sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. TARGET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. TARGET"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Buah Naga dengan nama latin Hylocerous undatus sp. adalah buah dari tanaman kaktus berbatang segitiga dan termasuk tanaman langka. Di Cina disebut Feny Long Kwa dan Than Long sedangkan di Tailand disebut Kaew Mangkorn sedangkan di Taiwan disebut Shien Mie Kou dan di Israel disebut Pitahaya. Buah Naga adalah buah semu berwarna ungu kemerahan dari salah satu jenis spesies tanaman kaktus, berbentuk bulat dengan diameter sekitar 13 cm. Tanaman ini berasal dari daratan Amerika Tengah di wilayah sekitar Meksiko. Khasiat dari Buah Naga diantaranya sebagai obat menguatkan fungsi ginjal, tulang dan kecerdasan otak serta meningkatkan ketajaman mata disamping sebagai pencegah kanker usus, menguraikan kolesterol, keputihan dan sebagai perawatan kecantikan. Buah naga dengan rasa yang enak dan sehat untuk dikonsumsi, serta adanya tambahan khasiat yang telah diakui oleh banyak orang dan areal tenaman belum luas, sehingga harganya cukup tinggi. Sebagai gambaran, di Jepang untuk dapat menikmati buah ini orang harus mengeluarkan antara yen per biji. Untuk mendorong pengembangan buah naga, Direktorat Budidaya Tanaman Buah memfasilitasi penyusunan Standard Operating (SOP) Buah Naga agar dapat menjadi panduan budidaya yang baik bagi para petani, sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi dengan produktivitas yang optimal. Disamping itu, penyusunan SOP ini diharapkan dapat mendorong daerah

2 sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. TARGET Target merupakan acuan utama yang digunakan untuk menyusun SOP yang akan diterapkan di kebun petani sesuai dengan pasar yang dituju. Pada saat ini target yang akan dicapai melalui penerapan SOP buah naga adalah: a. Produksi 40 buah/pohon/tahun atau 8 kg/pohon/tahun dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun (per musim). b. Jumlah Kelas Super dengan bobot di atas 700 g sebanyak 20 % c. Jumlah kelas A dengan bobot buah antara g sebanyak 65 %. d. Jumlah kelas B dengan bobot buah antara g sebanyak 10 %. e. Jumlah kelas C dengan bobot buah antara g sebanyak 5 %. f. Warna buah sesuai varietas dan nampak segar.

3 STANDAR MUTU BUAH NAGA Standar mutu buah naga merah super genjah yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah didasarkan pada ukuran buah, rasa, kandungan nutrisi.

4

5 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) BUAH NAGA Standard Operating Pemilihan Lokasi SOP BN I 1 / I. PEMILIHAN LOKASI A. Definisi : Rangkaian kegiatan memilih lokasi tanam untuk mencegah kegagalan proses produksi, serta tercapainya produksi buah naga yang optimal dan sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan. B. Tujuan : Agar tersedia kawasan/lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga. C. Sasaran a. Curah hujan yang ideal sekitar 720 mm/tahun. b.suhu udara yang ideal antara C dan kelembaban 70-90%. c. Rata-rata ph tanah antara 6,5-7. d.ketinggian lahan m dpl. D. Alat dan Bahan : Data iklim 10 tahun terakhir, ph-meter, Altimeter. I 1 i

6 Pemilihan Lokasi SOP BN I 2 / E. Fungsi : a. Data iklim untuk mengetahui tingkat curah hujan dan suhu udara tahunan di suatu daerah. b. ph meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah. c. Altimeter digunakan sebagai alat mengukur ketinggian lahan. F. Prosedur Pelaksanaan a. Menghubungi Stasiun Meteorologi terdekat untuk mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir. b.mengukur ph tanah. c. Mengukur ketinggian lahan. G. Referensi : - Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. - MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM - Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra I 2 i

7 Penyiapan Panjatan SOP BN II 1 / II. PENYIAPAN PANJATAN A. Definisi : Membuat media sebagai panjatan tanaman buah naga berupa tiang panjatan untuk tegakan tanaman. B. Tujuan : Menopang tanaman buah naga C. Sasaran : Tersedianya tiang panjatan yang siap untuk menopang rambatan tanaman buah naga. D. Alat dan Bahan : a. Tiang beton atau tanaman seperti gamal, jaranan, dan suren (tanaman hidup yang dipangkas sesuai kebutuhan) b. Pipa Besi/palang beton c. Heal ban ring 20 d. Tali Sintetis E. Fungsi : a. Tiang beton tanaman seperti gamal, jaranan, dan suren digunakan sebagai panjatan tanaman buah naga untuk menahan beratnya tanaman. b. Pipa Besi/ Heal ban ring 20/palang beton berbentuk + digunakan untuk tempat II 1 i

8 Penyiapan Panjatan SOP BN II 2 / bertenggernya cabang dan anak cabang atau tunas. d. Tali Sintetis digunakan sebagai penyangga sulur tanaman buah naga. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Tiang panjatan bentuk tunggal berupa panjatan dari tiang beton : - Panjatan berbentuk segi empat berukuran 12 cm x 12 cm dengan tinggi 2 m. Selain berbentuk segi empat, dapat bula berbentuk bulat atau segitiga. - Pada bagian permukaan ujung tiang bagian tengah terdapat as besi setinggi 10 cm untuk menempatkan Pipa Besi/palang beton bentuk + untuk penyangga sulur atau cabang. - Panjatan ditancapkan di tanah dengan cara ditanam dengan kedalaman sekitar 50 cm. - Ujung beton dipasang Pipa Besi/palang beton yang berlubang di tengah sedalam 10 cm. - Pipa Besi/Palang beton yang berlubang ditancapkan pada as besi yang terdapat pada permukaan tiang. - Setelah Pipa Besi/Palang beton + terpasang pada tiang beton, diatasnya dipasangkan Heal ban Ring 20 sebagai penopang sulur/cabang II 2 i

9 Penyiapan Panjatan SOP BN II 3 / b. Tiang panjatan bentuk tunggal berupa tiang beton cor : - Tiang beton terdiri dari rangkaian besi yang dicor. - Jarak antar tiang 2 x 2,5 m. - Tiang terbuat dari semen cor yang berukuran 12x12 cm, tinggi 2 m, termasuk 50 cm bagian yang terpendam dalam tanah. - Pada ujung tiang terdapat palang berbentuk + terbuat dari beton dengan ukuran lebar 8 cm, tinggi 10, panjang 70 cm. - Susunan diatas palang cor + disusun heal ban mobil ring 20. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra II 3 i

10 Pengolahan Lahan SOP BN III 1 / 4... III. PENGOLAHAN LAHAN A. Definisi : Rangkaian kegiatan mempersiapkan lahan agar kondisinya sesuai untuk pertumbuhan tanaman buah naga. B. Tujuan : Agar tersedia lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga. C. Sasaran : Tersedianya lahan yang siap untuk ditanami buah naga. D. Alat dan Bahan : a. Parang b. Cangkul c. Tugal/linggis (jawa) E. Fungsi : a. Parang digunakan untuk memotong dan membersihkan gulma dan rerumputan. b. Cangkul berfungsi untuk menggemburkan tanah c. Tugal/linggis (jawa) digunakan untuk membuat lubang tanam I 4

11 Pengolahan Lahan SOP BN III 2 / 4. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Rumput atau semak dipotong sampai pangkal batang. b. Hasil potongan rumput atau semak, dikumpulkan pada lubang yang telah digali, kemudian dibakar agar hama dan penyakit yang ada dapat dimusnahkan. c. Selanjutnya tanah dicangkul sedalam satu cangkulan, kemudian dibolak-balik agar tanah menjadi gembur. d. Kemudian dibuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat sesuai cara tanamnya. Masing-masing cara memerlukan pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam yang berbeda. e. Pengolahan tanah untuk sistem tunggal : - Menyiapkan lubang sebagai tempat berdirinya tiang panjatan dengan kedalaman lubang sekitar 50 cm, dan ukuran 12 x 12 cm. Jarak antar lubang tanam sekitar 2 m dan jarak antarbaris tanaman sekitar 2,5 m. - Memasang tiang panjatan pada lubang yang telah disiapkan. III 2

12 Pengolahan Lahan SOP BN III 3 / 4. - Membuat alur atau parit diantara lubang antar baris sedalam 20 cm, agar air dapat mengalir dan tidak tergenang di lahan. - Membuat media tanam dengan mencampurkan tanah lapisan atas, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. - Membuat lubang sedalam 15 cm dan berdiameter 150 cm. - Memasukkan media tanam ke dalam lubang tanam. - Menyiram media tanam dan biarkan terkena sinar matahari hingga kering. Penyiraman hanya dilakukan pada lubang tanam saja. - Menyiramkan pupuk PPC (pupuk pelengkap cair) organik pada setiap lubang tanam sebanyak 30 ml:10 liter air untuk 3 tiang secara merata melingkari tiang panjatan. Jarak penyiraman pupuk, dilakukan sehari sebelum tanam. III 3

13 Pengolahan Lahan SOP BN III 4 / 4. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra III 4 i

14 Sistem Pengairan SOP BN IV 1 / IV. SISTEM PENGAIRAN A. Definisi : Rangkaian kegiatan membuat sistem pengairan untuk tanaman buah naga. B. Tujuan : Untuk mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan lahan dan sistem tiang yang digunakan untuk menanam buah naga. C. Sasaran : Mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan areal lahan dan sistem tiang yang digunakan. D. Alat dan Bahan : Pompa air/diesel, Pipa plastik atau pipa karet, selang plastik atau selang karet. Ember plastik, penampung air (bagi petani mitra). E. Fungsi : a. Pipa air digunakan utuk mengalirkan air. b. Pompa air digunakan untuk menyedot air c. Sumur digunakan untuk menyimpan air. d. Ember digunakan untuk mengangkut air e. Selang air digunakan untuk menyemprotkan air IV - 1

15 Sistem Pengairan SOP BN IV 2 / 2.. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Sistem pengairan untuk budidaya buah naga dapat menggunakan pompa air dibantu dengan pipa terbuat dari bahan plastik atau karet atau sistem leb. b. Pengairan sistem pipa plastik atau pipa karet : - Pengairan pipa air sistem pompa: Siapkan pompa air sejenis Jet Pump atau diesel. Siapkan pipa plastik atau pipa karet ukuran ¾ dim untuk pengaliran air dari pompa air Pemasangan pipa diatur sesuai petak lahan. Selang plastik digunakan untuk menyemprotkan air ke tanaman sampai rata. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra IV - 2

16 Persiapan Bibit SOP BN V 1 / 4. V. PERSIAPAN BIBIT A. Definisi : Rangkaian kegiatan menyediakan bibit buah naga bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. B. Tujuan : a. Menyediakan bibit bermutu dari varietas unggul sesuai kebutuhan. b. Menjamin bibit bebas dari hama dan penyakit. c. Menjamin bibit dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal. C. Sasaran : Mendapatkan bibit yang sesuai syarat tumbuh agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. D. Alat dan Bahan : a. Gembor (jawa) b. Polibag c. Batang atau cabang tanaman buah naga yang sehat, keras, tua, sudah berbuah dan berwarna hijau kelabu dengan panjang batang/cabang cm. d. Gunting/pisau e. Turus bambu V - 1

17 Persiapan Bibit SOP BN V 2 / E. Fungsi : a. Batang atau cabang sebagai bahan untuk membuat setek yang akan digunakan sebagai bibit b. Gembor (jawa) digunakan untuk penyiraman. c. Polibag digunakan untuk tempat meletakkan bibit. d. Gunting/pisau digunakan untuk memangkas batang/cabang yang akan dijadikan bibit. e. Turus bambu digunakan sebagai tambatan tunas baru (sifatnya sementara) sebelum ditanam di media tanam. F. Prosedur Pelaksanaan : Pada pelaksanaan kegiatan persiapan bibit yang dilakukan Pemudatani dan Mitra taninya dalam mengembangkan bibit menggunakan perbanyakan vegetatif. I. Perbanyakan vegetatif - Pangkas cabang/sulur, sisakan sekitar 20%. - Bagian yang 80% digunakan sebagai bibit. - Sulur dipotong-potong sepanjang cm. - Bagian yang akan ditanam dibentuk runcing, caranya pada sepanjang 1-2 cm di salah satu sisi batang dipotong miring ke arah batang pokok. V - 2

18 Persiapan Bibit SOP BN V 3 / Setek dikering-anginkan agar getah mengering. - Sebelum bibit dimasukkan di polibag setek direndam atau dicelupkan dengan ramuan perangsang akar selama menit, kemudian ditanam di polibag. Bibit dapat pula dibesarkan dalam polibag: Ukuran polibag 20 cm x 20 cm. Media berupa campuran tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Pada permukaan media dalam polibag disiramkan pupuk PPC, perangsang akar, dan air dengan perbandingan 10ml:10ml:10 liter. Aturlah kelembaban tanah dipolibag dengan cara menghindari sengatan matahari langsung. Media disiram dan bibit ditanam Setiap seminggu sekali disiram PPC. Untuk menghindari hama dan penyakit dilakukan pola PHT (pengamatan hama terpadu) untuk tindakan pencegahan. V - 3

19 Persiapan Bibit SOP BN V 4 / G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra V - 4

20 Penanaman VI. PENANAMAN SOP BN VI 1 / 2... A. Definisi : Rangkaian kegiatan meletakkan bibit di lahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam. B. Tujuan : Untuk memberikan lingkungan yang optimal terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga memberikan hasil yang optimal. C. Sasaran : Melakukan penanaman sesuai prosedur. D. Alat dan Bahan : a. Bibit b. Dolomit c. Cethok (jawa) d. Tali Sintetis E. Fungsi : a. Bibit sebagai bahan utuk menghasilkan buah. b. Dolomit untuk mencegah terjadinya pembusukan pangkal batang setek. c. Cethok (jawa) digunakan untuk membuat lubang tanam. d. Tali Sintetis untuk mengikat bibit pada tiang panjatan. VI - 1

21 Penanaman SOP BN VI 2 / F. Prosedur Pelaksanaan : I. Sistem Tiang Panjatan Bentuk Tunggal - Siapkan empat batang setek untuk setiap tiang panjatan - Membuat lubang tanam dengan kedalaman 10 cm - Lepaskan bibit dari polibag. Letakkan bibit pada lubang tanam. - Masukkan bibit sedalam 10 cm bila panjang setek cm dan sedalam 4-8 cm bila panjangnya kurang dari 50 cm. - Pembenaman setek harus merapat pada tiang panjat secara melingkar. - Jarak setek dengan pangkal sekitar 10 cm. - Setek diikat tidak terlalu erat pada tiang panjatan. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra. VI - 2

22 Penyulaman VII. PENYULAMAN SOP BN VII 1 / A. Definisi : Rangkaian kegiatan mengganti tanaman yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya. B. Tujuan : Agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi mencapai optimal. C. Sasaran : Tanaman dapat berproduksi secara optimal. D. Alat dan Bahan : a. Setek bibit baru. b. Kapur atau dolomit. E. Fungsi : a. Setek bibit baru digunakan untuk mengganti setek yang mati, busuk pangkal batang, atau tidak tumbuh. b. Kapur/dolomit digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur (pembusukan batang). VII - 1

23 Penyulaman SOP BN VII 2 / 2. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Penyulaman dilakukan setelah tanaman diketahui benar-benar mati/stagnan. b. Setek yang mengalami busuk pada pangkal batang, setek yang mati atau tidak tumbuh, dicabut. c. Lubang tanam ditaburi dengan kapur atau dolomit. d. Ambil bibit baru untuk pengganti yang sudah siap di polibag. e. Setek baru ditanam dengan perlakuan seperti pada proses penanaman. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra VII - 2

24 Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang SOP BN VIII 1 / 2. VIII. PENGATURAN LETAK DAN PENGIKATAN CABANG ATAU BATANG A. Definisi : Rangkaian kegiatan mengatur letak cabang atau batang dengan cara pengikatan. B. Tujuan : Supaya batang atau cabang dapat diarahkan pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi normal dan tidak salah posisi. C. Sasaran : Percepatan pertumbuhan tanaman yang diharapkan dapat terpenuhi. D. Alat dan Bahan : a. Tali sintetis atau tali rafia. b. Kawat ram. E. Fungsi : a. Tali sintetis atau tali rafia atau kawat ram digunakan sebagai bahan untuk mengikat cabang yang dilekatkan pada tiang penyangga. VIII - 1

25 Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang SOP BN VIII 2 / 2. F. Prosedur Pelaksanaan : I. Sistem Penanaman Tunggal. - Setiap cm harus diadakan pengontrolan dan pengikatan cabang. - Bentuk ikatan berupa simpul silang agar mudah untuk dilonggarkan atau dikencangkan. - Agar cabang atau batang tidak terjepit atau patah sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra VIII - 2

26 Pengairan SOP BN IX 1 / 2. IX. PENGAIRAN A. Definisi : Rangkaian kegiatan memberikan air sesuai dengan kebutuhan tanaman/ sesuai fase pertumbuhan. B. Tujuan : Untuk menyediakan air yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. C. Sasaran : Memenuhi kebutuhan air tanaman. D. Alat dan Bahan : a. Pompa air b. Tandon. c. Pipa air. d. ember E. Fungsi : a. Pompa air berfungsi sebagai alat penyedot air dari tanah/kali/sungai. b. Tandon berfungsi sebagai alat menampung/ wadah air sebelum didistribusikan. c. Pipa air berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air. IX - 1

27 Pengairan SOP BN IX 2 / 2. d. Ember berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air F. Prosedur Pelaksanaan : a. Dilakukan setiap hari atau sesuai dengan kondisi lahan. b. Pada kondisi cuaca musim hujan perlu dilakukan penataan drainase untuk menanggulangi kelebihan air (genangan air). G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra IX - 2

28 Pemupukan X. PEMUPUKAN SOP BN X 1 / A. Definisi : Rangkaian kegiatan memberikan pupuk organik /anorganik untuk memenuhi unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat. B. Tujuan : i. Memasok hara yang diperlukan tanaman untuk mencapai produksi optimal. ii. Mempertahankan kesuburan tanah. C. Sasaran: Kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terpenuhi. D. Alat dan Bahan : Cangkul Ember Pupuk organik (pupuk kandang) Pupuk Anorganik Gembor (jawa) E. Fungsi : a. Cangkul digunakan untuk membumbun setelah tanaman dipupuk. b. Ember sebagai tempat untuk melarutkan pupuk anorganik X - 1

29 Pemupukan SOP BN X 2 / c. Pupuk organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara, mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. d. Gembor, untuk menyiramkan pupuk anorganik yang telah dilarutkan agar lebih merata. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Pupuk urea tidak dianjurkan digunakan karena dapat menyebabkan pembusukan pada batang bila terjadi infeksi. b. Pupuk anorganik diberikan secara merata keseluruh perakaran tanaman, dengan dosis 400 gram pupuk yang dicairkan dalam 10 liter air. c. Setiap dua bulan sekali diberikan pupuk kandang yang sudah di fermentasi sebanyak 20 kg pupuk kandang. Peletakannya ditaburkan secara merata melingkar disekitar batang tanaman. Kemudian tanah dibumbun ringan sambil disiram air. Dosis itu untuk satu tiang (4 tanaman). d. Pemberian pupuk organik dan anorganik tidak boleh bersamaan, tetapi berselang seling setiap bulan. Misal. Bulan I menggunakan pupuk organik, Bulan II menggunakan pupuk anorganik, begitu seterusnya. X - 2

30 Pemupukan SOP BN X 3 / e. Setiap hari dilakukan penyemprotan PPC (Pupuk Pelengkap Cair) keseluruh bagian tanaman. Dosis 20 cc PPC : 14 Lt air untuk 20 tiang. f. Pada setiap perlakuan pemupukan selalu disertai pengairan. Jumlah pupuk juga jangan sampai kurang dosis karena menyebabkan batang menjadi kecil sehingga dapat mengganggu produksi. Juga jangan sampai kebanyakan, selain boros juga dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman yang dapat berpengaruh pada penurunan produksi.

31 Pemupukan SOP BN X 4 / Tabel 1. Dosis Pupuk Cair Sesuai Umur Tanaman. Periode Umur Pemupukan Tanaman Jenis Pupuk Dosis Keterangan Awal tanam 1 hari Akar Daun 10 cc : 1 liter Disiramkan per tiang Disemprot per tiang Bulan I 1 Bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan I 1 bln 10 hari Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan I 1 bln 20 hari Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan II 2 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan II 2 bln 15 hari Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan III 3 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan IV 4 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan V 5 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan VI 6 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan VII 7 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan VIII 8 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan IX 9 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan X 10 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan XI 11 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan XI 12 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya

32 Pemupukan SOP BN X 5 / G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra X - 5

33 Pemangkasan XI. PEMANGKASAN SOP BN XI 1 / 3.. A. Definisi : Rangkaian kegiatan membuang batang/cabang, untuk membentuk percabangan dan membentuk cabang produktif. B. Tujuan : Memperoleh keseimbangan pertumbuhan. C. Sasaran : Mendapatkan tanaman yang seimbang pertumbuhannya sehingga produktivitasnya tinggi. D. Alat dan Bahan : Gunting pangkas, larutan fungisida E. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong batang dan cabang. b.larutan Fungisida digunakan untuk mencegah pembusukan. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Pemangkasan Untuk Membentuk Batang Pokok. - Pilih tunas yang terletak diujung, tunas yang lain dipangkas pada pangkal tunas. XI - 1

34 Pemangkasan SOP BN XI 2 / Bila tunas tumbuh kembali pada bagian bawah, harus dipangkas secepatnya. - Jika tunas yang teratas terbentuk, maka ujung batang tempat tunas terbentuk segera dipangkas ujungnya antara 1-2 cm. - Jika terdapat 3 tunas bersamaan maka dipilih sulur / tunas produksi yang terbaik yaitu yang kekar, berwarna lebih hijau dan tebal. - Bila tunas tetap tumbuh di bagian bawah, harus segera dipangkas. - Bekas luka pangkasan disemprot larutan fungisida. - Pucuk batang pokok dipangkas dengan ukuran pemangkasan 5-10 cm. b. Pemangkasan Untuk Membentuk Cabang Produksi. - Diantara beberapa tunas yang tumbuh di sekitar bekas pangkasan pucuk batang pokok, pilih sebanyak 3-4 tunas/cabang produksi yang kekar dan sehat dari ujung hingga ke bawah sekitar 30 cm. - Jika tunas yang tumbuh mencapai 20 cm dengan diameter 3 cm, segera dipangkas agar tumbuh tunas baru yang lebih baik. - Apabila tumbuh tunas susulan pada cabang produksi, segera dibuang agar pada fase generatif dapat merata dalam pembungaan. XI - 2

35 Pemangkasan SOP BN XI 3 / Bila sulur produksi berhenti memanjang, pucuk dipangkas sepanjang 5-10 cm. c. Pemangkasan Untuk Membentuk Cabang Produktif. - Bila tumbuh 3-4 tunas baru pada cabang baru, disisakan satu tunas baru saja. - Dipilih tunas yang pertumbuhannya baik dan cepat, diusahakan yang letaknya paling dekat dengan batang pokok atau cabang akhir. G. Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. XI - 3

36 Proses Pembungaan dan Seleksi Kuntum dan Buah SOP BN XII 1 / 2 XII. PROSES SELEKSI BUAH A. Definisi : Rangkaian kegiatan memilih buah yang sesuai dengan persyaratan tanaman buah naga produktif. B. Tujuan : Memperoleh buah dengan standar mutu yang telah ditetapkan. C. Sasaran : Diperoleh tanaman berbuah sempurna dengan produktivitas tinggi. D. Alat dan Bahan : a. Gunting pangkas, b. Larutan fungisida E. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong/ menyeleksi buah. b. Larutan Fungisida digunakan untuk mencegah pembusukan XII - 1

37 Proses Pembungaan dan Seleksi Kuntum dan Buah SOP BN XII 2 / 2 F. Prosedur Pelaksanaan : - Langkah-langkah dan perlakuan dalam proses seleksi buah : - Jika tumbuh tunas cabang baru pada cabang produksi maka lakukan pemangkasan. - Bila tumbuh buah berukuran kecil berwarna merah, segera dibuang agar muncul kuntum bunga yang baru. - Jika cabang produksi berukuran kecil dan pendek, maka buah yang dipelihara cukup satu saja. G. Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun Penebar Swadaya. XII - 2

38 Pengendalian OPT SOP BN XIII 1 / 10 XIII. PENGENDALIAN OPT A. Definisi : Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan hama/penyakit dan gulma tanaman dengan satu atau lebih teknik pengendalian agar tanaman tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik. B. Tujuan : a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk. b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup. C. Sasaran. Mendapatkan tanaman yang sehat dengan produktivitas tinggi. D. Alat dan Bahan : a. Pestisida kimiawi (insektisida, fungisida, herbisida), biopestisida, pestisida nabati, agens hayati. b. Alat aplikator pestisida. c. Ember. d. Pengaduk. e. Takaran (skala cc, ml, dan liter). f. Minyak tanah XIII - 1

39 Pengendalian OPT SOP BN XIII 2 / 10 g. Detergen h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantai, kalium permanganat 0.05%. i. Pisau. j. Alat/sarana pelindung : sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang. E. Fungsi Bahan dan Alat : a. Pestisida (pestisida kimiawi, biopestisida, pestisida nabati) untuk mengendalikan OPT (menurunkan populasi dan intensitas serangan OPT); b. Alat aplikator pestisida untuk mengaplikasikan pestisida pada tanaman; c. Ember untuk mencampur pestisida dan air; d. Pengaduk untuk mengaduk pestisida dan air; e. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan air (skala cc/ml, dan liter); f. Minyak tanah untuk membakar sisa-sisa/bagian tanaman yang terserang OPT; g. Deterjen untuk mencuci alat aplikator, mengendalikan hama dan penyakit tertentu, serta pencampur bahan pestisida nabati; h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantailysol, kalium permanganat 0.05% untuk mencucihamakan (disinfektan) alat-alat pertanian (pisau, gunting pangkas, gergaji); XIII - 2

40 Pengendalian OPT SOP BN XIII 3 / 10 i. Pisau untuk memotong bagian tanaman yang terserang OPT; j. Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran bahan kimiawi (pestisida). F. Waktu : a. Pengendalian OPT dilaksanakan setiap waktu, disesuaikan dengan kondisi serangan OPT dan fase/stadia tanaman terutama pada stadia kritis. b. Keputusan tindakan pengendalian dilakukan berdasarkan pengamatan terutama apabila OPT dipandang perlu untuk dikendalikan. G. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pembersihan lahan dan pengendalian gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. b. Berikan garam disekitar pangkal pohon untuk mencegah serangan bekicot. c. Lakukan pengamatan OPT secara berkala (seminggu sekali) terhadap OPT utama. XIII - 3

41 Pengendalian OPT SOP BN XIII 4 / 10 d. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya. Untuk mengenali hama atau penyebab penyakit (bila tersedia) gunakan alat bantu berupa contoh hama atau gejala (symptom) dari penyakit. Apabila ragu konsultasi dengan petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP)/POPT/Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). e. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan. f. Daftar OPT utama antara lain adalah: Penyakit a. Busuk pangkal batang Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur penyebab penyakit ini, yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Gejalanya : Pada awal penanaman tanaman mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan, dan terdapat bulu putih. Sering terjadi pada bibit setek yang tidak bertangkai atau bentuk potongan maupun setek yang belum berakar. XIII - 4

42 Pengendalian OPT SOP BN XIII 5 / 10 Pengendalian yang dianjurkan adalah : 1. Dilakukan penyemprotan Benlate 2 g/liter air atau Ridomil 2 g/liter 14 hari sekali selama satu bulan atau hanya dua kali penyemprotan. Bila ada gejala kekuningan pada bagian pangkal batang maka bagian yang disemprot adalah seluruh cabang atau batang, diutamakan pada bagian pangkal batang. 2. Benlate atau Ridomil dapat diberikan dengan cara kocoran pada pangkal batang sebanyak cc. b. Busuk bakteri Penyakit busuk bakteri disebabkan oleh jamur Pseudomonas sp. Gejalanya : tanaman tampak layu, kusam, dan terdapat lendir putih kekuningan di batang yang berwarna cokelat atau batang pokok. Pengendalian yang dianjurkan adalah dengan cara tanaman yang sakit dicabut, lalu lubang bekas tanaman tersebut diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk. Seminggu kemudian, lubang tersebut ditanami bibit baru. XIII - 5

43 Pengendalian OPT SOP BN XIII 6 / 10 c. Fusarium Penyakit fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya : cabang tanaman berkerut, layu, dan berwarna busuk cokelat. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara segera disemprot dengan Benlate berkonsentrasi 2 g/liter air tujuh hari sekali hingga tiga kali peyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang. Hama a. Tungau (Tetranychus sp.) Gejala : tungau menyerang kulit cabang sehingga jaringan klorofil pada permukaan kulit cabang berubah warna menjadi cokelat. Pengendalian : dilakukan dengan menyemprotkan Omite berkonsentrasi 1-2 g/liter air. Penyemprotan Omite dilakukan tujuh hari sekali sebanyak 2-3 kali penyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang. b. Kutu Putih Gejala : kutu putih atau mealybug menyerang tanaman sehingga permukaan kulit cabang berselaput kehitaman atau tampak kotor. XIII - 6

STANDAR MUTU BUAH NAGA. Standar mutu buah naga yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah seperti pada Tabel 1 berikut :

STANDAR MUTU BUAH NAGA. Standar mutu buah naga yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah seperti pada Tabel 1 berikut : PENDAHULUAN Tanaman buah naga berasal dari Amerika Tengah yang baru dikembangkan di Indonesia. Buah naga yang yang dibudidayakan ada empat jenis yaitu : kulit merah berdaging buah putih (Hylocerous undatus),

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar.

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar. I. Profil Perusahaan I.1 Data Perusahaan Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk : CV. Drago Sejahtera :Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar. : Buah Naga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP BUAH NAGA KABUPATEN BANDUNG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP BUAH NAGA KABUPATEN BANDUNG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP BUAH NAGA KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Jalan Surapati 7 Tlp. (022) 2503884 Fax. (022) 250073 B A N D U N G 206 DAFTAR

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi

Karya Tulis Ilmiah. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi A. Latar Belakang Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Anggur

Teknik Budidaya Anggur Teknik Budidaya Anggur A. SYARAT TUMBUH Ketinggian 25-300 m dpl, suhu 25-310 C, kelembaban udara 75-80 %, intensitas penyinaran 50% 80%, 3-4 bulan kering, curah hujan 800 mm/tahun dan ph tanah 6-7. Tipe

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA MELON

MODUL BUDIDAYA MELON MODUL BUDIDAYA MELON PENDAHULUAN Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA MODUL BUDIDAYA SEMANGKA I. PENDAHULUAN Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV, 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV, Gedung Meneng Bandar Lampung dari bulan Desember 2011 sampai bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

Cara Mencangkok Pohon Mangga

Cara Mencangkok Pohon Mangga Cara Mencangkok Pohon Mangga Alat-alat yang diperlukan : 1. Pisau yang kuat dan tajam. 2. Serabut kelapa atau plastik. 3. Tali pengikat atau memakai tali rafia. 4. Paku untuk menusuk bagian bawah plastik.

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

Teknik Membuat/Mempersiapkan Tiang Panjat Buah Naga (Dragon Fruits) Oleh Irwanto,SST (Widyaiswara Bapeltan Jambi)

Teknik Membuat/Mempersiapkan Tiang Panjat Buah Naga (Dragon Fruits) Oleh Irwanto,SST (Widyaiswara Bapeltan Jambi) Teknik Membuat/Mempersiapkan Tiang Panjat Buah Naga (Dragon Fruits) Oleh Irwanto,SST (Widyaiswara Bapeltan Jambi) Buah naga tergolong jenis tanaman yang merambat sehingga membutuhkan media sebagai tiang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun

Lebih terperinci