KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG PADA WARSO UNGGUL GEMILANG DI KABUPATEN BOGOR HARYANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG PADA WARSO UNGGUL GEMILANG DI KABUPATEN BOGOR HARYANI"

Transkripsi

1 KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG PADA WARSO UNGGUL GEMILANG DI KABUPATEN BOGOR HARYANI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2 2

3 i PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelayakan Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam Kampung pada Warso Unggul Gemilang di Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2014 Haryani NIM H *Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

4 ii ABSTRAK HARYANI. Kelayakan Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam Kampung pada Warso Unggul Gemilang di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh YANTI NURAENI MUFLIKH. Permintaan pasar ayam kampung yang tinggi memberikan peluang terhadap pengembangan bisnis pembibitannya. Pengembangan usaha dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung melalui penggunaan teknologi modern, sehingga penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha dengan penerapan mekanisasi produksi dan mengukur kepekaan bisnis pada skala ekor indukan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis nonfinansial dan finansial. Analisis nonfinasial dilakukan berdasarkan penilaian terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial dan lingkungan. Analisis finansial dilakukan berdasarkan kriteria penilaian investasi berupa Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Payback Period (PP). Analisis kepekaan bisnis digunakan untuk mengukur batas perubahan peningkatan harga pakan dan penurunan harga DOC. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha pembibitan ayam kampung dengan pengembangan memberikan manfaat lebih besar daripada tanpa pengembangan. Pengembangan bisnis sebaiknya diterapkan oleh Warso Unggul Gemilang. Kata kunci: kelayakan usaha, pengembangan usaha, pembibitan, ayam kampung ABSTRACT HARYANI. Business Development Feasibility of Chicken Breeding in Warso Unggul Gemilang in Bogor. Supervised by YANTI NURAENI MUFLIKH. Market demand is high provide opportunities for business development breeding free-range chicken. Business development is done to increase productivity of free-range chicken through the use of modern technology, so this research was conducted to analyze business development feasibility with application of production mechanization and measuring business sensitivity on a scale parent tail. Analysis method has been used is nonfinancial analysis and financial analysis. The analysis was done based on nonfinancial analysis such as market aspects, technical aspects, management aspects, legal aspects, social and environment aspects. Financial analysis is based on the assessment criteria of investment such as Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), and Payback Period (PP). Analysis of sensibility business used to measure the changes increased the price of feed and DOC prices decreased. Results of analysis showed that business of free-range chicken breeding with development of greater benefit than without development. Business development should be applied by Warso Unggul Gemilang. Keywords: business feasibility, business development, breeding, free-renge chicken

5 iii KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG PADA WARSO UNGGUL GEMILANG DI KABUPATEN BOGOR HARYANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6 iv

7

8 2 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ini adalah kelayakan bisnis, dengan judul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam Kampung pada Warso Unggul Gemilang di Kabupaten Bogor. Terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta, atas segala limpahan do a dan kasih sayangnya. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Yanti Nuraeni Muflikh, SP.MAgribus selaku dosen pembimbing. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Toro, Bapak Muchaeri, dan para karyawan yang bekerja di Warso Unggul Gemilang serta lainnya yang telah membantu penulis selama penelitian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Oktober 2014 Haryani

9 i DAFTAR ISI I DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii II ii DAFTAR LAMPIRAN III iii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian 10 TINJAUAN PUSTAKA 11 Pengembangan pada Usahaternak Unggas 11 Kelayakan Usahaternak Unggas 11 KERANGKA PEMIKIRAN 15 Kerangka Pemikiran Teoritis 15 Kerangka Pemikiran Operasional 20 METODE PENELITIAN 22 Lokasi dan Waktu penelitian 22 Jenis dan Sumber Data 22 Metode Pengumpulan Data 22 Metode Analisis Data 23 Aspek Non Finansial 23 Aspek Finansial 25 Analisis Switcing Value 27 Asumsi Dasar 28 GAMBARAN UMUM WARSO UNGGUL GEMILANG 30 ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL 33 Aspek Pasar Skenario I 33 Aspek Pasar Skenario II 38 Aspek Teknis Skenario I 40 Aspek Teknis Skenario II 46 Aspek Manajemen Skenario I 48 Aspek Manajemen Skenario II 50 Aspek Hukum Skenario I 52 Aspek Hukum Skenario II 52 Aspek Sosial dan Budaya Skenario I 53 Aspek Sosial dan Budaya Skenario II 53 Aspek Lingkungan Skenario I 54 Aspek Lingkungan Skenario II 55 ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 56 Analisis Finansial Skenario I 56 Analisis Finansial Skenario II 76 Perbandingan Usaha Skenario I dan Skenario II 82 SIMPULAN DAN SARAN 83 Simpulan 83 Saran 84

10 ii DAFTAR PUSTAKA 85 LAMPIRAN 87 RIWAYAT HIDUP 104 DAFTAR TABEL 1 Populasi ternak di Indonesia pada tahun Populasi ayam kampung tiga besar di Indonesia tahun Perkembangan populasi ayam di Kabupaten Bogor tahun Perkembangan produk ayam kampung di Kabupaten Bogor tahun Jumlah permintaan & penawaran DOC Warso Unggul Gemilang satu tahun 5 6 Metode penelitian di Warso Unggul Gemilang tahun Hasil analisis kelayakan aspek pasar pada Warso Unggul Gemilang 39 8 Hasil analisis kelayakan aspek teknis pada Warso Unggul Gemilang 48 9 Hasil analisis kelayakan aspek manajemen pada Warso Unggul Gemilang Hasil analisis aspek hukum pada Warso Unggul Gemilang Hasil analisis kelayakan aspek sosial dan budaya Warso Unggul Gemilang Hasil analisis aspek lingkungan Warso Unggul Gemilang Biaya investasi per tahun Warso Unggul Gemilang skenario I Harga pakan Warso Unggul Gemilang tahun Penggunaan vaksin di Warso Unggul Gemilang Tahun 2014 per kandang Kebutuhan vitamin herbal pada Warso Unggul Gemilang per hari Penggunaan biosecurity pada Warso Unggul Gemilang per tahun Kebutuhan box kemas Warso Unggul Gemilang per tahun pada skenario I Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario I Hasil switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario I Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario II Hasil switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario II Resume hasil analisis pada skenario I dan skenario II 83 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran operasional rencana pengembangan usaha 21 2 Saluran kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang 32 3 DOC ayam kampung hasil produki Warso Unggul Gemilang 37 4 Alur distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang 37 5 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I 45 6 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario II 47 7 Struktur organisasi Warso Unggul Gemilang skenario I tahun Struktur organisasi Warso unggul gemilang pada skenario II 51 9 Kandang produksi ayam kampung milik Warso Unggul Gamilang Kondisi ayam kampung di kandang karantina Warso Unggul Gemilang Ruang pengemasan DOC ayam kampung pada Warso Unggul Gemilang Ruang gudang pada Warso Unggul Gemilang Ruang biosecurity pada Warso Unggul Gemilang Alat pemanas untuk DOC pada Warso Unggul Gemilang 64

11 iii 15 Egg tray pada Warso Unggul Gemilang Fasilitas transportasi milik Warso Unggul Gemilang Keranjang panen DOC pada Warso Unggul Gemilang Indukan ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang Hubungan NPV dan discount rate pada skenario I Penggunaan teknologi modern pada ayam ras petelur milik Asia Farm Hubungan NPV dan discount rate pada skenario II 81 DAFTAR LAMPIRAN 1 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang skenario I 87 2 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang skenario II 87 3 Perhitungan investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario I Laporan laba/rugi Warso Unggul Gemilang skenario I Arus kas Warso Unggul Gemilang skenario I 95 6 Perhitungan investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario II 95 7 Laporan laba/rugi Warso Unggul gemilang skenario II 96 8 Proyeksi arus kas Warso Unggul Gemilang skenario II 99

12 iv

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam kampung merupakan ayam jenis lokal asli Indonesia. Keunggulan yang dimiliki dalam melakukan usaha ayam kampung menurut Krista dan Harianto (2013) ialah peluang pasar yang besar dan berkesinambungan, peternak yang membudidayakan secara intensif jumlahnya sedikit, harga jual tinggi dan relatif stabil, semakin lama pemeliharaan maka harga jual akan semakin mahal, untung besar dari sedikit populasi, relatif tahan terhadap beberapa penyakit dan memiliki kebanggaan beternak unggas lokal. Keunggulan ayam kampung lainnya terlihat dari tingkat mortalitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan ayam ras pedaging dan ayam ras petelur. Tingkat mortalitas ayam ras pedaging dalam kondisi yang baik menurut Pangestika (2011) berkisar antara dua hingga tiga persen sedangkan untuk tingkat mortalitas ayam ras petelur menurut Medion (2011) rata-rata mencapai empat hingga tujuh persen. Tingkat mortalitas pada ayam kampung lebih rendah daripada keduanya, yakni berkisar antara 0.5 persen hingga satu persen (Pangestika 2011) dalam kondisi baik. Tingkat mortalitas ayam kampung yang lebih rendah daripada ayam jenis lainnya menunjukkan bahwa risiko kematian ayam kampung lebih rendah. Subsektor peternakan ayam kampung dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pangan hewani masyarakat di Indonesia. Peternakan ayam kampung dapat dikembangkan di seluruh Indonesia, karena keunggulan yang dimilikinya. Secara keseluruhan populasi ternak di Indonesia pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1. N o Tabel 1 Populasi ternak di Indonesia pada tahun Jumlah populasi (ekor) Rata-rata Jenis ternak pertumbuhan/ Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 tahun (%) 1 Sapi potong % 2 Sapi perah % 3 Kerbau % 4 Kambing PE % Kambing non PE % 5 Domba % 6 Babi % 7 Ayam Ras Petelur % 8 Ayam Ras Pedaging % 9 Ayam Ras Pembibit % 10 Ayam Kampung % 11 Itik % Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2014

14 2 Tabel 1 menunjukkan bahwa ayam kampung menempati peringkat kedua terbesar untuk populasi ternak terbanyak di Indonesia. Kebijakan pemerintah untuk menjadikan unggas termasuk ayam kampung sebagai penyedia daging dimaksudkan untuk pemenuhan protein hewani bagi penduduk di Indonesia, hal ini sesuai dengan Undang-Undang No 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Sentra ayam kampung di Indonesia tersebar di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan beberapa wilayah lainnya. Ketiga provinsi tersebut memiliki pertumbuhan populasi ayam kampung terbesar di Indonesia, sesuai dengan Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa Jawa Barat menempati urutan ketiga terbesar di Indonesia berdasarkan pertumbuhan populasi ayam kampung. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang menjadi sentra ayam kampung, sesuai dengan daftar wilayah sentra peternakan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor dibandingkan dengan ternak unggas lainnya tergolong cukup tinggi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 2 Populasi ayam kampung tiga besar di Indonesia (ribu ekor) tahun Wilayah Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Rata-rata Jawa Tengah 38,296 39,486 40,112 39,298 Jawa Timur 29,310 29,750 29,131 29,397 Jawa Barat 27,396 27,305 26,739 27,147 Sumber: BPS (2014) Tabel 3 Perkembangan populasi ayam di Kabupaten Bogor tahun No Jenis ternak Jumlah populasi (ekor) Rata-rata pertumbuhan/ Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 tahun (%) 1 Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Pembibit Ayam Buras/Kampung Sumber: Disnakan Kab Bogor (2014) Tabel 3 menunjukkan bahwa ayam kampung di Kabupaten Bogor merupakan ternak yang pertumbuhannya termasuk besar jika dibandingkan ternak unggas lainnya. Pertumbuhan populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor menempati urutan kedua terbesar setelah ayam ras pembibit. Selain itu jumlah populasi dari ayam kampung selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat upaya peningkatan populasi ayam kampung. Pertumbuhan populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor tertera pada Tabel 3 serta pertumbuhan produksi daging ayam kampung dan telurnya yang tertera pada Tabel 4 juga mengindikasikan peningkatan jumlah peternak ayam kampung maupun jumlah ayam kampung yang diusahakan oleh peternak.

15 3 Tabel 4 Perkembangan produk ayam kampung di Kabupaten Bogor tahun Tahun Jenis produk Daging (ekor) Telur (butir) Rata-rata Pertumbuhan/tahun (%) Sumber: Disnakan Kab Bogor (2014) Tabel 4 menunjukkan bahwa produk daging dan telur ayam kampung di Kabupaten Bogor selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa terdapat upaya untuk meningkatkan produksi ayam kampung baik dari daging maupun telurnya. Permintaan ayam kampung di Kabupaten Bogor terlihat dari jumlah populasi penduduk di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 sebanyak dengan konsumsi ayam kampung perkapita sebanyak kg per tahun, setiap satu ekor diasumsikan 1 kg, maka untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Kabupaten Bogor diperlukan tambahan ayam kampung sebanyak ekor. Selain itu perkembangan pasar ayam kampung di Kabupaten Bogor terlihat dari salah satu peternak ayam kampung di Kabupaten Bogor, sebanyak 500 ekor ayam kampung yang diproduksinya selalu terserap pasar. Permintaan telur ayam kampung pun pada salah satu usaha pembibitan di Kabupaten Bogor sebanyak 660 butir per hari selalu diserap pasar. Krista dan Harianto (2013) juga menyebutkan besarnya peluang pasar ayam kampung tergambar dari salah satu kelompok pembudidaya ayam kampung berskala besar di Jawa Barat. Permintaan yang ada mencapai ekor per bulan, namun hanya mampu dipenuhi sebesar 25 persen. Hal tersebut menunjukkan adanya gap antara permintaan dan penawaran akan produk ayam kampung, gap tersebut dapat menjadi peluang para peternak untuk meningkatkan produksinya. Pemenuhan peluang pasar ayam kampung dapat dilakukan melalui peningkatan produksinya, peningkatan produksi ayam kampung diikuti dengan peningkatan permintaan terhadap day old chick (DOC) ayam kampung. DOC merupakan ayam yang memiliki umur satu hari. DOC berkualitas baik memiliki kemampuan hidup yang tinggi saat dilakukan pembesaran. Peternak ayam kampung membutuhkan tambahan input berupa DOC ayam kampung dalam memenuhi permintaan produksinya. Komoditas DOC ayam kampung ini merupakan sub sistem hulu dalam sistem agribisnis, sehingga diperlukan sebagai penyedia input bagi sistem agribisnis on farm. Usaha on farm berasal dari peternak ayam kampung pedaging maupun petelur. Peluang pasar yang cukup besar tersebut juga menjadi peluang potensial bagi usaha pembibitan DOC ayam kampung. DOC ayam kampung berkualitas tinggi diperoleh dari serangkaian proses produksi yang baik sesuai standar operasional pembibitan. Pembibitan ayam kampung secara tradisional atau secara alami dipandang tidak dapat meningkatkan kualitas DOC dan jumlah DOC yang dihasilkan. Oleh karena itu ada dua alternatif pengembangan usaha pembibitan ayam kampung, yaitu penggunaan teknologi konvensional dan penggunaan teknologi modern. Teknologi konvensional yang sering dikembangkan dalam pembibitan ayam kampung yaitu kandang bambu tipe terbuka, mesin yang digunakan manual hingga semi otomatis, investasi tidak terlalu besar, keterlibatan tenaga kerja

16 4 tinggi, serta pengawasan yang tidak mudah, sesuai dengan penelitian Wibowo dan Sartika (2010). Sedangkan teknologi modern biasanya menggunakan alat yang serba otomatis dalam pelaksanaannya, pada usaha pembibitan ayam kampung teknologi modern yang digunakan biasanya kandang tipe tertutup, dilengkapi dengan alat pemberi makan dan minum otomatis, collecting telur otomatis, pembersihan kotoran otomatis, penggunaan mesin tetas setter dan hatcher secara otomatis, serta penerapan kawin suntik atau inseminasi buatan (IB). Teknologi konvensional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu modal tidak terlalu besar, dapat dilakukan oleh peternak kecil, pengawasan mutu sulit, banyak menggunakan tenaga kerja, dan memerlukan tempat yang luas karena kapasitasnya yang sedikit. Selain itu teknologi modern memiliki beberapa kelebihan, yaitu pengawasan mutu yang lebih mudah, dapat menghasilkan jumlah DOC relatif lebih banyak, dapat menekan jumlah produk afkir, dapat diusahakan pada luasan yang terbatas namun dengan skala besar, dan penggunakan tenaga kerja yang relatif lebih sedikit, sedangkan kelemahannya yaitu diperlukan biaya yang besar, diperlukan tenaga ahli, dan kapasitas listrik yang tinggi. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan DOC pada usaha pembibitan dengan menggunakan teknologi modern dapat berlangsung lebih cepat. Proses pembibitan ayam kampung dengan pemanfaatan teknologi modern jarang dilakukan hingga saat ini karena membutuhkan investasi yang besar dan modal yang dikeluarkan akan kembali dalam beberapa tahun 1. Investasi yang dikeluarkan mencapai ratusan juta rupiah bahkan lebih, sedikitnya jumlah pengusaha yang bergerak di pembibitan ayam kampung berteknologi justru membuka peluang bagi pengusaha yang memiliki modal besar. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam kampung adalah Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang dipilih karena berada di wilayah Kabupaten Bogor dan berencana menerapkan teknologi baru. Teknologi tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar. Investasi yang dikeluarkan berkisar antara Rp 500 Juta hingga miliaran rupiah. Nilai tersebut tergolong besar jika diterapkan pada usaha pembibitan ayam kampung yang sebagian besar berupa perusahaan rakyat dengan modal terbatas. Warso Unggul Gemilang berani mengambil langkah pengembangan dengan pertimbangan hasil yang diperoleh dianggap layak bagi perusahaan. Hasil yang dianggap layak antara lain perusahaan harus mampu memperoleh keuntungan, modal yang dikeluarkan dapat diperoleh kembali, dan informasi lainnya yang menunjang kelayakan rencana pengembangan tersebut. Oleh karena itu penting melakukan analisis kelayakan bisnis pembibitan ayam kampung dengan teknologi kandang tertutup serba otomatis yang belum banyak diusahakan oleh pelaku bisnis ayam kampung. Rumusan Masalah Kabupaten Bogor memiliki permintaan terhadap DOC ayam kampung yang cukup besar. Permintaan DOC ayam kampung di Kabupaten Bogor terlihat dari jumlah populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 adalah sebanyak ekor, dengan mortalitas rate ayam kampung sebesar satu 1 Informasi diperoleh dari Bapak Toro (wakil pimpinan Warso Unggul Gemilang), dilakukan pada Agustus 2014.

17 5 persen atau sama dengan ekor, maka untuk memenuhi kebutuhan konsumen DOC ayam kampung di Kabupaten Bogor diperlukan tambahan sebanyak ekor DOC ayam kampung. Kebutuhan DOC ayam kampung tersebut dapat dipenuhi melalui pembibitan ayam kampung. Pembibitan ayam kampung sebagai penyedia DOC ayam kampung merupakan subsistem hulu dalam sistem agribisnis, karena perannya sebagai penyedia input bagi usahaternak ayam kampung. Terdapat beberapa subsistem yang mendukung sistem agribisnis DOC ayam kampung, mulai dari subsistem hulu hingga hilir. Subsistem hulu dalam usaha DOC ayam kampung yaitu pakan, vaksin, obat dan vitamin sebagai penyedia input perusahaan. Subsistem on farm adalah kegiatan produksi DOC ayam kampung. Sedangkan subsistem hilir dalam usaha ayam kampung adalah hasil output berupa daging, telur, ceker dan kepala ayam kampung, serta lainnya yang berasal dari produk ayam kampung. Setiap subsistem dalam sistem agribisnis saling berkaitan, sehingga kestabilan supply input penting untuk menjaga kestabilan pasokan ayam kampung. Warso Unggul Gemilang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi DOC ayam kampung. Usaha Warso Unggul Gemilang dipilih karena berada di daerah sentra peternakan Kabupaten Bogor. Saat ini perusahaan tersebut memiliki market share DOC ayam kampung sebesar persen 2 untuk wilayah Kabupaten Bogor. Perusahaan pembibitan ayam kampung lainnya yang menjadi pesaing dari Warso Unggul Gemilang yaitu PT. AKI (Ayam Kampung Indonesia), Jimmy Farm, dan Citra Lestari. Jumlah permintaan dan jumlah produksi Warso Unggul Gemilang tertera pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah permintaan dan penawaran DOC Warso Unggul Gemilang satu tahun terakhir Tahun Bulan Permintaan (ekor) Produksi (ekor) 2013 Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total Rata-rata per bulan Sumber: Warso Unggul Gemilang (diolah), Market share diperoleh dari banyaknya produksi DOC Warso Unggul Gemilang saat ini dibagi dengan banyaknya permintaan DOC di Kabupaten Bogor dikalikan dengan 100 persen, yaitu ekor dibagi dengan ekor dan dikalikan 100 persen sama dengan persen.

18 6 Produksi Warso Unggul Gemilang setiap bulan menghasilkan rata-rata ekor DOC. Saat ini Warso Unggul Gemilang berusaha untuk dapat memproduksi DOC ayam kampung secara kontinyu, dilihat dari sejumlah indukan yang diproduksi memiliki umur yang berbeda. Kandang untuk indukan berjumlah sepuluh, setiap kandang memiliki umur berbeda dengan selisih umur tujuh minggu. Ayam kampung dapat dijadikan sebagai indukan pada saat berumur 19 minggu hingga 75 minggu. Indukan yang ada memproduksi telur calon DOC ayam kampung, yang kemudian akan dilakukan penetasan pada ruangan khusus. Jumlah produksi tersebut belum bisa memenuhi permintaan perusahaan yang ada, sehingga terdapat peluang terhadap usaha DOC ayam kampung. Tingginya permintaan dan kurangnya stock DOC yang ditawarkan menjadi perhatian bagi pihak Warso Unggul Gemilang, Warso Unggul Gemilang tidak ingin kehilangan konsumen dan peluang pasar yang ada. Peluang pasar yang ada tidak hanya menjadi peluang bagi Warso Unggul Gemilang, tetapi menjadi peluang bagi usaha pembibitan ayam kampung lainnya. Peningkatan produksi merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu peningkatan jumlah produksi dilakukan untuk perluasan pasar dari produk perusahaan. Konsumen berasal dari para peternak ayam kampung baik pedaging maupun petelur, dan juga berasal dari distributor DOC ayam kampung. Beberapa konsumen Warso Unggul Gemilang diantaranya harus menunggu untuk memperoleh DOC yang dipesan hingga panen berikutnya, karena banyaknya pesanan dari konsumen sebelumnya yang belum terpenuhi. Upaya peningkatan produksi DOC ayam kampung guna memenuhi permintaan pasar Warso Unggul Gemilang dapat dilakukan melalui beberapa alternatif. Alternatif yang memungkinkan ada dua pilihan, yaitu peningkatan jumlah indukan dan peningkatan teknologi yang digunakan dengan menerapkan mekanisasi produksi. Rencana mekanisasi produksi tersebut dapat tercipta apabila jumlah indukan ayam kampung mencapai ekor, yaitu sesuai dengan informasi yang diperoleh dari kontraktor kandang ayam modern. Selain itu dengan jumlah indukan ekor diharapkan mampu memenuhi permintaan perusahaan pada kondisi perusahaan saat ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan membandingkan kelayakan usaha tanpa pengembangan teknologi kandang modern dan dengan pengembangan teknologi kandang modern pada populasi ekor ayam kampung. Alternatif pertama disebut sebagai skenario I, yaitu kondisi usaha pada saat ini dan terdapat penambahan skala usaha dari sebelumnya yang sebanyak ekor indukan menjadi ekor indukan, serta terdapat penambahan luasan kandang produksi tanpa teknologi modern atau dapat disebut teknologi konvensional. Terdapat beberapa masalah mengenai kondisi perusahaan saat ini, yaitu kapasitas kandang yang sedikit, luasan lahan yang terbatas, dan lainnya. Alternatif kedua disebut sebagai skenario II, yaitu terdapat penambahan luasan kandang produksi baru dengan menerapkan teknologi modern serta penambahan jumlah indukan menjadi ekor. Analisis terhadap jumlah indukan ekor tersebut dilakukan untuk melakukan perbandingan usaha dengan kapasitas yang sama. Teknologi konvensional pada skenario I merupakan teknologi yang telah diterapkan oleh Warso Unggul Gemilang saat ini. Pada skenario I Warso Unggul

19 Gemilang telah menerapkan sistem kandang terbuka untuk kegiatan produksinya, pemberian pakan dan pembersihan kotoran secara manual, sedangkan pemberian minum telah menggunakan nipple otomatis khusus yang diterapkan di kandang tersebut. Peningkatan jumlah indukan sebanyak ekor menjadikan Warso Unggul Gemilang membutuhkan tambahan kandang sesuai kapasitas tersebut. Teknologi modern pada skenario II merupakan teknologi yang menerapkan mekanisasi produksi pada usaha pembibitan ayam kampung. Mekanisasi produksi yang diterapkan meliputi penggunaan kandang tertutup, pemberian pakan dan minum otomatis, collecting telur otomatis, dan pembersihan kotoran otomatis. Penerapan mekanisasi produksi tersebut salah satunya telah diterapkan pada usahaternak ayam ras petelur milik Asia Farm di Citeureup, Bogor. Asia Farm merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi telur ayam konsumsi, dengan adanya penelitian ini diharapkan mekanisasi produksi pada Asia Farm dapat diterapkan pada usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang dengan skala ekor indukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas DOC ayam kampung yang dihasilkan. Rencana mekanisasi produksi DOC ayam kampung pada skenario II terdiri dari tiga rencana utama. Tiga rencana utama tersebut antara lain pemberian pakan otomatis, pemanenan telur otomatis, dan pembuangan limbah kotoran secara otomatis. Tiga rencana tersebut merupakan satu paket yang dapat digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dalam rangka memenuhi rencana mekanisasi produksi DOC ayam kampung. Penerapan teknologi tersebut penting dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang yakni menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar, termodern, dan terbaik kualitasnya di Indonesia. Pengembangan teknologi juga diharapkan mampu meningkatkan produksi Warso Unggul Gemilang lebih dari 10 persen. Pemberian pakan secara otomatis akan mengurangi pekerjaan karyawan Warso Unggul Gemilang khususnya pemberian pakan sehingga dapat dialihkan ke pekerjaan yang lainnya. Dengan adanya alat pemberi pakan otomatis, setiap karyawan yang bertugas di kandang akan mampu meningkatkan tanggungjawab pemeliharaan ayam dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Pakan yang diberikan secara manual membutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat gudang pakan dan kandang tidak menyatu. Dari sisi aspek finansial, dampak penggunaan kandang dengan alat otomatis belum diperhitungkan secara rinci oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Penggunaan alat pemberi pakan otomatis juga dianggap mampu mempertahankan kualitas pakan bagi ayam kampung. Hal tersebut terjadi karena untuk mengurangi penyebab timbulnya kontaminasi pada pakan. Kualitas pakan yang terjaga juga berpengaruh terhadap kualitas indukan sehingga mampu mengasilkan telur calon DOC dengan kualitas terbaik. Rencana pengembangan teknologi yang kedua ialah penggunaan alat panen telur atau collecting telur secara otomatis. Alat panen ini dibuat menyerupai conveyor. Pengembangan teknologi kedua ini dilakukan atas dasar tingginya human error yang dilakukan oleh koordinator kandang pada kegiatan panen telur calon DOC. Frekuensi aktivitas dari koordinator kandang yang tergolong tinggi juga membuat ayam mudah stress. Koordinator kandang kurang berhati-hati dalam melakukan pengembilan telur sehingga menyebabkan telur calon DOC retak dan bahkan pecah. Retak dan pecah pada telur tersebut akan menurunkan kuantitas DOC yang dihasilkan. Penurunan kuantitas dan kualitas pada DOC yang 7

20 8 dihasilkan akan mengurangi pemasukan bagi Warso Unggul Gemilang. Penggunaan conveyor juga mempermudah pengawasan mutu yang dilakukan dan menghemat waktu kerja para koordinator kandang. Dari sisi penggunaan tenaga kerja, penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Penggunaan alat otomatis ini diduga dapat menurunkan stress ayam kampung sehingga dapat menghasilkan telur lebih baik. Satu butir telur calon DOC yang berasal dari satu ayam kampung produktif dihasilkan setiap lima hari pada saat skenario I. Pada skenario II, produksi telur diperkirakan meningkat menjadi empat hari untuk satu butir telur calon DOC ayam kampung. Penurunan stress pada indukan dapat membuat indukan mampu memproduksi telur calon DOC dengan kualitas yang baik. Kualitas tersebut ditunjukkan oleh embrio yang dihasilkan. Pihak kontraktor dari Asia Farm memberikan informasi bahwa penggunaan teknologi ini membuat ayam kampung lebih banyak memproduksi telur dengan embrio yang lebih baik. Penggunaan teknologi alat panen otomatis ini dapat meningkatkan telur berisi embrio hingga persen. Semakin banyak jumlah embrio maka calon telur DOC yang dihasilkan semakin banyak. Pembuangan limbah kotoran indukan ayam kampung secara otomatis dapat memberikan dampak yang baik bagi tumbuh-kembang indukan. Limbah ayam selain memberikan manfaat tetapi juga memberikan kerugian. Pengelolaan limbah ayam penting untuk dilakukan, dengan mekanisasi diharapkan bisa memberikan manfaat. Sistem pembuangan kotoran otomatis akan mempermudah tugas para koordinator kandang di Warso Unggul Gemilang. Pembuangan otomatis juga akan menekan lama waktu kotoran yang tertahan di kandang, sehingga mampu menciptakan kondisi kandang yang lebih bersih. Kandang yang lebih bersih akan memberikan kondisi yang nyaman bagi ayam kampung sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil produksi. Skenario I memiliki kelemahan akan sulitnya melakukan pengawasan mutu produk yang dihasilkan, banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan, namun kelebihannya yaitu modal yang digunakan relatif kecil. Sedangkan skenario II memiliki kelemahan terhadap jumlah modal yang digunakan relatif besar karena investasi mesin terbilang mahal, kelebihannya yaitu pengawasan mutu lebih mudah, tenaga kerja yang digunakan lebih sedikit karena menggunakan alat yang serba otomatis. Selain itu telur ayam afkir pada skenario II dapat diturunkan hingga persen, sehingga secara keseluruhan jumlah telur yang hilang dapat diturunkan. Penerapan teknologi yang dilakukan pada skenario II dapat menurunkan kehilangan telur yang tidak termasuk calon DOC dan telur afkir hingga 30 persen. Rencana skenario I dan skenario II tersebut memerlukan investasi, sehingga diperlukan analisis kelayakan usaha. Analisa kelayakan usaha yang akan dilakukan memerlukan informasi kelayakan dari aspek non finansial. Warso Unggul Gemilang membutuhkan informasi mengenai kelayakan dari aspek non finansial karena aspek ini sangat mempengaruhi aspek finasial dalam rencana pengembangan bisnis. Beberapa aspek yang diperhatikan antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, aspek budidaya dan aspek lingkungan. Aspek finansial penting dilakukan untuk mengukur apakah besarnya investasi yang ditanamkan akan memberikan keuntungan atau tidak bagi

21 perusahaan. Informasi kelayakan usaha diperlukan untuk mempermudah pihak Warso Unggul Gemilang dalam mengambil keputusan bisnis. Waktu pengembalian modal dari investasi yang ditanamkan pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang skala ekor indukan penting untuk diperhatikan, apakah waktu pengembalian dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Lamanya waktu pengembalian modal usaha dipengaruhi oleh besarnya investasi yang ditanamkan dan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan. Perhitungan seberapa lama pengembalian modal sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Hal tersebut dilakukan apakah keputusan investasi sesuai atau tidak, apabila investasi yang ditanamkan memberikan banyak kerugian daripada manfaat yang diperoleh maka keputusan investasi berdasarkan waktu pengembaliannya dinilai tidak tepat. Kemungkinan perubahan beberapa komponen perusahaan menjadi perhatian khusus terhadap berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan. Perubahan tersebut memberikan dampak ketidakpastian yang dapat mempengaruhi kelayakan usaha yang dilakukan. Potensi peningkatan harga pakan merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap kegiatan produksi DOC yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang, karena pakan merupakan supply penting bagi pertumbuhan indukan yang diperlukan setiap hari. Selain itu Warso Unggul Gemilang seringkali dihadapkan dengan kenaikan harga pakan. Harga pakan seringkali meningkat salah satunya diakibatkan oleh bahan baku pakan berupa jagung yang diperoleh melalui impor, sehingga melemahnya nilai mata uang pun berpengaruh terhadap harga jagung, kenaikan harga jagung menjadikan harga pakan menaik. Pakan merupakan sumber daya perusahaan yang sangat penting demi keberlangsungan pertumbuhan indukan dalam menghasilkan produk. Tanpa pakan maka ayam kampung tidak akan berlangsung hidup. Kualitas pakan yang baik menjadi perhatian perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas. Sehingga pakan menjadi komponen penting dalam usaha pembibitan ayam kampung ini. Kenaikan harga pakan akan menaikkan biaya variabel pada kegiatan produksi DOC. Kenaikan biaya tersebut akan menurunkan jumlah DOC yang diproduksi atau berpengaruh terhadap kenaikan harga output. Penetapan harga output yang lebih mahal akan menurunkan permintaan, hal ini sesuai dengan teori permintaan dalam teori ekonomi dengan asumsi DOC ayam kampung adalah barang normal. Penurunan permintaan yang terjadi menyebabkan jumlah DOC yang dibeli menurun, akibatnya banyak DOC yang diproduksi tidak terserap di pasar atau terjadi kelebihan penawaran. Kelebihan penawaran produksi akan berakibat terhadap penurunan harga jual output. Harga jual output yang menurun dapat berakibat terhadap penurunan penerimaan yang diperoleh perusahaan atau bahkan penerimaan tersebut tidak dapat menutupi biaya produksi sehingga perusahaan mengalami kerugian. Oleh karena itu analisis mengenai seberapa besar batas perubahan yang terjadi pada kenaikan harga pakan dan penurunan harga output penting untuk dilakukan. Hal tersebut menjadi peringatan bagi Warso Unggul Gemilang agar dapat mengambil keputusan yang tepat apabila terjadi kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC, agar kedua komponen tersebut dapat teratasi dengan baik dan tidak mendatangkan kerugian. Permasalahan bisnis yang terjadi tersebut menghasilkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab melalui penelitian. Penelitian yang dilakukan nantinya dapat menjawab permasalahan sebagai berikut: 9

22 10 1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha pembibitan DOC ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang pada skenario 1 (tanpa teknologi baru) dan skenario II (dengan teknologi baru) berdasarkan aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, dan PP) dan non finasial (aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial, budaya, dan lingkungan)? 2. Bagaimana pengaruh kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC ayam kampung di Warso Unggul Gemilang terhadap kelayakan usaha tersebut? Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis kelayakan usaha pembibitan DOC ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang pada skenario 1 (tanpa teknologi baru) dan skenario II (dengan teknologi baru) berdasarkan aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, dan PP) dan non finasial (aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial, budaya, dan lingkungan). 2. Mengukur kepekaan bisnis terhadap perubahan peningkatan harga pakan dan penurunan harga output DOC ayam kampung. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pembibitan ayam kampung ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu bagi peneliti, peternak, dan pembaca lainnya yang tertarik mengenai pembibitan ayam kampung. 1. Sebagai masukan bagi tempat penelitian dalam memberikan kebijakan usaha dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. 2. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang tertarik mengenai pembibitan ayam kampung, serta sebagai referensi bagi penelitian lain. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang yang terletak di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini akan difokuskan pada kelayakan pengembangan usaha, sehingga akan dianalisis kelayakan usaha dari dua kondisi perusahaan yaitu skenario I (tanpa teknologi baru) dan skenario II (dengan teknologi baru) pada skala ekor indukan. Pengembangan usaha yang dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi mekanisasi produksi. Mekanisasi produksi adalah upaya peningkatan produksi pertanian (yang dalam hal ini subsektor peternakan) menggunakan alat-alat pertanian modern. Mekanisasi produksi yang akan diterapkan pada Warso Unggul Gemilang yaitu teknologi collecting telur secara otomatis, pemberian pakan otomatis, dan pembuangan kotoran secara otomatis. Rencana pengembangan tersebut harus dianalisis lebih lanjut mengenai kelayakan bisnisnya.

23 11 TINJAUAN PUSTAKA Pengembangan pada Usahaternak Unggas Pengembangan usahaternak unggas penting untuk dilakukan. Pengembangan usahaternak unggas dilakukan untuk meningkatkan produktivitas unggas dan menambah keuntungan usahaternak unggas yang dijalankan. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan unggas antara lain peningkatan skala usahaternak, penguatan peran kelompok ternak, penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas ternak, meningkatkan kemampuan wirausaha para peternak, perbaikan fasilitas penunjang usahaternak dan pengadaan sarana transportasi umum (Nurkasanah 2002). Fasilitas penunjang usahaternak seperti jalan, pasar hewan, rumah potong hewan dan lainnya disediakan oleh pemerintah. Skala usahaternak ayam kampung pedaging dan petelur yang semakin besar berpotensi untuk meningkatkan pendapatan peternak, sesuai dengan penelitian Rubiansyah (2001). Alternatif pengembangan yang direkomendasikan untuk ayam kampung petelur menurut Dhakhiyah (2012) ialah manajemen pemeliharaan dengan sistem kemitraan, tatalaksana perkandangan dengan tipe tertutup dan pengendalian intensif terhadap penyakit ternak ayam kampung. Teknologi pada usahaternak unggas dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Usahaternak unggas tanpa menggunakan teknologi menyebabkan produk yang dihasilkan kualitasnya kurang baik dan jumlahnya relatif kecil. Penggunaan kandang bambu tipe terbuka, tidak menggunakan mesin tetas, tidak menggunakan alat panen dan pembersih kotoran otomatis merupakan contoh usahaternak unggas tanpa teknologi. Hal tersebut menyebabkan penggunaan tenaga kerja tinggi, pengawasan yang tidak mudah, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Sartika (2010), serta Alfikri (2012). Penggunaan teknologi modern pada proses produksi usahaternak unggas salah satunya telah diterapkan pada usaha ayam ras petelur milik Asia Farm di daerah Citeureup, Bogor. Teknologi modern yang digunakan yaitu kandang tipe tertutup, pemberian makan dan minum secara otomatis, pengumpulan telur secara otomatis, dan pembersihan kotoran otomatis. Kandang berteknologi modern pada Asia Farm tersebut memiliki kapasitas sebanyak 40 ekor ayam ras petelur per meter persegi 3. Penggunaan teknologi tersebut mampu meningkatkan produktivitas dan mutu unggas yang diusahakan. Kelayakan Usahaternak Unggas Kelayakan Aspek Non Finansial Bisnis Unggas Kelayakan aspek non finansial dapat dilihat dari berbagai macam tolok ukur. Beberapa tolok ukur yang sering dijadikan pedoman antara lain aspek pasar, 3 Informasi diperoleh dari kontraktor Asia Farm, Citeureup-Bogor yaitu Bapak Agus, kunjungan dan wawancara dilakukan pada bulan September 2014.

24 12 aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek lingkungan, aspek sosial, ekonomi dan budaya. Komoditi unggas merupakan salah satu komoditi peternakan yang banyak dikembangkan di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa berbagai aspek non finansial penting diperhatikan dalam menganalisis kelayakan usaha dari peternakan unggas. Penelitian yang dilakukan terhadap aspek non finansial tersebut meliputi ayam broiler dan itik. Aspek non finansial harus dianalisis untuk melihat kelayakan usaha yang dijalankan. Aspek non finansial juga sangat erat kaitannya dengan aspek finansial. Usaha peternakan ayam broiler dan usaha pembibitan itik dikatakan layak salah satunya karena aspek non finansial pada usaha tersebut layak untuk dilaksanakan, hal tersebut sesuai dengan penelitian Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Usaha pembibitan itik memiliki peluang pasar yang cukup tinggi, begitu pula pada peternakan ayam broiler. Beberapa kelebihan lainnya ialah aman dari kerugian akibat jatuhnya harga, tidak menghadapi masalah dalam distribusi produk dan menghasilkan produk yang berkualitas. Wibowo dan Sartika (2010) mengungkapkan pemasaran produk ayam kampung (telur dan daging) sangat mudah. Permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut menunjukkan bisnis ayam kampung, ayam broiler dan itik layak dari aspek pasar. Aspek teknis dan produksi penting untuk diperhatikan, tanpa adanya produksi tidak akan ada produk yang dihasilkan. Usaha peternakan unggas dengan pola kemitraan inti plasma yang dilakukan penelitiannya oleh Karmidi (2012) menunjukkan bahwa pada aspek teknis dan produksi usaha tersebut layak berdasarkan beberapa kriteria. Beberapa kriteria aspek teknis antara lain lahan dan kandang yang memenuhi kualifikasi dan manajemen produksi yang baik, pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu dan berkualitas, pengadaan dan manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur, ketersediaan bahan-bahan penunjang yang tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang berpengalaman, jujur dan pekerja keras, dan proses produksi yang sistematis. Sedangkan pada penelitian Meizi (2012), Wibowo dan Sartika (2010) usaha pembibitan itik dan ayam kampung layak dari aspek teknis dan produksi karena beberapa kriteria, yakni kondisi agroklimat sangat cocok untuk usaha pembibitan serta tersedianya sarana dan prasarana usahaternak unggas. Penelitian ini secara teknis mengadopsi penggunaan teknologi kandang dengan mekanisasi produksi dari usaha peternakan ayam ras petelur Asia Farm, melalui penelitian ini dapat dilihat apakah mekanisasi produksi pada ayam ras petelur seperti pada Asia Farm dapat diterapkan atau tidak pada usaha Warso Unggul Gemilang. Aspek manajemen dan organisasi usaha dirancang sebaik mungkin agar bisnis unggas berjalan dengan baik, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karmidi (2012), Meizi (2012), Wibowo dan Sartika (2010). Berdasarkan penelitian tersebut aspek yang diperhatikan dalam manajemen dan organisasi sehingga dikatakan layak yaitu terdapatnya pembagian tugas dan wewenang yang jelas secara terperinci dan tertulis. Dengan adanya manajemen dan organisasi diharapkan usaha dapat berjalan dengan baik dan memberikan kemudahan dalam koordinasi diantara karyawan. Selain itu, aspek hukum juga penting diperhatikan dalam menilai kelayakan dari aspek non finansial. Aspek hukum yang diperhatikan dalam usaha komoditas unggas tersebut yaitu terdapatnya izin usaha dari instansi pemerintahan terkait. Penelitian Karmidi (2012), Meizi (2012), Wibowo dan Sartika (2010) juga menunjukkan bahwa usaha pada komoditas

25 13 unggas harus memiliki dampak ekonomi dan sosial yang baik. Masyarakat dan lingkungan sekitar harus diuntungkan dengan keberadaan bisnis ternak unggas tersebut. Jarak lokasi produksi dengan pemukiman penduduk harus diperhatikan agar tidak mengganggu penduduk sekitar. Jarak lokasi produksi ternak unggas dengan pemukiman minimal dua kilo meter. Jika syarat jarak tidak dapat dipenuhi, alterantif lainnya yang dapat dipilih ialah penggunaan kandang tertutup dengan exhaust fan, penanganan kotoran ayam yang baik dan pemberian obat pada ayam sehingga mengurangi bau pada kotoran ayam 4. Keseluruhan aspek non finansial penting untuk diperhatikan dalam bidang peternakan unggas agar bisnis dapat berjalan dengan baik. Kelayakan Aspek Finansial Bisnis Unggas Aspek Finasial penting untuk diperhatikan dalam menganalisis suatu kelayakan usaha. Aspek finasial dapat diukur berdasarkan kriteria keuntungan, Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan analisis swicthing value. Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa aspek finasial penting diperhatikan dalam analisis usaha peternakan kelompok unggas. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk hal tersebut melibatkan ayam kampung, ayam broiler dan itik. Keuntungan usaha juga merupakan salah satu tolok ukur yang diperhatikan dalam aspek finasial. Beberapa komoditi unggas dalam satu tahun memberikan keuntungan mencapai puluhan juta rupiah. Keuntungan pembibitan ayam kampung dalam satu tahun lebih besar jika dibandingkan dengan keuntungan penggemukan ayam kampung dan ayam broiler, hal ini sesuai dengan penelitian Wibowo dan Sartika (2010), Wibowo dan Sartika (2011) dan Alfikri (2012). Keuntungan pembibitan ayam kampung mencapai sekitar Rp 40 Juta per tahun. Skala pembibitan ayam kampung tersebut ialah sekitar ekor, sehingga keuntungan per ekor selama satu tahun mencapai Rp Keuntungan pembibitan itik mencapai sekitar Rp 100 Juta dengan skala sekitar ekor sehingga keuntungan per ekor mencapai Rp , hal ini sesuai dengan pernyataan Wibowo dan Juarini (2009). Keuntungan penggemukan itik mencapai sekitar Rp 50 Juta hal ini sesuai dengan pernyataan dan Alfikri (2012) dengan skala ekor. Keuntungan penggemukan itik per ekor mencapai Rp Penggemukan itik sering bertentangan dengan lingkungan sekitar karena polusi udara yang cukup mengganggu. Ayam kampung lebih dipilih oleh peternak untuk dibudidayakan jika dibandingkan dengan itik atas dasar hal tersebut. Keuntungan peternakan itik yang tinggi juga diikuti dengan skala usaha yang tinggi. Keuntungan yang tinggi dari skala yang lebih besar menunjukkan bahwa usaha dengan skala tersebut khususnya untuk bisnis unggas merupakan suatu hal yang berkaitan. Arah pengembangan usaha menjadi skala yang besar akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh peternak. Pengembangan penting dilakukan jika peternak ingin meningkatkan keuntungan, namun dengan keputusan dan perhitungan yang tepat. 4 Informasi diperoleh dari Bapak Muchaeri (kepala bagian produksi Warso Unggul Gemilang) yang juga ahli penanganan limbah dan kotoran ayam kampung pada perusahaan tersebut, wawancara dilakukan pada Juli 2014.

26 14 Tolok ukur lainnya yang digunakan dalam analisis aspek finasial ialah IRR. IRR menunjukkan berapa nilai yang diperoleh dari investasi yang telah dilakukan dalam tahun tertentu. Nilai IRR pada usaha pembibitan ayam kampung lebih tinggi daripada usaha pembibitan itik. Penelitian yang dilakukan Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2010) menunjukkan bahwa nilai IRR pada pembibitan ayam kampung mencapai persen dengan umur bisnis 6 tahun, sedangkan nilai IRR pada pembibitan itik mencapai persen dengan umur bisnis 5 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan pada pembibitan ayam kampung lebih menguntungkan daripada berinvestasi di itik namun dengan umur bisnis yang lebih lama. Skala keduanya berbeda dimana skala usaha itik lebih besar dari skala usaha ayam kampung. Perbedaan skala tersebut tentu tidak dapat menjawab secara tepat keputusan investasi yang lebih menguntungkan, sehingga perlu dianalisis pembibitan ayam kampung dengan skala yang cukup besar. Penelitian ini akan menganalisis pembibitan ayam kampung dengan skala ekor. Tolok ukur yang juga sering digunakan dalam menganalisis aspek finansial ialah Net B/C. Net B/C menunjukkan rasio antara benefit dengan cost. Nilai Net B/C pada usaha peternakan ayam broiler skala ekor yaitu sebesar 2.95 sesuai dengan penelitian Elita (2014). Selain itu nilai Net B/C untuk usaha pembibitan ayam kampung lebih besar daripada penggemukan ayam kampung, namun skala usaha pembibitan ayam kampung lebih kecil. Nilai Net B/C pada penggemukan ayam kampung mencapai 1.15 dan nilai Net B/C pada pembibitan ayam kampung mencapai 1.51, hal ini sesuai dengan penelitian Wibowo dan Sartika (2010) serta Wibowo dan Sartika (2011). Skala usaha pada penggemukan ayam kampung yaitu dengan skala ekor lebih besar dari skala usaha pada pembibitan ayam kampung yang berjumlah 360 ekor. Oleh karena itu penelitian lebih lanjut penting dilakukan untuk membuktikan hal tersebut berdasarkan skala yang sama dari usaha ayam kampung. Analisis Kepekaan Kelayakan Bisnis Unggas Kepekaan terhadap kelayakan bisnis unggas dianalisis melalui switching value. Analisis switching value dilakukan sebagai penunjang keberhasilan dalam aspek finansial. Analisis tersebut menunjukkan batasan perubahan maksimum atas komponen-komponen usaha yang dijalankan agar masih tetap layak dan dapat memberikan keuntungan. Komponen yang menjadi perhatian dalam analisis switching value pada bisnis unggas berdasarkan penelitian Karmidi (2012) dan Sarwanto (2011) yaitu perubahan kenaikan input berupa DOC dan harga pakan, serta perubahan penurunan output berupa harga jual. Kenaikan harga DOC pada usaha pembesaran itik pedaging lebih besar dari pada usaha peternakan ayam broiler. Nilai kenaikan harga input berupa DOC pada usaha pembesaran itik pedaging yaitu persen dan 16.6 persen untuk usaha peternakan ayam broiler. Jika kenaikan harga DOC melebihi switching value maka tolok ukur aspek finasial berubah menjadi tidak layak. Batas perubahan komponen cashflow, seperti perubahan kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual pada usaha pembesaran itik pedaging lebih besar jika dibandingkan peternakan ayam broiler, yaitu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karmidi (2012) dan Sarwanto (2011). Switching value dari kenaikan harga pakan pada usaha peternakan ayam broiler sebesar 6.1 persen dan

27 persen pada usaha pembesaran itik pedaging. Sedangkan switching value dari penurunan harga jual ayam broiler sebesar 1.2 persen dan persen untuk penurunan harga jual itik pedaging. Batas perubahan maksimal pada usaha unggas penting diketahui peternak untuk menjaga kestabilan usaha yang dijalankan. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Studi Kelayakan Bisnis Umar (2005) mengungkapkan perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya. Sedangkan bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas daripada pengertian perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis. Gitingger (1986) mengungkapkan bahwa kegiatan pertanian merupakan suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barangbarang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaatmanfaat setelah beberapa periode waktu. Secara umum bisnis merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil/benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatankegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Nurmalina et al. (2010) memberikan definisi suatu kegiatan investasi menurut Gray et al. (1992) sebagai kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit. Sumber-sumber yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan bisnis dapat berbentuk barang modal, tanah, bahan-bahan mentah dan setengah jadi, tenaga kerja dan waktu. Sedangkan benefit dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan atau kesehatan, dan perubahan/perbaikan suatu sistem atau struktur. Menurut (Nurmalina et al. 2010) perlunya dukungan data dan analisis yang komprehensif dalam memulai bisnis untuk mengambil keputusan yang berkonsekuensi jangka panjang dan berdampak secara finansial. Hampir setiap bisnis yang akan didirikan, dikembangkan dan diperluas maupun dilikuidasi didahului dengan satu kegiatan yang disebut studi kelayakan. Kekeliruan dan kesalahan dalam menilai investasi akan menyebabkan kerugian dan risiko yang besar. Penilaian investasi terdapat dalam studi kelayakan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya keterlanjuran investasi yang tidak menguntungkan karena bisnis yang tidak layak. Secara sederhana suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan

28 16 (Gitingger, 1982). Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis menuntut adanya penilaian, sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan. Studi kelayakan bisnis merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Bagi penanaman modal, studi kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan tingkat benefit dapat diterima dari suatu bisnis sehingga hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Saat ini, studi kelayakan bisnis sudah menjadi tolok ukur yang sangat berguna sebagai dasar penilaian keberhasilan suatu rencana bisnis terutama oleh pihak investor dan lembaga keuangan sebelum memberi bantuan dana atau modal. Penilaian dalam studi kelayakan bisnis dilakukan secara menyeluruh dari berbagai aspek non finansial yang meliputi aspek pasar, teknis, manajemen-hukum, sosial-ekonomi-budaya, lingkungan, dan dari aspek finansial (Nurmalina et al. 2010). Umar (2005) juga menyatakan bahwa proses analisis setiap aspek saling terkait antara satu aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi. Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis menurut Nurmalina et al. (2010) adalah sebagai berikut. 1. Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini disebabkan agar dapat diketahui apakah proyek yang akan didirikan atau produk yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen di pasar (Baktiyono 2013). Suatu bisnis yang dinyatakan layak dari aspek teknis dan aspek finansial, tidak akan berarti apabila pasarnya tidak ada maka rencana bisnis akan dianggap tidak layak untuk dijalankan. Besar permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang penting diperkirakan dengan cermat. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang diteliti, dikemudian hari bisnis dapat terancam karena adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Baik kekurangan maupun kelebihan permintaan akan menyebabkan kegiatan bisnis tidak dapat beroperasi secara efisien. Dalam aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan (market share). 2. Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis aspek teknis dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Karenanya perlu dilakukan pengkajian terhadap beberapa hal, yaitu mengenai lokasi bisnis, skala produksi, proses produksi, layout, dan teknologi yang digunakan. 3. Aspek Manajemen dan Hukum Sulitnya merealisasikan potensi keuntungan sebagai tujuan perusahaan menjadikan perlunya penilaian terhadap aspek manajemen. Diperlukan manajemen ahli dan berpengalaman dalam bidang operasi bisnis serta memiliki dedikasi dan motivasi yang tinggi untuk mengembangkan bisnis. Aspek manajemen mengkaji tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan

29 manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dikaji adalah siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang dikaji adalah bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti. Selain itu aspek hukum dalam suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain. 4. Aspek Sosial, dan Budaya Dalam aspek sosial, dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dikaji adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis. Perubahan dalam teknologi atau peralatan mekanis dalam bisnis dapat secara budaya mengubah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya bisnis secara sosial, ekonomi, dan budaya lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya. Suatu bisnis tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima dan secara ekonomi memberikan kesejahteraan. 5. Aspek lingkungan Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin buruk. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt et al. 1987). Dalam merancang dan menganalisis kegiatan investasi harus mempertimbangkan masalah dampak lingkungan yang merugikan. Pembangunan kegiatan usaha pengolahan produk pertanian yang menghasilkan limbah dapat menimbulkan masalah jika penanganan terhadap limbah tidak dilakukan secara bijaksana. 6. Aspek Finansial Aspek finansial berhubungan dengan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu bisnis yang diusulkan terhadap para anggota yang tergabung didalam suatu bisnis. Aspek ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu bisnis. Kemudian dibuat suatu aliran kas, selanjutnya dinilai kelayakan investasi tersebut berdasarkan kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi. Umar (2005) menyatakan dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis ada beberapa tahapan studi yang hendaknya dikerjakan. Tahapan-tahapan tersebut bersifat umum, yaitu mulai dari penemuan ide, tahap penelitian, tahap evaluasi, tahap pengurutan usulan yang layak, tahap rencana pelaksanaan, dan tahap pelaksanaan. Hasil studi kelayakan bisnis adalah berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis. Dokumentasi ini memperlihatkan bagaimana rencana bisnis 17

30 18 memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Nurmalina et al. (2010) menyatakan bahwa banyak pihak yang berkepentingan atau memerlukan studi kelayakan bisnis untuk mencapai tujuan bisnis. Pihak-pihak tersebut yaitu: a. Investor Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan bisnis untuk menjadi masukan yang berguna apakah dana yang ditanamkan akan memberikan keuntungan atau tidak karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek sosial-ekonomi-budaya, aspek manajemenhukum, aspek lingkungan, dan aspek finansial secara komprehensif dan rinci dengan demikian dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi secara lebih objektif. Investor ini merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal dalam suatu bisnis sehingga biasanya akan lebih memperhatikan prospek bisnis tersebut (tingkat keuntungan yang diharapkan). b. Kreditor/ Bank Studi kelayakan bisnis dipakai untuk melakukan penilaian terhadap segi keamanan dana yang dipinjamkan, apakah bisnis mempunyai kemampuan untuk mengembalikan atau tidak. Perhatian kreditor selain terhadap aspek kelayakan juga pada periode pengembalian investasi atau pinjaman (payback period). c. Analis Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu bisnis baru, pengembangan bisnis atau menilai kembali bisnis yang sudah ada. d. Masyarakat Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun muncul diakibatkan adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya bisnis tersebut. e. Pemerintah Studi kelayakan bisnis ini dapat dipakai untuk menilai manfaat bisnis bagi perekonomian nasional. Apakah bisnis tersebut dapat meningkatkan pendapatan daerah/negara atau dapat bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Secara rinci dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan ini bagi pemerintah terutama untuk tujuan pengembangan sumberdaya baik dalam pemanfaatan sumber-sumber alam maupun pemanfaatan sumberdaya manusia, berupa penyerapan tenaga kerja. Selain itu, adanya bisnis baru atau berkembangnya bisnis lama sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah, baik dari pajak pertambahan nilai (PPN) maupun dai pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, administrasi, dan lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara makro pemerintah dapat mengetahui apakah bisnis tersebut dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional, sehingga tercapai pertumbuhan PDRB (pendapatan domestik regional bruto) dan kenaikan pendapatan per kapita.

31 19 Umar (2005) menyatakan hal serupa dengan (Nurmalina et al. 2010) bahwa pihak yang mendapatkan manfaat studi kelayakan bagi bisnisnya yaitu seperti yang dipaparkan di atas, namun Umar (2005) menambahkan pihak manajemen perusahaan juga mendapatkan manfaat dari studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bisnis bagi pihak manajemen perusahaan merupakan upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang akan bermuara pada peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Pengaruh Waktu terhadap Nilai Uang/Time Value of Money Biaya dan manfaat pada analisis kelayakan bisnis biasanya bukan hanya jumlahnya yang berbeda, tetapi waktu yang dibayarkan dan diterima berbeda selama umur bisnis. Membandingkan besar biaya dan manfaat sama pentingnya dengan menilai waktu terjadinya biaya dikeluarkan dan manfaat diterima karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang (time value of money). Arus biaya dan manfaat yang terjadi pada waktu yang tidak sama tidak dapat dibandingkan sehingga perlu memperhatikan mengenai perbedaan nilai uang karena adanya pengaruh waktu. Perhitungan finansial menggunakan konsep time value of money yakni discount factor. Discount factor digunakan untuk menghitung sejumlah uang disaat sekarang bila diketahui sejumlah nilai tertentu dimasa yang akan dating dengan memperhatikan suatu periode waktu tertentu (Nurmalina et al. 2010). Umar (2005) juga menyatakan konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Kriteria Kelayakan Investasi Kelayakan merupakan investasi bagian dari kelayakan bisnis. Studi kelayakan investasi yang dilakukan diukur berdasarkan kriteria investasi. Kriteria investasi tersebut diantaranya yaitu nilai bersih kini atau Net Present Value (NPV), tingkat pengembalian internal atau Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan jangka waktu pengembalian modal investasi atau Payback Period. Untuk menetukan layak tidaknya suatu kegiatan investasi digunakan metode yang umum dipakai yaitu metode discounted cash flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan discout factor (DF). Kriteria investasi kelayakan bisnis diatas dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan jika dilihat dari aspek finansial (Nurmalina et al. 2010). Analisis Nilai Pengganti (Switcing Value Analysis) Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Apabila perubahan melebihi nilai tersebut maka bisnis menjadi tidak layak untuk dijalankan (Nurmalina et al. 2010). Perubahan komponen inflow pada usaha ternak diantaranya penurunan harga output dan penurunan jumlah produksi, sedangkan perubahan komponen outflow diantaranya peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi seperti peningkatan harga pakan.

32 20 Kerangka Pemikiran Operasional Isu yang kurang baik banyak berkembang mengenai ayam ras atau broiler. Isu tersebut terkait dengan zat kimia yang banyak digunakan untuk mempercepat penggemukan ayam broiler. Zat kimia tersebut dalam jangka panjang cukup berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal tersebut menjadikan konsumen ayam broiler beralih mengkonsumsi ayam kampung, termasuk konsumen di Jawa Barat. Besarnya peluang beternak unggas ayam kampung di Jawa Barat tidak hanya tergambar dari peluang pasar, tetapi juga dari dukungan pemerintah terhadap peningkatan konsumsi daging dan telur ayam, termasuk daging dan telur ayam kampung. Contoh riilnya terlihat dari diselenggarakannya acara Festival Ayam dan Telur oleh pemerintah daerah tahun 2012 silam, yaitu dalam rangka meningkatkan minat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani melalui konsumsi telur dan daging ayam, termasuk telur dan daging ayam kampung (Krista dan Harianto, 2013). Hal tersebut menjadikan permintaan ayam kampung di Jawa Barat cenderung meningkat, termasuk di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra peternakan di Jawa Barat, dan Kabupaten Bogor memiliki tingkat populasi ayam kampung terbesar kedelapan diantara wilayah lainnya yang menjadi sentra peternakan di Jawa Barat 5. Permintaan terhadap ayam kampung menjadikan peluang bagi peternak ayam kampung di Kabupaten Bogor. Peternak ayam kampung membutuhkan supply DOC untuk memenuhi kebutuhan produksinya, supply DOC dapat diperoleh dari usaha pembibitan ayam kampung. Warso Unggul Gemilang merupakan produsen DOC ayam kampung yang berada di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Warso Unggul Gemilang dimiliki oleh Soewarso Pawaka. Dalam sub sistem agribisnis, Warso Unggul Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak sebagai penyedia input yakni DOC ayam kampung bagi para peternak yang melakukan pembesaran ayam kampung. Warso Unggul Gemilang ingin merencanakan pengembangan usaha dengan penerapan teknologi baru pada kegiatan produksinya, yaitu penggunaan kandang dengan alat-alat otomatis/mekanisasi produksi. Penggunaan alat tersebut membutuhkan investasi yang besar. Pengeluaran untuk investasi harus melalui pertimbangan dan analisis yang baik, salah satunya melalui analisis kelayakan usaha. Penerapan mekanisasi produksi merupakan kegiatan pengembangan dari usaha yang saat ini sedang berlangsung. Penerapan mekanisasi produksi ini dapat dilakukan apabila aspek kelayakan usaha telah memenuhi kriteria penilaian dan tidak akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, analisis kelayakan pengembangan usaha pembibitan ayam kampung dilakukan dengan menilai kelayakan dari dua aspek utama, yakni aspek finansial dan aspek non finansial. Kedua aspek tersebut saling berkaitan, apabila salah satu tidak layak, maka pengembangan ini secara keseluruhan tidak layak untuk dilaksanakan. Aspek non finasial yang dianalisis antara lain aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, lingkungan, sosial, dan budaya. Penilaian mengenai aspek non finasial tidak dilakukan secara kuantitatif, namun secara kualitatif. Hal tersebut dilakukan 5 Data statistik populasi ayam kampung di provinsi Jawa Barat tahun 2012.

33 21 karena tidak semua disiplin ilmu yang berkaitan diberikan untuk menganalisis aspek non finasial. Aspek finasial dinilai kelayakannya dengan tolok ukur penilaian aspek finansial, yakni NPV, IRR, Net B/C, dan PP. Nilai dari tolok ukur tesebut dapat diintepretasikan dan hasilnya merupakan gambaran akan usaha yang akan dijalankan. Warso Unggul Gemilang dihadapkan dengan masalah kenaikan harga pakan dan penurunan jumlah produksi, sehingga berpengaruh terhadap komponen input dan output produksi. Dua kejadian tersebut tidak dapat dihindari dan diprediksi akan kembali terjadi. Warso Unggul Gemilang memerlukan informasi mengenai nilai perubahan maksimum atas kejadian kenaikan harga pakan dan kejadian penurunan jumlah produksi tersebut. Analisis switching value dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan maksimum pada komponen inflow dan outflow yang masih dapat ditoleransi pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang agar usaha tersebut masih tetap layak untuk dilaksanakan. Hasil dari analisis atau penelitian ini sangat membantu pihak Warso Unggul Gemilang untuk mengambil keputusan dalam menghadapi dua kejadian tersebut. Alur secara ringkas dari kerangka pemikiran operasional tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Adanya peluang pasar terhadap komoditas ayam kampung Warso Unggul Gemilang sebagai penyedia DOC ayam kampung Peningkatan jumlah produksi melalui dua skenario usaha Aspek Non Finansial: Aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek lingkungan, aspek sosial, ekonomi dan budaya Aspek Finansial: NPV, IRR, Net B/C, PBP Layak Tidak layak Analisis swicthing value Implementasi Rencana Pengembangan Evaluasi Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional rencana pengembangan usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang

34 22 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang yang berada di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa Warso Unggul Gemilang berada pada salah satu kawasan sentra peternakan unggas sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada di Kabupaten Bogor. Selain itu Warso Unggul Gemilang memiliki keinginan untuk melakukan rencana pengembangan pada usahanya. Usaha pembibitan ayam kampung sangat potensial untuk dikembangkan, hal tersebut dapat didukung oleh penggunaan teknologi yang tepat. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan April Agustus Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dan dikumpulkan berupa informasi mengenai pembibitan ayam kampung dari hasil pengamatan di lapang secara langsung dan hasil kuesioner yang diperoleh dari wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait. Data dan informasi yang berasal dari perusahaan digunakan untuk mengetahui keadaan umum dari usaha tersebut. Informasi usaha pada skenario I diperoleh dari usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang, sedangkan informasi skenario II mengenai usaha peternakan ayam yang menerapkan teknologi modern dalam produksinya diperoleh langsung dari usaha ayam petelur Asia Farm yang berada di wilayah Citeureup, Bogor. Data sekunder adalah data pelengkap dan penunjang yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber penelitian yang telah ada. Data sekunder yang digunakan tidak ditujukan secara khusus untuk penelitian ini, namun data tersebut relevan untuk menjadi beberapa acuan sebagai penunjang penelitian, data tersebut dapat diperoleh dari buku, dokumen tertulis perusahaan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, data internet, serta literatur yang relevan dengan kajian penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Penentuan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan metode non probability sampling dengan model sampling yaitu purposive. Pengumpulan data dilakukan secara purposive karena pada saat ini kegiatan produksi di Warso Unggul Gemilang sedang berlangsung, kemudahan akses secara langsung, serta dukungan data dari pihak Warso Unggul Gemilang sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dari data yang diperoleh. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung, wawancara mendalam dan observasi (data primer), studi literatur dan internet (data sekunder). Metode penelitian tersebut digunakan pada usaha Warso Unggul Gemilang. Perusahaan tersebut merupakan salah satu usaha

35 23 yang berada pada wilayah yang menjadi sentra peternakan di Kabupaten Bogor, usaha tersebut bergerak di bidang pembibitan ayam kampung. Produk DOC hasil Warso Unggul Gemilang terkenal memiliki kualitas terbaik. Usahaternak ayam kampung sangat potensial untuk dikembangkan, hal tersebut dapat didukung oleh penyediaan input utama berupa DOC ayam kampung. DOC ayam kampung yang diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang telah melewati serangkaian proses kegiatan yang ketat berdasarkan pada standar yang telah ditentukan, sehingga produk terjamin kualitasnya. Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pada Warso Unggul Gemilang tersebut diasumsikan dapat mewakili analisis kelayakan pada usaha pembibitan ayam kampung pada skala ekor indukan. Metode Analisis Data Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dari usaha Warso Unggul Gemilang, dengan jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis untuk mengkaji beberapa aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, budaya dan lingkungan. Sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan secara finansial dari kegiatan usaha yang dilaksanakan, data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan komputer dengan bantuan software Microsoft Excel, hasilnya disajikan dalam bentuk tabel/tabulasi untuk mempermudah proses analisis data. Data kuantitatif yang dianalisis adalah aspek finansial yang terdiri dari nilai NPV, IRR, Net B/C dan PP serta analisis switching value. Secara umum metode penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 Metode penelitian di Warso Unggul Gemilang tahun 2014 Jenis data Spesifikasi data Sumber data Metode pengumpulan data Instrumen Data kualitatif dan data kuantitatif Data primer dan data sekunder Microsoft excel Non finansial (aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan lingkungan) dan aspek finansial (kriteria investasi: NPV, IRR, Net B/C, switching value, dan PP) Wawancara langsung, wawancara mendalam, obesrvasi, studi literatur dan browsing internet. Aspek Non Finansial Analisis kelayakan non finansial penting dilaksanakan untuk mendukung kelayakan aspek finansial. Kelayakan non finansial usaha Warso Unggul Gemilang penting diperhatikan dan dinilai berdasarkan beberapa aspek. Aspekaspek tersebut dianalisis untuk mengetahui gambaran usaha yang dijalankan. Menurut Nurmalina et al. (2010) aspek yang dianalisis dalam kelayakan non finansial antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Seluruh aspek non finansial saling

36 24 berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri. Apabila satu aspek tidak layak maka dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut secara keseluruhan tidak layak. Namun pada aspek yang tidak layak tersebut dapat dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat layak untuk dijalankan. Analisis Aspek Pasar Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang penting dalam studi kelayakan bisnis. Pasar juga merupakan tujuan dari hasil produksi yang dalam hal ini ialah DOC ayam kampung. Produk yang dihasilkan berupa DOC berkualitas baik akan percuma jika tidak memiliki pasar. Kegagalan pasar akan membuat usaha tersebut menjadi tidak layak. Komponen dari aspek pasar berkaitan dengan permintaan, penawaran, analisis pesaing, bauran pemasaran, dan strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan. Analisi aspek pasar yang dikaji antara lain permintaan atas produk yang dihasilkan atau terdapatnya konsumen potensial DOC ayam kampung, penawaran DOC ayam kampung hasil produksi perusahaan selalu terserap pasar, distribusi dan pemasaran hasil produksi dapat berjalan secara efektif. Selain itu strategi marketing mix atau strategi 4P (product, price, place, promotion) juga perlu ditinjau apakah sudah tepat atau belum. Jika seluruh aspek tersebut dapat dipenuhi oleh Warso Unggul Gemilang, maka usaha pembibitan ayam kampung tersebut pada aspek pasar layak untuk dijalankan. Analisis Aspek Teknis Analisis terhadap aspek teknis dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang secara teknis dalam proses produksi hingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Hal yang dikaji dalam aspek teknis antara lain lokasi bisnis, areal produksi, proses produksi, dan layout perusahaan. Apabila pada lokasi bisnis memiliki jarak antara bahan baku dan pasar yang relatif terjangkau, skala produksi telah mancapai keuntungan yang optimal, proses produksi yang baik sesuai standar, serta penempatan fasilitasfasilitas sudah efektif maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Standard operational procedure (SOP) untuk budidaya pembibitan ayam kampung harus dilakukan sebaik mungkin guna hasil yang maksimal. SOP tersebut telah diatur dalam peraturan menteri pertanian No 49/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Ayam Lokal yang baik (good native chicken breeding ptactice). Ruang lingkup SOP pembibitan ayam kampung tersebut antara lain mengenai sarana dan prasarana, proses produksi bibit, pelestarian fungsi lingkungan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen yang penting diperhatikan dalam penilaian terdiri dari dua bagian utama, yaitu manajemen pada masa pembangunan dan manajemen operasi. Aspek manajemen memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan usaha yang dijalankan, sehingga diperlukan pengelolaan dengan perencanaan yang matang. Kegiatan evaluasi diperlukan dengan meninjau permasalahan yang terjadi kemudian dilakukan manajemen yang tepat melalui analisa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Apabila perusahaan Warso Unggul Gemilang dapat melakukan pengelolaan dan

37 25 pembagian kerja yang baik pada kegiatan usahanya, maka usaha tersebut pada aspek manajemen layak untuk dijalankan. Aspek hukum berkaitan dengan izin usaha yang dijalankan, hal tersebut untuk menguatkan posisi usaha yang dijalankan secara hukum. Kekuatan hukum dari suatu usaha biasanya dideskripsikan dari jenis badan usaha yang digunakan dan jaminan yang dapat digunakan untuk peminjaman dana. Surat izin dalam usaha ternak ayam kampung yang perlu dipenuhi menurut Krista dan Hariantio (2013) antara lain surat izin lingkungan dengan tembusannya kepada pihak Kepala Desa, RT, atau RW setempat yang berisi kesediaan warga sekitar terhadap dibukanya usaha peternakan ayam kampung, selain itu diperlukan juga surat izin domisili usaha dari Dinas Peternakan setempat. Secara umum pemerintah memberi perlindungan terhadap usaha peternakan ayam kampung berupa keleluasaan usaha peternakan ayam kampung yang tidak memerlukan legalitas dalam skala usahanya, yaitu sesuai dengan peraturan Menteri Pertanian No 404 Tahun Usaha Warso Unggul Gemilang dapat memenuhi kelayakan secara aspek hukum jika telah memenuhi persyaratan yang mampu menguatkan posisi usaha secara hukum, yaitu yang berkaitan dengan izin-izin usaha seperti sertifikat tanah atau dokumen lain yang mendukung kegiatan usaha yang dijalankan. Analisis Aspek Sosial Budaya, dan Lingkungan Perhatian terhadap aspek sosial, budaya, dan lingkungan sekitar harus diperhatikan oleh pelaksana bisnis. Usaha yang baik bukan hanya mendatangkan profit bagi pemilik dan tenaga kerjanya, tetapi juga tidak merusak lingkungan sekitar. Warso Unggul Gemilang sebagai usaha yang bergerak di bidang pembibitan ayam kampung diharapkan dapat mengutamakan hal tersebut. Aspek sosial dan budaya juga harus diperhatikan untuk melihat kesesuaian jenis usaha ini terhadap lingkungan sekitar. Aspek lingkungan yang spesifik mengarah kepada dampak usaha terhadap masyarakat sekitar bisnis. Apabila dalam pengelolaan usaha tersebut mampu memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan mampu mengelola limbah kegiatan produksinya dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar, maka usaha Warso Unggul Gemilang layak untuk dijalankan. Aspek Finansial Pengkajian aspek finansial diperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Salah satu metode untuk melihat kelayakan dari aspek finansial yaitu menggunakan kriteria investasi sebagai ukuran layak atau tidaknya suatu usaha yang dijalankan secara finansial. Berdasarkan Nurmalina et al. (2010) beberapa aspek finansial yang dianalisis adalah nilai bersih sekarang atau NPV, rasio manfaat biaya bersih atau Net B/C, tingkat pengembalian investasi atau IRR, dan masa pengembalian investasi atau PP, serta analisis nilai pengganti. Net Present Value (NPV) Suatu usaha terutama usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak apabila jumlah manfaat yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan. Nilai

38 26 bersih sekarang atau NPV merupakan selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Secara matematis menurut Nurmalina (2010) nilai NPV dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0, 1, 2, 3,, n) i = Tingkat DR (%) Tahun kegiatan bisnis yang diperhitungkan dalam perhitungan NPV yaitu mulai dari tahun pertama. Suatu usaha dikatakan layak jika NPV lebih besar dari nol yang artinya usaha pembibitan ayam kampung tersebut menguntungkan atau dapat memberikan manfaat apabila dijalankan. Sebaliknya apabila hasil NPV kurang dari nol maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan, dan apabila NPV sama dengan nol maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak pula merugikan (impas). Net Benefit per Cost (Net B/C) Net B/C merupakan manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Net B/C bernilai mutlak, sehingga nilai Net B/C negatif akan diabaikan dan dianggap bernilai positif. Jadi usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak apabila nilai Net B/C lebih besar dari satu dan tidak layak apabila nilainya kurang dari satu. Tahun kegiatan bisnis yang diperhitungkan dalam perhitungan Net B/C yaitu mulai dari tahun pertama. Rumus yang digunakan menurut Nurmalina (2010) nilai Net B/C yaitu: ; Internal Rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk menilai besarnya pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol atau yang disebut IRR menggunakan besaran dalam satuan persentase (%), sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya atau DR. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh Warso Unggul Gemilang terhadap sumberdaya yang digunakan. Menghitung tingkat IRR umumnya menggunakan metoda interpolasi di antara tingkat DR yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV

39 27 negatif). Rumus yang dipakai menurut Nurmalina (2010) nilai IRR seperti di bawah ini: Keterangan: i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif NPV1 = NPV positif NPV2 = NPV negatif Payback Period (PP) Metode PP merupakan metode pelengkap penilaian investasi, digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi yang ditanamkan oleh Warso Unggul Gemilang bisa kembali. Menurut Umar (2005) payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Namun menurut Nurmalina et al. (2010) secara normatif tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan maximum payback period, biasanya dipergunakan payback yang umumnya terjadi dari perusahaan yang sejenis. Nilai PP memperhitungkan besarnya nilai discounted yang digunakan, hal tersebut dilakukan agar nilai PP yang diperoleh menjadi lebih akurat. Discounted yang diperhitungkan yaitu sebesar 7.5 persen. Perhitungan nilai discounted payback period yaitu: Keterangan: I = besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya Analisis Switcing Value Analisis nilai pengganti atau switching value digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat ditoleransi pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul baik dari komponen inflow maupun dari komponen outflow agar usaha yang dijalankan tetap layak. Analisis ini juga dapat membantu suatu usaha dalam melakukan antisipasi terhadap perubahan-perubahan yang tidak diinginkan di masa mendatang. Analisis switching value pada usaha Warso Unggul Gemilang dilakukan terhadap penurunan jumlah produksi dan peningkatan harga pakan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan yang terjadi hingga menghasilkan nilai NPV sama dengan nol, Net B/C sama dengan satu, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku.

40 28 Asumsi Dasar Asumsi dasar skenario I 1. Umur proyek analisis adalah 10 tahun berdasarkan pada umur teknis terpenting pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang, yaitu mesin tetas yang digunakan dibedakan menurut jenis dan kapasitasnya. Hal tersebut karena mesin tetas merupakan komponen alat yang paling penting dalam usaha pembibitan ayam kampung, yaitu sebagai alat untuk menetaskan telur menjadi DOC. Mesin tetas memiliki umur ekonomis selama 15 tahun dan telah dipakai selama lima tahun, sehingga memiliki sisa umur teknis selama 10 tahun. 2. Luas lahan perusahaan Warso Unggul Gemilang seluas 1.2 Ha, luas lahan yang terpakai yaitu m 2 ditambah dengan penambahan kandang dengan teknologi konvensional berkapasitas ekor indukan seluas 597 m 2, sehingga total luas lahan yang digunakan yaitu m 2 dan sisanya menjadi lahan terbuka. 3. Kapasitas kandang konvensional sebelumnya sebanyak ekor indukan, sehingga dilakukan penambahan kandang yang berkapasitas ekor indukan agar kapasitas kandang bertambah menjadi ekor indukan. 4. Pembibitan ayam kampung yang dianalisis adalah pembibitan ayam kampung berskala menengah yang menggunakan mesin tetas berkapasitas butir telur. Telur dimasukkan ke dalam mesin tetas ini setiap dua kali dalam satu minggu, yaitu sekitar butir telur. 5. Jumlah indukan sebanyak ekor, proses perkawinan dilakukan secara buatan/kawin suntik (inseminasi buatan/ib), indukan dibesarkan sendiri oleh Warso Unggul Gemilang. 6. Calon indukan dibesarkan mulai dari DOC hingga umur 19 minggu, pada umur 19 minggu hingga 75 minggu merupakan umur produktif bagi indukan dalam menghasilkan telur. 7. Kemampuan indukan bertelur setiap lima hari satu kali, jadi setiap indukan mampu menghasilkan 73 butir telur per tahun. 8. Telur akan menetas setelah dimasukkan ke dalam mesin penetas selama 21 hari. 9. Terdapat penjadwalan khusus dalam menetaskan telur, sehingga telur yang ada di dalam mesin penetasan memiliki umur yang beragam. Penjadwalan tersebut dilakukan untuk pemanenan DOC setiap dua kali seminggu, yaitu setiap hari Senin dan Kamis. 10. Produk DOC dijual per box dengan isi 100 ekor ditambah 2 ekor sebagai garansi, sehingga total dalam box sebanyak 102 ekor DOC. Harga DOC per ekor Rp 6 400, total harga DOC per box yaitu Rp Telur afkir berjumlah 825 butir per hari atau sebesar 20 persen dari jumlah produksi telur per hari dan dijual dengan harga Rp per butir. Telur yang loss atau tidak terjual sebesar persen, yaitu berasal dari telur pecah dan kegagalan selama proses penetasan. 12. Jumlah indukan afkir sebanyak ekor per periode, indukan afkir dijual dengan harga Rp per kg, dan satu ekor indukan rata-rata berbobot 2 kg. Indukan yang mati selama proses produksi dan DOC afkir diberikan ke pembudidaya lele.

41 Jumlah karyawan sebanyak 38 orang. 14. Seluruh modal yang digunakan adalah modal sendiri. 15. Penerimaan untuk hasil sampingan berupa indukan afkir dianggap tetap setiap tahunnya. 16. Hasil produksi pembibitan berupa DOC ayam kampung dianggap tetap setiap tahunnya. 17. Setiap masa produksi DOC diasumsikan produk yang dihasilkan habis terjual. 18. Usaha Warso Unggul Gemilang didirikan pada tahun 2009 dan pada saat ini yaitu tahun 2014 usaha tersebut diperhitungkan berada pada tahun keenam. Oleh karena itu perhitungan untuk analisis finansial dilakukan pada saat tahun keenam hingga tahun ke lima belas, yaitu selama sepuluh tahun. 19. Nilai sisa diperoleh dari nilai sisa barang-barang yang sifatnya investasi dan masih bernilai serta berada di akhir tahun proyek. Metode perhitungan yang dilakukan yaitu metode garis lurus. 20. Biaya yang digunakan untuk kegiatan pembibitan ayam kampung adalah biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi sebagian besar dikeluarkan pada tahun pertama dan terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya, serta pengeluaran investasi lainnya yang diperlukan selama umur bisnis. 21. Tingkat kematian sebanyak lima ekor dari 100 ekor ayam kampung, atau sebesar lima persen. 22. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito Bank Mandiri bulan Agustus 2014 sebesar 7.5 persen. Pemakaian suku bunga deposito Bank Mandiri diasumsikan bahwa Warso Unggul Gemilang melakukan penyimpanan dana pada bank tersebut. 23. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 46 tahun Tarif pajak penghasilan yang dikenakan kepada Warso Unggul Gemilang berdasarkan Undang-undang tersebut adalah sebesar satu persen per tahun, karena berdasarkan laporan L/R Warso Unggul Gemilang memiliki penghasilan kurang dari Rp 4.8 Miliar per tahun. Asumsi dasar skenario II 1. Luas lahan yang terpakai yaitu m 2 ditambah dengan penambahan kandang yang menerapkan mekanisasi produksi berkapasitas ekor indukan seluas 500 m 2, sehingga total luas lahan yang digunakan seluas m 2 dan sisanya menjadi lahan terbuka. 2. Kandang dengan mekanisasi produksi dibangun pada lahan baru dengan kapasitas ekor indukan. Kandang yang telah ada sebelumnya digunakan sebagai tempat untuk pembesaran indukan. 3. Jumlah telur yang dimasukkan ke dalam mesin tetas setiap dua kali dalam satu minggu, yaitu sekitar butir telur. 4. Telur afkir berjumlah 495 butir per hari atau sebesar 10 persen dari jumlah produksi telur per hari dan dijual dengan harga Rp per butir. Telur yang loss atau tidak terjual sebesar 5 persen, jumlahnya menurun karena adanya peningkatan teknologi produksi. 5. Jumlah karyawan pada usaha dengan pengembangan adalah menurun sebanyak lima orang, yaitu menjadi 33 orang. Terjadi pengurangan tenaga kerja pada bagian koordinator kandang dan penambahan jumlah tenaga kerja

42 30 pada bagian penetasan telur, serta terdapat tambahan tenaga kerja ahli untuk melakukan pengawasan mutu DOC. Penurunan jumlah tenaga kerja terjadi karena penerapan mekanisasi produksi pada skenario II. 6. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 46 tahun Tarif pajak penghasilan yang dikenakan kepada Warso Unggul Gemilang berdasarkan Undang-undang tersebut adalah sebesar satu persen, karena Warso Unggul Gemilang setelah dilakukan pengembangan usaha memiliki penghasilan lebih dari sebelumnya namun tetap kurang dari Rp 4.8 Miliar per tahun. 7. Asumsi dasar lain yang tidak disebutkan sama dengan asumsi dasar pada skenario I. GAMBARAN UMUM WARSO UNGGUL GEMILANG Lokasi Perusahaan Warso Unggul Gemilang terletak di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan salah satu sentra peternakan unggas yang berpotensi di Kabupaten Bogor. Perusahaan ini bergerak dalam usaha pembibitan ayam kampung. Lokasi usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berada di wilayah yang memiliki curah hujan rata-rata per tahun sebesar mm, beriklim tropis, ketinggian 629 m dpl, dan memiliki suhu rata-rata 20ºC. Kondisi tersebut secara demografi mendukung keberadaan Warso Unggul Gemilang sebagai usaha peternakan ayam kampung. Desa Tangkil memiliki wilayah seluas Ha. Perbatasan Desa Tangkil yaitu sebelah utara berbatasan dengan Lemah Duhur, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinagara, sebelah barat berbatasan dengan Desa Pasir Muncang, dan sebelah timur dengan kawasan taman nasional Gunung Gede Pangrango. Warso Unggul Gemilang berada pada wilayah Desa Tangkil yang berbatasan dengan Jalan Cinagara pada wilayah utara, sebelah selatan berbatasan dengan lahan pertanian, sebelah barat berbatasan dengan lahan pertanian dan rumah warga, dan sebelah timur berbatasan dengan lahan pertanian dan rumah warga. Akses dari desa Tangkil tergolong cukup mudah, dilengkapi fasilitas jalan raya aspal yang dapat memudahkan akses transportasi. Jarak dari Warso Unggul Gemilang atau dari desa Tangkil ke kecamatan Caringin yaitu sekitar 6 km. Jarak dari desa Tangkil ke Cibinong sekitar 36.2 km. Jarak dari desa Tangkil ke wilayah Bandung (ibu kota Jawa Barat) sekitar 123 km. Sedangkan jarak dari desa Tangkil ke Jakarta (ibu kota Indonesia) sekitar 73.7 km. Wilayah desa Tangkil merupakan wilayah yang mudah dalam memperoleh sumber daya air, karena wilayah tersebut memeiliki ketersediaan air yang melimpah sepanjang tahun (tidak mengalami kekeringan saat musim kemarau). Air bersih mudah diperoleh melalui sumur bor dengan bantuan energi mesin pemompa air, selain itu terdapat sungai yang mengalir melewati wilayah desa Tangkil. Selama ini Warso Unggul Gemilang tidak kesulitan dalam memperoleh supply air bersih dalam memenuhi kebutuhan air setiap harinya untuk pembibitan ayam kampung. Air tersebut digunakan untuk minum ayam, mencuci berbagai peralatan budidaya, dan berbagai keperluan lainnya di peternakan.

43 31 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Usaha pembibitan ayam kampung ini semula bernama Ada Farm oleh Bapak Dani Setiawan pada bulan Maret Ada Farm berada di lahan seluas 1.2 Ha. Usaha yang dibangun terdiri dari 10 kandang bertipe postal, satu ruang khusus penetasan (kapasitas butir dengan mesin tetas ultramodern Pas Reform buatan Belanda), satu ruang pengemasan, tiga ruang untuk proses biosecurity, dua gudang pakan, satu gudang telur, satu gudang peralatan, satu ruang untuk pemilik sekaligus ruang penyimpanan vaksin, satu kantor manajer, enam mess karyawan, satu pos satpam, satu ruang meeting/operasional, satu dapur dan ruang makan, dan lima kamar mandi. Selama 14 minggu kemudian empat unit kandang yang ada dibuat tipe baterai yang digunakan khusus ayam kampung layer, untuk enam kandang lainnya masih bertipe postal untuk DOC. Ada Farm melakukan peningkatan perbaikan dalam membangun kandangnya, kandang yang ada dibuat dengan tipe baterai setiap satu bulan membangun satu unit hingga seluruhnya bertipe baterai. Kandang tipe postal yaitu kandang yang dibuat dengan alas datar dan mampu menampung ayam dalam jumlah yang banyak. Kandang tipe baterai yaitu kandang yang dibuat untuk sistem pemeliharaan intensif dimana setiap ruang kandang ditempati satu ekor ayam. Kandang tipe baterai biasanya dibuat bertingkat. Penggunaan kandang baterai dapat memudahkan peternak dalam mengawasi perkembangan ternak baik produksi, kesehatan, pakan, dan lainnya. Perusahaan Ada Farm dilakukan take over oleh Bapak Tutum pada bulan Februari 2012 dan diresmikan pada 9 April 2012 dengan pergantian nama menjadi Unggul Farm Pusat Pembibitan Ayam Kampung Nasional. Selama perusahaan diambil alih oleh Bapak Tutum, tidak banyak perubahan yang dilakukan hingga perusahaan ini diambil alih oleh Soewarso Pawaka pada 11 September 2013 hingga sekarang, dengan pergantian nama menjadi Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang melakukan pengembangan dengan menambah satu unit kandang dengan tipe postal pada tahun 2013 dan dirubah menjadi tipe baterai pada Agustus Usaha ini merupakan usaha peternakan dengan skala menengah, memiliki jumlah indukan sebanyak ekor dan menghasilkan ekor DOC ayam kampung setiap bulan. Warso Unggul Gemilang akan melakukan banyak perubahan dalam usahanya, agar usaha pembibitan ayam kampung ini semakin berkembang dan dapat selalu memenuhi pasar. Visi dan Misi Perusahaan Visi: 1. Menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar dan terbaik kualitasnya. Misi: 1. Menerapkan pola good breeding practice (tatalaksana pembibitan yang baik) dan tata kelola transparan. 2. Menjaga mutu dan kualitas keaslian ayam kampung. 3. Mengembangkan usaha dengan terus berinovasi. 4. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan mitra dan pelanggan saling menguntungkan. 5. Mengembangkan kapasitas SDM melalui pelatihan. 6. Meningkatkan produktivitas DOC dan profit usaha. 7. Menerapkan nilai budaya kerja dengan konsisten dan berkesinambungan.

44 32 Visi dan misi perusahaan saat ini mendukung adanya rencana pengembangan dengan teknologi baru. Rencana pengembangan teknologi baru ini dimaksudkan agar perusahaan Warso Unggul Gemilang tetap menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar dan terbaik kualitasnya. Visi tersebut dapat tercapai melalui beberapa misi perusahaan, yaitu sesuai dengan penjabaran di atas. Oleh karena itu visi dan misi perusahaan tersebut berhubungan dengan tujuan penelitian ini. Deskripsi Kegiatan Usaha Warso Unggul Gemilang merupakan perusahaan yang berfokus pada bisnis pembibitan ayam kampung. Kegiatan yang dilakukan yaitu penetasan untuk menghasilkan DOC dan pembesaran indukan ayam kampung. Produk yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang yaitu berupa DOC ayam kampung. Alur kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang meliputi pembesaran dan seleksi indukan, mengawinkan secara inseminasi buatan (IB), pengumpulan dan seleksi telur, menetaskan telur, seleksi DOC, pengemasan DOC, pengiriman DOC pada konsumen. Secara umum alur kegiatan produksi perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Seleksi DOC calon Pembesaran calon Seleksi Penetasan Seleksi Pengumpulan Perkawinan Seleksi DOC Pengemasan Distribusi produk Gambar 2 Alur kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang Perusahaan Warso Unggul Gemilang bertindak sebagai supplier DOC kepada para konsumen peternak ayam kampung. Harga jual DOC ayam kampung yang dihasilkan sebesar Rp per ekor. Konsumen dapat membeli DOC dengan minimal pemesanan 10 box. Setiap box yang dijual berisi 100 ekor DOC dan ditambah 2 ekor DOC sebagai bonus, sehingga total per box yang dijual berisi 102 ekor DOC. Warso Unggul Gemilang memberikan pelayanan berupa pengiriman produk gratis sampai kepada konsumen di wilayah Jawa, sedangkan untuk konsumen di luar pulau Jawa pengiriman dilakukan sampai pada pelabuhan atau bandara dan selebihnya menjadi tanggung jawab konsumen. Konsumen Warso Unggul Gemilang baik yang berada di wilayah Jawa maupun luar pulau Jawa terdiri dari para peternak dan distributor DOC ayam kampung. Selama proses produksi tidak seluruhnya berjalan sesuai keinginan perusahaan. Produk yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang berupa DOC ayam kampung telah melewati serangkaian proses yang ketat untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Sisa seleksi dari proses produksi meliputi telur, DOC, dan indukan afkir. Seluruh produk afkir tersebut ada yang dijual dan ada pula yang dihibahkan. Telur afkir sisa produksi mencapai butir per tahun dijual seharga Rp per butir, dan indukan afkir per tahun mencapai 2843 ekor dijual seharga Rp per kg, sedangkan indukan dan DOC yang mati

45 33 dihibahkan kepada warga yang memelihara ikan lele. Selain itu kotoran ayam kampung yang dihasilkan juga dijual dengan harga Rp 5000 per karung, namun menjadi pemasukan bagi karyawan dan tidak masuk ke dalam kas perusahaan. Keunggulan Warso Unggul Gemilang lainnya terlihat dari standar biosecurity dan kesehatan. Lingkungan pembibitan Warso Unggul Gemilang menerapkan biosecurity yang ketat. Setiap karyawan maupun tamu yang berkunjung harus melalui tahapan biosecurity, yakni menggunakan baju khusus, sepatu boot, dan melalui tiga tahap ruang sterilisasi. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri maupun virus. Warso Unggul Gemilang secara rutin juga melakukan pemeriksaan dan pengujian flu burung dan uji PCR (polymerase chain reaction) untuk menghilangkan mikroorganisme pengganggu. Pemeriksaan dilakukan bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor. Seluruh produk Warso Unggul Gemilang yang akan dikirim kepada konsumen telah melalui tahapan vaksin, sehingga produk terjamin kualitasnya. ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL Aspek kalayakan non finansial penting diperhatikan sebelum menilai suatu kelayakan bisnis, hal ini sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Adapun penilaian kelayakan aspek non finansial dari usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang difokuskan pada aspek pasar, aspek, teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial dan budaya. Aspek non finansial tersebut dianalisis berdasarkan dua skenario usaha, yaitu skenario I (tanpa pengembangan usaha) dan skenario II (dengan pengembangan usaha) pada skala ekor indukan. Aspek yang dikaji tersebut tertera pada bagian berikut. Aspek Pasar Skenario I Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang penting dalam studi kelayakan bisnis. Pasar juga merupakan tujuan dari hasil produksi Warso Unggul Gemilang, yang dalam hal ini ialah DOC ayam kampung. Produk yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang berupa DOC ayam kampung dengan kualitas yang baik akan percuma jika tidak memiliki pasar. Kegagalan pasar cenderung akan membuat usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang menjadi tidak layak. Komponen dari aspek pasar mencakup permintaan, penawaran, pesaing, bauran pemasaran dan strategi pemasaran dari DOC ayam kampung. Permintaan Permintaan merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan dalam menilai kelayakan pada usaha Warso Unggul Gemilang, khususnya pada aspek pasar. Permintaan yang dijelaskan dalam penelitian ini terfokus pada permintaan output utama berupa DOC ayam kampung. Informasi dari pihak Warso Unggul Gemilang menyatakan bahwa permintaan terhadap produk DOC selalu tidak terpenuhi. Pasar dari DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang tersebar di 18 provinsi di Indonesia yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi,

46 34 Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Papua. Permintaan tersebut tercipta karena adanya kebutuhan pasar ayam kampung di Indonesia dan keberhasilan tim pemasaran Warso Unggul Gemilang dalam membangun jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran yang dibangun salah satunya melalui internet baik dengan memanfaatkan blog maupun jejaring sosial, karena dengan internet informasi produk perusahaan mudah diakses sampai ke seluruh Indonesia bahkan penjuru dunia. Pemasaran juga dilakukan dengan cara mulut ke mulut dan kolega yang dimiliki oleh tim pemasar Warso Unggul Gemilang. Jaringan pemasaran tersebut terus dijaga dengan baik hingga mampu mempertahankan permintaan terhadap produk DOC Warso Unggul Gemilang. Tim pemasaran Warso Unggul Gemilang dalam satu bulan mampu menciptakan pasar yang cukup menjanjikan. Permintaan tersebut rutin dilakukan setiap bulan dalam satu tahun. Rata-rata permintaan DOC setiap bulan mencapai ekor, sehingga dalam satu tahun permintaan mencapai ekor DOC, jumlah tersebut tidak termasuk permintaan yang dibatalkan oleh konsumen karena tidak ada pasokan. Permintaan yang ada berasal dari peternak maupun distributor DOC ayam kampung. Penawaran Penawaran dari Warso Unggul Gemilang terlihat dari berapa besar DOC yang mampu diproduksi oleh perusahaan tersebut. Kemampuan produksi telur pada skenario I dengan skala ekor indukan dalam satu hari mencapai butir telur atau sekitar butir telur yang dihasilkan dalam satu tahun. Jumlah telur yang dihasilkan tersebut tidak seluruhnya berhasil menjadi DOC. Jumlah telur yang tidak berhasil menjadi DOC berasal dari telur yang tidak memenuhi kriteria dalam tahapan seleksi, yaitu telur yang retak atau pecah, bentuk telur tidak sempurna, ukuran telur dan ketebalan cangkang tidak sesuai standar, dan tidak terdapat embrio dalam telur. Jumlah produksi DOC ayam kampung pada skenario I mampu menghasilkan sebanyak ekor per tahun saat tahun pertama, dan ekor per tahun saat tahun kedua hingga kesepuluh. Jumlah tersebut masih belum bisa memenuhi permintaan konsumen seluruhnya. Tingkat kehilangan yang terjadi dari telur hingga menjadi DOC tergolong tinggi, oleh karena itu Warso Unggul Gemilang memiliki potensi untuk mengembangkan kapasitas produksinya. Pesaing Pesaing merupakan hal yang harus diperhatikan dalam aspek pasar. Pesaing dapat menunjukkan dimana posisi Warso Unggul Gemilang saat ini dan langkah apa yang harus dilakukan dalam menghadapi para pesaing tersebut. Warso Unggul Gemilang bukan merupakan satu-satunya produsen ayam kampung di Indonesia. Pesaing Warso Unggul Gemilang merupakan para pengusaha yang bergerak dalam bidang yang sejenis, yakni produksi DOC ayam kampung. Beberapa pesaing dari Warso Unggul Gemilang yang ada di Jawa Barat antara lain Ayam Kampung Indonesia (AKI), Jimmy Farm, Citra Lestari, Campur Sari, dan pengusaha yang sejenis lainnya namun berskala kecil. Dari keseluruhan pesaing tersebut, hanya AKI yang berbadan usaha perseroan terbatas (PT) sisanya merupakan peternakan rakyat atau tidak berbadan usaha termasuk Warso Unggul

47 35 Gemilang. Para pesaing tersebut memiliki pasar yang sama, yaitu para peternak ayam kampung dan distributor/pengecer DOC ayam kampung. Berdasarkan skala produksi, keseluruhan produsen ayam kampung di Indonesia tergolong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Warso Unggul Gemilang berdasarkan skala usaha tergolong usaha menengah. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No 20 tahun 2008 mengenai UMKM, berdasarkan Undang-undang tersebut usaha Warso Unggul Gemilang termasuk usaha berskala menengah, yaitu dengan kriteria bahwa perusahaan memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan, selain itu usaha ini memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.5 miliar sampai dengan Rp 50 miliar. Warso Unggul Gemilang secara pasar telah diakui memiliki kualitas dan kuantitas produk yang paling tinggi diantara pesaingnya. Hal tersebut tergambar dari jumlah permintaan yang selalu meningkat dan jumlah produk yang ditawarkan masih belum bisa mencukupi permintaan yang ada padahal jumlah produksi melebihi para pesaingnya. Para pesaing Warso Unggul Gemilang memiliki jumlah indukan yang lebih sedikit, sehingga produk DOC yang dihasilkan lebih sedikit pula. Selain itu para pesaing Warso Unggul Gemilang masih menerapkan teknologi konvensional dalam usahanya, dan belum ada yang bisa menyaingi Warso Unggul Gemilang dalam hal teknologi. Selain itu Warso Unggul Gemilang menerapkan good breeding practice, yaitu tatalaksana pembibitan yang baik sesuai dengan SOP yang berlaku. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang menerapkan konsep STP, yaitu segmenting, targeting, dan positioning. Penjelasan lebih lanjut ialah sebagai berikut. 1. Segmenting Segmenting dilakukan dengan memetakan atau memilah-milah konsumen berdasarkan beberapa kategori. Kategori yang digunakan antara lain kalangan bawah, kalangan menengah ke bawah, kalangan menengah, kalangan menengah ke atas, dan kalangan atas. Segmenting yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang yaitu kalangan menengah hingga kalangan atas. Hal tersebut ditentukan berdasarkan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. 2. Targetting Targetting dilakukan dengan menentukan lebih dalam siapa konsumen yang akan dituju. Targetting yang telah ditentukan oleh Warso Unggul Gemilang antara lain peternak ayam kampung yang ada di seluruh Indonesia. Peternak tersebut merupakan peternak berskala kecil hingga besar, berdasarkan jumlah pemesanan terhadap produk DOC Warso Unggul Gemilang. 3. Positioning Positioning menunjukkan posisi produk Warso Unggul Gemilang di pasar. Posisi produk dibandingkan dengan produk dari para pesaing. Produk DOC Warso Unggul Gemilang telah teruji berkualitas lebih baik daripada para pesaingnya, sehingga produk ini berposisi sebagai leader di pasar yang sejenis. Posisi leader tersebut terlihat performa DOC Warso Unggul Gemilang yang lebih baik daripada para pesaingnya.

48 36 Bauran Pemasaran Usaha pembibitan ayam kampung memiliki jenis pasar oligopoly, karena pelaku usaha ini tergolong sedikit, permintaan produk tinggi, harga produk perusahaan tidak terpengaruh terhadap harga pasar. Konsumen utama Warso Unggul Gemilang berasal dari para peternak ayam kampung, yaitu baik peternak ayam kampung petelur maupun peternak ayam kampung pedaging. Warso Unggul Gemilang menerapkan bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan 4P. 4P tersebut antara lain price (harga), product (produk), place (tempat) dan promotion (promosi). Bauran pemasaran dapat digunakan oleh Warso Unggul Gemilang sebagai strategi yang dapat diterapkan dalam keputusan bisnis. Adapun bauran pemasaran tersebut dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikut. 1. Harga (price) Warso Unggul Gemilang menghasilkan DOC yang dijual dalam satuan ekor. Harga jual DOC yang merupakan kualitas premium mencapai Rp per ekor. Harga tersebut berbeda dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing Warso Unggul Gemilang. Harga yang ditetapkan oleh para pesaing Warso Unggul Gemilang ialah sekitar Rp Rp per ekor DOC. Harga tersebut dibawah dari harga produk DOC Warso Unggul Gemilang yang mencapai Rp per ekor DOC. Rata-rata harga pokok produksi DOC pada skenario I mencapai Rp per ekor, secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 1. Harga yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang merupakan harga premium atau lebih tinggi dari para pesaingnya. Keputusan penetapan harga yang lebih tinggi oleh pihak Warso Unggul Gemilang didasari atas kualitas DOC yang dihasilkan, dimana DOC Warso Unggul Gemilang memiliki kualitas terbaik jika dibandingkan dengan para pesaingnya. Kualitas yang terbaik inilah yang biasanya menjadi salah satu hal yang diperhitungkan oleh konsumen dalam membeli produk DOC Warso Unggul Gemilang. Produk DOC ayam kampung yang memiliki kualitas baik terlihat dari beberapa kriteria, yaitu puser tidak basah atau bolong, ukuran DOC tidak kecil atau berbobot sekitar 36 gram per ekor, tidak terdapat cacat fisik, dan perut tidak kembung. Selain itu DOC tersebut diberi vaksin dan diberi perlakuan khusus agar kualitas tetap terjaga hingga produk sampai kepada konsumen. 2. Produk (product) Warso Unggul Gemilang selain memproduksi dan menjual DOC sebagai produk utama. Produk utama tersebut dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang dalam satu bulan mencapai sekitar ekor DOC pada skenario I. Produksi tersebut merupakan yang terbesar jika dibandingkan para pesaingnya. Produk DOC dikemas dengan box khusus. Box khusus dirancang untuk mempertahankan kualitas produk hingga nanti tiba di konsumen. Adapun DOC dari Warso Unggul Gemilang tertera di Gambar 3. Gambar 3 merupakan DOC ayam kampung yang telah melewati proses seleksi dan telah dimasukkan ke dalam box khusus, setelah itu akan dilakukan pengemasan dan distribusi.

49 37 Gambar 3 DOC ayam kampung hasil produki Warso Unggul Gemilang Warso Unggul Gemilang juga memiliki produk sampingan untuk dijual. Produk sampingan tersebut antara lain ayam afkir dan telur ayam kampung. Ayam afkir merupakan ayam indukan yang sudah tidak produktif dalam menghasilkan telur dan ayam calon indukan yang tidak lolos kriteria mutu sebagai indukan yang baik. Ayam afkir dijual berdasarkan bobot hidup, yakni mencapai Rp per kg. Ayam afkir tersebut dipasarkan ke restoran yang ada di wilayah Jakarta dan Tangerang. Telur ayam kampung yang dijual merupakan telur afkir yang tidak memenuhi syarat sebagai calon DOC. Telur ayam kampung tersebut dijual dengan harga Rp per butir, yaitu dipasarkan langsung oleh pengumpul/pengecer telur ayam kampung. 3. Tempat (place) Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang adalah dengan memberikan pelayanan berupa pengiriman gratis sampai ke tangan konsumen. Pelayanan pengiriman gratis sampai ke konsumen tersebut hanya untuk konsumen yang berada di wilayah pulau Jawa, sisanya di luar pulau Jawa diberikan pelayanan pengiriman gratis sampai ke pelabuhan/bandara dan selanjutnya menjadi tanggungjawab konsumen. Distribusi dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang untuk pengiriman DOC ayam kampung secara langsung. DOC ayam kampung yang didistribusikan oleh Warso Unggul Gemilang selalu terjaga kualitasnya hingga ke tangan konsumen. Selain itu perusahaan juga memberikan pendampingan usaha terhadap para konsumennya, terutama bagi konsumen baru. Keadaan tersebut adalah lebih baik dari pada pesaing Warso Unggul Gemilang. Secara umum saluran distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 4. Warso Unggul Gemilang Peternak: Ayam kampung petelur dan ayam kampung pedaging Distributor Gambar 4 Saluran distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang

50 38 Warso Unggul Gemilang mendistribusikan produknya ke distributor atau pengecer ayam kampung dan kepada para peternak ayam kampung. Harga produk DOC ayam kampung yang ditawarkan oleh Warso Unggul Gemilang saat ini yaitu sebesar Rp per ekor. Jumlah pemesanan minimum yaitu sebanyak sepuluh box atau berisis 102 ekor DOC ayam kampung, hingga saat ini pemesanan yang dilakukan berkisar antara sepuluh box hingga 60 box DOC per konsumen. Pemasaran dari Warso Unggul Gemilang sangat penting, serta pengelolaannya pun telah diatur dengan sebaik mungkin. Pemasaran yang baik tersebut yaitu dengan memutus tataniaga yang panjang sehingga peternak bisa menerima harga yang layak. Selain menjaga kualitas produknya Warso Unggul Gemilang juga menjaga hubungan baik dengan konsumennya, yang dalam hal ini adalah para peternak ayam kampung. 4. Promosi (promotion) Warso Unggul Gemilang melakukan kegiatan promosi melalui berbagai cara, diantaranya yaitu melalui media cetak, internet, pendekatan langsung ke peternak, dan promosi dari mulut ke mulut. Disamping kegiatan promosi tersebut, Warso Unggul Gemilang mendapat dukungan dari Himpuli sehingga dapat mengutamakan kualitas bibit ayam kampung yang dihasilkan. Selain itu Warso Unggul Gemilang menjalin kerjasama dengan Baliknak dalam pengadaan sumber bibit dengan kualitas genetik yang baik. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang tersebut sudah efektif. Konsumen yang telah membeli produk Warso Unggul Gemilang biasanya didampingi hingga periode tertentu. Hal itu membuat konsumen merasakan kepuasan tersendiri. Konsumen yang telah puas tersebut sering membantu proses pemasaran Warso Unggul Gemilang secara tidak disengaja atau tidak langsung, seperti penyebaran informasi kepada kerabatnya. Fakta yang terjadi hingga saat ini menunjukkan bahwa Warso Unggul Gemilang belum mampu memenuhi permintaan pasar. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi Warso Unggul Gemilang untuk melakukan pengembangan dalam rangka meningkatkan produksinya. Selain itu, kedepannya Warso Unggul Gemilang berencana untuk memperluas jaringan kerjasama dengan kelompokkelompok ternak dan menjalin jaringan kerjasama dengan rumah-rumah potong unggas. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang terbukti lebih baik jika dibandingkan pesaingnya karena para pesaing sering mempelajari hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa pesaing juga berkunjung ke Warso Unggul Gemilang untuk meminta masukan atau berdiskusi tentang kegiatan pemasaran yang dilaksanakan. Aspek Pasar Skenario II Perusahaan Warso Unggul Gemilang pada skenario II mengalami beberapa peningkatan dilihat dari aspek pasar. Usaha pada skenario II mampu menghasilkan butir telur per hari. Peningkatan tersebut karena adanya teknologi mekanisasi produksi. Mekanisasi produksi dapat menurunkan angka kerusakan telur atau jumlah telur afkir, sehingga dapat meningkatkan jumlah DOC

51 39 yang dihasilkan. Namun tidak semua telur tersebut terpilih atau berhasil menjadi DOC, karena penerapan tahapan seleksi yang ketat oleh Warso Unggul Gemilang. Rata-rata harga pokok produksi DOC pada skenario II mengalami penurunan menjadi Rp 5, per ekor, secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 2. Rata-rata harga pokok produksi tersebut mengalami penurunan diakibatkan karena terjadinya pengembangan usaha dengan menerapkan mekanisasi produksi. Hal tersebut lebih baik, karena dengan pengembangan teknologi maka dapat menekan biaya produksi menjadi lebih rendah. Produksi DOC ayam kampung yang dihasilkan pada skenario II mencapai ekor pada tahun pertama dan ekor per tahun pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh. Jumlah tersebut dapat memenuhi permintaan yang ada, bahkan terdapat kelebihan produksi sehingga permintaan yang berlebih dapat terpenuhi. Adanya pengembangan teknologi dapat menekan kehilangan jumlah telur afkir, sehingga dapat meningkatkan jumlah DOC yang dihasilkan. Jumlah permintaan perusahaan yang ada diperkirakan akan bertambah, hal tersebut karena jumlah produk yang dihasilkan meningkat. Peningkatan jumlah produk yang diproduksi akan meningkatkan jumlah produk yang ditawarkan perusahaan. Strategi pemasaran dan bauran pemasaran perusahaan dengan pengembangan usaha dapat diintensifkan lagi, sehingga pemasaran yang dilakukan perusahaan dapat berjalan lebih efektif. Hasil analisis aspek pasar pada skenario I dan skenario II dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7 Hasil analisis kelayakan aspek pasar pada Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Permintaan Permintaan DOC Warso Unggul Gemilang berasal dari 18 wilayah di Indonesia, terutama jawa Barat. Permintaan masih belum dipenuhi Jumlah permintaan perusahaan yang ada diperkirakan akan bertambah Layak 2 Penawaran Warso Unggul Gemilang mampu menciptakan penawaran, disesuaikan dengan kemampuan produksi perusahaan. Penawaran saat ini belum menutupi jumlah permintaan. 3 Strategi pemasaran: konsep STP 4 Bauran Pemasaran, Konsep 4 P Segmenting untuk kalangan menengah, targetnya peternak ayam kampung berbagai skala, berposisi sebagai leader untuk produk DOC ayam kampung. Penetapan harga di atas pesaing karena mutu DOC lebih baik (telah divaksin, performa kuat), produk dilindungi dengan box khusus yang dirancang sesuai dengan kepadatan dan sirkulasi udara yang sesuai dengan DOC ayam kampung, distribusi gratis untuk wilayah pulau Jawa, promosi dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai dengan perkembangan saat ini. Jumlah penawaran meningkat, mampu menutupi permintaan yang ada bahkan dapat menciptakan permintaan baru. Strategi pemasaran dapat lebih diintensifkan. Bauran pemasaran dapat lebih diintensifkan sesuai dengan perkembangan perusahaan. Layak Layak Layak

52 40 Usaha Warso Unggul Gemilang layak untuk dijalankan dilihat dari aspek pasar, baik untuk skenario I maupun skenario II. Terlihat dari seluruh produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diserap oleh pasar, bahkan terjadi kelebihan permintaan. Produk dan kinerja Warso Unggul Gemilang secara pasar telah dikenal memiliki kualitas terbaik. Kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang telah terbukti efektif, terlihat dari meningkatnya jumlah permintaan melebihi jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan. Aspek Teknis Skenario I Lokasi Usaha Lokasi usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berada di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan wilayah sentra untuk bidang peternakan unggas dan sesuai dengan aturan pemerintah Kabupaten Bogor. Warso Unggul Gemilang merupakan usaha peternakan ayam kampung yang terintegrasi, dimana lokasi produksi dan kantor berada pada satu lokasi yang sama. Lokasi usaha juga dipengaruhi oleh beberapa variabel utama, yaitu ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. 1. Ketersediaan Bahan Baku Ketersediaan bahan baku usaha di Warso Unggul Gemilang selalu diperhatikan dengan baik. Bahan baku merupakan komponen penting dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang meliputi indukan ayam kampung, pakan, obat-obatan, vitamin, vaksin, dan biosecurity. Indukan ayam kampung yang digunakan berasal dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak), dengan ayam kampung jenis Sentul. Ayam kampung jenis Sentul dipilih Warso Unggul Gemilang karena ayam Sentul memiliki beberapa kelebihan, yaitu pertumbuhan yang cukup cepat, bobot yang lebih berat serta postur yang sangat disenangi baik oleh peternak maupun pedagang karena tinggi dan berisi. Jumlah indukan ayam kampung yang diproduksi pada saat tanpa pengembangan usaha sebanyak ekor setiap periodenya, yaitu berasal dari DOC berkualitas. Satu periode sama dengan 75 minggu. DOC yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang dan telah melewati serangkaian proses seleksi yang ketat untuk indukan. Perkawinan indukan antara induk ayam dan pejantan dilakukan secara inseminasi buatan (IB). Indukan yang digunakan untuk memproduksi DOC ayam kampung dimulai saat berumur 19 minggu hingga 75 minggu. Jika indukan sudah tidak digunakan lagi dalam memproduksi telur untuk DOC, maka indukan tersebut dikategorikan sebagai indukan afkir. Indukan afkir atau ayam afkir yang sudah tidak produktif tersebut kemudian dijual kepada pengumpul dan akan disalurkan ke restoran-restoran yang ada di wilayah Jakarta dan Tangerang. Pakan yang digunakan Warso Unggul Gemilang diperoleh langsung dari pabriknya di Tangerang. Warso Unggul Gemilang memilih untuk membeli pakan setiap satu minggu dua kali dengan kuantitas sedikit sesuai keperluan dibandingkan dengan membeli pakan dengan kuantitas banyak dan kemudian

53 disimpan di gudang penyimpanan pakan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas pakan yang digunakan. Jika kualitas pakan buruk, maka akan berakibat kepada kualitas produk yang dihasilkan. Pengorderan pakan dilakukan bersamaan dengan pengiriman DOC kepada konsumen, sehingga akan menekan biaya angkut. Pengiriman DOC dilakukan Senin dan Kamis malam, sedangkan pengorderan pakan dilakukan setiap Selasa dan Jum at pagi, sehingga pengangkutan dilakukan pada satu kali jalan. Produk obat-obatan yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang berasal dari beberapa perusahaan yang telah dipercaya sebelumnya. Pendistribusian obatobatan dilakukan langsung oleh perusahaan penyedia obat tersebut melalui tim pemasarannya. Waktu distribusi obat disesuaikan dengan permintaan yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang. Hal tersebut juga terjadi pada produk vitamin yang digunakan. Supply obat-obatan dan vitamin dipertahankan stabil karena sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi DOC Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang juga menjalin hubungan baik dengan produsen vaksin. Vaksin sangat penting diberikan untuk meningkatkan kualitas DOC yang dihasilkan. Pihak produsen vaksin bersedia melakukan pengiriman langsung ke lokasi usaha Warso Unggul Gemilang sesuai dengan order yang diajukan. Selain itu pihak produsen juga memberikan kepercayaan kepada Warso Unggul Gemilang dengan meminjamkan satu unit alat spraypart. Spraypart digunakan untuk memberikan vaksin terhadap DOC yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang. Pemberian vaksin dilakukan untuk mengurangi risiko gangguan penyakit pada DOC ayam kampung hingga menjalani pembesaran nantinya. 2. Letak Pasar yang Dituju Pasar yang dituju oleh Warso Unggul Gemilang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa di luar pulau Jawa. Pasar dapat diakses dengan mudah karena perkembangan trasportasi logistik saat ini, baik melalui jalur darat, laut dan udara. Jalur laut dan jalur udara dikhususkan pada pasar di luar pulau Jawa dan Warso Unggul Gemilang hanya bertanggungjawab hingga produk tiba di pelabuhan atau bandara yang dituju dan tanpa dikenai beban biaya. Pasar di pulau Jawa dilayani secara langsung oleh Warso Unggul Gemilang dengan pengiriman produk melalui jalur darat tanpa biaya pengiriman. Pengiriman melalui jalur darat menggunakan kendaraan khusus yang didesain oleh Warso Unggul Gemilang untuk menjaga kualitas produk DOC hingga tiba di konsumen. Warso Unggul Gemilang sudah melakukan penjualan secara rutin ke 18 provinsi di Indonesia karena kontribusi besar para tim pemasaranya. Penjualan dilakukan di berbagai daerah Nusantara antara lain Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka, Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua. 3. Tenaga Listrik dan Air Listrik dan air merupakan input yang sangat dibutuhkan dalam menunjang kegiatan produksi. Sebagian besar aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi DOC di Warso Unggul Gemilang membutuhkan listrik dan air. Listrik diperoleh dari Listrik yang digunakan memiliki tenaga yang cukup besar. Keseluruhan kandang, ruang penetasan, dan ruangan penunjang lainnya membutuhkan tenaga listrik sekitar watt. Kantor, mess karyawan dan ruang pimpinan 41

54 42 membutuhkan tenaga listrik sekitar watt. Total tenaga listrik yang digunakan ialah watt. Air yang digunakan berasal dari sumur. Hal tersebut karena ketersediaan air sangat berlimpah di lokasi produksi yang merupakan wilayah perbukitan. Kualitas air yang diperoleh juga sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan produksi DOC. Kualitas dan ketersediaan air penting untuk diperhatikan karena aktivitas produksi tidak akan berjalan tanpa hal tersebut. 4. Supply Tenaga Kerja Tenaga kerja dari Warso Unggul Gemilang sebagian besar diperoleh dari wilayah Bogor, beberapa diantaranya berasal dari warga sekitar. Tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan dilatih terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari tenaga kerja perusahaan. Tenaga kerja atau karyawan yang bekerja di Warso Unggul Gemilang berjumlah 38 orang. Karyawan tersebut memiliki pembagian kerja yang berbeda-beda. Wakil pimpinan umum satu orang, internal control satu orang, kasir dan admin satu orang, kepala produksi satu orang, bagian penjualan/marketing satu orang, bagian R & D satu orang, bagian umum satu orang, bagian produksi telur sebanyak 19 orang, bagian penetasan telur tujuh orang, bagian dapur dua orang, satpam satu orang dan supir dua orang. 5. Fasilitas Transportasi Fasilitas transportasi yang tersedia di Warso Unggul Gemilang terdiri dari mobil box dan truk. Keduanya merupakan kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan produk DOC, penyediaan pakan dan keperluan lainnya. Warso Unggul Gemilang terletak di wilayah yang telah mudah diakses. Kemudahan tersebut terlihat dari fasilitas jalan yang tersedia berupa jalan aspal. Areal Produksi Luas areal produksi dilihat dari luas keseluruhan lahan yang dimiliki. Lahan yang dimiliki Warso Unggul Gemilang yaitu seluas 1.2 Ha. Terdapat 11 kandang untuk kegiatan produksi, masing-masing berukuran 6 m x 40 m. Ada dua kandang karantina yang disediakan, masing-masing berukuran 5 m x 13 m dan 1 m x 7 m. Ruang penetasan berukuran 15 m x 18 m sebanyak satu unit. Ruang pengemasan berukuran 6 m x 6 m sebanyak satu unit. Ruang proses biosecurity berukuran 2 m x 6 m sebanyak tiga unit. Gudang pakan berukuran 4.5 m x 6 m sebanyak dua unit. Gudang penyimpanan telur dan gudang penyimpanan peralatan masingmasing satu unit dengan luasan 4.5 m x 6 m. Ruang pimpinan berukuran 8 m x 20 m sebanyak satu unit. Kantor manajer dan administrasi berukuran 4 m x 5 m sebanyak satu unit. Mess karyawan berukuran total 6 m x 15 m, sebanyak enam kamar. Pos satpam berukuran 4 m x 4 m sebanyak satu unit. Ruang meeting/ruang operasional berukuran 6 m x 8 m. Dapur dan ruang makan berukuran 4 m x 5 m. Kamar mandi berukuran 1 m x 1.5 m sebanyak lima unit. Kandang produksi yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang memiliki tipe kandang baterai, setiap kandang memiliki kapasitas sebanyak ekor indukan. Terdapat empat baris kandang baterai dalam satu atap kandang, dua baris bertingkat dua dan dua baris tingkat tiga. Setiap satu ruang kandang baterai berukuran 30 cm x 35 cm diisi satu ekor indukan. Kandang karantina digunakan sebagai ruang pemulihan bagi ayam kampung yang terganggu kesehatannya agar tidak menular kepada ayam lainnya. Ruang penetasan terdiri dari bagian fumigasi, ruang seleksi telur, ruang cloroum, ruang mesin setter, ruang candling, dan ruang

55 43 mesin hatcher. Ruang pengemasan terdiri dari tempat vaksin DOC, tempat seleksi DOC, tempat pengemasan, dan tempat penyimpanan sementara. Kantor digunakan sebagai tempat kerja para kepala bagian perusahaan. Pada usaha skenario I dilakukan penambahan jumlah dan luasan kandang konvensional seluas 597 m 2. Kandang dibangun dalam rangka meningkatkan populasi yang diproduksi menjadi ekor indukan, luasan tersebut diperoleh dari peningkatan jumlah indukan dibagi dengan populasi indukan per meter kandang konvensional, yaitu ekor dibagi tujuh ekor per meter kandang. Proses Produksi 1. Pola Produksi Siklus produksi penetasan ayam kampung menjadi DOC memerlukan waktu 21 hari. Kegiatan produksi DOC ayam kampung yang dihasilkan Warso Unggul Gemilang telah memiliki pola yang sama. Setiap harinya indukan berproduksi menghasilkan telur yang siap untuk ditetaskan. Kegiatan panen untuk DOC dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu yakni setiap hari Senin dan Kamis. Setiap kali panen Warso Unggul Gemilang mampu menghasilkan ekor DOC pada skenario I. Pada skala usaha ekor indukan terjadi peningkatan produksi telur, yaitu pada skenario I setiap indukan mampu memproduksi satu butir telur per lima hari. Secara keseluruhan, dari DOC menjadi indukan hingga menghasilkan DOC yang siap dijual membutuhkan waktu sekitar 75 minggu. 2. Alur Produksi Alur kegiatan produksi yang dilakukan Warso Unggul Gemilang harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan sistematis. Kegiatan produksi DOC pada usaha Warso Unggul Gemilang merupakan kegiatan utama perusahaan. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan indukan, proses perkawinan secara buatan, pemanenan telur, penetasan telur, dan pemanenan DOC. - Pemeliharaan Indukan Indukan berasal dari DOC ayam kampung berkualitas terbaik yang diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang. Pada skala ekor indukan setiap periodenya Warso Unggul Gemilang membutuhkan sebanyak ekor calon indukan. Setiap calon indukan yang akan digunakan untuk pembibitan ayam kampung dilakukan pemeliharaan secara intensif. Pemeliharaan yang dilakukan berupa pemberian pakan, minum, vaksin, dan vitamin. Selain itu setiap satu bulan sekali dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli. Saat indukan berumur 19 minggu dilakukan kegiatan sortir indukan. Kegiatan sortir indukan dilakukan untuk memilih indukan berkualitas, agar DOC yang dihasilkan akan berkualitas pula. - Proses Perkawinan Buatan (Kawin Suntik) Indukan ayam kampung yang telah dewasa siap untuk proses perkawinan, dilakukan saat indukan berumur minggu. Warso Unggul Gemilang menerapkan proses perkawinan secara buatan, yaitu berupa perkawinan dengan inseminasi buatan. Proses perkawinan inseminasi buatan dilakukan dengan cara mengambil sperma dari indukan jantan dan disalurkan ke bagian reproduksi indukan betina. Satu indukan jantan mampu membuahi sepuluh indukan betina, satu indukan betina memperoleh 20 mikro milliliter sperma dari indukan jantan. Proses inseminasi buatan atau kawin suntik yang dilakukan Warso Unggul Gemilang adalah sebanyak dua kali dalam satu minggu. Kegiatan ini dilakukan pada saat sore hari, karena pada waktu tersebut indukan betina sudah

56 44 mengeluarkan telurnya (pada pagi atau siang hari). Cairan yang disalurkan ke bagian reproduksi indukan betina tidak terhalang oleh telur dan kemungkinan keberhasilan proses kawin suntik menjadi lebih besar. - Pemanenan Telur Indukan yang telah dilakukan kawin suntik kemudian akan menghasilkan telur yang terbuahi. Telur-telur yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan dipisahkan menurut perolehan per kandang, lalu dilakukan fumigasi terhadap telur untuk mematikan bakteri. Setelah dilakukan proses fumigasi, kemudian dilakukan proses seleksi terhadap telur sebelum dilakukan penetasan. Terdapat beberapa ketentuan dalam seleksi telur guna memperoleh daya tetas yang tinggi. Ketentuan pertama yaitu telur berbentuk oval, kulit licin, rata, tidak kasar, dan berat seragam. Perbandingan lebar dan panjang adalah 3:4, berat telur seragam yaitu berkisar antara gram per butir. Ketentuan kedua yaitu ketebalan cangkang ideal. Ketebalan cangkang telur tetas sebaiknya sedang, tidak terlalu tebal maupun tipis. Ketentuan ketiga yaitu kondisi kantong udara baik. Kondisi kantong udara yang baik terlihat bening dan kokoh dapat diketahui melalui peneropongan telur. Ketentuan keempat yaitu umur telur maksimum tujuh hari. Semakin lama umur telur, persentase keberhasilan menetas menurun. - Penetasan Telur Telur yang lulus seleksi untuk penetasan kemudian dimasukkan ke ruang penetasan. Telur dihibernasikan di dalam cloroum dengan suhu 18ºC selama tiga hari. Telur dimasukkan ke dalam mesin setter untuk pengeraman selama 18 hari dengan penerangan penuh, suhu 38ºC dan kelembaban 56-60%. Kemudian dilakukan candling (peneropongan telur) untuk menyeleksi apakah telur berkembang/berhasil dibuahi atau tidak. Jika telur tidak lulus seleksi, maka telur dikirim ke gudang telur untuk dijual/dikonsumsi. Telur yang lulus seleksi dipindahkan ke dalam mesin hatcher untuk ditetaskan dalam suhu 38ºC dan kelembaban 56-60%, serta tanpa penerangan selama tiga hari. Setelah tiga hari di dalam mesin hatcher, telur akan menetas menjadi DOC. Telur yang berhasil menetas menjadi DOC ayam kampung kemudian dilakukan pemanenan. - Pemanenan DOC Pemanenan dilakukan terhadap seluruh DOC yang berhasil menetas. DOC tersebut kemudian dikirim ke bagian pengemasan. Di ruang pengemasan dilakukan pemberian vaksin terlebih dahulu terhadap seluruh DOC yang dihasilkan. Pemberian vaksin dilakukan melalui alat spraypart, vaksin yang digunakan yaitu vaksin newcastel disease infectious bronchitis (NDIB) yang dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml untuk setiap dosis. Setelah pemberian vaksin, kemudian dilakukan sortir/seleksi terhadap DOC yang dihasilkan. Kegiatan seleksi tersebut merupakan tahap akhir penentuan kualitas dari DOC ayam kampung yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang. Kriteria dari DOC yang diseleksi yaitu puser DOC tidak basah/tidak berlubang, berukuran standar yaitu sekitar 36 gram per ekor, perut DOC tidak kembung, dan tidak terdapat cacat fisik. DOC yang lulus seleksi kemudian dimasukkan ke dalam box masing-masing berisi 102 ekor, lalu ditempatkan di atas pallet guna menjaga kualitas DOC. DOC ayam kampung siap untuk didistribusikan kepada para konsumen yang telah melakukan pemesanan.

57 45 Layout Skenario I Denah lokasi atau layout merupakan gambaran di atas kertas mengenai tata letak perusahaan pada skenario I. Layout dirancang sesuai dengan keadaan di perusahaan Warso Unggul Gemilang. Tata letak dan skala telah disesuaikan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan penempatan bangunan yang ada pada perusahaan. Layout yang dibuat berdasarkan skala 1 : 1000, sesuai dengan Gambar 5. Pada layout tersebut dilakukan penambahan satu unit kandang teknologi konvensional dengan luasan 597 m 2 guna meningkatkan kapasitas kandang untuk ekor indukan. A B L E G F E D H I E J K A C A A A A A A A A A B Ab Gambar 5 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I Keterangan: A. Kandang produksi B. Kandang karantina C. Ruang penetasan D. Gudang E. Ruang biosecurity F. Mess karyawan G. Kantor H. Ruang meeting I. Dapur dan ruang makan J. Ruang pemimpin K. Ruang pengemasan L. Kamar mandi Ab. Kandang produksi teknologi konvensional (luasan 597 m 2 ) Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I berdasarkan Gambar 5 merupakan kondisi denah perusahaan saat ini, yaitu mulai dari kandang produksi (A) hingga kamar mandi (L), dengan adanya skenario I maka pada denah perusahaan direncanakan akan ditambah dengan kandang produksi baru teknologi konvensional seluas 597 m 2 (Ab). Pembangunan kandang tersebut akan digunakan

58 46 sebagai tempat indukan tambahan, yaitu untuk indukan sebanyak ekor sehingga kapasitas total mencapai ekor indukan dengan menerapkan teknologi kandang konvensional. Aspek Teknis Skenario II Ketersediaan bahan baku berupa jumlah indukan ayam kampung yang diproduksi pada skenario II bertambah yaitu sebanyak ekor per periode. Selain itu terjadi peningkatan pula terhadap jumlah pakan, vaksin, obat/vitamin, biosecurity yang digunakan. Skenario II ini dilakukan dengan menambah kandang baru dengan penerapan teknologi modern pada usaha Warso Unggul Gemilang. Penerapan teknologi kandang modern tersebut terdiri dari pemberian makan dan minum otomatis, collecting telur otomatis, dan pembersihan kotoran secara otomatis. Setelah penerapan teknologi tersebut dilakukan diperkirakan akan meningkatkan jumlah tenaga listrik perusahaan sekitar lebih dari watt. Pada skenario II usaha Warso Unggul Gemilang mampu menghasilkan DOC ayam kampung sebanyak ekor per panen, yaitu meningkat apabila dibandingkan dengan skenario I. Disamping itu, jumlah tenaga kerja yang digunakan pada skenario II ini jumlah tenaga kerja berkurang sebanyak lima orang dibandingkan dengan skenario I. Tenaga kerja pada bagian koordinator kandang berkurang menjadi sepuluh orang, hal tersebut disebabkan karena penerapan teknologi baru pada kandang dapat dilakukan secara otomatis dan hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. Pada bagian koordinator penetasan jumlah tenaga kerja bertambah menjadi sepuluh orang, karena dengan adanya pengembangan teknologi diperkirakan akan meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan sehingga jumlah tenaga kerja pada bagian penetasan ditambah sebanyak tiga orang dari jumlah sebelumnya. Selain itu pada skenario II ini terdapat tenaga kerja ahli tambahan sebanyak satu orang yang bertugas untuk mengawasi mutu produk yang dihasilkan. Pada skala usaha ekor indukan terjadi peningkatan produksi telur, yaitu pada skenario I setiap indukan mampu memproduksi satu butir telur setiap lima hari sekali, sedangkan pada skenario II kemampuan produksi telur meningkat menjadi satu butir telur setiap empat hari sekali. Penerapan teknologi modern pada kandang tersebut dilakukan dengan membangun kandang baru. Kandang lama akan digunakan sebagai tempat untuk pembesaran calon indukan. Pembangunan kandang dilakukan pada lahan seluas 500 m 2 berkapasitas ekor indukan, yaitu kandang modern dengan mekanisasi produksi yang memiliki kapasitas 40 ekor ayam per meter persegi. Secara umum layout perusahaan pada skenario II dapat dilihat pada Gambar 6.

59 47 A B L E G F E D H I E J K A C A A A A A A A A A B Ab Gambar 6 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario II Keterangan: A. Kandang produksi B. Kandang karantina C. Ruang penetasan D. Gudang E. Ruang biosecurity F. Mess karyawan G. Kantor H. Ruang meeting I. Dapur dan ruang makan J. Ruang pemimpin K. Ruang pengemasan L. Kamar mandi Ac. Kandang produksi baru dengan teknologi (luasan 500 m 2 ) Gambar 6 menunjukkan denah perusahaan saat ini ditambah dengan rencana skenario II, yaitu dengan penambahan kandang baru teknologi modern (keterangan Ac). Kandang baru pada skenario II dibangun pada lahan baru dan tidak dibangun pada kandang yang telah ada atau kandang pada skenario I. Kandang baru untuk skenario II adalah kandang yang menerapkan mekanisasi produksi, bangunan kandang memiliki pondasi dari beton dan struktur bangunan lebih kuat sehingga dapat mendukung sistem kerja mesin produksi. Berdasarkan hal tersebut maka kandang dengan mekanisasi produksi tersebut tidak dapat dibangun pada kandang yang telah ada, sehingga pembangunan kandang dilakukan pada lahan baru. Hal tersebut dilakukan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan secara teknis. Secara keseluruhan hasil dari analisis aspek teknis dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

60 48 Tabel 8 Hasil analisis kelayakan aspek teknis pada Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Lokasi usaha: Layak 2 Proses produksi: Bahan baku tersedia dan dilayani langsung oleh pihak distributor, pasar dapat diakses langsung oleh Warso Unggul Gemilang maupun memanfaatkan perusahaan logistik, listrik dan air tersedia, air berasal dari sumur bor, fasilitas transportasi dengan mobil box dan truck box khusus. Pola produksi sesuai dengan masa produktif ayam kampung untuk menghasilkan telur, alur produksi terdiri dari pemeliharaan calon indukan sampai dengan panen DOC. 3 Layout Layout produksi sesuai dengan aktivitas peternakan ayam kampung. Jumlah bahan baku dan kapasitas listrik bertambah. Dapat lebih diintensifkan. Layout ditambah dengan kandang teknologi baru. Layak Layak Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak dilihat secara teknis, baik pada skenario I maupun skenario II. Warso Unggul Gemilang dengan mudah dapat menjangkau bahan baku yang dibutuhkan. Jika dilihat dari teknologi yang digunakan diperkirakan Warso Unggul Gemilang dapat menekan biaya produksi dan memperoleh biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Sehingga skala produksi telah mencapai keuntungan yang optimal, dilihat dari manajemen perusahaan yang menetapkan harga di atas harga pesaingnya. Proses produksi yang dilakukan telah melewati serangkaian proses sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan guna meningkatkan dan menjaga kualitas produk. Penempatan fasilitas-fasilitas sudah efektif, seluruh fasilitas telah diperhitungkan dan dibangun sebaik mungkin. Pemilihan jenis teknologi dan equipment yang digunakan sudah tepat, namun upaya peningkatan teknologi masih bisa dilakukan guna meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya operasional perusahaan. Aspek Manajemen Skenario I Manajemen memiliki peran yang besar dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Manajemen perusahaan harus berjalan dengan baik agar tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai. Hal yang berkaitan dengan aspek manajemen yaitu bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti. Warso Unggul Gemilang merupakan peternakan rakyat atau bentuk usaha perorangan. Modal yang dikeluarkan berasal dari modal pemilik, yaitu Bapak Soewarso Pawaka. Pemilik berperan sebagai pimpinan umum perusahaan dan memiliki posisi tertinggi pada perusahaan. Pimpinan umum melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan guna mencapai tujuan. Pimpinan umum memberikan

61 49 wewenang terhadap usaha Warso Unggul Gemilang kepada wakil pimpinan perusahaan, yaitu Bapak Toro. Bapak Toro memimpin Warso Unggul Gemilang dengan mengelola sumberdaya perusahaan yang ada. Wakil pimpinan membawahi enam kepala bagian, yaitu kasir dan admin, kepala bagian produksi, pemasaran, R & D (riset and development), dan bagian umum. Kepala bagian tersebut masing-masing dikendalikan oleh satu orang. Kepala bagian produksi membawahi koordinator kandang dan koordinator penetasan. Secara umum struktur organisasi dari usaha Warso Unggul Gemilang pada skenario I dapat dilihat pada Gambar 7. Dalam pelaksanaannya selalu dilakukan pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan, yaitu berupa laporan per hari dan pengawasan secara langsung kepada para karyawan di lapangan terutama bagian produksi. PIMPINAN UMUM WAKIL PIMPINAN UMUM, OPERASIONAL, KEU, & ADM INTERNAL CONTROL KASIR & ADMIN KABAG PRODUKSI PEMASARAN R & D UMUM KOORDINATOR KANDANG KOORDINATOR PENETASAN Gambar 7 Struktur organisasi Warso Unggul Gemilang skenario I tahun 2014 Job description dari masing-masing jabatan tenaga kerja Warso Unggul Gemilang dapat dilihat sebagai berikut. 1. Pimpinan umum: bertindak sebagai pemilik dan memiliki tanggungjawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan. 2. Wakil pimpinan umum: bertanggungjawab terhadap keseluruhan operasional perusahaan. 3. Internal control: bertanggungjawab terhadap pengawasan setiap aspek operasional. 4. Kasir dan admin: bertanggungjawab terhadap semua proses administrasi dan keuangan. 5. Kabag produksi: Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan dari tugas para koordinator, serta bertanggungjawab terhadap produksi telur. 6. Pemasaran: bertanggungjawab terhadap penjualan produk. 7. R & D: bertanggungjawab dalam evaluasi hasil produk dan inovasi ke depan. 8. Umum: bertanggungjawab terhadap semua hal yang berkaitan dengan pemeliharaan peralatan, kebutuhan-kebutuhan operasional, dsb. 9. Koordinator Kandang: bertanggungjawab terhadap pemeliharaan ayam dan kandang, pemberian vaksin, proses IB, dsb.

62 Koordinator Penetasan: bertanggungjawab terhadap pelaksanaan, pemeliharaan perangkat penetasan, proses seleksi, candling, semua proses pra-panen, panen, dan post panen. Warso Unggul Gemilang memiliki 38 orang tenaga kerja. Anggota direksi atau tenaga ahli perusahaan ada tujuh orang, yaitu wakil pemimpin dan enam kepala bagian. Tenaga inti perusahaan dikendalikan oleh 19 orang koordinator kandang dan tujuh orang koordinator penetasan. Wakil pimpinan dan setiap kepala bagian telah memiliki keahlian khusus yang telah ditempuh, baik melalui pendidikan maupun pengalaman. Karyawan bagian koordinator kandang dan koordinator penetasan pada awal bekerja telah dilakukan pelatihan khusus oleh kepala bagian produksi, sehingga para karyawan tersebut dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Keuntungan perusahaan diasumsikan sebagai gaji pemilik utama. Gaji wakil pimpinan diasumsikan sebesar Rp per bulan. Gaji setiap kepala bagian diasumsikan sebesar Rp per bulan. Sedangkan gaji setiap koordinator, bagian dapur, supir, dan satpam sebesar Rp Perusahaan Warso Unggul Gemilang menetapkan jaminan dana kesehatan bagi karyawan sebesar gaji selama satu bulan per karyawan yang diberikan setiap satu tahun sekali. Pemberian jaminan tersebut sebagai tanda perhatian perusahaan terhadap karyawannya dan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan merupakan kunci sukses perusahaan. Aspek Manajemen Skenario II Pada aspek manajemen skenario II terdapat beberapa hal yang mengalami perubahan dibandingkan dengan skenario I. Perubahan tersebut diantaranya proporsi pembagian tugas yang harus dilakukan. Jumlah karyawan pada skenario II berkurang sebanyak lima orang menjadi 33 orang, yaitu pada bagian koordinator kandang jumlah karyawan berkurang menjadi 10 orang, pada bagian koordinator penetasan bertambah dari tujuh orang menjadi sepuluh orang, serta terdapat satu tenaga kerja tambahan yang berada di bawah wakil pimpinan umum yaitu bagian pengawasan mutu. Koordinator penetasan bertambah seiring dengan meningkatnya hasil produksi DOC, dan bagian pengawasan mutu ditambahkan sebagai bagian yang mengawasi proses produksi DOC sehingga kualitasnya dapat terjaga. Secara umum struktur organisasi perusahaan pada skenario II dapat dilihat pada Gambar 8. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan penggunaan teknologi modern dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja.

63 51 PIMPINAN UMUM WAKIL PIMPINAN UMUM, OPERASIONAL, KEU, & ADM INTERNAL CONTROL KASIR & ADMIN KABAG PRODUKSI PEMASARAN R & D BAGIAN UMUM PENGAWAS MUTU KOORDINATOR KANDANG KOORDINATOR PENETASAN Gambar 8 Struktur organisasi Warso unggul gemilang pada skenario II Manajemen perusahaan pada skenario II diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi guna kesejahteraan karyawannya. Peningkatan kesejahteraan karyawan dapat dilakukan melalui pemberian motivasi dan pelatihan khusus bagi karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, apabila kinerja karyawan meningkat maka akan ada peningkatan gaji/bonus yang diperoleh sehingga kesejahteraan karyawan ikut meningkat. Secara keseluruhan hasil analisis dari aspek manajemen dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9 Hasil analisis kelayakan aspek manajemen pada Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Struktur Struktur organisasi jelas Terjadi perubahan proporsi Layak organisasi jumlah karyawan 2 Job Job description sesuai Layak description kebutuhan produksi 3 Tenaga kerja: Terdapat tenaga kerja ahli Diadakan pelatihan dan Layak Tenaga ahli yang bekerja di Warso pemberian motivasi untuk tenaga terlatih Unggul Gemilang, serta karyawan sesuai terdapat pelatihan khusus kebutuhan bagi karyawan Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak jika dilihat dari aspek manajemen, baik pada skenario I maupun skenario II. Struktur organisasi telah dibuat sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pembagian kerja telah dilakukan guna mempermudah proses operasionalnya. Pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan telah berjalan dengan baik dan selalu dilakukan perbaikan manajemen dalam menghadapi segala macam perubahan baik secara internal maupun eksternal perusahaan.

64 52 Aspek Hukum Skenario I Aspek hukum dalam analisis kelayakan usaha berkenaan dengan bentuk badan usaha dan legalitas usaha. Warso Unggul Gemilang merupakan peternakan rakyat atau bentuk usaha perorangan. Hal tersebut didasarkan pada proses berdirinya perusahaan yang didirikan oleh perorangan. Dari awal berdirinya perusahaan hingga sekarang telah melewati tiga kali take over dan pemilik Warso Unggul Gemilang masih berstatus perorangan. Aspek hukum dalam suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain. Warso Unggul Gemilang memiliki izin pendirian usaha peternakan dari kantor desa setempat dan dari dinas peternakan. Surat izin dari kantor desa berisi mengenai kesediaan warga sekitar terhadap dibukanya usaha pembibitan ayam kampung di daerah tersebut, surat dari dinas peternakan yaitu surat izin domisili usaha. Selain itu Warso Unggul Gemilang telah memiliki SIUP (surat izin usaha perdagangan) dan NPWP (nomor pokok wajib pajak) guna mendukung berdirinya usaha yang dijalankan. Usaha peternakan ayam kampung baik pembibitan maupun pembesarannya memiliki dukungan khusus dari pemerintah. Dukungan dari pemerintah terlihat dari: Peraturan Presiden No 36 Tahun 2010 tentang negatif investasi dan Peraturan Menteri Pertanian No 404 Tahun 2002 tentang keleluasaan usaha peternakan ayam kampung yang tidak memerlukan legalitas dalam skala usahanya. Aspek Hukum Skenario II Surat-surat usaha yang telah dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang pada skenario I mampu memberikan kekuatan bagi perusahaan secara hukum. Aspek hukum pada skenario II direncanakan bahwa perusahaan Warso Unggul Gemilang akan memiliki badan usaha berbentuk CV (commanditaire venotschaap atau persekutuan komanditer). Hal tersebut dikarenakan kondisi manajemen saat ini lebih tepat menggunakan CV, selain itu masih ada tenaga kerja yang tugasnya merangkap seperti bagian kasir dan administrasi. Secara keseluruhan hasil analisis aspek hukum dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. Tabel 10 Hasil analisis aspek hukum pada Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Surat izin usaha Layak Warso Unggul Gemilang memiliki surat keterangan usaha dari pemerintah setempat, izin usaha, SIUP, dan NPWP. 2 PBB Warso Unggul Gemilang mentaati aturan PBB Izin usaha telah dimiliki dan akan dilakukan peningkatan status badan usaha menjadi CV. Layak Usaha Warso Unggul Gemilang telah layak secara aspek hukum, baik pada skenario I maupun skenario II. Posisi usaha Warso Unggul Gemilang yang memiliki kekuatan secara hukum diantaranya telah memiliki berbagai izin usaha guna mendukung kegiatan usaha yang dijalankan. Disamping itu didukung pula

65 53 oleh pemerintah terhadap usaha peternakan ayam kampung dengan memberikan keleluasaan usaha tanpa memerlukan legalitas dalam skala usahanya. Aspek Sosial dan Budaya Skenario I Analisis terhadap aspek sosial dan budaya meliputi seberapa besar usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang memiliki dampak sosial dan budaya terhadap masyarakat sekitar. Aspek sosial menunjukkan bagaimana usaha peternakan dapat memberikan dampak positif dari sisi sosial seperti kelarasan hubungan antara perusahaan dan para penduduk maupun tenaga kerja, hal ini sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Aspek sosial usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Pendirian usaha Warso Unggul Gemilang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar, karena sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di Warso Unggul Gemilang adalah warga yang berdomisili di sekitar lokasi perusahaan. Terserapnya tenaga kerja dari wilayah sekitar perusahaan mengakibatkan terciptanya peningkatan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat memberikan dampak terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar. Sehingga Warso Unggul Gemilang ikut serta dalam meningkatkan kehidupan masyarakat menjadi lebih berkembang. Warso Unggul Gemilang selama ini telah memberikan sumbangan sosial ke tempat ibadah (masjid) yang ada di dekat usahanya, memberikan sumbangan bagi kegiatan-kegiatan sosial yang diselenggarakan masyarakat, dan memberikan telur hasil produksi pada waktu tertentu. Kegiatan pembagian telur turut mensosialosasikan kepada warga sekitar untuk mengkonsumsi telur ayam kampung. Dengan mengkonsumsi telur ayam kampung maka dapat meningkatkan kebutuhan gizi masyarakat, karena yang selama ini popular di masyarakat adalah telur ayam ras yang nilai gizinya lebih rendah daripada telur ayam kampung. Oleh karena itu dari segi budaya usaha ini tidak merugikan budaya setempat, bahkan usaha ini dapat memberikan keuntungan. Aspek Sosial dan Budaya Skenario II Usaha Warso Unggul Gemilang pada skenario II akan lebih meningkatkan hubungan sosial perusahaannya, baik hubungan sosial masyarakatnya maupun hubungan sosial dengan para relasi usaha. Peningkatan hubungan sosial tersebut dilakukan untuk lebih mendekatkan perusahaan dengan pihak luar, secara tidak langsung hubungan tersebut juga akan memajukan perusahaan ke arah yang lebih baik lagi. Secara keseluruhan hasil analisis aspek sosial dan budaya dari perusahaan Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

66 54 Tabel 11 Hasil analisis kelayakan aspek sosial dan budaya pada Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Sosial Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar, memberikan berbagai bantuan sosial masyarakat Layak 2 Budaya Budidaya ayam kampung di Warso Unggul Gemilang sesuai dengan adat dan budaya yang berlaku di Warso Unggul Gemilang Akan lebih meningkatkan hubungan sosial perusahaan, baik dengan masyarakat maupun relasi usaha. Layak Usaha Warso Unggul Gemilang baik pada skenario I maupun skenario II secara aspek sosial dan budaya memiliki dampak yang lebih positif. Secara aspek sosial dan budaya, peningkatan usaha yang terjadi dapat meningkatkan kemampuan karyawan melalui penerapan teknologi yang digunakan menjadi lebih baik serta terjadi peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan gaji. Selain itu hubungan sosial perusahaan juga akan lebih ditingkatkan demi kemajuan warso Unggul Gemilang. Usaha Warso Unggul Gemilang pada skenario I dan skenario II dapat dikatakan layak dilihat dari aspek sosial dan budaya. Aspek Lingkungan Skenario I Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh usaha terhadap lingkungan sekitar, apakah dengan adanya usaha tersebut dapat mengganggu lingkungan atau tidak. Limbah hasil produksi merupakan hal yang harus diperhatikan pengaruhnya terhadap lingkungan usaha Warso Unggul Gemilang. Limbah yang dihasilkan pada usaha ini berupa kotoran ternak dan ayam yang mati. Kotoran ternak dan ayam yang mati dapat menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Permasalahan yang timbul yaitu berupa polusi udara. Saat ini masyarakat tidak merasa terganggu dengan adanya usaha peternakan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang dapat mengatasi permasalahan berupa polusi udara dengan menerapkan manajemen usaha sebaik mungkin. Kotoran hasil produksi Warso Unggul Gemilang selalu dibersihkan setiap harinya. Penanganan kotoran tersebut dilakukan dengan cara pembersihan kotoran dan penempatan pada karung. Kotoran hasil produksi tersebut akan menjadi pupuk kandang, maka kotoran yang telah dikemas dalam karung tersebut akan dilakukan penjualan. Hasil penjualan pupuk kandang tersebut akan menjadi milik para pekerja kandang. Selain itu, ayam kampung yang mati baik DOC ataupun indukan dewasa akan diberikan kepada para pembudidaya ikan lele di sekitar peternakan. Dengan demikian Warso Unggul Gemilang dapat menangani limbah hasil produksinya sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan.

67 55 Aspek Lingkungan Skenario II Pengembangan usaha jika dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang akan menjadikan perusahan ini lebih bersahabat dengan lingkungan. Penanganan limbah berupa kotoran akan lebih terkoordinir dengan baik, karena dalam penerapan mekanisasi produksi tersebut terdapat teknologi yang mengatasi pembuangan kotoran secara otomatis. Kotoran ayam kampung yang menumpuk setiap harinya secara otomatis akan langsung dibuang ke tempat penampungan akhir kotoran menggunakan mesin pengeruk otomatis. Mesin pengeruk kotoran tersebut akan membersihkan kotoran ayam kampung dari ujung depan kandang hingga ke belakang. Kotoran akan dibersihkan dan akan ditampung di tempat penampungan akhir kotoran yang letaknya di ujung belakang kandang, sehingga kandang akan terjaga kebersihannya. Dengan penerapan teknologi tersebut polusi udara akan lebih teratasi dengan baik. Secara keseluruhan hasil analisis aspek lingkungan dapat dilihat pada tabel 12 berikut. Tabel 12 Hasil analisis aspek lingkungan Warso Unggul Gemilang No Indikator Skenario I Skenario II Hasil 1 Penanganan limbah Layak Warso Unggul Gemilang menerapkan penanganan limbah yang baik dan tidak dibuang di lokasi pemukiman penduduk. 2 Polusi udara Kebersihan kandang terjaga dari kotoran ayam kampung yang menumpuk, sehingga mengurangi polusi udara. Penanganan limbah dapat terorganisir dengan lebih baik, limbah diberikan kepada pembudidaya lele. Polusi udara semakin berkurang karena kebersihan kandang diperhatikan dengan penerapan teknologi baru. Layak Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak untuk dijalankan dilihat dari aspek lingkungan. Peraturan pemerintah menetapkan bahwa jarak antara usaha peternakan unggas terutama ayam kampung dengan pemukiman warga sekitar 2 km yaitu sesuai SOP, namun Warso Unggul Gemilang dapat mengatasi permasalahan lingkungan perusahaan sehingga persyaratan tersebut dapat teratasi. Perusahaan mampu mengelola limbah kegiatan produksinya dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar. Oleh karena itu baik usaha pada skenario I maupun skenario II, perusahaan telah layak secara aspek lingkungan. Aspek non finansial Warso Unggul Gemilang secara keseluruhan baik pada skenario I maupun skenario II adalah layak. Warso Unggul Gemilang dapat melanjutkan usahanya dengan baik, selain itu perusahaan harus tetap melakukan evaluasi dalam usahanya dan diharapkan dapat mempertahankan kelayakan usaha secara non finansial tersebut. Apabila memungkinkan maka perusahaan dapat menjadikan kelayakan usahanya menjadi lebih baik lagi. Aspek non finansial yang baik akan selalu mendukung aspek finansial perusahaan ke arah yang lebih baik pula, terutama dalam hal peningkatan keuntungan perusahaan.

68 56 ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan setelah aspek non finansial telah layak untuk dilaksanakan. Aspek kalayakan finansial penting diperhatikan dalam menilai kelayakan bisnis, hal ini sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Adapun penilaian kelayakan aspek finansial dari usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang difokuskan pada beberapa kriteria investasi. Kriteria kelayakan investasi tersebut antara lain NPV, Net B/C, IRR, dan PP. Usaha dapat dinyatakan layak apabila diperoleh hasil analisis yang menunjukkan bahwa nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net B/C lebih besar dari satu, dan nilai IRR lebih besar dari tingkat DR. Kriteria kelayakan dianalisis melalui penyusunan arus kas untuk mengetahui besarnya manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis. Analisis laba rugi dilakukan untuk menghitung komponen pajak. Analisis proyeksi arus kas dan analisis laba rugi saling berkaitan antara satu dan lainnya. Aspek finansial tersebut dianalisis berdasarkan dua skenario usaha, yaitu skenario I (tanpa pengembangan usaha) dan skenario II (dengan pengembangan usaha) pada skala ekor indukan. Analisis finansial ini dilakukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut dapat memenuhi kriteria kelayakan atau tidak. Aspek yang dikaji tersebut tertera pada bagian berikut ini. Analisis Finansial Skenario I Kondisi pada skenario I adalah usaha tanpa pengembangan teknologi mekanisasi produksi atau kondisi usaha Warso Unggul Gemilang pada saat ini. Perbandingan yang dilakukan dalam aspek finansial dilakukan berdasarkan jumlah skala yang sama, yaitu ekor indukan. Skala di warso Unggul Gemilang saat ini ialah ekor indukan, sehingga dalam perhitungan aspek finansial dikonversi terlebih dahulu. Saat ini juga terjadi peralihan dari manajemen yang lama kepada Warso Unggul Gemilang karena terjadi take over perusahaan. Kondisi ini hanya berlangsung di tahun pertama, yakni sebagai masa peralihan. Analisis finansial skenario I dilakukan dengan mempertimbangkan proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, kriteria investasi dan nilai pengganti. Kondisi ini terjadi pada tahun 2009, sehingga analisis finansial memperhitungkan waktu tersebut. Waktu saat ini merupakan kondisi pada tahun keenam. Biaya Investasi Biaya investasi tidak dikeluarkan setiap tahun. Biaya investasi dikeluarkan berdasarkan berapa lama umur ekonomis dari barang tersebut. Total biaya investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar Rp Komponen terbesar dari biaya investasi berasal dari tahun pertama yaitu terdapatnya pembelian tanah. Adapun pengeluaran biaya investasi pada skala ekor indukan secara total pada setiap tahun tertera pada Tabel 13.

69 57 Tabel 13 Biaya investasi per tahun Warso Unggul Gemilang skenario I No Tahun Total biaya investasi (Rp) 1 Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke Total biaya investasi Tabel 13 menunjukkan bahwa investasi terbesar dilakukan pada tahun pertama. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar barang yang diperlukan dibeli pada tahun pertama. Total biaya investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar Rp Perhitungan untuk biaya investasi bersamaan dengan perhitungan dari analisis nilai sisa, sehingga dapat dilihat pada Lampiran 3. i. Mesin tetas Mesin tetas merupakan komponen terpenting dalam bisnis pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Kapasitas mesin tetas yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang sebanyak butir telur. Kapasitas mesin tetas ini merupakan yang terbesar di Indonesia untuk pembibitan ayam kampung. Mesin tetas ini terdiri dari dua bagian, yaitu setter dan hatcher. Bagian setter berfungsi sebagai tempat pengeraman telur dengan kapasitas butir telur. Bagian hatcher berfungsi sebagai tempat penetasan telur dengan kapasitas butir telur. Mesin tetas tersebut memiliki umur ekonomis selama 15 tahun yang sekaligus menjadi umur dari bisnis ini. Produsen mesin tetas berasal dari Belanda. Harga mesin tetas mencapai Rp , dan pada tahun 2014 mengalami penyusutan sehingga harganya menjadi Rp ii. Bangunan penetasan Bangunan penetasan merupakan bangunan yang digunakan untuk menyimpan mesin tetas. Desain dari bangunan penetasan disesuaikan dengan kebutuhan penetasan oleh Warso Unggul Gemilang. Ukuran bangunan penetasan ialah 15 m x 18 m. Nilai bangunan penetasan mencapai sekitar Rp per meter. Jumlah ruang penetasan yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang hanya satu unit. Umur ekonomis dari bangunan penetasan ialah sepuluh tahun. Umur ekonomis tersebut ditentukan berdasarkan konstruksi bangunan tetas yang berbentuk beton. iii. Tanah Tanah merupakan bagian penting dalam suatu usaha. Usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang dibangun di atas tanah seluas 1.2 Ha. Tanah tersebut berada pada wilayah strategis dan mudah diakses. Harga tanah pada wilayah tersebut adalah Rp per meter, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian tanah sebesar Rp Tanah tidak akan pernah mengalami penyusutan dan tidak akan habis dipakai, karena secara finansial nilainya selalu meningkat. Peningkatan nilai yang terjadi dari tanah tersebut mengakibatkan nilai sisa tidak dapat diprediksi secara pasti.

70 58 iv. Kandang produksi Kandang merupakan tempat yang dibangun untuk kegiatan proses produksi. Kandang produksi yang dimiliki Warso Unggul Gemilang sebanyak 11 unit dan diisi oleh ayam kampung untuk indukan. Setiap kandang berukuran 6 m x 40 m, dengan luasan untuk satu kandang yaitu 240 m 2 sehingga total luas untuk 11 unit kandang produksi mencapai 2640 m 2. Biaya pembangunan kandang mencapai Rp per meter, sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk membangun 11 unit kandang produksi yaitu Rp Kandang produksi memiliki nilai ekonomis selama lima tahun. Umur ekonomis tersebut ditentukan berdasarkan konstruksi kandang yang terbuat dari kayu/bambu dan besi. Kandang produksi yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Kandang produksi ayam kampung milik Warso Unggul Gamilang v. Kandang karantina Kandang karantina merupakan kandang yang dibangun untuk mengisolasi ayam kampung yang terjangkit penyakit. Pembangunan kandang karantina tersebut ditujukan agar ayam kampung yang sakit tidak akan menularkan penyakit kepada ayam kampung lain dalam satu kandang produksi. Ayam kampung yang terkena penyakit akan dipindahkan dari kandang produksi ke kandang karantina. Di kandang karantina ayam kampung yang sakit tersebut diberikan perlakuan agar dapat disembuhkan dan dapat berproduksi kembali. Kandang karantina yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang ada dua, yaitu kandang karantina besar yang memiliki luas 65 m 2 dan kandang karantina kecil yang berukuran 7 m 2. Harga untuk membangun kandang karantina tersebut yaitu Rp per meter. Total biaya yang dikeluarkan untuk membangun kandang karantina besar yaitu Rp dan total biaya yang dikeluarkan untuk membangun kandang karantina kecil yaitu Rp Kandang karantina memiliki umur ekonomis selama lima tahun, yaitu berdasarkan konstruksi kandang yang terbuat dari kayu/bambu. Ayam kampung yang berada di kandang karantina dapat dilihat pada Gambar 10.

71 59 Gambar 10 Kondisi ayam kampung di kandang karantina Warso Unggul Gemilang vi. Ruang pengemasan Ruang pengemasan digunakan untuk mengemas DOC ayam kampung yang dihasilkan ke dalam box khusus. Ruang pengemasan ini memiliki luas 36 m 2, biaya yang dikeluarkan mencapai Rp per meter. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun ruang pengemasan yaitu Rp Umur ekonomis dari ruang pengemasan yaitu 10 tahun, hal tersebut ditentukan karena ruang pengemasan dibangun dengan konstruksi semi beton dan semi kawat. Ruang pengemasan dapat dilihat pada Gambar 11 berikut. Gambar 11 Ruang pengemasan DOC ayam kampung pada Warso Unggul Gemilang vii. Gudang Gudang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan alat dan bahan. Warso Unggul Gemilang memiliki empat unit gudang, masing-masing berukuran 4.5 m x 6 m dengan total luasan gudang yaitu 108 m 2. Jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar Rp per meter, sehingga total biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp Gudang yang dimiliki Warso Unggul Gemilang memiliki umumr ekonomis selama 10 tahun. Penetapan tersebut berdasarkan konstruksi gudang yang terbuat dari beton tanpa plester. Gudang milik Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 12.

72 60 Gambar 12 Ruang gudang pada Warso Unggul Gemilang viii. Mess karyawan Mess karyawan yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang berjumlah enam kamar digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat istirahat bagi karyawan. Mess karyawan tersebut memiliki luasan sekitar 90 m 2, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp per meter. Total biaya yang dikeluarkan untuk mess karyawan berjumlah Rp Mess karyawan memiliki nilai ekonomis 10 tahun. Mess karyawan tersebut dibuat tingkat dua, lantai pertama dibangun dengan beton sedangkan lantai kedua dibangun dengan kayu dan anyaman bambu. ix. Kantor Kantor digunakan sebagai tempat kerja bagi manajer perusahaan Warso Unggul Gemilang. Kantor memiliki nilai ekonomis 10 tahun, karena terbuat dari beton. Kantor tersebut memiliki luas sebesar 20 m 2 dengan biaya yang dikeluarkan yaitu Rp per meter. Total pengeluaran yang diperlukan untuk membangun kantor mencapai Rp x. Pos satpam Pos satpam ditempati oleh karyawan bagian keamanan perusahaan Warso Unggul Gemilang. Pos satpam terbuat dari kayu dan dinding anyaman bambu setengah terbuka, sehingga memiliki umur ekonomis selama 5 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk pos satpam mencapai Rp , dengan biaya per meter Rp dan dengan luasan 16 m 2. xi. Dapur Ruangan dapur digunakan untuk aktivitas masak, ruangan ini menyatu dengan ruangan untuk makan para karyawan. Dapur memiliki luas 40 m 2 dengan konstruksi terbuat dari beton, sehingga memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan ruangan ini mencapai Rp dengan harga per meter sekitar Rp xii. Ruang biosecurity Ruang biosecurity yang dimiliki Warso Unggul Gemilang digunakan sebagai ruangan untuk proses sterilisasi para karyawan dan tamu yang berkunjung ke wilayah produksi perusahaan. Ruangan ini memiliki total luas 36 m 2, jumlah biaya yang dikeluarkan per meternya mencapai Rp , sehingga total yang dikeluarkan mencapai Rp Ruang biosecurity ini memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. Secara lebih jelas ruang biosecurity dapat dilihat pada Gambar 13 berikut.

73 61 Gambar 13 Ruang biosecurity pada Warso Unggul Gemilang xiii. Ruang pimpinan Ruang pimpinan merangkap menjadi ruang penyimpanan vaksin. Ruang pimpinan terbuat dari beton sehingga memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun. Ruangan ini memiliki luas 160 m 2, biaya yang dikeluarkan untuk membangun ruangan ini sebesar Rp xiv. Ruang meeting Ruang meeting merangkap menjadi ruang kerja tim pemasaran, digunakan secara khusus saat ada rapat internal perusahaan. Ruangan ini memiliki luas 48 m 2 dengan konstruksi terbuat dari beton. Umur ekonomis dari ruangan ini yaitu selama 10 tahun. Biaya yang dikeluarkan per meternya mencapai Rp , sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk ruang meeting ini mencapai Rp xv. Tangki Warso Unggul Gemilang memiliki 16 unit tangki yang digunakan untuk menampung air. Terdiri dari enam tangki besar dan sepuluh tangki kecil. Tangki besar memiliki kapasitas sebanyak liter air dengan harga per unit Rp dan tangki kecil memiliki kapasitas sebesar 300 liter air dengan harga per unit mencapai Rp Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian seluruh tangki tersebut mencapai Rp Tangki yang dimiliki ini memiliki umur ekonomis masing-masing selama 3 tahun. xvi. Kamar mandi Kamar mandi yang dimiliki Warso Unggul Gemilang disediakan bagi para karyawan dan tamu perusahaan. Jumlah kamar mandi yang dimiliki yaitu lima ruang, dengan luas total mencapai 7.5 m 2. Total biaya yang dikeluarkan Warso Unggul Gemilang untuk membangun kamar mandi mencapai Rp , dengan umur ekonomis selama 10 tahun. xvii. Cangkul Warso Unggul Gemilang memiliki 10 unit cangkul yang digunakan untuk membantu proses produksi dalam membersihkan kotoran pada kandang. Harga per unit mencapai Rp , sehingga total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp Cangkul memiliki umur ekonomis selama 2 tahun. xviii. Pompa air Pompa air membantu proses mengalirnya air dari sumur ke tangki. Pompa air yang digunakan Warso Unggul Gemilang bermerek Sanyo dengan jumlah 17

74 62 unit, total biaya yang dikeluarkan untuk membeli pompa air yaitu Rp Pompa air ini memiliki nilai ekonomis selama 5 tahun. xix. Crack ball Crack ball digunakan sebagai alat untuk membersihkan kandang dari berbagai macam kotoran seperti sarang laba-laba. Alat ini memiliki umur ekonomis selama 2 tahun. Harga yang dikeluarkan untuk membeli alat ini yaitu Rp per unit, sehingga diperlukan biaya pengeluaran untuk seluruh alat Crack ball ini sebesar Rp xx. Pemanas Warso Unggul Gemilang menggunakan pemanas (heater) dengan bahan bakar gas. Pemanas ini digunakan untuk menghangatkan DOC calon indukan yang diproduksi Warso unggul Gemilang. Jumlah pemanas yang dimiliki sebanyak delapan unit, harga per unit mencapai Rp Pemanas memiliki nilai ekonomis selama lima tahun. Pemanas yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 14 berikut. Gambar 14 Alat pemanas untuk DOC pada Warso Unggul Gemilang xxi. Komputer Komputer yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang digunakan untuk membantu bagian administrasi kantor dan untuk pencatatan keperluan penting perusahaan. Komputer tersebut memiliki umur ekonomis selama 5 tahun. Warso Unggul Gemilang memiliki satu unit komputer, komputer yang digunakan seharga Rp xxii. Genset Aliran listrik yang digunakan Warso Unggul Gemilang harus stabil. Upaya pencegahan pemadaman listrik dapat ditanggulangi oleh Warso Unggul Gemilang dengan menyediakan Genset. Genset yang dimiliki sebanyak satu unit berkapasitas watt. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp Umur ekonomis dari Genset ini yaitu selama 10 tahun. xxiii. Egg tray Egg tray digunakan sebagai tempat untuk menyimpan telur hasil produksi. Setiap satu unit egg tray berkapasitas 30 butir telur, Warso Unggul Gemilang memiliki sekitar 200 unit egg tray berbahan pelastik. Harga per unit mencapai Rp 7 500, sehingga total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp Umur ekonomis dari egg tray ini yaitu selama dua tahun. Penggunaan egg tray pada Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.

75 63 Gambar 15 Egg tray pada Warso Unggul Gemilang xxiv. Mobil Warso Unggul Gemilang memiliki alat transportasi berupa dua unit mobil. Mobil tersebut digunakan sebagai alat untuk mendistribusikan hasil produksi berupa DOC, kebutuhan pakan, serta lainnya yang diperlukan. Terdapat dua tipe mobil yang dimiliki, yaitu mobil box pick up Suzuki Futura dan mobil truck Mitsubishi Fuso 135 PS. Fasilitas transportasi tersebut dapat dilihat padat Gambar 16. Mobil box pick up yang dimiliki seharga Rp dan mobil truck seharga Rp Total biaya untuk membeli mobil yaitu sebesar Rp Kedua mobil tersebut memiliki nilai ekonomis yang sama, yaitu lima tahun. Gambar 16 Fasilitas transportasi milik Warso Unggul Gemilang xxv. Timbangan Timbangan diperlukan Warso Unggul Gemilang sebagai alat ukur berat untuk menimbang segala macam bahan yang diperlukan. Terdapat empat unit timbangan, yaitu dua unit timbangan telur dan dua unit timbangan salter. Masingmasing timbangan memiliki umur ekonomis selama lima tahun. Timbangan telur memiliki harga Rp dan timbangan salter seharga Rp Total biaya yang dikeluarkan untuk membeli timbangan yaitu sebesar Rp

76 64 xxvi. Keranjang/rak panen Keranjang/rak panen digunakan untuk mengangkut DOC hasil produksi dari ruang penetasan ke ruang pengemasan. Warso Unggul Gemilang memiliki 100 unit keranjang panen, masing-masing seharga Rp Total biaya yang dikeluarkan yaitu mencapai Rp Umur ekonomis dari keranjang panen yaitu selama tiga tahun. Keranjang panen yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 17 berikut. Gambar 17 Keranjang panen DOC pada Warso Unggul Gemilang xxvii. Thermometer Thermometer digunakan untuk mengetahui suhu dan kelembaban dari ruangan, terutama kandang Warso Unggul Gemilang. Terdapat 14 unit thermometer yang dimiliki, yaitu seharga Rp per unit. Total pengeluaran untuk 14 unit thermometer mencapai Rp Thermometer memiliki umur ekonomis selama lima tahun. xxviii. Instalasi listrik, air, dan telepon Pemasangan instalasi listrik, air, dan telepon diperlukan oleh Warso Unggul Gemilang. Pemasangan jaringan tersebut merupakan bentuk investasi dari usaha Warso Unggul Gemilang, karena dapat digunakan hingga bisnis ini berakhir. Pemasangan jaringan dihitung dalam satu paket. Biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan satu paket jaringan tersebut yaitu sebesar Rp xxix. Staples kemas Staples kemas yang dimiliki Warso Unggul Gemilang khusus digunakan untuk proses pengemasan produk. Staples kemas berfungsi merapatkan box kemas DOC ayam kampung hasil produksi Warso Unggul Gemilang. Staples kemas tersebut memiliki umur ekonomis selama dua tahun. Warso Unggul Gemilang memiliki satu unit staples kemas, yaitu seharga Rp xxx. Indukan ayam kampung Indukan ayam kampung merupakan investasi penting dalam usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Kebutuhan akan indukan dipenuhi dengan menggunakan DOC produk Warso Unggul Gemilang yang memenuhi kriteria khusus. Indukan tersebut memiliki umur ekonomis yang diasumsikan sekitar dua tahun. Penentuan umur ekonomis berdasarkan umur ayam kampung dari DOC hingga ayam kampung termasuk kategori afkir yakni pada umur lebih dari 75 minggu. Jumlah indukan yang dibutuhkan sebanyak ekor per tahun, nilai tersebut telah memperhitungkan besarnya tingkat

77 65 kematian yang terjadi saat proses pembesaran. Indukan tersebut dibutuhkan dalam bentuk DOC. Harga DOC calon indukan tersebut ialah Rp per ekor. Total investasi yang dikeluarkan setiap dua tahun untuk indukan mencapai Rp Indukan yang diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 18 berikut. Gambar 18 Indukan ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang xxxiv Kandang produksi tanpa teknologi baru Kandang produksi baru tanpa teknologi mekanisasi produksi dialokasikan sebagai tempat tambahan akibat adanya penambahan populasi menjadi ekor indukan. Penambahan jumlah indukan yaitu sebanyak ekor indukan, per meter kandang produksi dapat diisi oleh enam hingga tujuh ekor indukan, sehingga total luasan kandang produksi baru tanpa teknologi mencapai 597 m2. Jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk kandang per meter mencapai Rp , sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk pembangunan kandang produksi tambahan mencapai Rp Kandang ini memiliki umur ekonomis selama lima tahun. Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi pada usaha Warso Unggul Gemilang dilakukan untuk mengetahui perkembangan laba usaha setiap tahunnya selama umur bisnis. Laba bersih merupakan hasil dari penerimaan dikurangi biaya tetap dan biaya variabel. Selain itu, terdapat komponen yang dapat mengurangi laba bersih yaitu biaya penyusutan dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha dan juga akan memberikan pengaruh terhadap aliran kas perusahaan. Adanya laporan laba rugi akan memberikan kemudahan dalam menentukan besarnya aliran kas tahunan yang diperoleh perusahaan. Usaha Warso Unggul Gemilang tidak melakukan pinjaman ke lambaga keuangan, sehingga dalam perhitungan laba rugi tidak terdapat besarnya nilai bunga yang harus dikeluarkan. Selain itu, perhitungan pajak pendapatan yang digunakan berdasarkan pada Undang-undang RI No. 46 tahun 2014, yaitu berisi mengenai pajak penghasilan sebesar satu persen untuk usaha dengan laba usaha kurang dari 4.8 miliar. Terdapat beberapa investasi perusahaan Warso Unggul Gemilang yang masih memiliki nilai sisa. Nilai sisa tersebut antara lain berasal dari mesin tetas, tangki, pompa air, komputer, dan mobil. Selain itu hampir seluruh investasi yang

78 66 dikeluarkan Warso Unggul Gemilang memiliki nilai penyusutan, dimana penyusutan tersebut nilainya berbeda-beda. Rincian perhitungan laba rugi perusahaan Warso Unggul Gemilang sebelum dilakukan pengembangan dapat dilihat pada Lampiran 4. Perhitungan analisis laba rugi diawali dengan mengetahui besarnya nilai laba kotor. Laba kotor dapat diketahui nilainya dari besarnya nilai marjin kotor setelah dikurangi total biaya tetap. Sedangkan nilai marjin kotor dapat diketahui dari besarnya total nilai penjualan dikurangi dengan total biaya variabel. Nilai laba kotor kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum pajak (EBT). Namun Warso Unggul Gemilang tidak melakukan pinjaman ke lembaga keuangan, sehingga nilai laba kotor sama dengan nilai laba sebelum pajak. Pajak penghasilan yang harus dikeluarkan Warso Unggul Gemilang adalah sebesar satu persen, sesuai dengan uraian sebelumnya. Pada tahun pertama Warso Unggul Gemilang memperoleh laba negatif yaitu sebesar Rp , sedangkan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh dapat memperoleh laba positif yang mencapai Rp per tahun. Sebagai langkah terakhir dilakukan perhitungan laba bersih perusahaan. Laba bersih diperoleh dari besarnya laba positif sebelum pajak dikurangi dengan besarnya jumlah pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Laba bersih yang diperoleh perusahaan Warso Unggul Gemilang pada tahun pertama tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan laba sebelum pajak, hal tersebut karena pada tahun pertama laba yang dihasilkan adalah negatif sehingga tidak dikenakan pajak penghasilan. Pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh terdapat laba positif yang diperoleh perusahaan, sehingga dikenakan biaya pajak sebesar Rp per tahun dan total laba bersih yang diterima perusahaan mencapai Rp per tahun. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow) Proyeksi arus kas skenario I digunakan untuk melihat bagaimana aliran keuangan secara cash yang tersedia di peternakan pada masa peralihan. Komponen yang ada pada proyeksi ini masih komponen yang disediakan oleh manajemen sebelumnya ditambah dengan perhitungan kandang yang memiliki kapasitas dan jumlah indukan ekor ayam kampung. Jumlah aktual indukan sebanyak ekor ayam kampung, sedangkan diperlukan analisis dengan jumlah indukan ekor, oleh karena itu Warso Unggul Gemilang membutuhkan penyesuaian. Penyesuaian tersebut diasumsikan hasil produksi pada tahun pertama berjumlah setengahnya dari jumlah produksi pada tahun kedua hingga kesepuluh, sehingga nilai pada arus kas berbeda. Proyeksi arus kas terdiri dari dua bagian yakni arus kas masuk dan arus kas keluar. Besarnya proyeksi arus kas perusahaan skenario I dapat dilihat pada Lampiran 5. Proyeksi arus kas juga menunjukkan Net benefit dari suatu usaha. Nilai Net benefit yang semakin besar menunjukkan keuntungan yang semakin besar, namun belum memperhitungkan time value of money. Nilai Net benefit usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang skenario I rata-rata mencapai Rp per tahun dengan skala ekor selama 10 tahun. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai Net benefit dari usaha pembibitan itik yang mencapai Rp per tahun untuk skala ekor selama lima tahun pada tahun

79 kedua hingga tahun kelima, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wibowo dan Juarini (2011) dan Alfikri (2012). Berikut ialah penjelasan lebih lanjut mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang pada skenario I. 1. Arus Kas Masuk (Inflow) Arus kas masuk menunjukkan seluruh bagian yang diterima secara cash oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Arus kas masuk dari Warso Unggul Gemilang ini terdiri dari nilai produksi total dan nilai sisa dari beberapa investasi. Nilai produksi total diperoleh segala hal yang memberikan penerimaan secara tunai kepada Warso Unggul Gemilang. Nilai sisa dari beberapa investasi juga merupakan arus kas masuk bagi Warso Unggul Gemilang. Total arus kas masuk pada tahun pertama mencapai Rp dan pada tahun kedua hingga tahun kesesembilan mencapai Rp per tahun. Nilai sisa hanya terdapat pada tahun kesepuluh, sehingga nilai arus kas masuk pada tahun kesepuluh mencapai Rp a. Nilai produksi total Nilai produksi total pada usaha peternakan ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang dibentuk dari beberapa penerimaan. Nilai produksi total pada tahun pertama dalam satu tahun dengan skala ekor indukan mencapai Rp dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp per tahun. Adapun nilai produksi total diperoleh dari penerimaanpenerimaan berikut ini. i. Penerimaan penjualan DOC Peternakan ayam kampung Warso Unggul Gemilang memperoleh penerimaan utama dari hasil penjualan DOC ayam kampung. Panen dilakukan dua kali dalam satu minggu untuk menghemat penggunaan tenaga kerja pada saat panen. DOC dipanen setiap hari senin dan kamis sehingga dalam satu bulan panen dilakukan sebanyak delapan kali. Satu kali panen menghasilkan sekitar ekor DOC. Total DOC yang dihasilkan setiap bulan pada tahun pertama mencapai ekor, sehingga dalam satu tahun menghasilkan sebanyak ekor DOC. Total DOC yang dihasilkan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai ekor per bulan. Harga DOC yang dijual kepada konsumen ialah Rp per ekor. Penerimaan penjualan DOC dihitung berdasarkan perkalian antara jumlah DOC yang dijual dalam satuan ekor dikalikan dengan harga jual DOC per ekor. Penerimaan penjualan DOC pada tahun pertama mencapai sekitar Rp Penerimaan penjualan DOC pada tahun kedua hingga kesepuluh mencapai Rp per tahun. Penjualan DOC pada tahun pertama tidak sebanyak tahun kedua hingga tahun kesepuluh karena usaha pembibitan ayam tersebut dalam kondisi transisi manajemen. ii. Penerimaan penjualan indukan afkir Warso Unggul Gemilang selain memperoleh pendapatan utama dari penjualan DOC juga memperoleh pendapatan dari penjualan indukan afkir. Permintaan ayam kampung yang cukup tinggi memberikan peluang bagi Warso Unggul Gemilang untuk menjual ayam kampung afkir yang dimiliki. Indukan afkir merupakan indukan yang tidak produktif dalam menghasilkan telur. Indukan 67

80 68 afkir yang dihasilkan pada tahun pertama merupakan indukan yang merupakan sisa dari manajemen sebelumnya. Indukan afkir yang dihasilkan pada tahun pertama berbeda dengan yang diproduksi pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh. Indukan afkir yang dihasilkan pada tahun pertama sebanyak ekor sehingga dalam satu tahun mencapai ekor atau kg per tahun, sedangkan pada tahun kedua hingga kesepuluh mencapai ekor per tahun. Ayam afkir memiliki nilai mortaliltas rate sekitar 0.5 persen. Harga ayam afkir diperhitungkan berdasarkan harga per bobot ayam hidup dengan satuan kilogram. Harga ayam afkir yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang ialah Rp Penerimaan penjualan ayam afkir diperhitungkan dari perkalian antara jumlah ayam afkir yang dijual dengan harga ayam afkir per kilogram bobot hidup. Penerimaan penjualan ayam afkir pada tahun pertama mencapai Rp , sedangkan total penerimaan penjualan ayam afkir pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp per tahun. Konsumen dari ayam afkir ini terdiri dari restoran, rumah makan, rumahtangga dan lainnya yang tersebar di wilayah Jabodetabek. iii. Penerimaan penjualan telur afkir Penerimaan bukan pendapatan utama selain penerimaan dari penjualan indukan afkir juga diperoleh dari penjualan telur afkir. Warso Unggul Gemilang melihat peluang penjualan telur ayam kampung cukup besar. Telur ayam afkir merupakan telur calon DOC yang tidak lolos kriteria yang ditetapkan untuk menjadi DOC. Telur ayam afkir ini biasanya berbobot kurang dari telur yang siap untuk menjadi DOC. Telur ayam afkir dipanen setiap hari. Panen telur ayam afkir pada tahun pertama mencapai 413 butir per hari. Panen telur ayam afkir dalam satu tahun pada tahun pertama mencapai butir. Panen telur ayam afkir pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai 825 butir perhari dengan total butir per tahun. Konsumen atau distributor datang secara langsung untuk membeli telur tersebut dan berlangsung setiap hari. Harga jual telur ayam kampung afkir tersebut mencapai Rp per butir. Penerimaan penjualan telur afkir diperoleh dari penjualan telur ayam afkir dikalikan dengan harga telur per butir. Adapun penerimaan dari telur ayam afkir dalam satu tahun pada tahun pertama mencapai Rp Penerimaan penjualan telur afkir yang diperoleh pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp per tahun. b. Nilai sisa Nilai sisa merupakan salah satu komponen dari arus kas masuk. Nilai sisa menunjukkan penerimaan sisa modal dari investasi yang tidak terpakai karena habis sisa umur ekonomisnya hingga akhir umur usaha. Usaha yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang memiliki nilai sisa yang diperoleh dari investasi yang belum habis pada tahun kesepuluh. Pada penelitian ini nilai sisa investasi Warso Unggul Gemilang pada akhir tahun kesepuluh mencapai Rp Adapun perhitungan lebih lengkap tertera pada Lampiran 5, yaitu mengenai perhitungan nilai sisa dan investasi. 2. Arus Kas Keluar Arus kas keluar merupakan seluruh pengeluaran secara finansial yang bersifat cash oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Arus kas keluar dari Warso Unggul Gemilang ini terdiri dari biaya investasi, biaya operasional, pembayaran

81 bunga, pengeluaran pajak dan pengeluaran lainnya yang diperhitungkan untuk skala ekor indukan. Tidak terdapat pembayaran bunga karena Warso Unggul Gemilang menggunakan modal sendiri. Penjelasan lebih lanjut mengenai arus kas keluar tertera pada bagian berikut ini. a. Biaya investasi Biaya investasi tidak dikeluarkan setiap tahun. Biaya investasi dikeluarkan berdasarkan berapa lama umur ekonomis dari barang tersebut. Total biaya investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar Rp Komponen terbesar dari biaya investasi berasal dari tahun pertama, hal tersebut terjadi karena sebagian besar barang yang diperlukan dibeli pada tahun pertama. Pada tahun tersebut pengeluaran terbesar berasal dari pembelian tanah seluas 1.2 Ha. b. Biaya operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Dua komponen utama biaya operasional dari usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang ialah biaya tetap dan biaya variabel. i. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau jumlah penjualan dalam satu tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang meliputi gaji dan THR seluruh karyawan, biaya pembayaran listrik, telepon, dan pulsa, biaya pemeliharaan, pengeluaran pembelian ATK, biaya transportasi untuk distribusi, biaya pajak mobil pick up, pajak mobil truck, dan pajak PBB. - Gaji Gaji yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang meliputi gaji untuk wakil pimpinan, kepala bagian, koordinator kandang, koordinator penetasan, bagian dapur, satpam, dan supir. Gaji untuk seorang wakil pimpinan diasumsikan sebesar Rp , dan gaji untuk enam orang kepala bagian diasumsikan Rp per orang. Gaji yang dikeluarkan untuk 20 orang koordinator kandang, tujuh orang koordinator penetasan, dua orang bagian dapur, satu orang satpam, dan dua orang supir masing-masing diberikan gaji yang sama yaitu sebesar Rp Total pengeluaran untuk gaji selama satu tahun mencapai Rp THR (Tunjangan hari raya) Tunjangan hari raya (THR) diberikan kepada seluruh karyawan Warso Unggul Gemilang. Pemberian THR tersebut dilakukan setiap satu tahun sekali, yaitu pada saat menjelang hari raya Idul Fitri. Besarnya THR yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang kepada para karyawannya adalah sebesar nilai gaji tetap yang diperoleh setiap karyawan dalam satu bulan. Total biaya yang dikeluarkan untuk pemberian THR karyawan adalah sebesar Rp dalam satu tahun. - Listrik, telepon, dan pulsa Biaya overhead perusahaan Warso Unggul Gemilang meliputi biaya untuk pembayaran listrik, telepon, dan pembelian pulsa. Pembayaran listrik, telepon, dan pulsa dikeluarkan sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran biaya overhead tersebut 69

82 70 mencapai Rp per bulan, sehingga total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun mencapai Rp Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan perusahaan selalu dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi perbaikan mesinmesin operasional jika terjadi kerusakan dan memerlukan tenaga ahli, pembelian lampu, pemeliharaan bangunan, pembelian gas, solar, dsb. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan mencapai Rp per bulan, sehingga biaya total dalam satu tahun yaitu Rp ATK (Alat tulis kantor) Alat tulis kantor yang digunakan Warso Unggul Gemilang meliputi pembelian pulpen, kertas, tipe-ex, dsb. Pembelian ATK tersebut secara rutin dikeluarkan setiap bulannya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ATK sebesar Rp , yaitu untuk 11 set ATK. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ATK mencapai Rp dalam satu tahun. - Biaya trasnportasi Biaya transportasi dikeluarkan dalam mendistribusikan produk atau apapun keperluan perusahaan. Penggunaan transportasi tersebut biasanya dilakukan untuk pengiriman produk DOC yang dihasilkan kepada para konsumen secara langsung, selain itu juga digunakan sebagai alat angkut pakan maupun keperluan lainnya. Biaya trasnportasi meliputi biaya pembelian bensin, biaya tol, dsb. Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan mencapai Rp , sehingga memerlukan biaya tetap untuk transportasi sebesar Rp dalam satu tahun. - Pajak Perusahaan Warso Unggul Gemilang adalah perusahaan yang taat pajak. Pembayaran pajak yang dikeluarkan Warso Unggul Gemilang diantaranya untuk mobil box pick up, mobil truck, dan PBB (pajak bumi bangunan). Biaya yang dikeluarkan untuk pajak tersebut berbeda-beda. Pembayaran pajak untuk mobil box pick up mencapai Rp per tahun. Pembayaran pajak untuk mobil truck mencapai Rp per tahun. Pembayaran pajak untuk PBB perusahaan mencapai Rp dalam satu tahun. Total pembayaran pajak dalam satu tahun mencapai Rp ii. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang yang nilainya tergantung pada output yang dihasilkan. Biaya variabel merupakan komponen penting dalam usaha ini. Biaya variabel dari usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang terdiri dari pakan, vaksin dan vitamin herbal. -Pakan Warso Unggul Gemilang menggunakan berbagai macam pakan untuk keperluan produksinya. Beberapa pakan yang digunakan merupakan produk dari Cargill dan Comfeed (Jappa). Produk dari Cargill yang digunakan antara lain uni chick, uni grow dan layer one. Produk dari Comfeed yang digunakan antara lain BR 0 (nol), Par DOC, Par S (starter), Par G (grower) dan Par L1 (layer 1). Keseluruhan pakan dipesan secara langsung ke pabrik. Harga dari tiap produsen berbeda dan terjadi kenaikan pakan setiap dua bulau. Adapun keterangan lebih lanjut mengenai harga pakan selama tahun 2014 dan prediksinya tertera pada Tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa harga pakan selalu meningkat. Kenaikan

83 71 yang terjadi selama bulan Januari hingga Agustus berkisar Rp 100 per kg per dua bulan. Harga rata-rata merupakan harga yang dijadikan acuan dalam analisis finansial dalam penelitian ini. Tabel 14 Harga pakan Warso Unggul Gemilang tahun 2014 Cargil Comfeed Bulan Uni chick Uni grow Layer one BR 0 Par DOC Par S Par G Par L1 (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg) Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Harga ratarata Pakan diberikan kepada ayam kampung setiap pagi dan sore. Pakan dipesan setiap tiga hari sekali oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Hal tersebut dilakukan agar pakan tidak terlalu lama berada di gudang. Pakan yang terlalu lama berada di gudang akan menyebabkan pakan rentan terhadap serangan jamur. Kualitas pakan juga akan menurun jika terlalu lama berada di gudang. Total pengeluaran untuk pakan dalam satu tahun mencapai Rp Total pengeluaran tersebut berlaku dari tahun pertama hingga tahun kesepuluh. Pakan merupakan pengeluaran variabel terbesar dalam usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang. -Vaksin Vaksin digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Ayam kampung tidak sama seperti ayam broiler yang membutuhkan pemberian vaksin dalam frekuensi yang tinggi. Adapun vaksin yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang untuk satu kandang tertera pada Tabel 15. Tabel 15 Penggunaan vaksin pada Warso Unggul Gemilang tahun 2014 per kandang Jenis Vaksin Pemberian pada hari ke Dosis yang dibutuhkan (ml) Cara pemberian Marek 1 80 Suntik leher Koksidex 18, Tetes mata atau tetes mulut Coryza 42, Tetes mata atau tetes mulut Medivac ND 1 80 Tetes mata atau tetes mulut Medivac ND-IB-IBD Suntik leher Medivac IBH Tetes mata atau tetes mulut Medivac AI 21-28,70, Tetes mata atau tetes mulut Medivac Pox Tetes mata atau tetes mulut Medivac ND-IB-EDS Tetes mata atau tetes mulut Medivac ND-IB , Tetes mata atau tetes mulut

84 72 Tabel 15 menunjukkan bahwa dosis yang dibutuhkan sama yakni 80 ml. Hal tersebut terjadi karena dalam satu kandang terdapat ekor ayam kampung dan anjuran pemberian dosis juga sama. Produk vaksin yang digunakan berasal dari PT Medion. Penggunaan vaksin pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh berjumlah tetap. Pengeluaran untuk pemberian vaksin per kandang dalam satu tahun mencapai Rp , sehingga dalam satu tahun untuk ekor ayam kampung mencapai Rp Vitamin herbal Vitamin herbal merupakan pengganti vitamin kimia. Warso Unggul Gemilang menggunakan vitamin herbal untuk ayam kampung yang dimiliki. Vitamin herbal berfungsi untuk menjaga daya tahan dari ayam kampung. Alasan lainnya penggunaan vitamin herbal ialah untuk menghemat biaya dan menghasilkan bibit ayam kampung yang berkualitas. Penggunaan vitamin herbal juga mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan kimia pada ayam kampung. Pemberian vitamin dilakukan setiap hari melalui makanan atau minuman. Vitamin herbal dibuat dari bahan-bahan herbal yang mudah untuk ditemukan. Adapun perhitungan biaya untuk membuat vitamin herbal dalam satu hari tertera pada Tabel 16. Tabel 16 menunjukkan bahwa total biaya yang diperlukan dalam satu hari untuk bahan baku vitamin herbal ialah Rp Satu dosis tersebut dapat diberikan untuk seluruh ayam kampung yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang, yaitu dengan populasi ekor indukan. Biaya vitamin herbal per ekor per hari mencapai Rp 2 407, sehingga total biaya untuk vitamin herbal dari tahun pertama hingga tahun kesepuluh mencapai Rp dengan populasi ekor indukan. Tabel 16 Kebutuhan vitamin herbal ayam kampung Warso Unggul Gemilang per hari Uraian Jumlah Satuan Harga per satuan Nilai (Rp) Em 4 4 liter Bawang putih 0.5 kg Kencur 0.5 kg Jahe 0.5 kg Temulawak 0.5 kg Gulamerah 0.5 kg Total per hari Biosecurity Biosecurity dibutuhkan oleh Warso Unggul Gemilang untuk menjamin kebersihan dan mencegah penyebaran penyakit pada ayam, khususnya dari karyawan dan tamu yang menuju kandang produksi dan ruang penetasan. Pelaksanaan biosecurity dilakukan pada ruang biosecurity dimana para karyawan maupun tamu yang menuju wilayah produksi perusahaan harus disemprot dengan biosecurity terlebih dahulu. Bahan-bahan yang digunakan untuk biosecurity ialah air dan karbol. Biaya karbol merupakan komponen utama pada biosecurity tersebut. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai jumlah karbol yang diberikan dalan satu tahun tertera pada Tabel 17.

85 73 Tabel 17 Penggunaan biosecurity pada Warso Unggul Gemilang per tahun Bulan Jenis Ukuran Jumlah Satuan Harga rata-rata Nilai (Rp) Januari Karbol 800 ml 1 Botol Febuari Karbol 800 ml 2 Botol Maret Karbol 800 ml 2 Botol April Karbol 800 ml 3 Botol Mei Karbol 800 ml 4 Botol Juni Karbol 800 ml 4 Botol Juli Karbol 800 ml 5 Botol Agustus Karbol 800 ml 5 Botol September Karbol 800 ml 6 Botol Oktober Karbol 800 ml 7 Botol November Karbol 800 ml 7 Botol Desember Karbol 800 ml 8 Botol Tabel 17 menunjukkan bahwa penggunaan karbol cenderung meningkat. Peningkatan penggunaan karbol sesuai dengan penambahan ayam. Bulan Januari merupakan waktu dimana kandang pertama diisi. Setiap penambahan satu kandang yang diisi, maka diasumsikan terjadi peningkatan penggunaan karbol sebanyak satu botol. Hal tersebut terjadi karena aktivitas karyawan yang berhubungan dengan kandang semakin bertambah. Penggunaan biosecurity pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh diasumsikan berjumlah tetap untuk setiap tahunnya. Karbol yang digunakan berasal dari Wipol ukuran 800 ml, harga yang diperoleh berdasarkan harga rata-rata produk yang digunakan. Total nilai penggunaan biosecurity dalam satu tahun mencapai Rp Pengeluaran untuk biosecurity pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh berjumlah tetap. Hal tersebut terjadi karena jumlah indukan ayam telah memenuhi keseluruhan kandang tersebut sejak tahun pertama. -Box kemas Box kemas digunakan oleh Warso Unggul Gemilang untuk mengemas produk DOC ayam kampung. Kemasan tersebut didesain khusus agar dapat memudahkan proses pengiriman DOC. DOC yang berkualitas hasil produksi Warso Unggul Gemilang dikemas sebanyak 102 ekor per box. Harga box kemas mencapai Rp per unit. Adapun rincian penggunaan box kemas tertera pada Tabel 18. Tabel 18 Kebutuhan box kemas Warso Unggul Gemilang per tahun pada skenario I Tahun Jumlah Harga per Kebutuh box Nilai per Produk kemasan kemas (unit) tahun (Rp) DOC (ekor) (Rp/unit) Pertama Kedua hingga kesepuluh Tabel 18 menunjukkan bahwa pengeluaran box kemas pada tahun pertama tidak sebanyak tahun kedua hingga selanjutnya. Hal tersebut terjadi karena produk DOC pada tahun pertama tidak sebanyak tahun kedua hingga tahun kesepuluh.

86 74 Jumlah box kemas yang digunakan mengikuti jumlah produk DOC yang dihasilkan. Total biaya untuk box kemas pada tahun pertama mencapai Rp dan tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp Analisis Kelayakan Investasi Usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak untuk dijalankan secara aspek finansial pada skala ekor indukan. Hal tersebut dilihat dari besarnya nilai kriteria investasi, yaitu meliputi nilai NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit per Cost), dan PP (Payback period). Hasil dari perhitungan analisis kelayakan investasi perusahaan Warso Unggul Gemilang dengan skala ekor indukan pada skenario I secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 19 berikut. Tabel 19 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario I No Kriteria investasi Nilai Keterangan 1 NPV (Rp) Layak 2 IRR (%) Layak 3 Net B/C 2.79 Layak 4 PP (tahun) 5.92 Layak Hasil perhitungan dari Tabel 19 pada kriteria kelayakan menunjukkan bahwa seluruh komponen dari kriteria investasi perusahaan dapat dinyatakan layak. Pernyataan layak secara aspek finansial tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai NPV perusahaan lebih besar dari nol, nilai IRR yang diperoleh dapat melebihi besarnya nilai discount rate 7.5 persen, Net B/C lebih besar dari satu, dan usaha memperoleh nilai PP dalam waktu 5.92 tahun. Usaha Warso Unggul Gemilang memiliki nilai NPV yang lebih besar dari nol yaitu Rp atau setara dengan ekor DOC, artinya perusahaan dapat memberikan keuntungan atau dapat memberikan manfaat karena jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis pada skala ekor indukan. Nilai IRR yang diperoleh telah melebihi nilai discount rate 7.5 persen, yaitu sebesar persen yang artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan karena dapat mengembalikan sebesar persen dari total investasi yang telah ditanamkan. Nilai IRR tersebut lebih tinggi dari nilai IRR pada usaha peternakan ayam kampung dan peternakan itik. Nilai IRR untuk peternakan ayam kampung mencapai persen dan untuk peternakan itik mencapai persen, hal tersebut sesuai dengan penelitian Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2012). Nilai Net B/C Warso Unggul Gemilang melebihi satu, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2.79 sehingga dapat dikatakan layak. Nilai Net B/C skenario I ini lebih tinggi daripada nilai Net B/C pembibitan itik dan ayam kampung. Pembibitan itik mampu menghasilkan nilai Net B/C 1.58 sedangkan untuk pembesaran ayam kampung mampu menghasilkan Net B/C sebesar 1.15, hal tersebut sesuai dengan penelitian Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2012). Nilai Net B/C usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang dapat ditingkatkan dengan penerapan teknologi. Pengembangan usaha dengan teknologi baru memungkinkan untuk dilakukakan oleh Warso Unggul Gemilang dalam rangka meningkatkan nilai Net B/C dari usaha yang dijalankan.

87 75 Selain itu pengembalian modal investasi atau payback period usaha Warso Unggul Gemilang mencapai 5.92 tahun, artinya investasi akan kembali pada lima tahun, 11 bulan dan satu hari. Nilai tersebut telah memperhitungan tingkat discount rate, diperoleh dari besarnya nilai investasi dibagi dengan jumlah manfaat yang telah di perhitungkan discount rate-nya, yaitu Rp dibagi dengan Rp Waktu pengembalian bisnis selama 5.92 tahun tersebut tidak melebihi umur bisnis, sehingga dapat layak untuk dijalankan. Hubungan antara NPV dan discount rate adalah negatif. Adapun hubungan antara NPV dan IRR pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang skenario I tertera pada Gambar 19. Gambar 19 menunjukkan bahwa setiap peningkatan discount rate (DR) akan menyebabkan NPV mengalami penuruanan. NPV sama dengan nol terjadi saat IRR sebesar persen dan titik tersebut menunjukkan batas kenaikan suku bunga maksimal agar bisnis tersebut dikatakan layak. Jika nilai DR melebihi persen maka usaha tersebut secara finansial tidak akan layak, karena kriteria investasi akan berada di bawah nilai standar. NPV (Rp) IRR 42.30% DR % 47.5 Gambar 19 Hubungan NPV dan discount rate pada skenario I

88 76 Analisis Switching Value Analisis switching value atau nilai pengganti dilakukan dengan menganalisis besarnya nilai kriteria investasi secara coba-coba untuk mengetahui seberapa besar persen perubahan harga yang dapat ditoleransi agar usaha yang dijalankan tetap layak. Nilai pengganti tersebut diperoleh dari seberapa besar persentase komponen yang dianalisis pada saat menghasilkan NPV sama dengan nol. Pada usaha Warso Unggul Gemilang nilai pengganti yang diperhitungkan yaitu kenaikan harga pakan dan penurunan harga output berupa DOC ayam kampung. Kenaikan harga pakan seringkali terjadi pada usaha Warso Unggul Gemilang, sehingga menjadi perhatian khusus perusahaan. Kenaikan harga pakan merupakan akibat bahan baku pakan berupa jagung sebagian besar diperoleh secara impor. Selain itu penurunan harga DOC juga menjadi perhatian khusus bagi perusahaan, karena penurunan harga DOC dapat mengurangi keuntungan perusahaan bahkan dapat mendatangkan kerugian. Hasil perhitungan dari analisis nilai pengganti skala ekor indukan dapat dilihat pada Tabel 20 berikut. Tabel 20 Hasil perhitungan switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario I Komponen yang berubah Persentase perubahan (%) Kenaikan harga pakan Penurunan harga DOC Kenaikan harga pakan yang menyebabkan Warso Unggul Gemilang dalam keadaan impas berdasarkan NPV ialah persen. NPV pada saat kenaikan harga pakan tersebut sama dengan nol. Penurunan harga produk DOC yang dapat ditoleransi ialah sekitar persen. NPV pada kondisi tersebut ialah sama dengan nol atau Warso Unggul Gemilang dalam keadaan impas. Jika salah satu atau kedua komponen tersebut melebihi persentase perubahan maksimum tersebut, maka akan menjadikan usaha tidak layak. Oleh karena itu, dengan adanya analisis switching value diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pihak manajerial perusahaan dalam mengambil kebijakan terkait dengan kondisi kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC agar usaha yang dijalankan tidak mengalami kerugian. Analisis Finansial Skenario II Skenario II merupakan usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang dalam melakukan pengembangan teknologi pada usahanya. Pengembangan usaha dilakukan untuk meningkatkan jumlah output perusahaan, karena permintaan produk masih belum bisa dipenuhi seluruhnya. Kondisi pengembangan tersebut memberikan pengaruh terhadap analisis finansial perusahaan, karena pada aspek non finansial usaha tersebut telah layak untuk dijalankan. Penambahan investasi merupakan langkah utama dalam melakukan pengembangan usaha. Investasi yang ditambah yaitu berupa kandang produksi serba otomatis dan penambahan terhadap jumlah indukan ayam kampung yang diproduksi. Kandang produksi yang serba otomatis tersebut terdiri dari teknologi dalam pemberian pakan otomatis, minum dengan nipple, collecting telur otomatis, dan pembuangan kotoran secara otomatis. Kandang produksi dengan mekanisasi

89 77 produksi tersebut diadopsi dari usaha peternakan ayam petelur Asia Farm, melalui penelitian ini dapat dilihat apakah mekanisasi produksi pada ayam ras petelur seperti pada Asia Farm dapat diterapkan atau tidak pada usaha Warso Unggul Gemilang. Penggunaan teknologi mekanisasi produksi pada Asia Farm dapat dilihat pada Gambar 20. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis dari pihak jasa pembuatan kandang, pembangunan kandang serba otomatis tersebut dapat dilakukan minimum untuk kapasitas ekor. Sehingga dalam skenario II ini dilakukan penambahan jumlah indukan menjadi ekor. Pada skenario I pun dilakukan penambahan populasi menjadi ekor indukan, hal tersebut untuk memudahkan dalam perbandingan usaha pada skala yang sama. Oleh karena itu upaya peningkatan output yang dilakukan pada skenario II melalui penggunaan teknologi kandang serba otomatis dan peningkatan jumlah indukan, sedangkan skenario I hanya dengan peningkatan jumlah indukan dan kandang produksi konvensional seperti pada kondisi sebelumnya. Gambar 20 Penggunaan teknologi modern pada ayam ras petelur milik Asia Farm Peningkatan jumlah indukan dilakukan melalui peningkatan pembelian terhadap jumlah DOC calon indukan. Keperluan jumlah indukan ayam kampung yang diinvestasikan mengalami peningkatan menjadi ekor per tahun. Harga DOC per ekor yaitu Rp 6 400, sehingga total pembelian menjadi Rp per tahun. Sedangkan untuk keperluan kandang serba otomatis dibutuhkan biaya sebesar Rp per meter kandang. Kandang tersebut dibuat tingkat empat, kapasitas per meter mencapai 40 ekor, sehingga ayam kampung sebanyak ekor dapat diproduksi dalam kandang seluas 500 m 2. Total pengeluaran untuk investasi kandang serba otomatis tersebut mencapai Rp Kandang serba otomatis tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. Pengaruh peningkatan terhadap investasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Selain itu pengaruh pengembangan teknologi terhadap aspek finansial dapat dilihat dari perubahan nilai pada proyeksi arus kas, proyeksi laba rugi, kriteria investasi, dan nilai pengganti. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi perusahaan pada usaha skenario II ini mengalami perubahan, hal tersebut juga berdampak pada perubahan nilai pajak pada arus kas. Perusahaan memperoleh laba negatif pada tahun pertama yang nilainya lebih besar daripada skenario I, yaitu sebesar Rp Pada tahun pertama

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama : Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Edisi : 11/AYAM/TKSPP/2011 Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan usaha ternak ayam di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, yang kemudian mendorong

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Desa Sukadamai Usaha peternakan ayam ras petelur ini terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Desa Sukadamai merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi yang sangat baik untuk menopang pembangunan pertanian di Indonesia adalah subsektor peternakan. Di Indonesia kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan terbukti paling tahan menghadapi krisis yang telah terjadi di Indonesia. Demikian juga subsektor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Sebuah usaha akan diikuti oleh kegiatan investasi. Kegiatan investasi yang dilakukan dalam bidang pertanian memiliki risiko yang relatif besar dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, 1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 dengan pengusahaan pada berbagai komoditi pertanian seperti budidaya ikan, budidaya manggis, budidaya pepaya,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MANDAU DURI-RIAU

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MANDAU DURI-RIAU Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MANDAU DURI-RIAU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor petenakan merupakan salah satu sub sektor yang berperan serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan subsektor peternakan seperti

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA LULUT KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR AGUS SETIAWAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA LULUT KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR AGUS SETIAWAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA LULUT KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR AGUS SETIAWAN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan persentase kenaikan jumlah penduduk yang tinggi setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-4 dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja. 1.1. Latar Belakang Penelitian I. PENDAHULUAN Usaha perunggasan di Indonesia telah menjadi sebuah industri yang memiliki komponen lengkap dari sektor hulu sampai ke hilir. Perkembangan usaha tersebut memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber :

I. PENDAHULUAN. Sumber : I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia sejak tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain ikan dan telur, guna memenuhi kebutuhan akan protein.

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging di Kecamatana Bekasi Barat) Is Zunaini Nursinah, Ridwan Lutfiadi, Mustaiem

ANALISIS FINANSIAL AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging di Kecamatana Bekasi Barat) Is Zunaini Nursinah, Ridwan Lutfiadi, Mustaiem ANALISIS FINANSIAL AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging di Kecamatana Bekasi Barat) Is Zunaini Nursinah, Ridwan Lutfiadi, Mustaiem Abstract Livestock industry aims to expand jobs and trying

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam PENGANTAR Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2014 subsektor peternakan berkontribusi tehadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

Jl.Veteran No.53.A Lamongan ABSTRAK

Jl.Veteran No.53.A Lamongan ABSTRAK EVALUASI KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA DAN KAMBING MILIK H. SHOLEH BERDASARKAN ASPEK FINANSIAL DAN NONFINANSIAL DI DESA BANYUTENGAH KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK M. Yusuf 1, Dyah Wahyuning A 1,

Lebih terperinci

2017, No Menteri Petanian tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tah

2017, No Menteri Petanian tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tah No.1230, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PERMENTAN/PK.230/9/2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan dalam pembangunan perekonomian di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh petumbuhan di sektor industri dan sektor pertanian. Sektor industri dan sektor

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar MORT (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) 3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843 3 1.062 27 1.16 3.8 1.659

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A Pagar

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG Nidya Diani *), Iskandarini **), Luhut Sihombing ***) *) Alumni

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP.

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP. DAFTAR ISI ISI SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... ABSTRAK RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun ke tahun menjadikan kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

BUDI DAYA AYAM PETELUR

BUDI DAYA AYAM PETELUR PROPOSAL USAHA BUDI DAYA AYAM PETELUR NAMA : SALMAWATI NIM : 10 5311 4 07 PROGRAM STUDI : S 1 JURUSAN : KURIKULUM TEK. PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur)

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Analisis Finansial Budidaya Ayam Petelur di Kalimantan Timur (Mariyah) 15 ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Mariyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Indonesia adalah sebuah negara berkembang dengan jumlah penduduk terpadat ke empat setelah China, India, dan Amerika. Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau tingkah laku bisnis pada usaha pengelolaan sarana produksi peternakan, pengelolaan budidaya

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat SURANTO WAHYU WIDODO A14104051 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Sep-10 Okt-10 Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Edisi : 9/AYAM/TKSPP/ Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar domestik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia.

PENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia. Pada tahun 2007, sektor peternakan mampu memberikan kontribusi yang cukup baik bagi Produk Domestik

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Top ~ 1

Peluang Bisnis Top ~ 1 Dengan semakin meningkatnya permintaan produk bebek baik daging maupun telur dan kelestarian sumber daya alam, serta penyediaan bibit unggul, maka prospek agribisnis ternak bebek menjanjikan di masa mendatang

Lebih terperinci