menyiapkan contoh agregat kering oven yang telah dicuci bersih sebanyak (A) gr dari kerikil yang lolos saringan 25,4 mm (1 ) dan tertahan saringan 19,0 mm (¾ ) dengan kerikil yang lolos saringan 37,5 mm (1½ ) dan 25,4 mm (1 ).. 2. Memasukan contoh ke dalam bejana bersama bola penggeser dan menutupnya rapat-rapat. 3. Memutarkan bejana dengan kecepatan putaran per menit dengan jumlah putaran Setelah jumlah putaran terpenuhi, mengeluarkan benda uji dari dalam bejana. 5. Melakukan pengayakan dengan lubang ayakan 1,70 mm kemudian sisa di atas ayakan 1,70 mm dicuci sampai bersih dan mengeringkan hingga berat tetap.

15 Bab III. Metodologi Penelitian Menimbang sisa agregat yang tidak lolos (B) 7. Menghitung bagian yang hilang sebagai bagian yang teraus akibat geseran dengan rumus : H = A - B A x 100 % dimana H = bagian yang hilang oleh geseran Semen Pengujian Berat Jenis Semen Pengujian ini berdasakan standar SK SNI M Prosedur pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut : 1. Membersihkan botol Le Chatelier 2. Mengisi botol Le Chatelier dengan korosin sampai skala antara 0 1 dan mengeringkan dalamnya di atas cairan. 3. Memasukan botol ke dalam bak air sebagai usaha untuk menjaga suhu yang konstan untuk menghindari variasi suhu botol yang lebih besar dari 0,2 o C. 4. Membaca skala pada botol (V 1 ) setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol. 5. Memasukan contoh semen sedikit demi sedikit ke dalam botol. Diusahakan agar jangan sampai ada semen yang menempel pada dinding botol di atas cairan. 6. Memutar botol dengan posisi miring secara perlahan sampai gelembung udara tidak lagi pada permukaan cairan.

16 Bab III. Metodologi Penelitian Membaca skala yang tertera pada botol (V 2 ) setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol Pengujian Kehalusan Semen Portland Pengujian ini berdasarkan standar SK SNI M Prosedur pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut : 1. Memasukan benda uji semen ke dalam saringan No. 100, yang terletak di atas saringan No. 200 dan dipasang pan di bawahnya. 2. Menggoyangkan saringan ini perlahan-lahan sehingga bagian benda uji yang tertahan kelihatan bebas dari partikel-partikel halus (pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4 menit). 3. Menutup saringan dan melepaskan pan dan mengetok saringan perlahanlahan dengan tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan. 4. Membersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, mengosongkan pan dan membersihkan dengan kain, kemudian dipasang kembali. 5. Mengambil tutup saringan dengan hati-hati, bila ada partikel kasar yang menempel pada tutup, kembalikan ke dalam saringan. 6. Melanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan perlahan selama 9 menit. 7. Menutup saringan, penyaringan dilanjutkan lagi selama 1 menit dengan cara menggerakan saringan ke depan dan belakang dengan posisi sedikit dimiringkan. Kecepatan gerakan kira-kira-kira 60 o. Pekerjaan ini

17 Bab III. Metodologi Penelitian 40 dilakukan di kertas putih, bila ada partikel keluar dari saringan dan atau pan serta tertampung di atas, kembalikan ke dalam saringan. 8. Menimbang benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan No. 100 dan No Kemudian menghitung dan menyatakan dalam prosentase berat terhadap berat benda uji semula Abu Terbang Pengujian Berat Jenis Abu Terbang Prosedur pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut : 1. Membersihkan botol Le Chatelier 2. Mengisi botol Le Chatelier dengan korosin sampai skala antara 0 1 dan mengeringkan dalamnya di atas cairan. 3. Memasukan botol ke dalam bak air sebagai usaha untuk menjaga suhu yang konstan untuk menghindari variasi suhu botol yang lebih besar dari 0,2 o C. 4. Membaca skala pada botol (V 1 ) setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol. 5. Memasukan contoh abu terbang sedikit demi sedikit ke dalam botol. Diusahakan agar jangan sampai ada abu terbang yang menempel pada dinding botol di atas cairan. 6. Memutar botol dengan posisi miring secara perlahan sampai gelembung udara tidak lagi pada permukaan cairan. 7. Membaca skala yang tertera pada botol (V 2 ) setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol.

18 Bab III. Metodologi Penelitian Metoda Perancangan Ada beberapa metoda perancangan campuran beton yang dapat digunakan dalam melakukan perancangan campuran beton agar beton yang dihasilkan memenuhi persyaratan. Metoda-metoda tersebut antara lain : Metoda ACI, Metoda British (DOE), Tata cara pembuatan rencana beton normal (SNI), dan Metoda Dreux. Perancangan campuran beton daur ulang yang akan dikerjakan menggunakan acuan pada SK SNI T Tentang Tata Cara Perhitungan Pembuatan Campuran Beton Normal Syarat-Syarat Teknis Pemilihan Proporsi Campuran Beton : 1. Rencana campuran beton ditetukan berdasarkan hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen : 2. Untuk beton dengan nilai fc lebih dari 20 Mpa proporsi campuran coba serta pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada perbandingan berat bahan 3. Untuk beton dengan fc hingga 20 Mpa pelaksanaan produksinya boleh menggunakan perbandingan volume. Perbandingan volume harus didasarkan pada perencanaan proporsi campuran dalam berat yang dikonversikan kedalam volume melalui berat isi rata rata antara gembur dan padat dari masing-masing bahan.

19 Bab III. Metodologi Penelitian 42 Kuat tekan rata rata yang ditargetkan dihitung hari : Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan dihitung dari : Devaiasi standar yang dihitung dari pengalaman di lapangan selama produksi dengan : S = n (xi x) i = 1 (n 1) 2 s : adalah deviasi satandar x i : adalah kuat tekan beton yang didapat dari masing masing benda uji x : adalah kuat tekan beton rata rata menurut rumus x = n xi i = 1 n Tabel 3.2. Faktor Pengali untuk deviasi standar bila data Hasil uji yang tersedia kurang dari 30 Jumlah Pengujian 15 Faktor Pengali Deviasi Standar (k) Fc' + 12 Mpa Sumber : SK SNI T , Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

20 Bab III. Metodologi Penelitian 43 Nilai tambah dihitung dengan rumus : M = 1,64 x s r dengan : M = nilai tambah 1,64 = adalah tetapan statistik yang nilainya tergantung pada presentase kegagalan benda uji sr = deviasi standar rencana 3.3 Kuat tekan rata rata yang ditargetkan dihitung menurut rumus berikut f cr f c = f c + M = f c sr 4. Pemilihan Faktor Air Semen Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata-rata yang ditargetkan didasarkan : Tabel 3.3. Persyaratan jumlah semen minimun air semen maksimum untuk Berbagai Macam Pembetonan dan Lingkungan Khusus Lokasi Beton didalam ruang bangunan : Jumlah Semen Min. per m 3 beton (kg) Nilai Fas Maksimum a. Keadaan korosif 275 0,60 b. Keadaan keliling korosif di ,52 sebabkan oleh kondensasi atau uap korosif

