KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN KONTROL TEKANAN DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRAGI I PEKALONGAN
|
|
- Siska Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN KONTROL TEKANAN DARAH DI WILAYAH KERJA Abstract PUSKESMAS SRAGI I PEKALONGAN Mubin,MF. 1, Samiasih,A. 2 Hermawanti T 3 1,2,3 Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Hypertension is high blood pressure is settled where the systolic pressure above 140 mmhg and dastolic pressure above 90 mmhg. The elderly, hypertension defined as systolic pressure of 160 mmhg and diastolic above 90 mmhg. Not many people who know the dangers of this disease. Purpose of this study to correlate the characteristics and knowledge of hypertensive patient with blood pressure control motivation on regular basis in the working area of the district healt center seragi I Pekalongan. Descriptive analytic study using croos sectional approach. Sample 88 respondents with total sampling technique. Results showed patients with hypertension most often occurs at the age of 60 years, female sex, elementary Education, as a laborer / farmer and knowledgeable being. Three is no significant relationship between the characterstics of patien with hypertension with blood pressure control motivation ( ρ > 0,05 ). Three is significant relationship between knowledge and motivation of regular blood pressure control ( ρ < 0.05 ). Key word : the characteristics, knowlegde, motivation blood pressure control. Abstrak Hipertensi adalah tingginya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Pada lansia hipertensi ditetapkan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan diastolik diatas 90 mmhg. Belum banyak masyarakat yang mengetahui bahaya penyakit ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan pasien dengan motivasi kontrol tekanan darah diwilayah kerja Puskesmas Sragi I Pekalongan. Jenis penelitian deskriptif analitik disain cross sectional. Sampel 88 responden, teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan penderita hipertensi paling sering terjadi pada usia 60 tahun, perempuan, pendidikan SD, bekerja sebagai buruh / petani dan berpengetahuan sedang. Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik pasien dengan motivasi kontrol tekanan darah (ρ > 0,05 ). Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi kontrol tekanan darah ( ρ < 0,05 ). Kata kunci : karakteristik, pengetahuan, motivasi kontrol tekanan darah. 1. Latar Belakang Hipertensi menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberculosis. Hipertensi adalah tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg. Tekanan darah tinggi menjadi bermasalah hanya bila tekanan darah tersebut
2 Mubin,MF., Samiasih,A. persisten karena membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang. (Palmer & William, 2007) Kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari penduduk dewasa. Prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan 7,2%. Dari jumlah itu hanya sekitar 0,4% kasus yang meminum obat hipertensi untuk pengobatan. (Riskesdas, 2007) Kejadian hipertensi di Jawa Tengah mencapai 7,6% untuk kasus hipertensi yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 7,9% kasus berdasarkan minum obat dan 37,0% kasus oleh tenaga kesehatan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah. (Riskesdas, 2007) Kejadian hipertensi untuk daerah Kabupaten Pekalongan yaitu 20,6% dari jumlah masing-masing Kabupaten sebanyak 2000 responden. (Sugiarto, 2007) Survey awal di Puskesmas Perawatan Sragi I Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan didapatkan jumlah kunjungan pasien dari bulan Januari sampai Juli 2010 adalah 838 orang dimana 412 adalah pasien yang baru menderita hipertensi dan 427 orang adalah pasien lama dan dari 10 orang pasien hipertensi di desa Sragi yang tidak pernah kontrol ke Puskesmas Sragi I, diperoleh 8 orang mengatakan tahu tentang hipertensi, 9 orang mengatakan hipertensi dianggap penyakit tidak berbahaya, 9 orang mengatakan kontrol hanya bila mengalami sakit batuk, diare, sesak nafas dan lain-lain. Penyakit hipertensi mungkin belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit
3 degeneratif yang bisa mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. ( Wolff, 2006 ) Motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu. Motivasi muncul dalam dua bentuk dasar, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik (Soeroso,2003). 2. Tujuan Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan pasien hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan tentang umur pasien hipertensi yang di willayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan. b. Mendeskripsikan tentang jenis kelamin pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan. c. Mendeskripsikan tentang pendidikan pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Perawatan sragi I Kabupaten Pekalongan. d. Mendeskripsikan tentang pekerjaan pasien hipertensi di wilayah Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan. e. Mendeskripsikan tentang pengetahuan pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Perawatan sragi I Kabupaten Pekalongan.
4 Mubin,MF., Samiasih,A. f. Mendeskripsikan motivasi pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan. g. Menganalisis hubungan antara karakteristik (umur, jenis kelamin, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan) pasien hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan. 3. Metode Jenis penelitian deskriptif analitik dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan pasien hipertensi terhadap motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di Puskesmas, disain cross sectional,sampel yang digunakan adalah penderita hipertensi 88 orang (total sampling),penelitian dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan. Alat pengumpul data dengan menggunakan kuesioner. Analisis univariat menggunakan distribusi frekwensi, analisis bivariat Chi square. 4. Hasil Hasil penelitian didapatkan usia penderita hipertensi di Puskesmas Perawatan Sragi I min 33 tahun, max 75 tahun, mean 60 tahun. Perempuan lebih sering terjadi dari pada laki-laki dengan prosentase perempuan 55,7 % yang menderita hipertensi dan laki- laki 44,3 % dengan tingkat pendidikan rendah yaitu tidak tamat SD (37,5 %) dan Tamat SD/ SMP (54,5 %). Lebih sering terjadi bagi mereka yang bekerja sebagai buruh/petani (39,8 %), berpengetahuan sedang ( 45,5 %), memiliki motivasi sedang (55,7%). Seperti yang terlihat pada table berikut: Tabel 4.1 karakteristik penderita Hipertensi Berdasarkan Usia di wilayah Kerja Puskesmas perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan, Tahun 2010 Umur responden Frequency Percent kurang sama dengan lebih
5 Total Tabel. 4.2 Karakteristik penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan, Tahun 2010 Jenis Kelamin penderita Hipertensi Jumlah Prosentase Laki- laki Perempuan ,3 % 55,7 % Total % Tabel.4.3 Karakteristik penderita Hipertensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan tahun 2010 Pendidikan responden jumlah Prosentase dasar menengah Total Tabel.4.4 Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Sragi I kabupaten Pekalongan Tahun 2010 Pekerjaan responden jumlah Prosentase bekerja tidak bekerja Total Tabel. 4.5 Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 Pengetahuan responden jumlah Prosentase baik kurang Total Tabel.4.6 Motivasi Penderita hipertensi dalam Melakukan Kontrol Tekanan Darah Secara Rutin di Wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I tahun 2010 Motivasi jumlah Prosentase baik kurang Total
6 Mubin,MF., Samiasih,A. Hasil analisis korelasi Chi square diperoleh hasil tidak ada hubungan antara karakteristik pasien( umur, jenis kelamin, dan pekerjaan) dengan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin seperti terlihat pada table berikut: Tabel.4.7 Hubungan umur penderita hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 Umur Motivasi Melakukan kontrol Tekanan Total P Value Dartah secara Rutin Kurang dari 50 tahun Lebih 50 tahun Baik 8 (24,2%) 21 (38,2%) Kurang 25 (75,8%) 34 (61,8%) ,178 Tabel.4.8 Hubungan Jenis kelamin penderita hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan Tahun2010 Jenis Motivasi Melakukan kontrol Tekanan Total P Value kelamin Dartah secara Rutin Laki-laki Perempuan Baik 16 (41%) 13 (26,5%) Kurang 23 (59%) 36 (32,9%) ,151 Tabel.4.10 Hubungan Pekerjaan penderita hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan Tahun2010 Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Motivasi Melakukan kontrol Tekanan Dartah secara Rutin Baik Kurang (31%) (69%) (36,7%) (63,3%) Total P Value 0,178 Ada hubungan antara karakteristik pasien( pekerjaan ) dengan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin seperti terlihat pada table berikut:
7 Tabel. 4.9 Hubungan Pendidikan penderita hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan Tahun2010 Pendidikan Dasar Menengah Motivasi Melakukan kontrol Tekanan Dartah secara Rutin Baik Kurang (28,4%) (71,6%) 6 1 (85,7%)%) (14,3%) Total 81 7 P Value 0,005 Ada hubungan antara pengetahuan pasien hipertensi dengan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin seperti yang terlihat pada tabel berikut Tabel 4.11 Hubungan Pengetahuan penderita hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 Pengetahuan Motivasi Melakukan kontrol Tekanan Total P Value Dartah secara Rutin Baik kurang Baik 22 (68,8%) 7 (12,5%) Kurang 10 (31,3%) 49 (87,5%) , Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap umur penderita hipertensi diketahui paling banyak terjadi pada usia tahun (30,7 %) dan usia lebih 64 tahun (30,7 %). Hal ini terjadi karena insiden hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia yang disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan
8 Mubin,MF., Samiasih,A. penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, Bare, 2002). Berdasarkan penelitian terhadap jenis kelamin maka didapatkan bahwa perempuan lebih banyak yang menderita hipertensi (49 %) daripada laki-laki (39 %).Sistem Hormonal pada wanita bekerja sering mengalami masa masa tidak stabil misalnya saat haid (mengalami ketegangan emosi sehingga dapat meningkatkan tekanan darah karena adanya pelepasan adrenalin dan noradrenalin yang bersifat vasokontriksi) ketika hamil dan melahirkan karena ketika mulai hamil dalam tubuh terjadi peningkatan hormon- hormon tertentu secara dratis dan ketika melahirkan peningkatan itu menjadi penurunan yang sangat dratis. Kontrasepsi hormonal,obesitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap pendidikan diketahui bahwa sebagian besar (54,5 %) penderita hipertensi tamat SD/ tamat SMP, rendahnya tingkat pendidikan penderita hipertensi mengakibatkan mereka sulit menerima informasi tentang hipertensi sehingga semakin sedikit pula pengetahuan tentang hipertensi yang mereka miliki. Berdasarkan penelitian terhadap pekerjaan penderita hipertensi kebanyakan terjadi pada mereka yang bekerja sebagai buruh/petani/nelayan (39,5 %). Hipertensi lebih banyak terjadi pada pekerja sebagai buruh / petani karena salah satu faktor resikonya adalah berkaitan erat dengan cara hidup kita seperti cara kita dalam menghadapi permasalahan dan dipengaruhi juga oleh berat ringannya pekerjaan seseorang seperti para buruh / petani maka kejadian hipertensi paling banyakk terjadi pada golongan pekerja seperti mereka. Hasil penelitian terhadap pengetahuan tentang hipertensi diperoleh 45,5 % berpengetahuan sedang. Pengetahuan yang sedang tentang hipertensi
9 mengakibatkan kurangnya pemahaman mereka tentang penyakit hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui 55,7% penderita hipertensi mempunyai motivasi sedang. Motivasi dibutuhkan oleh penderita hipertensi untuk selalu kontrol tekanan darah secara rutin, karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat hilang dengan sendirinya dan diperlukan kedisiplinan penderita untuk menjaga pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat agar terhindar dari serangan stroke yang dapat menimbulkan kecacatan dan kematian. Tidak adanya hubungan antara umur dengan motivasi kontrol tekanan darah dipuskesmas Perawatan sragi I dikarenakan umur penderita terbanyak adalah 60 tahun, dimana pada usia tersebut kekuatan tubuh dalam menempuh ke Puskesmas atau poliklinik desa dengan jarak yang tidak begitu dekat sehingga memerlukan kendaraan atau sepeda untuk menempuhnya, dan kondisi jalan yang rusak dibeberapa desa untuk menuju ketempat pelayanan kesehatan walaupun sebenarnya desa yang letaknya jauh dari Puskesmas Induk sudah dibangun poliklinik poliklinik desa tetapi poliklinik desa tersebut tidak buka tiap hari semua.hanya satu poloklinik desa yang buka tiap hari namun dari penderita hipertensinya ada yang hanya suka diperiksa oleh tenaga kesehatan tertentu. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin penderita hipertensi dengan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Sragi I. motivasi timbul karena adanya kebutuhan dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Tidak ada hubungan yang bermakna antara Pekerjaan pasien hipertensi dengan motivasi kontrol Tekanan Darah secara Rutin di Wilayah Puskesmas Perawatan Sragi I. Hasil penelitian pada 88 responden diketahui 19 orang (54,3 %) memiliki motivasi sedang bagi penderita yang bekerja sebagai buruh /petani.tidak adanya hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan motivasi kontrol tekanan darah di Puskesmas Perawatan Sragi dikarenakan sebagian besar penderita bekerja sebagai buruh atau petani. Sedangkan Puskesmas maupun poliklinik desa buka dari jam 7.30 sampai jam 12.00, dimana jam jam tersebut para penderita lebih memilih bekerja disawah untuk mencukupi
10 Mubin,MF., Samiasih,A. kebutuhan mereka dibandingkan kontrol tekanan darah dipuskesmas yang dirasakan mereka kurang penting karena tidak ada keluhan yang mereka rasakan. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebagian besar adalah berpendidikan SD, dan tidak tamat SD dan hanya sebagian kecil yang tamat SMA/SMK dan sampel tersebut tidak diambil dalam porsi yang seimbang. Hasil Penelitian terhadap pengetahuan yaitu ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin dikarenakan jika seseorang memiliki pengetahuan tentang penyakit hipertensi seperti akibat dari penyakit tersebut jika tidak minum obat / kontrol tekanan darah secara rutin maka penderita berusaha untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi atau akibat yang lebih buruk sehingga mereka meluangkan waktunya untuk kontrol tekanan darah. Sebaliknya mereka yang memiliki pengetahuan rendah tentang penyakit hipertensi maka mereka tidak merasa takut akan komplikasinya karena mereka tidak tahu sehingga kontrol tekanan darah bagi mereka bukanlah suatu kebutuhan jika tidak ada keluhan yang dialami. 5. Kesimpulan a. Tidak ada hunbungan yang signifikan antara karakteristik ( umur, jenis kelamin dan pekerjaan ) pasien hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I dengan value umur 1.178, jenis kelamin 1.151, dan pekerkaan b. Ada hubungan antara karakteristik (pendidikan) pasien hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di
11 wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I dengan value 0,005 ( < 0,05). c. Ada hubungan yang significan antara tingkat pengetahuan dengan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I dengan value 0,000 ( < 0,05). 6. Kepustakaan Asrori,M.(2007). Psikologi pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima. Baugman & Diane, C. (2000). Keperawatan Medikal Bedah: Buku saku untuk Burnner & Sudarth. Jakarta : EGC. Cahyanto, A. (2008). Hubungan tingkat pendidikan & pengetahuan tentang hipertensi terhadap motivasi kontrol tekanan darah. Pekalongan : STIKES Pekajangan. Dahlan, M.S. (2006). Besar Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans Hastono,S.P. (2001). analisa data. Jakarta : FKM UI. Idaparida. Hormon pada Wanita. Diunduh tanggal 14 Maret 2011 Notoatmojo, S. (2003). Pendidikan & Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta.. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba. Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta ; Medra Ausculapius. Palmer, A. & William. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga.
12 Mubin,MF., Samiasih,A. Page, Alins. (2009). Patofisiologi Hipertensi. Diunduh tanggal 14 Maret Priyanto & Santoso. (1995). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Potter, P. A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, proses, dan Praktik. Edisi VI. Alih bahasa : Asih, Y. Jakarta : EGC. Riskedas (2007). Laporan hasil riset kesehatan dasar. tanggal 11 Agustus 2010 Saifuddin, A.B ( 2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Edisi I. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sanif E ( 2009 ). Hipertensi pada Wanita. hipertensi.com/hipertensi/78html Sugiarto, A ( 2007 ). Faktor-faktor Resiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat. sugiarto.pdf..diunduh tanggal 19 Agustus Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suroso, Santoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit : Suatu pendekatan Sistem. Jakarta : EGC. Sustrani, L. Alam, S. & Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Suharso & Retnoningsih, A. (2005). Kamus Besar bahasa Indonesia. Semarang : CV. Widya Karya. Tjay, H & Kirana, R. (2003). Obat- obat penting, Khasiat, Penggunaan dan efek efek sampingnya. Jakarta : PT Gramedia. Utomo.P. (2005). Apresiasi Penyakit Pengobatan secara Tradisional dan Modern. Jakarta ; PT. Rineka cipta. Wolff, H. (2006) cara Mendeteksi & Mencegah Tekanan Darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta : PT Gramedia.
BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang perlu penanganan dengan baik karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Penderita
Lebih terperinciKORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU
KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciKOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN TINDAKAN MENGONTROL TEKANAN DARAH PADA WARGA DUKUH BANTULAN DESA JEMBUNGAN KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI Oleh : Diyono 1 Budi Kristanto 2, Catur Budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR Factors Associated With Hypertension On Compliance For The Elderly In Pattingalloang Health
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN
INTISARI HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Reni Sulastri 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Maria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciSusanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN PERAN SERTA KELUARGA PADA KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI DESA TIMBRAH KECAMATAN KARANGASEM PADA JANUARI 014 Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program
Lebih terperinciINTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3
INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Pratiwi N. Wowor *, Nancy S. H. Malonda*, Shane H. R. Ticoalu** *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pernyataan ini diperkuat oleh data dari WHO (2014), yang menyebutkan bahwa tercatat satu milyar orang di
Lebih terperinciPENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG
PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG Ananda D.S Thei a, Maria Sambriong b, dan Angela Gatum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan diastoliknya di atas 90 mmhg. Sementara itu diastolik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap penyakit memiliki pengaruh terhadap individu dan lingkungan. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh penyakit pada sistem otot
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh AHMAD SYAKUR BANAFIF PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENATALAKSANAAN KONTROL TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA Disusun oleh AHMAD SYAKUR BANAFIF 20130320068
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat
KEMAS (1) (2013) -105 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas KEPATUHAN DIIT PASIEN HIPERTENSI Arista Novian Klinik Mitra Keluarga Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah di atas 140/90 mmhg (Depkes, 2006a). Hipertensi juga disebut sebagai the sillent killer
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan
Lebih terperinciJurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH DI RT 05 DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi memang bukan pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer (Myrank, 2009). Penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik konsisten di atas 140/90 mmhg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic
Lebih terperinciHubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis
ARTIKEL PENELITIAN Endrian Mulyady Justitia Waluyo, dkk., Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi Mutiara Medika Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN TENTANG CARA PERAWATAN HIPERTENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI POLIKLINIK DALAM RS RAJAWALI BANDUNG
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN TENTANG CARA PERAWATAN HIPERTENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI POLIKLINIK DALAM RS RAJAWALI BANDUNG Dwi Hastuti dan Siska Lestari ABSTRACT High blood pressure (hypertension)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 4 (3) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler yang banyak mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas dunia. Hipertensi kini menjadi masalah global,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamik seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan diastolik dan sistolik yang melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN
PENELITIAN FAKTOR RISIKO YANG MEMPERCEPAT TERJADINYA KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG PADA KLIEN HIPERTENSI Merah Bangsawan*, Purbianto* Studi berbasis masyarakat telah menunjukkan bahwa hipertensi dapat berkontribusi
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
Lebih terperinciGeneral Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun
PENGARUH GENERAL RELAXATION TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI Desi Kusumawati*, Novi Ayuwardani**, Anita Diah**, 1. Program D3 Akademi Keperawatan dr. Soedono Madiun, Jawa Timur 63117, Indonesia
Lebih terperinciPriyantini Hadiani Relawati, Nitta Marettina, Musaadah. Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM DAN KETERATURAN KONTROL TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI POLIKLINIK RSUD TUGUREJO SEMARANG Priyantini Hadiani Relawati, Nitta Marettina,
Lebih terperinciLies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU HAMIL UNTUK MEMERIKSAKAN KEHAMILANNYA DENGAN MENGGUNAKAN USG DI POLIKLINIK KANDUNGAN BPRSUD SALATIGA TAHUN 2008 Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan
Lebih terperinciPengaruh Pendidikan Kesehatan 1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciMarieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract
551 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 1, NOMOR 1 JUNI 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PENDERITA TB PARU DENGAN PERILAKU PEMBUANGAN DAHAK DI PUSKESMAS REWARANGGA KECAMATAN ENDE TIMUR KABUPATEN ENDE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh dunia, dimana perubahan cara pandang dari yang semula melihat kesehatan dari sesuatu yang konsumtif menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh perlahan-lahan (silent killer) karena termasuk penyakit yang
Lebih terperinciWacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY RATE WITH THE IMPROVEMENT OF BLOOD PRESSURE IN PATIENTS OF ELEKTIF
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Egas A. Da Costa Xavier 1), Swito Prastiwi 2), Mia Andinawati 3) 1)
Lebih terperincimemberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR
ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR Sri Wahyuni 1 dan Yohana Wulan Rosaria 2 Program Studi Kebidanan Bogor, Jl. Dr. Semeru No.116Bogor - 16111 Email: joan_jack423@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan (TD diastole ), sedang (TD diastole ), dan berat (Td
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Hipertensi juga dapat digolongkan menjadi hipertensi ringan (TD
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Herlina Tri Damailia, Theresia Rina Oktavia Prodi Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal penting dalam kehidupan manusia dan sangat mahal harganya. Setiap orang selalu mendambakan tubuh yang sehat. Supaya mendapatkan tubuh yang
Lebih terperinciPENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Wely 1), Rita Yulifah 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1 Gumarang, 2 Gita 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN BANANA BOAT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA REMAJA DI AREA WISATA PANTAI BANDENGAN JEPARA
PENGARUH BERMAIN BANANA BOAT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA REMAJA DI AREA WISATA PANTAI BANDENGAN JEPARA Oleh : ABSTRACT Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif Indonesia secara resmi mengeluarkan tagline
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah posisi tertentu. Posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial
Lebih terperinciProsiding Farmasi ISSN:
Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X di Kota Bandung Periode Juli- Desember 2015 Prevalence of Prolanis Patiens Hypertension Clinic X in Bandung City Period
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN 1 Anie Kristiani 1 Dosen Poltekkes Kemnekes Tasikmalaya Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH
ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : YASMEEN BINTI MOHAMMED AKRAM 100100270 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011 16 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN MINUM OBAT (5B) PADA LANSIA HIPERTENSI (Studi Di Posyandu Ds. Sumberagung Kec. Peterongan Kab. Jombang) ROLE OF THE FAMILY
Lebih terperinciKEPATUHAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN DIET HIPERTENSI
Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dalam Pemenuhan Diet Hipertensi (Agrina, Sunarti Swastika Rini dan Riyan Hairitama) KEPATUHAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN DIET HIPERTENSI Agrina 1,
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG Hera Hastuti 1, Intan Adi Tyastuti 2 1. Prodi S1 Keperawatan dan Ners Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI KLINIK RAWAT INAP SUHERMAN PERIODE JANUARI SAMPAI AGUSTUS 2012
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2,Hal. 120-127, Mei-Agustus 2013, ISSN 1411-5549 HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI KLINIK RAWAT INAP SUHERMAN PERIODE JANUARI SAMPAI
Lebih terperinciBab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi
Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciHERNAWAN TRI SAPUTRO J
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Negara Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan
Lebih terperinciSAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Ardiansyah, 2012). Pada umunya penderita
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinci