A. Simpulan B. Rencana Tindakan Perbaikan (Actian Plan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Simpulan B. Rencana Tindakan Perbaikan (Actian Plan)"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI Daftar Isi Daftar Lampiran Ringkasan Eksekutif Hal i ii iii Bab I Bab II Simpulan dan Rencana Tindakan Perbaikan A. Simpulan B. Rencana Tindakan Perbaikan (Actian Plan) Uraian Hasil Evaluasi A. Metodologi dan Profil Perusahaan 1. Pendahuluan 2. Dasar Hukum 3. Tujuan Evaluasi Penerapan GCG 4. Ruang Lingkup dan Periode Evaluasi 5. Metodologi Evaluasi Penerapan GCG 6. Rentang Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG 7. Profil Perusahaan 8. Sejarah Umum 9. Data Keuangan B. Uraian Hasil Evaluasi GCG 1. Aspek komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan 2. Aspek Pemegang Saham dan RUPS 3. Aspek Dewan Komisaris 4. Aspek Direksi 5. Aspek Pengungkapan dan keterbukaan informasi 6. Aspek Faktor lainnya Lampiran Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 i

3 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Ringkasan Hasil Evaluasi Penerapan Good Corporate Governance PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Tahun 2014 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Daftar Capaian Penerapan GCG Per Indikator PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Tahun 2014 Daftar Rekomendasi Hasil Evaluasi Penerapan GCG Data Keuangan Konsolidasian PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Tahun Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 ii

4 RINGKASAN EKSEKUTIF S ebagai wujud implementasi dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, maka menjadi kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan good corporate governance secara konsisten dalam kegiatan operasional perusahaan. Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah penting bagi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai perusahaan (corporate value), mendorong pengelolaan perusahaan yang profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, mitra bisnis, serta pemangku kepentingan lainnya. Aspek-aspek pengujian penerapan GCG mencakup : Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan, Pemegang Saham dan RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi, dan Faktor lainnya. Laporan hasil evaluasi penerapan GCG ini juga memuat rekomendasi perbaikan atas kelemahan-kelemahan dalam penerapan GCG, yang jika didasari dengan komitmen yang kuat untuk menindaklanjutinya oleh pihak-pihak terkait sesuai rekomendasi tersebut, diyakini dapat meningkatkan praktik penerapan GCG yang mengacu kepada best practices. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 3.08/SKPTS/16/2015 tanggal 05 Pebruari 2015 perihal Tim Self assessment penerapan GCG PTPN III periode tahun 2014, evaluasi terhadap penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun 2014 dilakukan sendiri oleh Tim Self Assessment PT Perkebunan Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 iii

5 Nusantara III (Persero) yang dilaksanakan tanggal 02 s/d 27 Pebruari Penilaian/evaluasi penerapan GCG menggunakan format kertas kerja penilaian/evaluasi sesuai Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN RI Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni Untuk menghindari kerancuan dalam pemakaian laporan dan pelaksanaan rekomendasi yang disampaikan perlu dijelaskan bahwa evaluasi penerapan GCG ini tidak ditujukan untuk membandingkan pencapaian kinerja GCG antara Direksi dengan Komisaris maupun Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Pertimbangannya adalah bahwa masing-masing organ perusahaan tersebut diukur dengan indikator/parameter tersendiri sesuai dengan struktur dan proses terbaik atau ideal yang seharusnya berlaku/ada di organ perusahaan tersebut. Disadari bahwa pada kenyataannya struktur dan pelaksanaan proses pada satu organ banyak dipengaruhi oleh organ perusahaan lainnya dan/atau oleh faktor eksternal. Berdasarkan evaluasi penerapan GCG di PT Perkebunan Nusantara III pada tahun 2014, disimpulkan bahwa secara keseluruhan kondisi penerapan GCG memperoleh skor 94,59 dengan kategori Sangat Baik. Medan, Maret 2015 PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Komisaris Direksi Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Bagas Angkasa Direktur Utama Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 iv

6 BAB I SIMPULAN DAN RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor : 3.08/SKPTS/16/2015 tanggal 05 Pebruari 2015 tentang Tim Self Assessment Penerapan GCG PTPN III tahun buku 2014, evaluasi terhadap penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun 2014 yang terdiri dari 6 (enam) aspek governance, yaitu: (1) Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan, (2) Pemegang Saham dan RUPS, (3) Dewan Komisaris, (4) Direksi, (5) Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi, dan (6) Faktor lainnya, dilakukan sendiri oleh Tim self assessment PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang dilaksanakan pada tanggal 02 s/d 27 Pebruari Hasil evaluasi penerapan Good Corporate Governance (GCG) PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kondisi penerapan GCG di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun 2014 mencapai skor 94,59 dari skor maksimal 100 atau 94,59% dengan kategori Sangat Baik. Uraian capaian skor GCG dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel Capaian Penerapan GCG Tahun 2014 No I II Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan Pemegang Saham dan Bobot Indikator Capaian Tahun 2014 Skor Capaian (%) Penjelasan ,74 96,28 Sangat Baik ,33 92,60 Sangat Baik RUPS III Dewan Komisaris ,61 96,03 Sangat Baik IV Direksi ,88 96,79 Sangat Baik V Pengungkapan Informasi dan Transparansi ,66 85,09 Sangat Baik VI Aspek Lainnya ,38 87,50 Sangat Baik Skor Keseluruhan ,59 94,59 Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG SANGAT BAIK Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

7 Tabel di atas menggambarkan penerapan GCG pada masing-masing aspek governance di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dengan bobot (best practices) penerapan GCG. Dari enam aspek pengujian terhadap penerapan GCG di PT Perkebunan Nusantara III (Persero), capaian tertinggi terdapat pada aspek Direksi dengan skor 33,88 dengan kategori Sangat Baik dari bobot 35 atau 96,79% dan persentasi capaian terendah terdapat pada aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi dengan capaian skor 7,66 dengan kategori Sangat Baik dari bobot 9,00 atau 85,09%. Kondisi yang masih memerlukan perbaikan oleh organ perseroan adalah sebagai berikut : I. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara Berkelanjutan. (1) Masih terdapat pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN); (2) Belum ditetapkannya sanksi atas keterlambatan bagi pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). II. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal (1) RUPS belum secara eksplisit menetapkan Komisaris Independen dalam SK pengangkatannya; (2) RUPS belum memberikan pengesahan/persetujuan rancangan RJPP Periode tahun ; (3) Pedoman penilaian kinerja Direksi masih terbatas secara kolegial, sedangkan penilaian secara individu belum ditetapkan; (4) Penilaian kinerja Direksi hanya memuat target secara kolegial belum per individu Direksi; (5) Penetapan tantiem/insentif kinerja belum mempertimbangkan kinerja individu anggota Dewan Komisaris/Direksi; (6) Masih terdapat area yang belum ditindaklanjuti oleh Organ Pemegang Saham terhadap hasil asesmen penerapan GCG tahun 2013; Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

8 (7) RUPS belum menetapkan sistem penerimaan laporan mengenai gejala menurunnya kinerja Direksi/Dewan Komisaris. III. Dewan Komisaris (1) Pelaksanaan pelatihan pengembangan Dewan Komisaris belum terealisasi sesuai dengan program pengembangan Dewan Komisaris, dan belum menyampaikan hasil pelatihan pengembangan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris; (2) Dewan Komisaris belum melakukan penilaian kinerja Direksi secara individu; (3) Laporan hasil penilaian kinerja Direksi yang dilaporkan kepada RUPS masih secara kolegial belum per individu Direksi; (4) Dewan Komisaris belum membuat surat pernyataan tidak memiliki benturan kepetingan; (5) Dewan Komisaris belum melampirkan Pakta Integritas dalam setiap usulan tindakan Direksi yang harus mendapat rekomendasi Dewan Komisaris; (6) Penataan dan penyediaan dokumentasi di Sekretariat Dewan Komisaris belum optimal; (7) Sekretaris Dewan Komisaris belum maksimal dalam membuat risalah rapat, dan belum seluruhnya selesai diedarkan 7 (tujuh) hari setelah rapat berakhir. IV. Direksi (1) Realisasi pelatihan anggota Direksi belum sesuai dengan rencana kerja Direksi dan Dewan Komisaris; (2) Penerapan tata kelola teknologi informasi masih terbatas kepada pengguna (user), belum diterapkan kepada personil teknologi informasi; (3) Penerapan SMK3 pada faktor egronomis (tempat duduk, pencahayaan ruang kerja, suhu dan kelembaban ruang kerja) belum diterapkan dan diukur kesesuaiannya; Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

9 (4) Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan terbatas kepada Dewan Komisaris belum disampaikan kepada Pemegang Saham; (5) Satuan Pengawasan Intern belum melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat entitas; (6) Perusahaan belum memiliki metode sistematis menggunakan media sosial dan teknologi berbasis web untuk mendengarkan suara pelanggan; (7) Staf auditor SPI belum seluruhnya mendapat sertifikasi profesi dalam fungsi auditor internal; (8) Fungsi audit internal penilaian atas program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi audit internal secara keseluruhan belum pernah dilakukan asesmen oleh auditor independen dalam 5 (lima) tahun terakhir; (9) Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan Bagian SPI belum menggunakan pendekatan risiko (risk based auditing); (10) Bagian SPI belum mengevaluasi keselarasan kegiatan operasional dengan sasaran dan tujuan organisasi yang bermanfaat dalam melaksanakan upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan. V. Keterbukaan Informasi dan Transparansi (1) PTPN III ikut serta dalam Annual Report Award (ARA) tahun 2014 tetapi belum sebagai juara; (2) Perusahaan berpartisipasi dalam Corporate Social Responsibility (CSR) tetapi belum mendapatkan penghargaan. Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

10 B. RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN (ACTION PLAN) Upaya untuk memperbaiki kinerja pencapaian praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan GCG, beberapa hal yang direkomendasikan untuk menjadi prioritas Pemegang Saham/RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi dalam menindaklanjutinya, adalah sebagai berikut : 1. Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan a) Melaporkan secara berkala pemenuhan kewajiban menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi; b) Menetapkan sanksi atas keterlambatan bagi pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). 2. Pemegang Saham dan RUPS a) Pemegang Saham/RUPS secara eksplisit menetapkan Komisaris Independen dalam SK pengangkatannya; b) Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) periode yang diusulkan oleh Direksi/Dewan Komisaris; c) Menetapkan pedoman penilaian kinerja Direksi per individu Direksi; d) Melakukan penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan per individu; e) Menetapan tantiem/insentif kinerja kinerja individu anggota Dewan Komisaris/Direksi; f) Menindaklanjuti area yang memerlukan perbaikan pada Organ Pemegang Saham terhadap hasil asesmen/evaluasi penerapan GCG; g) RUPS menetapkan sistem penerimaan laporan mengenai gejala menurunnya kinerja Direksi/Dewan Komisaris. 3. Dewan Komisaris a) Melaksanakan pelatihan pengembangan Dewan Komisaris sesuai dengan program pengembangan Dewan Komisaris, dan menyampaikan hasil pelatihan pengembangan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris; Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

11 b) Melakukan penilaian kinerja Direksi secara individu, dan melaporkan hasil penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan per individu Direksi kepada RUPS; c) Membuat surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan pada awal pengangkatan yang diperbaharuhi setiap awal tahun; d) Melampirkan Pakta Integritas Komisaris pada setiap usulan Direksi yang mensyaratkan rekomendasi Dewan Komisaris sebelum diteruskan kepada RUPS untuk mendapat persetujuan RUPS/Pemilik modal; e) Menata dan menyediakan dokumen di Sekretariat Komisaris dengan baik; f) Sekretaris Dewan Komisaris agar membuat risalah rapat tepat waktu dan mengedarkan risalah rapat kepada Dewan Komisaris sebelum 7 (tujuh) hari setelah rapat berakhir. 4. Direksi a) Pelatihan anggota Direksi direalisasikan sesuai dengan rencana kerja Direksi dan Dewan Komisaris dan menyampaikan hasil pelatihan yang diikuti Direksi; b) Penerapan tata kelola teknologi informasi dapat diterapkan kepada pengguna (user) dan personil teknologi informasi; c) Menerapkan dan melakukan pengukuran terhadap faktor egronomis (tempat duduk, pencahayaan ruang kerja, suhu dan kelembaban ruang kerja); d) Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham; e) Satuan Pengawasan Intern melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat entitas; f) Mekanisme penanganan keluhan pelanggan dikelola dengan metode sistematis menggunakan media sosial dan teknologi berbasis web untuk mendengarkan suara pelanggan; g) Meningkatkan pengetahuan dan keahlian staf auditor SPI untuk mendapatkan sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang jabatan dalam Fungsi Auditor Internal; Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

12 h) Melakukan penilaian/evaluasi jaminan kualitas dan peningkatan fungsi audit internal secara keseluruhan; i) Menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan Bagian SPI menggunakan pendekatan risiko (risk based auditing); j) Muatan hasil evaluasi yang dilakukan bagian SPI dapat memberikan masukan/ kontribusi dalam upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan sehingga mencerminkan adanya keselarasan kegiatan operasional terhadap sasaran dan tujuan organisasi. 5. Pengungkapan dan keterbukaan informasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berupaya meningkatkan kualitas/prestasi perusahaan dalam sayembara/perlombaan Annual Report Award (ARA) dan meningkatkan kualitas perusahaan dalam Corporate Social Responsibility (CSR). Uraian selengkapnya hasil evaluasi berikut rekomendasinya dapat dilihat dalam Bab II Uraian hasil evaluasi. Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

13 BAB II URAIAN HASIL EVALUASI A. METODOLOGI DAN PROFIL PERUSAHAAN 1. Pendahuluan Dalam pengelolaan perusahaan perseroan dibutuhkan kemampuan berkompetisi dalam memenangkan pasar global. Salah satu perangkat untuk memenangkan persaingan adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Sebagai wujud implementasi dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance), maka menjadi kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan good corporate governance secara konsisten dalam kegiatan operasional perusahaan. Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah penting bagi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai perusahaan (corporate value), mendorong pengelolaan perusahaan yang profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, mitra bisnis, serta pemangku kepentingan lainnya. 2. Dasar Hukum Dasar pelaksanaan evaluasi penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III adalah : a. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; b. Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-09/MBU/2012 tanggal 06 Juli 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/ MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara; c. Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

14 Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara; d. Surat Dewan Komisaris Nomor : DK/3.12/05/I/2015 tanggal 22 Januari 2015 perihal Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014; e. Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Nomor: 3.08/SKPTS/16/2015 tanggal 05 Pebruari 2015 perihal Tim Self Assessment Penerapan GCG PTPN III periode tahun Tujuan Evaluasi Penerapan GCG Tujuan evaluasi penerapan GCG adalah: a. Mengukur kualitas penerapan GCG perusahaan melalui penilaian tingkat pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata yang diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero), dengan pemberian skor/nilai atas penerapan GCG dan kategori kualitas penerapannya; b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penerapan GCG perusahaan, serta mengusulkan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi celah (gap) antara kriteria GCG dengan penerapan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero); c. Memonitor secara berkelanjutan penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan memperoleh masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan corporate governance perusahaan. 4. Ruang Lingkup dan Periode Evaluasi a. Ruang Lingkup Evaluasi GCG Ruang lingkup pelaksanaan evaluasi penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III (Persero) meliputi semua 6 (enam) aspek governance, yaitu: 1) Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Yang Baik secara Berkelanjutan; 2) Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal; 3) Dewan Komisaris.; 4) Direksi; 5) Pengungkapan Informasi dan Transparansi; 6) Aspek Lainnya. Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

15 b. Periode Evaluasi GCG Periode evaluasi penerapan GCG adalah untuk Tahun Buku 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 02 s/d 27 Pebruari Metodologi Evaluasi Penerapan GCG Evaluasi penerapan GCG pada tahun 2014 dilakukan dengan metodologi yang dikembangkan oleh Tim Self Assessement, dengan cara mengevaluasi kualitas penerapan governance di PTPN III. Metodologi yang digunakan dalam evaluasi implementasi GCG pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah: 1) Pengumpulan Dokumen a. Reviu Dokumen Reviu dokumen dilakukan terkait dengan struktur dan proses governance perusahaan, antara lain: Anggaran Dasar, Code of Corporate Governance, Code of Conduct, Kebijakan Perusahaan, Kebijakan Manajemen, Risalah RUPS, Risalah Rapat Komisaris dan Direksi termasuk Rapat Komite, Laporan Keuangan Tahunan, Dokumen SPI, dan dokumen lainnya. b. Kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh gambaran persepsi responden atas implementasi peraturan/sistem/kebijakan/sop sebagai bentuk penerapan GCG. Rancangan kuesioner disusun oleh Tim Self Assessment PTPN III dengan responden sebagai berikut : Responden Jumlah Kuesioner Kembali Respon Rate Pemegang Saham Komisaris Komite Komisaris Direksi Manajemen Kunci Karyawan Pelanggan/Pemasok Jumlah Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

16 c. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengeksplorasi suatu informasi yang didapat dari kuesioner, riviu dokumen, dan/atau observasi. d. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati implementasi dari peraturan/sistem/kebijakan/sop terutama yang berkaitan dengan implementasi GCG, misalnya proses input data dalam aplikasi atau proses pengamanan aset. 2) Analisis/Pengolahan Data a. Tabulasi Data Hasil reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi dianalisis untuk mendapatkan capaian penerapan GCG per parameter, per indikator, dan per aspek pengujian serta skor hasil asesmen. b. Presentasi Hasil Sementara Hasil reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi dirangkum dan disimpulkan untuk mendapatkan tingkat pemenuhan setiap indikator dan faktor-faktor yang diuji kesesuaiannya dalam penilaian praktik penerapan GCG. Hasil sementara penilaian praktik penerapan GCG dipaparkan kepada Tim Self Assessment Penerapan GCG tahun Rentang Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG Tingkatan capaian aktual atas penerapan GCG dikategorikan ke dalam lima kelompok predikat, yaitu: Sangat Baik, Baik, Cukup Baik, Kurang Baik dan Tidak Baik dengan penjelasan sebagai berikut: Tingkat Rentang Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG Predikat 1 Nilai di atas 85 Sangat Baik 2 75 < Skor 85 Baik 3 60 < Skor 75 Cukup Baik 4 50 < Skor 60 Kurang Baik 5 Skor 50 Tidak Baik Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

17 7. Profil Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 08 tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996 tentang peleburan persero PT Perkebunan III, IV, V menjadi PT Perkebunan Nusantara III (Persero). PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil SH. Nomor 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor : C HT TH.96 tanggal 8 Agustus 1996, yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 81 tanggal 8 Oktober Tahun 1996, tambahan Nomor Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Nomor 06 tanggal 03 Oktober 2014 yang dibuat oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, SH.,MKN, berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan, mengenai pernyataan keputusan Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) di luar Rapat Umum Pemegang Saham. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan adalah melakukan usaha dibidang agrobisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perusahaan melaksanakan kegiatan utama sebagai berikut: 1) Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman, serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut; 2) Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya; 3) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

18 yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan, baik hasil produksi sendiri maupun produksi pihak lain; 4) Pengembangan usaha bidang perkebunan, argo wisata, argo bisnis, dan argo industri; 5) Selain kegiatan usaha utama tersebut di atas perseroan dapat melakukan kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk : - Trading house, real state, pergudangan, pariwisata, resor, olah raga dan rekreasi, rest area, rumah sakit, pendidikan, penelitian, prasarana telekomunikasi, dan sumber daya energi, jasa penyewaan dan pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan, jalan bebas hambatan (tol), pusat perbelanjaan/mall, perpupukan, jasa konsultasi bidang agro bisnis dan agro industri; - Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus; - Pengelolaan Kawasan Industri (Industrial Complex); PTPN III adalah salah satu dari 14 BUMN Perkebunan yang bergerak dalam bidang perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Perusahaan memiliki 11 (sebelas) pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah sebesar 510 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan 8 (delapan) pabrik karet dengan kapasitas olah sebesar 200 ton karet kering per hari. Produk utamanya antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel), dan karet. Kegiatan Perusahaan antara lain mencakup budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Modal perusahaan ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 189/ KMK.016/ 1996 tanggal 11 Maret 1996, dengan kepemilikan 100% Pemerintah Republik Indonesia. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki 4 (empat) Anak perusahaan, 4 (empat) perusahaan asosiasi, 4 (empat) penyertaan jangka panjang serta 1 (satu) Kerja Sama Operasional (KSO) yang bergerak dalam bidang usaha Industri Ikutan Kelapa Sawit, Karet, Kayu sintesis, Pergudangan, perdagangan serta Riset. Dengan uraian klasifikasi usaha serta kepemilikan saham/modal sebagai berikut : Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

19 Tabel Uraian klasifikasi usaha serta kepemilikan saham/modal No Nama Perusahaan Kegiatan Usaha A. Anak Perusahaan 1 PT Industri Karet Nusantara (PT IKN) 2 PT ESW Nusantara Tiga Industri Pengolahan dan Pemasaran Serbuk Batang Kelapa Sawit 3 JIC Wood Company Limited. Industri panel board/kayu sintetis B. Perusahaan Asosiasi 1 PT Perkebunan Mitra Ogan. Pertanian dan Perkebunan serta Perdagangan dan Distribusi PT Tiga Mutiara Nusantara Pengolahan Kayu 2 Karet 3 PT Sarana Agro Nusantara Jasa pompa dan jasa Saham Rp (juta) % Indiustri Hilir Karet ,99% ,11% USD ,00% ,42% ,00% ,00% Gudang 4 PT Bio Industri Nusantara Pupuk hayati ,00% C. Penyertaan Jangka Panjang Lainnya 1 Indoham Hamburg Perdagangan Euro ,60% 2 PT Bursa Berjangka Jakarta Investasi 400 3,45% 3 PT Kharisma Pemasaran Pemasaran produk ,92% Bersama Nusantara PTPN 4 PT Riset Perkebunan Nusantara Riset 50 6,66% D. Kerjasama Operasional PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa. Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet - - D Kerjasama Operasional a. Visi dan Misi Perusahaan Rumusan visi dan misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut : "Visi Perusahaan" Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. "Misi Perusahaan" (1) Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan; (2) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan; Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

20 (3) Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya secara optimal; (4) Menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi investor; (5) Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis; (6) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam Pengembangan Komunitas; (7) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan. b. Kegiatan Pokok Perusahaan Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. c. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris Perubahan susunan dan struktur Dewan Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III Nomor: SK-383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013, maka susunan Dewan Komisaris sebagai berikut : - Komisaris Utama : Joefly J. Bahroeny - Anggota Komisaris : Heri Sebayang - Anggota Komisaris : Sardan Marbun - Anggota Komisaris : Dahlan Harahap - Anggota Komisaris : S. Bhudisantoso Dalam rangka pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance), pada tahun 2013 perusahaan melakukan pemberhentian dan pengangkatan ketua dan anggota-anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berdasarkan Surat Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

21 Keputusan Dewan Komisaris Nomor : KEP-06/DK/XII/2013 tanggal 11 Desember 2013, KEP-07/DK/XII/2013 tanggal 30 Desember 2013, KEP-03/DK/VIII/2014 tanggal 18 Agustus 2014, dan KEP-04/DK/XI/2014 tanggal 01 Nopember 2014, dengan susunan sebagai berikut : Komite Audit - Ketua merangkap anggota : Dahlan Harahap - Anggota : Syamsuddin Lubis - Anggota : Sumantri Slamet Komite Pemantau Risiko - Ketua merangkap anggota : Sardan Marbun - Anggota : Afrah Yusren Susunan Direksi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: SK-233/MBU/2013 tanggal 22 Mei 2013, SK-402/MBU/2013 tanggal 27 Nopember 2013, dan SK-485/MBU/09/2014 tanggal 16 September 2014, susunan Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut : - Direktur Utama : Bagas Angkasa - Direktur SDM & Umum : Harianto - Direktur Produksi : Tengku Syahmi Johan - Direktur Keuangan : Erwan Pelawi - Direktur Pemasaran & Perencanaan Pengembangan : Alexander Maha Terkait dengan efektifitas dan orientasi kerja, pada tahun 2014 Dewan Komisaris melakukan rapat intern sebanyak 11 kali dan rapat bersama Direksi sebanyak 13 kali. Frekuensi kehadiran Dewan Komisaris dalam rapat adalah sebagai berikut : a. Rapat Dewan Komisaris Rapat intern Dewan Komisaris : Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

22 Nama Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Persen Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Heri Sebayang Komisaris Sardan Marbun Komisaris Dahlan Harahap Komisaris S. Bhudisantoso Komisaris Rapat bersama Dewan Komisaris dengan Direksi : Nama Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Persen Dewan Komisaris Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Heri Sebayang Komisaris Sardan Marbun Komisaris Dahlan Harahap Komisaris S. Bhudisantoso Komisaris Direksi Bagas Angkasa Direktur Utama T. Syahmi Johan Direktur Produksi Erwan Pelawi Direktur Keuangan Harianto Direktur SDM & Umum Alexander Maha Direktur Pemasaran & Perencanaan Pengembangan b. Rapat Direksi Terkait dengan efektifitas dan orientasi kerja, pada tahun 2014 Direksi melakukan rapat intern sebanyak 11 kali. Frekuensi kehadiran Direksi dalam rapat adalah sebagai berikut : Nama Jabatan Jumlah Jumlah Rapat Kehadiran Persen Bagas Angkasa Direktur Utama T. Syahmi Johan Direktur Produksi Erwan Pelawi Direktur Keuangan Harianto Direktur SDM & Umum Alexander Maha Direktur Pemasaran & Perencanaan Pengembangan Sejarah Umum PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet. Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

23 1958 Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaanperusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN) Perseroan Perkebunan Negara (PPN) direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) Bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero). Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN. Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero) pengelolaannya ke dalam satu manajemen Melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C HT TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No Tahun Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

24 9. Data Keuangan Kondisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan/mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada total aktiva sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikan. Laba yang diperoleh perusahaan kondisinya berfluktuasi yaitu mengalami kenaikan dari tahun 2012, mengalami penurunan pada tahun 2013 dan kembali naik pada tahun Penurunan laba pada tahun 2013 terutama disebabkan turunnya nilai penjualan dan peningkatan beban pokok penjualan. Penurunan nilai penjualan disebabkan antara lain oleh masih melemahnya permintaan pasar akibat gejolah politik dan moneter disejumlah negara tujuan ekspor serta harga minyak mentah di pasar dunia yang berfluktuasi. Sedangkan peningkatan beban pokok penjualan disebabkan biaya administrasi dan umum Kantor Direksi dan Kebun tidak dapat dikapitalisasi ke aset Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Rincian lebih lanjut dari kondisi keuangan PTPN III (Persero) untuk 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran III. B. URAIAN HASIL EVALUASI GCG Tim self assessment penerapan GCG PTPN III telah melakukan evaluasi terhadap penerapan GCG di PTPN III tahun 2014 meliputi 6 (enam) aspek governance. Evaluasi penerapan GCG dilaksanakan berdasarkan metode dan prosedur sesuai Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN RI Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni Aspek yang dinilai terangkum dalam 43 indikator, 153 parameter, 572 sub parameter, dan faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya dalam setiap parameter/indikator. Keenam aspek penerapan GCG yang dinilai mencakup : (1) Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan, (2) Pemegang Saham dan RUPS, (3) Dewan Komisaris, (4) Direksi, (5) Pengungkapan dan keterbukaan informasi, dan (6) Faktor lainnya. Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

25 Dari hasil evaluasi penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun 2014 secara umum berpredikat Sangat Baik (dari lima kemungkinan tingkatan, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik) dengan capaian skor aktual 94,59 dari skor maksimal 100. Capaian skor aktual tersebut merupakan gabungan dari capaian-capaian skor aktual dari keenam aspek governance, mencakup : No I Aspek Governance Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan Bobot Capaian Tahun 2014 Penjelasan Indikator Capaian Skor (%) Sangat Baik II Pemegang Saham dan RUPS Sangat Baik III Dewan Komisaris Sangat Baik IV Direksi Sangat Baik V Pengungkapan Informasi dan Sangat Baik Transparansi VI Aspek Lainnya Sangat Baik Skor Keseluruhan Klasifikasi Kualitas Penerapan Good Corporate Governance SANGAT BAIK Rincian skor masing-masing aspek per indikator disajikan pada lampiran 2. Dari enam aspek pengujian terhadap penerapan GCG di PTPN III pada tahun 2014, persentase capaian tertinggi terdapat pada aspek Direksi sebesar 96,79%, dan terendah terdapat pada aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi sebesar 85,09%. Uraian hasil evaluasi penerapan GCG di PTPN III yang menunjukkan masingmasing indikator dan mencerminkan compliance dan mencapai bobot (best practices) penerapan GCG sebagai berikut : 1. Aspek Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan Aspek governance yang terkait dengan Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan dinilai berdasarkan 6 (enam) indikator yang mencerminkan compliance dan best practice Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

26 penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan adalah : (1) Perusahaan memiliki pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) dan pedoman perilaku (code of conduct); (2) Perusahaan melaksanakan pedoman tata kelola perusahaan yang baik dan pedoman perilaku secara konsisten; (3) Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik; (4) Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN); (5) Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan yang berlaku; (6) Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan (whistleblowing system). Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan 6 (enam) indikator dengan 15 (lima belas) parameter dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG pada aspek Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan capaian skor 6,74 dari skor maksimal 7,00 atau 96,28%. Tingkat pemenuhan seluruh indikator sudah baik (> 75), terlihat dari praktik sebagai berikut : 1) Perusahaan memiliki pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) dan pedoman perilaku (code of conduct); Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara lain: (a) Perusahaan memiliki Pedoman Telola Perusahaan yang Baik (GCG Code) yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala. Perusahaan memiliki pedoman tata kelola perusahaan yang baik, yaitu Board Manual, Code of Corporate Governance, Code of Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

27 Conduct, Piagam Komite Audit, Piagam Internal Audit, Piagam Komite Pemantau Risiko, Piagam Sekretaris Perusahaan, Pedoman Manajemen Risiko terintegrasi berbasis ISO 31000, Pedoman SPI berbasis COSO, dan IT Governance berbasis Cobit Framework; (b) Perusahaan memiliki Pedoman Perilaku yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala. Pedoman tata kelola perusahaan yang baik ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama. Pedoman tata kelola perusahaan yang baik telah dimutakhirkan secara berkala. Perusahaan memiliki pedoman perilaku (Code of Conduct) yang telah direviu sesuai dengan indikator/parameter SK-16/MBU/2012 edisi III tahun 2012 yang ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama; Pedoman perilaku (Code of Conduct) memuat : (i) pernyataan komitmen Direksi dan Dewan Komisaris, (ii) nilai-nilai perusahaan (values), (iii) benturan kepentingan, (vi) pemberian dan penerimaan hadiah, jamuan, hiburan, dan pemberian donasi, (v) kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian, (vi) kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan promosi, (vii) integritas laporan keuangan, (viii) perlindungan informasi perusahaan dan integible asset, (ix) informasi orang dalam, (x) perlindungan harta perusahaan, (xi) kegiatan sosial dan politik, (xii) etika yang terkait dengan stakeholders, (xiii) Mekanisme penegakan pedoman perilaku termasuk pelaporan atas pelanggaran, dan (xiv) pelanggaran dan sanksi; 2) Perusahaan melaksanakan pedoman tata kelola perusahaan yang baik dan pedoman perilaku secara konsisten. Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara lain: Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

28 (a) Direksi menunjuk seorang anggota Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Direktur Pemasaran & Perencanaan Pengembangan ditunjuk sebagai penanggungjawab dalam penerapan dan pemantauan tata kelola perusahaan yang baik, tugas Direksi yang ditunjuk meliputi : menyusun program kerja, memantau penerapan tata kelola perusahaan, dan melaporkan hasil monitoring/evaluasi kepada RUPS dan Dewan Komisaris; (b) Perusahaan menciptakan situasi kondusif untuk melaksanakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) dan Pedoman Perilaku. PTPN III memiliki panduan/kebijakan tambahan terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan telah disosialisasikan kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan; Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh Karyawan berkomitmen menerapkan pedoman perilaku (Code of Conduct) dan secara berkala menandatangani Pernyataan Kepatuhan. 3) Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara lain: (a) Perusahaan melakukan assessment terhadap pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan reviu secara berkala. Perusahaan secara berkala melakukan pengukuran penerapan GCG, baik assessment maupun evaluasi dan hasilnya dilaporkan ke dalam laporan tahunan perusahaan; (b) Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik menjadi salah satu unsur Key Performance Indicator (KPI) perusahaan dan dituangkan ke dalam kontrak manajemen. Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

29 4) Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN); Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara lain: (a) Perusahaan memiliki kebijakan tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara bagi Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, Direksi dan pejabat satu tingkat di bawah Direksi. Terdapat Pedoman pengelolaan LHKPN yang disyahkan oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama. Pengelolaan terhadap kepatuhan dan penyampaian LHKPN diatur dalam Surat Edaran No. 3.08/SE/440/2011 tgl. 24 Oktober 2011 tentang laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). Sesuai Surat Keputusan Direksi No. SKPTS/3.08/06/ 2009, tentang penghunjukan koordinator pengelolaan dan user aplikasi LHKPN; (b) Penyelenggara Negara/Wajib Lapor memahami kebijakan/sop tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara. Kewajiban melaporkan LHKPN didukung dengan Surat Edaran tentang LHKPN didistribusikan kepada seluruh bagian yang dilengkapi dengan bukti sosialisasi dan bimbingan teknis tentang LHKPN kepada pegawai terkait; (c) Perusahaan melaksanakan kebijakan/sop tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan Penyelenggara Negara. Pemberian teguran/sanksi terhadap pejabat yang belum menyampaikan LHKP dituangkan melalui Memorandum 3.08/MO/1333/2014 tanggal 17 September 2014 tentang LHKPN dan Contoh Surat Teguran bagi pejabat yang tidak mengirimkan LHKPN di Tahun Buku 2013/2014. Sedangkan area of improvement yang masih terdapat dalam cakupan indikator ini yaitu : Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

30 - Masih terdapat pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaaan Penyelenggara Negara (LHKPN); - Perusahaan belum menetapkan sanksi atas keterlambatan bagi pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaaan Penyelenggara Negara (LHKPN); Kepada Direksi direkomendasikan: - Pejabat satu tingkat di bawah Direksi agar menyampaikan Laporan Harta Kekayaaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada koordinator pengelolaan LHKPN untuk selanjutnya dilaporkan kepada Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK) ; - Perusahaan menetapkan sanksi atas keterlambatan bagi pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaaan Penyelenggara Negara (LHKPN); 5) Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan yang berlaku. Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara lain: (a) Perusahaan memiliki ketentuan/kebijakan tentang Pengendalian Gratifikasi. Perusahaan memiliki Pedoman Pengendalian Gratifikasi yang meliputi komitmen Dewan Komisaris dan Direksi dalam mematuhi ketentuan-ketentuan tentang gratifikasi, menetapkan unit/struktur yang ditugaskan mengelola gratifikasi, menetapkan mekanisme pelaporan gratifikasi, pemantauan atas pelaksanaan dan sanksi atas penyimpangan ketentuan gratifikasi. (b) Perusahaan melaksanakan upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kebijakan/ketentuan Pengendalian Gratifikasi. Perusahaan melaksanakan upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kebijakan/ketentuan Pengendalian Gratifikasi, antara lain melalui komunikasi dan sosialisasi/diseminasi tentang Pengendalian Gratifikasi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

31 (c) perusahaan, pendistribusian pedoman/ketentuan dan perangkat pengendalian Gratifikasi ke seluruh lingkungan perusahaan, Tingkat pemahaman Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan telah memadai terhadap kebijakan Pengendalian Gratifikasi serta cakupan Pengendalian Gratifikasi sampai kepada stakeholder perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan Pengendalian Gratifikasi Perusahaan mengimplementasikan Pengendalian Gratifikasi; antara lain melalui kegiatan pengelolaan gratifikasi yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, pelaporan tentang pengendalian gratifikasi. 6) Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan (whistleblowing system). Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara lain: (a) Perusahaan memiliki kebijakan tentang pelaporan atas dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistleblowing system); (b) Perusahaan melaksanakan kegiatan untuk memberikan pemahaman atas kebijakan pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistle blowing system). Perusahaan melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada stakeholders dan karyawan perusahaan untuk memberikan pemahaman atas kebijakan pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistleblowing system); (c) Perusahaan melaksanakan kebijakan tentang pelaporan atas dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistle blowing system). - Perusahaan melaksanakan kebijakan tentang pelaporan atas dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistleblowing system), tercermin dari penyediaan sarana/media perusahaan yang memadai untuk mendukung pelaksanaan kebijakan whistleblowing system; Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

32 - Terdapat pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan whistle blowing secara berkala. 2. Aspek Pemegang Saham dan RUPS Aspek governance yang terkait dengan Pemegang Saham dan RUPS dinilai berdasarkan 6 (enam) indikator yang mencerminkan compliance dan best practice penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek Pemegang Saham dan RUPS adalah : 1) RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Direksi 2) RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris 3) RUPS memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar 4) RUPS memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar 5) RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan 6) Pemegang saham melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan 6 (enam) indikator dan 15 (lima belas) parameter dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG pada aspek Pemegang Saham dan RUPS tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan capaian skor 8,33 dari skor maksimal 9,00 atau 92,60%. Tingkat pemenuhan seluruh indikator sudah baik (> 75), terlihat dari praktik sebagai berikut : 1) Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman pengangkatan dan pemberhentian Direksi; Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah sebagai berikut: Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

33 (a) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pedoman pengangkatan dan pemberhentian Direksi. Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pedoman pengangkatan dan pemberhentian Direksi dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-03/MBU/02/2015 tentang Tata persyaratan, tata cara pengangkatan, dan pemberhentian Direksi BUMN; (b) Pemegang Saham/RUPS/Pernilik Modal melaksanakan penilaian terhadap calon anggota Direksi. (c) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengangkatan anggota dan komposisi Direksi. (d) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengaturan mengenai rangkap jabatan bagi anggota Direksi. Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengaturan mengenai rangkap jabatan bagi anggota Direksi dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/02/2015 tentang Tata persyaratan, tata cara pengangkatan, dan pemberhentian Direksi BUMN; (e) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberhentikan anggota Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (f) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberikan respon terhadap lowongan jabatan dan/atau pemberhentian sementara Direksi oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. 2) RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris. Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah sebagai berikut: (a) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pedoman pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. RUPS memiliki pedoman pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris yang diatur dalam peraturan Menteri BUMN No. PER-19/MBU/10/2014 tentang Persyaratan dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris BUMN; Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

34 (b) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal melaksanakan penilaian terhadap calon anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Penilaian calon anggota Dewan Komisaris ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan di bidang BUMN (penilaian terhadap persyaratan formal, materiil dan persyaratan lainnya), (c) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengangkatan anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan komposisinya. (d) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengaturan mengenai rangkap jabatan bagi anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. (e) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberhentikan anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Namun demikian masih terdapat area of improvement yang tercakup dalam indikator ini yang memerlukan penyempurnaan/perbaikan agar mencapai kondisi best practice, RUPS belum secara eksplisit menetapkan Komisaris independen dalam SK pengangkatannya. Kepada RUPS/Pemilik Modal direkomendasikan agar secara eksplisit menetapkan Komisaris independen dalam SK pengangkatannya. 3) RUPS memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar. Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah sebagai berikut: (a) Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP); (b) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberikan persetujuan/ keputusan atas usulan aksi korporasi yang perlu mendapat persetujuan/keputusan RUPS/Pemilik Modal. Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Assessment Penerapan Good Corporate Governance Tahun 2015 Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Laporan Hasil Assessment Penerapan Good Corporate Governance Tahun 2015 Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA Jl. Jenderal Gatot Subroto KM. 5,5 Medan - 20122 Telp: (061) 8474847 (Hunting), Fax : (061) 8472842, e-mail: sumut@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN B. Sejarah Ringkas Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

8 Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan

8 Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 tanggal 14 Februari 1996, sesuai dengan akta yang dibuat dihadapan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen 2 BAGIAN 1 : PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Maksud, Tujuan dan Manfaat 4 C. Landasan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK-16 /S.MBU/2012

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK-16 /S.MBU/2012 KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK-16 /S.MBU/2012 TENTANG INDIKATOR/PARAMETER PENILAIAN DAN EVALUASI ATAS PENERAPAN TATA KELOLA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG Nomor : Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Perkebunan Nusantara IV 4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang penggabungan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN UNTUK IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya

Lebih terperinci

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero) t r a n s p a r a n s i ii PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) NOMOR PD 11/DIR/2013 KEP.02/DK TASPEN/2013 TENTANG PEDOMAN GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance BAB 5 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Penerapan Good Corporate

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan L1 Lampiran 1 Daftar Wawancara Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan Umum di Biro Sekretariat Perusahaan PT. Jamsostek (Persero) bertempat di Kantor Pusat Jamsostek,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau

Lebih terperinci

Bobot 35 28,346 80,,989 9 5,531 61,456. Pada masing-masing aspek governance terdapat penerapan yang sudah mendekati

Bobot 35 28,346 80,,989 9 5,531 61,456. Pada masing-masing aspek governance terdapat penerapan yang sudah mendekati Uraian atas skor tersebut adalah sebagai berikut: Aspek Governance Bobot Capaian (%) Penjelasan Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola 7 5,523 78,900 Baik secara Berkelanjutan II Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik

Lebih terperinci

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Kami memiliki komitmen untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) sebagai pedoman dalam pengelolaan Perseroan pada setiap aktivitas

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS) P e d o m a n Whistle Blowing System (WBS) A. LATAR BELAKANG Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO)

PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO) PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO) Dewan Komisaris dan Direksi PT Jasa Raharja (Persero), dengan ini menyatakan bahwa dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenang

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III Medan Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah PT. Perkebunan Nusantara III Medan. PT Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

Board Manual PT Indonesia Power

Board Manual PT Indonesia Power i Board Manual PT Indonesia Power ii iii Board Manual PT Indonesia Power iv v Board Manual PT Indonesia Power Daftar Isi Surat Keputusan Bersama... i Daftar Isi... iv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PTAstra Agro Lestari, Tbk PT. Astra Argo Lestari,Tbk merupakan salah satu anggota Astra Business Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 Daftar Isi I. Pendahuluan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Maksud dan Tujuan... 3 II. Komposisi dan Struktur, Persyaratan Keanggotaan dan Masa kerja... 4 A.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR: PER 10/MI3U/2012 TENTANG ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL Board Manual ini merupakan salah satu soft structure Good Corporate Governance, sebagai penjabaran dari Pedoman Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006.

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1996, tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XII, dan Perusahaan Perseroan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : /DEKOM-BTN/ /2016 DAN DIREKSI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : SKB- /DIR-BTN/ /2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Assessment GCG PT ABM Investama, Tbk Periode Tahun 2013

Ringkasan Eksekutif Assessment GCG PT ABM Investama, Tbk Periode Tahun 2013 Assessment GCG PT ABM Investama, Tbk Periode Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif Assessment GCG PT ABM Investama, Tbk Periode Tahun 2013 Assessment implementasi Good Corporate Governance di PT ABM Investama,

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, FINAL DRAFT 15092011 LEMBARAN DAERAH PROVINSI JA R.AN WA BARAT TAHUN 2013 NOMO PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BIDANG MINYAK DAN GAS

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci

BOARD MANUAL TAHUN 2017

BOARD MANUAL TAHUN 2017 Perusahaan Umum (Perum) BULOG BOARD MANUAL TAHUN 2017 Pedoman tentang Tata Kerja, Hubungan dan Komunikasi Direksi dan Dewan Pengawas KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS DALAM PENERAPAN BOARD

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA 1 Piagam SPI - PT (Persero) Pengerukan Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL ASSESMENT PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PT. PERSERO BATAM TAHUN 2006 Periode 24 November Januari 2007

LAPORAN HASIL ASSESMENT PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PT. PERSERO BATAM TAHUN 2006 Periode 24 November Januari 2007 LAPORAN HASIL ASSESMENT PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PT. PERSERO BATAM TAHUN 2006 Periode 24 November 2006 24 Januari 2007 Quality by 1 Latar Belakang PERSERO BATAM Dasar Penugasan Mou BPKP

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 D A F T A R I S I Halaman BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan 2 3. Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 1. Informasi Umum 4 2.Informasi Penerapan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN PT INDOFARMA (Persero) Tbk. Halaman BAB I PENDAHULUAN: 1 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3.

DAFTAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN PT INDOFARMA (Persero) Tbk. Halaman BAB I PENDAHULUAN: 1 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. DAFTAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman BAB I PENDAHULUAN: 1 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Ruang Lingkup 1 2 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI

Lebih terperinci

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris memuat hal-hal yang terkait dengan organisasi, tugas dan tanggungjawab, wewenang, etika

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik di tempat SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist

KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist Maksud dan Tujuan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyusun kuesioner ini dengan tujuan untuk digunakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi

DAFTAR ISI. Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi DAFTAR ISI I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Maksud Penyusunan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik... 3 1.3 Daftar Istilah... 3 II DASAR PENYUSUNAN PEDOMAN GCG 7 2.1

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri PT Perkebunan Nusantara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri PT Perkebunan Nusantara BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) adalan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Lebih terperinci

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN PT. INHUTANI I (PERSERO) PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN ARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM FUNGSI : SEKRETARIS PERUSAHAAN NOMOR : JUDUL : SISTEM PELAPORAN Revisi Ke : PELANGGARAN Berlaku TMT : PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ( PIAGAM KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA

Lebih terperinci

PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PERNYATAAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) A. PROFIL PERUSAHAAN PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Merupakan Badan Usaha Milik Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di

BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dewasa ini berakibat semakin banyaknya perusahaan yang bergerak pada berbagai bidang. Pada perusahaan skala kecil, pimpinan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci