POSITIVE ACCOUNTING THEORY: A TEN YEAR PERSPECTIVE. Ross L. Watts dan Zimmerman Jerold L. (1990) University of Rochester
|
|
- Ade Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 POSITIVE ACCOUNTING THEORY: A TEN YEAR PERSPECTIVE Ross L. Watts dan Zimmerman Jerold L. (1990) University of Rochester Artikel ini menjelaskan pandangan dari teori akuntansi positif, dimana tujuannya untuk menghapus beberapa perdebatan dalam metodelogi penelitian akuntansi. Hal ini, juga menunjukkan cara-cara untuk meningkatkan penelitian yang positif dalam akuntansi. Yang penting disini, adanya upaya perbaikan yang diperlukan antara teori dan tes empiris yang dilakukan, pengembangan model yang mengakui endogenitas diantara variabel dan regresi serta pengurangan kesalahan pengukuran di kedua variabel dependen dan independen dalam regresi. Dalam jurnal yang ditulis oleh Zimmerman dan Watts (1990) tujuan artikel ini adalah pertama untuk menyampaikan perspective dari sudut pandang penulis mengenai evolusi dan keadaan sekarang mengenai teori akuntansi positif dan meringkas bukti-bukti empiris sistematis dalam akuntansi. Kedua adalah mengevaluasi metode riset dan metodologi dalam akuntansi positif dan kritikan-kritikannya. Ketiga, menunjukkan pandangan penulis tentang arah masa depan literature akuntansi positif. Ada dua tipe penelitian yang berkaitan dengan teori akuntansi positif (Januarti, 2004). Pertama, Penelitian akuntansi dan perilaku pasar modal. Dalam tahap ini tidak dijelaskan tentang praktek akuntansi, tetapi dilakukan penelitian terhadap hubungan pengumuman laba dengan reaksi harga saham. Kedua, dilakukan untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi antar perusahaan yang difokuskan pada alasan oportunistik dalam hal perusahaan memilih metode akuntansi tertentu, atau pada alasan efisiensi yaitu metode akuntansi dipilih untuk mengurangi biaya kontrak antara perusahaan dengan stakeholder-nya. Alasan pertama yaitu perspektif oportunistik disebut expost yaitu pemilihan metode akuntansi dilakukan sesudah diketahui faktanya. Alasan kedua yaitu perpektif efisiensi disebut ex ante karena pemilihan metode akuntansi dilakukan sebelum faktanya diketahui. Penelitian dibidang ini menggunakan agency theory yang membahas tentang paradigma pengendalian (control). Hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dirumuskan oleh Watt & Zimmerman (1986) dalam bentuk "oportunistik" yang sering diinterpretasikan, yaitu : 1. Hipotesis rencana bonus (Plan Bonus Hypothesis), dalam ceterisparibus para manajer perusahaan dengan rencana bonus akan lebih memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode sekarang atau dikenal dengan income smoothing.
