Bab 3. Analisis Data Analisis Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi Penyebab Perilaku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data Analisis Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi Penyebab Perilaku"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data 3.1. Analisis Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi Penyebab Perilaku Enjokosai Yang Tercermin Dari Tokoh Hiromi Dalam Film Love & Pop (1997) Berdasarkan teori penokohan menurut Nurgiyantoro (2002) yang telah penulis jabarkan di bab sebelumnya, untuk menemukan konformitas remaja dalam kelompok yang mengakibatkan tokoh Hiromi menjadi seorang pelaku enjokosai dalam film Love & Pop (1997), maka penulis akan melakukan analisis berdasarkan verbal dan non verbal Analisis Konformitas Remaja Dalam Kelompok Secara Verbal Dalam sub bab ini, penulis akan menjabarkan analisis konformitas remaja dalam kelompok yang akhirnya mengakibatkan Hiromi menjadi seorang pelaku enjokosai dalam film Love & Pop (1997) berdasarkan perkataannya dalam percakapan. Dalam analisis ini penulis membatasi ruang lingkupnya kedalam empat bagian yaitu: : 1 Kepercayaan diri yang lemah 2. Rasa takut terhadap celaan sosial 3. Kepercayaan terhadap kelompok 4. Kurangnya informasi

2 Analisis Kepercayaan Diri Yang Lemah Pada Tokoh Hiromi Episode 1 Menit : 13:30 Situasi : Hiromi dan Sachi dalam perjalanan pulang dari sekolah, tiba- tiba mereka berdua dihampiri oleh seorang pria yang ingin mengajak mereka makan siang yang setelah itu akan diberi bayaran. Percakapan : 男 : ね... ね... 学校帰り? さち : マンション? マンションであってそれで僕の作った料理を食べよ! ご飯だけでいいんですか? ひろみ :... 男 : そう! 僕は作るだけあなたまた食べる 一人 5000 円?6000 円にしょうか?7000 円? さち : 7000 円?( 微笑む ) じゃ いこう! ひろみ :... (Love & Pop, 1997) Terjemahan : Lelaki : Hai,,pulang sekolah?? Aku punya manshion selanjutnya aku akan memasak makanan dan mari kita makan bersama. Sachi : Manshion?? Hanya makan saja boleh? Hiromi :... Lelaki : Iya! saya hanya membuatkan dan kamu makan.. Satu orang 5000yen?? 6000 yen bagaimana? 7000 yen? Sachi : 7000 yen? (tersenyum) Ayo pergi! Hiromi :...

3 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan diri yang lemah dapat terlihat dalam kutipan percakapan di atas. Remaja menurut Wirawan (2001:15) sangat mudah terpengaruh akan kelompoknya tercermin secara eksplisit dalam tokoh Hiromi yang mengikuti kehendak temannya Sachi, untuk mengikuti pria yang mengajak mereka makan siang. Hiromi tidak mengatakan apa-apa menanggapi pernyataan setuju yang dilakukan oleh Sachi temannya. Menurut analisis saya dilihat dari usia Hiromi yang masih remaja, dia merasa takut untuk menolak karena kepercayaan diri yang lemah. Sachi merupakan sosok yang mempunyai pengaruh besar pada Hiromi. Apapun yang diusulkan biasanya selalu disetujui oleh Hiromi dan anggota kelompoknya yang lain (Santrock, 2003:170). Hiromi belum mempunyai prinsip dalam berprilaku yang akhirnya membuat dia mengikuti saja apa yang dikehendaki Sachi tanpa berfikir panjang akan apa yang akan ia lakukan dan dampak bagi kehidupan selanjutnya. Hal tersebut tercemin dalam kutipan percakapan Sachi terhadap lelaki yang mengajak mereka makan siang bersama. Dalam percakapan tersebut Hiromi hanya diam saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ia tidak berani untuk mengeluarkan argumen apa-apa karena ia merasa kurang percaya diri dalam menentukan keputusan yang akan diambil. Hiromi lebih memilih untuk diam dan menunggu keputusan Sachi. Akhirnya Sachi lah yang memutuskan untuk menerima ajakan pria tersebut. Hal itu tergambar jelas dalam percakapan terakhir yakni: 7000 円?( 微笑む ) じゃ いこう! dalam hal ini Sachi tidak menanyakan pendapat Hiromi apakah Hiromi setuju atau tidak untuk menerima ajakan makan bersama itu. Karena setuju akan harga yang ditawarkan untuk menemani makan siang, maka Sachi menerimanya. Hiromi sebagai gadis lugu yang belum mengerti apa-apa mengikuti saja apa

4 yang dilakukan oleh Sachi. Ia berharap temannya itu akan dapat membawanya kearah yang lebih baik karena Hiromi tidak yakin dalam mengambil keputusan secara pribadi. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat konformitas adalah tingkat keyakinan orang tersebut pada kemampuannya sendiri untuk menampilkan suatu reaksi. Semakin lemah kepercayaan seseorang akan penilaiannya sendiri, semakin tinggi tingkat konformitasnya (Wirawan, 2005) Analisis Rasa Takut Terhadap Celaan Sosial Pada Tokoh Hiromi Episode 2 Menit : 34:30 Situasi : Sepulang Hiromi dan Teman-temannya dari pusat perbelanjaan, Hiromi yang sangat menyukai cincin yang dilihatnya di etalase toko masih terus memikirkan cincin tersebut. Hiromi ingin sekali memilikinya namun, ia tidak punya cukup uang untuk membelinya. Hiromi bingung dan membicarakan hal tersebut dengan teman-temannya. Percakapan : なお : どうしたんですか? さち : ひろみが... なお : 何で? さち : わかんない さち : ほしいんですよ! この指輪 じゃ受け取ってよ! ひろみ : だって... ちえ : だって何?? さち : どうしたの? (Love & Pop, 1997)

5 Terjemahan : Nao : Ada apa? Sachi : Hiromi.. Nao : Kenapa? Sachi : Ngga tau ah Kamu ingin sekali cincin itu.. Dapatkan!! Hiromi : Gimana yah.. (wajah ragu-ragu) Chie : Kenapa? (bernada agak meninggi) Sachi : Ada apa?? Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah rasa takut terhadap celaan sosial dapat terlihat dalam kutipan percakapan di atas. Hiromi yang sangat menginginkan untuk membeli cincin yang ia sukai didorong secara keras oleh teman-temannya untuk mendapatkannya. Celaan sosial memberikan efek yang signifikan terhadap sikap individu karena pada dasarnya setiap manusia cenderung mengusahakan pesetujuan dan menghindari celaan kelompok dalam setiap tindakannya (Wirawan, 2005). Remaja yang berada pada masa transisi pada dasarnya selalu ingin dapat selaras dalam pergaulan membuat mereka cenderung melakukan hal yang dapat diterima oleh kelompoknya. Mereka takut terkucilkan dan mendapat celaan karena tidak mengikuti kelompok maupun lingkungan sekitarnya. Hal tersebut tergambar dalam kata-kata Sachi terhadap Hiromi, yakni: ほしいんですよ! この指輪... じゃ 受け取ってよ!. Dalam Percakapan ini Sachi memberi dorongan dan semangat kepada Hiromi untuk mendapatkan cincin itu. Timbul rasa keraguan yang tercermin dalam perkataan Hiromi, yakni: だって. Menurut Haga (1996) だって termasuk dalam ii shashi hyogen yang adalah keadaan dimana penutur

6 mengungkapkan suatu kalimat tidak secara lugas. penutur memutuskan kalimatnya ditengahtengah sehingga petutur harus bisa menyimpulkan sendiri maksud dari si penutur. Dalam percakapan diatas kata ini menggambarkan kebimbangan Hiromi yang masih ragu akan keputusannya. Selanjutnya ditegaskan oleh pernyataan Chie だって何? yang dipertegas kembali oleh Sachi どうしたの?. Karena dorongan dari teman-teman akhirnya Hiromi menghilangkan rasa keragu-raguannya dan berusaha mencari jalan untuk dapat membeli cincin tersebut. Jika Hiromi menyerah untuk mendapatkan cincin tersebut maka ia akan menerima ejekan dari teman-temannya yang merupakan bentuk dari celaan sosial Analisis Kepercayaan Terhadap Kelompok Pada Tokoh Hiromi Episode 3 Menit : 37:40 Situasi : Hiromi sedang berdiskusi dengan ketiga temannya mengenai cincin yang mereka lihat di pusat perbelanjaan. Mereka sedang memikirkan bagaimana cara cepat untuk mendapatkan uang, guna memberli cincin yang sangat diinginkan oleh Hiromi. Percakapan: ちえ : ひろみ 指輪すぐほしいんじゃないの? あの親父まだいるかな... さち : うん. 親父って一生ににしゃぶしゃぶ食べるだけで二人 円ずつ払う (Love & Pop, 1997)

7 Terjemahan : Chie : Hiromi, kamu betul-betul menginginkan cincin itu secepatnya kan? Ada nggak ya om itu Sachi : Iya Om itu,, Makan shabu-shabu bersama 2 orang dibayar yen. Analisis: Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan terhadap kelompok dapat terlihat dalam kutipan percakapan di atas. Hiromi diberi saran oleh Sachi dan Chie cara mendapatkan uang dengan cepat dan mudah agar dapat membeli cincin yang diinginkannya. Menurut Wirawan (2005) semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok. Hiromi mendengarkan saran kedua temannya itu dengan seksama dan memutuskan untuk melakukan anjuran tersebut. 親父 て一生にしゃぶしゃぶ食べるだけで二人 円ずつ払う! merupakan kutipan saran yang diberikan Sachi kepada Hiromi untuk menemani seorang lelaki makan shabushabu dan setelah itu akan mendapatkan uang. Karena kepercayaan yang besar terhadap kelompoknya dan berfikir bahwa anjuran dari teman-temannya itu adalah hal yang paling tepat maka, Hiromi mendengarkan saran teman-temannya. Hiromi berfikir bahwa saran temannya itu sangat dapat membantunya untuk memiliki uang dengan mudah dan cepat. Menurut Kiesler & Kiesler (2005) konformitas merupakan perilaku atau keyakinan karena adanya tekanan dari

8 kelompok baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang dibayangkan saja. Kelompok memberikan pengaruh yang besar akan terjadinya konformitas Analisis Kurangnya Informasi Pada Tokoh Hiromi Episode 4 Menit : 17:51 Situasi : Hiromi pertama kalinya melihat Nao meninggalkan pesan untuk mempromosikan dirinya dalam pesan suara di telepon genggamnya. Nao yang sudah terlebih dahulu menjadi pelaku enjokosai menawarkan Hiromi untuk ikut mempromosikan dirinya dalam telepon genggam tersebut. Percakapan : なお : 16 歳の高校生です ひろみ : 私? なお : うん (Love & Pop, 1997) 今日ひまなんでいっしょうに これから遊んでくれ探します コールベクよろしくおねがいします この感じよね いいんじゃない? じゃ 次ひろみやってみて? Terjemahan : Nao : Saya pelajar SMU berusia 16 tahun. Sekarang saya sedang Senggang dan mencari partner untuk jalan-jalan. Tolong balas telepon. Yang seperti ini asik kan? Nah,sekarang Hiromi silahkan mencoba Hiromi : Aku??

9 Nao : ya! Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kurangnya informasi dapat terlihat dalam kutipan percakapan di atas. Nao mengenalkan Hiromi pada tere-kura yang merupakan alat komunikasi pria dan wanita yang terlibat dalam suatu pembicaraan yang pada akhirnya mereka akan membuat perjanjian untuk bertemu di suatu tempat untuk melakukan enjokosai. (Morisson, 1998). Orang lain merupakan sumber informasi yang penting. Seringkali mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui; dengan melakukan apa yang mereka lakukan, kita akan memperoleh manfaat dari pengetahuan mereka (Wirawan, 2005). Dalam hal ini Hiromi hanya mendapatkan informasi dari ketiga temannya yaitu Nao, Sachi, dan Chie. Sebagai gadis yang awam dan belum pernah mengetahui informasi tentang tere-kura yang merupakan langkah awal untuk mendaftarkan diri dan mencari pelanggan untuk melakukan enjokosai mengikuti saja apa yang dilakukan oleh Nao. Hal tersebut tercermin dalam kutipan perkataan : この感じよね... いいんじゃない? 次ひろみやってみて? Dalam kutipan percakapan tersebut Hiromi hanya memperoleh informasi dari Nao dan kedua temannya yang lain akan terekura dan enjokosai. Hiromi melihat ketiga temannya itu selalu senang menjadi pelaku enjokosai dan karena mereka menjadi anggota dalam tere-kura banyak sekali laki-laki yang memperhatikan mereka dan menjadi teman mereka. Melihat hal itu Hiromi pun mencoba meninggalkan pesan dan mendaftar dalam tere-kura. Ini adalah awal Hiromi menjadi pelaku enjokosai. Menurut Kuronuma dalam Warnasih (2001:27) mengenai merebaknya enjo kosai, tere-kura (klub telepon) memiliki peranan besar. Melalui tere-kura gadis-gadis pelaku enjokosai

10 menawarkan dirinya. Dapat dikatakan bahwa keberadaan dan merebaknya enjokosai seiring dengan menjamurnya tere-kura Analisis Konformitas Dalam Kelompok Secara Non Verbal Dalam sub bab ini, penulis akan menjabarkan analisis konformitas remaja dalam kelompok yang menjadi penyebab perilaku enjokosai yang tercermin dalam tokoh Hiromi dalam film Love & Pop berdasarkan tindakannya dalam percakapan. Dalam analisis ini penulis membatasi ruang lingkupnya kedalam empat bagian yaitu: : 1 Kepercayaan diri yang lemah 2.Rasa takut terhadap celaan sosial 3.Kepercayaan terhadap kelompok 4. Kurangnya informasi Analisis Kepercayaan Diri Yang Lemah Pada Tokoh Hiromi Episode 1 Menit : 22:25 Situasi : Dalam sebuah klub malam dimana Hiromi dan teman-temannya sedang bersenang-senang menari bersama menghabiskan malam. Sachi, Chie, dan Nao telah sering mengabiskan malam disana. Tindakan : Hiromi yang awalnya bingung mencoba mengikuti gaya hidup ketiga temannya itu. Hiromi pun menikmati keberadaannya disana dengan ikut menari dan tertawa.

11 Gambar 3.1 Hiromi Sedang Menari Bersama Teman-Temannya Dalam Sebuah Klub Malam Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan diri yang lemah dapat terlihat dalam tindakan yang dilakukan Hiromi pada gambar diatas. Tokoh Hiromi yang mencerminkan remaja yang dalam masa transisi mudah sekali terpengaruh akan orang lain dan lingkungan membuat mereka mudah sekali terjerumus dalam pergaulan yang kurang baik. Semakin lemah kepercayaan seseorang akan penilaiannya sendiri, semakin tinggi tingkat konformitasnya (Wirawan, 2005). klub malam adalah tempat yang digunakan orang baik muda maupun tua untuk melepas penat dengan menari dan tertawa. Disana mereka dapat melakukan apa saja tanpa ada orang yang terganggu. klub malam identik dengan perilaku menyimpang kehidupan malam seperti tindak prostitusi dan obatobatan terlarang (Saputra, 2007) Banyak anggapan masyarakat bahwa orang sering pergi ke klub

12 malam memiliki sisi negatif. Namun, sebagian orang yang selalu haus akan perubahan dan pengetahuan baru menganggap klub malam sebagai ajang bersosialisasi bertemu teman baru dan menikmati kehidupan malam. Jika ia bisa mengikutinya maka dianggap seorang yang dapat bergaul dan dapat berkenalan dengan banyak teman lewat kehidupan malam tersebut. Hiromi menganggap semua itu sebagai hal yang baru dan menyenangkan. Ia dapat menikmati semua itu tanpa tahu akan dampak bagi kehidupannya selanjutnya. Dalam hal ini Hiromi tidak mempunyai prinsip dan memiliki rasa kepercayaan diri yang lemah yang mengakibatkan ia selalu mengikuti apa yang dilakukan oleh ketiga temannya itu tanpa berani menolak maupun menghindar. Menurut Asfriyati (2003) Remaja lebih mendengarkan perkataan teman sebayanya dibandingkan keluarganya karena pada masa ini remaja lebih senang bersosialisasi dan berbagi dengan teman seumurnya.. Episode 2 Menit : 32:26 Situasi : Di sebuah pusat perbelanjaan, Hiromi, Nao, Chie, dan Sachi sedang berjalanjalan sambil melihat barang yang bagus untuk berbelanja. Tindakan : Hiromi bersama ketiga temannya itu berencana untuk berbelanja. Mereka berempat berkeliling mencari barang-barang yang bagus.

13 Gambar 3.2 Hiromi Bersama Ketiga Temannya Sedang Berada Dalam Pusat Perbelanjaan Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan diri yang lemah dapat terlihat dalam tindakan yang dilakukan Hiromi pada gambar diatas. Remaja yang biasa dengan kehidupan berkelompok cenderung lebih nyaman menghabiskan waktu bersama kelompoknnya. Menurut Asfriyati (2003) Remaja lebih mendengarkan perkataan teman sebayanya dibandingkan keluarganya karena pada masa ini remaja lebih senang bersosialisasi dan berbagi dengan teman seumurnya. Hiromi, Sachi, Chie, dan Nao adalah gambaran remaja yang melakukan segala hal bersama. Di saat berbelanja,

14 mereka cenderung saling meminta pendapat dan masukan akan suatu barang yang akan dibelinya. Mereka kurang yakin jika harus memilih sendiri apakah itu bagus atau tidak. Mereka akan lebih percaya diri jika dalam membeli ataupun memilih suatu barang meminta pendapat teman-temannya, jika teman-temannya berpendapat bahwa barang tersebut bagus maka akan lebih nyaman dan percaya diri dalam memakainya. Remaja sebagaimana manusia lain adalah makhluk monodualis, yang berarti selain sebagai makhluk individu mereka juga makhluk sosial yang mau tak mau membutuhkan orang lain dan dipengaruhi oleh keadaan sosial yang ada disekelilingnya, karena hal ini usia remaja sangat rentan terhadap lingkungan sosialnya. Biasanya mereka mudah sekali terbawa arus pergaulan (Wirawan, 2001:47). Semakin lemah kepercayaan seseorang akan penilaiannya sendiri, semakin tinggi tingkat konformitasnya.(wirawan, 2005) Analisis Rasa Takut Terhadap Celaan Sosial Pada Tokoh Hiromi Episode 3 Menit : 35:30 Situasi : Nao, Sachi, Chie, dan Hiromi berada dalam sebuah tempat karaoke, dimana mereka sedang menemani seorang lelaki paruh baya yang ingin berkaraoke dan makan siang setelah itu mereka akan diberi bayaran. Tindakan : Hiromi berkaraoke bersama dan makan siang bersama seorang pria yang mengajak mereka.

15 Gambar 3.3 Hiromi Berkaraoke dan Menemani Makan Siang Bersama Ketiga Temannya dan Seorang Pria Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah rasa takut terhadap celaan sosial dapat terlihat dalam cuplikan tindakan Hiromi pada gambar di atas. Hiromi selalu mengikuti akan apa yang dilakukan oleh Sachi, Chie, dan Nao karena takut akan menerima ejekan. Dianggap kurang bisa bergaul dan menyesuaikan diri. Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang mau dianggap terbelakang oleh kelompoknya. Setiap

16 orang cenderung ingin selalu menyesuaikan diri terhadap lingakungan sosial serta teman-teman dalam kelompoknya. Hal tersebut membuat Hiromi tidak pernah berfikir panjang dalam melakukan segala sesuatu yang dikehendaki oleh teman-temannya. Pergi ke karaoke sambil menemani makan siang bersama seorang lelaki sebenarnya masih awam bagi Hiromi, namun karena ajakan teman-temannya dan takut akan ejekan ia mencoba menikmatinya. Menurut Wirawan (2005) Celaan sosial memberikan efek yang signifikan terhadap sikap individu karena pada dasarnya setiap manusia cenderung mengusahakan pesetujuan dan menghindari celaan kelompok dalam setiap tindakannya Analisis Kepercayaan Terhadap Kelompok Pada Tokoh Hiromi Episode 4 Menit : 30:41 Situasi Tindakan : Mereka berempat sedang berbagi cerita di sebuah kafe. : Hiromi dan teman-temannya berkumpul dan berbagi cerita antara satu dan yang lainnya.

17 Gambar 3.4 Hiromi Berkumpul Bersama Teman-temannya dan Saling Berbagi Cerita Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan terhadap kelompok dapat terlihat dalam cuplikan gambar adegan di atas. Hiromi yang seringkali berkumpul untuk berbagi cerita dengan ketiga temannya lama kelamaan mulai terbiasa dan dapat masuk dalam dunia ketiga temannya itu. Dalam kelompok diperlukan penyesuaian diri dari individu kepada norma setiap kelompok yang akan ditemuinya ketika ia sudah menjadi anggota dalam kelompok tersebut (Baron, 2005:172). Semakin sering

18 berbincang dan berbagi cerita antara satu sama lain dalam suatu kelompok akan dapat mempererat tali persahabatan dalam kelompok dan juga menambahkan rasa percaya terhadap kelompok. Apapun yang dikatakan oleh ketiga sahabatnya itu memberikan pengaruh yang amat besar bagi kehidupan Hiromi. Apapun yang akan ia lakukan selalu didiskusikan bersama untuk menemukan jalan keluar dan penyelesaian dari setiap masalah yang terjadi. Tekanan dari kelompok sangat besar pengaruhnya dalam menetapkan penilaian atau pembuatan keputusan individu dalam kelompok.(wirawan, 2005:183). Kesepakatan yang diambil dari setiap perbincangan dalam kelompok untuk menemukan jalan keluar dari suatu masalah merupakan hal yang tidak dapat diganggu gugat. Menurut Kiesler & Kiesler (2005) konformitas merupakan perilaku atau keyakinan karena adanya tekanan dari kelompok baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang dibayangkan saja. Dalam hal ini Hiromi menjadi tergantung akan kelompoknya. Ia lebih percaya akan saran dari ketiga sahabatnya itu dan yakin bahwa ketiga sahabatnya itu selalu memberikan solusi terbaik bagi setiap permasalahan yang ia hadapi. Episode 5 Menit : 45:02 Situasi : Di jalan raya yang ramai ketika Hiromi diajarkan untuk menjadi seorang pelaku enjokosai oleh ketiga temannya. Tindakan : Hiromi mengawali menjadi seorang pelaku enjokosai karena dorongan ketiga temannya agar dapat mendapatkan uang. Teman-temannya memberi tips kepada Hiromi.

19 Gambar 3.5 Pertama Kalinya Hiromi Diperkenalkan Akan Enjokosai Oleh Sachi, Chie, dan Nao Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan terhadap kelompok dapat terlihat dalam cuplikan gambar adegan di atas. Hiromi yang selalu bercerita akan keluh kesahnya kepada Sachi, Chie, dan Nao akhirnya mengambil keputusan untuk menjadi seorang pelaku enjokosai. Pada awalnya Hiromi yang sangat menginginkan untuk membeli sebuah cincin yang dilihatnya saat ia pergi ke sebuah pusat

20 perbelanjaan menceritakan seberapa besar keinginannya untuk mendapatkan cincin tersebut. Teman-temannya memberikan saran kepada Hiromi untuk melakukan enjokosai agar dapat mendapatkan uang untuk membeli cincin dengan cepat dan mudah. Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan kelompoknya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi (Wirawan, 2005). Hiromi yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan Sachi, Chie,dan Nao memberikan rasa kepercayaan dan pengaruh yang besar dari dalam dirinya terhadap ketiga temannya tersebut. Menurut Kiesler & Kiesler (2005) konformitas merupakan perilaku atau keyakinan karena adanya tekanan dari kelompok baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang dibayangkan saja. Tekanan dari kelompok sangat besar pengaruhnya dalam menetapkan penilaian atau pembuatan keputusan individu dalam kelompok (Wirawan, 2005:183). Dalam hal ini Hiromi yang meminta saran kepada teman-temannya akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang pelaku enjokosai. Ketiga temannya itupun membantu Hiromi ketika pertama kali menjadi pelaku enjokosai Analisis Kurangnya Informasi Pada Tokoh Hiromi Episode 6 Menit : Film seri ke 2 menit 26:23 Situasi : Dalam love hotel, Hiromi menerima ajakan kencan ke love hotel agar dapat dengan cepat mendapatkan uang yang banyak. Tindakan : Hiromi menemani kliennya seorang lelaki yang mengajaknya berkencan di love hotel.

21 Gambar 3.6 Hiromi dan Seorang Pria Yang Mengajaknya Berkencan Dalam Love Hotel Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kurangnya informasi dapat terlihat dalam cuplikan adegan pada gambar diatas.

22 Orang lain merupakan sumber informasi yang penting. Seringkali mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui; dengan melakukan apa yang mereka lakukan, kita akan memperoleh manfaat dari pengetahuan mereka (Wirawan, 2005). Hiromi yang akhirnya menjadi seorang pelaku enjokosai hanya melihat dari sisi positif akan enjokosai. Dapat membeli barang-barang yang diinginkan dengan mudah dan mendapatkan uang yang banyak hanyalah sedikit kesenangan yang didapatkan karena melakukan enjokosai. Enjokosai adalah sebutan lain untuk istilah prostitusi atau pelacuran. Dengan menggunakan istilah ini sebagai pengganti kata pelacuran membuat terdengar lebih halus seolah-olah merupakan suatu bentuk kerja keras yang dilakukan oleh para pelakunya (Takaori, 1997). Banyak sekali hal buruk yang akan didapat yaitu berupa celaan dari masyarakat sekitar jan juga penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh perilaku seks bebas dan dapat terjangkitnya virus HIV. Hiromi hanya mendengarkan informasi tentang enjokosai dari Nao, Chie, dan Sachi saja tanpa tahu lebih lanjut akan dampak negatif akan hal tersebut. Kurangnya informasi merupakan salah satu hal yang memicu adanya konformitas Hiromi terhadap kelompoknya yang akhirnya berdampak dirinya menjadi pelaku enjokosai. Menurut Enkohakusho (2007) Enjokosai (enkou) lebih mudah disebut sebagai istilah jual beli, zaman sekarang istilah tersebut mengalami perubahan. Dahulu, tere-kura, mail box yang menjadi alat sebagai perantara anak remaja wanita untuk melakukan enjokosai. Ini menjadi permasalahan dalam masyarakat. Secara singkat arti dari enjokosai adalah dibayar dengan uang (melakukan tindakan enjokosai) secara nyata dan adanya hubungan intim. Diungkapkan oleh Hayao dalam Warnasih (2001:37) Enjokosai adalah pelacuran remaja puteri, dan merupakan sesuatu yang harus dihentikan.

23 Tabel 3.1 Analisis Konformitas yang Tercermin Dari Tokoh Hiromi Dalam Film Love & Pop (1997) Verbal Kepercayaan diri yang lemah Menit : 13:30 さち : 7000 円?( 微笑むじゃ いこ う!) Sachi :7000 yen? (tersenyum)ayo pergi! Rasa takut terhadap celaan sosial Menit : 34:30 さち : ほしいんですよ! この指輪 じゃ 受 け取ってよ! Sachi : Kamu ingin sekali cincin itu..dapatkan!! Kepercayaan terhadap kelompok Menit : 37:40 さち : 親父 て一生にしゃぶしゃぶ食 べるだけで二人 円ずつ払う! sachi : Om itu,, makan shabu-shabu bersama 2 orang dibayar yen. Ini pasti sebuah lelucon kan?! Kurangnya informasi Menit : 17:51 なお : この感じよね いいんじゃない? 次ひろ みやってみて? Nao : Yang seperti ini asik kan? nah,sekarang Hiromi silahkan mencoba.. Non Verbal Kepercayaan diri yang lemah Menit : 22:25 Tindakan : Hiromi yang awalnya bingung mencoba mengikuti gaya hidup ketiga temannya itu. Hiromi pun menikmati keberadaannya disana dengan ikut menari dan tertawa. Menit : 32:26 Tindakan : Hiromi bersama ketiga temannya itu berencana untuk berbelanja. Mereka berempat berkeliling mencari barang-barang yang bagus. Rasa takut terhadap celaan sosial Menit : 35:30 Tindakan : Hiromi berkaraoke bersama sambil menemani seorang pria makan siang bersama ketiga temannya. Kepercayaan terhadap kelompok Menit : 30:41 Tindakan : Hiromi dan teman-temannya berkumpul dan berbagi cerita antara satu dan yang lainnya. Menit : 45:02 Tindakan : Hiromi mengawali menjadi seorang pelaku enjokosai karena dorongan ketiga temannya agar dapat mendapatkan uang. Temantemannya memberi tips kepada Hiromi. Kurangnya informasi Menit : film seri ke 2 menit 26:23

24 Tindakan : Hiromi menemani kliennya seorang pria yang mengajaknya berkencan di love hotel. Konformitas sebagai penyebab Enjokosai Dari bagan di atas dapat dilihat secara eksplisit bahwa latar belakang Hiromi menjadi pelaku enjokosai adalah karena konformitas dalam kelompok. Sachi, Chie, dan Nao memberi pengaruh yang sangat besar dalam tindakan Hiromi hingga ia menjadi seorang pelaku enjokosai. Kepercayaan diri yang lemah, rasa takut pada celaan sosial, kepercayaan terhadap kelompok, dan kurangnya informasi merupakan empat faktor pemicu konformitas yang dipakai penulis dalam menganalisis adegan-adegan dalam film Love & Pop (1997) sebagai penyebab Hiromi melakukan enjokosai.

Bab 5. Ringkasan. 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi

Bab 5. Ringkasan. 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi Penyebab Perilaku Enjokosai Dalam Film Love & Pop (1997) Bab pertama, yaitu Pendahuluan, berisi tentang

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pre Test dan Post Test Pada bab ini, penulis akan menganalisis data data penelitian kelas yang telah penulis kumpulkan selama kurang lebih sebulan, guna mengetahui hasil

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan BAB 3 ANALISIS DATA Berdasarkan pada teori-teori yang ada pada bab dua, pada bab tiga ini, saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan dalam komik yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya,

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya, Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis dua penyebab utama tindakan bunuh diri yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya, sedangkan yang ke dua

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Itu artinya, manusia harus berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh Bab 3 Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis penyebab utama kenakalan remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh pertama yang dibahas adalah tokoh Yusei

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

Berapa Harganya? いくらですか

Berapa Harganya? いくらですか Berapa Harganya? いくらですか i Copyright Ahmad Hasnan Artikel ini boleh dicopy,diubah, dikutip, di cetak dalam media kertas atau yang lain, dipublikasikan kembali dalam berbagai bentuk dengan tetap mencantumkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen bermakna terima kasih dalam bahasa Jepang dan ungkapan persalaman berterima kasih dalam bahasa Indonesia No Ungkapan Persalaman Kalimat Penutur Mitra

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, penulis akan menganalisis penyebab gangguan depresi yang dialami oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini diceritakan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sebuah tuturan yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan digunakan manusia untuk dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi tersebut

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa data yang diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengungkapkan penolakan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ikumen Moteki (2011: 7) menjelaskan bahwa istilah Ikumen berasal dari permainan kata seperti halnya Ikemen. Moteki memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Kelas Kata Seperti halnya bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga terdapat kelas kata. Setiap kelas kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Menurut

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari* ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI Mei Ambar Sari* Abstrak Novel Bocchan karya Natsume Souseki merupakan salah satu novel yang masih banyak dibaca oleh

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi?

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi? 10. Buku ke-25, pada bagian judul cerita : 愛のタゴ作ツール halaman 70. Dalam situasi percakapan di bawah ini digambarkan, mengenai Mama yang sedang menegur Tatami dan Asari karena bertengkar mempermasalahkan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam BAB 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam menganalisis penyakit hiperseksual yang diderita oleh tokoh Yuriko Hirata. 2.1. Teori Penokohan Menurut

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa yang kita pakai pada saat ini tidaklah sama dengan bahasa yang digunakan dengan berabad-abad yang lalu. Manusia selalu berbicara dengan berbeda tergantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat

BAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat BAB III ANALISIS NEET DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG 3.1. Menarik Diri dari Masyarakat (Tsunagari wo Ushinau) NEET jenis ini memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah. Kemampuan sosialisasi yang rendah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap

Bab 5. Ringkasan. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap Bab 5 Ringkasan Kebudayaan merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika membicarakan objek, baik berupa benda maupun orang lain, kita mengenal kata tunjuk. Kata tunjuk dalam Bahasa Indonesia adalah kata ini dan itu. Dalam bahasa

Lebih terperinci

KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA)

KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA) KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA) Melia Dewi Judiasri Departemen Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Parawisata Lanjutan Kode : MR 302 Bobot : 2 SKS Semester : 4 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan susastra. Menurut Teeuw (Rokhmansyah, Alfian. 2014 :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang mengakibatkan perekonomian Jepang hancur. Adanya perubahan terjadi setelah pasca perang dunia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? だい あんぜん さ ぎょう なん ひつ 第 1 安 全 作 業 は 何 のために 必 要 よう か? Perlunya melakukan pekerjaan dengan aman 1) Kalau sampai cedera karena kecelakaan kerja, bahkan sampai

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan BAB IV KESIMPULAN Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa dan undak usuk basa yang penulis lakukan, diperoleh tiga kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan 敬語 dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida 8 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai konsep pemikiran yang akan mendukung analisis data pada bab selanjutnya. Konsep tersebut berupa, tentunya konsep aspek dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci