BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang dipelajari (things that are learned). Dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan manusia. Matematika merupakan salah satu ilmu yang banyak di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum matematika digunakan dalam transaksi perdagangan, pertukangan, dan lain-lain, hampir di setiap aspek kehidupan ilmu matematika yang diterapkan, karena itu matematika mendapat julukan sebagai ratu segala ilmu. Matematika juga mempunyai banyak kelebihan dibanding ilmu pengetahuan lain, selain sifatnya yang fleksibel dan dinamis, matematika juga selalu dapat mengimbangi perkembangan zaman. Terutama di masa sekarang ketika segala sesuatu dapat di lakukan dengan komputer, matematika menjadi salah satu bahasa program yang efektif dan efisien. Matematika pada tingkatan paling rendah hanya berhubungan dengan ilmu hitung, ilmu ukur dan aljabar, meskipun begitu ketiga hal tersebut merupakan dasar dari ilmu matematika yang kemudian diterapkan dalam ilmu-ilmu lain seperti Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Sosiologi, Teknik, Komputer, Ekonomi,

2 2 Kedokteran dan masih banyak lagi. Semua disiplin ilmu yang ada di dunia ini pasti sedikit banyak membutuhkan matematika. Aritmatika adalah cabang matematika yang paling dasar, tertua dan pertama diajarkan. Aritmatika sudah diajarkan sejak kelas 1 SD berupa pengenalan bilangan, macam-macam bilangan, nilai tempat dan operasi sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan,setelah itu peserta didik mengenal perkalian, pembagian, pecahan, pemfaktoran dan lain-lain. Aritmatika juga merupakan cabang matematika yang paling praktis karena dalam kehidupan sehari-hari orang-orang banyak berhubungan dengan bilangan seperti nomor urut, banyak barang, waktu, harga barang dan lain-lain, karena itu aritmatika dan matematika harus dipelajari atau diajarkan dengan baik. Pada matematika dasar ada banyak sekali cara atau operasi hitung yang diantaranya adalah penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Perkalian merupakan sebuah operasi matematika yang meliputi penskalaan (pelipatan) bilangan yang satu dengan bilangan yang lain. Secara sederhana, perkalian dapat didefinisikan sebagai penjumlahan yang diulang, misalnya, pada perkalian 3 x 5 (3 dikali 5) kita dapat menghitungnya dengan cara menjumlahkan 5 (diulang 3 kali), seperti berikut; 3 x 5 = = 15 Pada konsep dasar perkalian 5 x 3 tidaklah sama dengan 3 x 5 meskipun hasilnya sama-sama 15, misalnya 3 x 5 berarti penjumlahan berulang 5 sebanyak 3 kali (5+5+5), sedangkan untuk perkalian 5 x 3 berati penjumlahan 3 yang diulang sebanyak 5 kali ( ). Konsep ini seringkali digunakan dalam ilmu kedokteran, terutama ketika dokter memberikan resep obat, di dalam resep

3 3 obat biasanya dokter menuliskan 3 x 1 yang berarti kita harus meminum obat sebanyak 3 kali di dalam 1 hari, bukan meminum obat 1 kali di dalam 3 hari. Terdapat banyak anak-anak yang setelah belajar matematika bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahami, banyak konsep yang dipelajari secara keliru, dan matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan banyak memperdayakan (Ruseffendi 1991). Kesulitan belajar yang timbul ini tidak semata-mata bersumber dari diri siswa, tetapi bisa juga bersumber dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru yang kurang menarik, sehingga siswa kurang berminat belajar matematika. Pada sekolah dasar kelas rendah siswa masih sulit untuk diajak berfikir abstrak. Pada usia-usia tersebut pemikiran siswa masih suka bermain dan meniru, guru lebih baik menggunakan media untuk menanamkan konsep-konsep dasar perkalian matematika seperti dengan gambar maupun alat peraga lainnya. Penggunaan media ini akan mempermudah siswa dalam mencerna maupun menangkap informasi yang diberikan oleh guru. Dengan penggunaan media siswa diharapkan lebih aktif dan tanggap dalam proses pembelajaran. Beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu media dapat: a) Memberikan pengalaman kongkrit bagi pemikiran yang abstrak, b) Mempertinggi perhatian murid, c) Memberikan realitas, mendorong self actifity, d) Memberikan hasil belajar yang permanen, e) Menambah perbendaharaan bahasa, f) Memberikan pengalaman lain yang sukar diperoleh dengan cara lain (Edgar Dale, Finn dan Hobar dalam Abdul Karim H. Ahmad 2007, Media Pembelajaran, Badan Penerbit UNM, Makassar).

4 4 Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 8 Maret 2016 di SD Negeri Mojolangu 2, menurut wali kelas 2 dalam pembelajaran perkalian guru pernah menggunakan media kartu seperti kartu domino yang terbuat dari karton, dalam kartu tersebut sudah tertulis soal dan jawaban jadi guru memberikan soal lalu siswa mencari jawaban dari kartu tersebut, jika seperti ini siswa jadi cenderung menghafal perkalian. Guru mengatakan siswa jarang bisa menggunakan media, pada saat proses pembelajaran siswa cenderung ramai, dalam pembelajaran cenderung anak yang lebih aktif yang unggul. Guru juga mengatakan, susah jika tidak memakai benda kongkrit dalam mengajarkan siswa, hal ini merupakan permasalahan yang harus ditemukan solusinya. Maka dari pernyataan di atas peneliti menerapkan pembelajaran materi perkalian dasar dengan menggunakan media Koper-x (kotak perkalian). Media Koper-x (kotak perkalian) ini di kembangkan peneliti dengan harapan dapat membantu siswa mengetahui dan memahami perkalian dasar. Kegunaan media sendiri untuk lebih mudah penyampaian atau memahamkan siswa dalam belajar. Selain itu penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal dapat menurunkan gairah siswa dalam menangkap pesan pada saat proses pembelajaran berlangsung, oleh karenanya media berperan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran. Melalui media materi yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih kongkrit. Dari penilitian relevan di atas menjelaskan bahwa peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran dengan judul Pengembangan Media Koper-x (Kotak Perkalian) untuk Meningkatkan Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi Perkalian Siswa Kelas II di SD Negeri Mojolangu 2 Malang.

5 5 1.2 Tujuan Penelitian dan Pengembangan Dari masalah yang ada dari uraian latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran materi perkalian yang lebih kongkrit agar mempermudah siswa memahami konsep dasar perkalian dengan menggunakan media kotak perkalian (Koper-x). 1.3 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Pada media atau alat peraga pembelajaran ini terdapat beberapa komponen pendukung yang dapat digunakan untuk mengembangkan media ini, seperti : a. Papan pipih (triplek) yang di potong sesuai ukuran dengan panjang 86,5cm lebar 12,5cm dan tinggi 34cm. Triplek digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat kotak perkalian karena bahannya ringan, aman dan mudah di bentuk b. Akrilik yang di potong sesuai ukuran dengan panjang 84,8cm dan lebar 10,5cm digunakan agar tampak depan kotak transparan sehingga prosesnya terlihat dari luar, pemilihan akrilik karena bahannya yang awet, ringan dan tidak mudah pecah. c. Pegangan pintu plastik digunakan untuk mengeluarkan isi dalam kotak, bahannya ringan dan aman. d. Cat (Politure) digunakan sebagai pewarna kotak agar terlihat lebih menarik, politure dipilih agar corak alami triplek terlihat. e. Gantungan dari besi (Tanda tanya) yang panjangnya 4cm digunakan untuk menggantung gambar angka pada media, gantungan ini di pilih karena praktis dan tahan lama.

6 6 f. Gambar angka dengan ukuran panjang 4,8cm dan lebar 3,4cm digunakan untuk mewujudkan angka dalam bentuk gambar (kongkrit), angka di print agar hasilnya tampak bagus dan menarik kemudian di laminating agar kertas angka awet dan tahan lama. 1.4 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Pentingnya penelitian dan pengembangan media ini yaitu bahwa siswa harus paham betul dengan konsep perkalian yang ada, karena jika dari perkalian awal atau dasar keliru atau kurang benar maka konsep tersebut akan terbawa terus sampai dewasa kelak dan bahkan mempengaruhi kepemahaman orang lain tentang konsep dasar perkalian. 1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Pengembangan media atau alat peraga pembelajaran ini mengacu pada beberapa asumsi, yaitu: a. Penggunaan media ini akan lebih menarik minat siswa. b. Siswa akan lebih paham, karena penggunaan media ini menunjukkan wujud nyata (kongkrit) proses perkalian. c. Siswa aktif terlibat, karena penggunaan media ini siswa sendiri yang akan mempraktekkan atau menggunakan media tersebut. Tentunya dengan bimbingan dari guru.

7 7 Pengembangan media atau alat peraga pembelajaran ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti: a. Keterbatasan dalam perkalian, media ini hanya bisa digunakan untuk perkalian angka satuan. b. Untuk sifat perkalian asosiatif dan distributif, hasil dari angka yang di kurung tidak boleh lebih dari angka 9. c. Keterbatasan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat media, yang mungkin bisa lebih di optimalkan lagi. 1.6 Definisi Istilah Untuk memudahkan dan menghindari agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian terhadap judul penelitian maka penulis perlu menjelaskan ke dalam definisi istilah, sebagai berikut: a. Pengembangan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan (menjadikan lebih baik) suatu produk, seperti metode, kurikulum, maupun media yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. b. Media yaitu segala sesuatu yang digunakan dalam mengirim pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pembelajar sehingga mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, terkendali. c. Meningkatkan pemahaman yaitu menjadikan pengetahuan kita tentang sesuatu tersebut (perkalian) menjadi lebih baik lagi. d. Perkalian yaitu sebuah operasi bilangan matematika yang meliputi penskalaan (pelipatan) bilangan yang satu dengan bilangan yang lain.

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET Endang Setyo Winarni Universitas Negeri Malang Endang_Setyo_Winarni@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju lebih baik dari perilaku sebelumnya. UUSPN tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal ataupun anak yang memiliki kebutuhan khusus, karena pendidikan itu sendiri ialah segala usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 99 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok bagi sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan sangat membosankan. Belajarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu pelajaran dasar yang harus dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu pelajaran dasar yang harus dikuasai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran dasar yang harus dikuasai oleh siswa SD. Pelajaran ini begitu penting agar siswa dapat memperoleh keterampilan berhitung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar pada hakekatnya adalah sebuah bentuk rumusan prilaku sebagaimana yang tercantum dalam pembelajaran yaitu tentang penguasaan terhadap

Lebih terperinci

KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN. bukan matematika yang terkait. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak

KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN. bukan matematika yang terkait. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN A. PENDAHULUAN Konsep pecahan dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,

1. PENDAHULUAN. antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran, 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

USAHA PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF (PTK SD N MUNCAR I KELAS IV)

USAHA PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF (PTK SD N MUNCAR I KELAS IV) USAHA PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF (PTK SD N MUNCAR I KELAS IV) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang wajib dikuasai oleh siswa. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. hal yang wajib dikuasai oleh siswa. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pada pembelajaran jenjang sekolah dasar, membaca menjadi salah satu hal yang wajib dikuasai oleh siswa. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang diajarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah menjadi salah satu tempat berlangsungnya kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah menjadi salah satu tempat berlangsungnya kegiatan belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah menjadi salah satu tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang secara umum menjadi tanggung jawab Pemerintah. Peranan pemerintah dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI 2014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA KOMPETENSI DASAR PECAHAN SEDERHANA KELAS III SDN 55/1 SRIDADI SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

MEDIA DAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR

MEDIA DAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR MEDIA DAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR 1 Pada hakikatnya proses belajarmengajar itu merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Pada proses belajar-mengajar sebagai komunikannya adalah siswa, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh : PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BULUKERTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sulit (Mulyono, 1999:25). Meskipun demikian, semua orang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sulit (Mulyono, 1999:25). Meskipun demikian, semua orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit (Mulyono, 1999:25). Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Menghitung. 1. Pengertian Kemampuan Menghitung. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan memiliki kata

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Menghitung. 1. Pengertian Kemampuan Menghitung. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan memiliki kata 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Menghitung 1. Pengertian Kemampuan Menghitung Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan memiliki kata dasar yaitu mampu yang mempunyai arti kuasa, bisa, sanggup

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini akan dapat membawa dampak yang positif pada masyarakat Indonesia berupa usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengerti tentang konsep dasar matematika. Matematika menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengerti tentang konsep dasar matematika. Matematika menjadi salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang mata pelajaran yang luas cakupannya dan mencakup beberapa kompetensi yang menjadikan siswa dapat memahami dan mengerti tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Depdiknas (2006:417) Mata pelajaran matematika salah satunya bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Rina Yuni Hidayati A

SKRIPSI. Oleh : Rina Yuni Hidayati A MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN DESIMAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI SORTIR KARTU BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 04 KARANGREJO TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam proses pembelajaran, Sudjana (2003) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sasaran utama, sedangkan peranan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sasaran utama, sedangkan peranan teori-teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk dan struktur yang abstrak, sehingga untuk memahami struktur serta hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan sangat menentukan perilaku diri seorang individu, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan sangat menentukan perilaku diri seorang individu, karena melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sangat menentukan perilaku diri seorang individu, karena melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama yaitu, memberi pengalaman belajar pada siswa sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.1.1 Pembelajaran IPA. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan, Al Quran telah

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan, Al Quran telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Kusnaeni SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil. Pada tataran proses, pendidikan merupakan serangkaian interaksi manusia dengan lingkungan yang

Lebih terperinci

A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD 8 BAB II KAJIAN TEORI A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD 1. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD Belajar matematika merupakan konsep-konsep dan struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari

Lebih terperinci

PROSES BERNALAR SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL OPERASI BILANGAN DENGAN SOAL MATEMATIKA REALISTIK

PROSES BERNALAR SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL OPERASI BILANGAN DENGAN SOAL MATEMATIKA REALISTIK 1 PROSES BERNALAR SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL OPERASI BILANGAN DENGAN SOAL MATEMATIKA REALISTIK Suherman Dosen Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email: suherman_alghifari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai (A) Kajian Teori, (B) Kajian Peneliti yang Relevan, dan (C) Kerangka Pikir. A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika 1.1 Hakikat Matematika

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Fisika. Oleh ELVIRA ISKANDAR NIM.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Fisika. Oleh ELVIRA ISKANDAR NIM. HUBUNGAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SOAL-SOAL FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Suwawa) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas adalah berawal dari generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam yang sisi-sisinya saling melengkapi. Dalam menulis dan membaca terdapat

BAB I PENDAHULUAN. logam yang sisi-sisinya saling melengkapi. Dalam menulis dan membaca terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern yang ditandai oleh pesatnya perkembangan bahasa tulis menuntut pendukungnya supaya dapat mengembangkan tradisi menulis dan membaca. Tradisi menulis

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil 67 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian berdasarkan deskripsi data tentang strategi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar merupakan proses perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata matematika berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi "pengkajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Benyamin, (dalam Uno dkk, 2004:191) menyatakan bahwa

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Benyamin, (dalam Uno dkk, 2004:191) menyatakan bahwa BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep 2.1.1.1 Pengertian Pemahaman Konsep Menurut Benyamin, (dalam Uno dkk, 2004:191) menyatakan bahwa Pemahaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cerdas. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cerdas. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kulitas sumber daya manusia tergantung pada kulitas pendidikannya. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang terus dilakukan manusia sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara pengalaman baru dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Matematika dalam bahasa Belanda disebut Wiskunde atau ilmu pasti. Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan Profesi (PLP) di SLB Negeri Cicendo berdasarka hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju kedewasaan atau lebih baik dari perilaku sebelumnya. UUSPN tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar,persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar,persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Bab Persamaan Garis Lurus Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar,persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Kompetensi Dasar 1.1. Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya. 1.. Melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Beberapa permasalahan yang ada pada dunia pendidikan menjadikan beberapa alasan yang mendasari penelitian ini. Pendahuluan ini akan membahas latar belakang masalah yang mendasari dilakukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada aspek kehidupan, karena banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. pada aspek kehidupan, karena banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai aplikasi sangat luas pada aspek kehidupan, karena banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang harus diselesaikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR DI TK AISYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO. Skripsi

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR DI TK AISYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO. Skripsi 1 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR DI TK AISYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat S1 Jurusan PAUD Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Banyak sekali siswa yang tidak suka dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini pendidikan di Indonesia sudah mulai berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini pendidikan di Indonesia sudah mulai berkembang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sekarang ini pendidikan di Indonesia sudah mulai berkembang, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah yang sudah menggunakan bahan ajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di zaman modern, sehingga lulusan tersebut dituntut memiliki kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN. di zaman modern, sehingga lulusan tersebut dituntut memiliki kualitas yang baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan berkualitas dalam menghasilkan lulusan-lulusan. Lulusan-lulusan itu diharapkan dapat bersaing di zaman modern,

Lebih terperinci

MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH : MARIA GABRIELA B. RENA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH : MARIA GABRIELA B. RENA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH NAMA : MARIA GABRIELA B. RENA NIM : 1101032003 SEMESTER : IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan Pendidikan adalah usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia baik sebagai individu, maupun sebagai makhluk sosial, secara bertahap sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas sumber daya manusia dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari taman kanakkanak sampai perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kenyataannya, jika diperhatikan hasil belajar matematika masih tergolong rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar Pengertian matematika pada dasarnya tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa dengan harapan terjadinya respon yang positif pada diri siswa. Guru harus mampu memberi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep Sudut a. Pengertian Pemahaman Dalam uraian ini penulis akan mengulas pengertian pemahaman dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu masalah yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran Matematika Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari. Mungkin juga kata itu erat hubungannya dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika di SD mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pengajaran matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan tujuan pendidikan, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan penguasaan bahasa yang dimiliki oleh anak. Ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan penguasaan bahasa yang dimiliki oleh anak. Ada beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Demikian pula pengajaran bahasa adalah inti dan dasar bagi mata pelajaran lainnya, lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu

Lebih terperinci

Laporan Alat Peraga Puzzle Milus Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika & ICT

Laporan Alat Peraga Puzzle Milus Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika & ICT Laporan Alat Peraga Puzzle Milus Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika & ICT Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Zulkardi,M.I.Kom.,M.Sc. Weni Dwi Pratiwi,S.Pd.,M.Sc. Kelompok : 3 Indah Sari (06081181520085)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan, anak usia SD sedang mangalami perkembangan

Lebih terperinci

QUIPPER SCHOOL INDONESIA

QUIPPER SCHOOL INDONESIA PANDUAN PENGGUNAAN QUIPPER SCHOOL INDONESIA Selamat bergabung dengan Quipper School! Quipper School merupakan layanan e-learning gratis yang kami ciptakan demi mempermudah tugas dan menghemat waktu para

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian belajar yang objektif terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti lebih banyak diferensiasinya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika. karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salahsatu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaan. (educational for all) yang tidak diskriminatif.

BAB I PENDAHULUAN. realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaan. (educational for all) yang tidak diskriminatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah sarana yang dapat mempermudah interaksi antar manusia di seluruh dunia. Sekarang ini komunikasi dan pendidikan merupakan bagian yang penting

Lebih terperinci

Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam

Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Belajar Matematika Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku yang baru berkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia sudah muncul di berbagai lapisan masyarakat. Bukan dari kalangan

Lebih terperinci

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar tidak sekedar menghafal materi-materi pembelajaran, tetapi merupakan proses pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep pembelajaran elajaran menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki sifat yang dinamis mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan dapat mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang, sehingga banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Media 1. Pengertian Media Ada beberapa tafsiran tentang pengertian media, sebagian orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang memiliki bagian-bagian yang rumit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini matematika bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang menakutkan dalam pelajaran, sehingga sering

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD Novi Lailatul Hikmah 158620600192/Semester 6/Kelas A4/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan alat berhitung yang kita gunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan alat berhitung yang kita gunakan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan alat berhitung yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari yang sederhana sampai yang rumit, dari tukang sayur sampai dokter hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin mempelajari Matematika maka semakin baik alat-alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin mempelajari Matematika maka semakin baik alat-alat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat vital dan berperan strategis dalam perkembangan peradaban manusia. Semakin mempelajari Matematika

Lebih terperinci