PERBANDINGAN CURING UDARA DAN CURING AIR LAUT PADA BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT, PASIR LAUT DAN SUPERPLASTICIZER
|
|
- Sudirman Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN CURING UDARA DAN CURING AIR LAUT PADA BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT, PASIR LAUT DAN SUPERPLASTICIZER M.W. Tjaronge (1), Abd. Rachman Djamaluddin (1), Rifaldy Haryanto (2). ABSTRAK : Data dari PBB dan organisasi meteorologi dunia memprediksi sekitar 5 miliyar orang akan kekurangan air bersih bahkan air minum (Sumber: Conference on Our World in Concrete and Structure di Singapura). Nobuaki Otsuki dkk. (2011), dalam konferensi tersebut juga mengatakan bahwa di tahun 2025 setengah dari umat manusia akan tinggal di daerah yang kekurangan air bersih (air tawar). Berdasarkan fenomena yang terjadi maka dengan melihat potensi air laut yang terdapat di indonesia begitu melimpah maka ada pemikiran menggunakan air laut sebagai bahan pencampuran beton, terkhusus daerah yang berada jauh dari jangkauan air tawar tetapi berinteraksi langsung dengan air laut. Dalam penelitian ini penulis memanfaatkan pasir laut dan air laut sebagai bahan campuran beton, kemudian diteliti lebih lanjut mengenai kuat tekan beton, modulus elastisitas beton dan pola keretakan yang terjadi pada beton yang menggunakan pasir laut dan air laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan rata rata dan modulus elastisitas dengan curing udara umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari sebesar 25,46 MPa, 29,87 MPa, 34,88 MPa dan 21766,36 MPa sedangkan curing air laut umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari sebesar 28,82 MPa, 35,50 MPa dan 36,34 MPa dan 22286,94 MPa. Pola retak menunjukkan kehancuran sejajar sumbu tegak. Kata Kunci : Beton, Air Laut, Pasir Laut,, Modulus Elastisitas (1) Pembimbing, tjaronge@yahoo.co.jp, jamaluddin_abdulrahman@yahoo.co.id (2) Mahasiswa, rifaldyharyanto@yahoo.co.id I. PENDAHULUAN Beton merupakan material utama untuk konstruksi yang banyak sekali digunakan di seluruh dunia. Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang teknologi beton untuk memenuhi kebutuhan dalam infrastruktur, misalnya Gedung, Jembatan, Jalan, Saluran Irigasi, dan masih banyak lagi. Kebutuhan akan konstruksi bangunan dalam hal ini secara fokus terhadap beton makin meningkat tiap tahunnya, hal ini berbanding lurus dengan penelitian mengenai beton. Pada umumnya bahan penyusun mortar atau beton adalah semen, agregat dan air yang menyebabkan terjadinya ikatan kimia yang kuat antara bahan bahan tersebut. Air merupakan bahan pencampur beton yang paling tinggi peranannya karena dengan air semen dapat bereaksi secara kimia dan menghasilkan pasta semen yang saling mengikat antara agregat halus dan agregat kasar. Negara indonesia adalah negara kepulauan sebagian lokasi di Indonesia sulit mendapatkan agregat pencampur beton, untuk mendapatkan agregat harus memerlukan biaya yang besar karena melakukan pengiriman agregat dari daerah lain. Maka dari itu di lakukan penelitian mengenai pasir laut dan air laut sebagai bahan pencampur beton untuk memanfaatkan sumber daya yang berada di daerah daerah yang sulit dijangkau. Data dari PBB dan organisasi meteorologi dunia memprediksi sekitar 5 miliyar orang akan kekurangan air bersih bahkan air minum (Sumber: Conference on Our World in Concrete and Structure di Singapura). Nobuaki Otsuki dkk. (2011), dalam konferensi tersebut juga mengatakan bahwa di tahun 2025 setengah dari umat manusia akan tinggal di daerah yang kekurangan air bersih (air tawar). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Beton Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat (SNI ). Sifat-sifat positif dari beton antara lain relatif mudah dikerjakan serta dicetak sesuai dengan keinginan, tahan terhadap tekanan, dan tahan terhadap cuaca. Sedangkan sifat-sifat negatifnya antara lain tidak kedap terhadap air (permeabilitas beton relatif tinggi), kuat tarik beton rendah, mudah terdesintegrasi oleh sulfat yang dikandung oleh tanah. Sifat positif dan negatif dari beton tersebut ditentukan oleh sifat-sifat material pembentuknya, perbandingan campuran, dan cara pelaksanaan pekerjaan. Mutu beton ditentukan oleh banyak faktor antara lain : a. Faktor Air Semen (FAS). b. Perbandingan bahan-bahannya. c. Mutu bahan-bahannya. d. Susunan butiran agregat yang dipakai. e. Ukuran maksimum agregat yang dipakai. f. Bentuk butiran agregat. g. Kondisi pada saat mengerjakan. h. Kondisi pada saat pengerasan Semen Portland Semen portland atau Portland Composite Cement (PCC) merupakan bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama sama terak
2 semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan organik, atau dengan hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozoland, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6% - 35% dari massa semen portland komposit (SNI ). Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri dari kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain (SNI ) Agregat Kasar Kerikil atau agregat kasar merupakan hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dariindustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai dengan 40 mm (No. 1 1 / 2 inci) (SNI 1969:2008). Agregat kasar adalah komponen utama dalam pembuatan beton. Agregat kasar terdiri dari serpihan batu yang ukurannya melebihi 5 mm, sehingga ukuran maksimum yang dibenarkan untuk pekerjan beton biasanya tidak melebihi 50 mm. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi dari AASHTO, American Association of State Highway and Transportation Officials). Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan no. 4 atau ukuran 4,75 mm. Persyaratan agregat kasar SK SNI S F : a. Butiran butiran tajam dan keras dengan indeks kekerasan 2,2. b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh cuaca (terik matahari dan hujan), jika diuji dengan larutan garam natrium sulfat bagian yang hancur maksimum 12 %, sedangkan dengan larutan garam magnesium sulfat maksimum 18%. c. Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5%. d. Tidak mengandung organis terlalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan warna dengan 3% NaOH, yaitu warna cairan di atas endapan agregat tidak boleh lebih gelap dari pada warna standar gradasi. e. Modulus halus butir antara 5 8 dan variasi butir sesuai standar gradasi. f. Khusus untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, agregat harus tidak relatif terhadap alkali. Agregat disebut agregat kasar apabila ukurannya sudah melebihi ¼ in.(6 mm). Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap disentegrasi beton, cuaca dan efek-efek perusak lainnya. Agregat kasar mineral ini harus bersih dari bahan-bahan organik dan harusmempunyai ikatan yang baik dengan gel semen (Nawy, E. G. 1998) Agregat Halus Agregat halus berfungsi sebagai pengisi rongga rongga antara agregat kasar. Agregat halus atau pasir merupakan hasil dari pelapukan batuan secara alami atau berasal dari pemecahan batuan. Berdasarkan SNI agregat halus terdiri dari : 1. Ukuran maksimum 4,76 mm, berat minimum 500 gram. 2. Ukuran maksimum 2,38 mm, berat minimum 100 gram. Agregat halus yang digunakan dalam pencmpuran beton memiliki syarat syarat yang harus dipenuhi menurut SNI-S F adalah : a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. b. Butiran agregat harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. c. Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila melebihi agregat halus harus dicuci. d. Agregat halus tidak banyak mengandug zat organik. e. Modulus halus butir antara 1,5 3,8 dengan variasi butir sesuai standar gradasi. Lubang Ayakan (mm) Tabel 2.1 Batas gradasi agregat halus No Persen Berat Butir yang Lewat Ayakan I II III IV 10 3/8 in ,8 No ,4 No ,2 No ,6 No ,3 No ,25 No
3 Pasir alam dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu : 1. Pasir galian Pasir golongan ini diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan cara menggali terlebih dahulu. Pasir ini biasanya tajam bersudut, berpori dan bebas dari kandungan garam walaupun biasanya harus dibersihkan dari kotoran tanah dengan jalan dicuci terlebih dahulu. 2. Pasir sungai Pasir ini diperoleh langsung dari dasar sungai, yang pada umumnya berbutir halus dan bulat bulat akibat proses gesekan. Daya lekatan antar butiran agak kurang karena bentuk butiran yang bulat. Pada sungai tertentu yang dekat dengan hutan kadang kadang banyaknya mengandung humus. 3. Pasir pantai Pasir pantai adalah pasir yang diambil dari tepian pantai, bentuk butirannya halus dan bulat akibat gesekan dengan sesamanya. Pasir ini merupakan pasir yang jelek karena mengandung banyak garam. Garam ini menyerap kandungan air dari udara dan mengakibatkan pasir selalu agak basah serta menyebabkan pengembangan volume bila dipakai pada bangunan. akan tetapi pasir pantai dapat digunakan pada campuran beton dengan perlakuan khusus, yaitu dengan cara di cuci sehingga kandungan garamnya berkurang atau hilang Air Laut Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air dapat bereaksi dengan semen, yang akan menjadi pengikat antara semen dan agregat. Air juga berfungsi sebagai pengontrol campuran beton karena kelebihan air dapat menyebabkan penurunan pada kekuatan beton itu sendiri. Selain itu kelebihan air akan menyebabkan terjadinya bleeding. M. Wihardi Tjaronge, dkk. (2011) meneliti pengaruh air laut pada kekuatan beton berongga yang menggunakan semen Portland komposit dan serat mikro monofilamen polypropylene. Uji kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada 3, 7 dan 28 hari menunjukkan kekuatan meningkat di air laut. Hasil ini memperlihatkan proses hidrasi tidak terganggu ketika beton berpori direndam air laut. Air Laut merupakan campuran dari 96,5 % air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Air laut memang berasa asin karena memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter air laut (1000 ml) terdapat 35 gram garam. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahap penelitian ini dapat dilihat secara skematis dalam bentuk bagan alir pada Gambar 3.1 berikut ini : Gambar 3.1 Kerangka prosedur penelitian 3.2. Pengujian Karakteristik Agregat Sebelum melakukan pembuatan benda uji beton, perlu dilakukan pengujian karakteristik terhadap agregat halus dan agregat kasar. Pengujian karakteristik bertujuan untuk mengetahui nilai atau kandungan yang terdapat dalam agregat halus dan agregat kasar. Pemeriksaan karakteristik agregat yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) ditunjukkan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. Tabel 3.1 Metode Pengujian Karakteristik Agregat Halus No. Jenis Pemeriksaan Standar Yang Digunakan Interval 1. Pemeriksaan Analisa Saringan SNI ,50-3,80 2. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan SNI ,6-3,3 3. Pemeriksaan Berat SNI ,4-1,9
4 Volume Air Lumpur Organik kg/liter SNI ,5-5 % SNI Maks. 5 % SNI < No. 3 Tabel 3.2 Metode Pengujian Karakteristik Agregat Kasar No Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan Analisa Saringan Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Pemeriksaan Berat Volume Air Lumpur Standar Yang Digunakan Interval SNI ,0-7,1 SNI ,6-3,3 SNI ,4-1,9 kg/liter SNI ,5-2 % SNI Maks. 1 % 3.3. Rancangan Campuran Beton (Concrete Mix Design) Penentuan Rencana Campuran Beton (Concrete Mix Design) yang dilakukan pada penelitian ini adalah secara Trial Mix. Pada Trial Mix ini dilakukan beberapa variasi komposisi mengubah dosis semen, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan mengacu pada komposisi hasil dari Mix Design yang telah dibuat. Dari Trial Mix awal diketahui beberapa bahan pencampur beton tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada Workability sehingga dilakukan kembali perencanaan pada Mix Design sehingga didapatkan hasil yang diinginkan. Semen Semen berasal dari kata Cement dalam bahasa Inggris yang berarti pengikat. Dengan kata lain semen merupakan material yang berfungsi sebagai pengikat butiran butiran agregat. Dalam penilitian ini digunakan semen Portland. Agregat Agregat merupakan butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kurang lebih menempati sebanyak 70% volume dari mortar atau beton. Walaupun namanya hanya sebagai bahan pengisi, tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat sifat mortar atau beton. Dalam penelitian ini agregat halus yang digunakan berasal dari Pantai Barombong sedangkan agregat kasar (batu pecah) berasal dari Sungai Jeneberang. Air Air merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting. Air diperlukan dalam pembuatan beton untuk bereaksi dengan semen, serta membasahi agregat dan memberi kemudahan dalam pekerjaan beton. Dalam penelitian kali ini digunakan Air Laut yang berasal dari Pantai Barombong. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Agregat Data hasil pengujian agregat diperlihatkan pada Tabel 5.1. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Agregat No. Karakteristik Agregat Agregat Agregat Halus Kasar 1. Diameter 0,14-5 mm 5-20 mm 2. Modulus Kehalusan 1,50 8,10 3. Berat Jenis Spesifik (*) a. BJ. Nyata 2,41 2,63 b. BJ. Dasar Kering 2,56 2,82 c. BJ. Kering Permukaan 2,47 2,70 4. Penyerapan Air 2,46 % 2,57 % 5. Berat Volume - - a. Kondisi Lepas 1,42 kg/l 1,80 kg/l b. Kondisi Padat 1,69 kg/l 1,90 kg/l 6. Kadar Lumpur 1,50 % 0,50 % 7. Kadar Organik No. 1 (rendah) Karakteristik Air Laut Air laut yang digunakan pada penelitian ini diambil dari pantai Barombong, Kab.Gowa. Berikut komposisi kimia air laut pantai Barombong dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Komposisi Kimia Air Laut Barombong ph Berat Jenis (gr/cm 3 ) Komposisi Kimia (mg/l) Na Ca Mg Cl - SO 4 CO 3 8,53 1, ,5 Sumber : Laboratorium Oceanografi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas. Kadar ion klorida (Cl) larut air maksimum dalam beton bertulang berdasarkan SNI 2487 : 2013 adalah 1 % dari berat semen Rancangan Campuran Beton (Mix Design Concrete) Pada perencanan mix design beton digunakan Superplesticizer tipe Glenium SKY 8614 dengan W/C atau FAS 0,225. Dilakukan variasi curing udara dan curing air laut dengan umur 3 hari, 14 hari dan 28 hari.
5 Tabel 4.3 Komposisi Campuran Beton Untuk 1 m 3 No Material Berat (kg) Volume (liter) 1 Air Laut Semen ,34 3 Udara (1%) Pasir Laut ,50 5 Batu Pecah ,92 6 Glenium 9-7 Berat Volume (kg/m 3 ) Sumber : Laboratorium Eco Material Jurusan Sipil, Universitas Hasanuddin. Berdasarkan SNI 2487:2013 kadar maksimum Cl - yang di anjurkan dalam beton bertulang adalah sebesar 1 % dari berat semen. Dalam pengujian ini kadar Cl - sebesar 0,111 % Pengujian Beton Pengujian Beton dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari dilakukan Curing Udara dan Curing Air Laut dengan menggunakan silinder berukuran 10 cm x 20 cm masing-masing sebanyak 5 buah namun dicantumkan ke dalam Tabel 4.4 dan 4.5 hanya 3 sampel terbaik. Pengujian Beton mengacu pada SNI 1974:2011. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Beton Curing Udara Umur/Hari Beban Maksimum (kn) 197,50 25, , ,37 239,60 30,52 245,20 31,24 218,60 27,85 265,75 33,85 305,00 38,85 250,77 31,95 Rata rata 25,46 29,87 34,88 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Beton Curing Air Laut Umur/Hari Beban Maksimum (kn) ,56 222,80 28, , ,56 272,20 34,68 276,80 35,26 307,92 39,23 285,05 36,31 262,90 33,49 Rata rata 28,82 35,50 36,34 Sumber : Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Sipil, Universitas Hasanuddin V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tekan beton menggunakan air laut pasir laut dengan superplasticizer maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemeriksaan karakteristik agregat kasar dan agregat halus untuk semua pengujian memenuhi standar dan spesifikasi SNI. 2. Dari pengujian kuat tekan maka diperoleh sifat sifat mekanis beton sebagai berikut : a. Kuat tekan rata rata curing udara meningkat dari umur 3 hari ke umur 7 hari sebesar 14,77 % sedangkan umur 7 hari ke 28 hari sebesar 9,94 %. b. Kuat tekan rata rata curing air laut meningkat dari umur 3 hari ke umur 7 hari sebesar 18,80 % sedangkan umur 7 hari ke 28 hari sebesar 6,91 %. c. Nilai modulus elastisitas rata rata yang di peroleh untuk curing udara sebesar 21766,36 MPa sedangkan pada curing air laut sebesar 22286,94 MPa. Ini membuktikan bahwa nilai elastisitas pada beton berbanding lurus dengan kuat tekan beton. Dimana semakin besar modulus elastisitas pada beton maka semakin tinggi kuat tekannya. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton dan nilai modulus elastisitas beton dengan variasi curing udara dan curing air laut memperlihatkan hasil yang cukup baik sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk pembuatan beton. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka sebagai bahan pertimbangan, diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Beton dengan penggunaan pasir laut dan air laut ini sangat cocok digunakan untuk daerah yang berada jauh dari sumber material yang umum digunakan dan juga untuk daerah yang bersinggungan langsung dengan air laut utamanya untuk daerah pesisir pantai contohnya untuk pembangunan pelabuhan dan lainnya.
6 2. Berdasarkan sifat sifat mekanis beton diharapkan penggunaan pasir laut dan air laut ini mampu menjadi material yang wajib digunakan untuk daerah pesisir pantai. VI. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Muhammad Wihardi Tjaronge, ST, M.Eng dan Dr. Ir. Abd. Rachman Djamaluddin, MT selaku pembimbing 1 dan 2 dalam penyelesaian tugas akhir ini serta bapak Hamka selaku mahasiswa program doktor yang sangat membantu dalam penelitian mengenai beton pasir laut dan air laut. Sebagian besar penelitian ini dilakukan di laboratorium Eco Material DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim Cara Uji Beton Dengan Benda Uji Silinder (SNI ).Departemen Pekerjaan 2. Anonim Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal(SK SNI ). Departemen Pekerjaan 3. Anonim Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI ). Departemen Pekerjaan 4. Anonim Semen Portland Komposit (SNI ). Departemen Pekerjaan 5. Anonim Semen portland (SNI ). Departemen Pekerjaan 6. Anonim Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI ). Departemen Pekerjaan 7. Anonim Metode Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar (SNI ). Departemen Pekerjaan 8. Anonim Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton Di Lapangan (SNI ). Departemen Pekerjaan 9. Anonim Spesifikasi Bahan Tambah Untuk Beton (SNI ). Departemen Pekerjaan 10 Anonim Standar Industri Indonesia (SII) Mutu dan Cara Uji Agregat. Departemen Perindustrian Republik Indonesia. 11. Anonim Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar (SNI 1969:2008). Departemen Pekerjaan 10. Adiwijaya A Fundamental Study On Seawater-Mixed Concrete Related to Strength Carbonation and Alkali Silica Reaction. A Dissertation of Kyushu University. 12. M. Wihardi Tjaronge, a. m. Akkas, R. A Muhlis Studi Eksperimental Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan Material Pasir dan Air Laut 13. M. Wihardi Tjaronge, dkk. Effect of Sea Water on The Strength of Porous Concrete Containing Portland Maniyal. S. dkk An Experimental Review of Effect of Sea Water on Compressive Strength of Concrete. Department of Civil Engineering, N. B. N. Sinhgad College of Engineering, Solapur, India. 15. Neville. A. M. dan Brooks J.J Concrete Technology. Longman Scientific & Technical, New York. 16. Nawy E.G. Juli Beton Bertulang- Suatu Pendekatan Dasar, Cetakan Keempat. Bandung. 17. Otsuki, Nobuaki Possibility Of Sea Water As Mixing Water In Concrete. Conference on Our World in Concrete & Structures. Tokyo Institute of Technology, Japan..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciPENGARUH CURING UDARA DAN CURING AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN SLAG NIKEL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR
JURNAL TUGAS AKHIR PENGARUH CURING UDARA DAN CURING AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN SLAG NIKEL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR Oleh : BOBY RAHMAN D 111 12 106 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciPERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT
PERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT Magfirah Burhan 1, M.W. Tjaronge 2, Rita Irmawaty 2 ABSTRAK : World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ketersediaan air bersih akan berkurang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR
JURNAL TUGAS AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR Oleh : ADITYA HERIYO PURNAMA D 111 12 004 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT. M.W. Tjaronge 1, A.A.Amiruddin 1, A.M.Hamka. 2 ABSTRAK : Beton self compacting concrete
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.
Lebih terperinciSpesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Upaya peningkatan kualitas beton terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mencapai kekuatan yang paling maksimal. Upaya ini terbukti dari munculnya berbagai penelitian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Beton Menurut SNI 2847:2013, beton adalah campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture).
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Beton merupakan bahan gabungan yang terdiri dari agregat kasar dan halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai bahan pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan halus
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Beton sering
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton diartikan sebagai campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Penggunaan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON Jeffry 1), Andry Alim Lingga 2), Cek Putra Handalan 2) Abstrak Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Menurut Tjokrodimuljo (2007), beton adalah campuran antara semen portland, agregat kasar, agregat halus, air dan terkadang ditambahkan dengan menggunakan bahan tambah yang
Lebih terperinciJURNAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA TERHADAP KUAT TEKAN BETON AIR LAUT OLEH : MUH. ARINIL HIDAYAT D JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA TERHADAP KUAT TEKAN BETON AIR LAUT OLEH : MUH. ARINIL HIDAYAT D111 11 132 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2016 PENGARUH PENAMBAHAN SERAT
Lebih terperinciKinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian
Lampiran 1 Foto Selama Penelitian Gambar L.1 Uji Kuat Tekan Silinder Gambar L.2 Benda Uji Normal 7 hari Gambar L.3 Benda Uji Normal 14 hari Gambar L.4 Benda Uji Normal 28 hari Gambar L.5 Benda Uji Sukrosa
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai Opak Sungai Opak atau kali opak adalah nama sungai yang mengalir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON
PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON Oleh : Soeparno dan Didiek Purwadi *) Abstrak : Dalam pembangunan fisik infrastruktur
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Beton berdasarkan SNI-03-2847-2007 didefinisikan sebagai campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat
Lebih terperinciKAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum
KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR Oleh : Garnasih Tunjung Arum 09510134004 ABSTRAK Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PENELITIAN
BAB III PERENCANAAN PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Penelitian mengenai pengaruh perawatan beton terhadap kuat tekan dan absorpsi beton ini bersifat aplikatif dan simulatif, yang mencoba untuk mendekati
Lebih terperinciTEGANGAN LEKAT PADA BETON YANG MENGANDUNG AIR LAUT DAN SERAT BAJA
TEGANGAN LEKAT PADA BETON YANG MENGANDUNG AIR LAUT DAN SERAT BAJA M.W. Tjaronge (1), Rita Irmawaty (1), Reinhard Glorian Ba ka (2). ABSTRAK : Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan air bersih semakin meningkat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Beton Beton dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan
Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan suatu bahan bangunan yang bahan penyusunnya terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), air, agregar kasar, agregat halus, dan bahan tambah.
Lebih terperinciPengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak
Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya rongga-rongga udara. Campuran bahan-bahan
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR ELASTISITAS DAN KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT, PASIR LAUT, DAN SEMEN PORTLAND KOMPOSIT. Oleh : ISMI ISTIQAMAH
JURNAL TUGAS AKHIR ELASTISITAS DAN KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT, PASIR LAUT, DAN SEMEN PORTLAND KOMPOSIT Oleh : ISMI ISTIQAMAH D 111 12 269 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Dasar Teori Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air yang membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah campuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Batako Batako atau juga disebut bata beton ialah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau sejenisnya, air dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. TINJAUAN UMUM Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air (PBBI 1971 N.I.-2). Seiring dengan penambahan umur,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)
PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC) Bing Santosa 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. TR.Mataram
Lebih terperinciKELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR
KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR Aristofel R. Resi 1 (aristofelronaldzresi@gmail.com) Elia Hunggurami 2 (eliahunggurami@yahoo.com) Sudiyo Utomo (diyotomo@gmail.com)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 1. Beton A. Kajian Pustaka a. Pengertian Beton Beton merupakan komponen dari konstruksi yang sering digunakan pada pembuatan berbagai jenis bangunan
Lebih terperinciBAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan
Lebih terperinciKAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo
KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 9 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo Abstraksi Bahan beton yang terdiri dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VI, No. 1, April 217 KARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH Adhytius H. Pagut 1 (adhytiuspagut@gmail.com) Dolly W. Karels 2 (dollykarels@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat (SNI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat (SNI-03-2847- 2002). Penggunaan beton
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dengan atau tanpa bahan tambah yang membentuk masa padat (SNI suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah yang membentuk masa padat (SNI-03-2847- 2002). Beton terdiri dari
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (479-485) ISSN: 2337-6732 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Maria M. M. Pade E. J. Kumaat,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Beton Beton adalah campuran dari agregat halus dan kasar (pasir, kerikil, batu pecah atau jenis agregat lain) dengan semen, yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Pengujian Material Dalam mendesain suatu campuran beton, perlu terlebih dahulu diadakan suatu pengujian material atau bahan-bahan pencampur beton. Di antaranya
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Kata beton dalam bahasa indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Pembuatan Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Dengan semakin banyaknya pemakaian bahan alternatif untuk beton, maka penelitian yang bertujuan untuk membuka wawasan tentang hal tersebut sangat dibutuhkan, terutama penggunaan
Lebih terperincihendak dicapai, maka diskusi antara insinyur perencana dan pemborong pekerjaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kontrol mutu beton ditujukan untuk memproduksi suatu bahan seragam yang mempunyai sifat-sifat pokok seperti yang dituntut oleh pekerjaan yang dituju. Pada saat yang bersamaan
Lebih terperinciKUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGANDUNG AIR LAUT DAN DIRAWAT (CURING) DENGAN LARUTAN SULFAT
JURNAL TUGAS AKHIR KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGANDUNG AIR LAUT DAN DIRAWAT (CURING) DENGAN LARUTAN SULFAT Oleh : WILDA SRI JOICE SONDA D 111 12 275 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air
5 BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air dan semen atau dengan bahan tambahan atau zat aditif. Bahan bahan air dan semen bereaksi secara kimiawi
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan
BARtl TINJAUAN PUSTAKA Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan konstruksi yang semakin meningkat. Salah satu hal yang penting dan perju mendapat perhatian dalam teknologi pembuatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Paving Block 1. Definisi Paving Block Bata beton (paving block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I
PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I I Made Alit Karyawan Salain 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,
Lebih terperinci> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <
> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < Soal : Rencanakan campuran beton untuk f c 30MPa pada umur 28 hari berdasarkan SNI 03-2834-2000 dengan data bahan sebagai berikut : 1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL
PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL Irenius O.R Kadimas 1 (ireniuskadimas@gmail.com) Jusuf J.S. Pah 2 (yuserpbdaniel@yahoo.co.id) Rosmiyati A. Bella 3 (qazebo@yahoo.com)
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG
ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG Wennie Mandela 1, Hendrik Pristianto 2*, Muhammad Arif 3 1,2 Dosen Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batako 2.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana
15 PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 Email: rikasylvia@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah batuan yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton didapatkan dengan cara mencampur
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERSEMBAHAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSETUJUAN iii KATA PENGANTAR iv PERSEMBAHAN v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR NOTASI xv ABSTRAK xvii
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN UKURAN BUTIRAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON OKSANDI ABSTRAK
PENGARUH PERUBAHAN UKURAN BUTIRAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON OKSANDI ABSTRAK Agregat kasar merupakan komponen terbesar pada beton. Salah satu sifat material penyusun yang cukup berperan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah. Nawy (1995), dalam
Lebih terperinciPERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012
PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI 03-2834-2000 DAN SNI 7656:2012 Elia Hunggurami 1 (eliahunggurami@yahoo.com) Margareth E. Bolla 2 (margiebolla@staf.undana.ac.id) Papy Messakh 3
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran
PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN Suhu Awal : 25 C Semen : 64 gram Piknometer I A. Berat semen : 64 gram B. Volume I zat cair : 1 ml C. Volume II zat cair : 18,5 ml D. Berat isi air : 1 gr/cm 3 A Berat jenis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama
Lebih terperinciPENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK
PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON Hanif *) ABSTRAK Beton merupakan salah satu bahan struktur bangunan yang banyak dipakai. Beton sangat populer karena mudah diperoleh,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Umum. Beton non pasir atau sering disebut juga dengan no fines concrete merupakan merupakan bentuk sederhana dari jenis beton ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1. HASIL PENGUJIAN MATERIAL Sebelum membuat benda uji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan berbagai pengujian terhadap material yang akan digunakan. Tujuan pengujian
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persen Lolos (%) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) 1. Gradasi agregat halus (pasir) Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pada gambar 5.1, pasir Merapi
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM
STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM F. Windy Yolanda 1, Chrisna Djaya Mungok 2, Eddy Samsurizal 2 Abstract This paper presents the results of the use of material
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
7 BAB III LANDASAN TEORI A. Pengetian Beton Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus dan air. Jika diperlukan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN
PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN Laris Parningotan Situmorang, H. Manalip, Banu Dwi Handono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana
Lebih terperinciLampiran. Universitas Sumatera Utara
Lampiran Analisa Ayakan Pasir Berat Fraksi (gr) Diameter Rata-rata % Sampel Sampel % Rata-rata Ayakan (mm) (gr) Kumulatif I II 9,52 30 15 22,5 2,25 2,25 4,76 21 18 19,5 1,95 4,2 2,38 45 50 47,5 4,75
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha
82 LAMPIRAN 83 Tabel 1 Perkiraan Kekuatan Tekan (N/mm) Beton Dengan Faktor Air Semen.5 Dan Jenis Semen Dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai Di Indonesia Jenis Semen Semen portland tipe 1 atau semen tahan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan penyusun beton yang telah dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan dan Konstruksi, Teknik Sipil UMY meliputi: pemeriksaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan di bidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut berlangsung diberbagai bidang, misalnya gedung-gedung
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate
14 Spektrum Sipil, ISSN 58-4896 Vol. 1, No. 2 : 14-149, September 214 PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate Joedono, Mudji Wahyudi
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciDesember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng merupakan bahan bangunan yang terbuat campuaran kerikil, pasir, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Seiring berjalanya waktu pemakaian beton sangat pesat dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Bata Beton Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama semen Portland, air dan agregat yang dipergunakan untuk pasangan dinding. Bata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) yang terdiri dari komponen utama berupa semen, agregat kasar, agregat halus dan air sebagai pengikatnya, serta dapat
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT 137 DAFTAR PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS, AGREGAT KASAR 1. Analisa Ayak Agregat Halus 2. Analisa Ayak Agregat Kasar 3. Berat Jenis dan Absorbsi Agregat Halus 4. Berat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Beton Menurut SNI-03-2834-2002, beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material penyusunnya
Lebih terperinci