BAB 2 TUJUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal
|
|
- Agus Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 BAB 2 TUJUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Struktur Modal Menurut Martono dan Harjito (2005:240) struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Sjahrial (2007:213) menyatakan bahwa struktur modal merupakan perimbangan antara pengguna modal pinjaman meliputi liabilitas jangka panjang yang bersifat permanen, liabilitas jangka panjang, dan modal sendiri. Sedangkan menurut Riyanto (2008:22) menyatakan bahwa struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Berdasarkan pendapat diatas struktur modal adalah perimbangan antara modal sendiri dan modal asing sehingga menjadi masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan, karena secara langsung berakibat terhadap keungan perusahaan. Struktur modal juga merupakan bidang komplek. Untuk mencapai tujuan perusahaan 6
2 7 memaksimalkan kekayaan pemilik, manjer keuangan harus dapat menilai struktur modal perusahaan dan memahami hubungannya dengan risiko, pengambilan dan nilai. Keputusan keuangan yang efektif dapat merendahkan biaya modal dengan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi dan meningkatkan nilai perusahaan Komponen-komponen Strukktur Modal Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen yaitu: 1. Modal asing atau modal jangka panjang Modal asing atau modal jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya pada umumnya lebih dari lima tahun. Hutang jangka panjang pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi). Jenis-jenis hutang jangka panjang adalah sebagi berikut: a. Obligasi atau bonds adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak jangka panjang antara pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Dimana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman, pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi. Obligasi berdasarkan jenisnya yaitu : 1) Obligasi Bunga Tetap Obligasi yang menawarkan bunga tetap selama jangka waktu obligasi tersebut (di Indonesia biasanya berjangka waktu lima tahun). Bunga yang dibayarkan mungkin dilakukan setahun sekali, tetapi bias juga dilakukan enam bulan sekali.
3 8 2) Obligasi Bunga Mengambang Obligasi yang pembayaran bunganya tidak tetap dan disesuaikan dengan tingkat bunga pasar berskala rendah. Penentu tingkat obligasi misal didasarkan pada tingkat bunga rata-rata deposito berjangka ditambah sejumlah presentase tertentu di atas rata-rata tingkat bunga deposito tersebut. 3) Obligasi Tanpa Bunga Obligasi jenis ini dijual dengan harga yang lebih rendah dari pada nilai nominal obligasinya (discounted basic) pada saat jatuh tempo, obligasi tersebut dilunasi sesuai dengan nilai nominalnya. 4) Obligasi Konversi Sekilas tidak ada perbedaan antara obligasi konversi dengan obligasi biasa hanya saja obligais konversi memiliki keunikan yaitu dapat ditukarkan dengan saham biasa. Pada Obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. b. Pinjaman Hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang aktivanya tidak bergerak dimana kreditur diberi hak hipotik terhadap aktiva tersebut artinya apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya maka batas jaminan tersebut dapat untuk menutupi hutangnya. 2. Modal Sendiri Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Pada
4 9 dasarnya modal yang berasal dari pemilik, bisa berasal dari dalam perusahaan berupa keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Ada 2 sumber modal sendiri, yaitu: a. Modal Saham 1) Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, yang pemegangnya memiliki klaim residual atas laba dan kekayaan perusahaan. 2) Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang mempunyai keistimewaan tertentu disbanding saham biasa. b. Laba Ditahan Laba ditahan adalah bagian laba yang ditanam kembali dalam perusahaan. Laba yang diperoleh tidak semuanya dibagikan kepada para pemilik (pemegang saham) sebagai dividen, tetapi sebagi anakan ditahan dan ditanamkan kembali dalam perusahaan untuk membiayai keperluan perusahaan Tujuan Manajemen Struktur Modal Penentu struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan
5 10 perusahaan.tujuan pokok manajemen struktur modal adalah mencapai suatu bauran atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen sehingga mampu memaksimalkan harga saham perusahaan (Warsono, 2003:238). Perusahaan harus mencari beberapa alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya rata-rata, sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan. Riyanto (2008:293) menyatakan bahwa dalam mencari struktur modal yang optimal, berdasar pada aturan struktur modal finansial konservatif. Dalam aturan struktur finansial konservatif vertikal, menghendaki agar perusahaan dalam keadaan bagaimanapun jangan mempunyai jumlah liabilitas yang lebih besar dari pada jumlah modal sendiri, sehingga modal yang dijamin (liabilitas) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminan (modal sendiri) Struktur Modal yang Optimal Struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah kompisisi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang merupakan sumber pembelanjaan aktiva-aktiva jangka panjang perusahaan. Dalam kondisi tertentu perusahaan-perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan menggunakan sumber dana dari dalam perusahaan, tetapi mungkin saja
6 11 kebutuhan dananya diperoleh dari luar perusahaan apabila dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi. Untuk mendapatkan struktur modal optimal, perusahaan harus mengetahui besarnya biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan atas penggunaan modal tersebut, karena struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya modalnya. Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan anatara resiko dan tingkat pengembalian, antara lain: 1. Menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham. 2. Mengggunakan lebih banyak hutang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan Teori-Teori Struktur Modal Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keungan lainnya. Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik, tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal
7 12 yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal yang baik (Husnan dan Enny, 2004:265). 1. Teori Struktur Modal Tradisional a. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Incomme Approach) Pendekatan ini berasumsi bahwa apabila perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko pasar. b. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) Pendekatan ini berasumsi bahwa dengan menggunakan pendekatan tradisional, bisa diperoleh struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang memberikan biaya modal keseluruhan yang terendah dan memberikan harga saham yang tertinggi. Hal ini disebabkan karena berubahnya tingkat kapitalisasi perusahaan, baik untuk modal sendiri maupun pinjaman setelah perusahaan merubah struktur modalnya melewati batas tertentu. Perubahan tingkat kapitalisasi ini disebabkan karena adanya risiko yang berubah. 2. Pecking Order Theory Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan yang paling menguntungkan biasanya meminjam lebih sedikit, ini bukan karena mereka memiliki rasio utang sasaran rendah tetapi karena mereka tidak memerlukan
8 13 uang dari luar. Hanya sedikit perusahaan menguntungkan yang menerbitkan utang karena mereka tidak memiliki dana internal yang cukup untuk program investasi modal mereka dan karena utang berada pada urutan pertama dalam urutan pilihan untuk pendanaan eksternal. Secara ringkas pecking order theory menyatakan sebagai berikut: a. Perusahaan menyukai pendanaan internal, karena dana ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan harga saham. b. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan utang tidak perlu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas. c. Pajak dan masalah keuangan tidak terlalu penting dibandingkan preferensi manajer atas dana internal melebihi dana eksternal dan atas pendanaan utang melebihi penerbitan saham biasa baru. 3. Trade-off Theory Teori ini menjelaskan sebuah perusahaan yang struktur modalnya tanpa menggunakan hutang dan dengan keseluruhan menggunakan hutang adalah perusahaan yang yang dalam kondisi buruk. Perusahaan tanpa menggunakan hutang dalam modalnya akan membayar pajak yang lebih besar dari pada perusahaan yang menggunakan hutang. Hal tersebut akan
9 14 mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dengan menggunakan hutang akan lebih besar dibanding perusahaan tanpa menyertakan hutang dalam modalnya. Perusahaan dengan modal keseluruhan hutang dikatakan buruk karena dalam setiap hutang terdapat bunga hutang yang dibayarnya. Dengan hutang keseluruhan dalam modal perusahaan, setiap keuntungan perusahaan akan menggunkan labanya untuk membayar bunga. Teori trade-off dalam dalam menentukan struktur modal yang optimal mempuyai beberapa faktor antara lain pajak dan biaya kesulitan kuangan, tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar sebagai imbalan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak mecapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keungan. Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematn pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentu struktur modal. 4. Agency Theory Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan Willim H. Meckling pada tahun1 1976, Horne dan Wachowicz (2007:482) menyatakan bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen.
10 15 Untuk dapat melakukan fungsi dengan baik, manajemen harus diberi insentif dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan lapora keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Menurut Horne dan Wachowicz (2007:482), biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham. Salah satu pendapat dalam teori agensi, siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan pasti merupakan tanggungan pemegang saham. Biaya pengawasan berfungsi sebagai diisentif dalam penerbitan obligasi, terutama dalam jumlah yang besar. Jumlah pengawasan yang diminta oleh pemegang obligasi akan meningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah obligasi yang beredar. Hanafi (2008:316) menyatakan bahwa dalam pendekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kepentingan. Sebagai contoh, pemegang saham dengan pemegang liabilitas akan mempunyai konflik kepentingan. Jika liablitas meningkat, konflik antar keduanya akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang liabilitas akan semakin meningkat pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk kenaikan tingkat bunga. Struktur
11 16 modal dengan demikian merupakan kompromi antara kepentingan pemegang saham dengan pemegang liabilitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Brigham dan Houston (2006:42) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap struktur modal perusahaan yaitu: 1. Profitabilitas Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan liabilitas yang relatif sedikit. 2. Stabilitas Penjualan Sebuah perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat dengan aman mengambil lebih banyak liabilitas dan menganggung beban tetap yang lebih tinggi dari pada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil. 3. Struktur Aset Perusahaan yang asetnya cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih bnyak menggunakan liabilitas. 4. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan yang tumbuh dengan cepat lebih banyak mengandalkan diri pada modal eksternal. 5. Leverage Operasi Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki rasio bisnis lebih kecil.
12 17 6. Pajak Semakin tinggi pajak sebuah perusahaan, semakin besar manfaat yang diperoleh dari liabilitas. 7. Pengendalian Dampak liabilitas dan saham pada posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Jika manajemen tidak merasa aman, mereka akan mempertimbangkan situasi pengendalian. 8. Kondisi Pasar Kondisi dari pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat memberikan arti yang dalam struktur modal sebuah perusahaan yang optimal. 9. Sikap Manajemen Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif dari pada yang lainnya, dan akibatnya menggunakan lebih sedikit liabilitas dari pada rata-rata perusahaan didalam industri mereka, sedangkan manajemen agresif menggunakan lebih banyak liabilitas di dalam pencarian mereka akan laba yang lebih tinggi. 10. Sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat Tanpa melihat analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka sendiri, perilaku pemberi pinjaman dan agen pemeringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan.
13 Kondisi internal perusahaan Kondisi internal sebuah perusahaan juga dapat memiliki pengaruh pada sasaran struktur modal. 12. Fleksibilitas keuangan Sebuah perusahaan harus menjaga fleksibilitas keuangan, dalam hal ini menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang memadai. Sedangkan menurut Riyanto (2008:296), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu: 1. Tingkat bunga Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berlaku pada waktu itu. Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. 2. Stabilitas dari earnings Suatu perusahaan yang mempunyai earnings yang stabil selalu dapat memenuhi liabilitas financial sebagai akibat dari penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai earnings yang tidak stabil dan unpredictable akan menanggung risiko tidak dapat membayar beban bunga pada tahun atau keadaan yang buruk. 3. Susunan dari asset Kebayakan perusahaan sebagian besar dari modal tertanam dalam asset tetap, akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal
14 19 yang permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing bersifat sebagai pelengkap. Sementara itu, perusahaan yang sebagian besar dari asetnya adalah asset lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan liabilitas jangka pendek. 4. Kadar resiko dari asset Tingkat atau kadar risiko dari setiap aset di dalam perusahaan adalah tidak sama. Makin panjang waktu penggunaan suatu aset makin besar tingkat risiko. Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan yang tiada henti, dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak digunakan suatu aset, meskipun dalam artian teknis masih dapat digunakan. 5. Besarnya jumlah modal yang digunakan Apabila jumlah modal dibutuhkan sangat besar, maka disarankan perlu bagi perusahaan tersebut untuk mengeluarkan beberapa golongan sekuritas secara bersama-sama, sedangkan bagi perusahaan yang membutuhkan modal yang tidak begitu besar cukup hanya mengeluarkan satu golongan sekuritsa saja. 6. Keadaan pasar modal Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan karena ada gelombang konjungtur. Pada umumnya apabila gelombang meninggi (up saving) para investor lebih tertarik untuk menanamkan modal dalam saham. Oleh karena itu, dalam rangka mengeluarkan atau menjual
15 20 sekuritas, perusahaan harus menyesuaikan dengan keadaan pasar modal tersebut. 7. Sifat manajemen Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh langsung di dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan lama. 8. Besarnya suatu perusahaan Perusahaan yang lebih besar yang sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk membiayai pertumbuhan pejualan dibanding perusahaan yang lebih kecil. Selain teori diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, masih banyak lagi yang mengemukakan pendapat tentang hal tersebut. Dari beberapa faktor yang dipilih oleh para peneliti, pada umumnya mempunyai kesamaan dengan latar belakang alasan yang hampir sama. Oleh karena faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal cukup banyak dan tidak mudah untuk mengukurnya, serta data yang diperlukan juga tidak mudah diperoleh, maka dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal, yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur aktiva.
16 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 2001:130). Riyanto (2008) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut selama periode tertentu. Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian tinggi atas investasi akan menggunakan modal hutang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Perusahaan yang mempunyai profit tinggi, akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah, dan sebaliknya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan dari perusahaan menghasilkan laba. Salah satunya adalah return on asset (ROA). ROA adalah tingkat pengembalian atas aset-aset dalam menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset dalam menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total asset (Keown, 2010:80).
17 Ukuran Perusahaan Brigham dan Houston (2006:117) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan dukungan sumber daya organisasi (modal) yang semakin besar. Demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tinggi pertumbuhan penjualan rendah kebutuhan terhadap sumber daya organisasi (modal) juga semakin kecil. Ukuran perusahaan menunjukan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung resiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan kegiatan operasionalnnya. Perusahaan besar dan lebih meiliki diversifikasi usaha memiliki resiko operasional kecil dibanding perusahaan kecil mono-produk, sehingga size dikaitkan secara negatif dengan peluang failit. Dari sudut pandang asimetrik informasi, pada perusahaan besar, masalah asimetrik informasi antara manajemen dan investor lebih kecil, sehingga perusahaan besar lebih mudah melakukan emisi surat berharga yang cukup peka terhadap masalah asimetrik informasi, seperti saham. Berdasarkan pemikiran ini perusahaan besar kurang berhutang dibanding perusahaan kecil (Nofal, 2007:102).
18 23 Perusahaan besar dapat menggunkaan dua alternatif sebagai sumber pendanaan yaitu dengan menggunakan hutang dan menerbitkan saham baru. Dengan demikian ukuran perusahaan bisa berkorelasi positif maupun negatif dengan struktur modal perusahaan Struktur Aktiva Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masingmasing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap (Syamsudin, 2007:9), sedangkan menurut Riyanto (2008) menyatakan bahwa struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan atau perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Jadi, struktur aktiva merupakan susunan dari penyajain aktiva dalam rasio tertentu dari laporan keuangan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar (current asset) adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam siklus operasi, tergantung mana yang paling lama (Kieso, 2002:220). Aktiva tetap adalah aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud karena ada secara fisik dapat dilihat. Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal. Aktiva yang dimiliki perusahaan dapat digunakan sebagai jaminan apabila perusahaan ingin melakukan pinjaman. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan
19 24 hutang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan (Brigham dan Houston, 2006). Pada umumnya dibandingkan dengan aktiva tak berwujud dan aktiva berwujud mengandung lebih sedikit informasi asimetri, yakni informasi yang tidak seimbang antara perusahaan dengan pihak-pihak luar perusahaan, selain itu lebih mudah bagi pemberi pinjaman untuk untuk menentukan nilai aktiva berwujud dibandingkan aktiva tak berwujud. Dengan demikian perusahaan yang memiliki lebih banyak aktiva berwujud lebih mungkin untuk memperoleh lebih banyak pinjaman. 2.2 Penelitian Terdahulu Rupianti (2013) meneliti tentang ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang go publik di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan terdapat hubungan antara variabel dependen struktur modal dengan variabel independen ukuran perusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas. Secara parsial risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
20 25 Setiawan (2011) meneliti tentang pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas dan risiko bisnis terhadap struktur modal industri makanan dan minuman yang go publik Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian secara simultan struktur aktiva, ukuran perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan, namun hanya struktur aktiva dan risiko bisnis yang berpengaruh signifikan. Sedangkan profitabilitas berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Nugrahani (2012) meneliti tentang analisis pengaruh profiitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan manajerial ownership terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil analisis data atau hasil regresi menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan kepemilikan majerial berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Sedangakan secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal adalah likuiditas dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel profitabilitas, kepemilikan majerial dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 2.3 Rerangka Pemikiran Penelitian ini dilandasi oleh pemikiran bahwa setiap investor akan memilih perusahaan yang mampu menghasilkan tingkat pengembalian modal yang tinggi serta dapat terus menerus mempertahankan dan
21 26 meningkatkan tingkat pertumbuhan. Salah satu keputusan yang dihadapi oleh manajer (keuntungan) di dalam kaitan dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan (modal sendiri) maupun luar perusahaan (modal asing). Semakin besar pemenuhan pendanaan yang berasal dari internal perusahaan maka akan semakin mengurangi ketergantungan perusahaan dari pihak luar. Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usaha. Untuk itu, dalam penempatan struktur modal perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan utang yang relatif lebih sedikit. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan suatu perusahaan melakukan sebagian besar pendanaan secara internal daripada pendanaan dengan utang (Houston dan Brigham, 2006:43). Jadi, dapat dikatakan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan memainkan peranan yang sangat penting dalam keputusan struktur modal. Investasi lebih suka berinvestasi dalam perusahaan-perusahaan besar dan mereka bahwa mereka memiliki risiko kebangkrutan yang kecil, karena para investor yakin bahwa perusahaan
