BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan diuraikan analisis algoritma Naive Bayes Classifier dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan diuraikan analisis algoritma Naive Bayes Classifier dan"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan diuraikan analisis algoritma Naive Bayes Classifier dan pendekatan statistikal sebagai pendeteksi spam. Mulai dari pendeskripsian pemodelan spam filter umum, penjelasan pendekatan statistikal, analisis kaitan algoritma Naive Bayes Classifier dan pengklasifikasian, penggabungan algoritma Naive Bayes Classifier dan pendekatan statistikal, proses penentuan variabel variabel input dan output, serta spesifikasi proses rekayasa aplikasi pendeteksi spam, dan rancangan rancangan dari aplikasi tersebut, mulai dari rancangan diagram, rancangan layar, rancangan database dan spesifikasi rancangan modul Analisis Model Spam Filter Umum Algoritma yang digunakan oleh sebagian besar penyedia layanan sebagai pendeteksi spam bagi mailbox pengguna layanan mereka adalah algoritma blacklisting, whitelisting, greylisting, ataupun kombinasi dari ketiga algoritma diatas Blacklisting Blacklisting adalah metode meminimalisasi jumlah spam dengan mengantisipasi spam baru yang masuk kedalam mailbox pengguna. Blacklisting sendiri sebenarnya adalah sebuah daftar yang berisikan IP address dari pengirim spam yang telah dilaporkan oleh pengguna. Selanjutnya, setiap pesan baru masuk ke mailbox 39

2 40 pengguna tersebut, algoritma blacklisting akan mencocokkan IP address pengirim pesan tersebut dengan daftar, apabila IP address pengirim ternyata terdapat didalam daftar, maka pesan itu akan diidentifikasikan sebagai spam dan ditindaklanjuti oleh perintah selanjutnya (misalnya memindahkan pesan yang dicurigai tersebut ke tempat khusus yang biasa disebut spambox), jika tidak maka pesan akan diteruskan menuju mailbox pengguna. Kelemahan algoritma tersebut adalah algoritma Blacklisting hanya dapat dilatih melalui inputan pengguna tersebut, jadi kelemahannya adalah pengguna harus benar benar sadar atas keadaan mailbox-nya sendiri dan harus konstan melaporkan spam baru agar daftar blacklist dapat diperbaharui. Ditambah lagi adanya kemungkinan kesalahan pendeteksian, mungkin sang pengirim spam terinfeksi oleh worms dan mengirimkan spam secara otomatis tanpa sepengetahuannya Whitelisting Sebenarnya prinsip whitelisting kurang lebih sama dengan blacklisting pada dasarnya, hanya saja bersifat terbalik. Pada whitelisting, daftar yang dibuat adalah daftar yang berisi IP address pengirim yang dianggap tidak berbahaya atau pengirim non-spam. Daftar ini secara umum didapatkan dari fitur buku alamat (address book) pengguna, ditambah alamat tujuan dari semua pesan yang dikirimkan oleh pengguna.

3 41 Kelemahan dari metode ini adalah pengguna harus sesering mungkin memperbaharui buku alamat mereka jika ingin menerima pesan dari teman yang belum terdaftar di buku alamat. Selain itu, masih besar kemungkinan menerima spam dari worms yang menjangkiti salah satu akun di buku alamat Greylisting Greylisting adalah satu metode lagi yang merupakan campuran dari metode blacklisting dan whitelisting. Pada greylisting, daftar IP address yang dimuat adalah semua IP address yang memiliki tingkat kecurigaan spam. Jadi, dalam greylisting, tidak ada vonis pasti bahwa sebuah IP address akan selalu mengirimkan spam, melainkan hanya praduga bahwa IP address tersebut berpotensi untuk mengirimkan spam. Karena metode greylisting ini kurang kompleks dan hanya bersifat sebagai pelengkap, maka biasanya metode greylisting diintegrasikan kedalam metode lain, seperti blacklisting ataupun whitelisting, atau tidak digunakan sama sekali Hybrid Setelah melihat tiga metode diatas dan menganalisa kelemahannya masing masing, maka muncullah keinginan untuk memadukan berbagai metode diatas menjadi satu. Metode kombinasi adalah penggunaan dua atau lebih dari metode blacklisting, whitelisting, dan greylisting secara bersama - sama. Metode kombinasi inilah yang sampai sekarang masih populer di kalangan penyedia layanan . Jadi, tiap akun

4 42 pengguna diperkokoh oleh tiga buah daftar yang akan mengecek pengirim setiap pesan yang masuk. Metode kombinasi dapat dinilai sebagai metode penyaring spam yang paling efektif dari semua metode yang ada diatas, namun belum berarti telah menjawab semua kebutuhan pengguna dan dianggap mampu menjawab problem spam ini. Kelembahan dari metode kombinasi sekaligus tiga metode diatasnya adalah semua metode diatas sangat bergantung pada alamat pengirim, bukan pada pesan yang dikirim. Selain itu, semua metode diatas hanya dapat berjalan melalui satu cara, yaitu melalui umpan balik dari pengguna itu sendiri atau user feedback Variabel Model Spam Filter Umum Pada model spam filter umum, proses penentuan variabel sangatlah sederhana karena bagian yang perlu diverifikasi adalah alamat pengirim. Alamat pengirim pesan disimpan dalam satu variabel dan dicocokkan kedalam daftar yang telah dibuat sesuai dengan tujuan pencocokan (pencarian dalam blacklist, whitelist, atau greylist). Setelah didapatkan hasil proses pencarian tadi, variabel kembali dikosongkan, siap menampung alamat pangirim berikutnya.

5 Diagram Model Spam Filter Umum Gambar 3.1. Diagram Model Spam Filter Umum

6 Kelemahan Model Spam Filter Umum Setelah menganalisis model spam filter umum diatas secara cermat, dapat kita simpulkan bahwa model spam filter umum sangat berfokus pada pengirim pesan, bukan kepada isi pesan itu sendiri. Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model spam filter umum adalah model spam filter umum tidak memiliki cara pelatihan selain melalui umpan balik pengguna (user feedback). Dengan kata lain, model spam filter umum hanya dapat menjalani proses pelatihan yang terawasi (supervised training). Selain itu, pengklasifikasian sangat bergantung pada pengirim pesan, bukan terhadap pesan itu sendiri yang dapat mengakibatkan kesalahan pengklasifikasian yang cukup besar. Kesalahan klasifikasi dapat ditemui apabila pengirim pesan adalah akun yang telah dijangkiti oleh worms atau spambot, daftar blacklist akan memblok seluruh pesan yang diterima dari akun tersebut, walaupun akun tersebut mengirimkan pesan yang sesungguhnya. Akibatnya adalah pesan tadi dimasukkan kedalam spambox atau mungkin dapat saja dihapus oleh pengguna tanpa sengaja saat mengosongkan spambox-nya.

7 Analisis Algoritma Pada bagian ini kami akan melakukan analisis terhadap algoritma yang akan digunakan untuk melakukan klasifikasi terhadap pesan yang masuk. Faktor faktor yang menjadi prioritas pemilihan algoritma adalah kecepatan eksekusi, kecepatan pelatihan, tingkat akurasi, dan kompleksitas masalah. Sedangkan algoritma klasifikasi yang akan diuji adalah Naive Bayes Classifier, Support Vector Machine, dan Modular Neural Network. Naive Bayes Classifier Memiliki kecepatan pelatihan yang paling tinggi, memiliki kecepatan eksekusi yang tinggi pula. Tingkat akurasi tinggi apabila menghadapi problem yang sederhana, namun tidak akurat saat digunakan untuk menghadapi problem yang kompleks. Dari segi algoritma sendiri, Naive Bayes Classifier sangat sederhana dan gampang diimplementasikan. Support Vector Machine Memiliki kecepatan pelatihan dan eksekusi yang rendah, kedua proses tersebut memakan waktu yang lama. Tingkat akurasi sangat tinggi dan sangat efektif untuk digunakan menghadapi berbagai jenis problem, baik yang sederhana maupun yang kompleks. Tetapi SVM memerlukan proses pelatihan secara terawasi, sangat sensitif terhadap data yang penuh noise, serta fungsi dan parameter pada kernelnya perlu ditentukan

8 46 secara manual dan sangat berpengaruh pada hasil. Dari segi algoritma sendiri, SVM merupakan algoritma yang kokoh dan akurat, namun kurang efisien, dan lebih kompleks untuk diimplementasikan. Modular Neural Network Modular Neural Network adalah salah satu non-linear classifier yang kokoh. Mampu menghasilkan klasifikasi yang akurat berdasar pada fungsi dasarnya, juga mampu menanggapi data ber-noise dengan baik. Waktu pengeksekusiannya juga tergolong cepat. Sayangnya, MNN memerlukan watu pelatihan yang cukup lama dan bekerja kurang baik pada problem problem yang lebih kompleks. Algorirtma MNN efektif namun lagi lagi belum berhasil mengatasi kendala efisiensi. Dari ketiga kandidat algoritma diatas, kami memutuskan untuk menggunakan algoritma Naive Bayes yang terkesan sederhana namun mampu memberikan solusi yang cukup akurat. Selain itu, algoritma Naive Bayes sangat efisien, baik dalam waktu pelatihan maupun pengeksekusian yang kami anggap sangat cocok digunakan untuk tugas klasifikasi pesan dimana efisiensi waktu menjadi salah satu faktor penting.

9 Metodologi Pengembangan Setelah menganalisis model spam filter umum, sudah saatnya kita melangkah kepada tahap selanjutnya yaitu tahap pengembangan spam filter. Pada tahap pengembangan, dirancang sebuah model pengklasifikasi baru yang harus memenuhi beberapa faktor kinerja seperti tingkat akurasi pengklasifikasian, waktu pengeksekusian, serta tetap mengusung tema kesederhanaan yang mudah dimengerti oleh penggunanya. Deskripsi lebih detail dan sistematis dari rancangan model pengembangan spam filter akan dibahas pada subbab kedepan.

10 Diagram Model Pengembangan Gambar 3.2. Diagram Model Pengembangan

11 Tahap Pertama : Penerimaan Pesan Pada tahap ini keseluruhan proses ditentukan oleh sistem pengiriman pesan yang telah ditentukan oleh pengirim. Pengirim dapat menentukan metode pengiriman, ataupun telah ditentukan oleh mail server pengirim. Setelah alamat penerima telah diverifikasi, pesan akan dikirimkan dengan metode yang telah dipilih dan mail server penerima akan menampung pesan. Mail server penerima akan menerima pesan sesuai dengan metode pengiriman yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah menemukan alamat yang dituju dalam servernya, pesan tadi akan diteruskan kepada alamat tersebut. Dalam proses ini, kami menggunakan Mercury Mail Server yang bertindak sebagai simulasi mail server penerima maupun pengirim, dan menggunakan metode IMAP sebagai metode pengiriman pesan Tahap Kedua : Parser Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pertama. Pada tahap kedua ini, pesan yang diteruskan dari mail server tidak langsung ditempatkan pada inbox masing masing pengguna, tetapi diproses terlebih dahulu oleh sebuah algoritma parser (penyaringan) yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi mengenai pesan.

12 50 Pada tahap kedua ini, header pesan yang masuk diambil tiap bagiannya yang berisi alamat pengirim, alamat penerima, waktu pengiriman, dan judul pesan. Proses pengambilan ini dilakukan dengan mengeksekusi sintaks PHP. Setelah mengidentifikasi header pesan secara lengkap, proses pun berlanjut pada tahap pengidentifikasian isi pesan (body) dari tersebut. Setiap kata dari isi pesan dipisahkan dan dimasukkan kedalam satu string yang ditampung kedalam satu array database. Misalnya kata muda mudi akan disimpan dalam 2 array yang berisi muda dan mudi. Proses pengambilan tiap kata ini akan berfungsi pada tahap selanjutnya, yaitu tahap klasifikasi yang akan mengenali pola tiap pesan yang masuk. Selain header dan body dari sebuah pesan, bagian lain dari pesan tersebut diabaikan dan tidak berpengaruh dalam tahap klasifikasi (misalnya lampiran berupa text, bitmap, atau zip) Tahap Ketiga : Klasifikasi Tahap ini merupakan bagian terpenting dari model pengembangan ini. Tahap klasifikasi adalah bagian dimana dilakukannya kalkulasi atas serangkaian kata yang telah disimpan dalam database dengan pendekatan algoritma Naive Bayes dan pendekatan statistikal.

13 51 Pemilihan Naive Bayes Classifier sebagai algoritma pengklasifikasian adalah sebuah proses riset yang tidak cukup kompleks. Saat mempertimbangkan faktor kecepatan eksekusi, hasil riset membuktikan bahwa Naive Bayes Classifier merupakan algoritma dengan waktu eksekusi tercepat dibanding algoritma klasifikasi yang lain. Selain waktu eksekusi tercepat, algoritma Naive Bayes mampu melakukan dua macam proses pelatihan, yang merupakan salah satu persyaratan terpenting yang ingin dicapai dalam mengembangkan aplikasi pendeteksi spam. Ditambah lagi, menurut hasil riset, Naive Bayes Classifier juga merupakan pemberi solusi terbaik pada problem dunia nyata yang bersifat sederhana, yang mana sangat cocok dalam kasus klasifikasi spam, dimana hanya ada dua kandidat hasil, yaitu spam atau bukan spam. Ditambah lagi algoritma Naive Bayes dapat menyesuaikan diri dengan karakteristik masing masing pengguna, sehingga dapat menghasilkan sebuah filter yang unik dan spesifik. Satu satunya kelemahan dari algoritma Naive Bayes adalah tingkat akurasi pengklasifikasian yang hanya bersifat standar dibanding algoritma algortima lainnya. Walau hasil akurasi algoritma Naive Bayes tidak menempati urutan terbaik, namun bukan berarti algoritma Naive Bayes memberikan hasil klasifikasi terburuk. Algoritma Naive Bayes menemui berbagai keterbatasan saat dihadapkan pada problem yang melibatkan banyak faktor karena tingkat independensi Naive Bayes yang sangat tinggi, sehingga seringkali mengesampingkan variabel variabel tertentu dari proses kalkulasi yang membuatnya tidak cocok untuk digunakan dalam proses klasifikasi yang kompleks.

14 52 Untuk menunjang proses klasifikasi, ditambahkan juga pendekatan statistikal yang disebut likelihood ratio, yang digunakan untuk membandingkan tingkat kemiripan diantara dua kandidat solusi yang sama kuat dan sama tinggi tingkat probabilitas terjadinya Model Probabilitas Naive Bayes Secara abstrak, model probabilitas untuk sebuah classifier adalah sebuah model persyaratan (conditional model). Dari sebuah variable kelas yang dependan C, yang memiliki syarat berupa beberapa variabel dari F 1 hingga F n. Permasalahannya adalah jika jumlah variabel n sangat besar, maka mendasarkan model seperti ini pada tabel probabilitas menjadi kurang feasible. Oleh karena itu, model tersebut diformulasikan ulang agar lebih gampang dijejaki. Menggunakan Teorema Bayes kita mendapati

15 53 Dalam aplikasinya, kita hanya tertarik kepada pembagi dari persamaan diatas. Karena bilangan pembagi tidak bergantung pada C dan nilai dari variabel F i diketahui, maka dapat kita katakan bahwa pembagi persamaan tersebut adalah konstan. Model tersebut ekuivalen dengan model probabilitas gabungan (joint probability model) berikut : yang dapat ditulis kembali menggunakan probabilitas bersyarat (conditional probability) menjadi dan seterusnya. Sekarang asumsi kebebasan persyaratan (conditional independence) mulai berperan. Asumsikan bahwa setiap variabel F i independen untuk setiap F j lain dengan kondisi j tidak sama dengan i. Ini menandakan bahwa dan model gabungannya dapat ditulis seperti ini

16 54 Ini menandakan bahwa dalam asumsi independen diatas, distribusi bersyarat dari kelas variable C dapat ditulis seperti ini Dimana Z adalah faktor skala yang bergantung hanya pada yang adalah konstan apabila nilai variabel tersebut diketahui. Model dalam bentuk ini lebih dapat ditengarai, karena kelas utama p(c) dan distribusi prbabilitas yang independen. Jika terdapat k jumlah kelas dan jika sebuah model untuk p(f i ) dapat ditulis dalam parameter r, maka model naive Bayes tersebut memiliki parameter sebanyak (k 1) + n r k. Dalam aplikasinya, sering digunakan k = 2 (klasifikasi biner) dan r = 1 (variabel Bernoulli), sehingga jumlah parameter dari model naive Bayes tersebut menjadi 2n + 1, dimana n adalah jumlah variabel biner yang digunakan untuk perkiraan.

17 Implementasi Algoritma Dengan menggunakan algoritma Naive Bayes Classifier dan pendekatan statistikal, problem peng-klasifikasian dokumen dapat dimodelkan sebagai berikut. Bayangkan bahwa dokumen dokumen tersusun dari sejumlah kelas dokumen yang dapat dimodelkan sebagai kumpulan kata dimana probabilitas kemunculan kata ke-i dalam dokumen dari kelas C (disini diasumsikan bahwa probabilitas kemunculan sebuah kata dalam dokumen tidak terkait dengan panjang sebuah dokumen, atau diasumsikan semua dokumen sama panjang) dapat dituliskan Kemudian probabilitas dari sebuah dokumen D saat diberikan kelas C adalah Maka pertanyaan yang kita ingin cari jawabannya adalah seberapa besar probabilitas sebuah dokumen D tergolong kedalam kelas C. Menggunakan aksioma probabilitas kita dapatkan

18 56 dan Teorema Bayes kemudian mengubah rumus diatas menjadi pernyataan probabilitas dalam konteks kesamaan. Asumsikan bahwa hanya terdapat dua kelas, S (spam) dan S (bukan spam). dan Menggunakan hasil dari Teorema Bayes diatas, dapat kita tuliskan :

19 57 Dengan membagi satu dengan yang lain, kita dapatkan : Yang dapat difaktorkan ulang sebagai : Dengan demikian, probabilitas rasio dari p(s D) / p( S D) dapat diekspresikan dalam bentuk bentuk rasio kemiripan (likelihood ratios). Probabilitas sebenarnya dari p(s D) dapat dengan mudah dihitung dari log p(s D) / p( S D) berdasarkan hasil observasi bahwa p(s D) + p( S D) = 1. Dengan menghilangkan logaritma dari rasio rasio tersebut, kita dapatkan :

20 58 (teknik log-likelihood ratios adalah sebuah teknik yang umum digunakan dalam statistika. Dalam kasus dua alternatif yang saling berpotensi satu sama lain, seperti dalam kasus ini, konversi dari sebuah log-likelihood ratios menghasilkan sebuah bentuk kurva sigmoid.) Pada tahap akhir, dokumen dapat diklasifikasikan sebagai spam apabila Contoh Kasus Sebuah diterima oleh spam filter berisi pesan sebagai berikut : Hitung spam atau bukan. Berikut adalah total ditemukannya masing masing kata pada database spam : kata hitung 10 kali ditemukan, kata spam 5 kali ditemukan, kata atau 5 kali ditemukan, dan kata bukan 15 kali ditemukan. Dan selanjutnya adalah total dietmukannya masing masing kata pada database ham : kata hitung 15 kali ditemukan, kata spam 15 kali ditemukan, kata atau 20 kali ditemukan, dan kata bukan 25 kali ditemukan. Jika total pesan yang telah diterima spam filter adalah 100 pesan, total spam yang diterima spam filter adalah 70 pesan, dan total ham (pesan tak berbahaya) adalah 30

21 59 pesan. Kategorikan pesan diatas sebagai spam / tidak menggunakan algoritma yang telah diberikan! Penyelesaian Identifikasi tiap variabel yang akan digunakan terlebih dahulu. p(s) = 70/100 p( S) = 30/100 p(w 1 S) = 10/70 p(w 1 S) = 15/30 p(w 2 S) = 5/70 p(w 2 S) = 15/30 p(w 3 S) = 5/70 p(w 3 S) = 20/30 p(w 4 S) = 15/70 p(w 4 S) = 25/30 Setelah mengidentifikasi tiap variabel, substitusikan tiap variabel kedalam Hingga didapat hasil sebagai berikut i p(w i S) = ln 0, ln 0, ln 0, ln 0,21428 = -8,76447 i p(w i S) = ln 0,5 + 0,5 + ln 0, ln 0,83333 = -1,97408 ln p(s/d) / p( S/D) = ln (0,7 / 0,3 ) + (-8,76447 (-1,97408) )

22 60 = ln 2, (-6,79039) = 0, ,79039 = -5,9431 Setelah didapatkan hasil akhir, nilai tersebut dicocokkan dengan sifat berikut untuk melakukan proses klasifikasi Karena -5,9431 < 0 maka dokumen tersebut diklasifikasikan sebagai bukan spam Tahap Keempat : Training dan Update Setelah proses klasifikasi selesai, tahap terakhir dari model pengembangan ini adalah tahap training dan update. Pada tahap ini tiap string pada pesan yang telah selesai diklasifikasikan dimasukkan kedalam database sesuai dengan hasil klasifikasi. Apabila pesan diklasifikasikan sebagai spam, maka tiap kata yang terdapat pada pesan tersebut akan dimasukkan kedalam database sebagai kata baru apabila kata tersebut belum ada dalam database spam, atau occurence dari kata tersebut akan ditambahkan apabila kata tersebut telah ada dalam database spam. Begitu pula sebaliknya apabila pesan diklasifikasian sebagai ham (pesan bukan spam), maka semua kata yang terdapat dalam pesan tersebut akan dimasukkan kedalam database ham apabila kata tersebut belum ada atau ditambahkan tingkat occurence-nya apabila kata tersebut telah dijumpai dalam database ham.

23 61 Dengan cara ini, spam filter dapat mempelajari pola baru ataupun memperkuat pola yang telah ada sebelumnya baik dalam proses klasifikasi spam maupun klasifikasi ham. Semakin besar tingkat occurence dari sebuah kata, maka makin besar peran kata tersebut dalam menentukan hasil klasifikasi. Dengan cara ini pulalah spam filter dapat dilatih untuk mengenali karakteristik pengguna yang berbeda beda dan beradaptasi sesuai dengan kepribadian penggunanya Perancangan Aplikasi Pada tahap ini akan dideskripsikan proses rekayasa aplikasi, yaitu perekayasaan sebuah MUA (mail user agent) atau biasa disebut mail client. Mail client hasil rekayasa bersifat online dan mampu menjalankan fungsi fungsi dasar mail client pada umumnya. Termasuk dalam bagian ini adalah deskripsi proses perancangan diagram, perancangan database, rancangan layar, dan modul modul yang terdapat pada aplikasi Perancangan Diagram Berikut adalah rancangan diagram proses dan STD (state transition diagram) yang akan diimplementasikan pada tahap rekayasa aplikasi.

24 Diagram Rancangan Aplikasi Gambar 3.3 Diagram Rancangan Aplikasi

25 STD Modul Login Gambar 3.4 State Transition Diagram Login

26 STD Modul Inbox 64

27 STD Modul Spambox 65

28 STD Modul Trashbox 66

29 STD Modul Compose STD Modul Settings

30 STD Modul Stats 68

31 Gambar 3.10 State Transition Diagram Stats 69

32 STD Modul Training Gambar 3.11 State Transition Diagram Training

33 Rancangan Layar Berikut adalah rancangan rancangan layar dari aplikasi spam filter yang akan direkayasa Rancangan Layar Login Gambar Rancangan Layar Login

34 Rancangan Layar Inbox Gambar Rancangan Layar Inbox

35 Rancangan Layar Spambox Gambar Rancangan Layar Spambox

36 Rancangan Layar Trashbox Gambar Rancangan Layar Trashbox

37 Rancangan Layar Compose Gambar Rancangan Layar Compose

38 Rancangan Layar Settings Gambar Rancangan Layar Settings

39 Rancangan Layar Stats Gambar Rancangan Layar Stats

40 Rancangan Layar Closure Gambar Rancangan Layar Stats

41 Perancangan Database Pada bagian ini, akan dideskripsikan tabel tabel database yang akan digunakan beserta field field yang ada didalamnya. Perancangan database juga menunjukkan variabel variabel yang akan digunakan pada spepisifakasi proses Stats Database Primary Key : User Tabel 3.1. stats Database Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan User varchar 175 TotalMsg bigint 20 HamCount bigint 20 SpamCount bigint 20 FalseP bigint 20 FalseN bigint 20 Username yang menggunakan inbox. Jumlah seluruh pesan yang diterima oleh pengguna. Jumlah seluruh ham yang diterima oleh pengguna. Jumlah seluruh spam yang diterima oleh pengguna. Jumlah kesalahan pengklasifikasian spam. Jumlah kesalahan pengklasifikasian ham. LastUpdate timestamp Jejak waktu terakhir statistik tersebut di-update.

42 Hamtoken Database Primary Key : User, Token Tabel 3.2. hamtoken Database Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan User varchar 175 Username yang melakukan training. Token varchar 128 Kata yang dilatih. Occurrences LastUpdate float timestamp Jumlah kata tersebut ditemukan dalam kelas spam. Jejak waktu terakhir kata tersebut di-update Msgtype Database (Inbox) Primary Key : User, MessageID Tabel 3.3. msgtype Database Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan User varchar 175 Username yang menggunakan inbox. MessageID varchar 75 Nomor pesan. Type LastUpdate enum(spam, ham) timestamp Klasifikasi pesan. Jejak waktu terakhir pesan tersebut di-update.

43 Spamtoken Database Primary Key : User, Token Tabel 3.4. spamtoken Database Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan User Varchar 175 Username yang melakukan training. Token Varchar 128 Kata yang dilatih. Occurrences LastUpdate Float timestamp Jumlah kata tersebut ditemukan dalam kelas spam. Jejak waktu terakhir kata tersebut di-update Spesifikasi Proses Dalam tahap ini, rancangan aplikasi yang telah disusun diimplementasikan dalam bentuk pseudocode. Pseudocode akan dibagi berdasarkan modul modul sesuai dengan fungsi masing masing Modul Login Awal Buka koneksi ke mail server If (username tidak terdaftar) Kembali ke layar login Tampilkan pesan error User is not registered Else If (username terdaftar tapi password salah)

44 82 Kembali ke layar login Tampilkan pesan error Wrong password Else If (username dan password cocok) Create session dengan username dan password tersebut End If If (mailbox TRASHBOX belum dibuat) Buat mailbox TRASHBOX End If If (mailbox SPAMBOX belum dibuat) Buat mailbox SPAMBOX End If If(mailbox SPAMTRAIN belum dibuat) Buat mailbox SPAMTRAIN End If If (mailbox HAMTRAIN belum dibuat) Buat mailbox HAMTRAIN End If If (file user config belum ada) Buat file user config End If If (settingan automatic check diaktifkan dan settings trained diaktifkan dan ada pesan di inbox)

45 83 Cek semua mail di inbox, apakah spam atau bukan dan lakukan training End If Tampilkan layar inbox Akhir Modul Pengecekan Awal Ambil body dan subject dari message Parsing body dan subject dari message tersebut menjadi kata Ambil data statistik dari tabel stats dari database Ambil list dari token spam dari tabel spamtoken dari database Ambil list dari token ham dari tabel hamtoken dari database Hitung besar kemungkinan spam / ham Train spam filter If ( pesan = spam dan automove aktif) Pindahkan message tersebut ke mailbox SPAMBOX End If Akhir Modul Pelatihan Awal Masukkan message tersebut ke dalam tabel msgtype di database

46 84 If (jenis message spam) Masukkan list words yang baru ke dalam tabel spamtoken pada database End If If (jenis message ham) Masukkan list words yang baru ke dalam tabel hamtoken pada database End If Update tabel stats pada database If (spam terhitung > 0 dan ham terhitung > 0) Update trained menjadi true End If Akhir Modul Parser Awal Ganti tanda baca dengan Pecahkan isi pesan dan subject dari pesan menjadi huruf-huruf dengan menggunakan RE dengan dipisahkan oleh spasi ataupun turun baris Akhir Modul Pelatihan Ulang Awal

47 85 Hapus isi tabel msgtype yang mengandung user yang bersangkutan Hapus isi tabel hamtoken yang mengandung user yang bersangkutan Hapus isi tabel spamtoken yang mengandung user yang bersangkutan Hapus isi tabel stats yang mengandung user yang bersangkutan Akhir Modul Primary Key Awal Ambil header dari message If (ada subject) If (panjang subject > 15) Ambil 15 huruf terdepan dari subject End If End If If (ada from address) Ganti < dan > dengan ( dan ) End if Gabungkan subject, from address, size, dan date dengan dipisahkan oleh # menjadi message ID If (panjang message ID > 73) Ambil 73 huruf dari belakang dari message ID End If Akhir

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar dalam pembuatan laporan. Dasar-dasar tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu, analisis, perancangan,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu, analisis, perancangan, 28 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu, analisis, perancangan,

Lebih terperinci

Spam Filter Domain Statistics

Spam Filter Domain Statistics Spam Filter Domain Statistics Di sini Anda dapat melihat statistik untuk jangka waktu (jam, hari, Minggu, Bulan, Tahun). Statistik ditampilkan untuk: Spam ratio (of total messages) (Rasio Spam untuk total

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Standar Mutu Jagung Menggunakan Metode Smart dan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan tahap implementasi dalam rangkaian pengembangan sistem model Waterfall.Tahap ini akan mengimplementasikan persyaratan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 26 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisis dan perancangan berfungsi untuk mempermudah, memahami dan menyusun perancangan pada bab selanjutnya, selain itu juga berfungsi untuk memberikan gambaran dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Kualitas Ekspor Litopenaeus Vannamei (Udang Vanami) Pada PT.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Kondisi pengolahan data yang telah dijabarkan sebelumnya pada bab 1 (satu) memiliki keterkaitan terhadap permasalahan yang teridentifikasi. Yaitu permasalahan terkait desain

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. 68 BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Perancangan Sistem Network monitoring ini, pada bagian aplikasi server dibuat dalam sistem operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Akper dan Akbid ini masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh

Lebih terperinci

Perancangan Halaman Tampil Pelunasan Perancangan Halaman Tampil Transaksi

Perancangan Halaman Tampil Pelunasan Perancangan Halaman Tampil Transaksi 88 3.9.1.9 Perancangan Halaman Tampil Pelunasan Gambar 3.50 Perancangan Halaman Tampil Pelunasan ( admin ) 3.9.1.10 Perancangan Halaman Tampil Transaksi Gambar 3.51 Perancangan Halaman Tampil Transaksi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Kebutuhan Situs web kini mulai digandrungi oleh pelaku sektor bisnis untuk memasarkan produknya, melalui situs web yang berfungsi sebagai media

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Teknologi semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Disadari atau tidak, sebagian besar kehidupan ini dibantu oleh teknologi dan banyak sekali manfaat yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi akuntansi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMPN 13 yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Di Kota Medan Berbasis Web yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. password untuk dapat masuk ke halaman Home.

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. password untuk dapat masuk ke halaman Home. BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 5.1. Hasil Layout 1. Layar LOGIN Layar LOGIN adalah layar pertama yang akan jumpai pada saat user menjalankan aplikasi ini. Pada layar ini, aplikasi akan meminta username

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SPAM FILTERING SYSTEM DENGAN METODE NAIVE BAYESIAN

PEMBANGUNAN SPAM  FILTERING SYSTEM DENGAN METODE NAIVE BAYESIAN Makalah Nomor: KNSI-72 PEMBANGUNAN SPAM E-MAIL FILTERING SYSTEM DENGAN METODE NAIVE BAYESIAN Indrastanti R. Widiasari.1, Teguh Indra Bayu 2 1, 2 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

Spam Filter Manage Outgoing Users

Spam Filter Manage Outgoing Users Spam Filter Manage Outgoing Users Dengan opsi ini Anda dapat membuat / mengelola pengguna Outgoing/SMTP. Ketika menambahkan Pengguna Outgoing Anda dapat memilih antara: Authenticating User yang berarti

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem yang baru. Tahapan implementasi sistem (sistem implementation) merupakan tahap meletakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, bentuk dan media berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Berdasarkan analisis yang terhadap kondisi yang saat ini berjalan, proses pemantauan terhadap status koneksi dalam suatu jaringan komputer

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Masalah dan Kebutuhan Sistem Sistem yang sedang berjalan saat ini adalah pengawasan genset dengan metode manual dan console connection. Metode manual berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian 1. Studi Literatur Mencari informasi atau referensi teori yang relevan baik mengenai sistem rekomendasi maupun metode TOPSIS sebagai sumber untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan teknologi diharapkan menghasilkan berbagai hal yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta memberi kemudahan dan kenyamanan pada pengguna

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Kualitas Ekspor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah yang Sedang Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Serdang Tanjung Purba Kab. Deli Serdang adalah adanya kesulitan serta kesalahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dan perancangan dari sistem.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dan perancangan dari sistem. 17 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dan perancangan dari sistem. Analisa system dilakukan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Identifikasi Masalah Peranan teknologi sensor nirkabel dapat diterapkan dalam kehidupan manusia untuk membantu mendapatkan informasi secara cepat dan akurat.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian lokasi objek wisata di Pulau Nias memiliki kendala mengenai informasi lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1.Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Standar Mutu Jagung

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan 38 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Masalah dan Kebutuhan Sistem 3.1.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan kami lakukan dengan melakukan studi literatur

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana kualitas sebuah tiang pancang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Tahapan analisa masalah yang dimaksud merupakan masalah penerimaan siswa baru pada sekolah yang masih menggunakan cara manual. Dalam beberapa sekolah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 29 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Aplikasi database berbasis desktop sekarang ini sangat membantu dalam dunia bisnis, banyaknya manfaat yang di miliki aplikasi ini antara lain; dapat berjalan dengan independen,

Lebih terperinci

Bab III. PERANCANGAN SISTEM

Bab III. PERANCANGAN SISTEM Bab III. PERANCANGAN SISTEM 3.1. Ruang Lingkup Website Berdasarkan kebutuhan masyarakat akan Informasi berita website berita ini dirancang menjadi 3 fungsi utama secara langsung bedasarkan penguna : a.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Dalam perancangan program simulasi dan penyusunan aplikasi ini terdiri dari empat tahapan, yaitu analisis, perancangan, pengkodean, dan pengujian/implementasi. Tahap

Lebih terperinci

Security. Tutun Juhana STEI ITB

Security. Tutun Juhana STEI ITB E-mail Security Tutun Juhana STEI ITB E-mail Risks Serangan terhadap e-mail berfokus pada : Pengiriman dan eksekusi malicious code (malcode) Basic e-mail hanya berupa teks ASCII yang tidak dapat langsung

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Aplikasi Power Control. Tahapan ini dilakukan setelah analisa dan perancangan selesai dilakukan dan akan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisis Sistem yang Berjalan Sistem yang sedang berjalan belum tersedia sistem informasi yang berbasis komputer atau dengan kata lain masih dengan cara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis. Tahap analisis merupakan tahap pemahaman terhadap aplikasi yang dibuat. Pada tahap ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan perangkat lunak yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pelaksanaan implementasi sistem bank soal pada Binus School Serpong. melibatkan beberapa elemen utama, yaitu:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pelaksanaan implementasi sistem bank soal pada Binus School Serpong. melibatkan beberapa elemen utama, yaitu: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Pelaksanaan implementasi sistem bank soal pada Binus School Serpong melibatkan beberapa elemen utama, yaitu: 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Tidak ada infomasi mengenai lokasi taksi luar kota

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Berdasarkan Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Telkom, Tbk Medan Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Electronic mail ( ) merupakan media komunikasi di internet seperti

BAB I PENDAHULUAN. Electronic mail ( ) merupakan media komunikasi di internet seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Electronic mail (email) merupakan media komunikasi di internet seperti untuk berdiskusi (maillist), transfer informasi berupa file (mail attachment) bahkan dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak kemudahan yang kita dapat dari teknologi informasi. Penggunaan internet sebagai media komunikasi, penyebaran informasi dan banyaknya layanan penyedia email membuat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. sistem dan dapat dipandang sebagai usaha untuk mewujudkan sistem yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. sistem dan dapat dipandang sebagai usaha untuk mewujudkan sistem yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4. 1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem dan dapat dipandang sebagai usaha untuk mewujudkan sistem yang dirancang.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 31 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dibangun dalam Skripsi ini adalah Sistem Informasi Reminder guna membantu mengingatkan mahasiswa dalam mengikuti perbaikan nilai,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 9 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Short Message Service (SMS) merupakan salah satu media komunikasi yang banyak digunakan saat ini karena praktis untuk digunakan dan biaya pengirimannya murah. Namun,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Alzheimer Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem informasi pengolahan petty cash yang berjalan saat ini di PT. Langkat Nusantara Kepong dapat memberikan hasil yang cukup akurat, namun dari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma.

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. 2.1. Microsoft Visual Studio Microsoft Visual Studio adalah sebuah software yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Menurut hasil analisis sistem dan identifikasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka penulis mengusulkan beberapa solusi untuk membuat perancangan aplikasi tes masuk Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN LAYAR ANTAR MUKA

BAB IV PERANCANGAN LAYAR ANTAR MUKA BAB IV PERANCANGAN LAYAR ANTAR MUKA Pada bab ini akan dijelaskan tentang rancangan layar sistem yang akan dibangun. Berikut ini adalah rancangan layar dari form form yang ada pada sistem ini. 4.1 Rancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi petty cash pada PT. ZC Industries (Swagelok Medan) menggunakan metode tidak tetap yang meliputi analisa sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis toko hewan di kota Medan berbasis web.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kamera merupakan salah satu perangkat Digital yang sangat digemari saat ini. Banyak dari pengguna kamera yang menggunakan kamera tersebut secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Permasalahan Merancang arsitektur sebuah sistem merupakan langkah awal yang kritis. Arsitektur sistem menjadi landasan utama bagaimana nantinya sistem

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

Spam Filter Manage Outgoing Users

Spam Filter Manage Outgoing Users Spam Filter record Generate SPF Sistem ini secara otomatis menghasilkan record SPF bersama dengan status saat ini pada domain. Agar SPF berfungsi maka record ini harus ditambahkan pada halaman DNS Zone

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian keseluruhan alat yang telah direalisasikan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah alat yang sudah terealisasi telah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan

BAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan dan gambaran kebutuhan bagi pembuatan sistem yang diamati, dalam hal ini adalah sistem inventori barang.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pembuatan dibuat dengan menggunakan bahasa Python yang diintegrasikan dengan perangkat YARA. terhubung dengan internet dengan library YARA sehingga proses update

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari knowledge management system maintenance hardware dan software berbasis web pada Universitas

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SITEM. metode pengujian dan pelaksanaan pengujian.

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SITEM. metode pengujian dan pelaksanaan pengujian. BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SITEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan metode yang dilakukan untuk menjelaskan mengenai pengoperasian perangkat lunak yang terdiri dari perangkat pengujian, metode pengujian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pendukung keputusan pemberian bonus berdasarkan penilaian kinerja karyawan pada PT. Centra Material Bangunan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA 25 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Dalam perancangan pengamanan gambar menggunakan Metode Naive Bayes memiliki hasil yang telah didapat. Aplikasi ini menggambarkan proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini media sosial seperti Twitter telah berkembang pesat. Data global menyebut pada akhir Desember 2014 Twitter memiliki 284 juta pengguna aktif. Dick Costolo

Lebih terperinci

MODUL VI INTERAKSI DATABASE

MODUL VI INTERAKSI DATABASE MODUL VI INTERAKSI DATABASE A. TUJUAN Memahami konsep dasar akses dan manipulasi data. Mampu mengintegrasikan aplikasi PHP dengan database MySQL. Mampu menghasilkan aplikasi web database untuk pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Program Program yang dibuat penulis bertujuan untuk menangkap paket-paket data yang penulis inginkan pada komputer di jaringan berbeda. Agar tujuan dari pembuatan

Lebih terperinci

Spam Filter Manage Outgoing Users

Spam Filter Manage Outgoing Users Spam Filter Manage Outgoing Users Dengan opsi ini Anda dapat membuat / mengelola pengguna Outgoing/SMTP. Ketika menambahkan Pengguna Outgoing Anda dapat memilih antara: Authenticating User yang berarti

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 36 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Tahapan ini merupakan tahapan utama dalam penelitian, dalam tahapan pengembangan sistem metode yang akan dipakai adalah Rapid Application Development dan tahapan Data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem yang berjalan pada CV. Baritama Guna Sejahtera saat ini masih menggunakan sistem manual, semua kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. masyarakat serta lembaga usaha dalam menghadapi ancaman bencana.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. masyarakat serta lembaga usaha dalam menghadapi ancaman bencana. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Uraian Permasalahan Identifikasi masalah yang ada di Pusdalops-PB Jawa Timur adalah penilaian bahaya terhadap bencana. Penilaian bahaya ini digunakan untuk menyusun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Masalah Mesin ATM (Automatic Teller Machine) merupakan fasilitas mesin dari bank berbasis komputer yang menyediakan tempat bagi nasabah dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Perencanaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan CV Madrhos merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, khususnya memproduksi bedak dengan merk Trisna

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

Prosedur Pemakaian Program:

Prosedur Pemakaian Program: Prosedur Pemakaian Program: Agar lebih jelas dalam memahami aplikasi yang telah dibuat, maka berikut adalah petunjuk cara pengoperasian aplikasi. Gambar 1 Halaman Login Pada halaman ini, user diminta untuk

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Pelayanan Informasi ini dapat diakses oleh admin dan user, untuk mengakses sistem ini diwajibkan untuk melakukan login terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. implementasi sistem. Implementasi sistem akan mengubah bentuk dari analisis

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. implementasi sistem. Implementasi sistem akan mengubah bentuk dari analisis BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap sistem, baik sistem yang berjalan maupun sistem usulan maka dilakukanlah langkah selanjutnya yaitu implementasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Nama Anak Islami Dengan Metode SAW yang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem geografis tata letak les bahasa inggris

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Use Case dan Skenarionya 4.1.1 Use Case Usulan 4.1.2 Skenario Use Case 4.1.2.1 Skenario Login Gambar 4. 1 Use Case MT Nama Use Case Login Deskripsi Singkat Melakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Matahari Department Store Grand Palladium Medan sulit dalam mengelola diskon aging akan suatu produk

Lebih terperinci