BIMBINGAN ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Dra. Lilis Madyawati, M.Si*)
|
|
- Surya Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BIMBINGAN ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Dra. Lilis Madyawati, M.Si*) ABSTRAK Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan kemasyarakatannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Bimbingan islami bertujuan mengembangkan kepribadian muslim yang sempurna dan optimal yaitu pribadi yang sehat jasmani dan rohani. Bimbingan islami yang diberikan kepada remaja diharapkan remaja mampu mewujudkan potensi iman, ilmu, amal serta dzikir sesuai kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari; agar remaja dapat meningkatkan kepercayaan dirinya sehingga dapat menikmati hidup dan kehidupan selaku hamba Allah yang shaleh. PENDAHULUAN Tantangan kehidupan manusia di masa mendatang akan semakin rumit. Perubahan yang terjadi sulit diprediksi atau di luar jangkauan kemampuan individu akan melahirkan diskontinuitas perkembangan perilaku individu seperti terjadinya masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Menghadapi kecenderungan-kecenderungan tersebut, individu dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan potensinya (Sugiyo, dkk.: 2004). Proses pengembangan diri banyak dipengaruhi oleh berbagai macam aspek yang ada dalam kehidupan itu sendiri. Salah satu aspek yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan seseorang adalah lingkungan, tempat individu tumbuh dan berkembang. Lingkungan mampu memberikan reinforcement bagi setiap perilaku yang dimunculkan oleh individu. Adaptasi dengan lingkungan sosial kemasyarakatan tidak terlepas adanya sebuah interaksi para individu tersebut. Percaya diri merupakan salah satu komponen utama dalam interaksi sosial. Masa remaja, masa pembentukan kepribadian seseorang yang sangat dipengaruhi oleh bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan lingkungan sekitar tanpa
2 memandang suatu apapun baik kekurangan ataupun kelebihan yang dimiliki orang lain ataupun diri sendiri. Firman Allah yang artinya: Hai manusia, sesungguhnya kami cipakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal mengenal (QS. Al Hujurat: 13). Manusia diharapkan dapat memahami bahwa mereka harus berinteraksi dengan segala *) Dosen Kop. Wil VI dpk di FKIP- Univ. Muhammadiyah Magelang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Kepercayaan diri yang dimiliki seseorang berpengaruh dalam interaksi dan hubungan atau sosialisasi dengan lingkungan sekitar, maka bimbingan islami dilakukan untuk membangun sebuah interaksi yang sehat. Pemberian dan penekanan kereligiusan dalam interaksi juga tidak kalah penting karena pemahaman tentang siapa kita, untuk apa kita hidup dan keyakinan kita terhadap Tuhan YME juga mempunyai kontribusi dalam kepercayaan diri. BIMBINGAN ISLAMI 1. Pengertian Bimbingan Islami Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat (Musnawar, 2002). Proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai mahluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Dengan bimbingan islami individu dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt., dapat menemukan serta mengembangkan potensi-potensi mereka melalui usaha sendiri baik untuk kebahagiaan pribadi maupun kemaslahatan sosial. Bimbingan islami sebagai upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan iman, akal dan kemauan yang dikaruniakan Allah swt kepadanya untuk mempelajari tuntutan Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan kokoh sesuai tuntunan Allah swt. Bimbingan islami tidak hanya mengedepankan permasalahan dunia dan hubungan antar manusia dengan manusia
3 serta penyelesaian permasalahan yang menyangkut hal-hal tersebut tetapi bagaimana hablumminallah dan kebahagiaan dunia akherat juga penting (QS Az Zariyat 51-56) dan QS. Al-Baqarah, 2: 201). Jadi, bimbingan islami merupakan sebuah usaha yang dilakukan dalam rangka membantu individu dalam menyelesaikan permasalahan dengan memanfaatkan fitrahnya sebagai mahluk Allah agar menjadi pribadi yang berada di jalan lurus untuk mencapai sebuah kebahagiaan dunia dan akherat. Konsep bimbingan islami memiliki makna atau signifikansi yang sangat berarti karena ternyata terdapat perbedaan yang sangat esensial dan fundamental dengan bimbingan konseling barat. Perbedaan itu tentu saja membawa konsekuensi yang jauh mengenai dasar, tujuan, materi, kualitas, petugas bimbingan, metode, sampai dengan output yang ingin dihasilkan (Musnawar, 2002). Ada 3 pokok bimbingan islami meliputi: a. dalam keluarga Pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan mental spiritual dalam pembentukan masyarakat sejahtera yang tidak dapat kita ingkari. Pendidikan memerlukan contoh teladan yaitu sebuah keluarga harmonis yang di dalamnya terdapat unsur kasih sayang yang disebut Keluarga Sakinah yang diharapkan dapat memenuhi peran sebagai teladan dan pembina masyarakat sejahtera. b. dalam masyarakat luas Islam mengajarkan bahwa satu individu harus memberikan manfaat untuk orang di sekitarnya, karena Allah telah memberi dirinya potensi yang harus dimanfaatkan bukan hanya dirinya saja yang menikmati melainkan orang lain pun juga harus dapat mendapatkan manfaatnya (QS. Ibrahim, 14: 24). Keterkaitan bimbingan islami dengan masyarakat adalah konselor sebagai mahluk Allah juga harus bisa memberi manfaat untuk orang lain karena memberi bantuan dalam Islam merupakan sebuah amal (QS. Al Anam, 6: 162). c. Pembinaan Kelompok Persaudaraan dalam Islam sangat dianjurkan. Shibab (2006) menerangkan bahwa Ukhuwah yang biasa diartikan sebagai persaudaraan berarti memperhatikan. Persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Umat Islam juga dilandasi oleh pedoman yang digariskan oleh Allah untuk senantiasa menjadi kesatuan bahwa sesungguhnya semua mukmin itu bersaudara (QS. Al Hujarat, 9:10). Ka bah merupakan
4 simbol persatuan umat Islam sedunia. Untuk membina persatuan umat harus diciptakan simbol kebersamaan sekaligus melaksanakan ajaran Islam. Islam juga mengajarkan untuk hidup berdampingan dengan saling memberi manfaat, tidak saling merugikan. Karena itulah selagi kita bisa menempatkan dalam situasi yang sesuai dalam hubungan dengan sesama mahluk Allah maka tidak akan terjadi perselisihan dan jika terjadi perselisihan maka kita dianjurkan mencari titik temu (QS. As Saba, 34). 2. Tujuan Bimbingan Islami Bimbingan Islami bertujuan membantu individu mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dengan jalan membantu individu memahami kehidupan menurut Islam, membantu individu memahami dan menghayati ketentuan dan petunjuk Allah tentang cara hidup bermasyarakat. Bimbingan islami juga bertujuan untuk mengembangkan kepribadian muslim yang sempurna atau optimal yaitu pribadi yang sehat jasmani dan rohani, yang mampu mewujudkan potensi iman, ilmu amal serta dzikir sesuai kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari (Sutoyo: 2007). 3. Azas Bimbingan Islami Azas bimbingan islami harus dijadikan landasan dan pegangan dalam melakukan bimbingan, yaitu azas yang bersumber dari Al-Qur an dan Hadits mencakup: a. azas kebahagiaan dunia dan akherat Individu harus didasarkan akan kehidupannya di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di akherat. b. azas komunikasi dan musyawarah Berkomunikasi secara musyawarah dalam arti komunikasi dua arah untuk memperoleh pemahaman dan kesepakatan bersama. Allah menyuruh kita bersikap lemah lembut, tidak kaku, serta menghargai pendapat orang lain dalam bermasyarakat (QS Ali- Imron, 3: 159). c. azas manfaat Pembimbing berusaha memberikan bimbingan kepada pihak yang dibimbing segala sesuatu yang bermanfaat.
5 d. azas kasih sayang Bimbingan islami dilakukan dengan berlandaskan kasih sayang sebab Islam adalah agama kasih sayang dan dengan kasih sayanglah bimbingan islam akan berhasil. e. azas menghargai dan menghormati Pembimbing diberi kehormatan oleh yang dibimbing karena dirinya dianggap mampu menyelesaikan masalah. Konseli diberi kehormatan/ dihargai oleh pembimbing dengan cara konselor bersedia membantu atau membimbingnya f. azas rasa aman Rasa aman perlu diciptakan oleh pembimbing maupun yang dibimbing, termasuk rasa aman karena segala rahasia tidak diketahui oleh orang lain. KEPERCAYAAN DIRI Kepercayaan diri dihasilkan oleh suatu keyakinan untuk menentukan hidupnya sendiri (Vallet, 2005). Suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuat dirinya mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Kepercayaan diri merupakan keyakinan dalam diri dan mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Kepercayaan diri adalah suatu dorongan hidup dalam melakukan suatu aktivitas yang disertai keterkaitan dengan keberhasilan, yaitu suatu keberhasilan seorang individu untuk melakukan sesuatu yang menurutnya benar. Lenney (2006) mengungkapkan bahwa kepercayaan diri sebagai kemampuan individu untuk mengevaluasi tingkah laku secara keseluruhan sehingga ia akan melakukan sesuatu sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan beberapa konsep kepercayaan terbentuk melalui proses belajar dengan lingkungan sosial. Kepercayaan diri merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berisi keyakinan tentang kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Selanjutnya keadaan ini mendorong individu untuk melakukan dan meraih kesuksesannya untuk mencapai tujuan hidupnya. Calhoun dan Acocella (2008) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. a. Faktor yang berasal dari dalam individu:
6 1) Konsep diri 2) Kondisi fisik 3) Harga diri 4) Pengalaman masa lalu b. Faktor-faktor yang berasal dari luar individu 1) Lingkungan Lingkungan yang mendukung percaya diri adalah lingkungan yang submisif dan didukung oleh sikap positif dalam anggota keluarga di rumah yang tentram (Hars, 1998). 2) Pendidikan Tinggi rendahnya tingkat pendidikan dapat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap orang lain. 3) Pekerjaan Manusia akan mampu mengatasi rasa keterasingan dengan bekerja. Bekerja adalah cara paling bermanfaat untuk mengungkap diri seutuhnya. Lanur (2005) mengatakan bahwa kepercayaan diri sendiri bersumber hanya pada kodrat kita sendiri sebagai karunia Tuhan yang telah menjadi milik kita berkat kesetiaan kita. Semakin dalam kecintaan kita pada diri kita sendiri dan hidup ini, semakin dalam pula taqwa kita kepada Sang Maha Pencipta. Untuk membentuk kepercayaan diri diperlukan situasi yang memberikan kesempatan untuk berkompetensi (Kumara, 2008). Hal tersebut dapat dibenarkan karena dari interaksi langsung dengan orang lain akan diperoleh informasi tentang diri dan dapat menilai dirinya dibandingkan dengan orang lain. Kepercayaan pada diri sendiri mempunyai peranan yang penting untuk mendapatkan sukses (Handaya, 2005). Ciri kepercayaan diri dapat dinilai melalui tiga aspek, yaitu: a. Bila seseorang dapat diterima oleh kelompoknya (merasa kelompok atau orang lain menunjuknya). b. Bila seseorang percaya sekali pada dirinya sendiri serta memiliki ketenangan sikap, tidak gugup jika melakukan atau mengatakan sesuatu yang teryata hal itu adalah salah. c. Bila seseorang merasa memadai, sama harkatnya terhadap apa yang ia lakukan, merasa bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu yang ia inginkan. Ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional adalah:
7 a. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain; b. Punya pengendalian diri yang baik dan emosi stabil. c. Percaya akan kompetensi kemampuan diri sehingga tidak butuh pujian dari orang lain; d. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri sehingga ketika harapan tidak terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dari situasi yang terjadi. Instone (2006) mengemukakan orang yang percaya diri bertindak lebih aktif terhadap lingkungan yang dihadapi daripada mereka yang kurang memiliki kepercayaan diri dan seseorang yang percaya pada diri sendiri memiliki kemampuan untuk bertindak. Dalam kepercayaan diri terkandung kemandirian dan ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi. Orang yang percaya diri juga bertanggung jawab atas pekerjaan dan keputusannya, berani dan mampu mengoreksi kesalahannya. Individu berani mencoba atau melakukan hal-hal yang baru dalam situasi baru, ia tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain. Kepercayaan diri remaja adalah orang lain yang berusia kurang lebih tahun yang memiliki keyakinan dalam hati atas kemampuannya terhadap kelebihan dan kekurangannya dan merasa mampu untuk dapat berperilaku sebagaimana mestinya dan positif dalam mencapai apa yang diinginkan menjadi tujuannya serta mampu berdaya tahan terhadap tantangan dan permasalahan yang ada. Ada beberapa kiat membangun kepercayaan diri: a. Menumbuhkan sikap positif terhadap penampilan dan kemampuan diri; b. Bersikap dan berpikir realistis; c. Memberi penghargaan terhadap diri sendiri d. Mengembangkan kualitas kemandirian; e. Mengembangkan perencanaan yang tepat; f. Menciptakan suasana kondusif. Kepercayaan diri tersebut merupakan kualitas pribadi yang diperoleh seseorang melalui pengembangan konsep diri yang baik serta harga diri yang sehat. Remaja diharapkan mampu menjalin komunikasi dengan orang lain secara baik. Orang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan berani mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya serta tidak akan ragu untuk mengemukakan pendapat dalam bersosialisasi dengan orang lain. Pembahasan tentang bimbingan islami adalah masalah umum yang menjadi
8 kepedulian bersama anggota kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam bimbingan islami dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok. Informasi yang bersumber dari Dzat Yang Maha menciptakan manusia perlu digali dan dikembangkan menjadi topik bahasan yang menarik karena jika manusia mengenal Tuhannya lebih dalam, dia akan yakin bahwa dia selalu dalam pengawasannya. Topik yang dibahas bisa memberikan kontribusi positif dalam kehidupan dan lebih percaya diri karena individu merasa mempunyai sesuatu yang melindungi dan memberi segalanya. Hal ini karena Allah mengetahui berbagai masalah yang dihadapi manusia, penyebab dan solusinya. Allah lebih mengetahui pula potensi internal yang dikaruniakan untuk manusia. Allah pasti maha mengetahui apa-apa yang pernah dilakukan manusia dalam mengembangkan potensi tersebut agar manusia selamat dalam hidupnya di dunia dan akherat. Bimbingan islami memberikan bagaimana hubungan kita dengan masyarakat dan terutama dengan Allah swt, sehingga bimbingan islami baik diterapkan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Semakin mengertinya remaja mengenai kehidupan sosial menurut konsep religius dan semakin seringnya mereka bersosialisasi dengan orang lain dalam kelompok, maka semakin tinggi pula kepercayaan dirinya. Bimbingan islami yang berupa proses pemberian bantuan individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai mahluk Allah yang seharusnya dalam kehidupan kemasyarakatan senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk-nya. KESIMPULAN Bimbingan islami dapat dipergunakan untuk membantu individu, mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dengan jalan memahami kehidupan menurut Islam, memahami manfaat kehidupan menurut Islam, memahami dan menghayati ketentuan dan petunjuk Allah tentang cara hidup bermasyarakat serta mampu menjalankan ketentuan dan petunjuk Allah mengenai hidup bermasyarakat. Bimbingan islami dapat mengembangkan kepribadian remaja yang sempurna dan optimal sesuai kemampuan remaja dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksudkan agar remaja tidak bingung dalam menikmati hidup dan kehidupan selaku hamba Allah yang sholeh.
9 DAFTAR PUSTAKA Handaya, Ben Berguru Pengalaman, Bertemu Kesuksesan. Yogyakarta: Kanisius. Hars, K The Nature of Adolescence. London: Metheun Instone & Afiatin, T Validitas Eksternal Skala Kepercayaan Diri. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Lanur, A.O.F.M. Menemukan Diri. Yogyakarta: Kanisius. Lenney Human Development and Emergent Science. Tokyo: Mc Graw- Hill Kogakusha Ltd. Musnamar, Tohari Bimbingan dan Konseling Islami. Yogyakarta: UII Press. Shihab, M. Quraish Wawasan Al- Qur an. Bandung: Mizan. Sugiyo Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Konseling. Semarang:: Universitas Negeri Semarang. Sutoyo, Anwar Bimbingan dan Konseling Islami: Teori dan Praktek. Semarang: CV Cipta Prima Nusantara. Vallet, R.E Aku Mengembangkan Diriku. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Ceraka. Yusuf, Syamsu. Nurhudaya Pengembangan Diri: Materi Bimbingan bagi Mahasiswa. Bandung: UPT LBK UPI.
BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyak orang meyakini bahwa orang yang cerdas adalah orang yang memiliki kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada kenyataannya, tidak
Lebih terperinciAKHLAK PRIBADI ISLAMI
AKHLAK PRIBADI ISLAMI Modul ke: 06Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi Salah satu kunci sukses di dunia dan akhirat karena faktor
Lebih terperinciPERSATUAN DAN KERUKUNAN
PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Akhlak Sosial Islami Fakultas Tehnik Ust. H. Lathif Hakim, Lc. Dipl. DNP. MIE... Program Studi Tehnik Mesin www.mercubuana.ac.id TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS A. Menjelaskan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Akhlak Pribadi Islami Fakultas Tehnik Ust. H. Lathif Hakim, Lc. Dipl. DNP. MIE... Program Studi Tehnik Mesin www.mercubuana.ac.id TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS A. Menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi, dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat muslim, shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat fundamental dan esensial. Shalat merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT
Lebih terperinciKEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI
KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciQana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak
Aspek Akhlak 4 Qana ah dan Tasamuh Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa akan mengetahui tentang pengertian qanaah dan tasamuh, menampilkan contoh perilaku qanaah dan tasamuh serta dapat
Lebih terperinciSKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
PENDAPAT M. YUNAN NASUTION TENTANG KEKUATAN DOA TERHADAP PERKEMBANGAN ROHANIAH DALAM BUKU PEGANGAN HIDUP (ANALISIS MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Lebih terperinciKELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin
KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin i Topik Makalah Keluarga Adalah Miniatur Perilaku Budaya Kelas : 1-ID08 Tanggal Penyerahan Makalah
Lebih terperinciBUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017
BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017 BENGKALIS, 10 APRIL 2017 ASSALAMU ALAIKUM, WR. WB SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Majid (2014: 1) menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan terus berkembang seiring kemajuan teknologi yang semakin canggih. Pendidikan juga diperbaiki dan diperbarui menyesuaikan perkembangan zaman agar mampu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN
90 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Analisis implementasi bimbingan sosial pada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang Bimbingan sosial dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah fisik maupun psikis. Walaupun dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten. Potensi bawaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL
71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap
Lebih terperinciSigit Sanyata
#3 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BP4 KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009
BAB IV ANALISIS PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BP4 KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009 A. Analisis Peran Mediasi Perkara Syiqaq Di BP4 Kota Semarang Pasca Munas Ke XIV Tahun 2009. Kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Agama merupakan faktor penting yang dapat membimbing manusia agar berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran agama yang dianut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendirikan shalat merupakan suatu ibadah yang wajib dilakukan bagi seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia tersebut,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung
BAB V PEMBAHASAN A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi kerusakan alam. Salah satunya
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis SUKSES HIDUP DALAM ISLAM Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen PERLUNYA HIDUP SUKSES Dalam setiap doa, kita sering meminta kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Penanganan anak Korban kekerasan seksual di PPT SERUNI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan, implikasi hasil penelitian
206 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan, implikasi hasil penelitian dan rekomendasi. A. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian ini disusun berdasarkan
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akhlak Sosial Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Akhlak Sosial Islami Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pandangan Islam manusia adalah makhluk yang sangat mulia karena memiliki potensi dan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen UNTUK APA KITA ADA DI DUNIA? Proses lahir dan keberadaan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia untuk memiliki suatu pengetahuan tertentu. Peranan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan
Lebih terperinciTEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin
A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya
Lebih terperinciINVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan
L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD
BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD Berbagai pengertian dan pengembangan pendidikan Islam yang disampaikan oleh beberapa ahli pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.
56 BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. Analisis Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan
100 BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan Hasil yang dapat diketahui dari pelaksanaan metode SEFT Total Solution dalam menangani
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar siswa merupakan hal esensial dalam menentukan berhasil atau gagalnya pembelajaran. Tetapi banyak siswa yang tidak memiliki motivasi tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini, membawa banyak perubahan dalam setiap aspek kehidupan individu. Kemajuan ini secara tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN PERKEMAHAN RAYA PEMUDA GEREJA PROTESTAN INDONESIA DONGGALA (GPID) SULAWESI TENGAH DIDESA LONCA KECAMATAN KULAWI
Lebih terperinciModul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.
Modul ke: Kesalehan Sosial Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Secara bahasa makna kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan dalam hidup bersama, berkelompok baik dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Fisik dan psikis adalah satu
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: Etos Kerja Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Etos kerja dalam arti luas adalah berkaitan dengan
Lebih terperinciKESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM
KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberi
Lebih terperinciRajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciMENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)
GUIDENA, Vol.1, No.1, September 2011 MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA) Nurul Atieka Universitas Muhammadiyah Metro PENDAHULUAN Semua orang dalam membina keluarga, menginginkan keluarga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional, eksistensinya sangat urgensif dalam rangka mewujudkan pendidikan
Lebih terperinciSecara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling
A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciREVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI
REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak
Lebih terperinciHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas vital dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui transfer ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai kehidupan guna
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Deskriptif Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang data intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam dan kesehatan mental tersebut dianalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA. A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun
BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun 1. Pengertian hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun Perilaku sosial merupakan
Lebih terperinciPeranan Generasi Muda Muslim Indonesia Membangun Masyarakat Muslim Tangguh
Peranan Generasi Muda Muslim Indonesia Membangun Masyarakat Muslim Tangguh MPI, 25 April 2010. Masjid Al Murosalah, Jl. Gegerkalong Hilir No.49 Divlat Telkom Bandung. Penceramah : Ust. Dr. Aam Amiruddin
Lebih terperinciKONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian Ilmu Pendidikan Islam)
Jurnal Pendidikan Universitas Garut Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus
Lebih terperinciPENDIDIKAN DALAM KELUARGA
Mata Kuliah Nama Dosen : Landasan Pendidikan : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag.,M.Pd.H PENDIDIKAN DALAM KELUARGA OLEH PUTU YULIA SHARA DEWI NIM : 15.1.2.5.2.0861 PROGRAM MAGISTER (S2) DHARMA ACARYA PROGRAM
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat
Lebih terperinciMENGHAYATI PERAN ISTRI
MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang
Lebih terperinciBimbingan Teknis Administrasi Guru Pendidikan Agama Katolik, kita tingkatkan Pelayanan Kepada Umat Katolik, di Balai Latihan Kerja Industri di
SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PEDOMAN DAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S.1) GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SE
Lebih terperinciMEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL
MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan keragu-raguan, ataupun kecemasan. Misalnya ketika seseorang diminta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman, manusia akan dihadapkan pada permasalahan yang lebih kompleks, manusia dituntut untuk dapat menyikapi atau menghadapi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional merupakan bagian dari sistem pembangunan Nasional Indonesia, karena itu pendidikan mempunyai peran dan tujuan untuk mencerdasan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.
BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmaniyah lebih-lebih rohaniyahnya. Karena kesempurnaannya dapat memahami, mengenal secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2008), Cet. III, hlm. 3.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai seorang muslim yang beriman, kita tidak pernah bisa lepas dari usaha untuk meminta petunjuk Allah. Dalam usaha ini kita berpedoman pada kitab suci kita, yaitu
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Keharmonisan Pada Pasangan Menikah Yang Belum Mempunyai Keturunan. Keluarga harmonis merupakan keluarga yang penuh dengan ketenangan, ketentraman, kasih sayang, keturunan
Lebih terperinciPEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin
PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH Drs. H. Gunarto Muchsin Islam Tentang Kehidupan Hakekat Islam Agama untuk berserah diri semata-mata kepada Allah (Qs. An Nisa (4): 125) Agama semua nabi (Qs.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :
BAB V PEMBAHASAN Setelah peneliti melakukan penelitian secara langsung dengan menyebarkan angket yang diajukan kepada karyawan muslim di PT. Bina Megah Indowood dan diisi dengan keadaan yang sebenarnya,
Lebih terperinciLandasan Agama Bimbingan dan Konseling
Landasan Agama Bimbingan dan Konseling (Mata Kuliah Landasan BK, pertemuan ke-3) Oleh: Agus Basuki, M.Pd www.uny.ac.id Landasan agama membahas tentang kemuliaan manusia sebagaimana ditunjukkan oleh kaidah-kaidah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang Sejarah keberadaan MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang, bermula dari
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA
55 BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG SERTA FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBATNYA A. Analisis penerapan fungsi manajemen
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam
204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)
12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan selalu berpasangan, pria dengan wanita. Dengan tujuan bahwa dengan berpasangan, mereka dapat belajar berbagi mengenai kehidupan secara bersama.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
117 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini berisikan uraian kesimpulan penelitian yang telah dilakukan. Selain itu diajukan beberapa rekomendasi yang telah berpedoman pada hasil penelitian untuk
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sukses Hidup dalam Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Setiap individu memiliki paradigma yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus
Lebih terperinci