Deskripsi lokasi penelitian. Myrtaceae. Myrtaceae. Pohon sagu, kerikil 30%, tumbuhan rawa. batu besar 40%. Nephentes
|
|
- Herman Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN 107
2 108
3 109 Lampiran 1 Deskripsi lokasi penelitian Lokasi penelitian Kedalaman Tutupan substrat dasar Zona 1 1. Sungai Lawa 0,30 6,00 m pasir 30%, - kerikil 20%, batu bulat 50%. 2. Desa Matano 0,30-5,00 m pasir 20%, - Deskripsi lokasi penelitian Vegetasi Vegetasi dasar di tepian perairan danau Myrtaceae Myrtaceae Keterangan lain Sungai ini berada di bagian paling hulu Danau Matano, mengalirkan air masuk ke dalam danau sepanjang tahun. Daratan di sebelah barat adalah permukiman penduduk dan kebun. Pinggiran danau ke arah daratan berupa rawa-rawa. kerikil 80%. 3. Pantai Paku 0,30 6,00 m pasir 20%, - Pohon sagu, kerikil 30%, tumbuhan rawa batu bulat 50%. 4. Pantai Sokoio 0,40 6,00 m batu bulat 60%, - Myrtaceae, Tebing di tepian danau terdapat jalan lingkar danau batu besar 40%. Nephentes yang memisahkan hutan dan danau. Dinding tepian danau berupa batuan besar batuan dasar. Kontur dasar curam. 109
4 110 Lampiran 1 (lanjutan) 110 Lokasi penelitian Kedalaman Tutupan substrat dasar Zona 2 5. Pantai Kupu-kupu 0,40 4,00 m pasir 20%, kerikil 20%, batu bulat 60%. 6. Pantai Salonsa I-A 0,30-4,00 m pasir 30%, kerikil 20%, batu bulat 40%, batu besar 10%. 8. Pantai Salonsa I-B 0,30-4,00 m pasir 30%, kerikil 40%, batu bulat 30%. 9. Pantai Old Camp 0,30 5,00 m pasir 30%, kerikil 55%, batu bulat 15%. 10. S. Tanah Merah 0,40 6,00 m pasir 40%, kerikil 40%, batu bulat 20%. Deskripsi lokasi penelitian Vegetasi dasar Vegetasi di tepian perairan danau Otellia mesenterium Otellia mesenterium Otellia mesenterium Myrtaceae genus Kjellbergiodendron, Xanthostemon, Eugenia Kjellbergiodendron, Xanthostemon, dan Eugenia. Kjellbergiodendron, Xanthostemon, dan Eugenia. - Pohon mangga, Myrtacea - Myrtacea, tumbuhan rawa Keterangan lain Daratan di tepian danau berupa lahan datar dengan sedikit rawa-rawa. Daerah litoral dengan kontur dasar landai dan pinggiran danau tampak mengalami abrasi. Wilayah Pantai Salonsa merupakan daerah permukiman PT INCO (di bagian selatan danau), lokasi rekreasi pantai. Wilayah Pantai Salonsa merupakan daerah permukiman PT INCO (di bagian selatan danau), lokasi rekreasi pantai. Kompleks permukiman karyawan PT INCO. Kontur dasar landai. Muara sungai ini mempunyai kandungan lumpur yang tinggi. Sebelah kiri dan kanan sungai adalah daerah rawa-rawa. Lahan dekat tebing bekas kebun merica.