21 Bab III. Metodologi Penelitian 44 Beton di luar ruangan bangunan : a. Tidak terlindung dari hujan dan 325 0,55 matahari langsung b. Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60 matahari langsung Beton masuk dalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti 325 0,55 b. mendapat pengaruh sulfat dan alkali tanah Beton yang kontinu berhubungan : a. air tawar 250 s.d 430 0,45-0,50 b. air laut 280 s.d 380 0,45-0,50 Sumber : SK SNI T , Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal Tabel 3.4. Ketentuan minimum untuk beton bertulang kedap air Kondisi Lingkungan Kandungan semen minimum (kg/m 3 ) Jenis Beton yang berhubungan Fas Ukuran Nominal dengan max Tipe semen Maksimum agregat 40 mm 20 mm air tawar 0.50 type V Beton type I + pozolan (15-40%) bertulang atau air payau 0.45 atau semen portland pozolan Prategang 0.50 Tipe II atau tipe V air laut 0.45 Tipe II atau tipe V Sumber : SK SNI T , Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

22 Bab III. Metodologi Penelitian 45 Tabel Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat Kadar Konsentrasi Sulfat sebagai Gangguan SO3 Sulfat Dalam Tanah Sulfat (SO3) SO3 dalam campuran Total Air ; Tanah SO 3 = 2 : 1 g/l Dalam air Tanah g/l 1 <0,2 <0,1 <0,3 0, Tipe Semen Tipe I dgn atau tanpa pozolan (15-40%) Tipe I dgn atau tanpa pozolan (15-40%) Tipe I pozolan (15-40%) atau Semen Portlan Pozoland Kandungan semen Min ukuran agregat Fas maks (Kg/m 3 ) mm mm mm Tipe II atau Tipe V Tipe I Pozzolan (15-40%) atau Semn Portland Pozolan Tipe II atau Tipe V Tipe II atau Tipe V Tipe II atau 5 > 2,0 >5.6 >5 Tipe V dengan lapisan pelindung Sumber : SK SNI T , Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

23 Bab III. Metodologi Penelitian Slump Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang mudah dituangkan dan dipadatkan dan diratakan. 1. Besar Butir Agregat Maksimum Besar butir agregat maksimum tidak boleh melebihi a. Seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan b. Sepertiga dari tebal plat c. Tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. 2. Kadar Air Bebas Kadar air bebas dapat ditentukan sebagai berikut : a. Agregat tak dipecah dan agregat dipecah digunakan nilai-nilai pada tabel berikut b. Agregat campuran (tak dipecah dan dipecah), dihitung menurut rumus berikut : 2/3 Wh + 1/3 Wk Dengan : Wh : adalah perkiraan jumlah air untuk agregat halus Wk : adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar

24 Bab III. Metodologi Penelitian 47 Tabel 3.6. Perkiraan kadar air bebas (Kg/m 3) yang dibutuhkan untuk beberapa tingkat kemudahan pengadukan beton Slump ( mm ) Ukuran besar butir agregat maks (mm) Jenis agregat batu tak dipecahkan batu pecah batu tak dipecahkan batu pecah batu tak dipecahkan batu pecah Sumber : SK SNI T , Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal Tabel 3.7. Perkiraan kekuatan tekan (Mpa) beton dengan faktor air semen agregat kasar yang dipakai di Indonesia Kekuatan Jenis Semen Jenis Agregat kasar tekan (Mpa) Pada Umur (hari) bentuk bentuk uji Semen Portland Tipe I Semen tahan sulfattipe II atau Tipe V Semen Portland Tipe III Catatan : Batu tak dipecahkan Batu Pecah Batu tak dipecahkan Batu Pecah Batu tak dipecahkan Batu Pecah Batu tak dipecahkan Batu Pecah Silinder Kubus Silinder Kubus 1 Mpa - 1 N/mm2 10 kg/cm2 Kuat tekan silinder (150 x 300) mm 0.83 kuat tekan kubus ( 150 x 150 x 150) mm Sumber : SK SNI T , Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

25 Bab III. Metodologi Penelitian 48 Tabel 3.8. Batas Gradasi Pasir Lubang ayakan (mm) Persen berat butir yang lewat ayakan Zone I Zone 2 Zone 3 Zone , , , , , , Sumber : SK SNI T , Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal 3. Berat Jenis Relatif Agregat Berat jenis relatif agregat yang ditentukan sebagai berikut : a. diperoleh dari data uji atau bila tidak tersedia dipakai nilai dibawah ini: i. agregat tak dipecah : 2,6 gr/cm 3 ii. agregat dipecah : 2,7 gr/cm 3 b. berat jenis agregat gabungan (BJ.ag) dihitung sebagai berikut : Bj.ag = (persentase agregat halus) x (berat jenis agregat halus) + (persentase agregat kasar) x (berat jenis agregat) 4. Proporsi campuran Beton Proporsi campuran beton (semen, agregat halus dan agregat kasar) harus dihitung dalam kg per m 3 adukan.

26 Bab III. Metodologi Penelitian Koreksi Proporsi Campuran Apabila agregat tidak dalam keadaan jenuh kering permukaan proporsi campuran harus dikoreksi terhadap kandungan air dalam agregat. Koreksi proporsi campuran harus dilakukan terhadap kadar air agregat paling sedikit satu kali dalam sehari dan dihitung menurut rumus sebagai berikut: a. air = B (C k C a ) x C/100 (D k D a ) x D/100 b. agregat halus = C + (C k + C a ) x C/100 c. agregat kasar = D + (D k D a ) x D/100 dengan : B adalah jumlah air (kg/m 3 ) C adalah jumlah agregat halus (kg/m 3 ) D adalah jumlah agregat kasar (kg/m 3 ) C a adalah absorpsi agregat kasar (%) D a adalah absorpsi agregat kasar (%) C k adalah kandungan air dalam agregat halus (%) D k adalah kandungan air dalam agregat kasar (%) 3.5 Hasil Pengujian Material Data-data hasil pengujian material yang dilakukan adalah sebagai berikut : Agregat Halus - Data analisa Specific Gravity dan Absorpsion 1. Berat Benda uji permukaan jenuh (SSD) = 200 gr 2. Berat benda uji oven (Bk) = 197,3 gr 3. Berat picnometer + air (B) = 662,7 gr

27 Bab III. Metodologi Penelitian Berat picnometer + pasir (SSD) + air (Bt) = 785,8 gr Maka : Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SG) = Bk 197,3 = B+200 Bt 662, ,8 = 2,6 Penyerapan Air (WA) = (200-Bk) ( ,3) x 100 % = Bk 197,3 x 100 % = 1,37 % - Kadar Air 1. Berat cawan + sampel basah = 466,3 gr 2. Berat cawan + sampel kering = 463,0 gr 3. Berat air / (1)-(2) = 3,3 gr 4. Berat cawan kosong = 253,5 gr 5. Berat sampel kering / (2) (4) = 209,5 gr Maka : - Berat Isi Kadar air = (3) 3,3 x 100 % = (5) 209,5 x 100 % = 1,58 % 1. Berat container + pasir = 9,2 gr 2. Berat container + air = 8,2 gr 3. Berat container kosong = 5,1 gr Maka : Berat Isi = (1)-(3) (2)-(3) 9,2-5,1 = 8,2-5,1 = 1,323 gr/cm 3

28 Bab III. Metodologi Penelitian 51 - Kadar Lumpur 1. Berat cawan + sampel = 205,6 gr 2. Berat cawan = 105,6 gr 3. Berat sampel sebelum dioven = 100 gr 4. Berat sampel setelah dioven = 98,6 gr Maka : Kadar lumpur = (3)-(4) ,6 = (3) 100 x 100 % = 1,4 % - Pengujian Analisa Butiran Agregat Halus Tabel 3.9. Pengujian Analisa Butiran Agregat Halus No Berat Berat Prosentase Kumulatif Sieve Tertahan Kumulatif No Tertahan Lolos (gr) Tertahan (gr) 1 3/ / ,7 5,7 1,14 98, ,0 30,7 6,14 93, ,0 116,7 23,34 76, ,0 335,7 67,14 32, ,2 450,9 90,18 9, ,3 497,2 99,44 0,56 9 Pan 2, ,00 Jumlah ,38

29 Bab III. Metodologi Penelitian 52 a. Kehilangan Berat (KB) 1. Berat awal sampel pasir = 500 gr 2. Berat sampel pasir tertahan = 500 gr Maka : KB = (1)-(2) x 100 % = (1) 500 x 100 % = 0,00 b. Modulus Kehalusan (MK) 1. Jumlah % kumulatif tertahan = 287,38 % Maka : MK = (1) 287,38 = 100 % 100 = 2,87 % Agregat Kasar (Kerikil Daur Ulang) - Data analisa Specific Gravity dan Absorpsion 1. Berat Benda uji permukaan jenuh (Bj) = 494,0 gr 2. Berat benda uji kering oven (Bk) = 479,2 gr 3. Berat benda uji di dalam air (Ba) = 291,7 gr Maka : Berat Jenis Kering Permukaan jenuh (SG) = Bj 494,0 = Bj-Ba 494,0-291,7 = 2,44 Penyerapan Air (WA) = (Bj-Bk) ( ,2) x 100 % = Bk 479,2 x 100 % = 3,00 %

30 Bab III. Metodologi Penelitian 53 - Kadar Air 1. Berat cawan + sampel basah = 513,1 gr 2. Berat cawan + sampel kering = 494,1 gr 3. Berat air / (1)-(2) = 19 gr 4. Berat cawan kosong = 105,4 gr 5. Berat sampel kering / (2) (4) = 388,7 gr Maka : - Berat Isi Kadar air = (3) 19 x 100 % = (5) 388,7 x 100 % = 5 % 1. Berat container + kerikil = 22,1 gr 2. Berat container + air = 20,0 gr 3. Berat container kosong = 10,0 gr Maka : Berat Isi = (1)-(3) (2)-(3) = 22, = 1,21 gr/cm 3 - Kadar Lumpur 1. Berat cawan + sampel = 605,6 gr 2. Berat cawan = 105,6 gr 3. Berat sampel sebelum dioven = 500 gr 4. Berat sampel setelah dioven = 495,5 gr Maka : Kadar lumpur = (3)-(4) ,5 = (3) 500 x 100 % = 0,9 %

31 Bab III. Metodologi Penelitian 54 - Pengujian Analisa Butiran Agregat Kasar Tabel Pengujian Analisa Butiran Agregat Kasar (Daur Ulang) No Sieve No Berat Tertahan (gr) Berat Kumulatif Tertahan (gr) Prosentase Kumulatif Tertahan Lolos 1 1, /4 1500,7 1500,7 68,83 31,17 3 3/8 630,8 2131,5 97,76 2, ,6 2171,1 99,58 0, ,1 99,58 0, ,1 99,58 0, ,1 99,58 0,42 8 Pan 9,2 2180, ,00 Jumlah 2180,3 664,91 a. Kehilangan Berat (KB) 1. Berat awal sampel kerikil = 2180,3 gr 2. Berat sampel kerikil tertahan = 2180,3 gr Maka : KB = (1)-(2) 2180,3-2180,3 x 100 % = (1) 2180,3 x 100 % = 0,00

32 Bab III. Metodologi Penelitian 55 b. Modulus Kehalusan (MK) 1. Jumlah % kumulatif tertahan = 664,91 % Maka : MK = (1) 664,91 = 100 % 100 = 6,65 - Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles Tabel Pengujian Keausan Agregat (Kerikil) Daur Ulang Gradasi Pemeriksaan Saringan I Lolos Tertahan Berat (a) 76,2 mm (3 ) 63,5 mm (2½ ) 63,5 mm (2½ ) 50,8 mm (2 ) 50,8 mm (2 ) 37,5 mm (1½ ) 37,5 mm (1½ ) 25,4 mm (1 ) 5000 gr 25,4 mm (1 ) 19,0 mm (¾ ) 5000 gr 19,0 mm (¾ ) 12,5 mm (½ ) 12,5 mm (½ ) 9,5 mm ( 3/8 ) 9,5 mm ( 3/8 ) 6,3 mm (¼ ) 6,3 mm (¼ ) 4,75 mm (No. 4) 4,75 mm (No. 4) 2,36 mm (No. 8). Jumlah Berat Berat Tertahan Saringan No gr Sesudah Percobaan

33 Bab III. Metodologi Penelitian 56 Maka : Keausan = (a)-(b) x 100 % = (a) x 100 % =28,24 % Agregat Kasar (Kerikil Natural) - Data analisa Specific Gravity dan Absorpsion 1. Berat Benda uji permukaan jenuh (Bj) = 760,6 gr 2. Berat benda uji kering oven (Bk) = 754,4 gr 3. Berat benda uji di dalam air (Ba) = 474,4 gr Maka : Berat Jenis Kering Permukaan jenuh (SG) = Bj 760,6 = Bj-Ba 760,6-474,4 = 2,66 Penyerapan Air (WA) = (Bj-Bk) (760,6-754,4) x 100 % = Bk 754,4 x 100 % = 0,82 % - Kadar Air 1. Berat cawan + sampel basah = 685,6 gr 2. Berat cawan + sampel kering = 681,7 gr 3. Berat air / (1)-(2) = 3,9 gr 4. Berat cawan kosong = 240 gr 5. Berat sampel kering / (2) (4) = 441,7 gr

34 Bab III. Metodologi Penelitian 57 Maka : Kadar air = (3) 3,9 x 100 % = (5) 441,7 x 100 % = 0,88 % - Berat Isi 1. Berat container + kerikil = 25,3 gr 2. Berat container + air = 20,0 gr 3. Berat container kosong = 10,0 gr Maka : Berat Isi = (1)-(3) (2)-(3) = 25, = 1,30 gr/cm 3 - Kadar Lumpur 1. Berat cawan + sampel = 605,6 gr 2. Berat cawan = 105,6 gr 3. Berat sampel sebelum dioven = 500 gr 4. Berat sampel setelah dioven = 498,5 gr Maka : Kadar lumpur = (3)-(4) ,5 = (3) 500 x 100 % = 0,3 %

35 Bab III. Metodologi Penelitian 58 - Pengujian Analisa Butiran Agregat Kasar Tabel Pengujian Analisa Butiran Agregat Kasar (Natural) No Berat Berat Prosentase Kumulatif Sieve Tertahan Kumulatif No Tertahan Lolos (gr) Tertahan (gr) 1 1, /4 718,9 718,9 59,46 40,54 3 3/8 407,6 1126,5 93,18 6, ,3 1183,8 97,92 2, ,6 1189,4 98,34 1, ,1 1195,5 98,88 1, ,7 1200,2 99,27 0,73 8 Pan 8, ,00 Jumlah ,05 a. Kehilangan Berat (KB) 1. Berat awal sampel kerikil = 1209 gr 2. Berat sampel kerikil tertahan = 1209 gr Maka : KB = (1)-(2) x 100 % = (1) 1209 x 100 % = 0,00 b. Modulus Kehalusan (MK) 1. Jumlah % kumulatif tertahan = 647,05 gr Maka :

36 Bab III. Metodologi Penelitian 59 MK = (1) 647,05 = 100 % 100 = 6,47 % - Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles Tabel Pengujian Keausan Agregat Kasar (Natural) Gradasi Pemeriksaan Saringan I Lolos Tertahan Berat (a) 76,2 mm (3 ) 63,5 mm (2½ ) 63,5 mm (2½ ) 50,8 mm (2 ) 50,8 mm (2 ) 37,5 mm (1½ ) 37,5 mm (1½ ) 25,4 mm (1 ) 5000 gr 25,4 mm (1 ) 19,0 mm (¾ ) 5000 gr 19,0 mm (¾ ) 12,5 mm (½ ) 12,5 mm (½ ) 9,5 mm ( 3/8 ) 9,5 mm ( 3/8 ) 6,3 mm (¼ ) 6,3 mm (¼ ) 4,75 mm (No. 4) 4,75 mm (No. 4) 2,36 mm (No. 8). Jumlah Berat Berat Tertahan Saringan No gr Sesudah Percobaan a. Keausan 1. Berat Awal (a) = gr 2. Berat setelah diabrasi = gr Maka :

37 Bab III. Metodologi Penelitian 60 Keausan = (a)-(b) x 100 % = (a) x 100 % =10,52 % Semen - Berat Jenis Semen 1. Berat Semen (A) = 64 gr 2. Pembacaan pertama pada skala botol (V 1 ) = 250 ml 3. Pembacaan pertama pada skala botol (V 2 ) = 270,3 ml 4. Berat air pada suhu 4 o C (d) = 1 gr /cm Maka : 3 Berat Jenis Semen = (A) 64 : d = (V2)- (V1) 270,3-250 : 1 = 3,15 - Pengujian Kehalusan Semen Portland 1. Berat Benda Uji (A) = 50,0 gr 2. Berat yang tertahan Saringan 100 (B) = 0,5 gr 3. Berat yang tertahan Saringan 200 (B) = 2,5 gr a. Tertahan di saringan 100 Kehalusan = B 0,2 x 100 % = A 50 x 100 % = 0,4 % a. Tertahan di saringan 200 Kehalusan = B 2,5 x 100 % = A 50 x 100 % = 5 %

38 Bab III. Metodologi Penelitian Abu Terbang - Berat Jenis Abu Terbang 1. Berat Abu Terbang (A) = 64 gr 2. Pembacaan pertama pada skala botol (V 1 ) = 250 ml 3. Pembacaan pertama pada skala botol (V 2 ) = 274,7 ml 4. Berat air pada suhu 4 o C (d) = 1 gr /cm Maka : 3 Berat Jenis Abu Terbang = (A) 64 : d = (V2)- (V1) 274,7-250 : 1 = 2,59

39 Bab III. Metodologi Penelitian Perhitungan Campuran Beton Baru Dalam analisis ini akan dibuat 4 (empat) macam mix desain beton yang selanjutnya disebut sebagai mix desain I, II, III dan IV. - Mix Design I adalah campuran beton yang akan dibuat dengan menggunakan beton daur ulang yang telah dihancurkan sebagai agregat kasarnya. - Mix Design II adalah Campuran beton yang agregat kasarnya dari beton daur ulang tetapi dilakukan penambahan dari agregat alam. - Mix Design III ini merupakan beton biasa yang menggunakan agregat alam, dibuat sebagai pembanding untuk melihat perbedaan kekuatan tekan dan lentur beton tersebut. - Mix Design IV pada dasarnya sama dengan Mix Desain I, hanya ada penambahan fly ash (abu terbang) untuk membandingan kekuatan beton dengan campuran yang tidak menggunakan bahan tambah abu terbang Perancangan Beton Campuran I Sebelum dilakukan perhitungan dari komposisi material yang akan digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian di laboratorium terhadap materialmaterial tersebut. Data-data hasil pengujian adalah sebagai berikut : - Ukuran Max Kerikil : 20 mm - SG (Specific Gravity) Pasir : 2,60 - SG (Specific Gravity) Kerikil : 2,44 - SG (Specific Gravity) Semen : 3,15 - Berat Isi Pasir : 1323 kg/m 3

40 Bab III. Metodologi Penelitian 63 - Berat Isi Kerikil : 1210 kg/m 3 - Kadar Air Pasir : 1,58 % - Kadar Air Kerikil : 5,00 % - WA (Water Absorpsi) Pasir : 1,37 % - WA (Water Absorpsi) Kerikil : 3,00 % - Modulus Kehalusan Pasir : 2,87 % Dari data-data tersebut maka dapat dicari komposisi material-material yang dibutuhkan. Tabel Daftar Isian Perencanaan Campuran Beton I URAIAN 1. Kuat Tekan yang diisyaratkan 2. Deviasi Standar 3. Nilai Tambah (Margin) 4. Kekuatan rata-rata yang ditargetkan 5. Jenis Semen 6. Jenis Agregat : Kasar Jenis Agregat : Halus 7. Faktor Air Semen Bebas 8. Faktor Air Semen Maks 9. Slump 10. Ukuran Agregat Maksimum 11. Kadar Air Bebas 12. Jumlah semen 13. Jumlah semen maks 14. Jumlah Semen Min 15.Faktor Air Semen yg Disesuaikan 16. Susunan besar butir agregat halus 17. Persen agregat halus 18. Berat jenis relatif agregat (kering permukaan) 19. Berat jenis beton TABEL/GRAFIK/ PERHITUNGAN Tabel 2, Grafik 1 Tabel 6, ayat : 8 atau 7 - Grafik 3 s.d 6 Grafik 10 s.d 12 Diketahui (dari pengujian) Grafik 13 NILAI 25,0 N/mm 2 pada 28 hari 6 N/mm 2 (k=1,64) 1,64 x 6 = 9,8 N/mm 2 25,0 + 9,8 = 34,8 N/mm 2 Semen Portland Tipe I Kerikil Daur Ulang Pasir Alami 0,58 0, mm 20 mm 2/3x /3x210 = 190 kg/m : 0,5 = 380 kg/m kg/m 3 (pakai bila lebih besar dari 12, lalu hitung 15) 0,5 Daerah gradasi susunan butir 2 37 % 37 %x2, %x2,44 = 2, kg/m 3

41 Bab III. Metodologi Penelitian Kadar agregat gabungan 21. Kadar agregat halus 22. Kadar agregat kasar 19 (12+11) 17 x kg/m kg/m kg/m 3 Proporsi Campuran Semen (kg) Air (kg/lt) Agrgt Halus (kg) Agrgt Kasar (kg) 3 - Tiap m Tiap Camp. Uji... m Untuk mendapatkan susunan campuran yang sebenarnya yaitu yang akan kita pakai sebagai campuran uji, angka teoritis tersebut di atas perlu dibetulkan dengan memperhatikan jumlah air bebas yang terdapat dalam atau yang masih dibutuhkan oleh masing-masing agregat yang akan dipakai. Dalam contoh ini jumlah air yang terdapat pada pasir yaitu : (1,58-1,37) x = 1,34 Sedangkan kerikil masih membutuhkan sejumlah air untuk memenuhi kapasitas penyerapannya, yaitu : (5,00 3,00) x = 20,74 Dengan mengurangkan atau menambahkan hasil hasil perhitungan ini, akan kita peroleh susunan campuran yaitu yang seharusnya kita timbang, untuk tiap m 3 beton (ketelitian 5 kg) : - Semen Portland Normal = 380,00 kg - Pasir = ,34 = 639,34 kg - Kerikil = ,74 = 1106,74 kg - Air = 190 1,34 20,74 = 167,92 kg

42 Bab III. Metodologi Penelitian 65 Untuk Uji tekan = 15 Kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm 3 Tiap 1 m 3 / cm 3 = /3375 = 296,3 ; maka material yang dibutuhkan untuk satu kali mix desain : - Semen Portland Normal = 380,00/296,3 x 15 x 1,2 = 23,1 kg - Pasir = 639,34/296,3 x 15 x 1,2 = 38,8 kg - Kerikil = 1106,74/296,3 x 15 x 1,2 = 67,2 kg - Air = 167,92/296,3 x 15 x 1,2 = 10,2 kg Untuk Uji lentur = 5 balok berukuran 15 x 15 x 60 cm 3 Tiap 1 m 3 / cm 3 = /13500 = 74,07 ; maka material yang dibutuhkan untuk satu kali mix desain : - Semen Portland Normal = 380,00/74,07 x 2 x 1,2 = 12,31 kg - Pasir = 639,34/74,07 x 2 x 1,2 = 20,72 kg - Kerikil = 1106,74/74,07 x 2 x 1,2 = 35,86 kg - Air = 167,92/74,07 x 2 x 1,2 = 5,44 kg Perancangan Beton Campuran II Sebelum dilakukan perhitungan dari komposisi material yang akan digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian di laboratorium terhadap materialmaterial tersebut. Data-data hasil pengujian adalah sebagai berikut : - Ukuran Max Kerikil : 20 mm - SG Pasir : 2,60 - SG Kerikil daur ulang : 2,44

43 Bab III. Metodologi Penelitian 66 - SG kerikil alami : 2,66 - SG (Specific Gravity) Semen : 3,15 - Berat Isi Pasir : 1323 kg/m 3 - Berat Isi Kerikil daur ulang : 1210 kg/m 3 - Berat Isi kerikil alami : 1530 kg/m - Kadar Air Pasir : 1,580 % - Kadar Air Kerikil daur ulang : 5,00 % - Kadar Air Kerikil Alam : 0,88 % - WA (Water Absorpsi) Pasir : 1,37 % - WA Kerikil daur ulang : 3,00 % - WA Kerikil alami : 0,82 % - Modulus Kehalusan Pasir : 2,87 % Dari data-data tersebut maka dapat dicari komposisi material-material yang dibutuhkan. Tabel Daftar Isian Perencanaan Campuran Beton II 3 URAIAN 1. Kuat Tekan yang diisyaratkan 2. Deviasi Standar 3. Nilai Tambah (Margin) 4. Kekuatan rata-rata yang ditargetkan 5. Jenis Semen 6. Jenis Agregat : Kasar Jenis Agregat : Halus 7. Faktor Air Semen Bebas 8. Faktor Air Semen Maks 9. Slump 10. Ukuran Agregat Maksimum 11. Kadar Air Bebas TABEL/GRAFIK/ PERHITUNGAN Tabel 2, Grafik 1 Tabel 6, ayat NILAI 25,0 N/mm 2 pada 28 hari 6 N/mm 2 (k=1,64) 1,64 x 6 = 9,8 N/mm 2 25,0 + 9,8 = 34,8 N/mm 2 Semen Portland Tipe I 50%Kerikil Daur Ulang+50%Natural Pasir Alami 0,58 0, mm 20 mm 2/3x /3x210 = 190 kg/m 3

44 Bab III. Metodologi Penelitian Jumlah semen 13. Jumlah semen maks 14. Jumlah Semen Min 15.Faktor Air Semen yg Disesuaikan 16. Susunan besar butir agregat halus 17. Persen agregat halus 18. Berat jenis relatif agregat (kering permukaan) 19. Berat jenis beton 20. Kadar agregat gabungan 21. Kadar agregat halus 22. Kadar agregat kasar 11 : 8 atau 7 - Grafik 3 s.d 6 Grafik 10 s.d 12 Diketahui (dari pengujian) Grafik (12+11) 17 x : 0,5 = 380 kg/m kg/m 3 (pakai bila lebih besar dari 12, lalu hitung 15) 0,5 Daerah gradasi susunan butir 2 37 % 37 %x2,6 + (31,5 %x2,44) + (31,5 %x2,66) = 2, kg/m kg/m kg/m kg/m 3 Proporsi Campuran Semen (kg) Air (kg/lt) Agrgt Halus (kg) Agrgt Kasar (kg) 3 - Tiap m Tiap Camp. Uji... m Dari langkah No. 1 hingga No. 22, kita dapatkan susunan campuran beton teoritis untuk tiap m3 sebagai berikut : - Semen Portland = 380,0 kg - Pasir = 659,0 kg - Agregat Kasar (natural) = 50 % x 1121 = 560,5 kg - Agregat Kasar (Daur Ulang) = 50 % x 1121 = 560,5 kg - Air = 190,0 kg Untuk mendapatkan susunan campuran yang sebenarnya yaitu yang akan kita pakai sebagai campuran uji, angka teoritis tersebut di atas perlu dibetulkan dengan memperhatikan jumlah air bebas yang terdapat dalam atau yang masih dibutuhkan oleh masing-masing agregat yang akan dipakai. Dalam contoh ini jumlah air yang terdapat pada pasir yaitu :

45 Bab III. Metodologi Penelitian 68 (1,58-1,37) x = 1,38 Sedangkan kerikil masih membutuhkan sejumlah air untuk memenuhi kapasitas penyerapannya, yaitu : (5,00 3,00) x (0,88 0,82) x 560, ,5 100 = 10,71 = 0,34 Dengan mengurangkan atau menambahkan hasil hasil perhitungan ini, akan kita peroleh susunan campuran yaitu yang seharusnya kita timbang, untuk tiap m 3 beton (ketelitian 5 kg) : - Semen Portland Normal = 380,00 kg - Pasir = 659,0 + 1,38 = 660,38 kg - Kerikil Natural = 560,5 + 10,71 = 571,21 kg - Kerikil Daur Ulang = 560,5 + 0,34 = 560,84 kg - Air = 190 1,38 10,71-0,34 = 177,57 kg Untuk Uji tekan = 15 Kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm 3 Tiap 1 m 3 / cm 3 = /3375 = 296,3 ; maka material yang dibutuhkan untuk satu kali mix desain : - Semen Portland Normal = 380,00/296,3 x 15 x 1,2 = 23,09 kg - Pasir = 660,38/296,3 x 15 x 1,2 = 40,12 kg - Kerikil Natural = 571,21/296,3 x 15 x 1,2 = 34,70 kg - Kerikil Daur Ulang = 560,84/296,3 x 15 x 1,2 = 34,07 kg - Air = 177,57/296,3 x 15 x 1,2 = 10,79 kg

