INTRODUKSI BEBERAPA JENIS RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNGGUL SEBAGAI PENYEDIA HIJAUAN PAKAN PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KABUPATEN PINRANG
|
|
- Verawati Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INTRODUKSI BEBERAPA JENIS RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNGGUL SEBAGAI PENYEDIA HIJAUAN PAKAN PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KABUPATEN PINRANG (Introduction of Superior Grass and Legumes for Forages in Low-dry Land of Pinrang Regency) A. NURHAYU 1, A. SAENAB 2 dan M. SARIUBANG 1 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5, Makassar 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta ABSTRACT The assessment of introduction for superior grass and legumes was conducted in Tatae and Pekkabata village, Duampanua subdistrict, Pinrang Regency, South Sulawesi. The purpose of the study to get superior grass and legumes in low-dry land to provide good of forage, in particular during dry season. The grass that were introduced including Pennisetum purpureum cv Taiwan, Setaria sphacelata cv splenda, Digitaria milanjiana cv Jarra, Panicum infestum and legumes were Arachis pintoi cv Amarillo and Stylosanthes guianensis. Results obtained show that in Tatae village Pennisetum purpureum cv Taiwan has a high plants and production is cm and g/m 2, Setaria sphacelata cv splenda that is 72.3 cm and g/m 2, Digitaria milanjiana cv Jarra has long propagation and production of forage 52.2 cm and g/m 2, Panicum infestum 25.4 cm and 176 g/m 2, Stylosanthes guianensis long propagation 25.6 cm. In Pekkabata village, Setaria sphacelata cv splenda has high production of forage cm and g/m 2, Digitaria milanjiana cv Jarra cm and g/m 2, Panicum infestum cm and g/ m 2 and Arachis pintoi cv Amarillo cm and 14,549 g/m 2. The conclusions are Pennisetum purpureum cv Taiwan, Setaria sphacelata cv splenda, Digitaria milanjiana cv Jarra, Panicum infestum and Arachis pintoi cv Amarillo adaptive grow well, except Stylosanthes guianensis less because it is not adaptive and drought-resistant, than winning farmers so very honored and quickly spread to the other farmers' groups have even spread to several districts such as Cempa and Lembang subdistrict. Key Words: Introduction, Grass and Legumes Superior, Forage ABSTRAK Pengkajian introduksi rumput dan leguminosa unggul dilakukan di Kelurahan Tatae dan Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan rumput dan leguminosa unggul pada daerah lahan kering dataran rendah sehingga dapat menjadi penyedia hijauan pakan berkualitas khususnya pada musim kemarau untuk mendukung kegiatan pembibitan dan penggemukan sapi potong. Jenis rumput unggul yang diintroduksi yaitu Pennisetum purpureum cv Taiwan, Setaria sphacelata cv splenda, Digitaria milanjiana cv Jarra, Panicum infestum dan leguminosa unggul berupa Arachis pintoi cv amarillo dan Stylosanthes guianensis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa di Kelurahan Tatae Pennisetum purpureum cv Taiwan mempunyai tinggi dan produksi hijauan yaitu 126,1 cm dan 670,75 g/m 2, Setaria sphacelata cv Splenda yaitu 72,3 cm dan 371,71 g/m 2, Digitaria milanjiana cv Jarra mempunyai panjang rambatan dan produksi hijauan 52,2 cm dan 248,9 g/m 2, Panicum infestum 25,4 cm dan 176 g/m 2, Stylosanthes guianensis panjang rambatan 25,6 cm. Di Kelurahan Pekkabata Setaria sphacelata cv splenda mempunyai tinggi dan produksi hijauan 68,55 cm dan 204,83 g/m 2, Digitaria milanjiana cv Jarra 35,25 cm dan 169,93 g/m 2, Panicum infestum 23,05 cm dan 185,6 g/m 2 dan Arachis pintoi cv amarillo 28,25 cm dan g/m 2. Kesimpulan dari hasil kajian adalah introduksi rumput unggul yaitu Pennisetum purpureum cv Taiwan, Setaria sphacelata cv Splenda, Digitaria milanjiana cv Jarra, Panicum infestum dan leguminosa unggul berupa Arachis pintoi cv amarillo adaptif tumbuh baik kecuali Stylosanthes guianensis kurang adaptif karena tidak tahan kekeringan, selain itu rumput dan 733
2 leguminosa unggul sangat disukai petani sehingga dengan cepat menyebar ke kelompok tani lain bahkan sudah menyebar ke beberapa kecamatan seperti kecamatan cempa dan lembang. Kata Kunci: Introduksi, Rumput dan Leguminosa Unggul, Hijauan Pakan PENDAHULUAN Perkembangan ternak khususnya ternak ruminansia tidak terlepas dari ketersediaan pakan terutama hijauan pakan ternak. Hijauan pakan merupakan salah satu faktor pembatas perkembangan subsektor peternakan yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh (SURYANA dalam PRAWIRADIPUTRA, 2006). Di dalam sistem pemeliharaan tradisional, hijauan pakan ternak merupakan bagian terbesar dari seluruh pakan yang diberikan, dengan demikian hijauan pakan ternak yang umumnya terdiri atas rumput dan leguminosa merupakan bagian yang sangat penting di dalam usahata tani ternak. Namun di daerah tropika seperti di Indonesia pada umumnya dan Sulawesi Selatan pada khususnya, penyediaan pakan ternak selalu menjadi masalah sepanjang tahun terutama pada musim kemarau. Hal tersebut diakibatkan antara lain dengan kurangnya jenis hijauan yang tersedia pada musim kemarau. Selain itu penggunaan lahan dan intensifnya pertanaman tanaman pangan dan hortikultura juga menyebabkan semakin sempitnya lahan untuk hijauan pakan ternak (SARIUBANG et al, 2004). Sampai sejauh ini, sebagian besar hijauan pakan ternak yang diberikan kepada ternak di Indonesia masih berupa rumput lokal atau rumput asli atau sering juga disebut dengan rumput alam, baik yang berasal dari padang penggembalaan umum, maupun dari tempattempat lain seperti pematang sawah, pinggir hutan, saluran irigasi atau perkebunan (PRAWIRADIPUTRA et al, 2006). Kabupaten Pinrang merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memperoleh bantuan ternak sapi oleh pemerintah daerah dan telah berkembang dengan baik, namun yang menjadi masalah utama dihadapi oleh peternak adalah ketersediaan hijauan pakan yang semakin terbatas, mengingat daerah tersebut adalah daerah lahan kering dataran rendah sehingga tingkat kekeringannya cukup tinggi khususnya di musim kemarau, selain itu persawahan sangat intensif, sehingga areal persawahan yang diharapkan sebagai lokasi penyediaan rumput tidak ada lagi yang dapat dimanfaatkan. Untuk mengatasi kondisi seperti ini maka peternak dengan terpaksa harus berusaha mencarikan hijauan pakan meskipun lokasinya jauh dari kandang ternaknya. Introduksi rumput dan leguminosa adalah jenis rumput pakan yang sengaja didatangkan dari luar negeri karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan rumput lokal, terutama daya hasil dan mutunya. Biasanya rumput ini secara fisik relatif besar, tumbuh tegak, dan mempunyai daya hasil atau produktivitas yang sangat tinggi sehingga rumput ini disebut juga dengan rumput unggul (PRAWIRADIPUTRA et al., 2006). Oleh karena itu, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan melakukan kajian introduksi beberapa jenis rumput dan leguminosa unggul yang sebagian besar jenisnya telah diuji pada beberapa tempat lainnya dan telah didapatkan jenis yang mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik pada kondisi setempat. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mendapatkan jenis rumput dan leguminosa unggul pada daerah lahan kering dataran rendah sehingga dapat menjadi penyedia hijauan pakan berkualitas khususnya pada musim kemarau untuk mendukung kegiatan pembibitan dan penggemukan sapi potong di daerah tersebut. MATERI DAN METODE Topografi lokasi seluruhnya datar, curah hujan rata-rata 104,25 mm/bulan intensitas curah hujan yang relatif tinggi terjadi selama bulan November sampai bulan Mei dengan rataan jumlah hujan adalah berkisar 7,75 hari/bulan dengan frekuensi tertinggi terjadi selama bulan Desember sampai bulan Februari. Air Irigasi berasal dari sungai Lasape yang terletak disebelah selatan kelurahan pengkajian. Saluran air yang masuk di lokasi kegiatan adalah saluran sekunder Kolo-Koli dan saluran Paria, dilengkapi dengan saluran tersier (BPS, 2006). 734
3 Pengkajian ini dilakukan di kelurahan Tatae dan Pekkabata, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dengan melibatkan kelompok tani Lembu Suro. Penanaman dan pengamatan dilakukan sejak bulan Mei hingga Oktober Pada Kelurahan Tatae penanaman dilakukan dalam plot-plot percobaan dengan ukuran 20 x 5 m, introduksi rumput unggul berupa Panicum infestum, Setaria sphacelata cv Splendida, D. milanjiana cv Jarra, dan Pennisetum purpureum cv Taiwan, sedangkan leguminosa berupa Stylosanthes guianensis. Di Kelurahan Pekkabata dilakukan dalam plot percobaan dengan ukuran 10 x 5 m, rumput unggul yang diintroduksi adalah Panicum infestum, S. sphacelata cv Splendida dan D. milanjiana cv Jarra, sedang jenis leguminosa berupa Arachis pintoi cv Amrillo. Di kelurahan Pekkabata dilakukan penanaman di pinggir saluran irigasi disamping untuk menahan erosi juga untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan. Metode penanaman dengan menggunakan stek batang untuk Pennisetum purpureum cv Taiwan dan metode anakan (pols) untuk jenis rumput dan leguminosa lainnya. Pemberian pupuk formula pupuk NPK (2 : 1 : 2) dengan perbandingan untuk jenis rumput 2,5 kw/ha sedangkan jenis leguminosa diberikan pupuk 2 kw/ha dengan formula (NPK = 1 : 2 : 1). Pemotongan pertama untuk rumput 40 hari setelah tanam dengan interval pemotongan 20 hari, sedang untuk leguminosa pemotongan pertama 60 hari setelah tanam dengan interval pemotongan 30 hari. Pengamatan dilakukan setelah pemotongan pertama. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman pada rumput kecuali D. milanjiana cv Jarra dan leguminosa berupa panjang rambatan, produksi hijauan dan penyebaran rumput di tingkat petani dengan metode survei dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman Dari hasil pengukuran, P. purpureum cv Taiwan mempunyai rataan tinggi sebesar 126,1 cm, Setaria sphacelata cv Splenda 72,3 cm, Panicum infestum 25,4 cm, panjang rambatan Digitaria milanjiana cv Jarra 52,2 cm. Untuk leguminosa S. guianensis rataan panjang rambatannya 25,6 cm. Pengamatan tinggi tanaman atau panjang rambatan pada lokasi I yaitu Kelurahan Tatae dapat dilihat pada Tabel 1. Perbedaan pertumbuhan tiap jenis tanaman disamping disebabkan oleh potensi genetiknya juga disebabkan oleh respon masing-masing tanaman terhadap iklim seperti jenis tanah dan kandungan air tanah, intensitas radiasi matahari, curah hujan (TILMAN et al., 1983). Berdasarkan hasil pengamatan, P. purpureum cv Taiwan (rumput Taiwan) yang paling baik pertumbuhannya dibandingkan dengan jenis lainnya. Rumput ini merupakan kultivar dari rumput Gajah. Kultivar ini yang disenangi dan dianjurkan oleh BIB Lembang untuk ditanam. Batangnya lunak, daun lebar berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik. Produktivitas tinggi, bisa mencapai 300 ton/hektar per tahun dengan kondisi pemupukan dan pemeliharaan optimal (ANONIMUS, 2005). Stylosanthes guianensis menunjukkan pertumbuhan yang kurang bagus oleh karena kondisi lahan yang kering. hal ini sesuai yang dilaporkan LOMPENGENG et al. (2000) bahwa Stylosanthes guianensis kurang adaptif pada lahan kering jenis tanah PMK (pod solid merah kuning). Pada jenis lahan ini hanya mampu bertahan pada defoliasi kedua akibat kekeringan dan kurangnya unsur hara. Tabel 1. Tinggi tanaman atau panjang rambatan hijauan di Kelurahan Tatae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang Tinggi tanaman (cm) Plot I Plot II Plot III Rataan Setaria sphacelata cv Splenda 85,7 70,9 60,3 72,3 Digitaria milanjiana cv Jarra 45,8 50,3 60,5 52,2 Panicum infestum 25,6 30,2 20,5 25,4 Stylosanthes guianensis - 20,4 30,8 25,6 Pennisetum purpureum 98,8 120,8 158,8 126,1 735
4 Untuk pengamatan tinggi tanaman pada lokasi II Pekkabata yaitu pada pinggir saluran irigasi dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pertumbuhan tinggi tanaman relatif lebih rendah karena musim kemarau. Kebutuhan air tanaman dipenuhi melalui penyiraman. Pada plot ini tidak dilakukan pengamatan produksi biomas karena umur tanaman masih muda dan musim tidak memungkinkan, namun dari indikator pertumbuhan berupa tinggi tanaman keempat jenis rumput dan legum tersebut masuk dalam kategori adaptif. Produksi hijauan Produksi hijauan di Kelurahan Tatae dari berat basah lebih tinggi dari tahun sebelumnya pada lokasi yang sama Rumput baru yaitu rumput Taiwan (P. purpureum cv Taiwan) menampakkan hasil berat basah yang tinggi rata-rata 2866,6 g/m 2 (sampel diambil/meter kubik). Menyusul Setaria sphacelata cv Splenda berat basah rata-rata 1326,6 g/m 2, Digitaria milanjiana cv Jarra berat basah ratarata 793,3 g/m 2. Berat basah rata rata Panicum infestum 670 g/m 2. Sedangkan leguminosa Stylosanthes guianensis tidak dapat diukur produksi hijauannya karena pertumbuhannya yang kurang bagus. Berat kering rata-rata tanam rumput P. purpureum 670,63 g/m 2, S. sphacelata cv Splenda 371,7 g/m 2, D. milanjiana cv Jarra 248,9 g/m 2, P. infestum 176 g/m 2 (Tabel 3). Rumput S. sphacelata cv splenda mempunyai rataan berat basah 204,83 g/m 2, D. milanjiana cv Jarra 885 g/m 2 dan dan P. infestum 462,5 g/m 2. Sedangkan leguminosa Arachis pintoi cv amarillo mempunyai berat basah 510 g/m 2. Produksi rumput S. sphacelata cv splenda, D. milanjiana cv Jarra dan P. infestum di Kelurahan Tatae lebih tinggi daripada produksi di Kelurahan Pekkabata oleh karena di Kelurahan Tatae pertumbuhan tanaman sudah memasuki tahun ke-2. Hal ini sesuai dikemukakan oleh IDRIS (2003), bahwa sampel yang diambil pada tanaman yang sama tetapi umur berbeda umumnya berat basah lebih tinggi (jarak defoliasi yang sama). Selanjutnya dijelaskan tanaman tua mempunyai rumpun yang lebih tinggi dari sebelumnya. Selain itu di Kelurahan Pekkabata tanaman yang ditanam di pinggir irigasi kondisi lahannya sangat kering karena memasuki musim kemarau dan saluran irigasi dalam keadaan kering pula sehingga penyiraman tanaman sangat kurang (Tabel 4). Tabel 2. Tinggi tanaman dan panjang rambatan hijauan pakan di Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang Tinggi tanaman (cm) Plot I Plot II Rataan Setaria sphacelata cv Splenda 65,4 71,7 68,55 Digitaria milanjiana cv Jarra 43,5 27,0 35,25 Panicum infestum 20,5 25,6 23,05 Arachis pintoi cv amarillo 21,8 34,7 28,25 Tabel 3. Produksi hijauan di Kelurahan Tatae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang Setaria sphacelata cv Splenda Berat basah (g/m 2 Rataan ) (g/m 2 Berat kering ) I II III I II III Rataan ,6 498,60 327,76 289,30 371,7 Digitaria milanjiana cv ,3 258,78 247,20 240,85 248,9 Jarra Panicum infestum ,31 210,20 120, Pennisetum purpureum ,6 850,30 560,80 600,79 670,73 736
5 Tabel 4. Produksi hijauan di lokasi penanaman Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang Berat basah Rataan Rataan Berat kering I II I II Setaria sphacelata cv Splenda ,86 230,80 204,83 Digitaria milanjiana cv Jarra ,89 200,97 169,93 Panicum infestum ,5 170,90 200,30 185,6 Arachis pintoi cv amarillo ,78 170,20 145,49 Penyebaran rumput di tingkat petani Setelah tahun ke dua introduksi rumput unggul di Kelurahan Tatae dan Kelurahan Pekkabata dilakukan survei dan wawancara ke petani kooperator dan non kooperator, diperoleh data bahwa penyebaran rumput unggul yang diintroduksi di lokasi pengkajian sudah menyebar pada beberapa petani lain di sekitar lokasi pengkajian, bahkan sudah menyebar ke kecamatan lain. Hasil survei dan wawancara dapat dilihat pada Tabel 5. Penyebaran rumput unggul dilokasi kajian belum seperti diharapkan, namun pola penyebarannya sudah ke kelompok tani yang lain baik di Kecamatan Duampanua maupun kecamatan lainnya seperti Lembang dan Cempa. Demikian pula terhadap tanggapan petani yang mengembangkan rumput, umumnya jenis yang palatabel adalah P. purpureum cv Taiwan menyusul S. sphacelata dan D. milanjiana, sedang untuk A. pintoi cv amarillo ada petani mengaku mengembangkannya disela tanaman tahunan. Tabel 5. Pola penyebaran rumput dan leguminosa introduksi Nama petani Kecamatan Tanggapan Rahman Lembang Jenis Setaria sphacelata yang paling palatabel kemudian rumput raja Pennisetum purpureum cv Taiwan, Digitaria milanjiana dan Panicum infestum sedang Arachis pintoi cv Amarillo cenderung dikembangkan disela tanaman tahunan Supu Lembang Pennisetum purpureum cv Taiwan yang paling palatable kemudian Digitaria milanjiana, Panicum infestum sedang Arachis pintoi cv Amarillo kurang mampu berkompetisi dengan gulma Herwin Lembang Jenis Setaria sphacelata yang paling palatabel kemudian rumput raja Pennisetum purpureum cv Taiwan, Digitaria milanjiana dan Panicum infestum Suki Lembang Jenis Setaria sphacelata yang paling palatabel kemudian rumput raja Pennisetum purpureum cv Taiwan dan Arachis pintoi cv Amarillo, ketiga rumput tersebut perlu pemeliharaan dan pemupukan setelah defoliasi ketiga H. Laesang Cempa Pennisetum purpureum cv Taiwan dan Setaria sphacelata sangat cocok untuk penggemukan ditambah dedak sebagai sumber energi, sedang Arachis pintoi cv Amarillo kurang diminati karena membutuhkan lahan yang luas tapi biomasnya rendah H. Madong Cempa Jenis Setaria sphacelata yang paling palatabel kemudian Pennisetum purpureum cv Taiwan, Digitaria milanjiana dan Panicum infestum Jamalu Duampanua Jenis Setaria sphacelata yang paling palatabel kemudian Pennisetum purpureum cv Taiwan, Digitaria milanjiana dan Panicum infestum, kurang berminat mengembangkan Arachis pintoi cv amarillo Sujoko Duampanua Jenis Setaria sphacelata yang paling palatabel kemudian Pennisetum purpureum cv Taiwan, Digitaria milanjiana dan Panicum infestum 737
6 KESIMPULAN 1. Introduksi rumput unggul yaitu Pennisetum purpureum cv Taiwan, Setaria sphacelata cv splenda, Digitaria milanjiana cv Jarra, Panicum infestum dan leguminosa unggul berupa Arachis pintoi cv amarillo adaptif tumbuh baik kecuali Stylosanthes guianensis kurang adaptif karena tidak tahan kekeringan. 2. Rumput dan leguminosa unggul disukai petani sehingga dengan cepat menyebar ke kelompok tani lain bahkan sudah menyebar ke beberapa kecamatan seperti kecamatan cempa dan lembang DAFTAR PUSTAKA ANONIMUS Hijauan pakan ternak: Rumput Gajah. (31 Desember 2005). BPS Pinrang dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. IDRIS, Y.M Respon Pertumbuhan dan Produksi Berbagai jenis Hijauan Pakan di Bawah Naungan Pada Musim Hujan dan Kemarau dengan Interval Defoliasi di Lahan Tegalan Kab. Barru. Thesis. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar. LOMPENGENG, A.B., G. KARTONO, F. DJUFRY, N.I. SIDIQ dan M.A. MUSTAHA Pola pengembangan Pakan Ternak pada Lahan Kering Alang-Alang. Laporan Pertemuan Teknis Tim Komisi Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kendari. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. PRAWIRADIPUTRA, B.R., SAJIMIN, N.D. PURWANTARI dan I. HERDIAWAN Hijauan Pakan Ternak di Indonesia. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. SARIUBANG, M., D. PASAMBE, A. NURHAYU, A.B. LOMPENGENG dan R. HARYANI Kajian Peningkatan Produktivitas Sapi Potong Berorientasi Agribisnis di Lahan Kering Dataran Rendah. Laporan Hasil. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. TILMAN, A.D., H. HARTADI, S. REKSOHADIPRODO, S. PRAWIROKUSUMO dan S. LEBDOSOEKOJO Ilmu Makan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. DISKUSI Pertanyaan: Bagaimana kandungan nutrisi dari introduksi rumput dan legume unggul berdasarkan palatabilitas? Jawab: Penelitian belum sampai pada pengujian tingkat palabilitas dari rumput dan legum unggul sebagai pakan ternak. 738
PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan
Lokakarya Fungsional Non Peneliri 1997 PENGEMBANGAN TANAMAN ARACHIS SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Hadi Budiman', Syamsimar D. 1, dan Suryana 2 ' Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran
Lebih terperinciTabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman
IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan
Lebih terperinciProduktivitas hijauan pakan untuk produksi sapi potong di Sulawesi Selatan
Produktivitas hijauan pakan untuk produksi sapi potong di Sulawesi Selatan Syamsu Bahar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Abstract An assessment on productivity of some forage species
Lebih terperinciHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar) Produksi hijauan segar merupakan banyaknya hasil hijauan yang diperoleh setelah pemanenan terdiri dari rumput
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan pakan dalam usaha bidang peternakan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan produksi ternak. Jenis pakan
Lebih terperinciRespon Beberapa Rumput Unggul pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi
Respon Beberapa Rumput Unggul pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Kenali Asam Atas Kecamatan Farizaldi 1 1Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi Intisari Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciLaboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Inilah Gambaran Peternak Dalam Mencari Hijauan Bagaimna Penanaman Rumput Pada Peternak Ruminansia Bagaimna Penanaman Rumput
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 21 MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG (Introduction of New Maize Varieties, as
Lebih terperinciKetersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau. Pemanfaatan lahan-lahan yang kurang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai
1 I. PENDAHULUAN Keanekaragaman tumbuhan menggambarkan jumlah spesies tumbuhan yang menyusun suatu komunitas serta merupakan nilai yang menyatakan besarnya jumlah tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan pakannya berupa hijauan. Pakan hijauan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciBanyak petani yang ingin menanam dan mengembangkannya namun ketersediaannya sangat terbatas, sehingga untuk memperoleh rumput dalam memenuhi kebutuhan
PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH HIJAUAN PAKAN TERNAK SEBAGAI SUMBER BIBIT DAN VISITOR PLOT RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, PO. Box.]. K. Pos 20585 Sumatera Utara RINGKASAN Dalam kegiatan
Lebih terperinciPENGARUH CURAH HUJAN DAN POLA PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (PENNISETUMPURPUREPHOIDES)
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001 PENGARUH CURAH HUJAN DAN POLA PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (PENNISETUMPURPUREPHOIDES) BAMBANG KUSHARTONO Balai Penelitian Ternak, PO BOX221, Bogor 16002
Lebih terperinciProduksi Dan Kandungan Gizi Rumput Gajah (P. purpureum) Dan Rumput Raja (P. purpupoides) Yang Ditumpangsarikan Dengan Tanaman Jati
151 Produksi Dan Kandungan Gizi Rumput Gajah (P. purpureum) Dan Rumput Raja (P. purpupoides) Yang Ditumpangsarikan Dengan Tanaman Jati Nuraini Jamaran Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Lebih terperinciTINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN
TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitan Kambing Potong, P.O. Box 1 Galang, Medan RINGKASAN Untuk pengujian terhadap tingkat adopsi
Lebih terperinciSistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinciPEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o
PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri
Lebih terperinciPERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR
PERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR Muchtar Effendi Siregar Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Peranan ternak dalam kehidupan
Lebih terperinciII. Beberapa Istilah di dalam Hijauan Pakan Ternak Di dalam buku ini yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak (HPT) adalah semua pakan sumber serat
II. Beberapa Istilah di dalam Hijauan Pakan Ternak Di dalam buku ini yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak (HPT) adalah semua pakan sumber serat kasar yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, khususnya bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan hijauan unggul yang digunakan sebagai pakan ternak. Produksi rumput gajah (Pannisetum purpureum
Lebih terperinciKESUBURAN TANAH Jangan terlalu Kesuburan fisik: miring * Struktur tanah * Kedalaman Kesuburan kimia: * Unsur hara yang Tersedia dalam Tanah
POKOK-POKOK TATALAKSANA DALAM PENYEDIAAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK Oleh : Siti Rochani, SPt. MM Sudah kita ketahui bersama bahwa keberhasilan suatu peternakan tidak lepas dari efisiensi kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah, terletak diantara 110 50` - 111 15` Bujur Timur dan 6 25` - 7 00` Lintang
Lebih terperinciPengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola
Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola The Effect of Three Kind Manure (Cow, chicken, and goat) to The Vegetative
Lebih terperinciIntegrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing
AgroinovasI Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing 7 Ketersediaan sumberdaya alam yang semakin kompetitif dan terbatas telah disadari dan kondisi ini menuntut adanya upaya-upaya inovatif dan bersifat
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN CENDAWAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAHAN KERING RUMPUT GAJAH MINI DALAM KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN
EFEK PEMBERIAN CENDAWAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAHAN KERING RUMPUT GAJAH MINI DALAM KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN (Effects of Application of Mycorrhizal Fungi on the Growth and Dry Matter
Lebih terperinciA. Pengolahan tanah METODE PENANAMAN RUMPUT BEDE Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti persiapan untuk penanaman rumput unggul lainnya. Tanah
Lokakarya Fungsiona/ Non Peneiti 1997 TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT BRACHIARIA DECUMBENS (RUMPUT BEDE) Oyo, T. Hidayat, Ida Heliati dan Mat Solihat Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN
Lebih terperinciTemu Teknis Fungsional non PenellU 2000 merupakan bahan yang umumnya dipergunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organic, dan sering dipergunakan dalam
Temu Teknis Fungsional non Penelui 2000 KULIT SINGKONG SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF TANAMAN RUMPUT UNGGUL Suryana Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16001. RINGKASAN Suatu kajian pemanfaatan kulit
Lebih terperinciINTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
INTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Paskalis Th. Fernandez dan Sophia Ratnawaty Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT
Lebih terperinciJohanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK
PEMANFAATAN GULMA SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) SEBAGAI BAHAN PEMBUAT PUPUK ORGANIK BOKHASI DALAM RANGKA MENGATASI PENYEMPITAN PADANG PEMGGEMBALAAN DAN MENCIPTAKAN PERTANIAN TERPADU BERBASIS
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciIII. Sumber dan Potensi HPT Pada dasarnya budidaya hijauan pakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu budidaya untuk dipotong (cut and carry dan
III. Sumber dan Potensi HPT Pada dasarnya budidaya hijauan pakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu budidaya untuk dipotong (cut and carry dan budidaya untuk penggembalaan (grazing). Penyediaan hijauan
Lebih terperinciRespon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk
Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk Respons of Elephant Grass (Pennisetum purpureum) with The Application of Compound Fertilizer Maria Erviana Kusuma Fakultas Peternakan
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah
Lebih terperinciINTRODUKSI TANAMAN PAKAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH SAYURAN KUBIS UNTUK PAKAN TERNAK KAMBING
INTRODUKSI TANAMAN PAKAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH SAYURAN KUBIS UNTUK PAKAN TERNAK KAMBING Syamsu Bahar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta Jl. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu, Jakarta 12540 Telp.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan usaha peternakan karena berkaitan dengan produktivitas ternak, sehingga perlu dilakukan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,
Lebih terperinciF. R. Pawere 1, L.Y. Sonbait 2 ABSTRAK
JURNAL UDAYANA MENGABDI, VOLUME 15 NOMOR 2, MEI 2016 ALTERNATIF PENYEDIAAN PAKAN DENGAN PENERAPAN BUDIDAYA HMT ORGANIK, TEKNOLOGI PENGOLAHAN HIJAUAN DAN LIMBAH PERTANIAN PADA SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG
Lebih terperinciV. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang
V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang diperlukan. Oleh karena itu, untuk keberhasilan dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Rumput Raja Sumber: Dokumentasi Penelitian (2012)
TINJAUAN PUSTAKA Rumput Raja (Pennisetum purpureum Schumach x Pennisetum typhoides Burm.) Rumput raja merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dengan Pennisetum typhoides
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% diantaranya merupakan
Lebih terperinciSiti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)
Siti Nurul Kamaliyah SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System) DEFINISI Suatu cara penanaman & pemotongan rumput, leguminosa, semak & pohon shg HMT tersedia sepanjang rahun : m. hujan : rumput &
Lebih terperinciPOTENSI KING GRASS SEBAGAI PAKAN TERNAK DAN TANAMAN PENGUAT TERAS DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
POTENSI KING GRASS SEBAGAI PAKAN TERNAK DAN TANAMAN PENGUAT TERAS DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Sophia Ratnawaty, Didiek A. Budianto, dan Jacob Nulik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciSELEKSI TANAMAN PAKAN TERNAK UNGGUL MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAMBING BOERKA DI EKOSISTEM KEBUN JERUK
SELEKSI TANAMAN PAKAN TERNAK UNGGUL MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAMBING BOERKA DI EKOSISTEM KEBUN JERUK (Forages Selection to Support the Development of Boerka Goat in Citrus Ecosystem) TATANG M. IBRAHIM Balai
Lebih terperinciPEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN
422 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 5 NOVEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN FERTILIZATION OF NPK ON LOCAL DURIAN (Durio zibethinus
Lebih terperinciTANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA
TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA TANAMAN Leguminosa Styloshanthes guianensis (Stylo) merupakan salahsatu tanaman pakan yang telah beradaptasi baik dan tersebar di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas, kuatitas, dan kontinyutasnya. maupun dalam bentuk kering (Susetyo, 1980).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan usaha peternakan karena berkaitan dengan produktifitas ternak, sehingga perlu dilakukan peningkatan
Lebih terperinciPOTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG INTEGRASI TERNAK-TANAMAN DI KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN
POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG INTEGRASI TERNAK-TANAMAN DI KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN Jasmal A. Syamsu 1, Ilyas 2 dan Irsyam Syamsuddin 3 1 Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam usaha meningkatkan produktivitas ternak ruminansia, diperlukan ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan, baik secara kualitas maupun kuantitas secara berkesinambungan.
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciKAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI
KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI Agustina Abdullah, Hikmah M.Ali, Jasmal A.Syamsu Fakultas Peternakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan pakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam peningkatan usaha peternakan adalah pakan. Kekurangan pakan, dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Keuntungan usaha peternakan sapi perah adalah peternakan sapi perah merupakan usaha yang tetap, sapi perah sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi protein
Lebih terperinciPengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari
Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari The Effect of Peanut (Arachis hypogaea L.) and Corn (Zea mays
Lebih terperinciDAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Studi Kasus : Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai) Ikram Anggita Nasution
Lebih terperinciPola produksi dan nutrisi rumput Kume (Shorgum plumosum var. Timorense) pada lingkungan alamiahnya
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (2): 31-40 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Pola produksi dan nutrisi rumput Kume (Shorgum plumosum var. Timorense) pada lingkungan alamiahnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Tanam Pola tanam dapat didefinisikan sebagai pengaturan jenis tanaman atau urutan jenis tanaman yang diusahakan pada sebidang lahan dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO
PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO Cathrien A. Rahasia 1, Sjenny S. Malalantang 2 J.E.M. Soputan 3, W.B. Kaunang 4, Ch. J.
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG BERORIENTASI AGRIBISNIS PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH
KAJIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG BERORIENTASI AGRIBISNIS PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH ABSTRAK Permintaan daging sapi di Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI
PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI Oleh Ahmad Fitriyanto NIM 091510501143 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hijauan merupakan sumber makanan utama bagi ternak ruminansia untuk dapat bertahan hidup, berproduksi serta berkembang biak. Produksi ternak yang tinggi perlu didukung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Gajah 2.1.1. Deskripsi Rumput Gajah Rumput gajah disebut juga Elephant grass, Uganda Grass, Napier grass, dan dalam bahasa latinnya adalah Pennisetum purpereum, termasuk
Lebih terperinciEFEK PENGGUNAAN BERBAGAI LEVEL FESES KERBAUFERMENTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS RUMPUT
EFEK PENGGUNAAN BERBAGAI LEVEL FESES KERBAUFERMENTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS RUMPUT (Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana) SKRIPSI Oleh: PRAWESTRI DWI PURWANTI 110306036
Lebih terperinciTemu Teknis Fungsionol non Penelh 000 dengan dosis yang tinggi pula yaitu 40 ton pupuk kandang, 900 kg urea, 450 kg TSP dan 450 kg KCL per ha/ tahun.
