: Squeezed potato gel, burn wound, Vitamin C, Fe

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": Squeezed potato gel, burn wound, Vitamin C, Fe"

Transkripsi

1 THE EFFECTIVENESS TEST OF SQUEEZED GEL FORMULATION OF POTATO (Solanum tuberosum L.) TOWARD TIMES OF BURN WOUND HEALING IN MALE WHITE RABBIT (Oryctolagus cuniculus) Inkanesia Novaritasari***,050110a028 Niken Dyah Ariesti*, Istianatus Sunnah** FINAL ASSIGNMENT, August 2014 ABSTRACT Potato (Solanum tuberosum L.) contains carbohydrates, phosphorus, calcium, vitamin C, protein, Fe, and vitamin B1 which has a healing effect on burn wound, especially vitamin C as a collagen-forming and Fe as an antioxidant. This study aims to find the effectiveness test of squeezed potato in the form of gel formulation with the concentration levels of 2%, 4%, and 8% for the burn wound healing. This was a true experimental study with post test only control group design and there were 15 rabbits as specimen with treatment on the right and left back. This specimens were divided into 5 treatment groups: three treatment groups (with concentration of 2%, 4%, 8%, respectively), a negative control group (gel base) and a positive control group (Bioplacenton). A burn wound with diameter of 2 cm on their back were treated and observed its healing effect for 3-14 days. The data obtained is the day of healing of the burn wound and reduced diameter of wound, then the data were analyzed by using SPSS 18.0 for windows with a 95% level of confidence. The results of this study indicate that the squeezed potato tuber gel with the concentrations of 2%, 4% and 8% area afford to accelerate the healing process of burn wound. The treatment with concentration of 8% have an insignificant difference healing effect from the positive control with a significant value of > Keywords : Squeezed potato gel, burn wound, Vitamin C, Fe i

2 UJI EFEKTIFITAS FORMULASI GEL PERASAN UMBI KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP LAMA KESEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) PUTIH JANTAN Inkanesia Novaritasari***, a028 Niken Dyah Ariesti*, Istianatus Sunnah** SKRIPSI, Agustus 2014 INTISARI Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) memiliki kandungan karbohidrat, fosfor, kalsium, vitamin C, protein, zat besi, dan vitamin B1 yang memberikan efek penyembuhan terhadap luka bakar, terutama vitamin C sebagai pembentuk kolagen dan zat besi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji efektivitas perasan kentang dalam bentuk sediaan gel dengan tingkatan konsentrasi 2%, 4%, dan 8% untuk penyembuhan luka bakar. Jenis penelitian yang dilakukan True Eksperimental menggunakan Post Test Only Control Group Design dan hewan uji digunakan sebanyak 15 ekor dengan perlakuan pada punggung kanan dan kiri. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, kelompok perlakuan (konsentrasi 2%, 4%, 8%), kelompok kontrol negatif (basis gel) dan kelompok kontrol positif (Bioplacenton). Luka bakar di punggung dengan diameter 2 cm diberi perlakuan dan diamati efek penyembuhannya selama 3-14 hari. Data yang diperoleh adalah hari kesembuhan terhadap luka bakar dan pengecilan diameter luka bakar, kemudian data hari kesembuhan dianalisis dengan menggunakan SPSS 18,0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gel perasan umbi kentang 2%, 4% dan 8%, mampu mempercepat proses penyembuhan luka bakar. Konsentrasi 8% telah memiliki efek penyembuhan yang berbeda tidak signifikan dengan kontrol positif dengan nilai signifikan (0,124> 0,05). Kata Kunci : gel perasan umbi kentang, luka bakar, vitamin c, zat besi PENDAHULUAN Luka bakar merupakan luka yang disebabkan oleh kontak langsung dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi. Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga mempengaruhi seluruh sistem tubuh pasien. Pada ii

3 pasien dengan luka bakar luas (mayor) tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam komplikasi yang memerlukan penanganan khusus (Moenadjat, 2009). Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa epitel untuk berpoliferasi dan menutup permukaan luka, dalam proses penyembuhan luka dibutuhkan senyawa yang dapat memacu pembentukan kolagen yaitu saponin maupun vitamin C yang mekanisme kerjanya serupa dengan saponin. Vitamin C adalah salah satu senyawa yang dapat memproduksi kolagen pada tubuh sehingga sangat berperan aktif menjaga kekencangan kulit dan menjaganya agar tidak mudah keriput. Penelitian tentang luka bakar yang telah dilakukan oleh Inriani Marlin M.R, dkk (2012), dengan judul penelitian FORMULASI DAN UJI KRIM EKSTRAK UMBI SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP LUKA BAKAR PADA KELINCI dengan kandungan karbohidrat, fosfor, vitamin C, vitamin B1 dan protein yang menunjukkan bahwa pada konsentrasi krim ekstrak singkong 2% telah memberikan efek penyembuhan dan semakin meningkat konsentrasi yakni 4% dan 8% yang terkandung menunjukan semakin efektif dan mempercepat proses penyembuhan. Tanaman yang secara empiris digunakan sebagai pengobatan luka bakar adalah umbi kentang (Solanum tuberosum L.) yang memiliki kandungan kimia yang sama dengan umbi singkong, yaitu flavonoid, Vitamin C, mineral, Vitamin B kompleks, zat besi, karbohidrat dan serat. Pada kasus ini, zat aktif yang diduga berperan aktif sebagai penyembuhan luka bakar adalah flavonoid, vitamin C, dan zat besi. Sediaan gel perasan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) mempunyai efek menyembuhkan luka bakar pada kulit punggung kelinci (Oryctolagus cuniculus) jantan yang diinduksi logam panas. Pada konsentrasi tertentu perasan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) yang memiliki efek penyembuhan luka bakar yang berbeda tidak signifikan dengan pemberian Bioplacenton pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) jantan. BAHAN & CARA PENELITIAN Alat Juicer, beaker glass, gelas ukur, mortir dan stamper, penangas air, timbangan analitik, thermometer, cawan porselen, batang pengaduk, tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, ph universal, lempeng kaca, gunting cukur, Besi bulat diameter 2cm, kassa steril. iii

4 Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi kentang, propilengilkol, CMC Na, TEA, Aquadest, bioplacenton sebagai kontrol positif dan kelinci jantan sebanyak 15 ekor yang berumur 3-4 bulan dengan berat 1,8-2 kg. Cara Penelitian 1. Determinasi Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (UNDIP). 2. Pembuatan Perasan Umbi Kentang Penyiapan bahan baku perasan umbi kentang terlebih dahulu cuci umbi kentang, kemudian timbang sebanyak 100 g lalu kupas kulit luar dari umbi kentang, setelah itu cuci kembali umbi kentang untuk kemudian dicelupkan dulu pada perasan jeruk nipis dan kemudian juicer umbi kentang tersebut untuk kemudian ditampung sari umbi kentang. 3. Uji Identifikasi Kandungan Perasan Umbi kentang a) Vitamin C Uji identifikasi Vitamin C dilakukan dengan cara menampung 5ml perasan umbi kentang yang kemudian diberi tetesan iodium hingga ada perubahan warna bening pada perasan umbi kentang tersebut. b) Zat Besi (Ferro) Uji identifikasi zat besi dilakukan dengan cara menampung 5 ml perasan umbi kentang untuk kemudian masing-masing diberi tetesan NaOH hingga terjadi endapan hijau kotor yang kemudian dipanaskan hingga berubah warna menjadi coklat (ferro). 4. Pembuatan Gel Perasan Umbi Kentang Tabel I. Formulasi Gel Perasan Umbi Kentang Formulasi Komposisi Gel F1 (2% v/b) F2 (4% v/b) F3 (8% v/b) Perasan Umbi Kentang 2ml 4ml 8ml CMC Na 1,5g 1,5g 1,5g TEA 1g 1g 1g Propilenglikol 15g 15g 15g Aquadest ad 100g 100g 100g iv

5 Pembuatan sediaan gel perasan umbi kentang, dipanaskan terlebih dahulu aquadest hingga suhu 60ºC, pertama dicampurkan Propilenglikol 15g+CMC Na 1,5g diaduk homogen, setelah itu masukkan aquadest ad 100g dan aduk homogen, kemudian TEA 1g dimasukkan sedikit demi sedikit dan diaduk hingga homogen. Setelah sediaan dingin, masukkan perasan umbi kentang dengan kadar 2%, 4% dan 8%. Masukkan sediaan gel dengan kadar 2%, 4% dan 8% kedalam wadah yang terlindung dari cahaya. Sediaan gel dibuat tiap 3 hari sekali. 5. Uji Stabilitas Gel Uji stabilitas gel disini dilakukan tiap 3 hari sekali. a) Uji Homogenitas Gel perasan umbi kentang diuji homogenitasnya dengan mengoleskan pada sekeping kaca atau plat kaca, diraba dan saat digosokkan massa gel harus menunjukkan susunan homogen yaitu tidak terasa adanya bahan padat pada kaca. b) Uji Organoleptis Diamati bentuk, warna dan bau gel yang dibuat, dengan 3 responden. c) Uji ph Gel Ditimbang 1 gram masing-masing gel yang dibuat lalu diencerkan dalam 10 ml aquades kemudian diukur ph gel menggunakan indikator ph. d) Uji Daya Sebar Gel Sebanyak 0,5 g diletakkan ditengah lempeng kaca atas gel diletakkan kaca tanpa beban selama 1 menit lalu diukur diameter penyebaran yang terbentuk. Beban dari ukuran terkecil hingga terbesar (1 g, 5 g, dan 10 g) diukur diameter penyebaran dengan interval waktu yang sama. e) Uji Daya Lekat Gel Gel yang akan diuji diambil sebanyak 1 mg kemudian dioleskan pada sebuah plat kaca, Tempelkan kedua plat sampai plat menyatu tekan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit setelah itu beban dilepas, lalu diberi beban pelepasan 80 g untuk pengujian. Dicatat waktu sampai kedua plat saling lepas. v

6 6. Perlakuan Hewan Uji Penelitian ini menggunakan 15 ekor kelinci jantan, umur 3-4 bulan dengan berat badan 1,8-2 kg. Kelinci diadaptasi terlebih dahulu di laboratorium selama 6 hari sebelum perlakuan. Kemudian kelinci dikelompokkan, dengan masing-masing tiap kelompok hewan uji sebanyak 3 ekor kelinci tiap perlakuan, setiap kelinci diinduksi pada punggung kanan dan kiri. Punggung kelinci dibersihkan dari rambut dengan cara dicukur hingga bersih dan diberi aquadest sebagai pembersih. Lakukan anestasi pada hewan uji menggunakan etil klorid secara lokal. Kemudian punggung kelinci diinduksi luka bakar menggunakan logam besi bulat yang dipanaskan selama 5 menit berdiameter 2 cm tadi selama 5 detik. Basahi luka bakar dengan handuk atau kain yang telah dibasahi dengan air dingin selama beberapa detik. Perlakuan pengobatan dilakukan sebanyak 3 kali sehari sampai luka sembuh maksimal 14 hari. Dengan perlakuan pengobatan tiap kelompoknya sebagai berikut : Kelompok 1 (kontrol negatif), hewan uji diberikan basis gel, Kelompok II (kontrol positif) hewan uji diberikan gel Bioplacenton, Kelompok III, IV dan V, hewan uji diberikan sediaan gel perasan umbi kentang dengan masing-masing konsentrasi 2% v/b, konsentrasi 4% v/b dan konsentrasi 8% v/b dengan dosis pengolesan 100 mg tiap kali pengolesan pada masing-masing perlakuan. Parameter kesembuhan disini yaitu lama kesembuhan luka bakar juga pengecilan diameter luka bakar yang diukur tiap 3 hari. 7. Analisis Data Data hasil pengujian efek perasan umbi kentang untuk luka bakar, didapatkan hasil pengukuran lama kesembuhan dari hari ke 3 sampai maksimal hari ke 14. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan SPSS 18.0 for Windows dengan taraf 95% kepercayaan. Analisis data dilakukan dengan statistik parametrik ANOVA satu jalan, dan dilanjutkan dengan uji LSD HASIL PENELITIAN 1. Determinasi Tanaman Hasil determinasi dari umbi kentang adalah sebagai berikut : 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b. 10b, 11b, 12b,. 13b, 14a, 15b. Golongan 9 : Tanaman dengan daun majemuk dan tersebar 197b, 208a, 219b, 220b, 224b, 225b, 227a, 228a, Famili 111 : Solanaceae ( vi

7 Bangsa terong-terongan) 1b, 3b, 5b, 6a. Genus 6. Solanum. Species 5 : Solanum tuberosum L. (Kentang). 2. Identifikasi Kandungan Kimia a. Identifikasi Vitamin C Jumlah tetesan larutan iodium yang digunakan untuk membuat perasan umbi kentang menjadi lebih bening yaitu sebanyak 35 tetes larutan iodium. b. Identifikasi Zat Besi Pada identifikasi zat besi, perasan umbi kentang dimasukan ke dalam tabung reaksi dan diidentifikasi dengan larutan NaOH terjadi endapan hijau kotor kemudian menjadi coklat (Ferro). Dengan hasil yang didapat adalah pada kentang dengan penambahan NaOH yang warnanya berubah menjadi coklat muda berarti umbi kentang mengandung zat besi (ferro). Gambar Hasil Identifikasi Kandungan Kimia 3. Uji Stabilitas Gel Uji stabilitas pada gel perasan umbi kentang disini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari sedian gel yang akan digunakan untuk kesembuhan luka bakar pada kelinci. Pengujian disini dilakukan pada hari pertama dan ketiga. a. Uji Homogen dan Stabilitas Gel Tabel II. Pemeriksaan Homogen Gel Perasan Umbi Kentang Hari ke 1&3 Hasil Pengamatan Konsentrasi Hari Pertama Hari Ketiga Basis gel Homogen Homogen Kadar 2% v/b Homogen Homogen Kadar 4% v/b Homogen Homogen Kadar 8% v/b Homogen Homogen vii

8 b. Pemeriksaan Organoleptis Tabel III. Pemeriksaan Organoleptis Gel Perasan Umbi Kentang Hari ke 1&3 Konsentrasi Bentuk Warna Bau krim Basis gel ½ padat Bening Bau khas Kadar 2% v/b ½ padat Coklat Muda Bau khas Kadar 4% v/b ½ padat Coklat Bau khas Kadar 8% v/b ½ padat Coklat Tua Bau Khas c. Pemeriksaan ph Gel Tabel IV. Hasil Uji ph Gel Perasan Umbi Kentang Hari ke 1 & 3 Konsentrasi Hari Ke 1 Hari Ke 3 Basis gel 7 7 Kadar 2% v/b 7 7 Kadar 4% v/b 7 7 Kadar 8% v/b 7 7 d. Pemeriksaan Daya Sebar Gel Tabel V. Hasil Uji Daya Sebar Gel Perasan Umbi Kentang Hari ke 3 Konsentrasi Tanpa 1 g 5 g 10 g Beban Basis gel 3.5 cm 2.8 cm 3.9 cm 2.1 cm Kadar 2% 2.5 cm 2.4 cm 3.1 cm 3.3 cm Kadar 4% 2.5 cm 2.6 cm 2.2 cm 3.6 cm Kadar 8% 2.5 cm 2.6 cm 3.1 cm 3.5 cm e. Pemeriksaan Daya Lekat Gel Tabel VI. Hasil Uji Daya Lekat Gel Perasan Umbi Kentang Hari ke 3 Waktu Konsentrasi Tanpa Beban Beban Tekan 4. Analisis Data Beban Penglepasan Basis gel 5 detik 7 detik 7 detik Kadar 2% 5 detik 6 detik 6 detik Kadar 4% 4 detik 5 detik 5 detik Kadar 8% 4 detik 6 detik 6 detik Tabel VII. Data Hasil Pengamatan Lama Kesembuhan Luka Bakar Pada Kelinci Konsentrasi Mean±SD (Hari) Basis Gel 13,20±0,836 Bioplacenton 9,00±0,707 Kadar 2% 12,20±0,836 Kadar 4% 10,00±0,707 Kadar 8% 8,20±0,836 viii

9 Tabel VIII. Rata-Rata % Kesembuhan Hari 3 & 6 Perlakuan Rata-Rata % Kesembuhan Hari 3 Rata-Rata % Kesembuhan Hari 6 Kontrol Negatif 5% 28% Kontrol Positif 17% 65% Kadar 2% 9% 28% Kadar 4% 14% 55% Kadar 8% 26% 75% Tabel IX. Uji Post Hoc Pasangan Perlakuan p-value Kesimpulan Kontrol Negatif v Kontrol Positif 0,000 Berbeda signifikan Kontrol Negatif v Kadar 2% 0,058 Berbeda tidak signifikan Kontrol Negatif v Kadar 4% 0,000 Berbeda signifikan Kontrol Negatif v Kadar 8% 0,000 Berbeda signifikan Kontrol Positif vs Kadar 2% 0,000 Berbeda signifikan Kontrol Positif vs Kadar 4% 0,058 Berbeda tidak signifikan Kontrol Positif vs Kadar 8% 0,124 Berbeda tidak signifikan Kadar 2% vs Kadar 4% 0,044 Berbeda signifikan Kadar 2% vs Kadar 8% 0,000 Berbeda signifikan Kadar 4% vs Kadar 8% 0,002 Berbeda signifikan PEMBAHASAN 1. Determinasi Tanaman Determinasi dilakukan untuk memastikan tanaman yang digunakan sesuai dengan tanaman yang dimaksud. Berdasarkan hasil determinasi diperoleh kesimpulan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Solanum tuberosum L. atau Kentang 2. Identifikasi Kandungan Kimia a. Uji Vitamin C Uji vitamin C dilakukan untuk mempertegas adanya kandungan vitamin C dalam umbi kentang. Vitamin C + Iodium Larutan Bening + 2HI b. Uji Zat Besi Uji zat besi dilakukan untuk mempertegas adanya kandungan zat besi dalam umbi kentang, dan didapati ferro yang terkandung dalam umbi kentang. ix

10 3. Uji Stabilitas Gel Pada pembuatan perasan umbi kentang digunakan tambahan jeruk nipis sesaat sebelum umbi kentang dijuicer. Hal ini bertujuan agar proses oksidasi yang terjadi pada umbi kentang yang menyebabkan browning diperlambat karena ada penambahan vitamin C dari jeruk nipis. a. Uji Homogenitas Hasil pengujian sediaan gel perasan umbi kentang yang dilakukan pada hari pertama dan ketiga mempunyai susunan yang homogen dan tidak menggumpal pada semua perlakuan. Sediaan yang homogen akan memberikan hasil yang baik karena bahan obat terdispersi dalam bahan dasarnya secara merata, sehingga dalam setiap bagian sediaan mengandung bahan obat yang jumlahnya sama. Jika bahan obat tidak terdispersi merata dalam bahan dasarnya maka obat tersebut tidak akan mencapai efek terapi yang diinginkan. b. Uji Organoleptis Pengujian dilakukan pada hari pertama dan ketiga perlakuan tidak memiliki perubahan apapun, karena setiap 3 hari sekali dilakukan pembuatan sediaan gel perasan umbi kentang yang baru. Pada pengujian hari pertama dan ketiga perlakuan memiliki hasil yang sama. c. Uji ph Sediaan Gel Uji ph ini dilakukan pada hari pertama dan ketiga perlakuan, bahwa hasil uji ph gel masih sama pada saat awal dan akhir sehingga tidak ada pengaruh ph dari gel tersebut. ph yang baik pada sediaan topikal untuk kulit adalah 4,5-6,5; sedangkan pada formulasi gel yang diuji didapatkan hasil ph 7 yang bersifat netral, hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan absorbsi dari gel pada kulit juga akan berkurang sehingga efek dari gel tersebut juga akan menurun. Karena absorbsi obat pada epidermis juga akan berkurang. d. Uji Daya Sebar Sediaan Gel Dari pengujian didapat hasil bahwa uji daya sebar tidak sesuai pada persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal yaitu sekitar 5-7 cm. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat. Oleh karena itu sediaan gel perasan umbi kentang x

11 tidak sesuai dengan standar pengujian daya sebar sehingga menyebabkan tidak maksimalnya penyebaran sediaan gel perasan umbi kentang pada luka bakar. Absorbsi obat ke kulit berlangsung lambat sehingga mempengaruhi efek kesembuhan dari luka bakar tersebut. e. Uji Daya Lekat Sediaan Gel Dari pengujian didapat hasil bahwa uji daya lekat sudah memenuhi persyaratan, karena uji daya lekat yang baik adalah lebih dari 4 detik. Semakin lama gel melekat pada kulit maka efek yang ditimbulkan juga semakin besar. Sediaan gel dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang diobati (misal kulit), karena obat tidak mudah lepas sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan. 4. Analisis Data Berdasarkan tabel lama kesembuhan luka bakar, didapatkan bahwa fase fibroblast sebagai parameter kesembuhan luka bakar membutuhkan waktu 9 hari untuk kontrol positif (bioplacenton), sedangkan untuk kadar 8% membutuhkan waktu kesembuhan luka bakar 8 hari. Hampir semua perlakuan mempunyai efek terhadap kesembuhan luka bakar. Dengan peningkatan kadar konsentrasi dari perasan gel umbi kentang, semakin pendek juga waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan luka bakar derajat 2 superficial. Dilihat dari hasil yang didapat, rata-rata persen kesembuhan luka bakar menunjukan bahwa pada hari ketiga yang memiliki persentase tertinggi adalah pada kadar 8% dengan rata-rata kesembuhan 26% sedangkan untuk nilai terendahnya ada pada perlakuan kontrol negatif dengan rata-rata kesembuhan 5%. Untuk persen kesembuhan hari keenam yang memiliki persentase tertinggi ada pada kadar 8% dengan rata-rata kesembuhan 75% dan yang terendah dengan rata-rata kesembuhan 28% ada pada kontrol negatif dan kadar 2%. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan kadar konsentrasi pada gel perasan umbi kentang mampu mempercepat proses kesembuhan luka bakar. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan statistik parametrik yang didasarkan pada normalitas dan homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA, setelah itu diteruskan dengan uji LSD. xi

12 Dari hasil uji LSD yang diperoleh menunjukan bahwa pada kontrol negatif dengan kontrol postif, kadar 4% dan kadar 8% berbeda signifikan berarti tidak sebanding dengan kontrol negatif yang hanya berisi basis gel dalam penyembuhan luka bakar pada kelinci. Sedangkan pada kontrol positif dengan kadar 4% dan kadar 8% berbeda tidak signifikan dengan arti bahwa kontrol positif memiliki nilai yang sebanding dalam penyembuhan luka bakar pada kelinci. Hasil Analisis data dari nilai signifikan lama kesembuhan luka dengan parameter kesembuhan lepasnya jaringan nekrosis dan tumbuh jaringan kolagen menunjukkan bahwa kadar 8% gel perasan umbi kentang mempunyai efek penyembuhan yang sebanding dengan kontrol positif (bioplacenton). Dikarenakan perasan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) memiliki kandungan senyawa vitamin C dengan mekanisme kerja yang sama dengan kontrol positif (bioplacenton) dengan cara membentuk jaringan kolagen sehingga jaringan kulit yang rusak dapat tumbuh kembali. Sedangkan mekanisme dari zat besi yang berperan sebagai antioksidan yang mendukung kerja dari vitamin C sehingga vitamin C dapat bekerja dengan maksimal dalam membentuk jaringan kolagen yang baru. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka formulasi gel perasan umbi kentang memiliki efektifitas terhadap kesembuhan luka bakar pada kelinci seperti pada penelitian pendahulu dari Inriani Marlin dkk dengan menggunakan umbi singkong sebagai bahan utama dalam kesembuhan luka bakar dan vitamin C sebagai pelopor kesembuhan dari luka bakar. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dianalisis statistik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Gel perasan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) terbukti dapat memberikan efek penyembuhan terhadap luka bakar pada punggung kelinci jantan yang diinduksi logam panas. xii

13 2. Pada gel perasan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) konsentrasi 8% v/b sudah menunjukan adanya efek penyembuhan luka yang berbeda tidak signifikan dengan bioplacenton nilai signifikan (0,124> 0,05). B. Saran 1. Perlu dicari referensi formulasi gel yang lainnya, dikarenakan pada formulasi yang digunakan memiliki ph yang kurang baik untuk kulit juga daya sebar gel yang belum memenuhi standarisasi. Jadi, perlu formulasi baru yang memiliki ph antara 4,5-6,5 yang baik untuk kulit dan daya sebar gel antara 5-7cm. 2. Perlu penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian gel perasan umbi kentang terhadap gambaran histopatologis kesembuhan luka. UCAPAN TERIMAKASIH Bapak, Ibu dosen serta staf karyawan laboratorium Prodi Farmasi dan Staf karyawan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Moenadjat, Y., 2003, Luka Bakar, Edisi Kedua, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Brunner & Suddart., 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Hal , EGC : Jakarta 3. Selfie, P.J., dkk, 2012, Pembuatan Salep Antijerawat Dari Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Jurnal Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes : Manado. 4. Rumayar I.M., dkk, 2012, Formulasi dan Uji Krim Ekstrak Umbi Singkong ( Manihot esculenta) Terhadap Luka Bakar Pada Kelinci ( Oryctolagus cuniculus), Jurnal Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT : Manado. 5. Sjamsuhidajat, 2007, Luka, Trauma, Syok, Bencana. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran EGC. 6. Ida, N. dan Sitti F. N., 2012, Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.), Jurnal, Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Islam Makassar : Makassar. xiii

Richa Yuswantina, Oni Yulianta, Firkiyan Nursi Burhanudin

Richa Yuswantina, Oni Yulianta, Firkiyan Nursi Burhanudin Uji Efektifitas Formulasi Gel Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus acidus L.) Terhadap Lama Kesembuhan Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Jantan Richa Yuswantina, Oni Yulianta, Firkiyan Nursi

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI KRIM EKSTRAK UMBI SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP LUKA BAKAR PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

FORMULASI DAN UJI KRIM EKSTRAK UMBI SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP LUKA BAKAR PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) FORMULASI DAN UJI KRIM EKSTRAK UMBI SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP LUKA BAKAR PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) Inriani Marlin Mareyke Rumayar, Paulina V. Y. Yamlean, Hosea Jaya Edy Program Studi

Lebih terperinci

THE TEST OF THE EFFECTIVENESS OF CANDLENUT OIL (Aleurites moluccana) GEL FORMULATION TOWARD HEALING TIME OF BURNS IN RABBITS

THE TEST OF THE EFFECTIVENESS OF CANDLENUT OIL (Aleurites moluccana) GEL FORMULATION TOWARD HEALING TIME OF BURNS IN RABBITS THE TEST OF THE EFFECTIVENESS OF CANDLENUT OIL (Aleurites moluccana) GEL FORMULATION TOWARD HEALING TIME OF BURNS IN RABBITS Richa Yuswantina, Istianatus Sunnah and I Nyoman Dwika Dharmanta ABSTRACT Burn

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI SKRIPSI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI SKRIPSI Oleh : ASMA WAEHAMA K100120039 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih The Effect of Long Beans (Vigna sinensis L. Savi ex Hassk) Leaves Juice to Increase Levels of Hemoglobin (Hb) on The Blood of White Male Rat Wistar Strain Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG ( Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER Niken Tania Wijaya, 2014. Pembimbing I: Rita Tjokropranoto,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata

Lebih terperinci

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H ABSTRACT Sansevieria trifasciata Prain. leaves is a plant that contains flavonoid,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini bersifat penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas gel rambut dari ekstrak seledri dan minyak kemiri terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER ABSTRAK PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH (Piper betle) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER Dandy Pasandha, 2016 Pembimbing Utama Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Kategori penelitian dan rancangan percobaan yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental laboratorium. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT GELATIN DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT GELATIN DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SKRIPSI FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT GELATIN DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SKRIPSI Oleh: Naimat Ussolehah K 100 070 030 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT

THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Jumiatun ABSTRACT Tali Putri (Cassytha filiformis)

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA PADA KELINCI SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA PADA KELINCI SKRIPSI FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA PADA KELINCI SKRIPSI Oleh: MUCHAMMAD ZEIN ARIF K 100 120 033 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian Eksperimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode faktorial desain 2 faktor 2 level. Jumlah formula yang dibuat adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH BUBUK KULIT TELUR AYAM PETERNAK (Gallus gallus domesticus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss-Webster JANTAN

ABSTRAK. PENGARUH BUBUK KULIT TELUR AYAM PETERNAK (Gallus gallus domesticus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss-Webster JANTAN ABSTRAK PENGARUH BUBUK KULIT TELUR AYAM PETERNAK (Gallus gallus domesticus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss-Webster JANTAN Rahman Abdi Nugraha, 2015. Pembimbing 1 : Harijadi Pramono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan kerusakan atau kehilangan jaringan disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi yang mengakibatkan

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri 50 THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri anta_pharm@yahoo.com ABSTRACT Muntingia calabura L. leaves contains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang menutupi permukaan tubuh. Fungsi kulit secara keseluruhan adalah antara lain kemampuannya sebagai penghadang

Lebih terperinci

THE EFFECTIVITY FORMULATION OF CREAM ANTIFUNGI FROM EXTRACT WARU LEAVES (Hibiscus tiliaceus L) 50% in Malassezia furfur

THE EFFECTIVITY FORMULATION OF CREAM ANTIFUNGI FROM EXTRACT WARU LEAVES (Hibiscus tiliaceus L) 50% in Malassezia furfur THE EFFECTIVITY FORMULATION OF CREAM ANTIFUNGI FROM EXTRACT WARU LEAVES (Hibiscus tiliaceus L) 50% in Malassezia furfur Budi Raharjo, Oni Yulianta W., Prahasini ABSTRACT Hibiscus leaves contain flavonoid

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR OLEH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN SKRIPSI

EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR OLEH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN SKRIPSI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR OLEH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN SKRIPSI Oleh: YUNITA RATNA PRAMITASARI K 100 070 062 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental 8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN Kemaladewi Yulianti, 1210194 ; Pembimbing I : Fenny, dr.,sp.pk,m.kes Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA

KARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan berdasarkan variasi konsentrasi bahan peningkat viskositas memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN Steffanny H H Katuuk, 1310114, Pembimbing I : Lusiana Darsono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

PENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI

PENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI PENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI 120100185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 i LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) Mery A. R. Sinaga, Widdhi Bodhi, Paulina V. Y. Yamlean Program studi Farmasi FMIPA UNSRAT

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori dan Rancangan Penelitian Penelitian uji efek tonikum infusa daun landep pada mencit putih jantan ini dapat dikategorikan sebagai penelitian eksperimental dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Uji aktivitas gel ekstrak daun pohpohan (Pilea trinervia W.) terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci (Oryctolagus cuniculus)

Uji aktivitas gel ekstrak daun pohpohan (Pilea trinervia W.) terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) 75 KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2017, 5(2), 75-79 p-issn 2354-6565 /e-issn 2502-3438 Uji aktivitas gel daun pohpohan (Pilea trinervia W.) terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci (Oryctolagus

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Tias Aditama M

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Tias Aditama M FORMULASI DAN STUDI EFEKTIVITAS KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR (Ipomoeae batatas L.) UNTUK PENGOBATAN LUKA BAKAR PADA MENCIT PUTIH (Musmusculus albinus) TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) SEBAGAI OBAT LUKA BAKAR ARTIKEL. Oleh : RIA RISTA RINA

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) SEBAGAI OBAT LUKA BAKAR ARTIKEL. Oleh : RIA RISTA RINA FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) SEBAGAI OBAT LUKA BAKAR ARTIKEL Oleh : RIA RISTA RINA 050112a075 PROGRAM STUDI ILMU FARMASI SEKOLAH TINGGI KESEHATAN

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster ABSTRAK EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster Kamajaya Mulyana, 2014; Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes Luka pada kulit sering

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK PROPOLIS DAN MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT SWISS WEBSTER. : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

ABSTRAK EFEK PROPOLIS DAN MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT SWISS WEBSTER. : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes ABSTRAK EFEK PROPOLIS DAN MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT SWISS WEBSTER Doni Surya; 2016 Pembimbing I Pembimbing II : Fen Tih, dr., M.Kes : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Luka

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Stella

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah Allium shoenoprasum L. yang telah dinyatakan berdasarkan hasil determinasi di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan atau desain penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pengumpulan Bahan Bahan berupa minyak kemiri (Aleurites moluccana L.) diperoleh dari rumah industri minyak kemiri dengan nama dagang Minyak kemiri alami 100%, VCO diperoleh di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

ABSTRAK. PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER ABSTRAK PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER Dimpuulina Erna M, 2011 Pembimbing I : Sri Utami Sugeng Dra., M.kes. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada

Lebih terperinci

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR 30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jaring, bambu, pelampung, hand refraktometer,

Lebih terperinci

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei of THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Leni Puspitasari

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri ABSTRACT Muntingia calabura L. leaves contains flavonoid, saponin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN Linda Lingas, 2016 ; Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr., M.Kes Pembimbing II

Lebih terperinci

Budi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani*, Ahmad Muhziddin. ABSTRACT

Budi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani*, Ahmad Muhziddin. ABSTRACT Effectiveness of Gel Formulation Leafs Extract of Ketapang (Terminalia catappa L.) 0.03% As An Antiseptic Hand Sanitizer Against Bacteria Escherichia coli And Staphylococcus aureus Budi Raharjo, Agitya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom, BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Tanaman Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah kulit kentang (Solanum tuberosum L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan Cipaganti,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi digilib.uns.ac.id 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Farmakologi. Penelitian ini termasuk dalam lingkup kelimuan Biokimia dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti variabel bebas yaitu konsentrasi kunyit dan lama penyimpanan nasi kuning, juga variabel terikat yaitu daya

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental

Lebih terperinci

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian ini yaitu Ilmu Farmakologi, Ilmu Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 3.2 Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Kelamin. Ruang lingkup penelitian meliputi bidang Ilmu Kedokteran Kulit dan 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Giving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C

Giving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C Giving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C Richa Yuswantina, Sikni Retno K, Yudi Hari Endar Purwana ABSTRACT Tomato fruit (Solanum lycopersicum

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian kelamin. Penelitian ini berada dalam lingkup bidang ilmu kesehatan kulit dan 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di tempat tinggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni (True Experimental). Penelitian eksperimen murni bertujuan untuk

Lebih terperinci

FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI ABSTRAK

FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI ABSTRAK FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI Hamdiyah Hamzah, Fatimawali, Paulina V. Y. Yamlean, Jeane Mongi

Lebih terperinci

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) Ria Wijayanty M. Husen 1), Paulina V. Y. Yamlean 1), Gayatri Citraningtyas 1) 1) Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA Fredrica, 2016. Pembimbing I : Roro Wahyudianingsih, dr.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS BASIS CMC NA TERHADAP KUALITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

PENGARUH JENIS BASIS CMC NA TERHADAP KUALITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) PENGARUH JENIS BASIS CMC NA TERHADAP KUALITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) Tiara Galeri, Indah 1, Dwi Astuti, Sari 2, Akhmad Barlian, Aniq 3 DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama, Jalan

Lebih terperinci

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Determinasi Tanaman Buah pisang raja diperoleh dari Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah. Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Rr. Tryani Widyaningtyas, Y. L. Aryoko Widodo, Istianatus Sunnah

Rr. Tryani Widyaningtyas, Y. L. Aryoko Widodo, Istianatus Sunnah The Effects of Squeezed Apple (Malus Domestica) Variety of Red Delicious as an Anti-allergy toward Anaphylaxis Response in Male Mice of Wistar Lineage Induced by Ovalbumin Rr. Tryani Widyaningtyas, Y.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre test and post test control group design

Lebih terperinci