HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
|
|
- Deddy Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Kerja Suatu sistem kerja terdiri dari elemen manusia, material, mesin,metode kerja dan lingkungan. Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi performansi sistem tersebut, dimana salah satu interaksi elemennya adalah ergonomi yaitu hubungan antara manusia dengan alat atau mesin. Ergonomi merupakan pendekatan ilmiah interdisiplin dari penerapan prinsip-prinsip perilaku manusia untuk perancangan sistem manusia-mesin yang diarahkan pada penyesuaian terhadap mesin dan peralatan bantu, untuk memperbaiki performan dengan kondisi yang aman, nyaman, efisien, sehat dan selamat dalam bekerja (Sutalaksana, dkk. 2006). Barnes (1980) mengemukakan bahwa pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam perancangan sistem kerja yang baik adalah dengan : 1) Meniadakan gerakan kerja yang tidak diperlukan 2) Menggabungkan setiap operasi atau elemen kerja 3) Mengubah urutan operasi 4) Menyederhanakan operasi yang diperlukan. Perbaikan sistem kerja berpengaruh besar terhadap peningkatan nilai produktivitas, baik produktivitas organisasi, produktivitas penjualan, produktivitas produk, maupun tenaga kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Santos (1994) pada kontraktor konstruksi baja, terlihat adanya gambaran pengaruh perbaikan sistem kerja terhadap peningkatan produktivitas. Perbaikan sistem kerja dapat meningkatkan produktivitas total sebesar 4%, produktivitas tenaga kerja sebesar 49%, dan produktivitas produk sebesar 47%. Byrd dan Moore (1986) dalam Husein (2009) menyebutkan bahwa penurunan produktivitas kerja pada pekerja terutama oleh adanya kelelahan kerja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan kerjaadalah adanya monotoni pekerjaan ; adanya intensitas dan durasi kerja mental dan fisik 4 FTIP001635/018
2 5 yang tidak proporsional; faktor lingkungan kerja, cuaca dan kebisingan; faktor mental seperti tanggung jawab, ketegangan dan adanya konflik-konflik; serta adanya penyakit-penyakit, kesakitan dan nutrisi yang tidak memadai (ILO, 1983 dalam Husein, 2009) Ergonomi Ergonomi atau Ergonomis (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati bahwa ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Nurmianto, 1996). Prasetyowibowo (1998) dalam bukunya yang berjudul Desain Produk Industri, menjelaskan bahwa salah satu manfaat ergonomi yaitu untuk merencanakan sistem pengaturan instrumen yang mudah dihadapi oleh manusia, dan menyertakan perancangan dari peralatan dan berbagai jenis atau bentuk alatalat pengatur instrumen. Pada artikel yang dikeluarkan oleh Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan yang berjudul Ergonomi (2000), menjelaskan bahwa aplikasi atau penerapan ergonomi untuk kegiatan kerja antara lain : 1) Posisi Kerja Posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri. Posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. 2) Proses Kerja Dalam proses kerja, pekerja harus dapat menjangkau instrumen sesuai dengan posisi saat bekerja dan sesuai dengan ukuran anthopometrinya. FTIP001635/019
3 6 3) Tata Letak Tempat Kerja Dalam tata letak tempat kerja, tampilan instrumen-instrumen harus jelas terlihat pada saat melakukan aktivitas kerja. Tampilan yang berupa simbol-simbol yang berlaku secara internasioanal lebih banyak digunakan daripada kata-kata. 4) Mengangkat Beban Bermacam-macam cara mengangkat beban yakni: dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dan sebaginya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Penerapan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas kerja, serta dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, mapan, dan nyaman. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis, antara lain : merancang tempat duduk yang nyaman, desain interior yang indah dan dengan warna-warna yang sejuk dipandang mata, penempatan instrumen yang dijangkau dan dioperasikan dengan gerak reflek, dan desain medan pandang yang mudah dalam sistem pengaturan instrumen dan berbagai instrumen tambahan agar terciptanya lingkungan kerja yang ergonomis, dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kelelahan (Santoso, 2006) Studi Gerakan Studi gerakan adalah sebuah analisa yang dilakukan kepada para pekerja terhadap beberapa gerakan bagian tubuh dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk memudahkan penganalisisan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu dikenali terlebih dahulu apa yang disebut dengan gerakan-gerakan dasar. Barnes (1980) menyatakan bahwa ada 17 gerakan dasar yang dikemukakan oleh Gilberth untuk semua jenis kerja manual yaitu : 1) Mencari (Search) Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan. Mencari FTIP001635/020
4 7 merupakan gerak yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap sehingga proses mencari dapat dihilangkan. 2) Memilih (Select) Memilih adalah gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih, dan berakhir bila objek sudah ditemukan. 3) Memegang (Graps) Therblig ini adalah gerakan untuk memegang objek, bisaanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa. Therblig ini merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk dihilangkan dalam beberapa keadaan masih dapat diperbaiki. 4) Menjangkau (Reach) Menjangkau adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Gerakan ini bisaanya didahului oleh gerakan melepas dan diikuti oleh gerakan memegang. 5) Membawa (Move) Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh pengarahan. 6) Memegang untuk memakai (Hold) Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang. Pada memegang, pemegangan dilanjutkan dengan gerakan membawa, sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian. Therblig ini merupakan gerakan yang tidak efektif. 7) Melepas (Release) Elemen gerak melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek yang dipegangnya. Therblig ini dimulai pada saat pekerja mulai FTIP001635/021
5 8 melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh tangannya tidak menyentuh objek lagi. 8) Mengarahkan (Position) Therblig ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu. Mengarahkan bisaanya didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit (assembling). 9) Mengarahkan sementara (Pre-position) Menempatkan objek pada tempat sementara atau menempatkan objek tersebut pada posisi yang tepat untuk gerakan yang berurutan. Tujuan dari pengarahan sementara ini adalah untuk memudahkan pemegangan apabila objek tersebut akan ditangani kembali. 10) Pemeriksaan (Inspect) Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan melihat seperti untuk memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan, mencium, mendengarkan, dan kadangkadang merasa dengan lidah. 11) Merakit (Assemble) Merakit adalah gerakan yang menggabungkan satu objek dengan objek lainnya sehingga manjadi satu kesatuan. Gerakan ini bisaanya didahului oleh salah satu therblig membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therblig melepas. 12) Lepaskan rakit (Disassemble) Memisahkan satu objek dari objek lain yang menjadi bagian integrasinya. Melepas rakitan didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh membawa atau bisaanya dilanjutkan oleh melepas. 13) Memakai (Use) Memakai yaitu memanipulasi alat untuk tujuan yang telah dimaksudkan. Memakai mewakili gerak untuk gerakan selanjutnya yang telah dipersiapkan dan untuk gerakan tambahan. FTIP001635/022
6 9 14) Keterlambatan yang tak terhindarkan (Unvoidable delay) Keterlambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian pekerja. Keterlambatan yang tidak terhindarkan timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sementara tangan yang lain bekerja. 15) Keterlambatan yang dapat dihindari (Avoidable delay) Keterlambatan yang dapat dihindari adalah keterlambatan yang timbul sepanjang waktu kerja oleh pekerja dengan sengaja maupun tidak disengaja. Contohnya yaitu pekerja yang menghentikan semua gerakan tangannya. 16) Merencanakan (Plan) Merupakan proses mental dimana operator menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. 17) Istirahat untuk menghilangkan lelah (Rest for overcome fatigue) Istirahat merupakan waktu yang telah diperhitungkan pada faktor penyesuaian untuk pekerja agar bisa beristirahat untuk pemulihan tenaga agar dapat melakukan kerja kembali Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Ekonomi gerakan yang dimaksud adalah gerakan yang bersifat ekonomis yang berhubungan langsung dengan pekerja terhadap pekerjaannya untuk meningkatkan nilai produktivitas. Suhardi (2008) dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri menjelaskan bahwa prinsip ekonomi gerakan bisa dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya. Secara ringkas prinsip ekonomi gerakan, ini akan membahas: 1) Tubuh manusia dan gerakan-gerakannya. 2) Tata letak tempat kerja dan gerakan-gerakannya. 3) Perancangan peralatan dan gerakan-gerakannya. FTIP001635/023
7 10 Barnes (1980) menyatakan bahwa Gilberth menyusun aturan-aturan ekonomi dan efisiensi gerakan pekerja pada saat bekerja, prinsip ekonomi gerakan sangat membantu dalam perancangan sistem kerja yang baik sehingga dapat memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang ekonomis, efisien, dan efektif. Niebel (1999) dalam Rohman (2008) menyatakan bahwa perbaikan kerja dilakukan dengan melakukan analisis pada peta tangan kiri dan tangan kanan yang telah dibuat maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan diusulkan untuk diperbaiki. Herjanto (2007) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Operasi menyimpulkan bahwa dalam mengembangkan metode kerja dengan gerakan yang efisien (ekonomi gerakan), hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Hilangkan gerakan yang tidak perlu 2. Gabungkan gerakan 3. Kurangi kelelahan 4. Tingkatkan pengaturan tempat kerja 5. Tingkatkan desain mesin dan peralatan Penelitian yang dilakukan oleh Rohman (2008) mengenai studi gerak dan waktu dengan analisis biomekanika pada proses panen tebu di PG. Bungamayang, Lampung menjelaskan bahwa perbaikan sistem kerja dengan prinsip ekonomi gerakan untuk menghilangkan gerakan mengganggur siklus gerakan peta tangan kanan dan tangan kiri proses penebangan tebu sebesar 16,67% dapat meningkatkan produktivitas terhadap pekerja sebesar 34 % Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta tangan kiri dan tangan kanan adalah peta yang menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan pekerjaan (Suhardi, 2005). FTIP001635/024
8 11 PETA TANGAN KIRI DAN KANAN Pekerjaan : No Peta : Sekarang Usulan Dipetakan Oleh : TANGAN Jarak (m) Waktu (dt) Waktu (dt) Jarak (m) KIRI Total Ringkasan Waktu tiap siklus : Jumlah produk tiap siklus TANGAN KANAN : Gambar 1. Lembar Pemetaan Untuk Tangan Kiri dan Tangan Kanan 2.2 Kondisi Lingkungan Kerja Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Manusia Ditempat kerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti; faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis. Sutalaksana (1979) menyebutkan bahwa yang termasuk faktor fisik lingkungan kerja didefinisikan sebagai semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi kinerja pekerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sastrowinoto (1985) dalam bukunya yang berjudul Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi menyebutkan faktor-faktor yang menentukan terbentuknya lingkungan kerja yang baik agar pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan optimal, sehat, aman, dan nyaman antara lain: 1) Suhu normal lingkungan kerja 2) Kelembaban ruangan 3) Pencahayaan 4) Tingkat kebisingan Keadaan lingkungan kerja yang kurang baik akan memerlukan tenaga dan waktu yang lebih lama dalam melaksanakan proses produksi dan berakibat pada penurunan efisiensi efektivitas kerja (Suma`mur, 1989). FTIP001635/025
9 12 Penelitian yang dilakukan oleh Elfrida (2009) pada penilaian dan perbaikan sistem kerja di CV. Haycal Pratama yang bergerak dalam bidang konstruksi bangunan menjelaskan bahwa kondisi pekerjaan memiliki kontribusi secara langsung terhadap job stress karyawan sebesar 0,3 %, kondisi lingkungan fisik memiliki kontribusi secara langsung terhadap job stress karyawan sebesar 6,7% dan kondisi lingkungan sosial memiliki kontribusi langsung terhadap job stress sebesar 88,2 % Temperatur Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh tersebut (Wignjosoebroto, 2006). Dalam keadaan normal tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur tubuh berbeda-beda seperti bagian mulut sekitar lebih kurang 370 C, bagian dada lebih kurang 350 Celcius, dan bagian kaki lebih kurang 280C. Berikut adalah pengaruh yang ditimbulkan pada berbagai tingkat suhu disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Yang Ditimbulkan Pada Berbagai Tingkat Suhu Suhu (0C) ± 490C Pengaruh Yang Ditimbulkan Temperatur yang hanya mampu ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan mental. Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun drastis ± 300C Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik. 0 ± 24 C Kondisi optimum ± 100C Kelakuan fisik yang extrem mulai muncul. Sumber : Wignjosoebroto (2006) Kelembaban Kelembaban dapat didefinisikan banyaknya air yang terkandung dalam udara, yang bisa dinyatakan dengan persentase (Wignjosoebroto, 2006). Menurut Sutalaksana, dkk (2006) dalam bukunya yang berjudul Teknik Tata Cara Kerja menjelaskan bahwa kondisi saat temperatur udara sangat panas FTIP001635/026
10 13 dan kelembabannya tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. Suhu yang dianjurkan ditempat kerja adalah C suhu kering pada kelembaban 65-95% (Suma mur, 1989) Pencahayaan (Lighting) Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat objek-objek secara jelas dan cepat tanpa menimbulkan kesalahan dimana sumber cahaya yang dipergunakan harus menghasilkan kadar penerangan yang tetap dan menyebar merata (Suma mur, 1991). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No Tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan menurut jenis kegiatannya seperti berikut: Tabel 2. Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja Jenis kegiatan Pekerjaan kasar dan tidak terus menerus Pekerjaan kasar dan terus menerus Pekerjaan rutin Tingkat Pencahayaan Minimal (lux) Pekerjaan agak halus 500 Pekerjaan halus 1000 Pekerjaan amat halus Keterangan Ruang penyimpanan & ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus & perakitan halus Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus 1500 Tidak menimbulkan bayangan Pekerjaan terinci 3000 Tidak menimbulkan bayangan Sumber : KEPMENKES RI. No.1405/MENKES/SK/XI/02 FTIP001635/027
11 14 Menurut Prijatna (2006), langkah-langkah dalam menentukan tingkat pencahayaan adalah: 1) Mengukur dimensi ruangan 2) Mengamati tata letak lampu dalam ruangan 3) Menentukan jenis lampu yang digunakan 4) Mengukur intensitas cahaya dalam ruangan. 5) Menentukan jumlah titik lampu Pada kenyataannya sebagian cahaya yang dihasilkan, akan berkurang sebelum mencapai bidang kerja. Suatu koefisien pemanfaatan (Cu) yang mewakili cahaya yang mencapai bidang, dan faktor LLF dapat dimasukkan dalam rumus perhitungan untuk menghitung kebutuhan lampu untuk pencahayaan. n= ExA lumenxcuxllf... (1) Keterangan : n E A Cu LLF = Jumlah lampu yang dibutuhkan = Jumlah lumen yang dibutuhkan (lux) = Luas ruangan (m2) = Coefisien of Utilization (50-65 ) % = Light Loss Factor ( ) Kebisingan (Noise) Kebisingan adalah semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Hiperkes Depnakertrans RI, 1999 dalam Soeripto, 2000). Pengaruh kebisingan yang utama pada manusia adalah hilang atau menurunnya pendengaran, Suma mur (1989) menyatakan efek kebisingan pada pendengaran mulu-mula adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah kebisingan berhenti, tetapi jika bekerja terus-menerus ditempat bising dapat berakibat kehilangan daya dengar yang tetap dan tidak dapat pulih kembali. FTIP001635/028
12 15 Pada Tabel 3 berikut akan ditunjukkan skala intensitas kebisingan yang bisa terjadi di suatu tempat akibat alat/keadaan. Tabel 3. Kondisi Suara dan Batas Tingkat Kebisingan Kondisi Suara Menulikan Desibel (db) Sangat Hiruk Pikuk Kuat Sedang 40 Tenang Sangat Tenang Batas Dengar Tertinggi Halilintar Meriam Mesin Uap Jalan Hiruk Pikuk Perusahaan Sangat Gaduh Pluit Polisi Kantor Gaduh Jalan Pada Umumnya Radio Perusahaan Rumah Gaduh Kantor Pada Umumnya Percakapan Kuat Radio Perlahan Rumah Tenang Kantor Pribadi Auditorium Percakapan Suara Daun-daun Berbisik-bisik Batas Dengar Terendah 0 Sumber : Wignjosoebroto,2006 Berdasarkan kondisi dan tingkat kebisingan, maka lama waktu yang diperbolehkan menurut Kepmen No. 51/MEN/1999 adalah sebagai berikut : Tabel 4. Lama Tingkat Kebisingan yang Diperbolehkan Menurut Kepmen No. 51/MEN/1999 Lama Kebisisngan yang diperbolehkan/ hari (Jam) ,5 0,25 Maksimum, db FTIP001635/029
13 Pengemasan dan Pengepakan Susu Pengemasan adalah seluruh rangkaian kegiatan mulai dari pengisian, pembungkusan, pemberian etiket atau kegiatan lain yang dilakukan terhadap produk rumahan untuk menghasilkan produk jadi (Hubeis, 1997). Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada proses pengemasan adalah cahaya, panas, kelembapan, dan gas, mikroorganisme dan serangga (Fellows, 2000 dalam Carolina, 2008). Kemasan yang digunakan pada beberapa produk susu kemasan adalah plastik karena sifat plastik yang menguntungkan yaitu seperti luwes, mudah dibentuk, mempunyai adaptasi tinggi terhadap produk, tidak korosif seperti logam, serta mudah dalam penyimpanannya (Syarief, 1989 dalam Kuswanto, 2009). Winarno (1994) mengemukakan bahwa kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu sifatnya yang kuat tetapi ringan, inert, tidak karatan, bersifat termoplastik, dan dapat diberi warna. Kelemahan bahan kemasan plastik ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lainnya yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi kedalam bahan makanan yang dikemas. Proses berikutnya dalam usaha untuk memperpanjang umur simpan sisi agar tidak cepat rusak dalam penyimpanan di dalam lemari es (refrigerator) dengan tujuan agar susu tidak akan cepat rusak dalam 1-2 hari. Proses pendinginan ini dilakukan secara berkelanjutan agar tidak terjadi perkembangan mikroorganisme yang dapat merusak makanan (Syarief, 1989 dalam Kuswanto, 2009). Suatu pengepakan akan dikatakan sehat jika produk yang dikemasnya dapat terjaga kesterilannya hingga dikonsumsi oleh konsumen dan dimana prosesnya harus dapat menjaga mutu susu hasil pasteurisasi agar tidak lagi terkontaminasi mikrobakteri (Aisyah, 2009). FTIP001635/030
Ergonomics. Human. Machine. Work Environment
ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,
Lebih terperinciKONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan
Lebih terperinciERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN
ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN By: Rini Halila Nasution, ST, MT STUDI GERAKAN Studi gerakan atau yang biasanya disebut dengan motion study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PEMBUATAN BISKUIT
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PEMBUATAN BISKUIT Biskuit merupakan produk pangan hasil pemanggangan yang dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, dengan kadar air akhir kurang dari 5%.Biasanya formulasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih
Lebih terperinciSTUDI DAN EKONOMI GERAKAN. Amalia, S.T., M.T.
STUDI DAN EKONOMI GERAKAN Amalia, S.T., M.T. Learning Outcomes Pada akhir semester mahasiswa dapat menganalisa dan merancang sistem kerja yang efisien dan efektif dengan melakukan pengukuran kerja. Learning
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Sistem Kerja Pengemasan dan Pengepakan Susu Di MT KPBS Sistem kerja produksi susu yang berlangsung di MT KPBS diawali dengan proses pengujian dan penerimaan dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi
Lebih terperinciTabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse
Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse 32 33 Tabel 2.5 Kelonggaran Tabel 2.5 Kelonggaran ( Lanjutan ) 34 Tabel 2.5 Kelonggaran ( Lanjutan ) 35 36 2.2 Peta Kerja 2.2.1 Pengertian Peta Kerja Peta kerja
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 6 MOTION STUDY Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com WORK TIME MEASUREMENT (MOTION
Lebih terperinciPETA PETA KERJA. Nurjannah
PETA PETA KERJA Nurjannah Peta Kerja Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Sutalaksana, 2006) Peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis
Lebih terperinciSISTEM KERJA. Nurjannah
SISTEM KERJA Nurjannah Definisi Sistem Kerja Sistem adalah komponen komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama guna mencapai tujuan tertentu. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X )
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah industri yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu industri dalam melaksanakan proses produksi dan mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pegawai sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Menurut Suryabrata (1983), metode deskriptif dilakukan dengan membuat deskripsi secara sistematis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan
Lebih terperinciPrevalensi Bahaya Potensial Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Pengrajin Emping dan Keripik di Kota Cilegon Banten
Prevalensi Bahaya Potensial Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Pengrajin Emping dan Keripik di Kota Cilegon Banten Yosephin Sri Sutanti 1,Yusuf Handoko 2 1,2) Universitas Kristen Krida Wacana, Fakultas
Lebih terperinciTEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA
TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PASCA PANEN PADI 2.2 PENGGILINGAN PADI
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PASCA PANEN PADI Penanganan pascapanen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM KERJA. PPMJ Diploma IPB
PERENCANAAN SISTEM KERJA PPMJ Diploma IPB PERANCANGAN SISTEM KERJA Faktor Sistem Kerja: Pekerja, Bahan, Mesin dan Perlatan, Lingkungan Perancangan Sistem Kerja: Mendapatkan sistem kerja yang lebih baik
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN
No. 1, Januari 2013, pp 41-48 PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN Yoppy Setiawan 1, Herry Christian Palit,S.T.,M.T. 2 Abstract: PT Kembang Bulan merupakan salah satu perusahaan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Ide penelitian dimulai dengan kunjungan pada 2 industri gula nasional baik swasta maupun perusahaan milik pemerintah, yaitu di PT. Gula Putih Mataram (PT GPM) dan
Lebih terperinciPerbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang)
Perbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang) Tri Martanto 1, Theresia Sunarni 2 1 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciTEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
20 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Ergonomi 3.1.1 Pengertian Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan
Lebih terperinciABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi berkembang dengan sangat pesat, perkembangan ini dirasakan hampir disemua sektor industri, salah
Lebih terperincipracticum apk industrial engineering 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN
Lebih terperinciSTUDY 07/01/2013 MOTION STUDY DAPAT DILAKUKAN DG: SEJARAH MUNCULNYA MOTION DEFINISI : 2. MEMOMOTION STUDY LANGKAH-LANGKAH MICROMOTION
TIME STUDY IS THE ONE ELEMENT IN SCIENTIFIC MANAGEMENT BEYOND ALL OTHERS MAKING POSSIBLE THE TRANSFER OF SKILL FROM MANAGEMENT TO MEN.. FREDERICK W. TAYLOR Etika Muslimah, ST, MT etika_muslimah@yahoo.com
Lebih terperinciGAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA
GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI Company LOGO Analisis Perancangan Kerja (Method engineering) Merupakan studi yang mempelajari secara
Lebih terperinciSEJARAH & PERKEMBANGAN
Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KELELAHAN 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan merugikan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu lingkungan kerja, manusia mempunyai peranan yang paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan perancang suatu sistem kerja.
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Data Produksi Tahun Sumber : PT.Karya Kita. Gambar I.2 Alur Proses Produksi PT.
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Karya Kita merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri percetakan. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1970, dan terletak di Jalan Pasir
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia usaha semakin meningkat seiring dengan semakin pesatnya perkembangan industri. Setiap perusahaan sudah pasti ingin mempertahankan keberadaannya di dunia usaha dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis
Lebih terperinciPerhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study
Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciDIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK (Minggu 2)
DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 1713 Psikologi Industri & Organisasi (Minggu 2) Pensyarah Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD- Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh & Sains Teknologi (UTM) SINOPSIS
Lebih terperincitenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.
1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan Dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun di PT. Surya Alam Rekananda pada proses pengeringan jagung, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan perkembangan pada sektor industri suatu negara, tidak terkecuali di Negara Indonesia. Salah satu sektor industri yang berkembang
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang penyebab utamanya adalah mata (kelelahan visual), kelelahan fisik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan. Pekerjaan dan penghidupan
Lebih terperinciPengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium
Performa (2011) Vol. 10, No.1: 19-28 Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium R. Hari Setyanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 10 LINGKUNGAN KERJA FISIK 1 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Lingkungan Kerja
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian di Indonesia pada saat ini telah membuat perusahaan semakin bersaing satu sama lain. Terutama di era globalisasi ini,
Lebih terperinciPengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin
ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal
Lebih terperinciKEBISINGAN (NOISE) Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS
Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS Peratuan MENKES No. 718/Men.Kes/Per/XI/1987 Tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan Zona A Zona
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran
ABSTRAK Pembangunan industri yang baik terutama harus memperhatikan faktor manusia sebagai penggerak utamanya. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik bila ditunjang oleh sistem kerja dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
23 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir Mulai Penelitian pendahuluan: Wawancara dengan pihak manajemen. Pengamatan pada ruang produksi mesin dan manual. Pengamatan kondisi sistem kerja. Identifikasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluhan Muskuloskeletal Menurut Tarwaka (2004), keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panas adalah faktor pekerjaan yang dihadapi oleh banyak pekerja hutan di seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di bidang kehutanan
Lebih terperinciOrganisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:
Organisasi Kerja Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Organisasi Kerja Organisasi kerja terutama menyangkut waktu kerja; waktu istirahat;
Lebih terperinciEVALUASI FAKTOR ERGONOMI PADA FASILITAS DAN LINGKUNGAN PENGERAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG
EVALUASI FAKTOR ERGONOMI PADA FASILITAS DAN LINGKUNGAN PENGERAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG Ade Supriatna, ST. MT, Ir. Atik Kurnianto, MEng. Fakultas Teknik / Jurusan Teknik Industri Abstrak Usaha mikro
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Peta Kerja Peta kerja ( Peta Proses process chart ) merupaka alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir (Sritomo,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tempat kerja industri, banyak pekerja melakukan pekerjaan proses dalam posisi berdiri untuk jangka waktu yang panjang. Bekerja di posisi berdiri dapat dihubungkan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian dalam negeri, baik itu industri
Lebih terperinciPERTEMUAN #6 PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) PERTEMUAN #6 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi modern memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai hal sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam masyarakat, dikenal
Lebih terperinciANALISIS STUDI GERAK DAN WAKTU PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN LIDAH BUAYA DI UMKM (STUDI KASUS: PT. DRIYAMA PURWANA, BOGOR)
ANALISIS STUDI GERAK DAN WAKTU PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN LIDAH BUAYA DI UMKM (STUDI KASUS: PT. DRIYAMA PURWANA, BOGOR) Oleh THIA TASTANNY H 24086048 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
Lebih terperinciDidesain agar nyaman dan tahan lama.
Didesain agar nyaman dan tahan lama. Inter IKEA Systems B.V. 2015 Sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di meja, baik saat bekerja di kantor maupun di rumah. Itulah mengapa ruang kerja yang
Lebih terperinci1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan lintasan produksi seoptimal mungkin merupakan tujuan yang ingin dicapai tiap industri. Penggunaan lintasan produksi secara optimal dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan
Lebih terperinciErgonomi dan K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016
Ergonomi dan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016 Review Kecelakaan Kerja EVENT LOSS UNWANTED What is ergonomics Apa itu Ergonomi? Berasal dari kata Yunani ergon yang berarti kerja dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan berupa getah karet akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia industri dan teknologi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan semakin meningkatnya persaingan. Untuk dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan
Lebih terperinciPerancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS 18001 Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) 1) Miftahul Barokah Farid, 2) Nur Rahman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan efek yang negatif yaitu berupa gangguan kesehatan dan keselamatan bagi tenaga kerja maupun
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung)
PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) WORK SYSTEM DESIGN IN DRY-CORN PROCESSING REFER TO ERGONOMIC
Lebih terperinciMODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI
MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI PERANCANGAN TATA CARA KERJA DAN ERGONOMI Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL VII PERANCANGAN
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciPENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang
PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA ) Priscilla Tamara, 2) Peniel I. Gultom, 3) Erni Junita Sinaga,3) Program Studi Teknik Industri D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitas aktivitas bisnisnya, perusahaan harus mampu memanfaatkan sumber daya didalam perusahaan. Salah satu aspek sumber daya terpenting didalam
Lebih terperinciHUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN
HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bekerja merupakan aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan
Lebih terperinciANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION
TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION (OCRA) (Studi Kasus : PT. SAMIDI GLASS AND CRAFT, BAKI, SUKOHARJO) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciPERBAIKAN LINGKUNGAN FISIK PT. RODAMAS NUANSA FORTUNA
PERBAIKAN LINGKUNGAN FISIK PT. RODAMAS NUANSA FORTUNA Nofi Erni 1, Adianto 2 dan Kelvin 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Esa Unggul 2 Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi menimbulkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja bila berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerja mendukung. Kondisi kualitas lingkungan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran waktu kerja Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Dari pengukuran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Bab 2 ini merupakan dasar pengembangan peneliti dalam melakukan penelitian agar menjadi suatu yang terarah. Tinjauan pustaka berisi mengenai studi penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Gerakan-gerakan kerja operator untuk tiap stasiun kerja sudah dirancang
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)
USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work) Yanti Helianty, Caecilia SW, Mita Lianie Astuti Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, material, metode kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah bagi
Lebih terperinci