ANTI DIARE PERASAN SEGAR BAKAL BUAH KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN GALUR DDY DENGAN METODE PROTEKSI. Rahma Artemisia INTISARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANTI DIARE PERASAN SEGAR BAKAL BUAH KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN GALUR DDY DENGAN METODE PROTEKSI. Rahma Artemisia INTISARI"

Transkripsi

1 ANTI DIARE PERASAN SEGAR BAKAL BUAH KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN GALUR DDY DENGAN METODE PROTEKSI Rahma Artemisia INTISARI Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Penyakit diare bisa diobati dengan obat sintetik dan obat tradisional. Dewasa ini banyak masyarakat umumnya beralih menggunakan obat tradisional dibanding obat sintetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiare perasan segar bakal buah Kelapa (Cocos nucifera L.) terhadap Mencit (Mus musculus) putih jantan galur DDY. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan menggunakan metode proteksi. Penelitian ini menggunakan 15 ekor mencit yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (Aquades), kelompok kontrol positif (larutan Tanin), dan kelompok zat uji (perasan segar bakal buah Kelapa). Data yang diamati pada metode proteksi adalah frekuensi diare dan konsistensi feces. Analisa deskriptif dilakukan untuk data konsistensi feces dan frekuensi diare. Selanjutnya data frekuensi diare dilakukan analisis statistik menggunakan uji Anova (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil pengamatan konsistensi feces menunjukkan bahwa konsistensi feces padat pada ketiga kelompok dicapai pada menit ke-360. Pengamatan frekuensi diare secara deskriptif pada larutan uji (perasan segar bakal buah Kelapa) didapatkan ratarata paling rendah yaitu 7,2 ± 1,5. Hasil uji statistik frekuensi diare pada kelompok kontrol positif (larutan Tanin) dan kelompok zat uji (perasan segar bakal buah Kelapa) pada metode proteksi menunjukkan nilai signifikansi paling kecil (0.001). Hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan aktivitas diare yang signifikan antara kontrol positif (larutan Tanin) dengan perasan segar bakal buah Kelapa, dimana kedua zat tersebut sama-sama memberikan efek antidiare terhadap mencit putih jantan galur DDY. Kata Kunci : Antidiare, Perasan Segar, Bakal Buah Kelapa, Mencit Jantan Rahma Artemisia., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

2 46 CERATA Journal Of Pharmacy Science I. PENDAHULUAN Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare (Salwan, 2008). Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lembek atau cair. Diare selalu dikaitkan dengan gastroenteritis (radang lambung-usus) karena umumnya diare muncul sebagai akibat adanya gangguan pada saluran gastro intestinal (Sriyanto, 2004). Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahunnya, sekitar 20 % meninggal karena infeksi diare. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG s (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumonia. Juga didapatkan bahwa penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia (23,8%). Demikian pula penyebab kematian anak balita (usia bulan), terbanyak adalah diare (25,2%) dan pnemonia (15,5%).Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan kejadian luar biasa. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6 frekuensi KLB terbanyak setelah DBD, Chikungunya, Keracunan makanan, Difteri dan Campak (Agtini, 2010). Diare sering menyebabkan Kondisi Luar Biasa (KLB) dengan tingkat kematian yang tinggi di beberapa negara berkembang, termasuk Iindonesia. Pada tahun 2008 dilaporkan terjadinya KLB diare di 15 propinsi dengan jumlah penderita sebanyak orang, jumlah kematian sebanyak 209 orang atau Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,48 %. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2007 prevalensi nasional diare klinis adalah 9,0 %. Di Indonesia dilaporkan terdapat 1,6 sampai 2 kejadian diare per tahun pada balita, sehingga secara keseluruhan diperkirakan kejadian diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak balita (Soebagyo, 2008). Hasil Survey

3 CERATA Journal Of Pharmacy Science 47 Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 di Indonesia, merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur (DepKes RI, 2000). Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan, melalui faktor lingkungan, seseorang yang keadaan fisik atau daya tahannya terhadap penyakit kurang, akan mudah terserang penyakit diare. Masalah kesehatan lingkungan utama di negara-negara yang sedang berkembang adalah penyediaan air minum, tempat pembuangan kotoran, pembuangan sampah, perumahan, dan pembuangan air limbah (Notoatmodjo, 2003). Penyakit diare bisa diobati dengan obat sintetik dan obat tradisional. Dewasa ini banyak masyarakat umumnya beralih menggunakan obat tradisional dibanding obat sintetik. Masyarakat pada umumnya beranggapan obat tradisional lebih aman tanpa efek samping, lebih efektif untuk mengobati penyakit diare, dan bisa dibuat sendiri di rumah dengan berbagai macam cara. Pengobatan penyakit diare secara tradisional biasanya menggunakan tanaman berasa sepat yang biasanya mengandung zat tanin, seperti daun teh dan daun jambu biji. Air dari kelapa muda merupakan diuretik, laksatif, antidiare dan penetral racun. Senyawa fenolik yang terkandung dalam bakal buah kelapa adalah tanin. Menurut Dalimartha (2008), air perasan bunga betina Kelapa mengandung bahan tanin, air, protein, asam karbonat yang kemungkinan dapat menghambat diare. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa didalam bakal buah Kelapa juga mengandung senyawa tanin. Tanin juga merupakan salah satu bagian dari senyawa fenolik. Menurut Apsari, 2011 senyawa tanin yang dapat digunakan sebagai antidiare. Tjay dan Rahardja, 2007 mengatakan senyawa yang dapat digunakan dalam terapi diare simtomatis adalah tanin. Senyawa tanin ini dapat berfungsi sebagai astringen yang menciutkan selaput lendir usus. Pada penelitian ini memakai metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini dengan parameter frekuensi diare dan konsistensi feses. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah Perasan Segar Bakal Buah Kelapa (Cocos nucifera L.) mempunyai aktivitas antidiare terhadap mencit (Mus musculus) putih jantan galur DDY dengan menggunakan metode transit intestinal dan metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini? Tujuan penelitian ini adalah dapat mengetahui pengaruh Perasan Segar Bakal Buah Kelapa (Cocos nucifera L.) terhadap aktivitas antidiare pada mencit (Mus musculus) putih jantan galur DDY. Hasil ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum bahwa perasan bakal buah Kelapa dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan diare dan dapat memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan obat tradisional menjadi sediaan praktis.

4 48 CERATA Journal Of Pharmacy Science II. METODE PENELITIAN Bahan Penelitian: Bakal Buah Kelapa yang digunakan dalam penelitian didapatkan dari daerah Sanden, Bantul, Yogyakarta dan diambil pada pagi hari. Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan galur DDY berumur 2-3 bulan dengan berat badan gram. Bahan lain yang digunakan adalah tanin (Sigma-Aldrich), castor oil (Sigma-Aldrich), castor oil (Sigma-Aldrich), norit (PT. Zenith) dan CMC-Na 0,5%. Alat Penelitian: Alat yang digunakan untuk membuat perasan segar bakal buah Kelapa adalah blender (Nasional), dan timbangan elektrik. Alat-alat lain yang digunakan adalah seperangkat alat bedah, papan bedah, jarum peroral, alat ukur jarak (mistar), gelas ukur10,0 ml (Pyrex), pinset, labu takar dan timbangan hewan uji (Acis) Pembuatan Perasan segar Bakal Buah Kelapa: Sampel yang digunakan adalah bakal buah kelapa yang dipetik pada saat musim kemarau. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena sulit dipetik dengan tangan. Bakal buah yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih. Sebanyak 500 g bakal buah Kelapa diris tipis-tipis lalu di blender. Hasilnya ditempatkan dalam kain flanel dan diperas diambil airnya. Air perasan yang didapatkan berwarna coklat bening yang akan digunakan sebagai zat uji. Pembuatan larutan Tanin: Dosis maksimum penggunaan Tanin adalah 0,5-1 g (Tjay dan Raharja, 2007). Dosis Tanin yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 500 mg. Faktor konversi manusia dengan asumsi berat badan 70 Kg ke mencit 20 g adalah 0,0026. Tanin untuk mencit 20 g adalah 0,0026 x 500 mg = 1,3 mg/20 g BB mencit. Dosis Tanin untuk mencit 20 g adalah 1,3 mg/20 g BB mencit dengan volume pemberian peroral sebesar 0,5 ml/20 g BB mencit. Maka Tanin yang dibutuhkan untuk larutan stok 50 ml adalah 260 mg. Uji Aktivitas Antidiare Perasan Segar Bakal Buah Kelapa Dengan Metode Proteksi terhadap Diare oleh Oleum Ricini Oleum ricini ini mengandung trigliserida dari asam risinoleat yang akan mengalami hidrolisis di dalam usus halus oleh enzim lipase pankreas menjadi gliserin dan asam risinoleat. Sebagai surfaktan anionik, zat ini bekerja mengurangi absorbsi netto cairan dan elektrolit serta menstimulasi peristaltik usus, sehingga berkhasiat sebagai laksansia. Obat yang berkhasiat sebagai antidiare akan dapat melindungi hewan percobaan mencit terhadap diare yang diinduksi oleh oleum ricini. Tanin sebagai obat pembanding yang dapat mengobati diare yang berfungsi sebagai astringen saluran cerna yang dapat menciutkan selaput lendir di usus. Pada metode ini ada dua parameter yang akan diamati, yaitu frekuensi diare, konsistensi feses. Frekuensi diare dihitung berdasarkan berapa banyak frekuensi defekasi. Konsistensi feses dicatat berpa kali mencit mengeluarkan feses dalam bentuk padat maupun encer.

5 CERATA Journal Of Pharmacy Science 49 Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan galur DDY dewasa sehat dengan berat g dan harus memiliki feses yang normal. Cara kerjanya adalah sebanyak 15 ekor mencit jantan yang dipilih secara random dibagi menjadi tiga kelompok (tiap kelompok terdiri dari lima ekor mencit) berdasarkan kriteria inklusi. Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif (mencit diberikan aquades 25 ml/kgbb). Kelompok 2 merupakan kelompok positif yaitu larutan Tanin dosis 25 ml/k BB. Kelompok 3 merupakan kelompok perlakuan perasan segar bakal buah Kelapa dengan dosis 25 ml/kg BB. Masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor mencit. Satu jam sebelum percobaan dimulai, mencit dipuasakan tetapi tetap diberi minum. Sesuai alokasi perlakuan, tiap mencit diberi secara per oral 25 ml/ Kg BB mencit sesuai dengan kelompok masing-masing dan kemudian ditempatkan dalam bejana individual beralaskan kertas saring untuk pengamatan. Satu jam setelah perlakuan diatas, semua mencit diberi oleum ricini 0,5 ml secara per oral. Respon yang terjadi pada tiap mencit diamati selang 30 menit sampai 4 jam, kemudian selang 1 jam sampai 6 jam setelah pemberian oleum ricini. Parameter yang diamati meliputi konsistensi feses dan frekuensi diare. III. HASIL PENELITIAN Uji Aktivitas Antidiare Perasan Segar Bakal Buah Kelapa dengan Metode Proteksi 1. Konsistensi Feces Hasil pengamatan konsistensi feces pada kelompok kontrol negatif (Aquades) pada menit ke-60 tidak mengeluarkan feces, baru pada menit ke-90 ada mencit yang mengeluarkan feces cair. Hal ini menunjukkan bahwa Oleum ricini yang menstimulasi diare mulai berefek sebagai laksansia dengan mekanisme kerja berdasarkan stimulasi peristaltik usus halus. Konsistensi feces cair baru berhenti pada menit ke-360. Hasil pengamatan konsistensi feces pada kelompok kontrol positif (larutan Tanin) pada menit ke-150 masih ada mencit yang mempunyai konsistensi feces padat, baru pada menit ke-180 semua mencit mempunyai konsistensi cair. Pada menit ke-240 mencit dengan konsistensi feces cair sudah berhenti. Hal ini terjadi karena stimulasi Oleum ricini telah berkurang dan larutan Tanin sudah berkerja mengambat peristaltik usus. Pada menit ke-360 semua mencit sudah tidak mengeluarkan feces cair. Hasil pengamatan konsistensi feces pada kelompok zat uji (Perasan segar bakal buah Kelapa) pada menit ke-120 sebagian besar mencit baru mempunyai konsistensi cair. Pada menit ke-240 sebagian besar mencit (4 ekor mencit) dengan konsistensi feces cair sudah berhenti.hal ini terjadi karena stimulasi Oleum ricini telah berkurang dan larutan uji sudah berkerja mengambat peristaltik usus. Pada menit ke-360 semua mencit sudah tidak mengeluarkan feces cair.

6 50 CERATA Journal Of Pharmacy Science 2. Frekuensi Diare Data yang diambil pada pengamatan frekuensi feces yaitu berapa kali mencit mengeluarkan feces dalam bentuk cair. Frekuensi feces diamati selama 6 jam. Pada 4 jam pertama, frekuensi feces diamati setiap 30 menit dihitung berapa kali frekuensi feces dalam bentuk cair. Sedangkan pada 2 jam selanjutnya frekuensi feces cair dihitung setiap 1 jam. Tabel 1. Data Rata-Rata Frekuensi Diare Mencit Pada Metode Proteksi Perlakuan Nilai Rata-Rata ± SD Kontrol negatif (Aquades) 10.6 ± 2.7 Kontrol positif (larutan Tanin) 7.8 ± 2.8 Zat uji (Perasan segar bakal buah Kelapa) 7.2 ± 1.5 Nilai rata-rata frekuensi diare pada kontrol negatif (Aquades) adalah 10.6 ± 2.7, kontrol positif (larutan Tanin) 7.8 ± 2.8, dan zat uji (Perasan segar bakal buah Kelapa) adalah 7.2 ± 1.5. Nilai rata-rata ± SD selanjutnya digunakan untuk menghitung data frekuensi dari masing-masing sampel yang masuk kriteria untuk digunakan dalam perhitungan data secara statistik. Data yang tidak memenuhi kriteria nilai rata-rata ± SD tidak digunakan dalam perhitungan data secara statistik. Pada kelompok kontrol negatif (Aquades) ada 2 data yang harus direject yaitu data mencit 1 dan mencit 3 sehingga dalam perhitungan statistik digunakan 3 data. Pada kelompok kontrol positif (Larutan Tanin) ada 1 data yang harus direject yaitu data mencit 3 sehingga dalam perhitungan statistik digunakan 4 data. Pada kelompok zat uji (larutan Tanin) ada 2 data yang harus direject yaitu data mencit 1 dan mencit 4 sehingga dalam perhitungan statistik digunakan 3 data. Data yang masuk kriteria rata-rata ± SD tersebut kemudian digunakan untuk pengolahan data secara statistika dengan menggunakan software SPSS versi 15. Data frekuensi terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan keseragaman varian untuk mengetahui karakteristik data dan menentukan jenis analisis data statistik yang diperoleh. Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50. Berdasarkan uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai signifikansi 0,254 (> 0,05) dapat dimaknai bahwa keselurmuhan data frekuensi diare terdistribusi normal. Hasil uji keseragaman varian menggunakan uji Levene memberikan nilai signifikansi 0,283 (> 0,05) dapat dimaknai bahwa data frekuensi diare menunjukkan varian yang homogen. Oleh karena data frekuensi diare terdistribusi normal dan menunjukkan varian yang homogen makaanalisi parametrik dipilih untuk mengetahui perbandingan aktivitas antidiare. Perbandingan aktivitas antidiare antara masing-masing kelompok perlakuan menggunakan Anova (LSD) disajikan pada tabel 2.

7 Tabel 2. Data Hasil Uji Statistik LSD Frekuensi Diare Pada Metode Proteksi Perbandingan Kelompok Nilai Signifikansi Makna I-II Berbeda signifikan I-III Berbeda signifikan II-III Berbeda signifikan Sumber : Data Primer, 2015 Keterangan : Kelompok I : Kontrol Positif (Larutan Tanin) Kelompok II : Kontrol Negatif (Aquades) Kelompok III : Perasan segar bakal Buah Kelapa Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil analisis statistik kelompok kontrol positif (larutan Tanin) dengan kelompok kontrol negatif (aquades) memberikan nilai signifikansi 0,039 (< 0,05) dapat dimaknai bahwa data berbeda signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan aktivitas diare yang signifikan antara larutan Tanin dengan Aquades. Aquades sebagai kontrol negatif tidak mengandung zat yang dapat menghambat diare, sedangkan larutan Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat yang bersifat spasmolitik yang dapat mengerutkan usus sehinga gerak peristaltik usus berkurang (Fratiwi, 2015). Hasil analisis statistik kelompok kontrol positif (larutan Tanin) dengan kelompok zat uji (perasan segar bakal buah Kelapa) memberikan nilai signifikansi 0,001 (< 0,05) dapat dimaknai bahwa data berbeda signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan aktivitas diare yang signifikan antara kontrol positif (larutan Tanin) dengan kelompok zat uji (perasan segar bakal buah Kelapa). Perbedaan aktivitas antidiare kedua kelompok tersebut tidak terlalu jauh hanya 0,001 mendekati 0,000. Larutan tanin merupakan kontrol positif yang dapat dapat menghambat diare. Perasan segar bakal buah Kelapa berasa sepat dimungkinkan juga mengandung senyawa Tanin yang dapat menghambat diare. Hasil analisis statistik kelompok kontrol negatif (aquades) dengan kelompok larutan uji (perasan segar bakal buah kelapa) memberikan nilai signifikansi 0,032 (< 0,05) dapat dimaknai bahwa data berbeda signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan aktivitas diare yang signifikan antara Aquades dengan perasan segar bakal buah kelapa. Aquades sebagai kontrol negatif tidak mengandung zat yang dapat menghambat diare, sedangkan perasan segar bakal buah kelapa mengandung senyawa yang dapat menghambat diare. PEMBAHASAN CERATA Journal Of Pharmacy Science 51 Salah satu obat tradisional yang digunakan masyarakat Indonesia untuk mengobati diare adalah bakal buah Kelapa (Cocos nucifera L.). Penggunaan bakal buah sebagai obat diare oleh masyarakat masih bersifat secara turun temurun atau

8 52 CERATA Journal Of Pharmacy Science secara tradisional berdasarkan pengalaman. Penelitian ini mencoba membuktikan efek antidiare perasan segar bakal buah Kelapa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai herbal yang dikemas secara modern dalam terapi diare yang dialami oleh masyarakat. Penelitian ini juga sebagai penelitian pendahuluan untuk menemukan senyawa antidiare baru yang diharapkan memiliki potensi yang lebih baikdengan efek samping yang lebih ringan dari antidiare yang telah ada di pasaran. Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa perasan segar bakal buah Kelapa memiliki efek antidiare. Perasan segar bakal buah Kelapa mampu menghambat pembentukan feses cair dan tidak berbentuk pada mencit jantan galur DDY yang diinduksi oleh 1,0 ml oleum ricini. Beberapa penelitian terdahulu telah banyak mengungkap kemampuan oleum ricini dalam menginduksi diare. Trigliserida dari asam risinoleat yang terdapat dalam oleum ricini akan mengalami hidrolisis dalam usus halus oleh lipase pankreas menjadi gliserida dan asam risinoleat (Katzung, 2004). Asam risinoleat yang merupakan metabolit aktif dari oleum ricini memiliki kemampuan dalam menginduksi terjadinya diare dengan cara menstimulasi aktivitas peristaltik di mukosa intestinal, sehingga akan mengakibatkan perubahan permeabilitas sel mukosa intestinal terhadap cairan dan elektrolit, serta meningkatkan biosintesis prostaglandin (Ammon et al., 1974). Dalam penelitian ini, perasan segar bakal buah Kelapa dosis 25ml/KgBB terbukti mampu menghambat motilitas usus mencit jantan galur DDY. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa beberapa mekanisme aksi antidiare perasan segar bakal buah Kelapa adalah sebagai antimotilitas dan antisekretori. Beberapa penelitian terdahulu melaporkan bahwa oleum ricini dapat meningkatkan sintesis prostaglandin. Prostaglandin berkontribusi terhadap patofisiologi diare dan gangguan saluran pencernaan lainnya (Sanders, 1984). Penghambatan prostaglandin akan menunda atau menghambat diare yang diinduksi oleh castor oil (Awouter et al., 1978). Prostaglandin yang berhubungandengan terjadinya diare (saluran pencernaan) adalah prostaglandin tipe E1dan E2(PGE1 dan PGE2)(Foegh dan Ramwell, 2001). Penelitian ini belum dapat mengungkap pengaruh perasan segar bakal buah Kelapa terhadap biosintesis prostaglandin dan atau diare yang diinduksi oleh pemberianprostaglandin. Oleh karena itu, untuk melengkapi mekanisme aksi perasan segar bakal buah Kelapa sebagai antidiare, penelitian selanjutnya diarahkan untuk melihat kemampuan perasan segar bakal buah Kelapa dalam menghambat terjadinya diare yang diinduksi oleh PGE1 dan PGE2. Beberapa hasil penelitian terdahulu melaporkan bahwa andungan senyawa aktif golongan tanin, flavonoid, alkaloid, saponin, sterol dan atau terpen bertanggung jawab atas khasiat antidiare dari beberapa tanaman obat. Beberapa senyawa turunan tannin dan flavonoid memiliki aktifitas sebagai antimotilitas, antisekretori dan antibakteri(otshudi, et.al., 2000). Kandungan senyawa aktif yang diduga berkontribusi besar terhadap efek antidiare perasan segar bakal buah Kelapa adalah tannin.tanin dapat mengurangi intensitas Diare dengan

9 cara menciutkan selaput lendir usus dan mengecilkan pori sehingga akan menghambat sekresi cairan dan elektrolit (Tjay dan Rahardja, 2007). Selain itu, sifat adstringens tannin akan membuat usus halus lebih tahan (resisten) terhadap rangsangan senyawa kimia yang mengakibatkan diare, toksin bakteri dan induksi diare oleh oleum ricini (Kumar, 1983). Tanin di klasifikasikan menjadi dua kategori yaitu hydrolyzed tannin dan condense tannin. Hydrolyzed tannin memiliki kemampuan astringent lebih besar terhadap diare yang disebabkan infeksi. Protein tannat yang dipecah akan berikatan dengan hydrolyzed tannin yang melewati intestine dan menurunkan sekresi dari usus kecil sehingga menyebabkan konstipasi (Clinton, 2009). KESIMPULAN CERATA Journal Of Pharmacy Science 53 Perasan segar bakal buah Kelapa (Cocos nucifera L.) terbukti memiliki efek farmakologi sebagai antidiare dengan mekanisme aksi sebagai antisekretori dan anti motilitas terhadap mencit (Mus musculus) putih jantan galur DDY. Hasil penelitian ini telah berhasil memberikan landasan ilmiah mengenai penggunaan perasan segar bakal buah kelapa sebagai obat diare oleh masyarakat Indonesia. Agar dapat digunakan sebagai sediaan herbal, penelitian selanjutnya diarahkan pada uji toksisitas perasan segar bakal buah kelapa sehingga dapat diketahui keamanannya bila digunakan sebagai antidiare. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat diarahkan pada fraksinasi dan isolasi senyawa aktif yang bertanggung jawab terhadap efek antidiare perasan segar bakal buah kelapa.

10 54 CERATA Journal Of Pharmacy Science DAFTAR PUSTAKA Agtini, M.D Morbiditas dan Mortalitas Diare Pada Balita di Indonesia tahun Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Kemenkes RI, Jakarta. Apsari, P, D Perbandingan kadar fenolik total ekstrak metanol kelopak merah dan ungu bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa, Linn) secara spektofotometri, Skripsi, diakses 14 April Awouters, F., Niemegeers, C.J.E., Lenaerts, F.N., and Janscen, P.A., 1978, Delay of Castor Oil Diarrhoea in Rats : A New Way to Evaluate Inhibitors of staglandin Biosynthesis, Journal of Pharmacy and Pharmacology. Clinton, C Plant Tannins A Novel Approach to the Treatment of Ulcerative Colitis. USA. Natural Medicine Journal. Vol 2. P 1-3 Dalimartha, S Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Kanker. Penebar Swadaya, Jakarta. Departemen Kesehatan R.I Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Departemen Kesehatan R.I., Jakarta. Foegh, M.L., and Ramwell, P.W., 2001, The Eicosanoids: Prostaglandins, Thromboxanes, Leucotrienes, and Plateled Compounds, dalam Katzung, B.G., 2001, Basic and Clinical Pharmacology, 316, McGraw-Hill, USA. Katzung, B.G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Staf Dosen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Edisi VIII, Salemba Medika, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 2011, Pengendalian Diare di Indonesia, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Kemenkes RI, Jakarta. Kumar, R., 1983, Chemical and Biochemical Nature of Fodder Tree Tannins. Journal of Agricultural and food chemistry, 31: Notoatmodjo, S. 2003, Ilmu Kesehatan Masyaraka,. Rineka Cipta, Jakarta.

11 CERATA Journal Of Pharmacy Science 55 Otshudi, L.A., Vercruysse, A., and Foriers A., 2000, Contribution to the Ethnobotanical, Phytochemical and Pharmacological Studiesof Traditionally Used Medicinal Plant in the Treatment of Dysentery and Diarrhoea in Lomela Area, Democratic Republik of Congo (DRC), Journal of Ethnopharmacol, 3) : Salwan, H Diare Pada Anak. FK UNSRI, Palembang. Sanders, K.M Evidence that Prostaglandins are Local Regulatory Agents in Canine Ilea Circular Muscles, AM. J. Physiology. Soebagyo. 2008, Diare Akut pada Anak,niversitas Sebelas Maret Press,Surakarta. Sriyanto, Diare akibat adanya infeksi agensia bakteri. Diakses pada tanggal 14 April Tjay, T.H., dan Rahardja, K. 2007, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Edisi Keenam. Cet. 1, PT. Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara tropis seperti di Indonesia banyak di temukan penyakit infeksi yang menyerang penduduknya antara lain diare. Diare adalah defekasi dengan feses berbentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perhitungan Frekuensi Diare Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap kelompok perlakuan sebagai berikut: a. Kelompok I (kontrol normal) :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hidup sebagian masyarakat Indonesia yang kurang peduli akan sanitasi dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, antara lain diare, penyakit kulit, penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan bagian tubuh manusia yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Saluran pencernaan yang bekerja dengan baik senantiasa dapat menyediakan

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba petandra L. Gaern.) PADA MENCIT JANTAN GALUR Balb/C

AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba petandra L. Gaern.) PADA MENCIT JANTAN GALUR Balb/C AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba petandra L. Gaern.) PADA MENCIT JANTAN GALUR Balb/C Yance Anas 1), Risha Fillah Fithria 1), Yulia Ayu Purnamasari 1), Kusuma Arum Ningsih 1), Andri

Lebih terperinci

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia azedarach Linn) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN ABSTRAK

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia azedarach Linn) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN ABSTRAK KARTIKA JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2013, 1 (1), 38-44 ISSN 2354-6565 EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia azedarach Linn) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN Linda P. Suherman, Faizal Hermanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Angka kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk melaksanakan setiap aktivitas kehidupannya. Energi ini berasal dari metabolisme yang bahan dasarnya berasal dari makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan masalah umum yang terjadi di seluruh dunia. Tingginya morbiditas dan mortalitas diare berpengaruh terhadap tingkat pengangguran dan hilangnya produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare atau gastroenteritis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat (Miftakhul Hudayani, 2008). Penyakit ini terutama disebabkan oleh makanan

Lebih terperinci

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dan tidak dapat dipungkiri bahwa banyak masalah kesehatan yang sering terjadi salah satunya adalah diare. Angka kesakitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia, selain itu diare juga membunuh 1.5 juta anak tiap tahunnya. Angka kejadian diare akut diperkirakan

Lebih terperinci

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di BAB 1 PENDAHULUAN Obat tradisional Indonesia merupakan warisan budaya dan merupakan bagian integral dari kehidupan bangsa Indonesia yang dapat dipakai dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, sebagai sumber energi vital manusia agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. Kandungan dalam makanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit gangguan fungsi gastrointestinal, yang apabila tidak cepat ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi, bahkan sampai kematian. Penyakit

Lebih terperinci

Penelitian efek antidiare ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dengan metode transit intestinal oleh Hardoyo (2005), membuktikan

Penelitian efek antidiare ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dengan metode transit intestinal oleh Hardoyo (2005), membuktikan BAB 1 PENDAHULUAN Diare dapat diartikan sebagai timbulnya feses yang berbentuk cair secara berulang-ulang dan berlebihan (lebih dari 3 kali sehari). Pada umumnya timbulnya diare karena suatu gejala klinis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena

BAB I PENDAHULUAN. semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan obat tradisional di kalangan masyarakat Indonesia semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena bahan bakunya

Lebih terperinci

Pemanfaatan Hasil Alam (Daun Randu Dan Daun Jambu Biji) sebagai Antidiare

Pemanfaatan Hasil Alam (Daun Randu Dan Daun Jambu Biji) sebagai Antidiare Pemanfaatan Hasil Alam (Daun Randu Dan Daun Jambu Biji) sebagai Antidiare Ani Purwanti 1, Abdul aziz 1, Abdullah Dedi R 1, Fitri Riyadi 2 Jurusan Teknik Kimia Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. B. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor penyebab terjadinya diare antara lain infeksi kuman penyebab diare (Escherichia coli,

Lebih terperinci

UJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) ABSTRAK

UJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) ABSTRAK UJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) *) Program Studi DIII STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tumbuhan obat sebagai salah satu upaya menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tumbuhan obat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

Parawansah: Aktivitas Antidiare Seduhan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Pada Mencit (Mus musculus)

Parawansah: Aktivitas Antidiare Seduhan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Pada Mencit (Mus musculus) Aktivitas Antidiare Seduhan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Pada Mencit (Mus musculus) Parawansah 1, Nila Aryani 2, Eri Marwati 2 1 Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo 2 Akademi Farmasi Bina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Tanaman Pada penelitian ini digunakan Persea americana Mill yang diperoleh dari perkebunan Manoko, Lembang, sebanyak 800 gram daun alpukat dan 800 gram biji alpukat.

Lebih terperinci

Selain itu, pengobatan antidiare juga dapat menggunakan obat-obat kimia. Salah satu contohnya adalah loperamid. Loperamid HCL memiliki efek samping

Selain itu, pengobatan antidiare juga dapat menggunakan obat-obat kimia. Salah satu contohnya adalah loperamid. Loperamid HCL memiliki efek samping BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di negara berkembang penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia. Penyakit diare juga merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN REMEK DAGING (Hemagraphis colorata Hall F.) SEBAGAI ANTIDIARE PADA MENCIT JANTAN

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN REMEK DAGING (Hemagraphis colorata Hall F.) SEBAGAI ANTIDIARE PADA MENCIT JANTAN EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN REMEK DAGING (Hemagraphis colorata Hall F.) SEBAGAI ANTIDIARE PADA MENCIT JANTAN ANTIDIARRHEAL EFFECTS REMEK DAGING LEAVES Hemagraphis colorata Hall F.) EXTRACT IN MALE MICE Fathnur

Lebih terperinci

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH Elly Kendali Larasati, Islamudin Ahmad, Arsyik Ibrahim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA ABSTRAK EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA Rijallul Fiqhri, 2011; Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt Pembimbing II:

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN DAUN KESUMBA KELING (Bixa orellana L.)PADA MENCIT (Mus musculus)

UJI EFEK ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN DAUN KESUMBA KELING (Bixa orellana L.)PADA MENCIT (Mus musculus) UJI EFEK ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN DAUN KESUMBA KELING (Bixa orellana L.)PADA MENCIT (Mus musculus) Novalia Debora*, Wisnu Cahyo Prabowo, Arsyik Ibrahim, Laode Rijai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan bahan dan pemeriksaan makroskopik Salah satu tanaman obat yang digunakan masyarakat Indonesia untuk mengobati diare adalah daun salam. Penggunaan daun salam ini

Lebih terperinci

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) ABSTRAK Syilfia Hasti, Elka Yuslinda, Nofri Hendri Sandi, Wan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah dunia sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak terutama di negara berkembang, dengan perkiraan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus) AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus) Novita Sari, Islamudin Ahmad, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat

Lebih terperinci

UJI ANTI DIARE INFUSA DAUN MIMBA (Azadirachta indica Juss) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS

UJI ANTI DIARE INFUSA DAUN MIMBA (Azadirachta indica Juss) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS UJI ANTI DIARE INFUSA DAUN MIMBA (Azadirachta indica Juss) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS Ika Puspitaningrum*, Arsa Wahyu N., Suwarmi STIFAR Yayasan Pharmasi Semarang *korespondensi : ika2vita@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut atau gastroenteritis akut terjadi pada orang dewasa (Simadibrata &

BAB I PENDAHULUAN. akut atau gastroenteritis akut terjadi pada orang dewasa (Simadibrata & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan penyakit yang menjadi salah satu keluhan pada orang dewasa. Di dunia, setiap tahunnya diperkirakan 99.000.000 kasus diare akut atau gastroenteritis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh sub Direktorat diare, Departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh sub Direktorat diare, Departemen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei

Lebih terperinci

AKTIVITAS LAKSATIF INFUSA DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L) PADA MENCIT. Tita Nofianti, Nurlaili Dwi Hidayati

AKTIVITAS LAKSATIF INFUSA DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L) PADA MENCIT. Tita Nofianti, Nurlaili Dwi Hidayati AKTIVITAS LAKSATIF INFUSA DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L) PADA MENCIT Tita Nofianti, Nurlaili Dwi Hidayati Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya Abstrak Pengujian aktivitas

Lebih terperinci

Hasil Pengamatan Standarisasi Simplisia No Analisis Hasil Analisis Standarisasi 1 2 3

Hasil Pengamatan Standarisasi Simplisia No Analisis Hasil Analisis Standarisasi 1 2 3 6 Hasil Pengamatan Standarisasi Simplisia No Analisis Hasil Analisis Standarisasi 1 3 < 10% < 8% 4 Susut pengeringan serbuk Kadar abu serbuk a. Berat simplisia b. Hasil ekstrak kental Randemen ekstrak

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya

Lebih terperinci

EFEK LAKSATIF PERASAN BUAH MENGKUDU

EFEK LAKSATIF PERASAN BUAH MENGKUDU EFEK LAKSATIF PERASAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) PADA MENCIT JANTAN PUTIH GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI GAMBIR DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL ARTIKEL Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 45 Lampiran 2. Gambar Tanaman ranti Tanaman ranti 46 Lampiran 3. Simplisia dan serbuk simplisia daun ranti Simplisia daun Ranti Serbuk simplisia daun Ranti 47 Lampiran

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) Ayu Indah Cahyani*, Mukti Priastomo, Adam M. Ramadhan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN JURNA PERMATA INDONESIA Halaman 57-71 Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN 2086-9185 UJI EFFEKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANO DAUN BIDARA ( Ziziphus maurtiana am. ) PADA MENCIT JANTAN ( Mus musculus )

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pemeriksaan Tumbuhan 5.1.1. Determinasi Tumbuhan Determinasi tumbuhan dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas dari tumbuhan biji bunga matahari (Helianthus annusl.).

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK BUAH APEL (Pyrus malus Sylvestris Mill.) SEBAGAI ANTI DIARE PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER

ABSTRAK. EFEK BUAH APEL (Pyrus malus Sylvestris Mill.) SEBAGAI ANTI DIARE PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER ABSTRAK EFEK BUAH APEL (Pyrus malus Sylvestris Mill.) SEBAGAI ANTI DIARE PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER Raden Ahyar Nugraha, 2006 Pembimbing I : Endang Evacuasiany, dra., Apt., MS., AFK Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet 1 Melvina Afika, 2 Herri S. Sastramihardja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur prosedur kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 8-10 minggu galur Swiss Webster sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-25 mg. Hewan coba diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu kondisi kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Seseorang dengan BMI 30 dikategorikan sebagai obesitas (WHO, 2014). Obesitas dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 25.000-30.000

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa

Lebih terperinci

Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit

Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit Wiwik Rosi Wiyanti 1 2 Prodi Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Susiendrawati5@gmail.com : tested on mice. Analysis of the results

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar landep (Barleria prionitis) yang berasal dari Kebun Percobaan Manoko, Lembang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sehingga tanaman kelapa dijuluki Tree of Life (Kriswiyanti, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sehingga tanaman kelapa dijuluki Tree of Life (Kriswiyanti, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelapa merupakan tumbuhan asli daerah tropis. Di Indonesia, pohon kelapa dapat ditemukan hampir di seluruh provinsi, dari daerah pantai yang datar sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika

BAB I PENDAHULUAN. saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol yang berlebihan akan menyebabkan gumpalan dalam saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika gangguan tersebut mengenai organ-organ

Lebih terperinci

UJI EFFEKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN BIDARA ( Ziziphus maurtiana Lam. ) PADA MENCIT JANTAN ( Mus musculus ) DENGAN INDUKSI OLEUM RICINI

UJI EFFEKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN BIDARA ( Ziziphus maurtiana Lam. ) PADA MENCIT JANTAN ( Mus musculus ) DENGAN INDUKSI OLEUM RICINI JURNA PERMATA INDONESIA Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN 2086-9185 Halaman 59-74 UJI EFFEKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANO DAUN BIDARA ( Ziziphus maurtiana am. ) PADA MENCIT JANTAN ( Mus musculus )

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), , 2016 ISSN CETAK X ISSN ELEKTRONIK

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), , 2016 ISSN CETAK X ISSN ELEKTRONIK ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821 UJI AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH JENGKOL (Archidendron pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi ( Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode

Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi ( Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi ( Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode 1 2 Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia aparmadi@yahoo.com to research on the use of natural ingredients which had

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya hayati Indonesia sangat berlimpah dan beraneka ragam. Sumbangsih potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia terhadap kekayaan keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai penanda penyakit (Nelwan, 2006). Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan

Lebih terperinci

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian Eksperimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group

Lebih terperinci

diare di Indonesia sebanyak kasus rawat inap dan kasus rawat jalan. Kematian akibat diare di Indonesia pada tahun 2009 mempunyai

diare di Indonesia sebanyak kasus rawat inap dan kasus rawat jalan. Kematian akibat diare di Indonesia pada tahun 2009 mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diare adalah suatu gejala klinis dan gangguan saluran pencernaan (usus) yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dan biasanya berulang-ulang, disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu dari tujuh negara yang memiliki keanekaragaman hayatinya terbesar kedua setelah Brazil. Kondisi tersebut tentu sangat potensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastroentritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya di sebabkan oleh penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Maksud penelitian, (5) Manfaat penelitian, (6) Kerangka Berpikir, (7) Hipotesa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J UJI EFEK ANTIINFLAMASI INFUSA BUAH SEMU JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) TERHADAP EDEMA PADA TELAPAK KAKI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang telah dikenal sejak lama dan dimanfaatkan menjadi obat tradisional sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, terutama di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan tumbuhan. Sekitar 30.000 jenis tumbuhan diperkirakan terdapat di dalam hutan tropis Indonesia. Dari jumlah tersebut, 9.600 jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) sampai saat ini masih menjadi suatu masalah, baik di negara maju maupun negara berkembang dan merupakan penyebab kematian nomor satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta

Lebih terperinci