22 27 besar kemampuan untuk meminimalkan risiko pada stock invesment mereka. Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki banyak utang dan sebaliknya perusahaan yang berukuran kecil cenderung memiliki utang yang kecil. Selain itu perusahaan yang lebih besar lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aktiva untuk tujuan umum yang dapat digunakan oleh banyak bisnis dapat menjadi jaminan yang baik, dan sebaliknya pada aktiva untuk tujuan khusus (Houston dan Brigham, 2006:42). Berdasarkan uraian di atas maka model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
23 28 Pasar Modal Perusahaan Laporan Keuangan Keputusan Pendanaan Faktor-faktor Yang Menentukan Keputusan Pendanaan Profitabilitas (PR) Ukuran Perusahaan (UP) Struktur Aktiva (SA) Profitabilitas yang tinggi cenderung tidak menggunakan liabilitas untuk kebutuhan dananya melainkan dari dana internal perusahaan Ukuran perusahaan yang besar pasti membutuhkan dana yang besar pula dan sebaliknya jika ukuran perusahaan kecil maka kebutuhan modal akan semakin kecil Semakin tinggi struktur aktiva penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi, dan sebalinya jika semakin rendah struktur aktiva penggunaan modal sendiri akan semakin rendah Struktur Modal Gambar 1 RerangkaPemikiran
24 Hipotesis Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Hal tersebut disebabkan perusahaan dengan keuntungan yang besar memiliki sejumlah dana dan laba ditahan yang besar pula. Perusahaan tersebut cenderung menggunakan laba ditahan yang besar dibanding menambah hutang untuk mengurangi tingkat resiko. Perusahaan dengan tingkat pengembalian atau profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan dana sendiri atau laba ditahan yang diperoleh dari operasionalnya untuk melanjutkan operasional perusahaan tersebut. Karena pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan, cenderung memiliki tingkat hutang yang rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diajukan hipotesis menggunakan pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan sebagai berikut: H1: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Menurut Mas ud (2008), semakin besar ukuran perusahaan yang diindikator oleh total asset, maka perusahaan akan menggunakan hutang dalam jumlah yang besar pula. Semakin besar ukuran perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang semakin tinggi pula. Perusahaan yang ukurannya relatif besar pun akan cenderung menggunakan dana eksternal yang semakin besar. Hal ini
25 30 disebabkan kebutuhan dana juga semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Selain pendanaan internal, alternatif selanjutnya adalah pendanaan eksternal. Hal ini sejalan dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa, jika penggunaan dana internal tidak mencukupi, maka digunakan alternatif kedua menggunakan utang. Ketika ukuran perusahaan diproksikan dengan total asset yang dimiliki semakin besar, perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan jaminan, dengan asumsi pemberi pinjaman percaya bahwa perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang cukup. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diajukan hipotesis menggukan pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan sebagai berikut: H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masingmasing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap (Syamsudin, 2007:9). Titman dan Wessels (1998) menyatakan bahawa struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aktiva yang dapat dijadikan jaminan. Secara umum, perusahaan yang memiliki jaminan terhadap utang akan lebih mudah mendapatkan utang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap utang. Pada umumnya, perusahaan yang memiliki proporsi struktur aktiva yang lebih besar kemungkinan juga akan lebih mapan dalam industri, memiliki risiko yang lebih kecil, dan akan menghasilkan tingkat leverage
26 31 yang besar. Dengan kata lain, dengan struktur aktiva yang besar berarti perusahaan memiliki rasio hutang yang besar. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diajukan hipotesis menggunakan pengaruh struktur ativa terhadap struktur modal perusahaan sebagai berikut: H3: Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan menurut Martono (2007:4) yaitu : Manajemen Keuangan(Financial Management), atau dalam literatur lain disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antar hutang dan ekuitas (Theresia,2007).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal menurut Riyanto (2008:22) adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
21 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Husnan (2000:275) mendefinisikan struktur modal sebagai perbandingan antara sumber jangka panjang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
10 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan aktivitasnya. Modal merupakan faktor yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Ketika sebuah perusahaan berkembang, perusahaan tentunya akan membutuhkan modal dan modal tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi keuangan. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu unsur yang perlu diperhatikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Modal dan Struktur Modal a. Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Harjito dan Martono (2013:256) struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumber-sumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori a. Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan campuran sumber sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan (Keown 2010), sedangkan menurut Riyanto
