ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM"

Transkripsi

1 1 ANALISIS KESALAHAN MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN) MAHASISWA DALAM UJIAN ZIDS SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA JERMAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN MEI 2012

2 2 ANALISIS KESALAHAN MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN) MAHASISWA DALAM UJIAN ZIDS SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman Oleh Agus Faizi UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA JERMAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN MEI 2012

3 3 LEMBAR PENGESAHAN Artikel oleh Agus Faizi ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 23 Mei 2012 Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd., M.Hum. NIP Malang, 23 Mei 2012 Pembimbing II Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. NIP

4 ANALISIS KESALAHAN MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN) MAHASISWA DALAM UJIAN ZIDS SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG Agus Faizi Edy Hidayat, S.Pd., M.Hum. Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Abstract: The aim of this study is to describe mistake in reading comprehension by student in the ZIDS-test. The technique of data analysis used in this research is descriptive qualitative method. The instruments used are divided into two parts, the researcher as the primary instrument and a table which serves as a supporting instrument. From data analysis it is found that the often mistake were by in detail reading. This was 34,46%. Mistake by in selective reading was 24%. In the last position was the mistake in global reading the amount of 12,31%. Keywords: Mistake in reading comprehension, ZIDS-exam Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan membaca pemahaman (Leseverstehen) mahasiswa di dalam ujian ZIDS. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan terbagi atas dua bagian, yaitu peneliti sebagai instrumen utama dan tabel berfungsi sebagai instrumen pembantu. Dari analisis yang dilakukan ditemukan beberapa kesalahan dalam membaca pemahaman. Jenis kesalahan yang paling dominan terletak pada jenis membaca detail (Detailverstehen), yakni sebesar 34,46%. Kesalahan membaca selektif (Selektivverstehen) ditemukan sebesar 24%. Dan kesalahan paling sedikit adalah kesalahan membaca global (Globalverstehen), yakni sebesar 12,31%. Kata kunci: Kesalahan membaca pemahaman, ujian ZIDS Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pembelajar bahasa. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut meliputi keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Lesefertigkeit), dan 1

5 keterampilan menulis (Schreibfertigkeit). Keempat aspek keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau catur-tunggal. Setiap keterampilan berhubungan satu sama lainnya dan mendasari proses berpikir dalam belajar bahasa (Dawson dalam Tarigan, 2008:1). Untuk mengukur tingkat penguasaan keterampilan berbahasa mahasiswa, perlu dilakukan sebuah tes/ujian kemampuan berbahasa yang salah satunya melalui ujian ZIDS (Zertifikat für Indonesische Deutsch-Studierende). Ujian ZIDS ini akan menguji kemampuan berbahasa mahasiswa dalam tingkatan level B1 sesuai standar kemampuan berbahasa Eropa atau Gemainsamer Europäische Referenzrahmen (GER). Ujian ZIDS dilaksanakan pada akhir semester empat dan diikuti oleh mahasiswa yang menempuh mata kuliah ZIDS Vorbereitung. Aspek yang diujikan dalam ujian ZIDS dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) ujian tertulis yang terdiri atas tes membaca pemahaman (Leseverstehen), tes komponen berbahasa (Sprachbausteine), tes menyimak/mendengar (Hörverstehen), dan tes menulis surat (schriftlicher Ausdruck/Brief), (2) ujian lisan berupa tes berbicara (mündlicher Ausdruck). Pelaksanaan ujian ZIDS dibagi dalam dua fase. Fase pertama adalah ujian tertulis dan fase kedua adalah ujian lisan. Setelah dinyatakan lulus dalam ujian tertulis, maka mahasiswa bisa melanjutkan mengikuti ujian lisan. Dan apabila tidak lulus dalam ujian tertulis, maka secara otomatis mahasiswa dapat dikatakan telah gagal dalam ujian ZIDS dan tidak dapat melanjutkan lagi ke ujian lisan. Berdasarkan pada data hasil rekapitulasi nilai ujian ZIDS pada tahun 2010/2011, diketahui ada sekitar 27 dari 65 mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus (nicht bestanden) dalam ujian ZIDS. Sebanyak 23 dari 27 mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus tersebut tidak mampu mendapatkan jumlah skor minimal yang diperlukan untuk dapat mengikuti tes lisan (mündlicher Ausdruck). Jumlah skor minimal tersebut yakni sebanyak 135 dari jumlah skor maksimal sebanyak 225 (dalam ujian tertulis ZIDS). Mengetahui banyaknya jumlah mahasiswa yang masih kesulitan di dalam memperoleh jumlah skor minimal yang diperlukan, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh mahasiswa di dalam ujian tes tertuliszids yang terdiri atas tes membaca pemahaman (Leseverstehen), tes komponen berbahasa (Sprachbausteine), tes menyimak/mendengar (Hörverstehen), dan tes menulis surat (schriftlicher Ausdruck/Brief). Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang salah satu aspek yang diujikan dalam ujian tertulis ZIDS, yakni tes membaca pemahaman (Leseverstehen). Tes membaca pemahaman (Leseverstehen) pada ujian ZIDS ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu 1) membaca secara global (Globalverstehen), 2) membaca secara detail (Detailverstehen), dan 3) membaca secara selektif (Selektivverstehen). Menurut Dittrich dan Frey (2004:11) kemampuan membaca pemahaman terdiri atas tiga bagian. Dalam tiga bagian tersebut akan diujikan jenis-jenis membaca yang berbeda. Diantaranya sebagai berikut. 1) Pemahaman secara menyeluruh/global (Globalverstehen) Pemahaman secara global merupakan kemampuan pembelajar dalam memahami inti dari sebuah teks. Pembelajar tidak dituntut untuk bias memahami masing-masing pernyataan di dalam teks tersebut. 2

6 2) Pemahaman secara detail (Detailverstehen) Pemahaman secara detail merupakan kemampuan pembelajar untuk memahami masing-masing pernyataan dalam teks beserta informasi detail dari teks. Jenis membaca ini menuntut pembelajar untuk membaca teks dengan cermat dan memahami semua pernyataan teks. 3) Pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) Pemahaman secara selektif merupakan kemampuan pembelajar dalam mencari sebuah informasi yang spesifik dari teks dan dapat memutuskan apakah teks berisi informasi yang spesifik atau tidak. Beberapa ahli memiliki pendapat mengenai definisi/pengertian membaca pemahaman. Effendy dkk (dalam Nasih 1995:18) mengungkapkan bahwa membaca pemahaman atau disebut membaca dalam hati merupakan salah satu proses mengolah informasi masukan dari tuturan tertulis dan menghubungkan informasi tersebut dengan pengetahuan yang hendak dimiliki pembaca. Dengan kata lain membaca pemahaman adalah suatu jenis kegiatan membaca yang tujuan utamanya agar pembaca dapat menangkap sejumlah informasi yang dipaparkan penulis lewat karya tulisnya. Menurut Bintari (2000:12) membaca pemahaman merupakan keterampilan yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman utuh terhadap isi bacaan. Tingkat pemahaman pada pengetahuan awal atau keakraban dengan subyeknya dan kemampuan bersifat subjektif. Kualitas tingkat pemahaman pembaca akan bervariasi tergantung pada apa yang dibaca oleh pembaca dan maksud pembaca membacanya (Redway, 1992:12). Peranan membaca sangat penting dalam menguasai bahasa. Mengabaikan aspek-aspek keterampilan membaca menyebabkan timbulnya kesulitan dalam menguasai keterampilan yang lainnya. Untuk meminimalisir kesulitan tersebut, seorang pembelajar bahasa yang baik sudah sepatutnya menguasai keterampilan membaca secara optimal. Seperti yang diketahui, membaca memiliki segudang manfaat bagi pembacanya. Diantaranya diungkapkan oleh Rives (dalam Rosyidah, 1992:19) bahwa membaca tidak hanya berfungsi sebagai sumber pengetahuan dan kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga sebagai alat untuk mengonsulidasikan dan memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis, diketahui bahwa sebagian mahasiswa mengalami kesulitan dalam membaca teks bahasa Jerman. Kesulitan yang dihadapi mahasiswa misalnya dalam memahami teks, seperti; menentukan tema atau judul sebuah teks, memahami isi teks, menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang dibaca, dan lain sebagainya. Hasil rekapitulasi nilai ujian ZIDS menunjukkan bahwa skor rata-rata untuk tes membaca pemahaman (Leseverstehen) mahasiswa dari tiga tahun terakhir menunjukkan penurunan angka rata-rata dari nilai maksimal tes membaca pemahaman (Leseverstehen). Pada tahun 2009 jumlah skor rata-rata mahasiswa dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen) adalah sebanyak 55 dari 52 mahasiswa, pada tahun 2010 adalah sebanyak 56 dari 65 mahasiswa, dan terakhir pada tahun 2011 adalah 52 dari 61 mahasiswa. Dan jumlah skor maksimal pada tes membaca pemahaman (Leseverstehen) tersebut adalah 75. Paparan di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah skor ratarata dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen). Penurunan jumlah skor rata-rata tersebut disebabkan oleh kesulitan mahasiswa di dalam menjawab soal- 3

7 4 soal tes membaca pemahaman (Leseverstehen). Kesulitan yang dihadapi tentunya berbeda dalam setiap jenis membaca pada tes membaca pemahaman (Leseverstehen). Berawal dari alasan ini, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kesalahan-kesalahan yang paling dominan yang dilakukan oleh mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen) pada ujian ZIDS dengan judul Analisis Kesalahan Membaca Pemahaman (Leseverstehen) Mahasiswa dalam Ujian ZIDS Semester Genap Tahun 2010/2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. METODE Sumber data dalam penelitian ini adalah 65 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ZIDS Vorbereitung pada tahun 2010/2011. Data dalam penelitian adalah dokumentasi hasil tes membaca pemahaman (Leseverstehen) pada ujian ZIDS tahun 2010/2011 yang terdiri atas tiga jenis membaca pemahaman, yaitu: 1) tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), 2) tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen), dan 3) tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen). Data di dalam penelitian ini merupakan dokumentasi hasil tes membaca pemahaman (Leseverstehen) mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang yang mengikuti mata kuliah ZIDS Vorbereitung pada tahun 2010/2011. Data-data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data-data yang masih mentah, sehingga perlu dianalisis terlebih dahulu. 1. Membaca seluruh hasil ujian ZIDS, khususnya bagian tes membaca pemahaman (Leseverstehen). 2. Mengidentifikasi kesalahan dengan cara memberi tanda pada setiap kesalahan. 3. Mengklasifikasikan kesalahan dengan cara mengelompokkan semua kesalahan yang terdapat pada data berdasarkan klasifikasi pada tiga jenis membaca pemahaman yang terdapat pada ujian ZIDS. 4. Data dokumentasi tesebut kemudian dianalisis dan dimasukkan ke dalam tabel analisis. Di dalam tabel analisis tersebut peneliti mengelompokkan setiap jawaban mahasiswa berdasarkan frekuensi salah dan frekuensi benar sesuai dengan jenis membaca pemahaman. Setelah itu peneliti menghitung persentase rata-rata kesalahan mahasiswa dari tiap-tiap jenis membaca pemahaman dengan langkah-langkah sebahai berikut P = F N X 100% Keterangan: P = Persentase rata-rata kesalahan mahasiswa F = Jumlah frekuensi kesalahan yang diperoleh N = Bilangan tetap 100% = Bilangan konstanta (Nurgiyantoro, 1995:393) 5. Melakukan penilaian kesalahan. Selanjutnya untuk melakukan penilaian kesalahan dijabarkan ke dalam kategori sebagai berikut:

8 5 85% - 100% = Gagal 75% - 84% = Kurang 60% - 74% = Cukup 40% - 59% = Baik 39% - 0% = Baik Sekali (Nurgiyantoro, 1995:393) 6. Menyimpulkan hasil analisis dari data kesalahan yang telah diidentifikasi. HASIL Dalam tes membaca secara global (Globalverstehen) terdapat 5 buah pertanyaan. Jika dikalikan dengan 65 mahasiswa yang menjadi peserta ujian jumlahnya adalah 5 X 65 = 325 soal. Dari jumlah seluruh 325 pertanyaan tersebut, yang bisa dijawab dengan benar adalah sebanyak 285 soal dan sebanyak 40 soal dijawab dengan tidak tepat/salah. Setelah dilakukan persentase kesalahan, bisa diperoleh hasil seperti dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Persentase Kesalahan dalam Membaca Pemahaman secara Global (Globalverstehen) No. Tes Membaca Pemahaman secara Global Frekuensi Soal Persentase 1. Frekuensi Jawaban Benar ,69% 2. Frekuensi Jawaban Salah 40 12,31% Jumlah Soal (Globalverstehen) % Dari tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta ujian ZIDS mampu menjawab dengan benar pada tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen) dan hanya kurang dari seperlima dari keseluruhan soal dijawab dengan tidak tepat/salah. Dalam tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) terdapat adalah 5 buah pertanyaan. Jika dikalikan dengan 65 mahasiswa yang menjadi peserta ujian jumlahnya adalah 5 X 65 = 325 soal. Dari jumlah seluruh 325 soal tersebut, yang mampu dijawab dengan benar oleh mahasiswa adalah sebanyak 213 soal dan sebanyak 112 soal lainnya dijawab dengan tidak tepat/salah. Setelah dilakukan persentase kesalahan, bisa diperoleh hasil seperti dalam tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Persentase Kesalahan dalam Membaca Pemahaman secara Detail (Detailverstehen) No. Tes Membaca Pemahaman secara Selektif Frekuensi Persentase 1. Frekuensi Jawaban Benar ,54% 2. Frekuensi Jawaban Salah ,46% Jumlah Soal (Detailverstehen) % Dari tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta ujian ZIDS mampu menjawab dengan benar pada tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) dan sepertiga soal lainnya dijawab dengan tidak tepat/salah. Dalam tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) terdapat 10 buah soal. Jika dikalikan dengan 65 mahasiswa yang menjadi peserta ujian ZIDS jumlahnya adalah 10 X 65 = 650 soal. Dari keseluruhan 650 soal

9 6 tersebut, yang bisa dijawab dengan benar oleh mahasiswa adalah sebanyak 494 soal dan sebanyak 156 soal lainnya dijawab dengan tidak tepat/salah. Setelah dilakukan presentase kesalahan, bisa diperoleh hasil seperti tabel 3 berikut. Tabel 3 Persentase Kesalahan dalam Membaca Pemahaman secara Selektif (Selektivverstehen) No. Tes Membaca Pemahaman secara Selektif Frekuensi Persentase 1. Frekuensi Jawaban Benar % 2. Frekuensi Jawaban Salah % Jumlah Soal (Selektivverstehen) % Dari tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta ujian ZIDS mampu menjawab dengan benar pada tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) dan kurang dari sepertiga menjawab dengan tidak tepat. Dari hasil tersebut terlihat bahwa kesalahan membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) merupakan kesalahan paling dominan dengan persentase kesalahan sebesar 34,46%. Diikuti dengan kesalahan membaca pemahaman secara selektif (selektivverstehen) sebesar 24%. Kesalahan paling sedikit terletak pada membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), yaitu sebesar 12,31%. Berdasarkan hasil uji persentase yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen) memang termasuk dalam kategori baik sekali, karena jumlah persentase kesalahan mahasiswa dalam membaca pemahaman berada pada interval 0% - 39%. Akan tetapi jika dilihat berdasarkan kesalahan per individu mahasiswa di dalam membaca pemahaman (Leseverstehen), ditemukan sebanyak 7 mahasiswa yang tidak lulus. Tujuh mahasiswa tersebut tidak mampu memperoleh skor minimal yang dibutuhkan dalam tes membaca pemahaman. Jumlah skor minimal tersebut adalah 45 dari jumlah skor maksimal sebanyak 75. Skor minimal tersebut harus mampu dicapai oleh mahasiswa agar mahasiswa bisa lulus dalam ujian ZIDS dan memperoleh predikat nilai ujian ZIDS yang memuaskan. PEMBAHASAN Tes membaca pemahaman (Leseverstehen) merupakan bagian dari tes tertulis di dalam ujian ZIDS. Tes membaca pemahaman (Leseverstehen) dibagi dalam tiga bagian, yakni (1) membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), (2) membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen), dan (3) membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen). Berdasarkan data yang bersumber dari hasil ujian ZIDS tahun 2010/2011, diketahui bahwa tingkat kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman memiliki nilai rata-rata pada bagian satu (Globalverstehen) sebesar 21,9 dari jumlah skor maksimal sebanyak 25. Dengan hasil nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa pemahaman mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen) baik sekali. Penulis juga menemukan kesalahankesalahan dari seluruh peserta ujian ZIDS tahun 2010/2011 di dalam menjawab

10 soal-soal pada tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), yakni sebanyak 40 kesalahan dari jumlah maksimal 325 pertanyaan. Dari hasil tersebut diperoleh presentase rata-rata kesalahan mahasiswa sebesar 12,31%. Setelah melakukan penilaian kesalahan menurut uji persentase kesalahan, penulis menyimpulkan bahwa kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen) termasuk dalam kategori baik sekali karena terletak pada interval 0% - 39%. Menurut Dinsel dan Reinmann (2004:10) membaca secara global (Globalverstehen) merupakan salah satu strategi membaca yang bertujuan untuk membaca teks secara sepintas. Bagian terpenting adalah pembaca memahami informasi penting yang terdapat di dalam teks, oleh sebab itu pembaca tidak perlu khawatir pada saat pembaca menemukan kata-kata yang tidak dimengerti di dalam teks. Sebagai contoh, ketika pembaca membaca surat kabar yang berisi informasi mengenai pertandingan sepakbola dengan judul artikel yang dicetak tebal dan disertai dengan gambar tim sepakbola yang menjuarai pertandingan tersebut, maka pembaca dapat langsung menangkap maksud dari artikel surat kabar yang dibacanya, meskipun pembaca hanya membaca artikel tersebut secara sepintas. Pada bagian kedua (Detailverstehen) diketahui bahwa tingkat kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman memiliki nilai rata-rata sebesar 16,3 dari jumlah skor maksimal sebanyak 25. Dengan hasil nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa pemahaman mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) termasuk kategori cukup. Penulis juga menemukan kesalahan-kesalahan dari seluruh peserta ujian ZIDS tahun 2010/2011 di dalam menjawab soal-soal pada tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen), yakni sebanyak 112 kesalahan dari jumlah maksimal 325 pertanyaan. Dari hasil tersebut diperoleh persentase rata-rata kesalahan mahasiswa sebesar 34,46%. Setelah melakukan penilaian kesalahan menurut uji persentase kesalahan, penulis menyimpulkan bahwa kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) termasuk dalam kategori baik sekali karena berada pada interval 0% - 39%. Westhoff (1997:165) mengungkapkan bahwa membaca secara detail (Detailverstehen) bertujuan untuk mendapatkan informasi secara keseluruhan yang ada dalam teks dengan cara membaca kata per kata agar semua informasi yang terkandung dalam teks dapat diketahui, contoh: membaca sebuah surat perjanjian (ein Vertrag). Pada bagian ketiga (Selektivverstehen) diketahui bahwa tingkat kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman memiliki nilai rata-rata sebesar 19 dari jumlah skor maksimal sebanyak 25. Dengan hasil nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa pemahaman mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) termasuk kategori baik. Penulis juga menemukan kesalahan-kesalahan dari seluruh peserta ujian ZIDS tahun 2010/2011 di dalam menjawab soal-soal pada tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen), yakni sebanyak 156 kesalahan dari jumlah maksimal 650 pertanyaan. Dari hasil tersebut diperoleh presentase rata-rata kesalahan mahasiswa sebesar 24%. Setelah melakukan penilaian kesalahan menurut uji persentase kesalahan, penulis menyimpulkan bahwa kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) termasuk dalam kategori baik sekali karena berada pada interval 0% - 39%. 7

11 8 Membaca secara selektif (Selektivverstehen) adalah strategi membaca yang digunakan untuk mencari informasi tertentu yang terdapat di dalam teks pendek. Pembaca tidak perlu membaca seluruh teks, melainkan hanya mencari informasi yang menarik atau penting dari teks tersebut. Hal ini dilakukan mengingat pembaca dibatasi oleh waktu. sehingga tidak memungkinkan bagi pembaca untuk membaca seluruh isi teks secara rinci atau bahkan secara sepintas (Dinsel dan Reinmann, 2004:11) Dari data di atas dapat diperoleh gambaran bahwa aspek kesalahan paling dominan dalam membaca pemahaman (Leseverstehen) terletak pada aspek membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen). Hal ini salah satunya bisa disebabkan oleh bentuk tes/ujian pada membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) yang berupa teks yang relative panjang. Peserta ujian ZIDS harus membaca teks yang relative panjang tersebut sebelum menjawab soal-soal yang disediakan di akhir teks. Di dalam teks yang relatif panjang tersebut, ada kemungkinan terdapat beberapa kosakata yang tidak dipahami oleh peserta ujian ZIDS. Hal tersebut akan berakibat pada pemahaman mahasiswa dalam memahami teks, karena di dalam membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) sangat penting bagi peserta ujian ZIDS untuk dapat memahami teks secara cermat dan teliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Dinsel dan Reinmann (2004:10) bahwa membaca secara detail (Detailiertes Lesen) merupakan strategi membaca yang mengarahkan pembaca untuk membaca teks secara rinci sampai bagian terakhir dari suatu teks. Strategi ini biasanya digunakan untuk memahami teks yang berbentuk artikel panjang, di mana setiap kalimat yang terdapat di dalam teks tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, seperti resep masakan, tips kesehatan, artikel surat kabar (berita utama), sinopsis buku, dan lain sebagainya. Pembaca tidak dapat membaca kalimat berikutnya, apabila tidak membaca kalimat sebelumnya, karena pembaca tidak akan menemukan informasi yang utuh mengenai teks tersebut. Oleh karena itu, pembaca harus membaca dengan teliti dan sistematis, karena setiap kalimat atau informasi yang terdapat di dalam teks sangat penting untuk dipahami. Kesulitan mahasiswa di dalam menjawab soal-soal pada tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) sudah seharusnya menjadi aspek penting yang harus diketahui. Kesulitan ini jika tidak ditangani dengan serius akan berdampak buruk bagi tingkat kelulusan mahasiswa didalam tes ZIDS nantinya. Aspek ini sebaiknya mendapatkan perhatian lebih dari dosen mata kuliah ZIDS Vorbereitung. Hal ini sangat penting untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa di masa yang akan dating. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga bagian tes dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen) pada ujian ZIDS. Dari ketiga bagian tersebut ditemukan berbagai kesalahan yang dilakukan mahasiswa. Kesalahan paling dominan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Semester Genap Tahun dalam membaca pemahaman (Leseverstehen) terletak pada jenis membaca secara detail (Detailverstehen), yakni sebesar 34,46%. Berikutnya adalah jenis membaca selektif

12 9 (Selektivverstehen) sebesar 24%. Dan paling sedikit adalah jenis membaca global (Globalverstehen) sebesar12,31%. Setelah penulis melakukan penilaian menggunakan uji persentase terhadap jumlah rata-rata persentase kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen), maka penulis menyimpulkan bahwa kesalahan mahasiswa di dalam membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), membaca detail (Detailverstehen) dan selektif (Selektivverstehen) termasuk dalam kategori baik sekali. Hal ini disebabkan karena presentase rata-rata kesalahan mahasiswa masih di bawah 39%.Akan tetapi jika dilihat berdasarkan kesalahan per individu mahasiswa di dalam membaca pemahaman (Leseverstehen), ditemukan ada sekitar 7 mahasiswa yang tidak lulus. Tujuh mahasiswa tersebut tidak mampu memperoleh skor minimal yang dibutuhkan dalam tes membaca pemahaman. Jumlah skor minimal tersebut adalah 45 dari jumlah skor maksimal sebanyak 75. Skor minimal tersebut harus mampu dicapai oleh mahasiswa agar mahasiswa bisa lulus dalam ujian ZIDS dan memperoleh predikat nilai ujian ZIDS yang memuaskan. Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti untuk mengurangi frekuensi kesalahan mahasiswa di masa yang akan datang adalah sebagai berikut. (1) Dosen pengajar mata kuliah ZIDS Vorbereitung sebaiknya memberikan porsi latihan yang lebih banyak pada keterampilan membaca pemahaman (Leseverstehen), terutama jenis membaca secara detail (Detailverstehen). Hal ini disebabkan karena mahasiswa melakukan kesalahan terbanyak pada soal membaca secara detail (Detailverstehen). (2) Mahasiswa hendaknya lebih aktif bertanya jika ada penjelasan dosen pengajar yang belum dipahami. Mahasiswa juga sebaiknya lebih sering melakukan latihan dalam membaca pemahaman, terutama jenis membaca detail (Detailverstehen) untuk memperlancar kemampuan mereka dalam menjawab soal ujian ZIDS. Selain itu, mahasiswa sebaiknya mengasah kemampuan membaca bermacam-macam teks dan buku di masa perkuliahan. (3) Bagi peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk meneliti aspek keterampilan lainnya di dalam ujian ZIDS. DAFTAR RUJUKAN Bintari, Desi Kemampuan Membaca Pemahaman Buku Teks Bahasa Arab Mahasiswa Kelas Khusus Angkatan 1999/2000 Program Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Malang: Skripsi tidak diterbitkan. Dinsel & Reimann Fit fürs Zertifikat Deutsch: Tipps und Übungen. Jakarta: Hueber Verlag. Dittrich & Frey Training Zertifikat Deutsch. Jerman: Max Hueber. Nasih, Akhmad Munjin Kemampuan Berbahasa Arab (Membaca) Siswa Kelas 2 MAK Denanyar Jombang Tahun 1994/1995. Malang: Skripsi tidak diterbitkan. Redway, Kathryn. M Membaca Cepat. Jakarta: Pustaka Pressindo Rosyidah Keterbacaan dan Kemampuan Membaca Pemahaman Kontakte Deutsch. Malang: Tesis tidak diterbitkan. Tarigan, Henry Guntur Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Westhoff, Gerrard Fertigkeit Lesen. München: Langenscheidt.

KEMAMPUAN BAHASA JERMAN MAHASISWA SEMESTER V ANGKATAN TAHUN 2009 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KEMAMPUAN BAHASA JERMAN MAHASISWA SEMESTER V ANGKATAN TAHUN 2009 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG KEMAMPUAN BAHASA JERMAN MAHASISWA SEMESTER V ANGKATAN TAHUN 2009 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG Wahyudi Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. E-Mail: justwahyudi@gmail.com Abstract: This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia, karena dengan bahasa orang dapat bersosialisasi dengan baik. Di era globalisasi seperti saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Selain bahasa Jerman dipelajari juga bahasa Inggris, bahasa Jepang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menggunakan bahasa, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menggunakan bahasa, terutama BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menggunakan bahasa, terutama bila seseorang sedang mempelajari bahasa asing setelah bahasa ibu. Kesalahpahaman tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK Karin Ajeng Febriani, Nanang Heryana, Djon Lasmono Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat komponen penting keterampilan bahasa, yakni keterampilan menyimak (Hörverstehen), keterampilan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING Ending Khoerudin*) ABSTRAK Bertolak dari adanya kesulitan mahasiswa dalam membaca pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang tertuju pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang tertuju pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA Oleh Poppy Ayu Marisca Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: poppymarisca@ymail.com Abstract The skill of writing

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MULTITEKS PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGGUNAAN MULTITEKS PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGGUNAAN MULTITEKS PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEPANJEN Amalia Sofie Yuana Pembimbing I: Edy Hidayat, S.Pd., M. Hum. Pembimbing II: Dudy Syafruddin,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh FIRDA ARIANI NIM 100388201260

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan teknik analisis regresi dan analisis korelasi. Teknik analisis regresi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan teknik analisis regresi dan analisis korelasi. Teknik analisis regresi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel daya konsentrasi dan variabel hasil belajar menulis. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa dikelompokan menjadi dua yaitu, keterampilan reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit), serta keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan. sehari-hari. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, artinya

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan. sehari-hari. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, artinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia memegang peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Berkomunikasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

SILABUS SCHREIBEN III JR 224. Drs. Setiawan, M.Pd.

SILABUS SCHREIBEN III JR 224. Drs. Setiawan, M.Pd. SILABUS SCHREIBEN III JR 224 Drs. Setiawan, M.Pd. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2011 SILABUS 1. Identitas mata kuliah Nama mata kuliah

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYIMAK (HŐREN) SISWA KELAS XI KETERAMPILAN SMA NEGERI 6 MALANG

KEMAMPUAN MENYIMAK (HŐREN) SISWA KELAS XI KETERAMPILAN SMA NEGERI 6 MALANG KEMAMPUAN MENYIMAK (HŐREN) SISWA KELAS XI KETERAMPILAN SMA NEGERI 6 MALANG Fahmy Hidayat Universitas Negeri Malang Pembimbing I: Drs. Tiksno Widyatmoko, M.A. Pembimbing II: Desti Nur Aini, S.S., M.Pd.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jerman meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu Hörfertigkeit (menyimak), Sprechfertigkeit (berbicara), Lesefertigkeit (membaca) dan

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH RIKA SURFIA NPM 11080348 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014 Oleh Nur Aisah Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail :

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COPY THE MASTER ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COPY THE MASTER ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COPY THE MASTER ARTIKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh gambaran tentang kesalahan penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh gambaran tentang kesalahan penggunaan - 28 - BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memperoleh gambaran tentang kesalahan penggunaan Konjunktionen aber, denn, und, sondern dan oder yang dibuat oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta   Abstract PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI KELAS IV SD NEGERI 03 PURUS KECAMATAN PADANG BARAT Winda Anggraini 1,Marsis

Lebih terperinci

Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A.

Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A. Kesalahan Penggunaan Konjungsi da, weil, dan denn pada Pembentukan Kalimat Kausal oleh Mahasiswa Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Angkatan 2010 pada Matakuliah Aufsatz 1 Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing

Lebih terperinci

Penerapan Methode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Pembelajaran Membaca di SMA Negeri 8 Malang

Penerapan Methode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Pembelajaran Membaca di SMA Negeri 8 Malang Penerapan Methode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Pembelajaran Membaca di SMA Negeri 8 Malang Yoyok Budiono Pembimbing 1: Sri Prameswari Indriwardhani, M.Pd. Pembimbing 2:

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW 1 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMP NEGERI I SOLOK SELATAN ), ), ) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Zulfitrian NIM 100388201103 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN TEMA IDENTITAS DIRI KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 7 MALANG

PENERAPAN METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN TEMA IDENTITAS DIRI KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 7 MALANG PENERAPAN METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN TEMA IDENTITAS DIRI KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 7 MALANG Zuhrun Nafis Dewi Kartika Ardiyani, S. Pd., M.Pd. Edy Hidayat, S.Pd.,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG Oleh Mutiara Dini Mulyanto Widodo Ni Nyoman Wetty Suliani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH Oleh Elisa Novitasari Ali Mustofa Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: elisanovitasari86@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum.

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum. KESALAHAN PENGGUNAAN KATA INGKAR NICHT DAN KEIN DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2010/2011 PADA MATAKULIAH AUFSATZ I Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013 KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh FITRIANA AGUSTINA NIM 090388201105 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA Ratih Febriani, Kaswari, Tahmid Sabri Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: ratihfebriani@yahoo.com

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SDN 11 KURAO PAGANG PADANG oleh RiaParamita

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Oleh: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang e-mail:

Lebih terperinci

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD Oleh Trie Utami Nurlaksana Eko Rusminto Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: trie.utami333@gmail.com

Lebih terperinci

THE ABILITY OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP DAREL HIKMAH PEKANBARU IN READING SEQUENCES AND READING COMPREHENSION

THE ABILITY OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP DAREL HIKMAH PEKANBARU IN READING SEQUENCES AND READING COMPREHENSION 1 THE ABILITY OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP DAREL HIKMAH PEKANBARU IN READING SEQUENCES AND READING COMPREHENSION Erlina¹, Abdul Razak², Hermandra³ Email: erlinaerlina94@gmail.com, encikabdulrazak25@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK Widayati Kepala SDN Kepuharum Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto Email: waidayatiwidayati260@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh URAY FERRY HARYANTO NIM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh URAY FERRY HARYANTO NIM ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh URAY FERRY HARYANTO

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP Ninis Sukma Dahlianti, Syambasril, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

SKENARIO PEMBELAJARAN. Dari Ruang Kuliah Menuju Museum Pengembangan Keterampilan Menulis Melalui Tugas Mandiri

SKENARIO PEMBELAJARAN. Dari Ruang Kuliah Menuju Museum Pengembangan Keterampilan Menulis Melalui Tugas Mandiri SKENARIO PEMBELAJARAN Dari Ruang Kuliah Menuju Museum Pengembangan Keterampilan Menulis Melalui Tugas Mandiri Diajukan untuk mengikuti FPBS Award UPI Bandung 2008 Oleh: DRA. HAFDARANI, M.Pd. NIP. 132044357

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeiten), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeiten), keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman, setiap mahasiswa diharapkan mampu menguasai empat keterampilan berbahasa yang saling berkaitan dan memengaruhi, yaitu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP Ninis Sukma Dahlianti, Syambasril, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman, siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara (sprechen),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari di SMA dari semua bahasa asing yang ada. Bahasa Jerman terdiri dari empat kemampuan

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM KEMAMPUAN PENGGUNAAN DIKSI DAN LAFAL BAHASA INDONESIA PADA PEMBELAJARAN DISKUSI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 19 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SRI DEWI RAMAWATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari pembelajaran bahasa asing untuk peserta didik adalah agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya dan mampu bersaing di

Lebih terperinci

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Vol. 4 No.2 Desember 2014 ISSN 2089-3973 BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Indah Rahmita Sari FKIP Universitas Batanghari ABSTRACT This article description

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 21 SATU ATAP TELUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 21 SATU ATAP TELUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 21 SATU ATAP TELUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RIA KUSUMA SARI NIM 100388201029 JURUSAN

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK GROUP CLOSE DALAM MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN UNP PADANG

PENERAPAN TEKNIK GROUP CLOSE DALAM MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN UNP PADANG PENERAPAN TEKNIK GROUP CLOSE DALAM MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN UNP PADANG Dwi Mutia Chan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP YDB Lubuk Alung Korespondensi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut semua orang untuk mengetahui informasi dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga mancanegara. Oleh

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Syarifah Leni Fuji Lestari, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH SHINTA FEBRIA NENGSIH NPM 10080349 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan masalah. Cara untuk memecahkan masalah yang telah dipilih dan disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. regresi dan analisis korelasi. Teknik analisis regresi digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. regresi dan analisis korelasi. Teknik analisis regresi digunakan untuk mengetahui 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan teknik analisis regresi dan analisis korelasi. Teknik analisis regresi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG Oleh: Retna Yeni 1, Erizal Gani 2, Afnita 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENULIS SURAT RESMI BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENULIS SURAT RESMI BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENULIS SURAT RESMI BAHASA JERMAN Tanti Kurnia Sari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan

Lebih terperinci

THE ANALYSIS OF POEM IN WRITING ABILITY OF FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 187 PEKANBARU

THE ANALYSIS OF POEM IN WRITING ABILITY OF FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 187 PEKANBARU 1 THE ANALYSIS OF POEM IN WRITING ABILITY OF FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 187 PEKANBARU Putri Yani, Otang Kurniaman, Mahmud Alpusari peyejasmine93@yahoo.com, otang.kurniaman@gmail.com, mahmud_131079@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Nuraini Eka Putri 1, Yasnur Asri 2, Nursaid 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN 2.580 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016 PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN THE INFLUENCE OF THE USE OF HAND PUPPETS

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional di negara kita. Dengan bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di berbagai daerah. Seseorang

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA PADAMEDIA ELEKTRONIK SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA PADAMEDIA ELEKTRONIK SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA PADAMEDIA ELEKTRONIK SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh YULIHARFIKA LIZA NIM 090388201364 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini semua kelas VIII C SMP Negeri 7 Purwokerto yang berjumlah 35. Terdiri dari 17 putra dan 18

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK. PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTsN SINTANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH DESSY RATNA SARI F

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK. PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTsN SINTANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH DESSY RATNA SARI F PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTsN SINTANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH DESSY RATNA SARI F11408009 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV 1 Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV SDN Brayublandong Mojokerto (The Effect Of Implementation Strategy

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. Untuk mengungkapkan ide, gagasan dan pikiran seseorang tidak

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI SMAN 1 KECAMATAN PAYAKUMBUH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Yunia Mentari

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR

KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR 1 SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR Sri Wahyuni Dr. Dudung Burhanudin, M.Pd. Dra. Charlina, M.Hum. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi KORELASI ANTARA KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG Oleh: Eria Tiffany.B 1, Dra. Emidar,

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SUSI MARYANA NIM 090388201329 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN Rima Yulia Erman 1, Yetty Morelent 2, Erwinsyah Satria 2 1)

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA, HURUF KAPITAL, DAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 ARTIKEL E-JOURNAL

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI SDN 26 JATI UTARA PADANG Modika Hadmi Julanda

Lebih terperinci

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. Sinar Ilfat Nursal Hakim Charlina sinarilfat@ymail.com 0853555523813 Education of Indonesian Language and

Lebih terperinci

SILABUS. JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII. DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II

SILABUS. JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII. DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII Mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II merupakan salah satu Mata Kuliah

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL MUTIA YUPITA NIM. 09080261 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Asih Purwasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Della Melaty 1, Irfani

Lebih terperinci

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 531

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 531 PENERAPAN METODE ONE STAY ONE STRAY UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA KRITIS MAHASISWA AKUNTANSI UNESA Prima Vidya Asteria Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya Abstrak Terdapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG Sri Wahyuni 1, Marsis 1, Hidayati Azkiya 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SDN 10 LUBUK BUAYA KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH: SRI MUTIA

Lebih terperinci

SILABUS. JR 422, Mündlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Mündlicher Ausdruck III

SILABUS. JR 422, Mündlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Mündlicher Ausdruck III DESKRIPSI MATA KULIAH Mündlicher Ausdruck III JR 422, Mündlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Mündlicher Ausdruck III merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman (MKPP)

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN SURAT DINAS SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN SURAT DINAS SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENULISAN SURAT DINAS SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh AFRIZAL NIM 090388201013 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL Nofita Rahayu 1, Upit Yulianti DN 2, Ricci Gemarni Tatalia 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Dian Pratama Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Pengaruh keefektifan membaca cepat terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang diteliti di SMA Informatika

Lebih terperinci

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Eko Jayanto Pembimbing I: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Deddy Kurniawan S.Pd., M.A. E-mail:

Lebih terperinci

JR 422, Mündlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI

JR 422, Mündlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI DESKRIPSI MATA KULIAH Mündlicher Ausdruck III JR 422, Mündlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Mündlicher Ausdruck III merupakan salah satu Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKK Program

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI Oleh: Oktavia Andrika 1, Atmazaki 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH SEMESTER GENAP 2009/ 2010 FPBS

SILABUS MATA KULIAH SEMESTER GENAP 2009/ 2010 FPBS SILABUS MATA KULIAH SEMESTER GENAP 2009/ 2010 FPBS Nama Mata Kuliah : Kemahiran Berbahasa (Reseptif) Program/ Tingkat : S-1 (Non-Dik)/ I Bobot Kredit : 4 SKS Semester : 1 Dosen Penangung Jawab : Drs. Denny

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Oleh: Eni Fatma Wulandari 1, Irfani Basri 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci