Uji Proliverasi dan Uji Apotoksis Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst sebagai Antikanker Serviks

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Uji Proliverasi dan Uji Apotoksis Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst sebagai Antikanker Serviks"

Transkripsi

1 Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 214 Uji Proliverasi dan Uji Apotoksis Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst sebagai Antikanker Serviks Ikhsan Mujahid 1, Bunyamin Muchtasjar 2 Program Studi Keperawatan S1, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Kampus II Jl. Letjen Soepardjo Roestam Km 7, PO Box 229 Purwokerto Telp. (281) , ext ikhsan_m83@yahoo.com ABSTRAK Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst dikenal sebagai penyakit pada pohon juga sebagai obat bagi kesehatan atau medicinal mushroom.g. lucidum menarik perhatian banyak peneliti karena senyawa yang dikandungnya memiliki aktivitas antikanker. Tujuan penelitian untuk mengkaji antiproliferasi dan induksi apoptosis dari tiga jenis ekstrak miselium G. lucidum serta membandingkan pengaruh antiproliferasi dan induksi apoptosis dari ketiga jenis ekstrak tersebut terhadap kanker serviks secara in vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimental, dengan perlakuan ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan miselium GL2 dengan konsentrasi masing-masing ekstrak uji 1 µg/ml, 5 µg/ml, 25 µg/ml, 125 µg/ml, dan 62,5 µg/ml, serta kontrol. Pengesktraksian miselium GL2 dengan metode maserasi. Aktivitas antikanker dilakukan dengan uji antiproliferasi dan induksi apoptosis sel HeLa. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol, etil asetat dan n- heksan miselium GL2 memiliki potensi sebagai antikanker serviks diperlihatkan dengan sifat sitotoksiknya terhadap sel HeLa dengan nilai IC 5 di bawah 1 µg/ml. Nilai IC 5 ekstrak etanol 158,22 µg/ml, ekstrak etil asetat 114,27 µg/ml dan n-heksan 77,987 µg/ml. Berdasarkan uji doubling time ketiga ekstrak mampu menghambat proliferasi sel HeLa dan mampu menyebabkan apoptosis sel HeLa. Terdapat perbedaan kesitotoksikan dari ketiga ekstrak miselium GL2, paling kuat kesitotoksikannya adalah ekstrak n-heksan. Tidak terdapat perbedaan waktu doubling time atau waktu pembelahan sel HeLa dari ketiga ekstrak pada konsentrasi di bawah 2 µg/ml dan mampu menghambat pembelahan sel kanker serviks melalui mekanisme apoptosis. Kata Kunci : G. lucidum, antikanker, serviks PENDAHULUAN Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst adalah jamur dari genus Ganoderma yang termasuk ordo Aphyllophorales. G. luidum kelas Basidiomycets. G. lucidum memiliki pori di bawah tubuh buah, bereproduksi dengan spora, tumbuh dari jaringan miselium, mendegradasi kayu dalam waktu yang lama, kemudian membentuk tubuh buah. G. lucidum tumbuh pada kondisi lingkungan yang cukup panas dan lembap terutama pada daerah sub tropik dan tropik, dikenal sebagai penyakit pada pohon juga sebagai obat (medicinal mushroom). Jamur G. lucidum, memiliki berbagai senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif tersebut memiliki potensi sebagai penurun tekanan darah, penurun kadar kolesterol dalam darah, inhibitor penggumpalan platetat, protein imunomodulator, pencegah pelepasan histamin, anti HIV, antitumor dan antikanker (Dunham, 2; Parjimo dan Soenanto, 28). Senyawa bioaktif antikanker menghambat radikal bebas yang menyebabkan kanker. Kanker dinamai sesuai organ dan jenis tempat pertama berkembang seperti kanker serviks yang menyerang serviks ( Kelvin dan Tyson, 211). Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim atau yang berasal dan tumbuh pada serviks. Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Kanker serviks menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penanganan kanker serviks umumnya didasarkan atas upaya pengangkatan jaringan atau dengan mematikan sel kanker tersebut serta meminimalkan efek samping terhadap sel normal. Umumnya kerja obat kurang spesifik, sehingga dapat menyebabkan efek samping pada sel yang sehat. Antikanker bekerja terhadap sel yang aktif sehingga efek sampingnya terutama mengenai jaringan dengan proliferasi tinggi. 58

2 Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 214 Medicinal mushroom memiliki potensi sebagai regulator negatif onkogen dan regulator positif gen tumor suppressor, sehingga berpotensi sebagai antikanker seperti jamur G. lucidum. Jamur G. lucidum paling efektif menyebabkan sitotoksik dan antiproliferatif terhadap sel kanker serviks (Choong et al., 28) Penelitian bertujuan untuk mengkaji potensi ekstrak miselium GL2 sebagai antikanker servik dari berbagai pelarut sifat sitotoksik, antiprolifertif dan induksi apoptosis pada sel sel kanker serviks secara in vitro dan membedakan pengaruh ekstrak etil asetat, etanol dan n-heksan miselium GL2 terhadap sel kanker serviks melaui uji sitotoksik, antiproliferatif dan induksi apoptosis in vitro. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan meliputi : miselium G. lucidum, kultur sel kanker serviks (HeLa), medium PDA, medium GMC, akuades steril, medium RPMI, Natrium bikarbonat, hepes, FBS 1% (v/v), penisilin-streptomisin 1% (v/v), fungison,5% (v/v), etanol 96% (v/v), etanol 76%, SDS, DMSO, akridin oranye, etidium bromida, 1% dalam HCl, MTT 5 mg/ml dalam FBS, metanol, kloroform, n-heksana, nitrogen, HCl. Penelitian menggunakan metode eksperimental. Perlakuan yang dicobakan yaitu ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana miselium GL2 dengan konsentrasi masing-masing ekstrak uji yaitu 1 µg/ml, 5 µg/ml, 25 µg/ml, 125 µg/ml, dan 62,5 µg/ml. A. Uji Antiproliferasi HASIL DAN PEMBAHASAN Uji antiproliferasi merupakan uji lanjutan dari uji sitotoksik terhadap sampel yang berpotensi sebagai antikanker atau memiliki harga IC 5 kurang dari 1 µg/ml. 1. Uji Antiproliferasi Ekstrak Etanol Hasil uji antiproliferasi ekstrak etanol miselium GL2 pada konsentrasi 2 µg/ml menunjukkan grafik linier negatif waktu inkubasi dari jam ke- sampai jam ke-72. Hal ini menunjukkan pada konsentrasi tersebut mampu menekan pertumbuhan sel HeLa. Adapun grafik linier positif waktu inkubasi dari jam ke- sampai jam ke-72 ditunjukkan oleh konsentrasi di bawah 1 µg/ml termasuk kontrol. Pada konsentrasi tersebut sel HeLa mampu melakukan proliferasi sel HeLa. Konsentrasi ekstrak etanol di bawah 2 µg/ml kurang mampu menghambat pertumbuhan sel HeLa..2.1 y =.62x R² =.986 y =.62x R² =.992 y =.65x R² =.9834 y =.57x R² =.9584 y = -.18x R² = Gambar 1. Hubungan waktu inkubasi dengan pembelahan sel HeLa (ekstrak etanol) Pembelahan sel pada konsentrasi 3 µg/ml lebih cepat daripada pembelahan sel pada konsentrasi 1 µg/ml. Namun pada konsentrasi 5 µg/ml menunjukan profil yang tidak sama dengan kontrol. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol semakin besar kemampuan penghambatan terhadap 59

3 Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 214 pembelahan sel. Waktu pembelahan sel atau doubling time bertambah lama dengan adanya peningkatan perlakuan konsentrasi ekstrak etanol miselium GL2. Pembelahan sel HeLa tertekan pada konsentrasi 2 µg/ml, pada konsentrasi tersebut ekstrak etanol memiliki kemampuan penghambatan terhadap pembelahan sel. 2 Uji Antiproliferasi Ekstrak Etil Asetat Hasil uji antiproliferasi ekstrak etil asetat miselium GL2 dengan konsentrasi µg/ml (kontrol), 3 µg/ml (seperempat IC 5), 5 µg/ml(setengah IC 5), 1 µg/ml (satu IC 5), dan 2 µg/ml (dua IC 5) disajikan pada Gambar y =.75x R² =.9512 y =.55x R² =.9619 y =.57x R² =.9694 y =.59x R² =.9826 y = -.14x R² = Gambar 2. Hubungan waktu inkubasi dengan pembelahan sel HeLa (etil asetat) Grafik linier positif waktu inkubasi dari jam -72, sel HeLa mampu melakukan proliferasi sel. Konsentrasi ekstrak etil asetat di bawah 2 µg/ml kurang mampu menghambat pertumbuhan sel HeLa. Pemberian ekstrak etil asetat pada konsentrasi 2 µg/ml mampu menekan pertumbuhan sel HeLa. Waktu Doubling time sel pada konsentrasi 3 µg/ml lebih lambat daripada pembelahan sel pada konsentrasi 5 µg/ml, 1 µg/ml dan kontrol. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etil asetat maka semakin besar kemampuan penghambatan terhadap pembelahan sel. 3. Uji Antiproliferasi Ekstrak n-heksan Hasil uji antiproliferasi ekstrak n-heksan miselium GL2 disajikan pada Gambar 3 berikut ini. Pembelahan sel pada konsentrasi 3 µg/ml lebih cepat dari pada pembelahan sel pada konsentrasi 1 µg/ml. Hal ini berarti semakin tinggi konsentrasi ekstrak n-heksan semakin besar kemampuan penghambatan terhadap pembelahan sel. Waktu pembelahan sel atau doubling time bertambah lama dengan adanya peningkatan perlakuan konsentrasi ekstrak n-heksan miselium GL2. Pembelahan sel HeLa terhambat pada konsentrasi 2 µg/ml, pada konsentrasi tersebut ekstrak n- heksan memiliki kemampuan penghambatan terhadap pembelahan sel. 6

4 Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP y =.75x R² =.9512 y =.49x R² = 975 y =.52x R² = 758 y =.29x R² = 846 y = -.7x R² = B. Uji Apoptosis Gambar 3. Hubungan waktu inkubasi terhadap pembelahan sel kanker HeLa (n-heksan) Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak uji baik ekstrak etanol, etil asetat maupun n-heksan miselium GL2 mampu menyebabkan apoptosis terhadap sel HeLa. Hasil pengecatan DNA sel HeLa sesuai dengan hasil uji doubling time perlakuan ektrak etanol, etil asetat dan n-heksan yang masingmasing menujukan slope pertumbuhan negatif mulai dari konsentrasi 2 µg/ml. Pada proses pembelahan sel atau proliferasi sel, checkpoints terlibat dalam replikasi sel, yaitu suatu cara sel normal dapat memastikan sintesis DNA terinisiasi apabila berada pada kondisi yang tidak diinginkan. Kehilangan kontrol checkpoints akan berdampak adanya variasi abnormal pada gen terutama yang terjadi pada sel kanker. Apoptosis dapat diamati pada penampakan morfolgis berupa pengerutan sel, kerusakan membran plasma, kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA. Sel yang mati dengan proses ini tidak kehilangan kandungan internal sel dan tidak menimbulkan respon inflamasi, sel yang rusak dapat terus menerus membelah tanpa terbatas, pada akhirnya menjadi kanker. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan miselium GL2 memiliki potensi sebagai antikanker serviks diperlihatkan dengan sifat sitotoksiknya terhadap sel HeLa dengan nilai IC 5 di bawah 1 µg/ml. Nilai IC 5 ekstrak etanol 158,22 µg/ml, ekstrak etil asetat 114,27 µg/ml dan n-heksan 77,987 µg/ml. Berdasarkan uji doubling time ketiga ekstrak mampu menghambat proliferasi sel HeLa dan mampu menyebabkan apoptosis sel HeLa. Terdapat perbedaan kesitotoksikan dari ketiga ekstrak miselium GL2, paling kuat kesitotoksikannya adalah ekstrak n-heksan. Tidak terdapat perbedaan waktu doubling time atau waktu pembelahan sel HeLa dari ketiga ekstrak pada konsentrasi di bawah 2 µg/ml dan mampu menghambat pembelahan sel kanker serviks melalui mekanisme apoptosis. DAFTAR PUSTAKA Choong, Y.K., Noordin, M.M., Mohamed, S., Ali, A.,M.,Umar, NAB dan Tong, C.C. 28. The Nature of Apoptosis of Human Breast Cancer Cells Induced by Three Species of Genus Ganoderma P. Karst. (Aphyllophoromycetideae) Crude Extracts.International Journal for Medicinal Mushrooms. 1. P : 115 DeFillippis, R.A., Goodwin, E.C., Wu, L., DiMaio, D., 23, Endogenous Human Papillomavirus E6 and E7 Proteins Differentially Regulate Proliferation, Senescence, and Apoptosis in Hela Cervical Carcinoma Cells. Journal of Virology.(2) :

5 Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 214 Gao, Y dan Zaou, S. 22. The Imunomodulating Effects of Ganoderma lucidum(curtis) P. Karst(G. lucidum, Reishi Mushrooms (Aphyllophoromycetidae). International Journal for Medicinal Mushrooms. 4: 11 Kelvin, J.F dan Tyson, L.B Tanya Jawab Mengenai Gejala Kanker dan Efek Samping Pengobatan Kanker. Ed. Kedua. PT Indeks, Jakarta Nurlaelah, I Potensi Antibakteri dan Antikanker Ganoderma lucidum (Fr.) Karst Isolat Asal Cianjur Jawa Barat. Tesis. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Ratnaningtyas, N.I., Endang, S. P dan Sucianto, E. T. 21. Pengembangan Potensi Ganoderma lucidum Isolat Indegenous sebagai antikanker Rahim. Laporan Penelitian. Unversitaas Jenderal Soedirman. Purwokerto 62

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro SIDANG TUGAS AKHIR Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro Hani Tenia Fadjri 1506 100 017 DOSEN PEMBIMBING: Awik Puji Dyah Nurhayati,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ganoderma spp. sebagai jamur dengan genus paling besar. Menurut Bhosle (2010),

I. PENDAHULUAN. Ganoderma spp. sebagai jamur dengan genus paling besar. Menurut Bhosle (2010), 1 I. PENDAHULUAN Berbagai jenis jamur tumbuh di daerah Banyumas. Di antaranya adalah Ganoderma spp. sebagai jamur dengan genus paling besar. Menurut Bhosle (2010), Karsten pada tahun 1881 menemukan jamur

Lebih terperinci

POTENSI EKSTRAK MISELIUM Ganoderma sp. ISOLAT BANYUMAS 1 TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (MCF-7) PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

POTENSI EKSTRAK MISELIUM Ganoderma sp. ISOLAT BANYUMAS 1 TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (MCF-7) PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA POTENSI EKSTRAK MISELIUM Ganoderma sp. ISOLAT BANYUMAS 1 TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (MCF-7) PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA SKRIPSI oleh KURNIASARI B1J009028 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan 1 I. PENDAHULUAN Jamur makroskopis digolongkan menjadi 4 kategori berdasarkan khasiatnya, yaitu jamur yang dapat dimakan, jamur berkhasiat obat, jamur beracun dan jamur yang belum diketahui khasiatnya.

Lebih terperinci

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI n-heksana : KLOROFORM DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG MANGROVE (Rhizopora mucronata) PADA SEL KANKER MYELOMA

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI n-heksana : KLOROFORM DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG MANGROVE (Rhizopora mucronata) PADA SEL KANKER MYELOMA Majalah Obat Tradisional, 15(2), 51 55, 2010 AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI n-heksana : KLOROFORM DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG MANGROVE (Rhizopora mucronata) PADA SEL KANKER MYELOMA CYTOTOXIC ACTIVITY

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN. iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN DEKLARASI.... v KATA PENGANTAR.... vi DAFTAR ISI.. viii DAFTAR GAMBAR.. x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR LAMPIRAN..

Lebih terperinci

Uji Aktivitas Antikanker (Diastuti, dkk) UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN

Uji Aktivitas Antikanker (Diastuti, dkk) UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN Uji Aktivitas Antikanker (Diastuti, dkk) UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN Rhizopora mucronata TERHADAP SEL MYELOMA Hartiwi Diastuti 1, Warsinah 2, Purwati 1 1 Program Studi Kimia, Jurusan MIPA,

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah autoklaf (Hirayama), autoklaf konvensional,

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 2009 : 12-20

Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 2009 : 12-20 Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 29 : 12-2 AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN Rhizopora mucronata TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina Leach DAN SEL RAJI Hartiwi Diastuti 1, Warsinah 2, Purwati 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA Nurshalati Tahar 1, Haeria 2, Hamdana 3 Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, autoklaf Hirayama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa abnormal pada jaringan yang tumbuh secara cepat dan tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap walaupun rangsangan

Lebih terperinci

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry 8 serta doxorubicin 1 µm. Penentuan nilai konsentrasi pada flow cytometry berdasarkan daya penghambatan yang dimungkinkan pada uji sel hidup dan rataan tengah dari range konsentrasi perlakuan. Uji Sitotoksik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Serviks (Leher Rahim) Kanker serviks merupakan salah satu ancaman malignansi terbesar bagi wanita. Di negara berkembang, kanker serviks menduduki urutan teratas bagi kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Riset Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu divisi tumbuhan yang menjadi kekayaan sumber daya alam Indonesia. Diperkirakan terdapat 1.300 spesies yang tumbuh di

Lebih terperinci

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia, Jack) TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN SEL MIELOMA Nina Salamah Disampaikan dalam seminar Nasional PERHIPBA Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

LAPORAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 LAPORAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 PENGEMBANGAN POTENSI SENYAWA ISOFLAVON DAN DERIVATNYA DALAM KEDELAI HITAM LOKAL (Glycin soja) SEBAGAI AGEN KEMOPREVENTIF TERHADAP CELL LINES KANKER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia terutama di negara miskin dan berkembang. Peningkatan kasus kanker dari tahun ketahun menjadi beban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Sitotoksisitas Senyawa Golongan Poliketida terhadap Sel HeLa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Sitotoksisitas Senyawa Golongan Poliketida terhadap Sel HeLa 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Sitotoksisitas Senyawa Golongan Poliketida terhadap Sel HeLa Uji sitotoksisitas senyawa aktif golongan poliketida daun sirsak (A. muricata L.) terhadap sel HeLa dilakukan

Lebih terperinci

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides terhadap Sel Kanker Kolon Widr secara In Vitro

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides terhadap Sel Kanker Kolon Widr secara In Vitro Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides terhadap Sel Kanker Kolon Widr secara In Vitro Almaratul Khoiriyah 1506100005 Dosen Pembimbing: Awik Puji Dyah. N. S.Si., M.Si. dan Prof. Dr. Drs.

Lebih terperinci

POTENSI SITOTOKSIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L) TERHADAP SEL HeLa. CYTOTOXIC EFFECTS OF Physallis angulata PLANT On HeLa CELL LINE

POTENSI SITOTOKSIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L) TERHADAP SEL HeLa. CYTOTOXIC EFFECTS OF Physallis angulata PLANT On HeLa CELL LINE POTENSI SITOTOKSIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L) TERHADAP SEL HeLa CYTOTOXIC EFFECTS OF Physallis angulata PLANT On HeLa CELL LINE Maryati dan EM Sutrisna Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2 yang terkandung dalam kopi atau teh dan banyak digunakan dalam pengobatan

Lebih terperinci

EFEK ANTIPROLIFERATIF DAN APOPTOSIS FRAKSI FENOLIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN Gynura procumbens (Lour.) Merr. TERHADAP SEL HeLa * 1 )

EFEK ANTIPROLIFERATIF DAN APOPTOSIS FRAKSI FENOLIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN Gynura procumbens (Lour.) Merr. TERHADAP SEL HeLa * 1 ) EFEK ANTIPROLIFERATIF DAN APOPTOSIS FRAKSI FENOLIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN Gynura procumbens (Lour.) Merr. TERHADAP SEL HeLa * 1 ) ANTIPROLIFERATIVE AND APOPTOTIC EFFECT OF FENOLIC FRACTION OF ETHANOLIC

Lebih terperinci

SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA

SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA PKMI-2-17-1 SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss.) HASIL PENGENDAPAN DENGAN AMONIUM SULFAT 30%, 60%, DAN % JENUH TERHADAP KULTUR SEL HeLa DAN SEL RAJI Robbyono, Nadia Belinda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, (yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh

Lebih terperinci

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 404/Analisis Farmasi dan Kimia Medisinal LAPORAN AKHIR PENELITIAN FUNDAMENTAL Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker TIM PENGUSUL Dr.

Lebih terperinci

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa CYTOTOXICITY ASSAY ETHYL ACETATE FRACTION OF ETHANOL 70% EXTRACT OF BITTER MELON FRUIT (Momordica

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali,

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI POLAR EKSTRAK KLIKA ANA DARA (Croton oblongus Burm F) TERHADAP SEL KANKER HeLa

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI POLAR EKSTRAK KLIKA ANA DARA (Croton oblongus Burm F) TERHADAP SEL KANKER HeLa UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI POLAR EKSTRAK KLIKA ANA DARA (Croton oblongus Burm F) TERHADAP SEL KANKER HeLa Asrul Ismail 1, Gemy Nastyty Handayany 2,Asriani Buhari 3 Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray]. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bahan alam berkhasiat obat yang banyak diteliti manfaatnya adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray]. Tanaman kembang

Lebih terperinci

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa SKRIPSI Oleh : ZAENAB ACHMAD K 100030183 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat sebagai obat. Banyak tanaman yang terdapat di alam selalu digunakan sebagai obat, karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan sehubungan dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah tedapat 529.000

Lebih terperinci

Efek Antiproliferatif Ekstrak Etanol Daun Dan Kulit Batang Tanaman Cangkring (Erythrina Fusca Lour.) Terhadap Sel HeLa

Efek Antiproliferatif Ekstrak Etanol Daun Dan Kulit Batang Tanaman Cangkring (Erythrina Fusca Lour.) Terhadap Sel HeLa Edy Majalah Meiyanto Farmasi Indonesia 14(3), 124 131, 2003 Efek Antiproliferatif Ekstrak Etanol Daun Dan Kulit Batang Tanaman Cangkring (Erythrina Fusca Lour.) Terhadap Sel HeLa Antiproliferative Effect

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks 36 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Sampai saat ini penyakit kanker masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting, baik di Indonesia maupun di

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 2. Gambar daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) a Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia daun poguntano

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan selsel jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk karena terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Terapi kanker payudara yang berlaku selama ini adalah dengan pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi bersifat terapi definitif lokal, sedangkan

Lebih terperinci

Efek Sitotoksik Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia pendens) pada Sel Line Kanker Serviks HeLa Uji Eksperimental Secara In Vitro

Efek Sitotoksik Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia pendens) pada Sel Line Kanker Serviks HeLa Uji Eksperimental Secara In Vitro 112 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2011 Efek Sitotoksik Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia pendens) pada Sel Line Kanker Serviks HeLa Uji Eksperimental Secara In Vitro Cytotoxic Effect of Ethanolic

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah suatu penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel pada jaringan tubuh secara terus-menerus dan tidak terkendali sehingga dapat mneyebabkan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang terjadi karena pembelahan sel yang tidak terkontrol dan tidak terbatas (Djajanegara, 2010). Di beberapa bagian dunia, dalam waktu singkat

Lebih terperinci

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa SKRIPSI OLEH : ALIA EVANINGRUM K 100030168 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan flora yang sangat beragam, salah satunya kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat menggunakan tanaman obat

Lebih terperinci

ABSTRAK. POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PEMERANGKAP DPPH DAN ANTIKANKER TERHADAP KULTUR SEL HeLa

ABSTRAK. POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PEMERANGKAP DPPH DAN ANTIKANKER TERHADAP KULTUR SEL HeLa ABSTRAK POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PEMERANGKAP DPPH DAN ANTIKANKER TERHADAP KULTUR SEL HeLa Chavia Octaviani, 2011, Pembimbing I: Teresa Liliana W., S.Si.,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly, I. PENDAHULUAN Tumbuhan telah digunakan manusia sebagai obat sepanjang sejarah peradaban manusia. Penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam penyembuhan suatu penyakit merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia.

Lebih terperinci

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI Oleh: ITSNA FAJARWATI K100 100 031 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA

TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA Suryani Hutomo, Chandra Kurniawan Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Efek Sitotoksik dan Pemacuan Apoptosis Fraksi Petroleum Eter ekstrak... (Yeni Listyowati, dkk) 1

Efek Sitotoksik dan Pemacuan Apoptosis Fraksi Petroleum Eter ekstrak... (Yeni Listyowati, dkk) 1 Efek Sitotoksik dan Pemacuan Apoptosis Fraksi Petroleum Eter ekstrak... (Yeni Listyowati, dkk) 1 EFEK SITOTOKSIK DAN PEMACUAN APOPTOSIS FRAKSI PETROLEUM ETER EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Lampiran 1 Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Lampiran 2 Gambar tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Lampiran 3 Gambar buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada wanita dengan insiden lebih dari 22% (Ellis et al, 2003) dan angka mortalitas sebanyak 13,7% (Ferlay

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma secara harafiah berarti pertumbuhan baru, adalah massa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi. Sel neoplastik adalah otonom dalam arti tumbuh

Lebih terperinci

SKRIPSI. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) PADA SEL HeLa CERVICAL CANCER CELL LINE

SKRIPSI. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) PADA SEL HeLa CERVICAL CANCER CELL LINE SKRIPSI UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) PADA SEL HeLa CERVICAL CANCER CELL LINE Disusun oleh: Joshua Nathanael NPM: 100801171 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS

Lebih terperinci

Efek Sitotoksik Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia Catappa) Pada Sel Widr

Efek Sitotoksik Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia Catappa) Pada Sel Widr Efek Sitotoksik Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia Catappa) Pada Sel Widr Barinta Widaryanti, Nur Khikmah dan Nunung Sulistiyani Program Studi Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan Manggala Yogyakarta

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PRODUKSI HERBAL STANDAR EKSTRAK ETANOL TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L) SEBAGAI AGEN ANTIKANKER UNTUK PENGOBATAN KANKER (Kajian sitotoksik, mekanisme apoptosis dan

Lebih terperinci

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya dan mematikan bagi penderitanya. Kanker merupakan penyakit tidak menular yang berawal dari kerusakan materi genetik.

Lebih terperinci

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val) TERHADAP VIABILITAS SEL HELA

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val) TERHADAP VIABILITAS SEL HELA EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val) TERHADAP VIABILITAS SEL HELA THE CYTOTOXIC EFFECT OF TURMERIC (Curcuma domestica Val) ON THE VIABILITY OF HELA CELLS Erna Mirani 1, Chodidjah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian dengan urutan ke-2 di dunia dengan persentase sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular (Kemenkes, 2014). Data Riset Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi. panas karena dalam proses perkolasi ini tidak menggunakan pemanasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi. panas karena dalam proses perkolasi ini tidak menggunakan pemanasan. 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode perkolasi. Metode ini dipakai karena dapat melarutkan senyawa yang tahan panas maupun tidak tahan panas

Lebih terperinci

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa Tugas Akhir SB 091351 Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa Ika Puspita Ningrum 1507100059 DOSEN PEMBIMBING: Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si N. D. Kuswytasari,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses patogenesisnya, proses pembelahan sel menjadi tidak terkontrol karena gen yang mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian di dunia, khususnya di negara-negara berkembang (Anderson et al., 2001;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia yang menjadi perhatian serius untuk segera ditangani. Rendahnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 6 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman uji dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UMS dengan cara mencocokkan tanaman pada kunci-kunci determinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2000, kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua kematian) di seluruh dunia, menyusul kejadian kematian akibat

Lebih terperinci

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D F02 EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D Vonna Aulianshah, Poppy Anjelisa Z. Hasibuan dan Aminah Dalimunthe Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

35 Media Farmasi Vol. 13 No. 1 Maret 2016 : 35-48

35 Media Farmasi Vol. 13 No. 1 Maret 2016 : 35-48 35 Media Farmasi Vol. 13 No. 1 Maret 2016 : 35-48 EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SEBAGAI AGEN KEMOPREVENTIF PADA SEL KANKER LEHER RAHIM HELA MELALUI AKTIVITAS SITOTOKSIK DAN INDUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bagian dari wilayah Indopasifik, yang merupakan salah satu pusat keanekaragaman biota laut yang terbesar di dunia. Sumber daya biota laut tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker merupakan penyakit yang dikelompokkan sebagai penyakit terminal (Sudiana, 2011). Kanker menjadi penyebab kematian terbesar di dunia, sebanyak 7,6 juta orang

Lebih terperinci

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan I. PENDAHULUAN Kanker masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia dan menjadi penyebab kematian kelima di Indonesia. Jumlah penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga juta

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBOJA (Plumeria acuminata) TERHADAP SEL KANKER LEHER RAHIM

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBOJA (Plumeria acuminata) TERHADAP SEL KANKER LEHER RAHIM AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBOJA (Plumeria acuminata) TERHADAP SEL KANKER LEHER RAHIM Antioxidant and Cytotoxic Activity of Methanolic Extract of Kamboja Stem Bark

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. antikanker ialah tapak dara (Catharanthus roseus). Tumbuhan ini umumnya

I. PENDAHULUAN. antikanker ialah tapak dara (Catharanthus roseus). Tumbuhan ini umumnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dekade terakhir, pemanfaatan bahan alam telah banyak dimanfaatkan baik sebagai obat maupun tujuan lain atau lebih dikenal dengan slogan back to nature. Efek samping

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal akan kekayaan alamnya dengan berbagai macam flora yang dapat ditemui dan tentunya memiliki beberapa manfaat, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keanekaragaman hayati seperti tanaman, mikroba, serta hewan merupakan sumber dari senyawa bioaktif yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. payudara. Kanker ini bisa tumbuh dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan

I. PENDAHULUAN. payudara. Kanker ini bisa tumbuh dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker ini bisa tumbuh dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun

Lebih terperinci

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP SEL HELA SECARA IN VITRO DAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA FRAKSI TERAKTIF.

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP SEL HELA SECARA IN VITRO DAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA FRAKSI TERAKTIF. UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP SEL HELA SECARA IN VITRO DAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA FRAKSI TERAKTIF Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini memiliki dampak besar bagi kesehatan masyarakat dan diperkirakan hampir 50 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senyawa-senyawa yang dapat memodulasi sistem imun dapat diperoleh dari tanaman (Wagner et al., 1999). Pengobatan alami seharusnya menjadi sumber penting untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat badan lahir merupakan berat bayi baru lahir yang diukur dalam satu jam pertama kehidupan. Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm

Lebih terperinci

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI Oleh : DESI NANAWATI K100130051 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek sitotoksik kitosan terhadap kultur sel HSC-4 dan HAT-7 yang dilakukan secara in vitro. Kedua jenis sel diaktivasi kembali dari cryopreservation

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Penerapan Teknologi

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Penerapan Teknologi Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN LAMPENI (ARDISIA ELLIPTICA) DAN FRAKSINYA SEBAGAI AGEN ANTIPROLIFERATIF TERHADAP SEL KANKER HATI HEPG2 1 Siska

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker kolon merupakan salah satu penyebab umum kematian yang berasal dari transformasi epitel usus normal polip adenomatosa dan kanker invasive (Palozza et

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit, mikroorganisme

Lebih terperinci

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM Hal. 1 dari 5 Dokumen nomor : 0301101 Tanggal : Mengganti nomor : 0201100 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ikan budidaya pada air tawar adalah penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS)

BAB I PENDAHULUAN. ikan budidaya pada air tawar adalah penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hambatan yang seringkali dihadapi oleh pembudidaya ikan adalah kondisi kesehatan ikan. Kesehatan ikan menurun disebabkan lingkungan yang buruk akan menimbulkan penyakit

Lebih terperinci

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BOTTO -BOTTO (Chromolaena odorata L.) TERHADAP CELL LINE KANKER KOLON WiDr

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BOTTO -BOTTO (Chromolaena odorata L.) TERHADAP CELL LINE KANKER KOLON WiDr UJI SITOTOKSIK EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BOTTO -BOTTO (Chromolaena odorata L.) TERHADAP CELL LINE KANKER KOLON WiDr Dwi Wahyuni Leboe, Surya Ningsi, Anitsah Fiqardina Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Lebih terperinci

Identifikasi senyawa antikanker dari ekstrak kloroform kulit batang Rhizopora mucronata

Identifikasi senyawa antikanker dari ekstrak kloroform kulit batang Rhizopora mucronata Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 279 284, 2010 Identifikasi senyawa antikanker dari ekstrak kloroform kulit batang Rhizopora mucronata The anticancer compound identification from chloroform extract of

Lebih terperinci

Luaran Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

Luaran Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Luaran Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Kegiatan 2015 Jenis Luaran Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Total 13 Data Semua Excel No. Nama Judul Pembicara Kunci 1 BAMBANG TRI HARSANTO 0005126108

Lebih terperinci

Uji Aktivitas Antikanker Ekstrak...(Warsinah, dkk) UJI AKTIFITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG Bruguiera gymnorhiza TERHADAP SEL MEYLOMA

Uji Aktivitas Antikanker Ekstrak...(Warsinah, dkk) UJI AKTIFITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG Bruguiera gymnorhiza TERHADAP SEL MEYLOMA UJI AKTIFITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG Bruguiera gymnorhiza TERHADAP SEL MEYLOMA Warsinah 1, Puji Lestari 2, Trisnowati 3 1,3 Program Studi Farmasi, FKIK Unsoed Purwokerto 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan seorang perempuan dewasa. Dalam tubuh seorang wanita terdapat organ reproduksi, salah satunya adalah rahim.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Di perkirakan setiap tahun 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disembuhkan, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Saputra, dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. disembuhkan, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Saputra, dkk., BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kanker merupakan penyakit kedua terbesar di dunia setelah penyakit jantung. Kanker termasuk penyakit yang sangat ditakuti karena sulit disembuhkan, bahkan

Lebih terperinci

PRAKATA. Bogor, April Penulis

PRAKATA. Bogor, April Penulis PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema yang dipilih pada tugas akhir ini adalah keamanan dan khasiat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Zat Ekstraktif Mindi Kadar ekstrak pohon mindi beragam berdasarkan bagian pohon dan jenis pelarut. Berdasarkan bagian, daun menghasilkan kadar ekstrak tertinggi yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini rimpang jahe merah dan buah mengkudu yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol menghasilkan rendemen ekstrak masing-masing 9,44 % dan 17,02 %.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat I. PENDAHULUAN Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun

Lebih terperinci

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETANOL DARI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETANOL DARI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETANOL DARI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa Cytotoxicity assay ethanol fraction of ethanol 70% extract of bitter melon fruit (Momordica

Lebih terperinci