46 Bab III. Metodologi Penelitian 69 Untuk Uji lentur = 5 balok berukuran 15 x 15 x 60 cm 3 Tiap 1 m 3 / cm 3 = /13500 = 74,07 ; maka material yang dibutuhkan untuk satu kali mix desain : - Semen Portland Normal = 380,00/74,07 x 2 x 1,2 = 12,31 kg - Pasir = 660,38/74,07 x 2 x 1,2 = 21,40 kg - Kerikil Natural = 571,21/74,07 x 2 x 1,2 = 18,51 kg - Kerikil Daur Ulang = 560,84/74,07 x 2 x 1,2 = 18,17 kg - Air = 177,57/74,07 x 2 x 1,2 = 5,75 kg Perancangan Beton Campuran III Sebelum dilakukan perhitungan dari komposisi material yang akan digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian di laboratorium terhadap materialmaterial tersebut. Data-data hasil pengujian adalah sebagai berikut : - Ukuran Max Kerikil : 20 mm - SG (Specific Gravity) Pasir : 2,60 - SG (Specific Gravity) Kerikil : 2,66 - SG (Specific Gravity) Semen : 3,15 - Berat Isi Pasir : 1323 kg/m 3 - Berat Isi Kerikil : 1530 kg/m 3 - Kadar Air Pasir : 1,580 % - Kadar Air Kerikil : 0,88 % - WA (Water Absorpsi) Pasir : 1,37 % - WA (Water Absorpsi) Kerikil : 0,82 % - Modulus Kehalusan Pasir : 2,87 %

47 Bab III. Metodologi Penelitian 70 Dari data-data tersebut maka dapat dicari komposisi material-material yang dibutuhkan. Tabel Daftar Isian Perencanaan Campuran Beton III URAIAN 1. Kuat Tekan yang diisyaratkan 2. Deviasi Standar 3. Nilai Tambah (Margin) 4. Kekuatan rata-rata yg ditargetkan 5. Jenis Semen 6. Jenis Agregat : Kasar Jenis Agregat : Halus 7. Faktor Air Semen Bebas 8. Faktor Air Semen Maks 9. Slump 10. Ukuran Agregat Maksimum 11. Kadar Air Bebas 12. Jumlah semen 13. Jumlah semen maks 14. Jumlah semen min 15. Faktor Air Semen yg disesuaikan 16. Susunan besar butir agregat halus 17. Persen agregat halus 18. Berat jenis relatif agregat (kering permukaan) 19. Berat jenis beton 20. Kadar agregat gabungan TABEL/GRAFIK/ PERHITUNGAN Tabel 2, Grafik 1 Tabel 6, ayat : 8 atau 7 - Grafik 3 s.d 6 Grafik 10 s.d 12 Diketahui (dari pengujian) Grafik (12+11) NILAI 25,0 N/mm 2 pada 28 hari 6 N/mm 2 (k=1,64) 1,64 x 6 = 9,8 N/mm 2 25,0 + 9,8 = 34,8 N/mm 2 Semen Portland Tipe I Kerikil natural Pasir Alami 0,58 0, mm 20 mm 2/3x /3x210 = 190 kg/m : 0,5 = 380 kg/m kg/m 3 (pakai bila lebih besar dari 12, lalu hitung 15) 0,5 Daerah gradasi susunan butir 2 37 % 37 %x2, %x2,66 = 2, kg/m kg/m 3

48 Bab III. Metodologi Penelitian Kadar agregat halus 22. Kadar agregat kasar 17 x kg/m kg/m 3 Proporsi Campuran Semen (kg) Air (kg/lt) Agrgt Halus (kg) Agrgt Kasar (kg) 3 - Tiap m Tiap Camp. Uji... m Untuk mendapatkan susunan campuran yang sebenarnya yaitu yang akan kita pakai sebagai campuran uji, angka teoritis tersebut di atas perlu dibetulkan dengan memperhatikan jumlah air bebas yang terdapat dalam atau yang masih dibutuhkan oleh masing-masing agregat yang akan dipakai. Dalam contoh ini jumlah air yang terdapat pada pasir yaitu : (1,58-1,37) x = 1,42 Sedangkan kerikil masih membutuhkan sejumlah air untuk memenuhi kapasitas penyerapannya, yaitu : (0,88 0,82) x = 0,69 Dengan mengurangkan atau menambahkan hasil hasil perhitungan ini, akan kita peroleh susunan campuran yaitu yang seharusnya kita timbang, untuk tiap m 3 beton (ketelitian 5 kg) : - Semen Portland Normal = 380,00 kg - Pasir = ,42 = 678,42 kg - Kerikil = ,69 = 1153,69 kg - Air = 190 1,42 0,69 = 187,89 kg

49 Bab III. Metodologi Penelitian 72 Untuk Uji tekan = 15 Kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm 3 Tiap 1 m 3 / cm 3 = /3375 = 296,3 ; maka material yang dibutuhkan untuk satu kali mix desain : - Semen Portland Normal = 380,00/296,3 x 15 x 1,2 = 23,09 kg - Pasir = 678,42/296,3 x 15 x 1,2 = 41,21 kg - Kerikil = 1153,69/296,3 x 15 x 1,2 = 70,09 kg - Air = 187,89/296,3 x 15 x 1,2 = 11,41 kg Untuk Uji lentur = 5 balok berukuran 15 x 15 x 60 cm 3 Tiap 1 m 3 / cm 3 = /13500 = 74,07 ; maka material yang dibutuhkan untuk satu kali mix desain : - Semen Portland Normal = 380,00/74,07 x 2 x 1,2 = 12,31 kg - Pasir = 678,42/74,07 x 2 x 1,2 = 21,98 kg - Kerikil = 1153,69/74,07 x 2 x 1,2 = 37,38 kg - Air = 187,89/74,07 x 2 x 1,2 = 6,09 kg Perancangan Beton Campuran IV Sebelum dilakukan perhitungan dari komposisi material yang akan digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian di laboratorium terhadap materialmaterial tersebut. Data-data hasil pengujian adalah sebagai berikut : - Ukuran Max Kerikil : 20 mm - SG (Specific Gravity) Pasir : 2,60 - SG (Specific Gravity) Kerikil : 2,44 - SG (Specific Gravity) Semen : 3,15

50 Bab III. Metodologi Penelitian 73 - SG (Specific Gravity) Abu Terbang : 2,64 - Berat Isi Pasir : 1323 kg/m 3 - Berat Isi Kerikil : 1210 kg/m 3 - Kadar Air Pasir : 1,580 % - Kadar Air Kerikil : 5,00 % - WA (Water Absorpsi) Pasir : 1,37 % - WA (Water Absorpsi) Kerikil : 3,00 % - Modulus Kehalusan Pasir : 2,87 % Dari data-data tersebut maka dapat dicari komposisi material-material yang dibutuhkan. Tabel Daftar Isian Perencanaan Campuran Beton IV URAIAN 1. Kuat Tekan yang diisyaratkan 2. Deviasi Standar 3. Nilai Tambah (Margin) 4. Kekuatan rata-rata yang ditargetkan 5. Jenis Semen 6. Jenis Agregat : Kasar Jenis Agregat : Halus 7. Faktor Air Semen Bebas 8. Faktor Air Semen Maks 9. Slump 10. Ukuran Agregat Maksimum 11. Kadar Air Bebas 12. Jumlah semen 13. Jumlah semen maks 14. Jumlah Semen Min 15.Faktor Air Semen yg Disesuaikan 16. Susunan besar butir agregat halus 17. Persen agregat halus TABEL/GRAFIK/ PERHITUNGAN Tabel 2, Grafik 1 Tabel 6, ayat : 8 atau 7 - Grafik 3 s.d 6 Grafik 10 s.d 12 NILAI 25,0 N/mm 2 pada 28 hari 6 N/mm 2 (k=1,64) 1,64 x 6 = 9,8 N/mm 2 25,0 + 9,8 = 34,8 N/mm 2 Semen Portland Tipe I Kerikil Daur Ulang Pasir Alami 0,58 0, mm 20 mm 2/3x /3x210 = 190 kg/m : 0,5 = 380 kg/m kg/m 3 (pakai bila lebih besar dari 12, lalu hitung 15) 0,5 Daerah gradasi susunan butir 2 37 %

51 Bab III. Metodologi Penelitian Berat jenis relatif agregat (kering permukaan) Diketahui (dari pengujian) 37 %x2, %x2,44 = 2, Berat jenis beton 20. Kadar agregat gabungan 21. Kadar agregat halus 22. Kadar agregat kasar Grafik (12+11) 17 x kg/m kg/m kg/m kg/m 3 Proporsi Campuran Semen (kg) Air (kg/lt) Agrgt Halus (kg) Agrgt Kasar (kg) 3 - Tiap m Tiap Camp. Uji... m Untuk mendapatkan susunan campuran yang sebenarnya yaitu yang akan kita pakai sebagai campuran uji, angka teoritis tersebut di atas perlu dibetulkan dengan memperhatikan jumlah air bebas yang terdapat dalam atau yang masih dibutuhkan oleh masing-masing agregat yang akan dipakai. Dalam contoh ini jumlah air yang terdapat pada pasir yaitu : (1,58-1,37) x = 1,34 Sedangkan kerikil masih membutuhkan sejumlah air untuk memenuhi kapasitas penyerapannya, yaitu : (5,00 3,00) x = 20,74 Dengan mengurangkan atau menambahkan hasil hasil perhitungan ini, akan kita peroleh susunan campuran yaitu yang seharusnya kita timbang, untuk tiap m 3 beton (ketelitian 5 kg) :

52 Bab III. Metodologi Penelitian 75 - Semen Portland Normal = 380,00 kg - Pasir = ,34 = 639,34 kg - Kerikil = ,74 = 1106,74 kg - Air = 190 1,34 20,74 = 167,92 kg Persentase penggantian kadar semen portland dengan abu terbang kelas C yang disarankan adalah %. Pada percobaan ini diambil kadar abu terbang 20 % dari kadar semen portland pada campuran dasar. Jumlah abu terbang = 20 % x 380 = 76 kg Jumlah semen = = 304 kg Untuk Uji tekan = 15 Kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm 3 Tiap 1 m 3 / cm 3 = /3375 = 296,3 ; maka material yang dibutuhkan untuk satu kali mix desain : - Semen Portland Normal = 304,00/296,3 x 15 x 1,2 = 18,47 kg - Abu Terbang (Fly Ash) = 76,00/296,3 x 15 x 1,2 = 4,62 kg - Pasir = 639,34/296,3 x 15 x 1,2 = 38,84 kg - Kerikil = 1106,74/296,3 x 15 x 1,2 = 67,23 kg - Air = 167,92/296,3 x 15 x 1,2 = 10,20 kg Untuk Uji lentur = 5 balok berukuran 15 x 15 x 60 cm 3 Tiap 1 m 3 / cm 3 = /13500 = 74,07 ; maka material yang dibutuhkan untuk satu kali mix desain : - Semen Portland Normal = 304,00/74,07 x 2 x 1,2 = 9,85 kg

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram) Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif Lampiran I Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir Berat Berat Berat Berat Lolos Ukuran Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif (gram) (%) Komulatif (%) (%) No.4 (4,8 mm) 0 0 0 100 No.8 (2,4 mm) 0 0 0

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, teknologi mengenai beton merupakan hal yang wajib untuk dipahami secara teoritis maupun praktis mengingat bahwa beton merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Adapun diagram alir metodologi penelitian adalah sebagai berikut : MULAI PENGUJIAN BAHAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS MIX DESIGN BETON NORMAL BETON CAMPURAN KACA 8%

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha 82 LAMPIRAN 83 Tabel 1 Perkiraan Kekuatan Tekan (N/mm) Beton Dengan Faktor Air Semen.5 Dan Jenis Semen Dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai Di Indonesia Jenis Semen Semen portland tipe 1 atau semen tahan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN BAB III PERENCANAAN PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Penelitian mengenai pengaruh perawatan beton terhadap kuat tekan dan absorpsi beton ini bersifat aplikatif dan simulatif, yang mencoba untuk mendekati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode pengujian dilakukan dengan menguji material beton yaitu agregat kasar dan agregat halus yang akan menjadi bahan pembentuk beton yang kemudian akan dilanjutkan dengan pengujian

Lebih terperinci

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < > NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < Soal : Rencanakan campuran beton untuk f c 30MPa pada umur 28 hari berdasarkan SNI 03-2834-2000 dengan data bahan sebagai berikut : 1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Dasar Teori Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air yang membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah campuran

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi Lampiran I Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendahuluan Penelitian ini merupakan penelitian tentang kemungkinan pemakaian limbah hasil pengolahan baja (slag) sebagai bahan subfistusi agregat kasar pada TB sebagai lapis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Lampiran 1 PENGUJIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR A. Pemeriksaan Gradasi Butiran Agregat Halus ( Pasir ) Bahan : Pasir Merapi Asal : Merapi, Yogyakarta Jenis Pengujian : Gradasi Butiran Agregat Halus (Pasir)

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN Suhu Awal : 25 C Semen : 64 gram Piknometer I A. Berat semen : 64 gram B. Volume I zat cair : 1 ml C. Volume II zat cair : 18,5 ml D. Berat isi air : 1 gr/cm 3 A Berat jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, sehingga dalam pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang peneliti lakukan adalah dengan cara membuat benda uji di laboratorium Teknik Bahan Konstruksi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dimana penelitian

Lebih terperinci

MIX DESIGN Agregat Halus

MIX DESIGN Agregat Halus MIX DESIGN Soal : Rencanakan campuran beton untuk f c 30MPa pada umur 28 hari dengan data : 1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah (alami) 2. Agregat halus yang dipakai : pasir 3. Diameter agregat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan material harus dilakukan sebelum direncanakannya perhitungan campuran beton (mix design). Adapun hasil pemeriksaanpemeriksaan agregat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON METODE DOE Design Of Experiment (DOE) adalah sebuah pendekatan sistematik untuk menginvestigasi suatu sistem atau proses. Secara umum, DOE merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1 DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK i ii iii v x xii xiii xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI . Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI 0-8-000 Pemilihan proporsi campuran beton harus ditentukan berdasarkan hubungan antara Kuat Tekan Beton dan Faktor Air Semen (fas) Perhitungan perencanaan campuran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN 4.1 ANALISIS DATA LABORATORIUM 4.1.1 Agregat Halus Pada penelitian ini, yang pertama kali dilakukan di lab adalah pengujian agregat halus dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON Umum Analisa data dilakukan dengan melakukan pengujian material di laboratorium. Dengan melakukan pekerjaan ini, akan didapatkan karakteristik bahan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN A.

BAB IV METODE PENELITIAN A. BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pemilihan Metode Desain Campuran Ada beberapa metode desain pencampuran beton sebagai dasar untuk mendapatkan beton yang sesuai dengan rencana dan mempunyai sifat-sifat

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL 1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi persyaratan umum dan persyaratan teknis perencanaan proporsi campuran beton untuk digunakan sebagai salah satu acuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari Cisauk, Malingping, Banten, dan untuk Agregat kasar (kerikil) diambil dari

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium, Laboratorium yang digunakan pada penelitian ini adalah Laboratorium Teknologi Bahan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air

BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air dan semen atau dengan bahan tambahan atau zat aditif. Bahan bahan air dan semen bereaksi secara kimiawi

Lebih terperinci

Berat Tertahan (gram)

Berat Tertahan (gram) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram Lampiran A Berat Jenis Pasir Berat Piknometer = A = 186 gram Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram Berat piknometer + Air = D = 665 gram Berat contoh kering

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON 2.1. Umum Beton merupakan hasil campuran Semen Portland (PC), agregar halus (pasir), agregat kasar (krikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambah (admixtures) dengan proporsi

Lebih terperinci

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Lampiran Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Uraian Sampel Sampel Pasir jenuh kering muka ( ) 500 gr 500 gr Pasir setelah keluar oven ( ) 489,3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sampel, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Tahapan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Pendahuluan Peneletian beton ringan dengan tambahan EPS dimulai dengan pengujian pendahuluan terhadap agregat halus dan kasar yang akan digunakan dalam campuran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi Lampiran A.1 : Pasir : Kali Progo A. AGREGAT HALUS (PASIR) Jenis Pengujian : Pemeriksaan gradasi besar butiran agregat halus (pasir) Diperiksa : 25 Februari 2016 a. Berat cawan kosong = 213,02 gram b.

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200) PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200) Asri Mulyadi 1), Fachrul Rozi 2) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang

Lebih terperinci

Viscocrete Kadar 0 %

Viscocrete Kadar 0 % 68 Viscocrete Kadar 0 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm) HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) ( menit ) 42 15 32 28 45 24 6 21 Hasil Uji Vicat untuk Pasta Semen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). B. Peralatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium struktur dan bahan JPTS FPTK UPI. Bentuk sampel penelitian ini berupa silinder dengan ukuran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dalam perancangan beton bertulang dengan variasi panjang sambungan lewatan. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap agregat halus dalam penelitian ini meliputi pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup BAB III METODOLOGI 3.1.Ruang Lingkup Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian beton ringan dengan perbandingan 1 semen : 4 agregat dan menggunakan agregat buatan dari kertas dengan diameter 10-20

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat

Lebih terperinci

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukam adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembebanan adukan beton untuk benda uji direncanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan melakukan pembuatan benda uji di laboratorium dengan berbagai variasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. SISTEMATIKA PENELITIAN Metode penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian di laboratorium sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar Indonesia SNI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan mencari hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan menggunakan bahan lokal. Disini akan dipelajari karakteristik agregat baik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, dan sampai dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

Adapun jumlah benda uji kubus beton dalam penelitian ini sebanyak 176

Adapun jumlah benda uji kubus beton dalam penelitian ini sebanyak 176 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Umum Penelitian ini merupakan studi ekspenmen yang dilakukan untuk mencari pemecahan masalah, agar didapatkan hasil yang memuaskan digunakan metode penelitian dalam pelaksanaannya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Pengujian Material Dalam mendesain suatu campuran beton, perlu terlebih dahulu diadakan suatu pengujian material atau bahan-bahan pencampur beton. Di antaranya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI FERDINAND FASSA, S.T., M.T. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2016 1 I. PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR A. Pendahuluan Pasir adalah butiran butiran mineral yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Pendahuluan Pengujian pendahuluan merupakan pengujian yang dilaksanakan untuk mengetahui karateristik material yang akan digunakan pada saat penelitian.

Lebih terperinci

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air, 22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI 03-2834-2000 Kuat tekan yang disyaratkan f c = 30 MPa untuk umur 28 hari, benda uji berbentuk silinder dan jumlah yang di izinkan tidak memenuhi syarat =

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penilitian ini adalah : 1). Semen Portland jenis I merk Semen Gersik 2). Agregat kasar berupa krikil, berasal dari Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Adapun kerangka metode penelitian adalah sebagai berikut : Mulai Penyediaan Dan Pemeriksaan Bahan Agregat Kasar semen air Agregat Halus Mix Design Beton Normal Beton

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI xvi DAFTAR NOTASI As : Luas penampang benda uji ASTM : American Society for Testing and Materials B : Berat piknometer berisi air (gram) Ba : Berat kerikil dalam air (gram) Bj : Berat Jenis Bk : Berat

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange L. 1 PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR Hasil penelitian : No Jenis Bahan Volume (cc) Volume Total (cc) Warna Larutan yang terjadi 1 Pasir 130 200 Nomor 2 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian pelaksanaan pembuatan beton dilakukan dari bulan Februari- April 2016 di laboratorium dimulai dari jam 08.00 sampai dengan 13.00

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Pengujian Agregat Pengujian agregat bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakteristik agregat yang diperoleh dari hasil pemecahan stone crusher (mesin pemecah batu).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas meliputi prosentase Silica fume dalam campuran beton (5%) dan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Umum Penelitian ini adalah menggunakan metode studi eksperimental yaitu dengan melakukan langsung percobaan di laboratorium. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengauh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang akan diteliti adalah penggantian sebagian semen Portland dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian 23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal

Lebih terperinci

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembuatan adukan beton untuk benda uji direncanakan dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST

HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST LAMPIRAN 1 HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST ) LAMPIRAN 1 Hasil Penelitian Awal (Vicat Test) Semen Normal (tanpa bahan tambah) Waktu ( menit ) Penurunan (mm) 15 40 30 32 45 26 60 19 Sukrosa 0,03% dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sample Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur, Departemen Pendidikan Teknik Sipil, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan yang beralamatkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Kegiatan yang dilakukan sebelum perencanaan campuran beton (mix design) adalah pengujian material agregat halus, agregat kasar, air, EPS dan semen. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, sehingga dalam pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III UJI MATERIAL

BAB III UJI MATERIAL BAB III UJI MATERIAL 3.1. Uraian Umum Eksperimen dalam analisa merupakan suatu langkah eksak dalam pembuktian suatu ketentuan maupun menentukan sesuatu yang baru. Dalam ilmu pengetahuan dibidang teknik

Lebih terperinci

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2. BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mortar dengan bahan tambahan abu merang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Teknologi Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat III. METODE PENELITIAN A. Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat tekan paving block. Di Indonesia, paving block pada umumnya dibuat dari campuran semen, pasir, dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Pembuatan Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci