BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk memelihara kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan syara. 1 Hukuman disini terbagi kepada dua (2) kelompok, yaitu hukuman pidana dan hukuman perdata. Hukum pidana 2 dalam Islam dinamakan Fiqih Jinayah.Pengertian Fiqih Jinayah disini terbagi dalam beberapa pendapat, di antaranya pendapat para ulama Fiqih adalah Ilmu tentang hukum syara yang berkaitan dengan masalah perbuatan yang dilarang (jarimah) dan hukumannya, yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci 3. Dalam Fiqih Jinayah suatu perbuatan baru dianggap sebagai tindak pidana apabila unsur-unsurnya telah terpenuhi.unsur-unsur ini ada yang umum danada yang khusus. Unsur umum berlaku untuk semua tindak pidana, sedangkan unsur khusus hanya berlaku untuk masing-masing tindak pidana dan berbeda antara tindak pidana yang satu dengan tindak pidana yang lain. Adapun unsur-unsur umum ada 3 (tiga) macam, yaitu : a. Unsur formal, yaitu ada nash (ketentuan) yang melarang perbuatan dan mengancamnya dengan hukuman. 1 Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Jakarta, Sinar Grafika, 2006), cet. II, h Pompe menyatakan bahwa Hukum Pidana adalah keseluruhan aturan ketentuan hukum mengenai perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum dan aturan pidananya. Lihat dibuku Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2010), cet. I, h. 4 3 Ibid, h. 2

2 b. Unsur material, yaitu adanya tingkah laku yang membentuk tindak pidana baik berupa nyata maupun sikap. c. Unsur moral, yaitu bahwa pelaku adalah orang yang mukallaf, yakni orang yang dapat dimintai pertanggung jawaban atas tindak pidana yang dilakukannya 4. Disamping unsur umum itu, harus pula diketahui unsur khusus yakni : ketentuan-ketentuan yang dilanggar itu khusus memberi ciri khas pada bentuk tindakan jarimah yang dilakukannya. Di mana setiap jarimah yang dilakukan akan berbeda ciri-cirinya, khususnya pada pencurian misalnya ciri khususnya adalah mengambil dengan jalan kekerasan, dan sebagainya. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa: tindakan jarimah, baru dianggap sempurna apabila telah memenuhi unsur-unsur umum dan unsur-unsur khusus tersebut diatas. 5 Apabila suatu tindak pidana sudah memenuhi unsurnya, maka akan dikenakan hukuman. Ada beberapa macam hukuman yang terdapat dalam Fiqih Jinayah, yaitu: a. Hukuman hudud, 6 yaitu hukuman yang ditetapkan atas jarimah-jarimah hudud, seperti zina, qadzaf 7, mencuri, minuman keras dan sebagainya. b. Hukuman qishas dan diyat, yaituhukuman yang ditetapkan atas jarimahjarimahqishas 8 dan diyat. 4 Ibid., h.28 5 Nasir Cholis, Fiqih Jinayat (Pekanabru, Suska Press, 2008), cet. I, h. 8 6 Al-Sayyid Sabiq mengemukakan bahwa hudud secara bahasa berarti pencegahan.sanksi sanksi kemaksiatan disebut dengan hudud, karena pada umumnya dapat mencegah pelaku dari tindakan mengulang pelanggaran. Lihat dibuku M. Nurul Irfan, Fiqih Jinayah,cet. III,h Istilah Qadzaf dalam hukum Islam adalah tuduhan terhadap seseorang bahwa tertuduh telah melakukan perbuatan zina.lihat dibuku Zainuddin Ali Hukum Pidana Islam (Jakarta, Sinar Grafika, 2007),cet. II h. 53

3 c. Hukuman kifarat, yaitu hukuman yang ditetapkan untuk sebagian jarimah qishas dan diyat dan beberapa jarimah ta zir. d. Hukuman ta zir 9, yaitu hukuman yang ditetapkan untuk jarimahjarimahtakzir. Agar hukuman itu jelas kedudukannya, maka baru sesuatu tindakan jarimah dianggap terjadi, apabila memenuhi bentuk ketentuan sebagai berikut: a. Adanya Nash yang melarang perbuatan dan ancaman hukumannya terhadapnya, hal ini disebut juga unsur formil. b. Hukuman harus bersifat pribadi atau perorangan c. Hukuman harus berlaku untuk umum. Umum disini dimaksudkan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali, baik orang dewasa maupun di bawah umur. Sungguhpun demikian dalam Fiqih Jinayah ada ketentuan yang harus diperbaiki lagi, apabila pelaku jarimah itu yang belum dewasa ( baligh), bisa saja tidak dikenakan hukuman pokok, yaitu diganti dengan hukuman lainnya sebagai ganti hukuman pokok. Sekalipun denganpengadilan Negeri Bangkinang yang menjadi suatu lembaga Pengadilan, yang berfungsi untuk menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya. Pengadilan Bangkinang telah banyak menyelesaikan kasus-kasus pelaku jarimah yang disebut juga tindak pidana, yang dilakukan 8 Qishas yaitu hukuman sepadan bagi kejahatan pembunuhan atau pelukaan atau penganiayaan badan. Lihat dibuku M. Thalib Fiqih Nabawi (Surabaya, al-iklas), cet. II h Secara terminology hukuman Takzir itu diartikan dengan hukuman yang dikenakan kepada pelaku tindak kejahatan yang tidak dikenai hukuman qisas-diyat dan tidak pula hukuman hudud.lihat dibuku Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh (Jakarta, Prenada Media, 2003), cet. I h. 321

4 oleh orang dewasa maupun dibawah umur, dan menjatuhkan hukuman terhadapnya, seperti kasus pencurian pasal Untuk menangani perkara pidana tersangka atau terdakwanya adalah dibawah umur atau disebut juga anak dibawah umur, maka pada tanggal 03 Januari 1997 pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan Undang-Undang No.3 Tahun tentang Pengadilan Anak dan dimuat dalam tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No sebagai perangkat hukum yang lebih mantap dan memadai dalam melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan terhadap anak. Disamping pertimbangan diatas, demi pertumbuhan dan perkembangan mental tindak pidana dibawah umur, perlu ditentukan pembedaan perlakuan didalam hukum acara dan ancaman pidananya. Hal ini dapat dibedakan dalam penerapan sanksi pidananya yang berbeda dengan sanksi orang dewasa, sebagai suatu perhatian khusus dan dedikasi terhadap tindak pidana dibawah umur, karena tindak pidana dibawah umur yang melakukan suatu tindak pidana merupakan pelaku yang memiliki masalah dan harus ada suatu perhatian khusus dalam pembinaanya. Hakim Pengadilan Negeri Bangkinang telah menyelesaikan perkaraperkara pidana yang dilakukan oleh tindak pidana dibawah umur, dalam kasus pencurian yang dilakukan tindak pidana dibawah umur, hakim memvonis terdakwa 6 (enam) bulan penjara Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, (Jakarta, PT Rinaka Cipta, 2008), cet. XII, h Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), cet. III, h. 12 Dokumentasi Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor: 130/Pid.B/2012/PN.BKN

5 Sedangkan contoh vonis kasus pencurian yang diatas berbeda lagi dengan vonis hukuman kasus pencurian yang lain, misalnya yang mana dalam kasus pencurian yang dilakukan oleh tindak pidana dibawah umur tersebut dihukum 4 (Bulan) bulan penjara dihitung dan membebankan biaya perkara keapada Terdakwa sebesar Rp. 1000,- (seribu ribu rupiah). Dalam Fiqih Jinayah pelaku jarimah dibawah umur juga bisa dikenakan, hukuman atau sebaliknya, namun hukuman yang divonis oleh hakim Pengadilan Negeri terhadap tindak pidana dibawah umur apakah sama ataukah bisa dibenarkan oleh Fiqih Jinayah? Dari fenomena tersebut diatas penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut lagi. Maka penulis tuangkan dalam penelitian ini dengan judul Hukuman Bagi Pelaku Jarimah Dibawah Umur Ditinjau Menurut Fiqih Jinayah (Studi Kasus Keputusan Pengadilan Neg eri Bangkinang pada Tahun 2012). B. Batasan Masalah Untuk lebih terarah pembahasan dalam skripsi ini, penulis membatasi pembahasan dengan apa saja bentuk hukuman yang dijatuhkan oleh hakim di Pengadilan Negeri kepada pelaku jarimah dibawah umur dan tinjaun Fiqih Jinayahnya terhadap hukuman yang dijatuhkan terhadap pelaku jarimah dibawah umur di Pengadilan Negeri Bangkinang.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan urain-urain sebagaimanadalam latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan apa yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk hukuman yang dijatuhkan oleh hakim di Pengadilan Negeri kepada pelaku jarimah dibawah umur? 2. Bagaimana tinjauan Fiqih Jinayahnya terhadap hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku jarimah dibawah umur di Pengadilan Negeri Bangkinang? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian adalah untuk : a. Untuk mengetahui bentuk hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku jarimah di bawah umur. b. Untuk mengetahui tinjaun Fiqih Jinayahnya terhadap hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku jarimah dibawah umur di Pengadilan Negeri Bangkinang. 2. Kegunaan Penelitian a. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan penulis, baik secara tertulis maupun secara praktek yang berhubungan dengan masalah menjatuhkan hukuman khususnya bagi pelaku jarimah dibawah umur. b. Sebagai salah satu sumber bacaan dan informasi bagi rekan-rekan mahasiswa dalam penelitian berikutnya yang masih menyangkut dan berkaitan dengan penelitian ini.

7 c. Penelitian ini sebagai pelengkap tugas dan syarat untuk meraih gelar serjana Serjana Syariah (S.sy) pada fakultas syariah dan ilmu hukum UIN Suska Pekanbaru. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Negeri Bangkinang, yang terletak di Jln. Letnan boyak No. 77 Bangkinang, pengambilan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan lokasinya mudah terjangkau dan tidak terlalu jauh dari peneliti, sehingga bisa menghemat biaya. 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian ini adalah pelaku jarimah dibawah umur dan pihakpihak yang terkait dalam penyelesain kasus tersebut di Pengadilan Negeri. b. Objek penelitian ini adalah hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku jarimah dibawah umur. 3. Populasi dan Sampel Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pihakpihak yang terkait dalam kasus ini dan pelaku itu sendiri.jadi jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 11 orang, adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 2 kasus. 4. Sumber Data a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari orang-orang yang bersangkutan dalam kasus ini melalui wawancara dan dokumentasi.

8 b. Data Skunder yaitu data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan seperti buku-buku, undang-undang, dan pendapat para ahli yang masih berkaitan dengan penelitian ini. 5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung kepada informan tentang masalah yang diteliti. b. Dokumentasi, yaitu berupa laporan data dan data lain dari pihak Pengadilan Negeri Bangkinang yang berhubungan dengan dengan objek penelitian. c. Studi pustaka. Penulis memakai literature atau buku-buku yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas, untuk dapat menjadi bahan panduan atau pendukung teori penelitian ini. 6. Metode Penulisan a. Deskriktif Analitik, yaitu menjelaskan atau menguraikan data yang dikemukakan, kemudian dianalisa secara teliti. b. Deduktif, yaitu dengan cara berfikir yang diawali dengan pengumpulan data yang bersifat umum, kemudian diuraikan dan dijelaskan serta mengambil kesimpulan yang bersifat khusus. c. Induktif, yaitu menarik kesimpulan dari yang bersifat khusus kepada yang umum.

9 F. Sistematika Penulisan Penelitian ini akan terdiri dari lima bab, setiap bab nantinya akan diuraikan secara rinci, dimana keseluruhan bab akan saling berkaitan satu sama lain. Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan. Bab II : Gambaran umum tentang Pengadilan Negeri Bangkinang, yang terdiri dari Sejarah Singkat Pengadilan Negeri Bangkinang, tujuan didirikan Pengadilan Negeri Bangkinang, Bagan atau Struktur Pengadilan Negeri Bangkinang dan Wewenang Pengadilan Negeri Bangkinang. Bab III : Tinjaun umum tentang Tindak Pidana dan Hukuman, yang terdiri dari Pengertian Tindak Pidana dan Dasar Hukum tentang TindakPidana, Bentuk-bentuk Tindak Pidana, dan Pertanggung Jawaban Pidana, Pengertian Hukuman, dan Dasar Hukum tentang Hukuman, Macam-macam Hukuman dan Tujuan Hukuman, Syarat-syarat untuk Menjatuhkan Hukuman, dan Sebab-sebab Terhapusnya Hukuman. Bab IV : Hukuman bagi Pelaku Jarimah ditinjau menurut Fiqih Jinayah, yang terdiri dari Bentuk Hukuman yang dijatuhkan oleh Hakim Pengadilan Negeri bagi Pelaku Jarimah dibawah

10 Umur dan Tinjaun Fiqih Jinayahnya terhadap Hukuman yang dijatuhkan oleh Hakim. Bab V : Kesimpulan dan Saran.

11

HUKUMAN BAGI PELAKU JARIMAH DIBAWAH UMUR DI TINJAU DARI FIQIH JINAYAH (STUDI KASUS KEPUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PADA TAHUN 2012) SKRIPSI

HUKUMAN BAGI PELAKU JARIMAH DIBAWAH UMUR DI TINJAU DARI FIQIH JINAYAH (STUDI KASUS KEPUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PADA TAHUN 2012) SKRIPSI HUKUMAN BAGI PELAKU JARIMAH DIBAWAH UMUR DI TINJAU DARI FIQIH JINAYAH (STUDI KASUS KEPUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PADA TAHUN 2012) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa negara menjamin atas ketertiban dan perlindungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap orang yang hidup di dunia ini. Oleh karena itu untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan pada dasarnya ditekankan kepada perbuatan menyimpang dari ketentuan-ketentuan umum atau peraturan-peraturan hukum yang berlaku dalam suatu negara.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua BAB III ANALISIS Setelah uraian bab sebelumnya dijelaskan bagaimana gabungan melakukan tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh satu orang terhadap beberapa korbannya dengan berbeda masa dan tempat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI A. Analisis tentang Sanksi Pidana atas Pengedaran Makanan Tidak Layak Konsumsi 1. Analisis Tindak Pidana Hukum pidana

Lebih terperinci

BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK. A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan

BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK. A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan dalam Keadaan Mabuk Pengertian jinayah yang mengacu pada perbuatan-perbuatan

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN YANG BERKEDOK LOWONGAN PEKERJAAN DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KISARAN NO. 317/PID.B/2013/PN.KIS A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap

Lebih terperinci

BAB III PENCURIAN DALAM HUKUM PIDANA. A. Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Bentuk-bentuk Pidana

BAB III PENCURIAN DALAM HUKUM PIDANA. A. Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Bentuk-bentuk Pidana BAB III PENCURIAN DALAM HUKUM PIDANA A. Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Bentuk-bentuk Pidana 1. Pengertian Pidana Pidana secara bahasa yang dijumpai dalam Kamus Hukum adalah suatu Hukum publik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT A. Pengertian Hukuman dan Macam-Macam Hukuman Menurut Hukum Pidana Islam 1. Pengertian Hukuman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN A. Analisis Terhadap Sanksi Pidana Pelanggaran Hak Pemegang Paten Menurut UU.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR 51 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR A. Analisis Terhadap Sanksi Aborsi yang Dilakukan Oleh Anak Dibawah Umur di Pengadilan Negeri Gresik Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PENELANTARAN ORANG DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF FIQH JINAYAH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004.

BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PENELANTARAN ORANG DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF FIQH JINAYAH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004. 68 BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PENELANTARAN ORANG DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF FIQH JINAYAH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004. A. Analisis Tindak Pidana Penelantaran Orang dalam Lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya mahasiswa dan pegawai pabrik di Ngaliyan yang merupakan pendatang dari luar daerah, mengakibatkan banyaknya pula rumah kos dan kontrakan di Ngaliyan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN A. Analisis Hukum Pidana Islam tentang pasal 55 KUHP terhadap MenyuruhLakukan Tindak Pidana Pembunuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengganggu ketenangan pemilik barang. Perbuatan merusak barang milik. sebagai orang yang dirugikan dalam tindak pidana tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengganggu ketenangan pemilik barang. Perbuatan merusak barang milik. sebagai orang yang dirugikan dalam tindak pidana tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusakan barang milik orang lain sangat merugikan pemilik barang, baik barang yang dirusak tersebut hanya sebagian saja atau seluruhnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna 65 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO NO: 832/PID.B/2012/PN.Sda TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF Untuk mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan antara

Lebih terperinci

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan BAB IV ANALISIS UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SURABAYA DALAM PERKARA PENCABULAN YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR A. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362

BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362 48 BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362 A. Analisis Implementasi Peraturan Mahkamah Agung No 2 Tahun 2012 tentang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP TINDAK PIDANA ISLAM

BAB II KONSEP TINDAK PIDANA ISLAM BAB II KONSEP TINDAK PIDANA ISLAM A. Pengertian Jarima@h 1. Menurut Bahasa Jarimah berasal dari kata ( ج ج ج ) yang sinonimnya ( ج ج ج ج ج ج ج ) artinya: berusaha dan bekerja. Hanya saja pengertian usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 1/PID.SUS-ANAK/2016/PN.

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 1/PID.SUS-ANAK/2016/PN. BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 1/PID.SUS-ANAK/2016/PN.BLB A. Tindak Pencurian Kendaraan Bermotor yang Dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM. A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM. A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504 BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504 KUHP juncto Perda Surabaya Di berbagai kota besar pengemis muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya peradaban dunia, semakin memicu potensi. kejahatan manusia di dunia. Seiring dengan berkembanganya ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya peradaban dunia, semakin memicu potensi. kejahatan manusia di dunia. Seiring dengan berkembanganya ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya peradaban dunia, semakin memicu potensi kejahatan manusia di dunia. Seiring dengan berkembanganya ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi, manusia

Lebih terperinci

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu: BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN No. 815 K/PID.SUS/2014 TENTANG HUKUMAN BAGI PEREMPUAN YANG MEMBUJUK ANAK LAKI-LAKI MELAKUKAN PERSETUBUHAN A. Analisis Pertimbangan Hakim dalam Putusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN A. Analisis terhadap ketentuan mengenai batasan usia anak di bawah umur 1. Menurut Hukum

Lebih terperinci

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP 123 BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP DALAM HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM A. Persamaan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki peranan dalam mewujudkan kreatifikasi bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki peranan dalam mewujudkan kreatifikasi bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modifikasi saat ini sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat, karena memiliki peranan dalam mewujudkan kreatifikasi bagi kehidupan masyarakat misalnya

Lebih terperinci

STUDI KRITIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PERKARA NO 01/PID.B/2013/PN.BKN TENTANG NARKOTIKA PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI

STUDI KRITIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PERKARA NO 01/PID.B/2013/PN.BKN TENTANG NARKOTIKA PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI STUDI KRITIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PERKARA NO 01/PID.B/2013/PN.BKN TENTANG NARKOTIKA PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

RAHAYUNA NIM: PROGRAM S1 JURUSAN JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI AH DAN ILMU HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

RAHAYUNA NIM: PROGRAM S1 JURUSAN JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI AH DAN ILMU HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU HUKUMAN BAGI PENGEDAR NARKOBA DITINJAU MENURUT FIQH JINAYAH (STUDI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI DUMAINO:267/Pid.SUS/2013/PN.DUM DI PENGADILAN NEGERI DUMAI) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana penggelapan di Indonesia saat ini menjadi salah satu penyebab terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN. BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.SKH A. Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING A. Analisis Sanksi Dalam Putusan Pengadilan Negeri Probolinngo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pemenjaraan yang sangat menekankan pada unsur balas dendam dan penjeraan yang disertai dengan rumah penjara secara berangsurangsur dipandang sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN A. Unsur-Unsur Percobaan Kejahatan Di dalam hukum pidana Islam, suatu perbuatan tidak dapat dihukum, kecuali jika dipenuhi semua unsurnya, baik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI MEDAN NOMOR : 67/PID.SUS/2015/PT.MDN DALAM PERKARA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI MEDAN NOMOR : 67/PID.SUS/2015/PT.MDN DALAM PERKARA BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI MEDAN NOMOR : 67/PID.SUS/2015/PT.MDN DALAM PERKARA PERANTARA JUAL BELI NARKOTIKA GOLONGAN I DALAM BENTUK TANAMAN A. Analisis Terhadap Putusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang dianggap sebagai suatu tindakan melanggar hukum

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang dianggap sebagai suatu tindakan melanggar hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbuatan yang dianggap sebagai suatu tindakan melanggar hukum perundang-undangan, dalam konteks agama maupun hukum positif memiliki kedudukan yang sama, yakni

Lebih terperinci

HUKUM PIDANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN PERBANDINGANNYA DENGAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

HUKUM PIDANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN PERBANDINGANNYA DENGAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA Hukum Islam, Vol. XV No. 1 Juni 2015 Hukum Pidana...Lysa Angrayni 46 HUKUM PIDANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN PERBANDINGANNYA DENGAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA Lysa Angrayni Dosen Fakultas Syariah dan Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah suatu permasalahan yang terjadi tidak hanya di dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah suatu permasalahan yang terjadi tidak hanya di dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan adalah suatu permasalahan yang terjadi tidak hanya di dalam suatu masyarakat tertentu atau dalam Negara tertentu saja, tetapi merupakan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap bangsa mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap bangsa mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal penerapan hukum sebab kehidupan suatu bangsa dipengaruhi oleh susunan masyarakat dan tingkat perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Terhadap Penambahan 1/3 Hukuman dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2007

BAB IV. A. Analisis Terhadap Penambahan 1/3 Hukuman dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PENAMBAHAN 1/3 HUKUMAN DALAM PASAL 7 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG A. Analisis Terhadap Penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT. dibimbing agar menjadi manusia yang berakhlak baik.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT. dibimbing agar menjadi manusia yang berakhlak baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada orang tua sebagai perhiasan kehidupan di dunia untuk dijaga dan dibimbing agar menjadi manusia

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCURIAN Diajukan Oleh : Nama : Yohanes Pandu Asa Nugraha NPM : 8813 Prodi : Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO.33/PID.SUS/2012/PN.SBY TENTANG KASUS PUNGUTAN LIAR

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO.33/PID.SUS/2012/PN.SBY TENTANG KASUS PUNGUTAN LIAR BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO.33/PID.SUS/2012/PN.SBY TENTANG KASUS PUNGUTAN LIAR A. Pertimbangan Hukum terhadap Putusan Hakim Pengadilan Negeri Surabaya dalam Perkara No.33/Pid.Sus/2012/PN.SBY

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN A. Pertimbangan Hakim terhadap Tindak Pidana Percobaan Pencurian dalam Putusan No 488/Pid.B/2015/PN.Sda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat semakin cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat semakin cepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat semakin cepat berkembang. Hal ini disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan pola pikir masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 62 BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 A. ANALISA TERHADAP HUKUM PEKERJA ANAK MENURUT FIQH JINAYAH 1. Analisis Batasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG 54 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KECELAKAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS

Lebih terperinci

Hukum dibagi menjadi dua yaitu hukum formil dan hukum. mempertahankan dan melaksanakan hukum materiil.

Hukum dibagi menjadi dua yaitu hukum formil dan hukum. mempertahankan dan melaksanakan hukum materiil. 21 BAB II HUKUM ACARA PIDANA ISLAM (FIKIH MURAFA AT) ATAS IMPLEMENTASI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NO 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYESUAIAN TINDAK PIDANA RINGAN DAN JUMLAH DENDA DALAM KUHP A. Pengertian Fikih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan 18 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tindak Pidana Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana. Tindak pidana merupakan suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL A. Pertimbangan Hakim dalam putusan Pengadialan Negeri Lamongan No.26/Pid.B/2015/PN.Lmg Tentang Membuka Rahasia

Lebih terperinci

ANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002

ANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002 BAB IV ANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002 A. Analisis Tentang Penyatuan Penahanan Anak Dengan Nara Pidana Dewasa menurut UU NO. 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi dan masuknya modernisasi membawa dampak yang cukup serius bagi moral masyarakat. Sadar atau tidak, kemajuan zaman telah mendorong terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu juga kejahatan banyak bermunculan di negeri ini dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu juga kejahatan banyak bermunculan di negeri ini dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum dibuat untuk ditaati, namun banyak masyarakat tidak mengerti fungsi dari hukum tersebut, bahkan banyak masyarakat yang melanggar bahkan berbuat kejahatan. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum ada tiga unsur seseorang dianggap telah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum ada tiga unsur seseorang dianggap telah melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum ada tiga unsur seseorang dianggap telah melakukan perbuatan jarimah, yaitu: unsur formal (al-rukn al-syar'i), unsur material (alrukn al-mâdî), dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN 75 BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN.LMGTENTANG TINDAK PENGANIAYAAN YANG MENYEBABKAN KORBAN MENINGGAL DUNIA A. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO. 469 / PID.B / 2010 / PN. SMG. TENTANG PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO. 469 / PID.B / 2010 / PN. SMG. TENTANG PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR 45 BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO. 469 / PID.B / 2010 / PN. SMG. TENTANG PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR Dalam menjatuhkan putusan semua Pengadilan baik Pengadilan Negeri,

Lebih terperinci

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan. BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO TENTANG TINDAK PIDANA PEMBAKARAN LAHAN PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM A. Pertimbangan Hakim Pengadilan

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM PADA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JOMBANG NOMOR 23/PID.B/2016/PN.JBG TENTANG PENGGELAPAN DALAM JABATAN A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR A. Analisis tentang Kasus Tindak Pidana Penganiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA A. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim tentang Tindak Pidana

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Remisi Kepada Pelaku Tindak Pidana. Korupsi

BAB IV. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Remisi Kepada Pelaku Tindak Pidana. Korupsi BAB IV Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Remisi Kepada Pelaku Tindak Pidana Korupsi A. Analisis Pemberian Remisi terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi dalam Prespektif Hukum Positif Pada dasarnya penjatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam, yang merupakan agama mayoritas yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah agama yang menyerukan manusia untuk menyerahkan diri hanya kepada Allah, dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TERORITIS PIDANA DAN QISASH

BAB II TINJAUAN TERORITIS PIDANA DAN QISASH BAB II TINJAUAN TERORITIS PIDANA DAN QISASH A. Pengertian Hukum Pidana 1. Pegertian hukum pidana Hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Majelis Hakim menggunakan putusan peradilan

Lebih terperinci

Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag. HUKUM PIDANA ISLAM. ~AMzAH AMZAH

Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag. HUKUM PIDANA ISLAM. ~AMzAH AMZAH Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag. HUKUM PIDANA ISLAM ~AMzAH AMZAH.. \\ Hukum AS.04.216 Pidana Islam Penulis: Dr. H. M. Nurul Editor: Nur Laily Nusroh Dhia Ulmilla Irfan, M.Ag. Diterbitkan oleh AMZAH JI. Sawo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian berkendaraan yang tidak jarang menyebabkan kematian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, menerangkan bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, menerangkan bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, menerangkan bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, negara hukum yang berdasarkan pancasila dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM 60 BAB IV ANALISIS PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM A. Tinjauan Hukum Pidana terhadap Sanksi bagi orang tua atau wali dari pecandu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SANKSI PIDANA TERHADAPPUTUSAN PENGADILAN. NEGERI SEMARANG NO.162/Pid.B/2011/PN. Smg TENTANG SEDIAAN FARMASI YANG TIDAK BERIZIN

BAB IV ANALISIS SANKSI PIDANA TERHADAPPUTUSAN PENGADILAN. NEGERI SEMARANG NO.162/Pid.B/2011/PN. Smg TENTANG SEDIAAN FARMASI YANG TIDAK BERIZIN BAB IV ANALISIS SANKSI PIDANA TERHADAPPUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO.162/Pid.B/2011/PN. Smg TENTANG SEDIAAN FARMASI YANG TIDAK BERIZIN A. Analisis Sanksi Pidana Pada Putusan Pengadilan Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam itu menyangkut seluruh aspek kepentingan manusia. Aspekaspek

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam itu menyangkut seluruh aspek kepentingan manusia. Aspekaspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam disyariatkan oleh Allah dengan tujuan utama yaitu untuk merealisasi dan melindungi kemaslahatan umat manusia, baik kemaslahatan individu maupun masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum perundang-undangan, baik hukum Islam maupun hukum

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum perundang-undangan, baik hukum Islam maupun hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perbuatan yang dikatakan sebagai delik atau tindakan yang melanggar hukum perundang-undangan, baik hukum Islam maupun hukum positif memiliki kedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 372 KUHP tindak pidana penggelapan adalah barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau terjepit maka sangat dimungkinkan niat dan kesempatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. atau terjepit maka sangat dimungkinkan niat dan kesempatan yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang bisa saja melakukan kesalahan. apalagi jika ia kepepet atau terjepit maka sangat dimungkinkan niat dan kesempatan yang ada membuka peluang melakukan

Lebih terperinci

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup BAB IV ANALISIS TERH}ADAP CYBER CRIME DALAM BENTUK PHISING DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM A. Analisis Cara Melakukan Kejahatan

Lebih terperinci

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar)

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar) Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar) Disusun Oleh : Widyaningsih Sari Sandyahputri E 1105149 BAB I

Lebih terperinci

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa 55 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI KUMULATIF MENGENAI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DALAM PUTUSAN NOMOR 382/ PID. SUS/ 2013/ PN. MKT. DI PENGADILAN NEGERI MOJOKERTO A. Pandangan Hukum Pidana

Lebih terperinci

BAB IV. kesamaan namun berbeda. Kesamaan dari keduanya adalah sama-sama. siapapun. Dalam suatu hukum sudah ada ketentuan-ketentuan yang

BAB IV. kesamaan namun berbeda. Kesamaan dari keduanya adalah sama-sama. siapapun. Dalam suatu hukum sudah ada ketentuan-ketentuan yang 63 BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRECHTING) YANG DILAKUKAN OLEH MASSA TERHADAP PELAKU PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DI KELURAHAN TANAH KALIKEDINDING KECAMATAN KENJERAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK. BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.04-10 TAHUN 2007 A. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Penetapan 2/3 Masa Pidana Minimal

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Kategori atau unsur-unsur dari percobaan melakukan jarimah (kejahatan) membicarakan tentang fase-fase pelaksanaan jarimah (kejahatan).

BAB IV PENUTUP. Kategori atau unsur-unsur dari percobaan melakukan jarimah (kejahatan) membicarakan tentang fase-fase pelaksanaan jarimah (kejahatan). BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Percobaan melakukan tindak pidana dalam hukum pidana Islam adalah seseorang yang berniat melakukan tindak pidana dengan mengadakan permulaan pelaksanaan tetapi perbuatannya

Lebih terperinci

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil. 12 A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh undang-undang 1. Hukum pidana sebagai peraturan-peraturan yang bersifat abstrak merupakan

Lebih terperinci

BAB IV. limbah B3 (bahan, berbahaya, dan beracun). Hakim membuat pertimbanganpertimbangan.

BAB IV. limbah B3 (bahan, berbahaya, dan beracun). Hakim membuat pertimbanganpertimbangan. BAB IV ANALIAIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA DALAM TINDAK PIDANA PEMBUANGAN LIMBAH B3 (BAHAN, BERBAHAYA, DAN BERACUN) A. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim terhadap Sanksi

Lebih terperinci

ANALISIS ABORSI DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO.538/PID.B/2006/PN.SMG MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM

ANALISIS ABORSI DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO.538/PID.B/2006/PN.SMG MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM ANALISIS ABORSI DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO.538/PID.B/2006/PN.SMG MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Akademik Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM

PEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM PEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM K /RKUHP PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM Faiq Tobroni, SHI., MH. PEMIDANAAN DALAM KUHP/RKUHP Secara a sederhananya e a pemidanaan aa berarti, kebijakan

Lebih terperinci

BAB II MENURUT FIKIH JINAYAH

BAB II MENURUT FIKIH JINAYAH BAB II SANKSI TERHADAP PELANGGARAN ILLEGAL LOGGING MENURUT FIKIH JINAYAH A. Gambaran Sanksi Terhadap Pelaku Illegal Logging menurut Hukum Islam 1. Pengertian Jarimah Jarimah menurut bahasa adalah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam adalah hukum yang dibangun berdasarkan pemahaman terhadap nas al-quran atau as-sunnah untuk mengatur kehidupan manusia. 1 Prinsip dalam hukum Islam

Lebih terperinci

(ubi-ius ubi-societas). Hukum menghendaki kerukunan dan perdamaian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(ubi-ius ubi-societas). Hukum menghendaki kerukunan dan perdamaian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terwujudnya stabilitas dalam setiap hubungan dalam masyarakat dapat dicapai dengan adanya sebuah peraturan hukum yang bersifat mengatur (relegen/anvullen recht) dan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ACARA PIDANA ISLAM TERHADAP EKSEKUSI PUTUSAN PN SIDOARJO NO. 1169/Pid.B/2008/PN.SDA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ACARA PIDANA ISLAM TERHADAP EKSEKUSI PUTUSAN PN SIDOARJO NO. 1169/Pid.B/2008/PN.SDA 66 BAB IV TINJAUAN HUKUM ACARA PIDANA ISLAM TERHADAP EKSEKUSI PUTUSAN PN SIDOARJO NO. 1169/Pid.B/2008/PN.SDA A. Pelaksanaan Eksekusi Putusan Dalam Kasus Pembunuhan Dan Pengeroyokan di Kejaksaan Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan yang disertai ancaman (sanksi) berupa pidana tertentu bagi siapa saja yang melanggarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi kekacauan-kekacauan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi kekacauan-kekacauan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi kekacauan-kekacauan, hal ini timbul sebagai akibat adanya perbedaan kebutuhan antara sesama anggota masyarakat. Sebelum

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 1 PENYANTUNAN BAGI KELUARGA MENINGGAL ATAU LUKA BERAT KECELAKAAN LALU LINTAS DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGAMBILAN PUTUSAN HAKIM Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tindak Pidana Tindak pidana merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai dengan hukuman pidana.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menegaskan bahwa cita-cita Negara Indonesia ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan perbuatan-perbuatan mana

Lebih terperinci