LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHANINTERNAL LINGKUP KANTOR VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERIODE SEMESTER II TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHANINTERNAL LINGKUP KANTOR VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERIODE SEMESTER II TAHUN 2013"

Transkripsi

1 LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHANINTERNAL LINGKUP KANTOR VERTIKAL PERIODE SEMESTER II TAHUN 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 RINGKASAN EKSEKUTIF Direktorat Jenderal Perbendaharaan senantiasa berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas kepatuhan internal di lingkup Kementerian Keuangan. Hal ini dibuktikan dengan telah terbentuknya unit kerja khusus yang melaksanakan tugas-tugas kepatuhan internal di lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.02/2013 tentang Organisasi Tata Kerja lnstansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan. Sementara di tingkat pusat, pelaksanaan tugas Unit Kepatuhan Internal lingkup Ditjen Perbendaharaan dilakukan oleh task force pelaksana tugas-tugas kepatuhan internal sambil menunggu penyelesaian reorganisasi Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan yang menjadi bagian dari reorganisasi di tingkat Kementeirian Keuangan yang sedang dalam progress pembahasan bersama dengan KemenPAN dan RB. Pada tahun 2013, Ditjen Perbendaharaan telah menerbitkan petunjuk teknis dalam pelaksanaan tugas-tugas kepatuhan internal melalui Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-34/PB/2013 tanggal 27 Februari 2013 tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal di lingkup Ditjen Perbendaharaan. Unsur-unsur tugas pelaksanaan tugas kepatuhan internal meliputi: penerapan manajemen risiko, pemantauan pengendalian intern, manajemen pengaduan, tindak lanjut hasil audit aparat pengawas, serta pemantauan penerapan kode etik dan disiplin pegawai. Dengan diterbitkannya KEP-34/PB/2013, Unit Kepatuhan Internal (UKI) Ditjen Perbendaharaan memiliki satu instrumen tersendiri guna mengorganisir keseluruhan proses pelaksanaan tugas-tugas kepatuhan internal yang dilaksanakan di tingkat wilayah (UKl-W) maupun KPPN (UKl-P). Dengan terorganisisrnya keseluruhan tugas-tugas kepatuhan internal, pelaksanaan tugas kepatuhan internal tidak hanya telah dilaksanakan di seluruh tingkatan unit kerja baik di Kantor Pusat maupun Kantor Vertikal, namun terus diupayakan peningkatan kualitas pelaksanaannya. Diantara unsur-unsur tugas kepatuhan internal, tiga tugas diantaranya merupakan core dari pelaksanaan tugas-tugas kepatuhan internal karena berhubungan langsung dengan quality assurance pelaksanaan proses bisnis agar berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3 unsur tugas tersebut adalah pemantauan pengendalian intern, penerapan manajemen risiko, serta pengelolaan pengaduan. Pemantauan pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan beberapa kegiatan yang menjadi salah satu tugas dan fungsi utama Kanwil dan KPPN guna memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah dilaksankan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. Halaman I 1

3 Pemantauan pengendalian intern yang diimplementasikan dengan baik akan memastikan bahwa proses bisnis dapat berjalan sebagaimana mestinya dan tujuan organisasi akan dapat tercapai. Namun demikian, kadangkala proses bisnis yang telah dilaksanakan sesuai SOP/ketentuan masih berpotensi menemui rintangan dan kendala yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal ini, penerapan manajemen risiko akan menjamin bahwa seluruh hambatan yang berpotensi terjadi tersebut akan dapat diidentifikasi dan dipetakan serta dikelola melalui mitigasi yang tepat agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi pencapaian tujuan organisasi sebagaimana yang diprediksikan. Sementara untuk mengawal keseluruhan proses bisnis tersebut, serta menjaga ekspektasi dari masyarakat khususnya stakeholders yang berkaitan langsung dengan proses bsinis pada unit kerja vertikal Ditjen Perbendaharaan, diperlukan suatu pengelolaan layanan pengaduan yang profesional dan handal dalam menangani setiap laporan pengaduan yang diterima. Ketiga unsur tugas kepatuhan internal tersebut dilaksanakan oleh tiap tingkatan unit kepatuhan internal dari tingkat KPPN sampai dengan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Hasil pelaksanaan tugasnya kemudian dilaporkan secara berkala dan berjenjang untuk dapat diketahui efektivitas pelaksanaan tugas serta kualitas penerapannya melalui metode evaluasi yang dilakukan secara berjenjang. Atas dasar hal-hal tersebut di atas, UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan kemudian menyusun laporan evaluasi atas pelaksanaan tugas kepatuhan internal lingkup Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan berdasarkan laporan pelaksanaan tugas-tugas kepatuhan yang telah disampaikan UKl-W secara berkala. Kiranya laporan yang telah disusun ini dapat memberikan gambaran pelaksanaan tugas kepatuhan internal di lingkup Kantor Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta menjadi bahan masukan bagi peningkatan dan pengembangan pelaksanaan tugas kepatuhan internal lingkup Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan di masa mendatang. Jakarta, 31 Desember 2013 Sekretaris Direktorat Jenderal, Tata Suntara/ NIP Halaman I 2

4 DAFTAR ISi Ringkasan Eksekutif Daftar lsi Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Periode Pelaporan Ruang Lingkup Pelaporan Bab II. Gambaran Umum Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Pengelolaan Manajemen Risiko Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Intern Pengelolaan Pengaduan Bab Il l. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Lingkup Kanwil Pengelolaan Manajemen Risiko Pemantauan Pengendalian Intern Pengelolaan Pengaduan Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Lingkup Kanwil Bab IV. Kesimpulan Kesimpulan Pernyataan Lampiran Halaman I 3

5 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana telah diamanatkan oleh Menteri Keuangan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan, bahwa penguatan fungsi pengendalian intern mutlak diperlukan dalam rangka mengawal pencapaian tujuan organisasi. Untuk mendukung hal tersebut, Ditjen Perbendaharaan telah melakukan langkah-langkah peningkatan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-34/PB/2013 tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Sebagaimana Diktum KETUJUH Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP- 34/PB/2013, tugas kepatuhan internal terdiri dari 5 (lima) unsur yaitu 1) pengelolaan penerapan manajemen risiko, 2) pelaksanaan pemantauan pengendalian intern, 3) pengelolaan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawas fungsional, 4) pemantauan penerapan kode etik dan disiplin pegawai, dan 5) pengelolaan pengaduan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal di lingkungan Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan, Unit Kepatuhan Internal tingkat eselon I Ditjen Perbendaharaan (UKI E-1) telah menyusun langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal sebagaimana surat Sekretaris Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-4490/PB/2013 hal Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Lingkup Kanwil dan KPPN Tahun Selain itu, untuk mengoptimalkan peran UKI Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan dalam pemantauan pengendalian intern, telah dilakukan penambahan beberapa kegiatan yang dipantau pada Kanwil dan KPPN sebagaimana surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor S-5334/PB.1/2013 hal Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Utama atas Kegiatan Tambahan di Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN. Selanjutnya, hingga menjelang berakhirnya periode Semester 11 tahun 2013, Kanwil dan KPPN telah melaksanakan pemantuan pengendalian intern, penerapan manajemen risiko, dan pengelolaan pengaduan. Unsur-unsur tugas kepatuhan internal tersebut telah dilaporkan secara berjenjang dan berkala sesuai timeframe masing-masing kegiatan. Halaman I 4

6 1.2. Tujuan Tujuan penyusunan laporan pelaksanaan tugas kepatuhan internal lingkup Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan tugas kepatuhan internal di lingkungan Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan selama periode Semester II tahun Mengkomunikasikan catatan-catatan hasil evaluasi atas pelaksanaan tugas kepatuhan internal di lingkungan Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan selama periode Semester II tahun Mengkomunikasikan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilaksanakan oleh Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal pada periode selanjutnya Periode Pelaporan Laporan ini menyajikan hasil pelaksanaan tugas kepatuhan internal di lingkungan Kantor Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan periode Semester II tahun 2013 yang mencakup 3 (tiga) dari 5 (lima) unsur tugas kepatuhan internal yaitu pelaksanaan pengelolaan manajemen risiko periode Semester II tahun 2013, pelaksanaan pemantauan pengendalian intern periode Triwulan Ill tahun 2013, dan pengelolaan pengaduan periode Triwulan Ill tahun Ruang Lingkup Pelaporan Laporan ini menyajikan hasil pelaksanaan tugas kepatuhan internal lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Unsur tugas kepatuhan internal yang menjadi fokus evaluasi dalam laporan ini adalah: 1. Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Intern; 2. Pengelolaan Manajemen Risiko; 3. Pengelolaan Pengaduan. Halaman I 5

7 BABll GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHAN INTERNAL 2.1 Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Sebagaimana Diktum KETIGA Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-34/PB/2013 tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, bahwa pelaksanaan tugas kepatuhan internal dilakukan oleh Unit Kepatuhan Internal (UKI) di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu UKI tingkat eselon I (UKI E-1 ), UKI tingkat Wilayah (UKl-W), serta UKI tingkat KPPN (UKl-P). Pelaksanaan tugas kepatuhan internal sebagaimana Diktum KETUJUH KEP-34/PB/2013, diimplementasikan ke dalam 5 (lima) unsur tugas yaitu: 1. Pengelolaan penerapan manajemen risiko; 2. Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern; 3. Pengelolaan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawas fungsional; 4. Pemantauan penerapan kode etik dan disiplin pegawai; dan 5. Pengelolaan pengaduan. Dari 5 (lima) unsur tersebut, terdapat 3 (tiga) unsur tugas yang memiliki time horizon pelaporan secara berkala yaitu pengelolaan penerapan manajemen risiko yang memiliki time horizon pelaporan secara semesteran, pengelolaan pemantauan pengendalian intern yang memiliki time horizon pelaporan secara bulanan, triwulanan, dan semesteran, serta pengelolaan pengaduan yang memiliki time horizon pelaporan secara bulanan, triwulanan, dan semesteran. Sedangkan, 2 (dua) unsur tugas lainnya yaitu pengelolaan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawas fungsional, serta pemantauan penerapan kode etik dan disiplin pegawai dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan 3 (tiga) unsur di atas. 2.2 Pengelolaan Manajemen Risiko Sebagaimana Diktum KESEPULUH Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-34/PB/2013, pengelolaan penerapan manajemen risiko di lingkup Ditjen Perbendaharaan, termasuk unit eselon II Kanwil Ditjen Perbendaharaan selaku Unit Pemilik Risiko (UPR) dilaksanakan sebagai berikut: 1. Penetapan struktur UPR pada setiap awal tahun dengan susunan sebagai berikut: a. Pemilik Risiko (Pejabat eselon 11/Kepala Kantor Wilayah) Halaman I 6

8 b. Koordinator Manajemen Risiko (Pejabat eselon Ill) c. Administrator Manajemen Risiko (Pejabat eselon IV) 2. Penerapan profil risiko dan rencana penanganan risiko setiap semester. 3. Penyusunan laporan pelaksanaan rencana penanganan risiko dan laporan monitoring risiko setiap semester. Untuk pelaksanaan pengelolaan manajemen risiko periode Semester II tahun 2013, seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan telah menyusun Laporan Profil Risiko Semester 11 tahun 2013 dan telah disampaikan kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Berdasarkan laporan profil risiko Semester II Kanwil Ditjen Perbendaharaan tersebut, seluruh Kanwil telah menyusun laporan sesuai format pada KEP-34/PB/2013. Selain itu, Kanwil Ditjen Perbendaharaan telah mengidentifikasi risiko sesuai 5 (lima) kategori risiko sebagaimana tersebut dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan, yang terdiri dari: 1. Risiko strategis dan kebijakan, merupakan risiko yang disebabkan oleh karena adanya perubahan kebijakan, baik dari lingkungan eksternal maupun internal organisasi. 2. Risiko operasional, merupakan risiko yang disebabkan oleh kegagalan dalam hal proses, orang, dan sistem. 3. Risiko kepatuhan, adalah risiko yang disebabkan oleh karena tidak dipatuhinya ketentuan yang berlaku. 4. Risiko finansial, merupakan risiko yang disebabkan oleh kegagalan pihak ketiga dalam memenuhi kewajibannya kepada UPR. 5. Risiko fraud, merupakan risiko yang disebabkan oleh karena adanya tindakan fraud. Dengan memperhatikan seluruh proses bisnis yang dilaksanakan di Kanwil Ditjen Perbendaharaan, seluruh kategori risiko sebagaimana dimaksud di atas berpotensi untuk muncul dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Namun demikian, seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan belum berhasil mengidentifikasi 5 (lima) kategori tersebut ke dalam profil risiko masing-masing. Dari 5 (lima) kategori tersebut hanya kategori risiko operasional yang dapat diidentifikasi oleh seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan kategori risiko lainnya bervariatif sesuai masing-masing Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Berdasarkan rekapitulasi risiko sesuai 5 (lima) kategori tersebut, Kanwil Ditjen Perbendaharaan memetakannya kembali ke dalam 3 (tiga) level risiko, yaitu level tinggi, level sedang, dan level rendah. Dari jumlah identifikasi risiko yang telah dimuat oleh masing-masing Kanwil Ditjen Perbendaharaan dalam profil risiko, Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang terbanyak memetakan risiko adalah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Halaman I 7

9 Provinsi Sulawesi Utara dengan jumlah risiko sebesar 104, sedangkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang paling sedikit memetakan risiko adalah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara dengan jumlah risiko sebanyak 12. Rincian jumlah risiko Kanwil Ditjen Perbendaharaan terlampir. 2.3 Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Intern Sebagaimana Diktum KEDUABELAS Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-34/PB/2013, pelaksanaan pemantauan pengendalian intern (pemantauan) pada Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan dilaksanakan sebagai berikut: 5. Penetapan Pelaksana yang didedikasikan khusus untuk melaksanakan tugas pengendalian intern, oleh Pimpinan Unit Kerja. 6. Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern dengan perangkat pemantauan dan frekuensi yang telah ditetapkan oleh UKI E Penyusunan laporan hasil pelaksanaan pemantauan pengendalian intern sesuai jadwal, dan kepada pihak penerima yang telah ditetapkan. 8. Evaluasi atas pelaksanaan pemantauan pengendalian intern secara berjenjang. Pada tahun 2012, jumlah kegiatan yang dipantau adalah masing-masing 1 (satu) kegiatan pada Kanwil dan KPPN. Sedangkan, untuk tahun 2013 dilakukan penambahan jumlah kegiatan yang dipantau pada Kanwil dan KPPN sebagaimana surat Sekretaris Ditjen Perbendahaaan Nomor S-5334/PB.1/2013 tanggal 2 Agustus 2013 hal Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Utama atas Kegiatan Tambahan di Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN. Dengan demikian, jumlah total kegiatan yang dipantau pada Kanwil menjadi 3 (tiga) kegiatan, dan pada KPPN menjadi 5 (lima) kegiatan. Perbandingan jumlah kegiatan yang dipantau pada Kanwil dan KPPN tahun 2012 dan 2013 adalah sebagaimana grafik di bawah in i. Pe rbandingan Jumlah Kegiatan yang Dipantau pada Kanwil dan KPPN :::I IV ~ IV a. Q c.o c ~ c ~ -IV ;, 1 Cl.I ~ s:..!! E :::J --, Kanwil Unit Kerja KPPN Halaman I 8

10 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Berdasarkan surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor S-5334/PB.1 /2013 tersebut, kegiatan yang dipantau pada Kanwil dan KPPN tahun 2013 adalah sebagai berikut: No. Kanwil Ditjen Perbendaharaan 1 Pengesahan revisi DIPA 2 Penyusunan LKPP tingkat Wilayah Kegiatan 3 Pemrosesan tagihan dalam rangka pembayaran kegiatan penyediaan barang/jasa melalui pengadaan langsung dengan mekanisme LS KPPN 1 Penerbitan SP2D LS Non-Gaji 2 Penyusunan LKP 3 Penyusunan LKPP tingkat KPPN 4 Pemrosesan Permintaan TUP 5 Pemrosesan tagihan dalam rangka pembayaran kegiatan penyediaan barang/jasa melalui pengadaan langsung dengan mekanisme LS 2.4 Pengelolaan Pengaduan lmplementasi pengelolaan pengaduan di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2013 tentang Pengelolaan Pengaduan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP- 34/PB/2013. Sebagaimana pasal 18 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2013, laporan pelaksanaan pengelolaan pengaduan disusun dan disampaikan oleh Kanwil dan KPPN secara periodik dan berjenjang dengan ketentuan sebagai berikut: 1. UKI KPPN (UKl-P) menyampaikan secara bulanan kepada UKI Kanwil (UKl-W). 2. UKI W menyampaikan secara triwulanan kepada UKl-E1. Halaman I 9

11 BAB Ill EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHAN INTERNAL 3.1 Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Lingkup Kanwil dan KPPN Pengelolaan Manajemen Risiko Untuk pelaksanaan pengelolaan manajemen risiko periode Semester II tahun 2013, seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan telah menyusun Laporan Profil Risiko Semester II tahun 2013 dan telah disampaikan kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Berdasarkan laporan profil risiko Semester II Kanwil Ditjen Perbendaharaan tersebut, seluruh Kanwil telah menyusun laporan sesuai format pada KEP-34/PB/2013. Selain itu, Kanwil Ditjen Perbendaharaan telah mengidentifikasi risiko sesuai 5 (lima) kategori risiko sebagaimana tersebut dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan, yang terdiri dari: 1. Risiko strategis dan kebijakan, merupakan risiko yang disebabkan oleh karena adanya perubahan kebijakan, baik dari lingkungan eksternal maupun internal organisasi. 2. Risiko operasional, merupakan risiko yang disebabkan oleh kegagalan dalam hal proses, orang, dan sistem. 3. Risiko kepatuhan, adalah risiko yang disebabkan oleh karena tidak dipatuhinya ketentuan yang berlaku. 4. Risiko finansial, merupakan risiko yang disebabkan oleh kegagalan pihak ketiga dalam memenuhi kewajibannya kepada UPR. 5. Risiko fraud, merupakan risiko yang disebabkan oleh karena adanya tindakan fraud. Dengan memperhatikan seluruh proses bisnis yang dilaksanakan di Kanwil Ditjen Perbendaharaan, seluruh kategori risiko sebagaimana dimaksud di atas berpotensi untuk muncul dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Namun demikian, seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan belum berhasil mengidentifikasi 5 (lima) kategori tersebut ke dalam profil risiko masing-masing. Dari 5 (lima) kategori tersebut hanya kategori risiko operasional yang dapat diidentifikasi oleh seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan kategori risiko lainnya bervariatif sesuai masing-masing Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Berdasarkan rekapitulasi risiko sesuai 5 (lima) kategori tersebut, Kanwil Ditjen Perbendaharaan memetakannya kembali ke dalam 3 (tiga) level risiko, yaitu level tinggi, Halaman I 10

12 level sedang, dan level rendah. Dari jumlah identifikasi risiko yang telah dimuat oleh masing-masing Kanwil Ditjen Perbendaharaan dalam profil risiko, Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang terbanyak memetakan risiko adalah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara dengan jumlah risiko sebesar 104, sedangkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang paling sedikit memetakan risiko adalah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara dengan jumlah risiko sebanyak 12. Rincian jumlah risiko Kanwil Ditjen Perbendaharaan terlampir Pemantauan Pengendalian Intern Untuk pelaksanaan pemantauan pengendalian intern, Kanwil dan KPPN telah melakukan pemantauan periode Semester II tahun 2013 sejak bulan Juli 2013 s.d. November Sedangkan, untuk pelaksanaan pemantauan bulan Desember 2013, disesuaikan. dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 42/PB/2013 tentang Langkah-Langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2013 dengan memperhatikan volume pekerjaan pada akhir tahun anggaran dan batas waktu penyelesaian pekerjaan lingkup Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan sesuai PER- 42/PB/2013 tersebut. Berdasarkan pelaksanaan pemantauan tersebut, Kanwil dan KPPN telah melaporkan hasilnya secara berjenjang kepada UKI yang lebih tinggi untuk periode akhir triwulan Ill tahun Sebagaimana Diktum KESEMBILAN Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-34/PB/2013, UKI melakukan penilaian mandiri dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal yang diterapkan secara terintegrasi. Evaluasi pelaksanaan pemantauan lingkup Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan oleh UKl-E1 dilakukan terhadap laporan triwulanan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dengan menggunakan parameter yang ditetapkan pada Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-34/PB/2013 sebagai berikut: 1. Ketepatan waktu penyampaian laporan 2. Ketepatan format laporan 3. Ketepatan penandatanganan laporan 4. Ketepatan penyebutan nama kegiatan 5. Ketepatan frekuensi pemantauan 6. Ketepatan deskripsi pengendalian utama 7. Ketepatan pengambilan sampel 8. Ketepatan perumusan temuan apabila ada, berikut rekomendasi dan tindak lanjutnya. Halaman I 11

13 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN Untuk mendukung penilaian sebagaimana tersebut di atas, dilakukan penilaian secara kualitatif terhadap pemenuhan penyampaian laporan pengelolaan manajemen risiko dan pengelolaan pengaduan yang kemudian hasilnya dikonversikan ke dalam unsur kuantitatif, yaitu bernilai 10 apabila laporan disampaikan, dan bernilai 0 (nol) apabila laporan tidak disampaikan. Atas hasil penilaian tersebut dilakukan kategorisasi penilaian dengan kriteria sebagai berikut: No.'; Kategorl Penilalan Skor Penllalan Parameter '. 1 Sangat Baik x > Baik 80::;; x < Sedang 60::;; x < 80 4 Ku rang 0::;; x < 60 Berdasarkan evaluasi dan penilaian terhadap laporan triwulan Ill tahun 2013 untuk 30 Kanwil Ditjen Perbendaharaan sesuai parameter penilaian di atas, diperoleh hasil yaitu 11 Kanwil Ditjen Perbendaharaan bernilai sangat baik (36,67%), dan sisanya sebanyak 19 Kanwil Ditjen Perbendaharaan bernilai baik (63,33%). Perbandingan hasilnya dapat dijelaskan pada grafik di bawah ini. Evaluasi dan Penilaian Pemantauan Pengendalian Intern pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan 20 " : c ta ::.:: 15 ta 'i:' Cll ::.:: c: ::>..c ta 5 e..:? ,..,,. 0 Sangat Baik Baik Sedang Ku rang Nilai Parameter ~ / I Jumlah Kanwil Pengelolaan Pengaduan Terkait pelaksanaan pengelolaan pengaduan periode Triwulan Ill tahun 2013 lingkup Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan, KPPN telah menyampaikan laporan bulanan pengaduan kepada Kanwil bulan Juli s.d. September 2013, dan Kanwil telah Halaman I 12

14 menyampaikan laporan pengaduan Triwulan Ill tahun 2013 kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan yang menkompilasikan hasil pengelolaan pengaduan di lingkup Kanwil dan KPPN setempat. Dari laporan yang telah disampaikan, seluruh pengaduan yang masuk pada periode tersebut telah dilakukan rekonsiliasi dengan laporan bulanan pengaduan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Kemudian, atas pengaduan-pengaduan yang telah masuk tersebut, seluruhnya telah ditindaklanjuti oleh unit kerja bersangkutan dan telah mendapatkan status selesai. 3.2 Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Lingkup Kanwil Evaluasi dilakukan berdasarkan rekapitulasi laporan yang disampaikan kepada UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan yang meliputi pelaporan dalam pelaksanaan tugas Pemantauan Pengendalian Internal, Penerapana Manajemen Risiko serta Pengelolaan Pengaduan. Rincian hasil evaluasi pada seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan adalah sebagai berikut: 1. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh a. Pemantauan Pengendalian Internal Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan hasil penilaian pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Baik". Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh telah menyusun laporan sesuai format pada KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penandatanganan laporan, ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan mendeskripsikan pengendalian utama sesuai Tabel Pemantauan Pengendalian Utama (TPPU), serta ketepatan dalam pengambilan sampel. Namun demikian terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh UKl-W yaitu ketepatan waktu dalam penyampaian laporan sebagaimana ketentuan dalam KEP-34/PB/2013. Selain itu, UKl-W juga perlu memperhatikan tentang periode pelaporan triwulanan, dimana untuk Laporan Akhir Triwulan Ill 2013 berisi kompilasi hasil pemantauan pengendalian utama dari bulan Januari s.d. September Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh telah didukung oleh upaya peningkatan pelaksanaan tugas kepatuhan internal sebagaimana Langkah-Langkah Ha laman I 13

15 Peningkatan Kualitas antara lain melakukan GKM secara berkala kepada para pejabaupegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi Laporan Profil Risiko periode Semester II tahun 2013, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh telah menyusun profil risiko dengan memetakan 44 risiko yang dirinci menjadi 3 (tiga) risiko Fraud, 31 risiko Operasional, 9 (Sembilan) risiko Kepatuhan, d<=!n 1 (satu) risiko Finansial. Dari hasil tersebut, masih terdapat 1 (satu) jenis risiko yang belum teridentifikasi yaitu risiko Strategis. Selanjutnya, dari 44 risiko tersebut, 11 risiko berada pada level "Sedang" dan 33 risiko berada pada level 'Rendah". Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko dari seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan rekapitulasi laporan pengaduan Kanwil periode Triwulan Ill tahun 2013, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh belum diterima oleh UKI E-1. Kemudian, dari rekapitulasi laporan bulanan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan periode bulan Juli s.d. September 2013, tidak ada pengaduan yang masuk dari lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh. Memperhatikan hal tersebut, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh perlu memperhatikan kembali ketaatan terhadap penyampaian laporan pengaduan triwulanan yang harus disampaikan secara berkala dan tepat waktu kepada UKI E-1 sebagaimana PER- 3/PB/ Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara a. Pemantauan Pengendalian Internal Berdasarkan rekapitulasi penyampaian Laporan Akhir Triwulanan unit kerja Kanwil periode Triwulan Ill tahun 2013, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara belum menyampaikan Laporan Akhir Triwulan Ill Unit Kerja kepada UKl-E1. Untuk Laporan Akhir Triwulan Ill tingkat Wilayah, Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Utara telah menyampaikan kepada UKl-E1, namun masih terlambat disampaikan Halaman I 14

16 melebihi 10 hari kerja setelah akhir periode Triwulan Ill tahun Tetapi, sesuai Laporan Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal yang disampaikan oleh Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Utara kepada UKl-E1, Kanwil telah melaksanakan beberapa upaya peningkatan antara lain mengadakan rapat-rapat untuk membahas hasil implementasi tugas kepatuhan internal secara berkala. Selain itu, secara berkala Kanwil telah melaksanakan GKM untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM-nya dalam pelaksanaan tugas-tugas kepatuhan internal. Dari hasil evaluasi tersebut, catatan utama yang perlu ditingkatkan oleh Kanwil adalah mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan akhir triwulanan kepada UKl-E1 serta kelengkapan jenis laporan yang disampaikan. Selain itu, Kanwil juga perlu memonitor secara aktif ketepatan waktu penyelesaian pelaksanaan pemantauan dan juga pelaporan-nya oleh KPPN di wilayah kerja Kanwil, sehingga penyelesaian pelaporan di Kanwil juga dapat tepat waktu. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Sumut telah menyusun Laporan Profil Risiko periode semester 11 tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E 1. Dari hasil evaluasi profil risiko yang telah dilakukan, UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Babel berhasil mengidentifikasi 17 risiko yang dipetakan menjadi 1 risiko kategori fraud, 11 risiko kategori operasional, 4 risiko kategori kepatuhan, dan 1 risiko kategori finansial. Selanjutnya, 17 risiko tersebut dipetakan lagi menjadi 1 risiko ber-level sedang yang perlu ditangani untuk diturunkan level risikonya, dan 16 risiko berlevel rendah yang tetap perlu dipantau. Dari hasil tersebut UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Sumut belum dapat mengidentifikasi risiko kategori strategis yang melekat dalam tugas dan fungsi Kanwil maupun KPPN. Oleh karena itu, Kanwil DJPBN Prov. Sumut perlu untuk mengidentifikasi lebih cermat dan detil terhadap risiko-risiko yang belum ada dengan melibatkan seluruh Bidang/Bagian lingkup Kanwil dan juga KPPN agar dapat disusun profil risiko yang lebih lengkap dan akurat. Kanwil DJPBN Prov. Sumut telah menyampaikan laporan pengelolaan pengaduan periode Triwulan Ill tahun 2013, dan telah dilakukan evaluasi oleh UKl-E1. Laporan-laporan pengaduan yang masuk kepada saluran pengaduan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan telah disampaikan kepada Kanwil DJPBN Prov. Sumut, dan telah diinformasikan kepada unit kerja yang bersangkutan. Halaman I 15

17 3. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat a. Pemantauan Pengendalian Internal Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan hasil penilaian pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Sangat Baik". Kanwil telah menyusun laporan sesuai format pada KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penandatanganan laporan, ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan dalam periode pelaporan, ketepatan mendeskripsikan pengendalian utama sesuai TPPU, serta ketepatan dalam pengambilan sampel kegiatan. Selain itu, Kanwil juga telah menyampaikan Laporan Akhir Triwulan Ill tingkat Wilayah dan Laporan Evaluasi Pemantauan Pengendalian Intern lingkup Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Barat. Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat telah didukung oleh langkah-langkah peningkatan sebagaimana surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor S- 4490/PB/2013 tanggal 28 Juni 2013 hal Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal Lingkup Kanwil dan KPPN Tahun 2013, antara lain melakukan GKM pengendalian intern dan tugas-tugas kepatuhan internal secara berkala kepada para pejabat/pegawai di lingkungan Kanwil, telah melaksanakan GKM terkait implementasi kode etik Ditjen Perbendaharaan, serta telah melakukan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Barat, yang seluruhnya didukung oleh dokumendokumen yang tersaji dengan baik. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi Laporan Profil Risiko periode Semester II tahun 2013, UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Barat telah menyusun profil risiko dengan memetakan 49 risiko yang dirinci menjadi 3 (tiga) risiko Fraud, 4 (empat) risiko Strategis, 28 risiko Operasional, dan 14 (empat belas) risiko Kepatuhan. Dari kondisi tersebut, masih terdapat 1 (satu) jenis risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Barat yaitu risiko Finansial yang merupakan potensi risiko terjadinya wanprestasi pihak ketiga terhadap UPR atas suatu perikatan/perjanjian. Selanjutnya, dari 49 risiko tersebut, 42 risiko berada pada level "Sedang" dan 5 risiko berada pada level 'Rendah". Halaman I 16

18 Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat, khususnya yang terkait dengan risiko Finansial, dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko dari seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan rekapitulasi laporan pengaduan tingkat Kanwil periode Triwulan Ill tahun 2013, Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Barat telah menyampaikan laporan kepada UKI E-1. Kemudian, dari rekapitulasi laporan bulanan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan periode bulan Juli s.d. September 2013, tidak ada pengaduan yang masuk dari lingkup Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Barat, yang diterima oleh UKl-E1. 4. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Riau a. Pemantauan Pengendalian Intern Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan hasil penilaian pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Riau memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Baik". UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Riau telah menyusun laporan sesuai format pada KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penandatanganan laporan, ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan dalam pelaksanaan pemantauan sesuai frekuensi pemantauan masing-masing kegiatan, ketepatan mendeskripsikan pengendalian utama sesuai TPPU, serta ketepatan dalam pengambilan sampel kegiatan. Namun demikian terdapat catatan bagi Kanwil DJPBN Prov. Riau yang perlu ditingkatkan yaitu ketepatan waktu penyampaian laporan sebagaimana ketentuan dalam KEP- 34/PB/2013. Selain itu, UKl-W juga perlu memperhatikan tentang ruang lingkup kegiatan yang dipantau sebagaimana surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor S-5334/PB/2013 tanggal 2 Agustus 2013 hal Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Utama atas Kegiatan Tambahan di Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN, dimana jumlah kegiatan yang dipantau pada Kanwil sebanyak 3 (tiga) kegiatan, yaitu : 1) Pengesahan revisi DIPA, dengan frekuensi pemantauan mingguan; Halaman I 17

19 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN 2) Pemrosesan tagihan dalam rangka pembayaran kegiatan penyediaan barang/jasa melalui pengadaan langsung dengan mekanisme LS, dengan frekuensi pemantauan bulanan; 3) Penyusunan LKPP tingkat Kanwil, dengan frekuensi pemantauan triwulanan. Dalam implementasi pelaksanaan tugas kepatuhan internal periode Triwulan Ill 2013, Kanwil DJPBN Prov. Riau telah menyelesaikan dan menyampaikan Laporan Akhir Triwulan Ill tigkat Wilayah dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemantauan pengendalian intern di lingkup Kanwil DJPBN Prov. Riau. Untuk mendukung pelaksanaan pemantauan pengendalian intern, UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Riau perlu mengimplementasikan dan melaporkan progress Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal secara berkala dan berjenjang kepada UKl-E1. Selanjutnya, atas setiap kegiatan yang dilaksanakan terkait tugas-tugas kepatuhan internal agar selalu terdokumentasi dengan baik sehingga akan sangat membantu dalam kelancaran pelaksanaan tugas kepatuhan internal di masa yang akan datang. b. Penerapan Manajemen Risiko Berdasarkan hasil evaluasi Laporan Profil Risiko Kanwil Ditjen Perbendaharaan periode Semester II tahun 2013, UKI Kanwil DJPBN Prov. Riau telah menyusun profil risiko dengan memetakan 28 risiko yang dirinci menjadi 19 risiko berkategori risiko Operasional, dan 9 risiko Kepatuhan. Dari hasil identifikasi risiko yang telah dilakukan, masih terdapat 3 (tiga) kategori risiko yang belum teridentifikasi oleh UKI Kanwil DJPBN Prov. Riau yaitu risiko berkategori Fraud, risiko Strategis, dan risiko Finansial. Selanjutnya, dari 28 risiko tersebut, 4 (empat) risiko berada pada level "Tinggi", 20 risiko berada pada level "Sedang" dan 4 (empat) risiko berada pada level 'Rendah". Atas evaluasi tersebut, Kanwil DJPBN Prov. Riau perlu melakukan pendalaman dan analisis komprehensif dengan melibatkan seluruh terhadap setiap proses bisnis yang dijalankan oleh Kanwil dan KPPN untuk mengidentifikasi risiko-risiko lainnya yang belum ada namun berpeluang terjadi berdasarkan 5 (lima) kategori risiko, untuk kemudian disusun rencana mitigasi risiko-nya. Berdasarkan rekapitulasi laporan pengaduan tingkat Kanwil periode Triwulan Ill tahun 2013, Kanwil DJPBN Prov. Riau telah menyampaikan laporan kepada UKI E-1. Kemudian, dari rekapitulasi laporan bulanan Kantor Pusat Ditjen Halaman I 18

20 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN Perbendaharaan periode bulan Juli s.d. September 2013, terdapat 1 (satu) laporan pengaduan yang masuk melalui sarana pengaduan Kantor Pusat terkait pengaduan layanan di wilayah kerja Kanwil DJPBN Prov. Riau. Pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti dan diselesaikan oleh unit terkait melalui koordinasi dengan UKl-E1. 5. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jambi a. Pemantauan Pengendalian Internal Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan hasil penilaian pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jambi memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Sangat Baik". UKI Kanwil DJPBN Prov. Jambi telah menyusun laporan sesuai format pada KEP-34/PB/2013 dan telah menyampaikan laporan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, termasuk ketepatan dalam penandatanganan laporan, ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan dalam pelaksanaan pemantauan sesuai frekuensi pemantauan masing-masing kegiatan, ketepatan mendeskripsikan pengendalian utama sesuai TPPU, serta ketepatan dalam pengambilan sampel kegiatan. Namun demikian terdapat catatan untuk perbaikan pelaporan yaitu penulisan judul laporan yang tertulis "Ralat Laporan Akhir Triwulan II" dimana seharusnya adalah "Laporan Akhir Triwulan Ill". Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern di lingkungan Kanwil DJPBN Prov. Jambi telah didukung oleh implementasi Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal yang dilakukan secara berkala dan dilaporkan secara berjenjang kepada UKl-E1. Langkah-langkah peningkatan dimaksud antara lain telah melakukan GKM pelaksanaan pemantauan pengendalian intern secara berkala kepada para pejabat/pegawai di lingkungan Kanwil, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern setiap triwulanan dan melakukan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil DJPBN Prov. Jambi setiap semesteran. b. Penerapan Manajemen Risiko Berdasarkan evaluasi Laporan Profil Risiko periode Semester II tahun 2013, UKI Kanwil DJPBN Prov. Jambi telah menyusun profil risiko dengan memetakan 40 risiko yang dirinci menjadi 35 risiko berkategori Operasional, dan 9 (sembilan) risiko Kepatuhan. Dari hasil tersebut, terdapat 3 (tiga) kategori risiko yang belum teridentifikasi yaitu risiko Fraud, risiko Strategis, dan risiko Finansial. Selanjutnya, Halaman I 19

21 ~ KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ~ DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN dari 40 risiko tersebut, sebanyak 9 risiko berada pada level "Tinggi", berada pada level 'Sedang", dan 6 risiko berada pada level "Rendah'". 25 risiko Dari hasil evaluasi tersebut, Kanwil DJPBN Prov. Jambi perlu melakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi risiko yang belum teridentifikasi. Selain itu UPR Kanwil DJPBN Prov. Jambi perlu mengkoordinasi seluruh Bagian/Bidang melalui rapat-rapat pembahasan manajemen risiko secara rutin agar dapat menghasilkan Profil Risiko yang baik, serta rencana penanganan (mitigasi) yang tepat dan dapat diimplementasikan berdasarkan pertimbangan cost and benefit. Berdasarkan rekapitulasi laporan pengaduan tingkat Kanwil periode Triwulan Ill tahun 2013, Kanwil DJPBN Prov. Jambi telah menyampaikan laporan kepada UKI E-1. Kemudian, dari rekapitulasi laporan bulanan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan periode bulan Juli s.d. September 2013, terdapat 1 (satu) laporan pengaduan yang masuk melalui pengaduan Kantor Pusat terkait pengaduan layanan di wilayah kerja Kanwil DJPBN Prov. Jambi, Pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti dan telah mendapat status selesai. 6. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan a. Pemantauan Pengendalian Internal Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan hasil penilaian pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Baik". UKI Kanwil DJPBN Prov. Sumsel telah menyusun laporan sesuai format pada KEP- 34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penandatanganan laporan, ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan dalam frekuensi pelaksanaan pemantauan masing-masing kegiatan, ketepatan mendeskripsikan pengendalian utama sesuai TPPU, serta ketepatan dalam pengambilan sampel kegiatan. Namun demikian, masih terdapat catatan bagi Kanwil DJPBN Prov. Sumsel yang perlu ditingkatkan yaitu ketepatan waktu penyampaian laporan sebagaimana ketentuan dalam KEP-34/PB/2013. Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern di lingkungan Kanwil DJPBN Prov. Sumsel telah didukung oleh implementasi Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal yang dilakukan secara berkala dan dilaporkan secara berjenjang kepada UKl-E1. Langkah-langkah peningkatan dimaksud antara lain telah melakukan GKM pelaksanaan pemantauan pengendalian intern secara berkala kepada para pejabaupegawai di lingkungan Halaman I 20

22 Kanwil, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern setiap triwulanan dan melakukan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil DJPBN Prov. Jambi setiap semesteran. Selanjutnya, untuk mendukung hasil pelaksanaan tugas kepatuhan internal, agar setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu terdokumentasi dengan baik sehingga akan sangat membantu dalam kelancaran pelaksanaan tugas kepatuhan internal di masa yang akan datang. b. Penerapan Manajemen Risiko Berdasarkan evaluasi Laporan Profil Risiko periode Semester II tahun 2013, UKI Kanwil DJPBN Prov. Sumsel telah menyusun profil risiko dengan memetakan 72 risiko yang dirinci menjadi 3 risiko kategori Fraud, 51 risiko kategori Operasional, 17 risiko Kepatuhan, dan 1 risiko Finansial. Dari hasil tersebut, terdapat 1 (satu) kategori risiko yang belum teridentifikasi yaitu risiko Strategis. Selanjutnya, dari 72 risiko tersebut, sebanyak 1 risiko berada pada level "Tinggi", 55 risiko berada pada level 'Sedang", dan 16 risiko berada pada level "Rendah'". Dari hasil evaluasi tersebut, Kanwil DJPBN Prov. Sumsel perlu melakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi risiko yang belum teridentifikasi. Selain itu UPR Kanwil DJPBN Prov. Sumsel perlu mengkoordinasi seluruh Bagian/Bidang melalui rapat-rapat pembahasan manajemen risiko secara rutin agar dapat menghasilkan Profil Risiko yang baik, serta rencana penanganan (mitigasi) yang tepat dan dapat diimplementasikan berdasarkan pertimbangan cost and benefit. Berdasarkan rekapitulasi laporan pengaduan tingkat Kanwil periode Triwulan Ill tahun 2013, Kanwil DJPBN Prov. Sumsel telah menyampaikan laporan kepada UKI E-1. Kemudian, dari rekapitulasi laporan bulanan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan periode bulan Juli s.d. September 2013, terdapat 1 (satu) laporan pengaduan yang masuk melalui pengaduan Kantor Pusat terkait pengaduan layanan di wilayah kerja Kanwil DJPBN Prov. Jambi, Pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti dan telah mendapat status selesai. 7. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung a. Pemantauan Pengendalian Intern Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 tingkat Unit Kerja menunjukkan hasil penilaian pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Baik". Dari delapan parameter Halaman I 21

23 penilaian, UKI Kanwil DJPBN Prov. Lampung telah menyusun Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 sesuai format laporan pada KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan penandatanganan laporan, ketepatan penyebutan nama kegiatan, ketepatan frekuensi pelaksanaan pemantauan masing-masing kegiatan, ketepatan deskripsi pengendalian utama, serta ketepatan dalam pengambilan sampel kegiatan. Selain itu, Kanwil DJPBN Prov. Lampung juga telah menyampaikan Laporan Akhir Triwulan Ill 2013 tingkat Wilayah dan Laporan Hasil Evaluasi. Namun demikian, terdapat catatan mengenai pelaksanaan pemantauan pengendalian intern Kanwil DJPBN Prov. Lampung sebagai berikut: 1) Penyampaian laporan kepada UKI E-1 masih terjadi keterlambatan, sehingga hal tersebut mempengaruhi pelaporan pemantauan pengendalian intern tingkat eselon I. 2) Penulisan periode laporan tertulis "Periode Akhir Triwulan Ill Tahun 2013" seharusnya "Januari - September 2013" sebagaimana KEP-34/PB/2013, bahwa Laporan Akhir Triwulanan menyajikan kompilasi hasil pemantauan pengendalian utama sampai dengan akhir triwulan tertentu. Terkait hasil implementasi tugas kepatuhan internal secara komprehensif, Kanwil DJPBN Prov. Lampung belum menyampaikan laporan mengenai langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal sebagaimana surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-4490/PB/2013. b. Penerapan Manajemen Risiko Berdasarkan evaluasi Laporan Profil Risiko periode Semester II tahun 2013, UKI Kanwil DJPBN Prov. Lampung telah menyusun profil risiko dengan memetakan 49 risiko yang dirinci menjadi 2 risiko kategori Fraud, 31 risiko Operasional, 14 risiko Kepatuhan, dan 1 risiko Finansial. Dari hasil tersebut, terdapat 1 (satu) kategori risiko yang belum teridentifikasi yaitu risiko Strategis. Selanjutnya, dari 49 risiko yang telah teridentifikasi, sebanyak 1 (satu) risiko berada pada level "Tinggi", 17 risiko berada pada level 'Sedang", dan 31 risiko berada pada level "Rendah"'. Berdasarkan rekapitulasi laporan pengaduan triwulanan tingkat Kanwil, Kanwil DJPBN Prov. Lampung telah menyampaikan Laporan Pengaduan Triwulan Ill tahun 2013 kepada UKI E-1. Kemudian, dari rekapitulasi laporan bulanan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan periode bulan Juli s.d. September 2013, terdapat 1 (satu) laporan pengaduan yang masuk melalui saluran pengaduan Kantor Pusat terkait pengaduan layanan di wilayah kerja Kanwil DJPBN Prov. Lampung. Halaman I 22

24 Pengaduan tersebut telah dikomunikasikan oleh UKI E-1 kepada unit terkait, dan telah ditindaklanjuti dan telah mendapat status selesai. terlapor 8. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu a. Pemantauan Pengendalian Intern Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 tingkat Unit Kerja menunjukkan hasil penilaian pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Sangat Baik". Seluruh parameter penilaian laporan telah dipenuhi oleh UKI Kanwil DJPBN Prov. Lampung, yaitu penyusunan Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 telah sesuai format laporan pada KEP-34/PB/2013, laporan telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, penyebutan nama kegiatan telah sesuai dengan TPPU, pemantauan telah dilaksanakan sesuai frekuensi yang telah ditentukan dalam TPPU, serta pengambilan sampel setiap kegiatan telah memenuhi jumlah yang ditentukan dalam TPPU. Namun demikian, dalam pelaporan tersebut terdapat catatan yang perlu diperbaiki dan dievaluasi kembali oleh Kanwil DJPBN Prov. Bengkulu yaitu mengenai periode pelaporan, dimana pada laporan yang disampaikan tertulis periode "Juli s.d. September 2013", seharusnya Laporan Akhir Triwulan Ill memiliki periode pelaporan "Januari - September 2013". Untuk mendukung peningkatan pelaksanaan tugas kepatuhan internal, UKI Kanwil DJPBN Prov. Bengkulu telah melaksanakan langkah-langkah peningkatan dalam pelaksanaan tugas kepatuhan internal sebagaimana Laporan Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal yang disampaikan kepada UKl-E1. Selanjutnya untuk meningkatkan keyakinan yang memadai bahwa tugas-tugas kepatuhan internal telah dilaksanakan, maka atas setiap kegiatan yang dilakukan agar selalu terdokumentasi dengan baik sehingga akan sangat membantu dalam kelancaran pelaksanaan tugas kepatuhan internal di masa yang akan datang, termasuk juga dokumentasi atas kegiatan seperti sosialisasi dan GKM untuk meningkatkan kapasitas SOM. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu telah menyusun Laporan Profil Risiko periode semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E1. Dari hasil evaluasi profil risiko yang telah dilakukan, UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Bengkulu telah mengidentifikasi 50 risiko yang dipetakan menjadi 2 risiko kategori fraud, 33 risiko kategori operasional, 14 risiko kategori kepatuhan, dan 1 risiko kategori finansial. Selanjutnya, 50 risiko tersebut, dipetakan lagi menjadi 6 risiko Halaman I 23

25 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN yang berada pada level "tinggi" dan menjadi perhatian utama penanganan risiko, 42 risiko berlevel "sedang" yang perlu ditangani untuk menurunkan level risiko, serta 2 risiko berlevel "rendah" yang tetap perlu dipantau. Dari hasil tersebut UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Bengkulu belum dapat mengidentifikasi risiko kategori strategis. Memperhatikan bahwa setelah terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01 /2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, tugas dan fungsi Kanwil menjadi lebih besar dengan adanya tugas dan fungsi baru antara lain pengelolaan fiskal di daerah yang akan banyak berhubungan dengan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, peluang terjadinya potensi risiko yang bersifat strategis sangat besar, sehingga Kanwil DJPBN Prov. Bengkulu perlu menggali lebih cermat dan detil dalam melakukan identifikasi risiko dengan melibatkan seluruh Bidang/Bagian dan KPPN agar dapat disusun profil risiko yang lebih lengkap dan akurat. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan periode triwulan 111 tahun 2013, Kanwil DJPBN Prov. Bengkulu melaporkan adanya pengaduan masuk terkait pelayanan yang berasal dari pelimpahan UKI E-1. Laporan yang disampaikan tersebut, sesuai dengan hasil rekapitulasi laporan bulanan pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan periode bulan September Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bangka Belitung a. Pemantauan Pengendalian Intern Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 tingkat Unit Kerja menunjukkan hasil penilaian pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bangka Belitung memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Baik". Dalam laporan tersebut, UKI Kanwil DJPBN Prov. Babel telah memenuhi kriteria penilaian sesuai KEP-34/PB/2013 yaitu penyampaian laporan tepat waktu, format laporan telah sesuai, nama kegiatan yang dipantau telah sesuai, frekuensi pemantauan kegiatan telah sesuai, dan pengambilan sampel telah tepat sesuai TPPU. Sebagai catatan, Kanwil DJPBN Prov. Babel belum menuangkan deskripsi pengendalian utama ke dalam laporan, serta penandatangan laporan seharusnya adalah Pimpinan UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Babel yang dalam hal ini adalah Kepala Bidang SKKI Kanwil DJPBN Prov. Babel. Kemudian dari hasil pemantauan pengendalian intern, Kanwil DJPBN Prov. Babel telah melaksanakan pemantauan terhadap 3 (tiga) kegiatan pada Kanwil sesuai S-5334/PB.1/2013 dengan Halaman I 24

26 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN melaporkan tingkat kepatuhan kegiatan yang dipantau masing-masing sebesar 100%. Untuk mendukung pelaksanaan pemantauan pengendalian intern secara komprehensif, Kanwil DJPBN Prov. Babel telah melaksanakan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal sebagaimana surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-4490/PB/2013, antara lain melaksanakan GKM pelaksanaan tugas kepatuhan internal kepada para pejabaupegawai di lingkup Kanwil DJPBN Prov. Babel, dan juga melaksanakan GKM kode etik untuk meningkatkan pemahaman dan awareness pejabat/pegawai dalam penerapan kode etik dan disiplin. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Babel telah menyusun Laporan Profil Risiko periode semester 11 tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E 1. Dari hasil evaluasi profil risiko yang telah dilakukan, UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Babel berhasil mengidentifikasi 34 risiko yang dipetakan menjadi 2 risiko kategori fraud, dan 32 risiko kategori operasional. Selanjutnya, 34 risiko tersebut dipetakan lagi menjadi 13 risiko ber-level "sedang" yang perlu ditangani untuk diturunkan level risikonya, dan 21 risiko berlevel "rendah" yang tetap perlu dipantau. Dari hasil tersebut UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Babel belum dapat mengidentifikasi 3 (tiga) risiko yang berkategori risiko kategori strategis, risiko kepatuhan, dan risiko finansial yang melekat dalam tugas dan fungsi Kanwil maupun KPPN. Oleh karena itu, Kanwil DJPBN Prov. Babel perlu untuk mengidentifikasi lebih cermat dan detil terhadap risiko-risiko yang belum ada dengan melibatkan seluruh Bidang/Bagian dan KPPN agar dapat disusun profil risiko yang lebih lengkap dan akurat. Berdasarkan rekapitulasi laporan pengaduan tingkat Kanwil periode Triwulan Ill tahun 2013, Kanwil DJPBN Prov. Babel telah menyampaikan laporan kepada UKI E-1. Kemudian, dari rekapitulasi laporan bulanan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan periode bulan Juli s.d. September 2013, tidak ada pengaduan dari lingkup Kanwil DJPBN Prov. Sumatera Barat, yang masuk melalui saluran pengaduan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Halaman I 25

27 10. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Banten a. Pemantauan Pengendalian Intern Berdasarkan evaluasi terhadap Laporan Akhir Triwulan Ill tahun 2013 tingkat Unit Kerja menunjukkan penilaian pada Kanwil DJPBN Provinsi Banten memiliki nilai yang dapat dikategorikan "Baik". Dalam laporan tersebut, UKI Kanwil DJPBN Prov. Banten telah memenuhi beberapa kriteria penilaian sesuai KEP-34/PB/2013 yaitu ketepatan format laporan, penandatangan laporan telah sesuai, frekuensi pemantauan kegiatan telah sesuai, kesesuaian penyebutan nama kegiatan, dan pengambilan sampel telah tepat sesuai TPPU. Sebagai catatan, Kanwil DJPBN Prov. Babel belum menyampaikan laporan secara tepat waktu dan menuangkan deskripsi pengendalian utama ke dalam laporan. Kemudian dari hasil pemantauan pengendalian intern, Kanwil DJPBN Prov. Babel telah melaksanakan pemantauan terhadap 3 (tiga) kegiatan pada Kanwil sesuai S-5334/PB.1/2013. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Banten telah menyusun Laporan Profil Risiko periode semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E1. Dari hasil evaluasi profil risiko yang telah dilakukan, UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Banten berhasil mengidentifikasi 48 risiko yang dipetakan menjadi 3 risiko kategori fraud, 4 risiko kategori strategis, 39 risiko kategori operasional, dan 2 risiko kategori kepatuhan. Selanjutnya, 48 risiko tersebut dipetakan lagi menjadi 20 risiko ber-level tinggi, 23 risiko ber-level sedang, dan 5 risiko berlevel rendah. Dari hasil tersebut UKl-W Kanwil DJPBN Prov. Babel belum dapat mengidentifikasi risiko yang berkategori finansial. Oleh karena itu, Kanwil DJPBN Prov. Babel perlu untuk mengidentifikasi lebih cermat dan detil terhadap risikorisiko yang belum ada dengan melibatkan seluruh Bidang/Bagian dan KPPN agar dapat disusun profil risiko yang lebih lengkap dan akurat. Berdasarkan rekapitulasi laporan pengaduan tingkat Kanwil periode Triwulan Ill tahun 2013, Kanwil DJPBN Prov. Banten telah menyampaikan laporan kepada UKI E-1. Kemudian, dari rekapitulasi laporan bulanan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan periode bulan Juli s.d. September 2013, pengaduan yang masuk melalui saluran pengaduan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan telah diinformasikan kepada Kanwil DJPBN Prov. Banten dan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja terlapor dengan telah mendapatkan status selesai. Halaman I 26

28 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN 11. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian intern yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta telah cukup memadai dan dapat dikategorikan "baik". Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan frekuensi pemantauan yang dilakukan dengan disesuaikan jenis kegiatan yang dipantau, ketepatan deskripsi pengendalian utama, termasuk ketepatan dalam pengambilan sampel. Hal yang perlu mendapat perhatian Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta adalah terkait ketepatan waktu dalam penyampaian laporan kepada UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil laporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta telah melaksanaan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal, namun demikian masih terdapat beberapa KPPN di bawah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta yang belum sepenuhnya melaksanakan hal yang sama, anatara lain KPPN Jakarta II yang belum melakukan rapat pembahasan hasil pemantauan pengendalian intern secara triwulanan dan semesteran, belum melakukan GKM dan pelatihan teknis mengenai tugas kepatuhan internal kepada para pegawai lingkup Seksi Kepatuhan Internal, belum melakukan pengawasan terhadap kepatuhan kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan unit kerjanya, serta belum melakukan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal. Sedangkan untuk KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah, dari hasil laporan diketahui belum menyusun SK Pelaksana Pemantauan dan SK Pengelola Pengaduan, belum melakukan rapat pembahasan hasil pemantauan pengendalian intern, serta belum melakukan pengawasan terhadap kepatuhan kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan unit kerjanya. b. Penerapan Manjemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester 11 tahun 2013, diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta telah menyusun profil Halaman I 27

29 risiko dengan memetakan 51 risiko dengan rincian 2 risiko kategori fraud, 38 risiko operasional serta 11 risiko kategori kepatuhan. Dari hasil tersebut diketahui bahwa belum seluruh kategori risiko berhasil diidentifikasi yaitu untuk kategori risiko strategis dan kebijakan serta kategori finansial. Memperhatikan proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan serta KPPN yang merupakan unit eselon Ill dalam wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan, seharusnya risiko yang dimiliki Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta dapat berasal dari semua kategori risiko. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman dan pengalaman pelaksanaan penerapan manajemen risiko pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta masih perlu untuk terus ditingkatkan. Berdasarkan laporan pengelolaan pengelolaan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta, pada triwulan Ill tahun 2013 tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta. Hal ini berbeda dengan data pada rekapitulasi bulanan pengelolaan pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan yang pernah mengkonfirmasikan pengaduan yang masuk pada KPPN Jakarta I pada bulan Agustus Berkenaan hal-hal tersebut diharapkan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta dapat lebih cermat dalam mengkompilasi laporan dari KPPN dengan mengkonfirmasikan kebenaran laporan yang disampaikan, termasuk apakah telah ada peimpahan pengaduan dari UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan. 12. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa pelaporan pelaksanaan pemantauan pengendalian intern yang disampaikan memiliki kesamaan dengan laporan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta dari sisi ketepatan penyusunan format laporan pemantauan sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel. Sedangkan dalam hal penyampaikan laporan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi OKI Jakarta adalah terkait ketepatan waktu dalam penyampaian laporan kepada UKl-E1 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat yang masih Halaman I 28

30 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN belum sesuai norma waktu penyampaian laporan. Sehingga hasilnya dapat dikategorikan "baik". Berdasakan hasil langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal dinyatakan bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat telah melaksanakan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal, namun demikian laporan yang disampaikan belum dilengkapi dengan data dukung pelaksanaan kegiatan sehingga kebenaran laporan yang disampaikan belum dapat diyakini kebenarannya. Untuk ke depan diharapkan laporan yang disampaikan agar dilampiri data dukung yang cukup sehingga dapat diyakini bahwa Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat memang telah melaksanakan langkahlangkah peningkatan pelaksanaan tugas kepatuhan internal. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E 1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat telah berhasil mengidentifikasi 33 risiko yang terdiri dari 3 risiko kategori strategik dan kebijakan, 25 risiko kategori operasional, 4 risiko kategori kepatuhan dan 1 risiko kategori finansial. Dengan demikian belum ada risiko dengan kategori fraud yang teridentifikasi. Kategori fraud adalah pengkategorian risiko berdasarkan kemungkinan terjadinya tindakan yang memiliki unsur fraud/penipuan yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi. Memperhatikan proses bisnis yang dilakukan Kanwil Ditjen Perbendaharaan maupun KPPN yang merupakan unit eselon Ill dalam wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan, kemungkinan terjadinya risiko fraud cukup besar, misalnya dalam kegiatan pengadaan barang/jasa, proses pencairan dana, dan sebagainya. Oleh karenanya diharapkan ke depan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat dapat lebih cermat dan detil dalam melakukan identifikasi risiko sehingga bisa didapatkan profil risiko Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang lebih lengkap dan akurat. Berdasarkan laporan pengelolaan pengelolaan triwulan Ill tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat, hanya terdapat satu laporan pengaduan yang diterima oleh saluran internal Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat sedangkan dari data rekapitulasi pengaduan yang diterima Halaman I 29

31 Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan tidak terdapat laporan pengaduan yang berasal dari lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat dan tidak terdapat juga pelimpahan laporan kepada UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat. 13. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan grafik yang positif. Laporan yang disampaikan oleh UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah telah memadai baik dari segi ketepatan waktu penyampaian, kesesuaian format laporan, nama kegiatan, deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan triwulan Ill tahun 2013 kegiatan pemantauan pengendalian intern secara formal telah berjalan dengan baik. Hasil langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah juga menampakkan hasil yang berbanding lurus dengan pelaporan pelaksanaan pemantauan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan semua checklist langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal, hanya saja untuk langkah-langkah peningkatan yang dilaksankan KPPN Magelang masih belum dilampiri data dukung pelaksanaan kegiatan sehingga belum bisa diyakini kebenaran kegiatan yang dilakukan. Secara umum, pelaporan pelaksanaan pemantauan pengendalian intern pada lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan telah berjalan baik. Ke depan hasil yang telah dicapai agar terus dipertahankan dan ditingkatkan. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah telah berhasil mengidentifikasi 50 risiko yang terdiri dari 2 risiko kategori fraud, 33 risiko kategori operasional, 14 risiko kategori kepatuhan serta 1 risiko kategori finansial. Dari hasil tersebut, -W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah belum dapat mengidentifikasi risiko dengan kategori strategis dan kebijakan. Kategori risiko strategis dan kebijakan berkaitan dengan terjadinya perubahan kebijakan baik dari Halaman I 30

32 eksternal maupun internal organisasi. Kategori risiko ini sebenarnya berpotensi untuk terjadi mengingat saat ini Ditjen Perbendaharaan tengah mengalami perubahan organisasi dan tata kerja, khususnya di lingkup instansi vertikal dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012. Oleh karenanya diharapkan ke depan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah dapat lebih cermat dan detil dalam melakukan identifikasi risiko sehingga bisa didapatkan profil risiko Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang lebih lengkap dan akurat. Berdasarkan laporan pengelolaan pengelolaan triwulan Ill tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah, hanya terdapat satu laporan pengaduan yang diterima melalui pelimpahan dari Layanan Pengaduan Ditjen Perbendaharaan terhadap pengaduan yang terjadi pada KPPN Magelang. Sedangkan dari hasil rekapitulasi Laporan Bulanan Pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan didapatkan data bahwa pada bulan Juli 2013 terdapat dua laporan pengaduan yang berasal dari lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah yaitu pengaduan yang ditujukan kepada KPPN Cilacap dan KPPN Magelang. Dengan demikian data yang disajikan dalam laporan pengaduan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah masih belum dapat diyakini validitasnya. Untuk perbaikan ke depan, agar UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah lebih cermat dalam memperhatikan validitas data yang disajikan KPPN sehingga rekapitulasi laporan pengadauan yang dilsusun serta data yang tersaji dalam laporan dapat diyakini kebenarannya. 14. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta a. Pemantauan Pengendalian Intern Sebagaimana hasil yang diraih Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah, hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta juga menunjukkan tren yang positif. Laporan yang disampaikan oleh UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta telah cukup memadai baik dari segi ketepatan waktu penyampaian, kesesuaian format laporan, nama kegiatan, deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel. Dengan demikian, secara formal pelaksanaan pemantauan pengendalian internal pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta sampai dengan triwulan Ill tahun 2013 telah berjalan dengan baik. Berbanding lurus dengan hasil evaluasi triwulanan, langkah-langkah peningkatan Ha laman I 31

33 kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta juga telah dilaksanakan dengan baik. Secara umum, pelaporan pelaksanaan pemantauan pengendalian intern pada lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan telah berjalan baik dan patut mendapat apresiasi. Ke depan hasil yang telah dicapai agar terus dipertahankan dan ditingkatkan. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta telah berhasil mengidentifikasi 40 risiko yang terdiri dari 2 risiko kategori fraud, 33 risiko kategori operasional, 4 risiko kategori kepatuhan serta 1 risiko kategori finansial. Dari hasil tersebut, UKl W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta belum mengidentifikasi risiko dengan kategori strategis dan kebijakan. Sebagaimana telah disebutkan terdahulu, Kategori risiko strategis dan kebijakan berkaitan dengan terjadinya perubahan kebijakan baik dari eksternal maupun internal organisasi, dan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01 /2012 seharusnya risiko dengan kategori strategis dan kebijakan dapat teridentifikasi. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta merupakan salah satu dari tiga unit eselon II selaku Unit Pemilik Risiko yang ditunjuk untuk mewakili Ditjen Perbendaharaan dalam Penilaian Tingkat Kematangan Penerapan Manjemen Risiko tahun 2013 yang dilaksanakan oleh ltjen Kemenkeu. Oleh karenanya, diharapkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta dapat menjadi benchmarking dalam penerapan manajemen risiko lingkup Ditjen Perbendaharaan dan lebih cermat dan detil dalam penyusunan profil risiko sehingga bisa didapatkan profil risiko Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang lebih lengkap dan akurat. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan triwulan Ill tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima baik melalui saluran internal maupun pelimpahan dari Layanan Pengaduan Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan dari hasil rekapitulasi Laporan Bulanan Pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan juga tidak didapatkan laporan pengaduan yang berasal dari lingkup Kanwil Ditjen Halaman I 32

34 Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta dan tidak terdapat juga pelimpahan laporan kepada UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta. 15. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa pelaporan pelaksanaan pemantauan pengendalian intern masih disampaikan melewati batas waktu yang ditentukan. Sementara dari sisi ketepatan penyusunan format laporan pemantauan telah sesuai dengan format dalam KEP-34/PB/2013 sedangkan penyebutan nama kegiatan yang dipantau masih belum tepat begitupun dengan penulisan periode pelaporannya. Evaluasi lainnya terkait pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Dari hasil rekapitulasi atas laporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur belum pernah mengirimkan laporan dimaksud. Dari hasil tersebut terlihat bahwa komitmen Kanwil Ditjen Perbendahraan Provinsi Jawa Timur dalam upaya meningkatkan kulitas penerapan pengendalian intern perlu ditingkatkan. Diharapkan ke depan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur dapat lebih pro aktif dalam meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan pemantauan pengendalian intern di wilayah kerjanya. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E 1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur berhasil mengidentifikasi 82 risiko yang terdiri dari 21 risiko kategori fraud, 3 risiko kategori strategis dan kebijakan serta 58 risiko operasional. Dari hasil tersebut, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur belum mengidentifikasi risiko dengan kategori kepatuhan dan finansial. Sebagaimana Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Yogyakarta, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu dari tiga unit eselon II selaku Unit Pemilik Risiko yang ditunjuk untuk mewakili Ditjen Perbendaharaan dalam Penilaian Tingkat Kematangan Penerapan Manjemen Risiko tahun 2013 Halaman I 33

35 yang dilaksanakan oleh ltjen Kemenkeu. Oleh karenanya, diharapkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur juga dapat menjadi benchmarking dalam penerapan manajemen risiko lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan sehingga ke depan agar lebih cermat dan detil dalam identifikasi dan penyusunan profil risiko sehingga bisa didapatkan profil risiko Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang lebih lengkap dan akurat. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan triwulan Ill tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur terdapat satu laporan pengaduan yang diterima melalui saluran internal dan telah dilakukan tindak lanjut penyelesaian. Sedangkan dari hasil rekapitulasi Laporan Bulanan Pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan tidak didapatkan laporan pengaduan yang berasal dari lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur dan tidak terdapat juga pelimpahan laporan kepada UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur. 16. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan hasil yang positif. Dari laporan yang disampaikan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat telah menunjukkan ketepatan dari format laporan, nama kegiatan, deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan triwulan Ill tahun 2013 kegiatan pemantauan pengendalian intern secara formal telah berjalan dengan baik. Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat berbanding terbalik dengan laporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal dikarenakan sampai saat ini, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat belum menyampaikan laporan dimaksud. Hal ini menujukkan bahwa meskipun hasil laporan pelaksanaan kegiatan pemantauan telah dilaksanakan dengan baik namun komitmen untuk terus menjaga kualitas penerapan pengendalian intern masih perlu lebih ditingkatkan. Halaman I 34

36 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E 1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat hanya mengidentifikasi 19 risiko yang terdiri dari 2 risiko kategori fraud, 2 risiko operasional, 14 risiko kepatuhan serta 1 risiko finansial. Minimnya risiko yang berhasil diidentifikasi oleh UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan belum optimalnya pelaksanaan penyusunan risiko yang dilakukan. Penyusunan risiko sebaiknya melibatkan seluruh komponen organisasi di lingkup UPR agar profil yang dihasilkan lebih optimal dan mencerminkan keseluruhan risiko dalam pelaksanaan tugas di masing-masing bidang/bagian maupun KPPN. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan triwulan Ill tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima baik melalui saluran internal maupun pelimpahan dari Layanan Pengaduan Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan dari hasil rekapitulasi Laporan Bulanan Pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan juga tidak didapatkan laporan pengaduan yang berasal dari lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat dan tidak terdapat juga pelimpahan laporan kepada UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat. 17. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan hasil yang positif. Laporan yang disampaikan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat telah menunjukkan ketepatan dari segi waktu penyampaian, kesesuaian format laporan, nama kegiatan, deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan triwulan Ill tahun 2013 kegiatan pemantauan pengendalian intern secara formal telah berjalan dengan baik. Dari hasil rekapitulasi atas laporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah belum sepenuhnya melaksanakan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal diantaranya Kanwil Halaman I 35

37 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah belum melakukan Rapat Pembahasan Hasil Pemantauan Pengendalian Intern Semester II (Triwulan IV) serta belum melakukan pemantauan terhadap penerapan kode etik dan disiplin pegawai Semester II. Sementara untuk langkah-langkah peningkatan lainnya telah dijalankan dengan baik. Guna peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal, diharapkan seluruh langkah perbaikan dapat dilaksanakan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah hanya mengidentifikasi 21 yang kesemuanya merupakan kategori risiko operasional. Minimnya risiko yang berhasil diidentifikasi oleh UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah dan hanya berasal dari satu kategori risiko menunjukkan bahwa proses penyusunan risiko yang dilakukan masih belum optimal. Seharusnya penyusunan risiko yang dilakukan dapat secara rinci mengidentifikasi risiko yang berasal dari Sasaran Strategis Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Memperhatikan Sasaran Strategis Kanwil Ditjen Perbendaharaan, semestinya seluruh proses bisnis Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat terpetakan ke dalam lima kategori risiko yang ada yaitu kategori fraud, strategis dan kebijakan, operasional, kepatuhan serta finansial. Penyusunan profil risiko sebaiknya turut melibatkan seluruh komponen organisasi di lingkup UPR Kanwil Ditjen Perbendaharaan agar profil yang dihasilkan lebih optimal dan mencerminkan keseluruhan risiko dalam pelaksanaan tugas di masing-masing bidang/bagian maupun KPPN. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan triwulan Ill tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima baik melalui saluran internal maupun pelimpahan dari Layanan Pengaduan Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan dari hasil rekapitulasi Laporan Bulanan Pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan juga tidak didapatkan laporan pengaduan yang berasal dari lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah dan tidak terdapat juga pelimpahan laporan kepada UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Teng ah. Halaman I 36

38 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN 18. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan hasil yang positif. Laporan yang disampaikan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan telah menunjukkan ketepatan dari segi waktu penyampaian, kesesuaian format laporan, nama kegiatan, deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan triwulan Ill tahun 2013 kegiatan pemantauan pengendalian intern secara formal telah berjalan dengan baik. Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat berbanding terbalik dengan kepatuhan terhadap pelaporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal dikarenakan sampai saat ini, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan belum menyampaikan laporan dimaksud. Hal ini menujukkan kurangnya komitmen Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat untuk terus menjaga dan meningkatkan kulaitas pelaksaan tugas-tugas kepatuhan internal. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan berhasil mengidentifikasi 91 risiko yang bersal dari 11 risiko kategori fraud, 49 risiko operasional, dan 31 risiko kepatuhan. Meskipun UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan dapat secara maksimal mengidentifikasi risiko, namun belum seluruh kategori risiko telah terpetakan. Guna optimalisasi profil risiko yang dipetakan, semestinya proses penyusunan profil risiko turut melibatkan seluruh komponen organisasi lingkup UPR agar profil yang dihasilkan lebih optimal dan mencerminkan keseluruhan risiko dalam pelaksanaan tugas di masing-masing bidang/bagian maupun KPPN. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan triwulan 111 tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan terdapat satu laporan pengaduan yang diterima dari saluran internal tiga laporan dari laporan KPPN Halaman I 37

39 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN Banjarmasin dimana seluruh laporan telah ditindaklanjuti dengan status selesai. Sementara dari rekapitulasi Laporan Bulanan Layanan Pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan juga didapatkan laporan pengaduan yang berasal dari lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan ataupun pelimpahan laporan pengaduan kepada UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan. 19. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa laporan yang disampaikan tleh sesuai dengan ketentuan dan dikirimkan tepat waktu. Kesesuaian tersebut secara rinci meliputi ketepatan dari segi waktu penyampaian, kesesuaian format laporan, kesesuaian nama kegiatan, deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sampai dengan triwulan Ill tahun 2013 kegiatan pemantauan pengendalian intern pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur secara formal telah berjalan dengan baik. Sebagaimana Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan selatan, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur juga belum menyampaikan laporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal. Kurangnya komitmen untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal perlu mendapat perhatian dan menjadi masukan bagi perbaikan kinerja pelaksanaan pengendalian intern di lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur berhasil mengidentifikasi 43 risiko yang terdiri dari 4 risiko kategori fraud, 37 risiko operasional, dan 2 risiko kepatuhan. Dari hasil tersebut, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur belum mengidentifikasikan risiko untuk kategori strategis dan kebijakn serta risiko finansial. Terjadinya perubahan organisasi dan tata kerja instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012 merupakan slah satu contoh terjadinya perubahan Halaman I 38

40 kebijakan, sehingga apabila identifikasi risiko dilakukan dengan lebih cermat sseharusnya risiko dengan kategori strategis dan kebijakan dapat teridentifikasi. Sedangkan risiko financial bisanya berasal dari kerugian yang disebabkan oleh kelalaian pihak ketiga semisal pelanggaran kontrak oleh rekanan dari kegiatan pengadaan barang/jasa. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan triwulan Ill tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan terdapat satu laporan pengaduan yang ditujukan pada KPPN Balikpapan dan diterima dari pelimpahan Layanan Pengaduan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Data terserbut telah sesuai dengan hasil rekapitulasi Laporan Bulanan Layanan Pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan yang juga terdapat satu laporan pengaduan yang dilimpahkan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur atas pengaduan yang ditujukan pada KPPN Balikpapan dan telah berstatus tindak lanjut selesai. 20. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali a. Pemantauan Pengendalian Intern Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan dari UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali menunjukkan laporan belum disampaikan tepat waktu sebagaimana ketentuan dalam KEP-34/PB/2013. Sedangkan dari sisi kesesuaian format laporan, nama kegiatan, deskripsi pengendalian utama serta ketepatan dalam pengambilan sampel, laporan yang disampaikan telha memenuhi ketentuan. Hal ini menunjukkan pelaksanaan kegiatan pemantauan pengendalian intern pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali secara formal telah berjalan dengan baik, namun dari segi penyampaian pelaporan masih belum memenuhi tertib administrasi batas waktu penyampaian laporan. Sesuai hasil evaluasi atas laporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali juga telah melaksanakan semua langkah-langkah peningkatan kualitas sesuai dengan indikator utama baik di lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan maupun untuk KPPN yang berada di wilayah kerjanya. b. Penerapan Manajemen Risiko UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Bali telah menyusun laporan profil risiko semester II tahun 2013 dan melaporkannya kepada UKl-E1 Halaman I 39

41 Ditjen Perbendaharaan. Dari hasil evaluasi profil risiko yang dilakukan, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali telah mengidentifikasi 47 risiko yang terdiri dari 3 risiko kategori fraud, 1 risiko strategis dan kebijakan, 40 risiko operasional, dan 3 risiko kepatuhan. Dari hasil identifikasi tersebut, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali belum berhasil mengidentifikasi risiko dari kategori finansial. Kategori risiko finansial berkaitan dengan kegagalan pihak ketiga dalam pemenuhan kewajiban kepada UPR. Conteh dari kategori risiko finansial adalah wan prestasi yang dilakukan rekanan dalam proses pengadaan barang/jasa. Dengan demikian risiko risiko ini harusnya dapat diidentifikasi oleh Bagian Umum Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Oleh karenanya diharapkan ke depan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali dapat lebih cermat dan detil dalam melakukan identifikasi risiko sehingga bisa didapatkan profil risiko Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang lebih lengkap dan akurat. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan triwulan Ill tahun 2013 pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima baik melalui saluran internal maupun pelimpahan dari Layanan Pengaduan Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan dari hasil rekapitulasi Laporan Bulanan Pengaduan lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan juga tidak didapatkan laporan pengaduan yang berasal dari lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali dan tidak terdapat pelimpahan laporan kepada UKl W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali. 21. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah baik. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai dengan TPPU. Dari hasil laporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Halaman I 40

42 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN Nusa Tenggara Barat telah melaksanakan langkah-langkah peningkatan pelaksanaan tugas kepatuhan internal sesuai dengan rencana aksi dalam indikator utama dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabat/pegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat. b. Penerapan Manjemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menyusun profil risiko dengan memetakan 25 risiko dengan rincian 25 risiko operasional terdiri dari 11 Level Tinggi dan 14 Level Sedang. Dari risiko yang ada, ada 2 risiko yang berhasil dimitigasi antara lain risiko GFS tidak bisa diselesaikan tepat waktu dengan tren risiko sedang dengan opsi penanganan risiko mengurangi kemungkinan risiko dan risiko lndeks Kepuasan Satker terhadap layanan Kanwil menurun dengan tren risiko sedang dengan opsi penanganan risiko mengurangi kemungkinan risiko. Opsi yang diambil adalah 5 menurunkan dampak dan 19 mengurangi kemungkinan. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada semester Ill tahun 2013 terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. NTB. 22. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah baik. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar Halaman I 41

43 sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai dengan Tabel Pemantauan Pengendalian Utama (TPPU). Dari hasil laporan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah melakukan GKM secara berkala kepada para pejabat/pegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi namun belum melaksanakan rapat terkait dengan pembahasan hasil pemantauan pengendalian intern. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menyusun profil risiko dengan memetakan 43 risiko dengan rincian 1 risiko fraud, 27 risiko operasional, 14 risiko kepatuhan, 1 risiko finansial. Sementara Level risiko 10 risiko dengan level tinggi, 14 risiko dengan level sedang dan 19 risiko dengan level rendah. Dari risiko yang ada, ada 5 risiko yang berhasil dimitigasi antara lain risiko Frekuensi Revisi DIPA tinggi (PA I), Keterlambatan penyampaian laporan monev Spending Review dan tidak terpenuhinya standar kualitas, Keterlambatan penyelesaian tindaklanjut atas rekomendasi Kanwil, Penyusunan laporan hasil pembinaan terlambat dan tidak berkualitas, Tidak terpunuhinya target pelaksanaan SOP proses bisnis dengan opsi yang diambil 1 menurunkan dampak dan 5 menurunkan dampak dan mengurangi kemungkinan. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Triwulan Ill tahun 2013 terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Laporan pengaduan tersebut telah direkonsiliasi dengan data Halaman I 42

44 yang ada pada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. 23. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan 111 tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan sudah cukup baik. Namun masih perlu diperhatikan dalam waktu penyampaian Laporan Triwulan 111 Tahun 2013 yang tidak boleh melebihi 5 hari kerja setelah akhir periode pelaporan sebagaimana tersebut dalam S-2773/PB/2013. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai dengan TPPU. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan belum mengirimkan Laporan Evaluasi Kepatuhan Internal sesuai dengan S-4490/PB/2013. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan telah menyusun profil risiko dengan memetakan 28 risiko dengan rincian 26 risiko operasional, 2 risiko kepatuhan. Sementara level risiko adalah 1 level risiko tinggi, 3 level risiko sedang, dan 24 risiko rendah. Dengan opsi yang diambil 3 menurunkan dampak dan mengurangi kemungkinan. Rencana Penanganan yang akan dilakukan dengan membentuk FGD bersama dengan jajaran BPKAD dan KPPN untuk meningkatkan komitmen para pengelola keuangan satker dan menyelesaikan hambatan secara rutin dan intensif. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Kanwil DJPBN Prov. Sulsel telah menyampaikan laporan pengelolaan pengaduan Halaman I 43

45 periode triwulan 111 tahun 2013 kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. 24. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah sudah cukup baik. Namun masih perlu diperhatikan dalam waktu penyampaian Laporan Triwulan Ill Tahun 2013 yang tidak boleh melebihi 5 hari kerja setelah akhir periode pelaporan sebagaimana tersebut dalam S-2773/PB/2013. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai dengan Tabel Pemantauan Pengendalian Utama (TPPU). Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah sudah menyusun Laporan Evaluasi Kepatuhan Internal sesuai dengan S-4490/PB/2013. dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabat/pegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabat/pegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah telah menyusun profil risiko dengan memetakan 48 risiko dengan rincian 2 risiko fraud, 33 risiko operasional, 12 risiko kepatuhan, 1 risiko finansial. Sementara level risiko adalah 27 risiko tinggi, 12 risiko sedang, 9 risiko rendah dengan opsi yang diambil 45 menurunkan dampak dan mengurangi kemungkinan. Rencana Penanganan yang akan dilakukan dengan melaksanakan GKM dan FGD tingkat Kanwil dan Bidang, melakukan korespondensi dengan stakeholder, Halaman I 44

46 melakukan koordinasi dengan pihak penyedia data terkait penyediaan data terbaru, penyusunan jadwal petugas FO secara periodik, penyusunan jadwal supervisi oleh Kepala Seksi secara periodik. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah, pada semester Ill tahun 2013 tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah ataupun Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. 25. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan 111 tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara sudah baik. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai dengan Tabel Pemantauan Pengendalian Utama (TPPU). Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara sudah menyusun Laporan Evaluasi Kepatuhan Internal sesuai dengan S-4490/PB/2013, dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabat/pegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester 11 tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara telah menyusun profil risiko dengan memetakan 17 risiko dengan rincian 2 risiko fraud, Halaman I 45

47 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN 2 risiko strategik dan kebijakan, 13 risiko operasional. Sementara level risiko terdiri dari 3 level risiko tinggi dan 14 risiko sedang dengan opsi yang diambil 13 mengurangi kemungkinan. Rencana Penanganan yang akan dilakukan dengan melaksanakan GKM dan FGD tingkat Kanwil dan Bidang, melakukan korespondensi dengan stakeholder, melakukan koordinasi dengan pihak penyedia data terkait penyediaan data terbaru, penyusunan jadwal petugas FO secara periodik, penyusunan jadwal supervisi oleh Kepala Seksi secara periodik. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara, pada semester Ill tahun 2013 tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara ataupun Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. 26. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo sudah cukup baik. Namun masih perlu diperhatikan dalam waktu penyampaian Laporan Triwulan Ill Tahun 2013 yang tidak boleh melebihi 5 hari kerja setelah akhir periode pelaporan sebagaimana tersebut dalam S-2773/PB/2013. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai TPPU. Selain itu, UKl-W juga perlu memperhatikan tentang periode pelaporan triwulanan, dimana untuk Laporan Akhir Triwulan Ill 2013 berisi kompilasi hasil pemantauan pengendalian utama dari bulan Januari s.d. September Halaman I 46

48 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo sudah menyusun Laporan Evaluasi Kepatuhan Internal sesuai dengan S-4490/PB/2013 dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabat/pegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo telah menyusun profil risiko dengan memetakan 30 risiko dengan rincian 1 risiko fraud, 25 risiko operasional, 3 risiko kepatuhan dan 1 risiko finansial. Sementara level risiko yang ada 10 risiko berlevel tinggi, 18 risiko berlevel sedang dan 2 risiko berlevel rendah dengan opsi yang diambil 3 mengurangi kemungkinan. Rencana Penanganan yang akan dilakukan dengan monitoring pencapaian target masing-masing satker, menyelesaikan pengaduan yang diterima, dan mengusulkan percepatan penyelesaian aplikasi konversi GFS. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo, pada semester Ill tahun 2013 tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo ataupun Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. 27. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara sudah cukup baik. Namun masih perlu diperhatikan dalam waktu penyampaian Laporan Triwulan Ill Tahun 2013 yang tidak boleh melebihi 5 hari kerja setelah akhir periode pelaporan sebagaimana tersebut dalam S-2773/PB/2013. Ha laman I 47

49 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai TPPU. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara sudah menyusun Laporan Evaluasi Kepatuhan Internal sesuai dengan S-4490/PB/2013 dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabat/pegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara, namun belum melakukan pengawasan terhadap kepatuhan kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan unit kerjanya. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun profil risiko dengan memetakan 104 risiko dengan rincian 1 risiko fraud, 92 risiko operasional, 11 risiko kepatuhan. Sementara level risikonya adalah 18 risiko berlevel tinggi, 75 risiko berlevel sedang, 11 risiko berlevel rendah dengan opsi yang diambil 104 mengurangi kemungkinan. Rencana Penanganan yang akan dilakukan dengan monitoring evaluasi, bimbingan teknis dan sosialisasi sesuai dengan masing-masing risiko yang ada. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara, pada semester Ill tahun 2013 tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara ataupun Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. 28. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara a. Pemantauan Pengendalian Internal Halaman I 48

50 Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan 111 tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara sudah baik. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP-34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai TPPU. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara sudah menyusun Laporan Evaluasi Kepatuhan Internal sesuai dengan S- 4490/PB/2013 dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabat/pegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun profil risiko dengan memetakan 12 risiko dengan rincian 1 risiko fraud dan 11 risiko operasional. Sementara 6 risiko berlevel sedang, 6 risiko berlevel sedang dengan opsi yang diambil 3 menurunkan dampak dan 2 mengurangi kemungkinan. Rencana Penanganan yang akan dilakukan dengan melakukan sosialisasi untuk menambah pemahaman sesuai dengan masing-masing risiko yang ada. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara, pada semester Ill tahun 2013 tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara ataupun Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Halaman I 49

51 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN 29. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku sudah cukup baik. Namun masih perlu diperhatikan dalam waktu penyampaian Laporan Triwulan Ill Tahun 2013 yang tidak boleh melebihi 5 hari kerja setelah akhir periode pelaporan sebagaimana tersebut dalam S-2773/PB/2013. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP- 34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai TPPU. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku sudah melakukan penyusunan laporan terkait dengan peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal sesuai dengan indikator utama sesuai dengan S-4490/PB/2013 dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabaupegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku telah menyusun profil risiko dengan memetakan 42 risiko dengan rincian 4 risiko fraud, 1 risiko strategik dan kebijakan, 36 risiko operasional 1 risiko kepatuhan. Sementara level risiko adalah 6 risiko berlevel tinggi, 22 risiko berlevel sedang dan 14 risiko berlevel rendah. Rencana Penanganan yang akan dilakukan dengan melakukan sosialisasi, Bimtek, Pembinaan dan Gugus Kendali Mutu (GKM) sesuai dengan masingmasing risiko yang ada. Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Halaman I SO

52 DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN Kanwil DJPBN Prov. Maluku telah menyampaikan laporan pengaduan periode triwulan 111 tahun 2013 kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. 30. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua a. Pemantauan Pengendalian Internal Hasil evaluasi atas laporan akhir triwulanan untuk periode triwulan Ill tahun 2013 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua sudah cukup baik. Namun masih perlu diperhatikan dalam waktu penyampaian Laporan Triwulan Ill Tahun 2013 yang tidak boleh melebihi 5 hari kerja setelah akhir periode pelaporan sebagaimana tersebut dalam S-2773/PB/2013. Berdasarkan hasil evaluasi, UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua telah menyusun laporan pemantauan dengan format yang benar sesuai KEP- 34/PB/2013, termasuk ketepatan dalam penyebutan nama kegiatan yang dipantau, ketepatan pejabat penandatanganan laporan, ketepatan deskripsi pengendalian utama sesuai TPPU. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua sudah melakukan penyusunan laporan terkait dengan peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal sesuai dengan indikator utama sesuai dengan S-4490/PB/2013 dengan melakukan GKM secara berkala kepada para pejabaupegawai, telah melaksanakan evaluasi pemantauan pengendalian intern dan penilaian mandiri penerapan pelaksanaan unsur-unsur tugas kepatuhan internal di lingkungan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua. b. Penerapan Manajemen Risiko Dari hasil evaluasi laporan profil risiko semester II tahun 2013 diketahui bahwa UKl-W Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua telah menyusun profil risiko dengan memetakan 31 risiko dengan rincian 3 risiko fraud, 1 risiko strategik dan kebijakan, 19 risiko operasional dan 8 risiko kepatuhan. Sementara level risiko adalah 4 risiko berlevel tinggi, 24 risiko berlevel sedang, 3 risiko berlevel rendah. Dengan opsi yang diambil adalah 11 menghindari risiko, 5 menurunkan dampak dan 15 mengurangi kemungkinan risiko. Rencana Penanganan yang akan dilakukan dengan melakukan Monitoring dan Evaluasi, sosialisasi, SOP, RPA dan Monev, Koordinasi antara Kantor Pusat DJPBN dan OJA, Sosialisasi/Bimtek dengan kelas kecil. Halaman I 51

53 Berdasarkan evaluasi tersebut, masih perlu dilakukan pendalaman terhadap kondisi dan potensi-potensi risiko yang belum teridentifikasi oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua dengan memperhatikan bahwa proses bisnis yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengandung potensi risiko seluruh kategori risiko yang ada. Berdasarkan laporan pengelolaan pengaduan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua, pada semester Ill tahun 2013 tidak terdapat laporan pengaduan yang diterima oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua ataupun Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Halaman I 52

54 BABIV KESIMPULAN 4.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil evaluasi terhadap laporan pelaksanaan tugas kepatuhan internal di lingkungan Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan periode Semester II tahun 2013 yang difokuskan terhadap 3 (tiga) unsur utama tugas kepatuhan internal yaitu pengelolaan penerapan manajemen risiko, pelaksanaan pemantauan pengendalian intern, dan pengelolaan pengaduan, seluruh Kanwil telah melaksanakan tugas-tugas kepatuhan internal tersebut sesuai ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-34/PB/2013. Hasil pelaksanaan pada Kanwil tersebut, juga mengkoordinasikan hasil pelaksanaan pada KPPN di lingkup Kanwil setempat, yang dilaporkan secara berjenjang kepada UKI yang tingkatannya lebih tinggi. Namun demikian, terhadap implementasi tugas kepatuhan internal pada Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan tersebut, UKI E-1 memberikan beberapa catatan yang perlu ditingkatkan oleh Kanwil, antara lain: 1. Kanwil dan KPPN perlu meningkatkan ketepatan waktu penyampaian laporan-laporan tugas kepatuhan internal dengan tepat waktu. Keterlambatan penyampaian laporan oleh KPPN kepada Kanwil akan mempengaruhi hasil pelaksanaan pelaporan Kanwil kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. 2. Kanwil dan KPPN perlu memperhatikan kembali kesesuaian pengisian format laporan sesuai KEP-34/PB/2013, baik itu laporan manajemen risiko, laporan pemantauan pengendalian intern, dan laporan pengelolaan pengaduan. 3. Dalam pelaksanaan manajemen risiko, Kanwil perlu meningkatkan koordinasi antar Bagian/Bidang dan mengintensifkan kegiatan rapat internal untuk membahas penerapan manajemen risiko sehingga potensi-potensi risiko yang ada dapat diidentifikasi dengan lebih mendalam, dan risiko-risiko yang teridentifikasi dapat memenuhi 5 (lima) kategori risiko yang telah ditentukan. 4. Terkait implementasi pengelolaan pengaduan, Kanwil dan KPPN perlu untuk selalu berkoordinasi terkait laporan-laporan pengaduan yang diterima, sehingga laporan bulanan KPPN dan laporan triwulanan Kanwil dapat menyajikan informasi yang akurat. Halaman I 53

55 5. Untuk mendukung implementasi tugas kepatuhan internal, seluruh kegiatan dan hasilnya harus terdokumentasi dengan baik dan lengkap, sehingga dapat memastikan hasil pelaksanaan tugas kepatuhan internal, sekaligus untuk mempersiapkan monitoring dan/atau penilaian baik oleh UKl-E1 Ditjen Perbendaharaan maupun oleh lnspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Menindaklanjuti hal tersebut, maka perlu dilaksanakan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut: 1. Kanwil perlu melaksanakan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan tugas kepatuhan internal sebagaimana S-4490/PB/2013, dengan mempedomani KEP-34/PB/ Untuk keseragaman pemahaman pelaksanaan tugas kepatuhan internal, Kanwil Ditjen Perbendaharaan bertanggung jawab terhadap implementasi di masingmasing wilayah. Oleh karena itu, kiranya perlu terus dilakukan peningkatan kapasitas SDM. 3. Agar penyampaian laporan menjadi lebih tepat waktu, maka Kanwil dan KPPN perlu memperhatikan penyampaian laporan pemantauan pengendalian intern lingkup Kanwil dan KPPN dalam bentuk softcopy (emai0 sehingga dapat mempercepat penyampaian laporan secara berjenjang, serta dapat mewujudkan e-filing dan mengedepankan konsep paperless PERNYAT AAN Seluruh hasil pelaksanaan tugas kepatuhan internal lingkup Kantor Vertikal Ditjen Perbendaharaan periode Semester II tahun 2013 telah tersaji dengan data pendukung kegiatan. Namun demikian, apabila terdapat kesalahan penulisan maupun kekuranglengkapan data dukung, akan dilakukan penyesuaian/perbaikannya sebagaimana mestinya. Halaman I 54

56 LAMPI RAN Tabel level Risiko pada 30 UPR Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Total No. Unit Pemilik Risiko (UPR) Jumlah Tinggi Sedang Rendah 1 Kanwil DJPBN Provinsi Aceh Kanwil DJPBN Provinsi Sumatera Utara Kanwil DJPBN Provinsi Sumatera Barat Kanwil DJPBN Provinsi Riau Kanwil DJPBN Provinsi Jambi Kanwil DJPBN Provinsi Sumatera Selatan Kanwil DJPBN Provinsi Lampung Kanwil DJPBN Provinsi Bengkulu Kanwil DJPBN Provinsi Bangka Belitung Kanwil DJPBN Provinsi Banten Kanwil DJPBN Provinsi DKI Jakarta Kanwil DJ PBN Provinsi Jawa Ba rat Kanwil DJPBN Provinsi Jawa Tengah Kanwil DJPBN Provinsi Yogyakarta Kanwil DJPBN Provinsi Jawa Timur Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Barat Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Tengah Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Selatan Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Timur Kanwil DJPBN Provinsi Bali Kanwil DJPBN Provinsi Nusa Tenggara Barat Kanwil DJPBN Prov. Nusa Tenggara Timur Kanwil DJPBN Provinsi Sulawesi Selatan Kanwil DJPBN Provinsi Sulawesi Tengah Kanwil DJPBN Provinsi Sulawesi Tenggara Kanwil DJPBN Provinsi Gorontalo Kanwil DJPBN Provinsi Sulawesi Utara Kanwil DJPBN Provinsi Maluku Utara Kanwil DJPBN Provinsi Maluku Kanwil DJPBN Provinsi Papua Jumlah

57 Lampiran DAFTAR PERINGKAT KANWIL DALAM EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHAN INTERNAL No. Unit Kerja Kanwll 1 Kanwil DJPBN Provinsi Yogyakarta 2 Kanwil DJPBN Provinsi Sumatera Barat 3 Kanwil DJPBN Provinsi Jawa Tengah 4 Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Selatan 5 Kanwil DJPBN Provinsi Nusa Tenggara Barat 6 Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Tengah 7 Kanwil DJPBN Provinsi Jambi 8 Kanwil DJPBN Provinsi Bengkulu 9 Kanwil DJPBN Provinsi Nusa Tenggara Timur 10 Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Timur 11 Kanwil DJPBN Provinsi Maluku Utara 12 Kanwil DJPBN Provinsi Sulawesi Tenggara 13 Kanwil DJPBN Provinsi Sulawesi Utara 14 Kanwil DJPBN Provinsi Papua 15 Kanwil DJPBN Provinsi Maluku 16 Kanwil DJPBN Provinsi Sulawesi Tengah 17 Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Barat 18 Kanwil DJPBN Provinsi DKI Jakarta 19 Kanwil DJPBN Provinsi Bali 20 Kanwil DJPBN Provinsi Sumatera Selatan 21 Kanwil DJPBN Provinsi Bangka Belitung 22 Kanwil DJPBN Provinsi Gorontalo 23 Kanwil DJPBN Provinsi Jawa Barat 24 Kanwil DJPBN Provinsi Sumatera Utara 25 Kanwil DJPBN Provinsi Riau 26 Kanwil DJPBN Provinsi Sulawesi Selatan 27 Kanwil DJPBN Provinsi Aceh 28 Kanwil DJPBN Provinsi Lampung 29 Kanwil DJPBN Provinsi Jawa Timur 30 Kanwil DJPBN Provinsi Banten Parameter Uta ma Pengendallan intern (l} Parameter Tambahan (Pemenuhan Laporan) Manajemen Rlslko Pengelolaan Pengaduan (Z} (3} Jumlah (4} = (l+z+3} Kategorl Penilalan (5} Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kriteria Penilaian (berdasarkan jumlah nilail: ~ 110 Sangat Baik 80 5 x Baik 60 $ x $ 80 Sedang 0 $ x $ 60 Ku rang Keterangan Penilaian Parameter Utama (Pengendalian Intern) Penilaian berdasarkan parameter sebagaimana tertuang dalam KEP-34/PB/2013. Keterangan Penilaian Parameter Tambahan (Manajemen Risiko dan Pengelolaan Pengaduan): Laporan dikirim = 10 Laporan tidak dikirim = 0

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis KPPN Bandar Lampung mempunyai visi Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, modern, transparan, dan akuntabel. Sedangkan misi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung tahun 2015 disusun sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1728, 2015 KEMENKEU. Anggaran. Bendahara Umum Negara. Pelaksanaan. Pengawasan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204/PMK.09/2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Para Direktur di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1097, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan

Lebih terperinci

FORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN TABEL PEMANTAUAN PENGENDALIAN UTAMA (TABEL PPU) No (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

FORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN TABEL PEMANTAUAN PENGENDALIAN UTAMA (TABEL PPU) No (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) LAMPIRAN IV PERATURAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR: PER-046 /BC/2011 TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI FORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 19 /PB/2008 TENTANG PENGENAAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017 RI Focus Group Discussion Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017 Jakarta, 9 Maret 2017 Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran

Lebih terperinci

2015, No melalui surat Nomor B/2645/M.PAN-RB/07/2016 tanggal 27 Juli 2016; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2015, No melalui surat Nomor B/2645/M.PAN-RB/07/2016 tanggal 27 Juli 2016; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1695, 2015 KEMENKEU. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan. Ditjen Pajak. Orta. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.01/2016 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PELAKSANAAN PENYALURAN 1. Penyaluran melalui KPPN dilaksanakan berdasarkan PMK nomor 112/PMK.07/2017 tentang Perubahan PMK nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang No.1696, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. KPDDP. Orta. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 166/PMK.01/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010

PETUNJUK PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010 Lampiran II Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor : 04/PERMEN/M/2010 Tanggal : 15 Februari 2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010 I. UMUM A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 83 /PB/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2014 KEMENKEU. Pembiayaan. Proyek. SBSN. Pemantauan. Evaluasi. Pelaporan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PMK.08/2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Gambar 1. Struktur Organisasi Pengelola PHK-PKPD FK Universitas Jember

Gambar 1. Struktur Organisasi Pengelola PHK-PKPD FK Universitas Jember BAB 2 IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM 4.1 Struktur Organisasi Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK-PKPD) di FK UNEJ dikelola oleh satu tim yang dipimpin oleh Ketua Pelaksana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

2016, No Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 T

2016, No Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 T No.247, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA.. Prov. Sumbar. Prov.Riau. Prov. Jambi. Prov. Bengkulu. Prov. Lampung. Prov.Kalbar. Prov.Kaltim. Prov. Kalsel. Prov.NTT. Prov.Sulteng. Prov. Sultra. Prov.Maluku.

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang No.268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Kegiatan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Instansi Vertikal. Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.01/2012

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2015 KEMENHUB. Pengawasan. Pengendalian. Barang Milik Negara. Tata Cara Tetap. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 0152/KMK.09/2011 TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 0152/KMK.09/2011 TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 0152/KMK.09/2011 TENTANG PENINGKATAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sesuai Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan No.1863, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan BPKP. Provinsi. Sumut. Provinsi Sumsel. Provinsi DKI Iakarta. Provinsi Jabar. Provinsi Jateng. Provinsi Jatim. Provinsi Sumsel. PERATURAN

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.576, 2014 KEMENKEU. Dana Tambahan. Penghasilan. Guru. PNSD. Pedoman. Alokasi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/PMK.07/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 51 /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 1 COVER DEPAN Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 3 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Selayang Pandang DJPK 4 Buku Profil DJPK NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN Integritas Berpikir,

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Sasaran Strategis IKU Target Realisasi Gap Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional, transparan dan akuntabel Kepuasan pengguna layanan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG SALINAN PERATURAN NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba No.765, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kredit Investasi Pemerintah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193/PMK.05/2011 TENTANG KREDIT INVESTASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1099, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan. Pajak. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.01/2012

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.08/2016 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KEPADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA PENUGASAN PENYEDIAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor No.1963, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. RKA-K/L. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.02/2017 TENTANG PENGUKURAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No.1675, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Manajemen Risiko. PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 284, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PMK.07/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI TUNJANGAN PROFESI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KEPADA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Dengan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

PENYUSUNAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN PENYUSUNAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA Identifikasi Kegiatan Yang Akan Dilaksanakan

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

UNIT KERJA DAN TUGAS PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN PADA SETIAP ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN 1. Sekretariat Jenderal No. Unit Kerja Tugas 1 Sekretariat Jenderal a. merumuskan kebijakan kegiatan

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN RISIKO PADA PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN RISIKO PADA PERANGKAT DAERAH - 1 - WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN RISIKO PADA PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPPN Bandar Lampung Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar Lampung yang merupakan ujung tombak pelayanan publik yang dimiliki

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/422.012/2013 TENTANG PENUNJUKANN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1122, 2016 LEMSANEG. Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal. Laporan. Penyelesaian. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN

Lebih terperinci

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. - 101-1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Keuangan 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN : Terwujudnya pengelolaan keuangan yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 5- KEENAM BELAS Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini disampaikan kepada: 1. Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan;

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.07/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.07/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI TUNJANGAN PROFESI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KEPADA DAERAH PROVINSI, KABUPATEN,

Lebih terperinci

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( No.908, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. LPDB-KUMKM. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 /PER/M.KUKM/ VII /2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. No.727, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang secara umum disingkat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Yth. (Daftar terlampir) SURAT EDARAN NomorSE- 2./PB/2018 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENCAIRAN DANA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan

Lebih terperinci

MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*)

MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*) MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO Palata Luru*) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mekanisme perkiraan penarikan dana pada satuan kerja dan KPPN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN 2017 PEMANTAUAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN A. Dasar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 12, 215 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN NOMOR 12 TAHUN 215 TENTANG TAMBAHAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, : a. bahwa dalam rangka memberikan motivasi dan meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3 Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan

Lebih terperinci