ANALISIS KINERJA BIDAN DALAM DETEKSI DINI RISIKO BBLR PADA PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA BIDAN DALAM DETEKSI DINI RISIKO BBLR PADA PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA BIDAN DALAM DETEKSI DINI RISIKO BBLR PADA PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013 PERFORMANCE ANALYSIS OF MIDWIVES ON EARLY DETECTION OF RISK FOR LOW BIRTH WEIGHT INFANTS IN ANTENATAL CARE IN KULON PROGO DISTRICT IN 2013 Almira Gitta Novika 1, Lucia Ratna Kartika Wulan 2, Sri Achadi Nugraheni 2 ABSTRAK Deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal sebagai upaya dalam menurunkan kejadian BBLR di wilayah Puskesmas Kabupaten Kulon Progo pelaksanaannya belum maksimal dibuktikan dengan adanya beberapa bidan yang belum melaksanakan upaya-upaya deteksi dini risiko BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta Tahun Jenis penelitian Explanatory Research dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan proportionate purposive sampling. Variabel penelitian yaitu motivasi, persepsi kepemimpinan, persepsi supervisi, persepsi imbalan dan persepsi beban kerja. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah chi-square dan analisis uji statistic multivariate regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan kinerja bidan tidak baik (47,5%), motivasi tinggi dan tidak tinggi masingmasing (50%), persepsi kepemimpinan tidak baik (49,2%) (50,8%), persepsi supervisi tidak baik (46,6%), persepsi imbalan tidak sesuai (44,9%), persepsi beban kerja berat (48,3%). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara persepsi kepemimpinan (p=0,044) dan persepsi supervisi (p=0,029) dengan kinerja bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan yaitu persepsi supervisi (p=0,030). Disarankan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan pihak Puskesmas untuk membuat jadwal supervisi secara rinci sesuai program Kesehatan Ibu dan Anak serta mensosialisasikan kepada bidan Puskesmas mengenai bahan supervisi (dokumen yang harus disiapkan) dan jadwal supervisi tersebut. Kata Kunci : Kinerja Bidan, Deteksi Dini Risiko BBLR, Pelayanan Antenatal ABSTRACT Implementation of early detection of risk for Low Birth Weight Infants at antenatal care as effort to reduce the incidence of Low Birth Weight Infants in Community Health Center in Kulon Progo District was not maximized. This can be seen in the presence of a midwife who did not carry out the efforts of early detection of risk for low birth weight infants. Purpose of this study was to analyze factors that affect the performance of the midwives in the early detection of risk for Low Birth Weight Infants at antenatal care in Kulon Progo District, Yogyakarta, in This was an explanatory study with cross sectional approach. Sample was taken using proportionate purposive sampling. Research variables were motivation, perceived leadership, perceived supervision, perceived reward and perceived workload. Data was taken using questionnaire, and analyzed using chi-square and multivariate logistic regression. Result showed that there were 47,5% midwives with poor performance; 50% midwives with no high motivation; 49,2% midwives perceived poor leadership; 46,6% midwives perceived poor supervision; 44,9% midwives perceived poor reward; and 48,3% midwives perceived heavy workload. Results showed there were relationship between perceived leadership (p=0,044) and perceived supervision (p= 0,029) and performance of midwives in the early detection of the risk for low birth weight infants in antenatal care. The results also showed that the most influential factor on the performance of midwives was perceived supervision (p=0,030). Result suggested Health Department of Kulon Progo District and Community Health Center need to schedule an appropriate supervision in detail for Maternal and Child Health program and disseminate material of the supervision (documents need to be prepared) and the supervision schedule to the midwives. Keywords: Performance of Midwives, Early Detection of Risk for Low Birth Weight Infants, Antenatal Care 1

2 1 Universitas Respati, Yogyakarta 2 Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 2 Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang PENDAHULUAN Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan kesepakatan global, pencapaian Millenium Development Goals (MDG s) pada tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per kelahiran hidup dan AKB menurun 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. 1 Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2011, kasus AKI mencapai 56 kasus. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2010 yaitu sebanyak 43 kasus. 2 Di Kabupaten Kulon Progo kasus AKI pada tahun 2010 mencapai 4 kasus. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 6 kasus, sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 3 kasus. 3 Pada tahun 2011, AKB secara nasional sebanyak 34/1000 KH, AKB di DIY 17/1000 KH dan AKB di Kabupaten Kulon Progo 12,8/1000 KH (73 kasus). Kematian bayi di Kabupaten Kulon Progo tersebut penyebabnya adalah asfiksia 31,51%, BBLR 26,03%, kelainan bawaan 15,07%, sepsis 6,85%, pneumonia 5,48%, diare 4,11%, bronco pneumonia 4,11%, meningitis 2,74%, dysentri 1,37%, epilepsi 1,37%, perdarahan otak 1,37%. 3 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kulon Progo, pada tahun 2012 AKB di DIY turun menjadi 8,7/1000KH (400 kasus), sementara di Kabupaten Kulon Progo lebih tinggi dari angka propinsi, yaitu 12,1/1000KH (69 kasus). Dari 69 kematian bayi, yang dibarengi dengan kondisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ada 30 kasus (43,47%). Angka kejadian BBLR di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 20 juta bayi (15,5%) dari seluruh kelahiran. 4 Menurut Mochtar (1998) rasio angka kejadian BBLR antara negara maju dan negara berkembang adalah 1:4. Selain itu, frekuensi kejadian BBLR di negara maju berkisar antara 3,6%-10,8% sedangkan frekuensi kejadian BBLR di negara berkembang berkisar antara 10%-43%, sedangkan angka kejadian BBLR di Asia adalah 22% dari seluruh kelahiran. 5 Angka kejadian BBLR berbeda antara satu dengan daerah yang lain di Indonesia, angka tersebut berkisar antara 9%-30%. 4 Sedangkan menurut Riskesdas (2007) angka kejadian BBLR di Indonesia sebesar 11,5%. Kejadian BBLR di Kabupaten Kulon Progo mengalami kenaikan yang cukup tinggi, yaitu dari 269 kasus di tahun 2011, menjadi 324 kasus (5,72%) di tahun Penyebab kejadian BBLR adalah persalinan prematur dan bayi lahir kecil untuk masa kehamilan. Sedangkan faktor predisposisi terjadinya BBLR, dari faktor ibu yaitu umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok dan kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor predisposisi dari faktor plasenta yaitu penyakit vaskuler dan kehamilan ganda, sedangkan dari faktor janin yaitu kelainan bawaan dan infeksi. 6 Berdasarkan data dari DKK Kulon Progo penyebab kejadian BBLR pada 324 kasus di tahun 2012 yaitu ibu hamil usia kurang dari 20 tahun sebanyak 24 kasus (7,7%), ibu hamil anemia 72 kasus (22,2%), jarak kelahiran kurang dari 2 tahun 48 kasus (31,0%), multigravida 59 kasus (19,0 %), ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) 90 kasus (40%), perokok pasif 185 kasus (57,1), ibu hamil dengan penyakit penyerta 27 kasus (8,33%). 3 2

3 Peningkatan terhadap angka kejadian BBLR perlu mendapatkan sorotan perhatian yang serius. Hal ini perlu dilakukan karena adanya beberapa program yang telah dijalankan oleh pemerintah agar akses pelayanan kesehatan masyarakat tetap berjalan secara optimal khususnya pelayanan terhadap ibu saat hamil sampai melahirkan. Peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya terhadap ibu diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat, sehingga anak yang dikandungnya terlahir dengan sehat. Upaya pencegahan adalah hal yang sangat penting untuk mendapat perhatian. Hal ini perlu karena pencegahan merupakan momen yang paling efektif dalam mendeteksi kelainan pada ibu hamil maupun janin yang dikandungnya, termasuk deteksi terhadap BBLR. Upaya deteksi dini terhadap kelainan kandungan maupun kesehatan janin dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kehamilan secara berkala atau rutin yang biasa dikenal dengan sebutan antenatal care (ANC). 7 Upaya yang telah dilakukan DKK Kulon Progo terhadap peningkatan kejadian BBLR pada tahun 2012 adalah dengan merekap kejadian BBLR pada tahun 2012 dan menelusuri faktor predisposisi yang melatarbelakangi kejadian BBLR tersebut. Selain itu, DKK juga membuat sebuah prosedur ANC berkualitas yang dapat diterapkan pada seluruh Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo. Harapan dari DKK prosedur ANC berkualitas ini dapat diterapkan oleh seluruh bidan di Kabupaten Kulon Progo. Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan deteksi dini terhadap risiko BBLR yaitu melakukan pengkajian terhadap usia ibu, jarak kehamilan ibu, riwayat merokok dan minum minuman beralkohol, melakukan pengkajian terhadap riwayat bayi ibu sebelumnya, masalahmasalah/kompilkasi yang dialami oleh ibu, menimbang berat badan dan menghitung kenaikan berat badan, mengukur LILA (Lingkar Lengan Atas), mengukur tinggi fundus uteri serta menghitung TBJ (Taksiran Berat Janin), melakukan pemeriksaan hb (haemoglobin) dan melakukan rujukan segera apabila ditemukan hal-hal yang tidak normal. 8 Standar pelayanan antenatal dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya logistik dan keuangan yang terjadi di beberapa negara berkembang. Dahulu pelayanan antenatal care (ANC) ditekankan pada kuantitas bukan kualitas, akan tetapi seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi paradigma tersebut berubah pada penekanan pada kualitas layanan antenatal. Pendekatan pelayanan antenatal dilakukan atas dasar untuk mengetahui secara dini komplikasi yang terjadi atau mengurangi faktor risiko yang mungkin terjadi terhadap ibu hamil maupun janin. 7 Modifikasi terhadap layanan ANC diharapkan dapat memberikan hal yang berbeda dari pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil dan janin sampai pada waktu saatnya kelahiran. Layanan modifikasi terhadap antenatal merupakan salah satu strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan maternal maupun perinatal. Identifikasi kondisi kesehatan sebelumnya, deteksi dini dari komplikasi yang muncul selama kehamilan, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta persiapan kelahiran dan perencanaan kesiapan komplikasi adalah bagian pelayanan antenatal yang mendapatkan modifikasi. 7 Upaya menurunkan kematian dan kesakitan ibu menuntut hubungan yang erat antar berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang dimulai dari tingkat pelayanan primer, mencakup berbagai upaya pencegahan, deteksi dini komplikasi kehamilan, persalinan aman dan bersih serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai. Untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya upaya meningkatkan sumber daya manusia kesehatan khususnya bidan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas dan distribusi tenaga bidan yang merata. Keterampilan bidan merupakan penentu keselamatan ibu, ketersediaan tenaga terlatih dan fasilitas akan mampu meningkatkan kinerja pelayanan antenatal. 3

4 Pelayanan ANC merupakan perilaku individu dalam organisasi, dalam hal ini perilaku bidan dalam organisasi pelayanan kesehatan. Perilaku individu dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu variabel individu (kemampuan dan keterampilan, latar belakang, keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur, asal-usul dan jenis kelamin), variabel organisasi (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, supervisi, desain pekerjaan, beban kerja), variabel psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi). 9 Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan kepada 10 bidan Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo, didapatkan hasil diantaranya 1) Sebanyak 8 bidan menyatakan selalu mengkaji kenaikan berat badan dan melakukan penaksiran berat janin setiap ibu hamil melakukan periksa kehamilan, tetapi 2 bidan jarang melakukan hal tersebut. 2) Semua bidan sudah melakukan pengukuran LILA dan pemeriksaan hb. 3) Sebanyak 4 bidan menyatakan jarang melakukan pengkajian terhadap riwayat merokok ibu hamil dan memberikan penyuluhan mengenai bahaya merokok kepada ibu hamil. 4) Sebanyak 10 bidan menyatakan bahwa pelaksanaan supervisi dan umpan balik belum berjalan terstruktur, pelaksanaannya belum terjadwal secara rutin tetapi masih bersifat insidental. 5) Sebanyak 4 bidan menyatakan bahwa banyak sekali tugas yang harus diselesaikan dan merasa kurang cukup waktu. 6) Sebanyak 10 bidan menyatakan belum ada penghargaan atau insentif yang diberikan terhadap kinerja bidan. Penetapan angka kredit bagi jabatan fungsional bidan tidak berdasarkan kinerja, sehingga bidan yang berprestasi dan bidan yang malas mempunyai angka kredit yang sama dan kenaikan pangkat juga sama. 7) Sebanyak 9 bidan mempunyai dorongan untuk melakukan upaya deteksi dini risiko BBLR walaupun waktu yang tersedia masih terbatas. 8) Sebanyak 8 bidan mengatakan bahwa kepala Puskesmas ikut berperan serta dalam kegiatan deteksi dini risiko BBLR. 1. Rumusan Masalah Berdasarkan data dan hasil studi pendahulan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kinerja bidan dalam pelayanan antenatal di Kabupaten Kulon Progo belum berjalan seperti yang diharapkan. 2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013? 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a) Mengetahui gambaran motivasi bidan, persepsi kepemimpinan bidan, persepsi supervisi bidan, persepsi imbalan bidan dan persepsi beban kerja bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di wilayah Kabupaten Kulon Progo, b) Mengetahui gambaran kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di wilayah Kabupaten Kulon Progo, c) Menganalisis hubungan motivasi, persepsi kepemimpinan, persepsi supervisi, persepsi imbalan dan persepsi beban kerja terhadap kinerja bidan di wilayah Kabupaten Kulon Progo, e) Menganalisis pengaruh secara bersama-sama motivasi, persepsi kepemimpinan, persepsi supervisi, persepsi imbalan dan persepsi beban kerja terhadap kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di wilayah Kabupaten Kulon Progo. METODE PENELITIAN 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Research. 10 Merupakan studi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subyek studi 4

5 hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian Subyek Penelitian, Teknik Sampling, Pengumpulan Data Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di wilayah Puskesmas Kabupaten Kulon Progo yang berjumlah 160 bidan. Jumlah sampel sebanyak 118 Bidan Puskesmas pada 21 Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo diambil dengan menggunakan teknik proporsional purposive sampling. 11 Data primer berupa wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner, pertanyaan berisi tentang kinerja bidan, motivasi bidan, persepsi kepemimpinan, persepsi supervisi bidan, persepsi imbalan bidan dan persepsi beban kerja bidan. Data sekunder berupa data kejadian BBLR di Kabupaten Kulon Progo. 3. Analisis Data Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran terhadap masing-masing variabel. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara masingmasing variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji Chi-Square. 12 Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji regresi logistic. 13 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Masa Kerja di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 NO Karakteristik n % 1 Umur : a. < 25 tahun b tahun c. > 35 tahun Jumlah 2 Pendidikan : a. DIII Kebidanan b. DIV Kebidanan/ S1 Kesehatan c. S2 Kesehatan Jumlah 3 Masa Kerja : a. < 3,9 tahun b. 3,9-18,1 tahun c. > 18,1 tahun Jumlah , , ,83 9,32 0, ,78 74,58 18, Tabel 1. menunjukkan bahwa umur responden termuda yaitu 24 tahun dan tertua yaitu 55 tahun, sedangkan rata-rata umur responden yaitu 34,89 tahun. Pendidikan responden mayoritas DIII Kebidanan, masa kerja terendah responden 3 tahun dan masa kerja tertinggi 30 tahun dengan rata-rata masa kerja 11,86 tahun, median 11,00 dan standar deviasi 7, 067. Menurut Nursalam umur tahun merupakan umur yang cukup matang dalam perkembangan jiwa seseorang. Berdasarkan karakteristik responden diketahui sebagian besar responden berumur tahun yang berarti responden cenderung mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dan sudah cukup matang. Tingkat pendidikan adalah salah satu unsur karakteristik seseorang. Hasil penelitian 5

6 sebagian besar responden berpendidikan DIII Kebidanan, hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden sudah memenuhi standar profesi bidan. Berdasarkan masa kerja, sebagian besar responden bekerja selama 3,9 18,1 tahun, hal ini menunjukkan bahwa pengalaman yang dimiliki oleh responden dalam melaksanakan tugas sebagai bidan dalam memberikan pelayanan sudah cukup banyak. Pegawai yang berpengalaman dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas, makin lama bekerja kecakapan seseorang akan lebih baik karena sudah dapat menyesuaikan dengan lingkungan bekerja. 2. Deskripsi Kinerja Bidan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Bidan Dalam Deteksi Dini Risiko BBLR pada Pelayanan Antenatal di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 Kinerja Bidan f % Tidak Baik (Skor < 159) Baik (Skor 159) ,5 52,5 Jumlah Tabel 2. menunjukkan bahwa kinerja bidan di wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah baik (52,5%) lebih banyak daripada yang tidak baik (47,5%). Berdasarkan data tersebut diketahui masih banyak bidan yang kinerjanya tidak baik dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal. 3. Motivasi Bidan, Persepsi Kepemimpinan Bidan, Persepsi Supervisi Bidan, Persepsi Imbalan Bidan dan Persepsi Beban Kerja Bidan Dalam Deteksi Dini Risiko BBLR pada Pelayanan Antenatal Motivasi bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal dengan kategori tidak tinggi dan tinggi, masing-masing sebesar 50%. Motivasi adalah dorongandorongan yang timbul pada atau di dalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku. 9 Persepsi kepemimpinan bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal dengan kategori baik (50,8%) lebih banyak daripada persepsi kepemimpinan yang tidak baik (49,2%). Kepemimpinan terjadi apabila seseorang mempengaruhi pengikutnya untuk menerima permintaannya tanpa tampak adanya penggunaan kekuatan. 14 Persepsi supervisi bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal dengan kategori baik (53,4%) lebih banyak daripada persepsi supervisi yang tidak baik (46,6%). Sasaran atau obyek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan (sasaran langsung) serta bawahan yang melakukan pekerjaan (supervisi tidak langsung). Persepsi imbalan bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal dengan kategori sesuai (55,1%) lebih banyak daripada persepsi imbalan yang tidak sesuai (44,9%). Sistem imbalan yang rasional membantu organisasi mempertahankan pekerja pada biaya yang wajar. Persepsi beban kerja bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal dengan kategori tidak berat (51,7%) lebih banyak daripada persepsi beban kerja yang berat (48,3%). Pekerjaan yang mempunyai beban kerja berlebih akan menurunkan kualitas hasil kerja dan memungkinkan adanya inferensiasi waktu. 4. Analisis Hubungan Motivasi, Persepsi Kepemimpinan, Persepsi Supervisi, Persepsi Imbalan dan Persepsi Beban Kerja dengan Kinerja Bidan 6

7 Tabel 3. Motivasi, Persepsi Kepemimpinan, Persepsi Supervisi, Persepsi Imbalan dan Persepsi Beban Kerja dengan Kinerja Bidan NO Variabel Kinerja Bidan p value Keterangan Tidak Baik Baik n % n % Motivasi 1 Tidak Tinggi 27 45, ,2 2 Tinggi 29 49, ,8 0,712 Tidak ada hubungan Persepsi Kepemimpinan 1 Tidak Baik 33 56, ,1 2 Baik 23 38, ,7 0,044 Ada hubungan Persepsi Supervisi 1 Tidak Baik 32 58, ,8 2 Baik 24 38, ,9 0,029 Ada hubungan Persepsi Imbalan 1 Tidak Sesuai 25 47, ,8 2 Sesuai 31 47, ,3 0,955 Tidak ada hubungan Persepsi Beban Kerja 1 Berat 31 54, ,6 2 Tidak Berat 25 41, ,0 0,145 Tidak ada hubungan Terdapat hubungan antara variabel persepsi kepemimpinan dan persepsi supervisi, selanjutnya dilakukan analisis regresi sendirisendiri dan secara bersama-sama untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. 5. Analisis Pengaruh Persepsi Kepemimpinan dan Persepsi Supervisi Terhadap Kinerja Bidan Tabel 4. Hasil Analisis Pengaruh Bivariat No Variabel B Sig. Exp(B) 95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper 1 Persepsi Kepemimpinan 0,753 0,045 2,123 1,018 4,431 2 Persepsi supervisi 0,816 0,030 2,261 1,080 4,732 Berdasarkan tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi bivariat menunjukkan variabel persepsi kepemimpinan dan persepsi supervisi mempunyai nilai p < 0,25. Sebagai tindak lanjut untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas persepsi kepemimpinan bidan dan persepsi supervisi bidan terhadap kinerja bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal, maka dilakukan uji statistik regresi logistik ganda metode forward yang dapat dilihat pada tabel 5 berikut : Tabel 5. Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Ganda Metode Forward B S.E Wald df Sig. Exp(B) 95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Supervisi 0,816 0,377 4, ,030 2,261 1,080 4,732 Constant -1,146 0,605 3, ,058 0,318 Persepsi supervisi memiliki pengaruh dengan Exp(B) sebesar 2,261. Artinya bahwa responden dengan persepsi supervisi yang tidak baik akan menunjukkan kinerja tidak baik sebesar 2,261 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi supervisi baik. KESIMPULAN 1. Motivasi bidan dalam deteksi dini risiko BBLR dengan kategori tinggi dan tidak tinggi masing- 7

8 masing (50%), bidan mempunyai persepsi kepemimpinan dengan kategori tidak baik dalam deteksi dini risiko BBLR (49,2%), bidan mempunyai persepsi supervisi dengan kategori tidak baik dalam deteksi dini risiko BBLR (46,6%), bidan mempunyai persepsi imbalan dengan kategori tidak sesuai dalam deteksi dini risiko BBLR (44,9%) dan bidan mempunyai persepsi beban kerja dengan kategori berat dalam deteksi dini risiko BBLR (48,3%). 2. Masih terdapat (47,5%) kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal termasuk kategori tidak baik. 3. Tidak ada hubungan motivasi dengan kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di Wilayah Kabupaten Kulon Progo (p = 0,712). 4. Ada hubungan persepsi kepemimpinan dengan kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di Wilayah Kabupaten Kulon Progo (p = 0,044). 5. Ada hubungan persepsi supervisi dengan kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di Wilayah Kabupaten Kulon Progo (p = 0,029). 6. Tidak ada hubungan persepsi imbalan dengan kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di Wilayah Kabupaten Kulon Progo (p = 0,955). 7. Tidak ada hubungan persepsi beban kerja dengan kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal di Wilayah Kabupaten Kulon Progo (p = 0,145). 8. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan Puskesmas dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal adalah persepsi supervisi. SARAN 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo a. Perlu membuat jadwal supervisi koordinator bagian Kesga secara rinci sesuai program KIA. b. Perlu melakukan penilaian kinerja secara berkala dan obyektif. c. Selalu menggunakan checklist untuk setiap pelaksanaan kegiatan supervisi terhadap bidan Puskesmas. d. Mensosialisasikan kepada bidan Puskesmas mengenai bahan supervisi (dokumen yang harus disiapkan) dan jadwal supervisi. e. Perlu memberikan penghargaan bagi bidan yang melaksanakan deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal dengan baik. f. Perlu adanya pembaharuan SOP dalam upaya deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal sebagai pegangan bidan Puskesmas. g. Perlu adanya pelatihan tentang organization development (OD) dalam rangka meningkatkan pengetahuan Kepala Puskesmas mengenai supervisi efektif. 2. Bagi Puskesmas di Wilayah Kabupaten Kulon Progo a. Memperbaiki pola kepemimpinan yang diterapkan melalui beberapa cara : 1) Membuat jadwal pertemuan rutin antara Kepala Puskesmas dengan semua bidan di Puskesmas dalam rangka koordinasi mengenai program KIA yang sedang berjalan 2) Kepala Puskesmas bersikap terbuka kepada Bidan Puskesmas sehingga komunikasi terjalin dengan baik. b. Memperbaiki pola supervisi Kepala Puskesmas yang diterapkan melalui beberapa cara : 1) Membuat jadwal supervisi Kepala Puskesmas secara rinci sesuai program yang ada di Puskesmas 8

9 koordinasi dengan bidan koordinator di masing-masing Puskesmas. 2) Selalu menggunakan cheklist yang dapat dipergunakan sebagai pedoman setiap melakukan supervisi. 3) Mensosialisasikan kepada bidan Puskesmas mengenai bahan supervisi (dokumen yang harus disiapkan) dan jadwal supervisi. 4) Melakukan monitoring dan evaluasi. 3. Bagi Bidan Puskesmas di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Memperbaiki kinerja dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal melalui beberapa cara : a. Menjaring ibu hamil untuk datang ke tenaga kesehatan untuk periksa ANC secara dini sehingga dapat dilakukan deteksi dini risiko BBLR. b. Melaksanakan pelayanan antenatal khususnya deteksi dini risiko BBLR sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan wewenang bidan. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Dapat meneliti secara lebih mendalam mengenai pengaruh persepsi supervisi bidan terhadap kinerja bidan dalam deteksi dini risiko BBLR pada pelayanan antenatal. KEPUSTAKAAN 1. Depkes RI. Panduan Pelaksanaan Strategi Making Pregnancy Safer dan Child Survival, Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Profil Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2011, Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012, Kulon Progo, Rahayu, E. Masalah Berat Badan Lahir Rendah di Indonesia, Available from masalah-bblr-diindonesia.html (accessed 24 Agustus 2010). 5. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011, Kulon Progo, Depkes RI. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Mufdillah. ANC Fokus, Nuha Medika, Yogyakarta, Depkes RI. Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah untuk Bidan Desa, Direktorat Jenderal Bina kesehatan Masyarakat, Gibson, J.L, Ivancevich, J.M, Donnelly, J.H. Organisasi Perilaku Struktur Proses. 8 ed., Bina Rupa Aksara, Jakarta, 2010, Jilid Machfoedz, I. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Fitramaya, Yogyakarta, Martono, N. Metode Penelitian Kuantitatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Sopiyudin, D. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, Yasril, Kasjono, H.S. Analisis Multivariat untuk Penelitian Kesehatan, Mitra Cendikia, Yogyakarta, Gibson, J.L, Ivancevich, J.M, Donnelly, J.H. Organisasi Perilaku Struktur Proses. 8 ed., Bina Rupa Aksara, Jakarta, 2010, Jilid.2. 9

10 10

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 Anita Widiastuti, Sunarmi & Wiwin Renny Rahmawati Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii ABSTRAK Salah satu penyebab terbesar kematian bayi dan kematian neonatus adalah bayi dengan berat badan yang rendah saat lahir atau yang biasa disebut bayi berat lahir rendah (BBLR). Menurut World Health

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Laela Yusriana 1610104358 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG Sri Rahayu Universitas Singaperbangsa Karawang 1,2 Jl. HS Ronggowaluyo Teluk Jambe

Lebih terperinci

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMASS KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : WIWEN INDITA NIM: 201210104329 PROGRAM

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 217 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Aribul

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Rini Nari Pasandang 1, Ernawati 2, Sri Wahyuni

Lebih terperinci

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : , HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu tertinggi dibandingkan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi derajat kesehatan di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai dan telah disepakati secara nasional sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012 Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012 ABSTRAK Emy Yulianti Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak

Lebih terperinci

THE EFFECT OF INDIVIDUAL, PSYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION VARIABLE TO THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN DELIVERING BABY-BIRTH AT RSKD FATIMAH IN 2013

THE EFFECT OF INDIVIDUAL, PSYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION VARIABLE TO THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN DELIVERING BABY-BIRTH AT RSKD FATIMAH IN 2013 ENGARUH VARIABEL INDIVIDU, SIKOLOGIS DAN ORGANISASI TERHADA KINERJA BIDAN DALAM ERTOLONGAN ERSALINAN DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2013 THE EFFECT OF INDIVIDUAL, SYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan selama siklus hidup manusia. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA Ossie Happinasari 1), Sutopo Patria Jati 2), Apoina Kartini 2) Akademi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEPARA TAHUN 2016

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEPARA TAHUN 2016 HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEPARA TAHUN 2016 Rosnaya Ari Sarasati, Atik Mawarni, Yudhy Dharmawan Bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia lebih dari 20 juta setiap tahunnya dilahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di negara berkembang kejadian BBLR 16,5%, 2 kali lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS KOTA JAMBI

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS KOTA JAMBI JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 2, Juni 216 PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS KOTA JAMBI Implementation of Antenatal Care Standards in Community Health Centers in Jambi City Ruwayda

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VERA ANDRIANI NIM: 201210104328

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan dapat dinilai dari indikator derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan terhadap kesehatan bayi baru lahir tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan terhadap ibu hamil, pelayanan persalinan serta pelayanan kesehatan bayi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator penilaian status kesehatan masyarakat adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu telah lama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan adalah perkembangan serta pertumbuhan janin saat berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur (ovum) dan sel sperma (spermatozoa)

Lebih terperinci

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL TAHUN 2009 1 Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI Pengenalan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian Lampiran 1: Kuesioner Penelitian PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI BIDAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL PADA UNIT PELAKSANA TEHNIK DINAS (UPTD) PUSKESMAS DI KABUPATEN ACEH BARAT No. Urut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisik, psikologis dan sosial. Setiap kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) pada lebih dari satu dasawarsa mengalami penurunan sangat lambat dan cenderung stagnan di beberapa negara sedang berkembang, oleh karena jumlah

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA PENELITIAN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA Sutarmi*, Mardiana Zakir** WHO memperkirakan resiko klematian akibat kehamilan dan persalinandi usia 15 sampai 19 tahun 2 kali

Lebih terperinci

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013-2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : SALSABIL ZATIL ALWAN AL HAZMI 201410104256 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan merupakan suatu penyakit tetapi sering kali menyebabkan komplikasi akibat dari berbagai perubahan

Lebih terperinci

Tri Anasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto

Tri Anasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengisian Buku KIA Oleh Bidan Dalam Deteksi Dini Risiko Tinggi Kehamilan Di Puskesmas Kabupaten Banyumas Tahun 2012 Factors Related to the Completeness of Maternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013. BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal tergolong

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES ABOUT 10T MIDWIFE

Lebih terperinci

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KELUHAN FISIOLOGIS MASA KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN FREKUENSI ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS KARTIYEM KULON PROGO 1 Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA Ita Rahmawati 1, Asmawahyunita 2, Devi Rosita 3 INTISARI AKB di Indonesia tahun 2007 sejumlah 34 per 1000 kelahiran

Lebih terperinci

belum baik karena standar pelayanan belum dilaksanakan seluruhnya, diperkuat

belum baik karena standar pelayanan belum dilaksanakan seluruhnya, diperkuat belum baik karena standar pelayanan belum dilaksanakan seluruhnya, diperkuat fakta muncul masalah peningkatan kejadian BBLR sebesar 5,2% yang dapat dicegah bila pelayanan antenatal dilakukan dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat, dimana angka kematian bayi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu

Lebih terperinci

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG Natalia Desty Kartika Sari ABSTRAK Keunggulan ASI adalah adanya kolostrum yang akan memberikan antibodi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PERSETUJUAN...ii PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR SINGKATAN...viii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR... x INTISARI...xi ABSTRACT...xii BAB I

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014 JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 9, No 3, Juli 2015: 103-108 FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014 Anita Bustami 1, Titik Sunarti 2, Rosmiyati 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III (Motivation and Obedience of Antenatal Care (ANC) Visit of 3rd Trimester Pregnant Mother) Ratna Sari Hardiani *, Agustin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) Sumiaty 1), Sri Restu ) 1) ) Poltekkes Kemenkes Palu/Dosen/Kebidanan Email: sumiatyakbid@yahoo.com ABSTRACT Pregnant

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016

HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016 HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016 Ahmad Huda Ermawan 1, Diyan Indriyani 2, Siti Kholifah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012 HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012 Rosmeri Bukit Akademi Kebidanan Dharma Husada Pekan Baru Korespondensi penulis :

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 72-76 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN The Associated

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS Septerina P.W., Puji Hastuti, Fitria Z. Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: rienu@rocketmail.com ABSTRACT: THE IMPLEMENTATION PROCESS

Lebih terperinci

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-312.html MIKM UNDIP Universitas Diponegoro Program Pascasarjana

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-312.html MIKM UNDIP Universitas Diponegoro Program Pascasarjana N I M : E4A007032 Nama Mahasiswa : Ita Rahmawati Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu hamil dan melahirkan merupakan kelompok paling rentan yang memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk pelayanan yang harus diberikan

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 1 PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 Kadek Sri Sasmita Dewi G Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok adalah suatu kebiasaan yang sudah umum dan meluas di masyarakat, dan pada faktanya kebiasaan merokok susah untuk dihilangkan. Merokok telah menjadi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 Erni Yuliastuti 1, Rafidah 2, Hapisah 3 ABSTRAK Partograf sebagai alat bantu dalam pemantauan

Lebih terperinci

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN ABSTRAK HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN Exaudi C.P Sipahutar, 2013 Pembimbing 1 : dr. Fenny,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Sandra Tombokan 1, Jelly Neltje Bokau 2, Sjenny Olga Tuju 3 1,3. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5) 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang baru lahir dengan berat badan < 2500 gram. BBLR merupakan salah satu indikator untuk melihat bagaimana status kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium Development Goal s (MDGs) 2015 yang terdiri

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN

EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2-2 Khuriyah, Dyah Fajarsari, dan Lina Dwi Puji Rahayu Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 Wachyu Amelia Dosen STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: amelia.wachyu@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BBLR penting diperhatikan karena sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi tersebut selanjutnya. BBLR akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

Lebih terperinci

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA Evie Trihartiningsih*, Masdianti Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari. ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS Abstract: La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari ali_imran@gmail.com his article is to determine the risk factors

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN Hutari Puji Astuti 1 1 Prodi D-III Kebidanan, STIKes Kusuma Husada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara di dunia memiliki konsep pemeriksaan kehamilan yang berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil pada Pelayanan Antenatal di Kabupaten Bengkulu Selatan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil pada Pelayanan Antenatal di Kabupaten Bengkulu Selatan Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Volume 01 No.02 Agustus 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil pada Pelayanan Antenatal di Kabupaten Bengkulu

Lebih terperinci

Linda Melianti. Kata Kunci: Kinerja Bidan, Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil, Bidan di Desa.

Linda Melianti. Kata Kunci: Kinerja Bidan, Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil, Bidan di Desa. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DI DESA DALAM KEGIATAN DETEKSI DINI RESIKO TINGGI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2011 Linda Melianti Abstract: Early

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan antenatal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK Ns. Yenni Lukita, S.Kep 1, Suhardi 2 1 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Mahasiswa STIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2012-2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Wahyuni Kartika Sari 201410104317 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa prenatal. Selain

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 16 Artika Dewie Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (Alamat korespondensi dewieartika@gmail.com/82446545) ABSTRAK Sebagaimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 Laurensia Yunita 1, Faizah Wardhina 2, Husnun Fadillah 3 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT (THE RELATION BETWEEN THE CHARACTERISTICS OF PREGNANT WOMEN WITH CHRONIC SHORTAGE OF ENERGY IN THE EVENT OF HEALTH ABORTION BANJARHARJO BREBES DISTRICT YEAR 2013) Dea Riskha Fitriliana 1 1 ) Dosen tetap

Lebih terperinci

Medsains Vol. 1 No.01, Maret 2015 : 7-12

Medsains Vol. 1 No.01, Maret 2015 : 7-12 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN DALAM PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 Lia Aria Ratmawati *1, Dewie Sulistyorini *2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI pada hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan fokus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS Ossie Happinasari 1, Artathi Eka Suryandari 2 Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Jl KH Wahid Hasyim No. 274A,

Lebih terperinci