ANALISIS INTERAKSI GENOTIPE-LINGKUNGAN DENGAN METODE AMMI PADA DATA MULTIRESPON PUNGKAS EMARANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS INTERAKSI GENOTIPE-LINGKUNGAN DENGAN METODE AMMI PADA DATA MULTIRESPON PUNGKAS EMARANI"

Transkripsi

1 ANALISIS INTERAKSI GENOTIPE-LINGKUNGAN DENGAN METODE AMMI PADA DATA MULTIRESPON PUNGKAS EMARANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 008

2 RINGKASAN PUNGKAS EMARANI. Analisis Interaksi Genotipe-Lingkungan dengan Metode AMMI pada Data Multirespon. Dibimbing oleh INDAHWATI dan I MADE SUMERTAJAYA. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencari bibit unggul adalah melalui uji lingkungan ganda untuk meneliti daya adaptasi berbagai genotipe suatu tanaman pada berbagai kondisi lingkungan. Dari uji lingkungan ganda ini, diharapkan mampu memilah genotipe-genotipe yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungan (genotipe stabil) dan genotipegenotipe yang hanya mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tertentu (genotipe spesifik). Pendekatan analisis untuk uji lingkungan ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis AMMI (Additive Main Effects and Multiplicative Interaction). Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah penerapan analisis AMMI untuk respon ganda. Respon ganda menjadi masalah penting dalam analisis AMMI mengingat selama ini analisis AMMI hanya terfokus pada satu respon, yaitu daya hasil. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan penerapan analisis AMMI pada respon ganda melalui pendekatan penggabungan respon Range Equalization. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Kacang- Kacangan dan Umbi-Umbian (Balitkabi), Malang, berupa data percobaan lingkungan ganda 0 genotipe kacang tanah yang ditanam pada 9 lokasi di Jawa Timur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Respon yang diukur adalah tinggi tanaman (cm), berat 00 butir (gram), dan polong kering (ton/ha). Dari hasil analisis AMMI terhadap respon gabungan yang diperoleh melalui metode Range Equalization (RE), diperoleh empat genotipe yang stabil, yaitu genotipe G, G, G, dan G6. Dari keempat genotipe tersebut, ada dua genotipe yang dapat dikatakan sebagai genotipe unggul karena memiliki rataan lebih tinggi daripada rataan umum. Kedua genotipe tersebut adalah genotipe G dan G. Kata kunci: genotipe stabil, genotipe spesifik, AMMI, Range Equalization (RE).

3 ANALISIS INTERAKSI GENOTIPE-LINGKUNGAN DENGAN METODE AMMI PADA DATA MULTIRESPON Oleh: PUNGKAS EMARANI G4000 Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 008

4

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 4 Desember 984 sebagai anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Samsuri dan Rukiyah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar sampai menengah di Propinsi Jambi, yaitu di SD Negeri 34/IV Jambi pada tahun 996, kemudian SMP Negeri 8 Jambi pada tahun 999, dan SMA Negeri Jambi pada tahun 00. Selanjutnya pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Statistika FMIPA IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dengan mata kuliah sosial ekonomi sebagai bidang penunjang. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dalam kepengurusan Himpunan Profesi GSB (Gamma Sigma Beta) sebagai Staf Departemen Keilmuan periode dan Staf Departemen Kesekretariatan periode , KAMMUS (Keluarga Mahasiswa Muslim Statistika) sebagai anggota Departemen Keputrian periode Pada tahun 006, penulis melakukan Praktik Kerja Lapang di Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (Balitkabi), Malang, Jawa Timur.

6 PRAKATA Bismillaahirrohmaanirrohiim, puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Penguasa alam semesta, yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Analisis Interaksi Genotipe-Lingkungan dengan Metode AMMI pada Data Multirespon. Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, diantaranya dosen pembimbing skripsi, seluruh staf pengajar Departemen Statistika FMIPA IPB, teman-teman seangkatan, serta keluarga. Pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:. Ibu Ir. Indahwati, M.Si dan Bapak Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, saran, dan bimbingan.. Seluruh staf pengajar dan karyawan Departemen Statistika FMIPA IPB yang telah memberikan layanan pengajaran dan administrasi dengan baik. 3. Bapak Dr. Astanto Kasno yang telah mengijinkan penulis menggunakan data penelitiannya untuk dijadikan sebagai bahan kajian dalam karya ilmiah ini. 4. Ayahanda Samsuri, Ibunda Rukiyah, dan seluruh amggota keluarga yang telah memberikan kasih sayang, cinta, dan doa-nya yang tak terbatas untuk kesuksesan penulis.. Rekan-rekan angkatan 39 yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 6. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas kontribusinya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. Alhamdulillaahirobbil aalamiin Bogor, April 008 Penulis

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... vi vi vi PENDAHULUAN... Latar Belakang... Tujuan... TINJAUAN PUSTAKA... Tanaman Kacang Tanah... Percobaan Lingkungan Ganda... Interaksi Genotipe-Lingkungan... Stabilitas Genotipe... Analisis AMMI... Pemodelan AMMI... 3 Perhitungan Jumlah Kuadrat... 3 Penentuan Banyaknya Komponen AMMI... 3 Interpretasi Model AMMI... 3 Metode Penggabungan Respon... 4 Range Equalization... 4 Analisis Profil... 4 BAHAN DAN METODE... Bahan... Metode... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN... 6 Penggabungan Respon... 6 Deskripsi Data... 7 Pengujian Asumsi Peubah Respon Gabungan... 7 Analisis AMMI... 7 Interpretasi AMMI... 8 Hasil Klasifikasi Genotipe... 9 KESIMPULAN DAN SARAN... 0 Kesimpulan... 0 Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel Kode Genotipe... Tabel Kode Lingkungan... 6 Tabel 3 Nilai Minimum dan Maksimum Tiap Respon... 6 Tabel 4 Hasil Analisis Ragam AMMI untuk Respon Gabungan... 8 Tabel Hasil Klasifikasi Genotipe Stabil Berdasarkan Respon yang Diamati... 9 Tabel 6 Korelasi Peubah Asal dengan Respon Gabungan... 0 Tabel 7 Hasil Klasifikasi Genotipe Spesifik Lingkungan untuk Setiap Respon yang Diamati... 0 DAFTAR GAMBAR Gambar Diagram Batang Rata-Rata Respon Gabungan menurut Genotipe... 7 Gambar Plot Interaksi antara Genotipe dan Lingkungan Tanam... 7 Gambar 3 Uji Kehomogenan Ragam... 7 Gambar 4 Uji Kenormalan Galat Percobaan... 7 Gambar Biplot AMMI untuk Respon Gabungan... 8 Gambar 6 Biplot AMMI untuk Respon Gabungan... 8 Gambar 7 Plot Perubahan Rata-Rata Respon Gabungan Genotipe yang Diduga Stabil pada Sembilan Lingkungan Tanam... 9 Halaman DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran Uji Kehomogenan Ragam tiap Peubah Respon... Lampiran Uji Kenormalan Galat tiap Peubah Respon... 3 Lampiran 3 Tabel Analisis Ragam untuk Masing-masing Respon... 4 Lampiran 4 Tabel Rataan Respon Gabungan untuk Tiap Genotipe dan Lingkungan Tanam... Lampiran Skor KUI Genotipe dan Lingkungan untuk Respon Gabungan... 6 Lampiran 6 Biplot AMMI untuk Masing-Masing Respon... 7

