MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN METODE PENJENUHAN PORI-PORI BETON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN METODE PENJENUHAN PORI-PORI BETON"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN METODE PENJENUHAN PORI-PORI BETON KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan 2012

2 KATA PENGANTAR Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan bidang kerjanya. Berbagai upaya ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya. Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja mengacu kepada SKKNI Tukang Pasang Waterproofing, yang dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan mengindentifikasi Unit-unit Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan. Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder. Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan seiring perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap diupayakan penyesuaian dan perbaikan secara berkelanjutan sejalan dilaksanakannya pelatihan menggunakan modul ini dilapangan melalui respon peserta pelatihan, instruktur, asesor serta semua pihak. Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini. Jakarta Nopember 2012 KEPALA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Halaman: 1 dari 54

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar.. 1 Daftar Isi... 2 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 5 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 8 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan BAB IV PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN METODE PENJENUHAN PORI-PORI BETON Umum Pelaksanaan Pencampuran Bahan Waterproofing Pada Beton Yang Sedang Diaduk Untuk Menjenuhkan Pori-Pori Beton Dengan Cara Admixture Pelaksanaan Pekerjaan Waterproofing Untuk Menjenuhkan Pori- Pori Beton Dengan Cara Coating Pelaksanaan Pekerjaan Waterproofing Untuk Menjenhkan Pori- Pori Beton Dengan Cara Tebar BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Perpustakaan Halaman: 2 dari 54

4 BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai standar yang telah ditetapkan. 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan Desain materi pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan bantuan dari instruktur Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Halaman: 3 dari 54

5 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan materi pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: Halaman: 4 dari 54

6 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai struktur pekerjaan di berbagai sektor. Halaman: 5 dari 54

7 1.4.7 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 6 dari 54

8 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Tukang Pasang Waterproofing yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Pekerjaan Waterproofing Metode Penjenuhan - Kode Unit F 45 PW sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) Melakukan Komunikasi Timbal Balik di Tempat Kerja Melakukan Persiapan Pekerjaan Waterproofing Melakukan Pekerjaan Awal Pemasangan Waterproofing Pemasangan Waterproofing Test Kebocoran. 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tempat kerja Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Halaman: 7 dari 54

9 2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Melakukan Pekerjaan Waterproofing Metode Penjenuhan Pori-pori Beton Kode Unit Deskripsi Unit Unit ini berhubungan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan pencampuran bahan, pelapisan dan penaburan pada beton basah metode penjenuhan pori-pori beton Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus mempunyai pengalaman minimum 2 (dua) tahun kerja di bidang Waterproofing. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi: F45 PW Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) F45 PW Melakukan komunikasi timbal balik di tempat kerja F45 PW Melakukan persiapan pekerjaan F45 PW Melakukan pekerjaan awal pemasangan F45 PW Pemasangan F45 PW Melakukan test kebocoran Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI 1. Melaksanakan pencampuran bahan pada beton yang sedang diaduk, untuk menjenuhkan poripori beton cara admixture KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), dihitung berdasarkan volume beton sesuai 1.2 Material admixture dicampur air sesuai 1.3 Adukan admixture dituang ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. Halaman: 8 dari 54

10 2. Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara coating. 3. Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara tabur. 2.1 Material dan air ditakar sesuai 2.2 Material diaduk air sesuai 2.3 Permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) dibasahi air. 2.4 Pekerjaan dilaksanakan sikat khusus sesuai 2.5 Pemeliharaan (curing ) dilakukan selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai 3.1 Material dihitung berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur. 3.2 Kebutuhan, ditimbang. 3.3 Penaburan dilaksanakan takaran sesuai ketentuan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton. 3.4 Bahan diratakan alat bantu perata BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan sektor konstruksi utamanya pada pelaksanaan pekerjaan. 1.1 Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan pekerjaan metoda penjenuhan pori-pori beton. 1.2 Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan tentang isi sejumlah elemen kopetensi pada unit kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas, meliputi: Melakukan koodinasi pelaksana pekerjaan pengecoran beton Menghitung kebutuhan /bahan Melakukan aplikasi pemasangan sesuai bahan/ yang digunakan. 2 Perlengkapan yang diperlukan 2.3 Peralatan Alat ukur (timbangan) Alat penampung bahan/ Halaman: 9 dari 54

11 2.1.3 Roskam besar/sprayer (untuk bahan coating) Sarung tangan khusus (untuk bahan tabur) Alat pencampur (molen) 2.2 Bahan Sesuai metode pemasangan dan spesifikasi pabrik (admixture, coating atau tabur) 3 Tugas-tugas yang harus dilakukan 3.1 Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara admixture. 3.2 Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara coating. 3.3 Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara tabur. 4 Peraturan-peraturan yang diperlukan 4.1 Peraturan perundang-undangan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 4.2 Panduan yang terkait penggunaan, yang diterbitkan oleh produsen /bahan yang akan digunakan. 4.3 Standard Operating Procedure (SOP), yang diterbitkan perusahaan PANDUAN PENILAIAN 1. Penjelasan prosedur penilaian Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait 1.1 Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi: F45 PW Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) F45 PW Melakukan komunikasi timbal balik di tempat kerja. Halaman: 10 dari 54

12 1.1.3 F45 PW Melakukan persiapan pekerjaan F45 PW Melakukan pekerjaan awal pemasangan F45 PW Pemasangan F45 PW Melakukan test kebocoran. 1.2 Unit kompetensi yang terkait, meliputi: Kondisi Pengujian Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi kondisi seperti tempat kerja normal menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai tuntuan standar. Metode uji antara lain: 2.1 Tes tertulis 2.2 Tes lisan/wawancara 2.3 Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 2.4 Praktek di tempat kerja 2.5 Portofolio atau metode lain yang relevan 3. Pengetahuan yang diperlukan 3.1 Gambar kerja 3.2 Metoda kerja 3.3 Teknologi bahan (karakteristik /bahan yang akan digunakan. 3.4 Komposisi campuran bahan sesuai petunjuk pabrik. 4. Keterampilan yang dibutuhkan 4.1 Menggunakan peralatan yang tepat pada situasi dan kondisi lapangan. 4.2 Melakukan aplikasi pemakaian bahan/ pada saat yang tepat sesuai petunjuk pabrik. 4.3 Melakukan pemeliharaan (curring) sesuai instruksi kerja maupun petunjuk pabrik. Halaman: 11 dari 54

13 5. Aspek Kritis 5.1 Kecermatan dalam menentukan komposisi bahan/ sesuai instruksi kerja maupun petunjuk pabrik. 5.2 Ketelitian dalam menimbang bahan/water sesuai instruksi kerja maupun petunjuk pabrik. 5.3 Ketelitian dalam memeriksa kebocoran/rembesan yang mungkin terjadi pada lokasi/area permukaan yang akan di KOMPETENSI KUNCI NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi 2 2. Mengomunikasikan ide dan informasi 1 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama orang lain dan dalam kelompok 1 5. Menggunakan ide dan teknik matematika 2 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan teknologi 1 Halaman: 12 dari 54

14 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar Instruktur dan kemudian melaksanakannya tekun sesuai rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktek 1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Halaman: 13 dari 54

15 Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. 3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut: Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 1 Kriteria Unjuk No Kerja/Indikator Unjuk Kerja 1.1 Kebutuhan admixture (dan : Melakukan Pekerjaan Metode Penjenuhan : Melaksanakan pencampuran bahan pada beton yang sedang diaduk, untuk menjenuhkan pori-pori beton cara admixture Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menguraikan penghitungan kebutuhan Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 Jam Pelajaran Indikatif 30 menit Halaman: 14 dari 54

16 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja air jika diperlukan), dihitung berdasarkan volume beton sesuai 1) Dapat menjelaskan penghitungan kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai 2) Mampu menghitung kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai 3) Harus mampu menghitung kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai ketentuan rinci dan cermat Tujuan Pembelajaran menghitung kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai 2. Langkah penghitungan kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai ketentuan rinci dan cermat. 3. Contoh pelaksanaan penghitungan kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai Sumber/ Referensi yang Disarankan 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet Jam Pelajaran Indikatif 1.2 Material admixture dicampur air sesuai 1) Dapat menjelaskan pencampuran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mencampur admixture air sesuai ketentuan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan tentang pencampuran admixture air sesuai 2. Langkah pencampuran 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet 20 menit Halaman: 15 dari 54

17 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja admixture air sesuai 2) Mampu mencampur admixture air sesuai 3) Harus mampu mencampur admixture air sesuai ketentuan 1.3 Adukan admixture dituang ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. 1) Dapat menjelaskan penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. 2) Mampu melaksanakan penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menuang adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran admixture air sesuai ketentuan dan cermat. 3. Contoh pelaksanaan pencampuran admixture air sesuai 1. Menguraikan tentang penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. 2. Langkah penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. 3. Contoh pelaksanaan penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet Jam Pelajaran Indikatif 20 menit Halaman: 16 dari 54

18 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3) Harus mampu melaksanakan penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit aman. Diskusi kelompok: Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran beton, kemudian diaduk ± 5 menit. Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi Melaksanakan pencampuran bahan pada beton yang sedang diaduk, untuk menjenuhkan pori-pori beton cara admixture Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 2 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.1 Material dan air ditakar sesuai 1) Dapat menjelaskan penakaran dan air sesuai ketentuan 2) Mampu menakar dan air sesuai ketentuan 3) Harus mampu menakar dan air sesuai ketentuan rinci dan cermat : Melakukan Pekerjaan Metode Penjenuhan : Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara coating. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menakar dan air sesuai ketentuan Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menguraikan tentang penakaran dan air sesuai 2. Langkah penakaran dan air sesuai ketentuan 3. Contoh penakaran dan air sesuai Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet Jam Pelajaran Indikatif 25 menit Halaman: 17 dari 54

19 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.2 Material admixture diaduk air sesuai 1) Dapat menjelaskan pengadukan admixture air sesuai 2) Mampu mengaduk admixture air sesuai 3) Harus mampu mengaduk admixture air sesuai 2.3 Permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) dibasahi air. 1) Dapat menjelaskan pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air. 2) Mampu melaksanakan pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengaduk admixture air sesuai Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat membasahi permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air. Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menguraikan tentang pengadukan admixture air sesuai 2. Langkah pengadukan admixture air sesuai ketentuan dan cermat. 3. Contoh pelaksanaan pengadukan admixture air sesuai 1 Menguraikan tentang pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air. 2 Langkah pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air secara tepat dan cepat. 3. Contoh pelaksanaan pembasahan permukaan Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet Jam Pelajaran Indikatif 20 menit 15 menit Halaman: 18 dari 54

20 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja pori-pori beton) air. 3) Harus mampu melaksanakan pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan poripori beton) air secara tepat dan cepat 2.4 Pekerjaan dilaksanakan sikat khusus sesuai 1) Dapat menjelaskan pelaksanaan pekerjaan sikat khusus sesuai 2) Mampu melaksanakan pekerjaan sikat khusus sesuai Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melaksanakan pekerjaan sikat khusus sesuai Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air. 1. Menguraikan pelaksanaan pekerjaan sikat khusus sesuai 2. Langkah pekerjaan sikat khusus sesuai 3. Contoh pelaksanaan pekerjaan sikat khusus sesuai Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 3) Harus mampu melaksanakan pekerjaan sikat khusus sesuai 2.5 Pemeliharaan (curing ) dilakukan selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memelihara (curing ) dilakukan selama 5 hari 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1 Menguraikan tentang pemeliharaan (curing ) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet 15 menit Halaman: 19 dari 54

21 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 1) Dapat menjelaskan pemeliharaan (curing ) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai 2) Mampu melakukan pemeliharaan (curing ) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai 3) Harus mampu melakukan pemeliharaan (curing ) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai ketentuan cepat dan tepat. Tujuan Pembelajaran dalam keadaan lembab sesuai Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran 2. Langkah pemeliharaan (curing ) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai ketentuan cepat dan tepat. 3. Contoh pelaksanaan pemeliharaan (curing ) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Diskusi kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara coating. Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 3 Kriteria Unjuk No Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3.1 Material dihitung berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan : Melakukan Pekerjaan Metode Penjenuhan : Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara tabur. Metode Sumber/ Tujuan Tahapan Pelatihan yang Referensi yang Pembelajaran Pembelajaran Disarankan Disarankan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menghitung 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan penghitungan berdasarkan perbandingan berat sesuai luas 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 Jam Pelajaran Indikatif 25 menit Halaman: 20 dari 54

22 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja beton yang akan ditabur. 1) Dapat menjelaskan penghitungan berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur. 2) Mampu menghitung berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur 3) Harus mampu menghitung berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur rinci dan cermat. Tujuan Pembelajaran berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur. Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran permukaan beton yang akan ditabur 2. Langkah penghitungan berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur rinci dan cermat. 3. Contoh pelaksanaan penghitungan berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur. Sumber/ Referensi yang Disarankan 3. Internet Jam Pelajaran Indikatif 3.2 Kebutuhan, ditimbang. 1) Dapat menjelaskan penimbangan kebutuhan. 2) Mampu menimbang kebutuhan. 3) Harus mampu menimbang kebutuhan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menimbang kebutuhan, 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1 Menguraikan tentang penimbangan kebutuhan. 2. Langkah penimbangan kebutuhan 3. Contoh pelaksanaan penimbangan kebutuhan. 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet 15 menit Halaman: 21 dari 54

23 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja cepat dan tepat. Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 3.3 Penaburan dilaksanakan takaran sesuai ketentuan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton. 1) Dapat menjelaskan pelaksanaan penaburan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton, takaran sesuai 2) Mampu melaksanakan penaburan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton, takaran sesuai 3) Harus mampu melaksanakan penaburan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton, takaran sesuai Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu melaksanakan penaburan takaran sesuai ketentuan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan tentang pelaksanaan penaburan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton, takaran sesuai 2. Langkah pelaksanaan penaburan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton, takaran sesuai 3. Contoh pelaksanaan penaburan, sesaat setelah proses pekerjaan perataan beton, takaran sesuai 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet 25 menit 3.4 Bahan diratakan alat bantu perata. 1) Dapat menjelaskan perataan bahan alat bantu perata. 2) Mampu meratakan bahan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu meratakan bahan alat bantu perata. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan / praktek 1. Menguraikan tentang perataan bahan alat bantu perata. 2. Langkah perataan bahan alat bantu perata secara cepat dan tepat. 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des Waterproofing Serial Rumah, Februari Internet 25 menit Halaman: 22 dari 54

24 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja alat bantu perata. 3) Harus mampu meratakan bahan alat bantu perata secara cepat dan tepat. Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran 3. Contoh pelaksanaan perataan bahan alat bantu perata. Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Diskusi Kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen Kompetensi Melaksanakan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara tabur. Halaman: 23 dari 54

25 BAB IV: PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN METODE PENJENUHAN PORI-PORI BETON 4.1 Umum Material saat ini telah lazim dan banyak digunakan untuk memberikan proteksi terhadap kebocoran. Macam-macam jenis water proofing salah satunya adalah Integrated water proofing, yaitu pekerjaan metode penjenuhan pori-pori beton, yang salah satu aplikasinya adalah dicampurkan pada saat pengadukan beton mentah yang kerjanya mengisi pori-pori yang terjadi dalam beton. 4.2 Pelaksanaan pencampuran bahan pada beton yang sedang diaduk, untuk menjenuhkan pori-pori beton cara admixture. Bahan pelapis anti bocor jenis ini (bentuk Semen) mudah dikenali dari wujudnya yang berupa bubuk. Jenis ini disebut integral memang berupa campuran semen pasir silica, filler dan zat additif. Untuk mengaplikasikannya, jenis ini harus dicampur terlebih dahulu cairan pencampur hingga menjadi semacam pasta. Jenis cairan yang digunakan dan perbandingan komposisinya terhadap takaran bubuk haruslah sesuai petunjuk yang ada untuk memperoleh kualitas yang maksimal. Perlu diingat bahwa produk dari merek yang berbeda biasanya memiliki takaran dan panduan yang berbeda pula. Karena itu, selalu baca dan pelajari petunjuk yang ada seksama. Sebaiknya hanya gunakan produk dari satu merek saja untuk menghindari perbedaan komposisi pencampuran. Halaman: 24 dari 54

26 Mengapa menggunakan? Honeycombs Concrete Structure Ruang udara Cracks Sambungan Gaya Kapiler, air masuk lewat pori-pori Tekanan Hidrostatis, Air masuk lewat pori-pori Penetrasi air melalui bukaan Penetrasi air melalui beton Air dapat masuk ke dalam lapisan beton Penghitungan kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai Sistem Waterproofing yang menggunakan modifikasi polimer semen ini (misalnya menggunakan Betec Flex S 150) pengaplikasiannya cara mencampur dua komponen berupa cairan dan bubuk. Satu set Betec Flex S 150 seberat 42 kg terdiri dari komponen bubuk 25 kg dan komponen cair 17 kg. Sistem ini bisa digunakan pada area yang selalu basah baik diluar maupun di dalam gedung seperti lantai, tembok basement, slab, kolam renang, balkon, area parkir. Halaman: 25 dari 54

27 a. Uraian, Langkah dan Contoh penghitungan kebutuhan admixture (dan air jika diperlukan), berdasarkan volume beton sesuai Langkah pelaksanaan Waterproofing semen polimer ini adalah sebagai berikut : 1) Isi lobang-lobang udara campuran semen agar diperoleh lapisan yang halus dan rata pada permukaan dak beton, 2) Lakukan test perendamam lebih dahulu pada daerah yang akan di tersebut, 3) Keringkan dan bersihkan permukaan dak beton tersebut dari kotoran sisa campuran semen, minyak sikat atau semprot kompresor, 4) Penggunaan Betec Flex S 150 terdiri dari komposisi komponen bubuk 25 kg, dan 17 kg komponen cair berwarna putih, 5) Campurkan pelan-pelan 75% cair bubuk (misalnya kita menggunakan Betec Flex S 150) dalam container (pencampur elektrik), sampai campuran menjadi homogen, setelah itu masukkan sisa cair yang 25%, 6) Aplikasikan lapisan pertama dari campuran tersebut menggunakan kuas atau roll, tebal 0,6 mm, minimal seluas 28 m 2, 7) Keringkan lapisan pertama campuran tersebut selama 2-4 jam, tergantung pada cuaca dan ketebalannya, 8) Aplikasikan lapisan kedua campuran tersebut arah yang berbeda arah lapisan pertama. 9) Total penggunaan kedua lapisan ini, kira-kira 1,5 kg/m Pencampuran admixture air sesuai Sebagai contoh pencampuan admixture air adalah Waterproofing Integral Hydratite WR Liquid ex. WR Grace. Halaman: 26 dari 54

28 a. Uraian tentang pencampuran admixture air sesuai Untuk mendapatkan beton kedap air, disyaratkan baik untuk memenuhi standar ASTM, BS maupun DIN maka diperlukan suatu komposisi ataupun campuran serta pengerjaan dan perawatan beton sebagai berikut (diambil contoh dari Waterproofing Integral Hydratite WR Liquid ex. WR Grace) Spesifikasi Material Hydratite WR Liquid ex. WR Grace : a) Minimum pemakaian Semen atau Cement Content : 400 kg/m3 b) Maksimum perbandingan air semen atau W/C ratio : 0,45 c) Pengecoran baik dan benar untuk menghindari keropos dan sambungan dingin (Cold Joint). Sambungan pengecoran disarankan memakai Waterstop kualitas dan ukuran yang sesuai serta pengerjaan yang benar d) Perawatan / Curing yang baik adalah membasahi karung goni atau geotextile pada permukaan untuk menghindari keretakan akibat penguapan air berlebihan /prematur pada permukaan beton atau susut plastis (Plastic Shrinkage ) maupun susut kering (Drying Shrinkage) b. Langkah pencampuran admixture air sesuai ketentuan dan cermat. Pada pencampuran diperlukan dan bahan tambahan serta kegunaannya, sebagai berikut : A. Grace Hydratite WR Liquid Adalah admixture yang berbasis lignosulfonate dan katalis yang diformulasikan sebagai bahan Waterproofer pada beton cara mengurangi water cement ratio sampai 15 % tanpa mengurangi slump dari beton sehingga mengurangi besarnya pori pori setelah beton dirawat/ curing baik serta mengurangi saluran kapileri-kapileri air cara mengisolasi pori-pori dalam beton tersebut. B. Grace Darex Super 20 Daracem 130 Adalah Superplasticiser sesuai standar ASTM C 494 type F dipakai untuk membantu menaikkan slump beton sesuai kebutuhan. Darex Super 20 banyak dipergunakan oleh perusahaan Readymix dan Precaster sebagai bahan untuk membuat beton menjadi lebih plastis, mempermudah pengerjaan khususnya pada beton perbandingan air semen yang rendah, beton lebih homogen, mempertinggi kuat tekan, mempercepat pelepasan bekisting dll. c. Contoh pelaksanaan pencampuran admixture air sesuai Dosis pemakaian per m3 beton : a) Hydratite WR Liquid : ml/m3 cementitious content b) Super plastisiciter Darex Super 20 DARACEM 130 : 1 ltr/m Penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. Halaman: 27 dari 54

29 Sebagai contoh penuangan adukan wateproofing admixture adalah Waterproofing Integral Hydratite WR Liquid ex. WR Grace. a. Uraian tentang penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. Prosedur pencampuran : a) Hydratite WR Liquid dapat diberikan di plant / site sesuai kondisi lapangan atau atas permintaan khusus. Pada penambahan Hydratite WR Liquid akan menyebabkan kenaikan slump sekitar 4 6 cm. Sehingga sewaktu beton tiba di lokasi proyek harus diperhitungkan adanya kenaikan tersebut. Biasanya slump untuk area lantai adalah 12 ± 1 cm setelah penambahan Hydratite WR Liquid dan pada area dinding 16 ± 1 cm setelah penambahan Hydratite WR. Liquid atau ada permintaan khusus mengenai tinggi slump. Material Hydratite yang sudah dituang kedalam mobil molen dimixing selama ± 3 menit. b) Superplastisicer diberikan di Site dan hanya diberikan apabila slump kurang / tidak memenuhi Kriteria yang sudah ditentukan, biasanya 14 ± 2 cm. Material Darex Super 20 Daracem 130 yang sudah dituang ke dalam mobil molen dimixing selama ± 3 menit. Jangan tambahkan air untuk menaikkan slump apabila slump kurang karena dapat menyebabkan beton crack dan tidak berfungsi secara optimal. c) Proses pembongkaran sebaiknya secepat mungkin sekitar menit setelah semua bahan dimasukkan. d) Pemadatan harus merata sehingga terbentuk beton yang padat, tidak keropos dan jangan sampai terjadi pemisahan agregat. b. Langkah pengujian pada penuangan adukan admixture ke dalam alat pencampur/ molen yang berisi adukan beton, kemudian diaduk ± 5 menit. Sebagai contoh pengujian adalah adukan wateproofing admixture adalah Waterproofing Integral Hydratite WR Liquid ex. WR Grace. A. Test Permeability (Tekan) : a) Pengambilan Kubus beton sebanyak 3 pcs b) Kubus beton ukuran 20 x 20 cm tebal 12 cm c) Kubus benda uji diambil dari mobil mixer yang telah dicampur integral dan dirawat sampai umur 28 hari d) Tes permeabilitas dilakukan di Laboratorium Beton. e) Benda uji ditekan tekanan 1 bar selama 1 x 24 jam f) Dilanjutkan tekanan 3 bar selama 1 x 24 jam g) Dilanjutkan lagi tekanan 7 bar selama 1 x 24 jam h) Benda uji dibelah, penetrasi air kedalam beton diukur. i) Standar DIN < 5 cm Halaman: 28 dari 54

30 B. Tes Absorbsi (Persentase penyerapan) a) Ukuran sample berbentuk silinder ukuran diameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm. b) Masukan silinder kedalam oven (BS 2648) selama 3 x 24 jam temperatur 105 C, lalu didinginkan di udara terbuka selama 24 jam. Setelah itu ditimbang berat kering (W1) c) Sample direndam selama 30 menit, lalu dikeluarkan dan dilap, kemudian ditimbang lagi beratnya yaitu berat basah (W2) d) Persentase Absorbsi < 5 % : Rumus : ( W2 W1) x 100 W1 Biaya pengetesan ± Rp ,- Setiap benda uji ditanggung sub kontraktor jika volume > 100 m3 4.3 Pelaksanaan pekerjaan untuk menjenuhkan pori-pori beton cara coating. Lapisan primer adalah lapisan utama yang pertama kali diaplikasikan ke bidang yang akan diberi. Nah, komposisi campuran lapisan primer ini bisa berbeda-beda tiap merek. Ada yang mesti dicampur 20% air, ada yang cukup 10%, ada juga yang tidak perlu dicampur sama sekali. Untuk lapisan kedua, komposisi campuran umumnya juga berbeda lapisan primernya. Karena itu sebelum aplikasi harus dibaca seksama petunjuk/ panduan yang ada di tiap kemasan Penakaran dan air sesuai Fungsi masing-masing lapisan primer pada langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1) Setelah lantai dibobok, lapisan primer 1 berfungsi untuk mengikat/ menyambung cor lama dan yang baru. 2) Lapisan primer 2 berfungsi untuk mengikat cor baru internal diatasnya. 3) Lapisan primer 3 berfungsi untuk mengikat internal plesteran. a. Uraian tentang penakaran dan air sesuai ketentuan Sebagai contoh kita gunakan Metoda aplikasi Betec-5, yang bisa diaplikasikan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut : 1) Betec-5 yang cair dilaburkan menggunakan rol atau disemprotkan agar Betec-5 mengkristal pada lapisan beton. 2) Betec-5 ditambahkan pada campuran beton, dan ketika campuran beton tersebut dihampar maka akan terbentuk catalytic crystalline sehingga beton menjadi kedap. 3) Betec-5 dalam bentuk bubuk yang ditaburkan pada Lean Concrete sebelum Lapis beton dihampar diatasnya. Halaman: 29 dari 54

31 Halaman: 30 dari 54

32 b. Langkah penakaran dan air sesuai ketentuan Sebagai contoh kita gunakan Metoda aplikasi Betec-5. Informasi Umum 1) Betec-5 tidak boleh diaplikasikan pada kondisi kehujanan atau pada temperature < 4 0 C 2) Dalam proses Waterproofing Betec-5, beton baru atau lama harus dalam kondisi jenuh air,.agar Kristal dapat membentuk kekedapan. 3) Setelah lapis beton digelar, diperlukan waktu curing 20 jam, sebelum Betec-5 diaplikasikan sebagai lapis penutup. 4) Untuk beton yang baru digelar, waktu antara jam ke 21 sampai jam ke 72 adalah waktu yang tepat untuk mengaplikasikan Betec-5. c. Contoh penakaran dan air sesuai Sebagai contoh penakaran dan air sesuai ketentuan, kita gunakan Metoda aplikasi Betec-5 sebagai berikut : 1) Bersihkan kotoran dan debu yang menempel di permukaan dinding. 2) Pastikan kondisi dinding dalam keadaan benar-benar kering. 3) Ratakan permukaan dinding cara di chipping atau dipangkas menggunakan alat poles. 4) Pastikan dinding sudah terbebas dari pelapis dinding seperti cat atau keramik dan lapisan lama untuk dinding lama. 5) Bila masih ada sisa-sisa cat, amplas permukaan dinding. 6) Campurkan sampai homogen Betec M-5 air perbandingan berat air : berat bubuk Betec M-5 : 1 : 2,5 7) Pada sisi container pencampur, yang tidak tercampur dilepaskan dan dicampurkan dalam adukan tersebut, dan diaduk selama 20 menit (tidak boleh > 30 menit) 8) Laburkan cairan Betec M-5 tersebut sebanyak 0,8-1,2 kg/m 2 dalam 2x laburan Halaman: 31 dari 54

33 sebagai Lapisan Primer (lapis pertama). 9) Sebelum laburan Lapis kedua dilakukan, biarkan 1-2 jam, tetapi tidak > 24 jam. 10) Bila Lapis kedua dilaburkan setelah 24 jam dari lapis pertama, permukaan beton harus dibasahi air kembali. 11) Setelah Lapis kedua kering, lindungi permukaan beton dari hujan Pengadukan admixture air sesuai Sebelum melaksanakan pengadukan admixture, kita perlu mengetahui keutamaan dan fungsi dan jenis dalam menjaga dan merawat bangunan, sebagai berikut 1) Elastis. Misalnya untuk dinding luar yang sering diterpa hujan dan panas, Chemson menawarkan heat shield, pelapis anti bocor sekaligus penepis panas. Heat shield terbuat dari elastomeric yang sangat elastis atau > 180%, karena sangat elastis, bila terjadi retak rambut, heat shield tetap akan menutupnya. Elastisitas berperan penting untuk menghadapi proses muai susut akibat pengaruh cuaca. lalu ada hollow microsphere yang bisa memantulkan panas hingga 76%, serta menurunkan suhu ruangan hingga 4 0 C. Sementara itu, untuk dak terbuka, ada new coat dari microfibre yang di klaim lebih kuat dan tahan. Sedangkan untuk area basah ada fastflex dari cementitious polymer yang tahan terhadap tekanan air. Begitu pula shell flinkote, yang menawarkan varian pelapis anti bocor yang berbeda, seperti flinkote colourflex untuk gentng dan karpusan, flinkote colourflex wall untuk dinding luar, serta flinkote 3 untuk dak beton dan dinding / lantai kamar mandi, yang elastisitasnya hingga 200%. 2) Mudah dicampur Aplikasi pelapis anti bocor mirip cat biasa kuas, roll, atau trowel. Tetapi ada juga yang diaplikasikan cara lainnya, seperti damdex dari Jerman. Untuk menutup dan mencegah rembesan dan kebocoran, misalnya, damdex dicampur semen dan air, kemudian diaduk. Campuran dikepal tangan hingga setengah panas, lalu dioleskan pada bidang yang mengalami rembesan dan kebocoran, atau berpotensi mengalami rembesan dan kebocoran. Adukan diklaim aman sehingga tidak perlu menggunakan sarung tangan. Lapisan akan membeku dalam waktu lima menit. Untuk mendapatkan hasil optimal, hendaknya adukan disaring terlebih dahulu kawat nyamuk. Damdex juga bisa diaplikasikan pada area basah. Caranya mencampurkan cairan damdex, semen dan air, kemudian dioleskan pada lantai kamar mandi dan kolam renang. Setelah itu keramik dipasang. 3) Cocok untuk segala macam cuaca Lain lagi shower tite bondall, ini berbentuk cairan bening khusus untuk area basah. Aplikasi langsung dioleskan pada keramik dan nat nya tanpa mengubah tampilan keramik. Sebelum diaplikasikan, permukaan lantai dan dinding harus dibersihkan dari bekas sabun ataupun sisa kotoran (sealant). Apabila nat keramik rusak, sebaiknya diperbaiki dahulu pengisi nat baru. Hal ini Halaman: 32 dari 54

34 termasuk kamar mandi, yang harus dikeringkan selama 24 jam sebelum dilakukan pemasangan. a. Uraian tentang pengadukan admixture air sesuai Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar berfungsi sempurna, diantaranya sebagai berikut : a. Substrat atau bidang yang akan dilapisi harus benar-benar bersih dan kering. b. Retak yang besar harus diisi grouting (semen pengisi) lebih dahulu dan pada pelapisannya perlu diperkuat mesh/ kasa penguat, c. Sudut sambungan vertical/horizontal harus diberi isian (corner fillet), d. Pada floor drain sebelum diberi harus di grouting atau diberi sealant (lem kedap air), e. Lapisan primer atau lapisan yang pertama disapukan harus diaplikasikan sesuai panduan yang ada, f. Setiap pelapisan berikutnya harus menunggu lapisan sebelumnya kering, g. Arah pemasangan harus searah arah datangnya air. b. Langkah pengadukan admixture air sesuai ketentuan dan cermat. Dalam menguraikan langkah pengadukan admixture diambil contoh langkah pengerjaan dalam memperbaiki karpusan yang retak, sebagai berikut : 1) Bersihkanlah celah yang retak dari berbagai macam kotoran dan debu kape dan ampelas, 2) Perbaikilah celah retakan adukan penutup retak, 3) Setelah celah ditutup, larutkan polimer perekat beton yang digunakan sebagai lapisan awal/primer air, 4) Tunggulah hingga lapisan awal/primer kering, sebelum pelapisan. 5) Aplikasikan eksternal pada permukaan karpusan yang sudah diberi lapisan awal/primer gerakan ke atas-bawah (lapisan pertama) dan kanan-kiri (lapisan kedua). Tebal total lapisan kira-kira 2 mm. 6) Tunggulah hingga lapisan pertama kering, kemudian lanjutkan lapisan kedua. 7) Takaran umum adalah 1 kg untuk 1 m 2 pengaplikasian dua kali kuas. c. Contoh pelaksanaan pengadukan admixture air sesuai Contoh pelaksanaan pengadukan admixture air, diambil contoh pada perbaikan wuwungan yang rusak, adalah sebagai berikut : 1) Bersihkan permukaan celah retakan dari berbagai macam kotoran dan debu kape dan ampelas sebelum perbaikan, 2) Perbaikilah celah retakan wuwungan adukan penutup retak, yaitu semen, pasir, dan air yang sudah dicampurkan/dimodifikasi polimer perekat beton, perbandingan 1 kg perekat : 2 kg air, atau tergantung pada kekentalan perekatnya dan kekentalan adukan yang dikehendaki. 3) Setelah celah ditutup, larutkan polimer perekat beton yang digunakan sebagai Halaman: 33 dari 54

35 lapisan awal/primer air, perbandingan campuran adalah 1 kg perekat : 1 kg air. Campuran ini dapat digunakan untuk permukaan luasan sekitar 15 m 2, yang tergantung pada kekentalan perekatnya atau sesuai instruksi pada kemasan produk. 4) Kuaskan pada permukaan wuwungan yang sudah diperbaiki dan permukaan wuwungan yang akan dilindungi. 5) Tunggulah hingga lapisan awal/primer kering, kemudian lapiskan eksternal pada permukaan yang sudah diberi lapisan primer sesuai takaran instruksi pada kemasan produk Pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan poripori beton) air. Untuk mengenal metode Penjenuhan, diambil contoh Waterproofing Integral (Liquid) Adprufe AP3 sebagai berikut : Persyaratan Beton Kedap Air, menggunakan Waterproofing Integral (Liquid) Adprufe AP3 (Ex WR Grape) Untuk mendapatkan beton kekedapan yang disyaratkan baik untuk memenuhi standar ASTM, BS maupun SNI maka diperlukan suatu komposisi ataupun campuran serta pengerjaan dan perawatan beton sbb : Dosis pemakaian : 2,5 5 ltr/m3 Dosis super plasticizer : 1 1,3 ltr/m3 (ADVA / Daracem 130) Minimum pemakaian semen : 400 kg/m3 Free water/cement ratio : 0,38 Kenaikan slump : 4 6 cm Specific gravity : 0.86 Chloride content : Tdk ada a) Pengecoran baik dan benar untuk menghindari keropos dan sambungan dingin (Cold Joint). Sambungan pengecoran disarankan memakai Waterstop kualitas dan ukuran yang sesuai serta pengerjaan yang benar b) Perawatan / Curing yang sesuai dan baik untuk menghindari keretakan akibat penguapan air berlebihan / prematur pada permukaan beton atau susut plastis (Plastic Shrinkage ) maupun susut kering (Drying Shrinkage) Dosis pemakaian per m3 beton : a) Adprufe AP3 : 2 2,5 ltr/m3 b) Super plastisiciter DARACEM 130 : 1 1,3 ltr/m3 a. Uraian tentang pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air. Dalam pengenalan pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air, kita perlu memperhatikan Prosedur Pencampuran Beton (diambil contoh Grace Daracem 130) Halaman: 34 dari 54

36 Grace Daracem 130. Adalah Superplasticiser sesuai standar ASTM C 494 type F yang dipakai untuk membantu menaikkan slump beton sesuai kebutuhan. Daracem 130 banyak dipergunakan oleh perusahaan Readymix dan Precaster sebagai bahan untuk membuat beton menjadi lebih plastis, mempermudah pengerjaan khususnya pada beton perbandingan air semen yang rendah, beton lebih homogen, mempertinggi kuat tekan, mempercepat pelepasan bekesting dll. Prosedur pencampuran Superplasticiser adalah sebagai berikut : 1) Adprufe AP3 dapat diberikan di plant / site sesuai kondisi lapangan atau atas permintaan khusus. Pada penambahan Adprufe AP3 akan menyebabkan kenaikan slump sekitar 6 cm. Sehingga sewaktu beton tiba di lokasi proyek harus diperhitungkan adanya kenaikan tersebut. Biasanya slump untuk area lantai adalah 12 ± 1 cm setelah penambahan Adprufe AP3 dan pada area dinding 16 ± 1 cm setelah penambahan Adprufe AP3 atau ada permintaan khusus mengenai tinggi slump. Material Adprufe AP3 yang sudah dituang ke dalam mobil molen dimixing selama ± 3 menit. 2) Superplastisicer diberikan di Site dan hanya diberikan apabila slump kurang / tidak memenuhi Kriteria yang sudah ditentukan, biasanya 14 ± 2 cm. Material Daracem 130 yang sudah dituang ke dalam mobil molen dimixing selama ± 3 menit. Jangan tambahkan air untuk menaikkan slump apabila slump kurang karena dapat menyebabkan beton crack dan tidak berfungsi secara optimal. 3) Proses pembongkaran sebaiknya secepat mungkin sekitar menit setelah semua bahan dimasukkan. 4) Pemadatan harus merata sehingga terbentuk beton yang padat, tidak keropos dan jangan sampai terjadi pemisahan agregat. b. Langkah dan contoh pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air secara tepat dan cepat. Dalam pengenalan pembasahan permukaan beton (setelah dilakukan pembukaan pori-pori beton) air, kita perlu memperhatikan Pengetesan Pencampuran Beton (diambil contoh Grace Daracem 130) Halaman: 35 dari 54

37 Pengetesan 1. Tes Permeability (Tekan) : a) Pengambilan Kubus beton sebanyak 3 pcs b) Kubus beton ukuran 20 x 20 cm tebal 12 cm c) Kubus benda uji diambil dari mobil mixer yang telah dicampur integral dan dirawat sampai umur 28 hari d) Tes permeabilitas dilakukan di Lab.ITB Bandung atau B4T Bandung. e) Benda uji ditekan tekanan 1 bar selama 1 x 24 jam f) Dilanjutkan tekanan 3 bar selama 1 x 24 jam g) Dilanjutkan lagi tekanan 7 bar selama 1 x 24 jam h) Benda uji dibelah, penetrasi air kedalam beton diukur. i) Standar DIN < 5 cm 2. Tes Absorbsi (Persentase penyerapan) a) Ukuran sample berbentuk silinder ukuran diameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm. b) Masukan silinder kedalam oven (BS 2648) selama 3 x 24 jam temperatur 105 C, lalu didinginkan di udara terbuka selama 24 jam. Setelah itu ditimbang berat kering (W1) c) Sample direndam selama 30 menit, lalu dikeluarkan dan dilap, kemudian ditimbang lagi beratnya yaitu berat basah (W2) d) Persentase Absorbsi < 5 % : Rumus : ( W2 W1) x 100 a. W1 e) Biaya pengetesan ± Rp ,- Setiap benda uji ditanggung sub kontraktor jika volume > 100 m Pelaksanaan pekerjaan sikat khusus sesuai Pada pelaksanaan pekerjaan ini diambil contoh metoda pelaksanaan Roof Garden pada Area Dak Atap untuk Roof Garden, menggunakan ex WR Grace. I. Spesifikasi Material Hydroduct 401 : a) Material sebagai aerasi atau drainase element untuk menampung air bagi tanaman b) Kemasan roll 1,25 m x 32 m (40 m2), berat 41 kg. c) Material terbuat dari polystyrene d) Ketebalan 11 mm e) Compressive strength 712 kn/m2 (ASTM 1621) f) Kemampuan menyimpan air 1,6 ltr/m2 Spesifikasi Material Hydroduct 501 : a) Material sebagai aerasi atau drainase element untuk menampung air bagi tanaman b) Kemasan roll 1,25 m x 20 m (25 m2), berat 34 kg. c) Material terbuat dari polystyrene d) Ketebalan 25 mm e) Compressive strength 383 kn/m2 (ASTM 1621) f) Kemampuan menyimpan air 3,2 ltr/m2 Halaman: 36 dari 54

38 Spesifikasi Material Geotextile Filter Fabric a) Material berada di sisi atas hydroduct untuk menyaring semua air sebelum masuk ke hydroduct. b) Terbuat dari non woven polypropylene. c) Berat 140 gr/m2 (DIN 53854) d) CBR test 1200 N (DIN 54307) e) Permeability 100 lt/detik/m2 (Franzius Institute) Spesifikasi Material Geotextile Separation Layer a) Material berada di sisi bawah hydroduct sebagai pemisah antara atau insulation. b) Terbuat dari non woven polypropylene. c) Berat 135 gr/m2 (DIN 53854) Spesifikasi Material Hydroduct Root Barrier a) Material berfungsi untuk menahan akar agar tidak merusak. b) Kemasan roll 6 m x 25 m (150 m2), berat 71 kg c) Material terbuat dari High Density Polyetylene (FLL approved) d) Ketebalan 0,8 mm a. Uraian pelaksanaan pekerjaan sikat khusus sesuai Uraian pelaksanaan pekerjaan ini diambil contoh metoda pelaksanaan Roof Garden pada Area Dak Atap untuk Roof Garden, menggunakan ex WR Grace.dan dimulai Urutan pekerjaan, sebagai berikut : 1. Persiapan Lahan 2. Pemasangan Bituthene Pemasangan screed proteksi. 4. Pemasangan Hydroduct Root Barrier 5. Pemasangan Insulation (optional) 6. Pemasangan Hydroduct 401/ Pemasangan media tanam dan tanaman b. Langkah dan contoh pekerjaan sikat khusus sesuai Langkah dan contoh pekerjaan ini diambil contoh metoda pelaksanaan Roof Garden pada Area Dak Atap untuk Roof Garden, menggunakan ex WR Grace.dan dimulai Uraian pekerjaan, sebagai berikut : 1. Persiapan Lahan a) Permukaan beton harus cukup rata, kering dan bebas dari tonjolan/ cekungan dan bekas tumpahan cor-coran beton, oli dan paku b) Semua Crack yang melebihi 2 mm, lubang, honey comb, lantai yang terkelupas harus diperbaiki, disarankan memakai mortar mutu tinggi c) Dinding parapet yang terbuat dari dinding beton di grooving ukuran 1,5 x 1,5 cm atau dibobok untuk penghentian tinggi cm. d) Dinding parapet yang terbuat dari bata / batako diplester tipis setinggi cm. Halaman: 37 dari 54

39 e) Pembuatan segitiga sudut dari mortar, dibuat ukuran 3/3 cm. f) Roof drain harus sudah terpasang ( keliling pipa digrouting non shrink grout) g) Pembersihan lahan menggunakan sapu lidi, sikat ijuk dan menggunakan alat bantu blower atau vacuum. 2. Pelapisan Primer a) Primer berbentuk cairan berwarna hitam terbuat dari bahan asphalt dan solvent based b) Primer berfungsi untuk meresap sisa debu dan mengisi pori-pori beton c) Pelapisan primer dapat dilakukan pada permukaan beton yang sudah di bersihkan d) Cara pengaplikasian primer menggunakan kuas roll, 1 liter untuk 4-5 m2 Pengaplikasian primer dan membrane harus dilaksanakan pada hari yang sama, untuk menjamin kebersihannya. 3. Pemasangan Bituthene 3000 a) Pemasangan Bituthene-3000 dapat dimulai segera setelah lapisan primer kering (dalam kondisi panas sekitar 1 s/d 2 jam) b) Daerah drain dan sudut dipasang lapisan pertama Bituthene 3000 (setempat) c) Pemasangan dimulai pada titik terendah (Roof drain) d) Overlap pada arah vertikal dan horisontal adalah 5 cm, sesuai garis putih yang tercetak pada sisi kiri dan kanan lembaran Bituthene 3000 e) Gulungan / roll Bituthene 3000 ditempatkan pada lokasi pemasangan f) Untuk ara yang pendek, dapat dipotong sesuai lokasi yang akan dipasang Halaman: 38 dari 54

40 g) Untuk area yang luas dapat digelar gulungan / roll secara utuh h) Lapisan kertas coklat pelindung dilepas dan lembaran Bituthene 3000 direkatkan kepermukaan beton dan digosok tekanan tangan secara merata disetiap bidang i) Keliling pipa drain, ujung penghentian dan area kritis lainnya dipasang Bitu Mastik Sealant j) Cek semua overlap, penghentian pengakhiran, drainase outlet dan dinding parapet sebelum pemasangan Hydroduct Root Barrier. 4. Test Rendam a) Test rendam dilakukan minimal 6 jam setelah pemasangan Bituthene 3000 b) Pengetesan dapat dilakukan secara bertahap atau keseluruhan c) Test Rendam dilakukan selama 1 x 24 jam atau 2 x 24 jam ketinggian air cm atau tidak melebihi tinggi dinding parapet yang dipasang Bituthene Pemasangan Plesteran Pelindung a) Pekerjaan plesteran pelindung dapat segera dilaksanakan setelah test rendam, disarankan tidak melebihi 2 x 24 jam b) Plester pelindung tebal minimal 30 mm + kawat ayam, plesteran pelindung terdiri dari campuran semen pasir 1:4 c) Dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran pelindung, yang perlu diperhatikan adalah tidak diperbolehkan menggunakan alat-alat yang dapat mengakibatkan rusaknya lapisan Bituthene, seperti paku, kawat, gerobak dorong dan lain-lain. 6. Pemasangan Hydroduct Root Barrier a) Pasang lembaran Hydroduct Root Barrier (jika dibutuhkan) setelah pemasangan plesteran pelindung. b) Overlap minimum 7,5 cm pada semua sambungan cara dibakar Halaman: 39 dari 54

41 (torching) pada lembaran paling atas agar timbul daya rekat di area overlap. 7. Pemasangan Insulation Board a) Pasang insulation board jika dibutuhkan sebagai insulasi (peredam panas). b) Ketebalan insulation board min 5 cm bahan dari extruded polystyrene. 8. Pemasangan Hydroduct 401/501 a) Pasang Hydroduct 401/501 bersama geotextile filter fabric dibagian atas dan geotextile separation layer di bagian bawah. b) Overlap cara menggabungkan lembaran Hydroduct 401/501 antara satu yang lain dan ditutup overlap geotextile filter fabric. c) Pastikan semua ujung Hydroduct 401/501 tertutup semua oleh lembaran geotextile filter fabric. 9. Pemasangan Media Tanam & Tanaman a) Pasang media tanam segera mungkin, berupa tanah langsung di atas Hydroduct 401/501. b) Pemasangan media tanam jangan sampai merusak lembaran Hydroduct di bawahnya. c) Ketebalan media tanam : ekstensif roof garden ± 5 10 cm (untuk tanaman rumput dan sejenisnya) dan intensif roof garden ± cm (untuk tanaman pohon dan berbagai tanaman lain). d) Pada area sekitar roof drain dan dinding parapet terdapat area bebas vegetasi (± 30 cm) yang berfungsi untuk akses inspeksi dan agar pertumbuhan tanaman tidak merusak dinding parapet atau akar menyumbat roof drain. e) Pada area bebas vegetasi di pasang gravel/krikil atau paving Melakukan pemeliharaan (curing ) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai Dalam hal ini diambil contoh pelaksanaan Betec Flex S 150 ex WR Grace Spesifikasi Material Betec Flex S 150 : a) Material diimpor dari Singapore kantor pusat WR. Grace di Columbia, Maryland Amerika Serikat. b) Material terdiri dari 2 komponen yaitu : komponen A ( Liquid ) = 17 kg/pail komponen B ( Powder ) = 25 kg/ bag c) Tensile Strength > 1,8 N/mm2 (ASTM D 412). d) Elongation / daya elastis 200 % (ASTM D 412). e) Adhesi (daya rekat) ke beton > 1,2 N/mm2 (ASTM D 4541) f) Water vapour transmission < 25g/m2/24 jam g) Suhu saat aplikasi : 5 45 ºC h) Ramah lingkungan : 1) Material bersifat cement based, aplikasi kuas /rol 2) Tidak memerlukan torching 3) Tidak berbau, beracun (non toxic), dll. i) Dosis 1.5 kg/m2 untuk area toilet dan 2 kg/m2 untuk area kolam renang, water feature, GWT/STP dan dak atap. j) Bersertifikat green building. Halaman: 40 dari 54

42 a. Uraian tentang pemeliharaan (curing ) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai Dalam hal ini diambil contoh pelaksanaan Betec Flex S 150 ex WR Grace urutan pekerjaan sebagai berkut : 1. Persiapan lahan. 2. Pelapisan Primer. 3. Aplikasi Betec Flex S Test Rendam. 5. Screed proteksi b. Langkah dan contoh pemeliharaan (curing water proofing) selama 5 hari dalam keadaan lembab sesuai ketentuan cepat dan tepat. Dalam hal ini diambil contoh pelaksanaan Betec Flex S 150 ex WR Grace uraian pekerjaan sebagai berkut : 1. Persiapan Lahan a) Permukaan beton rata, kering dan bebas dari tonjolan/ cekungan dan bekas tumpukan cor coran beton dan oli. Pembersihan lahan cara disemprot air menggunakan water jet pump atau disedot vacuum cleaner. b) Pembuatan segitiga sudut (mortar fillet) dibuat ukuran 30 x 30 mm atau disesuaikan kondisi lapangan terbuat dari campuran semen pasir 1 : 4. c) Pipa floor drain harus sudah terpasang (keliling pipa di grouting non shrink grout) 2. Pelapisan Primer a) Material penetration primer terdiri dari campuran Betec Flex S 150 dicampur air bersih 1 : 3 b) Primer diapplikasikan kuas atau roll dosis 0,15 kg/m2 (dosis campuran) c) Pelapisan primer dan coating pertama dilaksanakan pada hari yang sama, untuk menjamin kebersihannya. d) Dalam ruangan terbuka dan cuaca cerah primer coating akan kering dalam waktu 30 menit. 3. Aplikasi Betec Flex S 150 a) Pemasangan coating pertama Dosis 1 kg/m2, diapplikasikan kuas atau roll, pada ruangan terbuka dan cuaca cerah, coating pertama akan mengering dalam waktu 2-4 jam. b) Pemasangan coating kedua Betec Flex S 150 dosis 1 kg/m2, diapplikasikan setelah coating pertama kering, dipasang arah yang bersilangan coating pertama, pada cuaca cerah dan ruangan terbuka, coating kedua akan mengering normal dalam waktu 2-4 jam. c) Untuk mencapai pengeringan yang sempurna coating kedua dibiarkan sampai 24 jam sebelum dilakukan test rendam dan pekerjaan finishing. Halaman: 41 dari 54

43 4. Test Rendam a) Sebelum test rendam dilaksanakan, harus dipastikan pipa floor drain ditutup rapat. Untuk pipa outlet / inlet yang belum tersambung ke saluran pembuangan dapat ditutup Dop, sedangkan yang sudah dibuat tanggulan di sekeliling pembuangan outlet / inlet ditutup sheet membrane. b) Waktu test rendam 2 X 24 jam. 5. Pekerjaan screed proteksi a) Pekerjaan plesteran/screed pelindung dapat segera dilaksanakan setelah test rendam. b) Plesteran pelindung terbuat dari campuran semen pasir 1 : 3 tebal minimal 5 cm penguat kawat ayam. c) Selama proses curing, permukaan dibasahi secara kontinyu cara disiram air atau ditutup karung basah selama 7 hari agar tidak terjadi retak-retak. 4.4 Pelaksanaan pekerjaan untuk menjenuhkan pori- pori beton cara tabur. Pelaksanaan pekerjaan untuk menjenuhka pori-pori beton cara tabur, diambil contoh pelaksanaan Betec M-5 (dry sprinkler) Penaburan dry sprinkler dilaksanakan cara di tabur, biasanya hanya digunakan pada aplikasi horizontal, disarankan pada daerah datar. Aplikasi ini dilaksanakan pada permukaan lean concrete, sebelum rigid pavement digelar atau bisa juga dilaksanakan pada permukaan beton yang baru selesai di cor. Pelaksanaan pada lean concrete. Tebarkan bubuk Waterproofing (sebagai contoh digunakan bubuk dry sprinkler) diatas Lean Concrete yang baru di gelar tetapi permukaannya sudah diratakan. Kebutuhan Betec M-5 ini sekitar 1,2 kg/m 2. Bubuk dry sprinkler ditebar 30 menit sebelum pengecoran beton berikutnya. Halaman: 42 dari 54

44 Pelaksanaan pada permukaan beton yang baru di cor Bersihkan permukaan beton dari debu dan minyak. Pelaksanaan penaburan menunggu sampai permukaan beton dapat dilewati atau diinjak orang. Permukaan beton harus dibiarkan mengeras minimum 20 jam, sebelum dry sprinkler di tabukan. Kebutuhan Betec M-5 ini sekiar 1,2 kg/m 2 Untuk hasil yang baik, tebarkan secara merata, gunakan semprotan. Halaman: 43 dari 54

45 Ketika beton mulai mengeras, penebaran Betc M-5 dihentikan. Jangan biarkan air tergenang pada permukaan beton dalam 3 hari, setelah aplikasi Betec M Penghitungan berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur. Pelaksanaan pekerjaan diambil contoh pelaksanaan Grace Ice & Water Shield, ex WR Grace. Khusus untuk roof underlayment (dipasang di bawah penutup atap), dimulai urutan pekerjaan, sebagai berikut : 1. Persiapan Lahan 2. Pelapisan Primer 3. Pemasangan Grace ice & Water shield a. Uraian penghitungan berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur. Pelaksanaan pekerjaan diambil contoh pelaksanaan Grace Ice & Water Shield, ex WR Grace. Khusus untuk roof underlayment (dipasang di bawah penutup atap) b. Langkah dan contoh penghitungan berdasarkan perbandingan berat sesuai luas permukaan beton yang akan ditabur rinci dan cermat. Uraian Pekerjaan 1. Persiapan Lahan : a) Permukaan lantai yang akan dilapisi bebas dari lubang dan celah Halaman: 44 dari 54

46 b) Pembersihan debu pada lahan metal roofing dan polywood 2. Pelapisan Primer a) Pelapisan primer untuk plywood dan cement deck board jika diperlukan b) Cara pengaplikasian primer menggunakan kuas roll, 1 liter untuk (6-8) m2 3. Pemasangan Waterproofing Grace ice & Water shield a) Pemasangan Grace ice & Water shield dapat dimulai segera setelah lapisan primer kering (dalam kondisi panas sekitar 1 s/d 2 jam) b) Pemasangan dimulai pada titik terendah c) Overlap pada arah vertikal dan horisontal adalah 50 mm, sesuai garis putih yang tercetak pada sisi kiri dan kanan lembaran Grace ice & Water shield d) Material dapat dipotong sesuai lokasi yang akan dipasang e) Lapisan kertas coklat pelindung dilepas dan lembaran Grace ice & Water shield direkatkan kepermukaan metal /polywood dan digosok sambil ditekan secara merata disetiap bidang. f) Waterproofing Grace ice & Water shield dapat dipaku, lapisan aggressive rubberized asphalt akan menutup kembali keliling paku. Jika paku yang sudah terpasang dilepas, membrane harus ditutup kembali. g) Waterproofing Grace ice & Water shield yang terpasang dapat di exposed terhadap sinar ultra violet (UV) selama 30 hari. h) Setelah pengecekan terhadap pemasangan Grace Ice & Water Shield, penutup atap bisa segera dipasang Penimbangan kebutuhan. Penimbangan kebutuhan, diambil contoh pada pelaksanaan Flintkote Ultra (ex Shell) untuk Area GWT, STP dan Kolam Renang a. Uraian tentang penimbangan kebutuhan. Uraian tentang penimbangan kebutuhan, diambil contoh pada pelaksanaan Flintkote Ultra (ex Shell) untuk Area GWT, STP dan Kolam Renang. Halaman: 45 dari 54

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN METODE PENJENUHAN PORI-PORI BETON

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN METODE PENJENUHAN PORI-PORI BETON MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN METODE PENJENUHAN PORI-PORI BETON KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEKERJAAN AWAL PEMASANGAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PW

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEKERJAAN AWAL PEMASANGAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PW MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PEKERJAAN AWAL PEMASANGAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PW 02 002 01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, TOP 5 PRODUCTS WELDPRIME WELDPAINT WELDNAT WELDGROUT Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, mencegah bocor dan lembab WELDCRETE COATING Waterproof Coating untuk mencegah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL AGREGAT KASAR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN)

MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN) MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN) DESKRIPSI ATA%TEKNIS% Cairan acrylic modified polymer yang dirancang untuk digunakan dalam cemen4ous water proofing (lapisan kedap air 2 komponen). Produk cemen4ous

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEMASANGAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PW

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PEMASANGAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PW MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI PEMASANGAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI F45 PW 02 003 01 BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Cara uji berat isi beton ringan struktural Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi beton ringan struktural ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...... 13 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PENGGUNAAN MDU Plasteran digunakan sebagai material penutup dinding bata konvensional ataupun bata

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Dikarenakan belum adanya buku peraturan dan penetapan standard untuk beton berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG PASANG WATERPROOFING TEST KEBOCORAN KODE UNIT KOMPETENSI: F 45 PW BUKU PENILAIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG PASANG WATERPROOFING TEST KEBOCORAN KODE UNIT KOMPETENSI: F 45 PW BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TEST KEBOCORAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jalan

Lebih terperinci

WATERPROOFING. Jenis Waterproofing :

WATERPROOFING. Jenis Waterproofing : WATERPROOFING Waterproofing adalah bahan yang dipergunakan untuk melindungi bagian bawah suatu permukaan untuk menolak atau menahan rembesan dari bahan cair terhadap struktur yang dilapisi. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Kedap Air Bahan kedap air merupakan suatu bahan yang diperlukan untuk melidungi dan membungkus bangunan konstruksi dari atas sampai ke bawah akibat rembesan dan kebocoran

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE For EXPOSE Concrete Products www.exposeconcrete.com CONTENTS General Instructions 2 Preparations 3 Adhesives & Fixing 4 Cement base 5 Polymer base 8 After Fixing

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton Cimareme, Padalarang, Bandung. Sampel dalam penilitian menggunakan benda uji

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penjelasan Metodelogi Penelitian Dalam proses pengerjaan pembuatan campuran beton ada beberapa tahap yang perlu di perhatikan adalah : 1. Tahap persiapan Sebelum melakukan penuangan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian adalah langkah-langkah atau metode yang dilakukan dalam penelitian suatu masalah, kasus, gejala, issue atau lainnya dengan jalan

Lebih terperinci

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong SNI 03-6367-2000 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45... MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...... 13 BUKU PENILAIAN 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 PERENCANAAN BETON PERSIAPAN PEMBUATAN BENDA UJI Pengukuran Berat Pencampuran Beton 1 :3:5 Pencampuran Waterproofing BENDA UJI 0 % 0.5 % 1.0 1.5 2.0 UJI TEKAN DATA HASIL UJI

Lebih terperinci

BAB V RETAK BETON BERTULANG

BAB V RETAK BETON BERTULANG BAB V RETAK BETON BERTULANG 5.1 KERUSAKAN BETON BERTULANG PADA STRUKTUR Seringkali dalam pekerjaan struktur mengalami sebuah permasalahan seusai pekerjaan tersebut telah menjadi bentuk bangunan struktur.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan material harus dilakukan sebelum direncanakannya perhitungan campuran beton (mix design). Adapun hasil pemeriksaanpemeriksaan agregat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk 51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan ini mencakup : 1) Cara pembuatan dan perawatan benda uji

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa

Lebih terperinci

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus. Seorang Pelaksana Pekerjaan Gedung memiliki : keahlian dan ketrampilan sebagaimana diterapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG

Lebih terperinci

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 61-68 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sampel, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, teknologi mengenai beton merupakan hal yang wajib untuk dipahami secara teoritis maupun praktis mengingat bahwa beton merupakan salah satu

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA Leonardo Krisnanto Wijono 1, Gerry Febrian Ongko 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Perkembangan bangunan industri membutuhkan permukaan lantai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL FORMULA CAMPURAN KERJA BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT 137 DAFTAR PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS, AGREGAT KASAR 1. Analisa Ayak Agregat Halus 2. Analisa Ayak Agregat Kasar 3. Berat Jenis dan Absorbsi Agregat Halus 4. Berat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alur Penelitian Mulai Hipotesis Survei Bahan Studi Literatur Penentuan Bahan Material Pengujian Bahan Material Sesuai Mix Desain Sesuai Pembuatan Benda Uji Perawatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang BAB 3 METODOLOGI 3.1 Langkah Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang penelitian terhadap beton ringan yang menggunakan sebagai bahan campuran. Referensi yang didapat lebih banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON Jeffry 1), Andry Alim Lingga 2), Cek Putra Handalan 2) Abstrak Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang

Lebih terperinci

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum perkembangan teknologi semakin maju disegala bidang, termasuk dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan paling

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infrastruktur merupakan suatu aspek penting dalam menentukan kemajuan suatu negara. Khususnya Indonesia, kini telah melaksanakan pembangunan infrastruktur dengan skala

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. BAB III METODE PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian yang mengambil topik pengaruh variasi bahan-tambah untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan beton rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Adapun faktor yang diteliti adalah penggunaan agregat daur ulang sebagai pengganti dari agregat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 SISTEMATIKA PENELITIAN Adapun tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah: 1. Studi literatur, yaitu mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Seiring kemajuan infrastruktur bangunan. Beton mempunyai andil yang besar dalam

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. (Mass Concrete)

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. (Mass Concrete) BAB VII TINJAUAN KHUSUS (Mass Concrete) 7.1 Uraian Umum Mass concrete dalam dunia konstruksi yaitu pekerjaan pengecoran massal dengan jumlah volume pekerjaan beton yang sangat besar. Berdasarkan ACI:207

Lebih terperinci

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL OXYFLOOR Epoxy Floor Coating AGUSTUS 2011 VOLUME 8 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi epoxy dan amine. Epoxy mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC- 41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

Tentang BBI. Informasi Produk. Aplikasi Produk. Keunggulan. 1 Plafon. 2 Partisi. 3 Dinding Luar. 4 Substrat Atap. 5 Lantai MUDAH DIPASANG

Tentang BBI. Informasi Produk. Aplikasi Produk. Keunggulan. 1 Plafon. 2 Partisi. 3 Dinding Luar. 4 Substrat Atap. 5 Lantai MUDAH DIPASANG www.bbi.co.id Tentang BBI PT Bakrie Building Industries (BBI) adalah pionir produsen bahan bangunan di Indonesia yang telah menjadi market leader selama lebih dari 40 tahun dan meraih berbagai sertifikasi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan

Lebih terperinci