KAJIAN KEPUSTAKAAN. Raja, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Selain itu, Itik Cihateup juga
|
|
- Hadian Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Itik Cihateup Karakteristik Itik Cihateup Menurut Saraswati (2011), klasifikasi Itik Cihateup adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Anseriformes Famili : Anatidae Subfamili : Anatinae Rumpun (tribe) : Anatini Genus : Anas Spesies : Anas platyrhynchos Itik Cihateup merupakan itik yang berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Raja, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Selain itu, Itik Cihateup juga dikembangkan di daerah Garut (Wulandari, 2005). Itik Cihateup memiliki potensi penghasil daging yang lebih baik dibandingkan dengan Itik Cirebon dan Mojosari. Bulu Itik Cihateup berwarna coklat, sedangkan paruh dan shanknya berwarna hitam. Warna itik jantan dewasa lebih gelap dan bulu di sekitar kepala mengarah kehitaman sedangkan itik betina memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan itik jantan. Ciri ciri fisik dari Itik Cihateup secara umum mirip dengan itik itik jawa lainnya, seperti Itik Karawang, Itik Tegal ataupun Itik Cirebon (Muzani, 2005). Itik Cihateup memiliki lingkar dada lebih besar dibandingkan dengan Itik Cirebon maupun Itik Mojosari, hal ini dapat menjadi indikator bahwa Itik
2 8 Cihateup dapat dijadikan sebagai itik penghasil daging yang baik (Muzani, 2005). Itik jantan Cihateup memiliki kemampuan dalam mengkonversi ransum lebih baik dibandingkan dengan Itik Cihateup betina. Bobot potong itik Cihateup jantan berumur 14 minggu berkisar g/ekor (Wulandari, 2005) Kebutuhan Nutrien Itik Cihateup Pakan merupakan bahan makanan tunggal atau campuran yang diberikan kepada ternak untuk tumbuh, berkembang biak dan berproduksi. Pakan atau makanan ternak adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan dapat digunakan oleh ternak (Tillman dkk., 1989). Secara umum bahan makanan ternak adalah bahan yang dapat dimakan, tetapi tidak semua komponen dalam bahan makanan ternak tersebut dapat dicerna oleh ternak. Kebutuhan nutrien setiap ternak unggas berbeda beda dan sangat bergantung pada jenis, bangsa, umur jenis kelamin dan tingkat produksi. Hal ini sangat dibutuhkan dalam penyusunan formula pakan yang akan diberikan kepada ternak unggas nantinya. Daftar kebutuhan nutrien yang dibutuhkan oleh ternak unggas yang sangat diperhitungkan yaitu energi, protein, kalsium (Ca), fosfor (P) dan asam asam amino esensial seperti lisin dan metionin. Itik Cihateup dalam fase grower berumur 14 minggu dengan berat badan rata-rata 1049,825 gram ± 48,6097 gram. Kebutuhan nutrien itik pada fase grower dapat dilihat pada Tabel 1.
3 9 Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Itik Fase Grower Nutrien Kebutuhan Itik Grower* ) EM (Kkal/kg) 2800 PK (%) Ca (%) 0.60 P (%) 0.60 Lisin (%) 0.90 Metionin (%) 0.56** ) Sumber: * ) NRC (1984) ** ) ARC (1984) 2.2 FOS FOS adalah unit beta fruktosa yang yang merupakan bagian dari sukrosa. Struktur kimia dari FOS tidak dapat dicerna oleh asam lambung maupun enzim yang dihasilkan dari pankreas (Cummings dkk., 2001). Frukto-oligosakarida (FOS) merupakan prebiotik yang diperoleh dengan cara menghidrolisis inulin. FOS biasa dikenal dengan nama frukto oligomers dan merupakan inulin-type oligosaccaharides. FOS terbentuk dari beberapa oligosakarida homolog dari derivat sukrosa yang digambarkan dengan formula GF n yang penyusun utamanya GF2, GF3 dan GF4 dan terikat pada ikatan β-2,1. Struktur kimia GF2, GF3 dan GF4 dapat dilihat pada Ilustrasi 1 (Lee dkk., 1999). Ilustrasi 1. Struktur 1-kestose (GF2, kiri), nystose (GF3, tengah), dan fructofuranosyl nystose (GF4, kanan)
4 10 FOS dapat ditemukan pada buah-buahan, sayur-sayuran dan madu. FOS merupakan bagian dari oligomer dan polimer fruktosa yang berasal dari sukrosa. FOS akan ditemukan dalam jumlah yang banyak pada tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi. Sumber FOS yang sudah banyak dikenal antara lain asparagus, bawang putih, bawang merah, gandum, madu, pisang, dan tomat (Sangeetha dkk., 2005; Mussatto dan Mancilha, 2007). FOS adalah salah satu prebiotik yang menguntungkan bagi perkembangan populasi mikroba di dalam saluran pencernaan dan dapat mencegah perpindahan bakteri patogen ke dalam saluran pencernaan (Propst dkk., 2003). FOS secara selektif dapat memacu pertumbuhan bakteri seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus. Selain dapat memacu pertumbuhan bakteri, prebiotik juga dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen seperti E.coli, Clostridia, dan Enterobacter. FOS juga dapat memperbaiki integritas epitel usus halus, karena SCFA (Short Chain Fatty Acid) sebagai hasil fermentasi prebiotik merupakan bahan penting untuk metabolisme sel epitel usus sehingga fungsi saluran cerna dan absorbsi nutrien dapat meningkat. Fermentasi tersebut sangat erat hubungannya dengan Gut-Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang merupakan jaringan terbesar dari sistem imun yaitu sekitar 60% dari total limfosit dalam tubuh (Delgado dkk., 2011; Saad dkk., 2013). 2.3 Stres Panas dan Mekanismenya Stres dapat didefinisikan sebagai setiap respons biologis yang dapat menimbulkan ancaman dan mengganggu homoestasis pada hewan, bahkan setiap stresor yang menyebabkan dampak negatif pada kesejahteraan pada hewan dapat dikategorikan sebagai stres (Moberg, 2000). Setiap ternak memilik zona
5 11 nyamannya masing-masing yang disebut dengan Thermoneutral Zone (TNZ). Zona ini akan terganggu apabila terjadi stres dan tubuh akan mengembalikan ke kondisi sebelum terjadi stres. Itik akan membuang kelebihan panas yang diterima dengan cara radiasi, konveksi dan konduksi pada kisaran suhu lingkungan normal. Itik akan mengalami stres pada saat suhu naik melebihi TNZ. Ternak unggas yang stres memiliki ciri-ciri gelisah, banyak minum, dan feed intake menurun (Tamzil, 2014). Ternak yang menderita stres akan mengalami panting dengan frekuensi yang berbanding lurus dengan tingkat stres. Panting merupakan tanda klinis yang khas pada golongan unggas yang menderita heat stres secara bersamaan akan terjadi gangguan fungsi normal tubuhnya (Moares dkk., 2003). Stres panas merupakan kombinasi antara suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan tingginya angka morbiditas dan menurunnya produktivitas ternak, bahkan dalam keadaan yang ekstrim dapat mengakibatkan mortalitas (Djoko dkk., 2010). Stres panas pada ternak unggas yang muncul dapat menjadi pemicu berbagai macam penyakit, laju pertumbuhan dan produksi menurun. Penurunan produksi antara lain disebabkan oleh berkurangnya retensi nitrogen dan berlanjut ke penurunan daya cerna protein dan beberapa asam amino (Tabiri dkk., 2000). Itik Cihateup merupakan jenis unggas yang menghabiskan sebagian besar waktunya di air. Pemeliharaan minim air akan menyebabkan stres panas pada itik karena salah satu cara itik untuk membuang panas dalam tubuh adalah dengan cara berenang. Kemampuan thermoregulasi itik menjadi rendah karena itik terbiasa dengan kolam air. Hal ini diperparah apabila suhu lingkungan yang terlalu tinggi melebihi TNZ itik yaitu C.
6 12 Suhu lingkungan tinggi akan mempengaruhi tingkah laku ternak serta fungsi beberapa organ tubuh, seperti jantung dan alat pernapasan. Stres panas secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan hormon kortikosteron dan cortisol, menurunnya hormon adrenalin dan tiroksin dalam darah (Sohail dkk., 2010). Kenaikan suhu lingkungan secara langsung akan mengaktifkan mekanisme dingin di hipotalamus melalui sistem saraf pusat ditandai dengan peningkatan tekanan darah, otot, sensivitas saraf, gula darah dan respirasi. Rangkaian proses tersebut dikenal dengan nama homeostasis. Pada suhu lingkungan yang terlalu tinggi dan mekanisme dingin tidak dapat mengatasinya, tubuh akan mengaktifkan hypothalamuz-pituitary-adrenal cortical system. Stres menyebabkan hipotalamus menghasilkan corticotrophinreleasing factor (CRF) dan merangsang kelenjar pituitari anterior untuk menghasilkan hormon (ACTH). Sekresi ACTH menyebabkan sel-sel jaringan korteks adrenal berproliferasi mengeluarkan kortikosteroid. Hormon ini kemungkinan difasilitasi oleh aksi katekolamin yang menyebabkan katekolamin merangsang CRF yang dibebaskan dari hipotalamus, ACTH yang dibebaskan dari pituitari anterior dan korkosteroid yang dibebaskan dari korteks adrenal (Virden dan Kidd., 2010). Hormon ini berfungsi untuk membantu proses glukoneogenesis (Ewing dkk., 1999). Tingginya kadar hormon ini menyebabkan metabolisme tubuh menjadi menurun karena kortikosteroid merupakan hormon anti anabolisme. Kehadiran hormon kortikosteroid dapat menganggu fungsi kekebalan tubuh, dan jaringan limfoid ditandai dengan peningkatan rasio heterofil-limfosit dalam darah (Davis dkk., 2008; Tamzil dkk., 2014).
7 Sistem Pencernaan Itik Menurut Srigandono (1997), secara fisiologis sistem pencernaan itik adalah sebagai berikut: 1) Mulut Mulut yang terdiri dari paruh dan ruang paruh serta lidah. Lidah berfungsi untuk mendorong makanan masuk ke dalam faring. Pada mulut itik terdapat lamella paralel yang berfungsi untuk menyaring makanan yang terapung di air pada saat ditelan. 2) Faring merupakan saluran penghubung antara mulut dan oesophagus. Gerakan peristaltik tidak terjadi pada saat proses menelan karena itik tidak memiliki muskulus konstriktor pada faringnya. 3) Oesophagus Makanan dan air masuk ke Oesephagus karena adanya gaya gravitasi dan tekanan yang lebih rendah di dalam ruang oesophagus oleh leher yang dijulurkan ke atas. 4) Crop/ Tembolok Crop merupakan pelebaran dari dinding oesophagus. Crop pada itik tidak berkembang dengan sempurna apabila dibandingkan dengan ayam atau burung-burung pemakan rumput. Crop berfungsi sebagai penampung sementara bagi makanan. Saliva dari mulut, oesophagus dan crop sendiri membantu dalam proses pelunakan makanan. 5) Proventrikulus Proventrikulus disebut juga dengan perut kelenjar yang mensekresikan enzim-enzim untuk mencerna zat-zat makanan dan HCl.
8 14 6) Ventrikulus, tempat terjadinya proses pencernaan makanan baik secara mekanis ataupun kimiawi. 7) Usus Halus a. Duodenum terdapat pada bagian paling awal dari usus halus dan memiliki panjang antara 22 sampai 38 cm. Pada bagian ini terjadi pencernaan paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrien kasar berupa pati, lemak dan protein. Duodenum merupakan tempat sekresi enzim dari pancreas dan getah empedu dari hati. b. Jejenum dan Ileum merupakan kelanjutan dari duodenum dan memiliki fungsi yang sama dengan duodenum. Jejenum dan ileum memiliki panjang sekitar 105 cm dan 15 cm. Pada bagian ini terjadi proses pencernaan dan penyerapan zat makanan yang belum terselesaikan pada duodenum. 8) Kolon Terdapat 2 sekum yang memiliki panjang antara 10 cm sampai 20 cm. 9) Rectum 10) Kloaka 2.5 Jaringan Epitel pada Usus Epitel mukosa usus merupakan epitel silindris, tetapi berbada dengan epitel yang berada di permukaan lambung. Epitel pada usus terdiri dari berbagai macam sel, yaitu: 1) Sel-sel Tunas Sel ini terletak di dasar kripta usus halus mengandung populasi sel-sel pluripoten yang berhubungan langsung dengan kehidupan dari ternak. Sel-sel ini melalui bagian-bagian penting yang ada di dalam usus halus
9 15 dan menstimulasi perkembangan sel-sel di kripta. Sel-sel sekretori, sel-sel goblet, sel-sel enteroendokrin dan sel-sel paneth yang tumbuh dari sel-sel tunas ini. Sel-sel tunas tidak berpindah dari dasar kripta usus halus. 2) Sel-sel Enterosit Sebagian besar sel-sel yang berada pada kripta usus halus adalah selsel enterosit. Sel-sel ini memiliki vili-vili pada permukaan atasnya sehingga luas permukaannya meningkat secara cepat. Fungsi utama dari sel ini adalah mensekresikan klorida, sodium dan air ke dalam lumen dan menjadi fasilitator dalam penyerapan di dalam vili usu halus. 3) Sel-sel Goblet Merupakan sel-sel penghasil mucus dan tersebar diantara sel-sel silindris. Sel- sel goblet merangsang pembentukan vili pada usus halus. Sel-sel ini jumlahnya makin bertambah dari duodenum ke ileum. 4) Sel-sel Enteroendokrin Sel-sel ini terletak di dekat dasar kripta dan berhubungan langsung dengan lumen kripta di permukaannya. Sel-sel ini berfungsi untuk mengatur ph, osmolaritas dan mengeluarkan peptida yang berhubungan dengan sekeresi lambung. 5) Sel-sel Paneth Sel-sel ini terletak di dasar kripta usus halus dan letaknya tidak berpindah-pindah. Sel-sel ini memiliki daya hidup yang panjang dan - menjadi proteksi untuk sel-sel tunas. Sel-sel ini memproduksi
10 16 substansi antimikrobial seperti lisozim, dan phospholipase. Sel sel ini melindungi usus dari serangan bakteri, jamur bahkan beberapa virus 6) Sel-sel M atau Sel-sel Silindris Sel-sel ini tidak dibentuk di kripta usus halus dan asalnya belum diketahui. Sel-sel ini dapat ditemukan diantara sel enterosit dan diantara permukan vili. Sel-sel ini terletak diatas plak peyeri. Sel M ini merupakan salah satu respon imun dalam tubuh. Sel-sel ini akan menangkap benda asing (bakteri dan virus) dan memindahkannya ke sel limfosit yang terletak di lamina propria. 7) Lamina Propria Lamina propria terdapat pada usus halus terdiri dari jaringan penyambung, pembuluh darah, limfe, serabut-serabut saraf dan sel-sel otot polos yang secara bersamaan masuk ke dalam inti usus halus. Tepat di bawah lamina basal, terdapat membran basal yang terdiri dari sel-sel limfoid penghasil antibodi dan makrofag. Lamina propria mengandung kelompok limfonodulus yang dikenal sebagai plak peyeri. 8) Plak Peyeri Plak peyeri memiliki peranan penting terhadap sistem kekebalan tubuh. Plak peyeri dapat kita temukan di dalam lamina propria. Plak peyeri terletak di bawah sel M dan terdiri atas jalinan serat retikulin dan pembuluh limfa yang merupakan kumpulan jaringan limfoid. Limfonodulus ini berfungsi sebagai sistem pertahanan pertama karena limfonodulus ini akan menghasilkan sel limfosit dan sel plasma. Setiap plak ini terdiri dari nodul dan tampak dengan mata
11 17 telanjang (Junqueira dkk., 1997). Ekspresi plak peyeri dipengaruhi oleh kinerja sel. Pada saat sel mengalami kerusakan, maka kerja limfosit menjadi tidak beraturan. Sel-sel limfosit ini akan berubah menjadi sel plasma sehingga sel plasma yang dihasilkan akan lebih banyak. Semakin banyak sel plasma yang dihasilkan maka jumlah dan ukuran plak peyeri akan semakin menurun dikarenakan plak peyeri merupakan kumpulan dari sel-sel limfosit. 2.6 Sistem Limfoid Sel merupakan kekuatan utama dalam sistem pertahanan tubuh. Sel-sel tersebut banyak dijumpai pada organ limfoid dan dapat pula ditemukan dalam keadaan tersebar pada seluruh jaringan tubuh kecuali pada Central Nervous System (Mushawwir, 2014). Respon imun terjadi karena adanya suatu antigen dan Immunogen yang merupakan molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi dan sel T (Roitt, 2003). Sistem imun harus mampu merespon antigen asing yang memiliki keragaman molekul yang besar. Sistem imun memiliki kerja yang sangat unik meliputi : 1) Pertama, sistem imun akan bekerja sama dengan sel-sel lain untuk mengenali antigen dan berkembang menjadi sel efektor. 2) Kedua, sistem imun mampu keluar masuk sirkulasi dan jaringan, mmpunyai daya migrasi ke jaringan terinfeksi dan menetap pada daerah yang terinfeksi. 3) Ketiga, limfosit yang spesifik harus mampu menerima stimuli dan melakukan kloning terhadap antigen yang sesuai.
12 18 4) Keempat, Limfosit menempati organ yang menguntungkan untuk bertemu dengan antigen dan juga mendukung perkembangan dan diferensiasinya. Limfosit merupakan sel yang berada pada tubuh hewan yang mampu mengenal dan menghancurkan berbagai determinan antigenik dan memiliki dua sifat pada respon imun khusus, yaitu spesifitas dan memori. Limfosit memiliki beberapa subset dengan fungsi dan dan jenis protein yang berbeda namun morfologinya sulit dibedakan (Abbas dkk., 2000). Limfosit berperan spesifik terhadap respon imun karena setiap individu limfosit dewasa memiliki sisi ikatan khusus sebagai varian dari prototipe reseptor antigen. Reseptor antigen pada limfosit B adalah bagian membran yang berikatan dengan antibodi yang disekresikan setelah limfosit B yang mengalami perubahan menjadi sel plasma, yaitu sel plasma yang disebut sebagai membran imunoglobulin. Reseptor antigen pada limfosit T bekerja mendeteksi bagian patogen asing yang masuk ke inang. Sel- sel limfosit dihasilkan di sumsum tulang belakang. Sel pluripoten membelah menjadi dua tipe sel tunas salah satunya adalah limfoid progenitor yang berkembang menjadi sel T dan sel B. Limfosit T dan B mempunyai tempat diferensiasi yang berbeda. Limfosit T berdiferensiasi pada timus sedangkan limfosit B berdiferensiasi pada sumsum tulang belakang (Campbell dkk., 2003). Sel-sel plasma dan limfosit dapat ditemukan pada serum darah, urin, sumsum tulang belakang, kelenjar limfa, spleen, cairan dan jaringan tubuh dan peyer patches (O Neil dkk., 2001; Campbell dkk., 2003).
HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian FOS terhadap Jumlah Plak Peyeri Ileum Itik Cihateup
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian FOS terhadap Jumlah Plak Peyeri Ileum Itik Cihateup Rata-rata jumlah plak peyeri ileum itik Cihateup setelah pemberian FOS dapat dilihat di Tabel 6. Tabel
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang sebagian besar waktunya dihabiskan di air. Kemampuan termoregulasi itik menjadi rendah karena tidak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup adalah bangsa itik yang berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini sering disebut sebagai itik
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. unggas lainnya. Menurut Saraswati (2011), klasifikasi Itik Cihateup adalah sebagai
9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Itik Cihateup Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air yang mempunyai sifat fisiologik dengan kemampuan thermoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ternak itik merupakan hewan homoiterm yang dapat melakukan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak itik merupakan hewan homoiterm yang dapat melakukan homeostatis pada suhu lingkungan yang tidak sesuai dengan suhu tubuhnya. Pemeliharaan itik kurang diminati
Lebih terperinciPENDAHULUAN. menjadi lebih sederhana, yaitu dengan sistem pemeliharaan minim air. Itik Cihateup merupakan unggas air yang memiliki Thermo Neutral Zone
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik secara fisiologis terbiasa dengan air, keadaan ini membuat sistem pemeliharaan itik Cihateup tergolong rumit dan menjadi kurang diminati. Beberapa penelitian dilakukan
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pengembangan itik Cihateup juga dialakukan diluar daerah asalnya yaitu di
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Itik Cihateup 2.1.1. Karakteristik Itik Cihateup Itik Cihateup merupakan itik lokal yang berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Persilangan Ayam kampung persilangan merupakan salah satu ayam jenis lokal yang banyak dipelihara masyarakat baik dari skala kecil maupun skala industri yang
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah kemampuan utamanya adalah untuk menghasilkan daging yang banyak dengan kecepatan pertumbuhan yang sangat pesat. Ayam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 4.
34 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Kadar Albumin Darah Itik Cihateup Rata-rata kadar albumin darah itik Cihateup yang diberi ransum mengandung dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Makro Ileum. Tabel 6. Rataan Panjang dan Diameter Ileum Itik Cihateup.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Makro Ileum. Rataan panjang dan diameter ileum itik Cihateup setelah pemberian FOS disajikan pada Tabel 6 berikut, Tabel 6. Rataan Panjang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan hewan homoioterm yang suhu tubuhnya harus tetap dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding itik. Zona suhu kenyamanan (Comfort
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak itik
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan unggas air banyak dipelihara oleh masyarakat untuk menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak itik merupakan ternak unggas penghasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena, menghasilkan produk peternakan seperti telur dan daging yang memiliki kandungan protein hewani
Lebih terperinciPENDAHULUAN. melakukan aktivitas pada suhu lingkungan yang berbeda. Kondisi minim air dapat menyebabkan itik mengalami stress berat dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup adalah jenis unggas air yang berbeda dengan yang lain dan memiliki kemampuan termoregulasi yang lebih rendah dari unggas lainnya. Itik mempunyai sifat yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura termasuk dalam sapi lokal Indonesia, yang berasal dari hasil persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik termasuk dalam kingdom Animalia, philum Chordata, kelas Aves, ordo
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Magelang Itik termasuk dalam kingdom Animalia, philum Chordata, kelas Aves, ordo Anseriformes, famili Anatidae, genus Anas dan spesies Anas plathyrynchos (Srigandono,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Itik mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki banyak
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan ternak unggas yang lain, diantaranya adalah lebih tahan terhadap penyakit, memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profil Ayam Kedu dan Status Nutrisi Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di Kabupaten Temanggung. Ayam Kedu merupakan ayam lokal Indonesia yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)
TINJAUAN PUSTAKA Itik (Anas platyrhynchos) Menurut Achmanu (1997), itik termasuk ke dalam unggas air (waterfowl) yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut : kelas Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya di panen pada umur 4-5 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciPENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Coturnix coturnix japonica merupakan jenis puyuh yang populer dan banyak diternakkan di Indonesia. Puyuh jenis ini memiliki ciri kepala, punggung dan sayap berwarna coklat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking dikategorikan sebagai tipe pedaging yang paling disukai baik di Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat dibudidayakan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik Cihateup adalah bangsa itik yang berasal dari Desa
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Itik Cihateup (Anas platyrhyncos javanica) Itik Cihateup merupakan bangsa itik lokal yang berasal dari Indonesia yaitu Jawa Barat. Itik Cihateup adalah bangsa itik yang berasal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian
Kandungan Nutrisi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Pakan Penelitian Kandungan nutrisi pakan tergantung pada bahan pakan yang digunakan dalam pakan tersebut. Kandungan nutrisi pakan penelitian dari analisis proksimat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Ransum Terhadap Bobot Potong Ayam dan Lemak Abdominal Persentase lemak abdominal ayam perlakuan cenderung didapatkan hasil yang lebih rendah dibandingkan ayam pembanding.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Indonesia selama ini banyak dilakukan dengan sistem semi intensif.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan hewan yang terbiasa hidup di kolam air untuk minum dan berenang dalam upaya menurunkan suhu tubuh. Sistem pemeliharaan itik di Indonesia selama ini banyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium dan tipe berat yang didasarkan pada bobot maksimum yang dapat dicapai (Wahju,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dan pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi ransum rendah,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh
TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Puyuh merupakan salahsatu komoditas unggas sebagai penghasil telur. Keberadaan puyuh mendukung ketersediaan protein hewani yang murah serta mudah didapat. Puyuh yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ternak unggas petelur yang banyak dikembangkan di Indonesia. Strain ayam petelur ras yang dikembangkan di Indonesia antara lain Isa Brown,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Broiler Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan spesies Gallusdomesticus. Ayam broiler merupakan ayam tipe pedaging yang lebih muda dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik Cihateup termasuk kedalam jenis unggas air yang memiliki sifat fisiologik terbiasa dengan air dan kemampuan thermoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas-unggas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puyuh Jantan aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes, sub ordo Phasianoide, famili Phasianidae, sub famili Phasianinae, genus Coturnix,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Rataan Konsumsi Ransum, Provitamin A dan Kandungan Vitamin A di Hati
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan marigold (Tabel 7) dalam pakan memberikan pengaruh nyata (P
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang dikembangkan pada tipe
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking
TINJAUAN PUSTAKA Itik Peking Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama
Lebih terperinciTHERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY
THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY Oleh : Suhardi, S.Pt.,MP Pembibitan Ternak Unggas AYAM KURANG TOLERAN TERHADAP PERUBAHAN SUHU LINGKUNGAN, SEHINGGA LEBIH SULIT MELAKUKAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN SUHU
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower
26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower Hasil pengamatan denyut jantung itik Cihateup fase grower yang diberi minyak buah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Basah. Tabel 7. Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Basah Usus Besar
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Basah Analisis sampel yang pertama diperoleh data berat basah yang menunjukkan berat sel dan air dari usus besar tersebut. Tabel 7. Pengaruh
Lebih terperinciTEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH. Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia.
ISTILAH-ISTILAH Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia. Bahan Pakan Ternak Segala bahan yang dapat dimakan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Itik Jantan Lokal
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Itik Jantan Lokal Itik adalah salah satu unggas air (waterfowls) yang termasuk dalam: Kelas : Aves Ordo : Anseriformes Famili : Anatidae Subfamili : Anatinae Tribus : Anatini
Lebih terperinciSISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok
SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria Hasil pengamatan terhadap jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria vili usus yang diperoleh dari setiap kelompok percobaan telah dihitung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Itik Bali Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena badannya yang tegak saat berjalan mirip dengan burung penguin (Rasyaf,1992).
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Ayam Ras petelur Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.
Lebih terperincitumbuhan (nabati). Ayam broiler merupakan salah satu produk pangan sumber
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, kebutuhan produk pangan sumber protein terus meningkat. Produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. : Anas platyrhynchos (domestic duck) Itik sangat identik dengan kehidupan nya yang selalu berkelompok dan
8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Deskripsi Itik Itik adalah hewan yang telah didomestikasi guna diambil daging, telur ataupun bulunya. Klasifikasi itik meliputi : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, persentase hematokrit, MCV, MCH dan MCHC ayam broiler dengan perlakuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu ternak unggas yang mempunyai potensi besar untuk dibudidayakan karena dalam pemeliharaannya tidak membutuhkan area
Lebih terperinciPENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik sangat rentan terhadap cuaca panas ditambah lagi dengan sistem pemeliharaan minim air menyebabkan konservasi air oleh ginjal lebih banyak dan meningkatnya tekanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak ruminansia yang banyak dipelihara masyarakat dan dimanfaatkan produksinya sebagai ternak penghasil daging dan sebagai tabungan. Domba memiliki
Lebih terperinciSistem Pencernaan Manusia
Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Ayam Sentul Ayam lokal merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di Indonesia. Ayam lokal merupakan hasil domestikasi ayam hutan
Lebih terperinciPROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN
3. PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa pakan merupakan sumber energi dan materi bagi ikan. Di dalam proses pemanfaatannya, pakan akan mengalami beberapa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagian hidupnya dilakukan ditempat berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik merupakan ternak unggas penghasil daging dan telur yang cukup potensial disamping ayam. Ternak itik disebut juga sebagai unggas air, karena sebagian hidupnya dilakukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pantai, di rawa-rawa dan juga di daerah sekitar danau yang terdekat di
TINJAUAN PUSTAKA Belibis Kembang (Dendrocygna arcuata) Belibis kembang bisa dijumpai mencari mangsa di daerah tambak dekat pantai, di rawa-rawa dan juga di daerah sekitar danau yang terdekat di pegunungan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam broiler merupakan jenis unggas yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler dapat dipanen pada kisaran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Kandang Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan yaitu tipe kandang panggung dengan dinding terbuka. Jarak lantai kandang dengan tanah sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Mojosari Itik Mojosari merupakan salah satu jenis itik lokal yang cukup populer di Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Ayam kampung dikenal sebagai jenis unggas yang mempunyai sifat dwi fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong. Wahju (2004) yang menyatakan bahwa Ayam
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut menunjukan bahwa ayam lokal mempunyai potensi yang baik untuk
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Lokal Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Ayam lokal yang terdapat di Indonesia beragam penempilanya dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik adalah golongan unggas air dan itik merupakan hewan homoiterm yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke dalam hewan berdarah panas,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler Berdasarkan hasil penelitian, kadar protein hati broiler yang diberi probiotik selama pemeliharaan dapat dilihat pada
Lebih terperinciJenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat banyak villi. Pada permukaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Mikro Ileum
36 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Mikro Ileum Rataan jumlah vili dan ukuran (panjang dan lebar) vili ileum itik Cihateup yang diberi dan tanpa kitosan iradiasi disajikan
Lebih terperinciSistem Pencernaan Manusia
Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ yang berawal dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Pada sistem pencernaan manusia terdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. (2015) kelinci dapat mengubah dan memanfaatkan bahan pakan kualitas rendah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik. mengambil telur itik liar dan dieramkan dengan ayam sehingga itik yang menetas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Itik Itik lokal (Anas domesticus) yang sering dipelihara oleh masyarakat saat ini awalnya adalah itik liar yang telah mengalami proses domestikasi, dengan menangkap itik liar dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, tribus Anatini dan genus Anas (Srigandono,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah limbah tidak dapat lepas dari adanya aktifitas industri, termasuk industri ternak ayam pedaging. Semakin meningkat sektor industri maka taraf hidup masyarakat meningkat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada
7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cahaya Untuk Ayam Broiler Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan ayam, karena cahaya mengontrol banyak proses fisiologi dan tingkah laku ayam (Setianto,
Lebih terperinciFungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia
Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh
Lebih terperinciTabel 8. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Serat Kasar, Lemak Kasar, dan Beta-Karoten Ransum Perlakuan
Ransum Perlakuan Ransum perlakuan yang diberikan kepada ayam arab umur 19 minggu mengandung tepung kulit pisang uli (Musa paradisiaca L) dengan level 0%, 20%, 30% dan 40% dalam ransum. Tepung kulit pisang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Ransum Ransum penelitian disusun berdasarkan rekomendasi Leeson dan Summers (2005) dan dibagi dalam dua periode, yakni periode starter (0-18 hari) dan periode finisher (19-35
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang berkembang pesat. Pada 2013 populasi broiler di Indonesia mencapai 1.255.288.000 ekor (BPS,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciSISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN
SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk nutrisi untuk mendapatkan akses ke sistem
Lebih terperinciMorfologi dan Anatomi Dasar Unggas
Modul PraktikumBiologi Hewan Ternak 2016 2 Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati dalam
Lebih terperinciBAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN
BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam
Lebih terperinciProtein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil penelitian Setiawan (2006),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Babi Babi adalah binatang yang dipelihara dari dahulu, dibudidayakan, dan diternakkan untuk tujuan tertentu utamanya untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan
Lebih terperinciPENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed
PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed URUTAN PROSES YANG DIALAMI OLEH MAKANAN Bahan makanan Pencernaan Penyerapan Metabolisme PENGGUNAAN (UTILISASI)
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, rumpun Anatini,
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Itik Itik merupakan salah satu unggas air yang lebih dikenal dibanding dengan jenis unggas air lainnya seperti angsa dan entog. Itik termasuk ke dalam kelas Aves,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Data hasil penghitungan jumlah leukosit total, diferensial leukosit, dan rasio neutrofil/limfosit (N/L) pada empat ekor kerbau lumpur betina yang dihitung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri
Lebih terperinci