5 111 Lampiran 1 (lanjutan) Lokasi penelitian Tutupan substrat Kedalaman dasar Zona P. Otuno I-A 0,30 2,00 m pasir 40%, kerikil 20%, batu bulat 20%, batu besar 20%. 12. P. Otuno I-B 0,30-4,00 m kerikil 30%, batu bulat 70%. 13. P. Otuno II-A 0,40 4,00 m lumpur/pasir 30%, kerikil 40%, batu besar 30%. 14. P. Otuno II-B 0,40 6,00 m lumpur/pasir 20%, batu bulat 10%, batuan dasar 70% 15. S. Petea 0,40 2,5 m lumpur/pasir 50%, kerikill 30%, batuan dasar 20%. 16. S. Soluro 0,30 4,00 m pasir 30%, kerikil 40%, batu bulat 30%. Deskripsi lokasi penelitian Vegetasi dasar Vegetasi di tepian perairan danau Keterangan lain - Myrtacea Bagian daratan ke arah selatan danau adalah hutan, kontur dasar landai. - Myrtacea Hutan alami, kontur dasar curam - Pandanus sp. Hutan alami. Sebelah selatan hingga tenggara pulau berupa selat, kontur dasar relatif datar. - Myrtacea Sisi selatan sebelah barat hingga ke sebelah timur terdiri dari dinding batu-batu besar. Kontur dasar sebelah barat daya searah jarum jam hingga ke sebelah timur adalah - Pandanus sp., Myrtacea Myrtacea, Nephentes, Tumbuhan rawa daerah curam. Outlet danau, berarus kuat, dasar perairan banyak terdapat cangkang kerang. Lahan daratan adalah lahan tambang; lahan bawah berupa rawa-rawa. Daerah daratan merupakan rawa-rawa. Kontur dasar curam. 111
6 112 Lampiran 2 Pohon tambeua (Myrtacea)
7 113 Lampiran 3 Curah hujan rata-rata harian wilayah selama penelitian Waktu Curah hujan (mm) Tinggi muka air (m dpl) Sep '08 6,65 392,65 Okt '08 9,00 392,62 Nov '08 9,07 392,62 Des '08 9,41 392,64 Jan '09 4,42 391,53 Feb '09 6,00 391,46 Mar '09 6,00 391,47 Apr '09 14,78 391,55 Mei '09 11,37 391,73 Jun '09 2,98 391,84 Jul '09 4,08 392,30 Agu '09 4,30 392,62
8 114 Lampiran 4 Sebaran spasial ikan T. sarasinorum jantan menurut kelas ukuran panjang
9 Lampiran 5 Sebaran spasial ikan T. sarasinorum betina menurut kelas ukuran panjang 115
10 116 Lampiran 6 Sebaran temporal ikan T. sarasinorum jantan menurut kelas ukuran panjang
11 Lampiran 7 Sebaran temporal ikan T. sarasinorum betina menurut kelas ukuran panjang 117
12 118 Lampiran 8 Ikan T. sarasinorum jantan kuning (a), biru (b), biru kuning (c), abu-abu (d) dan abu-abu kuning (e), dan betina (f)
13 119 Lampiran 9 Variasi spasial nisbah kelamin ikan di Danau Matano Lokasi Jantan % Betina % Nisbah kelamin 2 hitung S. Lawa 70,20 29,80 2,36 : 1,00 32,323 Desa Matano 69,17 30,83 2,24 : 1,00 19,556 Paku 71,43 28,57 2,50 : 1,00 29,571 Sokoio 63,43 36,57 1,73 : 1,00 12,623 Pantai Kupu-kupu 70,97 29,03 2,44 : 1,00 38,161 Pantai Salonsa-A 75,29 24,71 3,05 : 1,00 65,259 Old Camp 74,45 25,55 2,91 : 1,00 65,533 S. Tanah Merah 72,09 27,91 2,58 : 1,00 50,372 P. Otuno I-A 70,87 29,13 2,43 : 1,00 58,021 P. Otuno II-A 69,13 30,87 2,24 : 1,00 45,534 S. Petea 63,11 36,89 1,71 : 1,00 8,393 S. Soluro 66,15 33,85 1,95 : 1,00 20,354 Pantai Salonsa-B 65,06 34,94 1,86 : 1,00 15,060 P. Otuno I-B 61,20 38,80 1,58 : 1,00 9,186 P. Otuno II-B 59,78 40,22 1,49 : 1,00 7,043
14 120 Lampiran 10 Variasi temporal nisbah kelamin ikan di Danau Matano Bulan Jantan % Betina % Nisbah kelamin 2 hitung Sep '08 68,22 31,78 2,15 : 1,00 34,248 Okt '08 67,58 32,42 2,08 : 1,00 31,641 Nov '08 71,16 28,84 2,47 : 1,00 47,824 Des '08 67,27 32,73 2,06 : 1,00 32,818 Jan '09 68,18 31,82 2,14 : 1,00 32,000 Feb '09 70,47 29,53 2,39 : 1,00 42,583 Mar '09 67,44 32,56 2,07 : 1,00 31,395 Apr '09 71,10 28,90 2,46 : 1,00 46,848 Mei '09 67,11 32,89 2,04 : 1,00 35,579 Jun '09 68,13 31,87 2,14 : 1,00 32,992 Jul '09 69,85 30,15 2,32 : 1,00 41,282 Agu '09 70,18 29,82 2,35 : 1,00 44,804
15 121 Lampiran 11 Deskripsi karakter morfologis dan histologis gonad T. sarasinoum jantan pada berbagai tingkat perkembangan Tingkat Karakter morfologis perkembangan 1 Belum matang Testis berukuran sangat kecil dan tipis memanjang seperti benang dengan permukaan berwarna putih susu. 2 Kematangan awal Testis memanjang dan lebih besar daripada tingkat 2. Testis terlihat lebih jelas, dan terdapat garis tipis gelap memanjang membelah tetis. 3 Kematangan Testis lebih besar daripada tingkat 2, berwarna abu-abu dengan permukaan tampak bergelombang (bergerigi) dengan warna putih susu, terdapat garis gelap membujur membelah testis. 4 Matang dan memijah 5 Pascapemijahan/ salin Testis berukuran lebih besar dari tingkat III, berwarna putih susu dan pejal, melebar, menebal dan semakin memanjang, bergelombang seperti lipatan-lipatan dan mengisi hampir 1/3 rongga perut. Testis mengecil/ mengerut, menipis, dan kurang pejal, berwarna putih susu. Karakter histologis Sel-sel punca berada pada spermatogonium (SG). Sel-sel itu terjadi selama spermatogenesis dan membentuk kolam cadangan sel-sel punca. Sebelum pematangan dimulai, SG memulai pembelahan intensif. Pada waktu awal spermatogenesis aktif, terdapat kista yang berisi spermatogonia. Dengan matangnya gonad, lebih banyak lagi kista berisi spermatogonia. Saat pembelahan meiosis dimulai spermatogonia menjadi spermatosit (ST) primer. Pembelahan meiosis kedua berlangsung sangat cepat. Setelah pembelahan meiosis berakhir, kista menunjukkan adanya spermatid (SPT) yang mengalami spermiogenesis. Setelah selesai spermiogenesis, sel-sel berubah menjadi spermatozoa (SZ). Kista yang paling maju menunjukkan munculnya spermatozoa pertama. Koneksi antara sel-sel Sertoli dan SZ pecah. Kemudian dinding kista pecah, sehingga spermatozoa dikeluarkan ke dalam lobule lumen. Dengan bertambahnya jumlah spermatozoa dalam lobule lumen, spermatozoa masuk kedalam efferent duct. Batch-batch baru dari sel-sel di dalam kista perlahan-lahan matang. Dinding pembatas lobule membesar. Kista yang berisi spermatogonia tipe B lebih dahulu menghilang, diikuti dengan spermatosit primer dan sekunder dan spermatid, hingga semua sel dalam sebuah gonad menyelesaikan spermatogenesis. Tidak ada kista di dalam gonad. Sel-sel Sertoli yang berisi dinding-dinding kista, menarik kembali proses-proses mereka saat dinding pecah. Pada akhir spermatogenesis, sel-sel Sertoli menghasilkan vakuola-vakuola kecil. Pada musim pemijahan, di dalam lobule yang berisi spermatozoa, ada beberapa kista yang berisi hingga empat spermatogonia B dekat dengan dinding lobule. Spermatozoa yang matang dikeluarkan dari gonad selama pemijahan, tetapi beberapa spermatozoa selalu tertinggal didalam testis. Lobules mengerut dan sel-sel Sertoli menarik kembali proses-proses mereka, sehingga dinding pembatas lobule menjadi lebih tinggi. Spermatozoa yang tertinggal dalam seminiferous tubules mengalami fagositosis.
16 122 Lampiran 12 Deskripsi karakter morfologis dan histologis gonad T. sarasinoum betina pada berbagai tingkat perkembangan Tingkat Karakter morfologis perkembangan 1 Belum matang Ovari tampak seperti benang dan transparan. Oosit tidak tampak dengan mata telanjang. 2 Tingkat kematangan awal 3 Tingkat kematangan akhir Ovari merah muda dan transparan. Ovari besar dengan oosit transparan dapat dilihat dengan mata telanjang. 4 Matang/memijah Ovari besar dan turgid, kemerah-merahan dengan banyak oosit, dan banyak vaskularisasi. 5 Pascapemijahan/ salin Ovari flaccid, merah muda dan berkerut. Karakter histologis Sel-sel punca yang padat mengisi ovari. Oosit mempunyai nukleus bulat yang jelas dengan nukleoplasma, filamen-filamen tipis, dan kadang-kadang berisi dua atau lebih nukleoli. Ukuran dan volume oosit bertambah besar dengan sitoplasma basofil. Banyak nukleoli tersebar di sekeliling bagian dalam nuclear envelope. Oosit dapat dilihat dengan mata telanjang. Ovari kecil, transparan dan oranye-merah muda. Dengan berkembangnya oosit, warnanya perlahan berubah menjadi kemerah-merahan, bahkan kuning. Pematangan ditandai dengan adanya stok cadangan oosit, dan oosit dengan butiran lipida dan cortical alveoli. Diantara oosit dalam fase pematangan akhir, nukleus dalam tingkat yang paling maju bergerak menuju daerah mikropil pada kutub animal. Oosit ini siap dilepaskan. Betina matang secara simultan mempunyai oosit dengan ukuran berbeda, menunjukkan bahwa setiap individu T. sarasinorum memijah lebih dari sekali dalam satu siklus reproduksi. Ovari sebagian tampak agak flaccid dengan sedikit daerah haemorrhaging dan ruangruang kosong. Hanya sedikit oosit kecil yang ada. Oosit atresia dikenali dari bentuk yang tidak beraturan, disintegrasi nukleus dan liquefaction butiran-butiran kuning telur.
3 SEBARAN SPASIAL-TEMPORAL IKAN T. sarasinorum DI DANAU MATANO
35 3 SEBARAN SPASIAL-TEMPORAL IKAN T. sarasinorum DI DANAU MATANO Pendahuluan Sebaran ikan T. sarasinorum di Danau Matano pertama kali dilaporkan oleh Kottelat (1991). Hingga saat ini diketahui terdapat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Metode dan Desain Penelitian
13 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Danau Matano, Sulawesi Selatan. Sampling dilakukan setiap bulan selama satu tahun yaitu mulai bulan September 2010 sampai dengan
Lebih terperinci5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI
5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI Pengukuran parameter reproduksi akan menjadi usaha yang sangat berguna untuk mengetahui keadaan kelamin, kematangan alat kelamin dan beberapa besar potensi produksi dari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Habitat Ikan T. antoniae
23 HASIL DAN PEMBAHASAN Habitat Ikan T. antoniae Habitat ikan T. antoniae yang diamati pada sembilan stasiun penelitian menunjukkan bahwa ikan ini menempati kolom air dekat dasar perairan di daerah litoral,
Lebih terperinci4 REPRODUKSI DAN TINGKAH LAKU PEMIJAHAN IKAN T. sarasinorum DI DANAU MATANO
49 4 REPRODUKSI DAN TINGKAH LAKU PEMIJAHAN IKAN T. sarasinorum DI DANAU MATANO Pendahuluan Proses reproduksi adalah bagian penting dari studi biologi spesies (Chellappa et al. 2005). Penentuan jenis kelamin
Lebih terperincistatistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks
Persentase Rasio gonad perberat Tubuh Cobia 32 Pembahasan Berdasarkan hasil pengukuran rasio gonad dan berat tubuh cobia yang dianalisis statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin
Lebih terperinciSET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan
05 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan
Lebih terperinci2 HABITAT PEMIJAHAN IKAN T. sarasinorum DI DANAU MATANO
11 2 HABITAT PEMIJAHAN IKAN T. sarasinorum DI DANAU MATANO Pendahuluan Penelitian mengenai habitat pemijahan ikan air tawar endemik Sulawesi yang dikaitkan dengan preferensi arena pemijahan belum pernah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Klasifikasi ikan Juaro (Pangasius polyuranodon) menurut Kottelat dan Whitten (1993) adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Sub filum : Vertebrata Kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pengambilan sampel dilakukan sebulan sekali selama 3 bulan berturutturut, yakni pada tanggal 10-11 Februari 2012, 7 Maret 2012 dan 7 April 2012. Pengambilan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
18 HSI DN MBHSN Hasil 1. Histologi testis Gambaran histologi testis musang luak tersusun atas tubuli seminiferi yang dipisahkan oleh jaringan interstitial. Terdapat tiga komponen penyusun tubuli seminiferi
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
9 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kali Baru mulai dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan di
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di perairan Way Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga September 2013.
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta merupakan sebuah teluk di perairan Laut Jawa yang terletak di sebelah utara provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Terletak
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PPI Muara Angke, Jakarta Utara dari bulan Januaribulan Maret 2010. Analisis aspek reproduksi dilakukan di Fakultas Perikanan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jenis Kelamin Belut Belut sawah merupakan hermaprodit protogini, berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa pada ukuran panjang kurang dari 40 cm belut berada pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Teripang Teripang yang dikenal dengan nama mentimun laut termasuk dalam kelas Holothuroidea dan merupakan salah satu anggota dari filum hewan berkulit duri (Echinodermata)
Lebih terperinciII. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad
II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah belut sawah (Monopterus albus) yang diperoleh dari pengumpul ikan di wilayah Dramaga. Kegiatan penelitian terdiri
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
16 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Pola reproduksi ikan swanggi (Priacanthus tayenus) pada penelitian ini adalah tinjauan mengenai sebagian aspek reproduksi yaitu pendugaan ukuran pertama
Lebih terperinci7. PEMBAHASAN UMUM. Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des. Gambar 21 Ukuran testis walet linchi selama 12 bulan
7. PEMBAHASAN UMUM Morfologi Gonad dan Kelenjar Mandibularis Walet Linchi Dari hasil pengamatan selama 12 bulan terhadap perubahan morfologi yang terjadi pada gonad jantan dan betina. Tampak perubahan
Lebih terperinciSistem Reproduksi Pria meliputi: A. Organ-organ Reproduksi Pria B. Spermatogenesis, dan C. Hormon pada pria Organ Reproduksi Dalam Testis Saluran Pengeluaran Epididimis Vas Deferens Saluran Ejakulasi Urethra
Lebih terperinciHUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH
HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kalibaru mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan Teluk Jakarta
Lebih terperinciBAB BENTUK MUKA BUMI. Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan bumi.
Bab 8 Peta Tentang Pola dan Bentuk Muka Bumi 149 BAB 8 PETA TENTANG POLA DAN BENTUK MUKA BUMI Sumber: Encarta Encyclopedia, 2006 Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan
Lebih terperinci3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan
12 digital dengan sensifitas 0,0001 gram digunakan untuk menimbang bobot total dan berat gonad ikan, kantong plastik digunakan untuk membungkus ikan yang telah ditangkap dan dimasukan kedalam cool box,
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)
12 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-September 2011 dengan waktu pengambilan contoh setiap satu bulan sekali. Lokasi pengambilan ikan contoh
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
12 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah dan Sebaran Panjang Ikan Kuro Jumlah ikan kuro yang tertangkap selama penelitian berjumlah 147 ekor. Kisaran panjang dan bobot ikan yang tertangkap adalah 142-254 mm
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta merupakan salah satu teluk yang terdapat di utara pulau Jawa. Secara geografis, teluk ini mempunyai panjang pantai
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan dari Oktober 2011 hingga Januari 2012 di Waduk Ir. H. Djuanda, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat (Gambar 3). Pengambilan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014 agar dapat mengetahui pola pemijahan. Pengambilan sampel dilakukan
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciREPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.
REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciGeologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /
BAB III GEOLOGI DAERAH PERBUKITAN RUMU 3.1 Geomorfologi Perbukitan Rumu Bentang alam yang terbentuk pada saat ini merupakan hasil dari pengaruh struktur, proses dan tahapan yang terjadi pada suatu daerah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dari bulan Mei - Oktober 2011. Pengambilan ikan contoh dilakukan di perairan mangrove pantai Mayangan, Kabupaten
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sebaran Frekuensi Ikan Tetet (Johnius belangerii) Ikan contoh ditangkap setiap hari selama 6 bulan pada musim barat (Oktober-Maret) dengan jumlah total 681 ikan dan semua sampel
Lebih terperinciLombok Timur Dalam Data
Lombok Timur Dalam Data 2016 1 GEOGRAFI Lombok Timur Kabupaten Terluas di Pulau Lombok. Luas Daratan Lombok Timur Mencapai 33,88 Persen Dari Luas Pulau Lombok. Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten
Lebih terperinciOleh : Rodo Lasniroha, Yuniarti K. Pumpun, Sri Pratiwi S. Dewi. Surat elektronik :
PENANGKAPAN DAN DISTRIBUSI HIU (APPENDIX II CITES) OLEH NELAYAN RAWAI DI PERAIRAN SELATAN TIMOR CATCH AND DISTRIBUTION OF SHARKS (APPENDIX II CITES) BY LONGLINE FISHERMEN IN SOUTH WATER OF TIMOR Oleh :
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciPROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN
Pendahuluan 5. PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciTitin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Relasi panjang berat dan aspek reproduksi ikan beureum panon (Puntius orphoides) hasil domestikasi di Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias (BPPPU)
Lebih terperinciOOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti
OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS Titta Novianti OOGENESIS Pembelahan meiosis yang terjadi pada sel telur Oogenesis terjadi dalam dua tahapan pembelahan : yaitu mitosis meiosis I dan meiosis II Mitosis : diferensaiasi
Lebih terperinciLEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Sumber Energi Resolusi (Spasial, Spektral, Radiometrik, Temporal) Wahana Metode (visual, digital, otomatisasi) Penginderaan jauh adalah ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciRingkasan Materi Pelajaran
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan manusia dengan bumi Kompetensi Dasar 5.1 Menginterpretasi peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi 5.2 Mendeskripsikan keterkaitan unsur-unsur geografis dan
Lebih terperinciGambar 1. Diagram TS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Massa Air 4.1.1 Diagram TS Massa Air di Selat Lombok diketahui berasal dari Samudra Pasifik. Hal ini dibuktikan dengan diagram TS di 5 titik stasiun
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Berdasarkan pengamatan awal, daerah penelitian secara umum dicirikan oleh perbedaan tinggi dan ralief yang tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan
LAMPIRAN 167 Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan
Lebih terperinciMATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK SUB POKOK BAHASAN: KARAKTERISTIK LAHAN PASUT DAN LEBAK DARI SEGI ASPEK HIDROLOGI.
MATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK SUB POKOK BAHASAN: KARAKTERISTIK LAHAN PASUT DAN LEBAK DARI SEGI ASPEK HIDROLOGI Oleh: Ir. MUHAMMAD MAHBUB, MP PS Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNLAM LAHAN
Lebih terperinciSDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT
MEMBERIKAN TEKANAN THDP SDA & LH PERTUMBUHAN PENDUDUK YG SEMAKIN CEPAT KBUTUHAN AKAN PROTEIN HWNI MENINGKAT PENDAHULUAN - LAHAN SEMAKIN SEMPIT - PENCEMARAN PERAIRAN SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT UTK
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari koridor tengah di Pantai Selatan Jawa yang wilayahnya membentang sepanjang Pantai Selatan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 5.1.1 Letak, kondisi geografis, dan topografi Kabupaten Bangli terletak di tengah-tengah pulau Bali, dan menjadi satusatunya kabupaten yang tidak
Lebih terperinciOLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed
OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Menurut klasifikasi Bleeker, sistematika ikan selanget (Gambar 1) adalah sebagai berikut (www.aseanbiodiversity.org) :
Lebih terperinci4.DINAMIKA DISTRIBUSI GLIKOKONJUGAT PADA GONAD WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN
4.DINAMIKA DISTRIBUSI GLIKOKONJUGAT PADA GONAD WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Pendahuluan Ovarium merupakan tempat perkembangan folikel, ovulasi dan luteinisasi. Semua proses tersebut meliputi proses
Lebih terperinciTANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa
AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran
Lebih terperinciLAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA. Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3
LAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3 Dosen pembimbing : Dra. Sawitri Komarayanti M.S OLEH: KELOMPOK 14 1. AINI MASKURO (0910211107)
Lebih terperinciAPLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2
APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 Prosedur analisis citra untuk penggunaan tanah 1. Pra-pengolahan data atau pengolahan awal yang merupakan restorasi citra 2. Pemotongan
Lebih terperinciTINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Clupea platygaster) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, GRESIK, JAWA TIMUR 1
TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Clupea platygaster) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, GRESIK, JAWA TIMUR 1 ABSTRAK (Gonad Maturity of Herring (Clupea platygaster) in Ujung Pangkah Waters, Gresik, East
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2006, Agustus 2006 Januari 2007 dan Juli 2007 di Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi dengan sumber air berasal dari
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TPI Cilincing, Jakarta Utara. Pengambilan data primer berupa pengukuran panjang dan bobot ikan contoh yang ditangkap
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Organ reproduksi Jenis kelamin ikan ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap gonad ikan dan selanjutnya ditentukan tingkat kematangan gonad pada tiap-tiap
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi mum Daerah Penelitian ecara umum morfologi daerah penelitian merupakan dataran dengan punggungan di bagian tengah daerah
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil 3.1.1. Diameter Tubulus Seminiferus Hasil pengukuran diameter tubulus seminiferus pada gonad ikan lele jantan setelah dipelihara selama 30 hari disajikan pada Gambar
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
23 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) Hasil olahan citra Modis Level 1 yang merupakan data harian dengan tingkat resolusi spasial yang lebih baik yaitu 1 km dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Entok (Cairina moschata) Entok (Cairina moschata) merupakan unggas air yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Entok lokal memiliki warna bulu yang beragam
Lebih terperinciGambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh
14 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2009. Lokasi pengambilan ikan contoh adalah tempat pendaratan ikan (TPI) Palabuhanratu. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Ekobiologi,
Lebih terperinciTz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C
Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut: Bulan kering (BK): Bulan dengan C
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Pesisir Teluk Jakarta terletak di Pantai Utara Jakarta dibatasi oleh garis bujur 106⁰33 00 BT hingga 107⁰03 00 BT dan garis lintang 5⁰48
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29
Lebih terperinciKONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH
BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain
III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kondisi Geofisik 1. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Leuwigajah TPA Leuwigajah mulai dibangun pada tahun 1986 oleh Pemerintah Kabupaten Bandung karena dinilai cukup cocok untuk dijadikan TPA karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan komponen yang sangat penting bagi tubuh manusia yang berfungsi mengantarkan zat-zat dan oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Persediaan darah di Indonesia
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Perairan Bondet Perairan Bondet merupakan wilayah penangkapan kerang darah bagi nelayannelayan desa Bondet dan sekitarnya. Beberapa
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat
Lebih terperinciLampiran 1. Jumlah dan Diameter Pembuluh Lateks Klon BPM 1 dan PB 260 KLON Jumlah Pembuluh Lateks Diameter Pembuluh Lateks 22.00 22.19 24.00 24.09 20.00 20.29 7.00 27.76 9.00 24.13 5.00 25.94 8.00 28.00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenampakan alam di permukaan bumi meliputi wilayah perairan dan daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM
ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Oleh : Rido Eka Putra 0910016111008 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan pada lokasi penelitian, tipe habitat Danau Taliwang dikelompokkan menjadi perairan terbuka dan perairan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
9 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Kegiatan penelitian dilakukan di salah satu tambang batubara Samarinda Kalimantan Timur, yang luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 24.224.776,7
Lebih terperinciSungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):
44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk
Lebih terperinciV. HASIL & PEMBAHASAN
19 V. HASIL & PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Keberhasilan hidup berudu Rhacophorus margaritifer 5.1.1.1. Telur Hasil pengamatan terhadap sembilan selubung busa telur (clutch) menunjukkan bahwa semua telur
Lebih terperinciMENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPlTlNG BAKAU KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAH GAMET
MENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPlTlNG BAKAU Scy[la serrata ( FORSKAL ) SEGARA MORFOLOGIS DAN KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAH GAMET Olela TITIK RETNOWATI C 23.1695 JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN
KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN 4.1 Topografi dan Tata Sungai DAS Citarum Hulu merupakan suatu cekungan yang dikelilingi oleh pegunungan Tangkuban Perahu di daerah utara dengan puncaknya antara lain Gunung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Curah Hujan (mm) Debit (m³/detik)
7 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 DAS Bengawan Solo Pada peta geologi Indonesia (Sukamto et al. 1996) formasi geologi DAS Bengawan Solo didominasi batuan sedimen tersier, batuan sedimen kuarter, batuan vulkanik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Daerah Irigasi Lambunu Daerah irigasi (D.I.) Lambunu merupakan salah satu daerah irigasi yang diunggulkan Propinsi Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai target mengkontribusi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai Tulang Bawang. Pengambilan sampel dilakukan satu kali dalam satu bulan, dan dilakukan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Ikan tembang (S. fimbriata)
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) Klasifikasi ikan tembang menurut Saanin (1984) berdasarkan tingkat sistematikanya adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii
Lebih terperinciDAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH Oleh : Sri Harjanti W, 0606071834 PENDAHULUAN Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan wilayah tata air dan ekosistem yang di dalamnya
Lebih terperinciProf. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. Teknik Geologi
Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. SALT FRESHWATER INTERFACE Salt Freshwater Interface Persamaan Ghyben -Herzberg Pressure head A = Pressure head B hs.rs = hf. rf + hs. rf hs. rs hs. rf = hf. rf hs(rs
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan dan analisa data diperoleh beberapa kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan dan analisa data diperoleh beberapa kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut : 5.1 Kesimpulan 1. Sedimen pada Embung Tambakboyo dipengaruhi oleh erosi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Klasifikasi ikan tembang (Sardinella maderensis Lowe, 1838 in www.fishbase.com) adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Subfilum
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst.
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis dan Fisiografis Geografis dan bentuk wilayah mempengaruhi sistem pengelolaan dan pertumbuhan tanaman secara tidak langsung. Dari fisiografi memberikan
Lebih terperinciBENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR
BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR BENTUK LAHAN MAYOR BENTUK LAHAN MINOR KETERANGAN STRUKTURAL Blok Sesar Gawir Sesar (Fault Scarp) Gawir Garis Sesar (Fault Line Scarp) Pegunungan Antiklinal Perbukitan
Lebih terperinci