V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Wilayah Desa Penelitian PUAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Wilayah Desa Penelitian PUAP"

Transkripsi

1 V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Wilayah Desa Penelitian PUAP Desa Purwasari merupakan desa yang terletak di Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Secara administratif, desa ini berbatasan dengan Desa Petir di sebelah Utara, Desa Sukajadi di sebelah selatan, Desa Situ Daun di sebelah Barat serta Desa Petir dan Sukajadi di sebelah Timur. Desa ini berada pada ketinggian 535 meter dpl dengan curah hujan mm/tahun yang cocok sebagai daerah penanaman padi. Desa Purwasari memiliki suhu udara dengan kisaran C. Desa Purwasari memiliki luas wilayah sebesar Ha, topografi lahan datar dan bergelombang, dengan jenis tanah latosol dengan tingkat keasaman tanah (PH) berkisar antara 5,5-5,9 (Monografi Desa 2010). Sebagian besar lahan di Desa Purwasari diperuntukkan untuk sawah dan ladang seluas hektar dengan perbandingannya yakni Ha digunakan untuk irigasi teknis, Ha untuk irigasi setengah teknis, dan Ha untuk perladangan. Padi merupakan komoditas utama yang diusahakan di Desa Purwasari. Produksi padi di Desa Purwasari merupakan yang terbesar di Kecamatan Darmaga. Produksinya mencapai 1.926,4 ton atau sebesar 23,93 persen dari total produksi padi di Kecamatan Darmaga yang menghasilkan ton. Produktivitas Desa Purwasari juga merupakan yang terbesar di Kecamatan Darmaga, yaitu sebesar 6,4 ton/ha. Selain padi, komoditas unggulan lainnya adalah tanaman palawija seperti ubi jalar dan ubi kayu, serta pembesararan ikan mas dan gurame. Desa Purwasari terbagi dalam tiga dusun, tujuh rukun warga (RW) dan tiga puluh RT. Jumlah penduduk Desa Purwasari sampai bulan Juli 2009 adalah jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan penduduk perempuan berjumlah jiwa, serta jumlah kepala keluarga adalah Kepala Keluarga (Monografi Desa 2010). Sektor pertanian merupakan sektor utama di Desa Purwasari. Penduduk Desa Purwasari pada umumnya bekerja sebagai petani padi dan palawija. Selain sektor pertanian, ada berbagai macam lapangan pekerjaan yang diusahakan di Desa Purwasari. Struktur mata pencaharian Desa Purwasari menurut sektor pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. 45

2 Tabel 6. Struktur Mata Pencaharian Desa Purwasari Menurut Sektor Tahun 2010 No Jenis Mata Pencaharian Jumlah orang Persentase 1. Sektor pertanian (usahatani) ,25 2. Sektor peternakan 10 0,58 3. Sektor perikanan 100 5,86 4. Sektor industri kecil dan kerajinan 128 7,51 rumah tangga 5. Sektor industri menengah dan besar 27 1,58 6. Sektor perdagangan 46 2,69 Jumlah Sumber: Monografi Desa Purwasari Gambaran Umum Gapoktan Mekarsari Sejarah berdirinya Gapoktan Mekarsari dimulai dari dibentuknya kelompok tani yang bernama Kelompok Tani Mekarsari. Kelompok Mekarsari ini didirikan oleh Bapak M. Anduy pada tanggal 11 Maret 1986 dan resmi dikukuhkan oleh Kepala Desa Purwasari pada saat itu yaitu Drs. H. Sarnata. Jumlah anggota Kelompok Tani Mekarsari ini pada awalnya berjumlah 85 orang. Kelompok ini merupakan kelompok bagi para petani padi. Akan tetapi ada juga beberapa petani yang mempunyai usaha sampingan seperti berdagang. Sesuai dengan AD/ART Poktan Mekarsari, tujuan dibentuknya kelompok tani ini adalah : 1) Meningkatkan taraf hidup petani yang ada di Desa Purwasari, 2) Meningkatkan kemampuan para petani dalam melakukan usahatani, 3) Mengurangi ketergantungan para petani terhadap tengkulak dalam memperoleh tambahan modal, 4) Membantu para petani dalam pemasaran produk, 5) Meningkatkan produktivitas petani dalam usahatani yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan. Pada tahun 1993, kelompok tani ini berubah menjadi kelompok tani pemula yang dikukuhkan oleh perangkat desa pada waktu itu. Jumlah anggota kelompok tani masih tidak mengalami perubahan. Akan tetapi kondisi kelompok tani tidak lagi seperti ketika kelompok tani ini dibentuk pertama kali. Terdapat 46

3 beberapa perubahan yang cukup signifikan, yakni adanya peningkatan kemampuan para anggota kelompok tani dalam melakukan kegiatan usahatani. Peningkatan ini disebabkan adanya beberapa program pelatihan yang diadakan pemerintah baik pusat maupun daerah bagi para anggota kelompok tani ini. Program tersebut antara lain : 1) Pelatihan penanaman padi dengan pola tanam yang baik dan benar. 2) Pelatihan pemilihan benih/bibit yang baik 3) Pelatihan cara pengolahan lahan yang baik 4) Pelatihan cara pemupukkan yang baik 5) Diadakannya sekolah lapang seperti : SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu), SRI (Sanitation of Rice Intensification), dan SLPHT ( Sekolah Lapang Pengamatan Hama Terpadu). Kelompok tani Mekarsari telah melaksanakan SLPHT sebanyak tiga kali. SLPHT pertama diselenggarakan karena program nasional pada tahun Pada tahun 1994, para petani mulai menanam padi non pestisida dan kemudian dilaksanakan kembali SLPHT pada tahun dan ketiga kalinya adalah SLPHT tingkat lanjut pada tahun 1999 yang pelaksanaannya dibantu mahasiswa APP (Akademi Penyuluh Pertanian). Pada tahun 1995, Kelompok Tani Mekarsari berubah tingkatnya menjadi kelompok tani kelas lanjut yang dikukuhkan oleh perangkat kecamatan. Jumlah anggota mengalami peningkatan menjadi 88 orang. Maka pada tahun 1996 kelompok tani ini berubah menjadi kelompok tani kelas madya yang dikukuhkan oleh perangkat kabupaten. Akan tetapi disini kelompok tani Mekarsari belum menjadi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Pusat kegiatan dan pelatihan masih terpusat di Kelompok Tani Mekarsari. Kelompok tani yang lain masih dalam tahap proses belajar dari Kelompok Tani Mekarsari. Menurut data Poktan, pada periode ini juga Kelompok Tani Mekarsari telah mampu berprestasi di tingkat kabupaten dan provinsi. Prestasi yang pernah diraih oleh Kelompok Tani Mekarsari yakni : 1) Tahun 1996/1997, Juara I lomba Intensifikasi Mina Padi (Inmindi) Tingkat Kabupaten Dati II Bogor (Dinas Perikanan Kabupaten Dati II Bogor), 2) Tahun 1996/1997, Juara I Kelompok Tani Inmindi Tingkat Provinsi Dati I Jawa Barat, 47

4 3) Tahun 1997, Penghargaan kepada Kelompok Tani Mekar Sari sebagai pemenang Harapan I Lomba Kelompok Tani Inmindi Tingkat Nasional tahun 1997, 4) Tahun 1996/1997, Penghargaan Camat Darmaga kepada kelompok tani Mekar Sari dalam Lomba Inmindi, 5) Pada tanggal 28 Juli 1997, Penghargaan kepada M. Anduy sebagai Ketua Kelompok Tani Pemenang Terbaik Lomba Inmindi Tingkat Provinsi jawa Barat, 6) Pada tanggal 19 Januari 1998, Pemenang Harapan Pertama Perlombaan Inmindi Tingkat Nasional tahun 1997, 7) Pada tanggal 19 Januari 1998, memperoleh Penghargaan oleh Presiden RI Soeharto yang ditujukan kepada kelompok tani dalam program pemerintah Tingkatkan Peranan Kelompok Tani-Nelayan Dalam Pelaksanaan Intensifikasi Pertanian Berorientasi Agribisnis, 8) Pada tanggal 20 Januari 1998, Penghargaan kepada kelompok tani Mekar Sari sebagai Pemenang Harapan I Lomba Kelompok Tani Inmindi Tingkat Nasional tahun 1997 oleh Direktorat Jenderal Perikanan yang diserahkan melalui Bapak F.X. Murdjito, 9) Pada tanggal 17 Juli 1998, Pemenang Harapan I Lomba Inmindi Tingkat Nasional Tahun 1997/1998, 10) Pada tanggal 16 September 2001, Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2001 di Istana Negara Jakarta, 11) Pada tanggal September 2001, Penghargaan atas partisipasi dan kerjasama dalam acara Forum Komunikasi Seminar Ilmiah Mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia XV (FX SIMPATI XV) MUNAS dan MUKERNAS IX: Reposisi Peran dan Fungsi Perlindungan Tanaman dalam mendukung Keamanan dan Ketahanan Pangan yang Berbasiskan Pertanian Berkelanjutan Memasuki Era Pasar Bebas HIMASITA IPB, 12) Pada tanggal 9 Oktober 2001, Juara I Lomba Intensifikasi Khusus (Insus) Padi Tingkat Provinsi Tahun 2001 oleh Gubernur Jawa Barat, 48

5 13) Pada tanggal 16 November 2001, mewakili Provinsi Bogor mengikuti Perlombaan Insus Padi Tingkat Provinsi Tahun 2001 oleh Menteri Pertanian (Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec), 14) Pada tanggal 3 Juni 2002, Penghargaan kepada M. Anduy sebagai juara I Perlombaan Intensifikasi Pertanian Tingkat Provinsi Jawa Barat. Pada tingkat madya ini, jumlah anggota kelompok tani Mekarsari meningkat menjadi 90 orang. Pada tahun 1997, kelompok tani Mekarsari berubah tingkatnya menjadi kelompok tani kelas utama yakni tingkat provinsi. Anggota kelompok tani ini tidak mengalami perubahan. Pada tahun 2008, pemerintah membuat sebuah program dalam rangka meningkatkan taraf hidup petani melalui program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Program ini berupa pemberian bantuan modal yang akan dikelola oleh lembaga perdesaan yakni Gapoktan. Desa Purwasari menjadi salah satu desa penerima bantuan dana tersebut. Akan tetapi karena di desa ini belum memiliki Gapoktan, maka dibentuklah Gapoktan yang terdiri dari beberapa kelompok tani yang sudah ada dan sudah tergabung sebelumnya yakni Kelompok Tani Mekarsari, Kelompok Tani Hegarsari, Kelompok Tani Rawasari, dan Kelompok Tani Keramat Sari, serta Kelompok Tani Bakti tani. Kelima kelompok tani ini bergabung menjadi sebuah Gapoktan yang bernama Gapoktan Mekarsari. Gapoktan Mekar Sari ini resmi berdiri pada tanggal 3 Maret Perkembangan jumlah anggota kelompok tani dan anggotanya pada Gapoktan Mekarsari mengalami perubahan pada saat sebelum dan sesudah PUAP. Pada saat sebelum diadakannya PUAP di Desa Purwasari, anggota Gapoktan hanya sebanyak 32 orang. Akantetapi sesudah adanya proram PUAP, anggota Gapoktan bertambah menjadi 178 orang. Peningkatan anggota yang terjadi sebesar 456 persen. Perubahan yang sangat tinggi ini terjadi karena adanya program PUAP. Program PUAP ini menarik karena menawarkan bantuan modal bagi semua petani, baik perempuan maupun laki-laki. Perkembangan jumlah anggota Gapoktan Mekarsari sebelum dan sesudah adanya PUAP dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini. 49

6 Tabel 7. Perkembangan Jumlah Anggota Gapoktan Mekar Sari Sebelum dan Sesudah adanya PUAP Jumlah anggota (orang) Nama Kelompok Persentase Tani Sebelum PUAP Sesudah PUAP Perubahan (%) Mekarsari Hegarsari Rawasari Keramatsari Bakti Tani Total Gapoktan Mekarsari memiliki struktur kepengurusan baru setelah Gapoktan ini resmi dibentuk pada tahun Adapun struktur Kepengurusan pada Gapoktan Mekarsari adalah sebagai berikut : a. Ketua : Suhanda b. Sekretaris : Dindin c. Bendahara : Suganda d. Seksi seksi Seksi Tanaman dan Kehutanan : H. Andung Seksi Peternakan : Abdul Hadi Seksi Pengamatan Hama Terpadu : Inan Sarta Seksi Usaha : Edi Basri Seksi Mitra Cai : U. Juarsah Seksi Wanita Tani : Euis Fatimah Seksi Taruna Tani : Supriadi 5.3. Gambaran Umum Usahatani Petani Padi Penerima PUAP Petani di Desa Mekarsari, baik penerima maupun non penerima PUAP memiliki bermacam-macam cara dalam melakukan usahatani padi. Desa Mekarsari sendiri memiliki tiga dusun yang terdiri dari Dusun Situ Uncal, Dusun Rawasari, dan Dusun Cisasah. Masing-masing dusun terkadang memiliki cara berbeda karena adanya perbedaan topografi dan kesuburan lahan. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan pola tanam dan penggunaan input. Proporsi 50

7 responden penerima PUAP meliputi Dusun Situ Uncal 12 orang, Dusun Rawasari 8 orang, dan Dusun Cisasah 5 orang Pesemaian Proses ini meliputi penebaran benih pada sepetak lahan. Benih yang ditebar selanjutnya berkembang menjadi bibit yang siap untuk ditanam. Varietas benih padi yang umum digunakan oleh petani Desa Purwasari adalah benih padi Ciherang. Perlakuan benih sebelum disebar di tempat persemaian adalah perendaman benih yang dilakukan untuk merangsang perkecambahan, sehingga diperoleh benih yang siap disebar dan tumbuh secara optimal di lahan persemaian. Benih dimasukkan ke dalam karung, kemudian direndam selama 48 jam, setelah itu diperam kembali di darat yaitu di tempat yang lembab dan terlindung dari sinar matahari selama 48 jam. Benih yang telah diperam tersebut kemudian disebar di lahan persemaian, baik itu di darat maupun di air (sawah). Lama waktu persemaian di darat dan di air memiliki perbedaan yaitu, lama waktu persemaian benih padi di darat lebih lama dibandingkan dengan lama waktu persemaian di darat. Lama waktu persemaian benih di air sekitar hari, sedangkan di darat sekitar hari. Penggunaan benih pada petani penerima PUAP mencapai 36,04 kg per Ha atau di atas rata-rata dari yang dianjurkan sebesar 25 kg per Ha.. Hal ini terjadi karena pada umumnya petani penerima PUAP membeli benih padi yang lebih murah di Gapoktan. Petani juga cenderung menebar benih lebih banyak agar benih tersebut tidak dimakan burung. Biasanya untuk beberapa petani kecil di Desa Mekarsari, dengan luas lahan kurang dari satu Ha pesemaian dilakukan secara bersamaan Pengolahan Tanah Pengolahan tanah yang dilakukan petani responden penerima PUAP bertujuan untuk menciptakan struktur tanah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu untuk menstabilkan kondisi tanah yakni memperbaiki sifat fisik tanah dan memperbaiki pengairan sehingga diharapkan hasil yang diperoleh akan maksimal (Purwono & Purnamawati 2007). Proses pengolahan tanah biasanya dilakukan antara hari sebelum masa tanam, yaitu sambil menunggu benih yang disemai. Kegiatan pengolahan tanah meliputi 51

8 (1) penguatan dan perbaikan pematang, (2) pengolahan tanah, (3) perataan tanah dan pembersihan di sekitar pematang, serta (4) pembuatan garis tanaman. Pada proses pengolahan tanah, biasanya memerlukan HOK yang relatif besar. Namun untuk sebagian besar petani penerima PUAP, pengolahan tanah tidak memerlukan HOK sebesar non penerima PUAP. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden bertempat tinggal di Dusun Situ Uncal, dimana tekstur tanah di dusun ini memang tidak terlalu keras seperti di Dusun Cisasah maupun Rawasari Penanaman Penanaman bibit yang dilakukan oleh petani responden penerima PUAP di Desa Purwasari pada umunya masih secara konvensional dimana jarak tanam antar bibit relatif dekat. Selain itu jumlah bibit per rumpun yang ditanam masih banyak yaitu berkisar 3-5 bibit per rumpun. Hal ini dilakukan karena adanya kekhawatiran merebaknya keong mas sehingga apabila bibit yang ditanam sedikit akan habis dimakan keong. Penanaman atau nandur biasa dilakukan oleh tenaga kerja wanita baik dari dalam maupun luar keluarga Penyiangan dan Penyulaman Penyiangan dan penyulaman bertujuan untuk mencabut gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan padi, menghindari serangan hama/penyakit, membuang tanaman padi yang dapat menyiangi penyerapan unsur hara, dan menggemburkan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan (ngarambet) pada umumnya dilakukan dua kali. Sebagian besar petani penerima PUAP memiliki lahan yang lebih tahan dari serangan gulma, sehingga rata-rata per luasan lahannya hanya menggunakan 14,864 HOK atau lebih rendah dari non penerima PUAP yang memang rentan dari serangan gulma sehingga memerlukan lebih banyak jumlah tenaga kerja. Penyiangan dan penyulaman pada umumnya dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Akan tetapi, apabila dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga, penyiangan dan penyulaman juga dilakukan oleh pria Pemupukan Pemupukan pada umumnya dilakukan 2 hingga 3 kali untuk setiap musim tanam yaitu pada saat pengolahan lahan, sekitar 7-14 hari penanaman dan

9 hari setelah penanaman. Pupuk yang digunakan petani responden penerima PUAP sebagian besar merupakan pupuk anorganik, yaitu pupuk Urea, TSP, KCl, dan Phonska. Anjuran penggunaan pupuk Urea, TSP, KCL, dan Phonska masingmasing per Ha adalah 200 kg, kg, kg, dan 300 kg, sedangkan penggunaannya pada petani padi penerima PUAP adalah pupuk Urea per Ha mencapai 228,952 kg, pupuk TS 106,027 kg, pupuk KCl 17,197 kg, dan pupuk Phonska 59,069 kg. Responden penerima PUAP juga sudah mulai menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden penerima PUAP sudah mulai beralih pada sistem pertanian semi organik. Anjuran penggunaan pupuk kandang adalah kg, sedangkan penggunaan pupuk organik per Ha mecapai 336,474 kg Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Aktivitas pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan penyemprotan yang dilakukan petani responden disesuaikan dengan kondisi hama yang menyerang lahan pertanian. Obat cair yang umum digunakan oleh petani responden adalah decis dan matador. Frekuensi penyemprotan disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang dialami tanaman padi. Biasanya penyemprotan dilakukan 1 3 kali dalam satu musim. Pada sebagian besar responden penerima PUAP terutama yang sudah mulai beralih pada sistem pertanian semi organik, penyemprotan dengan bahan-bahan kimia sudah dikurangi atau tidak lagi digunakan Pemanenan Tahapan panen dilakukan ketika padi sudah berumur sekitar hari. Kegiatan pemanenan ini terdiri dari kegiatan mengarit, ngagebot atau merontokkan padi dari pohonnya, penjemuran atau pengeringan gabah, dan pengangkutan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan ini cukup besar. Tenaga kerja yang digunakan bisa dari dalam dan luar keluarga. Jika dari dalam keluarga, biasanya seluruh anggota keluarga diturunkan langsung. Biasanya pemanenan membutuhkan waktu antara satu hingga dua hari. Sebagian besar petani penerima PUAP merupakan petani yang memiliki produktivitas kerja yang cukup tinggi, sehingga jumlah HOK yang digunakan lebih sedikit dibandingkan 53

10 dengan non penerima PUAP. Hal ini terjadi karena faktor usia dimana petani penerima banyak yang berada pada usia produktif Gambaran Umum Usahatani Petani Padi Non Penerima PUAP Seperti yang telah disebutkan, petani di Desa Mekarsari, baik penerima maupun non penerima PUAP memiliki bermacam-macam cara dalam melakukan usahatani padi. Desa Mekarsari sendiri memiliki tiga dusun yang terdiri dari Dusun Situ Uncal, Dusun Rawasari, dan Dusun Cisasah. Sebagian besar responden non penerima PUAP berada di daerah ini. Proporsi responden penerima PUAP meliputi Dusun Situ Uncal 5 orang, Dusun Rawasari 8 orang, dan Dusun Cisasah 12 orang Pesemaian Proses ini meliputi penebaran benih pada sepetak lahan. Benih yang ditebar selanjutnya berkembang menjadi bibit yang siap untuk ditanam. Varietas benih padi yang umum digunakan oleh petani Desa Purwasari adalah benih padi Ciherang. Perlakuan benih sebelum disebar di tempat persemaian adalah perendaman benih yang dilakukan untuk merangsang perkecambahan, sehingga diperoleh benih yang siap disebar dan tumbuh secara optimal di lahan persemaian. Benih dimasukkan ke dalam karung, kemudian direndam selama 48 jam, setelah itu diperam kembali di darat yaitu di tempat yang lembab dan terlindung dari sinar matahari selama 48 jam. Benih yang telah diperam tersebut kemudian disebar di lahan persemaian, baik itu di darat maupun di air (sawah). Lama waktu persemaian di darat dan di air memiliki perbedaan yaitu, lama waktu persemaian benih padi di darat lebih lama dibandingkan dengan lama waktu persemaian di darat. Lama waktu persemaian benih di air sekitar hari, sedangkan di darat sekitar hari. Responden non penerima PUAP rata-rata per Ha menggunakan benih sebanyak 26,087 kg per Ha. Penggunaan benih pada responden non penerima PUAP jauh lebih sedikit dibandingkan penerima PUAP. Hal ini terjadi karena harga benih yang lebih mahal terkait banyak responden non penerima PUAP yang jauh dari Dusun Situ Uncal yang merupakan tempat Gapoktan menjual benih murah. Akan tetapi penggunaan benih yang lebih mahal lebih meyakinkan karena kualitasnya 54

11 yang lebih baik. Biasanya untuk beberapa petani kecil di Desa Mekarsari, dengan luas lahan kurang dari satu Ha pesemaian dilakukan secara bersamaan Pengolahan Tanah Pengolahan tanah yang dilakukan petani responden bertujuan untuk menciptakan struktur tanah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, selain itu untuk menstabilkan kondisi tanah yakni memperbaiki sifat fisik tanah dan memperbaiki pengairan sehingga diharapkan hasil yang diperoleh akan maksimal (Purwono & Purnamawati 2007). Proses pengolahan tanah biasanya dilakukan antara hari sebelum masa tanam, yaitu sambil menunggu benih yang disemai. Kegiatan pengolahan tanah meliputi (1) penguatan dan perbaikan pematang, (2) pengolahan tanah, (3) perataan tanah dan pembersihan di sekitar pematang, serta (4) pembuatan garis tanaman. Pada proses pengolahan tanah, petani non penerima PUAP memerlukan HOK yang relatif besar dibandingkan responden penerima PUAP. Hal ini terjadi karena responden non penerima PUAP banyak yang menanam di daerah-daerah di sekitar Dusun Rawasari dan Dusun Cisasah. Kedua dusun ini pada umumnya lebih sulit untuk keras dan sulit diolah dibandingkan dengan Dusun Situ Uncal Penanaman Penanaman bibit yang dilakukan oleh petani responden di Desa Purwasari pada umunya masih secara konvensional dimana jarak tanam antar bibit relatif dekat. Selain itu jumlah bibit per rumpun yang ditanam masih banyak yaitu berkisar 3-5 bibit per rumpun. Hal ini dilakukan karena adanya kekhawatiran merebaknya keong mas sehingga apabila bibit yang ditanam sedikit akan habis dimakan keong. Penanaman atau nandur biasa dilakukan oleh tenaga kerja wanita baik dari dalam maupun luar keluarga Penyiangan dan Penyulaman Penyiangan dan penyulaman bertujuan untuk mencabut gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan padi, menghindari serangan hama/penyakit, membuang tanaman padi yang dapat menyiangi penyerapan unsur hara, dan menggemburkan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan (ngarambet) pada umumnya dilakukan dua kali. Petani non penerima PUAP yang sebagian besar 55

12 menanam padi di Dusun Rawasari dan Dusun Cisasah, pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan relatif lebih cepat, sehingga biasanya memerlukan jumlah HOK yang lebih banyak. Penyiangan dan penyulaman pada umumnya dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Akan tetapi, apabila dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga, penyiangan dan penyulaman juga dilakukan oleh pria Pemupukan Pemupukan pada umumnya dilakukan 2 hingga 3 kali untuk setiap musim tanam yaitu pada saat pengolahan lahan, sekitar 7-14 hari penanaman dan hari setelah penanaman. Pupuk yang digunakan petani responden sebagian besar merupakan pupuk anorganik, yaitu pupuk Urea, TSP, KCl, dan Phonska. Anjuran penggunaan pupuk Urea, TSP, KCL, dan Phonska per Ha masing-masing adalah 200 kg, kg, kg, dan 300 kg, sedangkan penggunaannya pada petani padi non penerima PUAP adalah pupuk Urea per Ha mencapai 308,924 kg, pupuk TS 210,526 kg, pupuk KCl 11,441 kg, dan pupuk Phonska 82,685 kg Pada responden non penerima PUAP, jarang yang menggunakan pupuk organik. Hanya beberapa orang petani saja yang menggunakan pupuk organik. Sebagian dari petani menuturkan alasan mengapa tidak menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk dasar adalah dengan penggunaan pupuk kandang maka akan menambah biaya sedangkan hasil panen yang diperoleh tidak akan jauh berbeda Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Aktivitas pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan penyemprotan yang dilakukan petani responden disesuaikan dengan kondisi hama yang menyerang lahan pertanian. Obat cair yang umum digunakan oleh petani responden adalah decis dan matador. Frekuensi penyemprotan disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang dialami tanaman padi. Biasanya penyemprotan dilakukan 1 3 kali dalam satu musim. Bagi sebagian besar responden non penerima padi yang menanam padi pada Dusun Cisasau dan Dusun Rawasari yang relatif lebih sering diserang hama dan penyakit, upaya pemberantasan OPT seperti penyemprotan obat-obatan lebih sering dilakukan. Sebagian besar petani bahkan menggunakan obat-obatan pemberantas hama di atas batas yang dianjurkan yaitu 56

13 sebanyak 408,543 ml per Ha. Untuk sayuran sendiri, penggunaan obat-obatan yang dianjurkan sebesar 200 ml per Ha. Pada tanaman padi, penggunaan merek obat-obatan yang disebutkan di atas sebenarnya sudah tidak diperbolehkan lagi karena dapat merusak tanaman Pemanenan Tahapan panen dilakukan ketika padi sudah berumur sekitar hari. Kegiatan pemanenan ini terdiri dari kegiatan mengarit, ngagebot atau merontokkan padi dari pohonnya, penjemuran atau pengeringan gabah, dan pengangkutan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan ini relatif besar, sehingga HOK yang digunakan juga besar. Tenaga kerja yang digunakan bisa dari dalam dan luar keluarga. Jika dari dalam keluarga, biasanya seluruh anggota keluarga diturunkan langsung. Biasanya pemanenan membutuhkan waktu antara satu hingga dua hari. Petani non penerima PUAP lebih banyak menggunakan tenaga kerja karena petani non penerima PUAP banyak yang usianya sudah tidak produktif lagi, sehingga memerlukan TKLK lebih banyak Karakteristik Responden Petani Padi Penerima dan Non Penerima PUAP di Desa Mekarsari Usia Petani Responden Berdasarkan kriteria usia, petani responden penerima BLM-PUAP yang berusahatani padi dibagi menjadi tiga kelompok angkatan kerja, yaitu kelompok usia 0 sampai 25 tahun, kemudian dari umur 26 tahun sampai 50 tahun dan dari 51 tahhun sampai umur 75 tahun. Sebaran petani responden penerima dan non penerima PUAP dari masing-masing kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Sebaran Petani Responden Penerima dan Non Penerima PUAP Berdasarkan Kelompok Usia Golongan Umur (Tahun) Persentase (%) Penerima PUAP Non Penerima PUAP Total

14 Dari kedua jenis kelompok responden ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Purwasari merupakan petani padi yang tegolong dalam usia yang produktif, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk yang berusia lanjut melakukan usahatani padi ini. Akan tetapi apabila dibandingkan, kelompok penerima PUAP lebih banyak yang berusia produktif dibandingkan dengan non penerima. Petani non penerima PUAP lebih banyak yang melakukan usahatani pada usia di atas produktif, yaitu pada rentang usia tahun dibandingkan non penerima PUAP. Jika dilihat dari tenaga kerja, maka wajar jika lebih banyak petani non penerima PUAP menggunakan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) karena rentang usia ini, produktivitas tenaga kerja sudah mulai menurun, sehingga para petani responden ini banyak memilih untuk menggunakan TKLK Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan rendah merupakan salah satu hal yang masih melekat pada karakteristik petani pada umunya. Tingkat pendidikan dari sebagian besar petani responden adalah sekolah dasar. Gambaran tingkat pendidikan petani penerima dan non penerima PUAP dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran Responden Petani Responden Penerima dan Non Penerima PUAP Berdasarkan Tingkat Pendidikan Persentase (%) Tingkat Pendidikan Penerima PUAP Non Penerima PUAP SD SMP SMA Total Dari Tabel 9, dapat disimpulkan bahwa petani di Desa Mekarsari sebagian besar atau sekitar 68 persen merupakan responden yang hanya mengenyam pendidikan SD. Namun apabila dibandingkan, responden penerima PUAP lebih banyak yang mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, seperti SLTA dibandingkan non penerima PUAP. 58

15 Status Kepemilikan Lahan sawah yang dimiliki oleh petani responden, baik penerima maupun non penerima sebagian besar merupakan lahan milik pribadi yang kemudian digarap sendiri ataupun menggunakan sistem ngepak dengan perbandingan 4:1. Jumlah petani responden penerima dan non penerima PUAP berdasarkan kriteria status kepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Sebaran Petani Responden Penerima dan Non Penerima PUAP Berdasarkan Kriteria Status Kepemilikan Lahan Persentase (%) Status Kepemilikan Penerima PUAP Non Penerima PUAP Pemilik penggarap Penyewa 8 0 Penyakap/bagi hasil 4 0 Total Dari Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani responden merupakan pemilik sekaligus penggarap lahan. Status kepemilikan lahan ini akan berpengaruh pada analisis pendapatan usahatani, dimana akan terdapat perbedaan antara pengklasifikasian biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Dapat dipastikan bahwa pada petani non penerima PUAP, 100 persen biaya sewa lahan akan masuk pada biaya diperhitungkan. Lain halnya dengan responden penerima PUAP dimana biaya sewa lahan akan dimasukkan pada biaya tunai maupun biaya diperhitungkan sesuai dengan proporsi kepemilikan lahan Luas Lahan Berdasarkan luas lahan, petani responden dibagi menjadi dua kategori, yaitu < 0,5 Ha dan 0,5 1 Ha. Jumlah petani responden penerima dan non penerima PUAP berdasarkan kriteria luas lahan dapat dilihat pada Tabel

16 Tabel 11. Sebaran Petani Responden Penerima dan Non Penerima PUAP Berdasarkan Kriteria Luas Lahan Persentase (%) Luas Lahan (Ha) Penerima PUAP Non Penerima PUAP < 0, , Total Dari Tabel 11 dapat disimpulkan bahwa responden petani penerima PUAP lebih banyak yang memiliki lahan antara 0,5 hingga 1 Ha (rata-rata 0,25 Ha). Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar responden, baik penerima maupun non penerima PUAP memiliki lahan kurang dari 0,5 Ha. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merupakan kategori petani yang memiliki skala usaha yang rendah Pengalaman Berusaha Petani Responden Pengalaman berusahatani yang dimiliki oleh petani responden dapat mempengaruhi terhadap kemampuan petani dalam mengetahui dan menguasai teknik budidaya dalam kegiatan usahatani yang dijalankan. Pengalaman berusahatani petani responden penerima dan non penerima PUAP dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Petani Responden Penerima dan Non Penerima PUAP Berdasarkan Kriteria Pengalaman Berusahatani Lama Pengalaman Persentase (%) Bertani (Tahun) Penerima PUAP Non Penerima PUAP > Total

17 Dari Tabel 12, dapat disimpulkan bahwa petani responden di Desa Mekarsari sebagian besar memiliki pengalaman di atas 10 tahun pada usahatani padi. Rata-rata petani di Desa Purwasari menggunakan pengalaman mereka untuk menggunakan input produksi mereka, seperti pada penggunaan pupuk, benih, maupun pestisida. Tak heran jika penggunaan input-input tersebut tidak sesuai dengan dosis yang yang dianjurkan. Walaupun tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan, tetapi produksi mereka cukup tinggi. 61

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani responden pada penelitian ini adalah petani yang berjumlah 71 orang yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang petani

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Petani 1) Umur Umur petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat.

V. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, kedua desa tersebut merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN Penilaian risiko produksi pada caisin dianalisis melalui penggunaan input atau faktor-faktor produksi terhadap produktivitas caisin. Analisis risiko produksi menggunakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH, RESPONDEN, DAN BUDIDAYA PADI Keadaan Umum Permasalahan Kabupaten Cianjur

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH, RESPONDEN, DAN BUDIDAYA PADI Keadaan Umum Permasalahan Kabupaten Cianjur V. GAMBARAN UMUM WILAYAH, RESPONDEN, DAN BUDIDAYA PADI 5.1. Keadaan Umum Permasalahan Kabupaten Cianjur Penduduk Kabupaten Cianjur pada tahun 2010 berjumlah 2.168.514 jiwa yang terdiri atas 1.120.550 laki-laki

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko memiliki potensi lahan

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR 8.1 Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Survei Kecamatan Rancabungur dan Kecamatan Kemang termasuk dalam Kabupaten Bogor, yang secara geografis terletak antara 6.9 o 6.4 o Lintang Selatan dan 6. o.3 o

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN VII ANALISIS PENDAPATAN Analisis pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan dari usahatani padi sawah pada decision making unit di Desa Kertawinangun pada musim

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH. mempunyai luas wilayah sebesar Ha. Secara administratif Kecamatan

GAMBARAN UMUM DAERAH. mempunyai luas wilayah sebesar Ha. Secara administratif Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH A. Keadaan Alam Kecamatan Pandak merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Pandak mempunyai luas wilayah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian Desa Sukaresmi memiliki luas wilayah sebesar 294,577 ha dengan ketinggian 600-700 m dpl, topografi lahan datar dan bergelombang,

Lebih terperinci

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA 38 LAMPIRAN Lampiran 1 KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA Kabupaten : Bangka/Bateng Pewawancara :. Kecamatan :. Tgl. Wawancara :.. Desa

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis dan Topografi Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Gambaran umum desa penelitian diperoleh dari monografi desa, meliputi letak geografis dan topografis desa, luas lahan dan tata guna tanah, keadaan

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Margoluwih termasuk dalam wilayah Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Geografis Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor pertanian pula berperan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani, V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Padi Kegiatan usahatani padi dipengaruhi oleh latar belakang petani dengan beberapa karakteristik yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga Terdiri dari 9 Desa yaitu

Lebih terperinci

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) (Studi Kasus Pada Kelompoktani Angsana Mekar Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten Kabupaten ) Oleh: Laras Waras Sungkawa

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN (Studi Kasus di Desa Budi Mulia, Kabupaten Tapin) Oleh : Adreng Purwoto*) Abstrak Di masa mendatang dalam upaya mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Desa Cipelang Desa Cipelang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, desa ini memiliki luas daerah

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR 6.1. Analisis Aspek Budidaya 6.1.1 Penyiapan Bahan Tanaman (Pembibitan) Petani ubi jalar di lokasi penelitian yang dijadikan responden adalah petani yang menanam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Letak Geografis Desa Beji Lor Desa Beji Lor merupakan salah satu desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGARA

V. GAMBARAN UMUM RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGARA V. GAMBARAN UMUM RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGARA 5.1. Karakteristik Petani Padi Padi masih merupakan komoditas utama yang diusahakan oleh petani tanaman pangan di Kabupaten Konawe dan Konawe

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) (Suatu Kasus di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Eni Edniyanti

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA TALAS DENGAN SISTEM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Danty Rinjani Aristanti Permadi 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dantybanana91@gmail.com Suyudi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci