BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan ikut memajukan. terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan.
|
|
- Sugiarto Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas citacita bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan ikut memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan. Kesehatan adalah hak dasar setiap penduduk di indonesia, setiap orang berhak hidup sejahtera, lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan tanpa membedakan status sosial dan status ekonomi. Negara bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan dan jika negara melalaikan kewajiban memberikan pelayan kesehatan kepada masayarakat miskin berarti pemerintah telah melanggar nilai Undang undang dasar 1945 dan Undang - undang hak asasi manusia yang dimana manusia berhak mendapat jaminan kesehatan dari pemerintah khususnya masyarakat miskin. Setiap aktifitas yang dislenggarakan oleh negara tentunya ada suatu proteksi yang dimana 1
2 pemerintah memberikan suatu pengamanan terhadap masyarakat melalui undang undang. Dasar pertimbangan dari Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan memiliki lima poin yang mencakup isi dari undang-undang kesehatan yang meliputi: pertama; kesehatan adalah hak asasi dan salah satu unsur ke kesejahteraan, kedua; prinsip kegiatan kesehatan yang nondiskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Ketiga; kesehatan adalah investasi. Keempat; pembangunan kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, dan yang Kelima adalah bahwa undang-undang kesehatan no 23 tahun 1992 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan dan kebutuhan hukum dalam masyarakat Kemudian Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan juga mengukuhkan bahwa negara juga harus bertanggung jawab serta berkepentingan atas pembangunan kesehatan rakyatnya. Menurut Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan motto yang di buat dinas kesehatan bawasanya warga sehat negara kuat. Dan definisi undang undang ini adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang bisa hidup secara produktif sosial, politik dan ekonomi. Pemerintah dalam hal ini harus bersifat tegas terhadap ketentuan yang telah di sepakati dan mendapat legitimasi hukum dan politik. Penyedia pelayanan 2
3 kesehatan dalam hal ini adalah puskesmas, rumah sakit baik rumah sakit umum ataupun rumah sakit swasta. Negara memberikan subsidi untuk kalangan bawah dalam hal ini adalah masyarakat miskin, dalam mengakses pelayanan kesehatan diselenggarakan melalui program Jaminan sosial dengan nama jamkesmas, jamkesmas adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini dilakukan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan peserta mengacu pada prinsip-prinsip:dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin. Menyeluruh sesuai dengan standar pelayanan medik yang rasional. Peserta program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu atau masyarakat miskin khususnya, selanjutnya disebut peserta Jamkesmas sejumlah 76,4 juta jiwa dari data Badan Pusat Statistik tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara Nasional oleh Menkes RI. Apabila masih terdapat masyarakat miskin tidak tercover oleh jamkesmas maka pembiayaan kesehatannya menjadi tanggung jawab Pemda setempat yang disebut Jamkesda. Jamkesda adalah bentuk belanja daerah yang diperuntukan kepada masyarakat yang tidak mampu yang tidak terdaftar jamkesmas dan mekanisme pengelolaannya samahalnya mengikuti jamkesmas. Untuk masyarakat miskin yang tidak terdaftar baik jamkesmas 3
4 dan jamkesda maka masyarakat miskin dapat meminta surat keterangan miskin kepada instansi yang terkait. Sasaran peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang belum menjadi peserta Jamkesmas dijamin dalam Jamkesmas dan dapat menggunakan kartu PKH pada saat mengakses pelayanan kesehatan dengan mengikuti semua prosedur yang telah dibuat dan ditetapkan oleh dinas kesehatan.( Kepesertaan.Berdasarkan.Data.BPS) Pelaksanaan pembangunan kesehatan, pemerintah Indonesia menganggarkan minimal 5 % dari APBN di luar gaji yang sesuai dengan amanat undang-undang. Sedangkan angaran ksehatan pemprov serta kabupaten atau kota dialokasikan minimal 10 % dari APBD dimana dua per tiga dari anggaran tersebut utuk kepentingan pelayanan publik dalam bidang kesehatan. APBN pada 2012 sebesar Rp1.435 triliun.pada 2011 anggaran kesehatan dialokasikan 2,3% dari total nilai APBN. Endang menambahkan, anggaran ini masih jauh dari amanat UU No 36/2009 tentang Kesehatan, yang menyatakan anggaran kesehatan dialokasikan 5% dari APBN. Memang masih kurang (anggaran kesehatan).namun, kami tetap akan mengupayakan yang terbaik. Pada 2012 anggaran kesehatan akan lebih besar digunakan untuk kegiatan kuratif sebesar Rp15,56 triliun. Sedangkan sisanya sebesar Rp14,34 triliun akan digunakan untuk kegiatan preventif/ promotif, paparnya. Dia mengungkapkan,penggunaan dana APBN Kemenkes mayoritas dialokasikan di daerah. Pada 2011 sebesar 88% APBN Kemenkes digunakan untuk pembangunan kesehatan di daerah. Sedangkan pembangunan kesehatan di pusat hanya 12%. Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti mengatakan, khusus untuk masalah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), saat ini sudah ada 76,4 juta orang di Indonesia sudah mendapatkan jaminan 4
5 kesehatan. Itu berarti 63,1% penduduk Indonesia sudah mendapatkan jaminan kesehatan Hanya, memang itu tidak seluruhnya diberikan oleh program Jamkesmas pemerintah. ( Koran Seputar Indonesia Kamis, 05 Januari 2012) Angaran yang dikeluarkan pemerintah 5% dari APBN dan 10% untuk APBD menurut saya kurang, karena anggaran tersebut terlalu kecil, sedangkan permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan sangat banyak serta masayarakat yang termasuk kategori miskin masih banyak, kesehatan merupakan sakah satu aset negara yang urgent karena jika negara sehat maka ekonomi akan stabil. Anggaran tersebut sangat kecil dibanding dengan anggaran yang lainya, seharusnya anggaran untuk masalah kesehatan ini minimal 10% dari APBN dan 15 % untuk APBD sehingga masyarakat miskin mendapat haknya, dimana masyarakat miskin mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal serta benar-benar gratis tanpa ada pungutan apapun. Pelayanan yang berhasil adalah ketika penguna pelayanan kesehehatan merasa puas atas pelayan yang diterimanya minimal pasien mendapatkan 5S yang meliputi senyum, salam, sapa, sopan, santun atau dengan tidak mempersulit birokrasi, administrasi dan yang lainnya, hal ini tentu banyak opini yang pro dan kontra ketika dalam proses serta aplikasinya. Konsep pelayanan yang ideal adalah ketika dalam pemberian pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan SOP atau standart oprasional prosedur yang sudah ada yang tentunya mengacu pada undang undang pelayana publik, adapun dasar pertimbangan dari Undang-Undang No 25 Tahun
6 tentang Pelayanan Publik memiliki lima poin yang mencakup isi dari undangundang kesehatan yang meliputi: Pertama : Bahwa negara berkewajiban melayanai setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kedua : bahwa membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang di lakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus di lakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik. Ketiga : bahwa sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta terbentuknya tanggung jawab negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, di perlukan norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas. Keempat : Bahwa sebagai upaya untuk meningkatkan kwalitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas asas umum pemerintah dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan pengaturan yang hukum yang mendukungnya. Penyelengara pelayanan kesehaan juga bisa kreatif dalam hal komunikasi, komunikasi dalam hal ini sangat penting karena di komunikasi inilah suatu pelayanan yang maksimal akan didapatkan karena antara pemberi pelayanan dan pengguna pelayanan bisa saling mengerti dan memahami 6
7 mulai dari pemberian pelayanan dan informasi persyaratan mengakses kesehatan dll bisa di terima masyarakat dengan baik, hal ini sebagai salah satu bentuk mengantisipasi miskomunikasi antara penyelenggara kesehatan dengan pengguna kesehatan khususnya pasien pengguna jamkesmas, jamkesda dan SPM sehingga mengurangi konflik sosial. Tolok ukur pencapaian kinerja sangat penting untuk disertakan dalam setiap evaluasi kinerja pelayanan, agar masing-masing unit organisasi pelaksana dari kewenangan/fungsi dalam bidang tertentu dapat mengukur dirinya sendiri apakah sudah berhasil memberikan pelayanan yang baik serrta dapat menyelesaikan tugasnya sesuai kesepakatan. Ukuran kinerja yang jelas serta sesuai dengan Undang Undang Dasar 1945 yang meliputi undangundang pelayanan publik, dan undang-undang keterbukaan informasi publik (KIP) atau masyarakat juga bisa memantau kinerja unit organisasi penyelenggara kesehatan, karena dengan transparansi pengukuran juga menggambarkan akuntabilitas unit organisasi tersebut pada publik. Bentuk akuntabilitas dalam aspek pelayanan publik harus memuat beberapa hal seperti adanya rumusan standar kualitas yang jelas dan disosialisasikan kepada masyarakat, adanya sistem penanganan keluhan yang responsif, adanya ganti rugi yang diberikan kepada klien atau pengguna jasa apabila mereka tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan kesehatan seperti mal praktek yang di lakukan oleh penyedia pelayanan kesehata sehingga terjadi kecacatan fisik yang di alami pasien. Persoalan dalam hal ini adalah bahwa pencarian Perlindungan hukum seperti tersebut di atas hanya menjadi cermin dengan kurang maksimalnya 7
8 dalam pengaplikasian terhadap masyarakat, khususnya masyarakat miskin,, betapa pemerintah membiarkan warga miskin tidak memperoleh akses bagi kesehatan yang luas dan layak. Salah satu contoh kasus yang lagi up serta menyerap banyak kritikan serta perhatian dari masyarakat luas di malang adalah meninggalnya pasien miskin di salah satu puskesmas di kabupaten malang, dimana fasilitas pasien miskin di cabut karena memakai ambulan desa, padahal pasien miskin tersebut berprofesi sebagai tukang becak dan surat keterangan miskinnya baru selesai hari senin. Permasalahan meninggalnya pasien miskin warga di salah satu desa di Kabupaten malang yang dimana meninggalnya pasien miskin itu karena mengidap penyakit bronchitis, persoalannya bukan masalah dari penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. Namun, hal itu terkait pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas setempat, karena puskesmas yang melakukan perawatan pada pasien miskin itu tidak menggunakan Standar Operasional Pelayanan (SOP). Sehingga pasien yang dirujuk ke ke RSUD, tidak didampingi oleh petugas puskesmas setempat, bahkan, oksigen dan jarum infus yang sebelumnya menempel di hidung dan tangan pasien, dilepas ketika akan dibawa ke RSUD. Sehingga dalam perjalanan menuju rumah sakit pasien meninggal dunia, dan untuk memastikan pasien meninggal atau belum, maka keluarga pasien meminta sopir ambulance untuk berhenti dan minta tolong pada Puskesmas Kedungkandang. Ironisnya lagi, pasien miskin dibawa ke rumah sakit tidak menggunakan mobil ambulance puskesmas, tapi menggunakan mobil ambulace milik Pemerintah Desa Setempat. 8
9 Permasalahan yang menjadi polemik sekarang ini adalah masyarakat kurang mengetahui dan memahami persyaratan tentang bagaimana mengakses pelayanan kesehatan terutama masyarakat sangat miskin pengguna jamkesmas dan jamkesda. Banyak masyarakat yang mengklaim bawasanya pelayanan yang di dapatkan dari penyelenggara kesehatan tidak memuaskan padahal sudah memiliki kartu jamkesmas atau jamkesda. LSM komdek dengan hasil survey yang di lakukan tim lapangan pada Oktober sampai dengan November dengan mengambil sampel dari sembilan kecamatan sekabupaten malang yakni kecamatan Lawang, Singosari, Dau, Poncokusumo, Wajak, Tajinan, Kepanjen, Gondanglegi dan Ngajum dengan hasil survey dari 400 responden pengguna SPM, 123 pasien atau sekitar 30,7 % mengaku mendapat mengaku mendapat pelayanan yang kurang memuaskan seperti petugas yang tidak ramah dengan tidak memberikan 5S Salam, Senyum, Sapa, Sopan, Santun dan dipersulit saat pengurusan administrasi serta diagnosa yang kurang serius dan akhirnya pasien SPM ini tidak menggunakan haknya dengan mendaftar sebagai pasien umum. Sementara sekitar 24 % atau 97 responden di beri pelayanan yang kurang memuaskan tetapi mereka tetap menggunakan haknya yakni berobat dengan menggunakan kartu jamkesmas, sedangkan 152 responden atau 38% mendapat pelayanan ramah, namun pengguna SPM itu di patok dengan harga umum. ( Radar Malang. Maret 2011) Permasalahan yang sebenarnya sangat sederhana tetapi kalau di abaikan akan menjadi masalah yang berdampak sistemik terhadap nilai sosial, yaitu antara pengguna pelayanan kesehatan yang memakai kartu jaminan 9
10 kesehatan masyarakat dengan penyelenggara kesehatan tidak pernah saling menghargai dan bahkan saling beropini negatif. Dengan permasalahan seperti yang di uraikan peneliti di atas serta berangkat dari Hak Pasien dalam UU No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit (Pasal 32 UU 44/2009) yang memiliki sebagaian poin yang mengatakan bahwa pasien memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi, memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional dan memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik mangambil judul pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin pengguna jemkesmas di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang 2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka Permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan: 1. Bagaimana pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin pengguna jamkesmas dan jamkesda di RSUD Kanjuruhan Kepanjen? 2. Apa sajakah faktor penunjang dan penghambat dalam memberikan pelayanan terhadap pasien miskin di RSUD Kanjuruhan Kepanjen? 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah: 10
11 1. Ingin mengetahui pelayanan yang di berikan penyedia pelayanan dalam hal ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan kepada masyarakat pengguna jaminan sosial tersebut. 2. Ingin mengetahui tentang faktor penunjang dan penghambat yang ada di RSUD Kanjuruhan dalam memberikan pelayanan. 4. Manfaat penelitian Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini: Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Keilmuan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan tentang pola pelayanan kesehatan masyarakat msikin di malang bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang khususnya mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. 2. Manfaat Praktis a. Bagi RSUD Kanjuruhan dapat dijadikan sebagai Bahan evaluasi serta masukan bagi pihak pengelola berkaitan tentang pola pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat guna mewujudkan rumah sakit yang peduli/ care kepada masyarakat miskin. b. Bagi penelitian yang lain hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitian sejenis. 11
12 12
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Tujuan lain adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang berarti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 diamanatkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia, yaitu sebagaimana yang tercantum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola. Dalam
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepada pandangan terhadap konsep sehat dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendekatan pelayanan kesehatan yang digunakan pada abad ke-21, mengacu kepada pandangan terhadap konsep sehat dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
Bagian Organisasi - 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
52 BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN A. Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Dalam pembukaan Undang-undang Dasar
Lebih terperinciPENGANTAR. xi P a g e
PENGANTAR SAYA memberi judul buku ini, BEKERJA DENGAN SISTEM PUSKESMAS Catatan Dari Seorang Praktisi Kesehatan Masyarakat. Dalam bahasa sistem merupakan INPUT (pintu masuk) bahkan OUTPUT (pintu keluar)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN pada alinea ke empat yang dijadikan sebagai landasan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara yang menerapkan konsep welfare state, sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pada alinea
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh status kesehatan masyarakat. Kesehatan bagi seseorang merupakan sebuah investasi dan hak asasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memajukan kesehatan didalam indonesia pemerintah membuat. program Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu badan hukum
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memajukan kesehatan didalam indonesia pemerintah membuat program Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu badan hukum yang dibentuk untuk menyelengarakan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2010 LEMBARAN DAERAH
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang : a. bahwa pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 untuk dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, berbagai program pembangunan diarahkan
Lebih terperinciG U B E R N U R SUMATERA BARAT
No. Urut: 10 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
LAMPIRAN II: Draft VIII Tgl.17-02-2005 Tgl.25-1-2005 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa setiap orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya, kesehatan merupakan hak setiap manusia. Hal tersebut sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung dengan tujuan agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak asasi manusia dan juga merupakan investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa, untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar. Kesehatan adalah hak fundamental setiap masyarakat, yang merupakan hak asasi manusia dan menjadi
Lebih terperinciWALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya. Orang lain tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah memberikan dana pelayanan kesehatan, yang secara implisit merupakan pemahaman pemerintah atas tanggung jawab kepentingan umum. Sebagai negara berkembang,
Lebih terperinciPelayanan Prima di Perguruan Tinggi
Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi Shinta Hadiyantina, Dr.,S.H., M.H. Pusat Jaminan Mutu Universitas Brawijaya Malang 2016 1 Apa pendapat Anda dengan kualitas layanan pada gambar berikut? 2 Dasar Hukum
Lebih terperinciWALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G
WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G PENDIRIAN DAN PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai
Lebih terperinciQANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR PROVINSI NANGGROE
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciSISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan. layanan kesehatan adalah hak setiap warga negara Indonesia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia dapat bertahan hidup dan melakukan aktivitas. Pentingnya kesehatan ini mendorong pemerintah untuk mendirikan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, padapasal 25 Ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai
Lebih terperinci- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG
- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS LAINNYA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, baik oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa setiap
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa, oleh karena itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan adalah merupakan hak dan investasi bagi semua warga negara Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum dalam
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan diselenggarakan secara bersama dan berjenjang antara pemerintah pusat,
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas Pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari kualitas suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI RIAU
PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBEBASAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BAGI PENDUDUK KOTA TANGERANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki manusia untuk mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang Mengingat : : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebawah masih dikatakan kurang, hal ini dapat dilihat dengan masih sulitnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai sarana bagi masyarakat oleh karena itu setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menentukan cita-cita dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sebagai bangsa merdeka dan berdaulat yang telah diproklamirkan pada Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menentukan cita-cita dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan hajat hidup orang banyak itu harus atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT
1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DI KABUPATEN BUOL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DI KABUPATEN BUOL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN Susilo Sudarman / D 101 10 411 Pembimbing I : Dr. H. Abd. Rasyid
Lebih terperinciWALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN KOTA BAGI MASYARAKAT KOTA DUMAI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 17 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 51.A TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 5 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 5 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan (Depkes RI, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan No. 44 tahun 2009, menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Di samping itu kesehatan juga merupakan salah satu indikator kesejahteraan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU
- 1 - SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya memenuhi
Lebih terperincijaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM PADA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM PADA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang: Mengingat: a. bahwa dalam menjamin hak konstitusional
Lebih terperinciBUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014
Lebih terperinciBUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN
BUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BENER MERIAH, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Good governance merupakan paradigma baru dalam tatanan pengelolaan pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance tidak menyurut kemungkinan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG
1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU
- 1 - SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan
Lebih terperinciBUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT
1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA MISKIN DAERAH (JPK GAKINDA) KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN/ATAU TIDAK MAMPU DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 25 TAHUN 2011
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN DANA BANTUAN SOSIAL JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciEVALUASI OUTPUT DAN OUTCOME PADA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KOTA (JAMKESMASKOT) DI KOTA SEMARANG
1 EVALUASI OUTPUT DAN OUTCOME PADA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KOTA (JAMKESMASKOT) DI KOTA SEMARANG Oleh : Golda Oktavia, Hartuti Purnaweni, Aloysius Rengga JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang,
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, dimana pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciPada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:
Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat ke rumah sakit atau ke balai pengobatan itu sendiri. Hal ini tentunya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu contoh hak pokok yang dimiliki oleh setiap orang adalah hak atas pelayanan kesehatan. Hal ini tertuang dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28H yang menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud derajat kesehatan
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DASAR PENDUDUK KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1B TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciRESPON MASYARAKAT TERHADAP JAMKESMAS SEBAGAI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
Interview guide RESPON MASYARAKAT TERHADAP JAMKESMAS SEBAGAI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN A. Profil informan Nama ; Umur : Jenis kelamin : Pendidikan : Pekerjaan : Penghasilan perbulan : B. Pengetahuan dan
Lebih terperinci