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin berkembang, menyebabkan perusahaan mulai berlomba-lomba untuk memperluas dan bersaing dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan yang ketat antar
Lebih terperincipendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan selalu membutuhkan modal baik pembukaan bisnis maupun dalam pengembangan bisnisnya. Masalah pendanaan tidak akan lepas dari sebuah perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Wachowicz dan Van Horne (2013:176) struktur modal merupakan suatu bauran (proporsi) pembiayaan jangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan aktivitas pendanaan merupakan bagian paling penting untuk kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting dengan banyak pihak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seseorang mendirikan perusahaan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia membuat iklim investasi di Asia tumbuh dengan cepat. Hal ini tentu menuntut kemampuan bersaing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis a. Struktur Modal Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Struktur Modal 1. Definisi Struktur Modal Menurut Bambang (2008:22), Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang dengan modal sendiri.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kebijakan Hutang Pada dasarnya kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori mengenai struktur modal yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian. Serta argumen yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Guna memudahkan pemahaman atas bahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan tinjauan teoretis. Hal tersebut perlu untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk dapat berkembang di masing-masing usaha yang mereka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal menurut Riyanto (2011:22) merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Struktur Modal Berbagai macam teori mengenai struktur modal sudah ada sejak lama dan muncul dari berbagai sudut pandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin kuat seiring dengan kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin kuat seiring dengan kondisi perekonomian yang membaik. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan berusaha untuk dapat mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi menurut Brighman dan Houston (1999:35) adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas ekonomi di Indonesia, khususnya sektor makanan dan minuman sangat menarik untuk di cermati
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Solvabilitas 1. Pengertian Solvabilitas Solvabilitas merupakan perbandingan antara kewajiban terhadap akun lain yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penanaman pecking order theory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri saja seringkali dirasa kurang bagi banyak perusahaan. Oleh sebab itu masalah pendanaan merupakan bagian yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak Penghasilan (PPh) mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang, saham preferen dan saham biasa. Sedangkan Husnan (2000) struktur modal adalah perimbangan
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Foods and Beverages yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. Banyak tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA merupakan kerja sama antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat persaingan yang sudah semakin tinggi menuntut setiap perusahaan agar mampu menerapkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai adalah suatu organisasi yang mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi di mana keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih berada dalam keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan sumber modalnya untuk eksistensi perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini sangat pesat. Banyak perusahaan yang tumbuh dan berkembang dimasing-masing bidang usaha yang mereka jalani.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang menukung
Lebih terperinciakibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis saat ini telah menciptakan suatu kondisi persaingan yang ketat antar perusahaan. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat mengelola
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah klasik dalam urusan pengembangan setiap perusahaan adalah pendanaan. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan pada manajer. Pengelolaan asset yang telah dipercayakan kapada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kemakmuran dapat terwujud jika pengelolaan seluruh perusahaan dilakukan dengan baik. Pembiayaan merupakan elemen penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalankan usahanya, perusahaan memerlukan pendanaan. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu dari hutang. Pecking
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan
8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi global yang terus maju pada saat ini, akan dapat menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Variabel Fundamental Menurut Jogiyanto (2009), analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal merupakan pilihan pendanaan antara utang dan ekuitas. Struktur modal (yang ditargetkan) adalah bauran utang, saham preferen, dan saham
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Bab ini akan menguraikan dan membahas kajian pustaka yang relevan terhadap topik penelitian. Kajian pustaka tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri
Lebih terperinci