EVALUASI HOTSPOT GRATIS DI KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN NETSTUMBLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI HOTSPOT GRATIS DI KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN NETSTUMBLER"

Transkripsi

1 EVALUASI HOTSPOT GRATIS DI KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN NETSTUMBLER Rizal Munadi 1), Kesuma Fitri 2), Ernita Dewi Meutia 3 ) Wireless and Networking Research Group (Winner) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia. dewi.meutia@gmail.com, rizal.munadi@elektro-unsyiah.net, kesumafitrii@gmail.com ABSTRAK Ketersediaan akses layanan informasi gratis menggunakan teknologi internet dapat ditemui di beberapa tempat di dalam kawasan kota Banda Aceh. Tempat umum seperti taman kota, warung kopi merupakan beberapa tempat yang menyediakan layanan gratis dengan area terbatas berbasis teknologi nirkabel pada frekuensi 2,4 GHz. Berdasarkan pengamatan, faktor kenyamanan menggunakan akses internet belum memberikan kepuasan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas layanan adalah penerimaan kuat sinyal. Untuk itu, pada penelitian ini akan dievaluasi kuat sinyal pada hotspot yang menyediakan layanan gratis di kota Banda Aceh yaitu di Taman Sari dan Dhapu Kupi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan software Netstumbler. Dari hasil pengukuran pada lokasi Taman Sari pada jarak 43 meter dari AP, kuat sinyal terima yang diperoleh sebesar -75 dbm. Ada dua AP yang berbeda merek yang digunakan di Dhapu Kupi pada lantai 1. Hasil pengukuran dari lantai 1 terhadap menunjukkan kuat sinyal terima pada pengukuran 16 meter dari AP, kuat sinyal dari SSID Dhapukupi@24jam yang terletak di lantai sebesar -62 dbm sedangkan untuk SSID Dhapukupi hanya terdeteksi pada jarak 8 meter sebesar -67 dbm. bahwa pada jarak tertentu kuat sinyal yang diterima kurang baik, sedangkan pada Dhapu Kupi kuat sinyal pada lantai 1 lebih baik dari pada penerimaan kuat sinyal yang berada pada lantai 2. Kata Kunci: Wi-Fi, hotspot, Netstumbler, kuat sinyal 1. Pendahuluan B-16 Tren penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau yang lazim disebut Information and Communication Technology (ICT) dan pengembangan aplikasinya terus meningkat. Salah satu teknologi yang tumbuh pesat di bidang TIK adalah teknologi nirkabel Wireless Fidelity (Wi-Fi). Pada penerapannya, kekuatan sinyal Wi-Fi yang diterima dari AP akan mengalami penurunan atau peningkatan level sinyal. Karakteristik ini dipengaruhi oleh profil gedung, jarak antara user, dan keberadaan bendabenda disekitar lokasi AP dan user. User dapat terhubung ke AP jika level kuat sinyal tidak kurang dari level minimum atau sensitivitas device yang digunakan. Dengan mengetahui kuat sinyal dari suatu AP,dapat ditentukan lokasi yang tepat untuk melakukan komunikasi data yang efisien dan transfer data yang cepat. Untuk itu dibutuhkan pengukuran dan software yang dapat memonitor intensitas kuat sinyal pada suatu lokasi. 2. Dasar Teori Wireless Fidelity merupakan tekonogi komunikasi data tanpa kabel yang bekerja pada jaringan dan perangkat Wireless Local Area Netwok (WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE Mode Akses Koneksi Wi-Fi Mode akses Wi-Fi secara umum ada dua yaitu[1]: a. Mode Ad-Hoc Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang tidak memerlukan AP untuk host dapat saling berinteraksi. Untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain, setiap host cukup memiliki transmitter dan reciever wireless. Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut. b. Mode Infrastruktur Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagai printer, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur. AP pada mode infrastruktur berfungsi melayani komunikasi utama pada jaringan wireless 2.2 Kuat Sinyal Wi-Fi Jaringan Wi-Fi menggunakan gelombang radio untuk transmisi datanya. Oleh karena itu, transmisi sinyal antar jaringan Wi-Fi dapat dipengarui oleh faktor propagasi gelombang, diantaranya: a. Daya pancar, sering disebut sebagai Tx power berkisar antara 30 mw sampai 200 mw atau

2 lebih. Daya pancar maksimum yang diizinkan di Indonesia adalah 100 mw [2]. Daya Tx sering tergantung pada kecepatan transmisi. b. Penguatan antena adalah kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. c. Path Loss adalah rugi-rugi lintasan antara transmitter dan receiver (dalam db). Path Loss menunjukkan level sinyal yang melemah (mengalami redaman) yang disebabkan oleh propagasi free space seperti refleksi, difraksi, dan scattering. Sebagian besar redaman dalam sistem wireless adalah redaman perambatan di udara. Path loss dalam ruangan biasanya lebih buruk dari path loss luar ruangan karena redaman yang lebih besar dari dinding padat dan objek [3]. Path loss (db) = P(1) + n * 10 * log[d] (1) Keterangan : P(1) = pathloss pada jarak 1 meter pada frekuensi 2,4GHz adalah 41 db D = jarak pemancar dan penerima (meter) n = path loss exponent ; open space = 2, open office = 3,3, home =4,5 d. Effective Isotropic Radiated Power Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) adalah total energi yang dikeluarkan oleh sebuah AP dan antena. Pada keadaan tertentu, untuk menambah daya penerimaan atau pemancar, peningkatan kemampuan suatu antena dapat ditingkatkan dengan menggunakan antena yang memiliki gain yang lebih baik atau lebih kuat. Untuk itu, AP dapat disambungkan melalui kabel tambahan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung EIRP adalah [4]: EIRP (dbm) = P Tx + G Tx L Tx (2) Keterangan : P Tx = daya pancar (dbm) G Tx = penguatan antena pemancar (db) L Tx = rugi-rugi pada pemancar (db) e. Sistem Operation Margin Sistem Operation Margin (SOM) adalah selisih antara sinyal yang dipancarkan oleh stasiun pemancar dengan nilai Rx Sensitivity di stasiun penerima. Kekuatan daya untuk mencapai coverage SOM sebesar db adalah berbeda pada tiap jenis antena yang digunakan sebagai AP. Untuk menghitung besarnya SOM dapat menggunakan rumus: SOM (db) = Rx Signal level Rx sensitivity (3) Untuk menentukan kekuatan sinyal wireless, ada beberapa hal dan metoda yang dapat digunakan yaitu: a. Received Signal Strength Indication Pengukuran Received Signal Strength Indication (RSSI) adalah pengukuran terhadap daya yang diterima oleh sebuah perangkat wireless[5]. RSSI (db)= EIRP (dbm) FSL (db)+ Rx Antenna Gain (dbi) Material Loss(dB) (4) b. Signal to Noise Ratio Signal to Noise Ratio (SNR) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seberapa kuat sinyal dibandingkan dengan gangguan di sekeliling yang menggangu sinyal. Persamaan yang digunakan untuk menghitung SNR adalah [5]. SNR (db) = 10 log Signal / Noise (5) 2.3 Hotspot Hotspot merupakan tempat-tempat yang menyediakan layanan wireless LAN maupun gratis atau dengan pungutan biaya. Pada umumnya pembuatan hotspot cukup dengan menggunakan alat yang disebut access point, pada AP tersebut sudah dilengkapi dengan antena internal. Dengan menggunakan area hotspot, beberapa notebook dan handphone yang sudah disertifikasi dapat melakukan koneksi wireless LAN. Pada umumnya peralatan Wi-Fi hotspot menggunakan standardisasi WLAN IEEE g atau IEEE b. Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan akses mencapai 11 Mbps untuk IEEE b dan 54 Mbps untuk IEEE g dalam jarak hingga 100 meter dari sumber hotspot [4]. 3. Metodologi Penelitian Evaluasi layanan hotspot dilakukan pada daerah outdoor yang merupakan ruang terbuka bebas tanpa sekat atau penghalang dan indoor yang terbatas pada ruang dan lingkungan suatu bangunan. Proses evaluasi diawali dengan survei lokasi dan diikuti dengan pengukuran langsung dari beberapa titik. Indikator kualitas layanan dipantau dengan mendapatkan kuat sinyal terima yang dimonitor dari software Netstumbler. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah handphone yang menggunakan sistem operasi Android Froyo 2.2. Untuk melengkapi hasil teknis yang didapat, dilakukan pengukuran persepsional kualitas layanan dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna secara acak. Pengukuran outdoor dilakukan di Taman Sari, sebagai area terbuka public, sedangkan daerah indoor dipilih dua lokasi yaitu Flamboyan Café, dan Dhapu Kupi. Kedua lokasi indoor ini merupakan warung kopi yang menyediakan akses internet gratis. Semua tempat yang dijadikan area pengukuran berada di kota Banda Aceh. 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1 Pengukuran dan Perhitungan Kuat Sinyal pada Daerah Outdoor Lokasi pengukuran yang dilakukan pada daerah outdoor adalah di Taman Sari. Pengukuran dilakukan secara bersamaan menggunakan software Netstumbler pada 5 titik lokasi yang terdapat di Taman Sari. Pada wilayah outdoor, pengukuran dilakukan di Taman Sari. B-17

3 Titik-titik pengukuran, A-E seperti ditunjukkan pada Gambar 1. dari AP dan memiliki kuat sinyal yang paling rendah. Dari keseluruhan pengukuran, jarak pengukur dengan AP dipilih secara acak karena fasilitas penunjang seperti kursi yang tersedia untuk melakukan akses internet terbatas hanya pada beberapa titik saja. Gambar 1. Posisi Lokasi Pengukuran di Taman Sari pada google earth Dari sebagian besar AP yang terdeteksi, terdapat tujuh AP yang aktif. Indikator warna hijau menandakan AP yang aktif memiliki kualitas yang baik. Dari sekian banyak AP yang aktif, hanya TELKOM Hotspot Speedy yang dapat diakses secara gratis oleh user yang berada di Taman Sari tersebut. Gambar 2. Hasil Pengukuran Kuat Sinyal menggunakan Netstumbler pada titik A Dari Gambar 2. dapat dilihat channel yang digunakan pada hotspot speedy adalah channel 11 dan pada software Netstumbler dapat dilihat indikator warna hijau yang menandakan hotspot memiliki kualitas yang baik. Grafik yang terlihat pada Netstumbler merupakan besarnya kuat sinyal dan noise. Nilai rata-rata berkisar pada -45 dbm, dengan noise -100 dbm. Berdasarkan hasil pengukuran secara keseluruhan, kuat sinyal akan bagus jika pengukur berada dekat dengan AP seperti pada titik A dan B, kuat sinyal yang tidak bagus yaitu pada titik D karena terdapat tembok penghalang yaitu tugu proklamasi. Berdasarkan Gambar 3. Posisi pengukur paling jauh dengan AP terletak pada titik D, yaitu berjarak 43 meter Gambar 3. Grafik hasil pengukuran dan perhitungan kuat sinyal pada daerah outdoor Taman Sari. selisih antara sinyal yang dipancarakan oleh transmitter dan daya terima pada receiver. Kekutan daya untuk mencapai coverage SOM adalah db. Pada titik A,B,C, dan E nilai yang diperoleh memenuhi coverage SOM, sehingga akses internet masih bisa dilakukan oleh user. Pada titik D yaitu pada jarak 43 meter, nilai SOM menunjukkan nilai -13,9 db dan pada posisi ini pengukur tidak dapat lagi mengakses internet. Survei kepuasan responden dilakukan dengan menyebarkan kuisioner selama satu minggu kepada 30 orang yang dipilih secara acak. Kuisioner dibuat dalam bentuk kuisioner tertutup. Alasan pemilihan kuisioner tertutup adalah memberikan kemudahan kepada responden untuk menentukan pilihan jawaban. Mayoritas dari responden yang ada di Taman Sari adalah mahasiswa dan pelajar serta beberapa ibu rumah tangga yang terdiri dari 20 orang perempuan dah 10 orang laki-laki. Usia rata-rata berkisar antara tahun. Hasil mengenai kepuasan pelanggan hotspot Taman sari menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden merasa puas pada kualitas dari segi hotspot yang disediakan karena memiliki kecepatan yang tinggi dan 11 orang lainnya merasa kurang puas karena keterbatasan akses yang mampu dilayani dari hotspot tersebut. 4.2 Pengukuran dan Perhitungan Kuat Sinyal pada Indoor Flamboyant Cafe Pada pengukuran di Flamboyan Café juga dilakukan pengukuran sebanyak 5 titik yang dipilih secara acak di dalam Flamboyan Café. Titik-titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4. B-18

