BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Negeri 2 Salatiga, melalui proses observasi, wawancara dan studi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Negeri 2 Salatiga, melalui proses observasi, wawancara dan studi"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang diperoleh dari SMK Negeri 2 Salatiga, melalui proses observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk menjawab tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga, kendala kendala yang dihadapi, strategi penyelesaian dari kendala tersebut, hal hal yang mendukung, dan dampak dari penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001: Hasil Penelitian Visi dan Misi SMK Negeri 2 Salatiga SMK Negeri 2 Salatiga menerapkan visi yang digunakan sebagai pedoman dalam setiap kegiatan pembelajaran yaitu: Menyiapkan tamatan yang mampu bersaing di era global dan ber Imtaq tinggi 1 Misi SMK Negeri 2 Salatiga yang merupakan pengembangan dari visi SMK Negeri 2 Salatiga sebagai berikut: 1. Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK dan mempunyai iman dan taqwa. 2. Menyiapkan tamatan siap masuk kerja. 3. Menyiapkan tamatan yang mempunyai jiwa kewirausahaan. 4. Menyiapkan tamatan yang cerdas, jujur dan bermoral. 1 SMK Negeri 2 Salatiga, Profil SMK Negeri 2 Salatiga, Salatiga, hal. 4 24

2 5. Menyiapkan tamatan dengan kompetensi bertaraf internasional. 6. Menyelenggarakan sekolah dengan pelayanan bertaraf internasional Tujuan SMK Negeri 2 Salatiga Tujuan yang ditentukan sebelumnya, akan memacu SMK negeri 2 Salatiga untuk menjadi sekolah yang lebih berkualitas. Berikut adalah tujuan yang ditentukan oleh SMK Negeri 2 salatiga: 1. Tahun 2013 siswa memiliki kompetensi penguasaan konsep untuk seluruh mata pelajaran secara komprehensif dan benar sehingga mampu berkompetisi ditingkat nasional dan tahun 2012 mampu berkompetisi di tingkat internasional. 2. Tahun 2013 siswa mampu menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. 3. Tahun 2013 siswa mampu membangun kebiasaan yang aktif untuk mencari informasi menggunakan teknologi informasi. 4. Tahun 2013 sekolah memiliki sarana dan prasarana penunjang PBM yang lengkap. 5. Tahun 2013 sekolah memiliki guru dan tenaga pendukung yang handal untuk mendukung seluruh manajemen sekolah. 6. Sekolah memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan seluruh warga sekolah, stake holders dan instansi serta institusi pendukung pendidikan lainnya. 7. Siswa memiliki, mengaplikasikan dan meningkatkan nilainilai ketuhanan serta nilai-nilai kehidupan yang bersifat universal dalam kehidupannya. 2 SMK Negeri 2 Salatiga, Profil SMK Negeri 2 Salatiga, Salatiga, hal. 5 25

3 Janji Kinerja Supaya dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak melenceng dari tujuan sebelumnya, maka SMK Negeri 2 Salatiga memiliki 12 janji kinerja yakni sebagai berikut: " a. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001: 2008) b. Empat Pelajaran Produktif Disampaikan Dalam Bahasa Inggris c. Sertifikat Internasional d. Memiliki Standard Training Workshop e. Memiliki Advance Training Workshop f. Score TOEIC siswa diatas 400 g. Adanya Teaching Factory h. Penataan sekolah menjadi Green School, i. Adanya orang asing j. Adanya Partner Asing k. Adanya Lulusan bekerja di Luar Negeri l. Program ICT. 3 SMK Negeri 2 Salatiga menerapkan 12 janji kinerja tersebut dengan baik. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan adanya kepercayaan orang tua, untuk menyekolahkan anak - anak mereka di SMK Negeri 2 Salatiga. Serta telah berdiri teaching factory bengkel permesinan yang terletak di jalan Kridanggo. 12 janji kinerja SMK Negeri 2 Salatiga merupakan sebuah rambu-rambu SMK Negeri 2 Salatiga. Karena notabene SMK Negeri 2 Salatiga merupakan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI). 3 SMK Negeri 2 Salatiga, Profil SMK Negeri 2 Salatiga, Salatiga, hal

4 Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 SMK Negeri 2 Salatiga memperoleh sertifikat SMM ISO 9001: 2000 pada tahun 2007 oleh PT. TUV Rheinland Indonesia sebagai bukti penerapan Sistem Manajemen Mutu. Perolehan sertifikat ISO tersebut menjadikan SMK Negeri 2 Salatiga sebagai SMK pertama di kota Salatiga yang menerapkan Sistem Mananjemen Mutu ISO Pada tahun 2010 SMK Negeri 2 Salatiga mulai mereward dengan versi baru yaitu SMM ISO 9001: 2008 pada tahun Bahkan pada tanggal 4 Mei 2012, SMK Negeri 2 Salatiga telah melaksanakan audit lanjutan yang terakhir. Sehingga sertifikat TUV Rheiland Cert no dapat dilanjutkan untuk membagi pengalaman implementasinya kepada sekolah lain. Dokumen dokumen yang dipersiapkan untuk memperoleh sertifikat mulai dari Dokumen tingkat I hinga dokumen tingkat IV. Seperti yang diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan wakil manajemen mutu SMK Negeri 2 Salatiga: Instrumen yang dipersiapkan dokumen yang digunakan sebagai standar. Dokumen yang pertama adalah dokumen tingkat I namanya pedoman mutu, dokumen tingkat II namanya POS (Prosedure Operational Standard) itupun juga masih umum yang berlandaskan pada klausul ISO, selanjutnya dokumen tingkat III yaitu IK (Instruksi kerja) yang bersifat lebih tekhnis, lalu dokumen tingkat IV yang berisi Form dan Rekaman. 4 4 Wawancara, Sodiq, Wakil Manajemen Mutu, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei

5 Dokumen tingkat I yang disahkan oleh kepala sekolah. Dokumen yang mencakup mulai dari visi dan misi hingga sasaran mutu, terdapat pada dokumen tingkat I. Dokumen tingkat II disahkan oleh Wakil manajemen mutu yang berisi SOP (Strandar Operasional Prosedur). SOP berpedoman pada delapan prinsip manajemen mutu, yang terdapat pada klausul yang ditetapkan oleh ISO. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan SMM ISO 9001: Berikut pernyataan dari Hadi Sutjipto: Segala sesuatu itu kalau tersistem akan lebih baik artinya sebenarnya hal-hal yang sudah kami lakukan ini, pada saat itu masih banyak yang belum terdokumen dan sekarang itu harus terdokumen. Artinya kemampunan telusurnya seandainya kita mencari data itu tidak susah. Apabila semua lini dalam pendidikan itu menggunakan Manajemen Mutu ISO, sebenarnya akan menjadi terstruktur. 5 Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa dengan adanya sistem manajemen mutu ISO 9001: Seluruh kegiatan yang ada di sekolah telah terstruktur dan tersistem dengan baik. Dimana dokumen dokumen yang sebelumnya terarsip secara tidak teratur, kini telah tertata dengan rapi. Sehingga ketika akan mencari dokumen tersebut lebih mudah untuk mencarinya. Mengingat pelanggan utama dari sekolah adalah siswa, penulis melakukan wawancara dengan perwakilan siswa. Adhe wakil ketua OSIS dan merupakan salah salah satu siswa kelas X TKJ. Adhe menyatakan beberapa hal yang berkaitan dengan sarana prasarana serta kompetensi guru: 5 Wawancara, Hadi Sutjipto, Kepala Sekolah, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei

6 Sudah cukup semuanya, mereka mengajar di bidang masingmasing dimana mereka ahli di dalam bidangnya. 6 Setiap guru memiliki kompetensi dalam mengajar yang cukup baik. Dengan latar belakang pendidikan minimal S1, sangat dikatakan berkompetensi sebagai pengajar. Guru juga mengajar sesuai dengan bidang keahlian masingmasing. Keterangan yang sama dinyatakan oleh guru adaptif di SMK Negeri 2 Salatiga yaitu Umi Masruroh yang mengajar Matematika: Sangat menunjang, membuka peluang kepada siswa untuk mengembangkan diri, baik itu dibengkel maupun itu di ruang teori. Sehingga anak-anak punya kebebasan untuk saling meningkatkan pengembangan dirinya yang berkaitan dengan kompeten dan keahlian mereka 7 Sarana dan prasarana yang sangat menunjang memacu siswa untuk belajar. Baik di ruang kelas teori maupun bengkel praktek semua peralatan sudah sangat menunjang. Dalam kegiatan praktek siswa diberi kesempatan untuk merangkai atau merakit sendiri komponen yang disediakan. Sehingga siswa terpacu dalam belajar dan dapat mengembangkan kemampuan masing-masing siswa. Berkaitan dengan sarana prasarana, guru normatif SMK Negeri 2 Salatiga yaitu Purnomo yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berpendapat: Sarana prasarana banyak yang sudah menunjang, walaupun mungkin masih ada yang belum lengkap tetapi sedang dalam proses. Kalau dalam pembelajaran adaptif normatif itu saran sudah cukup mulai dari LCD dan lain-lain juga sudah ada. 8 6 Wawancara, Adhe, Siswa Kelas X TKJ, SMK Negeri 2 Salatiga, 2 Juni Wawancara, Umi Masruroh, Guru Matematika, SMK Negeri 2 Salatiga, 28 Mei Wawancara, Purnomo, Guru Bahasa Indonesia, SMK Negeri 2 Salatiga, 29

7 Dalam kegiatan pembelajaran normatif dan adaptif sudah dikatakn mencukupi. Di setiap kelas sudah tersedia LCD, white board, dan speaker aktif. Sebab dalam kegiatan pembelajaran normatif dan adaptif misalkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sangat memerlukan peralatan tersebut. Sebagai contoh apabila listening dalam pelajaran bahasa inggris, diperlukan speaker aktif untuk belajar mendegarkan kosa kata dalam bahasa inggris. Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 5 juni Terdapat beberapa kondisi ekternal dan internal, yang dapat mempengaruhi program pembelajaran dan implementasi SMM ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga sebagai berikut: a. Kondisi Internal 1. Kekuatan (Strenght) Kekuatan (Strenght) yang dimiliki SMK Negeri 2 Salatiga yaitu guru, fasilitas dan peralatan yang memadahi, lulusan akan langsung disalurkan ke industri yang bekerja sama dengan SMK Negeri 2 salatiga, lingkungan sekolah yang tenang dan asri. 2. Kelemahan (Weakness) Siswa kurang patuh terhadap peraturan, ruang guru produktif terpisah dengan guru lain (normatif dan adaptif) sehingga kurang adanya komunikasi. 28 Mei

8 b. Kondisi Eksternal 1. Peluang (Opportunity) Minat siswa untuk bekerja yang sangat tinggi, kerja sama dengan Dunia Usaha(DU)/Dunia Industri (DI), perkembangan teknologi dan sarana prasarana, kualitas layanan. 2. Ancaman (Threaths) Semakin banyak SMK dengan predikat RSBI dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, sekolah favorit yang ditunjang teknologi dan sarana prasarana yang lengkap Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Dalam pelaksanaan suatu sistem, ada beberapa kendala yang muncul dari berbagai aspek. Secara tidak langsung kendala tersebut akan menjadi hambatan dalam setiap pelaksanaannya. Kendala tersebut akan memberikan dampak buruk terhadap sistem. Apabila kendala tersebut dibiarkan berlarut-larut dan tidak di cari solusi penyelesaiannya. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh Wakil Manajemen Mutu SMK Negeri 2 Salatiga, kendala-kendala tersebut masih tetap terjadi. Kendala-kendala yang diperoleh dari wawancara dapat dilihat dalam tabel berikut: 31

9 Tabel Hasil Penelitian Kendala-kendala yang Dihadapi Dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga No. Faktor Penghambat Keterangan 1. Sumber Daya Manusia 1. Kurangnya tenaga administrasi yang menangani dokumen-dokumen ISO 2. Ada beberapa yang meremehkan pelaksanaan SMM ISO. 2. Rasa ketidakpedulian 1. Kurangnya rasa ingin tahu sebagian guru tentang SMM ISO 3. Inkonsisten (ketidakkonsistenan) 1. Kurang patuh terhadap peraturan dari ISO 2. Komitmen yang tidak stabil 3. Kurangnya keinginan untuk melaksanakan peraturan Sistem Manajemen Mutu ISO, sehingga peraturan yang sudah dibuat tidak dilaksanakan 1. Kurangnya tempat yang digunakan untuk rekrutmen kerja 4. Kurangnya Sarana/tempat 5. Beban Kerja 1. Karena waktu guru yang relatif banyak digunakan di dalam kelas, sehingga tidak sempat mengerjakan dokumen-dokumen ISO Sumber: Data Primer (Wawancara) Tanggal 24 dan 28 Mei Strategi Pemecahan Kendala Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Dari hasil wawancara diperoleh strategi pemecahan yang digunakan untuk menyelesaikan kendala yang dihadapi tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Wakil Manajemen Mutu (WMM): Apabila ada yang belum disosialisasi, kita akan sosialisasi dengan workshop intinya tentang isi Sistem Manajemen Mutu ISO itu seperti apa?, untuk komitmen yang tidak stabil itu solusinya adalah aturan main yang ada di sini harus diterapkan 32

10 dengan semaksimal mungkin, misalkan dia melanggar itu seharusnya di beri punishment ya harus di punishment. Dan apabila yang mempunyai prestasi di beri penghargaan. 9 Wakil Manajemen Mutu (WMM) bertugas sebagai koordinator pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Sehingga WMM tersebut, yang memantau kondisi warga SMK Negeri 2 Salatiga dalam melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001: Sehingga apabila ditemukan sebuah kendala, WMM segera mencari solusi dari permasalahan tersebut. Hal yang dilakukan WMM untuk saat ini adalah dengan mengadakan sosialisasi, memberikan punishment bagi yang melanggar, dan memberi penghargaan bagi yang mempunyai prestasi. Menurut kepala sekolah yaitu Hadi Sutjipto, strategi pemecahan yang digunakan SMK Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut: Diadakan share dengan cara berkomunikasi antara guru satu dengan guru lain, sehingga apabila muncul masalah kami memberikan waktu 1 minggu, bagaimana supaya hal tersebut tidak menjadi masalah lagi. 10 Adanya share setiap 1 minggu sekali, antara guru satu dengan yang lain. Hal tersebut merupakan solusi penyelesaian dari kendala-kendala yang dihadapi SMK Negeri 2 Salatiga. Setiap diadakan share tersebut, guru memaparkan masalah apa yang sedang dihadapi. Di bicarakan bersama dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Dan guru diberi kesempatan 1 minggu 9 Wawancara, Sodiq, Wakil Manajemen Mutu, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei Wawancara, Hadi Sutjipto, Kepala Sekolah, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei

11 untuk melaksanakan solusi tersebut. Sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik Hal-Hal yang Mendukung Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 Supaya dalam implementasi SMM ISO 9001 : 2008 dapat berjalan dengan baik. Harus ada beberapa hal yang mendukung implementasi SMM ISO 9001: Beberapa hal yang mendukung implemtasi SMM ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga, dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel Hasil Penelitian Hal-Hal yang Menjadi Pendukung Dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga No. Faktor pendukung Keterangan 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang melaksanakan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Sarana Prasarana Sarana prasarana yang lengkap, baik dalam bengkel maupun ruang teori. 3. Komitmen Komitmen yang tinggi dari sumber daya manusia itu sendiri Sumber: Data Primer (Wawancara) Tanggal 24 dan 28 Mei Dampak dari Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga Ada beberapa dampak yang terjadi setelah mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga. Berdasarkan wawancara yang dilaksanakan penulis selama dilapangan adalah sebagai berikut: 34

12 Ketika praktek lebih tertata dan sistem administrasi lebih rapi. 11 Setelah melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 tersebut. Banyak sekali dampak positif yang diperoleh SMK Negeri 2 Salatiga. Seperti halnya dalam pelaksanaan seluruh kegiatan di SMK Negeri 2 Salatiga, sudah terstruktur dengan baik. Serta sistem administrasi menjadi lebih rapi dan lebih tertata. Pendapat lain diutarakan oleh kepala sekolah, Hadi Sutjipto yakni: Dengan adanya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, kami diakui bahwa kami sudah melaksanakan organisasi dengan sehat 12 Organisasi yang sehat dan kepercayaan masyarakat timbul, setelah SMK Negeri 2 Salatiga melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001: Sebab SMK Negeri 2 Salatiga diakui bahwa dapat mencetak lulusan yang siap kerja dan berkualitas internasional. Sehingga orang tua siswa mempercayakan SMK Negeri 2 Salatiga untuk mendidik anak-anak mereka sehingga siap bekerja. 11 Wawancara, Tri Wisnu Haryanta, Kepala Bidang Keahlian Mesin, SMK Negeri 2 Salatiga, 28 Mei Wawancara, Hadi Sutjipto, Kepala Sekolah, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei

13 4.2. Pembahasan Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga SMK Negeri 2 Salatiga menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 selama 5 tahun. Pada tahun 2007 SMK Negeri 2 Salatiga menerapkan SMM ISO 9001 versi 2000 (ISO 9001: 2000). Kemudian pada tahun 2010 SMK Negeri 2 Salatiga me-reward SMM ISO 9001 dengan versi 2008 (9001: 2008). Mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, komite sekolah, siswa hingga karyawan harus ikut berpartisipasi melaksanakan SMM ISO 9001: Seluruh warga SMK Negeri 2 Salatiga, sepakat untuk melaksanakan SMM ISO 9001: Manfaat yang diperoleh di berbagai aspek kegiatan pembelajaran, setelah menerapkan SMM ISO 9001: 2008 tersebut. Dengan adanya SMM ISO 9001: 2008 ini, dokumen-dokumen akan lebih tertata dengan baik dan lebih mudah untuk mencari, dalam mengerjakan tugas sekolah menjadi lebih terstruktur. Cara pengenalan SMM ISO 9001: 2008 kepada warga sekolah dengan diadakannya workshop dan sosialisasi/penyuluhan. Workshop dan sosialisasi tersebut dilaksanakan terhadap guru-guru baru yang notabene belum mengerti tentang SMM ISO 9001: Implemetasi SMM ISO 9001: 2008 ini mencakup keseluruhan dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut tidak lepas dari fokus SMM ISO 9001: 2008 itu sendiri, yakni fokus pada pelanggan. Pelanggan di SMK Negeri 2 Salatiga adalah siswa dan industri dimana siswa akan bekerja. 36

14 Instrumen yang dipersiapkan SMK Negeri 2 Salatiga untuk memperoleh sertifikat ISO 9001: 2008, adalah dengan mempersiapkan dokumen dokumen ISO. Dokumen ISO 9001: 2008 mencakup dokumen tingkat 1 hingga dokumen tingkat 4. Dokumen tingkat 1 pedoman mutu dimana Visi, Misi dan tujuan yang ingin dicapai SMK Negeri 2 Salatiga, hingga sasaran mutu SMK Negeri 2 Salatiga yakni mencetak siswa yang mampu bersaing dalam dunia kerja. Dokumen tingkat 2 yang berisi tentang POS ( Prosedure Operational Standart ) yang mencakup semua pasal-pasal dalam klausul ISO, POS tersebut disahkan oleh wakil manajemen mutu. Setelah melengkapi pasal - pasal dan kemudian di sahkan oleh wakil manajemen mutu. Dokumen yang harus dikerjakan yaitu dokumen tingkat 3 yang berisi IK ( Instruksi Kerja ), dimana setiap guru memiliki tugas masing masing. Seperti wakil kepala sekolah bidang hubungan industri, yang membuat IK tentang menyalurkan siswa. Dokumen terakhir yang harus dikerjakan yaitu dokumen tingkat 4. Dokumen tingkat 4 yakni Form dan rekaman untuk menjalankan dokumen tingkat 3 tersebut. Form merupakan dokumen yang belum diisi, sedangkan rekaman merupakan dokumen yang sudah terisi dan siap dilaksanakan. Sekolah bertugas menciptakan siswa yang berkompeten dan berkualitas. Sehingga ketika siswa terjun dalam dunia kerja, siswa dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan standar stakeholder (industri). Dalam menciptakan siswa yang berkompeten bukan hanya dari siswa saja yang mempunyai kualitas yang baik. 37

15 Kompetensi guru serta sarana prasarana sekolah yang menunjang kegiatan pembelajaran, merupakan faktor utama terciptanya siswa yang berkualitas. Sarana prasarana dan kompetensi guru yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga dikatakan lebih dari cukup. Mulai dari kegiatan pembelajaran praktek maupun teori. Sebagai contoh pada setiap bengkel terdapat peralatan serta mesin-mesin yang sangat menunjang kegiatan pembelajaran. Begitu pula pada kelas teori di setiap kelas terdapat proyektor, speaker aktif dan white board. Serta guru-guru SMK Negeri 2 Salatiga mempunyai kompetensi mengajar yang baik. Kurikulum merupakan pengembangan strategi pembelajaran untuk mewujudkan sekolah yang produktif, berkualitas dan berprestasi. Dalam pembuatan kurikulum, SMK Negeri 2 Salatiga tetap menagacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang dibuat sesuai dengan kurikulum dari pemerintah. Namun ditambah dengan inovasi yang baru supaya dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa tidak mengalami kebosanan. Ketika membuat kurikulum, SMK Negeri 2 Salatiga berdiskusi dengan mitra industri. Hal tersebut dilakukan mengingat industri merupakan fokus pelanggan kedua setelah siswa. Kurikulum dibuat sesuai dengan kebutuhan industri supaya pada setiap pembelajaran dapat sesuai dengan kebutuhan kerja industri. 38

16 Kendala dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 merupakan alat merubah sekolah menuju profesionalisme dan ini membutuhkan perubahan sikap dan perilaku seluruh unsur yang ada di sekolah. Pelaksanaan sistem dalam suatu organisasi sebaik apapun tidak akan lepas dari hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaannya. Adapun kendala yang dihadapi SMK Negeri 2 Salatiga dalam melaksanakan SMM ISO 9001: 2008 adalah sumber daya manusia, ketidakpedulian, inkonsisten (ketidakkonsistenan), kurang sarana/tempat dan beban kerja. Pembahasan mengenai hal-hal yang menjadi kendala dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 akan dibahas satu persatu sebagai berikut: a. Sumber Daya Manusia (SDM) Keberadaan sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi pendidikan adalah untuk menghitung kontribusi SDM ini pada tingkat pemerintah, pemerintah daerah, dan sekolah yang menunjukkan hasil-hasil pendidikan semakin berkualitas, kompetitif dan dapat menjamin layanan belajar yang berkualitas untuk semua peserta didik. 13 Tanpa adanya Sumber Daya Manusia, suatu sistem tidak akan berguna dan bermanfaat. Sebab Sumber Daya Manusia tersebut merupakan pelaksana sistem itu sendiri. Namun dalam setiap pelaksaannya Sumber Daya Manusia justru menjadi penghambat. 13 Syaiful Sagala, 2009, Memahami Organisasi Pendidikan, Alfabeta. Bandung, hal

17 Sebagai contoh kurangnya Sumber Daya Manusia yang khusus bertugas dalam mendokumentasikan dokumen-dokumen ISO. Hal tersebut diperlukan sebab tugas utama guru dalam mengajar, terkadang terbengkalai dengan tugasnya dalam kegiatan pembelajaran karena mendokumentasikan data-data dari ISO tersebut. Jadi sangat dibutuhkan tenaga administrasi yang khusus mendokumentasikan dokumen-dokumen ISO 9001: b. Ketidakpedulian Perbedaan watak dan sifat seseorang terutama dalam kepedulian itu sangat berpengaruh terhadap implementasi SMM ISO 9001: Terutama anggapan bahwa melaksanakan SMM ISO 9001: 2008 yang terkadang sangat merepotkan. Sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan dalam memahami konsep SMM ISO 9001: Bahkan ada beberapa yang belum mengetahui tentang SMM ISO 9001:2008 yang diterapkan di sekolah. Namun rasa tidak peduli dan tidak ingin tahu terhadap SMM ISO 9001: 2008 yang menghambat setiap pelaksanaan sistem tersebut. Bahkan ada beberapa yang menganggap remeh pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO tersebut. c. Inkonsisten (tidak konsisten) Permasalahan yang muncul disini adalah inkonsistensi pada pelaksanaan sistem yang sesuai dengan dokumen-dokumen yang ada pada SMM ISO 9001: 2008 tersebut. Sebagai contoh koordinator audit belum melaksanakan audit 40

18 internal secara maksimal dan belum dilaksanakan secara periodik sesuai prosedur operasional standar yang ditetapkan. Konsisten dan komitmen yang tidak stabil merupakan kendala dari SMM ISO 9001: Berdasarkan fakta yang diperoleh melalui wawancara, apabila ada seorang guru atau siswa yang melakukan suatu kesalahan namun tidak diberi hukuman. Hal tersebut akan menyebabkan kesenjangan/ kecemburuan antara guru atau siswa satu dengan yang lain. Sehingga beberapa orang beranggapan bahwa untuk apa berprestasi tetapi tidak ada penghargaan yang diperoleh. Serta muncul anggapan lain bahwa tidak akan punishment apabila melanggar, sehingga dengan mudah seseorang akan melanggar sistem tersebut. d. Kurangnya Tempat/ Gedung Tempat/ gedung untuk pembelajaran baik praktek maupun teori mungkin sudah memenuhi standar dalam pelaksanaan pembelajaran. Tempat yang belum tersedia adalah gedung untuk test rekrutmen kerja Industri. Selama ini masih menggunakan bengkel otomotif untuk test rekrutmen. Sehingga mengakibatkan kegiatan pembelajaran di bengkel otomotif menjadi terganggu. Hal tersebut akan berdampak pula pada pelaksanaan SMM ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga. Mengingat fokus pelanggan dari SMK Negeri 2 Salatiga adalah siswa dan industri. Apabila gedung yang digunakan untuk rekrutmen kerja tidak ada, maka proses perekrutan kerja siswa akan terhambat. Siswa yang seharusnya sudah melaksanakan test rekrutmen menjadi tertunda. 41

19 e. Beban Kerja Sebagian guru mempunyai waktu yang sangat padat dengan berbagai tugas sekolah. Karena guru berkewajiban mengajar minimal 24 jam perminggu. Belum lagi terbeban tugas yang berhubungan dengan kegiatan ektrakulikuler. Dengan adanya hal tersebut, sebagian guru harus membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Kendala yang dihadapi sebagian guru di SMK Negeri 2 Salatiga, berhubungan dengan beban kerja guru. Guru yang memiliki tugas yang sangat banyak, seperti mengajar, menyiapkan materi untuk mengajar dan kegiatan di luar sekolah (Ekstrakulikuler). Dengan adanya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, guru memiliki tugas tambahan yakni mendokumentasikan dalam bentuk tulisan. Sehingga terkadang tugas guru dalam mengajar menjadi terbengkalai. Karena guru harus mengurus banyak hal yang berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 tersebut. Bukan semua pekerjaan berjalan dengan lancar, namun yang terjadi justru sebaliknya Strategi Pemecahan Kendala Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Apabila kendala-kendala tersebut tidak teratasi, sistem yang seharusnya berjalan dengan baik pasti akan tersendat-sendat. Oleh karena itu kendala-kendala tersebut harus dicari strategi pemecahannya. Strategi pemecahannya yang dipilih SMK Negeri 2 Salatiga dalam mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan mengadakan workshop serta 42

20 sosialisasi kembali tentang Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Memberikan punishment/ hukuman pada warga SMK Negeri 2 Salatiga yang melanggar sistem yang ada. Agar tidak terjadi kecemburuan sosial terhadap satu dan lainnya. Mencoba untuk menambah tempat/ gedung untuk tempat test rekrutmen. Menambah tenaga administrasi yang khusus menangani dokumentasi ISO 9001: 2008, sehingga tidak lagi mengganggu tugas utama guru dalam mengajar. Strategi pemecahan masalah tersebut harus dilaksanakan seluruh warga SMK Negeri 2 Salatiga. Di harapkan dengan adanya strategi pemecahan masalah tersebut, implementasi SMM ISO 9001: 2008 akan kembali berjalan dengan baik Hal-Hal yang Mendukung Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga Selain adanya kendala dalam implementasi SMM ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 salatiga. Terdapat beberapa faktor pendukung dalam implementasi SMM ISO tersebut. Beberapa hal yang mendukung impelementasi SMM ISO 9001: 2008 antara lain sebagai berikut: a. Sumber Daya Manusia Dalam setiap organisasi harus memiliki personel yang berkualitas dan memadahi terkait dengan pekerjaan untuk kepentingan mencapai tujuan. Demikian pula berkaitan dengan pelaksanaan SMM ISO 9001: Karena tanpa adanya sumber daya manusia seperti guru, siswa dan karyawan, pelaksanaan dari Sistem Manajemen Mutu ISO tidak akan berjalan. 43

21 Ketika ada guru dan karyawan namun tidak ada siswa, kegiatan belajar tidak akan berlangsung. Begitu pula sebaliknya, apabila ada siswa namun tidak ada guru yang membimbing dalam belajar, bagaimana sekolah akan mencetak siswa yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia industri. Sebab kegiatan pembelajaran dengan menciptakan siswa yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia industri, merupakan salah satu fokus dalam penerapan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: b. Sarana Prasarana Hal yang mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 yang kedua adalah sarana prasarana. Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. 14 Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran di bengkel SMK Negeri 2 Salatiga. Siswa belajar merangkai komponen-komponen sesuai dengan jurusan masing-masing. Apabila sarana dan prasarana tidak memadahi bagaimana mereka belajar 14 sarana prasarana, Diunduh Tanggal 27 Juni

22 menggunakan alat-alat tersebut. Siswa dilatih untuk terbiasa menggunakan alat-alat yang mungkin nanti ketika mereka bekerja di industri alat tersebut yang akan mereka gunakan. Sekolah yang dilengkapi dengan jaringan internet seperti fasilitas hotspot (wifi). Serta lingkungan sekolah yang asri dan terdapat gazebo dimana biasa digunakan sebagai kegiatan pembelajaran kelas alam terbuka. Lingkungan sekolahpun di buat sedemikian rupa menyerupai suasana lingkungan yang ada di pabrik. Hal tersebut terlihat dengan adanya jalur hijau di sepanjang jalan, yang menyatakan bahwa jalur tersebut merupakan jalur pejalan kaki. Selain jalur hijau, nampak pula tanda-tanda yang digunakan sebagai penunjuk arah atau penunjuk tempat. Hal tersebut digunakan supaya siswa terbiasa dengan sesuatu yang digunakan dalam industri. c. Komitmen Kunci utama dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 1 Salatiga adalah sebuah komitmen. Bukan hanya kepala sekolah saja yang harus memiliki komitmen yang tinggi, namun juga seluruh warga SMK Negeri 2 Salatiga harus berkomitmen yang kuat. Dengan adanya suatu komitmen yang kuat dalam melaksanakan SMM ISO 9001: 2008 secara bersama-sama, maka SMM ISO 9001: 2008 akan berjalan dengan baik. Membangun komitmen inilah yang harus dibangun dari kesadaran diri sendiri. Rasa kecintaan terhadap sekolahlah yang akan menguatkan komitmen dalam melaksanakan Implementasi SMM ISO 9001: Sehingga akan 45

23 tercipta sekolah yang bermutu dan dapat mencetak siswa yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia industri baik di dalam maupun luar negeri Dampak dari Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga Seiring dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, berdampak pada perubahan SMK Negeri 2 Salatiga. Sejauh ini setelah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, ada beberapa dampak postif yang diperoleh SMK Negeri 2 Salatiga. Adapun dampak yang diperoleh SMK Negeri 2 Salatiga setelah mengiplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 adalah sebagai berikut: a. Dalam setiap praktek dan sistem administrasinya lebih tertata dan terkontrol. b. Lebih mudah menemukan dokumen-dokumen yang disimpan dan lebih rapi. c. Sekolah menjadi diakui telah melaksanakan sistem organisasi yang sehat. d. Ketika dalam bekerja mengerjakan tugas sekolah ada aturan yang mengontrol, sehingga lebih mudah dalam melaksanakannya. e. Adanya keseragaman dan satu pandangan dalam setiap melaksanakan tugas sekolah. f. Dipercaya oleh industri dalam maupun luar negeri dapat menciptakan lulusan yang berkualitas, sehingga semakin banyak mitra industri yang mau bekerja sama dengan SMK Negeri 2 Salatiga. 46

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang lebih modern dan berkualitas, hal tersebut akan berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang lebih modern dan berkualitas, hal tersebut akan berpengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan jaman yang semakin menuntut kualitas sumber daya manusia yang lebih modern dan berkualitas, hal tersebut akan berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI 2 SALATIGA

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI 2 SALATIGA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI 2 SALATIGA S K R I P S I Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH 1. Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Pandeglang berdiri Tanggal 16 Mei tahun 1997 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tentang Pembukaan dan Penegrian sekolah

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI PADA PDAM TIRTANADI MEDAN : JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 1 MEDAN. Kode Klausul Terlaksana Tidak

LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI PADA PDAM TIRTANADI MEDAN : JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 1 MEDAN. Kode Klausul Terlaksana Tidak L-1 LAMPIRAN L-1 OBSERVASI LEMBAR OBSERVASI PADA PDAM TIRTANADI MEDAN NAMA PERUSAHAAN ALAMAT BIDANG USAHA : PDAM TIRTANADI MEDAN : JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 1 MEDAN : PENGELOLA AIR BERSIH Kode Klausul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas jasa yang dihasilkan oleh institusi pendidikan tentunya tidak lepas dari quality assurance atau penjaminan kualitas terhadap terhadap lulusan yang dihasilkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan tenaga yang bermutu adalah produk dari proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk menghasilkan tenaga terdidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan diluar sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan diluar sekolah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2)

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2) BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2) implikasi, dan 3) saran. 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ISO 9001:2008 IN MAN MODEL BUKITTINGGI

IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ISO 9001:2008 IN MAN MODEL BUKITTINGGI IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ISO 9001:2008 IN MAN MODEL BUKITTINGGI Novsia Rahim Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The purpose of this research is to gain an overview of:

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan survei yang dilakukan oleh United Nations Development Program ( UNDP ) pada 2007, menempatkan Human Development Index ( HDI ) Indonesia pada ranking

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini berjudul Studi Komparatif Mutu Layanan Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan antara mutu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan Total Quality Manajemen (TQM). Manajemen ini dilaksanakan guna

BAB II LANDASAN TEORI. dengan Total Quality Manajemen (TQM). Manajemen ini dilaksanakan guna BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Di dalam suatu lembaga organisasi sangat dibutuhkan manajemen. Demikian pula dengan lembaga pendidikan yang dalam setiap pelaksanaannya sangat membutuhkan suatu manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Oleh karena itu, minat mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi dan Potensi Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi dan Potensi Sekolah BAB I PENDAHULUAN Program PPL adalah program kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon pendidik dan atau tenaga kependidikan. PPL mempunyai visi yaitu sebagai wahana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terselesaikannya suatu penelitian. Adapun penelitian ini meliputi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terselesaikannya suatu penelitian. Adapun penelitian ini meliputi: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penggunaan metode penelitian sangat bermanfaat dalam menunjang terselesaikannya suatu penelitian. Adapun penelitian ini meliputi: 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar mempunyai daya saing dengan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global memberikan pengaruh besar terhadap sekolah kejuruan dalam mempersiapkan persaingan tenaga kerja. Persaingan tenaga kerja yang sangat ketat,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: di SMK Negeri 2 Salatiga. : Kepala Sekolah / Wakil Kepala Sekolah / Guru

PEDOMAN WAWANCARA. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: di SMK Negeri 2 Salatiga. : Kepala Sekolah / Wakil Kepala Sekolah / Guru PEDOMAN WAWANCARA Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga Responden : Kepala Sekolah / Wakil Kepala Sekolah / Guru Nama Responden : Pertanyaan : 1. Sejak kapan SMK Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal pokok di dalam mendukung serta menunjang demi terciptanya kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kualitas dari suatu individu atau

Lebih terperinci

SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PENGEMBANGAN SDM - Sertifikasi Profesi untuk seluruh tenaga pendidik Pendidik (guru) - Sertifikasi kompetensi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, khususnya untuk guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Alamat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Alamat Sekolah BAB I PENDAHULUAN Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) termasuk mata kuliah lapangan yang menitik beratkan pada kerja di

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI 2 PENGASIH KULON PROGO TAHUN 2014

PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI 2 PENGASIH KULON PROGO TAHUN 2014 ISSN: 2303-3738 Vol.05/No.02/Januari 2015 PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI 2 PENGASIH KULON PROGO TAHUN 2014 Oleh: Sujad Purnama Aji e-mail: sujadpurnamaaji@yahoo.com

Lebih terperinci

Pelatihan Menggunakan E learning Bagi. Guru SMK N 4 Yogyakarta

Pelatihan Menggunakan E learning Bagi. Guru SMK N 4 Yogyakarta Pelatihan Menggunakan E learning Bagi Guru SMK N 4 Yogyakarta Oleh: Yoga Guntur Sampurno M. Pd (yoga_gs@uny.ac.id) Ibnu Siswanto M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) Dibiayai oleh Dana DIPA UNY Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Profil SMK Negeri 2 Salatiga SMK Negeri 2 Salatiga berdiri tahun 1999. Sekolah dengan nomor statistik 321036203006 tersebut beralamat di Jalan Parikesit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai cara telah dikenalkan serta digunakan dalam proses belajar mengajar (PBM)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan a. Terdapat 6 tahapan sistem informasi sumber daya manusia dalam departemen HRD, dimana di dalamnya terdapat SOP (di dalam SOP tertuang persyaratanpersyaratan

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi dan Potensi Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi dan Potensi Sekolah BAB I PENDAHULUAN Salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai salah satu mata kuliah yang menitik beratkan pada kerja di masyarakat.

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Prima Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2012

Standar Pelayanan Prima Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2012 Standar Pelayanan Prima Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2012 Standar Pelayanan Prima 1. Visi dan Misi serta Motto Pelayanan 1.1. Visi dan Misi Visi Menjadi pusat pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi peningkatan sumber daya manusia, bahkan dapat dikatakan pendidikan yang bermutu akan menciptakan manusia

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6)

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6) #3 - Klausul 4-6 ISO 9001:2008 1 PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6) TIN420 Sistem Manajemen Kualitas #4 Sistem Manajemen Mutu 2 #4.1 Persyaratan Umum #4.2 Persyaratan Dokumen #4.2.1 #4.2.2 #4.2.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap usaha pendidikan harus sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dapat tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Sekolah Pada sub bab ini akan membahas mengenai sejarah sekolah, visi, misi, tujuan, struktur organisasi, dan tugas-tugas wewenang. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang tercapainya pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagaimana disebutkan dalam Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berstandar Nasional Dan Internasional Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMK NEGERI 1 Surabaya yang bertempat di Jl.Smea No. 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMK NEGERI 1 Surabaya yang bertempat di Jl.Smea No. 4 2. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMK NEGERI 1 Surabaya SMK NEGERI 1 Surabaya yang bertempat di Jl.Smea No. 4 Wonokromo,Surabaya 60111, Indonesia, di sekolahan ini memiliki kurang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat perkembangan dan kemajuannya. Hal tersebut menuntut sumber daya manusia di suatu negara berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tuntutan terhadap dunia pendidikan sangat tinggi mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan zaman dimana kebudayaan, moral maupun tingkat ketergantungan manusia meningkat. Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM INTERNAL UNTUK MENDUKUNG WAWASAN INTERNASIONAL. 27 Desember 2010

PENGEMBANGAN PROGRAM INTERNAL UNTUK MENDUKUNG WAWASAN INTERNASIONAL. 27 Desember 2010 PENGEMBANGAN PROGRAM INTERNAL UNTUK MENDUKUNG WAWASAN INTERNASIONAL 27 Desember 2010 Oleh MARSIGIT KEBIJAKAN KELAS INTERNASIONAL (Rochmat Wahab, 2010) ERA GLOBAL SUDAH MENJANGKAU KE SEMUA SISI KEHIDUPAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru sebagai agen pembaharuan di bidang pendidikan harus memiliki kompetensi yang handal. Dalam proses pendidikan, guru berada pada garda terdepan. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan meningkatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

RENCANA STRATEGIS PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM RENCANA STRATEGIS PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM Perkembangan ilmu-ilmu interdisiplin pada hakekatnya dilandasi oleh perkembangan Sumber daya Manusia di lingkungan UB, dimana mereka telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi berkembang sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan semakin berkembang dalam hal bisnis, ekonomi, transportasi maupun pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian 3.1.1 Metode dan Alur Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode tindakan dikarenakan penelitian berbentuk

Lebih terperinci

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bagian dari pendidikan formal yang dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan pada jenjang menengah yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa Perencanaan untuk menyusun program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI islamiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan dunia industri akan tenaga terampil berkualitas mendorong suatu lembaga pendidikan tidak terkecuali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisa Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisa Situasi BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan bagian penting dalam proses pendidikan nasional. Perannya begitu strategis dalam mengatur individu menjadi manusia yang berkualitas, yang dapat membangun diri sendiri,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2 Halaman : 1 dari 13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2 KATA PENGANTAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 BAB II ARAH KEBIJAKAN 5 Umum 5 Pendidikan 5 Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Karena masalah pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung Sekolah menengah atas (SMA) merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun

Lebih terperinci

SCHOOL BUSINESS PLAN (SBP) SMK SBI TAHUN Institusi atau perusahaan terpilih belum pernah ikut Pelatihan pengembangan SBP.

SCHOOL BUSINESS PLAN (SBP) SMK SBI TAHUN Institusi atau perusahaan terpilih belum pernah ikut Pelatihan pengembangan SBP. PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR DINAS PENDIDIKAN NASIONAL SMK NEGERI 1 LAGUBOTI Jl. Sisingamangaraja Sitoluama Laguboti Toba Samosir 22381 Telp. (0632) 331423 email : smk_lboti@yahoo.com SCHOOL BUSINESS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN Pada bab ini, peneliti akan menganalisis terhadap upaya kepala sekolah

Lebih terperinci

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo LAMPIRAN II PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG A. Data Sekolah 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo Status : Negeri 2. Alamat Sekolah : Jalan Raya Karangrejo Sendang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan unsur penunjang lainnya termasuk sumber dana. Potensi - potensi itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan unsur penunjang lainnya termasuk sumber dana. Potensi - potensi itu dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan keberhasilan satuan pendidikan sangat ditentukan dari pengelolaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana dan unsur penunjang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan harus mendapatkan

Lebih terperinci

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan Program Kerja

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMKN 2 KOTA TANGERANG SELATAN. SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2009, dengan nama

BAB II DESKRIPSI SMKN 2 KOTA TANGERANG SELATAN. SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2009, dengan nama BAB II DESKRIPSI SMKN 2 KOTA TANGERANG SELATAN 2.1. Sejarah Singkat SMKN 2 Kota Tangerang Selatan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2009, dengan nama awalnya adalah SMK Negeri 8 Pondok

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada rumusan masalah, kajian teori dan hasil penelitian serta pembahasan dalam bab sebelumnya, maka simpulan dalam penelitian ini adalah : 5.1.1 Aspek-aspek

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH TAHUN 2014/201

PROFIL SEKOLAH TAHUN 2014/201 PROFIL SEKOLAH TAHUN 2014/201 /2015 A. IDENTITAS SEKOLAH 1 P a g e 1. Nama Sekolah : SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA 2. NSS : 322031007004 3. NPSN : 20309531 4. NIS : 320040 5. Alamat Sekolah : Jl. Ki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS Surabaya SMA IPIEMS Surabaya telah mengalami banyak sekali perubahan dan perkembangan dalam sejarahnya yang relatif panjang. Dari perspektif

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

KEBIJAKAN SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN Halaman : 1 dari 19 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN Proses 1. Perumusan 2. Pemeriksaan & Persetujuan Penanggung Jawab Nama Jabatan Tanda Tangan Kebijakan: Manajemen Puncak (Dir + Wadir) Senat Tanggal 4. Pengesahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali,

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, semua data penelitian yang telah dipresentasikan di Bab terdahulu akan dibahas secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam penyajian data. Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan yang dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Otomotif merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu yaitu bidang otomotif. Pada prinsipnya

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia STRATEGI MEMPERSIAPKAN GURU SMK RSBI Oleh : Astuti Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Kompetensi yang harus dimiliki guru SMK RSBI yaitu kemampuan dalam menguasai kurikulum, membuat/menulis buku

Lebih terperinci