BAB II POTENSI DAN REALITAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II POTENSI DAN REALITAS"

Transkripsi

1 BAB II POTENSI DAN REALITAS 2.1. Potensi Kewilayahan Letak Geografis Letak suatu Wilayah yang strategis akan memberikan kontribusi pengaruh terhadap perkembangan wilayah tersebut. Selain letak wilayah, luas wilayah pun demikian. Semakin luas suatu wilayah akan berpotensi mempunyai kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah guna mendukung pembangunan wilayah bersangkutan. Secara geografis Kabupaten Banyuasin terletak pada posisi 1, Lintang Selatan (LS) dan 104, ,15 0 Bujur Timur (BT). Wilayah Banyuasin berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Selat Bangka. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Muara Enim dan Kota Palembang. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kabupaten Banyuasin

2 Tabel 2.1. Nama Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan dan Luas Wilayah Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) (1) (2) (3) (4) 1 Rantau Bayur Tebing Abang 556,91 2 Betung Betung 354,41 3 Banyuasin III Pangkalan Balai 294,20 4 Pulau Rimau Teluk Betung 888,64 5 Tungkal Ilir Sidomulyo 648,14 6 Talang Kelapa Sukajadi 439,43 7 Tanjung Lago Sukadamai 802,42 8 Banyuasin I Mariana 186,69 9 Air Kumbang Cinta Manis Baru 328,56 10 Rambutan Rambutan 450,04 11 Muara Padang Sumber Makmur 917,60 12 Muara Sugihan Tirtaharja 696,40 13 Banyuasin II Sungsang 3.632,40 14 Makartijaya Makartijaya 300,28 15 Air Saleh Salek Mukti 311,57 16 Muara Telang Telang Jaya 341,57 17 Sumber Marga Telang Muara Telang 174,89 18 Suak Tapeh Lubuk Lancang 312,70 19 Sembawa Sembawa 196,14 Kab.Banyuasin ,99 Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin selain secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi juga mempunyai Kabupaten Banyuasin

3 sumber daya alam yang melimpah. Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah seluas ,99 km 2. Sejak akhir tahun 2010, jumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin mengalami pemekaran dari 15 kecamatan menjadi 17 kecamatan. Kecamatan yang mengalami pemekaran tersebut antara lain Kecamatan Betung pecah menjadi Kecamatan Betung dan Kecamatan Suak Tapeh, serta Kecamatan Banyuasin III pecah menjadi Kecamatan Banyuasin III dan Kecamatan Sembawa. Pada tahun 2012 kembali terjadi pemekaran kecamatan sehingga jumlah kecamata di Kabupaten Banyuasin sebanyak 19 Kecamatan (Tabel 2.1) Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 3.632,40 km2 atau sekitar 30,70 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Sedangkan Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sembawa dengan wilayah seluas 174,89 km2 atau sekitar 1,48 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin Topografi, Hidrologi, Klimatologi dan Jenis Tanah Kabupaten Banyuasin memiliki topografi 80% wilayah datar berupa lahan rawa pasang surut dan rawa lebak. Sedangkan 20% lagi berupa lahan kering dengan sebaran ketingian 0-40 meter diatas permukaan laut. Lahan rawa pasang surut terletak di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Kabupaten Banyuasin

4 Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau, Air Saleh, Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. Lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Banyuasin III, Talang Kelapa dan sebagian kecil Kecamatan Rambutan. Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah dataran basah pola alirannya rectangular dan di daerah dataran kering pola alirannya dan dritik. Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air di sepanjang garis pantai lebih dari 150 Km. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular. Sementara untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas. Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki tipe iklim B1 menurut Klasifikasi Oldemand dengan suhu rata-rata 26, ,40 0 Celcius dan kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5 % dengan Kabupaten Banyuasin

5 rata-rata curah hujan mm/tahun. Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 4 jenis, yaitu : a) Organosol : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa. b) Klei Humus : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa. c) Alluvial : terdapat di sepanjang sungai. d) Polzoik : terdapat di daerah berbukit-bukit Potensi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi sumber daya manusia yang cukup besar di Sumatera Selatan. Penduduk Kabupaten Banyuasin meningkat dari tahun ke tahun. Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin berjumlah jiwa. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah tersebut meningkat menjadi sebesar jiwa atau naik rata-rata 2.47 persen per tahun dari tahun Jumlah penduduk yang cukup besar tersebut dapat menandakan bahwa terdapat potensi sumber daya manusia yang cukup besar di Kabupaten Banyuasin. Angka Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk dalam suatu periode tertentu yang dinyatakan dari penduduk dasar. Dalam kurun waktu 2010 hingga 2012, Kabupaten Banyuasin mempunyai angka pertumbuhan penduduk yang Kabupaten Banyuasin

6 cukup stabil. Dalam kurun waktu tersebut rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuasin setiap tahunnya adalah sebesar 2,47 persen Persebaran dan Kepadatan Penduduk Salah satu tujuan pembangunan menyangkut kependudukan adalah meningkatkan pemerataan persebaran penduduk. Melalui pemerataan penduduk secara umum dapat membantu dalam usaha peningkatan kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu dalam usaha pemerataan penduduk idealnya adalah komposisi jumlah penduduk sejalan dengan luas wilayah keruangan suatu wilayah. Di Kabupaten Banyuasin terdapat 19 kecamatan yang secara total luasnya adalah ,99 Km 2. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuasin mengalami peningkatan per kilometer persegi. Pada tahun 2008 kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuasin sebesar 61,55 jiwa/ Km 2. Sedangkan pada tahun 2012 kepadatan penduduk tersebut meningkat menjadi sebesar 66,53 jiwa/ Km 2. Jika dibandingkan antar kecamatan se-kabupaten Banyuasin, Kecamatan Talang Kelapa merupakan kecamatan yang memiliki penduduk terpadat pada tahun 2012, yaitu dengan tingkat kepadatan sebesar 297,23 jiwa/km 2. Sedangkan Kecamatan Banyuasin II merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu sebesar 12,89 jiwa/ Km 2 (Tabel 2.2) Kabupaten Banyuasin

7 Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Jumlah Penduduk ** Kepadatan Penduduk ** (1) (2) (3) (4) (5) 1 Rantau Bayur 556, Betung 354, ,66 3 Banyuasin III 294, ,63 4 Pulau Rimau 888, ,47 5 Tungkal Ilir 648, ,90 6 Talang Kelapa 439, ,23 7 Tanjung Lago 802, ,18 8 Banyuasin I 186, ,69 9 Air Kumbang 328, ,57 10 Rambutan 450, ,71 11 Muara Padang 917, ,18 12 Muara Sugihan 696, ,62 13 Banyuasin II 3.632, ,89 14 Makartijaya 300, ,57 15 Air Saleh 311, ,77 16 Muara Telang 341, ,57 17 Sumber Marga Telang 174, ,76 18 Suak Tapeh 312, ,03 19 Sembawa 196, ,76 Kab.Banyuasin , ,53 Keterangan: **) Angka Sangat Sementara Rasio Jenis Kelamin Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan. Secara umum dinyatakan dengan Kabupaten Banyuasin

8 banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Semakin besar nilai angka Rasio Jenis Kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Tabel 2.3 Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) 1. Rantau Bayur ,83 2. Betung ,24 3. Suak Tape ,23 4. Pulau Rimau ,54 5. Tungkal Ilir ,27 6. Banyuasin III ,94 7. Sembawa ,94 8. Talang Kelapa ,18 9. Tanjung Lago , Banyuasin I , Air Kumbang , Rambutan , Muara Padang , Muara Sugihan , Makarti Jaya , Air Saleh , Banyuasin II , Muara Telang , Sumber Marga Telang ,29 Kabupaten Banyuasin ,34 Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin

9 Rasio jenis kelamin di Kabupaten Banyuasin tahun 2011 menunjukkan angka diatas 100 (seratus). Hal tersebut berarti penduduk laki -laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Nilai rasio jenis kelamin di Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 104,34. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Banyuasin secara rata-rata dari 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin di Kabupaten Banyuasin ini dapat menunjukkan ketersediaan sumber daya manusia dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan tersendiri dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah dan stakeholders dalam rangka penanaman modal di Kabupaten Banyuasin Potensi Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah satu modal geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi ketenagakerjaan selalu berubah seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Dengan bertambahnya penduduk suatu wilayah yang diikuti peningkatan jumlah penduduk usia kerja, maka akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Peningkatan jumlah angkatan kerja disuatu wilayah, akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan lapangan kerja. Potensi ketenagakerjaan di suatu wilayah dapat dilihat dengan berapa banyak banyak penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang siap memasuki Kabupaten Banyuasin

10 dunia kerja atau pasar kerja (beke rja atau mencari kerja/pengangguran). Konsep ini dikenal sebagai penduduk angkatan kerja. Sedangkan penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang tidak/belum memasuki dunia kerja atau pasar kerja disebut Penduduk Bukan Angkatan Kerja. Penduduk Bukan Angkatan Kerja terdiri dari penduduk yang masih Sekolah, penduduk yang hanya mengurus rumah tangga dan Lainnya. Tabel 2.4 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 Jenis Kegiatan Utama Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) I. Angkatan Kerja 88,55 41,96 a. Bekerja 85,44 38,36 b. Pengangguran 3, II. Bukan Angkatan Kerja 11,45 58,04 a. Sekolah 8,65 9,12 b. Mengurus Rumah Tangga 0,08 45,48 c. Lainnya 2,34 3,44 III. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 88,55 41,96 IV. Tingkat Pengangguran Terbuka 3, Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin

11 Pada Tabel 2.4 Dapat dilihat potensi ketenagakerjaan di Kabupaten Banyuasin tahun Sebagian besar angkatan kerja laki-laki sudah memasuki dunia kerja yaitu sebesar 85,44 persen. Sedangkan angkatan kerja yang masih mencari kerja sebanyak 3,11 persen dari total jumlah penduduk laki-laki usia kerja di Kabupaten Banyuasin. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Banyuasin yang tidak memasuki dunia kerja sebanyak 11,45 persen dari total jumlah penduduk laki-laki. Kelompok ini terdiri dari 8,65 persen masih sekolah, 0,08 persen ikut mengurus rumah tangga dan 2,34 persen di kelompok Lainnya. Tabel 2.4 juga menjelaskan peran serta perempuan dalam dunia kerja, sebanyak 41,96 persen perempuan di Kabupaten Banyuasin turut berperan aktif dalam dunia kerja. Sedangkan 45,48 persen lainnya lebih memilih mengurus rumah tangga. Kondisi ini menunjukkan peran serta perempuan dalam dunai kerja di Kabupaten Banyuasin lebih rendah dari peran serta laki-laki. Indikator yang dapat menunjukkan peran serta penduduk di dunia kerja adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Pada Tabel 2.4, TPAK laki-laki lebih tinggi dari TPAK perempuan yaitu 88,55 persen berbanding dengan 41,96 persen. Artinya di Kabupaten Banyuasin, tingkat partisipasi penduduk laki-laki di dunia kerja, jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan. Kabupaten Banyuasin

12 Indikator ketenagakerjaan lainnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Indikator ini menunjukkan seberapa besar partisipasi penduduk usia kerja yang tidak terserap oleh dunia kerja. Pada Tabel 2.4 TPT laki-laki lebih rendah dari perempuan, yaitu 3,11 berbanding dengan Kondisi ini menunjukkan bahwa penyerapan pasar kerja terhadap kaum laki-laki masih lebih besar daripada perempuan. Namun demikian jika kita cemati perbedaan TPT laki dan perempuan cukup kecil, hal ini menunjukkan bahwa partisipasi kaum perempuan di Kabupaten Banyuasin dalam dunia kerja cukup besar, terutama di sektor pertanian sebagai pekerja keluarga atau buruh tani 2.3 Potensi Aspek Sosial Beberapa aspek yang bisa dijadikan sebagai indikator untuk menggambarkan keadaan sosial suatu wilayah, antara lain: aspek pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, keamanan, agama dan kesejahteraan sosial Aspek Pendidikan Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas pendidikan beserta faktor-faktor pendukungnya menjadi hal yang sangat penting. Semakin tinggi pendidikan masyarakat berarti kualitas sumber daya manusianya juga akan semakin baik. Dalam bidang Kabupaten Banyuasin

13 pendidikan, variabel-variabel seperti jumlah gedung sekolah, jumlah murid dan jumlah guru seringkali ditampilkan untuk menggambarkan situasi pendidikan disuatu wilayah. Pada tahun ajaran 2011/2012 Kabupaten Banyuasin memiliki sekolah sebanyak 785 sekolah yang terdiri atas 545 Sekolah Dasar (SD), 15 8 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 82 Sekolah Menengah Umum (SMU) termasuk kejuruan. Sekolah -sekolah tersebut dipakai oleh murid-murid sekolah negeri dan swasta. Selama tahun ajaran 2011/2012, jumlah murid SD sebanyak siswa, SLTP sebanyak siswa dan SMU sebanyak siswa. Jumlah ini cenderung lebih tinggi atau meningkat dari tahun ajaran sebelumnya. Adapun jumlah guru yang mengajar dimasing-masing sekolah pada tahun ajaran 2011/2012 ini terdiri atas orang guru SD, guru SLTP, serta orang guru SMU termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Aspek Kesehatan dan Keluarga Berencana Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Pada tahun 2012 jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 1 rumah sakit, 1 rumah bersalin, 29 puskesmas, 12 poliklinik dan 304 poskesdes. Kabupaten Banyuasin

14 Peranan Program Keluarga Berencana (KB) sangat besar artinya dalam mengatur tingkat fertilitas penduduk. Keberhasilan program KB di Kabupaten Banyuasin tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Dari data yang ada, setiap tahun terjadi penambahan akseptor baru pada setap jenis alat kontrasepsi. Peserta keluarga berencana baru di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 telah melampaui target. Pada tahun 2012 angka tersebut telah mencapai persen lebih tinggi dibandingkan targetnya. Adapun target yang ditetapkan pada tahun 2012 adalah sebesar peserta, ternyata realisasinya mencapai peserta Aspek Keamanan Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) mutlak dibutuhkan oleh seluruh daerah. Tingginya angka kriminalitas merupakan ancaman bagi stabilitas kamtibmas. Oleh karena itu kemampuan suatu daerah dalam menurunkan tingkat kriminalitas akan berdampak besar dalam mewujudkan rasa aman ditengah masyarakat. Terpeliharanya kondisi kamtibmas diindikasikan dengan rendahnya tingkat kriminalitas, yang merupakan sebuah modal untuk memancing masuknya penanam modal (investor) domestik maupun asing. Secara Umum, jumlah tindak kejahatan yang berkaitan dengan penganiayaan, pencurian/ perampokan, pembunuhan, kesusilaan dan Kabupaten Banyuasin

15 pelanggaran lainnya di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya Aspek Keagamaan Aspek keberagamaan masyarakat merupakan hak asasi setiap individu yang telah diatur oleh Undang-undang. Semakin baiknya kualitas keberagamaan individu-individu di dalam masyarakat, akan membentuk suatu masyarakat yang madani. Salah satu upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatakan kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Banyuasin adalah dengan membangun dan menyediakan sarana tempat peribadatan untuk masingmasing agama. Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Banyuasin tersebut terdiri dari 942 Masjid, 677 Musholah, 281 Langgar, 7 Gereja, 3 Pura dan 4 Vihara Aspek Kesejahteraan Sosial Perkembangan suatua daerah tentunya akan berdampak pada keadaan sosial penduduknya. Dampak yang terjadi tidak selalu positif, namun kadangkala juga negatif. Permasalahan sosial seperti gelandangan, narkotika, prostitusi adalah sedikit contoh permasalahan yang timbul seiring dengan perkembangan duatu daerah. Permasalahan tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak terutama elemen pemerintah daerah. Kabupaten Banyuasin

16 Masalah-masalah tersebut adalah anak terlantar dan anak nakal, wanita tuna susila, waria, pengemis, gelandangan, korban penyalahgunaan narkotika, tuna rungu, tuna netra, tuna mental, tuna daksa, cacat, ganda dan eks penyakit kronis (kusta), bekas narapidana, lanjut usia terlantar, fakir miskin, keluarga dengan rumah tak layak huni, korban bencana alam dan musibah lainnya, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, anak balita terlantar, AIDS, masyarakat terasing, veteran perintis kemerdekaan, anak jalanan dan pengungsi. Secara umum, pada tahun 2012 jumlah penduduk yang mempunyai masalah-masalah sosial ini menurun dibanding tahun Untuk anak terlantar jumlahnya menurun cukup drastis yakni dari 452 menjadi 10 orang di tahun Untuk mengatasi masalah sosial tersebut, pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama membangun sumber potensi kesejahteraan sosial. Antara lain organisasi sosial di desa/kelurahan, relawan sosial/ PSM dan karang taruna. Terdapat 17 relawan sosial dan 304 karang taruna di Kabupaten Banyuasin. 2.4 Potensi Sektoral Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor unggulam di Kabupaten Banyuasin, karena sektor ini memberikan kontribusi yang paling besar terhadap perekonomian Banyuasin. Kontribusi sektor pertanian terhadap Kabupaten Banyuasin

17 Produk Domestik Bruto (PDRB) tahun 2012 mencapai persen dengan nominal nilai output sebesar 4.57 milyar rupiah (atas dasar harga berlaku ). Sektor pertanian terbagi atas lima sub sektor, meliputi sektor tanaman bahan makanan (tabama) atau sering disebut tanaman pangan hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. A. Pertanian Tanaman Pangan (Padi) Produksi pada sawah dan padi ladang di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 mencapai ton yang dihasilkan dari hektar luas panen. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi pertumbuhan sebesar 7,59 persen yakni dari ,7 ton dengan luas lahan hektar. Gambar 2.1 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Banyuasin, 2012 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2012, Diolah Kabupaten Banyuasin

18 Pada tahun 2012 kecamatan yang memproduksi padi sawah terbesar di Kabupaten Banyuasin adalah Kecamatan Muara Telang dengan kontribusi sebesar persen dan Kecamatan Muara Sugihan dengan kontribusi sebesar 13,82 persen dari total produksi padi sawah di Kabupaten Banyuasin. Secara rata-rata produkstivitas padi sawah di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 sebesar 4,39 ton/ha. Sedangkan Kecamatan Pulau Rimau memegang angka tertinggi dengan produktivitas padi sawah sebesar 4,56 ton/ha disusul Kecamatan Muara Telang (4,55 ton/ha), Kecamatan Muara Sugihan (4,52 ton/ha). Gambar 2.2 Luas Panen dan Produksi Padi Ladang di Kabupaten Banyuasin, 2012 Sumber: Banyuasin Dalam Angka 2012, Diolah. Kabupaten Banyuasin

19 Padi ladang banyak diproduksi di Kecamatan Tungkal Ilir, Betung dan Rambutan. Kecamatan Tungkal Ilir menjadi Kecamatan dengan kontribusi produksi padi lading paling besar di Kabupaten Banyuasin (31.41 persen). Namun dalam hal produktivitas, Kecamatan Betung menjadi kecamatan dengan produktivitas padi lading terbesar di Kabupaten Banyuasin (3, 91 ton/ha) disusul Kecamatan Banyuasin I dengan produktivitas padi ladang sebesar 3,81 ton/ha. Gambar 2.3 Perkembangan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten Banyuasin, Sumber: Banyuasin Dalam Angka 2012, Diolah Perbandingan produksi padi sawah dan padi ladang menunjukkan bahwa produksi sawah selalu lebih tinggi dibandingkan padi ladang. Secara Kabupaten Banyuasin

20 umum selama lima tahun terakhir produksi kedua jenis padi ini relatif mengalami kenaikan. Walaupun produksi padi ladang relatif berfluktuasi antar tahun, sedangkan padi sawah relatif stabil dalam pertumbuhan produksi yang positif.(gambar 2.3) B. Pertanian Tanaman Pangan (Palawija) Komoditas palawija mencakup jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Tanaman palawija ini dapat ditanam di arel sawah maupun ladang. Pada tahun 2012, kenaikan produksi palawija terjadi pada komoditas jagung, ubi kayu, kacang kedelai, dan kacang hijau. Sedangkan produksi ubi jalar dan kacang tanah cenderung menurun dibanding produksi tahun sebelumnya. Tabel 2.5 Luas Panen dan Produksi Menurut Jenis Tanaman Palawija di Kabupaten Banyuasin, 2012 No Jenis Tanaman Luas Panen Produksi (ha) (ton) (1) (2) (3) (4) 1 Jagung Ubi kayu Ubi jalar Kacang Tanah Kacang Kedelai Kabupaten Banyuasin

21 6 Kacang Hijau Mangga Jeruk Pepaya Sawo Durian Duku Nangka Jambu Biji Rambutan Pisang Kacang Panjang Cabe Tomat Terong Ketimun Kangkung Bayam Buncis Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin 2012 Kabupaten Banyuasin

22 Dari seluruh jenis tanaman palawija, produksi terbanyak yakni ubi kayu mencapai ribu ton, diikuti jagung sebanyak ribu ton dan produksi ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai masing-masing kurang dari 5,00 ribu ton. C. Perkebunan Rakyat Karet, kelapa sawit dan kelapa merupakan komoditi perkebunan yang banyak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Banyuasin, dibanding dengan komoditi kopi dan kakao. Tabel 2.6 Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Banyuasin No Perkebunan Luas Areal Produksi Jumlah Pemilik (Ha) (ton) (KK) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin Karet dan kelapa sawit merupakan komoditas ekspor yang harganya relatif stabil tinggi sehingga kehidupan petani pekebun karet dan kelapa sawit Kabupaten Banyuasin

23 lebih sejahtera dibanding dengan kehidupan petani lainnya. Harga yang relatif stabil tinggi untuk karet dan kelapa sawit jatuh turun sejak terjadi krisis ekonomi global yang melanda perekonomian dunia sekitar bulan September 2008 dan baru stabil lagi pada pertengahan tahun Selama tahun 2012, karet, kelapa sawit, dan kelapa merupakan komoditas yang berproduksi secara signifikan dibandingkan komoditas perkebunan lainnya. Produksi komoditas ini berturut-turut mencapai ton, ton, dan ton. D. Perkebunan Besar Pada hakekatnya komoditi perkebunan besar tidak jauh berbeda dari komoditi perkebunan rakyat, ini menunjukan bahwa untuk komoditi perkebunan yang cocok di daerah ini adalah karet, kelapa dan kelapa sawit. Tabel 2.7 Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Komoditi di Kabupaten Banyuasin tahun No Komoditas Perkebunan Luas Areal (Ha) Produksi (ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkebunan Negara : 1 Karet a. PTPN VII Musi Landas b. PTPN VII Tebenan c. Puslitbun Sembawa Kabupaten Banyuasin

24 Perkebunan Swasta : a. Swasta Asing b. Swasta Nasional Perkebunan Negara a. PTPN VII Betung Krawo b. PTPN VII Bentayan Sawit c. Puslitbun Sembawa Perkebunan Swasta a. Swasta Asing b. Swasta Nasional Perkebunan Negara Kelapa a. Demplot Disbun Kelapa Hibrida b. Demplot Disbun Kelapa Dalam Perkebunan Swasta a. PT Sumatera Candi Kencana b. PT Putri Hijau Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin Pada hakekatnya komoditi perkebunan besar tidak jauh berbeda dari komoditi perkebunan rakyat, ini menunjukan bahwa untuk komoditi perkebunan yang cocok di daerah ini adalah karet, kelapa dan kelapa sawit. E. Peternakan Kabupaten Banyuasin

25 Perhatian pemerintah terhadap peternakan cukup tinggi, bantuan ternak dan unggas yaitu sapi dan itik digelontorkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Hewan ternak dibagi dalam kelompok ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak yang masuk kategori ternak besar adalah sapi perah, sapi, kerbau, dan kuda. Sedangkan kambing, domba, babi, ayam dan itik digolongkan pada ternak kecil dan unggas. Gambar 2.4 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Banyuasin, Secara umum, populasi sapi tahun 2012 mencapai ekor, dan kerbau mencapai ekor. Sedangkan populasi kambing, domba, dan babi masing-masing sebanyak ekor, ekor, dan ekor. Dari kelima komoditas ternak, selama periode tahun 2008 hingga 2012 cenderung Kabupaten Banyuasin

26 mengalami kenaikan kecuali domba yang mengalami penurunan pada tahun Gambar 2.5 Populasi Unggas Menurut Jenis Unggas di Kabupaten Banyuasin, 2012 Populasi unggas jenis ayam pedaging mengalami lonjakan jumlah yang mencolok mulai tahun Pada tahun 2009 jumlah ayam pedaging adalah ekor. Sedangan pada tahun 2010 jumlah tersebut naik empat kali lipat menjadi ekor. Jumlah tersebut masih mengalami kenaikan menjadi ekor pada tahun Ayam pedaging banyak ditemukan di Kecamatan Talang Kelapa, Rambutan, dan Banyuasin III. Sedangkan untuk populasi unggas lainnya (ayam petelur, a yam buras, dan itik) secara umum juga mengalami kenaikan pada tahun Kabupaten Banyuasin

27 F. Perikanan Pada perekonomian daerah, sub sektor perikanan punya andil yang cukup besar yakni sekitar 8,26 persen. Kontribusi yang disumbangkan ini, dibentuk dari hasil produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan. Produksi perikanan menunjukkan peningkatan seperti selama kurun waktu Jumlah produksi perikanan tahun 2011 sebesar ,97 ton meningkat menjadi ,99 ton pada tahun Gambar 2.6 Produksi Perikanan di Kabupaten Banyuasin, (dalam ton) Kenaikan produksi ikan terbesar pada tahun 2012 terjadi pada perikanan budidaya tambak yang mencapai 29,33 persen dari tahun 2012 disusul produksi perikanan budidaya tambak yang mencapai 31,84 persen dibandingkan tahun Sedangkan produksi perikanan budidaya keramba Kabupaten Banyuasin

28 mengalami kenaikan sebesar 2,70 persen serta produksi perikanan umum yang mengalami kenaikan sebesar 2,44 persen. Sedangkan kenaikan terkecil terjadi pada produksi perikanan laut yang hanya mengalami kenaikan sebesar 2,5 persen. Centra perikanan budidaya kolam terdapat di Kecamatan Talang Kelapa dengan produksi sebesar 9.256,42 ton dan Kecamatan Makarti Jaya dengan total produksi 1.981,85 ton. Sedangkan kecamatan centra perikanan budidaya tambak antara lain Kecamatan Muara Sugihan (4.506,86 ton), Kecamatan Banyuasin II (3.915,17 ton), Kecamatan Muara Telang (1.641,11 ton), dan Kecamatan Tanjung Lago (1.080,64 ton). Jenis ikan dari perairan umum berkualitas ekspor seperti jenis ikan Bandeng, Udang Windu dan lain sebagainya. Alat penangkapan ikan yang digunakan para nelayan adalah pancing, jala, trammet net dan alat tradisional lainnya. Sedangkan wilayah penangkapan ikan diperairan umum berada di Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Muara Padang, dan Kecamatan Makarti Jaya Industri Pengolahan Pembangunan industri berupaya untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan dan kesempatan kerja, menyediakan barang dan jasa bermutu dengan harga bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri, meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor Kabupaten Banyuasin

29 pembangunan lainnya serta sekaligus mengembangkan kemampuan teknologi. Besarnya nilai produksi/nilai tambah sektor industri Kabupaten Banyuasin sangat dipengaruhi oleh industri minyak/gas bumi. Sehingga untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai sektor industri maka statistik industri dibedakan dengan migas dan non migas. Pengumpulan data statistik industry besar dan sedang diperoleh melalui survey tahunan yang mencakup seluruh perusahaan industri. Sedangkan data industri kecil dan kerajinan rumah tangga diperoleh melalui survey khusus. Informasi mengenai jumlah tenaga kerja, investasi dan lainnya disajikan berdasarkan data hasil surveysurvey tersebut. Jenis/kelompok industri utama di Kabupaten Banyuasin, selain migas adalah (1) Industri kayu dan barang -barang dari kayu (kecuali furnitur), (2) Industri makanan dan minuman, (3) Industri barang galian non logam, (4) Industri karet dan barang-barang dari karet. Sepanjang tahun 2012, tercatat ada 252 perusahaan industri dengan tenaga kerja 5-19 orang, 30 perusahaan dengan tenaga kerja orang dan 5 perusahaan dengan tenaga kerja >100 orang di Kabupaten Banyuasin. Gambar 2.7 Jumlah Perusahaan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Banyuasin, 2012 Kabupaten Banyuasin

30 2.4.3 Air Bersih Air bersih sebagai kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat harus terjamin ketersediaannya. Pemerintah baik pusat maupun daerah maupun pihak swasta berupaya melalui penyediaan jasa air bersih (PAM/PDAM) untuk mendistribusikan air bersih ke masyarakat. Produksi air tanah dalam periode secara umum mengalami penurunan. Sempat terjadi kenaikan produksi pada tahun 2007 namun hingga tahun 2009 produksinya turun secara signifikan. Namun dalam dua tahun belakangan produksi air tanah di Kabupaten Banyuasin mulai merangkak naik meski secara perlahan. Gambar 2.8 Kabupaten Banyuasin

31 Produksi Air Tanah dan Air Permukaan di Kabupaten Banyuasin Tahun Sedangkan produksi air permukaan di Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu secara umum mengalami kenaikan meskipun pada tahun 2007 dan 2009 terjadi penurunan. Meski demikian, seperti halnya produksi air tanah, produksi air permukaan selama dua tahun terakhir juga mengalami kenaikan Listrik Listrik sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi sebagian besar masyarakat, akan tetapi berbagai keterbatasan membuat tidak seluruh wilayah di Kabupaten Banyuasin dapat terjangkau listrik. Data Dinas Pertambangan dan Energi menunjukan bahwa terdapat 191 desa/kelurahan dari 304 desa/ kelurahan di Kabupaten Banyuasin yang sudah terjangkau Kabupaten Banyuasin

32 listrik, artinya ada sekitar 62,83 persen desa/kelurahan yang sudah terjangkau listrik. Gambar 2.9 Desa/Kelurahan Yang Terjangkau Listrik Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, 2011 Kecamatan Tungkal Ilir adalah kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit terjangkau listrik, yakni nol persen. Sedangkan di Kecamatan Betung, Suak Tape, dan Banyuasin III seluruh desa/kelurahannya sudah teraliri listrik. Kabupaten Banyuasin

33 Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jumlah desa/kelurahan yang terjangkau listrik di Kabupaten Banyuasin selalu bertambah. Pada tahun 2000 jumlah desa yang teraliri listrik bertambah 3,37 persen dibanding tahun Sedangkan pada tahun 2012 juga terjadi kenaikan menjadi 191 desa dibanding tahun 2011 yang hanya 187 desa Penggalian Produksi bahan galian di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 didomisasi oleh tanah urug, tanah liat, dan pasir. Ketiga komoditas tersebut mengalami fluktuasi yang beragam selama enam tahun terakhir. Gambar 2.10 Realisasi Produksi Bahan Galian dan Mineral di Kabupaten Banyuasin Tahun (dalam m 3 ) Kabupaten Banyuasin

34 Selama periode produksi tanah urug terus mengalami fluktuasi. Kenaikan paling mencolok terjadi pada tahun 2010 yang mencapai lebih dari dua kali lipat dibanding tahun Sedangkan pada tahun 2012 produksi tanah urug mengalami penurunan sebesar 17,14 persen. Produksi pasir juga cenderung mengalami penurunan sejak tahun 2008, bahkan penurunan cukup tajam terjadi pada tahun Sedangkan produksi tanah liat selama periode cenderung stabil Pertambangan Kegiatan pada sektor pertambangan dan energi lebih dititik beratkan pada kegiatan penelitian dan investarisasi bahan-bahan galian/pertambangan. Di samping itu dalam mengembangkan eksplorasi dan eksploitasi akan terus dilakukan melalui kontrak karya maupun kontrak bagi hasil dengan para investor asing. Upaya-upaya untuk memperluas jangkauan cekungan hidrokarbon terhadap sumber minyak bumi terus dilakukan. Barang tambang yang strategis dan vital di daerah Kabupaten Banyuasin meliputi minyak bumi, tanah liat, pasir dan tanah urug. Kegiatan penambangan minyak bumi terdapat di Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin

35 Gambar 2.11 Produksi Minyak Bumi di Kabupaten Banyuasin Tahun (dalam barel) Meskipun pada tahun 2010 terjadi penurunan jumlah produksi minyak bumi sebesar 2,91 persen. Namun pada tahun 2012 terjadi kenaikan produksi minyak bumi yang cukup signifikan. Produksi minyak bumi di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 tercatat sebanyak ,14 barel, atau naik sebesar 7.87 persen dibanding tahun Infrastruktur Perhubungan Transportasi Peranan sektor perhubungan dan komunikasi di Kabupaten Banyuasin semakin penting dari tahun ke tahun, terutama berhubungan dengan pendistribusian barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain. Sarana perhubungan seperti jalan raya, jembatan, angkutan yang memadai Kabupaten Banyuasin

36 menyebabkan distribusi barang dan jasa dari sentra produksi semakin lancar. Tersedianya sarana transportasi yang memadai akan mendorong harga cenderung stabil dan meningkatkan volume perdagangan. Dampak positif lainnya adalah terbukanya daerah-daerah terisolir dan meningkatkan mobilitas penduduk. Gambar 2.12 Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat, Laut dan Udara di Kabupaten Banyuasin Tahun Hingga tahun 2012 terdapat 6 (enam) infrastruktur perhubungan transportasi utama di Kabupaten Banyuasin. Jumlah terminal penumpang (tipe A) dan dermaga laut (umum) selama periode tidak mengalami perubahan. Di Kabupaten Banyuasin terdapat 1 terminal Kabupaten Banyuasin

37 penumpang (tipe A) da n 2 dermaga laut (umum). Namun terdapat penambahan terminal type C pada tahun 2012 sebanyak 1 (satu) buah. Lain halnya dengan dermaga laut (khusus) dan dermaga sungai (khusus) yang mengalami banyak kenaikan jumlah. Penambahan jumlah dermaga laut (khusus) terjadi pada tahun 2010 sedangkan penambahan jumlah dermaga sungai (khusus) terjadi lebih awal yakni tahun Dermaga sungai (umum) adalah sarana penghubung yang kenaikannya sangat mencolok. Pada tahun 2010 jumlah dermaga sungai (umum) bertambah 4 unit menjadi 8 unit atau bertambah dua kali lipat Sedangkan pada tahun 2011 kembali terjadi penambahan menjadi 14 unit dermaga sungai (umum). Pada tahun 2012 terjadi penambahan hingga sebanyak 23 unit Keadaan Jalan Jalan raya dan jembatan merupakan sarana perhubungan darat yang sangat menunjang transportasi di daerah ini. Berikut adalah data terkait jalan di Kabupaten Banyuasin. Dinas pekerjaan umum sebagai perwakilan pemerintah dalam mengatur dan memantau pembangunan dan peningkatan sarana jalan dan jembatan telah berusaha melakukan penambahan panjang jalan setiap tahunnya. Pada tahun 2012, panjang jalan di Kabupaten Banyuasin mencapai 1.196,3 km. Sekitar 5,09 persen atau 61,00 km dari panjang jalan tersebut merupakan tanggung jawab dan wewenang negara. Jalan Kabupaten Banyuasin

38 sepanjang 82,00 km atau sebesar 6,85 persen menjadi tanggung jawab pemerintah propvinsi, dan sisanya 1.053,03 atau sebesar 88,06 persen menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Banyuasin. Tabel 2.8 Panjang Jalan Kabupaten dan Jembatan Dirinci Menurut Jenis di Kabupaten Banyuasin Tahun Uraian Panjang Jalan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Jenis Permukaan Jalan a Aspal Hotmix 383,15 401,25 401,25 401,25 401,25 b Aspal Lapen 101,65 83,30 81,50 79,50 79,50 c Jalan Cor 62,02 67,82 107,12 141,55 170,45 c Kerikil 97,90 96,25 76,25 74,50 71,00 d Tanah 474,48 173,58 462,08 458,60 454,3 f Burda g Tidak Dirinci 19,80 19,80 19,80 19,80 19,80 Jumlah 1.139, , , , ,30 2. Status Jalan a Jalan Negara 61,00 61,00 61,00 61,00 61,00 b Jalan Propinsi 82,00 82,00 82,00 82,00 82,00 c Jalan Kabupaten 996,00 999, , , ,30 Jumlah 1.139, , , , ,30 Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin Angkutan Darat Jumlah sarana angkutan darat yang tercatat di Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuasin tahun 2012 berjumlah kendaraan yang terdiri dari 32 bus umum, 27 bus tak umum, 216 mobil penumpang, 136 truck Kabupaten Banyuasin

39 umum, truck tak umum, 13 pick up umum, dan pick up tak umum. Tabel 2.9 Jumlah Kendaraan Angkutan Darat Dirinci Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun Jenis Kendaraan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Bus Umum Bus Tak Umum Mobil Penumpang Truk Umum Truk Tak Umum 6 Pick Up Umum 7 Pick Up Tak Umum Jumlah Sumber Data : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banyuasin Pada tahun 2010 jumlah kendaraan jenis kendaraan pick up tak umum mengalami kenaikan 2,07 persen dibandingkan tahun Sedangkan pada Kabupaten Banyuasin

40 tahun 2012 juga tejadi kenaikan jumlah pick up tak umum sebesar 18,34 persen dibanding tahun Kenaikan juga terjadi pada jumlah kendaraan jenis truck tak umum pada tahun 2012 yang mengalami kenaikan sebesar 8,26 persen. Jumlah kendaraan jenis ini mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2011 yaitu sebesar 23,79 persen dibanding tahun Jumlah kendaraan jenis mobil penumpang pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan hingga 27,06 persen dibandingkan tahun Sedangkan jenis kendaraan angkutan darat yang lainnya juga mengalami kenaikan meskipun perubahannya tidak terlalu besar Angkutan Sungai Beberapa wilayah Banyuasin terletak di aliran sungai dimana transportasi sungai merupakan sarana yang penting untuk kelancaran di daerah ini. Sarana angkutan sungai di Kabupaten Banyuasin meliputi; Angkutan penumpang speedboat kecil, angkutan penumpang speedboat besar, angkutan barang jukung, angkutan barang tug boat, angkutan barang ketek, angkutan barang tongkang, dan kapal nelayan/pompong. Kabupaten Banyuasin

41 Tabel 2.10 Jumlah Sarana Angkutan Sungai Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun Jenis Kapal/ Kind of Ships Jumlah/ Total (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Angkutan Penumpang Speed Boat Kecil Angkutan Penumpang Speed Boat Besar Angkutan Barang Jukung Angkutan Barang Tug Boat Angkutan Barang Ketek Angkutan Barang Tongkang Kapal Nelayan/Pompong Jumlah/Total Jika dibandingkan tahun 2011, jumlah moda sarana angkutan laut pada tahun 2012 mengalami penambahan armada kecuali jenis angkutan barang tug boat yang tetap. Penambahan armada tertinggi terjadi pada jenis angkutan barang jukung dari 276 unit pada tahun 2011 menjadi 378 unit pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 36,96 persen. Sedangkan penambahan armada terendah yaitu pada jenis angkutan barang ketek. Kabupaten Banyuasin

42 Gambar 2.13 Sarana Angkutan Sungai Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 Gambar 2. Menunjukkan bahwa sarana angkutan sungai di perairan Kabupaten Banyuasin didominasi oleh jenis kapal nelayan/pompong (60,14 persen), dikuti oleh jenis angkutan barang ketek (24,62 persen). Hal ini dapat dipahami, menginggat kedua jenis moda angkutan perairan ini biasa dimiliki oleh rumah tangga yang tinggal dikawasan perairan di Kabupaten Banyuasin untuk keperluan sehari-hari. Selain itu kedua jenis angkutan ini dapat dimiliki dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Jenis moda angkutan perairan sungai yang paling sedikit adalah angkutan barang tug boat (0,06 persen). Moda angkutan ini biasanya digunakan untuk memandu kapal-kapal motor besar yang melayari perairan Kabupaten Banyuasin

43 sungai musi. Sehingga jumlahnya juga relatif sedikit dibanding jenis angkutan sungai lainnya Telekomunikasi Salah satu sarana komunikasi antar penduduk dan antar wilayah lainnya adalah telepon. Dalam publikasi ini hanya tercatat sarana telekomunikasi dengan menggunakan kabel dan nirkabel (telpon seluler). Gambar 2.17 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Kabupaten Banyuasin Tahun Sumber: Susenas Banyuasin, Akses informasi di Kabupaten Banyuasin sudah cukup memadai, bahkan rumah tangga pengguna telepon selular pada tahun 2012 sudah mencapai Kabupaten Banyuasin

44 84,36 persen dari jumlah rumah tanga di Kabupaten Banyuasin. Sedangkan pengguna telpon rumah/kabel pada tahun 2012 mencapi 3,82 persen. Pengguna telpon rumah/kabel terus mengalami penurunan dari tahun ketahun, hal ini seiring beralihnya masyarakat menggunakan telpon seluler Perdagangan Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki banyak pusat produksi yang tersebar di beberapa tempat. Pusat-pusat produksi tersebut menghasilkan komoditi berupa produk pertanian seperti beras, hasil perikanan, produk perkebunan seperti: kelapa sawit, karet, kelapa dan aneka komoditi lainnya. Kegiatan perdagangan dilakukan melalui transaksi antara produsen dan konsumen baik di pasar, pertokoan, maupun melalui transaksi individual. Pasar merupakan tempat usaha bagi pedagang. Tempat usaha tersebut berupa kios, los maupun pelataran. Pada Tabel 2.18 ditunjukkan jumlah kios dan los yang dikelola oleh Dinas Pengelolaan Pasar KabupatenBanyuasin tahun Pada tahun 2012 jumlah kios dan los yang tersedia mengalami peningkatan. Jumlah kios yang tersedia pada tahun 2012 berjumlah unit, meningkat dari tahun 2011 yang berjumlah 818 unit. Sedangkan jumlah los yang tersedia pada tahun 2012 sebanyak unit, meningkat dari tahun 2011 sebanyak unit. Sedangkan jumlah tempat berjualan pelataran mengalami penurunan pada tahun 2011 sebanyak 946 unit, yang sebelumnya mencapai unit. Kabupaten Banyuasin

45 Jumlah pedagang yang melakukan transaksi di kios dan los yang tersedia pada tahun 2012 mencapai orang pedagang, menurun dari tahun 2011 yang mencapai orang pedagang. pedatidak mengalami perubahan sebagaimana data tahun 2010 yaitu berjumlah 818 kios, begitupun jumlah los masih berjumlah los. Tabel 2.11 Jumlah Tempat Usaha/Kegiatan Unit Pasar Yang Dikelola Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Banyuasin, (Unit) Nama Unit Pasar Tersedia Aktif Tidak Aktif Pelataran Kios Los Kios Los Kios Los Jumlah Pedagang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Pkl. Balai Betung Sukamoro Tl.Betung Sukajadi Makarti Jy Keluang Sidomulyo Sukamulya Kenten A Sumberjya KTM Telang/Tj.Lago Tahun Jumlah Kabupaten Banyuasin

46 2.13 Koperasi Lembaga koperasi sangat menunjang dalam pembangunan, terutama dalam hal penyediaan dan penyaluran dana yang diperlukan dalam proses pembangunan tersebut. Koperasi sendiri merupakan wadah perekonomian yang berwatak sosial dan dikelola oleh sekelompok masyarakat untuk membantu meningkatkan kesejahteraannya. Gambar 2.14 Jumlah Koperasi KUD dan Non KUD di Kabupaten Banyuasin, Jumlah koperasi di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 mencapai 331 unit terdiri dari 88 koperasi unit desa (KUD) dan 243 non koperasi unit desa (Non KUD). Jika dibandingkan dengan data tahun 2011, jumlah koperasi di Kabupaten Banyuasin mengalami kenaikan baik KUD maupun non-kud. Kabupaten Banyuasin

47 Jumlah KUD mengalami kenaikan sebesar 2,32 persen sedangkan jumlah koperasi non-kud mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen. Gambar 2.15 Jumlah Anggota Koperasi di Kabupaten Banyuasin, Jumlah anggota koperasi dari tahun 2008 hingga 2012 secara umum mengalami fluktuasi. Sampai dengan tahun 2011 jumlah anggota koperasi terus mengalami kenaikan sampai dengan orang. Penurunan yang cukup tajam terjadi pada tahun 2012 hingga mencapai orang atau mencapai -12,20 persen dibandingkan tahun 2011 Kabupaten Banyuasin

48 2.14 Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang memegang peran penting dalam perekonomian suatu wilayah. Berikut adalah data jumlah bank di Kabupaten Banyuasin tahun Gambar 2.16 Jumlah Bank Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 Sumber Data : Kantor Kecamatan Dalam Lingkup Kabupaten Banyuasin Pada tahun 2012 di Kabupaten Banyuasin terdapat 26 bank yang tersebar di 6 kecamatan. Kecamatan Banyuasin III dan Betung menjadi kecamatan dengan jumlah bank terbanyak di Kabupaten Banyuasin dengan masing-masing memiliki 8 bank disusul Kecamatan Talang Kelapa dengan 7 bank. Sedangkan sisanya masing-masing 1 buah bank terdapat di Kecamatan Banyuasin II, Banyuasin I, dan Makarti Jaya. Kabupaten Banyuasin

49 2.5 Kondisi Makro Ekonomi Struktur Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergesaran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Tabel 2.12 PDRB Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), Lapangan Usaha r) 2011*) 2012**) 1 Pertanian Pertambangan & Pengalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan& Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB dgn Migas PDRB tanpa Migas Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin

50 Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Banyuasin (PDRB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar milyar, meningkat menjadi Rp. 15,01 milyar pada tahun Struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin masih didominasi oleh sektor primer (pertanian dan pertambangan), sebesar 4 4,74 persen komponen PDRB Kabupaten Banyuasin disumbang oleh sektor ini. Komponen utama pembentuk sektor primer berasal dari sektor pertanian sebesar 30,35 persen dan sektor pertambangan yaitu sebesar 14,39 persen. Sektor sekunder (sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan) memberikan kontribusi sebesar persen terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin. Sumbangan sektor sekunder terutama diberikan oleh sektor industri pengolahan sebesar 24,89 persen. Sumbangan sektor tersier (sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa) terhadap PDRB Kabupaten Banyuasin sebesar 21,14 persen. Pada sektor ini sumbangan terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 13,05 persen. Kabupaten Banyuasin

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. Daftar Isi. Daftat Tabel. Daftar Gambar i-ii iii iv-vi vii-vii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang. 1 I.2. Dasar Hukum...... 4 I.3. Tujuan..... 5 I.4. Manfaat......

Lebih terperinci

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN 4.1 Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten Banyuasin Sektor ekonomi unggulan (basis) merupakan sektor yang memiliki peranan dalam suatu perekonomian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 622 8 No. Publikasi : 25 Katalog BPS : 1101002.1404041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

BAB II REALITAS BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN

BAB II REALITAS BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN BAB II REALITAS BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN 2.1. Keadaan Geografis 2.1.1. Letak Geografis Seperti yang telah dimuat di dalam bab sebelumnya bahwa Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 615 5 No. Publikasi : 18 Katalog BPS : 1101002.1404020 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Statistik Daerah Kecamatan Teras Terunjam 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Nomor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB II ASPEK STRATEGIS

BAB II ASPEK STRATEGIS BAB II ASPEK STRATEGIS Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 16 BAB II ASPEK STRATEGIS A. Sumber Daya Manusia 1. Kependudukan umlah Penduduk Kabupaten Luwu Utara pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Wilayah Kabupaten Pohuwato dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Boalemo, namun sejak dikeluarkannya UU RI No. 6 Tahun 2003

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA.

KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA. KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA 2014 ii ii KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA 2014 ii KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA 2014 No. Publikasi : 1706.1428 Katalog BPS : 1102001.1706030 Ukuran Buku

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI (P2MKT) DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI 21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Indramayu, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa,

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN ANGKONA

PROFIL KECAMATAN ANGKONA PROFIL KECAMATAN ANGKONA Link Website Kecamatan Angkona 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Angkona terletak 32 km di jazirah timur ibukota Kabupaten LuwuTimur. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Nuha

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

Profil Kabupaten Aceh Tamiang Profil Kabupaten Aceh Tamiang Ibukota : Karang Baru Batas Daerah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, Kota langsa dan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Langkat

Lebih terperinci