PERANCANGAN EKSPRESI DAN GESTURE UNTUK KARAKTER ANIMASI 3 DIMENSI NYI ANTEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN EKSPRESI DAN GESTURE UNTUK KARAKTER ANIMASI 3 DIMENSI NYI ANTEH"

Transkripsi

1 PERANCANGAN EKSPRESI DAN GESTURE UNTUK KARAKTER ANIMASI 3 DIMENSI NYI ANTEH DESIGNING EXPRESSION AND GESTURE FOR 3-DIMENSIONAL ANIMATED CHARACTER NYI ANTEH Dimas Eggi 1, Aris Rahmansyah, S.Sn., M.Ds 2, Jerry D. Rahajaan, S.Sn., M.Sn 3 1,2,3 Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom 1 dimaseggi@gmail.com, 2 aris@tcis.telkomuniversity.ac.id, 3 jerry@tcis.telkomuniversity.ac.id ABSTRAK Cerita Rakyat khususnya dongeng Nyi Anteh Penunggu Bulan merupakan salah satu warisan dari kebudyaan sunda yang dimiliki oleh negara Indonesia, namun saat ini dongeng Nyi Anteh Penunggu Bulan semakin kurang dikenal oleh generasi penerus bangsa yaitu anak-anak. Padahal sosok Nyi Anteh memiliki kepribadian dan sifat yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak tersebut. Maka dari itu, perlu adanya suatu media baru yang lebih menarik perhatian anak yang dapat menyampaikan kerpibadian dan sifat dari sosok Nyi Anteh. Perancangan karakter animasi 3 dimensi ini bertujuan untuk menyampaikan kepribadian dan sifat baik dari Nyi Anteh kepada anak-anak melalui ekspresi dan gesture dengan penggayaan karakter Stylized. Metode perancangan yang digunakan dimulai dengan pengumpulan data (observasi, wawancara dan studi literatur), kemudian melakukan analisis data (analisis strukturalis, analisis unsur instrinsik dan analisis nilai intrinsik ekstrinsik). Dari hasil analisis data, di dapatkan sifat yang kemudian diadaptasi. Sifat Nyi Anteh tersebut adalah baik hati, ramah, patuh, sabar, teliti dan setia kawan. Kemudian disampaikan dengan ekspresi dan gesture tersenyum, tertawa, sedih, berbicara, berjalan dan berlari dari karakter animasi 3D Nyi Anteh. Kata Kunci : Nyi Anteh, karakter animasi 3 dimensi, ekspresi dan gesture ABSTRACT Folklore, especially Nyi Anteh Penunggu Bulan fairy tale is one of the Sundanese heritage in Indonesia, but nowdays the Nyi Anteh Penunggu Bulan fairy tale is less known by the next generation, namely children. Even though the Nyi Anteh figure has personalities and characters that can be made as an example. Therefore, there needs to be a new media to attract more children that can convey the personalities and characters of the Nyi Anteh figure. The design of this 3-dimensional animated character is intended to convey the personality and the good-natured character of Nyi Anteh to children through expression and gesture. The design method used starts with data collection (observation, interview and literature study), followed by performing data analyses (structuralist analysis, analysis of intrinsic elements, and extrinsic and intrinsic value analysis). From the analysis of the data, There is an obtainment the characters and values of which is later adapted. Characters of Nyi Anteh is kind, friendly, obedient, patient, conscientious and loyal friend. Then all that characters submitted to the expression and gesture like smiling, laughing, sad, talking, walking and running from 3-dimensional animated character Nyi Anteh. Keywords : Nyi Anteh, 3-dimensional animated character, expression and gesture 1. Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang kaya akan cerita rakyat dari berbagai provinsi yang ada di dalamnya. Salah satu provinsi tersebut adalah Provinsi Jawa Barat yang memiliki banyak cerita rakyat, seperti Sangkuriang, Lutung Kasarung, Situ Bagendit, Telaga Warna, dan masih banyak lagi. Namun dari beberapa cerita rakyat yang terdapat di Provinsi Jawa Barat tersebut, cerita dongen Nyi Anteh Penunggu Bulan saat ini kurang dikenal dikalangan masyarakat terutama anak-anak. Nyi Anteh merupakan sosok wanita yang dipercayai orang-orang tua yang berlatar budaya sunda pada zaman dahulu sebagai penunggu bulan. Hal ini dikaitkan dengan kisah Nyi Anteh yang naik ke bulan bersama kucing kesayangannya Candramawat untuk melarikan diri dari Pangeran Anantakusuma yang mengejarnya. Bercak-

2 bercak hitam yang ada pada bulan, dianggap sebagai sosok Nyi Anteh yang sedang menenun kain bersama dengan Candramawat. Cerita rakyat seperti cerita Nyi Anteh seharusnya dikenalkan kepada anak-anak sejak memasuki usia sekolah dasar. Hal ini disebabkan tidak sedikit penokohan dalam cerita rakyat yang dapat memperlihatkan sifat-sifat baik yang bermanfaat sebagai alat pendidik dan cerminan diri untuk anak. Misalnya, tokoh Nyi Anteh memiliki kepribadian yang sangat baik dan memiliki sifat-sifat positif yang tergambar dalam setiap peristiwa dalam cerita. Kepribadian dan sifat-sifat ini dapat menjadi tauladan anak dalam menjalin hubungan dengan teman sekolahnya. Kemudian, Henry Guntur Tarigan [15] menjelaskan bahwa perkembangan kognitif anak pada usia ini sedang mengalami peningkatan yang baik. Perhatian mereka terhadap suatu hal yang mereka anggap baru, mulai meluas dan meningkat. Sehingga mereka dapat menyerap pengetahuan yang baru tersebut dengan sangat cepat. Sifat sifat baik yang terdapat dalam tokoh Nyi Anteh diatas dapat dikemas dan dikenalkan kepada anak-anak dalam bentuk yang menarik dengan bantuan media informasi. Salah satu media informasi yang saat ini sedang berkembang dengan pesat dan berpotensi menarik perhatian serta interaksi dari yang melihatnya adalah bidang animasi 3 dimensi (3D). Animasi 3D mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat cepat dalam beberapa dekade terakhir [2]. Di Indonesia sendiri, sudah mulai beredar film-film animasi 3D karya anak bangsa. Namun dalam perkembangannya, animasi 3D Indonesia yang mengangkat konten cerita rakyat masih minim ditemukan. Padahal Indonesia adalah negeri yang kaya akan cerita rakyat yang dapat dikembangkan menjadi konten animasi 3D. Salah satu unsur terpenting animasi 3D adalah karakter. Karakter adalah unsur dalam film animasi yang benar-benar memberikan kesan pada audiensnya, bukan plot atau alur cerita yang mengendalikannya. Semakin jelas sebuah karakter yang ditangkap penonton, semakin mereka akan terhubung pada kepribadian yang ditanamkan dalam sebuah karakter. Kepribadian dan sifat dari karakter Nyi Anteh ini, dapat diperlihatkan kepada anak-anak melalui ekspresi dan gesture dari karakter Nyi Anteh dalam bertindak. Ekspresi dan gesture dari karakter dapat dikatakan sebagai cerminan dari sifat dan kepribadian karakter itu sendiri. Misalnya ekspresi karakter yang berkepribadian baik pada umumnya mencerminkan ekspresi yang mudah senyum, ceria, riang gembira dan gesture tubuhnya akan lebih gemulai, tertutup [13]. Maka dari itu, berdasarkan hal tersebut perlu adanya perancangan karakter animasi 3D dari tokoh Nyi Anteh untuk menyampaikan kepribadian dan sifat baik yang tertanam dalam kepribadian Nyi Anteh melalui ekspresi dan gesture sehingga bisa menjadi sosok karakter panutan bagi anak-anak dalam berprilaku di kehidupannya sehari-hari. 2. Dasar Teori 2.1. Animasi 3 Dimensi Menurut Andy Bane [2] animasi 3 dimensi merupakan sebuah istilah umum yang menggambarkan seluruh industri yang memanfaatkan perangkat lunak dan perangkat keras komputer 3 dimensi dalam berbagai jenis produksi. Sedangkan menurut Zaharuddin [6] animasi 3 dimensi merupakan teknik pengembangan dari animasi 2 dimensi agar memberikan kesan realistik atau lebih nyata. Sehingga dapat dipahami bahwa animasi 3D dibuat sepenuhnya dengan komputer dan animator menggerakkan objek 3D tersebut dengan menggunakan keyframe yang ada dalam software pengolah 3 dimensi agar terlihat lebih nyata. Menurut Andy Bane [2] ada tiga tahap utama pipeline produksi animasi 3D yaitu sebagai berikut : a. Tahap Pra-Produksi Animasi 3 Dimensi Tahap pra-produksi merupakan tahap dimana dibentuknya ide-ide awal cerita, desain karakter, dan membuat rencana produksi dari sebuah film animasi 3D. b. Tahap Produksi Animasi 3 Dimensi Tahap produksi merupakan proses produksi animasi 3D, yaitu pembuatan layout, melakukan research and development, tahap modeling, tahap texturing, tahap rigging, animasi model, pemberian efek visual 3D, dan terakhir lighting serta rendering. c. Tahap Pasca-Produksi Tahap pasca-produksi adalah tahap penyelesaian dan output dari proyek animasi 3D, tapi sekali lagi ini dapat berarti menghasilkan hasil yang berbeda untuk industri yang berbeda Karakter Animasi Menurut Zaharuddin [6] karakter adalah kepribadian. Karakter animasi adalah karakter yang ada dalam cerita animasi. Biasanya karakter dalam film animasi memiliki kekuatan, kelemahan, kebiasaan baik dan buruk, serta tujuan yang mendefinisikan apa yang mereka lakukan. Sedangkan menurut Isaac Kerlow [9] film animasi berkomunikasi melalui tindakan dari karakter yang ada dalam film animasi tersebut. Maka dari itu, sebagian besar waktu dan energi dihabiskan ada tahap perancangan karakter.

3 Karakter menjadi hal penting kedua dalam pembuatan sebuah film animasi setelah konten cerita. Karakter seahrusnya mudah untuk diidentifikasi, konsisten dalam alur cerita dan memiliki ciri khas desain yang mudah diingat. Sehingga dengan melihat karakternya saja, audiens sudah dapat mengenali judul film animasi. Menurut Isaac Kerlow [9] ada 3 macam penggayaan karakter animasi, yaitu : a. Cartoon Characters Cartoon Characters adalah karakter yang berbentuk karikatur, representasi dari seseorang atau binatang tetapi dengan tampilan yang dilebih-lebihkan atau sebaliknya dibuat sangat sederhana untuk keperluan komedi. Contohnya seperti Pocoyo, Open Season atau Kung Fu Panda. b. Stylized Characters Stylized Characters adalah karakter yang memiliki penampilan yang konsisten dalam pemberian bentuknya. Biasanya penggayaan ini berada diantara Cartoon dan Realistik. Contohnya seperti Monster House, Mars Need Mom or Cloudy with A Chance of Meatballs. Bentuk karakter ini yang akan penulis aplikasikan dalam perancangan karakter animasi 3D Anteh. Karakter dengan penggayaan Stylized akan lebih mudah diterima karena audiens lebih memahami dan mentoleransi bentuk dan gerakan dari karakter. Audiens tidak akan mengharapkan gerakan dan bentuk yang realistik sehingga animator dapat memberikan sesuatu yang lebih bersifat fantasi dalam karakter buatannya. [13] c. Realistic Characters Realistic Characters adalah bentuk karakter yang menyerupai bentuk asli di dunia nyata. Contohnya seperti Final Fantasy, Beowulf, atau Lord of The Rings Ekspresi dan Gesture Menurut Steve Robert [13] ekspresi merupakan tanda pada wajah manusia yang dapat memberikan informasi tentang apa yang sedang dipikirkan oleh si pemilik wajah. Manusia memiliki wajah yang dapat membentuk banyak ekspresi. Dengan kombinasi delapan dasar ekspresi (senang, sedih, terkejut, takut, marah, muak, tertarik dan sakit) kita dapat menarik sekitar 5000 ekspresi wajah yang berbeda, semua dengan makna yang sedikit berbeda. Mayoritas ekspresi ini bersifat universal bagi semua kebudayaan manusia. Gesture atau body language karakter animasi adalah hal penting dalam meng-animasi-kan karakter. Menurut Steve Roberts [13] gesture dapat memberikan petunjuk tentang apa yang karakter pikirkan dan rasakan, apa yang karakter lihat dan perhatikan, serta memperjelas apa yang sedang karakter lakukan. Gesture akan semakin kuat menjadi kepribadian karakter jika didukung oleh ekspresi wajah dari karakter tersebut Cerita Rakyat Menurut Danandjaya [4] foklor lisan memilki genre yang salah satunya adalah cerita prosa rakyat yang digunakan sebagai alat pendidik karena berisikan pesan-pesan moral, pelipur lara, dan proyeksi keinginan yang terpendam. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat adalah cerita dari zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat dan diwariskan secara lisan. Cerita Rakyat merupakan bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki setiap bangsa. Jika diperhatikan bersama, Indonesia memiliki banyak cerita rakyat. Dahulu, cerita rakyat diwariskan secara turunmenurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat tertentu. Tetapi saat ini cerita-cerita rakyat sudah banyak yang dibukukan dengan harapan cerita-cerita rakyat ini bisa terus diturunkan kepada generasi berikutnya. Cerita Nyi Anteh Penunggu Bulan merupakan sebuah cerita dongeng dari Jawa Barat tentang awal mula terbentuknya bercak hitam di bulan purnama. Bercak hitam tersebut dipercaya adalah seorang wanita bernama Anteh yang tidak berhenti menenun bersama kucingnya Candaramawat. Cerita Nyi Anteh Penunggu Bulan termasuk dalam foklor lisan karena berada di dalam genre cerita prosa rakyat yaitu dongeng. Cerita Nyi Anteh Penunggu Bulan sebagai dongeng merupakan bentuk karya sastra yang harus dilestarikan dan diwariskan secara turun-temurun. 3. Pembahasan 3.1. Analisis Data Berdasarkan klasifikasi dari data data yang didapat melalui observasi, wawancara dan studi literatur penulis menganalisa data data tersebut dan mendeskripsikannya. Dongeng Nyi Anteh Penunggu Bulan saat ini kurang dikenal oleh kalangan anak-anak sekolah dasar dikarenakan kurangnya media informasi yang menyajikan kembali dongeng ini. Padahal tokoh Nyi Anteh memiliki kepribadian dan sifat yang dapat dicontoh oleh anak sekolah dasar. Sifat tersebut antara lain adalah sabar, teliti, patuh, baik hati, ramah, dan setia kawan sesuai dengan penokohan yang dijelaskan dalam dongeng. Penulis mendapatkan konsep perancangan yang sesuai untuk karakter Nyi Anteh dalam cerita Nyi Anteh yang akan diperbarui dan dimodernisasi. Dalam konsep perancangan ini karakter Nyi Anteh akan dirancang menjadi karakter animasi 3D yang bersahabat dan memiliki sifat-sifat baik dengan gaya stylized. Gaya stylized

4 sesuai dengan minat dan perkembangan kognitif anak usia 6-12 tahun. Selain itu, analisis dan penafsiran ini menghasilkan keyword: Nyi Anteh, nilai persahabatan, nilai kasih sayang, nilai kesetiaan, nilai kesabaran, nilai kesopanan, sifat pintar, baik hati, ramah, teliti, anak-anak, karakter, ekspresif, bahasa tubuh, gaya stylized, imajinatif, kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan Segmentasi a. Demografis Usia : 6 12 tahun Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan Pendidikan : Sekolah Dasar b. Geografis : Kota Bandung c. Psikografis : Anak anak pada usia 6 12 tahun secara psikologi bersifat aktif (dari cara berprilaku) dan imajinatif. d. Prilaku Konsumen : Berdasarkan pada hasil kuesioner yang penulis sebar pada dua sekolah dasar yang berbeda, anak pada rentang usia sekolah dasar ini menyukai film animasi baik 3 dimensi maupun 2 dimensi Konsep Pesan Karakter animasi ini dimaksudkan untuk menjadi media yang mempopulerkan kembali dan memperbarui sosok Nyi Anteh sebagai sosok yang memiliki sifat kebaikan mengacu pada hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya seperti sifat penyabar, pintar, setia kawan, teliti, baik hati, dan ramah. Sehingga dengan melihat dan memahami sifat tersebut dapat memberikan pengaruh bagi prilaku anak dan bagi perkembangan kognitif anak. Paradigma Nyi Anteh pada masa lalu (pra-modern), diubah dan dibawa pada masa kini (post-modern). Sehingga, terjadi perubahan ciri fisik, ciri psikis, ciri budaya dan latar belakang cerita dari karakte Nyi Anteh ini. Ciri budaya pada masa lalu masih menganut kebudayaan sunda yang sangat kental, mulai dari pakaian, cara bahasa, dan gesture tubuh. Sedangkan pada masa kini, berdasarkan analisis yang penulis lakukan, wanita sunda tidak mencerminkan kesundaan yang kental karena dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Latar belakang cerita Nyi Anteh pada masa lalu masih bersifat mistis dan menceritakan tentang proses supranatural kepergian Nyi Anteh ke bulan. Latar Cerita ini kemudian diubah menjadi suatu proses yang dapat diterima oleh logika anak dengan merubah cara Nyi Anteh ke bulan yaitu dengan menjadi seorang wanita yang bercita-cita pergi ke bulan Konsep Kreatif a. Proses Adaptasi Karakter Dengan berpacu pada proses adaptasi, tokoh dongeng Nyi Anteh Penunggu Bulan (media acuan) ditransposisi menjadi tokoh animasi 3 dimensi (media konstruksi), penulis akan membuat bentuk karakter baru dari sosok Nyi Anteh yang diberi nama sama yaitu Anteh. Dalam proses adaptasi, nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik sastra terhadap unsur intrinsik cerita (penokohan) adalah dasar yang penulis gunakan untuk menciptakan penokohan baru dari karakter Anteh dengan cara melakukan proses kreasi sesuai dengan minat dan ketertarikan anak-anak sekolah dasar (proses resepsi). Encoding Kombinasi Komparasi Ide Baru Nyi Anteh -Menggabungkan proporsi wanita Karakter yang telah Anteh Nyi Anteh sunda yang telah di analisis pernah dibuat sebelumnya Latar Belakang Tokoh : sebelumnya dengan proporsi dalam karya Tugas Akhir Latar Belakang Tokoh : -Tokoh protagonis karakter stylized. -Menonjolkan bentuk fisik tubuh Retno Ayu (UNIKOM) dan karakter Anteh dalam -Tokoh protagonis Karakter Fisik: -Berbadan sintal -Paras wajah cantik -Proporsional -rapih wanita yang atletis dan tidak terlalu kesundaan agar menunjukkan latar waktu kehidupan karakter pada masa yang lebih modern. Hal ini didasari dari hasil analisis penulis komik online. Karakter Fisik: -Berbadan atletis -Paras wajah cantik -Proporsional -Rambut dikuncir terhadap salah satu referensi wanita -Bermata coklat sunda yang dijadikan acuan gerakan dari karakter Nyi Anteh. -Bermata kecoklatan agar memberikan kesan sosok wanita yang lebih modern. Karakter sifat : -sabar -teliti -patuh -baik hati -ramah -setia kawan Tabel 1 Tabel proses adaptasi terhadap penokohan Nyi Anteh Karakter sifat : -sabar -teliti -patuh -baik hati -ramah -setia kawan

5 Tabel 2 Tabel proses adaptasi terhadap gagasan cerita Nyi Anteh Variabel Encoding Kombinasi Komparasi Ide Baru Referensi Dongen Nyi Anteh Penunggu Bulan Inti Cerita Nyi Anteh terbang ke Bulan Cita-cita seorang wanita Karakter yang telah Seorang wanita bernama untuk melarikan diri dari muda yang ingin menjadi pernah dibuat sebelumnya Anteh yang ingin gangguan Pangeran astronot untuk melakukan dalam karya Tugas Akhir mewujudkan cita-cita nya Anantakusuma yang penelitian di bulan. Retno Ayu (UNIKOM) menjadi seorang astronot merupakan calon suami dari dan karakter Anteh dalam muda yang melakukan Putri Endahwarni. Hal ini komik online. penelitian ke bulan bersama didasarkan pada sifat Nyi dua sahabatnya yaitu Indah Anteh yang setia dan tidak dan Ananta. ingin menyakiti sahabatnya Putri Endahwarni Tabel 3 Tabel proses adaptasi terhadap latar cerita Nyi Anteh Variabel Encoding Kombinasi Komparasi Ide Baru Latar Pagi, Siang, Malam Pagi, Siang, Malam Karya Tugas Akhir Retno Pagi, Siang, Malam Waktu Ayu (UNIKOM) dan Latar Kerajaan Pakuan Kota Bandung karakter Anteh dalam Kota Bandung Tempat komik online. Latar Susasana -Tentram dan Damai -Bahagia -Sedih dan Kecewa -Menegangkan -Bahagia -Sedih -Bahagia -Sedih b. Penggayaan Karakter Gaya perancangan karakter animasi ini adalah stylized, yaitu bentuk karakter yang memiliki penampilan yang konsisten dalam pemberian bentuknya. Biasanya gaya karakter stylized ini berada diantara bentuk cartoon dan realistik. Penggayaan stylized dipilih berdasarkan riset dan beberapa data dari narasumber yang telah penulis kumpulkan bahwa anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar lebih menyukai animasi dengan karakter bergaya stylized ini contohnya Upin & Ipin, Boboiboy atau Marsha and The Bear. Selain itu, gaya stylized juga memberikan kesan yang simpel dan mudah diingat karena dapat menggunakan teknik low poly sehingga bentuk visual karakter Anteh yang akan dirancangan akan mudah dikenali oleh anak-anak karena bentuknya yang sederhana Konsep Perancangan (Penokohan) a. Nama : Anteh b. Usia : 22 tahun c. Tinggi / Berat : 165 cm / 45 kg d. Kekhususan Fisik : Selalu menguncir satu rambut, rambut berwarna hitam, mata berwarna sedikit coklat, bentuk hidung yang tidak mancung, warna kulit putih sedikit kecoklatan, bentuk mata besar dan bulat e. Bentuk Tubuh : Langsing dan atletis f. Ekspresi Wajah : Bahagia tersenyum, bahagia tertawa, sedih g. Etnik / Suku : Anteh adalah seorang wanita keturunan sunda asli dan dilahirkan di Bandung, Jawa Barat. h. Latar Belakang Karakter : Anteh diceritakan sebagai wanita yang atletis dan ideal. Hal ini dilatarbelakangi oleh gagasan cerita yang menceritakan tentang kisah Anteh yang sedang mempersiapkan dirinya untuk meraih cita-citanya sebagai seorang astronot yang akan melakukan penelitian di bulan bersama dua sahabatnya Indah dan Ananta.

6 3.6. Konsep Visual a. Desain Karakter Karakter Anteh dirancang sesuai dengan penokohan yang telah di adaptasi dari tokoh aslinya dalam dongeng. Referensi wajah karakter Anteh ini diambil dari hasil analisis tujuh wajah wanita sunda yang telah penulis lakukan sehingga menghasilkan proporsi wajah sebagai berikut : Gambar 1 Hasil Analisis proporsi Wajah Wanita Sunda a. Besar mata normal, tidak sipit dan tidak besar dengan posisi 1 X dari jidatnya. b. Hidung tidak mancung dan tidak pesek dengan ukuran yang normal. Posisi hidung pada 1 X dari garis bawah mata. c. Bagian bibir normal, tidak tipis dan tidak tebal dengan posisi 1 X dari posisi hidung. d. Bagian dagu tidak runcing dengan posisi 1½ X dari posisi bibir. e. Bagian rahang wanita sunda berbentuk melengkung dari telinga hingga ke dagu. Berdasarkan hasil analisis, komparasi dan kombinasi dengan penggayaan yang penulis gunakan, maka berikut adalah hasil konsep visual dari karakter Nyi Anteh yang penulis rancang : Gambar 2 Hasil Konsep Visual Gesture Karakter Nyi Anteh Gambar 3 Hasil Konsep Visual Ekspresi Karakter Nyi Anteh

7 3.7. Hasil Perancangan a. Senyum Sifat dan kepribadian dari karakter dapat dilihat dari ekspresi muka dan bahasa tubuh saat karakter merespon sesuatu. Dalam hal ini, ekspresi senyum dipadukan dengan gerakan kedua tangan yang saling menggenggam di bawah dada. Dalam hal ini, nilai yang ingin disampaikan adalah nilai kasih sayang dan nilai kesopanan sedangkan sifat yang ingin dimunculkan adalah sifat ramah dan baik hati. Gambar 4 Hasil Perancangan Ekspresi dan Gesture Senyum b. Tertawa Ekspresi tertawa yang dimunculkan lebih mengarah pada ekspresi tertawa lepas namun tetap menjaga nilai kesopanan. Nilai kesopanan dalam hal ini dapat diperhatikan dari gerakan tangan yang menutupi mulu ketika tertawa. Dengan begitu, sisi feminim dari karakter Anteh akan lebih terlihat oleh target audien. Sifat yang ingin disampaikan melalui ekspresi ini adalah sifat baik hati. Gambar 5 Hasil Perancangan Ekspresi dan Gesture Tertawa c. Sedih Sifat dan kepribadian dari karakter tidak hanya dapat diperlihatkan dengan ekspresi yang bahagia. Namun, dapat diperlihatkan dengan ekspresi kesedihan. Kesedihan pada karakter Anteh ini dimaksudkan untuk memperlihatkan nilai kesabaran dalam menghadapi kesulitan. Gambar 6 Hasil Perancangan Ekspresi dan Gesture Sedih d. Berbicara Ketika berbicara, seseorang cenderung kaku terutama ketika berbicara didepan umum atau orang ramai. Anteh memperlihatkan cara berbicara yang ekspresif dengan memainkan ekspresi wajah dan tangan serta gerakan badannya. Gambar 6 Hasil Perancangan Ekspresi dan Gesture Berbicara

8 4. Kesimpulan Cerita Nyi Anteh Penunggu Bulan semakin kurang dikenal di kalangan anak sekolah dasar dibandingkan dengan cerita rakyat asal Jawa Barat lainya, dikarenakan masih jarang media informasi yang mengangkat dongeng Nyi Anteh ini. Berdasarkan hasil identifikasi cerita dan analisis data yang penulis lakukan, didapatkan berbagai hal baik yang terdapat dalam dongeng Nyi Anteh terutama pada unsur penokohan yang dapat disampaikan kepada anak sebagai panutan dalam bersikap di kehidupannya sehari-hari. Hal baik pada unsur penokohan tersebut berkaitan dengan kepribadian dan sifat dari tokoh Nyi Anteh pada tiap peristiwa dalam cerita. Maka dari itu, karakter animasi 3D tokoh Nyi Anteh ini dimaksudkan untuk menyampaikan kepribadian, sifat dan nilai-nilai kebaikan yang diadaptasi dari tokoh dongeng Nyi Anteh tanpa menghilangkan esensi dari penokohannya. Karakter animasi 3D ini dirancang menggunakan penggayaan karakter stylized dan teknik low poly agar dapat menarik minat dan perhatian anak-anak sekolah dasar. Kemudian perancangan ekspresi dan gesture dari karakter animasi 3D ini dibuat berdasarkan referensi penulis terhadap ekspresi dan gesture wanita sunda yang dianalisis dengan tujuan untuk menyampaikan sifat baik hati, ramah, teliti, dan sabar menghadapi berbagai bentuk permasalahan. Sedangkan nilai yang terkandung dari sifat-sifat diatas adalah nilai kesabaran, nilai kesopanan dan nilai kasih sayang. Dari sifat dan nilai yang telah penulis analisis tersebut, penulis mendapatkan bahawa ekspresi dan gesture yang dapat digunakan untuk menyampaikan kepribadian, sifat dan nilai dari Nyi Anteh adalah ekspresi ketika tersenyum, tertawa, sedih, berbicara, berjalan dan berlari. Semoga karakter Anteh ini dapat dijadikan panutan dan contoh bagi anak sekolah dasar dalam mejalani kehidupan pertemanannya sehari-hari. Daftar Pustaka [1] Bancroft, Tom Creating Characters with Personality. New York : Random House Inc. [2] Beane, Andy D Animation Essentials. Canada : John Wiley and Sons, Inc. [3] Creswell, John W Research Design. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. [4] Danandjaja, James Foklor Indonesia. Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti. [5] Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Posdakarya. [6] Djalle, Zaharuddin G D Animation Movie. Bandung : Informatika. [7] Gunarsa, Singgih D Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. [8] Hutcheon, Linda (2006). A Theory Of Adaptation. New York: Routledge Taylor & Francis Group. [9] Kerlow, Isaac The Art of 3D Computer Animation and Effects. USA : John Wiley and Sons, Inc. [10] Maclin, dkk Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga [11] Ratna, Kutha. (2004). Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [12] Rokhmansyah, Alfian Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta : Graha Ilmu. [13] Roberts, Steve Character Animation Fundamentals. United Kingdom : Elsevier Ltd. [14] Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. [15] Tarigan, Henry Guntur Dasar Dasar Psikosastra. Bandung : Angkasa. Sumber lain : [1] Animia. Pengertian Animasi dan Konsep Pembuatan Animasi diakses pada 15 September [2] Cerita Rakyat Nusantara. Nyi Anteh Sang Penuggu Bulan diakses pada 3 Oktober [3] Dekartzistic. Nilai-nilai Hidup Lokal dalam Dongeng-dongeng Sunda. diakses pada 26 Januari [4] Dongeng.org. Nyai Anteh Sang Penunggu Bulan diakses pada 3 Oktober [5] Dixrimination. Nini Anteh Sang Penunggu Bulan diakses pada 3 Oktober [6] Wartawarga. Pengertian dan Sejarah Animasi Karakter diakses pada 15 September 2014.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan cerita rakyat dari berbagai provinsi yang ada di dalamnya. Salah satu provinsi tersebut adalah Provinsi Jawa Barat yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan cerita dongeng. Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan

Lebih terperinci

Rizki Laksamana Buana. Prodi S1 Desain Komunikasi Visual, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom.

Rizki Laksamana Buana. Prodi S1 Desain Komunikasi Visual, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom. JUNAL EKSPRESI WAJAH KARAKTER ANIMASI 3D SI KANCIL YANG TERLALU PERCAYA DIRI JOURNAL FACIAL EXPRESSIONS OF 3D ANIMATION CHARACTER THE TOO CONFIDENT MOUSE DEER Rizki Laksamana Buana Prodi S1 Desain Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II CERITA RAKYAT NYAI ANTEH PENUNGGU BULAN

BAB II CERITA RAKYAT NYAI ANTEH PENUNGGU BULAN BAB II CERITA RAKYAT NYAI ANTEH PENUNGGU BULAN II.1 Cerita Rakyat Sebagai Bagian dari Foklor Danandjaja (seperti dikutip, Supendi 2010) Foklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Budaya memberikan identitas khusus yang membedakan antara suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Budaya menjadi hal yang penting dalam masyarakat, terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh setiap suku atau masyarakat di tanah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat adalah salah satu budaya Indonesia yang menambah keragaman budaya di negeri kita dan patut dilestarikan. Setiap daerah di Indonesia pada umumnya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap provinsi di Indonesia memiliki cerita rakyat yang berbeda-beda. Sebagai salah satu dari keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia, cerita rakyat tentu patut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandung adalah kota metropolitan terbesar di provinsi Jawa Barat, potensi seperti pertanian, perkebunan, perikanan, serta budaya dan kesenian. Beberapa kesenian tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG 2.1 Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83).

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sekarang ini dongeng seakan hanya tinggal kenangan indah yang membekas dibenak kita pada masa kecil dahulu. Berbagai kesibukan yang menyita banyak waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari sikap manusia (2010:6). Danandjaya (1997) mengatakan (dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari sikap manusia (2010:6). Danandjaya (1997) mengatakan (dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masa perkembangan, anak- anak memerlukan tuntunan dan didikan, salah satunya dengan cerita rakyat. Mursini mengatakan cerita rakyat yang merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

PEMBUATAN MOTION COMIC CERITA SEJARAH AWAL BERDIRINYA KERAJAAN MAJAPAHIT

PEMBUATAN MOTION COMIC CERITA SEJARAH AWAL BERDIRINYA KERAJAAN MAJAPAHIT PEMBUATAN MOTION COMIC CERITA SEJARAH AWAL BERDIRINYA KERAJAAN MAJAPAHIT Djojo Sugiarto Tandyono Fakultas Teknik / Jurusan Teknik Informatika Program Multimedia Sugiarto.Djojo@gmail.com Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

CHARACTER MODELING FILM ANIMASI 3D EDUKASI PADA ANAK-ANAK AGAR MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA

CHARACTER MODELING FILM ANIMASI 3D EDUKASI PADA ANAK-ANAK AGAR MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.3, No.3 December 2016 Page 577 CHARACTER MODELING FILM ANIMASI 3D EDUKASI PADA ANAK-ANAK AGAR MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA CHARACTER MODELING OF 3D

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan disampaikan secara turun menurun. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY George Martinus Utomo 08PFU/1301032883 Harapan Jaya 2 Blok E/5, Jl. Sungai Citarum Bekasi Utara icecreamsyndrom3@gmail.com Dibimbing

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi "Strawberry" ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi Strawberry ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi secara tulisan dalam bentuk pertanyaan, diharapkan dapat memperjelas isi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cerita rakyat menurut Danandjaja dalam bukunya folklore Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Cerita rakyat menurut Danandjaja dalam bukunya folklore Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cerita rakyat merupakan salah satu identitas dan kekayaan bangsa, karena dilatarbelakangi dari budaya luhur bangsa Indonesia. Cerita rakyat yang sarat akan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut :

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut : BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut : a. Fakta Kunci 1. Cerita kisah dan pengorbanan seorang laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan teknologi dan budaya yang semakin maju membuat terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Film animasi merupakan salah satu media hiburan berbasis audio visual yang cukup efektif dan efisien untuk mengenalkan dan menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat

Lebih terperinci

Perencanaan Aplikasi Peninjau Ekspresi Wajah Tokoh James Sullivan dalam Film Monster Inc

Perencanaan Aplikasi Peninjau Ekspresi Wajah Tokoh James Sullivan dalam Film Monster Inc Perencanaan Aplikasi Peninjau Ekspresi Wajah Tokoh James Sullivan dalam Film Monster Inc Oktarina Prasetyowati #1, Adeline Linardi #2 # Departemen Desain Komunikasi isual, Institut Teknologi Harapan Bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Permukaan Bulan. Bulan merupakan satu-satunya satelit alam yang dimiliki bumi. Kemunculan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Permukaan Bulan. Bulan merupakan satu-satunya satelit alam yang dimiliki bumi. Kemunculan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Gambar 1.1 Permukaan Bulan Bulan merupakan satu-satunya satelit alam yang dimiliki bumi. Kemunculan bulan saat malam hari, membuat malam menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang populer di Indonesia adalah legenda. Cerita rakyat atau legenda merupakan cerita pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan warisan dari generasi, Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki banyak sekali ragam budaya. Hampir setiap daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk menghasilkan game berjudul Selendang yang dapat digunakan sebagai media pelestarian cerita rakyat Jaka Tarub

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan definisi Folklore dari Wikipedia.org, (2012) cerita rakyat merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal

Lebih terperinci

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah di dalamnya. Kisah Ken Arok dan Ken Dedes adalah salah satunya. Kisah ini cukup populer dengan intrik-intrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa yang lebih baik pendidikan anak anak harus diperhatikan. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa yang lebih baik pendidikan anak anak harus diperhatikan. Tidak BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak anak adalah tunas bangsa dan harapan bagi masa depan. Untuk masa depan bangsa yang lebih baik pendidikan anak anak harus diperhatikan. Tidak hanya pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK BERBASIS CERITA RAKYAT TIMUN MAS

JURNAL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK BERBASIS CERITA RAKYAT TIMUN MAS ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.1 April 2015 Page 112 JURNAL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK BERBASIS CERITA RAKYAT TIMUN MAS Moh. Eka Lesmana 1 Riky A Siswanto., S.Ds., M.Des

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi Adab Berpakaian Sumber : Youtube Selama ini animasi 2D berbasis bitmap dengan konten adab - adab Islami yang beredar memiliki alur cerita yang

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA Herdika Melia Putra, Agus Purwanto AMIK Cipta Darma Jl. Ahmad Yani No. 181 Kartasura 57164 Abstract This

Lebih terperinci

BAB V. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam dunia Desain Komunikasi Visual peranan concept art sangatlah dibutuhkan dalam proses mewujudkan ide kreatif ke dalam berbagai Produk Desain Komunikasi Visual itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak anak meniru sistem orangtua baik benar maupun kurang benar. Banyak orangtua yang kehilangan kepercayaan anak. Banyak anak yang kesusahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di suatu daerah dan dianggap sebagai karya khas daerah tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Cerita Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Saat ini wanita selalu ingin terlihat cantik, glamour, modis dan modern. Tak dapat dipungkiri setiap wanita selalu mendambakan kecantikan fisik tersebut dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN VISUAL NOVEL ADAPTASI DONGENG ANDE-ANDE LUMUT UNTUK ANAK USIA 9-12 TAHUN

PERANCANGAN VISUAL NOVEL ADAPTASI DONGENG ANDE-ANDE LUMUT UNTUK ANAK USIA 9-12 TAHUN PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN VISUAL NOVEL ADAPTASI DONGENG ANDE-ANDE LUMUT UNTUK ANAK USIA 9-12 TAHUN Diajukan Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki salah satu warisan budaya sastra yaitu cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan cerita yang diciptakan, kemudian berkembang di masyarakat tanpa diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain BAB 1V KONSEP BAB IV KONSEP DESAIN DESAIN Penelusuran Masalah Analisa Objek desain Komik Majapahit berhenti cetak pada akhir tahun 1990 Berbanding lurus dengan invasi manga ke Indonesia Komik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu dongeng binatang yang terkenal di Indonesia adalah dongeng Kancil, merupakan dongeng yang menceritakan tentang bagaimana ia menggunakan kecerdasannya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu yang sungguh-sungguh terjadi. Dalam sejarah, terkandung nilai-nilai yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN TEORY

BAB III DATA DAN TEORY BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. grafis, mampu menutupi kelemahan teknik persentase dalam hal keterbatasan. menggambarkan suatu ide menjadi sebuah karya visual.

BAB 1 PENDAHULUAN. grafis, mampu menutupi kelemahan teknik persentase dalam hal keterbatasan. menggambarkan suatu ide menjadi sebuah karya visual. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perkembangan yang menarik dari dunia komputer adalah pada bidang grafika dan multimedia. Perkembangan komputer grafis, terutama 3D Studio saat ini mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki banyak cerita rakyat atau dongeng berbentuk fabel. Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat

Lebih terperinci

PERANCANGAN VISUAL PUBLIKASI BUKU ILUSTRASI ANAK ASAL USUL KOTA DUMAI DAN PUTRI TUJUH

PERANCANGAN VISUAL PUBLIKASI BUKU ILUSTRASI ANAK ASAL USUL KOTA DUMAI DAN PUTRI TUJUH PERANCANGAN VISUAL PUBLIKASI BUKU ILUSTRASI ANAK ASAL USUL KOTA DUMAI DAN PUTRI TUJUH Fadli Robi 1200954105 08 PBU Universitas Bina Nusantara Jl KH Hasyim Ashari No.38 Tangerang 15119 Tlp. 085692173291

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan industri hiburan seperti film, games, acara tv swasta, hingga berbagai event dan teknologi di era globalisasi ini, membuat semakin mudahnya

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide/Gagasan Perancangan 4.1.1 Ide Desain Ide atau gagasan awal penulis dalam perancangan ini dikarenakan rasa keprihatinan yang penulis rasakan terhadap perkembangan moral

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Annabelle" yang dianggap mewakili memiliki cita rasa klasik yang diinginkan oleh penulis. Untuk huruf e

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN

II. METODE PERANCANGAN II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS (State of Art) Para kreator film 8 detik saat ini sudah mulai banyak memproduksi karya nya. Durasi yang singkat membuat siapapun bias membuat film 8 detik. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situs goblog.blog.stisitelkom.ac.id pada awal penemuannya, film animasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situs goblog.blog.stisitelkom.ac.id pada awal penemuannya, film animasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Animasi atau lebih akrab disebut film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Dalam situs

Lebih terperinci

BAB III METODE KERJA PRAKTEK. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di film Lalito di

BAB III METODE KERJA PRAKTEK. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di film Lalito di BAB III METODE KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di film Lalito di Animotion Academy Surabaya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film animasi 2D

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film animasi 2D BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada Bab III ini dijelaskan metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film animasi 2D bercerita rakyat

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keinginan untuk cantik secara universal adalah dorongan alamiah dari dalam diri setiap manusia. Namun pemahaman atas kata cantik bisa dipersepsikan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Walaupun Di dalam Cerita tersebut banyak dialognya penulis ingin membuat film animasi ini menjadi pantomin yang diiringi dengan lagu yang tepat, juga ceritanya diubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA Muhamad Maladz Adli NIM 1400082033 PROGRAM STUDI D-3 ANIMASI JURUSAN TELEVISI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER

LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER Diagram interpersonal circumlpex Character Ingredients Schell, Jesse, The Art of Game Design: a book of lenses CHARACTER INGREDIENTS Dimana lingkungan karakter berada?

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 STRATEGI KREATIF 4.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi adalah sebuah perencanaan komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari publikasi buku pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maraknya industri hiburan maupun teknologi yang terdapat di dalam era globalisasi membuka pintu khasanah masyarakat di Indonesia untuk menerima budaya asing, baik itu

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D PEWAYANGAN PUNAKAWAN

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D PEWAYANGAN PUNAKAWAN PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D PEWAYANGAN PUNAKAWAN Wahyu Agnes Wijaya Fakultas Teknik / Jurusan Teknik Informatika Program Multimedia wahyu_aw31@yahoo.com Kebudayaan asli Indonesia terancam keberadaannya karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada umumnya. Karena gigi merupakan bagian utama dimana makanan yang kita makan mulai dicerna. Seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok

Lebih terperinci

DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI

DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI 3407100024 Novel ini tidak populer kembali dan sudah sulit ditemukan saat ini Apakah kalian mengetahui tentang penulis Pramoedya Ananta Toer dan karyanya? Apakah kalian mengetahui

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Dalam perancangan media berupa kartu edukasi atau flashcard origami seri hewan ini, penulis mencoba menjabarkan tujuan dari perancangan kartu edukasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada hakikatnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan untuk dapat melanjutkan generasi manusia secara turun-temurun. Untuk itu, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Di Indonesia terdapat berbagai macam legenda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari 3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan adalah seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat tua keberadaannya. Salah satu bentuk kesusastraan yang sudah lama ada di Indonesia

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI Suzanna Romadhona Komp. Pondok Benda Indah J No.14, Pamulang - Tangerang Selatan +62 812 81281961, pinkflovds_2@yahoo.com Ardiyansah,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " Bird of Paradise" yang dekoratif untuk memunculkan kesan melodi yang mengalir. Judul dibuat bergelombang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Dalam pengaplikasian sosialisasi sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, guna membangun ketertarikan masyarakat untuk dapat menyadari pentingnya melestarikan

Lebih terperinci

Desain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre

Desain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Desain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre Maimunah 1), Yusuf Hadi 2), Sartim 3) STMIK Raharja Jl.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dunia sedang dilanda degradasi moral dan salah satu cara menghadapinya adalah dengan memastikan generasi muda diperlengkapi dengan didikan moral yang baik dan benar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI SLAMET BASUKI SDN Sukorame 3 Kec. Mojoroto, Kota Kediri

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANCANGAN SERIAN FILM ANIMASI PENDEK SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KISAH WAYANG UNTUK REMAJA. Oleh Titus Himawan

ABSTRAK PERANCANGAN SERIAN FILM ANIMASI PENDEK SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KISAH WAYANG UNTUK REMAJA. Oleh Titus Himawan ABSTRAK PERANCANGAN SERIAN FILM ANIMASI PENDEK SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KISAH WAYANG UNTUK REMAJA Oleh Titus Himawan 1064140 Kisah wayang adalah kebudayaan Indonesia yang sangat berharga, kebudayaan ini

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT SELUMA. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Bengkulu

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT SELUMA. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Bengkulu 39 ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT SELUMA Esma Junaini 1, Emi Agustina 2, dan Amril Canrhas 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu beragam. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki budaya, bahasa, dan ciri khas tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dananjaya (dalam Purwadi 2009:1) menyatakan bahwa kata folklor berasal dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore. Kata folk berarti

Lebih terperinci