Nomor S /PB/2009 '67 Juli 2009 Sifat Segera Lampiran 1 (satu) berkas Hal Perubahan Formulir Surat Setoran Pajak (SSP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nomor S /PB/2009 '67 Juli 2009 Sifat Segera Lampiran 1 (satu) berkas Hal Perubahan Formulir Surat Setoran Pajak (SSP)"

Transkripsi

1 ~ \1~U~ Jl DEPARTEMEN DREKTORAT KEUANGAN JENDERAL REPUBLK PERBENDAHARAAN NDONESA, ~'':' J'~.1 v, ~, -t';..,.,;;;' -,~. 'Jakarta r; Gedung Jalan Lapangan Perbendaharaan 0710 Kalak Banleng PasTimur 1139 Lanlai Na,2-4 Telepan Faksimili : ; psw:5200 Nomor S /PB/2009 '67 Juli 2009 Sifat Segera Lampiran 1 (satu) berkas Hal Perubahan Formulir Surat Setoran Pajak (SSP) Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan. 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. di seluruh ndonesia Sehubungan dengan perubahan bentuk dan isi formulir Surat Setoran Pajak (SSP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak (terlampir), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2009 tersebut, terdapat perubahan bentuk dan isi SSP antara lain meliputi: a. Penambahan isian Nomor Objek Pajak (NaP) yang diisi dalam hal terdapat transaksi pajak yang terkait dengan tanah dan/atau bangunan; b. Perubahan istilah kode MAP/MAK menjadi Kode Akun. c. Penyesuaian Kode Jenis Setoran penerimaan pajak. 2. Formulir SSP yang baru sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor:PER 38/PJ/2009 mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 2009, namun formulir SSP yang telah dicetak dengan bentuk dan isi SSP yang lama, tetap dapat dipergunakan sampai dengan tanggal 31 Desember Terhadap perubahan formulir SSP sebagaimana tersebut diatas, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan telah menyampaikan permintaan kepada Kantor Pusat Bank/Pos Persepsi untuk menyesuaikan aplikasi Modul Penerimaan Negara (MPN), khususnya Surat Setoran Pajak (SSP) dan Bukti Penerimaan Negara (BPN) pada Bank/Pos Persepsi dan terhitung 1 Januari 2010, SSP dan BPN telah sepenuhnya menggunakan bentuk dan isi SSP yang baru. 4. Untuk itu diminta kepada Saudara agar berkoordinasi dengan Kepala Kanwil Ditjen Pajak/Kepala KPP setempat dan bank/pos persepsi mitra kerja untuk kelancaran pelaksanaan perubahan bentuk dan isi SSP tersebut. Demikian untuk dipedomani. Tembusan: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 2. Para Direktur di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

2 LEMBAR... LJ Uraian Pembayaran: :... Kode Jenis Setoran Ags Mar Sep Nov Mei Okt Apr Des Jun Jul Tahun Pajak / : Tanggal Nama Jelas : D;;5; dengon rup;oh penuh Cop don tonda embayaran Wajibtongon Pajak/Penyetor Ollsl Tahun terutangnya Pajak Bangsa ~MA AMAT... Diterima'oleh WPOP Ruang Kantor Validasi Penerlma Kantor Penerlma pembayaran Pembayaran SURAT SETORAN PAJAK Untuk Arslp Wajib Pajak LJ, OJ (SSP) --.. "'

3 LJ LJ Uraian Pembayaran :... :... Kode Jenis Setoran (SSP) Ags Mar Nov Sep Apr Me! Okt Des Jun Jul Tahun Pajak /, Tanggal : Nama Jelas : Cap Oiisi dan dengan tanda rupiah penuh Wajibtangan pajak/penyetor!\ma AMATOP WP SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR Untuk KPPN T] Oilsl Tahun terutangnyo Pajok... n Bangsa... Diterima " oleh Ruang Kantor Validasi Penerima Kantor Penerima Pembayaran Pembayaran nlah Pembayaran..- --, ', ,-~~.

4 ... U : / [] : SURAT SETORAN PAJAK Uraian lembar Pembayaran :... / Ags Mar Sep Nov Apr Me; Okt Des Jun Jul Tahun,... Pajak Tanggal Kode Jenis Nama Jelas : Diisi dengan rupiah penuh Setoran Cap dan tanda Wajibtangan Pajak/Penyetor Untuk Dilaporkan Wajib Oilsl Tahun Pajak oleh terutangnya ke KPP Pajak n Bangsa \MA AMAT... WPOP Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran Diterlma oleh Kantor Penerima Pembayaran nlah Pembayaran U (SSP)

5 m... Cap don tanda Wajibtangan SURAT SETORAN PAJAK Uraian LEMBAR Pembayaran : LJ Ags Mar :... Kode Jenls Setoran Kantor Pos & Giro Nov Sep Mei Okt Apr Des Jun Jul Tahun Pajak, / : Tanggal... Nama Jelas : Diisi dengan rupiah penuh Pajak/Penyetor Untuk Ollsl Tahun Bank terutangnya Persepsi! Pajak n Bangsa lma AMAT... WPOP k Diterlma " oleh Ruang Kantor Validasi Penerima Kantor Penerima pembayaran Pembayaran nlah Pembayaran LJ (SSP)

6 1. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21 KODE yanglain pengungkapan Final imbalanatau diterima Putusan masih sebelumpajak harus Pasal 21 pembayaran Keputusan diterbitkan Masa Banding atau Peninjauan SKPKBT STP Tahunan PPh Pembayaran termasuk atas Uang Pasal Keberatan, PPh Pasal Final Surat ketidakbenaran penghentian atas PPh Tebusan JENS Pasal21 PPh SPT Pendahuluan atas Final Pasal SETORAN 21 pembetulan Surat Pensiun penghentian atasuntuk Pasal21 penyidikan dibayar surat Putusan Pembetulan, Kembali. Pesanqon. Pasal Hari Pesangon. masih skp dan ketetapan Tua, 21 sebelum yang harus KETERANGAN Uang pembayaran Uang tercantum paiak Tebusan jumlah PPh sekaligus dalam Pasal Pensiun, yang SKPKBT Surat 21. atas masih Keputusan dan PPh Jaminan harus Final Uang rat ahunan ukan san Masa PPhSKPKBT pemeriksaan. dibayar JENS Pasal21. Paiak 100(STP) pembayaran para harus honorarium Uang Pejabat pensiunnya. Tebusan kekurangan disetor pembayaran Negara, tindak sekaligus yang Pensiun, PNS, pembayaran tercantum atas Clan anggota Uang Jaminan pajak dalam TN/POLR Pesangon. yang Hari SPT masih Tua, PPh dan lam a sebagaimana Pasal atau (2) Pesangon Undang-Undang 8Pasal ayat 21 yang PPh dimaksud 8 (3) PPh ayat tercantum Pasal (5) dalam KUP. Undanq-Undanq 21. dalam Pasal 44B Surat KUP. Tagihan

7 511 pengungkapan ketidakbenarc'm pengisian SPT PPh Pasal 21 Sanksi denda administrasi berupa denda atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidanq Deroaiakan."_ " -.-..,...-. "~~ '::1'. -, ketidakbeni:lran pengisian SPT PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP. untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda, atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal44B avat (2) Undanq-Undanq KUP. 2. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22 atas KODE Pasal penghentian Putusan pengungkapan kenaikan, atas Tergolong 22atau Pasal Keputusan yang Banding, Peninjauan Masa Pembayaran SKPKBT STP Sanksi PPh atau ṖPh atas Barang Sangat Keberatan, penyidikan Surat Pasal Final PPh administrasi JENS PPh Pasal 22 Pasal Pendahuluan atas Final Pasal SETORAN 22 Surat penghentian 22 Pasal berupa atasuntuk 22 dibayar Pembetulan, surat 22 Penjualan Penebusan Kembali. Putusan ketidakbenaran harus denda Mewah (3) 22 22skp atau sebagaimana ketetapan kekurangan disetor pembayaran yang Pasal KETERANGAN PPh Miqas. tercantum yang 8 paiak pengisian avat dimaksud pembayaran tercantum jumlah sanksi PPh pajak (5) Undang-Undang dalam SPT Pasal Final sebelum dalam administrasi yang dalam pajak Surat Masa 22. Pasal harus masih Pasal yang SPT Keputusan PPh diterbitkan 22KUP. berupa disetor 8 masih harus Pasal Masa atas ayat asal at dimaksud nana dimaksud JENS dibayar 22. yang termasuk Undanq Final Pasal44B PPh pemeriksaan. 100 dalam Pasal tercantum KUP. ayat dalam yang SPT (2) 22. (3) Undanq-Undang tercantum pembetulan dalam atau Pasal SPT dalam dalam Masa 8sebelum SKPKB ayat KUP. STP SKPKBT PPh (5) PPh dilakukan Pasal Undang- Pasal Final PPh 22

8 "--, ,...- ;:J -. r--"]'-"'_oo ----r-'- -_ r- o:j bidangperpajakan di Pemungut sebagaimana PPh Pasal 22untuk dimaksl:d pidanapembayaran dalam Pasal PPh Pasal 44B ayat 22 yang (2) dipungut Undangoleh Undang Pemungut. KUP. 3. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22 mpor bidangperpajakan KODE atas Pasal penghentian Putusan mpor pengungkapan kenaikan, rph 22 yang kekurangan PPh Keputusan atau di atas transaksi Peninjauan Banding, Masa SKPKBT STP Sanksi Pembayaran PPh atau atas tindak sebagaimana Keberatan, mpor pembayaran penyidikan pajak Pasal Surat PPh denda administrasi JENS PPh atas Pasal22 atas Pendahuluan administrasiuntuk mpor Pasal SETORAN 22Surat berupauntuk mporuntuk atasuntuk dibayar surat dimaksud pidana denda, ketidakbenaran Putusan Pembetulan, masih Kembali. pengungkapan Masa masih skpketetapan PPh kekurangan harus pembayaran yang harus KETERANGAN dalam Pasal disetor tercantum paiak ketidakbenaran pengisian 22Pasal pembayaran yang atas sanksi jumlah pajak PPhdalam penghentian 44B tercantum Pasal SPT sebelum administrasi yang ayat pajak Surat Masa 22 pengisian harus masih (2) dalam mpor. yang Keputusan diterbitkan PPh Undang- berupa disetor SPT harus SPT atas an lk sal t SKPKB 8 8ayat ayat dibayar penyidikan sebagaimana 22 yang Masa atas sebelum JENS atau Undang-Undang Pasal (3), PPh atas 100 (3) (5) tercantum 22Pasal atau transaksi Undang-Undang yang KUP. y;=mg dilakukan atas tindak 8 ayat Pasal dimaksud transaksi tercantum impor dalam KUP. impor. pidana (5) pemeriksaan. 8Undanq-Undanq termasuk SPT dalam impor. KUP. atas dalam Masa transaksi Pasal SPT STP SKPKBT PPh 44B pembetulan PPh KUP. Pasal mpor (2) Pasal PPh 22

9 termasukspt KODE imbalan Pasal Putusan Masa PPh 23 Keputusan jaminan karena Banding, Peninjauan pengembalian Masa Pembayaran SKPKBT STP atau PPh kepada Keberatan, dibayarkan rayalti Pasal Surat Final PPh JENS PPh Pasal pajak 23 yang Pendahuluan atas Pasal Final SETORAN sebelum Surat Jasa Royalti Bungauntuk Dividen 23 Pasal atas 23 atas surat dibayar bunga untuk Pembetulan, Putusan Pasal Kembali. 23 Bunga 23 skp atas diterbitkan dividen, ketetapan 23 simpanan pembayaran dividen, yang atas KETERANGAN bunga, tercantum dividen, pajak bunqa, anggota rayalti, jumlah PPh bunqa, ravalti, dalam koperasi. Pasal Final dan yang ravalti, SKPKB STP dan jasa. Surat 23. Pasal SKPKBT jasa. PPh masih dan yang Keputusan PPh Pasal 23 jasa. harus Pasal atas PPh 23 iksaan. rcantum n rat san iepada dibayar dividen, 23 rayalti, Masa disetor dan JENS Final Pasal bunqa, (selain Pajak SPT PPh Wajib dalam (selain 100 Masa Pasal PPh 23. Pajak dalam SPT dan negeri rayalti atas STP bu!lqa, Pajak atas yang (selain Pasal PPh jasa). 23. Masa SKPKB bunga Badan PPh negeri dividen yang tercantum ravalti, Pasal 23. yang PPh jasa). Pasal SKPKBT (termasuk dalam PPh tercantum yang 23. Pasal dan yang dibayarkan dalam 23 pasal tercantum negeri dalam jasa). atas 23. PPh dibayarkan STP premium, SKPKB dalam 23dividen, yang atas Pasal SKPKBT kepada PPh atas dalam SPT tercantum PPh Pasal diskonto 23 dividen, kepada bunga, Wajib Pasal Masa Final SPT atas PPh 23

10 PPh Pasal 23 atas penghentian penyidikan tindak pidana Sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan atas pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT Masa PPh Pasal 23 Sanksi denda administrasi berupa denda atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan QUO:> U..:JCLU YOY U::;:'-'ClllU UClCl \Jr VCl~C1 Pl?h Pasal 23 atas pengungkapan ketidakbenaran (termasuk PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3), atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP. untuk kekurangan pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT PPh Pasal 23 atas penghentian penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B 2) Undang-Undang KUP. untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan, atas pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT Masa PPh Pasal 23 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dan Pasal 8 ayat (5)Undang-Undang KUP. untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda, atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang Undanq KUP. 5. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi KODE Putusan Or.ang pengungkapan yang kekurangan Keputusan Pribadi atas Peninjauan Banding, Masa SKPKBT Tahunan Pembayaran STP PPh ataumasih Keberatan, pembayaran pajak Orang Surat PPh JENS PPh Orang Pasal pajak harus Pribadi atas Pendahuluan Orang SETORAN Pribadi 25Surat yang atas Oranguntuk Pribadi dibayar Pribadi Pembetulan, surat Putusan Kembali. masih PPh skporang ketetapan pambayaran pembayaran harus yanq Pengusaha yang KETERANGAN Pribadi terutanq. disetor tercantum pajak Tertentu atas Masa jumlah yang pajak PPhdalam penghentian tercantum Orang sebelum yang Surat Pasal Pribadi. terutang. masih dalam Keputusan penyidikan diterbitkan 25 Orang harus SPT at na an lam dimaksud SPT tindak dibayar Orang sebelum JENS Undang Pribadi. PPh Pasal44B 100 Tahunan Orang 8Pribadi. pidana KUP. ayat dalam yang dilakukan (2) Pribadi (3) Undang-Undang tercantum sebagaimana atau pemeriksaan. termasuk Pasal dalam 8 dimaksud ayat SPT KUP. STP SKPKBT (5) pembetulan PPhUndang- Orang dalam

11 .- _ _u , ""'-,."_.,,,..-1""'-'. pengungkapan ketidakbenaran kejidakbenaran pengisian SPT PPh Orang pengisian SPT PPh Orang Pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Pribadi ayat (3) dan Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP. 511 Sanksi denda administrasi untuk pembayaran sanksi administrasi berupa berupa denda atas penghentian denda, at3s penghentian penyidikan tindak penyidikan tindak pidana di pidana di bidang perpajakan sebagaimana bidang perpajakan dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang- Undang KUP. 6. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Badan at ian T bidangperpajakan KODE penghentian Badan Putusan PPh pengungkapan kenaikan, yang kekurangan harus Keputusan atau di atas Banding, Peninjauan Sanksi Tahunan SKPKBT Masa STP PPh Pembayaran atau SPT atas tindak sebagaimana masih Keberatan, pembayaran penyidikan pajak Badan Surat PPh pengisian denda administrasi PPh JENS PPh Badan Pasal pajak atas Pendahuluan atas administrasiuntuk Badan SETORAN pengungkapan penghentian 25 yang Surat berupauntuk Badan dimaksud sebagaimana masih surat denda, Kembali. dibayar Putusan Pembetulan, pidana ketidakbenaran skpketetapan harus pembayaran yang KETERANGAN dalam disetor tercantum dimaksud paiak Pasal Masa sanksi yang jumlah pajak PPh dalam 44B tercantum PPh Badan. sebelum administrasi yang ayat Surat Pasal masih (2) dalam Keputusan diterbitkan 8 25 Undang- ayat berupa Badan harus SPT (3) Tahunan pidana dibayar yang sebagaimana atau dilakukan JENS Undang (2) PPh Badan. 100 Undanq-Undanq Pasal Badan terutang. sebagaimana yanq KUP. yang pemeriksaan. 8 termasuk ayat atas dimaksud tercantum (5)Undang-Undang pengungkapan penghentian (5)Undanq-Undanq KUP. dimaksud SPT dalam dalam pembetulan STP penyidikan dalam Pasal ketidakbenaran SKPKBT PPh KUP. Pasal 8 sebelum Badan. ayat tindak PPh 44B (3)

12 KODE Putusan Keputusan Banding, Peninjauan SKPKBT Masa PPh STP Pembayaran ataukeberatan, Pasal PPh Surat JENS PPh Pasal PPh 26 Pendahuluan atas Pasal SETORAN 26 Pasal 26Surat Jasa Bungauntuk Laba Oividen Royaltiuntuk atas pajak 26 atas Oividen, setelah dibayar surat 26yang skp BUTketetapcm p~mbayaran p9rnbayaran harus KETERANGAN < laba pajak PPh pajak setelah PPh Pasal sebelum 26. yang diterbitkan ahunanjaminan tercantum Wajib dalam premi Masa disetor 26 SPT Pajak royalti, bunga, kepada PPh 100 (selain Masa PPh BUT. SPT Pajak swap luar (selain jasa royalti, atas Wajib pengembalian da:am Pasal PPh Masa bunga negeri STP jasa dan luar dividen royalti jasa Pajak PPh Pasal 26. SPT PPh laba negeri yang imbalan PPh (termasuk dan Pasal yang luar yang 26. Masa Pasal setelah laba dibayarkan utang) Pasal yang negeri 26 tercantum sehubungan setelah dibayarkan 26. Pembetulan, Putusan Kembali. Pasal atas 26 pembayaran dividen, bunga, royalti, STP jasa, PPh danpasal laba aba setelah pajak BUT. atas premium, 26 tercantum pajak yang STP yang dividen, atas kepada pajak dibayarkan PPh BUT) dalam tercantum 26 yang atastercantum dividen, jumlah bunga, dalam dalam yang Surat royalti, SKPKBT masih Keputusan jasa, harus PPh Ta, at an laba dibayar dividen, Pasal pajak setelah BUT). 26 yang bunga, (selain (s,elain pajak tercantum royalti, BUT. SKPKBT jasa dalam PPh dan SKPKBT Pasal labadiskonto, 26 dividen, dengan kepada setelah bunga, BUT). dalam Pasal yang atas PPh Wajib SPT

13 PPh Pasal 26 atas penghentian penyidikan tindak pidana Sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan atas pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT PPh Pasal 26 Sanksi denda administrasi berupa denda atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan l'cavll1 CJUV Ulvvl.U yall~ \.c;l\...c.u UOC vi PPh Pasal 26 atas pengungkapan ketidakbenaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang Undang KUP. untuk kekurangan pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT PPh Pasal 26 atas penghentian penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal44B (2) Undang-Undang KUP. untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan, atas pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT PPh Pasal 26 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP. untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda, atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang Undanq KUP. atas ayat 8. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Final KODE untuk Pembayaran diskonto/bu:lga untuk dibayar atas masih Putusan Tanah sebelum pembayaran Pengalihan harus Keputusan Pembetulan, Surat Persewaan dan/atau Peninjauan Banding, diterbitkan Putusan (2) Diskonto/Bunga atau pembayaran Hak Keberatan, harus pajak Tanah yang atau Pendahuluan skp Surat atas Obligasi JENS Hak obligasi tercantum Tanah atas SETORAN jumlah dan/atau Tanah yang dalam Surat surat dibayar untuk Kembali. dan/atau masih Bangunan. Utang Surat ketetapan pernbayaran pembayaran yang KETERANGAN harus Bangunan dibayar/disetor paiak PPh Final. tercantum dalam STP PPh JENS Final. Keputusan Negara tercantum yang jumlah PPh jumlah dalam Final tercantum yang Pasal yang SKPKBT masih dalam 4 ayat harus PPh SKPKBT (2) Final atas PPh Final Pasal19. PPh ayat (2). 199 Final Pasal 4 ayat (2) atas

14 ;;;) :::1-'" :;:, ~,.,, "' tj 11::1-1. J~V"'" ~"V \ H. '" UhJ'\VLV SB. Transaksi Saham, transaksi Obligasi saham, obligasi hadiah untuk-pembayaran penjuala~ Perusahaan milik Penjualan saham Milik Modal Saham 4 ayat Ventura. penjualan (2) Jasa atas15 atas19 untuk Pasal Pelayaran Penghasilan Bunga penghentian untuk Final kenaikan, PPh pembayaran administrasi atau de~da, atas Dibayarkan penyidikan pengungkapan penghasilan PPh penghasilan Simpanan PPh atas Dibayarkan SPT pembayaran yang Anggota penyidikan sanksi Bunga Final Final pengisian ketidakbenaran Lainnva PPh dan/atau tindak Pasal Simpanan dari berupa kepada Perwakilan ketidakbenaran transaksi pidana 15 dividen Penerbangan Orang atas Anggota pelayaran atas Dagang konstruksi. Pola atas penghasilan baqi transaksi revaluasi kerjasama dimaksud tindak atau sebagaimana harus denda ketidakbenaran dan/atalj berupa Pribadi hasil. dividen pembavaran kekurangan Pembay-aran Bursa. pidana disetor undian. aktiva derivatif diperoleh Koperasi Saham dan/atau Final bentuk dalam sekuritas perwakilan dimaksud yang tetap. bidang neqeri. atas vanq Pendiri. BOT. Pasal pembayaran PPh diterima penerbangan orang yang PPh tercantum lainnya, sanksi penghentian diperdaqangkan Finallainnya dagang perpajakan dalam 44B pribadi dan/atau atau administrasi Pasal4 ayat luar pajak dalam Pasal luar atau diperoleh 4 penyidikan negeri. yang sebagaimana (2) ayat yang 4badan 8SPT atas Undang- ayat diterima (2) bursa berupa masih Wajib jasa atas pola PPh PP~ (2c) dari (2) (3) tindak pidana erupa lam ) enda atas Jasa di Pasal atau sebagaimana PPh Undang-Undang Pajak8Final Pasal Orang ayat KUP. Pasal 8 (3) ayat Pribadi dimaksud 4KUP. (5) ayat dalam Undang-Undang Undanq-Undanq (2) dalam atas negeri Pasal KUP. 44B (2)

15 KODE bidangperpajakan penghentian MigasSTP untuk Putusan Non pengungkapan kenaikan, yang pembayaran kekurangan PPh administrasi atau Keputusan denda, atas pidana Peninjauan Banding, Sanksi SKPKBT Pembayaran PPh atau atas Keberatan, pembayaran penyidikan sanksi masa pajak tindak Non PPh Surat ketidakbenaran denda administrasi sebagaimana JENS PPh Migas Non atas administrasiatau Non Migas SETORAN Lainnya Surat Migas berupauntuk Lainnya Lainnya dibayar sebagaimana tindak dalam masih atas untuk ketidakbenaran pemberitahuan Kembali. Putusan Pembetulan, PPh dendanon harus pembayaran Pasal yang y::mg KETERANGAN \f.igas disetor tercantum 8dimaksud ayat PPh Lainnya pengisian yang jumlah sanksi (3) Non sebagaimana dalam atau tercantum surat Migas administrasi yang Surat Pasal pemberitahuan SKPKBT Lainnya masih dalam Keputusan 844B dimaksud ayat berupa harus surat ayat atas PPh (5) yat asal an n (3)atau 44B dibayar pemberitahuan avat penghentian pengungkapan JENS (2) Miqas Migas Non 100 (2) Miqas (5)Undanq-Undanq Pasal lainnva. lainnya. yang lainnva. 8 tercantum PPh KUP. KUP. Non dalam KUP. Migas SKPKB STP Lainnya PPh atas Non 10. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak Fiskal Luar Negeri KODESTP Fiskal Fiskal Luar JENS Luar Negeri SETORAN Negeri untuk pembavaran pembayaran KETERANGAN Fiskal jumlah Luar yang Neqeri. masih harus dibayar JENS Neqeri. 100 yang tercantum dalam STP Fiskal Luar 11. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Minyak Bumi KODE PPh STP Minvak PPhJENS Minyak Bumi SETORAN Bumi untuk pembavaran pembayaran KETERANGAN masa jumlah PPhyang Minvakmasih Bumi. harus dibayar JENS Bumi. 100 yang tercantum dalam STP PPh Minyak

16 at an U::;' v011lu111 v"1 r,u UQla'11 Putusan Keputusan Banding, Peninjauan SKPKBT Pembayaran ataukeberatan, SuratPPhatas Minyak Surat Bumi untuk dibayar Pembetulan, Putusan Kembali. pembayaran yang tercantum u,uoyo, jumlah dalam yo,'~ yang Surat masih Keputusan harus dibayar Minyak Bumi. yang tercantum dalam SKPKBT PPh 12. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Gas Alam san at KODE Putusan Keputusan Peninjauan Banding, STP SKPKBT PPh Pembayaran ataukeberatan, Gas PPh Surat JENS Alam PPh Gas atas Gas Alam SETORAN Surat Alam untuk Kembali. dibayar Putusan Pembetulan, pembayaran yang KETERANGAN tercantum masa jumlah dalam PPhyang Gas Surat Alam. masih Keputusan harus Alam. dibayar JENS Gas100 Alam. yang tercantum dalamskpkb STP SKPKBT PPh PPh Gas 13. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPh Migas Lainnya at an KODE Putusan Keputusan Peninjauan Banding, SKPKBT STP PPh Pembayaran ataukeberatan, Migas Surat PPh JENS PPh Migas Lainnya atas Migas SETORAN Lainnya Surat Lainnya Kembali. dibayar Putusan untuk Pembetulan, pembayaran yang KETERANGAN tercantum masa jumlah dalam PPhyang Migas Surat masih Lainnya. Keputusan harus dibayar JENS Miqas Migas Lainnya. 100Lainnya. yang tercantum dalam STP SKPKBT PPh Migas PPh 14. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPN Dalam Negeri KODE harus Setoran masihppn Masa JENS pajak BKP PPN SETORAN yang tidak Oalamuntuk dibayar pemanfaatan Oaerah pembayaran Pabean. yang KETERANGAN BKP tercantum tidak PPNberwujud terutang dalam SPT dari atasmasa luar PPN JENS Oalam 100f\!egeri.

17 Pasa! penghentian Putusan yang kekurangan terutang menjadi Keputusan pembayaran Negeri yang Peninjauan Banding, STP Setoran SKPKBT PPN Pembayaran atau kewajiban atas terutang 21 Keberatan, pembayaran penyidikan pajak PPN Surat Dalam Kegiatan Pemungut PPN Dalam PPN tidak Negeri Pendahuluan atas Kegiatan Dalam Pemanfaatan Peman-faatan atas Negeri Mem-bangun Surat berwujud pemanfaatan atas Kegiatan PPN Negeri perusahaan. surat pengalihan dibayar Putusan pemanfaatan atas Membanqun Pembetulan, Kembali. untuk PPh masih tidak penyerahan Dalam skp JKP BKP dari pemanfaatan ketetapan untuk harus pembayaran JKP yang Ycmg luar diperjualbelikan. aktiva dari Sendiri. disetor tercantum BKP pajak luar dalam BKP PPN jumlah yang pajak Daerah PPN tidak dalam terutang menurut rangka tercantum dalam Dalam sebelum yang Pabean. berwujud SKPKB Surat SKPKBT Neqeri. tujuan restrukturisasi atas masih dalam Keputusan diterbitkan PPN Kegiatan dari semula harus PPN atas SPT luar rn rah yang. at dimaksud Masa ketidakbenaran dibayar yanq Undanq atas Neqeri. Kegiatan Daerah Pasal Dalamdalam pemanfaatan Kegiatan meniadi 44B 8PPN Negeri. Neqeri. Pabe;::m. KUP. ayat yang Membangun Setoran (2) Dalam (3) kewaiiban Membanqun Undang-Undang tercantum sebagaimana atau JKP Atas Negeri Sendiri. Pasal dari Pengalihan pemunqut. dalam Sendiri. luar atas 8 ayat dimaksud STP KUP. Daerah pengungkapan SKPKBT Aktiva (5) PPNPabean. Undang- Dalam dalam

18 U\..ooUO ClLClU r\'tjllall'.o ala,:) pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT Masa PPN Dalam Negeri Sanksi denda administrasi berupa denda atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan Pemungut PPN Dalam Negeri Ut:;;Ud dldu r\t:;;lldlr\dll, ala;:, 1-t::YUYr\al-lall ketidakbenaran pengisian SPT Masa PPN Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang Undang KUP. atau untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda, atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B ayat 2) Undang-Undang KUP. untuk penyetoran PPN dalam negeri yang didunout oleh Pemunout. 15. Kode Akun Pajak: untukjenis pajak PPN mpor san at KODE bidangperpajakan penghentian terutang untuk Putusan Masa pengungkapan kenaikan, yang kekurangan ~<ekurangan pembayaran PPN administrasi Keputusan atau denda, atas Banding, Peninjauan pidana Setoran STP SKPKBT Sanksi Pembayaran Pemungut PPN atau SPT atas Keberatan, pembayaran penyidikan sanksi pajak PPN Surat mpor pada pengisian denda administrasi Masa JENS mpor PPN atas saat Pendahuluan atas administrasiatau PPN SETORAN mpor pengungkapan penghentian Surat mporuntuk berupauntuk surat dibayar Kembali. Putusan Pembetulan, skpketetapan yang KETERANGAN tercantum paiakjumlah pajak PPN mpor. sebelum Surat masih Keputusan diterbitkan harus dibayar JENS tindak sebagaimana denda ketidakbenaran masih penyetoran pembayaran harus disetor dimaksud PPN sanksi yang impor dalam tercantum administrasi yang Pasal dipungut dalam 8 44B ayat berupa SPT oleh ayat (3) atau sebagaimana Masa pidana mpor. pemungut. (2)Undang-Undang 100 Pasal PPN sebagaimana yang 8 atas ayat dimaksud tercantum pengungkapan penghentian (5)Undang-Undang KUP. dimaksud dalam dalam STP penyidikan dalam Pasal ketidakbenaran SKPKBT PPN KUP. 8Pasal ayat mpor. tindak PPN 44B (3)

19 rat san KOOE bidangperpajakan penghentian untuk Putusan pengungkapan Masa kenaikan, tercantum pembayaran yang kekurangan PPN administrasi STPdalam Keputusan atau denda, atas yang pidana Banding, peninjauan Setoran SKPKBT Sanksi Pembayaran PPN atau SPT atas Keberatan, pembayaran penyidikan sanksi pajak Surat PPN Lainnya pengisian denda administrasi Masa JENS PPN Lainnya atas administrasiatau PPN Lainnya SETORAN Surat penghentian Lainnya berupauntuk ketidakbenaran Putusan dibayar sebagaimana tindak Kembali. denda untuk Pembetulan, masih harus pembayaran yang KETERANGAN disetor tercantum dimaksud PPN sanksi jumlah yanglainnya dalam tercantum administrasi yang Surat Pasal yang masih dalam Keputusan terutang. 844B ayat berupa harus SPT ayat (3) JENS atau sebagaimana dibayar pidana Masa (2) Lainnya. Undang-Undang 100 Pasal PPN sebagaimana yang 8 atas ayat dimaksud tercantum pengungkapan penghentian (5) KUP. Undang-Undang dimaksud dalam dalam penyidikan dalam Pasal ketidakbenaran SKPKBT KUP. Pasal 8 ayat tindak PPN 44B (3) 17. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPnBM Oalam Negeri KOOE harus menjadi Negeri yang Setoran Pembayaran SKPKBT STP kewajiban masih PPnBM Pemungut JENS Masa pajak Pendahuluan Oalam PPnBM SETORAN yang Negeri Oalam surat dibayar untuk skpketetapan pembayaran yang KETERANGAN tercantum pajak jumlah pajak PPnBM dalam sebelum yang Oalam SKPKBT SPT masih Negeri. Masa diterbitkan PPnBM harus PPN JENS dibayar Oalam 100Negeri. yang tercantum dalam STP PPnBM

20 oj --. -,., 'oj ,- --- bidangperpajakan penghentian untuk Putusan pengungkapan Masa kenaikan, pembayaran yang kekurangan PPN menjadi administrasi atau Keputusan denda, atas Negeri yang pidana Peninjauan Banding, Sanksi PPnBM Pemungut Pembayaran sebagaimana atau kewajiban SPT atas Keberatan, pembayaran penyidikan sanksi tindak Dalam pajak Surat pengisian administrasi denda Dalam PPnBM Negeri atas administrasiatau Negeri atas Surat Dalam berupauntuk atas atas pengungkapan ketidakbenaran Pasal untuk denda dibayar tindak sebagaimana Putusan Pembetulan, Dalam Kembali. masih Masa penghentian Negeri 8penyetoran pembayaran harus PPN Negeri yang ayat disetor (3) tercantum dimaksud sebagaimana atau PPnBM sanksi jumlah yang Pasal dalam tercantum Dalam administrasi 8yang ayat dimaksud Surat Pasal masih Negeri (5) dalam Keputusan 44B Undang- berupa dalam harus yang ayat SPT benaran t2) n Undang-Undang dipunqut Masa Pasal Undanq (2) KUP. Undanq-Undanq sebagaimana 8PPN KUP. ayat oleh (3) pemunqut. atau dimaksud KUP. Pasal 8dalam ayat (5) Undang- 18. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPnBM mpor KODE Putusan impor pengungkapan atas Keputusan BKP Peninjauan Banding, Setoran STP PPnBM Pembayaran atau SKPKBT Keberatan, Surat PPnBM mpor Masa JENS PPnBM mpor Pendahuluan PPnBM atas SETORAN mpor Surat mpor penghentian mpor untuk surat dibayar saat Pembetulan, Kembali. Putusan skpketetaran impor pembayaran kekurangan yang KETERANGAN BKP tercantum paiak atas pembayaran jumlah pajak PPnBM penghentian dalam sebelum terutang yang mpor. Surat PPnBM masih Keputusan penyidikan diterbitkan padaharus at a at n dimaksud Undang JENS dibayar impor Pasal mpor. 100BKP. 8 yang KUP. ayat dalam y.mg (3) tercantum atau Pasal dalam dalam 8 ayat SKPKBT STP (5) Undang- PPnBM

21 at "'Ul -,~..., \~J VUU~ VUU~ administrasi 'V bidangperpajakan penghentian untuk kenaikan, pengungkapan pembayaran administrasi atau denda, atas pidana Sanksi Pemungut diatas penyidikan sanksi denda PPnBM administrasiatau mpor berupauntuk tindak sebagaimana untuk impor ketidakbenaran denda 8 ayat BKP penyetoran pembayaran (3) atau sebagaimana dimaksud Pasal pembayaran PPnBM sanksi 8 ayat dalam dimaksud mpor administrasi (5) PPnBM Undang-Undang Pasal yang dalam pada 44B dipungut berupa Pasal ayat saat oleh (2) KUP. Undang-Undang pemungut. KUP. 19. Kode Akun Pajak Untuk Jenis Pajak PPnBM Lainnya KODE bidangperpajakan penghentian untuk Putusan pengungkapan kenaikan, pembayaran administrasi at3u Keputusan denda, atas Lainnya pidana Peninjauan Banding, yang Setoran SKPKBT STP Pembayaran PPnBM atau Sanksi atas tindak Keberatan, penyidikan sanksi PPnBM Surat pembayaran administrasi Masa Lainnya Lainya denda JENS PPnBM ketidakbenaran Lainnya atas PPnBM administrasi SETORAN atas Lainnyauntuk Surat berupauntuk tindak sebagaimana atau atas dibayar Pembetulan, ketidakbenaran denda Putusan Kembali. kekurangan pembayaran yang KETERANGAN tercantum dimaksud pembayaran sanksi jumlah dalam administrasi yang Surat Pasal PPnBM masih Keputusan 844B ayat Lainnya lainnya berupa harus ayat (3) (2) nam Pasal atau dibayar JENS Lainnva. Lainnya. (2) Undanq-Undanq 100 Pasal 8 ayat yang 8 (3) avat ayat tercantum KUP. (5) KUP. Undanq-Undanq dalam dalamskpkbt STPKUP. PPnBM

22 KODE bidangperpajakan penghentian untuk Putusan pengungkapan kenaikan, pembayaran administrasi Keputusan atau denda, atas Bea pidana Banding, Peninjauan STP Sanksi Bea SKPKBT Pembayaran atau atas tindak Keberatan, penyidikan sanksi Meterai Surat Bea ketidakbenaran administrasi denda Bea JENS Bea Meterai atas Pendahuluan Meterai administrasiatau SETORAN dalam penghentian pengungkapan Surat berupauntuk sebagaimana tindak dibayar untuk surat denda Meterai ketidakbenaran Pembetulan, Putusan Kembali. skpketetapan kekurangan pembayaran yang sebagaimana KETERANGAN tercantum dimaksud pajak pembayaran penqqunaan sanksi jumlah pajak Bea dimaksud dalam Meterai. sebelum administrasi yang penggunaan Surat Bea Pasal dalam masih Meterai. Keputusan diterbitkan 44B Pasal berupa harus ayat Bea8 at alam man Pasal Pasal ayat atau dibayar JENS (2) KUP. Meterai. 44B Undang-Undang 100 Undanq-Undanq Pasal (3)atau 8 ayat yanq yang 8(3) ayat Pasal tercantum (5)Undanq-Undanq KUP. 8 ayat dalam dalam STP Undang-Undang SKPKBT BeaKUP. Meterai. Bea 21. Kode Akun Pajak untuk Penjualan Benda Meterai tn KODE BendaSKPKB Putusan STPdalam Keputusan Peninjauan Banding, Peniualan SKPKBT Pembayaran ataukeberatan, Surat Benda tercantum JENS Benda Meterai Pendahuluan atas SETORAN Meterai Surat surat untuk dibayar Pembetulan, Kembali. Putusan skpketetapan pembayaran pel1'lbayaran yang KETERANGAN tercantum paiak penjualan jumlah pajak Benda dalam sebelum Meterai. yang Benda Surat masih Meterai. Keputusan diterbitkan harus JENS dibayar Meterai. 100 yang tercantum dalam SKPKBT Benda

23 Bea Meterai atas penghenti~m penyidikan tindak pidana Sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan atas pengungkapan ketidakbenaran pembayaran Bea Meterai Sanksi denda administrasi berupa denda atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan V,",,",",,'LA ut.u,,", t-',""~u~"ut-'u'.""-"lh... ul". n. Lu LA sebagai!11ana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP. untuk kekurangan pembayaran penjualan Bea Meterai atas penghentian penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B 2) Undang-Undang KUP. untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan, atas pengungkapan ketidakbenaran pembayaran penjualan Bea Meterai sebagaiman.a dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP. atau untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda, atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam 2) Undanq-Undanq KUP. Pasal 44B ayat 22. Kode Akun Pajak untuk Pajak Penjualan Batubara an t KODE PajakSKPKB Putusan tercantum STPdalam Keputusan yang Banding, Peninjauan SKPKBT Pembayaran ataukeberatan, Pajak Surat Penjualan JENS Pajak atas SETORAN Penjualanuntuk Batubarauntuk Surat untuk dibayar Pembetulan, Putusan Kembali. pemb8yaran pembayaran rernbayaran yang KETERANGAN tercantum Pajak jumlah dalam Peniualan yang Surat SKPKBT masih Batubara. Keputusan harus Pajak JENS dibayar Penjualan Peniualan 100 Batubara. 23. Kode Akun Pajak Untuk Pajak Tidak Langsung Lainnya KODE JENS SETORAN JENS SETORAN SKPKB Pajak Tidak Langsung Lainnya SKPKBT Lainnya Pajak Tidak Langsung Pembayaran atas Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Pemungut Pajak Tidak Lanasuna Lainnva KETERANGAN untuk pembayaran Pajak Tidak Langsu~g Lainnya yang terutang. untuk pert'bclyaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam STP Pajak Tidak Langsung Lainnya. untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB Pajak Tidak Langsung Lainnya. untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT Pajak Tidak Langsung Lainnya. untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali. untuk penyetoran Pajak Tidak Langsung Lainnya ana didunaut oleh DemunauL

24 KODE JENS SETORAN JENS SETORAN KETERANGAN 25. Kode Akun Pajak Untuk BungalDenda Penagihan PPN KODE STP atas JENS Oenda BungaSETORAN Penagihan untuk pembayaran KETERANGAN STP Bunga Oenda Penagihan PPN. Pasal Undang-Undang JENS ayat KUP. (9) dan Pasal 27 ayat (5d) 26. Kode Akun Pajak Untuk BungalDenda Penagihan PPnBM KODE Oenda Bunga pernbayaran pembayaran Penagihan STP STP atas JENS Oenda BungaSETORAN Penagihan untuk PPnBM. sal 27Undanq-Undanq JENS ayat 300(5d) KUP. KETERANGAN 27. Kode Akun Pajak Untuk BungalDenda Penagihan PTll KODE Oenda pembayaran Penagihan STP STP atasjens Bunga OendaSETORAN Penagihan untuk pembayaran KETERANGAN STP Bunga Penagihan PTLL. sal 27Undanq-Undang JENS ayat 300(5d) KUP.

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38 /PJ/2009, TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PAJAK TABEL AKUN PAJAK DAN 1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21 100 Masa PPh Pasal

Lebih terperinci

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN TABEL AKUN PAJAK DAN Berdasarkan : 1. PER-38/PJ/2009 2. PER-23/PJ/2010 dan SE-54/PJ/2010 3. PER-24/PJ/2013 Keterangan : 1. Yang berwarna.. adalah perubahan yang terdapat dalam PER-23/PJ/2010 dan SE-54/PJ/2010

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

Lebih terperinci

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE07/PJ.24/2001 Tanggal : 22 Mei 2001 TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS KODE LAMA KODE BARU (Lampiran KEP169/PJ/2001) MAP KJS URAIAN MAP KJS URAIAN (1)

Lebih terperinci

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS Lampiran Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-02/PJ.24/2001 Tanggal : 22 Februari 2001 TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS KODE LAMA 0111 PPh Pasal 21 0111 PPh Pasal 21 100 Masa 100 Masa PPh Pasal 21 101 Pembayaran

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak 7 JULI 2015

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak 7 JULI 2015 Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak 7 JULI 2015 SURAT KETERANGAN FISKAL surat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak yang berisi keterangan mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan

Lebih terperinci

SURAT SETORAN PAJAK (SSP) Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan. Nama Jelas :. Nama Jelas :..

SURAT SETORAN PAJAK (SSP) Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan. Nama Jelas :. Nama Jelas :.. 1 Untuk Arsip Wajib Pajak NAMA WP Uraian Pembayaran... Diisi sesuai STP, SKPKB, SKPKBT Jumlah Pembayaran Terbilang. Diisi dengan rupiah penuh....... Wajib PajakPenyetor Nama Jelas. Nama Jelas.. Untuk KPPN

Lebih terperinci

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot STIE Widya Praja Tanah Grogot Tanggal Penerbitan 25 April 2016 Pertemuan SURAT SETORAN PAJAK Wajib Pajak dapat membayar pajak yang terutang dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Dengan menggunakan Surat Setoran

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-30/PJ/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-38/PJ/2009

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : KEP -107/PJ.1998 Tanggal : 26 Mei 1998

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : KEP -107/PJ.1998 Tanggal : 26 Mei 1998 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : KEP -107/PJ.1998 Tanggal : 26 Mei 1998 Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-107/PJ/1998 Tanggal : 26 Mei 1998 LEMBAR 1 Nama WP :...

Lebih terperinci

No Nama PNS Golongan. Tarif PPh Ps 21

No Nama PNS Golongan. Tarif PPh Ps 21 PPh Pasal 2 A. Data Bendahara Nama Satker : Bendahara Pengeluaran Biro Umum Setjen Kemenkes NPWP : 00.44.97.2-063.000 Alamat : Jalan HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9, Kuningan Timur, Jakarta Nama Bendahara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan penyetoran atau pembayaran

Lebih terperinci

Surat Edaran Nomor : SE-61/PJ/ Mei 2010 Hal : Kode Nota Penghitungan Dan Kode Ketetapan Per Jenis Pajak Direktur Jenderal Pajak,

Surat Edaran Nomor : SE-61/PJ/ Mei 2010 Hal : Kode Nota Penghitungan Dan Kode Ketetapan Per Jenis Pajak Direktur Jenderal Pajak, Surat Edaran Nomor : SE-61/PJ/2010 05 Mei 2010 Hal : Kode Nota Penghitungan Dan Kode Ketetapan Per Jenis Pajak Direktur Jenderal Pajak, Sehubungan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009

Lebih terperinci

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto Lampiran I Perturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-42/PJ/2008 Tanggal : 20 Oktober 2008 Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 Peraturan

Lebih terperinci

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10 Lembar ke-2 : Untuk Penjual BKP/Pemberi JKP sebagai bukti Pajak Keluaran FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10 Pengusaha Kena Pajak Nama : PT. Jive Entertainment Alamat : Jl. Patra Kuningan

Lebih terperinci

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Ketentuan Perpajakan Universitas Airlangga NPWP 00.005.564.0-606.000 APBN 73.773.758.5-619.000 Dana Masyarakat BPPTN Badan Hukum WCU Jenis dan Tarif Pajak : Dana Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. telah di tunjuk oleh mentri keuangan. (pasal 1 angka 14 UU, KUP) SSP

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. telah di tunjuk oleh mentri keuangan. (pasal 1 angka 14 UU, KUP) SSP digilib.uns.ac.id BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka 1. Surat Setoran Pajak (SSP) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I-A SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

LAMPIRAN I-A SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DEPARTEMEN KEUANGAN RI LAMPIRAN I-A SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI TETAP ATAU PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA / TABUNGAN HARI TUA (THT)

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani

Lebih terperinci

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008 LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008 LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008 Umum : PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Penghasilan : Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I.

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Penghasilan : Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pajak Banyak definisi pajak yang dikemukan oleh para ahli. Salah satu definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam bukunya Dasar-dasar Hukum

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 13 /PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 13 /PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 13 /PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-40/ PJ/2011

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa guna

Lebih terperinci

SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP)

SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP) LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR, PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA EKSPOR, PENERIMAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kuliah : Pengantar Pajak Kode Mata Kuliah : Beban sks : (1) Minggu ke (2) Materi Pembelajaran (3) Bentuk Pembelajaran 1 Pendahuluan (4)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Kelebihan Pembayaran Pajak. Penghitungan. Prosedur PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK PELAPORAN PELAPORAN PAJAK KE KPP DOMISILI MENGGUNAKAN SPT. Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara wajib Pajak dan administrasi

Lebih terperinci

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan Surat

Lebih terperinci

*** ISTILAH PERPAJAKAN ***

*** ISTILAH PERPAJAKAN *** *** ISTILAH PERPAJAKAN *** Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut

Lebih terperinci

BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) KODE FORMULIR

BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) KODE FORMULIR Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1998 Tanggal : 25 Maret 1998 BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) No JENIS FORMULIR KODE FORMULIR UKURAN DIKIRIM KE MASA LAPORAN 1 2 3 4 5

Lebih terperinci

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP) Dasar Hukum : No. Tahun Undang2 6 1983 Perubahan 9 1994 16 2000 28 2007 16 2009 SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) SPT Surat yg oleh

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Bagian: 1 Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998 BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Aturan Perbankan II.1.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah: Bank adalah bidang

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG PENUNJUKAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan No.180, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. SPT. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 /PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 12 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang pelaksanaan kerja praktek Selama melaksanakan praktek kerja lapangan penulis di tempatkan di bagian pemasaran dan bagian umum. Di bagian ini pula penulis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018 KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018 BENDAHARA PENGELUARAN Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang, yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik atau

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak 2.1.1 Menurut Para Ahli a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang

Lebih terperinci

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Oleh Ruly Wiliandri Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 1983 yang diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994, dan UU No. 16 Tahun 2000 dan yang terakhir diatur dalam UU No. 28 Tahun

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya penyempurnaan Bagan Perkiraan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP)

SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP) LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 05 /BC/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Kelebihan Pembayaran. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Istilah Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Rochmat yang dikutip oleh Wirawan (2011 : 6) "Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK IDENTITAS PERHATIAN TAHUN PAJAK FORMULIR SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG

Lebih terperinci

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO ABSTRAK Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Salah satu pajak yang sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini (awal tahun 2007) berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. kini (awal tahun 2007) berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya kenaikan BBM dipertengahan tahun 2000 lalu hingga kini (awal tahun 2007) berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang disebabkan karena berbagai

Lebih terperinci

SURAT EDARAN -/? KRAKATAU STEET. c. Pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyak oleh PT

SURAT EDARAN -/? KRAKATAU STEET. c. Pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyak oleh PT KRAKATAU STEET SURAT EDARAN No. KU.02l 543 12012 TENTANG MEKANISME PEMUNGUTAN PPN dan PPn.BM OLEH PT KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 85/PMK.03/2012 tentang penunjukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 31 Agustus 2017 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG PENEGASAN TERKAIT PPN YANG DIBEBASKAN ATAS IMPOR BARANG

Lebih terperinci

Pasal II Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL,

Pasal II Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL, DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-05/BC/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TENTANG MEKANISME PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) ATAS PPH FINAL PASAL 4 AYAT (2)

BAB III PEMBAHASAN TENTANG MEKANISME PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) ATAS PPH FINAL PASAL 4 AYAT (2) BAB III PEMBAHASAN TENTANG MEKANISME PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) ATAS PPH FINAL PASAL 4 AYAT (2) 3.1 Teori Tentang Pajak 3.1.1 Definisi Pajak Pajak menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B. PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR TAHUN PAJAK KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-08/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-08/PJ/2012 TENTANG LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE08/PJ/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

Lebih terperinci

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-382/PJ/2002 Tanggal : 13 Agustus 2002 A. Singkatan 1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

MASA LAPORAN Laporan Penerimaan Pajak (LPP) I NO JENIS FORMULIR KODE UKURAN DIKIRIM KE KPL.KPP

MASA LAPORAN Laporan Penerimaan Pajak (LPP) I NO JENIS FORMULIR KODE UKURAN DIKIRIM KE KPL.KPP Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-58/PJ.1/1996 Tanggal : 31 Mei 1996 SISTEM, BENTUK, DAN JENIS LAPORAN BIDANG OPERASIONAL DALAM LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KHUSUS MENGENAI

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN D. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771 SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK

Lebih terperinci

1 dari 4 11/07/ :43

1 dari 4 11/07/ :43 1 dari 4 11/07/2012 14:43 Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 85/PMK.03/2012 TENTANG PENUNJUKAN BADAN USAHA MILIK NEGARA UNTUK MEMUNGUT, MENYETOR, DAN MELAPORKAN PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Nomor Pokok

Lebih terperinci

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V BAB V BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V BAB V BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS

Lebih terperinci

SURAT SETORAN PAJAK (SSP) Uraian Pembayaran : , Tanggal 9 Februari 2015 Cap dan tanda tangan

SURAT SETORAN PAJAK (SSP) Uraian Pembayaran : , Tanggal 9 Februari 2015 Cap dan tanda tangan DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT SETORAN PAJAK (SSP) LEMBAR 1 Untuk Arsip Wajib Pajak NPWP : 0 1 5 1 Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki 2 0 0 2 2 5 0 4 0

Lebih terperinci

PER - 43/PJ/2009 BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2),

PER - 43/PJ/2009 BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2), PER - 43/PJ/2009 BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2), Contributed by Administrator Friday, 24 July 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian BAB 4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikomsumsi di dalam daerah

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpajakan Menurut Undang-Undang no. 28 th. 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang

Lebih terperinci

Kuesioner. 1. Apakah semua badan ( PT, CV, BUMN, BUMD, Fa, Kongsi, Koperasi, Lembaga, Bank, dan Badan lainnya ) yang membayarkan fee atau

Kuesioner. 1. Apakah semua badan ( PT, CV, BUMN, BUMD, Fa, Kongsi, Koperasi, Lembaga, Bank, dan Badan lainnya ) yang membayarkan fee atau Kuesioner A. Identitas 1. Nama : 2. NPWP : 3. Alamat : B. Pemotong PPh Pasal 21 1. Apakah semua badan ( PT, CV, BUMN, BUMD, Fa, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Ormas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BUNGA YANG TERBIT BERDASARKAN PASAL 19 AYAT (1) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B.PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR TAHUN PAJAK KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap perlakuan perpajakan dan perhitungan Pajak Penghasilan atas penghasilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN

I. PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN I. PENDAHULUAN Mengingat pentingnya masalah Perpajakan dalam pengelolaan Dana Pensiun, maka perlu adanya pedoman mendasar tentang Perpajakan. Peraturan Perpajakan Dana Pensiun mengacu pada Undang-undang

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi (2009: 1):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi (2009: 1): digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak Pajak telah banyak didefinisikan oleh beberapa pakar. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi

Lebih terperinci

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.03/2018

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.03/2018 I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.03/2018 Pada tanggal 12 April 2018 telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.03/2018 tentang Tata Cara Pengembalian

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PERHATIAN 770 BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU PEMBUKUAN PENCATATAN DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 62/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 62/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 27 Desember 2013 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 62/PJ/2013 TENTANG PENEGASAN KETENTUAN PERPAJAKAN ATAS TRANSAKSI

Lebih terperinci

PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK OLEH BENDAHARA PEMERINTAH

PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK OLEH BENDAHARA PEMERINTAH PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK OLEH BENDAHARA PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SETIABUDI TIGA KEWAJIBAN WAJIB PAJAK BENDAHARA DAFTAR (NPWP) POTONG/ PUNGUT

Lebih terperinci