Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Jawa Timur)
|
|
- Yohanes Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Jawa Timur) Productivity Analysis Using Marvin E. Mundel Method (Case Study to the Kebon Agung Sugar Company malang-east Java) Hafizh Karisma Yafi 1)*, Retno Astuti 2), Usman Effendi 2) 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP Universtas Brawijaya 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang * hafizh.yafi@gmail.com Abstrak Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting untuk dikonsumsi setiap hari serta komoditi dengan tingkat konsumsi yang tinggi dan ragam penggunaan gula yang sangat luas. Penelitian ini menggunakan metode Marvin E. Mundel untuk mengukur tingkat produktivitas perusahaan dengan menitikberatkan pada biaya produksi sebagai input dan produk yang dihasilkan sebagai output. Pengukuran produktivitas menggunakan data tahun 2012 dan 2013 dengan mempertimbangkan waste yaitu tetes. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah tingkat produktivitas pada bagian produksi gula dan tetes pada tahun 2012 dan tahun 2013 tergolong baik karena rata-rata indeks produktivitas parsial sudah mencapai 100 dilihat dari indeks produktivitas yang telah dihitung antara kedua tahun tersebut yaitu indeks produktivitas depresiasi rata-rata sebesar 149,8, indeks produktivitas material rata-rata sebesar 117,5, indeks produktivitas tenaga kerja sebesar rata-rata 147,1, indeks produktivitas energi rata-rata sebesar 128,9, dan indeks perawatan sebesar 90,7. Hasil perhitungan indeks produktivitas total diperoleh sebesar 100. Kontribusi tetes pada tahun 2012 dan 2013 sebagian besar telah memenuhi kriteria yaitu di bawah 21% dari total output, sedangkan dari segi jumlah per kilogram di atas 48% berarti jauh lebih tinggi dari jumlah tetes seharusnya dihasilkan, yaitu 15-16%. Hal ini menunjukkan bahan baku di Pabrik Gula Kebon Agung masih mempunyai kadar brix yang terlalu rendah. Kata kunci: Produktivitas, Marvin E. Mundel, Gula, dan Tetes Abstract Sugar is one of primary needs for human that mostly important to be consumed every day. It is consumed in high level and various use. This research used Marvin E. Mundel method to measure the level of productivity the company, at the cost of production as input and products produced as output. Productivity measurement used data in 2012 and 2013 by considering the waste, which was molasses. This research result showed that productivity level in the production division of sugar and molasses in 2012 and 2013 was in good category because the average value of partial productivity index had reached 100 based on productivity index in 2012 and 2013, ie average depreciation productivity index was 149.8, the average material productivity index was 117.5, the average employee productivity index was 147.1, the average energy productivity index was 128.9, maintenance index was Total productivity index was 100. Most of molasses contribution in 2012 and 2013 had been fulfilled the criteria, which was under 21% from total output, whereas from the aspect of amount per kilogram was more than 48%, it showed that it was much higher from the standard amount of molasses, which was 15-16%. It meant that raw material in Kebon Agung Sugar Company still has too low brix level. Keywords: Productivity, Marvin E. Mundel, Sugar, and Molasses. PENDAHULUAN Memasuki era perdagangan saat ini, setiap perusahaan berusaha untuk merencanakan dan mengembangkan strategi guna memperbaiki kinerjanya dan mempertahankan eksistensi. Perusahaan juga perlu meningkatkan kinerjanya secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan. Menurut Herman (2006), suatu perusahaan juga perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan tersebut beroperasi agar dapat membandingkannya dengan produktivitas yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dari hasil pengukuran dan evaluasi produktivitas akan diperoleh informasi mengenai tingkat efisensi yang berhasil dicapai oleh perusahaan dalam melakukan aktivitasnya sehingga perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya dan berdaya saing dari produk yang dihasilkan. Pabrik Gula Kebon Agung Malang merupakan pabrik yang menghasilkan produk yakni gula, dengan bahan baku utama tebu dan bahan penunjang antara lain kapur, air imbibisi
2 dan sebagainya. Produktivitas suatu perusahaan juga di-pengaruhi oleh waste (limbah) yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Kebon Agung salah satunya yaitu tetes (molases). Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tingkat produktivitas dari segi input, output, dengan mempertimbangkan waste sebagai output serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas di PG Kebon Agung Malang dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel dan memberikan usulan untuk peningkatan produktivitas. Dalam pengukuran produktivitas ini menggunakan metode Marvin E. Mundel. Metode Mundel merupakan suatu model pengukuran produktivitas yang berdasarkan pada konsep-konsep dalam ilmu teknik dan manajemen industri serta metode dapat melihat peningkatan atau penurunan produktivitas secara spesifik atau melihat input secara keseluruhan (Sutiyono, 2007). Produktivitas dengan metode Marvin E. Mundel memerlukan suatu proses perbaikan secara terus menerus (Continous Improvement Process) (Eko, 2009). Keunggulan dari metode Marvin E. Mundel adalah sebagai sarana pengukuran produktivitas, sebagai alat memecahkan masalah produktivitas dengan penggunaan rumus yang mudah dibandingkan metode yang lain, dan alat pemantau pertumbuhan produktivitas (Suprobo, 2013). BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei 2014 hingga selesai di Pabrik Gula Kebon Agung Malang. Analisis data dilakukan di di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Batasan Masalah, Asumsi, dan Variabel Penelitian yang dilakukan memiliki batasan permasalahan serta variabel supaya tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan mempermudah proses penelitian antara lain: 1. Periode dasar yang digunakan untuk menghitung depresiasi adalah periode Januari 2012 hingga Desember Pengukuran produktivitas bulanan dilakukan untuk periode Januari 2013 hingga Desember Waste yang dipertimbangkan adalah tetes atau mollase. Bagan prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Studi Lapang Studi Pustaka Identifikasi Masalah Pengumpulan Data 1. Data biaya investasi fasilitas dan mesin tahun Data biaya material tahun Data biaya kegiatan perawatan tahun Data gaji tenaga kerja tahun Data jam kerja tahun Data kuantitas unit produksi tahun Data waste tahun Pengolahan Data 1. Perhitungan Deflator dan Harga Konstan 2. Perhitungan Depresiasi (RIP1) 3. Perhitungan Total Input Resource (TIR) 4. Perhitungan Agregat Output 5. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial 6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total Analisis dan interpretasi data Analisis usulan perbaikan produktivitas Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Penentuan variabel produktivitas input dan output dalam pengukuran produktivitas pada penetian ini adalah : a) Input, yaitu biaya material (meliputi: bahan baku, bahan pembantu, dan pengemas), biaya depresiasi (meliputi: biaya yang dikeluarkan dipengaruhi oleh lamanya jam kerja mesin), biaya tenaga kerja (meliputi:
3 lama jam kerja dan jam lembur dari tenaga kerja), biaya energi (meliputi: data biaya energi listrik diperoleh dari tagihan PLN dan data perawatan), serta biaya perawatan (meliputi: biaya perawatan mesin). b) Output, yaitu nilai jual gula dengan satuan rupiah/bulan dan nilai jual tetes (mollase) dengan satuan rupiah/bulan. Pengolahan Data Perusahaan Identifikasi pengolahan data dilakukan dengan dasar literatur dan diskusi dengan pihak menajemen terkait dengan variabel input metode Marvin E. Mundel. Variabel input akan dijadikan perhitungan pengolahan data untuk menentukan produktivitas total serta perbaikan yang perlu dilakukan perusahaan. Tahapantahapan yang digunakan dalam pengolahan data adalah: 1. Perhitungan Deflator dan Harga Konstan Indeks harga digunakan untuk menghitung deflator pada masing-masing bulan penelitian untuk mengkonversikan semua harga sesuai dengan periode dasar dengan rumus: d = Deflator Periode yang dihitung ihp = Indeks Harga Periode yang dihitung ihpd = Indeks Harga Periode Dasar Harga konstan diperoleh dari hasil kali nilai deflator masing-masing periode dengan harga berlaku masing-masing input dan output dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : Hb = Harga berlaku d = Deflator H1 = Depresiasi per jam 2. Menghitung input partial dari capital cost (RIP1) Input capital (modal) adalah biaya depresiasi per jam yang dikeluarkan perusahaan berkenaan dengan perolehan asli (original cost) dan suatu aktiva tetap (fasilitas atau alat produksi / mesin yang dimiliki perusahaan). ( H1) Keterangan : RIP1 = Input sumber parsial kapital X1b = Jam tersedia / bulan 3. MenghitungTotal Input Resource (TIR) Total Input Resource merupakan penjumlahan dari seluruh input parsial yang meliputi input partial dari capital cost (RIP1) diperoleh dari perhitungan depresiasi, serta Input material (RIP2), Input Tenaga Kerja (RIP3), Input Energi (RIP4), dan Input Perawatan (RIP5) yang diperoleh dari data biaya perusahaan. Total Input Resource (TIR) = RIP1+RIP2+RIP3+RIP4+RIP5 TIR = Total Input Sumberdaya RIP1= Input Partial Depresiasi RIP2= Input Material RIP3= Input Tenaga Kerja RIP4= Input Energi ( 4 ) RIP5= Input Perawatan 4. Perhitungan Agregat Output Pada tahap ini dilakukan perhitungan agregat input yang melibatkan volume produksi, dan harga jual produk. Agregat Output = Volume Penjualan x Harga Jual Produk 5. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Perhitungan Indeks produktivitas parsial dilakukan dengan membandingkan input parsial dengan output. a. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Depresiasi IP capital = indeks produktivitas depresiasi OMP = output agregat untuk periode diukur OBP = output agregat untuk periode dasar RIP1MP = input depresiasi untuk periode diukur RIP1BP = input depresiasi untuk periode dasar
4 b. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Input material menghitung indeks produktivitas total adalah sebagai berikut: IPMaterial = indeks produktivitas bahan baku OMP = output agregat untuk periode diukur OBP = output agregat untuk periode dasar RIP2MP = input material untuk periode diukur RIP2BP = input material untuk periode dasar c. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Input Tenaga Kerja IP Tenaga Kerja = indeks produktivitas TK OMP = output agregat untuk periode diukur OBP = output agregat untuk periode dasar RIP3MP = input tenaga kerja periode diukur RIP3BP = input tenaga kerja periode dasar d. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Input Energi IP Energy = indeks produktivitas energi OMP = output agregat untuk periode diukur OBP = output agregat untuk periode dasar RIP4MP = input energi untuk periode diukur RIP4BP = input energi untuk periode dasar e. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Input Perawatan IP maintenance = indeks produktivitas perawatan OMP = output agregat untuk periode diukur OBP = output agregat untuk periode dasar RIP4MP =input perawatan untuk periode diukur RIP4BP = input perawatan untuk periode dasar 6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total Perhitungan indeks produktivitas total adalah perbandingan nilai total nilai indeks produktivitas output dengan total nilai indeks produktivitas input suatu periode dengan indeks produktivitas periode sebelumnya. Formula yang digunakan untuk Usulan Perbaikan Produktivitas Digunakan 2 (dua) metode untuk usulan perbaikan produktivitas yaitu diagram fishbone dan metode FMEA. Menurut Kuswadi (2004), pembuatan diagram fishbone, akibat atau permasalahan dalam bagian kepala ikan, sedanglkan faktor-faktor penyebab diletakkan sebagai tulang ikan seperti dijelaskan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Fishbone Diagram Menurut (Rahmat, 2010) Langkah Kerja dari penerapan metode FMEA adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi klasifikasi produk cacat pada tiap tiap proses. 2. Penentuan nilai Severity (pengaruh) = S, Occurent (penyebab) = O dan Detection (deteksi) = D pada tiap tiap proses. 3. Menghitung RPN yaitu S x O x D. 4. Mengambil tindakan (action) setiap proses yang nilai RPN nya tinggi. 5. Menghitung ulang RPN. 6. Jika RPN masih tinggi pada proses yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Harga Konstan Nilai IHK pada tahun 2012 dan 2013 merupakan nilai IHK dari gula dan tetes karena dalam IHK tingkat konsumsi tetes dibuat asumsi sama dengan IHK pada gula. Data IHK dan hasil perhitungan deflator tertera pada Tabel 4.1 sedangkan grafik harga konstan ditunjukkan pada gambar 4.3 dan 4.4:
5 Tabel 4.1 IHK (Gula & Tetes) dan Deflator Kurun Waktu Bulan IHK* Deflator** Januari 130,90 136,88 0 0,0457 Februari 130,96 137,91 0,0005 0,0536 Maret 131,05 138,78 0,0011 0,0602 April 131,32 138,64 0,0032 0,0591 Mei 131,41 138,60 0,0039 0,0588 Juni 132,23 140,03 0,0102 0,0697 Juli 133,16 144,63 0,0173 0,1049 Agustus 134,43 146,25 0,0270 0,1173 September 134,45 145,74 0,0271 0,1134 Oktober 134,67 145,87 0,0288 0,1144 November 134,76 146,04 0,0295 0,1157 Desember 135,49 146,84 0,0351 0,1218 Sumber : BPS* dan Data diolah**, 2014 Berdasarkan hasil perhitungan dan grafik nilai deflator terlihat bahwa nilai deflator mengalami trend peningkatan pada kurun waktu 2 tahun terakhir. Peningkatan data yang linier sesuai dengan perubahan tingkat harga yang terjadi di masyarakat, laju inflasi dan kondisi perekonomian di Indonesia. Gambar 4.3. IHK (Gula & Tetes) Kurun Waktu Gambar 4.4. Deflator (Gula & Tetes) Kurun Waktu Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Evaluasi hasil yang didapatkan dari pengukuran tiap input adalah untuk mengetahui perubahan tiap input dalam mempengaruhi pencapaian produktivitas perusahaan. Produktivitas Material Pada kasus PG Kebon Agung Malang yang tergolong bahan baku adalah bahan mentah, bahan pembantu, dan pengemas. Perhitungan indeks produktivitas parsial material yang dihitung dengan menggunakan rumus (11) tertera pada Tabel 4.2, misal IP material pada bulan Februari 2012 adalah: Terjadinya penurunan produktivitas terjadi pada awal tahun 2012 hal ini menurut manajemen PG Kebon Agung disebabkan rendemen (kandungan gula) tebu pada bulan agustus turun ±2% yang rata-rata pada bulan sebelumnya 10% sehingga menyebabkan kualitas bahan baku menurun yang berdampak pada output yang dihasikan, seperti pada tabel 4.2 berikut : Tabel. 4.2 Indeks Produktivitas Material Periode Output (Rp) Material (Rp) Indeks 2012 Januari , ,00 100,00 Februari , ,72 93,60 Maret , ,49 93,21 April , ,38 92,14 Mei , ,64 94,24 Juni , ,98 98,50 Juli , ,38 88,17 Agustus , ,62 87,54 September , ,38 120,15 Oktober , ,40 134,22 November , ,62 128,23 Desember 176,476,018, ,00 118, Januari , ,78 132,83 Februari , ,97 139,78 Maret , ,82 140,92 April , ,93 137,55 Mei , ,45 125,25 Juni , ,18 121,04 Juli , ,94 135,38 Agustus , ,28 112,59 September , ,37 131,32 Oktober , ,94 130,79 November , ,19 Desember , ,45 Rata-rata 117,5
6 Trend perubahan indeks produktivitas material dapat dilihat pada Gambar 4.5. Trend perubahan tingkat produktivitas tenaga kerja dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.5 Indeks Produktivitas Material Produktivitas Tenaga Kerja Pada PG Kebon Agung Malang tenaga kerja yang digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah tenaga kerja yang bekerja pada bagian unit produksi. Perhitungan indeks produktivitas parsial tenaga kerja yang dihitung dengan menggunakan rumus (12) tertera pada Tabel 4.3, misal IP tenaga kerja pada bulan februari 2012 adalah: Hasil pengukuran tingkat indeks produktivitas tenaga kerja yang fluktuatif disebabkan oleh ketidakseragaman jumlah gaji dengan tingkat output yang diperoleh. Menurut manajemen PG Kebon Agung banyaknya tenaga kerja yang datang terlambat kerja berakibat pada pemotongan gaji sehingga biaya tenaga kerja per bulannya berfluktuatif. Tabel 4.3 Indeks Produktivitas Tenaga kerja Periode Output (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Indeks 2012 Januari , ,00 100,00 Februari , ,81 100,30 Maret , ,53 107,65 April , ,84 120,80 Mei , ,07 120,53 Juni , ,31 106,33 Juli , ,32 109,24 Agustus , ,16 81,35 September , ,67 166,40 Oktober , ,51 203,85 November , ,88 190,13 Desember 176,476,018, ,92 172, Januari , ,94 182,50 Februari , ,61 177,19 Maret , ,17 164,75 April , ,23 176,79 Mei , ,45 142,46 Juni , ,86 139,82 Juli , ,96 98,50 Agustus , ,12 116,86 September , ,07 187,62 Oktober , ,98 202,20 November , ,56 200,00 Desember , ,00 163,26 Rata-rata 147,11 Gambar 4.6. Indeks ProduktivitasTenaga Kerja Beberapa indeks produktivitas tenaga kerja berada di bawah rata-rata pada tahun 2012, yaitu bulan Januari hingga Agustus. Hal ini disebabkan output yang terjual kurang maksimal. Pada tahun 2013 indeks produktivitas tenaga kerja yang dibawah ratarata adalah pada bulan Mei hingga Agustus yang disebabkan hal yang sama. Produktivitas Depresiasi Pada kasus PG Kebon Agung Malang modal tetapnya berupa mesin dan peralatan pada unit produksi. Produktivitas depresiasi adalah perbandingan antara nilai output dengan nilai input depresiasi mesin. Perhitungan nilai depresiasi perawatan di PG Kebon Agung Malang dilakukan sesuai dengan persamaan (6) dan (7). Hasil perhitungan nilai depresiasi dapat dilihat pada Lampiran 3. Perhitungan indeks produktivitas parsial depresiasi dengan menggunakan rumus (10) tertera pada Tabel 4.4. Misal pada bulan Februari 2012 adalah sebagai berikut: Dari hasil perhitungan yang tertera pada Tabel 4.2 terlihat bahwa indeks produktivitas yang rendah di bawah standar (100) yaitu bulan Agustus 2012 dan Juli Penurunan disebabkan rendahnya aktivitas produksi dan
7 rendahnya volume penjualan produk pada periode tersebut. Sedangkan peningkatan indeks produktivitas juga dipengaruhi oleh volume penjualan produk yang cukup tinggi linier dengan jam kerja mesin. Tabel 4.4 Indeks Produktivitas Depresiasi Periode Output (Rp) Depresiasi (Rp) Indeks 2012 Januari , ,60 100,00 Februari , ,98 107,34 Maret , ,60 107,78 April , ,29 124,18 Mei , ,61 120,14 Juni , ,30 109,57 Juli , ,63 108,99 Agustus , ,67 80,86 September , ,36 171,52 Oktober , ,68 203,23 November , ,37 195,82 Desember 176,476,018, ,72 171, Januari , ,68 181,59 Februari , ,01 195,12 Maret , ,90 164,35 April , ,30 182,28 Mei , ,62 141,73 Juni , ,83 144,02 Juli , ,42 98,60 Agustus , ,13 116,70 September , ,11 194,22 Oktober , ,05 202,97 November , ,02 207,70 Desember , ,23 163,36 Rata-rata 149,73 Trend perubahan indeks produktivitas depresiasi dapat dilihat pada Gambar 4.7. Terdapat hasil perhitungan indeks yang dibawah rata-rata pada bulan Januari hingga Agustus tahun 2012 disebabkan hasil penjualan output yang kurang maksimal karena biaya energi sesuai dengan penggunaan biaya material. Penyebab sama terjadi pada bulan Juli dan Agustus tahun 2013 juga terdapat indeks di bawah rata-rata disebabkan oleh faktor yang sama yaitu penjualan output yang kurang maksimal. Tabel 4.5 Indeks Produktivitas Energi Periode Output (Rp) Energi (Rp) Indeks 2012 Januari , ,00 100,00 Februari , ,75 99,88 Maret , ,63 100,40 April , ,25 101,21 Mei , ,94 100,06 Juni , ,02 99,87 Juli , ,24 99,25 Agustus , ,89 99,38 September , ,41 143,75 Oktober , ,73 145,92 November , ,07 144,55 Desember 176,476,018, ,56 144, Januari , ,32 152,77 Februari , ,14 151,82 Maret , ,90 143,58 April , ,87 149,20 Mei , ,66 172,70 Juni , ,28 130,50 Juli , ,41 97,04 Agustus , ,26 115,46 September , ,90 155,21 Oktober , ,27 144,23 November , ,80 151,62 Desember , ,72 150,06 Rata-rata 128,88 Trend perubahan tingkat produktivitas energi dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.7. Indeks Produktivitas Depresiasi Produktivitas Energi Pada PG Kebon Agung Malang energi yang digunakan untuk menjalankan mesin dan peralatan adalah energi listrik. Perhitungan indeks produktivitas parsial energi yang dihitung dengan menggunakan rumus (13) tertera pada Tabel 4.7, misal IP energi pada bulan februari 2012 adalah: Gambar 4.8. Indeks Produktivitas Energi Produktivitas Perawatan Produktivitas perawatan adalah perbandingan antara nilai output dengan nilai perawatan. Perhitungan indeks produktivitas parsial input perawatan yang dihitung dengan menggunakan rumus (14) tertera pada Tabel 4.6, misal IP perawatan pada bulan Februari 2012 adalah:
8 Hasil pengukuran indeks produktivitas perawatan yang tidak konsisten disebabkan oleh perawatan mesin yang tidak terjadwal. Perawatan mesin yang tidak terjadwal akan menyebabkan mesin mudah mengalami kerusakan yang berakibat pada kenaikan biaya perawatan per bulannya. Tabel Indeks Produktivitas Perawatan Periode Output (Rp) Perawatan (Rp) Indeks 2012 Januari , ,00 100,00 Februari , ,52 97,14 Maret , ,19 91,12 April , ,87 69,92 Mei , ,18 108,41 Juni , ,36 100,21 Juli , ,64 90,14 Agustus , ,05 70,86 September , ,01 92,92 Oktober , ,07 108,73 November , ,53 102,89 Desember 176,476,018, ,73 33, Januari , ,80 92,46 Februari , ,29 57,74 Maret , ,09 98,37 April , ,11 96,05 Mei , ,63 96,28 Juni , ,90 108,58 Juli , ,33 97,39 Agustus , ,11 66,49 September , ,91 104,48 Oktober , ,96 99,45 November , ,92 108,38 Desember , ,05 84,77 Rata-rata 90,67 Trend perubahan indeks produktivitas maintenance dapat dilihat pada Gambar 4.9. Total Input Resource Hasil perhitungan total input resources dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Total Input Resource Periode Total Input Dalam Rupiah (Rp) Januari , ,52 Februari , ,01 Maret , ,89 April , ,08 Mei , ,01 Juni , ,43 Juli , ,94 Agustus , ,06 September , ,72 Oktober , ,20 November , ,16 Desember , ,85 Total Output Produk yang dihasilkan oleh PG Kebon Agung Malang adalah gula serta tetes yang di jual secara dilelang keperusahaan lain, misalnya pabrik Molindo, Ajinomoto, Miwon dan sebagainya. Penjualan tetes yang di PG Kebon Agung Malang menggunakan satuan per 1 kg. Hasil perhitungan total output dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Total Output Periode Total Output Dalam Rupiah (Rp) (Tetes dan Gula) Kontribusi Tetes (%) Jan , , Feb , , Mar , , Apr , , Mei , , Jun , , Jul , , Agt , , Sept , , Okt , , Nov , , Des 176,476,018, , Trend perubahan total output dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.9. Indeks Produktivitas Perawatan Gambar 4.11 Total output tahun 2012, 2013
9 Menurut manajemen PG Kebon Agung Malang kontribusi tetes adalah sebesar ±21% dari output total tahun 2010 dan 2011, sedangkan kontribusi tetes pada tahun 2012 dan 2013 sebagian besar telah memenuhi kriteria yaitu di bawah 21%. Menurut Widowati (2003), secara umum pemrosesan gula tetes yang dihasilkan sekitar 15 16% dengan kadar brix Tetes yang di hasilkan oleh Pabrik Gula Kebon Agung di atas 48%, sedangkan secara umum tetes yang di hasilkan seharusnya 15-16%. Hal ini menunjukkan bahan baku tetes di Pabrik Gula masih mempunyai kadar brix yang terlalu rendah. Produksi tetes yang terlalu tinggi tidak akan memberi kontribusi output yang tinggi (hanya rata-rata 21%). Untuk meningkatkan produk-tivitas total output, Pabrik Gula hendaknya meningkatkan kualitas bahan baku agar tetes yang di hasilkan dapat di kurangi dengan pengecekan dan pengontrolan kadar air, seta kadar brix pada tebu. Perencanaan Perbaikan Produktivitas Perusahaan dengan Diagram Fishbone Berdasarkan hasil analisis terhadap penurunan produktivitas gula disebabkan adanya penyebab khusus. Diagram fishbone penyebab penurunan produktivitas di PG Kebon Agung dapat dilihat pada Gambar Proses tersebut memerlukan brainstorming (pengungkapan pendapat) dari para karyawan untuk memperoleh penyebab potensial sebanyak mungkin (Herjanto, 2007) Gambar Diagram Fishbone Penyebab Penurunan Produktivitas Perencanaan Perbaikan Produktivitas dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Tabel 4.11 Tabel FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) Modus Kegagalan Potensial Sebab Modus kegagalan Potensial Efek Potensial Modus Kegagalan Nilai Occurance Severity Detection RPN Rank Perawatan mesin tidak rutin Kurangnya tanggung jawab operator dalam melakukan perawatan Mesin sering mengalami kerusakan berdampak pada kapasitas produksi menurun Intruksi kerja kurang Kurangnya penerapan SOP Gula yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan Keterampilan operator kurang Kurangnya pelatihan kerja Operator tidak dapat mengoperasikan mesin dengan baik Lantai tempat kerja licin Terdapat lantai licin di tempat kerja, serta debu yang bertebaran di bagian penggilingan Operator dapat mengalami kecelakaan kerja Kualitas bahan baku Musim penghujan yang tidak menentu Sumber: Data diolah, 2014 Kualitas gula yang menurun Berdasarkan Tabel 4.12 diatas perawatan mesin memiliki nilai resiko kegagalan tertinggi. Perawatan mesin yang tidak terjadwal disebabkan kurangnya tanggung jawab operator untuk merawat mesin sehingga mengakibatkan mesin sering mengalami kerusakan. Menurut Park (2003), tentang penjadwalan mesin yang terjadwal, solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan penjadwalan mesin secara teratur sehingga dapat diketahui waktu yang
10 tepat untuk mengganti komponen mesin sebelum mengalami kerusakan yang fatal. Sedangkan lantai tempat kerja licin memiliki nilai resiko kegagalan terendah. Lantai tempat kerja yang licin disebabkan pada saat setelah pembersihan peralatan dengan air bersih tidak dilakukan pengeringan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Menurut Abdul (2012), nilai detection yang tinggi mengindikasikan tingginya kesempatan kegagalan lolos dari pengawasan begitu pula sebaliknya. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat di peroleh dari pembahasan ini adalah : 1. Tingkat produktivitas pada bagian produksi gula dan tetes di PG Kebon Agung Malang pada tahun 2012 dan tahun 2013 tergolong baik karena rata-rata indeks produktivitas parsial sudah mencapai 100 dilihat dari indeks produktivitas yang telah dihitung antara kedua tahun tersebut yaitu indeks produktivitas depresiasi rata-rata sebesar 149,8, indeks produktivitas material rata-rata sebesar 117,5, indeks produktivitas tenaga kerja sebesar rata-rata 147,1, indeks produktivitas energi rata-rata sebesar 128,9, dan indeks perawatan sebesar 90,7. Hasil perhitungan indeks produktivitas total diperoleh sebesar Perbaikan produktivitas di PG Kebon Agung Malang dapat dilakukan dengan penjadwalan mesin secara teratur dan berkala, pelatihan kerja secara rutin, penerapan prosedur kerja atau SOP, pengendalian proses produksi gula, serta pemberian tanda lantai licin dan penggunaan masker. SARAN Saran yang dapat di peroleh dari penelitian ini adalah : 1. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan metode lain untuk mendapatkan nilai produktivitas, sehingga dapat dibandingkan metode mana yang lebih baik dan solusi yang dapat diberikan pada perusahaan tersebut. 2. Pada perusahaan diharapkan adanya pembenahan yang dilihat dari nilai RPN terendah sehingga tidak akan terjadi kecelakaan dan tidak akan mengurangi output dari perusahaan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Abdul T.B dan Alizza A An Impact Time Motion Study In The Automation Process. Journal of Novel Applied Sciences 1(1): Eko, H. M Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel. Di PTPN IV PKS Pabatu Tebing Tinggi. Skripsi. USU. Medan. Herjanto, E Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Grasindo. Jakarta. Herman, T. R., Safa F., Mukti R. R Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Model Mundel dan APC untuk Menciptakan Keunggulan Biaya Produksi (StudiKasus: PT. ITS Jakarta). Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2010 IST AKPRIND. Yogyakarta. Kuswadi dan Ema M Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik untuk Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Park, S. H Six Sigma for Quality and Productivity. Asian Produktivity Organization. Tokyo. Hal. 114 Rachmat F., Tedjo S., dan Ali A Perbaikan Proses Produksi Muffer dengan Metode FMEA pada Industri Kecil Sidoarjo. Jurnal Teknologi 5(1): Hal Suprobo, P. F., Hariastuti, Mardiana C., Prihatin R., Suparjo Pengukuran Produktivitas Kinerja UKM Sandang Kulit berdasarkan Aspek Produksi dan Pemasaran. Jurnal Eco-Teknologi Uwika 1(1): Hal Sutiyono Analisis Produktivitas Berdasarkan Pendekatan Metode American Productivity Center di PT GFI Sidoarjo. FTI Veteran. Jawa Timur. Hal 1. Widowati, T Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Analisis Produktivitas Bagian Pengolahan Susu Pasteurisasi Menggunakan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus Di Kud Dau Sekar Gading Malang)
Analisis Produktivitas Bagian Pengolahan Susu Pasteurisasi Menggunakan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus Di Kud Dau Sekar Gading Malang) Pasteurized Milk Processing Using Method of Marvin E. Mundel
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI
ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI Bakhtiar, Diana, Fariz Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh bakti66@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel Berikut ini akan disajikan data yang diperlukan dalam pengolahan data dengan menggunakan
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI)
JURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI) PRODUCTIVITY MEASUREMENT MODEL ANALYSIS USING MARVIN E. MUNDEL (CASE STUDY
Lebih terperinciAnalisis Produktivitas Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di KUD BATU Kota Batu
Analisis Produktivitas Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di KUD BATU Kota Batu Productivity Analysis Using Marvin E. Mundel Method at KUD BATU Batu City Heri Syahputra 1), Imam Santoso 2), Ika Atsari
Lebih terperinciperusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator
Persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 14 Nomor 2-2015 ISSN 123.456.7890 PENGUKURAN DAN PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI WOODEN CARPET DI CV NATURAL PALEMBANG Iunike
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL
ANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS DI UD. SABAR JAYA MALANG) JURNAL
ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS DI UD. SABAR JAYA MALANG) JURNAL Oleh: Aprilia Dian Purwanti NIM : 105100701111030 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Pada pembahasan ini akan diuraikan hubungan antara faktor-faktor input dengan hasil pengukuran produktivitas yang telah dilakukan. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memudahkan
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL Daniel Roy Sibarani Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciMETODE PERHITUNGAN ANGKA INDEKS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E MUNDEL
METODE PERHITUNGAN ANGKA INDEKS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E MUNDEL Haryadi Sarjono 1 ABSTRACT There are several measures and methods to basically perform the productivity of calculation. Marvin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA
ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh DANIEL SINAGA 0
Lebih terperinciEVALUASI DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PT. XYZ
EVALUASI DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PT. XYZ Katarina Sri Rejeki 1, Sukaria Sinulingga 2, Ukurta Tarigan 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E.MUNDEL PADA PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN SAHAT ADI WARDANA SIMANGUNSONG
ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E.MUNDEL PADA PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. ITS Jakarta) Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*) Binus University,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang disegala bidang baik industri barang maupun jasa, sehingga persaingan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI Bab 2 ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang membandingkan penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian yang sekarang dilakukan, dan membahas tentang
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS DILANTAI PRODUKSI BERDASARKAN PENGUKURAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di CV. Panyileukan)
Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.0 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 205 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DILANTAI PRODUKSI BERDASARKAN PENGUKURAN METODE OBJECTIVE
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era perdagangan saat ini, setiap perusahaan berusaha untuk merencanakan dan mengembangkan strategi guna memperbaiki kinerjanya dan mempertahankan eksistensi.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MUNDEL DAN APC
ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MUNDEL DAN APC Oleh : Winarni. winarni@akprind.ac.id Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ABSTRAK Setiap kegiatan produksi
Lebih terperincicost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 Membandingkan perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial Menjelaskan lingkup akuntansi biaya, perbedaan biaya dan beban.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS ABSTRACT
ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS Abdul Jalal 1, Helvi Kusumawati 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya minat masyarakat pedesaan di Daerah Riau terhadap usaha tani kelapa sawit telah menjadikan Daerah Riau sebagai penghasil kelapa sawit terluas di Indonesia.
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Langkah pengumpulan dan pengolahan data telah selesai dilakukan dan telah disajikan dalam bab sebelumnya yaitu bab 4 (empat), maka proses selanjutnya adalah proses analisa
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur
1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PRODUKSI KERIPIK KENTANG DI UKM Gizi Food KOTA BATU
ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PRODUKSI KERIPIK KENTANG DI UKM Gizi Food KOTA BATU Productivity Analysis Using Objective Matrix (OMAX) Method In Production
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA
ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA Faisal Waisul Kurni Rusmana 1), Syarif Hidayat. 2), 1),2) Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas merupakan salah satu faktor penting yang digunakan dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan. Produktivitas memberikan gambaran pada perusahaan dalam
Lebih terperinciUSULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA
LAPORAN TUGAS AKHIR AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini pertumbuhan industri telah memberikan dampak yang sangat besar bagi seluruh Negara yang memiliki lahan industri, dimana tidak ada lagi penghalang
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE Muhammad Yusuf Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak 28 Kompleks
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)
ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) Productivity Analysis of Toelangan Sugar Factory PTPN X Sidoarjo at
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi penelitian merupakan tahapan tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan analisis
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang)
ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang) ANALYSIS OF PRODUCTIVITYBY USINGTHE AMERICAN PRODUCTIVITY
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Data Pada penelitian ini penulis mengambil data di PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Pangka di Jalan Raya Pangka Slawi, Kecamatan Pangkah, Kabupaten
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA
AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.
PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak dalam Wilmar Group. PT Multimas memiliki beberapa proses produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Multimas Nabati Asahan merupakan salah satu perusahaan penghasil minyak dalam Wilmar Group. PT Multimas memiliki beberapa proses produksi dengan memanfaatkan bahan
Lebih terperinciJURNAL MANEKSI VOL 6, NO. 2, DESEMBER 2017
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KINERJA USAHA MIKRO GULA MERAH SAPARUA Chrestiana Aponno 1), Septina. L. Siahaya 2) 1,2) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon 1) christyaponno@gmail.com, 2 ) louisasummer@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciAnalisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) *
Reka Integra ISSN 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Analisis Peningkatan tivitas Di Lantai si dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)
AGROINTEK Volume 9, No. 2 Agustus 2015 109 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) Agus Supriyanto 1, Banun Diyah Probowati 2, Burhan 2 1 Alumni Program Studi Teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang
Lebih terperinciPendahuluan. I.1 Latar belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI
ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI Syarifuddin, Syukriah, dan Rini Maynita Jen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. FREKUENSI KERUSAKAN PER BULAN (Times)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan industri sekarang ini, banyak perusahaan yang mencari alternatif untuk meningkatkan usaha perbaikan untuk menunjang produktivitas dalam produksinya.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX
ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI UKM RUMAH YOGHURT, JUNREJO, BATU). Productivity Analysis Of Mozzarella Chesse Production
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas telah menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaanperusahaan dikarenakan sebagai suatu sarana untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada perindustrian, penentuan jumlah tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk jadi. Penentuan ini sangat diperlukan karena dapat
Lebih terperinciProduktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja I.
1 Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja Productivity Measurement of Bioethanol Using American Productivity Center (APC) Methods:
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor pertanian
Lebih terperinciUSULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *
Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.
ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process,
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2015 ISSN: EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI TAHU MELALUI PENGUKURAN EPI
EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI TAHU MELALUI PENGUKURAN EPI Cyrilla Indri Parwati 1*, Imam Sodikin 2, Virgilius Marrabang 3 1,2, 3 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta,Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tahap - tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan suatu masalah yang akan dilakukan dalam melakukan suatu
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi
Lebih terperinci*Penulis Korespondensi:
ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Pada Bagian Produksi Sari Roti PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk Pasuruan) Productivity Analysis Using Objective Matrix (OMAX)
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciAnalisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut teknologi Nasional Juni 2013 Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia
46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa dan Pembahasan Produksi dan Defect Produk Dari data yang diambil, diketahui bahwa defect yang terjadi pada proses filling liquid produk obat sirup penurun panas
Lebih terperinciJurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PROSES PRODUKSI REMAH KARET (CRUMB RUBBER) DI PT.P&P LEMBAH KARET PADANG ROBINO INDAN Universitas Putra
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %
36 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pembagian Keuntungan Bagi Hasil deposito Syariah (Mudharabah) Pada Bank BTN Unit Usaha Syariah besar kecilnya pendapatan yang diperoleh nasabah dari deposito bergantung
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTEPRETASI
56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up
1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani
Lebih terperinciUSULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL
USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL Anwar 1, Syarifuddin 2, Sri Deza Kurnia Devi 3 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN
Lebih terperinciStrategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. LG Electronics Indonesia adalah perusahaan elektronik asal Korea Selatan yang menjadi salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN TULUNGAGUNG SEPTEMBER 2017 INFLASI 0.07 PERSEN
No.1/10/3504/Th.XVII, 3 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN TULUNGAGUNG SEPTEMBER 2017 INFLASI 0.07 PERSEN Pada bulan 2017 Kabupaten Tulungagung mengalami Inflasi sebesar 0.07 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan menjelaskan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya), yaitu sebuah perusahan yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran penting di sektor pertanian, khususnya sub sektor perkebunan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat, secara tidak langsung, menuntut para pelaku usaha untuk selalu menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI DESEMBER 2016 INFLASI 0,35 PERSEN
BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.036/01/2017, 10 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI DESEMBER 2016 INFLASI 0,35 PERSEN Pada Desember 2016 terjadi inflasi sebesar 0,35
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan
Lebih terperinci