BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perbankan Syariah Menurut Undang-Undang RI nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah (dikutip oleh Amirillah 2010), yang dimaksud dengan perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Berikut ini akan Penulis deskripsikan pengertian mengenai Bank, Bank Syariah, Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan Unit Usaha Syariah yang dikutip dari Pasal 1 UU RI No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, yakni antara lain: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang

2 berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Dalam Ikhtisar UU No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah dinyatakan: Asas dari kegiatan usaha perbankan syariah adalah prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Yang dimaksud dengan berasaskan prinsip syariah adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung riba, maisir, gharar, objek haram, dan menimbulkan kezaliman. Sedangkan yang dimaksud dengan berasaskan demokrasi ekonomi adalah kegiatan usaha yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan. Tujuan dari perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional (pasal 2 dan 3). Fungsi dari perbankan syariah, selain melakukan fungsi penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat juga melakukan fungsi sosial yaitu (1) dalam bentuk lembaga baitul maal yang menerima dana zakat, infak, sedekah, hibah, dan lainnya untuk disalurkan ke organisasi pengelola zakat, dan (2) dalam bentuk lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang yang menerima uang dan menyalurkannya ke pengelola (nazhir) yang ditunjuk (pasal 4) Konsep Operasional Perbankan Syariah Setiap lembaga keuangan syariah mempunyai falsafah mencari keridhoan Allah SWT untuk memperoleh kebajikan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, setiap kegiatan lembaga keuangan yang dikhawatirkan menyimpang dari tuntutan agama, harus dihindari. Berikut adalah falsafah yang harus diterapkan oleh Bank Syariah (Muhammad, 2000): a. Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya: 1) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka secara pasti keberhasilan suatu usaha (Q.S. Luqman:34);

3 2) Menghindari penggunaan sistem persentasi untuk pembebanan biaya terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur melipatgandakan 3) secara otomatis hutang/simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu (Q.S. Ali Imron:130); 4) Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim, Bab Riba No s/d 1567); 5) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka tambahan atau hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela (HR. Muslim, Bab Riba No s/d 1572). b. Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan, dengan mengacu pada Al- Qur an surat Al-Baqarah ayat 275 dan An-Nisaa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dengan barang. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada barang/jasa uang dengan barang, sehingga akan mendorong produksi barang/jasa, mendorong kelancaran arus barang/jasa, dapat dihindari adanya penyalahgunaan kredit, spekulasi, dan inflasi. Berdasarkan konsep operasional bank syariah di atas, maka hal mendasar yang membedakan antara bank syariah dan bank konvesional adalah dalam hal pengembalian dan pembagian keuntungan dari nasabah kepada lembaga keuangan atau dari lembaga keuangan kepada nasabah. Oleh karena itu, muncullah istilah bunga dan bagi hasil. Permasalahan bunga bank yang merupakan riba ini tidak akan ada hentinya sebagai perdebatan yang terus dibincangkan dari masa ke masa. Namun umat Islam telah mencoba mengembangkan paradigma perekonomian lama yang akan terus dikembangkan dalam rangka perbaikan ekonomi ummat dan kesejahteraan ummat. Realisasinya yaitu berupa pengoperasian pada bank-bank syariah yaitu dengan tidak

4 menerapkan sistem bunga melainkan dengan sistem bagi hasil. Secara mendasar perbedaan antara sistem bunga dan sistem bagi hasil akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Bunga dengan Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga Penentuan besarnya hasil ditentukan sebelumnya Yang ditentukan sebelumnya yaitu berupa bunga atau besarnya nilai rupiah Jika terjadi kerugian maka akan ditanggung nasabah saja Sistem Bagi Hasil Penentuan besarnya hasil ditentukan sesudah berusaha, sesudah ada untungnya Yang ditentukan sebelumnya yaitu menyepakati proporsi pembagian untung untuk masing-masing pihak, misalnya 50:50, 40:60, 35:65, dst Jika terjadi kerugian maka akan ditanggung kedua pihak, nasabah dan lembaga Dihitung dari dana yang dipinjamkan, fixed, tetap Titik perhatian proyek/usahanya yaitu besarnya bunga yang harus dibayar nasabah/pasti diterima bank Besarnya pasti: (%) kali jumlah pinjaman yang telah pasti diketahui Status hukumnya berlawanan dengan Q.S. Luqman:34 Sumber: (Muhammad, 2005:3) Dihitung dari untung yang bakal diperoleh, belum tentu besarnya Titik perhatian proyek/usahanya yaitu keberhasilan proyek/usaha jadi perhatian bersama: nasabah dan lembaga Besarnya Proporsi (%) kali jumlah untung yang belum diketahui = belum diketahui Status hukumnya sesuai dengan Q.S. Luqman:34

5 2.2 Laporan Keuangan Bank Syariah Pengertian Laporan Keuangan Bank Syariah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi sebagai sumber informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak misalnya pemilik dan kreditor. Dalam buku Islamic Banking, menurut Rivai dan Arifin (2010:876) pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut: Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsipprinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas pemilik Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah Tujuan pembuatan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (dikutip oleh Suwiknyo 2010), adalah sebagai berikut: 1. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu. 2. Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan. 3. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi keuangan perusahaan. 4. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

6 2.2.3 Karakteristik Laporan Keuangan Bank Syariah Sepuluh karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (dikutip oleh Suwiknyo 2010), antara lain: 1. Dapat dipahami, yaitu penyajian informasi keuangan menggunakan bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pemahaman penggunanya. Pihak pengguna sendiri dituntut memiliki tingkat pengetahuan tertentu mengenai akuntansi dan informasi keuangan. 2. Relevan, berarti informasi keuangan harus berhubungan dengan tujuan pemanfaatannya. Karena itu, laporan keuangan disusun untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak yang memiliki banyak tujuan, maka upaya penyajian informasi yang relevan lebih difokuskan kepada kepentingan umum pengguna. 3. Andal, informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur dan wajar. 4. Materialitas, informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. 5. Penyajian jujur, yaitu informasi harus menggambarkan secara jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan. 6. Substansi mengungguli bentuk, yaitu jika informasi yang dimaksudkan untuk menyajikan secara jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi.

7 7. Netralitas, yaitu informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. 8. Pertimbangan sehat, karakteristik ini mengandung unsur kehati-hatian pada saat memperkirakan kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakna terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. 9. Kelengkapan, yaitu informasi keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan, mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi. 10. Dapat diperbandingkan, yaitu informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada periode waktu yang sama Pihak-pihak yang Berkepentingan dengan Laporan Keuangan Dwi Suwiknyo (2010) menyebutkan bahwa pihak-pihak pemakai laporan keuangan meliputi: a. Investor, berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Investor juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perbankan syariah dalam membayar deviden.

8 b. Pemberi dana qardh, tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka memutuskan apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo. c. Pemilik dana syirkah temporer, berkepentingan akan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing dan aman. d. Pemilik dana titipan, tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap saat. e. Pembayar dan penerima ZIS. f. Pengawas syariah, berkepentingan dengan informasi tentang kepatuhan pengelola bank akan prinsip syariah. g. Karyawan, tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perbankan syariah. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perbankan syariah dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. h. Pemasok dan mitra usaha lainnya, tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. i. Pelanggan, berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perbankan syariah. j. Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perbankan syariah. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perbankan syariah, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. k. Masyarakat, perbankan syariah mempengaruhi masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perbankan syariah berkontribusi pada perekonomian

9 nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan, dan perlindungan kepada penanam modal domestik Komponen-komponen Laporan Keuangan Bank Syariah Dalam buku Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Dwi Suwiknyo menyebutkan bahwa terdapat 8 komponen laporan keuangan bank syariah, yakni antara lain: 1. Neraca, adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Munawir, 1995:13). Tujuannya adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Unsur-unsur neraca meliputi aset, kewajiban, investasi tidak terikat, dan ekuitas (Suwiknyo, 2010:121). 2. Laporan laba rugi, merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 1995:26). 3. Laporan perubahan ekuitas, dalam bank syariah laporan ini menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan (Suwiknyo, 2010:125). 4. Laporan arus kas, disajikan sesuai dengan Laporan Arus Kas PSAK No.2 (Suwiknyo, 2010:126). 5. Laporan perubahan dana investasi terikat, memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya. Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi berdasarkan mudharabah muqayyadah. Bank mendapatkan keuntungan sebesar nisbah atas keuntungan investasi, jika

10 terjadi kerugian maka bank tidak memperoleh imbalan apapun (Suwiknyo, 2010:128). 6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, unsurnya meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo akhir dana zakat pada tanggal tertentu (Suwiknyo, 2010:129). 7. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan, unsurnya meliputi sumber, penggunaan dana kebajikan selama jangka waktu tertentu, dan saldo kebajikan pada tanggal tertentu (Suwiknyo, 2010:130). 8. Catatan atas laporan keuangan, meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan penggunaan dana kebajikan (Suwiknyo, 2010:131). 2.3 Kinerja Bank Pengertian Penilaian Kinerja Dalam melakukan penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dari berbagai aspek baik aspek modal, aspek keuangan maupun aspek sumber daya. Menurut Gary Siegel (1989:199): Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya Fungsi dan Manfaat Kinerja Bank Penilaian kinerja perusahaan memberikan fungsi dan manfaat kepada beberapa pihak yang terkait baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna perbankan maupun Bank Indonesia itu sendiri. Fungsi dan manfaat itu adalah :

11 1. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Sebagai tolok ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank baik secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan. 2.4 Analisis Kinerja Keuangan Bank Pengertian Umum Penilaian kinerja terhadap pengelolaan keuangan suatu usaha perbankan dapat diukur dengan beberapa cara, yang salah satunya adalah dengan menggunakan metode analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu studi terhadap saling hubungan dari rekening-rekening didalam laporan keuangan baik hubungan struktural maupun kecenderungannya terhadap laporan keuangan bank. (Harnanto, 1991:17) Analisis kinerja keuangan bank didasarkan pada data-data yang berasal dari laporan keungan yang disusun dengan menggunakan alat analisa. Analisa rasio digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, profitabilitas, dan efesiensi bank. Pada hakekatnya laporan keuangan menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomis bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Agar dapat membantu proses pengambilan keputusan tersebut, laporan keuangan perlu dianalisi dan diinterpresentasikan. Pada umumnya pihak-pihak yang berkepentingan terhadap bank ingin mengetahui bagaimana performa bank tersebut, seperti: 1. Apakah kinerja bank tersebut memberikan prospek keuntungan. 2. Bagaimana keadaaan keuangan bank saat itu.

12 3. Bagaimana struktur permodalan bank Tujuan Analisis Laporan Keuangan Sofyan Syafri Harahap (2008: ) menjelaskan bahwa tujuan dari analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implisit). 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu lapoaran keuangan, baik berkaitan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yand diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi, peningkatan (rating). 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga yang antara lain: a) Menilai prestasi perusahaan b) Memproyeksi keuangan perusahaan c) Menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu, misalnya: posisi keuangan (Asset, Neraca dan Modal), hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya), likuiditas, solvabilitas, aktivitas, rentabilitas atau profitabilitas, dan indikator pasar modal. d) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu. e) Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.

13 7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lam pada periode scbelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, basil usaha, struklur keuangan dan sebagainya. 10. Dapat juga memprediksi potensi apa yang mungkin akan dialami perusahaan di masa yang akan datang Keterbatasan-keterbatasan Laporan Keuangan Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan (Muhammad: 2004), antara lain: 1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau. 2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja. 3. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 4. Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau transaksi sesuai substansinya dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya (formalitas). 5. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

14 6. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran. 7. Hanya melaporkan informasi yang material. 8. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank. 9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan. 2.5 Analisis Rasio Keuangan Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuah perusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan (Yunanto, 2008). Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efsiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu: 1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. 2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis.

15 Analisis rasio adalah future oriented, maka dari itu penganalisa harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode waktu sekarang dengan faktor-faktor di masa depan yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan (Munawir, 1995:64). Dengan demikian, manfaat suatu angka rasio tergantung kepada kecerdasan penganalisa dalam menginterpretasikan data. Dalam membandingkan rasio, penganalisa selain berpegang terhadap standar rasio juga harus memperhatikan tren atas persentase historis dan rasio dari perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisis. Perbandingan angka rasio periode sekarang dengan angka rasio periode lalu akan menunjukkan perubahan-perubahan angka rasio yang dimiliki perusahaan dan selanjutnya akan diketahui tendensi kondisi keuangan perusahaan tersebut. Angka-angka rasio yang diolah berdasarkan data keuangan, akan memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, dan manajemen risiko (Rivai dan Arifin, 2010:846). Bagi investor dapat memprediksi tingkat keuntungan yang diharapkan untuk masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan. Bagi karyawan untuk memastikan apakah perusahaan yang akan dimasuki memiliki prospek keuangan yang bagus. Bagi pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang akan dibayar. Bagi manajemen untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Hasil analisis terhadap angka-angka rasio akan membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang. Terdapat 5 Aspek keuangan yang penting untuk dianalisis, yakni (1) likuiditas, (2) aktivitas, (3) solvabilitas, (4) profitabilitas, dan (5) nilai pasar (Mardiyanto, 2009:54). Berikut ini akan Penulis paparkan kelima aspek tersebut.

16 1. Likuiditas Angka pada rasio-rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun yang bersangkutan (Mardiyanto, 2009:54). Menurut Rivai dan Arifin (2010:548), Bank yang mampu mengelola likuiditasnya secara baik dapat diketahui melalui beberapa hal, antara lain: a. Kemampuan dalam memprediksi kebutuhan dana di waktu yang akan datang. b. kemampuan untuk memenuhi permintaan akan cash dengan menukarkan harta lancarnya. c. kemampuan memperoleh cash secara mudah dengan biaya yang sedikit. d. kemampuan pendataan pergerakan cash in dan cash out dana. e. kemampuan untuk memenuhi kewajibannya tanpa harus mencairkan aktiva tetap apapun ke dalam cash. Dalam pengelolaan likuiditas, akan terjadi benturan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan. Karena makin tinggi tingkat likuiditas, makin tinggi pula jumlah kas yang tidak terpakai yang pada akhirnya justru akan menurunkan tingkat profitabilitas (Mardiyanto, 2009:55). 2. Aktivitas Angka rasio aktivitas menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan dalam menghasilkan pendapatan (Mardiyanto, 2009:54). 3. Solvabilitas Solvabilitas diukur atas 2 hal, (1) proporsi utang perusahaan yang digunakan untuk membiayai investasi, (2) kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjangnya (Mardiyanto, 2009:54). Pembahasan

17 solvabilitas pada bank, tidak terlepas dari fungsi Bank Capital dan pengukuran kebutuhan modal. Adapun fungsi Bank Capital menurut Muljono (1999:110) antara lain: a. Sebagai ukuran kemampuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. b. Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas-batas tertentu. c. Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. d. Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank untuk bekerja dengan efisiensi tinggi. Muljono (1999: ) menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen bank sekait dengan permodalan, adalah sebagai berikut: 1) Rencana kerja bank yang akan datang, baik dalam rencana tahunan maupun untuk rencana lima tahunan. 2) Perhitungan ketentuan modal yang memenuhi syarat otoritas moneter, maupun yang memenuhi ketentuan bisnis dari bank. 3) Kemampuan bank secara intern menciptakan modal dari kegiatan usahanya, serta kebijakan pembagian dividen yang ada pada masingmasing bank. 4) Sumber-sumber serta mekanisme penciptaan modal dari pasar modal yang ada pada masyarakat dimana bank tersebut beroperasi. 4. Profitabilitas Menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, selain itu juga menunjukkan tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional usahanya (Rivai, dikutip oleh Imam 2009).

18 5. Nilai Pasar Menunjukkan kinerja saham perusahaan di pasar modal. 2.6 Analisis CAMELS Dalam penilaian tingkat kesehatan bank syariah, Bank Indonesia menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode CAMELS yang diatur melalui PBI No.9/1/PBI/2007. Metode ini menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan bank, sedangkan perhitungan masing-masing faktor menggunakan pendekatan kuantitatif (Rivai dan Arifin, 2010:847). Adapun ketentuan pelaksanaan sistem penilaian terhadap tingkat kesehatan diatur melalui Surat Edaran No.9/24/DPbS. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen-komponen analisis kinerja bank syariah menurut PBI No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Aspek Permodalan (Capital) Pengukuran terhadap faktor ini dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal Bank dalam mengamankan eksposur risiko yang akan muncul. Penilaian kuantitatif terhadap faktor permodalan yaitu dengan melakukan penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut: a. Kecukupan, proyeksi (tren ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menanggulangi risiko; b. kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham. Adapun rasio-rasio yang dinilai antara lain: a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).

19 b. Kemampuan modal inti dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dalam mengamankan risiko hapus buku atas aset bermasalah. c. Kemampuan modal inti untuk menutup kerugian pada saat likuidasi. d. Pertumbuhan KPMM. e. Kemampuan internal bank untuk menambah modal. f. Intensitas fungsi keagenan bank syariah. g. Modal inti dibandingkan dengan dana mudharabah. h. Devidend Pay Out Ratio. i. Akses kepada sumber permodalan. j. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank Aspek Kualitas Aset Produktif (Assets Quality) Tujuan pengukuran terhadap faktor ini adalah untuk menilai kondisi aset bank termasuk antisipasi risiko atas gagal bayar dari pembiayaan yang akan muncul. Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut: a. kualitas aktiva produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif bermasalah, konsentrasi eksposur risiko, dan eksposur risiko nasabah inti. b. kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal,sistem dokumentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. Adapun rasio-rasio yang dinilai antara lain: a. Kualitas aktiva produktif bank. Semakin tinggi rasionya menunjukkan semakin baik kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank syariah (Rivai dan Arifin, 2010:857). b. Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti. c. Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti.

20 d. Kemampuan bank dalam mengembalikan aset yang telah dihapusbuku. Semakin tinggi kemampuan bank untuk mengembalikan aset yang dihapusbuku, semakin baik (Rivai dan Arifin, 2010:857) e. Besarnya pembiayaan non performing. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank semakin buruk (Rivai dan Arifin, 2010:857). f. Tingkat kecukupan agunan. Semakin tinggi angka rasionya, maka semakin baik. g. Proyeksi kualitas aset produktif. h. Perkembangan aktiva produktif bermasalah yang direstrukturisasi. Semakin besar angka rasionya mengindikasikan rendahnya kualitas pengambilan keputusan dalam penyaluran pembiayaan Aspek Kualitas Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan manajerial pengurus bank dalam menjalankan usahanya, dan penerapan kecukupan manajemen risiko serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Penilaian kualitatif faktor manajemen dilakukan dengan penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut: a. kualitas manajemen umum, penerapan manajemen risiko terutama pemahaman manajemen atas risiko Bank atau UUS; b. kepatuhan Bank atau UUS terhadap ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia maupun pihak lain, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk edukasi pada masyarakat, pelaksanaan fungsi sosial.

21 Adapun faktor-faktor kualitatif yang dinilai antara lain: a. Kualitas manajemen umum sekait dengan penerapan good corporate governance. b. Kualitas penerapan manajemen risiko. c. Kepatuhan terhadap ketentuan baik yang terkait dengan prinsip kehatihatian maupun kepatuhan terhadap prinsip syariah serta komitmen kepada Bank Indonesia Aspek Penilaian Rentabilitas (Earning) Penilaian terhadap faktor ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan rentabilitas bank untuk mendukung kegiatan operasional dan permodalan bank. Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan terhadap komponen-komponen antara lain: a. kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi; b. diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Adapun rasio-rasio yang dinilai antara lain: a. Net Operating Margin (NOM). b. Return on Assets (ROA). Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset (Rivai dan Arifin, 2010:866). Semakin kecil rasio mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal pengelolaan aktiva untuk peningkatan pendapatan dan atau menekan biaya.

22 c. Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO). Semakin kecil rasio biaya operasionalnya akan lebih baik, karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima (Rivai dan Arifin, 2010:866). d. Rasio Aktiva yang Dapat Menghasilkan Pendapatan (IGA). e. Diversifikasi Pendapatan. Semakin tinggi pendapatan berbasis fee mengindikasikan semakin berkurang ketergantungan bank terhadap pendapatan dari penyaluran dana (Rivai dan Arifin, 2010:867). f. Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO). g. Net Structural Operating Margin. h. Return on Equity (ROE). Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin besar. i. Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar uang. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan fungsi intermediasi bank syariah belum optimal. j. Pelaksanaan fungsi edukasi. k. Disparitas imbal jasa tertinggi dan terendah. l. Pelaksanaan fungsi sosial. m. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return yang diberikan bank syariah. n. Rasio bagi hasil dana investasi. o. Penyaluran dana yang di write-off dibandingkan dengan biaya operasional Aspek Likuiditas (Liquidity) Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank dalam memelihara tingkat likuiditas yang memadai termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor likuiditas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

23 a. kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, potensi maturity mismatch, dan konsentrasi sumber pendanaan; b. kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas, akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan. Adapun rasio-rasio yang dinilai antara lain: a. Besarnya Aset Jangka Pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek b. Kemampuan Aset Jangka Pendek, Kas dan Secondary Reserve dalam memenuhi kewajiban jangka pendek c. Ketergantungan kepada dana deposan inti d. Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak ketiga e. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi mistmach, f. Ketergantungan pada dana antar bank Aspek Sensitivitas Risiko Pasar (Sensitivity to Market) Penilaian sensitivitas risiko pasar bertujuan untuk mengukur kemampuan keuangan bank dalam mengantisipasi perubahan risiko pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Penilaian terhadap aspek ini meliputi komponen-komponen sebagai berikut: a. kemampuan modal Bank atau UUS menutup potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar; b. kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.

24 Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, berikut ini adalah perincian dari setiap variabel yang akan dianalisis dalam analisis rasio CAMELS yaitu: 1. Permodalan (Capital) Rasio permodalan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Untuk menghitung rasio permodalan digunakan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). 2. Kualitas Aset (Asset Quality) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasikan laba secara maksimal. Selain itu penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul. Untuk menghitung rasio kualitas aset digunakan KAP (Kualitas Aktiva Produktif). 3. Manajemen (Management) Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga harus dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi, dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas. Penilaian didasarkan pada 250 pertanyaan yang diajukan manajemen bank yang bersangkutan.

25 4. Rentabilitas (Earning) Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Operational Margin (NOM). 5. Likuiditas (Liquidity) Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Suatu bank dinyatakan likuid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Short Term Mismatch (STM). 6. Sensitivias terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk) Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dimaksudkan untuk menilai kemampuan keuangan bank dalam mengantisipasi perubahan risiko pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dilakukan dengan menilai besarnya kelebihan modal yang digunakan untuk menutup risiko bank dibandingkan dengan besarnya risiko kerugian yang timbul dari pengaruh perubahan risiko pasar. 2.7 Perbandingan Penilaian Kinerja Keuangan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Perhitungan penilaian kinerja keuangan bank konvensional dengan bank syariah pasti memiliki penilaian yang berbeda karena dari cara bank mengelola dan menyalurkan dananya pun berbeda. Bank syariah dalam menjalankan operasinya harus berdasarkan prinsip syariah yang tidak boleh adanya tingkat bunga sedangkan bank konvensional tidak menjalankan operasi kegiatannya berdasarkan prisip syariah yang salah satu cirinya adanya tingkat bunga pada bank konvensional, karena adanya

26 perbedaan itu maka Bank Indonesia mengeluarkan peraturan penilaian kinerja keuangan bank secara terpisah, perbedaan itu bisa dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Perbandingan Penilaian Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah Variabel Perhitungan setiap variabel menurut PBI NO 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian kinerja keuangan bank umum konvensional. Perhitungan setiap variabel menurut PBI NO 9/1/PBI/2007 perihal sistem penilaian kinerja keuangan bank umum berdasarkan prinsip syariah. Capital CAR = Total Modal ATMR x 100% KPMM = M tier 1 + M tier 2 + M tier 3 Penyertaan ATMR KAP = Asset Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Total Aktiva Produktif x100% KAP = 1 APYD ( DPK,KL,D,M ) Aktiva Produktif Earning ROA = BOPO = Laba sebelum pajak Total aktiva Biaya Operasional Pendapatan operasional x 100% x100% NOM = PO DBH BO Rata rata AP Liquidity LDR = Kredit x 100% STM = Dana piak ketiga Aktiva Jangka Pendek Kewajiban jangka Pendek Sensitifity to Market Risk MR = Ekses Modal Potential Loss Nilai Tukar x 100% Sumber: (Peraturan Bank Indonesia, penilaian tingkat kesehatan bank)

27 Dilihat dari penilaian masing-masing aspek berdasarkan PBI NO. 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian kinerja keuangan bank umum konvensional dan PBI NO. 9/1/PBI/2007 perihal sistem penilaian kinerja keuangan bank umum berdasarkan prinsip syariah maka secara garis besar memiliki perhitungan yang berbeda dari masing-masing aspek mesikpun variabel yang ditelitinya sama tetapi memiliki perhitungan yang berbeda. Dilihat dari masing-masing perhitungan aspek memiliki perhitungan yang berbeda dari setiap aspeknya dan pada penilaian kinerja keuangan bank umum konvensional ada satu aspek yang tidak dihitung yaitu aspek sensitifity to market risk. 2.8 Penelitian Terkait Sebelumnya telah ada beberapa penelitian yang menggunakan teori kinerja keuangan sebagai alat analisisnya. Teori kinerja keuangan memiliki banyak variasi indeks untuk mengukur kinerja bank, salah satunya adalah rasio keuangan. Berikut ini akan disajikan ringkasan penelitian terdahulu sekait dengan kinerja bank yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain: 1. Agunan P. Samosir melakukan penelitian tentang kinerja Bank Mandiri setelah merger (tahun ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Bank Mandiri sebelum dan sesudah merger melalui kinerja keuangan serta menganalisis efisiensi Bank Mandiri dibandingkan dengan bank BUMN lainnya. Indicator yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan antara lain: Return on Asssets (ROA), Return on Equiy (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to Total Assets Ratio (DTAR). Hasil penelitian ini menunjukan kinerja Bank Mandiri setelah merger tidak berdampak positif atau dapat dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangan yang telah dikemukakan sebelumnya. Disamping itu, 70% pendapatan Bank Mandiri berasal dari pendapatan bunga obligasi pemerintah,

28 justru pendapatan bunga dari pemberian kredit hanya sebesar 18% untuk tahun Dengan demikian, kinerja bank selama tiga tahun ini tidak lebih baik dibandingkan sebelum merger. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi keempat apabila dilihat efisiensi relatif diantara bank-bank pemerintah. 2. Dion Mahatma Shiva. Judul penelitiannya adalah Analisis Kinerja Keuangan pada PT Bank Syariah Mandiri Periode (dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007). Tujuannya yaitu untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Bank Syariah Mandiri pada periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dan untuk mengetahui prospek perkembangan usaha Bank di masa mendatang. Objek yang diteliti adalah PT. Bank Mandiri Syariah. Teknik analisis data menggunakan pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007. Hasil penelitiannya yaitu kinerja keuangan BSM secara keseluruhan meraih peringkat 2 yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan BSM tergolong baik dalam mendukung perkembangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekonomian dan industri keuangan. 3. Sulistri. Judul penelitian adalah Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Tahun Hasil penelitian menunjukan bahwa perbankan syariah mempunyai nilai yang baik jika ditinjau dari rasio likuiditas dan rentabilitas. Sedangkan jika dilihat dari rasio Camel, kinerja keuangan perbankan syariah masih menunjukan kondisi yang tidak sehat.

29 2.9 Kerangka Pemikiran Untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematis, maka Penulis menyajikan kerangka berpikir penelitian yang menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang dilakukan. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Penelitian PT Bank Mega Syariah Laporan Keuangan Publikasi Periode Rasio Keuangan Metode CAMELS Dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007 Capital Ratio Assets Quality Ratio Earnings Ratio Liquidity Ratio Sensitivity to Market Ratio Prospek Perkembangan Usaha Bank Mega Syariah Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Sumber: (data diolah kembali)

30 Melalui kerangka pemikiran diatas terlihat bahwa kinerja keuangan bank dihitung, dinilai serta dianalisis. Data yang digunakan untuk menghitung aspek-aspek tersebut dari laporan keuangan yang nantinya di klasifikasikan sesuai dengan perhitungan dari masing-masing aspek kemudian dianalisis dengan menggunakan rasio utama dan beberapa rasio penunjang. Pada aspek permodalan bisa dihitung dengan menghitung Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), aspek asset menghitung Kualitas Aktiva Produktif (KAP), aspek rentabilitas dengan menghitung Net Operational Margin (NOM), aspek likiuditas dengan menghitung Short Term Miscmatch (STM) dan yang terakhir aspek sensitivity to market dengan menghitung transaksi nilai tukar setelah diketahui hasilnya dari setiap aspek maka dianalsisi sesuai dengan kriteria peringkat. Dalam penelitian ini penulis tidak menganalisis aspek Management karena kesulitan untuk mengakses data manajemen. Setelah itu kita bisa menganalisis dari keseluruhan aspek tersebut sehingga bisa mengetahui bagaimana kinerja keuangan Bank Mega Syariah periode Dari hasil analisis tersebut dapat menilai proyeksi perkembangan usaha Bank Mega Syariah pada tahun mendatang yang diasumsikan dari nilai pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya.

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Hermawan Darmawi (2011) Kesehatan Bank merupakan kepentingan semua

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Laporan Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Perbandingan LK Perbankan BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) 1. Neraca 1. Neraca

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki 2. Memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Muniya Alteza Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan Bank Syariah Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu. Kinerja

Lebih terperinci

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

Lebih terperinci

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha PENDAHULUAN Bab 9 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dilakukan terhadap 6 faktor, yaitu 1. CAPITAL ( Permodalan ), 2. ASSET QUALITY ( Kualitas

Lebih terperinci

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) A. Capital (Permodalan) Penilaian pertama adalah aspek permodalan, dimana aspek ini menilai permodalan ang dimiliki bank yang didasarkan pada: 1. Kewajiban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut : 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Perbankan di Indonesia Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan CAMELS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan CAMELS BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan CAMELS Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan, baik itu perbankan syariah atau konvensional. Kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN PERINGKAT

MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN PERINGKAT Lampiran 2a: Permodalan (Capital) MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN FAKTOR PERINGKAT 1 2 3 4 5 Permodalan (Capital) Tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK KESEHATAN DAN RAHASIA BANK Kesehatan Bank Yaitu kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Perbankan a. Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa : Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang sebelumnya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesehatan suatu bank berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals (GARP) dan Badan Sertifikasi Manajemen resiko (BSMR; 2005:A3) adalah suatu lembaga yang telah memeperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Pengertian bank menurut PSAK No. 31 adalah: Suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teoritik 1. Laporan Keuangan Bank Syariah Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya, adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS Farhani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok ABSTRAK Sektor perbankan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum. No.6/44/DPNP Jakarta, 22 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga keuanga yang berfungsi sebagai penyalur dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang kekurangan dana atau membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

dan laporan keuangan. Pemberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk

dan laporan keuangan. Pemberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk 2 dan laporan keuangan. Pemberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Selanjutnya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti.

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti. LAMPIRAN 58 Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti 898.031 Modal Pelengkap 420.486 Modal Pelengkap Tambahan 0 2009 Penyertaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank umum syariah dan juga unit-unit usaha syariah. Tumbuhnya perbankan syariah tersebut memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Laporan keuangan perusahaan mengandung informasi yang sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil akan

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS Dessy Ratna Sari email: DesZ_CenX93@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dolar Amerika Serikat. Dari tingginya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku ialah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku ialah yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku ialah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/16/PBI/2006 mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. Peraturan ini dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan masyarakat. Bank dijadikan tempat untuk melakukan transaksi yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH II.1. KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan 01. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, arus kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Deskriptif Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing variabel yang diteliti. Hal ini

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank

Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank KESEHATAN BANK PENGERTIAN KESEHATAN BANK : Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masayarakat. Kata bank itu sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010-2012 DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06 Latar Belakang Menurut UU RI No 10 1998 tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting di dalam sektor perekonomian. Di Indonesia bank merupakan sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini ada 4 penelitian yaitu: 1. Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007). Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Permodalan (Capital) Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negative kondisi a. Pada

Lebih terperinci