2 2. Hipotesis perjanjian hutang (Debt Convenat Hypothesis), dalam ceteris paribus manajer perusahaan yang mempunyai ratio leverage (debt/equity) yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode sekarang. 3. Hipotesis biaya proses politik (Politic Process Hypothesis), dalam ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan earning periode sekarang ke periode mendatang. Hipotesis ini berdasarkan asumsi bahwa perusahaan yang biaya politiknya besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk mentransfer kemakmuran yang mungkin lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang biaya politiknya kecil dengan kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka menurunkan atau mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil. Selain itu Zimmerman dan Watts (1990) menyampaikan sudut pandangnya mengenai teori akuntansi positif yakni : a. Pertama tentang evolusi dan negara saat teori akuntansi positif dan merangkum bukti empiris keteraturan sistem dalam akuntansi, yang kedua untuk mengevaluasi metode penelitian dan metodelogi yang digunakan untuk mendokumentasikan keteraturan empiris, yang mana dalam literatur akuntansi positif telah menjelaskan beberapa praktek akuntansi tapi masih banyak juga yang belum dijelaskan, serta yang ketiga adalah memberikan pandangan tentang arah masa depan untuk literatur akuntansi positif. b. Pengembangan dan pengujian hipotesis alternatif untuk keteraturan empiris yang ada akan meningkatkan hubungan antara teori dan tes. Hipotesis dapat dikembangkan untuk memprediksi keteraturan empiris baru. Melalui pendekatan kontrak, utang dan kompensasi kontrak hanya beberapa kontrak yang mempengaruhi arus kas perusahaan. Kontrak lainnya (eksplisit dan implisit) dapat digunakan untuk mengembangkan prediksi baru (DeAngelo 1988a). c. Ketiga kesalahan pengukuran, dalam net accruals dapat dikurangi untuk meningkatkan daya tes. Ini membutuhkan model net accruals tidak tunduk pada kebijakan akuntansi manajerial (Kaplan, 1985; McNichols dan Wilson 1988; DeAngelo 1988b; Moyer 1988). Juga, menggantikan variabel indikator sederhana yang digunakan untuk mewakili rencana bonus atau an accounting based debt covenant dengan variabel kontinu yang lebih baik mengukur besaran relatif dari berbagai kontrak biaya mungkin akan meningkatkan daya prediksi teori tersebut.
3
4 Kritikan penulis mengenai positive accounting theory (PAT) yang telah dikembangkan oleh Watt dan Zimmerman (1990) Menurut penulis positive accounting theory (PAT) yang telah dikembangkan oleh watt dan Zimmerman (1990) masih banyak terdapat celah yang dapat memberikan ruang kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi maupun mempengaruhi kekayaan pribadinya dengan menggunakan metode akuntansi yang berlaku. Menurut penulis hal ini disebabkan karena positive accounting theory (PAT) yang dikembangkan oleh Watt dan Zimmerman (1986), (1990) tidak menyentuh aspek sosial, dalam praktik maupun teori yang telah dikembangkan seperti yang telah diulas di atas. positive accounting theory (PAT) yang berkembang dari saat pembuatan teori hingga perkembangan saat ini hanya sebatas ilmu alam (natural science). Seharusnya baik dalam teori maupun dalam praktiknya akuntansi selain berdasarkan ilmu alam, harus melibatkan aspek manusia di dalamnya. Hal ini disebabkan segala bentuk praktik akuntansi lebih banyak berada antara lingkungan sosialnya, sehingga wajar saja penulis menginginkan teori maupun praktik akuntansi yang ada saat ini harus lebih melibatkan aspek manusia di dalamnya. Sehingga dengan adanya praktik akuntansi yang ada selain member keuntungan bagi pemilik perusahaan maupun pembuat standar, namun masyarakat yang terlibat atau yang berada dalam lingkungan praktik akuntansi tersebut juga memperoleh keuntungan seperti yang diperoleh oleh pemilik perusahaan maupun pembuatan standar. Pendapat penulis ini didukung oleh Garffikin (2006) dalam tulisannya yang berjudul The Critique of Accounting Theory. Menurut Garfikkin (2006) : Consequently, rather than attempting to recreate the methods of the natural sciences, it is more appropriate that accounting turn to the methods that recognise the human aspects of the discipline rather than claim an intellectual status akin to the natural sciences Dari statement yang dikeluarkan oleh Garfikkin menyebutkan bahwa daripada mencoba untuk menciptakan metode-metode ilmu alam, itu adalah lebih tepat bahwa akuntansi beralih ke metode yang mengakui aspek manusia disiplin daripada mengklaim status intelektual mirip dengan ilmu alam. Menurut statement yang dikeluarkan oleh Garfikkin lebih menuntut agar metode akuntansi yang ada hingga saat ini dirubah kearah yang lebih melibatkan aspek manusia. Disebabkan menurut Garfikkin metode akuntansi yang berkembang hingga saat ini tidak melibatkan aspek manusian (human) sehingga dapat dilihat dalam keadaan dunia saat ini yang disebabkan dari metode akuntansi yang berlaku, banyak celah maupun kekurangan yang
5 diperoleh sehingga terdapat kecurangan yang dilakukan oleh manajer untuk memperkaya dirinya sendiri yang tidak lain disebabkan karena terdapat celah dari positive accounting theory (PAT) untu melakukan hal tersebut. Sehingga seharusnya menurut Garfikkin (2006) dalam sebuah positive accounting theory (PAT) harus melibatkan aspek manusia (human) di dalamnya sehingga hasil yang akan selain berguna bagi pemilik perusahaan maupun manajer, juga akan berguna bagi masyarakat sekitar yang terlibat langsung dengan penggunaan standar akuntansi yang berasal dari dasar positive accounting theory (PAT). Namun kritik yang yang dilakukan sunggu kontras dengan teori akuntansi positif yang telah dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman yang memberikan statement bahwa Ini adalah langkah pendek untuk menunjukkan bahwa metode akuntansi yang mempengaruhi biaya organisasi perusahaan dan metode akuntansi yang bertahan hidup adalah hasil dari keseimbangan ekonomi serupa (Watts 1974, 1977) peneliti Akuntansi miliki. Baru saja kembali ke menggunakan bahwa gagasan yang efisien set metode akuntansi untuk menjelaskan pilihan akuntansi (Zimmer 1986) Menurut Watts dan Zimmerman metode akuntansi positif harus digunakan dalam kegiatan transaksi akuntansi baik dalam suatu organisasi maupun dalam perusahaan. Sehingga prinsip going concern dalam perusahaan pun dapat dilakukan. Menurut mereka dengan suatu perusahaan maupun suatu organisasi menggunakan metode akuntansi yang positif yang mereka telah kembangkan maka perusahaan tersebut akan terus berdiri, sesuai dengan konsep going concern dalam akuntansi. Berikut merupakan salah satu yang metode akuntansi yang dibuat oleh Watt dan Zimmerman. Studi pilihan untuk saat ini menemukan hasil umumnya konsisten dengan hipotesis rencana bonus (Watts dan Zimmerman 1986, bab 11;. Christie akan terbit). Tes awal hipotesis bonus tidak tes yang sangat kuat dari teori ini, karena mereka bergantung pada penyederhanaan teori yang tidak tepat dalam banyak kasus. Sebagai contoh, rencana bonus tidak selalu memberikan manajer insentif untuk meningkatkan pendapatan. Jika, dengan tidak adanya perubahan akuntansi, laba berada di bawah tingkat minimum yang diperlukan untuk pembayaran bonus, manajer memiliki insentif untuk mengurangi laba tahun ini karena tidak ada bonus mungkin dibayar. Mengambil seperti "mandi laba" meningkatkan keuntungan yang diharapkan dan bonus di masa mendatang. Dengan menggunakan rincian bonus berencana untuk mengidentifikasi situasi di mana manajer diharapkan dapat mengurangi
6 pendapatan, Healy (1985) tes mencakup lebih banyak jenis manipulasi. Hasilnya konsisten dengan manajer memanipulasi akrual bersih untuk mempengaruhi bonus mereka. Sebenarnya dari metode yang dikeluarkan oleh Zimmerman dan Watts sudah cukup membuktikan kalau metode akuntansi yang dikeluarkan oleh mereka berdua tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masih terdapat moral hazard yang dilakukan oleh para manajer atas metode tersebut. Sehingga para manajer tersebut dapat memperkaya sendiri dengan menggunakan celah dari metode akuntansi tersebut. Selain masalah metode yang dalam teori akuntansi positif hanya bermuatkan dengan nilai yang terlahir dari fakta. Atau dapat dikatakan bebas nilai. Sehingga dapat dikatakan bahwa Teori positive accounting theory (PAT) yang telah berkembang hingga saat ini tidak bermuatan nilai atau bebas nilai. Itulah sebabnya dalam teori maupun praktik positive accounting theory (PAT) yang ada tidak memasukkan unsur religi maupun sosial di dalamnya. Padahal sebenarnya dengan memasukkan unsur sosial maupun religi ke dalam positive accounting theory (PAT) maka dalam praktiknya pasti positive accounting theory (PAT) juga akan berpandangan bahwa semua praktiknya akan bermuatan nilai-nilai sosial. Sehingga masyarakat yang baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap metode akuntansi akan memperoleh keuntungan selain manajer dan pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya. Menurut penulis sangat penting bila teori maupun praktik dalam positive accounting theory (PAT) memasukkan unsure religi dan sosial di dalamnya dikarenakan saat ini praktik akuntansi menggunakan positive accounting theory (PAT) dalam kehidupannya, sehingga dapat dilihat banyak kejahatan yang diperbuat, dari manajer yang memperkaya dirinya sendiri melalui metode akuntansi hinga masyarakat yang merasa dirugikan akibat hal tersebut. Salah satu pendapat ahli positive accounting theory (PAT) yakni Tinker menggangap bahwa "Realisme, beroperasi di pakaian teori positif, klaim supremasi teoritis karena lahir dari fakta, bukan nilai-nilai" (hal. 172). Dari penjelasan tinker tersebut dapat pula dikritisi bahwa hal itulah penyebab positive accounting theory (PAT) hanya memasukkan unsur ilmiah dan teori akuntansi yang ada hanya berdasarkan fakta yang terjadi, sehingga sangat sulit untuk membuat teori akuntansi baru, yang sesuai dengan keadaan masyarakat saat ini. Adapun perkembangan teori akuntansi saat ini hanya pada salah satu Negara. Misalnya seperti yang terjadi di Negara barat. Tapi Negara-negara timur yang tidak menemukan teori akuntansi tersebut, hanya bertindak sebagai pengikut dari teori yang telah dikembangkan walaupun hal itu tidak sesuai dengan keadaan Negara mereka sendiri. Sehingga dapat kita lihat terjadi banyaknya celah
7 yang terjadi dalam standar yang tidak sesuai dengan keadaan bangsa lain, bahkan di Negara pembuat teori akuntansi itu sendiri terjadi resesi ekonomi yang tidak lain disebabkan oleh positive accounting theory (PAT) tersebut. Selain dari faktor di atas terdapat juga hal yang perlu dikritisi dari jurnal positive accounting theory (PAT) yang dikembangkan oleh Zimmerman dan Wattd (199)) adalaj mengenai metodologi yang digunakan dalam pengembangan ilmu positive accounting theory (PAT) tersebut. Dari segi pandang metodologi positive accounting theory (PAT) menurut penulis kurang mencerminkan dan mengembangkan keadaan akuntansi yang terdapat dalam masyarakat saat ini. Menurut penulis hal ini disebabkan metodologi positive accounting theory (PAT) telah gagal tes pasar karena mereka memiliki sedikit pengaruh pada penelitian akuntansi. Disebabkan antara lain kebanyakan dari penelitian positive accounting theory (PAT) hanya menggunakan metode penelitian yang tidak secara langsung menyentuh aspek masyarakat, dalam positive accounting theory (PAT) kebanyakkan hanya menyentuh dari permukaan masalah tidak menyentuh akar permasalahan. Selain masalah substansi dari penelitian dan metode penelitian yang digunakan terdapat kritikan yang cukup tajam mengenai metodologi positive accounting theory (PAT) yakni para peneliti tidak boleh merubah pendekatan yang mereka gunakan. Dalam hal ini bila suatu peneliti Editor jurnal belum meminta peneliti untuk mengubah metodologi mereka berdasarkan kritik diterbitkan. Setidaknya ada tiga alasan kritik-kritik ini memiliki sedikit efek pada penelitian yang dipublikasikan. Pertama, kritik yang ditulis dalam mode abstrak. Bukan hanya mengkritik kertas yang masih ada, jika kritikus akan mengulang studi tanpa membuat kesalahan yang dituduhkan, maka pengguna akan menuntut penelitian yang dikoreksi prosedur tersebut harus diikuti di masa depan. Jika kesalahan diduga penting untuk pengguna, maka peneliti lain, editor, dan wasit akan mengadopsi saran. Kedua, kritikus yang menempatkan tuntutan tidak masuk akal pada studi menyebabkan peneliti lain untuk mengabaikan keluhan mereka. Ketiga, para peneliti sebagian besar, memperdebatkan metodologi "tidak menang" situasi, karena masing-masing pihak berpendapat dari paradigma yang berbeda dengan aturan yang berbeda dan tidak ada kesamaan. Selain itu bila dilihat dari sudut pandang manfaat yang akan diperoleh dari hasil metodologi penelitian positive accounting theory (PAT) digambarkan bahwa setiap fenomena sosial sebagai konsekuensi pembuatan keputusan oleh individu. Singkatnya individu membuat keputusan tetapi tidak melaksanakan. Ketika komite menyusun standar, direktur membuat keputusan, metodologi individu mengatakan bahwa itu keputusan group dengan penjelasan keputusan yang dibuat
8 oleh masing-masing anggota dalam komite. Sehingga fenomena yang diambil dari penelitian positive accounting theory (PAT) tidak dapat merubah keputusan yang akan diambil oleh para penggunanya, lebih tepatnya tergantung dari masing-masing individu dalam hal ini komitekomite maupun manajemen. Dari segi filosofi positive accounting theory (PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman tentang filosofi positive accounting theory (PAT) lebih banyak didasarkan pada penekanan bahwa Watts & Zimmerman memberi batasan positif/normatif. Watts & Zimmerman tidak bersandar pada filsafat argumen-argumen ilmu pengetahuan lainnya dalam tulisan pertama mereka untuk mendukung metodologi yang sedang mereka kembangkan. Watt & Zimmerman menganggap bahwa sosial world dan strukturnya dapat dipandang secara terpisah dari individu yang dipelajarinya, hal ini tidak obyektif karena tidak mungkin peneliti terpisah dari obyek yang diteliti.
9 Pandangan Penulis Mengenai Positive Accounting Theory (PAT) Kedepannya Pandangan penulis mengenai positive accounting theory (PAT) ke depannya adalah arah penelitian positivism di masa depan untuk menutupi kekurangan sebelumnya. Salah satunya berimprovisasi untuk menghubungkan teori dengan fakta empirisnya dengan hipotesahipotesa alternative dan memperluas kemungkinan pengaruh dari political cost terhadap cashflow dari yang sekarang. Kedua, Teori dan model-model empiris harus lebih dikembangkan untuk mengatasi endogenitas diantara variable-variabel. Ketiga Pengukuran error dikurangi untuk lebih menguatkan hasil penelitian. Selain itu dalam filosofi yang digunakan positive accounting theory (PAT) harus memasukkan unsur sosial dalam religi sehingga manfaat yang dihasilkan dari suatu penelitian yang berdasarkan positive accounting theory (PAT) akan berguna bagi pihak-pihak berkepentingan terutama bagi masyarakat yang secara tidak langsung terkena dampak dari positive accounting theory (PAT) tersebut. Selain dari aspek sosial, aspek religi dalam positive accounting theory (PAT) juga penting karena semua ilmu dari positive accounting theory (PAT) selain berorientasi pada manusia, juga pada Sang Illahi. Sehingga dengan adanya orientasi positive accounting theory (PAT) terhadap Sang Illahi maka moral hazard yang akan dilakukan oleh para pihak yang berkepentingan dari teori yang dikeluarkan dari positive accounting theory (PAT) dapat diminimalisir. Sehingga selain berguna bagi masyarakat sekitar, hasilnya juga sesuai yang disyariatkan karena berdasarkan nilai-nilai religi. Disarankan lebih banyak penelitian yang berbasis selain positive accounting theory (PAT), sehingga lebih dapat mengembangkan akuntansi yang telah ada dan mempunyai manfaat yang lebih besar dalam perkembangan akuntansi. Terutama bagi seluruh lapisan masyarakat yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses akuntansi. Selain dituntutnya perkembangan akuntansi yang lebih baik, maka secara otomatis juga harus terjadi perubahan pada standar akuntansi yang akan digunakan setiap negara. Yang mana setiap negara tersebut harus membuat standar akuntansi sesuai dengan keadaan negaranya.
10 DAFTAR PUSTAKA Breen, Lauren J. & Jones, Dawn Darlaston Moving beyond the enduring dominance of positivism in psychological. Australian Psychologist, March 2010;45(1):67 76 Burrell, G dan G. Morgan, 1979, Sociological Paradigms and Organisational Analysis : Elements of The Sociology of Corporate Life. Heinemann Educational Books, London Coleman, Jules L Beyond Inclusive Legal Positivism. Ratio Juris. Vol. 22 No. 3 September 2009 (359 94). Dedi, Aji. Positive Accounting Theory: Apakah Perlu Dikritik? Ditulis pada Desember 26, Dybicz, Philip. Anything Goes? Science and Sosial Constructions in Competing Discourses. Journal of Sociology & Sosial Welfare Januarti, Indira. Pendekatan Dan Kritik Teori Akuntansi Positif M. Gaffikin The Critique of Accounting Theory. University of Wollongong What is (Accounting) History?. University of Wollongong Mardiyah, aida ainul Filsafat ilmu sebagai dasar dan arah Pengembangan ilmu: sebuah pendekatan dengan metodologi akuntansi positif. Jurnal bisnis dan akuntansi Vol. 5. No. 2. Agustus Mulawarman, A.D. Bahan Ajar Sosio-Spiritual Akuntansi. Malang.2009 Perry, Stephen Beyond the Distinction between Positivism and Non-Positivism. Ratio Juris. Vol. 22 No.3 September 2009 (311 25) Watts, Ross L. and Zimmerman, Jerold L Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective The Accounting Review; Jan 1990; 65, 1; ABI/INFORM Global pg. 131 Wyly, Elvin Strategic Positivism. Association of American Geographers Initial submission.
BAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT
RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT Untuk Memenuhi Tugas Teori Akuntansi Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sutrisno, S.E., M.Si., Ak., CA Disusun oleh: Annisa Sabrina Djunaedy PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
Lebih terperinciPENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA ( STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan praktisi maupun akademisi, khususnya peneliti akuntansi karena berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dengan baik khususnya di era globalisasi ini. Peluang yang dimaksud
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaku bisnis di Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang bisnis dengan baik khususnya di era globalisasi ini. Peluang yang dimaksud adalah peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai pengganti SFAC No. 1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan melakukan pencatatan dan pelaporan yang wajib dari
Lebih terperinciBAB II. Rerangka Teori dan Hipotesis. Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri
BAB II Rerangka Teori dan Hipotesis 2.1 Teori Stakeholder Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham,
Lebih terperinciKONSEKUENSI EKONOMI DAN TEORIAKUNTANSI POSITIF
KONSEKUENSI EKONOMI DAN TEORIAKUNTANSI POSITIF IKHTISAR Motivasi kinerja manajer yang bertanggungjawab merupakan peran yang sama pentingnya bagi akuntansi keuangan seperti halnya penyediaan informasi bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini khususnya pada saat krisis financial global, para investor harus lebih teliti dalam membaca atau menganalisis laporan keuangan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik internasional yang paling baik) dalam pengelolaan keuangan modern (Kementerian Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan pada periode tertentu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Earning atau laba merupakan komponen keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan untuk membandingkan dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya kesamaan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Dalam kajian pustaka dan hipotesis akan dijelaskan mengenai Teori-teori yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Dalam kajian pustaka dan hipotesis akan dijelaskan mengenai Teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Teori-teori tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan CSR merupakan gagasan yang tidak lagi membuat perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan CSR merupakan gagasan yang tidak lagi membuat perusahaan berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan pada kondisi finansial dan bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Praktik manajemen laba dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak agent dengan pihak principal.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan gambaran kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Perusahaan yang menerapkan sistem pengolahan informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efek Jakarta. Pasar modal merupakan suatu pasar yang didalamnya terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang dinamis dan memasuki era globalisasi, pengumpulan dana dari investor memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik manajemen laba dalam
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Akuntansi Positif Teori Akuntansi Positif sangat erat kaitannya dengan praktik manajemen laba, karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang. pihak, baik principal selaku pemegang saham maupun agent selaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Besarnya rasio manajemen utang (leverage) menunjukkan seberapa besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besarnya rasio manajemen utang (leverage) menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan utang untuk mendanai investasi yang dilakukan untuk operasi perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen (Schipper dan Vincent,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi keuangan suatu organisasi mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Biaya Modal Ekuitas Menurut Mardiyah (2002), cost of equity capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source financing). Santoso
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu perusahaan menjadi sangat penting, karena saham bisa dikatakan menjadi salah satu income bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II A. Landasan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal mengasumsikan bahwa informasi yang diterima oleh masingmasing pihak tidak sama. Atau dengan kata lain, teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan praktisi terhadap teori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (Agency Theory) Praktik manajemen laba tidak dapat dipisahkan dari adanya teori keagenan dan asimetri informasi. Teori keagenan adalah teori
Lebih terperinciP, 2016 PENGARUH BONUS PLAN, DEBT COVENANT DAN FIRM SIZE TERHADAP MANAJEMEN LABA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses menghasilkan laba melalui penjualan dan aktivitas lainnya, perusahaan akan membutuhkan ringkasan dari aktivitas-aktivitas tersebut yang dibuat sedemikian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zimmerman (1978) dalam Farahmita dan Manihuruk (2015) dapat. historis ke nilai wajar untuk meminimalkan biaya kontrak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Landasan Teori a. Kebijakan akuntansi Positive Accounting Theory yang dikemukakan oleh Watt dan Zimmerman (1978) dalam Farahmita dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Laba Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting Theory (PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana investor memberi otoritas pengambilan keputusan kepada manajer.
BAB 1 PENDAHULUAN Dunia bisnis sangat sulit terlepas dengan utang karena perusahaan ingin bertahan dan mampu menguasai pangsa pasar di tengah persaingan. Salah satu cara perusahaan adalah memperluas usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai
1 BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diterapkannya. Menurut Azouzi dan Jarboui (2012) riset tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Kebijakan Akuntansi Positive Accounting Theory yang dikemukakan oleh Watt dan Zimmerman (1978) dalam Farahmita dan Siregar (2014) dapat menjelaskan mengapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk keperluan modal usaha maupun untuk perluasan usahanya. Ekspansi merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Manajemen laba didasari oleh adanya teori keagenan yang menyatakan bahwa setiap individu cenderung untuk memaksimalkan utilitasnya. Manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Manajemen Laba 2.1.1.1. Defenisi Manajemen Laba Manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya laju pertumbuhan bisnis saat ini menuntut Indonesia untuk menyetarakan standar keuangan serta penyusunan laporan keuangan mengikuti standar internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan menawarkan saham pada publik untuk yang pertama kali. Dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Income statement perusahaan merupakan komponen penting yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Income statement perusahaan merupakan komponen penting yang seringkali dijadikan alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan khususnya laba. Laba sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena fenomena ini hanya dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori
Lebih terperinciBab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model
Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Agresivitas Pajak Perusahaan Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dan media komunikasi utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
Lebih terperinciREFERENSI. Abiprayu, K.B. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial
REFERENSI Abiprayu, K.B. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Kualitas Audit, dan Dividend Payout Ratio Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi keuangan bagi pengguna saat ini maupun potensial untuk pengambilan keputusan. Salah satu informasi penting
Lebih terperinciANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF
ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan zaman terus menuntut perusahaan untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman terus menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, selalu berkembang serta berinovasi dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti sole proprietorship biasanya peran ini dilakukan oleh pemilik. Tetapi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya setiap entitas bisnis didirikandengan tujuan memperoleh laba, bertumbuhdan melanjutkan operasinya secara terus menerus. Pencapaian tujuan tersebut memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Muliati (2011) mengatakan bahwa hubungan antara pemilik dan pemegang saham (prinsipal) dengan manajer (agen/investor)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Secara logika, perusahaan yang baik harus mempunyai sistem pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan.
Lebih terperinciPeran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan
Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan memiliki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan manajemen kepada pihak luar perusahaan. Informasi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak antara Principal (pemilik) dan agent (manajemen). Principal mempekerjakanagent
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teory Keagenan (Agency Theory) Konsep Agency Theory menurut Anthony dan Gavindarajan (2005) adalah hubungan atau kontrak antara Principal (pemilik) dan agent (manajemen). Principal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak - pihak yang berkepentingan dalam mengambil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan seharusnya dapat memberikan gambaran kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan yang sebenarnya kepada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri informasi antara manajer dengan investor atau calon investor. Manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pelaporan adalah menyediakan informasi melalui media laporan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aset Tetap Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba yang diinginkan dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan. Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan operasinya, suatu perusahaan secara periodik menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi di Indonesia yang semakin pesat membuat para pelaku bisnis semakin ketat dalam bersaing. Persaingan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konservatisme dinilai sebagai prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu. kemudian disampaikan kepada pemakai informasi tersebut (Januarti,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Teori Akuntansi Positif Watt dan Zimmerman (1978) mengembangkan teori positif tentang penetapan standar akuntansi. Teori tersebut membantu
Lebih terperinciBAB V SARAN DAN KESIMPULAN
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pengaruh Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Nilai Perusahaan yang terhadap Praktik Perataan Laba (Income
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuatan laporan keuangan oleh perusahaan sebagai gambaran kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan menerapkan metoda nilai wajar atas aset atau
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keputusan revaluasi aset merupakan salah satu keputusan manajemen perihal penentuan jumlah tercatat aset yang dimiliki perusahaan setelah pengakuan awal. Keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Payout Ratio terhadap Praktik Perataan Laba membutuhkan kajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu: 2.1.1. Nanda (2011) Penelitian ini menguji pengaruh kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Era Globalisasi saat ini negara-negara berkembang dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada Era Globalisasi saat ini negara-negara berkembang dituntut untuk menerapkan sistem yang baru dan lebih baik dalam pengelolaan bisnis yang berdasarkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pertumbuhan perekonomian perusahaan mengembangkan praktek perataan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pertumbuhan perekonomian perusahaan mengembangkan praktek perataan laba tentu saja tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Laba merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilihat pada kasus Enron Corporation di Amerika Serikat (Isnaeni, 2015) perusahaan agar saham tetap diminati investor.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen laba merupakan upaya yang dilakukan pihak manajemen untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan arus informasi di era globalisasi ini
INTISARI Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana meminimalisasi pelaksanaan manajemen laba melalui struktur Corporate Governance (kepemilikan manajerial, kepemilian institusional, proporsi dewan
Lebih terperinciBAB I. oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menjadi alat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak
Lebih terperinci