ANALISIS STRUKTURAL DAN SOSIOLOGI SASTRA TERHADAP NOVEL PROJO & BROJO KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO. Oleh: Susanti Dewi A2A006046

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRUKTURAL DAN SOSIOLOGI SASTRA TERHADAP NOVEL PROJO & BROJO KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO. Oleh: Susanti Dewi A2A006046"

Transkripsi

1 ANALISIS STRUKTURAL DAN SOSIOLOGI SASTRA TERHADAP NOVEL PROJO & BROJO KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO Oleh: Susanti Dewi A2A JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

2 INTISARI Dewi, Susanti Analisis Struktural dan Sosiologi Sastra terhadap novel Projo & Brojo karya Arswendo Atmowiloto. Semarang: Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Pembimbing: Drs. Redyanto Noor, M.Hum. dan Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum. Kata Kunci: Struktural, Sosiologi Sastra, Moralitas. Novel Projo & Brojo karya Arswendo Atmowiloto merupakan salah satu hasil karya sastra yang menggambarkan kehidupan dua tokoh yang memiliki latar belakang dan sifat berbeda. Tokoh Projo meminta Brojo untuk menggantikan posisinya dalam penjara, mulai dari itulah konflik sosial muncul dari masingmasing tokoh. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan unsur struktural dan pesan moral yang ditinjau melalui aspek sosiologi sastra dalam novel Projo & Brojo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural dan sosiologi sastra sebagai pijakan untuk mengungkapkan aspek moral pada masingmasing tokoh. Dengan menggunakan penafsiran sosio-kultural menurut Sapardi Djoko Damono, penulis dapat menganalisis bagian-bagian novel yang terdapat dalam penafsiran tersebut. Sifat moral masing-masing tokoh terungkap dengan menggunakan metode moralitas. Tokoh yang bermoral baik adalah Brojo, Wisuni, dan Evi. Sedangkan tokoh yang bermoral kurang baik adalah Projo dan Pak Zul. 2

3 ABSTRACT Dewi, Susanti The Structural And Sociology Of Literature Analysis Of The Novel Entitled Projo& Brojo By Arswendo Atmowiloto. Semarang: Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Advisor lecture: Drs. Redyanto Noor, M.Hum. and Sukarjo Waluyo, S.S.,M.Hum. Keypoints: Structural, Sociology Of Literature, Morality. Novel Projo& Brojo by Arswendo Atmowiloto is one of literature masterpieces that portray life of two main figures who have different background and characteristic. The story began when Projo asked Brojo to replace him as a prisoner. As the result some social conflicts show up between them. The aim of this research is to reveal structural elements and moral values which can be traced by sociology of literature aspect in the novel entitled Projo& Brojo. Structural and sociology of literature methods used in this research as the principle to reveal moral aspects from each characters. The socio-cultural interpretation by Sapardi Djoko Damono used by the researcher to analyze some parts in the novel which related to the interpretation. Moral characteristic of each characters is revealed using morality method. The protagonist characters are Brojo, Wisuni and Evi. On the other hands, the antagonist characters are Projo and Mr.Zul. 3

4 A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang yang seringkali menghadirkan kehidupan sosial diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Sebagai salah satu karya sastra, novel memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi hidup secara artistik imajinatif. Hal ini memungkinkan karena persoalan yang dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang nilai sosial kehidupan. Dapat disimpulkan, bahwa karya sastra lahir dari latar belakang dan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. Sebuah karya sastra dipersepsikan sebagai ungkapan realitas kehidupan dan konteks penyajiannya disusun secara terstruktur, menarik serta mengungkapkan media bahasa berupa teks yang disusun melalui refleksi pengalaman dan pengetahuan yang secara potensial memiliki berbagai macam bentuk representasi kehidupan. Ditinjau dari segi pembacanya, karya sastra merupakan bayang-bayang realitas yang dapat menghadirkan gambaran dan refleksi permasalahan dalam kehidupan. Seperti halnya sosiologi, sastra juga berurusan dengan manusia dalam masyarakat sebagai usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan usahanya untuk mengubah masyarakat itu. Novel dianggap sebagai usaha manusia untuk menciptakan kembali dunia sosial yaitu hubungan manusia dengan keluarga, lingkungan, politik, negara, ekonomi dan sebagainya, yang juga menjadi urusan sosiologi. Sosiologi dapat memberi penjelasan yang bermanfaat tentang sastra. Kedua bidang tersebut, sastra dan sosiologi sama-sama mempelajari tentang manusia dan kaitannya dengan hal-hal yang mempengaruhi dalam lingkungannya. Sosiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Socius dan Logos,Socius artinya kawan atau teman dan Logos berarti kata atau berbicara. Menurut bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahanperubahan sosial. Sapardi Djoko Damono (2003:3) juga menjelaskan bahwa pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan itu 4

5 disebut sosiologi sastra dengan menggunakan analisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian digunakan untuk memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang berada di luar sana. Sedangkan moralitas merupakan salah satu bahasan dari sosiologi sastra, ia berhubungan dengan baik buruknya sifat seseorang. Moralitas adalah uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Moralitas (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral, tetapi lebih abstrak. Berbincang tentang moralitas suatu perbuatan, artinya berbicara tentang segi baik-buruknya suatu perbuatan. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk (Bertens, 2011:7). Novel sebagai salah satu jenis karya sastra yang terpopuler dan banyak penikmatnya, merupakan media yang tepat untuk menampilkan serangkaian peristiwa secara terstruktur yang jalan ceritanya dapat menjadi sebuah pelajaran kehidupan, suatu kehidupan yang nyata dan dapat menjadi sebuah tugas untuk memberi pelajaran kepada para pembaca. Sedari awal penulis memang menyukai karya-karya Arswendo Atmowiloto, karena bahasanya sederhana namun penuh makna. Imajinasi yang tinggi membuat pembaca seakan-akan berada dalam kisah tersebut. Penulis menggunakan metode struktural sebagai pijakan menganalisis aspek sosiologi dan pesan moral yang terdapat dalam novel Projo & Brojo karya Arswendo Atmowiloto. Novel ini menceritakan dua orang yang mempunyai kemiripan dalam raut muka dan nama, padahal mereka tidak ada hubungan darah sama sekali. Projo adalah seorang pengusaha yang dituduh korupsi dan dalam masa tahanan. Sedangkan Brojo adalah seorang pemuda desa yang polos dan baik hati. B. Teori Struktural Novel Struktural dalam karya sastra bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama 5

6 menghasilkan sebuah satu kesatuan yang utuh (Nurgiyantoro 2009:37). Dalam menganalisis struktural novel Projo & Brojo, penulis akan membahas unsur struktural novel yang terdiri atas unsur tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pelataran, serta tema dan amanat. 1. Tokoh dan Penokohan Nurgiyantoro (2009: ) membagi tokoh dalam sebuah cerita yang dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya seorang tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita (central character, main character). Tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain dan sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Sedang yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character), kemunculan tokoh dalam cerita tambahan lebih sedikit, tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung maupun secara tidak langsung. 2. Alur dan Pengaluran Alur dalam cerita merupakan kesatuan setiap kejadian yang dihasilkan oleh para tokoh yang membentuk sebuah jalan cerita. Alur juga bisa disebut plot atau struktur cerita atau merupakan penjelasan waktu yang digunakan dalam cerita. Alur merupakan unsur fiksi yang sangat penting, karena semakin jelas hubungan antara peristiwa atau kejadian yang ditampilkan maka semakin mudah dan semakin jelas pembaca memahami jalan cerita yang telah dikisahkan. Burhan Nurgiyantoro (2009:114) berpendapat bahwa alur merupakan peristiwa-peristiwa dalam cerita yang digambarkan lewat perbuatan, tingkah laku dan sikap-sikap tokoh dalam cerita. Semua peristiwa yang ditampilkan dalam cerita tak lain dari perbuatan dan tingkah laku para tokoh, baik yang bersifat verbal maupun nonverbal, baik yang bersifat fisik maupun batin. 3. Latar dan Pelataran Latar merupakan istilah untuk menjelaskan kejadian yang telah dilakukan oleh masing-masing tokoh. Latar dalam suatu cerita berhubungan dengan pengertian tempat, waktu dan lingkungan sosial yang terjadi. Sehingga latar 6

7 adalah rangkaian peristiwa yang berhubungan dengan tempat, waktu dan lingkungan sosial yang dilakukan oleh tokoh. Dengan menampilkan gambaran baru yang seolah-olah nyata dalam cerita bisa menimbulkan imajinasi bagi pembaca dan akan mempermudah untuk memahami jalan cerita. Nurgiyantoro menjelaskan tentang unsur latar yang terdapat dalam cerita. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1) Latar Tempat Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan biasanya berupa tempattempat dengan nama tertentu. Latar tempat tanpa nama jelas biasanya hanya berupa penyebutan jenis dan sifat umum tempat-tempat tertentu. (2) Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan terjadinya peristiwa tersebut dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitanya dengan peristiwa yang pernah terjadi. (3) Latar Sosial Latar sosial menunjuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Selain itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan. 4. Tema dan Amanat Tema merupakan unsur dasar dalam membangun sebuah karya sastra. Sebelum menganalisis tokoh, alur dan latar, pengarang akan menentukan tema cerita terlebih dahulu yang kemudian akan diterapkan dalam pengembangan sebuah cerita. Dalam karya sastra pengarang ingin menyampaikan pesan moral dan pesan sosial yang nantinya akan menjadi amanat bagi pembaca atau penikmat karya sastra. 7

8 C. Teori Sosiologi sastra Dalam buku Pemandu Di Dunia Sastra karangan Dick Hartoko dan B. Rahmanto dipaparkan bahwa sosiologi sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari sastra dalam hubungannya dengan kenyataan sosial. Menurut Hartoko, penafsiran teks secara sosiologis adalah menganalisis gambaran tentang dunia dan masyarakat dalam sebuah teks sastra, sejauh mana gambaran itu serasi atau menyimpang dari kenyataan (1986:129). Sosiologi sastra mencakup dua hal, yakni sosiologi komunikasi sastra dan sosiologi karya sastra. Sosiologi komunikasi sastra menempatkan pengarang dalam konteks sosialnya, konteks sosial pengarang meliputi status sosial-ekonomi, profesi, pendidikan, ideologi dan keterikatannya dalam suatu kelas tertentu. Sedangkan sosiologi karya sastra adalah penafsiran teks sastra secara sosiologis (Noor, 1992:90). Fungsi teks sastra dapat dipelajari dalam konteks fungsi sosial-kultural sastra. Sapardi Djoko Damono menjabarkan fungsi sosial-kultural itu dalam tiga anggapan, yakni anggapan bahwa karya sastra sama nilainya dengan karya pendeta atau nabi. Karya sastra mengajarkan sesuatu kepada manusia, yakni mengajak manusia untuk menjunjung tinggi moral; anggapan bahwa karya sastra itu mengajarkan sesuatu kepada manusia dengan cara menghibur. Artinya, selain peran hiburan yang menyenangkan, sebuah teks sastra juga sekaligus memberi tuntunan kepada masyarakat dan anggapan bahwa karya sastra itu sepenuhnya memberi hiburan yang menyenangkan kepada masyarakat pembaca. Dalam hal ini sesungguhnya mencipta karya sastra tidak ubahnya seperti praktek melariskan dagangan. Sastra semakin dianggap sebagai suatu komoditas, yang layak diperjualbelikan. Penafsiran teks sastra secara sosiologis tidak berbeda dengan penelitian segi-segi ekstrinsik sebuah teks sastra. Yang dimaksud segi-segi ekstrinsik teks sastra adalah segi-segi atau unsur-unsur sosial di luar teks sastra yang membangun totalitas makna sebuah teks sastra. Segi-segi atau unsur-unsur sosial tersebut 8

9 antara lain bahasa, filsafat, sejarah, agama, politik, psikologi, sosiologi, kebudayaan, etnologi dan lain-lain. D. Teori Moralitas Moral mempunyai hubungan erat dengan etika yang objeknya adalah tingkah laku manusia yang ditinjau dari nilai baik dan buruk. Menurut Bertens, makna yang dekat dengan etika adalah moral. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan. Kata moral berasal dari bahasa latin yang berarti mos (jamak: mores) yang berarti juga adat kebiasaan. Dengan demikian, pengertian kata etika dan moral adalah sama, yaitu bermakna kebiasaan (2001:5). Bertens mengungkapkan bahwa nilai merupakan sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan, artinya sesuatu yang baik (2001:139). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:139) dinyatakan bahwa nilai merupakan sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa nilai merupakan sesuatu yang diinginkan manusia karena nilai bersifat normatif. Artinya keharusan untuk diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari kehidupan manusia dan tingkah laku merupakan nilai yang berdasarkan pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa norma merupakan penilaian dari sikap dan sifat seseorang yang terlihat dari kehidupan kesehariannya, dari hal tersebut kita bisa mengetahui apakah dari cara bersosialisasi seseorang dapat bersifat baik atau buruk dan menghasilkan pesan moral yang disampaikan secara tidak langsung melalui gambaran cerita masing-masing tokoh dalam novel Projo & Brojo. a. Tokoh Projo Tokoh Projo berkepribadian buruk. Hal itu terlihat dalam alur cerita yang mengisahkan Projo berkehidupan mewah, hingga tersandung kasus korupsi. Sampai suatu saat Projo memilih Brojo agar mau menggantikan posisinya di 9

10 dalam penjara. Dengan tawaran fasilitas dan imbalan yang menggiurkan, Brojo pun mau untuk melakukan penyamaran itu. Saya tak bisa menyusun dalam bahasa yang enak. Tapi semuanya saya gumuli, saya geluti sejak awal. Sejak menjadi narapidana. Saya ternyata bukan saya yang saya kenal. Saya yang berani main cinta dengan Evi. (Projo & Brojo:356). Dari kutipan di atas juga menjelaskan moral Projo yang buruk. Projo yang statusnya sudah beristri, berani pacaran dengan wanita lain (Evi). b. Tokoh Brojo Tokoh Brojo bermoral baik. Hal tersebut terlihat saat Brojo bersikap baik di dalam penjara. Dia membagikan rokok secara gratis kepada napi yang lainnya. Meskipun hal tersebut menimbulkan kecurigaan kepada napi lainnya yang mengetahui sifat asli Projo yang sombong sebelum penyamaran itu dilakukan. Moral baik Brojo juga terlihat ketika dia menyuruh istrinya agar pulang ke desa. Hal itu dilakukannya karena Brojo takut tidak bisa mencukupi kehidupan setelah Brojo kehilangan mata pencahariannya. c. Tokoh Wisuni Tokoh Wisuni bermoral baik. Hal tersebut terlihat karena sifat aslinya yang polos dan penurut. Dia melakukan perintah suaminya untuk pulang ke desa. Selain itu, moral baik Wisuni terlihat saat ia percaya kepada Projo agar mau menginap di apartemennya untuk sementara waktu. Wisuni juga mau menjaga rahasia penyamaran itu demi kebaikan suaminya (Brojo) selama di dalam penjara. Pada dasarnya sifat seorang istri yang baik adalah harus menuruti perintah suaminya demi kebaikan dan kebahagiaan hidup mereka berdua. d. Tokoh Evi Moral tokoh Evi adalah baik. Hal tersebut terlihat ketika Evi mengembalikan sebagian harta Projo kepada istrinya (Elok Savitri). Evi menyadari bahwa ia harus mengembalikan yang bukan haknya. 10

11 e. Pak Zul Moral tokoh Pak Zul adalah buruk. Hal tersebut terlihat ketika Pak Zul memberi pendapat kepada Projo agar posisinya di dalam penjara bisa diganti dengan orang lain. Hingga akhirnya Projo menuruti pendapat itu. Melalui analisis moralitas di atas, penulis dapat menyimpulkan masingmasing moralitas tokoh yang ada dalam novel Projo & Brojo. Tokoh yang bermoral baik adalah Brojo, Wisuni, dan Evi. Sedangkan tokoh yang bermoral Buruk adalah Projo dan Pak Zul. Selanjutnya penulis akan menyampaikan pesan moral melalui analisis aspek-aspek sosiologi sastra yang sudah dianalisis. Pesan moral tersebut adalah sebagai berikut; (1) Tanggung Jawab Sosial Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, seseorang harus siap menanggung akibat yang sudah dibuat. Hal itu dalam novel Projo & Brojo terlihat ketika Projo terkena kasus korupsi dan memilih Brojo agar mau menggantikan posisinya dalam penjara. Seharusnya Projo yang menjalani masa hukuman itu, bukan memilih orang lain menggantikan posisinya dalam penjara. Sikap Projo yang tidak bertanggung jawab. (2) Tanggung Jawab Keluarga Salah satu bentuk tanggung jawab keluarga yang utama adalah sikap tanggung jawab seorang suami kepada istri (atau sebaliknya). Hal itu novel Projo & Brojo terlihat saat Brojo meminta agar Wisuni ikut pulang orang tuanya ke desa. Brojo takut tidak bisa mencukupi kehidupan istrinya setelah ia kehilangan mata pencahariannya. Pesan moral yang lain terlihat ketika istri Projo (Elok Savitri) dekat dengan Pak Zul, selama Projo menjalani masa tahanan. Hal tersebut seharusnya tidak perlu dilakukan oleh seorang istri, karena bisa menimbulkan keretakan dalam hubungan rumah tangga. (3) Tanggung Jawab Pribadi Salah satu bentuk tanggung jawab pribadi yang penting adalah kesadaran akan hak dan kewajiban pribadi. Misalnya, mengembalikan hak milik orang lain 11

12 yang bukan hak miliknya. Hal tersebut novel Projo & Brojo terlihat ketika Evi (rekan kerja sekaligus pacar Projo), mengembalikan sebagian harta milik Projo kepada istrinya yang hampir disita oleh negara. 12

13 SIMPULAN Struktural Novel Projo & Brojo Struktural novel Projo & Brojo terdiri atas tokoh utama atau tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama novel Projo & Brojo adalah Projo dan Brojo. Tokoh utama tersebut sangat mendominasi jalannya cerita. Semua kejadian dalam cerita selalu diwarnai dengan kehadiran tokoh utama. Sedangkan tokoh bawahan atau tokoh tambahan adalah Wisuni (istri Brojo), Elok Savitri (istri Projo), dan Pak Zul. Kehadiran tokoh bawahan tersebut hanya sedikit memberi pengaruh terhadap jalannya cerita, karena tokoh tambahan hanya menjadi penopang atau penguat alur cerita dari semua konflik yang dialami oleh tokoh utama. Novel Projo & Brojo menggunakan alur lurus atau linear. Seluruh peristiwa cerita yang terjadi sangat kronologis. Meskipun terjadi alur flash back atau sorot balik, tidak mempengaruhi alur di dalam cerita. Dalam novel Projo & Brojo terdapat tiga latar yaitu latar waktu, latar tempat dan latar sosial. Latar waktu dalam novel ini sangat bervariasi, karena semua kejadian yang terjadi mempunyai waktu sendiri-sendiri atau berbeda-beda. Latar tempat yang banyak digunakan adalah di dalam penjara. Tema novel Projo & Brojo adalah kepercayaan kepada orang lain dan kesederhanaan dalam menjalani hidup. Aspek Sosiologi dan Moralitas Berdasarkan hasil analisis aspek sosiologis dan moralitas terhadap novel novel Projo & Brojo dapat penulis simpulkan bahwa novel tersebut secara implisit mengajak untuk menjunjung tinggi nilai moral. Melalui tokoh Projo dan Brojo terungkap nilai-nilai moral yang bertentang antara nilai moral yang baik dan yang buruk. Ajaran untuk menjunjung nilai tinggi moral terdapat dalam novel Projo & Brojo ketika tokoh Projo memutuskan bersedia memilih Brojo untuk menggantikannya di penjara. Secara tidak langsung, Projo telah salah memilih jalan. Projo memaksa Brojo agar mau menerima tawaran itu. Seharusnya hal 13

14 tersebut tidak dilakukan oleh Projo, karena sejak awal cerita posisi Projo sudah salah dalam kasus korupsinya. Projo harus mau menjalani masa hukuman sampai selesai. Selain itu, secara sosiologis novel novel Projo & Brojo juga mengajarkan sesuatu kepada pembaca dengan cara menghibur. Artinya, selain peran hiburan yang menyenangkan, novel tersebut juga sekaligus memberi tuntunan kepada pembaca. Misalnya, ketika Brojo takut tidak bisa mencukupi kebutuhannya selama di kota, karena Brojo baru saja kehilangan mata pencahariannya Brojo memutuskan agar istrinya (Wisuni) ikut pulang bersama kedua orangtuanya ke desa. Melalui novel tersebut pengarang sesungguhnya telah memberikan tuntunan moral kepada pembaca dengan cara menghibur, yaitu melalui kisah cerita yang menyenangkan, yang memberikan katarsis. Melalui analisis moralitas, penulis dapat menyimpulkan representasi moralitas tokoh yang ada dalam novel Projo & Brojo. Tokoh yang merepresentasikan nilai moral yang baik adalah Brojo, Wisuni dan Evi, sedangkan tokoh yang merepresentasikan nilai moral yang buruk adalah Projo dan Pak Zul. Ajaran moral dalam novel Projo & Brojo adalah sebagai berikut: tokoh Brojo, Wisuni dan Evi memperlihatkan nilai moralitas yang tinggi, yakni seseorang harus siap menanggung akibat dari perbuatannya sendiri, seseorang dalam kehidupan berumah tangga harus bertanggung jawab kepada keluarganya, seorang suami kepada istri (atau pun sebaliknya), seseorang harus memiliki kesadaran hak dan kewajibannya masing-masing, misalnya mengembalikan hak milik orang lain yang bukan hak miliknya. 14

15 DAFTAR PUSTAKA Atmowiloto, Arswendo Projo & Brojo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Bertens, K Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Damono, Sapardi Djoko Pengantar Sosiologi Sastra. Ciputat: Editum. Darma, Budi Sejumlah Masalah Sastra. Jakarta: PT. Karya Unipress. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Escarpit, Robert Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pressindo. Faruk Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kusumaningrum, Roro Dimensi Perwatakan Tokoh dan Aspek Sosial dalam novel Cinta dan Kewajiban karya L. Wairata dan Nur Sutan Iskandar: Sebuah Kajian Sosiologi Sastra. Semarang: Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah MadaPress. Noor, Redyanto PengantarPengkajian Sastra. Semarang: Fasindo. Rahayu, Anik Analisis Moralitas Tokoh Utama dalam Novel Abadilah Cinta karya Andrei Aksana. Semarang: Skripsi Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Yasa, I Nyoman Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: IKAPI. 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan pencerminan masyarakat, melalui karya sastra, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu karya sastra prosa yang menggambarkan tentang permasalahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993: 12), novel merupakan

Lebih terperinci

ASPEK MORAL DALAM NOVEL AKU TAK MARAH KARYA DJOKOLELONO: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

ASPEK MORAL DALAM NOVEL AKU TAK MARAH KARYA DJOKOLELONO: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA ASPEK MORAL DALAM NOVEL AKU TAK MARAH KARYA DJOKOLELONO: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Muhammad Haikal Isa Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya INTISARI Isa, Muhammad Haikal. 2017. Aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

Kehidupan sosial Tokunaga dalam novel yang berjudul Saga No Gabai Bachan karya Shimada Yoshichi

Kehidupan sosial Tokunaga dalam novel yang berjudul Saga No Gabai Bachan karya Shimada Yoshichi Kehidupan sosial Tokunaga dalam novel yang berjudul Saga No Gabai Bachan karya Shimada Yoshichi Adi Bijaksana ABSTRAK Skripsi ini berjudul Kehidupan sosial Tokunaga dalam novel yang berjudul Saga No Gabai

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL GELOMBANG LAUTAN JIWA KARYA ANTA SAMSARA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL GELOMBANG LAUTAN JIWA KARYA ANTA SAMSARA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL GELOMBANG LAUTAN JIWA KARYA ANTA SAMSARA Ni Putu Yulia Utami Putri email: utamiputri805@gmail.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia

Skripsi. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia PERJUANGAN SEORANG MUSLIMAH DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT EROPA DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Moral Menurut Suseno (1987: 19) kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Pengertian moral tidak hanya mengacu pada baik buruknya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Sebagaimana telah disinggung pada Bab 1 (hlm. 6), kehidupan masyarakat dapat mengilhami sastrawan dalam melahirkan sebuah karya. Dengan demikian, karya sastra dapat menampilkan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Telaah yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan

Lebih terperinci

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan jiwa.sastra merupakan wakil jiwa melalui bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep A. Sosiologi Sastra Ratna (2004:339) mengatakan, Sosiologi sastra adalah analisis karya sastra dalam kaitannya dengan manusia. Jadi, sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) AHMAD RESKI NPM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup kepemilikan manusia atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang struktural sastra dan sosiologi sastra. Pendekatan struktural dilakukan untuk melihat keterjalinan unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra itu

Lebih terperinci

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA TOKOH-TOKOH NOVEL BIOLA PASIR DARI MASA LALU KARYA D.K. SUMIRTA Ni Komang Dewi Anggraeni email: dewianggraeni081292@gmail.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata BAB II LANDASAN TEORI Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan bahwa sastra adalah suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata lain, kegiatan sastra itu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI I Gede Iwan Astadi Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract Analysis of the psychology literature

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memenuhi hal-hal

Lebih terperinci

ASPEK MORALITAS DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

ASPEK MORALITAS DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA ASPEK MORALITAS DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Jurnal Skripsi Oleh : Anggun Khitriana Lestari NIM A2A008007 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat bahwa Sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO

STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO Oleh: Wahyuni Ekawati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Zakicha37@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan 1 BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Masalah Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan semudah yang diharapkan. Manusia dihadapkan kepada lika-liku kehidupan yang harus mereka tempuh.

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu bentuk media yang digunakan untuk menerjemahkan ide-ide pengarang. Di dalam karya sastra, pengarang merefleksikan realitas yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penulis melakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan PDH dengan menelusuri penelitian sebelumnya. Telaah pustaka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra umumnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Sastra lahir atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Objek penelitian, dalam hal ini karya sastra, memiliki banyak dimensi, banyak aspek, dan unsur. Untuk memahaminya secara lengkap diperlukan teori dan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nurgiyantoro (2012:70) dalam penciptaan sebuah karya sastra, pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada hakekatnya pengarang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Refleksi Kehidupan Masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina belum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Refleksi Kehidupan Masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina belum BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.2 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Berdasarkan peninjauan terhadap penelitian sebelumnya, penelitian tentang Refleksi Kehidupan Masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN 2.1 Tinjauan pustaka Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH

PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) ERIK ESTRADA NPM.09080045

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII Oleh: Alif Nurcahyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek yang menyangkut masalah yang akan diteliti sehingga ruang lingkup

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL KATARSIS KARYA ANASTASIA AEMILIA. Abstract

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL KATARSIS KARYA ANASTASIA AEMILIA. Abstract 1 ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL KATARSIS KARYA ANASTASIA AEMILIA Anak Agung Dewi Wulan Sari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract This study aims to analyze

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu karya sastra tercipta tidak dalam kekosongan sosial budaya. Artinya, pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian dengan elegannya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. 7 BAB II LANDASAN TEORI E. Pengertian Psikologi Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah suatu tulisan yang memiliki keindahan yang luar biasa karena menggambarkan tentang kehidupan. Seseorang yang berjiwa sastra akan menghasilkan suatu karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang mengambil kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Enik Kuswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan dalam adat Minangkabau merupakan salah satu hal yang penting karena berhubungan erat dengan sistem kekerabatan matrilineal dan garis keturunan. Menurut alam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat karena karya sastra lahir ditengah-tengah masyarakat dari hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Karya sastra merupakan suatu hasil cipta sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL DETIK- DETIK CINTA MENYENTUH KARYA ALI SHAHAB SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI TEKS

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL DETIK- DETIK CINTA MENYENTUH KARYA ALI SHAHAB SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI TEKS KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL DETIK- DETIK CINTA MENYENTUH KARYA ALI SHAHAB SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI TEKS Jurnal Skripsi Oleh : Azis Dwi Prakoso NIM A2A008012 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci