0 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "0 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g"

Transkripsi

1 0 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

2 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat hidayah-nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan buku Profil Dinas Perhubungan Kota Malang. Buku Profil ini disusun dengan tujuan sebagai sebuah media informasi umum terkait kelembagaan dan segala macam progam yang berorientasi pada pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kota Malang. Diharapkan dengan adanya Profil Dinas Perhubungan ini dapat memberikan informasi guna mendukung kelancaran, ketertiban di bidang perhubungan dapat terwujud dan terlaksana. Kami sangat menyadari bahwa kemajuan kinerja Dinas Perhubungan Kota Malang dapat dilaksanakan dengan baik, bila masyarakat memberikan saran, kritik yang bersifat membangun. Demikian semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi semua masyarakat Kota Malang dan Dinas Perhubungan Kota Malang. Malang, Juni 2016 KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG Dr. Handi Priyanto, AP, M.Si NIP: D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 SEJARAH SINGKAT DISHUB... 4 TUGAS DAN FUNGSI... 5 STRUKTUR ORGANISASI... 7 SDM Dinas Perhubungan Kota Malang... 8 SDM Dinas Perhubungan Kota Malang... 9 VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG SASARAN DAN TUJUAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG Retribusi Terminal a. Terminal Arjosari b. Terminal Landungsari c. Terminal Hamis Rusdi d. Sub Terminal Mulyorejo & Madyopuro Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Diagram Alir Pelayanan UPT PKB Prosedur Pengujian Kendaraan Bermotor FOTO UPT PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR GAMBARAN UMUM TRANSPORTASI KOTA MALANG Jaringan Jalan Transportasi Darat PRASARANA PENUNJANG LAINNYA Fasilitas Penyebrangan Halte Rambu Lalu Lintas Marka Jalan Fasilitas Parkir D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

4 - Tempat Memutar Fly Over Tranportasi Udara KEBIJAKAN DAN STRATEGI TRANSPORTASI Kebijakan Transportasi Kebijakan Penyediaan Perlengkapan Jalan Kebijakan Manajemen Lalu Lintas PENUTUP D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

5 SEJARAH SINGKAT DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG P ada awalnya Dinas Perhubungan Kota Malang bernaung dalam Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) dan Dinas Terminal tingkat propinsi. Seiring dengan penetapan otonomi daerah pada tahun 2000, Dinas Perhubungan Kota Malang mulai berdiri sendiri. Saat ini, kantor Dinas Perhubungan Kota Malang terletak diruas Jalan Raden Intan No. 1 Malang. Letak kantor Dinas Perhubungan Kota Malang sangat strategis karena dekat terminal Arjosari sekaligus dapat melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian dan pengawasan langsung terhadap operasional transportasi/perhubungan darat yang terpusat di terminal tersebut. Karena itu Terminal Arjosari berperan sebagai pintu gerbang dan cermin wajah Kota Malang, karena bagaimanapun juga masyarakat yang masuk Kota Malang yang menggunakan transportasi darat pasti awalnya akan melihat terlebih dahulu lingkungan Terminal Arjosari tersebut sebelum melihat keseluruhan wilayah Kota Malang lainnya. 4 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

6 TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG Dinas Perhubungan mempunyai tugas dan fungsi yang didasarkan atas surat Keputusan Walikota Malang Nomor: 55 Tahun 2012 tentang Uraian tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Malang, yaitu: 1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang perhubungan. 2. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana Kerja di bidang Perhubungan. 3. Penyusunan dan penetapan rencana teknis jaringan transportasi. 4. Pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas. 5. Pengoperasian dan pemeliharaan terminal. 6. Pemantauan dan pengawasan transportasi jalan dan ke bandara udara. 7. Pelaksanaan pengendalian dan ketertiban lalu lintas. 8. Pengembangan dan pengelolaan perparkiran. 9. Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor. 10. Pemberian pertimbangan teknis perijinan di bidang perhubungan. 11. Pemberian dan pencabutan perijinan di bidang perhubungan. 12. Pelaksanaan kegiatan di bidang pemungutan retribusi. 13. Penetapan jaringan transportasi jalan. 5 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

7 14. Penyelenggaraan penempatan dan pemeliharaan rambu-rambu dan tanda-tanda lalu lintas. 15. Pemberian pertimbangan teknis perijinan dan pengawasan usaha di bidang perhubungan yang meliputi jasa angkutan, pos dan telekomunikasi. 16. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang perhubungan 17. Pemberdayaan dan peningkatan kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT). 18. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan dan perpustakaan serta kearsipan. 19. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi. 20. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. 21. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Gambar Kantor Dinas perhubungan Kota Malang 6 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

8 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG 7 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

9 SDM Dinas Perhubungan Kota Malang Berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang NO PANGKAT GOLONGAN /RUANG JUMLAH KETERANGAN Pembina IV/b 4 Kadin, Sekdin, Kabid angkutan, 1. Tingkat I Kabid Parkir Pembina IV/a 7 Kebid Daltib,Kasi Sugram, 3 Lalin, 1 Parkir, 1 UPT Tlogomas 2. Penata Tingkat I III/d 14 1 Umum, 1Keuangan,1 Angkutan, 2 Daltib, 1 Parkir, 1 UPT Hamid Rusdi, 7 UPT PKB Penata III/c 8 3UPT PKB, 3 Daltib, 1 Parkir,2 UPT Arjosar, 1 UPT Hamid Rusdi, 1 UPT Tlogomas Penata Muda Tingkat I III/b 30 2 Umum, 1 Keuangan, 1 Lalin, 1 Angkutan, 1 daltib, 2 Parkir, 9 UPT Arjosari, 4 Hamid Rusdi, 5 Tlogomas, 4PKB Penata Muda III/a 8 1 Keuangan, 1 Sugram, 3 Parkir, 2 Arjosari, 1 Tlogomas 3. Pengatur Tingkat I II/d 9 1 Umum, 2 Keuangan, 2 Lalin, 1 Daltib, 2 Arjosari, 1 Hamid Rusdi Pengatur II/c 15 1 Keuangan, 1 Daltib, 2 Arjosari, 4 Hamid Rusdi, 2 Tlogomas, 5 PKB Pengatur Muda Tingkat I II/b Umum,1 Keuangan, 1 Sugram, 1 Lalin,17 Daltib, 4 Angkutan, 4 Parkir, 39 Arjosari, 20 Hamid Rusdi, 18 Tlogomas, 5 PKB Pengatur Muda II/a 20 1 Umum,7 daltib, 7 parkir, 3 Arjosari, 2 Hamid Rusdi, 5 Tlogomas 4 Juru Tingkat I I/d 22 1 Umum, 1 lalin, 4 daltib, 4 parkir,6 Arjosari, 5 Hamid Rusdi, Juru I/c 2 1 Parkir, 1 Arjosari Juru Muda Tingkat I Total PNS PTT 3 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Malang 2015 I/b 23 2 Umum, 2 Lalin, 4 parkir, 6 Arjosari, 7 Hamid Rusdi, 7 Tlogomas 8 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

10 SDM Dinas Perhubungan Kota Malang Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Teknis NO PENDIDIKAN TEKNIS JUMLAH KETERANGAN 1 S 2 Transportasi 2 2 Diploma IV Transportasi Darat 3 Diploma III LLAJ DIKLAT Manajemen Transportasi DIKLAT Pengujian Kendaraa Bermotor PKB 6 DIKLAT PPNS LLAJ 3 1 Org Eselon IV Kepala Seksi Manajemen Rekayasa Lalu lintas Bidang lalu lintas, dan 1 Org Staf Lalu lintas. 2 2 org staf PKB 5 1 Org Staf Angkutan, 2 org staf Bidang lalu lintas, 1 org staf TU dan 1 org staf Keuangan 3 Org Bidang lalu lintas, 2 Org Bidang Angkutan 11 Staf (1 Bid Lalin, 10 UPT. PKB) 1 Eselon III bidang Angkutan, 1 Eselon Bidang Angkutan dan 1 Staf UPT. Pengujian Kendaraan Bermotor) 7 DIKLAT Motoris 2 2 Staf Bidang Daltib 9 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

11 VISI Terwujudnya Sistem Transportasi Yang Handal Dan Terintergrasi MISI Meningkatkan Kualitas Sistem Transportasi Aman, Tertib Dan Nyaman 10 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

12 SASARAN DAN TUJUAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG Dalam rangka merealisasikan visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Malang maka perlu ditetapkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan sebagai berikut : TUJUAN Terwujudnya sarana dan prasarana perhubungan yang bermanfaat keselamatan berlalu lintas. 2. Terwujudnya pelayanan parkir yang tertib 11 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

13 SASARAN 1.Meningkatnya sarana dan prasarana dalam upaya keselamatan berlalu lintas 2.Meningkatnya penggunaan sarana perhubungan 3.Meningkatnya kualitas pelayanan perhubungan. 4. Meningkatnya pelayanan parkir yang tertib 12 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

14 PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG 1. PELAYANAN Pelayanan Dinas Perhubungan Kota Malang yang termasuk Pendapatan Asli daerah (PAD) Kota Malang meliputi: a. Retribusi Terminal ; b. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum ; c. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. A. Retribusi Terminal Terminal merupakan salah satu prasarana transportasi yang keberadaannya sangat berpengaruh pada kelancaran sistim transportasi yang ada. Di Kota Malang sendiri terdapat tiga terminal utama yaitu Arjosari, Hamid Rusdi dan Landungsari. Sedangkan sub terminal untuk angkutan juga berjumlah dua unit, yaitu Mulyorejo dan Madyopuro. 13 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

15 Nama Terminal Utama, Tipe, Luas dan Pengelola No Nama Terminal Tipe Luas (m 2 ) Instansi Pengelola 1 Arjosari A DISHUB 2 Landungsari B DISHUB 3 Hamid Rusdi B DISHUB Sumber : Dinas Perhubungan Kota Malang a. Terminal Arjosari Yang berada di Utara Kota Malang keberadaannya sudah sesuai, yaitu untuk mengakap angkutan luar kota terutama perjalanan ke arah dari Surabaya / Pasuruan atau angkutan antara propinsi, sedangkan untuk pergerakan dalam kota dan ke sekitar Kota Malang dilayani oleh angkutan kota atau angkutan desa. Terminal Arjosari 14 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

16 b. Terminal Landungsari Yang berada di Barat Kota Malang keberadaannya sudah sesuai, yaitu menangkap angkutan luar kota dari arah Batu, Kediri, Jombang, dan dilanjutkan dengan angkutan kota atau angkutan desa. Terminal Landungsari Malang c. Terminal Hamid Rusdi Yang keberadaannya sasat ini sudah sesuai karena berada didaerah Bumiayu disesuaikan dengan adanya jalan kolektor premier tembus ke Bumiayu sampai Jl. Mayjend Sungkono (jalan arteri primer). 15 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

17 Terminal Hamid Rusdi Malang 16 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

18 d. Sub Terminal : Mulyorejo, Madyopuro, secara lokasional sudah cukup sesuai, akan tetapi saat ini kurang/ tidak berfungsi sebab dalam rencana pengembangannya disertai dengan pengembangan pusat pelayanan lainnya (perdagangan, fasilitas umum, dan sosial ). Terminal Mulyorejo Malang Terminal Madyopuro Malang 17 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

19 B. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Perparkiran dan Perda Kota Malang Nomor : 10 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Malang Nomor : 2 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Parkir serta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir dan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum dan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Usaha serta Peraturan Daerah No. 3 Tahun Besarnya tarif tempat parkir umum sebagai berikut : a.truk Gandeng, Truk Trailler dan Bus besar sebesar Rp ,- b. Truk, Minibus dan sejenisnya sebesar Rp ,- c. Mobil sedan, jeep, pick up dan sejenisnya sebesar Rp ,- d. Sepeda Motor sebesar Rp ,- C. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum Besarnya Retribusi ditetapkan sebagai berikut ; 1. Pengujian kendaraan JBB >3.500 kg = Rp ,- 2. Pengujian kendaraan JBB <3.500 kg = Rp ,- 18 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

20 Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Kendaraan bermotor terutama mobil angkutan umum penumpang dan barang diwajibkan untuk melakukan pengujian terhadap kendaraannya setiap 6 bulan. Tujuan dari Pengujian Kendaraan Bermotor ini (PKB) ini adalah untuk melakukan pemeriksaan terhadap kinerja dari armada yang digunakan. Jenis dan urutan kendaraan yang diuji adalah : Taksi Bus Pickup Truk Kereta gandeng dan kereta tempel Untuk memudahkan pengguna jasa UPT PKB ini telah dilengkapi prosedur yang berurutan dari mulai pendaftaran sampai akhir pemeriksaan hingga kendaraan dinyatakan lulus dan siap beroperasi. Adapun prosedur yang harus dilakukan oleh pengguna jasa UPT PKB ini adalah seperti gambar diagram berikut : 19 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

21 Diagram Alir Pelayanan UPT PKB 20 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

22 Prosedur Pengujian Kendaraan Bermotor Sedangkan prosedur pengujian untuk semua kendaraan bermotor yang telah diwajibkan adalah sama, meliputi : 1. Mengukur ketebalan asap menggunakan alat Smoke Tester 2. Memeriksa komponen bagian bawah kendaraan menggunakan Pit Lift 3. Mengukur penyimpangan arah sinar dan kekuatan pancar lampu utama jauh kendaraan menggunakan Headlight Tester 4. Mengukur sikap/posisi dua roda depan yang dapat menyebabkan penyimpangan arah kendaraan, menggunakan alat Side Slip Tester 5. Mengetahui besarnya daya pengereman suatu kendaraan menggunakan alat Brake Tester 6. Menguji ketepatan alat penunjukkan kecepatan menggunakan alat Speedometer 7. Menimbulkan beban semu pada kendaraan menggunakan alat Load Simulator Diharapkan dengan dilakukannya pengujian secara berkala dapat menjamin kinerja dari kendaraan tersebut agar tetap optimal serta teridentifikasikan secara cermat sehingga pada akhirnya keselamatan di jalan raya tetap terjaga. 21 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

23 FOTO UPT PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR 22 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

24 GAMBARAN UMUM TRANSPORTASI KOTA MALANG 1. TRANSPORTASI DARAT A. Jaringan Jalan Jaringan jalan di Kota Malang merupakan pusat jaringan jalan wilayah Kabupaten Malang sehingga dalam hal ini Kota Malang berfungsi sebagai terminal jasa distribusi bagi pengembangan wilayah dan juga sebagai pencapaian berbagai macam kebutuhan bagi daerah penyangga Kota Malang. Ditinjau dari fungsi jalan yang terdapat di Kota Malang dapat dibagi menjadi: Jalan Arteri Primer, Jalan Arteri Sekunder, Jalan Kolektor Primer, Jalan Kolektor Sekunder, Jalan Lokal Primer, Jalan Lokal Sekunder. Sedangkan ditinjau dari status pembinaannya dibagi menjadi : Jalan Propinsi, Jalan Nasional dan Jalan Kabupaten/Kota. Dari segi pola jalan yang ada, maka pola transportasi jalan Kota Malang adalah pola konsentris radial dengan sistem lingkar dalam/inner ring road jaringan jalan lokal yang membentuk pola grid. Jaringan jalan ini merupakan penghubung pusat lingkungan dengan pemukiman di sekitarnya dan merupakan jalan utama di wilayahnya. B. Transportasi Darat 1. Angkutan Kota Armada angkutan Kota Malang saat ini di dominasi oleh kendaraan jenis minibus atau lebih di kenal dengan mikrolet yang memiliki kapasitas tempat duduk 12 orang. Jenis ini memang sesuai dengan kondisi wilayah Kota Malang yang memiliki jalan yang sempit dimana ukuran moda juga tidak terlalu besar. Adapun jumlah 23 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

25 mikrolet di Kota Malang yang beroperasi saat ini adalah sebanyak 2192 armada yang melayani 25 trayek dengan rute hampir seluruh wilayah Kota Malang dengan panjang trayek total sepanjang 355 km. 2. Taksi Armada taksi melayani permintaan angkutan umum yang sifatnya dari pintu ke pintu (Door to door service) sehingga juga melayani panggilan melalui pesawat telepon dengan jangkauan ke seluruh wilayah baik dalam maupun luar Kota Malang. Untuk mendapatkan penumpang, selain menunggu panggilan dari operator perusahaan, armada taksi juga banyak yang menunggu penumpang di daerah pertokoan, terminal, stasiun, hotel dan sebagainya. Adapun perusahaan taksi yang melayani kebutuhan masyarakat meliputi : Perusahaan Taksi Bima Perusahaan Taksi Argo Perdana Perusahaan Taksi Mandala & Perusahaan Taksi Citra 3. BUS Bus yang ada di Kota Malang terbagi menjadi 2, yakni : - Bus Umum, melayani trayek antar kota antar kota dalam propinsi dan antar kota antar propinsi. Jumlah armada bus umum yang dimiliki oleh Kota Malang adalah Bus besar Bus sedang Bus kecil - Bus umum tidak dalam trayek, jumlah bus jenis ini adalah bus pariwisata. 24 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

26 Moda Transportasi Angkutan Jalan di Kota Malang 25 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

27 PRASARANA PENUNJANG LAINNYA Untuk pemenuhan standart sarana dan prasarana transportasi Dinas Perhubungan Kota Malang memprioritaskan pada program pemeliharaan, rehabilitasi, dan peningkatan sarana/prasarana angkutan jalan. 1. SARANA PENUNJANG A. Fasilitas Penyebrangan / jembatan penyebrangan Fasilitas penyeberangan adalah salah satu sarana pendukung untuk kegiatan transportasi yang berfungsi untuk kegiatan penyeberangan bagi pejalan kaki, tanpa mengganggu kelancaran kendaraan yang melalui ruas jalan yang ingin diseberangi. Di Kota Malang secara keseluruhan terdapat 5 unit jembatan penyeberangan yaitu yang antara lain berada di ruas Jl. Merdeka Utara, Jl. Letjend Suparman, Jl. J.A Suprapto, Jl. Basuki Rahmat dan Jl. A. Yani. 26 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

28 B. Halte Halte disini berfungsi sebagai tempat para pengguna angkutan untuk menunggu angkutan yang akan mereka gunakan sebagai penunjang pergerakan atau aktifitas masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain. Halte biasanya dibangun pada tepi ruas jalan dimana pada lokasi tersebut banyak calon penumpang yang menunggu angkutan. C. Rambu Lalu Lintas Rambu lalu lintas digunakan sebagai tanda perintah, peringatan ataupun larangan bagi pengguna jalan untuk taat dan disiplin menggunakan jalan, rambu lalu lintas dipasang pada titik-titik yang dirasakan mempunyai peluang untuk terjadinya konflik dan rambu tersebut dipasang di tepi jalan. D. Marka Jalan Beberapa jenis marka jalan antara lain adalah zebra cross adalah areal khusus yang berada di jalan raya yang digunakan sebagai areal penyeberangan bagi pejalan kaki yang ditunjukkan dengan garis putih memanjang putus-putus di atas jalan raya. E. Fasilitas Parkir Fasilitas parkir pada umumnya disediakan oleh pusat-pusat keramaian (toko, pasar, supermarket, kantor dan sebagainya), namun ada pula yang menggunakan badan jalan dengan 2 cara yakni parkir pararel dan serong. Jenis parkir di Kota Malang ada tiga tipe, yakni : Parkir bahu jalan, Parkir umum untuk di luar jalan, Parkir untuk pribadi di luar jalan. 27 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

29 G. Tempat Memutar (U Turn) Tempat memutar digunakan untuk kelancaran dan kenyamanan lalu lintas oleh manuver kendaraan yang melaluinya. Apabila kendaraan di biarkan melakukan manuver seenaknya maka bisa menimbulkan kecelakaan. Oleh karena itu kehadiran tempat memutar pada titik-titik tertentu sangat membantu. H. Fly Over Fly over di kota Malang ada 2, yaitu : Simpang empat Jl. Sartono, Jl. Laksamana Martadinata, Jl. Kebalen Wetan dan Jl. Kolonel Sugiono, dan Simpang Jl. Ahmad Yani dan Jl Raden Intan. Di kedua lokasi fly over ini arus lalu lintas sangat padat, membuat tingkat kerawanan terjadinya kecelakaan lalu lintas sangat tinggi dan terdapat rel kereta api. Kondisi itu membuat arus lalu lintas kian padat dan tidak mungkin hanya bisa di atasi dengan traffic light sehingga perlu adanya pembangunan fly over di ruas jalan tersebut. 28 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

30 2. Transportasi Udara Sedangkan untuk moda transportasi udara dilayani oleh Bandar Udara Abdulrahman Saleh yang terletak di wilayah Kabupaten Malang, dimana pengelolaannya dilakukan oleh 3 kota (Malang Raya) yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu dan Propinsi Jawa Timur. Perusahaan penerbangan yang beroperasi adalah Maskapai Sriwijaya Air, Garuda, Citilink, Wings dan Express Air. Dengan melihat adanya potensi penumpang dari Malang Raya atau bahkan dari luar kota maka keberadaan bandara tersebut memiliki arti penting terhadap penataan transportasi di Kota Malang karena dengan dibukanya bandara tersebut untuk umum, maka jumlah pergerakan ekonomi akan bertambah seiring dengan banyaknya pengguna jasa Bandara Abdulrahman Saleh Malang. 29 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

31 KEBIJAKAN DAN STRATEGI TRANSPORTASI DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG 1. KEBIJAKAN TRANSPORTASI Kebijakan Transportasi Kota Malang mengacu pada Tata Ruang yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

32 2. KEBIJAKAN PENYEDIAAN PERLENGKAPAN JALAN Undang undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan terutama terkait penyelenggaraan Lalu lintas dan Angkutan jalan. Kategori tersebut dapat berupa perlengkapan jalan, sebagai berikut : 1) Rambu Lalu Lintas; 2) Marka Jalan; 3) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; 4) Alat penerangan Jalan; 5) Alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan; 6) Alat pengawasan dan pengamanan Jalan; 7) Fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; Fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berada di Jalan dan di luar badan Jalan : a. Trotoar; b. Lajur sepeda; c. Tempat penyeberangan Pejalan Kaki; d. Halte; e. Fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut. Dinas Perhubungan Kota Malang yang berkompeten pada hal ini mengambil langkah yang strategis untuk menanggulangi kemacetan lalu lintas, dinas perhubungan kota malang meluncurkan terobosan baru yaitu, Area Traffic Control System (ATCS) yang bekerjasama dengan Malang TV. 31 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

33 ATSC Dinas Perhubungan Kota Malang Hal ini di tujukan agar masyrakat lebih mudah memantau jalur yang akan dilewatinya & memilih jalur yang lebih nyaman untuk menghindari kemacetan. Selain itu juga Dinas Perhubungan kota malang meluncurkan aplikasi android terbaru yaitu, Road Transport and Traffic Management Center (RTTMC). Road Transport and Traffic Management Center (RTTMC) agar masyakat bisa mengetahui informasi terkini tentang kondisi lalu lintas yang akan di lalui di kota Malang. RTTMC Dinas Perhubungan Kota Malang 32 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

34 3. KEBIJAKAN MANEJEMEN LALU LINTAS 1. Sistem Kontrol Lalu Lintas Perkotaan (Urban Control Traffic System-UTCS). Sistem ini berfungsi untuk mengkoordinasikan operasi jaringan lampu lalu lintas yang relatif berdekatan dan sebagai sistem pemantauan jarak jauh. 2. Persimpangan Kota Malang dengan kondisi wilayahnya yang memiliki ruas jalan yang relatif sempit, memiliki banyak persimpangan. Saat ini persimpangan yang ada di Kota Malang telah terpasang traffic light untuk mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas. Persimpangan yang telah terpasang Traffic Light menggunakan Area Traffic Controll System (ATCS) ada 20 persimpangan, yaitu: a. Persimpangan Jl Arjosari b. Persimpangan Jl Panji Suroso c. Persimpangan Jl Araya d. Persimpangan Jl Basuki Rachmad / Jl S. Riyadi e. Persimpangan Jl Rajabali d. Persimpangan Jl Merdeka Utara f. Persimpangan Jl Kasin g. Persimpangan Jl ITN h. Persimpangan Jl Galunggung i. Persimpangan Jl Dieng j. Persimpangan Jl Kelud k. Persimpangan Jl Plaosan l. Persimpangan Jl LA.Sucipto m. Persimpangan Jl Ciliwung Timur 33 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

35 n. Persimpangan Jl Sulfat o. Persimpangan Jl Achmad Yani - Borobudur p. Persimpangan Jl Achmad Yani - LA.Sucipto q. Persimpangan Jl Ciliwung r. Persimpangan Jl Kaliurang Persimpangan Traffic Light menggunakan multi program ada 17 persimpangan yaitu : a. Persimpangan Jl Urip sumoharjo b. Persimpangan Jl RanuGrati c. Persimpangan Jl Sawojajar d. Persimpangan Jl Sulfat Timur e. Persimpangan Jl Klenteng f. Persimpangan Jl Bogor g. Persimpangan Jl Kotalama h. Persimpangan Jl Gadang i. Persimpangan Jl Bunga Coklat j. Persimpangan Jl Hamid Rusdi k. Persimpangan Jl Kacuk l. Persimpangan Jl Cengger Ayam m. Persimpangan Jl Janti n. Persimpangan Jembatan Soekarno Hatta o. Persimpangan Jl Gajayana 34 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

36 Persimpangan Traffic Light single program a. Persimpangan Jl Comboran b. Persimpangan Jl Kyai Tamin c. Persimpangan Jl Tongan d. Persimpangan Jl Mergan 35 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

37 PENUTUP Kebutuhan terhadap transportasi yang lancar, aman, nyaman dan sesuai lingkungan pada suatu kota adalah merupakan keinginan seluruh masyarakat kota. Untuk pemenuhan kebutuhan akan transportasi orang cenderung untuk membeli kendaraan sendiri baik berupa kendaraan roda dua ataupun roda empat, hal ini disebabkan angkutan umum yang ada masih belum mampu memenuhi keinginan masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan kepemilikan kendaraan meningkat, sehingga berdampak pada pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan prasarana jalan yang ada. Hal ini mengakibatkan kepadatan pada ruas-ruas jalan perkotaan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. Maka dari itu Dinas Perhubungan Kota Malang menghimbau semua warga Kota Malang agar selalu mematuhi dan manaati semua peraturan-peraturan yang ada di Kota Malang. 36 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

38 37 D i n a s P e r h u b u n g a n K o t a M a l a n g

GAMBARAN PELAYANAN SKPD. Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah di bidang perhubungan. (1) Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi :

GAMBARAN PELAYANAN SKPD. Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah di bidang perhubungan. (1) Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi : 2 BAB GAMBARAN PELAYANAN SKPD A. TUGAS, FUNGSI DAN STUKTUR ORGANISASI Dinas Perhubungan Kota Malang melaksanakan tugas pokok Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah di bidang perhubungan. Dinas Perhubungan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 SURABAYA, SEPTEMBER 2014 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

Persentase ruas jalan yang memenuhi standar keselamatan lalu lintas. Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. Seksi Sarana Lalu Lintas

Persentase ruas jalan yang memenuhi standar keselamatan lalu lintas. Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. Seksi Sarana Lalu Lintas Tujuan 1 : Terwujudnya sarana dan prasarana perhubungan yang bermanfaat keselamatan berlalu Sasaran 1 : Meningkatnya Sarana dan Prasarana dalam upaya keselamatan berlalu IKU 1: Persentase ruas jalan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Kinerja Tahunan. Dinas Perhubungan Kota Malang Tahun 2014 dapat diselesaikan.

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Kinerja Tahunan. Dinas Perhubungan Kota Malang Tahun 2014 dapat diselesaikan. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Kinerja Tahunan Tahun 2014 dapat diselesaikan. Penyusunan Laporan Kinerja Tahunan merupakan kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam instruksi

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 25 TAHUN 2014 TENTANG PENGATURAN PENGGUNAAN JARINGAN JALAN DAN GERAKAN ARUS LALU LINTAS DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung 4.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Tugas Pokok Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su

1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN NGANJUK I. TUGAS POKOK Dinas Perhubungan mempunyai tugas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. 3.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandung. dinas daerah dan lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

BAB III OBJEK PENELITIAN. 3.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandung. dinas daerah dan lingkungan Pemerintah Kota Bandung. BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandung Dinas perhubungan Kota Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 5 tahun 2001 tentang pembentukan dan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR NOMOR : 188/ / /KPTS/2017 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR NOMOR : 188/ / /KPTS/2017 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS PERHUBUNGAN JL. Raya Dandong Nomor 53 - Srengat Telepon/Faximile (0342) 555330 Email : dishub@blitarkab.go.id KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017 SEKRETARIS DINAS

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017 SEKRETARIS DINAS SEKRETARIS DINAS SASARAN PROGRAM Meningkatnya pelayanan kesekretariatan Prosentase kepuasan aparatur Penilaian prosentase kepuasan aparatur 80% Terpenuhinya sarana dan prasarana aparatur yang dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika atau biasa. disebut Dishubkominfo di Kota Surakarta adalah salah satu dari

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika atau biasa. disebut Dishubkominfo di Kota Surakarta adalah salah satu dari BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah berdirinya DISHUBKOMINFO Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika atau biasa disebut Dishubkominfo di Kota Surakarta adalah salah satu dari

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : : Dr. HANDI

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUKUMBA

Lebih terperinci

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5468 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN DAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 106 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123 DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 123 Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kabupaten Ciamis Tahun 2017-2019, merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G PENYELENGGARAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN RACHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Peningkatan Prasarana Transportasi Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Pembangunan Jalan Baru Jalan bebas hambatan didalam kota Jalan lingkar luar Jalan penghubung baru (arteri) Peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.119,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KARJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMBAWA DENGAN

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193, 2013 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dasar Hukum Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dasar Hukum Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Dasar Hukum Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Pembentukan Dinas perhubungan Informasi dan Komunikasi Kabupaten Kuantan Singingi berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 75 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan 3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Pada awalnya Dinas Perhubungan dikenal dengan nama DitJen (Direktorat Jenderal) Perhubungan.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KERJA

BAB III AKUNTABILITAS KERJA BAB III AKUNTABILITAS KERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Perhubungan Kota Malang Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN BUS KOTA MALANG RAYA

STUDI PENGEMBANGAN BUS KOTA MALANG RAYA STUDI PENGEMBANGAN BUS KOTA MALANG RAYA Agung Witjaksono Bevi Agusti Tulak Hermelinda F. Letto Teknik Planologi FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sejalan dengan perkembangan kegiatan di Kota Malang, Kabupaten

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Urusan Pemerintahan : 2. 09 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Perhubungan Organisasi : 2. 09. 01 DINAS PERHUBUNGAN Sub Unit Organisasi : 2. 09. 01. 01 DINAS PERHUBUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR RINCIAN APBD

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG . BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dan angkutan jalan memegang peranan penting dalam menunjang, memperlancar dan meningkatkan pembangunan perekonomian baik regional maupun nasional. Kendaraan

Lebih terperinci

Program Pemanfaatan Ruang Prioritas di BWP Malang Tenggara Waktu Pelaksanaan PJM-1 ( ) PJM-2 ( ) PJM-3 ( ) PJM-4 ( )

Program Pemanfaatan Ruang Prioritas di BWP Malang Tenggara Waktu Pelaksanaan PJM-1 ( ) PJM-2 ( ) PJM-3 ( ) PJM-4 ( ) LAMPIRAN XVI PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR TAHUN TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN MALANG TENGGARA TAHUN - No A. Perwujudan Rencana Pola Ruang. Perwujudan

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALULINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALULINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALULINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a. bahwa kewenangan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 6/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kota Malang telah

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) 8/28/2015

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) 8/28/2015 SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) 1 8/28/2015 ACTION PLAN Dari Hasil Pra Evaluasi Sakip,maka Dinas Perhubungan Kota Malang Menyusun Action Plan Sebagai Aksi Perbaikan Kinerja Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG - 1-9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS

Lebih terperinci

RENSTRA VISI dan MISI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

RENSTRA VISI dan MISI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG RENSTRA VISI dan MISI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG Visi : Terwujudnya Pelayanan Perhubungan yang Handal, Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan Perumusan Penjelasan Visi Perubahan Renstra DISHUB

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Pada masa Orde Baru atau sebelum munculnya reformasi, urusan perhubungan diatur oleh Pemerintah Pusat di bawah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007 PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007 T E N T A N G PENYELENGGARAAN LALU LINTAS JALAN DI WILAYAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang perhubungan.

Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang perhubungan. LAMPIRAN XII : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 TAHUN 2015 TANGGAL : 20 Oktober 2015 TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG DINAS PERHUBUNGAN I. TUGAS POKOK. Dinas Perhubungan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 32,5 km 2. Terbagi menjadi

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 32,5 km 2. Terbagi menjadi BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kota Yogyakarta 1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Yogyakarta kurang lebih hanya 1,02 % dari seluruh luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD LAKIP 2012

INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD LAKIP 2012 INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD LAKIP 2012 KABUPATEN : BANDUNG SKPD/ UNIT KERJA : DINAS PERHUBUNGAN URUSAN / BIDANG : PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TUGAS DAN FUNGSI : MERUMUSKAN KEBIJAKSANAAN TEKNIS

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-1 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-2 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH 1. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. 2. Awak

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DALAM WILAYAH KOTA SAMARINDA W A L I K O T A S A M A R I N D A Menimbang

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

propinsi (AKAP) dan antar kota dalam propins, (AKDP), juga terminal bagi

propinsi (AKAP) dan antar kota dalam propins, (AKDP), juga terminal bagi atcrfiioiaxl D^oiamaAya ^\{a anc) = _] xmlnal crfx'^ BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Sistem Transportasi Darat di Kotamadya Malang Sistem transportasi darat di kota Malang merupakan transportasi

Lebih terperinci

1. PROFIL DINAS PERHUBUNGAN KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Kantor Dinas Perhubungan Kota Madiun. Alamat Kantor Dinas Perhubungan Kota Madiun:

1. PROFIL DINAS PERHUBUNGAN KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Kantor Dinas Perhubungan Kota Madiun. Alamat Kantor Dinas Perhubungan Kota Madiun: 1. PROFIL DINAS PERHUBUNGAN KOTA MADIUN Foto dan Alamat Kantor Dinas Perhubungan Kota Madiun Alamat Kantor Dinas Perhubungan Kota Madiun: Jalan Hayam Wuruk Nomor 62 Kota Madiun No. Telp : (0351) 4472235,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1994 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN DAN INFORMATIKA KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, INFORMATIKA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUKAMARA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan, sedangkan angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Kabupaten Ngawi 6-1

Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Kabupaten Ngawi 6-1 Dalam akhir penyusunan studi ini perlu diringkas rekomendasi yang sangat diperlukan bagi pengembangan transportasi di Kabupaten Ngawi ke depan. Dengan beberapa permalsahan yang ada dan kendala serta tantangan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG 2.1. STRUKTUR ORGANISASI Dasar pembentukan struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang adalah sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 3C G XHHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, INFORMASI DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru Untuk menunjang keberhasilan dalam pencapaian Visi Kota Pekanbaru 2020, Dinas Perhubungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN, KERETA API, SUNGAI DAN DANAU SERTA PENYEBERANGAN DI PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 86 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 86 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 86 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG KELAS JALAN, PENGAMANAN DAN PERLENGKAPAN JALAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DAN RETRIBUSI DI BIDANG PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci