ADMINISTRASI PENDIDIKAN DAN CARA BERPIKIR SISTEM PENDIDIKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADMINISTRASI PENDIDIKAN DAN CARA BERPIKIR SISTEM PENDIDIKAN"

Transkripsi

1 74 ADMINISTRASI PENDIDIKAN DAN CARA BERPIKIR SISTEM PENDIDIKAN Tahroni Dosen STIA YAPPANN Jakarta ABSTRAK Tegak robohnya suatu negara, dan bahkan maju mundurnya peradaban manusia, serta timbul tenggelamnya bangsa-bangsa di dunia, tidak dikarenakan peperangan atau malapetaka lainnya, akan tetapi akan tergantung pada baik-buruknya administrasi yang dimiliki. Suatu bangsa dan negara yang ingin mencapai kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan modern, tidak mempunyai pilihan lain selain mengutamakan pembinaan serta pengembangan administrasi dan filsafat administrasinya, yang sesuai kepribadian dan tujuan bangsa dan negara itu, serta dengan memperhitungkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Memang sesungguhnyalah abad sekarang ini adalah abad administrasi, karena semua keputusan di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, militer, dan lain-lain, hanya akan ada artinya apabila keputusan-keputusan terlaksana dengan efisien dan efektif. Kata kunci: administrasi. efisien dan efektif I. PENDAHULUAN Siagian (2003:1) menguraikan bahwa Charles A. Beard, seorang sejarawan politik Amerika, yang dikutip oleh Albert Lepawsky dalam bukunya Administration pada tahun 1937 menyatakan, bahwa tidak ada satu hal dalam abad modern sekarang ini yang lebih penting daripada administrasi. Kelangsungan hidup pemerintahan yang beradab, dan bahkan kelangsungan hidup dari peradaban itu sendiri, akan sangat tergantung pada kemampuan dalam membina dan mengembangkan suatu filsafat administrasi yang mampu memecahkan masalah-masalah masyarakat modern. Pelaksanaan suatu keputusan dengan efisien dan efektif itulah yang merupakan sasaran utama dari filsafat administrasi dengan menempatkan manusia sebagai fokus sentralnya (Siagian, 2003:1). Our greatest asset is people. (Drucker, 1977:262). Siagian (2003:2-3) merumuskan pengertian administrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih, yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. II. PEMBAHASAN Ada beberapa hal yang terkandung dalam definisi di atas. Pertama, administrasi sebagai seni, merupakan suatu proses yang diketahui hanya permulaannya, sedang akhirnya tidak diketahui. Kedua, administrasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yaitu adanya dua manusia atau lebih, adanya tujuan yang hendak dicapai, adanya tugas atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan tugas-tugas itu. Ke dalam golongan peralatan dan perlengkapan, termasuk pula waktu, tempat, peralatan materi, serta sarana lainnya. Ketiga, bahwa administrasi sebagai proses kerjasama bukan merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Tegasnya, administrasi sebagai seni merupakan suatu fenomena sosial. Sebagai gejala sosial, azas sebab-akibat tidak disebabkan oleh satu fakta, tetapi oleh banyak fakta. (Munandar, 1986:14). Mengenai unsur manusia dalam administrasi, diperlukan lebih dari satu orang, karena seseorang tidak dapat bekerja sama dengan dirinya sendiri. Karena itu harus ada orang lain yang secara sukarela atau dengan cara lain diajak turut serta dalam proses kerja sama. Adapun tujuan yang hendak dicapai, dapat ditentukan oleh semua orang yang langsung terlibat dalam proses administrasi, dapat pula ditentukan oleh hanya sebagian, dan bahkan mungkin hanya ditentukan oleh seorang dari mereka yang terlibat.

2 Mengenai tugas yang hendak dilaksanakan, terdapat anggapan bahwa proses administrasi baru timbul, apabila ada kerjasama. Sebenarnya tidak demikian. Kerjasama bukan merupakan unsur administrasi, melainkan suatu kondisi ideal, artinya, perlu ditekankan bahwa pencapaian tujuan akan lebih efisien dan efektif apabila semua orang yang terlibat mau bekerja sama satu sama lain. (Siagian, 2003:3) Keefektifan suatu organisasi ditentukan oleh tingkat pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Organizational effectiveness is the degree to which the organization achieves a stated goal. It means that the organization succeeds in accomplishing what it tries to do. (Daft, 2003:9). Sedangkan efisiensi organisasi mengacu pada jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Organizational efficiency refers to the amount of resources used to achieve an organizational goal. (Daft, 2003:9). Dengan rumusan yang berbeda, dapat dinyatakan bahwa: Effectiveness is often described as doing the right things. Sedangkan efisiensi merupakan Getting the most output from the least amount of inputs; referred to as doing things right. (Robbins & Coulter, 2003:6-7) Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi, di samping ditentukan oleh orangorang yang terlibat dalam proses administrasi, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Menurut Siagian, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam suatu proses administrasi tergantung dari berbagai faktor, seperti, a. Jumlah orang yang terlibat dalam proses itu. b. Sifat tujuan yang hendak dicapai. c. Ruang lingkup serta aneka ragamnya tugas yang hendak dijalankan, dan d. Sifat kerjasama yang dapat diciptakan dan dikembangkan. (Siagian, 2003:4) Sifat, ruang lingkup, dan bentuk kegiatan administrasi berbeda dari satu zaman ke zaman yang lain; ia berbeda pula dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain; ia berbeda pula dari satu waktu dan kondisi ke waktu dan kondisi yang lain. Tujuan yang berbeda-beda, tingkat kebutuhan yang berlain-lainan, kecerdasan yang beraneka ragam, kesemuanya turut menentukan bentuk dan sifat administrasi yang diperlukan. Dengan demikian, kegiatan administrasi dalam bidang pendidikan, harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang berkembang dinamis dari waktu ke waktu. Siagian (2003:4) menekankan bahwa usia administrasi sama dengan usia peradaban manusia, karena apabila ada dua orang yang bekerja bersama-sama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh seorang di antara mereka, pada saat itu administrasi telah ada. Hal inilah yang dimaksud bahwa administrasi merupakan suatu fenomena sosial. Timbulnya ilmu administrasi sering dikenal sebagai suatu modern phenomenon. Akan tetapi, dengan timbulnya Ilmu Administrasi, tidak berarti hilangnya sifat seni - nya. Karena itu, sekarang ini administrasi dikenal sebagai suatu artistic science, karena dalam penerapannya, seninya masih tetap memegang peranan yang menentukan. Sebaliknya, seni administrasi dikenal sebagai suatu scientific art karena seni itu sudah didasarkan atas sekelompok prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya. (Siagian, 2003:4) Pengertian administrasi di atas, mempunyai alat pelaksana utama, yaitu manajemen. Dengan kata lain, manajemen merupakan inti dari administrasi. Pernyataan tersebut didasarkan pada pendapat bahwa manajemen pada hakikatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijakan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Jelas hal ini tidak berarti bahwa manajemen tidak boleh menentukan tujuan, akan tetapi tujuan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat departemental atau sektoral. Di bidang penentuan kebijakan, tidak pula berarti bahwa pada tingkat manajemen, tidak ada proses penentuan policy. Hanya saja kebijakan yang ditentukan pada tingkat manajemen, hanya boleh bersifat khusus dan/atau pelaksanaan (operasional). 75

3 76 Administrasi lebih luas daripada manajemen. Hal ini perlu ditegaskan mengingat bahwa baik di kalangan teoritisi maupun praktisi, masih sering terdapat dualisme pengertian administrasi. Di satu pihak, terdapat pengertian administrasi dalam arti luas, seperti telah didefinisikan di atas. Di lain pihak, masih terlalu sering administrasi diartikan secara sempit, yaitu administrasi dalam pengertian ketatausahaan, yang sesungguhnya hanya merupakan bagian kecil dari kegiatankegiatan operasional administrasi dalam arti luas. (Siagian, 2003:5). Administrasi dapat diartikan sebagai penentuan kebijakan bersama dan koordinasi secara keseluruhan. Administrasi sebagai pengarah, manajemen sebagai pelaksana. (Made Pidarta, 2004:2). Manajemen sebagai pelaksana, merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian dari penggunaan sumber daya untuk mengerjakan tujuan-tujuan kinerja. Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the use of resources to accomplish performance goals. (Schermerhorn, 2005:19). Manajemen sebagai alat pelaksana utama dari administrasi, juga harus berkemampuan mencapai tujuan organisasi sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh administrasi. Untuk itu, manajemen juga dapat dirumuskan sebagai suatu proses mencapai tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi. Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading and controlling organizational resources. (Daft, 2003:5) Jadi, untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan, perlu menggunakan seluruh sumber daya yang terdapat dalam organisasi, termasuk pekerjaan para anggotanya, yang harus direncanakan, diorganisasikan, dipimpin dan dikendalikan. Oleh karena itu, manajemen sebagai pelaksana utama administrasi dapat diartikan sebagai The process of planning, organizing, leading and controlling the work of organization members and of using all available organizational resources to reach stated organizational goals. (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995:7) Berbeda dengan pengelompokan fungsi-fungsi manajemen seperti diuraikan di atas, terdapat pula pakar yang berpendapat, bahwa proses manajemen mencakup 5 (lima) fungsi dasar, yaitu Planning, organizing, staffing, leading and controlling. (Dessler, 2005:4). Pendapat lain menyatakan bahwa The functions of management consist of five basic activities:planning, organizing, motivating, staffing, and controlling. (David, 1999:146). Menurut Siagian (2003:5), manajemen dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu sebagai proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan, dan sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Manajemen dalam arti kelompok pimpinan, tidak melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional, melainkan mengatur tindakan-tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut bawahan. Memperhatikan definisi-definisi di atas, dapat dikemukakan beberapa substansi penting, yang tercakup dalam pengertian manajemen, yaitu sebagai berikut : a. Manajemen merupakan suatu proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, manajemen melaksanakan fungsifungsi tertentu. c. Tidak ada keseragaman pendapat di antara para pakar dalam mengelompokkan fungsi-fungsi manajemen. Diantara pendapat para ilmuwan, menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah planning, organizing, leading, motivating, staffing, dan controlling. d. Penggunaan istilah leading menekankan pada pembimbingan dan keteladanan, sedangkan motivating menekankan pada penyadaran kepada bawahan agar tergerak untuk melakukan kegiatan yang diharapkan oleh pimpinan. Sedangkan fungsi staffing dapat ditempatkan sebagai fungsi terpisah dari fungsi-fungsi lain, atau dapat dirangkum dalam satu istilah organizing. Dari uraian di atas, jelas bahwa sekalipun ada perbedaan dalam pengelompokan fungsi-fungsi manajemen, namun secara keseluruhan menggambarkan substansi yang sama, dimulai dengan

4 77 perencanaan (planning) dan diakhiri dengan pengendalian (controlling). Hasil pengendalian menunjukkan diperlukan atau tidaknya dilakukan perbaikan-perbaikan, baik karena perencanaan yang kurang tepat, atau karena adanya perubahan-perubahan lingkungan yang tidak pernah statis, selalu berubah sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, proses manajemen merupakan siklus yang tidak pernah berhenti. Proses tersebut digambarkan oleh Stoner, Freeman & Gilbert (1995:13) sebagai berikut : A.Pengertian Berpikir Sistem Pendidikan Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu perbuatan pembimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh pendidik kepada peserta didik ke arah suatu tujuan tertentu. Penjabaran mengenai hakikat perbuatan pembimbingan, apa tujuannya, dan bagaimana hakikat pendidik dan peserta didik; semuanya sangat bergantung kepada dasar filsafah yang dianut oleh orang yang merumuskannya. Dengan demikian, perumusan itu sangat beragam. (Engkoswara, 1987:17). Dengan rumusan yang lebih luas, pendidikan adalah upaya sadar untuk menyiapkan peningkatan kehidupan peserta didik yang mandiri dan berbudaya harmonis, yaitu memiliki moral dan akhlak mulia, profesi yang dilandasi ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni tepat guna, dan memiliki kreativitas terpuji yang menyejukkan dan membawa kedamaian yang bernilai indah, sehingga kehidupannya lebih baik. (Engkoswara, 2002:i). Pendidikan dalam artian tersebut menjadi tanggung jawab bersama, antara keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui sekolah, baik yang dikelola oleh pemerintah sendiri maupun oleh masyarakat. (Engkoswara, 2004:7). Mengutip rumusan pengertian dalam Dictionary of Education, Nanang Fattah (2004:4-5) menjelaskan bahwa pendidikan adalah: (a) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup, (b) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain, pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya. Menurut Crow and Crow (dalam Nanang Fattah, 2004:5); Modern educational theory and practise not only are aimed at preparation for future living but also are operative in determining the pattern of present, day-by-day attitude and behavior. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diidentifikasikan beberapa ciri pendidikan, antara lain, yaitu: a. Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup. b. Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai. c. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (formal dan non formal). Apabila dikaitkan dengan keberadaan dan hakikat kehidupan manusia, pendidikan diarahkan untuk pembentukan kepribadian manusia, yaitu mengembangkan manusia sebagai mahluk individu, mahluk sosial, mahluk susila, dan mahluk beragama (religius). (Nanang Fattah, 2004:5) Hasbullah (1999:4-6) menyimpulkan dari beragam batasan pendidikan yang diberikan oleh para ahli, bahwa meskipun berbeda secara redaksional namun secara esensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan

5 78 tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya. Karena itu, dengan memperhatikan batasan-batasan pendidikan tersebut, ada beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami, yaitu: a. Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik yang berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pribadi dewasa susila, maka ia sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidupnya dan masyarakatnya. b. Pendidikan merupakan perbuatan manusiawi. Pendidikan lahir dari pergaulan antar orang dewasa dan orang yang belum dewasa dalam suatu kesatuan hidup. Tindakan mendidik yang dilakukan oleh orang dewasa dengan sadar dan sengaja didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan. Tindakan tersebut menyebabkan orang yang belum dewasa menjadi dewasa dengan memiliki nilai-nilai kemanusiaan, dan hidup menurut nilai-nilai tersebut. Kedewasaan diri merupakan tujuan pendidikan yang hendak dicapai melalui perbuatan atau tindakan pendidikan. c. Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi pendidik dan anak didik. Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi. Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan maka menjadi hubungan antar pribadi pendidik dan pribadi si anak didik, yang pada akhirnya melahirkan tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan. Pendidik bertindak demi kepentingan dan keselamatan anak didik, dan anak didik mengakui kewibawaan pendidik dan bergantung padanya. d. Tindakan atau perbuatan mendidik menuntun anak didik mencapai tujuan-tujuan tertentu, dalam hal ini tampak pada perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Perubahan sebagai hasil pendidikan merupakan gejala kedewasaan yang secara terus-menerus mengalami peningkatan sampai penentuan diri atas tanggung jawab sendiri oleh anak didik atau terbentuknya pribadi dewasa susila. Dalam konteks penelitian ini, penulis tertarik pada aspek The systematized learning dari Carter V. Good, yang diberi makna oleh Hasbullah sebagai ilmu yang sistematis, serta adanya tujuan tertentu, seperti yang dirumuskan oleh Engkoswara di atas. B. Pendidikan Sebagai Ilmu Eksistensi administrasi memang sudah berkembang sebagai ilmu pengetahuan karena telah memenuhi syarat sebagai suatu ilmu, seperti dikemukakan Siagian (2003:16) bahwa ilmu adalah suatu objek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus, yang melalui percobaanpercobaan yang sistematis dilakukan berulangkali, telah teruji kebenarannya, di mana prinsipprinsip, dalil-dalil, dan rumus-rumus termaksud dapat diajarkan dan juga dipelajari. Dalam bukunya Learning Science, White (1998:39) menyatakan bahwa Science could be learned as an abstraction, but it has always been a typically human activity in which the hand has had a part, as well as the brain and the eye. Hornby, et al. (dalam Oemar, 2004:13) mengemukakan bahwa Science is knowledge arranged in an orderly manner, especially knowledge of the way in which one event causes another. Ilmu adalah pengetahuan tentang jalannya suatu kejadian/peristiwa yang menyebabkan kejadian/peristiwa lainnya. Oemar (2004:14) menguraikan pengertian tersebut dengan menyatakan bahwa setiap penyusunan sudah tentu ada sesuatu yang disusun dan mempunyai objek. Dalam pokok bahasan, tentu mempunyai sistematika, logika berpikir, metode pendekatan, serta ada sumber bahannya. Yang dimaksud dengan objek ialah pokok bahasan yang menjadi titik tolak pembahasan dari ilmu itu. Yang dimaksud dengan sistematika ialah susunan atau pembagian dari ilmu itu. Metode pendekatan diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan terhadap pokok atau sudut tinjauan yang digunakan dalam pembahasan ilmu, sedangkan yang dimaksud dengan sumber bahan ialah sesuatu yang dapat, atau akan memberikan bahan perlengkapan, atau bahan inti bagi ilmu-ilmu itu. Sumber bahan menentukan eksistensi dan pengembangan suatu ilmu. Selanjutnya ilmu dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) cabang, yaitu sebagai berikut ;

6 79 a. Natural (physical) science, yakni pengetahuan tentang alam (natural) dari semesta ini, seperti biologi dan astronomi. b. Social science, yakni pengetahuan tentang cara manusia bertingkah laku, seperti psikologi dan ekonomi. c. Pure science, yakni pengetahuan yang diperoleh dari berpikir dan kebenaran-kebenaran sesungguhnya, seperti matematika. d. Exact science, yakni pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pengukuran, seperti ilmu kimia. (Oemar, 2004:14) Eksistensi pendidikan sebagai ilmu, masih melahirkan beragam pendapat. Engkoswara (1987:18-19) menyatakan pendapatnya bahwa banyak penulis dalam bidang pendidikan yang tidak terlalu mempersoalkan secara tersurat kaitan antara pendidikan, teori pendidikan, filsafat pendidikan, dan ilmu pendidikan. Mereka lebih mempedulikan langsung proses pendidikan dan manfaatnya bagi perkembangan individu secara optimal. Oleh karena itu, ada sebagian dari ahli pendidikan beranggapan bahwa sesungguhnya ilmu pendidikan itu adalah penerapan ilmu-ilmu lain dalam praktek pendidikan. Jadi, ilmu pendidikan itu bukanlah ilmu yang berdiri sendiri. Pendidikan sesungguhnya hanya menggunakan hasil-hasil penelitian antropologi (filosofis, sosial dan kultural), psikologi (khususnya sosialisasi anak dalam hubungan dengan status dan peranan orang tua dalam suatu masyarakat). Menurut Engkowwara (1987:18), anggapan yang demikian itu kurang tepat, bahkan keliru, karena ilmu pendidikan memiliki objek penelitiannya yang khas, yaitu fenomena atau situasi pendidikan di mana dalam proses pengarahan perkembangan peserta didik terjadi interaksi antara pelajar atau peserta didik dengan pendidik, sedangkan metode pengamatan yang dipergunakan adalah perpaduan dua pendekatan yang filosofis dan empiris. Hasil dari kedua pendekatan itu akan berupa suatu teori pendidikan. Pendekatan filosofis bukan hanya mempertanyakan tentang hakikat dan tujuan hidup manusia (human nature and destiny), tetapi juga tentang pendidikan dalam arti kemampuan manusia berkembang dan menerima pengaruh dari luar, terutama secara etis, sehingga pertumbuhan dan perkembangan manusia dapat diarahkan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, berdasarkan potensi dan sifat-sifat bawaan seorang peserta didik sebagai makhluk sosial dan sebagai individu. Pendekatan empiris mempertanyakan persyaratan-persyaratan teknis, termasuk penciptaan situasi pendidikan, segala upaya dan alat pendidikan yang sesuai dan efektif dalam membantu mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut. Peneropongan filosofis menghasilkan asumsi-asumsi dasar tentang hakikat dan tujuan hidup manusia, tentang sifat-sifat dan potensi manusia untuk berkembang dan menerima pengaruh dari luar, dan nilai serta norma yang dipergunakan dalam mengarahkan perkembangan itu, dalam arti untuk mencapai tujuan pendidikan. Peneropongan empiris menghasilkan teori-teori tentang situasi dan kondisi, proses belajar-mengajar serta alat-alat bantu atau sarana dan prasarana yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesemuanya itu menjadi bidang garapan ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan itu sendiri tidak dapat dilepaskan dari makna pendidikan. Oleh karena itu, ilmu pendidikan dapat diartikan sebagai ilmu tentang pendidikan. Atau dengan perkataan lain, ilmu pendidikan ialah ilmu yang mempelajari hakekat serta keseluruhan upaya pendidikan dalam arti upaya pembimbingan bagi peserta didik ke arah tujuan tertentu, yaitu dalam rangka mengarahkan perkembangan peserta didik seoptimal mungkin. (Engkoswara, 1987:19). III. Penutup Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan bersama, diperlukan sumber daya manusia maupun non-manusia, termasuk fasilitas, yaitu all available organizational resources, dengan upaya yang rasional agar tujuan dapat dicapai secara optimal. Searah dengan uraian tersebut, Engkoswara (1987:42) merumuskan pengertian Administrasi Pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari penataan sumber daya, yaitu manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan yang baik bagi manusia yang disepakati.

7 DAFTAR PUSTAKA Capra, Fritjof : Titik Balik Peradaban : Sains, masyarakat dan Kebangkitan Kebudayaan, terjemahan Daft, Richard L., (2003). Management. Sixth Edition. Ohio: Thomson South-Western. David, Fred R. (1999). Strategic Management; Concept and Cases. Seventh Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc. Engkoswara, (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. George, Jennifer M., and Gareth R. Jones. (2002). Organizational Behavior. Third Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Hellriegel, Don, John W. Slocum, Jr., and Richard W. Woodman. (2001). Organizational Behavior. Ninth Edition. Mason, Ohio: Thomson South-Western. Hendyat Soetopo. (2005). Pendidikan & Pembelajaran. Teori, Permasalahan dan Praktek. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. Hodge, B.J., William P. Anthony, and Lawrence Gales. (1996). Organization Theory: A Strategic Approach. Fifth Edition. International Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc. Hofstede, Geert. (1994). Cultures and Organizations. London: Harper Collins Publishers. Hoy, Wayne K., and Cecil G. Miskel. (1991). Educational Administration; Theory, Research, Practice. Sixth Edition, New York : McGraw-Hill, Inc. Janasz, Suzanne C. de, Karen O. Dowd, and Beth Z. Schneider. (2002). Interpersonal Skills in Organizations. International Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. 80

Manajemen : Pendahuluan

Manajemen : Pendahuluan Manajemen : Pendahuluan Pengantar Manajemen Pertemuan Ke-1 MERY CITRA SONDARI,SE.,MSi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN Mengapa Anda belajar Manajemen? Silakan sampaikan pendapat anda Mengapa Belajar

Lebih terperinci

Dr. HARRIES MADIISTRIYATNO.,SE.,MSi

Dr. HARRIES MADIISTRIYATNO.,SE.,MSi Personality Dr. HARRIES MADIISTRIYATNO.,SE.,MSi Tempat Tanggal lahir : Madiun ; 21 Agustus 1958 Alamat : Ciledug Raya No 15 Hp. 021 362915987, E-mail harries.madi@gmail.com Pekerjaan : 1. Instruktur Bisnis

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Manajemen Bobot SKS : 2 Jumlah Jam: Semester:

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Manajemen Bobot SKS : 2 Jumlah Jam: Semester: GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Manajemen Bobot SKS : 2 Jumlah Jam: Semester: a. Deskripsi Singkat Materi mata kuliah pengantar manajemen ini membahas konsep-konsep, prinsip-prinsip,

Lebih terperinci

SILABUS. A. IDENTITAS MATA KULIAH Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Jumlah Sks : 3 Program Studi : Pendidikan Ekonomi

SILABUS. A. IDENTITAS MATA KULIAH Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Jumlah Sks : 3 Program Studi : Pendidikan Ekonomi SILABUS A. IDENTITAS MATA KULIAH Mata Kuliah : Manajemen Jumlah Sks : 3 Program Studi : Ekonomi Strata : S2 Dosen : Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd. Dr. Rasto, M.Pd. B. STATUS MATA KULIAH Mata Kuliah

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli 1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel : Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. 2. Menurut R. Terry : Manajemen

Lebih terperinci

GROUPS EFFECTIVENESS ORGANIZATIONAL EFFECTIVENESS INDIVIDUAL EFFECTIVENESS. Source : Gibson

GROUPS EFFECTIVENESS ORGANIZATIONAL EFFECTIVENESS INDIVIDUAL EFFECTIVENESS. Source : Gibson EFECTIVITY IN ORGANIZATION Dosen Pembina: Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE.,M.Si. Program Pascasarjana Magister Management Universitas Komputer Indonesia Bandung 2009 1 Tujuan Pengajaran Perspektif mengenai

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM No. Dok : FPEB-SIL SILABUS Pengantar Manajemen. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM No. Dok : FPEB-SIL SILABUS Pengantar Manajemen. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Pengantar Manajemen Halaman : 1 dari 5 Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si. Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si. Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si. (Dosen Pengampu) (Tim KBK

Lebih terperinci

PENGANTAR PERANCANGAN PERILAKU ORGANISASI

PENGANTAR PERANCANGAN PERILAKU ORGANISASI PENGANTAR PERANCANGAN PERILAKU ORGANISASI Amalia, ST, MT KONTRAK PERKULIAHAN» Rule of Conduct Min. 75% present in class Present in class before starting the lecture Don t use sandal Don t use handphone

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University DIMENSI-DIMENSI DAN FUNGSI ADMINISTRASI By: Dr. Ida Nurnida CONTENT Berbagai Pandangan tentang Dimensi- Dimensi Ilmu Administrasi, Dimensi-dimensi Ilmu Administrasi Suatu Perspektif, dan Pandangan Tentang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGANTAR. PENNY RAHMAWATY, M.Si. Pengantar Manajemen - Penny Rahmawaty

MANAJEMEN PENGANTAR. PENNY RAHMAWATY, M.Si. Pengantar Manajemen - Penny Rahmawaty MANAJEMEN PENGANTAR PENNY RAHMAWATY, M.Si Bagian I PENDAHULUAN Pengertian Manajemen Proses Manajemen Tingkat Manajemen MENGAPA MANAJEMEN DIBUTUHKAN? 1. Untuk mencapai tujuan 2. Untuk menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap kegiatan organisasi perusahaan dituntut adanya suatu manajemen yang baik

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap kegiatan organisasi perusahaan dituntut adanya suatu manajemen yang baik 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Setiap kegiatan organisasi perusahaan dituntut adanya suatu manajemen yang baik agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terus terjamin. Manajemen yang

Lebih terperinci

KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ADMINISTRASI KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN PENDIDIKAN Administrasi secara etimologis berasal dari Bahasa Latin, yakni: Ad berarti intensif; Ministrate berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Jadi administrasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN UMUM. Oleh : Sri Suhandiah

MANAJEMEN UMUM. Oleh : Sri Suhandiah MANAJEMEN UMUM Pertemuan I Oleh : Sri Suhandiah TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mahasiswa dapat mempunyai pengetahuan dan pengertian serta pemahaman tentang fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen, serta

Lebih terperinci

perubahan yang maha hebat Revolusi Industri perubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien.

perubahan yang maha hebat Revolusi Industri perubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. 1 2 Ilmu Manajemen (mungkin) usianya sama dengan kehidupan manusia. Mengapa demikian?? Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari, baik secara langsung maupun tdk langsung; disadari/tidak disadari manusia

Lebih terperinci

KINERJA DOSEN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN

KINERJA DOSEN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN KINERJA DOSEN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN Astina Sumaga Pengawas Pendidikan Kota Gorontalo Abstrak Adapun salah satu prinsip paling penting dari psykologi

Lebih terperinci

SILABUS. Mata Kuliah : Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Kode/Bobot : MP 501/ 3 SKS Program Studi : S2 Manajemen Pendidikan Dosen : Dr. Matin, MPd.

SILABUS. Mata Kuliah : Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Kode/Bobot : MP 501/ 3 SKS Program Studi : S2 Manajemen Pendidikan Dosen : Dr. Matin, MPd. SILABUS Mata Kuliah : Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Kode/Bobot : MP 501/ 3 SKS Program Studi : S2 Manajemen Pendidikan Dosen : Dr. Matin, MPd. A. Deskripsi Mata Kuliah Mata Kuliah Dasar-dasar Manajemen

Lebih terperinci

PERILAKU ORGANISASI MODUL 01

PERILAKU ORGANISASI MODUL 01 MODUL 01 Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Jaya 2013 Pendahuluan Endang Pitaloka, ME Organisasi adalah satuan/unit sosial yang memiliki fungsi, terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling

Lebih terperinci

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR Anggit Grahito Wicaksono Abstract Some problems which are quite alarming from the world of education in Indonesia is a case of deviant

Lebih terperinci

1 Filsafat. 2. Administrasi. A. Beberapa Pengertian Pokok. fz/"x/ fur^

1 Filsafat. 2. Administrasi. A. Beberapa Pengertian Pokok. fz/x/ fur^ lao @/c fz/"x/ fur^ acl/r,tt rrqz ry. KONSEP DASAR FILSAFAT ADMINISTRASI A. Beberapa Pengertian Pokok Jika seseorang hendak membicarakan "Filsafat Administlasi", ada beberapa pengeltian pokok yang perlu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

DAFTAR PUSTAKA. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara DAFTAR PUSTAKA Buku : Ainley, Patrick dan Helen Rainbird (ed). Apprenticeship Towards a New Paradigm of Learning. London: Kogan Page. 1999. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang undang No.2 tahun 2003 bagi pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional, menyebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

EDUCATIONAL PSYCHOLOGY

EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EDUCATIONAL PSYCHOLOGY Syafrimen, PhD Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Secara etimologis, Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa atau nafas hidup,

Lebih terperinci

FALSAFAH PENDIDIKAN PANCASILA. Imam Gunawan

FALSAFAH PENDIDIKAN PANCASILA. Imam Gunawan FALSAFAH PENDIDIKAN PANCASILA Imam Gunawan Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia berakar pada pandangan hidup bangsa yakni Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup menata kehidupan bangsa, termasuk

Lebih terperinci

BAB I GURU DALAM FROFESINYA

BAB I GURU DALAM FROFESINYA 1 BAB I GURU DALAM FROFESINYA Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta diklat mampu: 1. menjelaskan tugas sebagai profesi; 2. menyebutkan persyaratan profesional guru; 3. menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM No. Dok : FPEB-SIL SILABUS Ekonomi Kreatif Dan Kewirausahaan Islam

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM No. Dok : FPEB-SIL SILABUS Ekonomi Kreatif Dan Kewirausahaan Islam Ekonomi Kreatif Dan Tanggal : 30 Januari 2015 Terbit Halaman : 1 dari 5 Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Neni Sri Wulandari, S.Pd., M.Si. Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si. Dr. A. Jajang W. Mahri,

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN Dosen Pengampu : PUSPA DEWI,SE.MM SYAFRIZAL,SE

PENGANTAR MANAJEMEN Dosen Pengampu : PUSPA DEWI,SE.MM SYAFRIZAL,SE PENGERTIAN MANAJEMEN MANFAAT MANAJEMEN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI APLIKASI-APLIKASI YANG BERBEDA DARI ISTILAH MANAJEMEN PENGANTAR MANAJEMEN Dosen Pengampu : PUSPA DEWI,SE.MM

Lebih terperinci

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN USAHA KECIL DAN MENENGAH

PENGANTAR MANAJEMEN USAHA KECIL DAN MENENGAH PENGANTAR MANAJEMEN USAHA KECIL DAN MENENGAH ENDRA YUAFANEDI ARIFIANTO TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MATERI MUKM PENGANTAR MANAJEMEN UKM PENGERTIAN UKM KONSEP DASAR USAHA KECIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen terdapat dalam semua kegiatan manusia baik dalam rumah tangga, sekolah, pemerintah, perusahaan, dan sebagainya. Manajemen berasal dari kata to

Lebih terperinci

Kata Kunci: Manajemen Pendidikan, Efektivitas dan Efisiensi, Pembelajaran.

Kata Kunci: Manajemen Pendidikan, Efektivitas dan Efisiensi, Pembelajaran. PENINGKATAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROGRAM PADA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIMED MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Paningkat Siburian*) Abstrak Pembelajaran merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. merupakan dasar dasar penulis untuk meneliti masalah masalah yang dihadapi. Direktorat Jendral Pajak Jawa Timur I Surabaya.

BAB III LANDASAN TEORI. merupakan dasar dasar penulis untuk meneliti masalah masalah yang dihadapi. Direktorat Jendral Pajak Jawa Timur I Surabaya. BAB III LANDASAN TEORI Landasan Teori yaitu bagian yang membahas tentang uraian pemecahan masalah melalui pembahasan secara teoritis. Teori-teori yang dikemukakan merupakan dasar dasar penulis untuk meneliti

Lebih terperinci

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika Manajemen

Lebih terperinci

Maind map rangkuamn ke 2

Maind map rangkuamn ke 2 Sejarah ilmu pegetahuan Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. SPIC&SPAN Laundry belum melakukan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan suatu program

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: Fakultas Pasca Sarjana Definisi efktivitas organisasi Ukuran-ukuran efektivitas organisasi Pentingnya efektivitas organisasi Efektivitas organisasi dan pemuasan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anakanak menerima pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembahasan tentang kepemimpinan telah menjadi pembahasan hangat di berbagai ranah disiplin ilmu, ilmu sosial (social science), humaniora, ilmu politik, psikologi,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Sekolah

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Sekolah BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Sekolah Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Dalam perkembangannya istilah manajemen

Lebih terperinci

KAJIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI DUNIA PENDIDIKAN MAHIDIN

KAJIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI DUNIA PENDIDIKAN MAHIDIN KAJIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI DUNIA PENDIDIKAN MAHIDIN Dosen Tetap Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Tarbiyah UIN-SU Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate, 20371 Abstrak Administrasi dapat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education

Lebih terperinci

TINJAUAN PERANAN INFORMASI DALAM SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN PERANAN INFORMASI DALAM SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN PERANAN INFORMASI DALAM SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang ada disekitar kita serta kejadiannya adalah merupakan

Lebih terperinci

Nama : Burhanudin Indra NIM :

Nama : Burhanudin Indra NIM : Nama : Burhanudin Indra NIM : 14122030 1. Pengertian Organisasi Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU PEMIMPIN, KARAKTERISTIK PRIBADI PEGAWAI, DAN SIFAT PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH PERILAKU PEMIMPIN, KARAKTERISTIK PRIBADI PEGAWAI, DAN SIFAT PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA PENGARUH PERILAKU PEMIMPIN, KARAKTERISTIK PRIBADI PEGAWAI, DAN SIFAT PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA Arita Marini 1 Abstract: The staff s motivation is assumed

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co. DAFTAR KEPUSTAKAAN Blocher, Edward, Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2002. Cost Management: A Strategic Emphasis. International Edition. New York: McGraw- Hill Companies International, Inc. Carter, William

Lebih terperinci

2 SKS. Manajemen Umum. dapat ditemui di : Slide 1 of 35

2 SKS. Manajemen Umum. dapat ditemui di : Slide 1 of 35 Slide 1 of 35 2 SKS Manajemen Umum Partner Belajar : Sri Hariani Eko Wulandari dapat ditemui di : yani@stikom.edu Slide 2 of 33 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mahasiswa dapat mempunyai pengetahuan dan pengertian

Lebih terperinci

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. PENGERTIAN ETIKA ETIKA Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi Etika Sebagai subjek : Untuk menilai apakah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2016 2017 PERIODE : JANUARI JUNI 2017 Nama Mata Kuliah : Pengantar Manajemen Kode Mata Kuliah : EKO006 SKS : 3 Program Studi : Semua Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. orang dalam kehidupan sehari-hari adalah terjemahan dari kata administratie

BAB II KAJIAN TEORETIS. orang dalam kehidupan sehari-hari adalah terjemahan dari kata administratie 8 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Administrasi pada Umumnya Pada umumnya pengertian administrasi yang dimaksudkan oleh kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari adalah terjemahan dari kata administratie (Belanda)

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP. Disusun : Idayustina

MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP. Disusun : Idayustina MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP Disusun : Idayustina MANAJEMEN POAC Efektif Efisien Produktif ORGANISASI GOAL Keadaan masa depan yang berusaha direalisasikan organisasi Manajemen berasal dari kata

Lebih terperinci

ADMINISTRASI SEBAGAI SENI DAN ILMU

ADMINISTRASI SEBAGAI SENI DAN ILMU ADMINISTRASI SEBAGAI SENI DAN ILMU Administrasi sebagai seni adalah merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang benar-benar

Lebih terperinci

Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah

Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah Ilmu Pendidikan Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah ada, human life is just matter of education

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN, INTEGRITAS, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI DI PROVINSI DKI JAKARTA HARYANTO*

PENGARUH PELATIHAN, INTEGRITAS, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI DI PROVINSI DKI JAKARTA HARYANTO* PENGARUH PELATIHAN, INTEGRITAS, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI DI PROVINSI DKI JAKARTA HARYANTO* Abstract This research aims to analyze the impact of training,

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh

Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh Oleh : 1 Intan Afriati, M. Ag Abstrak Kinerja dosen merupakan keberhasilan dosen dalam menyelesaikan tugas akademiknya. Dosen IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Lebih terperinci

HP: PIN BB: 519C7A21

HP: PIN BB: 519C7A21 HP: 0857 336 757 92 PIN BB: 519C7A21 EMAIL : kristianraharja07@gmail.com 1. Always show respect 2. See rule #1 1. Konsep manajemen usaha jasa boga 2. Pengelolahan dapur pastry 3. Menyiapkan hidangan penutup

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan Mutu Sekolah.

Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan Mutu Sekolah. PEN G ARU H K EP EM IM PIN A N T R A N SFO R M A SIO N A L K E P A L A SE K O L A H DAN B U D A Y A SE K O LA H T ER H A D A P MUTU SE K O L A H DI SM P NEG E R I DAN S W A S T A W ILAYAH KO TA BAN D U

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SMA NEGERI 12 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E SCIENCE PROCESS SKILLS ON CHEMICAL EQUILIBRIUM TOPIC IN SMA NEGERI 12 SURABAYA

Lebih terperinci

MATERI PERILAKU ORGANISASI

MATERI PERILAKU ORGANISASI PRILAKU ORGANISASI MATERI PERILAKU ORGANISASI Apa itu Perilaku Organisasi Dasar Dasar Perilaku Organisasi Sikap dan Kepuasan Kerja Kepribadian dan Nilai Persepsi dan Pembuatan Keputusan Individual Motivasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Identifikasi faktor internal dengan menggunakan model The Three

Lebih terperinci

KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN STEPHEN P. ROBBINS, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI. Arrizal

KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN STEPHEN P. ROBBINS, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI. Arrizal 1 KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN STEPHEN P. ROBBINS, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI Arrizal ABSTRACT This experiment research was aimed to examine the effectiveness of organizational

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Follet (2000:8): Manajemen sebagai

Lebih terperinci

MATERI 5 DIMENSI-DIMENSI DAN FUNGSI ADMINISTRASI

MATERI 5 DIMENSI-DIMENSI DAN FUNGSI ADMINISTRASI MATERI 5 DIMENSI-DIMENSI DAN FUNGSI ADMINISTRASI Marheni Eka Saputri ST., MBA Dimensi Ilmu Administrasi Secara Konsepsional Secara konsepsional (dilihat sebagai suatu Total System), dimensi-dimensi (lingkup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma (Persero) Tbk pada tahun 2003, 2004, 2005 dan 2006, yang meliputi analisis rasio dan analisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan SD Disusun Oleh: -----CONTOH----- PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Administrasi. Istilah administrasi dapat dilihat dari beberapa pengertian, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Administrasi. Istilah administrasi dapat dilihat dari beberapa pengertian, yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Administrasi Istilah administrasi dapat dilihat dari beberapa pengertian, yaitu: 1. Etimologi Administrate (Latin), Administration (Inggris), artinya to serve (melayani/mengabdi),

Lebih terperinci

BAB I. 1 C. Turney. et al, The School manager (Australia: Allen and Unwin, 1992). h. 5.

BAB I. 1 C. Turney. et al, The School manager (Australia: Allen and Unwin, 1992). h. 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggarakan pendidikan secara baik, tertata dan sistimatis hingga proses yang terjadi di dalamnya dapat menjadi suatu sumbangan besar bagi kehidupan sosial

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN EDUCATION FINANCING MANAGEMENT ON QUALITY OF VOCATIONAL SCHOOL

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN EDUCATION FINANCING MANAGEMENT ON QUALITY OF VOCATIONAL SCHOOL MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN EDUCATION FINANCING MANAGEMENT ON QUALITY OF VOCATIONAL SCHOOL Dedy Achmad Kurniady, Linda Setiawati, Siti Nurlatifah Universitas

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN TUGAS-TUGAS ADMINISTRASI PENDIDIKAN

BAB II SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN TUGAS-TUGAS ADMINISTRASI PENDIDIKAN BAB II SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN TUGAS-TUGAS ADMINISTRASI PENDIDIKAN Pokok Bahasan: Sekolah Sebagai Sistem Sosial dan Tugas-Tugas Administrasi Pendidikan. Kompetensi Dasar: Memahami Sekolah Sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, faktor yang berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan tidak hanya tentang pengaturan keuangan, pengelolaan product

Lebih terperinci

Materi Konsep Dasar Perilaku Oganisasi

Materi Konsep Dasar Perilaku Oganisasi Materi - 01 Konsep Dasar Perilaku Oganisasi P O K O K B A H A S A N 1. Pekerjaan manajer 2. Definisi perilaku organisasi 3. Disiplin ilmu yang mendukung perilaku organisasi 4. Tantangan dan peluang perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang besar dalam pola hidup manusia serta penentu kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang besar dalam pola hidup manusia serta penentu kinerja suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena disadari atau tidak, pendidikan mampu menjadi pembawa perubahan yang besar

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN KOPERASI SENTRAL MAKMUR DI SURABAYA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN KOPERASI SENTRAL MAKMUR DI SURABAYA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN KOPERASI SENTRAL MAKMUR DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH (Studi Deskriptif tentang kepemimpinan Kepala Sekolah di SMAN 10 Bandung)

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH (Studi Deskriptif tentang kepemimpinan Kepala Sekolah di SMAN 10 Bandung) KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH (Studi Deskriptif tentang kepemimpinan Kepala Sekolah di SMAN 10 Bandung) Oleh: Lisna Nurhalisma, Hana Silvana Pustakawan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. yang sama sebagai bagian dari Pasar Klewer. Kondisi groupthink terlihat jelas. tertinggi dalam struktur kepengurusan.

BAB IV PENUTUP. yang sama sebagai bagian dari Pasar Klewer. Kondisi groupthink terlihat jelas. tertinggi dalam struktur kepengurusan. BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dinamika komunikasi kelompok HPPK dalam proses pengambilan keputusan pasca kebakaran 27

Lebih terperinci

DIKTAT PENDIDIKAN SAINS. Asri Widowati, M.Pd

DIKTAT PENDIDIKAN SAINS. Asri Widowati, M.Pd DIKTAT PENDIDIKAN SAINS Asri Widowati, M.Pd Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Yogyakarta 2008 A. Tujuan BAB I HAKIKAT SAINS 1. Mahasiswa mengetahui pengertian sains menurut berbagai

Lebih terperinci

Manajemen. Pengantar. Manajemen. dan Organisasi. Bab. edisi kesepuluh. Penerbit Erlangga

Manajemen. Pengantar. Manajemen. dan Organisasi. Bab. edisi kesepuluh. Penerbit Erlangga Manajemen edisi kesepuluh Stephen P. Robbins Mary Coulter Bab 1 Pengantar Manajemen dan Organisasi Penerbit Erlangga 1 Kerangka Pembelajaran Ikuti Kerangka Pembelajaran ini ketika membaca dan mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat tentang pengertian manajemen, walaupun pada dasarnya mempunyai makna yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat tentang pengertian manajemen, walaupun pada dasarnya mempunyai makna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. Terdapat berbagai pendapat

Lebih terperinci

METODOLOGI DESAIN. Dzuha Hening Y.,M.Ds

METODOLOGI DESAIN. Dzuha Hening Y.,M.Ds METODOLOGI DESAIN Dzuha Hening Y.,M.Ds Apa yang dimaksud dengan DESAIN? Menurut Profesor Heskett, Design is to design a design to produce a design 1 2 3 4 Keempat kata design di atas dimaksudkan untuk:

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri dan organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah

TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri dan organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah TIU : Agar mahasiswa dapat memahami menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah industri organisasi melalui pendekatan psikologi. Pokok Bahasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Teori Organisasi dan Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Teori Organisasi dan Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Organisasi dan Manajemen 1. Pengertian Organisasi Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta

Lebih terperinci

PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN

PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN PENDEKATAN UNTUK MEMPELAJARI KEPEMIMPINAN Fred E. Fiedler dan Martin M. Chamars, dalam kata pengantar bukunya yang berjudul Leadership in Effectives Management mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian    Rohyan Sosiadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung selanjutnya dalam tesis ini oleh penulis disingkat STP Bandung, dahulu dikenal dengan nama National Hotel Institute (NHI

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA GD. FPIPS JL. DR. SETIABUDHI NO.229 TLP. 2014179 BANDUNG

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN S2 PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Mukhneri

MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN S2 PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Mukhneri MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN S2 PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Mukhneri Abstract: At present more directional orientation of the organization to fulfill the needs

Lebih terperinci

FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES

FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN Memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsep-2 umum dan sistematis, dengan tujuan membimbing manusia dalam tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya perjalanan peradaban manusia dari zaman ke zaman di berbagai negara mana pun di dunia menuju suatu tujuan yang ingin dicapai yaitu kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata pendidikan berasal

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata pendidikan berasal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata pendidikan berasal dari kata dasar didik, yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah pondasi penting dalam pengembangan sains dan teknologi. Tanpa adanya pondasi fisika yang kuat, keruntuhan akan perkembangan sains dan teknologi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: PENGANTAR MANAJEMEN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: PENGANTAR MANAJEMEN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: PENGANTAR MANAJEMEN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN 2016 1 12 Nama Mata Kuliah : PENGANTAR MANAJEMEN Kode Mata Kuliah/sks : / 3 sks Program Studi Semester :

Lebih terperinci

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2011 VOL. XII NO. 1, 59-67 TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM Azhar M. Nur Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Abstract Teacher as a curriculum developer

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI DEPARTEMEN PERTANIAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI DEPARTEMEN PERTANIAN PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI DEPARTEMEN PERTANIAN M. Ali Iqbal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kusuma Negara, Jakarta Jln. Raya Bogor Km 24, Cijantung Jakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Daft dan Marcic (2013) manajemen adalah upaya pencapaian tujuan organisasi dengan efektif dan efisien melalui perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengawasan

Lebih terperinci

Mada Sutapa & Dwi Esti Andriani Jurusan AP FIP UNY

Mada Sutapa & Dwi Esti Andriani Jurusan AP FIP UNY Mada Sutapa & Dwi Esti Andriani Jurusan AP FIP UNY What is Communication? communis = common = sama communicate what do you think perhaps it is true, as some one has suggested, that the heart of all the

Lebih terperinci