9 PENDAHULUAN Latar Belakang Percobaan lingkungan ganda merupakan percobaan yang sering digunakan dalam penelitian pemuliaan tanaman dan penelitianpenelitian agronomi lainnya untuk mengkaji interaksi genotipe-lingkungan (genotype environmental interaction). Salah satu cara untuk mengkaji interaksi genotipe-lingkungan adalah dengan melakukan percobaan uji daya hasil. Kajian ini penting dalam pemuliaan tanaman karena hasilnya dapat digunakan untuk menduga dan menyeleksi genotipegenotipe yang berpenampilan stabil (stability of genotypes) pada berbagai lingkungan berbeda atau beradaptasi pada suatu lingkungan spesifik (adaptation of genotypes to specific environment), sedangkan para agronomis menggunakannya untuk membuat rekomendasi, misalnya kepada petani. Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis kestabilan hasil percobaan lingkungan ganda adalah analisis AMMI (Additive Main Effects and Multiplicative Interaction). Analisis AMMI merupakan gabungan analisis ragam bagi pengaruh utama perlakuan dengan analisis komponen utama bagi pengaruh interaksi (Mattjik dan Sumertajaya 00). Namun demikian, pendekatan AMMI masih berbasis pada respon tunggal, yaitu tingkat daya hasil. Padahal pada kenyataannya tingkat adaptasi tanaman tidak hanya cukup dilihat dari daya hasil saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan morfologi tanaman maupun daya resisten tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Karena itu diperlukan suatu metode penggabugan peubah (respon) yang mampu menarik kesimpulan secara komprehensif dari berbagai respon yang diamati (Sumertajaya 00). Beberapa penelitian mengenai analisis AMMI pada data respon ganda telah dilakukan, diantaranya oleh Sa diyah (003). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data respon ganda pada tanaman padi. Metode penggabungan respon yang digunakan adalah metode pembobotan komponen utama dan jarak Hotelling. Hasil pembandingan kedua metode penggabungan respon menurut analisis procrustes pada penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembobotan komponen utama mempunyai tingkat kesesuaian konfigurasi antara respon gabungan dengan peubah asal yang lebih baik daripada metode jarak Hotelling. Penelitian lain mengenai analisis AMMI pada data respon ganda dilakukan oleh Sumertajaya (00). Selain menggunakan data respon ganda pada tanaman padi, pada penelitian ini digunakan dua gugus data simulasi. Gugus data pertama, peubahpeubahnya berkorelasi rendah (r < 0.) dan gugus data kedua, peubah-peubahnya berkorelasi tinggi (r 0.). Setiap gugus data dibangkitkan sebanyak 00 kali. Metode penggabungan respon yang dikaji dalam penelitian ini adalah metode range equalization (RE), division by mean, komponen utama pertama, pembobotan berdasarkan komponen utama, dan jarak Hotelling. Berdasarkan hasil analisis procrustes untuk melihat tingkat kesesuaian konfigurasi antara peubah asal dengan peubah respon gabungan, diperoleh bahwa secara rata-rata metode range equalization memiliki tingkat kesesuaian konfigurasi terbesar kemudian disusul oleh metode pembobotan berdasarkan komponen utama, dan metode division by mean. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh penelitian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis menerapkan metode range equalization untuk menggabungkan respon yang ada. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi genotipe kacang tanah yang stabil dan berdaya hasil tinggi, serta menentukan lingkungan yang sesuai untuk genotipe kacang tanah tertentu. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah secara umum dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe tegak dan tipe menjalar. Kacang tanah tipe tegak memiliki percabangan yang lebih lurus ke atas, sedangkan tipe menjalar mempunyai percabangan yang tumbuh ke samping dan hanya bagian ujungnya yang mengarah ke atas. Batang utama tipe menjalar relatif lebih panjang daripada tipe tegak. Tanaman kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tegak lurus terhadap akar tunggang tersebut. Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penghisap. Akarakar ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar permanen yang berfungsi sebagai panyerap makanan. Tanaman kacang tanah

10 mempunyai daun majemuk dengan dua pasang helai daun. Permukaan daun sedikit berbulu dan terdapat stomata pada kedua permukaannya. Tanaman kacang tanah pada dasarnya dapat ditanam hampir di semua jenis tanah, mulai dari tanah bertekstur ringan (berpasir), bertekstur sedang (lempung berpasir), hingga bertekstur berat (lempung). Namun, tanah yang paling sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah yang bertekstur ringan dan sedang (Balitkabi 004). Percobaan Lingkungan Ganda Percobaan lingkungan ganda adalah percobaan yang dilakukan di beberapa lokasi yang berbeda, tetapi menggunakan rancangan dan perlakuan yang sama. Faktor-faktor yang sering digunakan yaitu genotipe dan lingkungan. Faktor lingkungan mencakup tempat, tahun, perlakuan agronomi atau kombinasinya (Mattjik dan Sumertajaya 00). Secara garis besar, keragaman total dari respon dibagi menjadi tiga sumber keragaman, yaitu pengaruh utama genotipe, pengaruh utama lingkungan, dan pengaruh interaksi genotipe dengan lingkungan. Rancangan percobaan yang digunakan di setiap lokasi pada percobaan lingkungan ganda ini adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL). Model linier untuk RAKL pada percobaan lingkungan ganda adalah: Yger = + α g + τ e + β r ( e) μ + γ + ε dimana: Y ger : Nilai pengamatan genotipe ke-g, lingkungan ke-e, dan kelompok ke-r μ : Rata-rata umum α g : pengaruh genotipe ke-g, g=,,..., a τ e : pengaruh lingkungan ke-e, e=,,..., b β : pengaruh r(e) kelompok ke-r yang tersarang pada lingkungan ke-e, r=,,..., c γ ge : pengaruh interaksi genotipe ke-g dan lingkungan ke-e ε : pengaruh acak genotipe ke-g dan ger lingkungan ke-e pada kelompok ke-r ge ger Interaksi Genotipe dengan Lingkungan Interaksi genotipe dengan lingkungan didefinisikan sebagai keragaman yang disebabkan oleh efek gabungan dari genotipe dan lingkungan (Kang 00). Interaksi antara genotipe dan lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu crossover dan non-crossover. Interaksi crossover terjadi jika terdapat perubahan peringkat genotipe dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain atau dengan kata lain kurva respon antar genotipe saling berpotongan, sedangkan interaksi noncrossover terjadi jika peringkat dari genotipe tidak berubah dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain (Kang 00). Stabilitas Genotipe Kestabilan dibedakan menjadi dua, yaitu kestabilan statis dan kestabilan dinamis. Suatu genotipe dikatakan stabil statis jika respon genotipe tersebut stabil antar lingkungan dan tidak ada keragaman respon antar lingkungan. Konsep kestabilan ini sering disebut konsep kestabilan biologi. Sedangkan genotipe yang dikatakan stabil dinamis adalah genotipe yang merespon kondisi lingkungan paralel dengan rata-rata respon seluruh genotipe yang diuji. Konsep kestabilan ini sering disebut konsep kestabilan agronomis (Becker 98 dalam Kang 00). Lin et al. (986) dalam Sumertajaya (00) mengklasifikasikan kestabilan menjadi tiga tipe, yaitu:. Tipe pertama Suatu genotipe dianggap stabil apabila keragaman respon antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain kecil.. Tipe kedua Suatu genotipe dianggap stabil apabila responnya terhadap lingkungan sama dengan rata-rata respon semua genotipe. 3. Tipe ketiga Suatu genotipe dianggap stabil apabila kuadrat tengah sisaan dari model regresi terhadap indeks lingkungan kecil. Dari ketiga tipe kestabilan di atas, konsep kestabilan statis sama dengan kestabilan tipe pertama, sedangkan konsep kestabilan dinamis sama dengan kestabilan tipe kedua. Analisis AMMI Analisis AMMI (Additive Main Effects and Multiplicative Interaction) merupakan gabungan analisis ragam bagi pengaruh utama perlakuan dengan analisis komponen utama bagi pengaruh interaksi (Mattjik dan Sumertajaya 00).

11 3 Ada tiga manfaat utama penggunaan analisis AMMI, yaitu:. Sebagai analisis pendahuluan untuk mencari model yang lebih tepat.. Untuk menjelaskan interaksi genotipe dan lingkungan dengan biplot AMMI. 3. Untuk meningkatkan keakuratan dugaan respon interaksi genotipe dan lingkungan. Pemodelan AMMI Langkah awal untuk melakukan analisis AMMI adalah melihat pengaruh aditif genotipe dan lingkungan menggunakan analisis ragam dan kemudian dibuat bentuk multiplikatif interaksi genotipe dan lingkungan menggunakan analisis komponen utama. Bentuk multiplikatif diperoleh dari penguraian interaksi genotipe dan lingkungan menjadi komponen utama interaksi (KUI). Penguraian pengaruh interaksi genotipe dan lingkungan mengikuti persamaan berikut ini: m γ ge = λnϕ gn ρ en + δ ge n= dengan: m : banyaknya KUI yang nyata pada taraf % sehingga model AMMI secara lengkap dapat dituliskan sebagai berikut: Yger m = + α g + τ e + βr ( e) + n= μ λ ϕ ρ + δ + ε dimana: λ : nilai singular ke-n n λ λ... λm ϕ : pengaruh ganda genotipe ke-g megn lalui komponen ke-n ρ en : pengaruh ganda lingkungan ke-e melalui komponen ke-n δ : sisaan ge Perhitungan Jumlah Kuadrat Pada pemodelan AMMI, pengaruh aditif genotipe dan lingkungan serta jumlah kuadrat dan kuadrat tengahnya dihitung sebagaimana umumnya pada analisis ragam, tetapi berdasarkan rata-rata per genotipe x lingkungan. Pengaruh ganda genotipe dan lingkungan pada interaksi diduga dengan z ge = y ge. y g.. y. e. + y... sehingga jumlah kuadrat interaksi dapat dturunkan sebagai berikut: JK( GE) = r z ge = r ( y ge. y g.. y. e. + y... ) g, e ' = r teras ( zz ) n gn en ge ger Jika analisis ragam dilakukan terhadap data rata-rata per genotipe x lingkungan, maka jumlah kuadrat untuk pengaruh interaksi komponen ke-n adalah akar ciri ke-n pada pemodelan bilinier. Tetapi, jika analisis ragam dilakukan terhadap data asal (bukan data ratarata), maka jumlah kuadratnya adalah banyak ulangan dikalikan akar ciri ke-n ( rλ n ). Pengujian setiap komponen dilakukan dengan membandingkannya terhadap kuadrat tengah galat gabungan. Penentuan Banyaknya Komponen AMMI Menurut Gauch (988) dan Crossa (990) dalam Mattjik dan Sumertajaya (00), ada dua metode yang digunakan untuk menentukan banyaknya komponen utama interaksi (KUI) yang dipilih, yaitu:. Predictive Succes Metode ini memperhatikan kesesuaian model yang dibangun dari sebagian data dan divalidasi dengan data lain yang tidak diikutsertakan dalam model. Banyaknya komponen utama terbaik adalah jika ratarata akar kuadrat tengah sisaan (RMSPD=Root Mean Square Predictive Different) dari data validasi paling kecil.. Postdictive Succes Metode ini memperhatikan kesesuaian model yang dibangun dengan keseluruhan data. Cara menentukan banyaknya komponen berdasarkan postdictive success adalah berdasarkan banyaknya sumbu KUI yang nyata pada uji F. Interpretasi Model AMMI Alat yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil dari metode AMMI adalah biplot. Biplot pada analisis AMMI biasanya berupa biplot antara nilai komponen utama pertama dengan rata-rata respon (Biplot AMMI) dan biplot antara nilai komponen utama kedua dan nilai komponen utama pertama (Biplot AMMI). Pada biplot AMMI besarnya perbedaan pengaruh utama digambarkan oleh jarak titik amatan pada sumbu mendatar, sedangkan perbedaan pengaruh interaksinya digambarkan oleh jarak titik amatan pada sumbu tegak (Zobel et al. 998 dalam Mattjik dan Sumertajaya 00). Klasifikasi kestabilan genotipe didasarkan pada biplot AMMI dengan pendekatan selang kepercayaan normal ganda yang berbentuk ellips pada skor komponen utama interaksinya. Tahapan yang dilakukan dalam pengklasifikasian stabilitas genotipe berdasarkan biplot AMMI adalah sebagai berikut:

12 4. Tarik garis kontur dari lingkungan terluar. Tarik garis tegak lurus dari titik pusat (0,0) ke garis kontur yang menghubungkan dua lingkungan yang berbeda 3. Buat daerah selang kepercayaan 9% (ellips) pada titik pusat dan setiap lingkungan terluar, dengan jari-jari ellips sebagai berikut: dimana: n p λ i p( n ) F n( n p) ± ( α, p, n p) λ e : banyaknya pengamatan : banyaknya peubah : akar ciri ke-i dari matriks koragam (S) skor komponen genotipe e : vektor ciri ke-i dari matriks i koragam (S) skor komponen genotipe F : nilai sebaran F dengan db ( α, p, n p) =p dan db =n-p pada taraf nyata % 4. Genotipe yang diklasifikasikan paling stabil adalah genotipe-genotipe yang berada dalam selang kepercayaan 9% pada titik pusat (0,0). Genotipe yang diklasifikasikan paling spesifik lingkungan adalah genotipegenotipe yang berada dalam selang kepercayaan 9% pada masing-masing lingkungan terluar Penerapan pengklasifikasian genotipe berdasarkan biplot AMMI di antaranya diterapkan oleh Sumertajaya (00). Penggabungan Respon Penggabungan respon merupakan suatu strategi yang digunakan untuk menyederhanakan analisis dalam melihat daya adaptasi tanaman secara komprehensif. Saat ini telah berkembang beberapa metode penggabungan respon, seperti metode range equalization, division by mean, first principal component (komponen utama pertama), dan jarak Hotelling. Metode-metode ini banyak digunakan pada berbagai aspek, seperti penyusunan indeks pembangunan manusia (Human Development Index,HDI), indeks kemiskinan (poverty index,pi), indeks harga konsumen (consumer price index,cpi), dan lain-lain. i i Penerapan metode-metode penggabungan respon tersebut dalam analisis AMMI pada data respon ganda dikaji oleh Sumertajaya (00). Range Equalization Range equalization (RE) merupakan suatu metode penggabungan respon, dimana nilai respon gabungannya diperoleh menggunakan informasi nilai minimum dan maksimum dari data peubah asal (Gani dan Duncan 004). Langkah-langkah penggabungan respon yang dilakukan dengan metode RE adalah sebagai berikut:. Cari nilai SDII (Subdimension Indicator Index) untuk setiap peubah asal, yaitu: SDII i Y = Y ij i max Y Y i min i min dengan i=,,..., p dan j=,,..., n; p adalah banyaknya peubah asal dan n adalah banyaknya pengamatan. Hitung nilai respon gabungan, yaitu ratarata dari seluruh SDII respon gabungan = p i= SDII p Analisis Profil Dalam analisis profil terdapat tiga pengujian, yaitu pengujian kesejajaran, keberhimpitan, dan kesamaan nilai tengah. Tiga hipotesis utama yang diujikan tersebut adalah: H 0 : Antar profil sejajar H 0 : Antar profil saling berhimpit H 03 : Antar profil memiliki nilai tengah respon yang sama Salah satu kriteria pengujian dari ketiga hipotesis utama diatas adalah uji Wilks Lamda. Hipotesis umum pada uji kesejajaran untuk k perlakuan adalah: H 0 : Cξ M = 0 dengan statistik uji: n + F hitung = c m + di mana: k p m = N k p n = c = tr( HE) dan i

13 p H p = ' M X A ( A A ) C ' ' ' [ C ( A A ) C ] C ( A A ) A XM ' ' ' ' ' ' ' ' p E p = M X I A ( A A ) A ] [ XM X adalah matriks berukuran k x p yang berisi nilai tengah perlakuan ke-k peubah ke-p. C M = = ξ ξ =... ξ k ξp... ξ kp A = di mana masing-masing ordo matriks C, M, dan ξ berukuran (k-) x k, px (p-), dan k x p. H 0 diterima pada taraf nyata α, jika F. Hal ini berarti bahwa profil hitung F m +,n+ ;α sejajar. Hipotesis umum untuk uji keberhimpitan adalah: H C ξ m 0 0 : = ' = [,...] m dengan statistik uji: N k SST F hitung = k SSE dimana SST = SSE = k k T j j = N j N j = k N k N T j j j Rij T j, T j = j= i= j= j i= Terima H pada taraf nyata α jika 0 Fhitung F yang berarti profil saling α ; k, N k berhimpit. N R ij Hipotesis umum untuk uji kesamaan nilai tengah respon adalah: ' H c ξ M 0 c 03 : = ' = [,...] dengan statistik uji: ' ' T = N xm ( M SM ) M x dimana x adalah vektor rataan umum S = E N k N k p + T F hitung = ( N k)( p ) H diterima jika 0 F F yang α ; p, N k p+ berarti bahwa ada kesamaan nilai tengah repon. (Morrison 976) BAHAN DAN METODE Bahan Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang, yaitu percobaan lingkungan ganda 0 genotipe kacang tanah (Tabel ) yang ditanam pada 9 lokasi (Tabel ) di Jawa Timur pada tahun 00. Rancangan percobaan yang digunakan pada setiap lokasi adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan. Respon yang diukur adalah tinggi tanaman (cm), berat 00 butir (gram), dan polong kering kacang tanah (ton/ha). Tabel Kode genotipe Kode Genotipe G Mn- G IP99- G3 P-9409 G4 P-9407 G I- G6 CF3- G7 Lm/LT-93-B-3 G8 Lm/ LT-93-B-4 G9 873/ B-7 G0 Lm/LT-93-B-0 G Lm/LT-93-B-6 G Lm/LT-93-B-69 G3 GH 7904 G4 GH.790 G ICGV 870 G6 P no 4 G7 K no 7 G8 Singa G9 Jerapah G0 Genotipe lokal

14 6 Tabel Kode Lingkungan Kode Lingkungan L Tayu MK L Tayu MP L3 Blitar MP L4 Blitar MK L Gunung Kidul MP L6 Gunung Kidul MK L7 Tuban MK L8 Lamongan MP L9 Muneng MP MK : musim kemarau MP : musim penghujan Metode Alur metode analisis yang dilakukan terhadap peubah respon adalah:. Melakukan analisis ragam terhadap semua respon yang diamati dengan terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi kehomogenan ragam dan kenormalan galat.. Menghitung respon gabungan dengan metode Range Equalization (RE). 3. Melakukan analisis statistika deskriptif, pengujian asumsi, dan analisis ragam untuk respon gabungan. 4. Melakukan analisis AMMI terhadap respon gabungan yang diperoleh melalui metode RE.. Interpretasi biplot AMMI serta menentukan genotipe stabil dan spesifik lingkungan dengan selang kepercayaan normal ganda yang berbentuk ellips. Software yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah Minitab 4., SAS 9., dan Microsoft Excel. HASIL DAN PEMBAHASAN Ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan sebelum melakukan analisis ragam agar pengujian menjadi sahih, yaitu asumsi kehomogenan ragam dan asumsi kenormalan galat percobaan. Jika asumsi ini tidak dapat terpenuhi, maka salah satu jalan keluar untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan transformasi data. Dari uji asumsi yang dilakukan terhadap semua peubah respon yang diamati, diperoleh hasil bahwa asumsi kehomogenan ragam dan kenormalan galat dapat dipenuhi oleh data tinggi tanaman. Sedangkan untuk data bobot 00 butir tidak dapat memenuhi kedua asumsi tersebut dan data polong kering tidak dapat memenuhi asumsi kenormalan galat percobaan, sehingga perlu dilakukan transformasi terhadap kedua peubah respon tersebut. Transformasi data yang digunakan adalah transformasi akar kuadrat. Hasil pengujian kehomogenan ragam dan kenormalan galat percobaan untuk peubah asal dan hasil transformasinya disajikan pada Lampiran dan Lampiran. Setelah asumsi kehomogenan ragam dan kenormalan galat dapat dipenuhi oleh setiap respon yang diamati, kemudian dilakukan analisis ragam. Hal ini dilakukan untuk keperluan pembandingan hasil klasifikasi genotipe stabil dan genotipe spesifik lingkungan antara masing-masing peubah respon dengan respon gabungan. Dari hasil analisis ragam terhadap semua peubah respon diperoleh bahwa semua pengaruh utama (lingkungan dan genotipe) dan pengaruh interaksinya nyata pada taraf nyata % untuk semua respon yang diamati. Hasil analisis ragam untuk masing-masing peubah respon disajikan pada Lampiran 3. Penggabungan Respon Penggabungan respon dilakukan menggunakan metode Range Equaliation (RE). Mengingat respon gabungan yang diperoleh melalui metode RE merupakan kombinasi linier dari peubah asalnya, maka bila peubah asalnya sudah memenuhi asumsi kenormalan, kombinasi liniernya juga akan memenuhi asumsi tersebut. Karena itu pada analisis selanjutnya, untuk data bobot 00 butir dan polong kering digunakan data hasil transformasi akar kuadratnya. Berdasarkan nilai minimum dan nilai maksimum dari setiap respon seperti tersaji pada Tabel 3, maka diperoleh nilai SDII (Subdimension Indicator Index) tiap respon sebagai berikut: Y 8 Tinggi tanaman: j SDII = 44 Bobot 00 butir: Y j SDII = 3.37 Polong kering: Y3 j.36 SDII 3 = 0.7 Tabel 3 Nilai minimum dan maksimum tiap respon Respon Min Maks Range Tinggi tanaman 8 44 Bobot 00 butir Polong kering Berdasarkan nilai SDII tiap respon, maka respon gabungan dapat dihitung dengan mencari rata-rata seluruh SDII.

15 7 Deskripsi Data Pada Lampiran 4 disajikan rata-rata respon gabungan masing-masing genotipe dan lingkungan. Bila dilihat dari segi genotipe, terdapat sebelas genotipe yang mempunyai rata-rata lebih tinggi daripada rata-rata umum (0.48). Kesebelas genotipe tersebut adalah genotipe G, G, G4, G8, G, G, G3, G7, G8, G9, dan G0. Pengujian Asumsi Peubah Respon Gabungan Sebelum dilakukan analisis ragam, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi kehomogenan ragam dan kenormalan galat. Dari hasil pengujian asumsi kehomogenan ragam berdasarkan uji Bartlett, diperoleh statistik uji sebesar.6 dengan nilai-p Hal ini menunjukkan bahwa asumsi kehomogenan ragam terpenuhi (Gambar 3). Rata-rata 0,6 0, 0, 0,4 0,4 0,3 0, Genotipe Gambar Diagram batang rata-rata respon gabungan menurut genotipe Lingkungan ,03 0,04 0,0 0,06 0,07 9% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs Gambar 3 Uji kehomogenan ragam Bartlett's Test Test Statistic,6 P-Value 0,87 Gambar memperlihatkan bahwa genotipe yang memiliki rata-rata respon gabungan tertinggi adalah genotipe G8, sedangkan genotipe yang memiliki rata-rata lebih rendah dibandingkan genotipe lain adalah genotipe G6 dan G7. Berdasarkan plot interaksi antara genotipe dan lingkungan tanam pada Gambar dapat diketahui bahwa genotipe-genotipe yang ditanam di lingkungan L mempunyai rata-rata respon gabungan lebih tinggi dibandingkan lingkungan lain, sedangkan lingkungan yang mempunyai rata-rata lebih rendah dibandingkan lingkungan lain adalah L3. Rata-rata 0,9 0,8 0,7 0,6 0, 0,4 0,3 0, Genotipe Lingkungan Gambar Plot interaksi antara genotipe dan lingkungan tanam Selain itu, dari Gambar terlihat bahwa terdapat interaksi antara genotipe dan lingkungan tanam. Hal ini ditunjukkan oleh kurva yang tidak sejajar satu sama lain Percent 99, ,0-0, -0, 0,0 RESI4 0, 0, Mean 3,700743E-8 StDev 0,04699 N 40 A D 0,30 P-Value 0,69 Gambar 4 Uji kenormalan galat percobaan Demikian juga dengan asumsi kenormalan galat, di mana nilai-p yang diperoleh lebih dari α, yaitu 0.69 (Gambar 4). Hal ini mengindikasikan bahwa asumsi kenormalan galat dapat dipenuhi. Analisis AMMI Berdasarkan hasil analisis ragam pada Tabel 4, terlihat bahwa semua pengaruh utama (genotipe dan lingkungan tanam) dan pengaruh interaksi nyata pada taraf nyata %. Hal ini menunjukkan bahwa respon gabungan dipengaruhi oleh faktor genotipe dan lingkungan tanam. Selain itu, genotipe tertentu akan memberikan respon yang baik pada lingkungan tertentu, tetapi tidak demikian halnya jika ditanam pada lingkungan yang lain. Karena itulah, perlu dilakukan analisis AMMI untuk mengidentifikasi genotipegenotipe yang stabil di semua lingkungan

16 8 maupun genotipe-genotipe yang bersifat spesifik pada lingkungan tertentu. Tabel 4 Hasil analisis ragam AMMI untuk respon gabungan SK DB JK KT F-hit Nilaip L B (L) G L*G KUI KUI KUI Sisaan Error Total Penguraian matriks interaksi terhadap data respon gabungan, menghasilkan delapan nilai singular, yaitu 0., 0.098, 0.0, 0.037, 0.06, 0.00, 0.007, dan Kontribusi keragaman pengaruh interaksi yang dapat diterangkan oleh masing-masing akar ciri adalah 38.34%, 4.9%, 3.6%, 9.4%, 6.48%, 4.9%,.73%, dan.4%. Dari nilai singular tersebut, komponen utama interaksi yang dapat dipertimbangkan untuk model AMMI ada delapan komponen. Dengan metode postdictive success diperoleh tiga komponen utama interaksi yang nyata pada taraf nyata %, dengan F-hitung dan nilai-p masing-masing dapat dilihat pada Tabel 4. Interpretasi AMMI Hasil plot antara skor komponen utama interaksi pertama (KUI) dengan rata-rata respon gabungan menunjukkan bahwa genotipe yang mempunyai rata-rata respon gabungan tertinggi adalah genotipe G8, sedangkan genotipe G6 dan G7 mempunyai rata-rata terendah. KUI 0, 0,4 0,3 0, 0, 0,0-0, -0, -0,3-0,4 L3 0,3 L L 0,40 L6 G6 G7 G0 G G6 G4 0,4 G9 G3 L7 G G0 L8 G3 G9 G G4 G G G8 G7 G 0,0 Rataan Gambar Biplot AMMI untuk respon gabungan 0, G8 L4 L9 0,60 L 0,6 Biplot AMMI pada Gambar memperlihatkan bahwa ada beberapa genotipe yang memiliki pengaruh utama (rata-rata) yang relatif sama, tetapi pengaruh interaksinya terhadap lingkungan tanam berbeda karena terletak dalam satu garis vertikal tetapi tidak pada garis horizontal, yaitu antara genotipe G3, G9 dan G, genotipe G, G3 dan G, serta genotipe G dan G0. Struktur interaksi antara genotipe dan lingkungan untuk respon gabungan dapat dilihat dari biplot AMMI, yaitu plot antara skor KUI dengan skor KUI (Gambar 6). Skor komponen utama interaksi genotipe dan lingkungan untuk respon gabungan disajikan pada Lampiran. Biplot AMMI ini dapat menggambarkan keragaman interaksi sebesar 6,63%. Untuk mengetahui genotipe-genotipe yang stabil, digunakan selang kepercayaan normal ganda yang berbentuk ellips pada biplot AMMI. Perhitungan persamaan ellips menghasilkan jari-jari panjang 0,070 dan jari-jari pendek 0,069. Gambar 6 Biplot AMMI untuk respon gabungan Hasil biplot AMMI memperlihatkan bahwa genotipe G, G, G, G, dan G6 terletak di dalam ellips. Hal ini mengindikasikan bahwa genotipe-genotipe tersebut mempunyai respon yang stabil pada sembilan lingkungan tanam untuk respon gabungan. Dalam hal ini stabil secara agronomis atau stabil tipe II. Stabilnya kelima genotipe tersebut juga dapat dilihat dari nilai rata-rata respon gabungan genotipe tersebut pada setiap lingkungan. Pada Gambar 7, nampak bahwa dari kelima genotipe yang diduga stabil, ada empat genotipe yang pola perubahan rata-rata responnya mengikuti pola perubahan rataan umum respon setiap lingkungan (genotipe ), yaitu genotipe G, G, G, dan G6.

17 9 Rata-rata 0,7 0,6 0, 0,4 0,3 0, Lingkungan Genotipe Gambar 7 Plot perubahan Rata-rata respon gabungan genotipe yang diduga stabil pada sembilan lingkungan tanam Namun pada beberapa titik terlihat plot saling berpotongan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah plot-plot tersebut memang memiliki pola yang sama (sejajar). Dari hasil pengujian, diperoleh kesimpulan bahwa profil antara keempat genotipe tersebut (G, G, G, dan G6) sejajar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang pada statistik uji Wilks Lambda yang lebih besar dari α=%, yaitu 0.3. Genotipe-genotipe selain genotipe G, G, G, dan G6 diklasifikasikan sebagai genotipe yang bersifat spesifik lingkungan. Genotipe G4, dan G8 spesifik di lingkungan L dan L4, genotipe G, G4, G, G7, dan G8 spesifik di lingkungan L, L3, L, dan L9, sedangkan genotipe-genotipe lainnya spesifik di lingkungan L6, L7, dan L8. Pada Lampiran 4 terlihat bahwa tidak semua genotipe kacang tanah yang stabil (genotipe G, G, G, dan G6) menghasilkan rata-rata respon gabungan yang lebih tinggi dari rataan umum dari semua genotipe uji. Hanya genotipe G dan G yang memiliki rata-rata respon gabungan di atas rataan umum. Hal ini menunjukkan bahwa genotipe G dab G dapat dikatakan sebagai genotipe unggul, karena memiliki rata-rata respon gabungan yang tinggi hampir di semua lingkungan percobaan. Sedangkan genotipe G dan G6 memiliki rata-rata respon gabungan di bawah rataan umum dari semua genotipe uji. Berarti, walaupun genotipe G dan G6 merupakan genotipe stabil, genotipe-genotipe tersebut bukan merupakan genotipe yang unggul karena rata-rata respon gabungannya rendah hampir di semua lingkungan percobaan. 6 Hasil Klasifikasi Genotipe Berdasarkan Respon yang Diamati Berdasarkan respon tinggi tanaman, bobot 00 butir, polong kering, dan respon gabungan, diperoleh hasil klasifikasi genotipe stabil dan spesifik lingkungan seperti tersaji pada Tabel dan Tabel 7. Dari Tabel terlihat bahwa tidak ada genotipe yang dinyatakan stabil oleh semua respon yang diamati. Ada dua genotipe yang dinyatakan stabil oleh dua peubah respon, yaitu genotipe G yang stabil berdasarkan respon tinggi tanaman dan respon gabungan serta genotipe G yang stabil berdasarkan respon tinggi tanaman dan bobot 00 butir. Sedangkan genotipe-genotipe yang dinyatakan stabil menurut masing-masing respon adalah genotipe G, G, dan G9 stabil menurut respon tinggi tanaman, G9, G, dan G3 stabil menurut respon bobot tanaman, G7, G8, dan G0 stabil menurut respon polong kering, serta G, G, G6, dan G stabil menurut respon gabungan. Dari uraian di atas, diperoleh gambaran bahwa tidak semua genotipe yang diklasifikasikan stabil atau spesifik oleh karakteristik daya hasil (polong kering) didukung oleh hasil klasifikasi genotipe berdasarkan karakteristik yang lain. Hanya genotipe G8 di lingkungan L, dan genotipe G0 di lingkungan L8 yang dinyatakan spesifik oleh semua peubah respon yang diamati (Tabel 7). Tabel Hasil klasifikasi genotipe stabil berdasarkan respon yang diamati Peubah Tinggi Tanaman G, G, G9 Bobot 00 Butir G9, G, G3 Polong Kering Genotipe Stabil G7, G8, G0 Respon Gabungan G, G, G6, G Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil klasifikasi genotipe stabil berdasarkan respon gabungan tidak sinkron (tidak sesuai) dengan hasil klasifikasi berdasarkan masing-masing respon atau dengan kata lain hasil klasifikasi genotipe stabil berdasarkan respon gabungan tidak mewakili kestabilan genotipe dari peubah asal (tinggi tanaman, bobot 00 butir, dan polong kering). Dari empat genotipe yang diklasifikasikan paling stabil berdasarkan biplot AMMI oleh respon gabungan, hanya genotipe G yang juga dinyatakan paling stabil oleh salah satu

18 0 peubah asalnya (tinggi tanaman), sedangkan genotipe G, G, dan G6 diklasifikasikan spesifik lingkungan oleh masing-masing peubah asal. Padahal, respon gabungan memiliki korelasi yang cukup erat (> 0.) dengan seluruh peubah asal (Tabel 6). Akan tetapi, jika dilihat dari bipot AMMI untuk masing-masing respon pada Lampiran 6, sebenarnya posisi genotipe G, G, dan G6 lebih dekat ke titik kestabilan (titik 0,0) daripada ke titik lingkungan terluarnya (titik sudut kuadran). Tabel 6 Korelasi peubah asal dengan respon gabungan Tinggi tanaman Bobot 00 butir Polong kering Bobot butir Polong kering Respon gabungan Hal ini bisa saja disebabkan karena adanya kesalahan pendeteksian genotipe stabil pada biplot AMMI, mengingat total keragaman yang mampu dijelaskan oleh biplot AMMI untuk peubah respon yang diamati hanya sebesar.04% %. Sehingga masih ada error sekitar 7.67% %. Pada Tabel 7 disajikan hasil klasifikasi genotipe sfesifik lingkungan untuk semua peubah asal dan respon gabungannya. Untuk setiap respon yang diamati, genotipe dikelompokkan menurut kuadran yang dibentuk pada biplot AMMI (Lampiran 6). Kode lingkungan diluar tanda kurung menunjukkan lingkungan terluar yang merupakan titik sudut tiap kuadran, sedangkan kode lingkungan di dalam tanda kurung menunjukkan lingkungan yang berada dalam satu kuadran dengan lingkungan terluarnya. Kode genotipe yang dicetak tebal adalah dua genotipe yang paling spesifik pada masingmasing lingkungan terluar berdasarkan biplot AMMI dibandingkan genotipe lain yang berada dalam kuadran tersebut. Dari Tabel 7 dapat diketahui genotipe yang memiliki kemiripan sifat berdasarkan karakteristik tertentu, yaitu genotipe-genotipe yang berada dalam sel yang sama. Sebagai contoh yaitu G4, G8, G8, G, dan G samasama diklasifikasikan sebagai genotipe yang spesifik di lingkungan L4, L9, L, L, dan L6 berdasarkan karakteristik tinggi tanaman. Tabel 7 Hasil klasifikasi genotipe spesifik lingkungan untuk setiap respon yang diamati Respon Kode Lingkungan Kode Genotipe L4 (L9,L, L, L6) G4, G8, G8, G, G L7 (L3, L8) G6, G0, G3, G7, G0 L G7, G4, G6, G, G9, G3, G L7 (L6) G, G9, G0, G7, G3 L (L8) G9, G0 Tinggi Tanaman Bobot 00 Butir Polong Kering Respon Gabungan L (L3) G8, G4, G4,G7 L9 G, G8, G, G, G6, G6, G L (L4) G6, G8, G, G6, G, G, G L9 (L, L, L8) G4, G0, G, G, G4, G, G8 L3 (L6) G, G6, 63, G L7 (L, L4) G6, G, G9, G0, G7, G3, G9, G3, G0 L9, L (L3, L) G4, G7, G, G8 L (L4) G8, G4 L6, L7 (L8) G3, G0, G0, G9, G9, G7, G, G3, G6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis daya adaptasi tanaman kacang tanah menggunakan metode AMMI terhadap respon gabungan, diperoleh empat genotipe yang dapat diklasifikasikan sebagai genotipe stabil, yaitu genotipe G, G, G, dan G6. Sedangkan genotipe lain merupakan genotipe yang spesifik lingkungan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak semua genotipe yang dinyatakan sebagai genotipe stabil merupakan genotipe yang unggul. Hal ini dapat terlihat dari ratarata respon yang dihasilkan genotipe stabil tidak selalu berada di atas rataan umum dari semua genotipe uji dan rata-rata responnya

19 relatif rendah hampir di semua lingkungan percobaan. Dalam penelitian ini diperoleh dua genotipe yang bisa dikatakan genotipe unggul, yaitu genotipe G dan G. Genotipe ini dapat dipertimbangkan sebagai calon varietas baru yang dapat diperkenalkan kepada para petani. Saran Penelitian ini hanya melibatkan satu metode penggabungan respon, sehingga tidak dapat dilakukan pembandingan untuk mengetahui metode penggabungan respon yang memberikan hasil yang paling baik. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk menggunakan beberapa metode penggabungan respon. Hal ini dimaksudkan untuk mempertajam hasil analisis. DAFTAR PUSTAKA Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI) Rencana Induk Program Penelitian BALITKABI Malang. Gani, A. and R. Duncan Fiji s Governance Index. http// index.php?id=834&tipe=98 [8/7/00]. Kang, MS. 00. Quantitative Genetics, Genomics and Plant Breeding. New York: CABI Publishing. Mattjik, AA. dan IM. Sumertajaya. 00. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor: IPB Press. Morrison, DF Multivariate Statistical Methods. New York: University of Pennsyilvania. Sa diyah, H Analisis Multilokasi dengan Multirespon Meng-gunakan AMMI [skripsi]. Bogor: Fakultas MIPA, IPB. Sumertajaya, IM. 00. Kajian Pengaruh Inter Blok dan Interaksi pada Uji Lokasi Ganda dan Respon Ganda [disertasi]. Bogor: Fakultas MIPA, IPB.

20 LAMPIRAN

21 Lampiran Uji kehomogenan ragam tiap peubah respon. Data Asli.. Tinggi Tanaman. Data Hasil Transformasi Akar Kuadrat.. Bobot 00 Butir lingk Bartlett's Test Test Statistic 9,3 P-Value 0,37 lingk Bartlett's Test Test Statistic,30 P-Value 0, ,0, 3,0 3, 4,0 4, 9% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs 0, 0,0 0, 0,30 0,3 9% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs.. Bobot 00 Butir.. Polong Kering lingk Bartlett's Test Test Statistic 4,9 P-Value 0,00 lingk Bartlett's Test Test Statistic 4,46 P-Value 0, % Bonferroni Confidence Intervals for StDevs 0,00 0, 0,0 0,7 0,00 9% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs..3 Polong Kering Uji Kehomogenan untuk Produksi Polong Kering Bartlett's Test Test Statistic,37 P-Value 0, lingk ,3 0,4 0, 0,6 0,7 0,8 9% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs 0,9

22 3 Lampiran Uji kenormalan galat tiap peubah respon. Data Asli.. Tinggi Tanaman. Data Hasil Transformasi Akar Kuadrat.. Bobot 00 Butir 99, Mean,3094E- StDev 3,006 N 40 A D 0,4 P-Value 0,84 99, Mean,767E-7 StDev 0,4 N 40 AD 0,480 P-Value 0, Percent 0 0 Percent 0 0 0, RESI 0 0,0 -,0-0, 0,0 RESI 0,,0.. Bobot 00 Butir.. Polong Kering 99, Mean 33,6 StDev 7,3 N 40 A D,4 P-Value <0,00 99, Mean 4,39E-7 StDev 0,303 N 40 AD 0,86 P-Value 0, Percent 0 0 Percent 0 0 0, Bobot ,0-0,0-0, 0,00 RESI3 0, 0,0..3 Polong Kering 99, Mean,03 StDev 0,7330 N 40 AD 0,843 P-Value 0,030 Percent ,0-0 Polker 3 4

23 4 Lampiran 3 Tabel analisis ragam untuk masing-masing respon 3. Tinggi Tanaman SK DB JK KT F-hit Nilai- p L B(L) G L*G KUI KUI KUI Sisaan Error Total Bobot 00 Butir SK DB JK KT F-hit Nilai-p L B(L) G L*G KUI KUI KUI Sisaan Error Total Polong Kering SK DB JK KT F-hit Nilai-p L B (L) G L*G KUI KUI KUI KUI Sisaan Error Total

24 Lampiran 4 Tabel rataan respon gabungan untuk tiap genotipe dan lingkungan tanam L L L3 L4 L L6 L7 L8 L9 Rataan Genotipe G G G G G G G G G G G G G G G G G G G G Rataan Lingkungan

25 6 Lampiran Skor KUI genotipe dan lingkungan untuk respon gabungan KUI KUI KUI3 KUI4 KUI KUI6 KUI7 KUI8 G G G G G G G G G G G G G G G G G G G G L L L L L L L L L

26 7 Lampiran 6 Biplot AMMI untuk masing-masing respon 6. Tinggi Tanaman 6. Bobot 00 Butir 6. Polong Kering

MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K

MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K , April 2009 p : 11-15 ISSN : 0853-8115 Vol 14 No.1 MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K Mohammad Masjkur 1 dan Niken Dyah Septiastuti Departemen Statistika FMIPA-IPB E-mail : 1 masjkur@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION GERI ZANUAR FADLI

PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION GERI ZANUAR FADLI PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION GERI ZANUAR FADLI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai rujukan ada dua penelitian. Rujukan penelitian pertama yaitu penelitian Lavoranti et al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai rujukan ada dua penelitian. Rujukan penelitian pertama yaitu penelitian Lavoranti et al. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini dicantumkan mengenai penelitian terdahulu yang digunakan sebagai rujukan. Penelitian terdahulu yang digunakan

Lebih terperinci

Forum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics. journal.ipb.ac.id/index.php/statistika

Forum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics. journal.ipb.ac.id/index.php/statistika PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (Application of Weighted Principal Component for Variable Reduction in Additive Main

Lebih terperinci

MODEL ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (AMMI) PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K NIKEN DYAH SEPTIASTUTI

MODEL ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (AMMI) PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K NIKEN DYAH SEPTIASTUTI MODEL ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (AMMI) PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K NIKEN DYAH SEPTIASTUTI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN PADA PADI HIBRIDA BERDASARKAN RESPON GABUNGAN SUCI TIARA

IDENTIFIKASI INTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN PADA PADI HIBRIDA BERDASARKAN RESPON GABUNGAN SUCI TIARA IDENTIFIKASI INTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN PADA PADI HIBRIDA BERDASARKAN RESPON GABUNGAN SUCI TIARA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENERAPAN AMMI RESPON GANDA DENGAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA PADA UJI STABILITAS TANAMAN KUMIS KUCING ANNISA

PENERAPAN AMMI RESPON GANDA DENGAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA PADA UJI STABILITAS TANAMAN KUMIS KUCING ANNISA PENERAPAN AMMI RESPON GANDA DENGAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA PADA UJI STABILITAS TANAMAN KUMIS KUCING ANNISA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk inferensi statistika. Metode bootstrap mengesampingkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk inferensi statistika. Metode bootstrap mengesampingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode bootstrap merupakan metode simulasi berbasiskan data yang dapat digunakan untuk inferensi statistika. Metode bootstrap mengesampingkan distribusi sampling dari

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI)

Analisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI) Analisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI) The Analysis of Stability of Seven Sweet Corn Populations Using Additive

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (3), Agustus 2015, pp ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (3), Agustus 2015, pp ISSN: IMPLEMENTASI METODE BOOTSTRAP DALAM INFERENSI TITIK- TITIK BIPLOT AMMI MODEL AMMI CAMPURAN (MIXED AMMI) (Studi Kasus: Menduga Stabilitas Genotipe Padi) Ni Putu Ayu Dinita Trisnayanti 1, I Komang Gde Sukarsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan luas pertanaman dan hasil biji kedelai. Salah satu faktor pembatas bagi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan luas pertanaman dan hasil biji kedelai. Salah satu faktor pembatas bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kultivar kedelai (Glycine max (L.) Merrill) berdaya hasil tinggi pada cakupan lingkungan yang luas merupakan faktor kunci dalam usaha peningkatan luas pertanaman

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNGGULAN DAN STABILITAS GALUR MUTAN KACANG TANAH DENGAN METODE TAI DAN AMMI MOHAMAD DJ. PAKAYA

ANALISIS KEUNGGULAN DAN STABILITAS GALUR MUTAN KACANG TANAH DENGAN METODE TAI DAN AMMI MOHAMAD DJ. PAKAYA ANALISIS KEUNGGULAN DAN STABILITAS GALUR MUTAN KACANG TANAH DENGAN METODE TAI DAN AMMI MOHAMAD DJ. PAKAYA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Lebih terperinci

ANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE FIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION SKRIPSI

ANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE FIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION SKRIPSI ANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE FIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION SKRIPSI Oleh: AKHMAD ZAKI NIM. 24010210120049 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GENOTIPE PADA PERCOBAAN MULTILOKASI PADI SAWAH DENGAN METODE AMMI. Oleh: Miftachul Hudasiwi G

IDENTIFIKASI STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GENOTIPE PADA PERCOBAAN MULTILOKASI PADI SAWAH DENGAN METODE AMMI. Oleh: Miftachul Hudasiwi G IDENTIFIKASI STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GENOTIPE PADA PERCOBAAN MULTILOKASI PADI SAWAH DENGAN METODE AMMI Oleh: Miftachul Hudasiwi G40004 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

UJI MULTILOKASI MELALUI ANALISIS AMMI MULTIRESPON (Studi Kasus : Penelitian Galur Tanaman Tembakau Madura)

UJI MULTILOKASI MELALUI ANALISIS AMMI MULTIRESPON (Studi Kasus : Penelitian Galur Tanaman Tembakau Madura) Xplore, 2013, Vol. 1(1):e6(1-5) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB UJI MULTILOKASI MELALUI ANALISIS AMMI MULTIRESPON (Studi Kasus : Penelitian Galur Tanaman Tembakau Madura) Satria Yudha Herawan, I

Lebih terperinci

PENANGANAN KETIDAKHOMOGENAN RAGAM AKIBAT KEBERADAAN DATA EKSTRIM MELALUI PENDEKATAN EM-AMMI NADA TSURAYYA

PENANGANAN KETIDAKHOMOGENAN RAGAM AKIBAT KEBERADAAN DATA EKSTRIM MELALUI PENDEKATAN EM-AMMI NADA TSURAYYA PENANGANAN KETIDAKHOMOGENAN RAGAM AKIBAT KEBERADAAN DATA EKSTRIM MELALUI PENDEKATAN EM-AMMI NADA TSURAYYA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Metode Procrustes Dalam untuk Pendugaan Heritabilitas dari Karakter Agronomik Beberapa Galur Kacang Hijau

Metode Procrustes Dalam untuk Pendugaan Heritabilitas dari Karakter Agronomik Beberapa Galur Kacang Hijau Vol. 8, No.1, 2-38, Juli 2011 Metode Procrustes Dalam untuk Pendugaan Heritabilitas dari Karakter Agronomik Beberapa Galur Kacang Hijau Raupong Abstrak Analisis model Additive Main Effects and Multiplicative

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan merupakan suatu uji dalam atau deretan uji baik menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah

Lebih terperinci

Forum Statistika dan Komputasi, April 2010 p : ISSN :

Forum Statistika dan Komputasi, April 2010 p : ISSN : , April 2010 p : 28-35 ISSN : 0853-8115 Vol 15 No.1 PENDUGAAN KESTABILAN GENOTIPE PADA MODEL AMMI MENGGUNAKAN METODE RESAMPLING BOOTSTRAP (Genotype Stability Estimation of AMMI Model by Bootstrap Resampling)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya peradaban manusia maka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbanding lurus. Pada dasarnya ini merupakan usaha manusia untuk melangsungkan

Lebih terperinci

Keywords: Factorial Experiment, CRBD, AMMI, Analysis of Variance, PCA, Biplot

Keywords: Factorial Experiment, CRBD, AMMI, Analysis of Variance, PCA, Biplot ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 529-536 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 010 Maret 011, kecuali lokasi Sukabumi pada bulan Maret Juni 011. Tempat Penelitian dilaksanakan di 7 lokasi yaitu Bogor,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas padi adalah melalui program pemuliaan tanaman. Program yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan varietas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL

PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL Prasetyo Universitas Negeri Malang E-mail : pras_kazekage@yahoo.com Pembimbing: (I) Ir. Hendro

Lebih terperinci

II. MODEL AMMI PADA DATA BERDISTRIBUSI BUKAN NORMAL: TRANSFORMASI KENORMALAN

II. MODEL AMMI PADA DATA BERDISTRIBUSI BUKAN NORMAL: TRANSFORMASI KENORMALAN II. MODEL AMMI PADA DATA BERDISTRIBUSI BUKAN NORMAL: TRANSFORMASI KENORMALAN.1 Pendahuluan Analisis AMMI adalah suatu teknik analisis data percobaan dua faktor perlakuan dengan pengaruh utama perlakuan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH

PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1) Bahriddin Abapihi//Paradigma, Vol.15 No.1 Pebruari 2011 hlm.11 18 11 ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA Bahriddin Abapihi 1) 1) Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Haluoleo,

Lebih terperinci

INFERENSI TITIK-TITIK PADA BIPLOT AMMI MENGGUNAKAN RESAMPLING BOOTSTRAP SKRIPSI

INFERENSI TITIK-TITIK PADA BIPLOT AMMI MENGGUNAKAN RESAMPLING BOOTSTRAP SKRIPSI INFERENSI TITIK-TITIK PADA BIPLOT AMMI MENGGUNAKAN RESAMPLING BOOTSTRAP SKRIPSI Oleh Permata Atsna ul Laili NIM 081810101054 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BABI. PENDAHULUAN Latar 8elakang

BABI. PENDAHULUAN Latar 8elakang BABI. PENDAHULUAN 1.1. Latar 8elakang Sumberdaya manusia merupakan salah satu pilar pembangunan nasianal Keberhasilan pembangunan nasional akan ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman di lapangan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga Bogor. Kebun percobaan memiliki topografi datar dengan curah hujan rata-rata sama dengan

Lebih terperinci

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan. Tabel Hasil pendugaan model pengaruh tetap dengan Y sebagai peubah respon dan X, X dan X sebagai C -. 00 X -5 0.50 X.05 00 X 00 R 0.6 Adjusted R 0.6 Hasil pendugaan model data panel dengan Y sebagai peubah

Lebih terperinci

KOREKSI METODE CONNECTED AMMI DALAM PENDUGAAN DATA TIDAK LENGKAP ABSTRAK

KOREKSI METODE CONNECTED AMMI DALAM PENDUGAAN DATA TIDAK LENGKAP ABSTRAK KOREKSI METODE CONNECTED AMMI DALAM PENDUGAAN DATA TIDAK LENGKAP I Made Sumertajaya 2 Ahmad Ansori Mattjik 3 I Gede Nyoman Mindra Jaya,2 Dosen Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor,3 Mahasiswa

Lebih terperinci

KLASIFIKASI GENOTIPE PADA DATA TIDAK LENGKAP DENGAN PENDEKATAN MODEL AMMI

KLASIFIKASI GENOTIPE PADA DATA TIDAK LENGKAP DENGAN PENDEKATAN MODEL AMMI KLASIFIKASI GENOTIPE PADA DATA TIDAK LENGKAP DENGAN PENDEKATAN MODEL AMMI Oleh: Pika Silvianti G 45 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 5 ABSTRAK

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAYA HASIL VARIETAS KEDELAI DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MADIUN, JAWA TIMUR

ANALISIS STABILITAS DAYA HASIL VARIETAS KEDELAI DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MADIUN, JAWA TIMUR ANALISIS STABILITAS DAYA HASIL VARIETAS KEDELAI DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MADIUN, JAWA TIMUR Amik Krismawati 1 dan D. M. Arsyad 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 8 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Lokasi penelitian di lahan agroforestri di Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten

Lebih terperinci

gabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh

gabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh 81 PEMBAHASAN UMUM Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selama cekaman suhu rendah diantaranya; (a) faktor fisiologi, faktor lingkungan sebelum dan sesudah fase penting pertumbuhan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara 34 Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot 40 cm x x 15 cm 100 cm x x x x x 200 cm x x 35 Lampiran 2. Bagan Lahan Penelitian III 100 cm I I 50 cm 200 cm T0R3 T1R2 T1R3 T0R0 T0R2 T1R1 100 cm U T0R1 T1R0 T1R2

Lebih terperinci

MIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (M-AMMI) DAN APLIKASINYA SKRIPSI

MIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (M-AMMI) DAN APLIKASINYA SKRIPSI MIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (M-AMMI) DAN APLIKASINYA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN 3 berada pada jarak sejauh tiga atau empat kali simpangan baku dari nilai tengahnya (Aunuddin 1989). Pendekatan pencilan dapat dilakukan dengan melihat plot peluang normal. Apabila terdapat loncatan vertikal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot)

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rancangan Petak Teralur Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot) sebagai satuan percobaan yang terdiri dari plot baris untuk perlakuan

Lebih terperinci

IV. PERBANDINGAN KONFIGURASI MATRIKS INTERAKSI: METODE PROCRUSTES

IV. PERBANDINGAN KONFIGURASI MATRIKS INTERAKSI: METODE PROCRUSTES IV. PERBANDINGAN KONFIGURASI MATRIKS INTERAKSI: METODE PROCRUSTES 4.1 Pendahuluan Dua pendekatan dalam menangani ketaknornalan data pada pemodelan bilinier telah dibicarakan pada bab-bab sebelumnya. Bab

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes dengan Mathematica Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa program paket statistika seperti SAS,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GENOTIPE YANG MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP INTERAKSI GENOTIPE LINGKUNGAN PADA MODEL AMMI RUSIDA YULIYANTI

IDENTIFIKASI GENOTIPE YANG MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP INTERAKSI GENOTIPE LINGKUNGAN PADA MODEL AMMI RUSIDA YULIYANTI IDENTIFIKASI GENOTIPE YANG MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP INTERAKSI GENOTIPE LINGKUNGAN PADA MODEL AMMI RUSIDA YULIYANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian TAKAR-1 dan TAKAR-2, Varietas Unggul Kacang Tanah Terbaru Dua varietas unggul baru kacang tanah yaitu TAKAR-1 dan TAKAR-2 telah dilepas berdasarkan SK Kementan No. 3253/Kpts/SR.120/9/2012 dan No 3255/Kpts/SR.120/9/2012.

Lebih terperinci

ARSYAD DAN NUR: STABILITAS HASIL GALUR KEDELAI DI LAHAN MASAM. Analisis AMMI untuk Stabilitas Hasil Galur-galur Kedelai di Lahan Kering Masam

ARSYAD DAN NUR: STABILITAS HASIL GALUR KEDELAI DI LAHAN MASAM. Analisis AMMI untuk Stabilitas Hasil Galur-galur Kedelai di Lahan Kering Masam Analisis AMMI untuk Stabilitas Hasil Galur-galur Kedelai di Lahan Kering Masam Darman M. Arsyad dan Amin Nur Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak, PO Box 66 Malang,

Lebih terperinci

Company LOGO ANALISIS BIPLOT

Company LOGO ANALISIS BIPLOT Company LOGO ANALISIS BIPLOT Pendahuluan Company name Data : ringkasan berupa nilai beberapa peubah pada beberapa objek Objek n Nilai Peubah X X.. Xp Company name Penyajian Data dalam bentuk matriks =

Lebih terperinci

APLIKASI GGE BIPLOT UNTUK EVALUASI STABILITAS DAN ADAPTASI GENOTIPA-GENOTIPA DENGAN DATA PERCOBAAN LINGKUNGAN GANDA. E. Jambormias dan J.

APLIKASI GGE BIPLOT UNTUK EVALUASI STABILITAS DAN ADAPTASI GENOTIPA-GENOTIPA DENGAN DATA PERCOBAAN LINGKUNGAN GANDA. E. Jambormias dan J. JAMBORMIAS & RIRY: Aplikasi GGE Biplot untuk Evaluasi Stabilitas APLIKASI GGE BIPLOT UNTUK EVALUASI STABILITAS DAN ADAPTASI GENOTIPA-GENOTIPA DENGAN DATA PERCOBAAN LINGKUNGAN GANDA Application of GGE Biplot

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode 23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI Oleh : SITI NURBAITI G14102022 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK SITI

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN 2012-2013 1 KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari, melilih dan melakukan prosedur analisis data berdasarkan rancangan percobaan yang telah

Lebih terperinci

PENGARUH UTAMA ADITIF DENGAN INTERAKSI GANDA (UAIG)

PENGARUH UTAMA ADITIF DENGAN INTERAKSI GANDA (UAIG) 1 PENGARUH UTAMA ADITIF DENGAN INTERAKSI GANDA (UAIG) SKRIPSI LASTRI MANURUNG 090823012 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 2 PENGARUH

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Lampiran 2 Analisis Daya Adaptasi Tanaman Karakteristik Agronomi Hasil (HSL) Gambar 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN Lampiran 2 Analisis Daya Adaptasi Tanaman Karakteristik Agronomi Hasil (HSL) Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik tanaman jagung yang dikaji dalam penelitian ini meliputi karakteristik agronomi seperti usia masak fisiologis, kadar air panen, berat tongkol dan hasil. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK TENAGA KERJA MENGGUNAKAN REGRESI AKAR CIRI

PEMODELAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK TENAGA KERJA MENGGUNAKAN REGRESI AKAR CIRI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 86 95 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK TENAGA KERJA MENGGUNAKAN REGRESI AKAR CIRI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR Jur. Ris. & Apl. Mat. I (207), no., xx-xx Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn: 258-054 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP Ariyani 1, Raupong, Annisa 3 ABSTRAK Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) merupakan salah satu bentuk rancangan lingkungan dimana

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU Oleh : Heru Novriyadi G4004 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Data

DATA DAN METODE. Data DATA DAN METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil percobaan padi varietas IR 64 yang dilaksanakan tahun 2002 pada dua musim (kemarau dan hujan). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Pendugaan Data Hilang Menggunakan Metode Connected EM-AMMI dalam Bahasa R

Pendugaan Data Hilang Menggunakan Metode Connected EM-AMMI dalam Bahasa R Pendugaan Data Hilang Menggunakan Metode Connected EM-AMMI dalam Bahasa R Siskha Maulana Basrul #1, Atus Amadi Putra *2, Yenni Kurniawati *3 # Student of Mathematics Department State University of Padang,

Lebih terperinci

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika 4 Kelas 2 Kelas 1 N3 N4 N3 N4 Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan adalah data nilai capaian mahasiswa dalam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE BOOTSTRAP DALAM INFERENSI TITIK- TITIK BIPLOT AMMI MODEL AMMI CAMPURAN (MIXED AMMI)

IMPLEMENTASI METODE BOOTSTRAP DALAM INFERENSI TITIK- TITIK BIPLOT AMMI MODEL AMMI CAMPURAN (MIXED AMMI) LEMBAR JUDUL IMPLEMENTASI METODE BOOTSTRAP DALAM INFERENSI TITIK- TITIK BIPLOT AMMI MODEL AMMI CAMPURAN (MIXED AMMI) (Studi Kasus: Menduga Stabilitas Genotipe Padi) KOMPETENSI STATISTIKA [SKRIPSI] NI PUTU

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Tabel 1. Keterangan mutu label pada setiap lot benih cabai merah

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Tabel 1. Keterangan mutu label pada setiap lot benih cabai merah 11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan Pengujian pada Regresi Ganda

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan Pengujian pada Regresi Ganda Analisis Regresi Pokok Bahasan Pengujian pada Regresi Ganda Model Regresi Linier Berganda Model Regresi Linier Berganda, dengan k peubah penjelas : Y β β X β X β X k k Parameter regresi sebanyak k+ diduga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di III. BAHAN DAN MATODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama

Lebih terperinci

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Latar belakang Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran?? TINJAUAN PUSTAKA Data Disagregat dan Agregat Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibedakan atas data internal dan data eksternal. Data internal berasal dari lingkungan sendiri sedangkan data eksternal

Lebih terperinci

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI)

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI) Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 016 Volume 10 Nomor 1 Hal. 9 16 PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI) Elvinus R. Persulessy

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian 1 2 PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian MENGAPA PERLU DIRANCANG? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERCOBAAN SATU FAKTOR RANCANGAN ACAK LENGKAP ( R A L ) Percobaan Satu Faktor : Pengaruh Takaran Pupuk

Lebih terperinci

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat Jika kita menganalisis data yang mempunyai lebih dari satu variabel, belum tentu analisis data tersebut dikategorikan analisis multivariat, bisa saja analisis

Lebih terperinci

P0V3 P2V4 P1V5. Blok II A B P1V2 P2V1 P0V5 P1V1 P0V1 P2V3

P0V3 P2V4 P1V5. Blok II A B P1V2 P2V1 P0V5 P1V1 P0V1 P2V3 Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian C Blok I P0V5 P2V2 P0V3 P0V4 P1V4 P1V3 P1V1 P2V4 P2V5 P0V2 P0V1 P2V3 P1V5 P1V2 P2V1 Blok II A B P0V3 P2V4 P1V2 P1V1 P2V5 P2V3 P0V1 P2V1 P1V3 P1V5 P2V2 P0V4 P0V5 P0V2

Lebih terperinci

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS :

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS : NAMA : KELAS : A. PENGERTIAN STATISTIKA Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menganalisis data, serta menyajikan data. Statistik adalah hasil dari pengolahan

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai dengan Juli 2009 di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MAGRI HANDOKO. Manajemen

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DELAPAN GENOTIPE TANAMAN JAHE DI TIGA LOKASI DI JAWA BARAT MUHAMMAD SIDIQ RUMAKABIS

ANALISIS STABILITAS DELAPAN GENOTIPE TANAMAN JAHE DI TIGA LOKASI DI JAWA BARAT MUHAMMAD SIDIQ RUMAKABIS ANALISIS STABILITAS DELAPAN GENOTIPE TANAMAN JAHE DI TIGA LOKASI DI JAWA BARAT MUHAMMAD SIDIQ RUMAKABIS DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995). 3 fungsi diskriminan cukup untuk memisahkan k buah kelompok. Karena fungsi-fungsi diskriminan tidak saling berkorelasi, maka komponen aditif dari V masing-masing didekati dengan khi-kuadrat dengan V j

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

OLEH : WIJAYA.   FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERCOBAAN SATU FAKTOR RANCANGAN ACAK LENGKAP ( R A L ) Percobaan Satu

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL Rancangan Petak Terpisah dalam RAL KULIAH 11 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Latar Belakang Sejarah : Rancangan ini awalnya berkembang pada bidang pertanian (Montgomery, 1997;

Lebih terperinci

Rancangan Petak Berjalur

Rancangan Petak Berjalur Rancangan Petak Berjalur Ade Setiawan 009 Nama lain untuk Rancangan Split-Blok adalah Strip-Plot atau Rancangan Petak-Berjalur (RPB. Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana ketepatan pengaruh

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN : PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Multikolinearitas yang tinggi diantara peubah-peubah bebas,

Lebih terperinci

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) Laporan Praktikum ke-2 Disusun untuk Memenuhi Laporan Praktikum Analisis Regresi Lanjutan Oleh Nama : Faisyal Nim : 125090507111001

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen 4 TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen (1989). Namun demikian sebagian besar penerapannya menggunakan

Lebih terperinci

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A24050113 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN 4 karena adanya perbedaan satuan pengukuran antar peubah. 1.. Memastikan tidak adanya pencilan pada data dengan mengidentifikasi adanya pencilan pada data. Pengidentifikasian pencilan dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci