FISIOLOGI OTOT. Bagian Fisiologi Departemen AFF FKH IPB INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FISIOLOGI OTOT. Bagian Fisiologi Departemen AFF FKH IPB INSTITUT PERTANIAN BOGOR"

Transkripsi

1 FISIOLOGI OTOT Bagian Fisiologi Departemen AFF FKH IPB INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1

2 What muscle do? FUNGSI OTOT Voluntary vs Involuntary Pergerakan, jalan, lari, mempertahankan posisi tegak tubuh dll. Respirasi, pencernaan Produksi panas (thermogenesis) menggigil 30-40% tubuh adalah otot daging KARAKTERISTIK OTOT Eksitabilitas mampu menerima & menanggapi rangsangan luar Kontraktilitas mampu memendek Ekstensibilitas dapat diregang Elastisitas mampu kembali ke bentuk awal setelah diregang 2

3 TIPE OTOT 1. OTOT POLOS (involuntary) Umumnya digunakan pada kontraksi organ ( sal. pencernaan, kantung kemih dan pembuluh darah) untuk pergerakan materi ke dalam atau luar tubuh 2. OTOT LURIK (striated) 1. Kerangka (voluntary), terdiri dari: a. Tipe I b. Tipe IIa c. Tipe IIb 2. Jantung (involuntary) 3

4 OTOT SECARA MIKROSKOPIS Sumber: DU Silverthorn Human Physiology An Integrated Approach 6 th Ed pp 399 4

5 Struktur Otot Rangka Struktur Otot o Kebanyakan otot rangka bertaut pada tulang Serabut otot - Perkembangan o Beberapa ratus Myoblast bergabung membentuk satu myotube banyak inti. o Myotube berkembang menjadi serabut otot myofiber dewasa dg diameter µm, dan panjangnya beberapa cm Kumpulan serat otot bergabung sebagai kesatuan yang disebut fasikulus Epimisium: mengelilingi otot secara keseluruhan Perimisium mengelilingi fasciculus Endomosium mengelilingi sarkolema (membrane serabut otot) Epimisium, perimysium, dan endomysium bergabung membentuk tendon 5 Sumber: Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary Technician 3 rd Ed (2008) pp 218

6 Thin Thick Myofibril terdiri dari sarcomer - subunit yang berulang dan tersusun secara seri. Sarcomer adalah unit fungsional (komponen terkecil yg dapat menyelenggarakan semua fungsi organ) otot kerangka, unit kontraktif terkecil. Setiap Sarcomere mengandung proteins panjang- Myofilaments Tebal - Myosin 1.6 µm Tipis - Actin 1.0 µm Filamen tipis dan tebal saling menumpuk sebagian membentuk pola pita. Protein pengatur: tropomiosin dan troponin Protein tambahan: titin dan nebulin Sarcomere menyebabkan pola lurik/striation pada otot kerangka. 6

7 Lempeng Z zwischen: antara, tempat melekatnya filament tipis / aktin Pita A anisotropic Gelap meliputi seluruh panjang filament tebal/ miosin, ada tumpeng tindih dengan filamen tipis Pita I isotropic - Terang Bagian dari yang hanya berisi filament tipis/ aktin Zona H helles: jernih daerah yang hanya ditempati filament tebal Garis M mittel: tengah = tempat melekatnya filament tebal 7

8 Sumber: DU Silverthorn Human Physiology An Integrated Approach 6 th Ed pp 405 8

9 Filamen ditunjang oleh titin dan nebulin Sumber: DU Silverthorn Human Physiology An Integrated Approach 6 th Ed pp 406 9

10 Miosin rangkaian panjang (Myosin Heavy Chains) Seperti 2 tongkat golf dengan ekornya saling melilit dan kepala bengkok keluar. Miosin rangkaian pendek (Myosin Light Chains) terdiri dari essential light chains and regulatory light chains 10

11 Bila heavy chain dipotong dengan enzyme maka structure daerah S1 (head) yg dikaitkan dengan light chain dpt ditentukan. Heavy chain mengandung actin binding site and myosin ATPase site 11

12 12

13 13

14 14

15 NEURO-MUSCULAR JUNCTION neurotransmitter 15

16 16

17 TUBULUS T Sumber: DU Silverthorn Human Physiology An Integrated Approach 6 th Ed PP

18 18

19 Intraseluler Ekstraseluler K Na Ca Mg Cl HCO Phosphocreatine Organic anion

20 Somatic motor meuron releases Ach at neuro-muscular junction Net entry of Na+ through Ach receptor-channel initiates a muscle action potential Action potential in T-tubule alters conformation of DHP receptor DHP receptor opens Ca2+ release channels in sarcoplasmic reticulum and Ca2= enter cytoplasm Ca2+ bind to Troponin, allowing strong actin-myosin binding 6 Myosin head execute power stroke 7 Actin filament slides toward center of sarcomere 20

21 KONTRAKSI OTOT Observations: Kontraksi Otot adalah hasil kontraksi sarkomer. Lebar Pita A tetap saat kontraksi Pita I dan zona H memendek shorter Sliding Filament Theory (Teori pergeseran filamen) Panjang filamin aktin dan miosin tidak berubah selama kontraksi (hanya bergeser) Lebar daerah tumpang tindih semakin melebar (H zones and I bands are regions of non-overlap. Filaments tipis bergeser sepanjang filamen tebal. Karena filamen tipis terikat pada lempeng Z maka sarcomer memendek. 21

22 ATP & KONTRASI 1. Pemutusan Ikatan silang Pada tahap ini ATP berikatan dengan Miosin. A-M + ATP disosiasi A + M-ATP Saat ini ATP terikat pada kepala miosin, terjadi penurunan afinitasnya kepala miosin terhadap aktin sisi lainnya. Contoh: Allosteric Regulation 2. Memberi energi (Energising) Miosin ATP dihidrolisis untuk memberi Miosin (kepala miosin seperti ATPase) energi agar dapat menempel kembali ke aktin sisi lainnya. A + M-ATP A + M*-ADP-Pi hidolisa ATP Note: Pi belum meninggalkan ADP. 22

23 ATP & KONTRASI 3. Penempelan Cross Bridge Miosin masih mengikat ADP dan Pi and situasi ini disebut berenergi, sehingga kepala miosin berikatan dengan aktin. A + M*-ADP-Pi berikatan A-M*-ADP-Pi 4. Pergerakan Cross Bridge Pada keadaan berenersi ini, M* menyebabkan pergerakan antara filamen actin and myosin melalui pelepasan Pi. ADP akan terlepas karena miosin tidak memiliki kemampuan mengikat ADP A-M*-ADP-Pi A-M + ADP + Pi pergerakan Pada tahap ini ikatan Actin and Myosin sangat kuat dan memerlukan enersi tambahan untuk memutuskan, yaitu input ATP 23

24 DEPOLARISASI SAMPAI KE DAERAH TRIAD CA2+ DISEKRESIKAN OLEH Ca2+ CHANNEL TERJADI PENYERAPAN SECARA AKTIF Ca2+ 24

25 1. Impuls syaraf me-depolar-kan sarcolemma. 2. SR merangsang pelepasan Ca2+ dari terminal cisternae. (SR segera memulai pengumpulan kembali Ca++.) 3. Ca 2+ terikat di troponin, menggerakkan tropomyosin dan bagian aktive sites on actin. 4. Crossbridge cycling begins 5. Ketika stimulus berhenti, [Ca 2+ ] di sarcoplasm cepat turun dan otot relaksasi. Video 25

26 26

27 REGULATION OF MUSCLE CONTRACTION PERAN CA 2+ Regulasi diperlukan agar otot dpt kontrasi and relaksasi. Serabut otot akan gagal kontraksi bila konsentrasi Ca 2+ dari simpanan internal ditekan. "Skinned" serabut otot hasilkan tonus jika diberi ATP and Ca 2+, tapi tidak akan tejadi bila hanya diberi ATP tanpa Ca 2+. Kekuatan yg dibangkitkan pada "skinned" serabut otot proposional dg konsentrasi Ca

28 REGULATION OF MUSCLE CONTRACTION PERAN Ca 2+ Ca 2+ and ATP diperlukan oleh otot untuk laksanakan siklus contraction/relaxation Ca 2+ tanpa ada ATP akan terjadi Rigor Ca 2+ memodulasi ATP-ase activity dari fragmen S1 miosin yg diamati + actin tp hanya dg keberadaan troponin and tropomyosin 28

29 SERABUT SLOW-OXIDATIVE DAN FAST-GLYCOLITIC Fast Twitch: glycolytic muscles larger diameter fibers, pale color; Easily fatigued intermediate speed anaerobic & aerobic Slow Twitch: Aerobic, less fatigue Smaller diameter fibers More mitochondria More capillaries Dark color due to myoglobin Endurance activities Postural muscles 29

30 SIFAT SERABUT KERUT PADA OTOT KERANGKA MAMALIA Diameter serabut SIFAT Kekuatan per area potongan melintang Kecepatan kontraksi Aktifitas miosin ATPase Resistensi terhadap kelelahan Jumlah mitokondria Kapasitas oksidasi fosforilasi Enzim untuk glikolisis anaerobik Slow oxidative (Tipe I) Fast oxidative (Tipe IIa) Fast Glycolytic (Tipe IIb) sedang rendah tinggi 30

31 PERBANDINGAN OTOT PUTIH DAN MERAH Tipe Otot Putih Otot Merah Ukuran Besar (banyak unit kontraksi) Kecil Warna Pucat ( miskin mioglobin) Merah (kaya mioglobin O 2 ) Aliran Darah? Mitokondria? Sedikit kapiler Sedikit mitokondria Banyak kapiler Banyak mitokondria Sumber ATP Glikogen - asam laktat Oksidasi fosforilisasi (terutama dari siklus Kreb s) Kegunaan fungsional Kecepatan dan tenaga Endurance (bertahan lama) kurang bertenaga Kekurangan Cepat lelah Tenaga kurang 31

32 TRADE-OFFS BETWEEN FAST-TWITCH AND SLOW-TWITCH MUSCLE FIBERS Serabut dg kec maksimum yg tinggi Vmax (kerut cepat/fast twitch) dpt menghasilkan lebih kerja, kekuatan mekanik(a) dan mechanical power (B), tp menggunakan lebih banyak dari serabut dg Vmax lebih rendah (kerut lambat). Serabut dg Vmax rendah menggunakan energi lebih efisien pg lambat. Serabut dg Vmax tinggi lebih efisien pd kecepatan pemendekan yg tinggi. Jika hewan ingin meghasilkan baik gerakan cepat maupun lambat secara efisien, hewan itu hrs memiliki kedua tipe otot tersebut.

33 Semua serabut otot dari 1 unit motorik dapat ditemukan serabut-serabut ototnya menyebar di otot tersebut Syaraf motorik 1 menstimulasi serabut otot dalam unitnya saja, sementara staraf motorik 2 merangsang serabut otot di unitnya. Peningkatan jumlah serabut otot yang terlibat kontarksi melalui peningkatan keterlibatan unit motorik di otot tersebut. Akan diperoleh respon bertingkat dalam kontraksi otot. 33

34 "All or none Fine touch 1:1 nerve to Fiber Finger tips Big muscles 1: 2000 Leg muscles Weak stimulus Lowest threshold fibers Slow twitch typically Moderate: adds Fast Oxidative High stimulus: all fibers Asynchronous: Units take turns Prevents fatigue 34

35 Twitch: respons otot kerangka terhadap rangsangan tunggal atau potensial aksi: Periode latent - no change in length; time during which impulse is traveling along sarcolemma & down t-tubules to sarcoplasmic reticulum, calcium is being released, and so on (in other words, muscle cannot contract instantaneously!) Periode kontraksi - tension increases (cross-bridges are swivelling) Periode relaksasi - muscle relaxes (tension decreases) & tends to return to its original length 35

36 36

37 1. isotonic - tension or force generated by the muscle is greater than the load & the muscle shortens 2. isometric - load is greater than the tension or force generated by the muscle & the muscle does not shorten 37

38 38

39 39

40 Tampilkan 30 detik UJI DAYA KONSENTRASI ANDA SEKARANG!! Who is he? 40

41 OTOT POLOS Berdasarkan lokasi: Vaskular, Gastrointestinal, Uninarius, Respirasi, Reproduksi, Okular Pola kontraksi 41 Sumber: DU Silverthorn Human Physiology An Integrated Approach 6 th Ed pp 426

42 Pola koordinasi 42

43 PERBANDINGAN SINGLE UNIT AND MULTI UNIT Single-Unit smooth muscle serabut kontraksi bersama dan bekerja sebagai satu unit (single unit). Seperti serabut jantung, kecil, memanjang and pipih pd tiap ujungnya. Dihubungkan dengan lainnya melalui gap junctions Depolarisasi spontan (myogenic) disebarkan ke sel dekatnya secara aktif Kontraksi peristaltik gelombang aktifitas yang bergerak sepanjang saluran pencernaan, mendorong makanan. Juga ditemukan di urinary bladder, ureters, dan uterus Rangsangan syaraf memodulasi kekuatan frekwensi kontraksi, tapi tidak menginisiasinya, seperti pada otot jantung. Multi-Unit Smooth Muscle serabut bekerja secara independen dan hanya kontraksi jika dirangsang oleh neurons or hormones (neurogenic) Umumnya otonom dan involunter. Kecuali: Bladder Tidak ada motor end plate - transmitter dilepas dar beberapa varicosities sepanjang akson - receptors tidak terkonsentrasi tapi difuse. Serabut otot tidak dihubungkan oleh Gap Junctions Iris mata - regulasi diameter pupil Otot polos pada dinding pembuluh darah 43

44 Dapat ditemukan pada dinding organ: digestive tract, urinary bladder, uterus Fungsi viseral - gerakan peristaltik untuk mendorong isi atau squeezing to expel contents inervasi oleh sistim syaraf otonom beberapa otot polos dapat juga berfungsi secara independent (myogenic). Heterogenous - banyak subtipe Tidak ada Sarkomer shg tidak nampak lurik Berinti satu Retikulum sarkoplasma tidak berkembang Tidak ada tubulus T Memiliki filamen tipis dan tebal tapi tidak tersusun dalam sarkomer. Bundel filamen tipis melekat pada Dense Bodies atau Attachment Plaques dihubungkan dgn penghubung khusus yg juga mengikat sel tetangga - mengandung alpha-actinin (seperti lempeng Z pd otot kerangka) dan vinculin - khusus pada otot polos. Bundel Bundles of Thin Filaments are interdigitated with the thin filaments. Gap junctions pada otot polos single-unit - kontraksi bersama-sama. 44

45 PERBANDINGAN MIKROSKOPIS OTOT KERANGKA DAN POLOS 45

46 REGULASI KONTRAKSI OTOT POLOS Beberapa otot polos kontraksi dan relaksasi sangat lambat. Mekanisme Eksitasi-kontraktion berbeda dari otot kerangka tapi masih tergantung pada [Ca 2+ ] dlm sarkoplasma. Retikulum sarcoplasmic tidak berkembang - Ca 2+ datang dari ekstraseluler dengan cara: Depolarisasi Voltage gated Ca 2+ channels pada sarkolema terbuka Ca 2+ masuk mendorong kontraksi Relaksasi jika permeabilitas Ca 2+ kembali normal and pompa Ca 2+ pada sarkolema menurunkan level Ca 2+ intraseluler. Some Smooth muscle cells have Ca2+ spikes - inward current carried by Ca2+ - quick rise in Ca2+ levels. 46

47 Otot polos tdk punya troponin, tapi punya mekanisme pengaturan untuk aktin: Protein Caldesmon berikatan dg filamen halus, mencegah ikatan dg myosin. Caldesmon dihilangkan dg: 1. Calmodulin - Ca 2+ berikatan dg calmodulin and kompleks calmodulin/ca 2+ berikatan dg caldesmon, pembebasan daerah pengikatan kepala miosin pd aktin. 2. Foforilasi caldesmon by Protein Kinase C. Phosphorylated caldesmon does not bind to actin, so myosin does bind actin. 47

48 Smooth muscles lack troponin. Have other regulatory mechanisms - for myosin: Binding of Ca2+ directly to myosin regulatory light chains changes myosin conformation, allowing it to bind actin. phosphorylation of myosin light chains by Myosin Light Chain Kinase. Myosin LC Kinase is activated by Ca2+/calmodulin. Phosphorylation of another site on the myosin regulatory light chain by Protein Kinase C induces a conformational change that prevents actin myosin binding - relaxation. Slow action of kinases, and slow changes of Ca2+ levels - slow rate of contraction of smooth muscle. 48

49 Duration of muscle contraction in three types of muscle Homeostatic role Control fluid Sphincters Tonic contractions Support tubes Move products Slow contractions Little fatigue Low O2 use Two Types of Smooth Muscle Single-unit smooth muscle Connected by gap junctions; Sheet of muscle contracts a unit e.g. small intestines Multi-unit smooth muscle Cells are not electrically connected; each cell is stimulated independently 49 e.g. Iris and ciliary body of the eye

50 50

51 51

52 52

53 53

54 Stimulation Ca Calmodulin-MLCK active Actin + Myosin ATP Actin + Myosin P -ATP (Relaxed) Head Detachment Myosin Light Chain Recock Head 90 Phosphatase o Cross ATP (low ATPase Slow Bridge (high ATPase activity) Detachment Cycling activity) ADP + P i Power Stroke (Latched) Actin-Myosin-ADP-P + Phosphatase Actin-Myosin P -ADP-P 54

55 Central "Feeling" Lactic acid Peripheral Glycogen depletion Ca2+ interference High Pi levels ECF high K+ ACh depletion 55

56 MUSCLE HYPERTROPHY AND ATROPHY A. Repeated, exhaustive stimulation of a muscle will tend to result in an increase in muscle mass: Hypertrophy 1. addition of more myofibrils (i.e., an increase in diameter) 2. increase in the machinery for energy production more mitochondria more glycolytic enzymes note: Hypertrophy does not involve the addition of new muscle fibers The synthesis of new mass is stimulated by androgen (male) hormones (e.g., testosterone). Consequently, males tend to get bigger muscles. That is also why the so-called anabolic steroids are effective - but the benefits of increased muscle growth do not out weight to many substantial health risks of using these agents B. A decrease in stimulation leads to a loss of muscle mass - Atrophy. if prolonged, it can result in the irreversible loss (death) of muscle fibers 56

57 57

58 Perbandingan Otot Jantung dgn Kerangka Skeletal Muscle: Large and Multinuclear Fibers Fibers contract separately - small groups innervated by the same neuron Under voluntary control - motor neurons Surrounded by connective tissue and coupled to bones with tendons Cardiac Muscle: Small fibers with Single Nuclei Connected by Gap Junctions - Fibers contract all at once Involuntary control - intrinsically active, autonomic nerves Connected to each other with Desmosomes - special intracellular adhesions. 58

59 Contractile Fibers (shown here) Striated appearance - actin and myosin arranged in sarcomeres in myofibrils T tubules associated with Z-disks of sarcomeres extensive sarcoplasmic reticulum Intercalated disks - specialized places of contact between muscle fibers - gap junctions are located here Conducting Fibers - Pacemakers Tidak ada Actin atau Myosin tidak kontrasi. Banyak punya gap junctions, dengan yg lainnya dan serabut kontraktif, berfungsi sbg sistim transmisi signal. 59

60 Kontraksi Otot Jantung Myogenic dimulai dari otot itu sendiri (berlawanan dg neurogenic) Bioeletrisitas muncul secara spontan pada pacemaker. Mereka menimbulkan potensial aktion secara ritmis. PA menyebar melalui gap junction yang ada di serabut otot. serabut otot jantung kontraksi secara bersama-sama. Inervasi oleh sistim syaraf sympatis dan parasympatis. Tidak menghasilkan potensial aksi pada sinaps Berperan sebagai modulator. Syaraf symphatis meningkatkan kekuatan & kecepatan kontraksi Parasympathis menurunkan kecepatan dan kekuatan kontraksi. 60

61 Action Potensial Durasi potensial aksi pada otot jantung jauh lebih lama dibanding otot kerangka. Tahap plateau ratusan milliseconds. Tergantung pada influx of Ca 2+ yg melalui voltage gated Ca 2+ channels Rise in tension overlaps the action potential Periode refractory panjang jadi mencegah kontraksi tetani Otot dapat relax di antara denyut Menghasilkan pengaturan denyut janjtung 61

62 Peningkatan Ca 2+ intraseluler memicu kontraksi. Tubulus T mengalirkan potensial aksi jauh di dalam serabut otot. Depolarisasi mengaktifkan reseptor dihydropyridine pada Tubulus T. Influx of Ca 2+ dari ruang extrasellular melalui reseptor dihydropyridine tidak seperti otot kerangka dimana yang penting adalah aktivasi mekanis dari reseptor ryanodine pada retikulum sarcoplasmic. Tidak ada aktivasi mekanis pada serabut otot jantung. Ca 2+ dari ruang extrasellular memicu reseptor ryanodine pada retikulum sarcoplasmic untuk terbuka, melepas Ca 2+ dari simpanan intrasellular - Ca 2+ yang tergantung dari Ca 2+ release. Ca 2+ dikeluarkan melalui Pompa Ca 2+ pada retikulum sarkoplasma dan melalui pertukaran Na+/ Ca 2+ di membran plasma. Kekuatan kontraksi proposional dengan konsentrasi Ca 2+ intraseluler. Ca 2+ dari ruang extracellular and dari simpanan intracellular bervariasi antara species pada hewan (mis: kodok) with serabut otot yang kecil (larger surface/volume ratio), pada umumnya Ca 2+ berasal dari ruang extrasellular, sedikit daridari SR, yang berkembang jelek. 62

63 Tension in isolated frog muscle as a function of depolarization. The greater the depolarization, the greater the tension. Tension also depends on extracellular Ca 2+ concentration. With greater extracellular Ca 2+, more Ca2+ enters the cell at any level of depolarization (greater driving force). Little or no change seen with changing extracellular Ca2+ in mammalian heart, where Ca2+ comes from intracellular stores. Increase in contraction strength by sympathetic nervous system stimulation. Catecholamines: stimulate release of Ca2+ from SR (a-adrenergic receptor and innositol phospholipid 2nd messenger). Increase Ca2+ conductance of plasma membrane (b-adrenergic receptors and adenylate cyclase 2nd messenger). 63

64 Creatine Phosphate Glycolysis (Glucose) Kreb's Cycle Oxidative Phosphorylation Intermediate Limited store Rapidly Depleted Dari Darah atau Glycogen 36 ATP CO 2 Water ADP + Creatine Phosphate Glycolysis Acetyl Co-A ATP + Creatine 2 ATP + Asam Piruvat Asam Laktat Aerobic Anaerobik 64

65 65

66 66

67 67

68 68

69 69

70 70

71 Action potential process Calcium effects 71

72 Ryanodine receptor 72

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot Tinjauan Umum Jaringan Otot Tipe Otot Otot rangka menempel pada kerangka, lurik, dapat dikontrol secara sadar Otot jantung menyusun jantung, lurik, dikontrol secara tidak sadar Otot polos, berada terutama

Lebih terperinci

Skeletal: Otot: Sendi: Fasia Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita

Skeletal: Otot: Sendi: Fasia Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita Skeletal: Struktur jaringan tulang Klasifikasi tulang Tulang tengkorak, rangka dada, tulang belakang, panggul, ekstremitas atas dan bawah Sendi: Klasifikasi berdasarkan gerakan Klasifikasi berdasarkan

Lebih terperinci

Fungsi Jaringan Otot. Pergerakan. Mempertahanlan postur tubuh. Menstabilkan sendi. Menghasilkan panas

Fungsi Jaringan Otot. Pergerakan. Mempertahanlan postur tubuh. Menstabilkan sendi. Menghasilkan panas Histologi Otot Fungsi Jaringan Otot Pergerakan Mempertahanlan postur tubuh Menstabilkan sendi Menghasilkan panas Kontraktilitas Karakteristik khusus Otot Hanya satu kerja: untuk memendek Pemendekan menghasilkan

Lebih terperinci

Sistem Muskuloskeletal. Yuliati Departemen Biologi Oral

Sistem Muskuloskeletal. Yuliati Departemen Biologi Oral Sistem Muskuloskeletal Yuliati Departemen Biologi Oral Sistem Muskuloskeletal Bones internal framework Muscles generate force and movement Ligaments connect bones Tendons connect muscles to bone Semua

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA OTOT LURIK

MEKANISME KERJA OTOT LURIK MEKANISME KERJA OTOT LURIK Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. MEKANISME OTOT LURIK/OTOT RANGKA Mekanisme kerja otot pada dasarnya

Lebih terperinci

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan MORFOLOGI Organisasi Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron yang merupakan unit penyusun sistem saraf.

Lebih terperinci

MUSCLE. drg. ANIS A. MAKKY, MKes. Physiology - Oral Biology Dept. Dentistry Unair Surabaya, March 13, 2008

MUSCLE. drg. ANIS A. MAKKY, MKes. Physiology - Oral Biology Dept. Dentistry Unair Surabaya, March 13, 2008 MUSCLE drg. ANIS A. MAKKY, MKes Physiology - Oral Biology Dept. Dentistry Unair Surabaya, March 13, 2008 EXCITABLE CELL 1. NEURON 2. MYOCITES Neuron NERVOUS SYSTEM Peripheral NS : Nn. Cranialis Nn. Spinalis

Lebih terperinci

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI Pendahuluan Manusia memerlukan energi untuk setiap sel-selnya menjalani fungsi kehidupan Adenosine Three Phosphate

Lebih terperinci

Mekanisme Kerja Otot

Mekanisme Kerja Otot Mekanisme Kerja Otot 1. Sarkolema Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot 2. Sarkoplasma Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Struktur Anatomi Otot Rangka

TINJAUAN PUSTAKA Struktur Anatomi Otot Rangka 3 TINJAUAN PUSTAKA Struktur Anatomi Otot Rangka Otot rangka (skeletal muscle) bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot rangka disebut juga otot lurik (striated muscle) karena pengaturan

Lebih terperinci

FISIOLOGI OTOT. Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran UNAND. Kuliah Pengantar Blok 1.3 Minggu IV

FISIOLOGI OTOT. Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran UNAND. Kuliah Pengantar Blok 1.3 Minggu IV FISIOLOGI OTOT Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran UNAND SIFAT-SIFAT KHUSUS OTOT Mudah terangsang (irritability) Mudah berkontraksi (contractility) Dapat melebar (extensibility) Dapat diregang

Lebih terperinci

HISTOLOGI JARINGAN OTOT

HISTOLOGI JARINGAN OTOT Judul Mata Kuliah : Biomedik 1 (7 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan ilmu kedokteran dasar pada blok biomedik 1 Indikator : Mampu

Lebih terperinci

Oleh: Diah Tri Widayati, Ph.D Kustono, Ph.D

Oleh: Diah Tri Widayati, Ph.D Kustono, Ph.D Oleh: Diah Tri Widayati, Ph.D Kustono, Ph.D Dasar bagi pergerakan pada sel hidup melibatkan zat protein kontraktil, yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi mekanis dalam bentuk tensi dan pergerakan.

Lebih terperinci

Kuntarti, SKp, MBiomed. motorik. Sistem saraf. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

Kuntarti, SKp, MBiomed. motorik. Sistem saraf. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Sistem saraf motorik Kuntarti, SKp, MBiomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Bagian Aferen Somatik SISTEM SARAF PUSAT (Otak & Med.Spinalis) SISTEM SARAF TEPI Viseral

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak. Salah satu bagian tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak adalah otot. Otot merupakan jaringan yang terbentuk dari

Lebih terperinci

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA OTOT

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA OTOT LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA OTOT KELOMPOK/GELOMBANG : II/I KELAS : II C ANGGOTA : CIPTO SURIANTIKA (1204015080) FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163) KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223)

Lebih terperinci

OTOT DAN SISTEM GERAK ridwan@sith.itb.ac.id GERAK --- ciri makhluk hidup Macam-macam gerak : gerak amoeboid, gerak silia, gerak flagela, gerak sebagian anggota tubuh, gerak seluruh tubuh. Gerak melibatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

KULIAH 5 SS SISTEM OTOT

KULIAH 5 SS SISTEM OTOT KULIAH 5 SS SISTEM OTOT O SISTEM OTOT Pustaka acuan: Gartner & Hiatt (1997). Color Text of Histology Bab Junquiera (1980). Basic Histology. Bab McFadden & Keeton (1995) Biology, an exploration of life.

Lebih terperinci

JARINGAN OTOT RANGKA Sistem membran dan struktur halus unit kontraktil

JARINGAN OTOT RANGKA Sistem membran dan struktur halus unit kontraktil JARINGAN OTOT RANGKA Sistem membran dan struktur halus unit kontraktil Sunny Wangko Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: sunnywangko@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang

Lebih terperinci

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane

Lebih terperinci

BAB VII Biokimia Muskuloskeletal

BAB VII Biokimia Muskuloskeletal BAB VII Biokimia Muskuloskeletal pg. 144 A. KOMPOSISI STRUKTUR TULANG DAN OTOT Tulang merupakan jaringan ikat termineralisasi. Tulang terdiri atas bahan organik (protein) & anorganik. Bahan organik yaitu

Lebih terperinci

BIOMEKANIKA SISTEM MUSKULOSKELETAL & FISIOLOGI OTOT

BIOMEKANIKA SISTEM MUSKULOSKELETAL & FISIOLOGI OTOT BIOMEKANIKA SISTEM MUSKULOSKELETAL & FISIOLOGI OTOT dr. Aditya Candra Fakultas Kedokteran Abulyatama PENDAHULUAN Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi

Lebih terperinci

SPORTS MEDICINE: ADAPTASI PADA OTOT RANGKA SETELAH MELAKUKAN LATIHAN BEBAN (HIGH-RESISTANCE EXERCISE) DAN OLAHRAGA KETAHANAN OTOT (ENDURANCE EXERCISE)

SPORTS MEDICINE: ADAPTASI PADA OTOT RANGKA SETELAH MELAKUKAN LATIHAN BEBAN (HIGH-RESISTANCE EXERCISE) DAN OLAHRAGA KETAHANAN OTOT (ENDURANCE EXERCISE) SPORTS MEDICINE: ADAPTASI PADA OTOT RANGKA SETELAH MELAKUKAN LATIHAN BEBAN (HIGH-RESISTANCE EXERCISE) DAN OLAHRAGA KETAHANAN OTOT (ENDURANCE EXERCISE) LENY PURNAMASARI 14711018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FISIOLOGI MANUSIA. Dr. Panggung Sutapa,MS. LAB. FISIOLOGI FIK UNY

FISIOLOGI MANUSIA. Dr. Panggung Sutapa,MS. LAB. FISIOLOGI FIK UNY FISIOLOGI MANUSIA Dr. Panggung Sutapa,MS. LAB. FISIOLOGI FIK UNY PENDAHULUAN Fisiologi mempelajari fungsi/kerja tubuh Ilmu ini perlu penghayatan dan pemahaman bagi guru olahraga karena semua yang garap

Lebih terperinci

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI OTOT BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI OTOT BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI OTOT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Otot Rangka Otot merupakan jaringan peka rangsang. Sel otot dapat dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon adalah turunan senyawa kalkon yang tersubtitusi

Lebih terperinci

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur

Lebih terperinci

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI (BLOK BS 2)

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI (BLOK BS 2) BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI (BLOK BS 2) BAGIAN FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016 PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robi, atas segala rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Otot yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : Kel

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Otot yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : Kel LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN OTOT) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI DAGING

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI DAGING KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI DAGING ILMU PASCA PANEN PETERNAKAN (Kuliah TM 4; 23 Sept 2014) PROSES MENGHASILKAN DAGING TERNAK HIDUP KARKAS POTONGAN BESAR READY TO COOK Red meat White meat NAMP Meat Buyer

Lebih terperinci

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1 SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS Regita Tanara 102015121 / B1 SKENARIO Seorang anak 5 tahun dibawa ibunya ke UGD rumah sakit dengan keluhan jari telunjuknya memar akibat terjepit daun pintu IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

Signal Transduction. Dr. Sri Mulyaningsih, Apt

Signal Transduction. Dr. Sri Mulyaningsih, Apt Signal Transduction Dr. Sri Mulyaningsih, Apt Konsep umum signal transduction Komunikasi sel Tipe-tipe reseptor Molecular signaling Komunikasi antar sel Umumnya diperantarai oleh molekul sinyal ekstraseluler

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt

MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT Agustina Setiawati, M.Sc., Apt MODEL MEMBRAN Fluid Mosaic Model 1972 Singer & Nicolson : lipid diatur dlm struktur 2 lapis dg protein yg berbeda2 tertanam / menempel pada lipid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia.dikarenakan manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya manusia tidak pernah terlepas

Lebih terperinci

SISTEM OTOT (MUSCULAR)

SISTEM OTOT (MUSCULAR) HISTOLOGI Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Anatomi mikroskopis SISTEM OTOT (MUSCULAR)

Lebih terperinci

Respirasi seluler. Bahasan

Respirasi seluler. Bahasan Respirasi seluler dr.syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bahasan 1. metabolisme oksidatif dan produksi ATP 2. Siklus asam sitrat 3. fosforilasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan olahraga dewasa ini semakin pesat di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan. Dari sejumlah daftar cabang olahraga yang berkembang

Lebih terperinci

Jenis jenis otot. Cara kerja otot polos

Jenis jenis otot. Cara kerja otot polos SISTEM OTOT Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif. Selain

Lebih terperinci

Pendahuluan METABOLISME ENERGI. Contoh 1/1/2002. Bagaimana energi disimpan dalam tubuh? Bentuk-bentuk energi di dalam tubuh

Pendahuluan METABOLISME ENERGI. Contoh 1/1/2002. Bagaimana energi disimpan dalam tubuh? Bentuk-bentuk energi di dalam tubuh METABOLISME ENERGI dr Rachmah Laksmi Ambardini FIK Universitas Negeri Yogyakarta Email: rachmah _la@uny.ac.id Pendahuluan Tubuh kita menggunakan makanan yg kita makan untuk: 1. Menyediakan energi 2. Membangun

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

The ATP CYCLE and Cell Bioenergetic

The ATP CYCLE and Cell Bioenergetic The ATP CYCLE and Cell Bioenergetic The chemical basis for the large freeenergy changes that accompany hydrolysis of ATP and other high-energy phosphate compounds ATP adl bentuk energi yang menghubungkan

Lebih terperinci

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,

Lebih terperinci

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Terdiri dari beberapa proses seperti: 1. Perubahan anatomis dan fisiologis miometrium Pertama, terjadi pemendekan otot polos miometrium

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

A. PHYSIO EX 8.0 : MUSCLE PHYSIOLOGY ISOMETRIK DAN ISOTONIK

A. PHYSIO EX 8.0 : MUSCLE PHYSIOLOGY ISOMETRIK DAN ISOTONIK A. PHYSIO EX 8.0 : MUSCLE PHYSIOLOGY KONTRAKSI ISOMETRIK DAN ISOTONIK Pendahuluan Hampir semua sel hidup memiliki perangkat intrasel untuk menghasilkan gerakan tertentu, misalnya redistribusi komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Fisiologi Otot Rangka 2.1.1 Struktur Otot Rangka Kira-kira 40 persen dari seluruh tubuh terdiri dari otot rangka dan kirakira 10 persen lainnya terdiri dari otot jantung

Lebih terperinci

ABSTRAK ,6

ABSTRAK ,6 ABSTRAK KELELAHAN OTOT RANGKA PADA KEADAAN ISKEMIA DAN TIDAK ISKEMIA PADA PRIA DEWASA EVY, Juli 2001. Pembimbing: Pinandojo Djojosoewarno, dr DR. Iwan Budiman.dr, MS Latar belakang : banyaknya faktor-faktor

Lebih terperinci

Energy Movement. Basic Energy System. Energy for Cellular Activity. Energy 4/11/2015

Energy Movement. Basic Energy System. Energy for Cellular Activity. Energy 4/11/2015 Basic Energy System Energy Movement Dalam kamus, energi adalah kapasitas untuk bekerja atau beraktivitas Energi dapat diambil dari beberapa bentuk (chmenical, Mechanical, Electrical, Electromagnetic, dan

Lebih terperinci

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/)

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/) 92 PEMBAHASAN UMUM Berdasarkan bukti empiris menunjukkan bahwa pegagan yang kaya mineral, bahan gizi dan bahan aktif telah lama digunakan untuk tujuan meningkatkan fungsi memori. Hasil analisa kandungan

Lebih terperinci

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat SUMBER-SUMBER ENERGI DAN METABOLISME Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat segera digunakan adalah derivat

Lebih terperinci

SYARAF. Gamaliel Septian Airlanda

SYARAF. Gamaliel Septian Airlanda SYARAF Gamaliel Septian Airlanda Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui bentuk fisik dan mekanisme molekuler yang terjadi dalam neuron beserta fungsinya dalam menghantarkan informasi Struktur dan Fungsi Neuron

Lebih terperinci

PENGARUH RANGSANG EXERCISE TERHADAP HOMEOSTASIS

PENGARUH RANGSANG EXERCISE TERHADAP HOMEOSTASIS PENGARUH RANGSANG EXERCISE TERHADAP HOMEOSTASIS metabolisme otot Nani Cahyani Sudarsono gerakan otot REVIEWER: DEWI IRAWATI & MINARMA SIAGIAN DEPARTEMEN I FAAL FKUI Control Pathways SISTEM DALAM TUBUH

Lebih terperinci

1. Informasi disampaikan oleh potensial aksi (imfuls) 2. Media sel syaraf itu sendiri 3. Bekerja cepat 4. Reseptor hanya pada membran sel

1. Informasi disampaikan oleh potensial aksi (imfuls) 2. Media sel syaraf itu sendiri 3. Bekerja cepat 4. Reseptor hanya pada membran sel EXIT SISTEM KOORDINASI Kompetensi Memahami peran sistem syaraf dan hormon dalam koordinasi serta memahami mekanisme kerja syaraf dan hormon dalam mengantarkan informasi Sistem Syaraf Sistem Endokrin 1.

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG WHO menyatakan Health is a state of complete physical, mental and social well being and not merely the absence of deaseas or infirmity. Sehat adalah suatu keadaan

Lebih terperinci

SITOSKELETON DAN MOTILITAS SEL

SITOSKELETON DAN MOTILITAS SEL SITOSKELETON DAN MOTILITAS SEL Biologi Sel Dasar BI-100A Sitoskeleton adalah protein struktural yang membangun sistem membran dan komponen sitoplasmiknya Komponen sitoskeleton: 1. mikrotubul 2. mikrofilamen

Lebih terperinci

Perwujudan kerja ditampilkan oleh rangka yg digerakkan oleh otot-otot. Gerakan otot-otot diatur oleh syaraf

Perwujudan kerja ditampilkan oleh rangka yg digerakkan oleh otot-otot. Gerakan otot-otot diatur oleh syaraf Perwujudan kerja ditampilkan oleh rangka yg digerakkan oleh otot-otot. Gerakan otot-otot diatur oleh syaraf SKELET OTOT SARAF KESATUAN PERTAMA YG MELAKSANAKAN GERAK ERGOSISTEMA I MENDUKUNG DARAH & CAIRAN

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK

FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK SEL-SEL SEBAGAI SATUAN HIDUP TUBUH Dasar satuan hidup tubuh adalah sel, dan tiap-tiap organ sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI DAGING

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI DAGING ILMU PASCA PANEN PETERNAKAN KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI DAGING KELAS B Juni Sumarmono, PhD Ir. Kusuma Widayaka, MS SEMESTER GASAL 207/2018 Kuliah TM 4 Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada

Lebih terperinci

Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar menguku

Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar menguku Sistem Energi Dalam Olahraga Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar mengukur seberapa besar energi

Lebih terperinci

KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT

KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT Kanal ion Peran penting kanal ion dalam sel adalah : 1. transport ion 2. pengaturan potensi listrik di membrane sel 3. signaling sel (kanal

Lebih terperinci

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG Potensial Aksi Pada Jantung Pendahuluan Jantung : Merupakan organ vital Fungsi Jantung : Memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak pada rongga dada sebelah kiri. Batas

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan

BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan 42 BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat pengaruh perbedaan suhu dan tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan coba post mortem. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesegaran Jasmani 2.1.1 Definisi Kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa menimbulkan

Lebih terperinci

Reseptor sebagai target aksi obat

Reseptor sebagai target aksi obat Reseptor sebagai target aksi obat Review interaksi obat reseptor (agonis-antagonis) FUNGSI RESEPTOR 1. Mengenal dan mengikat suatu ligan dengan spesifisitas tinggi 2. Meneruskan signal tersebut ke dalam

Lebih terperinci

KEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI

KEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1558 KEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI Oleh : Eka. Supriatna 1 Jurusan Ilmu Keolahragaan Email : ekasupriatna@ymail.com Abstrak : Di lapangan seorang pelatih

Lebih terperinci

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng  ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng www.unita.lecture.ub.ac.id ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK SISTEM SARAF Pusat kontrol seluruh aktivitas tubuh Repon dan adaptasi perubahan yang terjadi di dalam dan di luar

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI RIGOR MORTIS

PATOFISIOLOGI RIGOR MORTIS PATOFISIOLOGI RIGOR MORTIS 1 Erwin Kristanto 2 Sunny Wangko 1 Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran 2 Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat

Lebih terperinci

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SIFAT KERJA OTOT RANGKA

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SIFAT KERJA OTOT RANGKA MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SIFAT KERJA OTOT RANGKA ARBI WIGUNA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2017 Otot lurik mempunyai serabut kontraktil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Orang yang mampu mempertahankan agar tubuhnya tetap bugar dapat memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa cara untuk mempertahankan kebugaran adalah dengan menjaga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MAKRONUTRISI. Pendahuluan. Lemak (Lipids) 4/11/2015 NUGROHO AGUNG S.

PENDAHULUAN MAKRONUTRISI. Pendahuluan. Lemak (Lipids) 4/11/2015 NUGROHO AGUNG S. PENDAHULUAN MAKRONUTRISI Protein NUGROHO AGUNG S. Makronutrisi Karbohidrat Lemak Pendahuluan Lemak (Lipids) Di dalam tubuh, lemak dalam bentuk trigliserida akan tersimpan dalam jumlah yang terbatas pada

Lebih terperinci

PENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS. Risma Aprinda Kristanti

PENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS. Risma Aprinda Kristanti Pengaruh Oksitosin (17-21) El-Hayah Vol. 5, No.1 September 2014 PENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS Risma Aprinda Kristanti Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Myocardial stunning

TINJAUAN PUSTAKA Myocardial stunning Majalah Kedokteran Andalas http://jurnalmka.fk.unand.ac.id Vol. 40,, September, Hal. 100-110 TINJAUAN PUSTAKA Maria Lousiana 1, Miftah Irramah 2 1. STIK Sint Carolus; 2. Bagian Fisika Kedokteran, Fakultas

Lebih terperinci

Reseptor Adrenergik. Adrenalin / epinefrin

Reseptor Adrenergik. Adrenalin / epinefrin Reseptor Adrenergik Adrenalin / epinefrin Hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal dan juga dilepaskan oleh ujung saraf simpatik snyw katekolamin Epinephrine menstimulasi terutama β-adrenergic receptors

Lebih terperinci

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1 DAGING Theresia Puspita Titis Sari Kusuma There - 1 Pengertian daging Daging adalah bagian tubuh yang berasal dari ternak sapi, babi atau domba yang dalam keadaan sehat dan cukup umur untuk dipotong, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

ASPEK BiokimiaWI Tulang dan Otot. Wiryatun Lestariana Bagian Biokimia Fak. Kedokteran UGM

ASPEK BiokimiaWI Tulang dan Otot. Wiryatun Lestariana Bagian Biokimia Fak. Kedokteran UGM ASPEK BiokimiaWI Tulang dan Otot Wiryatun Lestariana Bagian Biokimia Fak. Kedokteran UGM Biokimia TULANG A. Kimiawi - Kandungan air dalam tulang bervariasi: 14 44% - 30 35% material organik, ± 25% mrpk.

Lebih terperinci

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak?

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak? Belajar IPA itu asyik, misalnya saat mempelajari tentang astronomi dan benda-benda langit, kita bisa mengenal lebih dekat tentang planet, bintang, dan benda-benda langit lainnya. Pelajaran seperti ini

Lebih terperinci

iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik

iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik III. OTOT 1. Jenis-Jenis Jaringan Otot Ada beberapa jeni jaringan otot pada tubuh manusia yang perlu diketahui, antara lain: a. Jaringan Otot polos (Otot Volunter) Jaringan otot polos merupakan otot yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Paru-paru, jantung, pusat syaraf dan otot skelet bekerja berat dalam melakukan

I. PENDAHULUAN. Paru-paru, jantung, pusat syaraf dan otot skelet bekerja berat dalam melakukan I. PENDAHULUAN Stamina adalah kemampuan daya tahan lama organisme manusia untuk melawan kelelahan dalam batas waktu tertentu, dimana aktivitas dilakukan dengan intensitas tinggi (tempo tinggi, frekuensi

Lebih terperinci

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH dr. Sawitono Amin Singgih, PFK Departemen Ilmu Faal FKUI Pendahuluan Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH MUHAMMAD HANAFI ( ) HERKA ARDIYATNO ( ) LESTARI PUJI UTAMI

DISUSUN OLEH MUHAMMAD HANAFI ( ) HERKA ARDIYATNO ( ) LESTARI PUJI UTAMI OTOT MANUSIA UNIVERSITAS PGRI Y O G T A Y A K A R DISUSUN OLEH MUHAMMAD HANAFI (09144600025) HERKA ARDIYATNO (09144600172) LESTARI PUJI UTAMI (09144600214) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Jaringan Otot Pada Hewan

Jaringan Otot Pada Hewan Jaringan Otot Pada Hewan # Jaringan adalah kumpulan dari beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.

Lebih terperinci

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek THE TOUR Pendahuluan Tubuh manusia 100 trilyun sel 70% berat sel = air 2/3 dari seluruh air tubuh terdapat dalam sel 1/3 di rongga antar sel 67% berat tubuh = air manusia = air yang hidup CYTOLOGY : The

Lebih terperinci

Bangun Histologi: Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut : 1. Membran Plasma: Membran plasma pada otot sering disebut sarkolema

Bangun Histologi: Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut : 1. Membran Plasma: Membran plasma pada otot sering disebut sarkolema JARINGAN OTOT Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Jaringan otot terdiri atas susunan sel-sel yang panjang tanpa

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran)

BIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran) BIOLOGI SEL Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran) Membran Molekul Besar Molekul Kecil Gas ION Ingat Fungsi Protein Transmembran?? Manakah Fungsi Transmembran pada Kasus Ini?? Sifat

Lebih terperinci