BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang teknologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang teknologi"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi pada saat ini sudah hampir merata di semua daerah, baik di perkampungan dan perkotaan. Pada dasarnya manusia yang hidup pada abad ke 20 bisa dipastikan tidak bisa dipisahkan dari moderenisasi. Sejak digulirkannya deklarasi Renaisans pada abad pertengahan di Eropa, modernisasi, industrialisasi dan kemajuan teknologi dengan semangat positivisme telah menjadi arus utama yang mengglobal. Bangsa yang tidak menyesuaikan diri (conform) dengan arus utama ini, akan diklaim ketinggalan zaman. Di Indonesia yang merupakan Negara kepulauan serta memiliki keragaman budaya, adat istiadat, agama yang berbeda telah tersentuh juga oleh imbas dari masa Renaisans tersebut. Perkembangan jaman yang selalu berubah-rubah membuat adat istiadat dan kebiasaan yang terbentuk akan berubah pula dengan sendirinya, walaupun tidak meninggalkan ciri-ciri dari komunitas itu sendiri. Namun dari sekian banyak suku atau daerah di Indonesia yang telah menerima masuknya perkembangan jaman, ternyata masih ada suku atau daerah yang masih tetap mempertahankan budaya tradisionalnya. Provinsi Banten masih memiliki masyarakat tradisional yang berpegang teguh adat tradisi yaitu suku Baduy. Suku Baduy tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng, Banten Selatan. Pada umumnya masyarakat Baduy 1

2 2 mengasingkan diri dari kehidupan luar dengan tidak terpengaruh oleh masyarakat lainnya terutama yang bertolak belakang dengan kebudayaannya. Mereka bagaikan sebuah negara yang diatur oleh tatanan adat istiadat yang kuat. Mereka sangat tertutup dengan Modernisasi. Mungkin itu karena keyakinan masyarakat Baduy yang bersumber dari Wiwitan atau agama Sunda Wiwitan. Kepercayaan ini meyakini akan adanya Allah sebagai Guriang Mangtua atau disebut pencipta alam semesta dan melaksanakan kehidupan sesuai ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi kepercayaan turunan ini. Kepercayaan Sunda Wiwitan berorientasi pada bagaimana menjalani kehidupan yang mengandung ibadah dalam berperilaku, pola kehidupan sehari-hari, langkah dan ucapan, dengan melalui hidup yang mengagungkan kesederhanaan (tidak bermewah-mewah) seperti tidak menggunakan listrik, tembok dan alat transportasi. Prinsip hidup masyarakat adat Baduy tercermin dari pepatah-petitih adat Baduy : Gunung tak diperkenankan dilebur. Lembah tak diperkenankan dirusak. Larangan tak boleh di rubah. Panjang tak boleh dipotong Pendek tak boleh disambung (Lojor henteu beunang dipotong, pendek henteu beunang disambung). Yang bukan harus ditolak yang jangan harus dilarang yang benar haruslah Dibenarkan.

3 3 Ajaran ini yang melahirkan pikukuh yang dititipkan oleh leluhur. Pikukuh yang berdasarkan sistem religi Sunda Wiwitan ini yang menyebabkan masyarakat Baduy memproteksi diri dari pengaruh modernisasi sekaligus menjadi pedoman perilaku orang-orang Baduy. Sebutan orang Baduy pada awalnya bukanlah berasal dari warga Baduy sendiri. Penduduk wilayah Banten Selatan yang sudah beragama Islam, biasa menyebut Baduy sebagai orang-orang Kanekes yang tidak beralas kaki, pantang naik kendaraan, pantang sekolah formal, dan suka berpindah-pindah seperti halnya orang Badawi di Arab. Menurut Garna (1987:74), hubungan kekerabatan dengan lokasi kampung dapat mengukur jauh dan dekatnya hubungan kekerabatan seseorang dengan yang lain serta bagaimana seseorang harus bertingkah laku sesuai dengan aturan-aturan kekerabatan. Beberapa peraturan yang dianut suku Baduy antara lain Garna (1987:75) : 1. Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi (khususnya Baduy dalam). 2. Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki. 3. Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah puun). 4. Larangan menggunakan alat elektronik (khususnya Baduy dalam). 5. Menggunakan kain warna hitam/putih sebagai pakaian tenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern. 6. Tidak diperkenankan menggunakan perabotan mewah. 7. Tidak bersekolah. 8. Tidak memelihara hewan berkaki empat. 9. Tidak boleh berpoligami ataupun poliandri. Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka. Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Baduy dalam, yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal

4 4 di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Baduy Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Kelompok masyarakat panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Baduy Luar, yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Apabila Baduy Dalam dan Baduy Luar tinggal di wilayah Kanekes, maka Baduy Dangka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Wilayah Baduy luar sekarang berjumlah 54 kampung, yang sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. Baduy luar atau biasa mereka menyebutnya Urang Panamping. Cirinya, selalu berpakaian hitam dengan ikat kepala warna hitam bermotif biru. Umumnya orang Baduy luar sudah mengenal kebudayaan luar, sebagian masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis, bisa berbahasa Indonesia. Pakaian yang digunakan oleh para laki-laki suku Baduy luar adalah Romal batik, yaitu ikat kepala yang terbuat dari kain yang bermotif batik kupu-kupu dengan warna dasar hitam dan gambar biru muda. Kampret hideung, yaitu baju lengan panjang berkerah dengan ukuran bawah, yakni dibawah pinggul berwarna hitam dan berkantung besar pada bagian bawahnya. Calana pondoh, yaitu celana pendek dengan tinggi diatas lutut dan berwarna hitam. Sabuk, pengikat celana yang terbuat dari kulit kayu teurep atau dari tali dan kain. Dilengkapi dengan tas

5 5 kulit kayu atau yang disebut dengan Jarog dan sebilah golok yang terselip dipinggangnya. Sedangkan wanita Baduy luar memakai baju Kampret awewe, yaitu baju lengan panjang berwarna biru, ungu atau hijau. Menggunakan Samping poleng panjang, yaitu kain panjang untuk menutupi bagian bawah pusar sampai dengan diatas lutut bermotif batik dengan warna dasar hitam dan bergambar warna biru. Serta menggunakan Dudukuy, yaitu topi lebar yang terbuat dari anyaman bambu yang biasanya digunakan pada saat bercocok tanam. Kebudayaan yang diwarisi oleh nenek moyang masyarakat suku Baduy sampai saat ini masih tetap dipertahankan. Hal tersebut berdampak langsung kepada kurangnya informasi tentang semua hal yang masuk dari luar daerahnya tersebut. Sikap tertutup kepada perubahan yang sebenarnya dapat meningkatkan taraf hidup secara ekonomi dan kualitas hidup seseorangpun masih kental dirasakan di daerah Baduy. Jika dibandingkan dengan daerah lain di luar Baduy, misalnya dengan Kota Serang sebagai Ibu Kota Propinsi Banten, sangat terlihat jauh perbedaan yang nampak, baik dari segi informasi, teknologi, pendidikan, sosial dan lain sebaginya. Bila kita lihat dari peraturan yang ada di Baduy, kemungkinan besar mereka akan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap individu untuk bertahan hidup. Maka tidak menutup kemungkinan kalau dengan adanya batasan-batasan yang diciptakan dan dilaksanakan oleh suku Baduy justru membuat kualitas kebugaran jasmani dan kesehatan badan mereka lebih baik.

6 6 Contohnya orang-orang Baduy selalu berpergian tanpa menggunakan sarana transportasi, kemanapun mereka pergi baik di dalam daerah Baduy sendiri ataupun ke luar dari daerahnya (baduy dalam) mereka akan menggunakan kekuatan kedua kakinya saja dan tanpa menggunakan alas kaki. Hal tersebut berlaku untuk seluruh masyarakat Baduy, baik dewasa maupun anak-anak, baik laki-laki ataupun wanita. Pola hidup masyarakat modern yang sarat dengan kesibukan kerap mengesampingkan kesehatan. Aktivitas padat seringkali tak disertai olahraga dan pola makan yang benar. Padahal efek global warming atau pemanasan global dapat membuat daya tahan tubuh manusia cepat menurun. Jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat, bukan tak mungkin kita akan merasa kelelahan dan akhirnya tak mampu lagi menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Global warming disertai dengan tingkat polusi yang tinggi. Kondisi ini juga mengakibatkan munculnya banyak penyakit baru. Untuk mengantisipasinya, gaya hidup sehat hendaknya diterapkan. Ada beberapa hal yang sering dilewatkan dalam menjalani hidup, sehingga akibat buruk dari kebiasaan ini akan datang mengganggu kesehatan kita. Hal ini bisa terjadi hanya karena kebiasaan hidup yang tidak teratur. Kebiasaan tersebut adalah antara lain melewatkan sarapan, kurang minum air putih, kurang gerak sampai dengan makan snack berkalori tinggi. Hal tersebut memang terjadi pada anak-anak dengan pola hidup yang modern. Kita bisa melihat aktivitas sehari-hari mereka yang cenderung dimanjakan oleh kemajuan jaman. Misalnya, mereka selalu diantar jemput oleh

7 7 orang tua ketika sekolah. Selain itu, dalam memanfaatkan waktunya, anak-anak yang hidup di perkotaan akan menggunakannya dengan menonton televisi, bermain games ataupun hanya duduk di depan monitor komputer. Secara tidak langsung kejadian-kejadian tersebut akan membuat anak malas untuk beraktivitas. Ditambah lagi dengan pola makan yang kurang baik, karena kesibukan orang tua anak-anak akan diberikan makanan instan yang dianggap lebih efisien namun belum tentu menyehatkan. Bagi kebanyakan dari kita, kesehatan kita terutama tergantung pada dua faktor yang lain yaitu apa yang kita masukkan ke dalam tubuh, dan apa yang kita buat dengan tubuh kita. Konsep ini dapat dipadukan dalam satu kata majemuk yaitu "pola-hidup. Anak usia sekolah biasanya menghadapi problem memilih-milih makanan. Ada yang maunya makan yang itu-itu saja, ada yang suka ngemil, tidak suka makan sayur, dan tentunya, hanya mau makan fast food. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab, di antaranya: 1. Rasanya gurih. Tak bisa dipungkiri makanan cepat saji umumnya bercita rasa gurih yang sesuai dengan selera anak. Ini tidak terjadi secara kebetulan, produsen tentu saja sudah melakukan riset mendalam akan cita rasa yang paling disukai. Tapi sayangnya makanan ini umumnya tinggi garam dan lemak namun tidak bergizi seimbang. 2. Praktis. Makanan ini dianggap praktis dan bisa menjawab kebutuhan masyarakat modern. Jam berapa pun perlu makan tinggal angkat telepon, makanan hangat segera terhidang di rumah. Bagi orangtua yang bekerja,

8 8 hal ini tentu meringankan, ditambah lagi anak memang suka dengan rasanya. Pengaruh yang bisa membuat kebugaran jasmani seseorang berbeda adalah kebiasan melakukan aktivitas gerak. Obesitas adalah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya gerak seseorang, dimana asupan kalori tidak sesuai dengan pengeluarannya. Obesitas terjadi karena terlalu banyak lemak yang menumpuk dalam tubuh. Santosa Giriwijoyo ( 2007: 16), mengatakan : Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu : bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup. Kebiasaan yang dilakukan oleh anak-anak Baduy ataupun Kota Serang sebenarnya selalu berhubungan dengan aktivitas fisik. Dimana pengertian aktivitas adalah any bodily movement produced by of skeletal muscle that substantially increases energy expenditure. (Hardman dan Stensel 2003 :14). Atau dalam arti lain aktivitas fisik adalah suatu perilaku yang dihubungkan dengan peningkatan dalam penggunaan energi, terutama perbandingan antara penggunaan energi saat istirahat dan beraktivitas dengan mengerahkan tenaga yang dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan jasmani, khususnya anakanak usia sekolah dasar. Pada saat melakukan aktivitas fisik, maka akan terjadi perubahan dalam tubuh, karena tubuh akan menyesuaikan dengan kondisi kegiatan tersebut. Denyut nadi akan lebih cepat, napas akan lebih cepat, pengeluaran keringat akan

9 9 meningkat dan suhu tubuh juga akan meningkat. Semua gejala tersebut merupakan penyesuaian atau adaptasi tubuh terhadap beban kerja yang dilakukan. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak-anak suku Baduy dan anak-anak kota Serang memang terlihat sangat jauh berbeda. Untuk itu dibutuhkan ilmu yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik fisik seseorang, seperti membandingkan fisik orang yang satu dengan yang lainnya berdasarkan besar otot, proporsi tubuh dan kandungan lemak. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit.(beck, 2000) Pengukuran staus gizi dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak. Atau dengan menggunakan Body Mass Index (BMI), yaitu dalam bahasa Indonesia disebut dengan Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang kedalam kategori Underweight (kekurangan berat badan) atau Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus yang digunakan umtuk menghitung BMI sangatlah mudah yaitu dengan cara membagi

10 10 berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam satuan meter (kg/m 2 ). Dengan mengetahui BMI, kita bisa mengetahui apakah kita masuk ke dalam kategori kurang berat badan, kelebihan berat badan atau kegemukan. Resiko penyakit yang berhubungan dengan kegemukan seperti penyakit jantung, kencing manis bahkan stroke dapat kita cegah di antaranya adalah dengan meningkatkan aktivitas fisik kita yang tentunya akan berhubungan dengan kebugaran jasmani kita sendiri. Kebugaran jasmani itu sendiri menurut Santosa Giriwijoyo, 2007 :43 Adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas hidup sehari-hari dan selalu masih mempunyai cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya. Banyak sekali istilah yang digunakan untuk maksud yang sama dengan kebugaran jasmani, di antaranya : Kesegaran jasmani Kesanggupan jasmani Kesamaptaan jasmani Bila kita lihat dari pengertian tentang kebugaran jasmani di atas, maka sudah sepantasnya orang-orang baduy akan memiliki kebugaran yang relatif lebih baik dibandingkan dengan orang-orang di luar Baduy yang menganut budaya hidup modern.

11 11 B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan masalah penelitiannya, yaitu: 1. Adakah perbedaan waktu luang pada anak-anak suku Baduy dan kota Serang? 2. Adakah perbedaan intensitas aktivitas fisik pada anak-anak suku Baduy dan kota Serang? 3. Adakah perbedaan status gizi pada anak-anak suku Baduy dan kota Serang? 4. Adakah perbedaan kebugaran jasmani pada anak-anak suku Baduy dan kota Serang? C. Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara lamanya pemanfaatan waktu luang, aktivitas fisik, status gizi, kebugaran jasmani dan hubungan antara aktivitas fisik ringan, sedang dan berat terhadap kebugaran jasmani (anaerobik laktasid, anaerobik alaktasid dan aerobik) anak-anak usia sekolah dasar di suku Baduy dan di kota Serang. Berdasarkan tujuan tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi teoretis terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dilihat dari segi lamanya pemanfaatan waktu luang, aktivitas fisik, status gizi dan kebugaran jasmani.

12 12 D. Asumsi Asumsi adalah sebagai titik awal dimulainya penelitian, dan merupakan landasan untuk perumusan hipotesis. Dengan kata lain tanpa asumsi tersebut, penelitian tidak dapat dilaksanakan. Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan berlawanan. Aktivitas fisik secara nyata akan mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang. Apabila seseorang rutin melakukan aktivitas fisik, maka secara teoripun akan lebih bugar dibandingkan dengan orang yang pasif. Hal ini di kemukakan oleh Lutan, (2000: 89) bahwa remaja yang secara berkelanjutan mengikuti latihan jasmani sejak kanak-kanak memperoleh keuntungan yaitu berkurangnya resiko mengalami sakit setelah mereka dewasa. Latihan jasmani penting untuk pembinaan karakter dan juga untuk mencegah kegemukan. Angka kejadian obesitas pada masa kanak-kanak meningkat secara cepat di seluruh dunia. Rata-rata penyebabnya adalah karena anak-anak di perkotaan menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV, komputer atau perangkat video game daripada bermain di luar ruangan. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang selalu dilakukan oleh anak-anak suku Baduy dalam kesehariannya. Mereka tidak pernah menghabiskan waktunya hanya untuk berdiam diri di rumah, apalagi

13 13 menghabiskan waktunya di depan televisi dan bermain video game. Keseharian anak-anak suku baduy dihabiskan untuk bermain dan bekerja membantu kedua orang tuanya, baik itu anak laki-laki dan perempuan melakukan hal yang sama. Jika dilihat dari pemaparan tersebut, maka sangat jelas terlihat perbedaan tentang gaya hidup dan pemanfaatan waktu luang antara anak-anak suku Baduy dan anak-anak kota Serang. Hal tersebut sudah tentu akan mempengaruhi kebugaran jasmani anak-anak suku Baduy dan anak-anak kota Serang. Belum lagi ditambah dengan kecenderungan apa yang mereka makan, tipe keluarga masa kini yang sangat sibuk dan biasanya hanya punya sedikit waktu untuk menyiapkan makanan sehari-hari. Sehingga cenderung menyiapkan makanan instan atau bahkan membiarkan anaknya sendiri untuk membeli makanan. Bahan pengawet dan pewarna yang sekarang banyak digunakan untuk makanan secara tidak langsung akan memberikan pengaruh kepada kesehatan dan kebugaran jasmani anak-anak. Keluarga suku Baduy sama sekali tidak mengenal penyedap rasa dan pewarna makanan, sehingga ketika memasak pada dasarnya mereka hanya menggunakan apa yang dihasilkan oleh alam di sekitarnya. Sehingga untuk memasakpun mereka harus menggunakan kekuatan fisiknya, karena untuk mencari bahan untuk memasak mereka harus naik turun gunung untuk mendapatkannya, berbeda dengan di kota yang tinggal membeli di warung atau di pasar terdekat. Cara hidup sehat alami harus kita lakukan agar kita mendapatkan kondisi tubuh yang segar bugar. Untuk memperoleh tubuh yang sehat, tidak harus dengan

14 14 pola hidup yang serba mahal. Karena semua itu dapat dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal. Semua dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Hidup sehat harus diawali dengan perubahan yang kecil terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan, ini cukup sederhana. Anda hanya perlu melakukan tiga langkah pokok sebagai berikut: 1. Olahraga. Ini adalah hal termudah untuk dilakukan agar tubuh kita tetap sehat. Jenis olahraga yang kita lakukan untuk membantu pembakaran metabolisme didalam tubuh. Adapun manfaat dari olahraga yaitu: Mengurangi resiko penyakit jantung, stroke dan diabetes. Meningkatkan kemampuan untuk bergerak. Tetap menjaga fleksibilitas tubuh seiring dengan pertambahan usia. Menjaga kepadatan tulang. Mencegah osteoporsis. Meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi. Meningkatkan kemampuan otak pada orang usia lanjut. 2. Melakukan gerakan ringan. Anda dapat mengurangi berat tubuh, tanpa harus melakukan olahraga yang berat. Jika anda belum siap untuk melakukan program yang terjadwal, lakukan gerakan ringan terlebih dahulu. Berikut ini adalah kegiatan untuk melakukan gerakan ringan. Matikan televisi anda. Bermainlah bersama teman, keluarga. Aktifitas apa saja daripada duduk terdiam sambil menonton televisi. Berjalan-jalan. Cobalah untuk menyempatkan diri untuk berjalan kaki. Tidak peduli berapa lama dan berapa jauh.

15 15 Lakukan kegiatan rumah. Melakukan kegiatan dirumah seperti membersihkan lantai rumah, merapikan dan menyapu dihalaman rumah. Berjalanlah sedikit ketika anda berbicara. Misalkan anda sedang menelpon seseorang atau berbicara dengan orang lain, lakukan sambil berjalan kecil. Buatlah jadwal untuk bergerak ringan daripada anda menghabiskan waktu duduk berdiam diri. 3. Makan yang cukup. Makan dengan gizi seimbang dan cukup adalah salah satu penunjang untuk hidup sehat. Adapun makanan yang harus ada dalam daftar menu anda sebagai berikut: Makan lebih banyak buah-buahan. Lebih banyak untuk mengkonsumsi sayur-mayur. Makanlah makanan yang rendah lemak. Seperti mengganti yang manismanis dengan menggunakan gula rendah kalori. Mengganti susu yang rendah lemak. Menyiapkan makanan pengganti. Untuk membuat hidup kita menjadi lebih sehat, lakukan perubahan kecil terlebih dahulu. Kebugaran adalah potensi besar yang harus dimiliki oleh setiap manusia agar dapat beraktivitas dengan maksimal sehingga pencapaian lebih optimal. Bagaimana mungkin bisa sukses, jika pada saat bekerja kita diselimuti rasa kantuk yang hebat. Bagaimana mungkin akan dicapai hasil maksimal jika kita hanya bekerja setengah hari karena mudah capek, sedangkan orang yang bugar mampu bekerja fulltime dengan penuh semangat dan menghasilkan sesuatu yang

16 16 maksimal. Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan, serta masih memiliki cadangan tenaga untuk mengisi waktu luang dan kegiatan-kegiatan yang bersifat mendadak. Salah satu cara untuk menjaga kebugaran adalah dengan olahraga. Olahraga adalah cara yang paling ampuh untuk menjaga kebugaran jasmani. Pada zaman modern saat ini, manusia dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Dengan berolahraga, maka stamina daya tahan tubuh akan meningkat. Stamina dan daya tahan tubuh yang tinggi merupakan modal awal untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jika tidak, maka aktivitas akan terganggu dan membuat kita jadi gampang sakit. Dengan stamina dan daya tahan tubuh yang maksimal, kita dapat melakukan banyak hal yang positif. Para pebisnis akan memiliki banyak waktu untuk menjalankan bisnisnya, para mahasiswa akan memiliki banyak tenaga untuk menyelesaikan tugas kuliahnya, para blogger akan memiliki semangat yang maksimal untuk terus online dan berkreasi menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat bagi orang lain. Dengan penjelasan tersebut di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa kebugaran jasmani, aktivitas fisik dan kebiasaan hidup dalam memanfaatkan waktu luang serta pola makan yang dilakukan oleh anak-anak suku Baduy dan kota Serang ini jelas berbeda. Hal tersebut didasari oleh kebiasaan dan aturan yang ada di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

17 17 E. Hipotesis 1. Hipotesis Penelitian a. Lamanya waktu luang masyarakat suku Baduy lebih banyak yang menggunakan aktivitas fisik dibandingkan anak-anak kota Serang. b. Intensitas aktivitas fisik masyarakat suku Baduy lebih besar porsinya dibandingkan anak-anak kota Serang. c. Aktivitas fisik yang terus menerus dilakukan akan mempengaruhi status gizi (BMI), sehingga status gizi anak-anak suku Baduy lebih banyak yang normal dibandingkan dengan anak-anak kota Serang. d. Kebugaran jasmani anak-anak suku Baduy lebih baik dibandingkan anakanak kota Serang. F. Metode Penelitian yaitu, Pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan penelitian Kuantitatif Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. (Sugiyono, 2008:14) Untuk mendukung pendekatan kuantitatif, maka digunakan metode penelitian bersifat Deskriptif, yaitu Suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan persamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lain. (Sukmadinata, 2006:72)

18 18 G. Lokasi Penelitian 1. Tempat, jenis dan waktu penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar- Banten, terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng dan di Sekolah Dasar Negeri 13 Kota Serang. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang akan dilakukan adalah dengan tes, teknik wawancara terbuka dan observasi. 3. Waktu Penelitian Proses penelitian diharapkan dapat selesai dalam 6 bulan, mulai dari seminar usulan penelitian sampai menyelesaikan laporan tesis. H. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan 2004:55). Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi sasaran dalam penelitian ini adalah anak-anak usia sekolah dasar (7-12 tahun) yang ada di daerah Baduy dan di Sekolah Dasar Negeri 13 kota Serang. 2. Sampel Sampel merupakan penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Surakhmad 1990: 93). Berdasarkan atas permasalahan yang

19 19 telah diuraikan tersebut, maka objek dari penelitian ini adalah anak-anak usia sekolah dasar suku Baduy dan anak-anak usia sekolah dasar masyarakat modern, dalam hal ini anak-anak kelas 5 di kota Serang 10 orang dan anakanak usia sekolah suku Baduy 10 orang, dengan jumlah total 20 orang. 3. Teknik pengambilan sampel (random sampling) Menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2008 :120)

20 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Overweight Overweight (kelebihan berat badan atau kegemukan) didefinisikan sebagai berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Di perkotaan manusia menjalani kehidupannya dengan persaingan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPOSISI TUBUH (INDEKS MASSA TUBUH) SISWA KELAS XI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

2015 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPOSISI TUBUH (INDEKS MASSA TUBUH) SISWA KELAS XI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebugaran jasmani yang baik bagi setiap individu dapat menunjang proses dan hasil belajar siswa, terlebih dapat mendukung pula prestasi-prestasi lain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa maupun remaja baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah ini menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sangat kaya dengan budaya yang berbeda-beda. Salah saru diantaranya adalah masyarakat Kanekes (Baduy) yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Gizi lebih adalah suatu keadaan berat badan yang lebih atau diatas normal. Anak tergolong overweight (berat badan lebih) dan risk of overweight (risiko untuk berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi fenomena yang harus ditangani. Pasalnya, kegemukan dapat menyebabkan berbagai penyakit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi Obesitas didefenisikan sebagai suatu penambahan berat badan akibat akumulasi berlebihan lemak tubuh relatif terhadap massa tubuh tanpa lemak (Wong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis penyakit. Penyakit menular sudah digantikan oleh penyakit yang tidak menular seperti penyakit degeneratif, metabolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, definisi sehat adalah keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gemuk merupakan suatu kebanggaan dan merupakan kriteria untuk mengukur kesuburan dan kemakmuran suatu kehidupan, sehingga pada saat itu banyak orang berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi membawa kehidupan manusia ke dalam gerbang modernisasi yang membawa dampak pada perkembangan zaman dan teknologi yang pesat, sehingga mampu menciptakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fleksibilitas 2.1.1. Definisi fleksibilitas Fleksibilitas mengacu pada kemampuan ruang gerak sendi atau persendian tubuh. Kemampuan gerak sendi ini berbeda di setiap persendian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang sangat berarti. Artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah mengantarkan kita pada era modernisasi dimana segala sesuatu serba praktis dan instan. Hampir semua peralatan yang diperlukan manusia saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO sebagaimana dikutip oleh Giam dan Teh (1993: 8), definisi sehat ialah suatu keadaan sehat yang baik, baik fisik, mental maupun sosial. Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arah pembangunan jangka menengah Indonesia ke-2 (2010-2014) adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Pada bagian ini akan disimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penulisan skripsi yang berjudul. Kehidupan Masyarakat Baduy Luar Di Desa Kanekes

Lebih terperinci

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight? Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang

Lebih terperinci

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA Oleh: Fatkurahman Arjuna E-mail: Arjuna@UNY.ac.id ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Kesehatan Olahraga adalah kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan remaja saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu tantangan yang paling serius. Masalahnya adalah global dan terus mempengaruhi negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap gizi, oleh karena itu remaja perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Pertumbuhan pada remaja berlangsung secara cepat,

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak perubahan yang terjadi. Selain perubahan fisik karena bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8 5 Hidup Sehat Pola hidup akan menentukan kualitas kesehatan seseorang. Pola hidup yang baik akan membawa seseorang pada kesehatan jasmani. Sebaliknya, pola hidup yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah.

Lebih terperinci

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Index Massa Tubuh Index Massa tubuh adalah salah satu pengukuran status gizi antopometri seseorang dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan. Cara ini efektif digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dizaman yang orientasi manusianya lebih mengutamakan uang, bekerja lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Dizaman yang orientasi manusianya lebih mengutamakan uang, bekerja lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dizaman yang orientasi manusianya lebih mengutamakan uang, bekerja lebih utama dibanding olahraga, dalam sehari atau 24 jam posisi pekerjaan di perkotaan bisa mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya pergeseran budaya dari budaya gerak menjadi budaya diam menyebabkan terjadinya permasalahan pada aspek kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan oleh dampak teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan tubuh kita tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang kita konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat beraneka ragam serta begitu padat. Mereka bersaing demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Asupan nutrisi yang tidak seimbang akan mengakibatkan anak kependekan, kekurusan, maupun kegemukan. Anggapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 menurut data statistik menunjukkan bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pembangunan bidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan berperilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM PAKAIAN TRADISIONAL DAERAH BANDUNG 2.1 Pengertian Pakaian Tradisional Pakaian tradisional adalah busana yang dipakai untuk menutup tubuh manusia dan dikenakan secara turun-temurun.

Lebih terperinci

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan setiap manusia dalam menjalani kehidupannya. Kesehatan juga merupakan hal yang sangat penting karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi serta kemajuan teknologi yang berkembang pesat ternyata mempengaruhi gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia. Terutama kota Jakarta yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin dilakukan, mulai dari bangun tidur, menyapu rumah, mencuci, memasak, sekolah ataupun bekerja.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru.

I. PENDAHULUAN. Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru. Perkembangan zaman kian pesat era globalisasi mengubah pandangan masyarakat tentang suatu produk pangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak didalam tubuh yang lebih dari normal sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat mengurangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang maupun gizi lebih pada dasarnya disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Obesitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, salah satunya ialah remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan berbagai dampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya yang berbeda-beda. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), berdasarkan hasil sensus penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bersepeda merupakan jenis aktivitas yang telah dilakukan oleh masyarakat sejak zaman dahulu hingga sekarang, kegiatan bersepeda dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan kemampuan

Lebih terperinci

MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET

MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET Oleh : Fitriani, SE Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan, mulai dari aspek kesehatan,makanan, nutrisi yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia (Saffan, 2013). Salah satu bentuk kegiatan dalam menjaga kesehatan adalah dengan memenuhi kebutuhan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas yaitu terdapat penimbunan lemak yang belebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya obesitas ditentukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bangsa Indonesia terkenal dengan kemajemukannya yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan hidup bersama dalam negara kesatuan RI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Dalam keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan hidupnya, manusia memerlukan makanan karena makanan merupakan sumber gizi dalam bentuk kalori,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia telah meningkat hampir dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kelebihan berat badan pada anak terus mengalami peningkatan dan semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat ketidaksadaran dalam menjaga pola makan. Pola makan tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat ketidaksadaran dalam menjaga pola makan. Pola makan tidak sehat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pengaruh gaya hidup modern memberi dampak pada pola makan seseorang. Kebiasaan makan yang tidak teratur atau konsumsi makanan dalam porsi yang tidak sesuai

Lebih terperinci

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana tingkatan aktifitasnya itu berbeda-beda pada masing-masing individu. Untuk dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan. Kebutuhan hidup pokok manusia terdiri dari pangan (makan), sandang (pakaian), dan papan (tempat tinggal). Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih banyak kurang gerak sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan impian setiap orang sepanjang kehidupannya. Kesehatan juga salah satu pilar utama dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Segala aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemajuan zaman seperti sekarang ini dan arus globalisasi sangatlah mempengaruhi kehidupan setiap individu di Indonesia maupun di negara-negara lainnya baik ditinjau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja tentunya ingin menampilkan tampilan fisik yang menarik. Banyak remaja putra berkeinginan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup aktif membutuhkan aktivitas yang teratur, hanya 40% populasi yang cukup aktif untuk memastikan keuntungan fisik dan mental dari aktivitas fisik yang teratur. Sisanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat dan tradisi yaitu suku Baduy yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan merupakan masalah serius yang dihadapi di dunia, karena terus meningkat disemua negara. Tahun 2014, sebanyak 39% penduduk dewasa ( 18 tahun) menderita kegemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang dan membangun, Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan dengan negara lain yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan dengan persaingan tingkat

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG UKBM 3.1/4.1/1/1-1 BAHASA INDONESIA PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG UNIT KEGIATAN BELAJAR BIN 3.1/4.1/1/1-1 PENTINGKAH LAPORAN HASIL OBSERVASI Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan di segala bidang menuju pada keadaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk BAB 1 PENDAHULUAN Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Kelebihan berat badan pada anak apabila telah menjadi obesitas akan berlanjut

Lebih terperinci

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit Budaya Hidup Aktif Melalui Aktifitas Fisik RUMPIS AGUS SUDARKO FIK UNY STATUS KESEHATAN Sehat &Bugar Sehat Sakit Gambar : Modifikasi Kondisi Sakit - Sehat - Bugar Pendahuluan Perkembangan IPTEKS mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih nikmat, lebih cepat, dan lebih lancar karenanya. Dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. lebih nikmat, lebih cepat, dan lebih lancar karenanya. Dengan kemajuan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang demikian pesat, sangat besar manfaatnya bagi hidup dan kehidupan manusia. Segala aktivitas manusia menjadi lebih mudah, lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan diukur dengan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelebihan berat badan saat ini merupakan masalah yang banyak terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur lebih dari 30 tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 28 November 2012 SILABUS Tema 9 : Makanan Sehat dan Bergizi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 Kelas : IV Tema 9 : Makanan Sehat dan Bergizi Alokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjaga kesehatan tubuh adalah hal yang harus diperhatikan setiap manusia, karena dengan tubuh yang sehat dan kuat kita dapat menghadapi aktifitas dan menjalani kesibukan

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah anugrah terbesar yang Tuhan berikan pada manusia. Dengan sehat, manusia dapat melakukan aktivitas dan menjalani hidupnya dengan baik. Sehat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif atau

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif atau BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif atau sering disebut dengan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara 1 BAB I PENDAHULUAN a) Latar Belakang Peningkatan kemakmuran seseorang ternyata diikuti dengan perubahan gaya hidup. Pola makan mulai bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari perkembangan gaya hidup. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi lebih dan masalah gizi kurang merupakan masalah yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Obesitas merupakan sinyal pertama dari munculnya kelompok penyakit-penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu dari 10 kondisi yang berisiko di seluruh dunia dan salah satu dari 5 kondisi yang berisiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat telah berhasil menarik perhatian baik masyarakat asing maupun masyarakat lokal. Ketertarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini menjaga penampilan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang wanita dapat menunjang

Lebih terperinci