BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia akan berdampak pada semakin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia akan berdampak pada semakin"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia akan berdampak pada semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknlgi. Dengan semakin majunya perkembangan manusia maka bidang teknlgi pun ikut berkembang dengan sangat pesat dengan harapan segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik. Terlepas dari perkembangan kebutuhan manusia dan teknlgi, jika kita perhatikan perkembangan yang terjadi tidak lepas dari peran kelistrikan. Dimana hampir semua peralatan yang digunakan manusia dan teknlgi yang berkembang saat ini hampir dipastikan menggunakan listrik untuk mengperasikannya. Pada masa sekarang ini, perkembangan dalam dunia industri juga terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan glbal. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan bagi perusahaan untuk menjalankan perusahaannya secara berkelanjutan dan meminimasi gangguan yang terjadi selama menjalankan prses usahanya. Dalam hal ini juga mencakup pengawasan terhadap penyediaan sumber daya listrik yang memadai. Dengan meminimasi gangguan yang terjadi, dunia industri khususnya perusahaan manufaktur akan dapat memprduksi barang dengan kualitas yang tinggi dan harga yang bersaing, yang pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan kmpetitif perusahaan tersebut. PT. Dian Swastatika Sentsa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak

2 2 dalam bidang penyediaan energi listrik dan uap dimana listrik dan uap yang dihasilkan akan disalurkan kepada pabrik kertas PT. Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) untuk prses prduksi pembuatan kertas. Untuk menjalankan prses penyediaan sumber energi tersebut, perusahaan melakukan tmasi yang berarti segala tindakan untuk menggantikan prses kerja dengan bantuan tenaga manusia menjadi prses kerja dengan menggunakan berbagai macam mesin yang tmatis dan mdern. Dengan adanya tmasi mesin maka pekerjaan peratr akan lebih mudah karena beberapa bjek kerja yang ada, telah diambil leh ahli mesin tersebut. Akibatnya adalah beban kerja peratr dalam mengendalikan perasinal mesin menjadi semakin mudah. Otmasi mesin juga akan berdampak pada semakin meningkatnya kuantitas yang utput yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan jika prses yang dilakukan secara manual. Di sisi lain, tmasi juga bisa menghasilkan kualitas utput yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat meminimasi kelalaian manusia. PT. Dian Swastatika Sentsa memiliki banyak sekali mesin-mesin yang berperasi selama 24 jam terus-menerus. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan perawatan secara intensif agar mesin selalu dalam keadaan siap pakai. Yang menjadi permasalahan dalam perusahaan ini adalah perusahaan kurang melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin dengan baik, sehingga mesin yang berperasi selama 24 jam ini sering mengalami gangguan kerusakan yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap prses penyediaan energi dimana hal ini seharusnya tidak bleh terjadi. Untuk menjamin agar mesin dapat berperasi dengan baik dan ptimal diperlukan suatu sistem perawatan yang baik dan terencana. Sistem perawatan yang kurang baik

3 3 akan menyebabkan mesin mudah rusak dan prses penyediaan energi akan terganggu bahkan terhenti. Oleh karena itu, perusahaan berupaya melakukan efisiensi maksimum sistem secara keseluruhan dan berrientasi pada upaya pemeliharaan peralatan secara prduktif. Aktivitas pemeliharaan tersebut secara umum mencakup kegiatan pengecekan, pembersihan, pelumasan, pendeteksian atas penyimpangan, reparasi atas kerusakan-kerusakan, penggantian spare part, perancangan mesin dan sebagainya. Dengan adanya tindakan pemeliharaan (maintenance) yang tepat maka perusahaan diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan dari sisi peralatan (tl) sehingga meningkatkan pemenuhan terhadap ketepatan waktu penyediaan energi terhadap knsumen dan penurunan biaya pemeliharaan. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Mesin-mesin yang ada pada cgen plant Tangerang PT. Dian Swastatika Sentsa selalu berperasi selama 24 jam terus-menerus sehingga dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kehandalan (reliability) dari mesin-mesin yang ada. Salah satu penyebab terjadinya penurunan kehandalan mesin adalah adanya kmpnen yang tidak dapat berperasi dengan baik pada mesin tersebut sehingga mesin mengalami break dwn dan perlu dilakukannya perbaikan atau penggantian kmpnen. Cgen plant plant Tangerang PT. Dian Swastatika Sentsa ini sudah memiliki suatu jadwal yang teratur untuk melakukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan mesin, namun peristiwa gangguan selama kegiatan prduksi pabrik tetap saja sering terjadi. Perawatan mesin yang dilakukan leh PT. Dian Swastatika Sentsa sudah dilakukan baik secara bulanan, 3 bulanan, dan tahunan secara rutin, namun kegiatan

4 4 perawatan yang ada dilakukan hanya berdasarkan manual dari mesin yang bersangkutan. Kurangnya pertimbangan atau perhitungan analisis dalam prses pemeliharaan ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan yang tiba-tiba. Data-data tentang kerusakan mesin yang sudah terjadi kadang tidak dijadikan sebagai masukan untuk mempertimbangkan pemeliharaan mesin yang berikutnya. Selain itu PT. Dian Swastatika Sentsa belum memiliki sistem infrmasi dalam bidang pemeliharaan mesin terutama dalam pengendalian penjadwalan pemeliharaan mesin. Oleh karena itu, akan diusulkan suatu sistem penjadwalan preventive maintenance untuk PT. Dian Swastatika Sentsa yang dapat membantu penjadwalan pemeliharaan mesin secara up t date sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan prses prduksi sesuai dengan target yang diharapkan. Dengan adanya perancangan sistem infrmasi penjadwalan preventive maintenance mesin ini, diharapkan bagian maintenance perusahaan dapat mengantisipasi kapan terjadinya kerusakan sehingga bagian maintenance mesin akan lebih siap dan dapat mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan perawatan terhadap mesin-mesin yang ada. Dengan demikian apabila mesin berhenti ttal (breakdwn) dapat diminimalisasi sehingga pemenuhan kebutuhan uap dan listrik tidak mengalami keterlambatan karena prses prduksinya tidak mengalami hambatan. Selain itu, dengan adanya perancangan sistem infrmasi ini diharapkan adanya pencatatan data yang lebih sistematis dan terkmputerisasi sehingga pihak manajemen dapat memperleh data maupun infrmasi yang lebih cepat, akurat dan lengkap.

5 5 Berdasarkan masalah-masalah yang ada dan pentingnya perawatan mesin dalam prses prduksi inilah yang melatar belakangi penulisan tugas akhir ini, sehingga perumusan masalah dalam skripsi ini adalah : 1. Bagaimana melakukan pemeliharaan yang tepat terhadap kmpnen kritis yang ada dalam pabrik? 2. Berapa interval pemeliharaan yang tepat dalam melakukan tindakan preventive maintenance? 3. Apa saja kebutuhan infrmasi yang perlu untuk digunakan dalam perancangan sistem infrmasi penjadwalan preventive maintenance? 4. Apa yang dapat diperleh dengan mengimplementasi sistem infrmasi penjadwalan preventive maintenance dalam perusahaan? 1.3 Ruang Lingkup Agar penyelesaian masalah dapat lebih terarah pada tujuan penelitian sehingga memberikan manfaat yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian akan dibatasi sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada departemen maintenance pada cgen plant plant PT. Dian Swastatika Sentsa yang berlkasi di Serpng - Tangerang. 2. Fkus pada pembahasan skripsi ini akan dilakukan pada mesin-mesin prduksi terutama yang berperasi selama 24 jam. 3. Observasi dalam PT. Dian Swastatika Sentsa ini dilakukan pada bagian maintenance selama peride bulan Januari 2008 hingga July 2008.

6 6 4. Kriteria mesin kritis ditentukan leh besarnya jumlah breakdwn dan waktu dwntime yang disebabkan leh waktu untuk memperbaiki berbagai kerusakan pada suatu mesin. 5. Data waktu dwntime hanya dihitung pada saat mesin berhenti karena rusak dan tidak termasuk pada waktu set-up atau pemeriksaan terjadwal. 6. Pengembangan sistem infrmasi yang dilakukan berupa perancangan sistem infrmasi sampai pada tahap pemrgraman dengan menggunakan database yang mendukung aktifitas sistem pemeliharaan yang diusulkan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengusulkan suatu perbaikan kegiatan preventive maintenance yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin dengan menentukan rata-rata selang waktu kerusakan, menganalisa dan mengevaluasi besarnya reliability (kehandalan) serta besarnya biaya maintenance pada kmpnen mesin kritis yang sering mengalami gangguan. 2. Menghitung dan menentukan waktu interval pemeliharaan yang tepat untuk melakukan tindakan preventive maintenance. 3. Menganalisis kebutuhan infrmasi untuk mendukung penerapan preventive maintenance yang dibutuhkan leh departemen maintenance.

7 7 4. Merancang sebuah sistem infrmasi yang mendukung kegiatan preventive maintenance untuk membantu prses pengambilan keputusan serta mengetahui kebutuhan kmpnen untuk persediaan preventive maintenance usulan Manfaat a. Manfaat yang diperleh dari penulisan skripsi ini bagi perusahaan adalah: 1. Membantu perusahaan dalam melaksanakan penerapan preventive maintenance, sehingga perusahaan dapat menjaga mesin-mesin yang ada untuk selalu dalam keadaan yang handal dan siap pakai. 2. Mengetahui interval waktu yang tepat untuk melakukan pemeliharaan untuk setiap kmpnen mesin sesuai waktu yang dibutuhkan kmpnen itu sendiri berdasarkan target reliability perusahaan sehingga dapat meminimasi kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba. Dan meningkatkan kehandalan dari mesin-mesin yang ada sehingga kelancaran prduksi tetap terjamin 3. Dapat meminimasi ttal biaya sehingga dapat meningkatkan kinerja dari mesin-mesin prduksi dan memperlancar keseluruhan kegiatan prses prduksi. 4. Mendapatkan kebutuhan infrmasi untuk mengembangkan sistem infrmasi yang dibutuhkan leh departemen maintenance sesuai dengan penerapan preventive maintenace yang akan diterapkan pada perusahaan.

8 8 5. Perusahaan dapat memanfaatkan sistem infrmasi untuk memberikan kemudahan mengrganisasikan data kerusakan dan penjadwalan preventive maintenance sehingga perawatan mesin dapat dilakukan dengan rapi dan teratur. b. Manfaat yang diperleh dari penulisan skripsi ini bagi penulis adalah: 1. Memahami pentingnya preventive maintenance dan menerapkan teri yang ada untuk mendukung penyelesaian terhadap masalah perawatan mesin itu sendiri serta mampu menerapkan ilmu yang ada pada kndisi nyata di lapangan. 2. Mengembangkan kemampuan analisa sistem serta melakukan penyusunan suatu sistem infrmasi yang terkait dengan preventive maintenance pada mesin dan seluruh biaya yang terkait dengan preventive maintenance. 3. Dapat menyelesaikan Studi Prgram Ganda Teknik Industri dan Sistem Infrmasi di jenjang pendidikan strata satu (S1) di Universitas Bina Nusantara. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Dian Swastatika Sentsa atau dikenal juga dengan singkatan DSS tergabung dalam badan hukum Indnesia sejak bulan Agustus 1996 dan mulai berperasi pada awal tahun 1998 segera pada saat pengalihan sumber tenaga yang digunakan leh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ( IKPP ) dan PT. Pind Deli Pulp & Paper ( PDPP )

9 9 yang keduanya merupakan pabrik kertas yang membutuhkan paskan sumber listrik dan uap air. Kantr pusat PT. Dian Swastatika Sentsa berlkasi di Wisma Indah Kiat, Jl. Raya Serpng Km 8, Tangerang, dimana pada lkasi tersebut juga terdapat salah satu dari empat cgen plant yang dimiliki PT. Dian Swastatika Sentsa, yaitu cgen plant Tangerang. Adapun ketiga aset sumber tenaga (cgen plant) lainnya yang dimiliki leh PT. Dian Swastatika Sentsa yaitu di satu di Serang dan dua di daerah Karawang. Lkasi pabrik PT. Dian Swastatika Sentsa mengperasikan mesin dan peralatan pembangkit tenaga listrik, seperti : Turbin gas Turbin uap Mesin diesel Ketel dengan bahan bakar gas Ketel dengan bahan bakar minyak Ketel dengan bahan bakar batu bara. Dengan ttal kapasitas keseluruhan mencapai 300 MW untuk tenaga listrik dan 1887 tn/hurs untuk uap. Keseluruhan tenaga listrik dan uap yang dihasilkan digunakan untuk penglahan bubur kertas. Untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi perusahaan, PT. Dian Swastatika Sentsa juga memperluas bidang usahanya pada perdagangan bubur kayu dan kertas sejak tahun Sehingga sekarang PT. Dian Swastatika Sentsa memiliki 2 jenis bisnis yaitu pada : Jasa penyediaan energi (Tenaga Listrik dan Uap) Bisnis perdagangan bubur kayu untuk kertas.

10 10 Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentsa (2003) Gambar 1.1 Cgen Plant Tangerang PT. DSS Kebijakan Perusahaan PT. Dian Swastatika Sentsa memiliki kebijakan mutu. Kebijakan mutu PT. Dian Swastatika Sentsa adalah PT. Dian Swastatika Sentsa berusaha untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan menjamin ketersediaan dan kehandalan penyaluran listrik dan uap serta berkmitmen untuk melakukan perbaikan sumber daya secara berkesinambungan. Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yang senantiasa menjadi : Sebuah perusahaan penyedia sumber daya listrik dan uap yang memberikan pelayanan yang terbaik, prfesinal dan terpercaya. Di samping itu juga sejalan dengan misi perusahaan yaitu sebagai : Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa sumber

11 11 daya yang menyediakan ketersediaan sumber daya listrik dan uap yang tepat waktu dan terjamin ketersediaannya Struktur Organisasi Berikut ini adalah struktur rganisasi PT. Dian Swastatika Sentsa secara keseluruhan sampai dengan Desember 2008 : Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentsa (2003) Gambar 1.2 Struktur Organisasi Keseluruhan DSS

12 12 Berikut ini merupakan penjelasan tugas dan wewenang dari jabatan-jabatan yang terdapat dalam struktur rganisasi di atas : President Directr Merupakan rang yang mengarahkan dan mengendalikan rganisasi pada tingkat tertinggi. Adapun wewenang dan tanggung jawabnya antara lain : a. Menetapkan dasar-dasar dan kebijakan-kebijakan dalam bidang usaha perusahaan setiap tahun dalam bentuk Business Strategy. b. Menetapkan Quality, Health, Safety & Envirnment Plicy. c. Melaksanakan sistem manajemen mutu, kesehatan, keselamatan dan lingkungan secara knsisten. d. Melakukan kntrl terhadap semua aktifitas manajerial. Directr f Prductin Merupakan jabatan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur pelaksanaan sistem mutu dan mengawasi prses prduksi bersama dengan Plant Manager, mengperasikan dan memelihara hubungan baik dengan departemen lainnya pada masing-masing pabrik untuk mengkrdinasikan semua aktifitas baik pabrik di Serang, Tangerang, dan Karawang dalam hal prses prduksi yang dilakukan pada masing-masing cgen plant yang ada di keempat wilayah tersebut. Financial Cntrller Merupakan rang yang bertugas sebagai pengella arus keuangan yang terjadi dalam perusahaan, agar semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan selalu

13 13 terkendali dengan baik dan keuangan yang ada penggunaannya juga digunakan secara jelas dan ptimal. Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: - Menentukan prsedur keuangan sesuai kebijakan perusahaan. - Mengatur keuangan dan menyediakan dana untuk anggaran pemasukan maupun pengeluaran. - Memeriksa lapran keuangan dari pencatatan staf accunting. - Bertanggung jawab terhadap pembayaran kepada supplier (tanggal jatuh temp dan jadwal pembayaran). Senir HR & GA Manager Merupakan rang yang berpengalaman dan sudah bekerja cukup lama dalam perusahaan. Mempunyai pengetahuan yang menyeluruh mengenai kegiatan administrasi dan pengellaan persnal yang ada dalam perusahaan. Plant Manager Mempunyai wewenang dan tanggung jawab meliputi pengawasan, perasinal dan mengambil kebijakan terkait pada kinerja dari pabrik yang dipimpinnya agar dapat berjalan lancer dan sesuai target yang telah ditetapkan. Tanggung jawab dari plant manager antara lain : - Memastikan cgen plant agar berjalan dengan selamat, efisien, dan mengarah pada pelaksanaan terbaik atau prsedur standar perasi yang dibutuhkan. - Merencanakan, mengrganisasi dan memastikan perasi harian dan prduksi memenuhi kebutuhan yang telah disepakati untuk penglahan pabrik kertas atau pelanggan lainnya.

14 14 - Mengrganisasi dan memastikan semua perasi yang dibutuhkan dan rekaman data prduksi atau lapran sesuai dengan perintah dan tepat waktu. - Mengambil inisiatif untuk memahami dan mematuhi semua peraturan yang terkait dengan keselamatan, kebijakan dan kebutuhan rutin perasi & maintenance (O & M) pada cgen plant. - Untuk memimpin, menuntun dan mengawasi kinerja dari berbagai kepala seksi dan team, agar tetap sejalan dengan harapan dari manajemen. Engineering Manager Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang dalam merencanakan, mempersiapkan dan mengimplementasikan pelaksanaan teknlgi baru dalam perusahaan untuk membantu dan meningkatkan kinerja dari peratinal mesinmesin yang ada dalam pabrik. Human Resurces & General Affairs Manager HR & GA Manager mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan peraturan pemerintah dan undangundang, melaksanakan tugas kesekretariatan dan administrasi serta yang berkaitan dengan pengellaan persnal pada masing-masing pabrik. Financial & Accunting Manager Mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam mengella aspek financial dan keuangan perusahaan, agar semua pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dapat dipergunakan dengan maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan.

15 15 Sectin Heads Merupakan kepala seksi dari masing-masing departemen seperti perasinal, maintenance, dan administrasi & umum yang mengkrdinasi, mengawasi dan bertanggung jawab pada pekerjaan di seksi-seksi yang ada di masing-masing pabrik. Engineering Assistants Membantu pelaksaan tugas dari Engineering Manager, terutama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan pengetahuan sumber daya listrik untuk digunakan diperusahaan. Human Resurces & General Affairs Assistants Membantu pelaksaan tugas dari Human Resurces & General Affairs Manager, terutama dalam kegiatan perasinal dalam perusahaan sehari-hari. Finance Assistants Membantu pelaksaan tugas dari manajer financial dan accunting, terutama dalam perhitungan dan pencatata histri mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan. Accunting Assistants Membantu pelaksaan tugas dari manajer financial dan accunting, terutama dalam pembuatan lapran dari transaksi akuntansi dalam perusahaan. Engineers/Freman Mempunyai ruang lingkup pekerjaan seperti mengawasi dan bertanggung jawab pada pelaksaaan pekerjaan preventif maintenance dan krektif.

16 16 Technicians/Operatr Mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan fasilitas peralataan prduksi untuk menunjang kelancaran prduksi dan melakukan pengawasan perasinal pabrik untuk menjamin kualitas prduksi. Struktur Organisasi Cgen Plant Tangerang Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentsa (2003) Gambar 1.3 Struktur Organisasi Cgen Plant Tangerang Berikut ini merupakan penjelasan wewenang dan tanggung jawab dari karyawan yang secara langsung menangani masalah pemeliharaan mesin pada departemen maintenance :

17 17 Maintenance Freman Diesel Engine Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan krektif terhadap mesin diesel dan mekanik gas turbin serta peralatan pendukungnya. Memimpin serta menilai den peratr mesin diesel dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan preventif dan krektif. Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan. Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan Iingkungan kerja. Mengawasi pemakaian bahan prduksi dan penanganan limbah li. Mengajukan permhnan pembelian barang setelah memeriksa stk yang ada. Maintenance Freman Biler Merencanakan dan rnengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan krektif terhadap HRSG, Aux Biler, WHB dan sistem penglahan air. Memimpin serta menilai biler technician dan peratr aux biler dalam pelaksanaan pekerjaan perawatan preventif dan krektif. Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai stander ISO Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan. Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan lingkungan kerja. Mengawasi pemakaian bahan prduksi dan penanganan limbah li. Mengajukan permhnan pembelian barang setelah memeriksa stk yang ada.

18 18 Maintenance Freman lnstrument & Electric Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan krektif terhadap turbin gas, generatr, kmpresr gas, sistem kntrl dan sistem distribusi. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan kalibrasi peralatan. Memimpin serta menilai Instr & Elect technician, peratr HRSG + GT dan peratr cntrl panel dalam pelaksaan pekerjaan perawatan preventif dan krektif. Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai stander ISO Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan lingkungan kerja. Mengawasi pemakaian spare part yang digunakan. Mangajukan permhnan pembelian barang setelah memeriksa stk yang ada Diesel Engine Technician Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif diesel engine den peralatan pendukungnya sesuai ketentuan. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan krektif sesuai pengarahan pimpinan. Melaksanakan implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO Instrument & Electric Technician Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif turbin gas, generatr, peralatan listrik dan Instrument serta peralatan pendukungnya sesuai ketentuan. Meleksanakan kegiatan pemeliharaan krektif sesuai pengarahan pimpinan.

19 19 Melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan. Melaksanakan imptementasi instruksi kerja sesuai standar ISO Biler Technician Melaksanakan kegiatan pemantauan serta pengujian kualitas air biler den sistem air pendingin. Membantu kegiatan pemeliharaan preventif biler, Diesel, turbin gas dan peralatan pendukungnya sesuai ketentuan. Membantu kegiatan pemeliharaan krektif sesuai pengarahan pimpinan. Melakukan tugas pengntrlan penerimaan bahan bakar bersama karyawan PT. IKPP. Melaksanakan implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO Pabrik Cgen plant Tangerang Pabrik Cgen plant Tangerang adalah satu fasilitas yang sudah ada dan ditempatkan pada bagian selatan dari pabrik kertas Tangerang (IKPP), dekat kta dari Serpng sekitar 20 km sebelah barat Jakarta, Jawa Barat, Indnesia. Pabrik kertas IKPP membutuhkan uap dan listrik untuk prses prduksinya. Untuk kebutuhan uap diperleh dari fasilitas cgen plant plant PT. Dian Swastatika Sentsa, sedangkan untuk daya listriknya dipenuhi dari cgen plant plant PT. Dian Swastatika Sentsa atau dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Fasilitas yang ada pada cgen plant plant meliputi : 5 Diesel Engines Terdiri dari 4 mesin diesel merk yanmar (n. mesin 1-4) dan 1 mesin diesel merk wartsila (n. mesin 5). Kelima mesin diesel ini bertugas untuk menyalurkan daya

20 20 listrik dan lebih bersifat sebagai cadangan atau stand-by. Atau dengan kata lain mesin diesel ini hanya digunakan ketika fungsi dari gas turbin mengalami gangguan. 5 Auxiliary Bilers Terdiri dari 4 ketel gas dan 1 ketel diesel. 3 ketel gas bermerk chen-chen, 1 ketel gas bermerk mnical, dan 1 ketel diesel bermerk em. Jika mesin diesel berfungsi sebagai back-up penghasil listrik, maka ketel auxiliary ini berfungsi sebagai back-up atau stand-by penghasil uap yang biasa dilakukan leh Heat Recvery Steam Generatrs (HRSG). 2 Gas Turbin dengan 2 Heat Recvery Steam Generatrs (HRSG) Mesin ini merupakan mesin yang utama dan berjalan 24 jam secara terus menerus. Gas turbin terdiri dari gas turbin A dam gas turbin B. Untuk HRSG juga terdiri dari HRSG A dam HRSG B. Fungsi gas turbin adalah sebagai penghasil listrik untuk PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ( IKPP ), sedangkan fungsi dari HRSG adalah sebagai pemask uap untuk prduksi kertas PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ( IKPP ). 1 Cal Fired Biler (CFB) Selain gas turbin dan HRSG yang berperasi selama 24 jam, CFB juga berperasi selama 24 jam. Fungsi dari CFB ini adalah untuk mendukung kerja dari HRSG dalam menyediakan uap untuk prses prduksi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ( IKPP ).

21 21 Fasilitas cgen plant dirancang dengan prses penguapan dan kelistrikan yang memadai dan menghindarkan pembrsan alat-alat perlengkapan agar dapat menyediakan pabrik kertas IKPP dengan tingkat ketersediaan sumber energi dan uap yang tinggi dan kehandalan yang dapat diandalkan. Bangunan fasilitas cgen plant yang lebih tua memiliki 5 diesel engines, 6 small heat recvery bilers and 5 auxiliary bilers. Fasilitas cgen plant yang baru ditempatkan pada bangunan yang terpisah terdiri dari 2 gas turbin dan 2 HRSG, dengan satu ruang pengendali di dalamnya, satu tingkat diatas ruang peralatan perasi. Di bagian bawah bangunan ruang pengendali adalah ruang MCC, yang merupakan Biler Cntrl Systems dan Burner Management Systems. Terdapat juga sebuah ruang baterai, untuk menyediakan sumber tenaga yang tidak bleh terganggu untuk ruang cntrl. Ruang baterai ini ditempatkan dekat dengan ruang MCC ini. Daya listrik dari PLN terpisah dengan fasilitas cgen plant ini. Traf PLN 20/3.3 kv ditempatkan pada satu lahan terbuka di luar ruang PLN. Semua kendali tegangan tinggi, meliputi panel kendali generatr diesel dan kendali untuk generatr turbin pembakaran terdapat pada ruang panel ini. Kebutuhan daya listrik pabrik kertas kira-kira 9 MW. Daya ini dicukupi leh generasi nrmal dari dua turbin generatr pembakaran (Cmbustin Turbine Generatrs) yang menghasilkan daya sebesar 7 MW, dan kebutuhan daya sisanya sebesar 2 MW dibeli dari PLN. Jika ada penurunan generasi daya yang dihasilkan leh turbin generatr pembakaran, maka diesel engine yang akan digunakan sebagai penambah daya dan mencukupi kekurangan listrik yang dibutuhkan. Sedangkan untuk kebutuhan uap yang dibutuhkan pabrik kertas adalah sekitar 40 tn/hur. Jumlah ini dicukupi leh generasi nrmal dari generatr uap pemulih panas

22 22 (Heat Recvery Steam Generatrs) ditambah satu ketel pembakaran batubara (Cal Fired Bilers). Hasil sisa seperti air mentah, air daur ulang, limbah cair daur ulang, air pendingin dan minyak slar fasilitas penerimaan dan penyimpanan dimanfaatkan untuk mendukung perasi dari pabrik kertas IKPP dan fasilitas cgen plant plant Prses Prduksi Gambar 1.4 Prses Prduksi Cgen Plant Tangerang Pada cgen plant Tangerang mempunyai 2 fungsi prduksi, yaitu menghasilkan pwer dan uap air untuk pabrik kertas IKPP. Prses berawal dari penyaluran gas alam dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menyalurkan gas NH3 yang merupakan bahan bakar dari Gas Turbin. Kmbinasi dari bahan bakar gas dan udara dapat menghasilkan

23 23 putaran pada Gas Turbin. Namun bahan bakar gas dari PGN tekanannya belum cukup ideal untuk memutar turbin, sehingga harus dikmpresikan dahulu di GFC (Gas Fuel Cmpressr) sehingga pressurenya diatas 19 bar. Sedangkan untuk udara didapat dari air intake dengan pressure 30 mmwg. Putaran Gas Turbin tersebut dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan generatr yang akan menghasilkan pwer. Selain menghasilkan pwer, Gas Turbin juga menghasilkan gas buang panas yang dapat dimanfaatkan leh HRSG untuk memanaskan air yang disalurkan dari tangki air. Air mentah yang masuk ke HRSG dan gas buang panas hasil pembuangan dari gas turbin yang juga disalurkan ke HRSG pada akhirnya menciptakan prses pemanasan air mentah karena adanya panas dari gas buang. Hasilnya akan menghasilkan uap yang akan digunakan untuk prses prduksi kertas dari IKPP Sarana Fasilitas Cgen plant Air - air mentah untuk fasilitas cgen plant berasal dari Sungai Cisadane yang mengalir berdekatan ke lkasi pabrik kertas IKPP. Satu stasiun pemmpa pada sungai, terdiri dari tiga pmpa turbin vertikal dan satu pmpa sentrifugal hrisntal, stasiun ini mampu untuk memindahkan air di kira-kira 6,500 m3 /hari. Air disaring dan dimurnikan sebelum disimpan dalam dua tangki penyimpan air pabrik kertas IKPP. Air dari pabrik kertas IKPP diringankan sebelum ini dipergunakan sebagai sumber pengisian awal pada deaeratr. Fasilitas cgen plant mempergunakan kurang dari 5.7 persen dari ttal kebutuhan air lkasi. Prses air mentah adalah tanggung jawab dari pabrik kertas IKPP. Daya listrik fasilitas cgen plant Tangerang secara elektris terkneksi ke sistem PLN 20 kv untuk membangkitkan awal penggunaan fasilitas cmbustin turbine

24 24 generatrs (CTGs), untuk menyediakan kebutuhan listrik pabrik kertas IKPP ketika fasilitas generatr cgen plant sedang tidak dapat digunakan dan untuk menyediakan kebutuhan listrik lkasi kantr. Daya yang disediakan leh PLN sudah dikenal sangat berbahaya karena tingginya variasi tegangan listrik, dan gangguan frekuensi yang tidak dapat ditleransi leh alat-alat perlengkapan pabrik kertas. Oleh karena dampak yang dihasilkan dengan menggunakan daya PLN ini, maka pabrik kertas IKPP lebih cenderung untuk menggunakan fasilitas cgen plant untuk menyediakan daya pada alatalat perlengkapan kritis dan memanfaatkan PLN untuk memberi daya untuk kebutuhan yang tidak kritis. Uap fasilitas uap cgen plant Tangerang didasari pada 166 C dan 7 bar. Uap dihasilkan leh enam ketel uap, tiga ketel pemulih panas kecil dan dua generatr uap air pemulih panas yang diarahkan langsung pada kepala uap. Uap air kemudian terdistribusi melalui empat saluran pipa baris ke pabrik kertas IKPP. Bahan bakar bahan bakar primer dari turbin pembakaran berasal dari gas alam yang disediakan leh PGN (Perusahaan Gas Negara). Ketel uap yang sudah ada juga mampu untuk menembak gas alam untuk prses menghasilkan uap air. Satu ketel menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Mesin diesel yang sudah ada dan ketel uap mampu digunakan untuk pembakaran dengan menggunakan minyak slar industri yang tersimpan pada empat tangki baja penyimpanan minyak. Minyak diantarkan leh truk dari Pertamina ke tangki penyimpanan.

25 25 Empat tangki minyak diharapkan digunakan untuk menykng unit generatr diesel yang sudah ada, ketel uap, dan sebagai bahan bakar sekunder untuk generatr turbin pembakaran (CTGs) Alat Perlengkapan Mekanik Auxiliary Biler dan Diesel Engines Ada lima auxiliary biler berbahan bakar gas dan minyak yang dipasang dari 1978 dan Empat ketel menghasilkan 10 tn/hur dari uap per ketel dan satu ketel yang diwajibkan untuk menghasilkan 14 tn/hur. Fasilitas yang ada juga mempunyai 5 diesel engines yang dipasang dari 1978 dan Empat dari diesel engines diberi level pada 2,000 kw untuk masing-masing mesin, dan satu diberi level pada 3,500 kw. Cmbustin Turbine Generatrs dan Heat Recvery Steam Generatrs CTGs (Cmbustin Turbine Generatrs) dan HRSGs (Heat Recvery Steam Generatrs) adalah prduk yang diadakan dari Eurpean Gas Turbine yang menjadi bagian dari kelmpk ABB Alstm. Untuk menghasilkan daya sebesar 8.4 MW dan menghasilkan sekitar 40 tn/hur prses penguapan pada kndisi 7 bar dan 166 C. Alat-alat perlengkapan ditempatkan di dalam satu bangunan baja dan meliputi dua unit turbin pembakaran gas dengan generatr listrik, ktak rda gigi, melepaskan gas jenuh melalui katup diversi, saluran pipa pembakar, generatr uap air pemulih panas.

26 26 Saringan udara dengan kemampuan pembersih tmatis yang berada pada atap bangunan terhubungkan leh saluran yang menuju turbin pembakaran. Satu kipas udara pembakar yang terpisah dilengkapi dengan masing-masing unit HRSG untuk penggunaan ketika saluran pipa pembakar sedang diperasikan tanpa CTG. Dua pemampat gas dengan satu akumulatr dipasang pada satu area yang tertutup berdampingan dengan bangunan CTG. Kedua pemampat gas biasanya digunakan untuk menambah permukaan tekanan gas alam sebelum gas alam tersebut dimasukkan ke turbin pembakaran. Masing-masing generatr pemulih panas dilengkapi dengan dua ketel berkapasitas penuh penghantar pmpa air. Satu unit deaerating dan tangki penyimpan ditempatkan di atas empat ketel penghantar pmpa air. Turbin pembakaran gas dibeli dengan kemampuan untuk membakar gas alam atau minyak slar. Jaminan kinerja diberikan untuk tiga mde pengperasian yang terpisah untuk memungkinkan CTG dan HRSG berperasi secara fleksibel. Mde ini adalah: Operasi gas turbin dan saluran pipa pembakar (TEG + supp) menghasilkan 20 tn/hur. Operasi gas turbin sendiri (TEG) yang menghasilkan 10 tn/hur. Operasi saluran pipa pembakar sendiri (supp) yang menghasilkan 20 tn/hur.

27 27 Sistem Air Pendingin. Fasilitas cgen plant memanfaatkan satu sel menara pendingin dan satu empat unit sel menara pendingin untuk menyediakan air pendingin untuk alatalat perlengkapan fasilitas. Sel menara tunggal sudah berperasi selama sembilan tahun dan dibuat leh Liang H Industries untuk generatr diesel 3,500 kw. Empat menara sel sudah sudah berusia enam tahun dan dibuat leh Liang Chi Industries digunakan leh CTGs dan empat generatr diesel 2,000 kw. Masing-masing sel diperlengkapi dengan satu pmpa air tunggal untuk pengedaran air penyejuk ke alat-alat perlengkapan. Sistem Penglahan Air. Sistem perlakuan air alat-alat perlengkapan ditempatkan secara terpisah dari fasilitas cgen plant plant. Air mentah dipmpa ke Pabrik kertas IKPP dari Sungai Cisadane. Air disaring dan dimurnikan sebelum disimpan pada dua tangki penyimpan air Pabrik kertas IKPP. Tangki penyimpanan sebesar 300 m 3 untuk lini prduksi dan tangki penyimpanan sebesar 250 m 3 untuk lini bukan prduksi dan fasilitas cgen plant. Prses air mentah berjalan dari sungai hingga tangki penyimpan merupakan tanggung jawab pabrik kertas IKPP. Air dari tangki penyimpanan sebesar 300 m 3 dilewatkan melalui saringan pasir dan satu pelembut dan disimpan pada 50 m 3 sebelum digunakan di ketel. Air penghantar yang digunakan di ketel dicampur dengan 75% kndensasi dan dikembalikan pada tangki kndensasi (60 m3 ).

28 28 Sistem penglahan air fasilitas cgen plant dirancang untuk menyediakan air pada mutu yang bisa diterima untuk penggunaan pada ketel dan HRSGs Alat Perlengkapan Listrik Generasi Listrik Fasilitas cgen plant sebenarnya dibagi ke dalam dua area. Area lebih tua yang pertama dibangun pada 1978, dan alat-alat perlengkapan yang ada digunakan sebagai alat pendukung yang siap dipakai setiap saat. Area yang baru dibangun pada 1996 dan alat-alat perlengkapan yang ada digunakan sebagai pelaksana tugas utama. Ketel yang paling baru (Cal Fired Biler) dibangun pada tahun Area lebih tua mempunyai 5 diesel engines (dengan keluaran 2, 2, 2, 2, 3.5 MW) yang sedang menghasilkan daya untuk mencukupi kebutuhan listrik pabrik selama 21 tahun. Satu interkneksi dengan PLN didirikan untuk menyediakan kekuatan tambahan ke Pabrik kertas IKPP, melalui dua traf 20 kv/3.3 kv. Daya listrik dari PLN mempunyai variasi tegangan listrik yang terkadang menyebabkan masalah pada beberapa perasi permesinan pada pabrik kertas. Alhasil, daya elektrik dari PLN digunakan dengan sangat selektif pada pabrik kertas IKPP. Pada fasilitas cgen plant, daya yang dihasilkan diberikan pada satu sistem busbar 3.3 kv untuk distribusikan ke berbagai pusat beban yang bervariasi. Ini adalah sistem bus tunggal dengan seluruh kabinet penghubung dan panel kntrl generatr terhubung bersama.

29 29 Fasilitas baru area mempunyai dua turbin generatr gas pada 4.2 MW masing-masing dan menghasilkan daya pada 3.3 kv untuk memberikan secara langsung ke sistem busbar 3.3 kv. Sistem Pendistribusian Daya Sistem distribusi fasilitas cgen plant plant adalah berlandaskan rancangan busbar 3.3 kv. Daya yang dihasilkan leh lima generatr diesel dan dua generatr turbin pembakaran dihantarkan melalui tujuh kntak pemutus ruang hampa ke sistem busbar. Daya yang ada kemudian didistribusikan melalui sembilan penghantar ke berbagai beban. Sistem elektrik dihubungkan dengan PLN melalui dua traf 20 kv/ 3.3 kv untuk menyediakan kekuatan tambahan jika dibutuhkan Alat Perlengkapan Penguapan Generasi Uap Area lebih tua memiliki 5 ketel uap (dengan keluaran 10, 10, 10, 10, 14 tn/hur) dan tiga ketel pemulih panas kecil (dengan ttal keluaran 3 tn/hur) yang sedang menghasilkan uap air pada kndisi 7 bar dan 166 C untuk mencukupi kebutuhan uap air pabrik selama 21 tahun. Area fasilitas yang lebih baru memiliki dua generatr uap air pemulih panas pada level 20 tn/hur untuk masing-masing generatr pada kndisi 7 bar dan 166 C untuk menghantarkan secara langsung pada kepala uap.

30 30 Area fasilitas yang paling baru terdiri dari satu ketel batubara pada 20 tn/hur untuk masing-masing ketel pada kndisi 9 bar dan 190 C yang menyediakan melalui saluran pipa 600 meter untuk kepala uap dan didistribusikan pada pabrik kertas IKPP. Sistem Distribusi Uap Sistem distribusi uap fasilitas cgen plant plant dipatk pada 7 bar. Uap air yang dihasilkan berasal dari lima ketel uap, tiga ketel pemulih panas kecil dan dua generatr pemulih panas dan satu ketel batubara dihantarkan secara langsung pada kepala uap. Uap air kemudian terdistribusi melalui empat saluran ke pabrik kertas IKPP Lingkungan Hidup Untuk memenuhi tanggung jawab lingkungan, pabrik kertas IKPP telah didirikan pada suatu prgram implementasi yang sistematik yang mengacu pada sertifikasi ISO dan sertifikasi tersebut juga telah diraih pada bulan Agustus Prgram ini secara khusus ditetapkan untuk memenuhi kesadaran lingkungan sekitar pabrik cgen plant di Tangerang dan secara knstan terus dimnitr setiap 3 bulanan untuk memantau kebisingan, dan setiap 6 bulanan untuk memantau emisi. Prgram ini mengacu pada peraturan pemerintah Indnesia berkaitan dengan ptensi plusi dan knsekuensi dari plusi itu sendiri. Cnth dari kualitas air pada 4 lkasi dalam pabrik kertas IKPP pada bulan Febuary 2000 dan juga batas tleransi yang diijinkan :

31 31 Tabel 1.1 Kualitas Air di 4 Lkasi Pabrik Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentsa (2003) Parameter Allwable Garden Wisma WWT River NO x ug,nm SO 2 ug,nm Partikulate ug,nm Fasilitas cgen plant pada IKPP Tangerang, selain menyediakan energi dengan reliabilitas dan ketersediaan yang tinggi juga mengacu memberikan perhatian terhadap lingkungan Sistem Infrmasi yang Sedang Berjalan Aktifitas preventive maintenance yang sedang berjalan sekarang diterapkan dengan melakukan pemeriksaan rutin yang dilakukan berdasarkan pada perating hur dari masing-masing mesin yang ada, cara perbaikan maupun penanganan gangguan didasarkan pada pengalaman staff dan kndisi perasinal mesin. Metde perawatan seperti ini kurang memperhatikan kndisi aktual dari umur mesin yang terus bertambah dan akan terus menurun kehandalannya. Sehingga, sering kali preventive maintenance yang dilakukan kurang sesuai dengan kebutuhan dari mesin. Departemen maintenance pada saat ini hanya menggunakan alat bantu sistem infrmasi berupa sftware micrsft excel yang digunakan untuk membuat jadwal pemeliharaan, pembuatan wrk rder, dan alkasi peratr untuk wrk rder, lapran regular check atas gangguan yang terjadi secara tiba-tiba sampai dengan pendkumentasian kejadian-kejadian yang terkait dengan prses perbaikan yang dilakukan leh staff maintenance.

32 22 (Heat Recvery Steam Generatrs) ditambah satu ketel pembakaran batubara (Cal Fired Bilers). Hasil sisa seperti air mentah, air daur ulang, limbah cair daur ulang, air pendingin dan minyak slar fasilitas penerimaan dan penyimpanan dimanfaatkan untuk mendukung perasi dari pabrik kertas IKPP dan fasilitas cgen plant plant Prses Prduksi Gambar 1.4 Prses Prduksi Cgen Plant Tangerang Pada cgen plant Tangerang mempunyai 2 fungsi prduksi, yaitu menghasilkan pwer dan uap air untuk pabrik kertas IKPP. Prses berawal dari penyaluran gas alam dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menyalurkan gas NH3 yang merupakan bahan bakar dari Gas Turbin. Kmbinasi dari bahan bakar gas dan udara dapat menghasilkan

33 33 Kegiatan perawatan dimulai ketika maintenance sectin head membuat jadwal perawatan reguler berdasarkan jam perasi dari masing-masing mesin yang ada di pabrik. Kemudian berdasarkan dengan jadwal yang telah dibuat untuk masing-masing mesin tersebut maka akan dilakukan perawatan dan perbaikan sesuai dengan urutan waktu yang ada pada jadwal. Jika perawatan mesin telah selesai maka akan dibuat lapran reguler check (RC) untuk diperiksa leh peratinal sectin head. Jika mesin telah berperasi kembali, maka lapran RC akan di-apprved dan segera diserahkan kepada maintenance sectin head untuk segera menutup kegiatan perawatan dan memasukkan kedalam arsip histrikal mesin. Jika terjadi suatu kejadian dimana peratr mendapatkan kndisi mesin yang sedang diawasi sedang berada dalam kndisi abnrmal atau timbul gangguan. Maka peratr akan segera melaprkan masalah yang terjadi kepada shift leader yang segera membuat wrk rder untuk ditindak lanjuti dengan mengadakan kegiatan perbaikan atas lapran yang telah diajukan peratr. Shift leader akan mengkmunikasikan gangguan yang terjadi kepada maintenance freman pada masing-masing bagian mesin untuk kemudian maintenance freman tersebut akan menugaskan technicians untuk memperbaiki mesin yang sedang mengalami masalah. Setelah mesin tersebut selesai diperbaiki maka maintenance freman dan techinicians akan mendistribusikan lapran wrk rder yang akan diserahkan pada peratinal sectin head untuk selanjutnya diperiksa dan dipastikan bahwa mesin yang mengalami gangguan telah selesai diperbaiki. Jika mesin sudah bisa berperasi kembali, maka maintenance sectin head yang akan menutup lapran wrk rder untuk kemudian kasus kerusakan yang terjadi disimpan kedalam suatu arsip histrikal mesin.

34 Analisis Masalah dan Kebutuhan Infrmasi Setelah dilakukan pengamatan pada PT. Dian Swastatika Sentsa dapat diketahui beberapa kelemahan pada sistem yang sedang berjalan di perusahaan, kelemahan kelemahan sistem yang ada antara lain : Untuk membuat suatu jadwal pemeliharaan departemen maintenance akan merujuk pada manual bk dengan berdasarkan pada perating hur masingmasing mesin. Pemeliharaan seperti ini kurang memperhatikan kndisi dari masing-masing kmpnen mesin yang terus menurun tingkat kehandalannya, sehingga akan menyebabkan seringnya terjadi gangguan mesin secara tibatiba yang akan mengganggu jadwal prduksi yang sedang berjalan. Infrmasi yang terkait dengan kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala kurang terpelihara karena lapran-lapran manual yang tidak terdkumentasi dengan baik. Kurangnya dkumentasi pemeliharaan yang telah dilakukan membuat dasar waktu pemeliharaan dalam pembuatan jadwal menjadi kurang sesuai dengan kebutuhan mesin saat ini. Pemeliharaan mesin yang dilakukan hanya berdasarkan dengan pengalaman technicians, sehingga jika technicians tersebut tidak masuk, maka akan membuat maintenance freman dan technicians lainnya kebingungan dalam melakukan pemeliharaan mesin yang seharusnya dilakukan. Karena seringnya dilakukan perbaikan atau pemeliharaan secara tiba-tiba menyebabkan infrmasi penyediaan kmpnen cadangan menjadi tidak akurat.

35 35 Dengan terus terjadinya gangguan mesin yang terjadi secara tiba-tiba ini, maka kelancaran prses prduksi yang sudah direncanakan akan terganggu dan menimbulkan kerugian baik bersifat materi maupun kepuasan dari pelanggan karena keterlambatan paskan sumber daya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem infrmasi yang dapat menampung dan mengatur penjadwalan dengan metde yang tepat yang dapat diterapkan untuk perusahaan. Sistem infrmasi yang dibangun harus dapat memberikan parameter-paramater waktu yang kuat sebagai dasar pembuatan jadwal secara terus menerus dan akurat, sehingga jika terdapat kerusakan yang terjadi sebelum waktu pemeliharaan, hal ini dijadikan infrmasi untuk melakukan pemeliharaan berikutnya. Untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan kmpnen dan cara perawatan, dalam sistem infrmasi penjadwalan yang dirancang harus dapat memberikan infrmasi mengenai jumlah persediaan kmpnen mesin yang ada sehingga jangan sampai terjadi kehabisan stk kmpnen dan memberikan infrmasi mengenai cara pemeliharaan yang tepat berdasarkan data perbaikan yang telah dilakukan pada masa sebelumnya.

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Prfil Singkat Perusahaan Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2006 yang berbentuk perusahaan mitra PT.Pertamina yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU)

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur bersaing dengan ketat dalam memproduksi barang, konsumen menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur bersaing dengan ketat dalam memproduksi barang, konsumen menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa persaingan bebas pada era Glbalisasi ini, dimana perusahaan manufaktur bersaing dengan ketat dalam memprduksi barang, knsumen menjadi sangat menyadari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah perusahaan PT. Astra Internatinal Tyta Sales Operatin merupakan salah satu divisi dari PT. Astra Internatinal, Inc., yang berkedudukan di Jakarta. Perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, dunia industri di Indonesia terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global, terutama persaingan dalam hal menghadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SIKLUS COMBINE CYCLE POWER PLANT (CCPP) GAS TURBINE GENERATOR TERHADAP BEBAN OPERASI PT KRAKATAU DAYA LISTRIK

ANALISIS EFISIENSI SIKLUS COMBINE CYCLE POWER PLANT (CCPP) GAS TURBINE GENERATOR TERHADAP BEBAN OPERASI PT KRAKATAU DAYA LISTRIK ANALISIS EFISIENSI SIKLUS COMBINE CYCLE POWER PLANT (CCPP) GAS TURBINE GENERATOR TERHADAP BEBAN OPERASI PT KRAKATAU DAYA LISTRIK * Dr. Ir. Eflita Yhana, MT a, Rig Muhammad Herriza b a,b Departemen Teknik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM KENDALI

PENGANTAR SISTEM KENDALI 1 I PENGANTAR SISTEM KENDALI Deskripsi : Bab ini memberikan gambaran secara umum mengenai sistem kendali, definisi-definisi, pengertian sistem kendali lingkar tertutup dan sistem kendali lingkar terbuka,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Prduksi Lading dan Scheduling merupakan salah satu pin dalan fungsi dan kegiatan pengawasan prduksi. Pemuatan (Lading) mempunyai

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi

Lebih terperinci

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi BAB Pengenalan Neraca Energi pada Prses Tanpa Reaksi Knsep Hukum Kekekalan Energi Ttal energi pada sistem dan lingkungan tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan..1 Neraca Energi untuk Sistem Tertutup

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH Jhan Utm Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknlgi Industri UNPAR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah perkembangan hotel Natama Padangsidimpuan Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah perkembangan hotel Natama Padangsidimpuan Sumatera Utara BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah perkembangan htel Natama Padangsidimpuan Sumatera Utara Pada awal berdirinya, Htel Natama hanyalah sebuah lsmen dengan nama Adian Natama yang dimiliki leh keluarga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran produk dan informasi antar negara menjadi hal yang umum. Seluruh dunia telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini terlebih dahulu akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, slusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi BAB II INJAUAN USAKA 2.1. Cara Kerja Instalasi urbin Gas urbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi ptensial gas menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN, PELAT DAN GULUNGAN CANAI PANAS NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN, PELAT DAN GULUNGAN CANAI PANAS NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN Kde Dkumen : SS-34 Halaman : 1 dari 5 NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI 1. Permhnan Sesuai Persyaratan Permhnan yang tercantum dalam Prsedur Penanganan Permhnan Sertifikasi (PrM-7.1).

Lebih terperinci

Modul MM (Material Management)

Modul MM (Material Management) KAMPUS IBI KWIK KIAN GIE JAKARTA, MEI 2017 KISI-KISI UAS dan QUIZ SAP SAP Materials Management (SAP-MM) adalah salah satu mdul di SAP ERP yang mendukung prses manajemen/pengellaan material di perusahaan,

Lebih terperinci

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi

Lebih terperinci

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Dalam beberapa kesempatan training, saya sering menanyakan, apa yang lebih penting: target atau activity plan? Hampir 90% peserta training

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yang terdiri dari material, mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yang terdiri dari material, mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam melakukan kegiatan prduksi, ada berbagai faktr yang harus dikella yang sering disebut sebagai faktr-faktr prduksi, yang terdiri dari material, mesin,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat CV. Jawara Kasih Sejati CV. Jawara Kasih Sejati (Perusahaan) secara resmi didirikan pada tanggal 23 Desember 2005 di hadapan notaris publik Laurensia Emilia,S.H.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Setiap usaha yang didirikan dengan rientasi laba (keuntungan) mempunyai tujuan untuk mencapai laba (keuntungan) yang ptimal, sehingga kelangsungan hidup badan usaha

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Prusahaan PT. Universal Respati Turbine Engineering adalah perusahaan pembangkit tenaga listrik untuk pertamina yang beralamat di Jl. Lintas Timur Sei

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Praja Puri Lestari didirikan pada tahun 1984 leh Bapak Ir. Deddy Kusuma. PT. Praja Puri Lestari

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN A. Latar Belakang Saat ini dunia yang kita tempati berada dalam genggaman revlusi teknlgi dan revlusi infrmasi, mulai dari internet, peningkatan kemampuan micrprcessr, kmputer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya : 1. Sistem Sprinkler Di era sekarang, dimana semakin banyaknya bangunan-bangunan pencakar langit dan semakin mdern-nya bangunan yang didirikan, sistem penanggulangan kebakaran memegang peranan penting pada

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PERAWATAN KOMPONEN BEARING BOTTOM ROLLER DAN V BELT MESIN RING FRAME RY-5 PADA DEPARTEMEN SPINNING II A (DI PT DANLIRIS SURAKARTA)

ANALISA SISTEM PERAWATAN KOMPONEN BEARING BOTTOM ROLLER DAN V BELT MESIN RING FRAME RY-5 PADA DEPARTEMEN SPINNING II A (DI PT DANLIRIS SURAKARTA) ANALISA SISTEM PERAWATAN KOMPONEN BEARING BOTTOM ROLLER DAN V BELT MESIN RING FRAME RY-5 PADA DEPARTEMEN SPINNING II A (DI PT DANLIRIS SURAKARTA) Darmint Pujtm, Rama Kartha S Prgram Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia, khususnya energi listrik, energi listrik terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 45 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan PT. Cahaya Ragam Sakti 3.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Cahaya Ragam Sakti PT. Cahaya Ragam Sakti pada awalnya merupakan perusahaan yang didasari leh ide

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

B i n t o r o Abdi Negoro arsitektur universitas mercu buana. Side Entrance. Servis. Public. Semi public

B i n t o r o Abdi Negoro arsitektur universitas mercu buana. Side Entrance. Servis. Public. Semi public BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Knsep Masa Bangunan 5.1.1 Zning Side Entrance Servis Private Public Ruang Hijau Main Entrance Semi public Main entrance diletakkan pada tapak sebelah barat, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang menuntut adanya peningkatan performance pengoperasian produksi. Hal ini dilakukan agar

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan izin perusahaan berdasarkan akta notaris Mudafir Hadi, SH. Yang disetujui oleh

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM PENGERTIAN DATA Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. PENGERTIAN DATA Data adalah deskripsi

Lebih terperinci

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 15-19 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM )

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM ) SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM ) (TUGAS UJIAN TENGAH SEMETER) Disusun leh : Abdillah A.G 08.11.1935 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik.

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik. Standar Kmpetensi Analis Kesehatan Psted by Riswant n Friday, February 5, 2010 Labels: Prfesi dan Kmpetensi Sudah sering kita mendengar istilah "kmpeten" dan "kmpetensi". Lalu apa maksud dari kedua kata

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Halaman 1 dari Pertemuan 1 1.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut Kntz, H. adalah: prses merencanakan, mengrganisir, memimpin dan mengendalikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

LAMPIRAN IT POLICY. komputer bagi karyawan yang masuk dan karyawan yang keluar serta bagi

LAMPIRAN IT POLICY. komputer bagi karyawan yang masuk dan karyawan yang keluar serta bagi LAMPIRAN IT POLICY Ruang Lingkup IT plicy ini mencakup hal hal seperti: 1. Karyawan baru dan karyawan keluar 2. Penggunaan kmputer 3. Pengendalian akses kntrl 4. Keamanan data 5. Hardware 6. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT Cahaya Fajar Kaltim berdiri pada tanggal 26 Maret 2003. PT Cahaya Fajar Kaltim merupakan perusahaan patungan antara Perusda ketenaga listrikan Kaltim

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Energi Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.

Lebih terperinci

Perbedaan referensi risiko dan lingkup kontrol

Perbedaan referensi risiko dan lingkup kontrol PANDUAN UMUM Keijakan umum audit TI Perbedaan rientasi atas pelaksanaan aktifitas satu audit TI dengan yang lainnya Tidak terintegrasinya seluruh aktifitas audit TI dalam rangkaian manajemen risik bisnis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data UNIVERSITAS UNIVERSAL BATAM 2016 PENDAHULUAN Data dan Infrmasi Data merupakan nilai (value) yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu bjek atau kejadian (event) Infrmasi merupakan hasil dari penglahan

Lebih terperinci

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia Memahami konsep penggerak mula (prime mover) dalam sistem pembangkitan tenaga listrik Teknik Pembangkit Listrik 1 st

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

PERAWATAN MESIN BOR MEJA

PERAWATAN MESIN BOR MEJA PERAWATAN MESIN BOR MEJA Oleh Dina Sa adah ( 212341030 ) Rizki Azmi ( 212341018 ) Rizqi Santria ( 212341020 ) Richard C P ( 2133410 ) ABSTRAK Mesin br adalah suatu jenis mesin yang gerakannya memutar alat

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik

JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik Atasan Langsung : General Manager Bawahan Langsung : - Kepala Bagian Umum & Personalia - Kepala Bagian Produksi Ikhtisar Pekerjaan : Memimpin dan mengawasi pelaksanaan

Lebih terperinci

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP) PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP) I. PENDAHULUAN Pusat pembangkit listrik tenaga uap pada saat ini masih menjadi pilihan dalam konversi tenaga dengan skala besar dari bahan bakar konvensional menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan segala aktivitas, kita tidak akan pernah lepas dari energi listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BAJA PROFIL H NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA PROFIL H NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN Halaman : 1 dari 5 NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI 1. Permhnan Sesuai Persyaratan Permhnan yang tercantum dalam Prsedur Penanganan Permhnan Sertifikasi (PrM-7.1) 2. Tipe Sertifikasi

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Indrajit dan Djokopurnomo (2002), persaingan bisnis yang sangat ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan

Lebih terperinci

WAKTU. Problem. Potensi Problem. Berpindah dari tindakan setelah kejadian ke tindakan sebelum kejadian. 1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

WAKTU. Problem. Potensi Problem. Berpindah dari tindakan setelah kejadian ke tindakan sebelum kejadian. 1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis) 1. FMEA (Failure Mde Effect Analysis) 1.1. Kenapa FMEA Mengacu pada sistem evlusi mutu yang terfkus pada sistem pencegahan (mengatasi masalah sebelum masalah tersebut terjadi), maka Teknlgi mutu yang berkembang

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMELIHARAAN PEMBANGKIT & PERALATAN PENDUKUNG

PROSEDUR PEMELIHARAAN PEMBANGKIT & PERALATAN PENDUKUNG PEMBANGKIT & PERALATAN No. Dokumen : PT-KITSBS-26 No. Revisi : 00 Halaman : i dari iv LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH No Nama Jabatan Tanda Tangan 1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum & Fas 2. Abdan

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Tit Mau Pelu Benjamin*, Yudha Prasetyawan, Ahmad Rusdiansyah Prgram Pasca Sarjana, Bidang Keahlian Manajemen Kualitas

Lebih terperinci