BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berpaham walfare state, Negara Republik Indonesia
|
|
- Ari Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang berpaham walfare state, Negara Republik Indonesia mempunyai kewajiban untuk mensejahterakan rakyatnya. Dasar konstutisional bahwa Indonesia sebagai negara kesejahteraan diisyaratkan dalam alinea keempat pembukaan UUD Pada pembukaan tersebut disebutkan bahwa cita-cita bangsa Indonesia adalah menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya kewajiban bagi pemerintah itu tidak semata-mata melaksanakan tugas di bidang pemerintahan saja, tetapi juga melaksanakan kesejahteraan sosial atau untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. 1 Tujuan nasional yang disebutkan pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dilaksanakan oleh pemerintah melalui pembangunan nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa bersama-sama segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata diseluruh wilayah Indonesia dengan memaksimalkan potensi yang ada di masingmasing daerah, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan desentralisai. Desentralisasi merupakan sistem pengelolaan pemerintahan yang berkebalikan dengan sistem sentralisasi. 2 melalui desentralisasi berarti pemerintah pusat 1 Ridwan, 2009, Hukum Administrasi Di Daerah, FH UII Press, Yogyakarta, hlm Siswanto Sunarno, 2005, Hukum Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 52 1
2 2 menyerahkan wewenagnya kepada pemerintah daerah untuk menetapkan strategi, kebijakan dan program termasuk mengeluarkan peraturan daerah bagi kepentinganya sendiri. Dengan adanya kebijakan desentralisasi, pemerintah daerah dituntut lebih kreatif dalam memecahkan berbagai permasalahan yang terdapat di daerah. Salah satu permasalahan utama yang terdapat di daerah adalah penciptaan lapangan kerja bagi penduduk daerah. Sekarang ini banyak penduduk usia produktif di daerah yang tidak bekerja akibat kurang tersedianya lapangan pekerjaan di daerah, padahal ukuran paling fundamental bagi keberhasilan suatu pemerintahan dalam sebuah negara modern adalah seberapa jauhkah pemerintahan tersebut berhasil menciptakan lapangan kerja bagi kalangan warga masyarakat. 3 Penciptaan lapangan kerja merupakan masalah yang paling esensial karena dampak yang ditimbulkan bisa sangat beragam apabila tidak segera diatasi. Ditengah sulitnya pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja, keberadaan industri kecil dan menengah di Indonesia dapat menjadi alternatif solusi bagi permasalahan lapangan kerja dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, aset, dan omzet, namun karena jumlahnya yang sangat besar, industri kecil dan menengah ini tetap memegang peran yang penting dalam menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Keberadaan industri kecil menengah ditengah masyarakat daerah bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. mengingat 3 Syaukani et.all, 2002, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 222
3 3 banyaknya jumlah usia produktif di daerah, keberadaan industri kecil menengah sangat berguna untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengganguran. Hal tersebut tentunya harus mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah agar industri-industri kecil menengah yang ada di daerah dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai daerah tujuan pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun manca negara. Selain mengandalkan sektor pariwisata ternyata propinsi ini juga memiliki sektor pertanian dan sektor industri, walaupun bukan industri dalam skala yang besar akan tetapi sektor industri di Yogyakarta dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Yogyakarta sendiri terdiri dari empat Kabupaten yaitu Bantul, Gunung kidul, Kulonprogo, dan Sleman. Dari keempat Kabupaten tersebut Bantul merupakan salah satu Kabupaten yang mempunyai tingkat perkembangan industri yang relatif tinggi dibandingkan dengan Kabupaten yang lain. Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta dengan luas wilayah lebih kurang 506,85 km persegi, dibagi dalam 17 Kecamatan, 75 Desa, dan 933 Dusun. Jumlah penduduk Bantul pada tahun 2011 adalah jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan wanita sebanyak jiwa, dimana tngkat kepadatan penduduknya sebesar 1.818/km2. Pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja tercatat jiwa, sementara tahun 2011 menjadi jiwa. Jumlah penganggur pada tahun 2010 sebanyak jiwa, turun menjadi
4 4 jiwa pada tahun Perekonomian di Kabupaten Bantul bersumber dari tiga sektor secara berimbang yaitu pertanian, industri dan perdagangan. Sektor industri di Kabupaten Bantul mayoritas merupakan industri kecil. Jumlah industri kecil di Kabupaten Bantul sebesar buah dengan mempekerjakan orang, sementara industri besar/sedang sebesar 155 buah dengan tenaga kerja sebanyak orang. Subsektor pada industri kecil yang menghasilkan produksi dalam jumlah yang besar antara lain yaitu industri pengolahan pangan, kimia dan bahan bangunan, sandang dan kulit, serta industri logam dan jasa. 5 Berdasarkan hasil FGD (forum group discussion) yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dengan melibatkan narasumber yang kompeten dalam pengembangan industri kecil dan menengah, terpilih produk unggulan prioritas Kabupaten Bantul adalah produk berbasis kulit. 6 Industri pembuatan produk berbasis kulit di Kabupaten Bantul menghasilkan produk fashion yang berbasis kulit seperti jaket, tas, ikat pinggang, dompet, alas kaki, dll. Sentra industri produk berbasis kulit di Kabupaten Bantul berada di dusun Manding desa Sabdodadi, disini para pengerajin produk kulit mendirikan showroom untuk menjual berbagai barang hasil produksi kerajinan kulit. Selain menghasilkan produk kulit untuk kebutuhan fashion, industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul juga terkenal dengan industri kerajinan kulit tatah sungging yang berada di dusun 4 Bappeda Kabupaten Bantul, Informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah akhir tahun anggaran 2011 Kabupaten Bantul, dikutip pada htpp://bappeda.bantulkab.go.id pada tanggal 5 september 2012 pukul WIB. 5 Madu Blog, Potensi ekonomi bantul dikutip pada pada tanggal 5 september pukul WIB. 6 Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Bantul, Kajian Strategis Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Bantul.
5 5 Pucung dan Gendeng. Kerajinan kulit tatah sungging di desa pucung dan gendeng menggunakan bahan kulit sebagai media kreatif untuk menghasilkan berbagai produk kerajinan seperti wayang kulit, kipas, hiasan dinding, miniatur wayang, kaligrafi dll. Sebenarnya industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul sudah diterima dengan baik oleh pasar. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke showroom milik para pengerajin kulit untuk membeli produk-produk kerajinan kulit mereka, selain itu hasil produk industri kerajinan kulit Kabupaten Bantul juga sudah dipasarkan ke distributor lokal (dalam negeri) maupun luar negeri (ekspor) seperti ke Korea, Jepang dan Amerika. Sayangnya akibat era globalisasi dan perdaganagan bebas, beberapa tahun belakangan ini industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul mulai mengalami kemunduran. Permasalahan yang terdapat pada industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul diantaranya para pengerajin kulit kesulitan memperoleh modal untuk mengembangkan usahanya, bahan baku produksi juga sulit diperoleh karena masih bergantung pada daerah lain dan mesin-mesin milik pengerajin sudah tidak memadai. Hal ini menyebabkan produk-produk kulit dari Kabupaten Bantul kesulitan dalam bersaing dengan produk-produk yang berasal dari luar negeri seperti produk kulit imitasi dari China yang banyak masuk ke Indonesia. Dengan harga yang relatif lebih murah, produk kulit imitasi dari China lebih diminati oleh masyarakat sehingga produk kerajinan kulit lokal khususnya dari Kabupaten Bantul mulai kehilangan pasar. Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah dalam hal ini tidak dapat membendung masuknya produk impor tersebut karena apabila hal tersebut dilakukan akan bertentangan dengan perjanjian (perdagangan WTO).
6 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian menyebutkan bahwa, salah satu tujuan dari pembinaan dan pengembangan industri adalah untuk memberikan perlindungan yang wajar bagi industri dalam negeri terhadap kegiatankegiatan industri dan perdagangan luar negeri yang bertentangan dengan kepentingan nasional pada umumnya serta kepentingan perkembangan industri dalam negeri pada khususnya. 7 Atas dasar hal tersebut peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam membuat kebijakan dan strategi yang tepat bagi pengembangan industri nasional sangat diperlukan agar industri dalam negeri khususnya industri kecil menengah dapat menghasilkan produk-produk yang inovatif dan berkualitas sehingga mampu bertahan dan bersaing dengan produk produk asing. Berdasarkan hal tersebut pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul yang berfungsi melaksanakan berbagai urusan pembangunan dan pengembangan industri di Kabupaten Bantul diharapkan mampu membuat program dan strategi yang tepat untuk pengembangan industri kerajinan kulit yang ada di Kabupaten Bantul. Peran Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Bantul diharapkan mampu menjawab permasalahan dan mengembangkan industri kerajinan kulit Kabupaten Bantul menjadi industri unggulan di daerah Kabupaten Bantul. Bertolak atas latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membuat penulisan hukum yang berjudul : 7 undang-undang nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian
7 7 PERAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI KABUPATEN BANTUL. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka penulis perlu untuk merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan hukum ini. Masalah yang akan dibahas dalam penulisan hukum ini adalah : 1. Bagaimanakah peran Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koprasi Kabupaten Bantul dalam strategi pengembangan industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul? 2. Kendala-kendala apa yang dialami Disperindagkop Kabupaten Bantul dalam pengembangan industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul? 3. Upaya apa yang dilakukan Disperindagkop Kabupaten Bantul untuk mengatasi kendala-kendala tersebut? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1 Mengetahui peran Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koprasi Kabupaten Bantul dalam strategi pengembangan industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul. 2 Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Disperindagkop dalam strategi pengembangan industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul
8 8 3 Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Disperindagkop dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah suatu manfaat yang bersifat teoritis dan praktis, baik bagi penulis, bagi pemerintah, bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan. Lebih lanjut manfaat tersebut antara lain : 1. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan terhadap bidang hukum administrasi negara, terutama yang berkaitan dengan peran pemerintah daerah 2. Bagi pemerintah daerah khususnya Disperindagkop Kabupaten Bantul diharapkan penelitian ini bisa menjadi masukan dan pertimbangan dalam membuat program-program dan kebijakan yang berkaitan dengan penggembangan industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul. 3. Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang peran Disperindagkop Kabupaten Bantul dalam strategi pengembangan industri kerajinan kulit di Kabupaten Bantul. Bagi pelaku industri kerajinan kulit, penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuaan tentang kebijakan-kebijakan apa yang dikeluarkan oleh Disperindagkop guna mengembangkan industri kerajianan kulit di Kabupaten Bantul.
9 9 4. Bagi ilmu pengethuan penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai refernsi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum administrasi negara dan sebagai referensi penelitian sejenis. E. Keaslian Penelitian Sejauh penelusuran yang dilakukan penulis, di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penulisan hukum dengan judul PERAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI KABUPATEN BANTUL belum ada yang meneliti sebelumnya. Namun ada beberapa penulisan yang memiliki kesamaan unsur, diantaranya adalah : 1 Berjudul Peran Dinas Tata Kota dalam upaya pengembangan dan pelestarian obyek-obyek wisata di Kotamadya Yogyakarta. Yang diajukan oleh Jatmiko Widiarso. Bagian hukum administrasi negara tahun Berjudul Peran Dinas Pemukiman Dan Prasarana Wilayah (DESKIMPRASIL) Dalam program penataan dan Revitalisasi kawasan wisata pasar ngasem. Yang diajukan oleh Novita NIM 01/150357/HK/15751 bagian hukum administrasi negara tahun Adapun perumusan masalahnya yaitu: 8 Jatmiko Widiarso, 1997, Peran Dinas Tata Kota dalam upaya pengembangan dan pelestarian obyekobyek wisata di Kotamadya Yogyakarta, Skripsi, FH UGM 9 Novita, 2005, Peran Dinas Pemukiman Dan Prasarana Wilayah (DESKIMPRASIL) Dalam program penataan dan Revitalisasi kawasan wisata pasar ngasem, Skripsi, FH UGM
10 10 a. Bagaimanakah peran Dinas pemukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY dalam program penataan dan revitalisasi kawasan pasar ngasem yogyakarta, terutama dalam menjaring aspirasi dan peran serta masyarakat untuk menerapkan program Bottom Up Planning? b. Apa kendala yang dihadapi oleh Dinas Kimpraswil Propinsi DIY dalam pelaksanaan program penataan dan revitalisasi kawasan wisata pasar Ngasem Yogyakarta? c. Bagaimanakah upaya uantuk mengatasi kendala yang dihadapi agar program penataan dan revitalisasi kawasan pasar Ngasem dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan? 3 Berjudul Peran Dinas Kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat. Yang diajukan oleh Yunarwanti. Bagian administrasi negara tahun Berjudul Peran Dinas Tenagakerja Dan transmigrasi dalam mengurangai pengangguran di Kota Yogyakarta. Yang diajukan oleh Iswahyuni Nugroho Wari bagian administrasi negara tahun Berjudul Peranan Dinas Pariwisata dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Bantul. Yang diajukan oleh Suci Dwi Hapsari bagian hukum administrasi negara Adapun perumusan masalahnya yaitu 10 Yunarwanti, 2005, Peran Dinas Kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, Skripsi, FH UGM 11 Iswahyuni Nugroho Wari, Peran Dinas Kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, Skripsi, FH UGM 12 SucI Dwi Hapsari, 2008, Peranan Dinas Pariwisata dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Bantul, Skripsi, FH UGM
11 11 a. Bagaimanakah peranan Dinas Pariwisata dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Bantul? b. Apakah kendala-kendala yang menghambat Dinas Pariwisata dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah? c. Upaya apa yang dapat dilakukan Dinas pariwisata untuk mengatasi kendala tersebut agar pendapatan asli daerah dapat ditingkatkan? 6 Berjudul Peranan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan Pertanian Kota Yogyakarta Dalam Strategi Pengembangan Usaha Batik Skala Kecil Di Kota Yogyakarta. Yang diajukan oleh Januar Stedi Alfani Bagian hukum administrasi negara Dari semua penelitian yang telah disebutkan diatas, penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Adapun Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada objek yang diteliti yaitu Peran Dinas Perindustrian Perdangangan Dan Koperasi Kabupaten Bantul Dalam Strategi Pengembangan Kerajinan Kulit Di Kabupaten Bantul. Selama penulis melakukan penelusuran belum ada penulisan hukum yang meneliti hal tersebut. Sehingga, dengan demikian penelitian penulisan hukum ini dapat dipastikan keasliannya. 13 Januar Stedi Alfani, 2013, Peranan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan Pertanian Kota Yogyakarta Dalam Strategi Pengembangan Usaha Batik Skala Kecil Di Kota Yogyakarta, Skripsi, FH UGM
BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara berkembang (developing country) pada tiga dekade terakhir. Hal ini jelas terlihat dari banyaknya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Indonesia (Bukhari, 2011), kontribusi industri terhadap PDB Indonesia tahun 2000-2010, sektor tekstil, barang kulit dan alas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia membawa dampak yang luar biasa, sehingga meruntuhkan fundamental ekonomi negara dan jatuhnya penguasa pada tahun 1998.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dengan luas 167,67 km 2 ini berpenduduk jiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kota Bandung dengan luas 167,67 km 2 ini berpenduduk 2.483.977 jiwa (Data BPS tahun 2013) memiliki potensi perekonomian luar biasa. Kota Bandung memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman dan kekayaan seni, budaya, suku, bangsa, dan agama. Keanekaragaman akan memberikan suatu identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar bebas di dunia. Khusus di kawasan ASEAN pada tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi secara langsung telah berdampak terhadap percepatan perkembangan pasar bebas di dunia. Khusus di kawasan ASEAN pada tahun 2015 direncanakan berikutnya kesepakatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kecil merupakan salah satu jenis industri yang potensial karena memiliki kontribusi besar dalam pembangunan. Industri kecil mampu menyerap banyak tenaga kerja,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah singkat Usaha Kecil dan Menengah. pekerjaannya adalah petani penggarap dengan lahan yang sempit.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian 1. Sejarah singkat Usaha Kecil dan Menengah Usaha Kecil dan Menengah kerajinan kulit manding adalah usaha yang bergerak dibidang sentra kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sering dikaitkan dalam perkembangan ekonomi suatu negara dengan tujuan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu mengalami kemunduran, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan umum merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai setelah lahirnya bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) yang naik sebesar 1,67 %. Selanjutnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), salah satu industri yang mengalami pertumbuhan produksi positif di tahun 2015 adalah industri kulit, barang dari kulit
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. didasari oleh kebutuhan masyarakat Manding untuk hidup layak. Adanya
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dari penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Manding maka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha sedang meningkat pesat, terlihat bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peranan yang sangat besar untuk pembangunan dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah suatu kegiatan sebagai industri pelayanan dan jasa yang akan menjadi andalan Indonesia sebagai pemasukan keuangan bagi negara. Kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri bagi suatu negara merupakan sektor yang menimbulkan perkembangan jauh lebih pesat untuk pertumbuhan ekonomi. Analisis teoritis dan penyelidikan empiris
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 110 0 12 34 sampai 110 0 31 08 Bujur Timur dan antara 7 0 44 04 sampai 8 0 00 27 Lintang Selatan. Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Letaknya berdekatan dengan tempat wisata makam raja-raja Mataram. Menurut cerita
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara mengedepankan sektor industri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, otonomi daerah adalah
Lebih terperinciPEGUKURAN KINERJA KEGIATAN
PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN SKPD : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY Tahun : 2014 No. Sasaran strategis Indikator Program/Kegiatan Anggaran Kinerja Realisasi Fisik Keuangan % % KOPERASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai penggerak sektor ekonomi dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. Sektor pariwisata tidak hanya menyentuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus berkembang baik dalam segi kehidupan masyarakatnya maupun segi tata ruangnya. Kota Yogyakarta pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri dan Kota adalah dua hal yang saling berkaitan. Hal ini disebabkan sektor industri merupakan salah satu indikator suatu daerah telah maju atau bisa disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan mengarahkan pendapatan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan 1.1.1. Kondisi Pariwisata Indonesia Dalam bidang kepariwisataan, wilayah-wilayah di Indonesia menawarkan banyak sekali potensi yang dapat menarik wisatawan
Lebih terperinci99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UMKM memiliki peranan penting dalam laju perekonomian masyarakat yaitu membantu pemerintah dalam hal penciptaan lapangan pekerjaan. Dari UMKM banyak tercipta lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu sektor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu sektor yang penting dalam perekonomian Indonesia. IKM menjadi sektor yang penting di Indonesia karena mampu menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. DIY juga menjadi salah satu propinsi yang menjadi pusat pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang. berpengaruh dalam persaingan global. SDM yang berkualitas, memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam persaingan global. SDM yang berkualitas, memiliki keterampilan, serta berdaya saing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia terkenal akan keindahan wisata alamnya. Baik berupa wisata alam maupun wisata non alam. Wisata alam merupakan wisata yang menjadikan alam sebagai objeknya.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul adalah salah satu wilayah kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dijadikan sebagai objek
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak yang membutuhkan aliran informasi yang cepat dan murah.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi telah menjadi gerbang bagi manusia menuju era baru tanpa terhalang oleh adanya batas-batas geografis dan geopolitis, yang pada akhirnya tercipta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Salah satunya dibuktikan oleh peningkatan jumlah wisatawan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata. Bila dibandingkan dengan Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih kalah dalam menyedot
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 KESIMPULAN Sentra Batik Tulis Giriloyo, Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan dan Kulit Manding merupakan beberapa kawasan industri kreatif yang berpotensi dikembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. (Indriati, A. 2015)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian terpenting didalam perekonomian suatu negara. Hal tersebut dikarenakan UMKM mampu menyerap tenaga kerja
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk terbesar di dunia. Masalah kependudukan merupakan salah satu masalah dalam pembangunan secara nasional di
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan ekonomi saat ini, setiap Negara berupaya seoptimal mungkin menggali potensi perekonomian yang memiliki keunggulan daya saing, sehingga mampu membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor yang banyak dikembangkan oleh pemerintah karena sektor industri banyak membantu pertumbuhan ekonomi negara. Pada saat ini, bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah di amandemen menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Prof.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam suatu negara karena memberikan kontribusi yang cukup besar dalam bidang ekonomi. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasianal. Pada saat krisis ekonomi, usaha kecil menengah mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah menjadi bagian integral perkembangan ekonomi nasianal. Pada saat krisis ekonomi, usaha kecil menengah mampu menjadi penyelamat perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dengan melakukan proses desentralisasi terhadap daerah-daerah otonom memiliki potensi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dunia pariwisata dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, peran pariwisata sangat berpengaruh terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, peran pariwisata sangat berpengaruh terhadap perkembangannya dengan adanya dukungan dari sumber daya manusia yang berkualitas.sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 alinea
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sebagai Negara Kesatuan, Indonesia mempunyai fungsi dalam membangun masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempatyang berisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi lokal dalam kontek pengembangan wilayah dilakukan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah melalui pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang terjadi seiring berjalannya waktu tentu banyak mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia di berbagai sektor kehidupannya. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditegaskan bahwa tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap. ekonomi, maupun sosial budaya bahkan pertahanan-keamanan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia merupakan amanat konstitusi (UUD 1945). Ditegaskan bahwa tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan didefinisikan sebagai kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini akan dijelaskan secara umum mengenai bagaimana latar belakang pemilihan judul proyek, rumusan masalah yang mempengaruhi bagaimana desain proyek nantinya, tujuan proyek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengolahan bidang pangan menjadi konsentrasi yang cukup besar untuk dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya permintaan pangan seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kecil dan Menengah (IKM) memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia, karena sektor ini dapat mengatasi permasalahan pemerataan dalam distribusi pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia untuk disemayamkan. Hal ini menjadi amat penting bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan bagi kehidupan manusia dalam mencukupi segala kebutuhannya. Dari awal manusia lahir di dunia sampai manusia meninggal
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Pengembangan desa wisata Karang Tengah dideskripsikan sebagai sebuah kronologi kegiatan pengelolaan yang bertujuan untuk semakin menyempurnakan kualitas maupun kuantitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memproduksi banyak ragam alas kaki. Tingkat produksi domestik diperkirakan mencapai lebih dari 135 juta pasang dengan jumlah pekerja manufaktur alas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal sesuai potensinya menjadi sangat penting.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL A. Letak Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor industri di Indonesia merupakan sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia dapat ditunjang oleh beberapa faktor salah satunya peningkatan tenaga kerja melalui sektor ketenagakerjaan yang meliputi Industri Kecil Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah. Adanya pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usaha kecil dan Menengah (UKM) merupakan stimulus atau pendorong bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) keberadaannya tidak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi perlahan-lahan telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terkenal dengan keanekaragaman kesenian dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion adalah batik. Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mathieson, 2006). Pariwisata diyakini menjadi salah satu primadona
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan ekonomi besar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan sosial. Lebih dari 720 juta wisatawan dunia menghabiskan
Lebih terperinciLatar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012
Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam. Hutan merupakan salah satu kekayaan negara yang tak ternilai harganya dan dari hutan banyak dihasilkan hasil hutan kayu dan hasil
Lebih terperinciberkisar antara C di dataran tinggi
BAB 11 KONDISI DAN POTENSI KERAJINAN KULIT DI MAGETAN A. Potensi dan Kondisi Kota Magetan 1. Potensi Fisik 1.1. Letak Geografis Kabupaten Daerah Tingkat II Magetan terletak antara 7 30'32" - 7 50'30" LS
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1 Ratih Purbasari_
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pengembangan kreativitas sebagai usaha yang mendukung peningkatan inovasi baik untuk suatu produk maupun jasa harus senantiasa terus dilakukan. Hal ini salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Kemudian pasal 4 ayat (1) menyebutkan: Presiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin berkembang seiring laju perekonomian. Perkembangan tersebut dapat memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan dan pemberdayaan masyarakat memerlukan dukungan semua pihak terkait, termasuk perguruan tinggi dan peran aktif para mahasiswanya. Peran perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah
Lebih terperinciLandasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul memiliki banyak industri kerajinan yang dapat ditawarkan menjadi objek wisata alternative meliputi bermacam wisata alam, budaya, pendidikan dan lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering dianggap berkonotasi
Lebih terperinciPASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR 111 Periode April September 2010 LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH DI KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG Disusun untuk
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)
LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) I b M MANAJEMEN DESA WISATA JIPANGAN (Mono Tahun) Oleh: Yohana Ari Ratnaningtyas, S.E., M.Si. NIDN 00 050273 04 Agnes WidyasmoroS.Sn., M.A.. NIDN 00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesultanan Surakarta dan Mangkunegaran masa lalu (Soemardjan, 1990).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di Jawa Tengah, wilayahnya meliputi 3.100 km 2 termasuk 105 km 2 daerah enclave yang masuk dalam wilayah Kesultanan Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa Indonesia, pemerintah terus melakukan upaya percepatan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industrialisasi merupakan salah satu proses kunci dalam perubahan struktur perekonomian yang ditandai dengan terjadinya keseimbangan proses interaksi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung. negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat indah. Semua itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obyek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kilometer dari Ibukota Kecamatan Imogiri. Batas administrasi Desa Kebonagung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Kebonagung 1. Lokasi Desa Kebonagung Desa Kebonagung merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu globalisasi ekonomi dunia yang terkait dengan sektor industri telah berkembangan dengan sangat cepat. Dalam upaya menangani isu-isu globalisasi dan dampak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu pulau yang terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudera,
Lebih terperinciSumber: data pribadi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kerajinan Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di dunia. Indonesia sangat kaya jika dibandingkan dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan devisa melalui upaya pengembangan dan pengelolaan dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan rempah rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap daerah yang ada di indonesia menjadi keunggulan
Lebih terperinci