4 toilet Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2012 ISSN : Posisi C AP DAPUR karena hotspot yang tersedia tidak tersebar keseluruh wilayah Flamboyan Café dan 4 orang merasa tidak puas dengan koneksi hotspot yang tersedia karena kualitas sinyal yang dihasikan sangat jelek jika berada jauh dari AP. PosisiA Posisi D Pintu masuk Posisi B Gambar 4. denah flamboya cafe Flamboyan Café adalah sebuah café dengan bangunan yang terbuat dari kayu yang hanya setengah bagiannya saja disekat. Hampir keseluruhan bagian bangunan ini hanya disekat setinggi satu meter dengan sekat kayu tipis, hanya bagian dapurnya saja yang disekat secara keseluruhan. Hotspot yang tersedia di Flamboyan Café menggunakan AP TP-Link TL-WA500G AP Cl PosisE Dhapu Kupi Lokasi penelitian lainnya untuk daerah indoor adalah Dhapu Kupi Banda Aceh. Dhapu Kupi merupakan warung kopi yang menyediakan hotspot gratis dengan bangunan ruko beton yang terdiri dari dua lantai. Luas bangunan Dhapu kupi pada setiap lantainya adalah 184 m 2. Dengan panjang ruangan sebesar 23 meter dan lebar 8 meter. Pada lokasi ini juga dilakukan pengukuran sebanyak 5 titik pada setiap lantai. Titik-titik pengukuran di Dhapu Kupi dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7. Posisi E Posisi C Tangga Posisi A AP 1 dan 2 Mushalla Dapur Posisi D Posisi B Gambar 6. Denah Warung Kopi Dhapu Kupi lantai 1 Posisi J Posisi F AP 1 dan 2 Dapur Posis H Tangga Gambar 5. Grafik Perbandingan kuat sinyal Netstumbler dan perhitungan di Flamboyan Café Posisi I Posisi I Berdasarkan Gambar 5. kuat sinyal menurun pada posisi C karena terletak paling jauh dari AP, penghalang yang terdapat pada ruangan semi indoor hanya setengah dari bagian ruangan dibatasi oleh sekat-sekat yang terbuat dari kayu yang memiliki redaman kecil. Semakin jauh jarak user dengan AP akan semakin rendah signal strength yang didapatkan. selisih antara sinyal yang dipancarkan oleh transmitter dan daya terima pada receiver. Kekutan daya untuk mencapai coverage SOM adalah db. Pada titik A,B,C, dan E nilai yang diperoleh memenuhi coverage SOM, sehingga akses internet masih bisa dilakukan oleh user. Pada titik D yaitu pada jarak 10 meter, nilai SOM menunjukkan nilai -4 db dan pada posisi ini user tidak dapat lagi mengakses internet. Hasil mengenai kepuasan pelanggan hotspot Flamboyan Cafe menunjukkan bahwa sebanyak 16 responden merasa puas pada kualitas sinyal dari segi hotspot yang disediakan karena memiliki kecepatan yang stabil. Sebanyak 10 responden lainnya merasa kurang puas B-19 Gambar 7. Denah Warung Kopi Dhapu Kupi lantai 2 Dhapu Kupi menggunakan 2 AP yang terletak di lantai 1 dan saling berdampingan yang diletakkan di dalam sebuah ruangan di bawah tangga yang disekat menggunakan dinding kaca dan kayu. Jenis AP yang digunakan di Dhapu Kupi adalah TP Link TL-WA801ND dan Linksys WAP54G.

5 Pada perhitungan kuat sinyal untuk lantai 2, nilai material loss diasumsikan 12 db karena AP terletak di dalam sebuah ruangan kecil di bawah tangga yang dibatasi oleh dinding kayu 4 db, dan kaca 8 db (Cisco, 2009). Gambar 8. Grafik Perbandingan Perhitungan, dan pengukuran SSID Dhapukupi@24jam lantai 1 Berdasarkan Gambar 8. nilai kuat sinyal yang dihasilkan bervariasi, nilai kuat sinyalpaling rendah didapat dari pengkuran menggunakan Netstumbler disebabkan kemampuan perangkat dalam menangkap sinyal lebih rendah. Semakin jauh pengukur dengan AP semakin rendah nilai kuat sinyalyang dihasilkan. Gambar 9. Grafik Perbandingan Perhitungan, dan pengukuran SSID Dhapukupi lantai 1 Berdasarkan Gambar 9. semakin jauh user dengan AP semakin rendah nilai kuat sinyal yang dihasilkan. Hanya 2 AP aktif pada saat user berada di titik A dan B. Pada saat pengukuran pada titik C, D, dan E didapati AP dalam keadaan sinyal tidak terdeteksi. Dari hasil perhitungan dan pengukuran pada kedua SSID yang digunakan di Dhapu Kupi, SSID dhapukupi@24jam yang menggunakan AP TP-Link TL- WA801ND menghasilkan kuat sinyal yang lebih baik dari pada SSID dhapukupi yang menggunakan AP Linksys WAP54G. selisih antara sinyal yang dipancarakan oleh transmitter dan daya terima pada receiver. Kekuatan daya untuk mencapai coverage SOM adalah db. Pada titik A,B,C, nilai yang diperoleh memenuhi coverage SOM, sehingga akses internet masih bisa dilakukan oleh user. Pada titik D dan E yaitu pada jarak, nilai SOM kurang dari 10 db, kuat sinyal yang dihasilkan cukup lemah sehingga hal ini menunjukkan bahwa pada posisi tersebut, pada saat pengukuran tidak dapat lagi mengakses internet. Gambar 10. Grafik Perbandingan Perhitungan, dan pengukuran SSID Dhapukupi@24jam lantai 2 Berdasarkan Gambar 10. hasil pengukuran menunjukkan kuat sinyal dengan Netstumbler menunjukkan kuat sinyal yang didapat dari hasil pengukuran dan perhitungan mengalami perbedaan. Kuat sinyal yang didapat dari Netstumbler cenderung sama dan hanya memiliki sedikit perbedaan walaupun jaraknya jauh. Hal ini disebabkan banyaknya penghalang yang terdapat pada ruangan indoor dan AP yang terletak di dalam sebuah ruang kaca yang meredam sinyal dan menyebabkan pantulan-pantulan yang membuat kuat sinyal yang dihasilkan berbeda-beda dan tidak dapat diprediksi secara pasti. Gambar 11. Grafik Perbandingan Perhitungan, dan pengukuran SSID Dhapukupi lantai 2 Berdasarkan data pengukuran kuat sinyal pada Gambar 11. tampak bahwa kuat sinyal menurun pada posisi J karena terletak paling jauh dari AP. Hal ini menunjukkan semakin jauh jarak pengukur dengan AP akan semakin rendah kuat sinyal yang di dapatkan. Hasil yang diperoleh dari perbandingan pengukuran menggunakan Netstumbler dan perhitungan secara teoretis menunjukkan perbedaan antara ketiganya. Pada lantai 1 kuat sinyal yang dihasilkan lebih baik dari pada lantai 2 karena AP terletak pada lantai 1 sehingga redaman yang B-20

6 ditimbulkan sangat besar karena AP dihalangi oleh ruangan kaca dan dinding beton yang tebal. Perubahan sinyal tidak dapat dihitung secara pasti karena berbagai faktor seperti noise, dan redaman yang terdapat pada ruangan indoor. Hasil dari perbandingan kedua jenis AP yang digunakan di dhapu kupi, AP TP Link TL-WA801ND menghasilkan kuat sinyal yang lebih baik dari pada AP Lynksys WAP54G yang diukur pada lantai 1 dan lantai 2. selisih antara sinyal yang dipancarakan oleh transmitter dan daya terima pada receiver. Kekutan daya untuk mencapai coverage SOM adalah db. Pada titik Adan B, nilai yang diperoleh memenuhi coverage SOM, sehingga akses internet masih bisa dilakukan oleh user. Pada titik C, D dan E yaitu pada jarak, nilai SOM kurang dari 10 db, kuat sinyal yang dihasilkan pun lemah sehingga hal ini menujukkan bahwa pada posisi tersebut, user tidak dapat lagi mengakses internet. Survei kepuasan responden dilakukan di Dhapu Kupi dengan menyebar kuisioner kepada 30 orang user yang menggunakan hotspot di lantai 1 sebanyak 15 orang user di lantai 2 sebanyak 15 orang. Berdasarkan komentar dari responden mereka merasa kurang puas dengan hotspot yang ada di dhapu kupi karena menurut pendapat mereka kecepatan yang tersedia lambat, namun meraka merasa lebih baik menggunakan hotspot di lantai 1 dari pada di lantai 2. [1] Gi Lee, Byiong. Choi Sunghyun. (2008). Broadband Wireless Access And Local Network : Mobile WiMAx and WiFi. Boston: Artech House. [2] Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: Km 2 tahun 2005). [3] Netgate, Rubicon Communication 2004, All Right Reserved. [4] Purbo, Onno W. dkk. (2011). Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. Yogyakarta: Penerbit Andi. [5] Surjati, Indra. Chandra, Henry. Prabowo, Agung. (2007). Analisis Sistem Integarsi Jaringan Wifi Indoor dengan Jaringan GSM Indoor pada Lantai Basement Balai Sidang Jakarta Convention Centre. JETri, Volume 7, Nomor 1, Agustus 2007, Halaman Lee Barken,Eric Bermel, John Eder, Matthew Fanady Michael Mee, Marc Palumbo, Alan Koebrick. (2004). Wireless Hacking. Syngress. United States of America. Cisco, Conducting Cisco Unified Wireless Site Survey Volume 2 Version 1 Cisco System, Inc Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil pengukuran pada beberapa titik terhadap layanan hotspot di Taman sari menunjukkan kuat sinyal yang baik, namun pada titik D yaitu pada jarak 43 m, kuat sinyal yang didapat sangat rendah, nilai SOM yang didapat tidak kurang dari 10 db, sehingga pada posisi ini layanan internet tidak dapat lagi diakses. 2. Hasil pengukuran pada 5 titik di Flamboyan Cafe kuat sinyal yang diterima rata-rata -50 dbm. Pada pengukuran di titik C yang berjarak 10 meter dari AP, nilai kuat sinyal yang diperoleh sangat rendah yaitu rata-rata sebesar -75 dbm, sehingga nilai SOM yang didapat tidak memenuhi coverage yang tersedia. 3. Pada pengukuran yang dilakukan di Dhapu Kupi, kuat sinyal yang didapat di lantai 1 lebih bagus dari pada lantai 2. Hal ini disebabkan kedua AP terletak di lantai Berdasarkan hasil survei kepuasan responden pada ketiga lokasi pengukuran, responden rata-rata merasa kurang puas dengan layanan hotspot pada setiap lokasi pengukuran REFERENSI B-21

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INTEGRASI JARINGAN WIFI DENGAN JARINGAN GSM INDOOR PADA LANTAI BASEMENT BALAI SIDANG JAKARTA CONVENTION CENTRE

ANALISIS SISTEM INTEGRASI JARINGAN WIFI DENGAN JARINGAN GSM INDOOR PADA LANTAI BASEMENT BALAI SIDANG JAKARTA CONVENTION CENTRE JETri, Volume 7, Nomor 1, Agustus 2007, Halaman 1-16, ISSN 1412-0372 ANALISIS SISTEM INTEGRASI JARINGAN WIFI DENGAN JARINGAN GSM INDOOR PADA LANTAI BASEMENT BALAI SIDANG JAKARTA CONVENTION CENTRE Indra

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center) Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE 802.11n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center) Silmina Farhani Komalin 1,*, Uke Kurniawan Usman 1, Akhmad Hambali 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk merancang dan membuat jaringan WLAN dan penempatan Access Point sesuai dengan keadaan bangunan yang berada di gedung

Lebih terperinci

Pengujian Polarisasi Linier Terhadap Kualitas SNR Pada Sistem Komunikasi Nirkabel IEEE g

Pengujian Polarisasi Linier Terhadap Kualitas SNR Pada Sistem Komunikasi Nirkabel IEEE g 132 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 2, April 2011 Pengujian Polarisasi Linier Terhadap Kualitas Pada Sistem Komunikasi Nirkabel IEEE 802.11g Rizal Munadi, Arrad Iskandar dan Roslidar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Eki Ahmad Zaki Hamidi, Nanang Ismail, Ramadhan Syahyadin Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari

Lebih terperinci

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Materi II TEORI DASAR ANTENNA Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara

Lebih terperinci

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya

Lebih terperinci

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet.

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet. TAKARIR Access Point Bandwith Browsing Coverage area Chatting Free space loss Hardware Hotspot Interface Infrared Local area network Network Operation Center Open source Personal Computer Radio Frekuensi

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014 ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11B DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RADIO MOBILE (STUDI KASUS PADA JALAN KARTINI SIANTAR AMBARISAN) Fenni A Manurung, Naemah

Lebih terperinci

ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR

ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR 68 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 3, NOVEMBER 2017 ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR Yusriel Ardian 1 1 Sistem Informasi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS RSSI (RECEIVE SIGNAL STRENGTH INDICATOR) TERHADAP KETINGGIAN PERANGKAT WI-FI DI LINGKUNGAN INDOOR

ANALISIS RSSI (RECEIVE SIGNAL STRENGTH INDICATOR) TERHADAP KETINGGIAN PERANGKAT WI-FI DI LINGKUNGAN INDOOR ANALISIS RSSI (RECEIVE SIGNAL STRENGTH INDICATOR) TERHADAP KETINGGIAN PERANGKAT WI-FI DI LINGKUNGAN INDOOR Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM Yogyakarta nilafeby@amikom.ac.id Abstraksi Menempatkan perangkat

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR

OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR Rummi Sirait 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 e-mail : rummi.sirait@budiluhur.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL

BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL 33 BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL 4. 1 Pengambilan Data Penggunaan Wi-Fi Over PICOCELL Pengambilan data implementasi Wi-Fi Over Picocell dilakukan di Departemen Information

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERENCANAAN KONFIGURASI WIRELESS LAN DENGAN METODE DRIVE TEST (Studi kasus : Kantor Wireless Broadband Telkom Malang)

OPTIMALISASI PERENCANAAN KONFIGURASI WIRELESS LAN DENGAN METODE DRIVE TEST (Studi kasus : Kantor Wireless Broadband Telkom Malang) OPTIMALISASI PERENCANAAN KONFIGURASI WIRELESS LAN DENGAN METODE DRIVE TEST (Studi kasus : Kantor Wireless Broadband Telkom Malang) Citra Kurniawan, ST., MM 1 Program Studi Teknik Elektronika Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. untuk memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin meningkat, sehingga manusia

Lebih terperinci

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM Kevin Kristian Pinem, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departement Teknik Elektro

Lebih terperinci

Monitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon

Monitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon Monitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon Yama Fresdian Dwi Saputro fds.yama@gmail.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2015 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan jaringan komputer sangat pesat dan popular, sehingga jaringan komputer sering digunakan untuk menghubungkan komunikasi di area gedung, kantor,

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI LOS DAN NLOS DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI

ANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI LOS DAN NLOS DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI ANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI DAN DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI Joneva Mangku Wibowo, Hani ah Mahmudah, ST,MT, Ari Wijayanti, ST, MT Jurusan Teknik Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima (Receiver / Rx ) pada komunikasi radio bergerak adalah merupakan line of sight dan dalam beberapa

Lebih terperinci

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL) Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS KEKUATAN DAYA RECEIVE SIGNAL LEVEL(RSL) MENGGUNAKAN PIRANTI SAGEM LINK TERMINAL DI PT PERTAMINA EP REGION JAWA Oleh : Hanief Tegar Pambudhi L2F006045 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DESAIN ANTENA Wi-Fi DENGAN MEDIA SENG

DESAIN ANTENA Wi-Fi DENGAN MEDIA SENG DESAIN ANTENA WiFi DENGAN MEDIA SENG Eka Wahyudi 1, Adnan Purwanto 2, Teguh Iklas M 3 1,2,3 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi, Purwokerto 1 ekawahyudi@gmail.com, 2 mc_pwt@yahoo.com, 3 ti_miranto@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz 4.1 Umum Setelah melakukan proses perancangan dan pembuatan antena serta pengukuran atau pengujian antena Omnidirectional 2,4 GHz,

Lebih terperinci

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Siherly Ardianta 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini 5 BAB II DASAR TEORI 2. 1 Konsep Dasar Radio Radio merupakan teknologi komunikasi yang melakukan pengiriman sinyal melalui modulasi gelombang elektromagnetik. Informasi dikirim dengan cara menitipkan -nya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network 5 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu teknologi alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan,

BAB II DASAR TEORI. atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan, BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Jaringan wireless LAN sangat efektif digunakan di dalam sebuah kawasan atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan, pengembangan jaringan wireless LAN menjadi

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Aishah Garnis 1, Suroso 1, Sopian Soim 1 1 Jurusan Teknik Elektro PS Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan infrastruktur bangunan di perkotaan terlihat sangat signifikan. Hal ini ditandai dengan banyaknya gedung-gedung pencakar langit yang dibangun. Gedung-gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengguna layanan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Dua unit komputer 2. Path Profile 3. Kalkulator 4. GPS 5. Software D-ITG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan dibahas tahap dan parameter perencanaan frekuensi dan hasil analisa pada frekuensi mana yang layak diimplemantasikan di wilayah Jakarta. 4.1 Parameter

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN)

LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN) LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN) Wireless LAN - AP O L E H Nama : Wahyudi Rahmat NIM : 0506021286 Fak/Jur : F S T/Teknik Elektro Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel - ilkomadri.com PENDAHULUAN Jaringan wireless/nirkabel adalah teknologi jaringan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik melalui udara sebagai media untuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan dan Analisa 1. Perancangan Ideal Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget FSL (db) 101,687 Absorption Loss (db) 0,006 Total Loss 101,693 Tx Power (dbm) 28 Received

Lebih terperinci

ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK ANTARA UNIVERSITAS RIAU PANAM DAN UNIVERSITAS RIAU GOBAH

ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK ANTARA UNIVERSITAS RIAU PANAM DAN UNIVERSITAS RIAU GOBAH ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK ANTARA UNIVERSITAS RIAU PANAM DAN UNIVERSITAS RIAU GOBAH Rama Fadilah, Febrizal, Anhar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi

Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi Pusdewsinta.dewi@gmail.com Abstrak Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu

Lebih terperinci

Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless

Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless Mega Elinda A. lynda.loverscake@gmail.com http://nunalinda.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR Silpina Abmi Siregar, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,

Lebih terperinci

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO Nurista Wahyu Kirana 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA 4.1 Parameter Komponen Performansi BWA Berikut adalah gambaran konfigurasi link BWA : Gambar 4.1. Konfigurasi Line of Sight BWA Berdasarkan gambar 4.1. di atas terdapat hubungan

Lebih terperinci

Kuesioner. RT/RW net, dibuat kuesioner dengan pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah sehari-hari anda membutuhkan/menggunakan koneksi internet?

Kuesioner. RT/RW net, dibuat kuesioner dengan pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah sehari-hari anda membutuhkan/menggunakan koneksi internet? L1 Kuesioner RT/RW net adalah solusi yang ditawarkan untuk mendapatkan koneksi internet dengan harga terjangkau. RT/RW net merupakan jaringan komputer yang berada dalam satu area yang kecil (RT/RW). Untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI UDA UNTUK MEMPERKUAT SINYAL WIRELESS FIDELITY (WI-FI) FREKUENSI 2,4 GHz PADA JARAK 300 METER

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI UDA UNTUK MEMPERKUAT SINYAL WIRELESS FIDELITY (WI-FI) FREKUENSI 2,4 GHz PADA JARAK 300 METER RANCANG BANGUN ANTENA YAGI UDA UNTUK MEMPERKUAT SINYAL WIRELESS FIDELITY (WI-FI) FREKUENSI 2,4 GHz PADA JARAK 300 METER LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN

PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN Faktor Exacta Vol. 5 No. 4: 317-33 PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN NOVY HAPSARI Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia Jl. Raya Puspiptek Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA JARINGAN Wi-Fi STUDI KASUS UNIT 7 UNIVERSITAS BUDI LUHUR

KAJIAN KINERJA JARINGAN Wi-Fi STUDI KASUS UNIT 7 UNIVERSITAS BUDI LUHUR KAJIAN KINERJA JARINGAN Wi-Fi STUDI KASUS UNIT 7 UNIVERSITAS BUDI LUHUR Teguh Prakarsa 1, Eka Purwa Laksana 2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 Telp :

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Setrum Volume 6, No.1, Juni 2017 p-issn : / e-issn : X

Jurnal Ilmiah Setrum Volume 6, No.1, Juni 2017 p-issn : / e-issn : X Jurnal Ilmiah Setrum Volume 6, No.1, Juni 2017 p-issn : 2301-4652 / e-issn : 2503-068X Perencanaan Penempatan Antena Pemancar Wireless Indoor Berdasarkan Daya Terima Dwi Harinitha 1 1 Institut Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Cipto Prabowo,MT 1), Zurnawita, MT 2) 1) Teknik Komputer, Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Tahapan awal analisa perancangan yang dilakukan adalah dengan menganalisa pengukuran awal sebelum dilakukan perancangan jaringan indoor Gedung E6 dan E7 Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISA SINYAL WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM BERDASARKAN JARAK ANTAR ACCES POINT PADA PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISA SINYAL WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM BERDASARKAN JARAK ANTAR ACCES POINT PADA PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALISA SINYAL WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM BERDASARKAN JARAK ANTAR ACCES POINT PADA PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Arif Fajariyanto Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan

Lebih terperinci

Antenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP

Antenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP Antenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP 1 Topik Pendahuluan Jenis Antena Parameter Pelemahan (attenuation) Multi Antena 2 Pendahuluan Prinsip Dasar Klasifikasi Propagasi 3 Pendahuluan Prinsip dasar Antena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii HALAMAN TANDA LULUS... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... vix DAFTAR

Lebih terperinci

Ika Nur Khana

Ika Nur Khana Easy Capturing Network With inssider Monitoring Ika Nur Khana Ikanur.khana@yahoo.co.id http://mine-ink.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

SIMULASI CAKUPAN AREA SINYAL WLAN

SIMULASI CAKUPAN AREA SINYAL WLAN SIMULASI CAKUPAN AREA SINYAL WLAN 2.4 GHz PADA RUANGAN M. Faisol Riza, Imam Santoso, Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto SH Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

IJNS Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No ijns.org

IJNS Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No ijns.org Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 b/g Sebagai Solusi Jaringan Kampus (Studi Kasus: Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAHN) Gde Pudja Mataram Hairul Fahmi STMIK Lombok iroel.ami@windowslive.com Abstract

Lebih terperinci

Wireless LAN. Pendahuluan

Wireless LAN. Pendahuluan Wireless LAN Pendahuluan Jaringan Lokal Nirkabel atau Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau WLAN) adalah jaringan komputer dimana media transimisnya menggunakan udara. Berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN LINK MICROWAVE Tujuan utama dari perencanaan link microwave adalah untuk memastikan bahwa jaringan microwave dapat beroperasi dengan kinerja yang tinggi pada segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim

Lebih terperinci

ABSTRAK Perancangan Titik Hotspot di Politeknik Batam

ABSTRAK Perancangan Titik Hotspot di Politeknik Batam ABSTRAK Perancangan Titik Hotspot di Politeknik Batam Hotspot merupakan wilayah terbatas yang menggunakan satu atau lebih access point. Media transmisi data pada access point menggunakan gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI EMPIRIS COST-231 MULTI-WALL PADA GEDUNG SWALAYAN YANG DIMODELKAN

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI EMPIRIS COST-231 MULTI-WALL PADA GEDUNG SWALAYAN YANG DIMODELKAN ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI EMPIRIS COST-231 MULTI-WALL PADA GEDUNG SWALAYAN YANG DIMODELKAN Elsa Dahlia Sinaga, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi dalam sistem komunikasi bergerak sudah berkembang cukup pesat. Seperti contoh teknologi yang banyak digunakan saat ini adalah teknologi 3.5G atau

Lebih terperinci

ANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK

ANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK ANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK Amir D Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. Banda Aceh Medan Km. 280.5

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G Maria Ulfah 1*, Nurwahidah Jamal 2 1,2 Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan * e-mail : maria.ulfah@poltekba.ac.id Abstract Wave propagation through

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA TERIMA SINYAL 3G PADA DAERAH SUB URBAN DI BANDA ACEH

EVALUASI DAYA TERIMA SINYAL 3G PADA DAERAH SUB URBAN DI BANDA ACEH EVALUASI DAYA TERIMA SINYAL 3G PADA DAERAH SUB URBAN DI BANDA ACEH Rizal Munadi 1,2), Enni Susanti 2), Ernita Dewi Meutia 1,2), Ardiansyah 1,2) 1) Wireless and Networking Research Group (Winner) 2) Laboratorium

Lebih terperinci

Reliabilitas Sistem Transfer Data Nirkabel pada ALIX3d2 untuk Stasiun Cuaca

Reliabilitas Sistem Transfer Data Nirkabel pada ALIX3d2 untuk Stasiun Cuaca Reliabilitas Sistem Transfer Data Nirkabel pada ALIX3d2 untuk Stasiun Cuaca Suyoto *, Ferdian Yunazar, Efendi Zaenudin, Ana Heryana Pusat Penelitian Informatika - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yoto@informatika.lipi.go.id

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP. mejelaskan secara tepat mengingat sangat banyaknya faktor yang

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP. mejelaskan secara tepat mengingat sangat banyaknya faktor yang BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP 4.1 Pendahuluan Metoda teori dan simulasi merupakan penyederhanaan dan idealisasi dari kenyataan yang sebenarnya, karena merupakan suatu hal yang tidak mungkin

Lebih terperinci

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST. Wireless Network Konsep Dasar Jaringan Nirkabel Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Mengapa Perlu WLAN? Instalasi pemasangan lebih mudah Efisiensi biaya dan waktu Kemudahan

Lebih terperinci

BAB XIII. Wireless LAN dan Hotspot

BAB XIII. Wireless LAN dan Hotspot BAB XIII Wireless LAN dan Hotspot Hotspot (Wi-Fi) adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN pada lokasi-lokasi publik seperti taman, perpustakaan, restoran ataupun bandara. Pertama kali

Lebih terperinci

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto Perencanaan Transmisi Pengajar Muhammad Febrianto Agenda : PATH LOSS (attenuation & propagation model) FADING NOISE & INTERFERENCE G Tx REDAMAN PROPAGASI (komunikasi point to point) SKEMA DASAR PENGARUH

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) 1 ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) Siska Dyah Susanti 1, Ir. Erfan Achmad Dahlan, MT. 2, M. Fauzan Edy Purnomo. ST.,

Lebih terperinci

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1 JARINGAN WIRELESS Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1 Introduction Enable people to communicate and access applications and information

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. 76 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Pada Bab IV ini akan disajikan hasil penelitian analisa performansi kinerja radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. Pada penelitian

Lebih terperinci

komputer dengan komputcr secara nirkabel, access point identik dengan HUB pada

komputer dengan komputcr secara nirkabel, access point identik dengan HUB pada TAKARIR Access point yaitu alat yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara tiap komputer dengan komputcr secara nirkabel, access point identik dengan HUB pada jaringan kabel. Antena merupakan alat

Lebih terperinci

Perangkat Wireless LAN Teknologi Wireless LAN

Perangkat Wireless LAN Teknologi Wireless LAN Teknologi Wireless LAN Perangkat Wireless LAN Perangkat yang dipakai untuk menyambung jaringan komputer (LAN) dengan menggunakan udara sebagai media komunikasinya Frekwensi Wireless LAN Frekwensi yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [1] Zam,Efvy Zam (2009). Panduan Lengkap Membuat Jaringan Wireless: Jakarta :

DAFTAR PUSTAKA. [1] Zam,Efvy Zam (2009). Panduan Lengkap Membuat Jaringan Wireless: Jakarta : DAFTAR PUSTAKA [1] Zam,Efvy Zam (2009). Panduan Lengkap Membuat Jaringan Wireless: Jakarta : PT. Elex Media Komputindo [2] Anto Susanto, 2008. Jurnal analisa perancangan & implementasi free internet hotspot

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM MENANGKAP SINYAL WIFI

PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM MENANGKAP SINYAL WIFI PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM MENANGKAP SINYAL WIFI Makalah Program Studi Teknik Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Diajukan oleh : Bayu Nur

Lebih terperinci

STANDARISASI FREKUENSI

STANDARISASI FREKUENSI STANDARISASI FREKUENSI WLAN-WIFI Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Alasan Mengapa Perlu Standarisasi Teknologi yang dibuat secara masal. Pembuat hardware yang berbeda

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC)

ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC) ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC) [1] Widi Tri Yuwono, [2] Uke Kuriawan Usman, [3] Asep Mulyana. Fakultas Elekro dan Komunikasi

Lebih terperinci

Radio dan Medan Elektromagnetik

Radio dan Medan Elektromagnetik Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK METODE PENGUJIAN

Lebih terperinci

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti :

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti : Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti : a. Wireline Menggunakan xdsl, Fiber Optik, MSAN b. Wireless Menggunakan Wifi ( Wireless Fidelity), WiMAX, UMB (Ultra Mobile Broadband),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan pokok saat ini. Dengan demikian, sudah selayaknya setiap personal saling terhubung satu dengan yang lain dimana pun berada, guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan

Lebih terperinci

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan BTS (Base Transceiver Station) untuk jaringan WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) atau jaringan generasi ketiga (3G) dari GSM (Global System

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ

TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Definisi Acces Point III. Fungsi Acces Point

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Definisi Acces Point III. Fungsi Acces Point BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Access point disingkat dengan AP merupakan suatu tempat yang menjadi pusat dari beberapa koneksi terhubung. Alat ini juga dikenal dengan Cross Box. Jika dilihat dari

Lebih terperinci

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST. Wireless Network Konsep Dasar Jaringan Nirkabel Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Mengapa Perlu WLAN? Instalasi pemasangan lebih mudah Efisiensi biaya dan waktu Kemudahan

Lebih terperinci

Monitoring Sinyal WLAN Menggunakan inssider

Monitoring Sinyal WLAN Menggunakan inssider Monitoring Sinyal WLAN Menggunakan inssider Arsyan Andregate arsyanzone.178@gmail.com http://andregatemedia.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Reflector Antena Wifi dengan Frekuensi 2,4 GHz

Perancangan dan Implementasi Reflector Antena Wifi dengan Frekuensi 2,4 GHz Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Februari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional TeknikElektro Itenas Vol.1 No.3 Perancangan dan Implementasi Reflector Antena Wifi dengan Frekuensi 2,4 GHz NUGRAHA

Lebih terperinci

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network WIRELESS NETWORK Pertemuan VI Ada tiga range frekuensi umum dalam transmisi wireless, yaitu : a. Frekuensi microwave dengan range 2 40 Ghz, cocok untuk transmisi point-to-point. Microwave juga digunakan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Umum Setelah menjalani proses perancangan, pembuatan, dan pengukuran parameter - parameter antena mikrostrip patch sirkular, maka proses selanjutnya yaitu mengetahui hasil pengukuran

Lebih terperinci