Temu Teknis Fungsional non Peneliti 000 PENGARUH PERBEDAAN PENGGUNAAN PUPUK TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (Pennisetum purpurephoides) DI LAPANGAN PERCOBAAN CIAWI M. Anwar dam Bambang Kushartono Balai Peneliuian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk akan terus menuntut pemenuhan kebutuhan dasar terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada krisis
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar
PENGANTAR Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan sektor peternakan dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam program pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik dalam ketersediaan, distribusi dan konsumsi daging sapi dan kerbau belum memenuhi tujuan
Lebih terperinciKAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO
KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO Yati Haryati dan Agus Nurawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung Email : dotyhry@yahoo.com
Lebih terperinciDi susun oleh : Wahyu. Aji Siswanto S1-TI- Transferr AMIKOM
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Usaha Rumput Gajah / Rumput Gajah Mini Di susun oleh : Wahyu Aji Siswanto 10.21.0526 S1-TI- Transferr SEKOLAH TINGGI MANAJEM MEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTAA
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)
PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott) The Effect Row Spacing to Plant High and Fresh Weight per Clump of Dwarf Nafier
Lebih terperinciEkologi Padang Alang-alang
Ekologi Padang Alang-alang Bab 2 Ekologi Padang Alang-alang Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari, dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome)
Lebih terperinciUPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN PAKAN TERNAK BERKELANJUTAN MELALUI KEGIATAN USAHA KONSERVASI LAHAN DAN AIR
UPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN PAKAN TERNAK BERKELANJUTAN MELALUI KEGIATAN USAHA KONSERVASI LAHAN DAN AIR (A Sustainable Animal Feed Security through Land and Water Conservation) ISBANDI dan HUSEIN SUGANDA
Lebih terperinciPrestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng
KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng Abstrak Sektor pertanian di Indonesia masih mempunyai peran yang penting, khususnya untuk mendukung program ketahanan
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.
PENGANTAR Latar Belakang Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia. Produktivitas ternak ruminansia sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan yang berkualitas secara cukup dan berkesinambungan.
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah - buahan yang banyak
TINJAUAN LITERATUR Tanaman Jeruk Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah - buahan yang banyak digemari oleh masyarakat kita. Buah jeruk bukan hanya dinikmati rasanya yang segar saja, melainkan buah
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu. Materi
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK
PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK Bambang Kushartono dan Nani Iriani Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Tanamanjagung (ZeamisL) mempunyai nilai
Lebih terperinciPEMANFAATAN SLURI GAS BIO DENGAN INPUT FESES KAMBING DAN BIJI DURIAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN
PEMANFAATAN SLURI GAS BIO DENGAN INPUT FESES KAMBING DAN BIJI DURIAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN SKRIPSI YUSRAHMATIKA 120306014 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK
ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciJURNAL INFO ISSN : PENDAMPINGAN PROGAM PENGUATAN PAKAN INDUK SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA
PENDAMPINGAN PROGAM PENGUATAN PAKAN INDUK SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA R. S. Ardiansyah, N. I. Varianti, P. D. O. Kurniaji, N. Musyaffa, M. Y. E. Santoso Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
Lebih terperinciISBN... Petunjuk Teknis TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN Stenotaphrum secundatum UNTUK TERNAK KAMBING DAN RUMINANSIA LAINNYA
ISBN... Petunjuk Teknis TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN Stenotaphrum secundatum UNTUK TERNAK KAMBING DAN RUMINANSIA LAINNYA Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciRUMPUT DAN LEGUM Sebagai Hijauan Makanan Ternak
RUMPUT DAN LEGUM Sebagai Hijauan Makanan Ternak Penulis: Dr. Endang Dwi Purbajanti, M.S. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai
TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai nama antara lain: Elephant grass, Napier grass, Uganda
Lebih terperinciVARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)
VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul) Retno Utami H. dan Eko Srihartanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KOTA PARE-PARE
Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 173-178 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 KAJIAN POTENSI LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KOTA PARE-PARE Study of Agricultural
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
PENGARUH UMUR POTONG RUMPUT humidicola YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN LEGUMINOSA MERAMBAT TERHADAP PRODUKSI HIJAUAN DAN APLIKASINYA UNTUK PENGEMBANGAN PASTURA (The effect of Cutting Age of humidicola Mixed
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciPENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga
PENDAHULUAN Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil beras di luar Pulau Jawa, yang berperan penting dalam upayah pelestarian swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga
Lebih terperinciLAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.
LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI Oleh SAVITRI SARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E
Lebih terperinciPENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di desa Singasari
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA BARAT
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA BARAT A. MUZANI dan MASHUR Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat, PO Box 1017, Mataram ABSTRAK Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Lebih terperinciPebrianti Sarira P dan A.Marzuki, Pemberian Mulsa Jerami dan Pupuk Kascing Pada Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
Pebrianti Sarira P dan A.Marzuki, Pemberian Mulsa Jerami dan Pupuk Kascing Pada Rumput Setaria (Setaria sphacelata) PEMBERIAN MULSA JERAMI PADI DAN PUPUK KASCING PADA RUMPUT SETARIA (Setaria sphacelata)
Lebih terperinci